rencana aksi kegiatan - b2p2toot.litbang.kemkes.go.id · berlangsung sejak tahun 2010 s.d. juni...

83
i RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL 2015-2019 (EDISI REVISI 2018) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL Jalan Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, 57792 Telepon 0271-697010, Fax. 0271-697451 Sitel: www.b2p2toot.litbang.depkes.go.id,Surel: [email protected] Halaman FB: www.facebook.com/SaintifikasiJamu

Upload: hoangdung

Post on 12-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

2015-2019 (EDISI REVISI 2018)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL Jalan Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, 57792

Telepon 0271-697010, Fax. 0271-697451

Sitel: www.b2p2toot.litbang.depkes.go.id,Surel: [email protected]

Halaman FB: www.facebook.com/SaintifikasiJamu

ii

KATA PENGANTAR

Rencana Aksi Kegiatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat

dan Obat Tradisional (RAK B2P2TOOT) 2015-2019 merupakan dokumen

perencanaan kegiatan yang merupakan revisi dari sebelumnya sebagai tindak lanjut

hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018. RAK

memuat penjelasan strategis mengenai rencana implementasi fungsi-fungsi

B2P2TOOT dengan indikator dan target yang telah ditetapkan.

B2P2TOOT adalah unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang

berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan

Litbangkes). Visi Badan Litbangkes adalah “Lokomotif, Legitimator dan Pengawal

Pembangunan Kesehatan”. Visi ini secara total memberikan pengertian dan amanah

bahwa Badan Litbangkes secara keseluruhan dan per satuan kerja memiliki peran

dan tanggung jawab dalam menata arah, strategi, kebijakan, program dan kegiatan

pembangunan kesehatan.

Lokomotif Pembangunan Kesehatan menuntut B2P2TOOT mampu menyediakan

arah dan acuan untuk digunakan dalam mengelola program atau kegiatan teknis

terkait JAMU dan Kesehatan Tradisional Indonesia (Kestraindo). Legitimator

Pembangunan Kesehatan menuntut agar mampu memberikan langkah strategis

untuk manajemen program dan menyediakan bukti ilmiah terhadap Jamu dan

Kestraindo. Pengawal Pembangunan Kesehatan menuntut Badan Litbangkes

mampu memberikan gambaran dinamika dan strategis untuk mencapai tujuan

program atau kegiatan teknis terkait JAMU dan Kesehatan Tradisional Indonesia.

Dalam mencapai visi, B2P2TOOT harus mampu memberikan data dasar, data

mengenai hambatan dan penerapan intervensi utama, data kelayakan (hasil riset

prasyarat); data mengenai monitoring, evaluasi, dampak dan manfaat (hasil riset

evaluasi); serta mengembangkan pendekatan baru, efektivitas, dan peningkatan

layanan (hasil pengembangan, perekayasaan, inovasi, dan invensi) terkait JAMU dan

Kesehatan Tradisional Indonesia.

Tawangmangu, Oktober 2018

Kepala,

Akhmad Saikhu

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul I

Kata Pengantar II

Daftar Isi III

Daftar Gambar IV

Daftar Tabel V

Daftar Singkatan VII

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Kondisi Umum, Potensi dan Permasalahan 2

1. Manajemen Penelitian dan Pengembangan 2

2. Manajemen Kepegawaian 9

3. Manajemen Unit Struktural 13

4. Manajemen Kebun Tanaman Obat 15

5. Manajemen Laboratorium Terpadu 17

6. Manajemen Laboratorium HewanCoba 19

7. Manajemen Rumah Riset Jamu 19

8. Manajemen Laboratorium Pascapanen 21

9. Manajemen laboratorium Sediaan Bahan Jamu 21

10. Manajemen Instalansi Herbarium 22

11. Manajemen Perpustakaan 23

12. Manajemen Museum Jamu 24

13. Manajemen Wisata Kesehatan Jamu 24

D. Lingkungan Strategis 25

BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 27

A. Tujuan 27

B. Sasaran Stretagis 30

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS, KERANGKA REGULASI DAN

KELEMBAGAAN

32

A. Arah Kebijakan 32

B. Strategis 32

C. Kerangka Regulasi 45

D. Kerangka Kelembagaan 46

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN 47

A. Target Kinerja 47

B. Kerangka Pendanaan 47

BAB V PENUTUP 73

iv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Struktur organisasi B2P2TOOT 15

Gambar 2 Implementasi fungsi B2P2TOOT dalam unit-unit kerja 15

Gambar 3 Penyiapan lahan di KTO Tloglodlingo 17

Gambar 4 Visi dan misi pembangunan nasional periode 2015-2019 37

Gambar 5 Nawa cita, agenda prioritas pembangunan periode 2015-2019 38

Gambar 6 Peta strategi pembangunan nasional 38

Gambar 7 Arah kebijakan jangka menengah B2P2TOOT 2015-2019 39

Gambar 8 Peta Strategi Kemenkes 2015-2019 41

Gambar 9 Roadmap Jamu 2010-2025 60

Gambar 10 Rencana jangka menengah 2015 – 2019 65

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Bidang Litbang TOOT dan kemanfaatannya dalam rangka

Saintifikasi Jamu

5

Tabel 2 Status uji khasiat dan keamanan formula Jamu B2P2TOOT

dalam rangka Saintifikasi Jamu

6

Tabel 3 Ketersediaan peneliti B2P2TOOT berdasarkan pendidikan dan

kemanfaatan dalam rangka Saintifikasi Jamu

10

Tabel 4 Komposisi pegawai B2P2TOOT berdasarkan jenis kelamin 11

Tabel 5 Komposisi pegawai bagian TU berdasarkan jenis kelamin 12

Tabel 6 Komposisi pegawai bidang PKSI berdasarkan jenis kelamin 12

Tabel 7 Komposisi pegawai bidang yanlit berdasarkan jenis kelamin 12

Tabel 8 Komposisi pegawai bidang yanlit berdasarkan lingkup kerja

dan jenis kelamin

13

Tabel 9 Komposisi pegawai dengan jabatan struktural berdasarkan

jenis kelamin dan pendidikan

13

Tabel 10 Komposisi pegawai dengan jabatan peneliti berdasarkan jenis

kelamin dan pendidikan

13

Tabel 11 Komposisi pegawai dengan jabatan teknisi litkayasa

berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan

13

Tabel 12 Komposisi pegawai dengan jabatan fungsional umum

berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan

14

Tabel 13 Profil kebun tanaman obat B2P2TOOT 16

Tabel 14 Profil laboratorium terpadu B2P2TOOT 19

Tabel 15 Profil rumah hewancoba B2P2TOOT 22

Tabel 16 Profil rumah riset Jamu B2P2TOOT 23

Tabel 17 Profil pascapanen B2P2TOOT 24

Tabel 18 Profil sediaan Jamu B2P2TOOT 25

Tabel 19 Profil instalasi herbarium B2P2TOOT 26

Tabel 20 Profil instalasi produksi Jamu B2P2TOOT pada Juli 2015 27

Tabel 21 Profil perpustakaan B2P2TOOT pada Juli 2015 28

Tabel 22 Profil museum Jamu B2P2TOOT pada Juli 2015 30

Tabel 23 Profil wisata kesehatan Jamu B2P2TOOT pada Juli 2015 33

Tabel 24 Profil aktivitas utama dan generik B2P2TOOT 44

Tabel 25 Gambaran perubahan B2P2TOOT berdasarkan manajemen

pengetahuan

47

Tabel 26 Isu-isu strategis B2P2TOOT dalam perencanaan strategis 50

Tabel 27 Profil regulasi dan referensi terkait Iptek TOOT 56

Tabel 28 Rencana B2P2TOOT berdasarkan aktivitas utama dan aktivitas

generik dan renja 2016 – 2019

58

Tabel 29 Rekapitulasi kebutuhan SDM per bagian/ bidang berdasarkan

analisis beban kerja

66

vi

Tabel 30 Hasil Perhitungan Kebutuhan SDM Berdasarkan ABK dan Jenis

Pendidikan

66

Tabel 31 Kondisi Kepakaran 71

Tabel 32 Rencana Diklat Teknis tahun 2016-2017 72

Tabel 33 Rencana Diklat Manajemen dalam 5 Tahun 73

Tabel 34 Pengembangan SDM dan Alat Lab Sistematika Tumbuhan 74

Tabel 35 Pengembangan SDM dan Alat Lab Benih dan Pembibitan 75

Tabel 36 Pengembangan SDM dan Alat Lab Hama Penyakit Tanaman 75

Tabel 37 Pengembangan SDM dan Alat Lab Galenika 76

Tabel 38 Pengembangan SDM dan Alat Lab Fitokimia 77

Tabel 39 Pengembangan SDM dan Alat Lab Instrumen 78

Tabel 40 Pengembangan SDM dan Alat Lab Formulasi 78

Tabel 41 Pengembangan SDM dan Alat Lab Mikrobiologi 78

Tabel 42 Pengembangan SDM dan Alat Lab Kultur Jaringan 79

Tabel 43 Pengembangan SDM dan Alat Lab Biologi Molekuler 81

Tabel 44 Pengembangan SDM dan Alat Lab Pascapanen 81

Tabel 45 Pengembangan SDM dan Alat Lab Hewancoba (Toksikologi

dan Farmakologi

82

Tabel 46 Pengembangan SDM dan Alat Lab Manajemen Data 83

Tabel 47 Pengembangan SDM dan Alat Lab Produksi 83

Tabel 48 Pengembangan SDM dan Alat Lab Pemuliaan TO 84

vii

DAFTAR SINGKATAN

ABGC : Academy Business Government and Community

ADIK : Arsitektur dan Informasi Kinerja

a.l. : Antara lain

B2P2TOOT : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan

Obat Tradisional

BJ : Barang dan Jasa

BMN : Barang Milik Negara

CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil

IH : Instalasi Herbarium

IKK : Indikator Kinerja Kegiatan

IP : Instalasi Pascapanen

IPJ : Instalasi Produksi JAMU

Iptek : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

ISBJ : Instalasi Sediaan Bahan Jamu

ISS : Indikator Sasaran Strategis

IWKJ : Instalasi Wisata Kesehatan JAMU

Kesmas : Kesehatan Masyarakat

Kestrad : Kesehatan Tradisional

Kestradindo : Kesehatan Tradisional Indonesia

KKN : Korupsi, Kolusi, Nepotisme

KS : Kerja Sama

KSI : Kerjasama dan Sistem Informasi

KTO : Kebun Tanaman Obat

Lab : Laboratorium

Litbang : Penelitian dan Pengembangan

LKP : Lembaga Kursus/ Pelatihan

LKPP : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa

LNK : Lembaga Non Kementrian

MJ : Museum JAMU

Monev : Monitoring dan Evaluasi

Nakes

NKRI

:

:

Tenaga Kesehatan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

OT : Obat Tradisional

PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa

PE : Program dan Evaluasi

PF : Pejabat Fungsional

PKSI : Program, Kerjasama, dan Sistem Informasi

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PPPK : Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

RAK : Rencana Aksi Kegiatan

Renja : Rencana Kerja

viii

Riskesnas : Riset Kesehatan Nasional

RISTOJA : Riset Tumbuhan Obat dan JAMU

RKP : Rencana Kerja Pemerintah

RRJ : Rumah Riset JAMU

Saranalit : Sarana Penelitian

Satker : Satuan Kerja

SJ : Saintifik JAMU

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

STM : Sekolah Teknik Menengah

TOOT : Tanaman Obat dan Obat Tradisional

TU : Tata Usaha

UNESCO : United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

UPT : Unit Pelaksana Teknis

UU : Undang-Undang

Yankes : Pelayanan Kesehatan

Yankestrad : Pelayanan Kesehatan Tradisional

Yanlit : Pelayanan Penelitian

Yanteknis : Pelayanan Teknis

WHO : World Trade Organization

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

WHO, Badan PBB yang menangani kesehatan mendefinisikan kestrad sebagai

totalitas dari pengetahuan, keterampilan, dan praktek berdasarkan teori,

keyakinan dan pemahaman budaya asli, yang digunakan untuk menjaga

kesehatan, serta untuk mencegah, mendiagnosis, memperbaiki atau mengobati

penyakit fisik dan mental (Traditional Medicine is the sum total of the knowledge,

skills, and practices based on the theories, beliefs, and experiences indigenous to

different cultures, whether explicable or not, used in the maintenance of health as

well as in the prevention, diagnosis, improvement or treatment of physical and

mental illness; http://www.who.int/medicines/areas/traditional/en/)

Secara global, WHO juga mendorong setiap negara untuk mengembangkan dan

mengimplementasikan kestrad dalam sistem kesehatan masing-masing negara

sesuai kebutuhan, baik berdiri sendiri atau komplementer dengan syarat

terjamin keamanan, khasiat dan mutu.

JAMU adalah kebudayaan Nusantara di Indonesia yang berfungsi sebagai

kestrad, yang dimanfaatkan untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan secara

turun temurun. Pada tanggal 27 Mei 2008, telah diluncurkan JAMU Brand

Indonesia dan dicanangkan Tahun Kebangkitan JAMU Indonesia, dengan

kebutuhan bahwa: 1) JAMU Brand Indonesia perlu jaminan keamanan, mutu dan

khasiat dari segi ilmiah dan etik, 2) Dinamika global dan iptek untuk JAMU

memerlukan pembuktian ilmiah dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan,

dan 3) Jaminan keamanan, mutu dan khasiat dari JAMU yang telah terbukti

secara ilmiah dan etik dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan dan upaya

kesejahteraan masyarakat.

UNESCO, Badan PBB yang menangani pendidikan, sains dan kebudayaan

mendefinisikan iptek meliputi segala aktivitas sistematik yang terkait erat

dengan generating (memproduksi), advancement (peningkatan), dissemination

(diseminasi hasil) and aplication of technical knowledge in science and technology

field (aplikasi pengetahuan teknis). Aktivitas yang dimaksud mencakup

penelitian, pengembangan eksperimental, diklat iptek, dan pelayanan iptek

(UNESCO, Manual for Statistics on Scientific and Tecnological Activites, 1984).

Dalam lingkup iptek JAMU, aktivitas-aktivitas sistemik tersebut mulai dari

etnografi kesehatan, budidaya, pascapanen, uji khasiat dan keamanan, teknologi

sediaan, pelatihan iptek Saintifikasi JAMU, diseminasi, pelayanan iptek

2

Saintifikasi JAMU s.d. peningkatan kemandirian masyarakat (community

empowerment).

UU No 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan sudah mengakomodasi obat

tradisional dan yankestrad. Pada tahun 2010, Kemenkes menerbitkan

Permenkes No. 003 Tahun 2010 tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian

Berbasis yankes, juga ada “Integrasi JAMU dalam Sistem Kesehatan”. Pada tahun

2014, Pemerintah menerbitkan PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan

Kesehatan Tradisional. Dua di antara tujuan PP ini adalah untuk membangun

sistem yankestrad yang bersinergi dengan yankes konvensional dan

meningkatkan mutu yankestrad.

Dalam aspek litbang, PP ini memberikan ruang lebih luas untuk berkreasi dan

berinovasi dalam rangka litbang kestrad, sesuai Pasal 66, yaitu: (1) litbang

yankestrad dilakukan dengan berbasis yankes dan/atau tidak berbasis

pelayanan, (2) litbang yankestrad diarahkan untuk meningkatkan keamanan,

manfaat,dan kualitas pelayanan, (3) litbang yankestrad diselenggarakan oleh

nakes, lembaga penelitian, lembaga pendidikan, fasilitas yankes, dan fasilitas

yankestrad.

Saintifikasi JAMU, yang di implementasikan sebagai kerangka kerja di

B2P2TOOT adalah segala aktivitas iptek, mulai dari LITBANG aspek etnografi

kesehatan; budidaya TO; pascapanen; khasiat dan keamanan formula JAMU;

teknologi sediaan JAMU, diseminasi hasil iptek, pelatihan Saintifikasi JAMU,

Jejaring Saintifikasi JAMU, dan peningkatan kemandirian masyarakat dalam hal

JAMU.

Sejak tahun 2012, B2P2TOOT merupakan Penanggung Jawab dan Koordinator

dari sub kegiatan 1) Saintifikasi JAMU, dan 2) RISTOJA. Saintifikasi JAMU yang

berlangsung sejak tahun 2010 s.d. Juni 2015 telah meluncurkan 5 formula JAMU

Saintifik, 414 dokter Saintifikasi JAMU, 101 apoteker Saintifikasi JAMU dan 53

lembaga sebagai simpul Jejaring Saintifikasi JAMU, sementara RISTOJA telah

menghasilkan informasi meliputi: 209 etnis di 255 titik pengamatan, 1.740

spesies TO, 13.398 herbarium, 20 TO dengan profil kimia dan DNA, dan 15.773

ramuan.

Hasil Saintifikasi JAMU dan RISTOJA tersebut merupakan buah dari kinerja

Rencana Aksi Kegiatan 2010-2014, dengan visi “Masyarakat SEHAT dengan

JAMU yang Aman dan Berkhasiat”, yang tetap memiliki tantangan dan harus

selalu diintervensi dengan upaya pembelajaran sebagai organisasi dinamis dan

hidup.

3

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019 B2P2TOOT telah disusun. Dalam

perkembangannya terdapat revisi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

sehingga perlu dilakukan revisi Rencana Aksi Kegiatan.

B. KONDISI UMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN

1. MANAJEMEN LITBANG

MAKSUD: litbang dikelola sebagai modal manajemen pengetahuan

organisasi, untuk memproduksi rekomendasi kebijakan dan iptek dalam

rangka pembangunan kesehatan Indonesia.

TUJUAN: litbang dikelola untuk menyediakan basis data dan area kepakaran

serta kompetensi bagi peneliti, perekayasa, administrator iptek dan teknisi

litkayasa dalam rangka pekerjaan sesuai kinerja yang ditetapkan,

berdasarkan tugas dan fungsi organisasi yang sudah diamanahkan.

MANFAAT: litbang dikelola untuk memberikan kontribusi berdasarkan

kapasitas iptek B2P2TOOT pada pembangunan kesehatan dan iptek

nasional termasuk kepada mitra strategis dari pihak akademisi/ilmuwan,

pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat dalam kerangka

Saintifikasi JAMU.

TANTANGAN/PELUANG:

a. Indonesia merupakan satu negara dengan kekayaan dan keberagaman

sumberdaya hayati, baik di darat maupun laut. Namun kondisi ini

berpacu dengan perilaku negatif manusia dalam pemanfaatan

sumberdaya alam yang terus menurunkan tingkat kekayaan dan

keberagaman tersebut

b. Regulasi terkait litbang kestrad terutama yang memberikan proteksi,

intensif dan stimulan untuk akselerasi iptek kestrad Indonesia

(kestraindo) belum cukup tersedia, hanya PP No. 103 Tahun 2014

tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Permenkes No.003 Tahun

2010 tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian Berbasis Pelayanan

Kesehatan

c. Animo masyarakat terhadap pemanfaatan kesehatan tradisional

(pengobatan tradisional) masih tinggi, namun kondisi ini belum

dibarengi dengan ketersediaan dan jaminan keamanan, khasiat dan

mutu dari produk, praktisi dan praktek

d. Tren dan kebutuhan riset sudah mengarah pada genomik, alami (back

to nature) dan jaga lingkungan (go green), namun perkembangan riset

kesehatan tradisional saat ini, termasuk tanaman obat dan obat

tradisional masih dominan berkutat dalam simplisia dan ekstrak, belum

4

mengarusutamakan riset molecular farming/biofarming, plant

proteomic dan sebagainya seiring dengan tren dan kebutuhan riset

masa kini, tentu saja tetap mempertahankan Jamu berbentuk ramuan

simplisia

e. Kebutuhan bahan JAMU dari TO sangat tinggi, baik untuk yankestrad

dalam negeri dan luar negeri. Sayangnya, hal ini belum dibarengi

dengan pemanfaatan lahan yang tersedia dan kompetensi pihak-pihak

yang menjadi pemain dalam budidaya TO

TABEL 1.

BIDANG LITBANG TOOT DAN KEMANFAATANNYA

DALAM RANGKA SAINTIFIKASI JAMU

BIDANG/ SUB

BIDANG

KEMANFAATAN (MENGHASILKAN IPTEK TERKAIT:)

A. HULU:

1) Etnofarmakologi/

etnomedisin/

kesehatan

tradisional

Indonesia

Manfaat bahan alam hayati (TO) untuk kesehatan

Perilaku, proses sosial dan perubahan masyarakat

terkait kestrad

Sistem dan perkembangan bahasa terkait kestrad

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesmas

terkait kestrad

Produk, praktisi dan praktek kestrad

2) TO Budidaya

TO yang bermutu

3) Bahan JAMU Pascapanen

Bahan JAMU yang bermutu

B. HILIR:

1) Uji khasiat dan

keamanan

Produk formula JAMU yang aman, berkhasiat dan

bermutu untuk kesehatan manusia (JAMU Saintifik)

2) Teknologi

sediaan

Bentuk-bentuk sediaan JAMU Saintifik yang digemari

konsumen (cairan, kental, padat, aerosol, rebusan, dll)

3) Perilaku dan

Peningkatan

Kemandirian

Masyarakat

Pengetahuan praktis, perilaku positif, iptek tepat guna

dalam rangka memberikan nilai tambah atau lebih untuk

kesejahteraan masyarakat

5

TABEL 2.

STATUS UJI KHASIAT DAN KEAMANAN FORMULA JAMU

B2P2TOOT DALAM RANGKA SAINTIFIKASI JAMU

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

UK-K Saintifikasi

JAMU alergi

UPK

Hiperurisemia

UK-K Saintifikasi

JAMU

Osteoartritis

UK-RRJ

Hiperurisemia

UK-K Saintifikasi

JAMU Dispepsia

(terbukti)

UK-RRJ

Dispepsia

UK-K Saintifikasi

JAMU Hemoroid

(terbukti)

UPK

Hemoroid

UK-RRJ

Hemoroid

UK-K Saintifikasi

JAMU Osteoartritis

(terbukti)

UK-RRJ

Osteoartritis

UPK Hiper-

kolesterolemia (B)

UK-K Saintifikasi

JAMU Hiper-

kolesterolemia (B)

UPK Hiper-

kolesterolemia

(A)

UK-K Saintifikasi

JAMU

Hiperglikemi

UK-RRJ Hiper-

kolesterolemia (B)

UK-RRJ Hiper-

kolesterolemia

6

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

(A)

UK-K Saintifikasi

JAMU

Hepatoprotektor

UPK

Hepatoprotektor

UK-RRJ

Hepatoprotektor

UK-RRJ Asma UPK Asma

UPK Hiperglikemik

(B)

UPKHiper-

glikemia

(Sambiloto)

UK-K Saintifikasi

JAMU

Hiperglikemik

UK-RRJ

Hiperglikemik (B)

UK-RRJ Anemia UPK Anemia

UPK Batu Saluran

Kemih

UK Batu Saluran

Kemih

UPK Kanker UPK Kanker

UPK Kanker

Payudara

UK-RRJ Terapi

Alternatif FAM

UPK Terapi

Alternatif FAM

UK-RRJ Insomnia

UPK Afrodisiaka UK-RRJ

Afrodisiaka

UPK

Gastroprotektor

UPK

Gastroprotektif

UK-RRJ Vertigo

UK-RRJ Hipertensi

(B)

UPK Pelancar ASI UK-RRJ Pelancar

7

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

ASI

UPK

Hepatoprotektor

UK-RRJ Obesitas

UK-K Saintifikasi

JAMU Imuno-

modulator

(HIV/AIDS)

UK-RRJ Imuno-

modulator

UPK Urolitiasis

UPK Rhinitis

UPK Infertilitas

UPK Sefalgia

UPK Potensi

Relaksan Otot

UPK Hipertensi

Hasil RISTOJA

UPK Diabetus

Hasil Ristoja

UK-RRJ 2 JAMU

Hiperurisemia

UK-RRJ Alergi

UK-RRJ

Hiperurisemia

UK-RRJ

Penurun Berat

Badan

8

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

UK-RRJ

Hipertensi

Ringan (B)

UK-KSaintifikasi

JAMU Obesitas

UK-KSaintifikasi

JAMU 2 JAMU

Hiperurisemia

Ket:

UPK = Uji praklinik pada hewancoba

UK-RRJ = Uji klinik tanpa kontrol di Rumah Riset JAMU pada manusia

UK-K Saintifikasi JAMU = Uji klinik dengan kontrol dan di Jejaring Klinik Saintifikasi JAMU pada manusia

9

2. MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

MAKSUD: kepegawaian dikelola sebagai modal utama organisasi untuk

memfasilitasi administrasi dan manajemen B2P2TOOT sesuai tugas dan

fungsi yang diamanahkan.

TUJUAN: kepegawaian dikelola untuk menyediakan modal manusia untuk

menyelenggarakan pekerjaan sesuai kinerja yang ditetapkan, berdasarkan

tugas dan fungsi organisasi yang sudah diamanahkan.

MANFAAT: kepegawaian dikelola untuk memberikan kontribusi berdasarkan

kepakaran dan kompetensi B2P2TOOT pada pembangunan kesehatan dan

iptek nasional termasuk kepada mitra strategis dari pihak

akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat

dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

TABEL 3.

KETERSEDIAAN PENELITI B2P2TOOT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN

KEMANFAATAN DALAM RANGKA SAINTIFIKASI JAMU

BIDANG/

SUB BIDANG KEMANFAATAN PENDIDIKAN JUMLAH

A. HULU:

1) Etnofarma-

kologi/

etnomedisin/

kesehatan

tradisional

Indonesia

Manfaat bahan alam

hayati (TO) untuk

kesehatan

Perilaku, proses sosial

dan perubahan

masyarakat terkait

kestrad

Sistem dan

perkembangan bahasa

terkait kestrad

Faktor-faktor yang

mempengaruhi derajat

kesmas terkait kestrad

Produk, praktisi dan

praktek kestrad

Biologi/botani 4

Antropologi 0

Sosiologi 0

Linguistik 0

Farmasi/

bahan alam

11(semua

peneliti

farmasi)

Kesehatan

masyarakat

0

2) TO Budidaya

TO yang bermutu

Agronomi/

pertanian

5

3) Bahan JAMU Pascapanen

Bahan JAMU yang

bermutu

Teknologi hasil

pertanian/

pascapanen

2

Farmasi/

teknologi

ekstrak

3

10

BIDANG/

SUB BIDANG KEMANFAATAN PENDIDIKAN JUMLAH

Kimia 2

Teknik kimia 0

B. HILIR:

1) Uji khasiat dan

keamanan

Ketersediaan hewancoba

untuk Saintifikasi JAMU

Produk formula JAMU

yang aman, berkhasiat

dan bermutu untuk

kesehatan manusia

(JAMU Saintifik)

Peternakan 0

Dokter hewan 1

Apoteker/

Farmasi

11 (semua

peneliti

farmasi)

Dokter umum 8

2) Teknologi

sediaan

Bentuk-bentuk sediaan

JAMU yang digemari

konsumen (cairan, kental,

padat, aerosol, rebusan,

dll)

Makanan fungsional

berbasis JAMU

Farmasi/

sediaan farmasi

2

Teknologi

pangan

0

Teknologi

makanan

0

Teknik kimia 0

3) Perilaku dan

Peningkatan

Kemandirian

Masyarakat

Pengetahuan praktis,

perilaku positif, iptek

tepat guna dalam rangka

memberikan nilai

tambah atau lebih untuk

kesejahteraan

masyarakat

Pembangunan

masyarakat

(community

development)

0

Kesehatan

masyarakat

0

Komunikasi 0

Sosiologi 0

Psikologi

komunitas

0

Secara keseluruhan, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

diadakan untuk mengakomodasi beban pekerjaan yang belum dapat

ditangani oleh tenaga PNS (termasuk CPNS), karena banyak dan

beragamnya jumlah dan jenis instalasi (KTO, lab, divisi) yang dimiliki dan

dikelola, juga hasil RISTOJA dan Saintifikasi JAMU sebagai terobosan

Kemenkes yang bermula sejak 2010 dan 2012, membutuhkan tenaga

pelaksana dengan jumlah dan jenis yang belum dapat diakomodasikan

melalui formasi CPNS

11

TABEL 4.

KOMPOSISI PEGAWAI B2P2TOOT

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

SEKS JENIS PEGAWAI (ORG)

JUMLAH PNS(*) PPPK

Lelaki 57 100 156

Perempuan 42 45 87

TOTAL 98 145 243

(*) : sudah termasuk CPNS

TABEL 5.

KOMPOSISI PEGAWAI BAGIAN TU

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

SEKS JENIS PEGAWAI (ORG)

JUMLAH PNS(*) PPPK

Lelaki 13 34 47

Perempuan 6 6 12

TOTAL 19 40 59

(*) : sudah termasuk CPNS

TABEL 6.

KOMPOSISI PEGAWAI BIDANG PKSI

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

SEKS JENIS PEGAWAI (ORG)

JUMLAH PNS(*) PPPK

Lelaki 5 3 8

Perempuan 4 2 6

TOTAL 9 5 14

(*) : sudah termasuk CPNS

TABEL 7.

KOMPOSISI PEGAWAI BIDANG YANLIT

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

SEKS

JENIS PEGAWAI

(ORG) JUMLAH

PNS(*) PPPK

Lelaki 36 63 99

Perempuan 34 37 71

TOTAL 70 100 170

(*) : sudah termasuk CPNS

12

TABEL 8.

KOMPOSISI PEGAWAI BIDANG YANLIT

BERDASARKAN LINGKUP KERJA DAN JENIS KELAMIN

JENIS PEGAWAI LELAKI PEREMPUAN JUMLAH

PNS(*): 36 34 70

Kesekretariatan/Admin 2 3 5

Lab 11 22 33

KTO 13 - 13

RRJ 10 9 19

PPPK: 63 37 100

Kesekretariatan/Admin - 2 2

Lab 8 22 30

KTO 52 1 53

RRJ 3 12 15

TOTAL 99 71 170

(*) : sudah termasuk CPNS

TABEL 9.

KOMPOSISI PEGAWAI DENGAN JABATAN STRUKTURAL

BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN PENDIDIKAN

SEKS ESELON 4 ESELON 3 ESELON 2

S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3

Lelaki - 3*) - - 2 - - - -

Perempuan 1 1*) - - 1*) - - 1 -

*):merangkap sebagai Pejabat Fungsional Peneliti

TABEL 10.

KOMPOSISI PEGAWAI DENGAN JABATAN PENELITI

BERDASARKAN SEKS DAN PENDIDIKAN

SEKS PERTAMA MUDA MADYA UTAMA

S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3

Lelaki 1 5 - - 2 - 1 1 - - - -

Perempuan 2 2 - - 4*) - - 1*) - - - - *): masing-masing ada 1 kandidat doktor

TABEL 11.

KOMPOSISI PEGAWAI DENGAN JABATAN TEKNISI LITKAYASA

BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN PENDIDIKAN

SEKS

PELAKSANA

PEMULA PELAKSANA

PELAKSANA

LANJUTAN PENYELIA

SMA D3 S1 SMA D3 S1 SMA D3 S1 SMA D3 S1

Lelaki - - - - - - 1 2 - 6 - -

Perempuan - - - - 2 - - 5 - 2 - -

13

TABEL 12.

KOMPOSISI PEGAWAI DENGAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM

BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN PENDIDIKAN

SEKS SD SMP SMA D1/ D2 D3 S1 S2 S3

Lelaki 4 2 9 3 15*) -

Perempuan 1 3 14*) 1*) -

*): - S1 ada 9 orang sebagai calon peneliti perempuan dan 5 sebagai

calon peneliti lelaki

- S2 ada 1 orang sebagai calon peneliti

3. MANAJEMEN UNIT STRUKTURAL

Berdasarkan Permenkes No. 491 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata

Kerja B2P2TOOT, tugas B2P2TOOT adalah melaksanakan penelitian dan

pengembangan tanaman obat dan obat tradisional, melalui fungsi-fungsi

sebagai berikut:

a. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan atau pengembangan

di bidang tanaman obat dan obat tradisional;

b. Pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi dan koleksi

plasma nutfah tanaman obat;

c. Pengembangan iptek teknologi konservasi dan pelestarian plasma

nutfah;

d. Pengembangan iptek standarisasi tanaman obat dan bahan baku obat

tradisional;

e. Pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan

pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi tanaman obat dan obat

tradisional;

f. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya,

pascapanen, analisis koleksi spesimen tanaman obat dan uji keamanan

dan kemanfaatan obat tradisional dan uji keamanan dan kemanfaatan

obat tradisional;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

14

Gambar 1 .Struktur Organisasi B2P2TOOT

Gambar 2. Implementasi Fungsi B2P2TOOT Dalam Unit-Unit Kerja

4. MANAJEMEN KEBUN TANAMAN OBAT

Kepala

Kabid PKSI

Kasi PE

Kasi KSI

laboratorium

Instalasi

Jabatan Fungsional

Kabid Yanlit

Kasi Sarana Lit

Kasi Yan Teknis

Kabag TU

Kasubbag Umum

Kasubbag Keuangan

Bagian TU

Layanan Manajemen Kepegawaian

Layanan Manajemen Keuangan & BMN

Layanan Manajemen Pengadaan BJ

Layanan Administrasi Perkantoran

Bidang PKSI

Layanan Manajemen Strategis

Layanan Manajemen Kerjasama

Layanan Manajemen Diseminasi

Layanan Manajemen WKJ

Bidang Yanlit

Layanan Manajemen Lab

Layanan Manajemen KTO

Layanan Manajemen RRJ

Layanan Administrasi Litbang

Wadah Fungsional

Panitia Pembina ilmiah

Tim Penilai Peneliti Unit

Pejabat Fungsional Peneliti

PF Teknisi Litkayasa

15

MAKSUD: Kebun Tanaman Obat (KTO) dikelola untuk memfasilitasi aktivitas

litbang TO dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

TUJUAN: KTO dikelola untuk menyediakan sarana, fasilitas dan spesimen

untuk pengukuran, pemeriksaan, riset, pengembangan eksperimen, diklat

iptek, pelayanan iptek dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: KTO dikelola sebagai kebun dan divisi pelayanan TO Kemenkes,

juga sebagai pusat pembelajaran iptek untuk pihak akademisi/ilmuwan,

pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat dalam kerangka

Saintifikasi JAMU.

TABEL 13.

PROFIL KEBUN TANAMAN OBAT B2P2TOOT

NAMA KTO GEOGRAFIS ISI/PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

1. Tlogo-

dlingo

Kec. Tawang-

mangu Kab.

Karanganyar,

Jawa Tengah

>1.800 mdpl

135.995m2

TO subtropik

TO aromatik

Area destilasi

Area produksi

Area pembibitan

Lahan riset

Stasiun riset

0 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

2 JFU

20 PPNon

PNS

Masih ada

lahan yang

idle

Belum ada

Peneliti

Agronomi

Belum ISO

9001:2008

2.Kalisoro Kec. Tawang-

mangu,Kab.

Karanganyar,

Jawa Tengah

1.200 mdpl

2.644m2

(produksi)

3.505 m2

(etalase)

Area produksi

Area pembibitan

Area tanaman

narkotika

Area etalase 564

TO Indonesia

Area adaptasi dan

pelestarian

Area pupuk

kompos

2 Peneliti

2 Teknisi

Litkayasa

1 JFU

10 PPNon

PNS

Belum ISO

9001:2008

5. Toh -

Kuning

Kec.

Karangpan-

dan,Kab.

Karanganyar,

Jawa Tengah

400-600

mdpl

7.972 m2

Area produksi

Area pembibitan

Stasiun riset

Lab Sediaan

Bahan JAMU

Lahan riset

1 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

14 PPNon

PNS

Peneliti

merangkap

KTO Toh

Kuning dan

Tegal Gede

Belum ISO

9001: 2008

4.Ngemplak Kec.

Karangpan-

dan,Kab.

Karanganyar,

Jawa Tengah

Area produksi

Area pembibitan

Lahan riset

1 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

14 PPNon

PNS

Peneliti

merangkap

KTO Toh

Kuning dan

Tegal Gede

16

NAMA KTO GEOGRAFIS ISI/PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

400-600

mdpl

3.127 m2

Belum ISO

9001:2008

5. Doplang Kec.

Matesih,Kab.

Karang-

anyar, Jawa

Tengah

400-600

mdpl

350 m2

Area produksi

Area pembibitan

Area pupuk

kompos

Lahan riset

1 Peneliti

0 Teknisi

Litkayasa

1 JFU

6 PPNon

PNS

Peneliti

merangkap

KTO Toh

Kuning dan

Tegal Gede

Belum ISO

9001:2008

6. Tegal

Gede

Kec.

Karanganyar,

Kab.

Karanganyar,

Jawa Tengah

185-200

mdpl

6.170 m2

Area produksi

Lahan riset

1 Peneliti

0 Teknisi

Litkayasa

1 JFU

2 PPNon

PNS

Peneliti

merangkap

KTO Toh

Kuning dan

Tegal Gede

Belum ISO

9001:2008

7.Citeureup Kec.

Citeureup

Kab. Bogor,

Jawa Barat

100-200

mdpl

30.000 m2

Area lahan

produksi

Area etalase TO

Gedung

perkantoran

Gedung mess

Gedung Lab

1 Peneliti

0 Teknisi

Litkayasa

2 JFU

2 PPPK

Terpisah jauh

dari Tawang-

mangu

Status

bangunan

belum

diserah-

terimakan

dari Badan

POM

Belum ISO

9001: 2008

17

GAMBAR 03. Penyiapan lahan yang dilakukan oleh pegawai KTO Tloglodlingo

agar tanah menjadi gembur dan siap tanam

5. MANAJEMEN LABORATORIUM TERPADU

MAKSUD: Lab terpadu dikelola untuk memfasilitasi aktivitas iptek dalam

kerangka Saintifikasi JAMU.

TUJUAN: Lab terpadu dikelola untuk menyediakan sarana dan fasilitas untuk

pengukuran, pemeriksaan, riset, pengembangan eksperimen, diklat iptek,

pelayanan iptek dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: Lab terpadu dikelola sebagai pusat lab Saintifikasi JAMU

Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak akademisi/ilmuwan,

pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat dalam kerangka

Saintifikasi JAMU.

TABEL 14.

PROFIL LABORATORIUM TERPADU B2P2TOOT

NAMA LAB LOKASI ISI/PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

1. Sistematika

Tumbuhan

Lantai 2 Determinasi TO

Koleksi spesimen

3 Peneliti

2 Teknisi

Litkayasa

Masih

ditumpangi

Herbarium

Belum ISO

9001:2008

18

NAMA LAB LOKASI ISI/PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

2. Benih dan

Pembibitan

Lantai 1 Uji benih

Koleksi benih

1 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

Luas ruang

tidak memadai

Belum ISO

9001:2008

3. Pengendalian

Hama dan

Penyakit

Tanaman

Lantai 1 Uji biopestisida

Identifikasi HPT

Koleksi hama

3 Peneliti

0 Teknisi

Litkayasa

Belum ada

teknisi

litkayasa

Belum ISO

9001: 2008

Belum BSL

4. Galenika Lantai 1 Uji kadar sari

Bank ekstrak

Bank minyak atsiri

1 Peneliti

0 Teknisi

Litkayasa

2 PPPK

Belum ada

teknisi

litkayasa

Belum ISO

9001:2008

Belum ISO

17025

5. Fitokimia Lantai 1 Uji kadar abu

Uji kandung-an

golongan kimia

1 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

Belum ISO

9001:2008

Belum ISO

17025

6. Instrumen Lantai 2 Uji kadar bahan

aktif

QC bahan JAMU

2 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

1 PPPK

Belum ISO

9001:2008

Belum ISO

17025

7. Formulasi Lantai 2 Formulasi 2 Peneliti

0 Teknisi

Litkayasa

1 PPPK

Peneliti

merangkap di

Instalasi

Produksi JAMU

Belum ISO

9001:2008

8. Mikrobiologi Lantai 3 Uji angka

cemaran mikroba

Uji aktivitas

antibakteri

1 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

1 PPPK

Belum ISO

9001:2008

Belum ISO

17025

9. Kultur

Jaringan

Tanaman

Lantai 3 Perbanyakan TO

Produksi

metabolit

sekunder

2 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

1 Peneliti

merangkap di

KTO

Belum ISO

9001:2008

19

NAMA LAB LOKASI ISI/PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

10.Bioteknologi Lantai 3 Uji khasiat

Uji keragaman

genetik

1 Peneliti

0 Teknisi

Litkayasa

Masih

dirangkap 1

Peneliti KTO

Belum ISO

9001:2008

Belum BSL

6. MANAJEMEN LABORATORIUM RUMAH HEWANCOBA

MAKSUD: Rumah Hewancoba dikelola untuk memfasilitasi aktivitas iptek

terkait uji formula JAMU pada hewancoba dalam kerangka Saintifikasi

JAMU.

TUJUAN: Rumah Hewancoba dikelola untuk menyediakan sarana dan

fasilitas untuk pengukuran, pemeriksaan, riset, pengembangan eksperimen,

diklat iptek, pelayanan iptek dalam uji keamanan dan khasiat formula JAMU

yang digunakan dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: Rumah Hewancoba dikelola sebagai pusat uji praklinik Formula

JAMU Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak

akademisi/ilmuwan.

TABEL 15.

PROFIL LABORATORIUM RUMAH HEWANCOBA B2P2TOOT

ISI/

PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

Uji praklinik

Pemeliharaan

hewancoba

1 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

1 PPPK

Sudah tidak mengakomodasi keperluan

lab Rumah Hewancoba

Pengembangan Lab Rumah Hewancoba

terkena moratorium sejak 2014

Belum ISO 9001:2008

Belum ISO 17025

7. MANAJEMEN RUMAH RISET JAMU

MAKSUD: Rumah Riset JAMU (RRJ) dikelola untuk memfasilitasi aktivitas

iptek formula JAMU pada pasien dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

20

TUJUAN: RRJ dikelola untuk menyediakan sarana dan fasilitas untuk

pengukuran, pemeriksaan, riset, pengembangan eksperimen, diklat iptek,

pelayanan iptek dalam uji keamanan dan khasiat formula JAMU yang

digunakan dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: RRJ dikelola sebagai pusat uji klinik Formula JAMU Kemenkes,

juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak akademisi/ilmuwan, pemerintah,

dunia usaha dan kelompok masyarakat.

TABEL 16.

PROFIL INSTALASI RUMAH RISET JAMU

NAMA UNIT KRITERIA ISI/

PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

1. Klinik

Saintifikasi

JAMU

Lantai 1

ISO

9001:2008

Ruang

pemeriksaan

dokter

Meja

pendaftaran

8 Dokter

Peneliti

1 PNS

Perawat

4 PPPK

Perawat

3 PPPK

Administrasi

Tempat pendaftaran

sangan sempit

Ruang pemeriksaan

masih kurang, baru

ada 6

Ruang konsultasi

gizi belum ada

Kursi ruang tunggu

masih kurang

Sistem LAN antar

ruang periksa belum

ada

2. Lab Klinik Lantai 1

ISO

9001:2008

Ruang

pengujian/

Pemeriksaan

1 PNS Teknisi

Lab

1 PPPK

Teknisi Lab

1 PNS Ahli

Gizi

Ruang rekam medik

kurang luas

Tenaga pengelola

rekam medik belum

ada

Pengelolaan IPAL

belum maksimal

Belum ISO 17025

3. Griya

JAMU

Lantai 1

dan 2

ISO

9001:200

8

Sediaan

JAMU

Lalu lintas

formula

untuk pasien

3 PNS

Apoteker

Peneliti

3 PNS Teknisi

6 PPPK

Teknisi

1 PPPK

Administrasi

Ruangan kurang

memadai untuk

Konsultasi Informasi

dan Edukasi

Ruang peracikan

belum memadai

21

8. MANAJEMEN LABORATORIUM PASCAPANEN

MAKSUD: Laboratorium Pascapanen dikelola untuk memfasilitasi aktivitas

iptek pascapanen TO dan simplisia dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

TUJUAN: Laboratorium Pascapanen dikelola untuk menyediakan sarana,

fasilitas dan simplisia yang digunakan dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: Laboratorium Pascapanen dikelola sebagai lab dan divisi

simplisia Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak

akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat.

TABEL 17.

PROFIL INSTALASI PASCAPANEN

NAMA UNIT ISI/PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

1. Lantai 1 Penerimaan hasil panen

Pencucian dan penirisan

Perajangan

Alat sortasi dan cuci

1 Peneliti

1 Teknisi

Litkayasa

1 JFU

7 PPPK

Semua alat

customized (tidak

ada ketersediaan

di pasar, harus

rancangan dan

pesanan khusus)

Belum ISO

9001:2008

2. Lantai 2 Gudang siap edar

Pembuatan kapsul serbuk

Penimbangan

5 PPPK

3. Lantai 3 Pemanasan dengan oven

Penyimpanan simplisia

jangka panjang

5 PPPK

4. Lantai 4 Penjemuran hasil panen 5 PPPK

9. MANAJEMEN LABORATORIUM SEDIAAN BAHAN JAMU

MAKSUD: Laboratorium Sediaan Bahan JAMU dikelola untuk memfasilitasi

aktivitas iptek sediaan JAMU dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

TUJUAN: : Laboratorium Sediaan Bahan JAMU dikelola untuk menyediakan

sarana, fasilitas dan bahan JAMU non simplisia yang digunakan dalam

Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: : Laboratorium Sediaan Bahan JAMU dikelola sebagai lab dan

divisi sediaan JAMU Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak

akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat.

22

TABEL 18.

PROFIL LABORATORIUM SEDIAAN JAMU

NAMA UNIT KRITERIA ISI/

PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

1. Pengisian

kapsul

Belum

tersedia

Operasionalisa

si alat kapsul

1 Peneliti

2 PPPK

Belum operasional

penuh

Alat belum

operasional dan

belum diserahteri-

makan

Belum CPOTB

Belum ISO

9001:2008

2. Ekstraksi Penyediaan

ekstrak cair

0

3. Pencetakan

tablet

Penyediaan

tablet JAMU

0

10. MANAJEMEN INSTALASI HERBARIUM

MAKSUD: Instalasi Herbarium dikelola untuk memfasilitasi aktivitas iptek

koleksi spesimen TO yang diawetkan dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

TUJUAN: Instalasi Herbarium dikelola untuk menyediakan sarana, fasilitas

dan spesimen yang diawetkan untuk litbang botani dalam rangka

Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: Instalasi Herbarium dikelola sebagai pusat herbarium Kemenkes,

juga juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak akademisi/ilmuwan,

pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat.

TABEL 19.

PROFIL INSTALASI HERBARIUM

UNIT ISI/PERUNTUKAN PENGELOLA KELEMAHAN

Menumpang

di gedung

labdu dan

ruangan

museum

Koleksi kering

dan basah

Pohon

herbarium

Dikelola

oleh Bid.

PKSI dan

Bid. Yanlit

Selama ini dirangkap Peneliti Lab

dan Teknisi Litkayasa Sistematika

Pengembangan Gedung Instalasi

Herbarium terkena moratorium

sejak 2015

Belum ISO 9001:2008

23

11. MANAJEMEN PERPUSTAKAAN

MAKSUD: Perpustakaan dikelola untuk memfasilitasi dukungan referensi dan

kepustakaan B2P2TOOT.

TUJUAN: Perpustakaan dikelola untuk menyediakan sarana dan fasilitas

terkait sumber data dan informasi iptek dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: Perpustakaan dikelola sebagai bagian dari pusat data dan

informasi Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak

akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat.

TABEL 21.

PROFIL PERPUSTAKAAN

KOLEKSI BAHASA JUMLAH KELEMAHAN

i. Humaniora dan Etnografi Kesehatan Indonesia 5 Masing2

Koleksi hanya

1 eksemplar

Belum ISO

9001:2000

ii. Budidaya TO Indonesia 153

iii. Budidaya Pascapanen Indonesia

English

15

iv. Ilmu Kedokteran dan Ilmu

Pengobatan

Indonesia

English

630

v. Farmasi Indonesia

English

26

vi. Penyakit Tanaman Indonesia 26

vii. Pertanian dan Teknologi yang

berkaitan

Indonesia

English

319

viii. Kimia Indonesia

English

31

ix. Hukum dan Perundang-undangan Indonesia 45

x. Ilmu Tumbuhan Indonesia

English

136

xi. Biologi dan Ilmu Hayati Indonesia

English

61

xii. Ilmu Umum dan Komputer Indonesia

English

51

GAMBAR 10. Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek didampingi Kepala

B2P2TOOT meninjau instalasi Herbarium pada tanggal 22 Maret 2015

24

KOLEKSI BAHASA JUMLAH KELEMAHAN

xiii. Ensiklopedi Indonesia

English

51

xiv. Permasalahan dan Kesejahteraan

Sosial

Indonesia 28

xv. Administrasi Negara & Ilmu

Kemitraan

Indonesia 25

xvi. Seni Fotografi & Foto Indonesia

English

20

12. MANAJEMEN MUSEUM JAMU

MAKSUD: Museum JAMU dikelola untuk memfasilitasi aktivitas

permuseuman JAMU dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

TUJUAN: Museum JAMU dikelola untuk menyediakan sarana, fasilitas dan

artefak JAMU untuk pengoleksian, pelestarian, riset, komunikasi dan

diseminasi benda nyata dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: Museum JAMU dikelola sebagai pusat permuseuman JAMU

Kemenkes, juga untuk menjadi bahan studi oleh kalangan akademis,

dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan

pemikiran imajinatif pada masa depan.

TABEL 22.

PROFIL MUSEUM JAMU

NAMA RUANG ISI/PERUNTUKAN PENGELOL

A

KELEMAHAN

1. Overview Atlas tumbuhan obat

Peralatan JAMU

Gambar pembuatan JAMU

1 JFU

Pustakawan

Tenaga

fungsional

belum tersedia,

masih

dirangkap JFU

Pustakawan

Masih rintisan

Belum ISO

9001:2008

2. Bahan baku Koleksi simplisia dan material

bahan baku OT

sda

3. Seni dan

Alat

Koleksi alat pengobatan

tradisional

Koleksi tradisi dan adat istiadat

sda

4. Produk Koleksi ASEAN herbal medicine

(produk obat tradisional dari

negara anggota ASEAN)

Koleksi JAMU Indonesia

sda

5. Naskah Naskah kuno yang berhubungan

dengan JAMU

sda

6. Prestasi Milestone B2P2TOOT sda

25

NAMA RUANG ISI/PERUNTUKAN PENGELOL

A

KELEMAHAN

Buku

Foto

13. MANAJEMEN WISATA KESEHATAN JAMU

MAKSUD: Wisata Kesehatan JAMU dikelola untuk memfasilitasi aktivitas

komunikasi dan promosi kesehatan JAMU dalam kerangka diseminasi hasil

litbang TOOT.

TUJUAN: Wisata Kesehatan JAMU dikelola untuk memanfaatkan sarana,

fasilitas dan informasi di B2P2TOOT sebagai bagian dari edukasi dan

rekreasi sehat dalam kerangka Saintifikasi JAMU.

MANFAAT: Wisata Kesehatan JAMU dikelola sebagai pusat destinasi wisata

iptek Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak

akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat.

TABEL 23.

PROFIL WISATA KESEHATAN JAMU

DESTINASI INFORMASI KELEMAHAN

1. Sinema Fitomedika Presentasi sambutan

Profil institusi

Diskusi Awal

Pemandu masih

menjadi tugas

tambahan

Tenaga fungsional

belum tersedia

2. KTO Etalase TOI Koleksi TOI

3. KTO Tlogodlingo Budidaya TO

Jenis TO subtropik dan

aromatik

4. KTO Kalisoro Budidaya TO

Jenis TO sesuai ketinggian

5. RRJ Riset Formula JAMU

6. Instalasi Pascapanen Proses bahan JAMU

7. Instalasi Produksi

JAMU

Produk olahan JAMU

8. Museum JAMU Koleksi

Budaya dan adat istiadat

26

C. LINGKUNGAN STRATEGIS IPTEK TOOT

Lingkungan strategis iptek TOOT meliputi lingkungan internal berupa

iptek TOOT di Kemenkes, dan lingkungan eksternal berupa iptek TOOT

di luar Kemenkes juga non iptek TOOT yang memberikan pengaruh

terhadap iptek TOOT.

1. LINGKUNGAN INTERNAL

Secara Kemenkes, iptek TOOT dikelola oleh B2P2TOOT hanya

mencakup TO dan JAMU, sebagai unit pelaksana teknis eselon IIb

di Badan Litbangkes. Realita yang terjadi, lingkup fungsi iptek hulu-

hilir, mulai dari aktivitas terkait tumbuhan dan tanaman obat,

pascapanen s.d uji khasiat keamanan, sediaan, dan peningkatan

kemandirian masyarakat. Realita tersebut mengamanahkan

pengelolaan berbagai jenis dan jumlah instalasi/Laboratorium iptek

TOOT yang harus operasional dan berfungsi sebagai referensi untuk

pihak-pihak mitra, a.l. KTO, lab, RRJ, museum, dll.

Lingkungan ini berjalan belum optimal karena keterbatasan sebagai

UPT, namun dengan Jejaring RISTOJA dan Jejaring Saintifikasi JAMU

yang terus dibangun dan semakin berkembang, iptek TOOT masih

bisa memberikan kontribusi nyata sebagai bagian dari Kemenkes

dan pembangunan kesehatan dan pembangunan iptek.

Tuntutan dan kebutuhan lingkungan internal ini adalah tersedia

banyak pihak sebagai lembaga iptek TOOT dan JAMU, agar upaya

melestarikan TO dan membudayakan JAMU ke masa kekinian dapat

terakselerasi juga membuka berbagai peluang sehingga yankestrad

Indonesia menjadi arus utama di sistem kesehatan dan kehidupan

sehari-hari.

Selain itu, ada tuntutan dan kebutuhan terkait ketersediaan regulasi

dan referensi dalam rangka pelestarian plasma nutfah TO, budidaya

TO, pascapanen TO, litbang JAMU, etik riset JAMU, asesmen

teknologi kesehatan JAMU, pusat inkubator TO dan JAMU, bidang

kepakaran dalam Kestraindo, bidang keilmuan Kestraindo, dll.

2. LINGKUNGAN EKSTERNAL

Iptek TOOT di luar Kemenkes diselenggarakan oleh berbagai

lembaga a.l. fakultas dan pusat riset di perguruan tinggi dan unit

litbang dan bussiness development di perusahaan swasta. Namun,

substansi sangat beragam dan luas mencakup tanaman obat dan

27

obat tradisional, dan yang diintervensi tidak hulu-hilir, hanya parsial

sesuai kepentingan dan kompetensi lembaga, a.l. iptek budidaya 1

jenis TO, iptek pascapanen TO, uji praklinik OHT, belum ada uji klinik

formula JAMU seperti dan teknologi sediaan JAMU Saintifik seperti

yang dilakukan oleh B2P2TOOT.

28

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

A. TUJUAN

Dalam rangka menjaga kesatuan gerak dan langkah secara nasional, semua

program dan kegiatan pembangunan nasional mengacu pada VISI dan MISI

Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, sesuai Gambar 18.

GAMBAR 4. Visi dan Misi Pembangunan Nasional Periode 2015-2019

Selanjutnya, Visi dan Misi tersebut diagendakan dalam 9 prioritas NAWA CITA.

Terdapat tujuan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Tradisional Tahun 2015-2019, yaitu:

a. Menyediakan bukti keamanan dan khasiat jamu

b. Menyediakan iptek untuk kontribusi dalam rangka upaya melestraikan

tanaman obat dan membudayakan jamu di masa kekinian

Ukuran keberhasilan dari kedua tujuan tersebut ditandai dengan:

a. Diperolehnya rekomendasi kebijakan sebanyak 10 rekomendasi

b. Diperoleh publikasi ilmiah bidang TOOT sebanyak 120 publikasi

c. Diperolehnya hasil penelitian dan pengembangan bidang TOOT sebanyak

75 hasil

d. Diperolehnya laporan Riset Kesehatan Nasional sebanyak 11 laporan

29

GAMBAR 5. Nawa Cita, Agenda Prioritas Pembangunan Periode 2015-2019

GAMBAR 6. Peta Strategi Pembangunan Nasional

30

GAMBAR 7. Arah Kebijakan Jangka Menengah B2P2TOOT 2015-2019

Tujuan penyusunan rencana aksi kegiatan adalah sebagai dokumen

perencanaan tahun 2015-2020.

31

B. STRATEGI KEMENKES

GAMBAR 8. Peta Strategi Kemenkes 2015-2019

ARAH

KEBIJAKAN &

STRATEGI

NASIONAL

(RPJM 2015-

2019)

ARAH KEBIJAKAN KEMENKES: - Penguatan Primary health care (UKP & UKM) - Continum of care thru life cycle - Intervensi berbasis health risk

LINGKUNGAN STRATEGIS: GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL

T1. MENINGKATNYA STATUS

KESEHATAN MASYARAKAT

AKI, AKB, %BBUR, %RMH TANGGA PHBS

VISI PRESIDEN

MISI PRESIDEN

T2. MENINGKATNYA RESPONSIVENESS & PERLINDUNGAN MASY THD RESIKO SOSIAL & FINANSIAL DI BDNG

KESEHATAN

OUT OF POCKET PESERTA JKN, RESPONSIVENESS

KERANGKA REGULASI: - Percepatan Regulasi - Penyempurnaan Sistem JKN

KERANGKA PENDANAAN: - Peningkatan Pendanaan Preventif & Promotif - Peningkatan Efektivitas Pembiayaan Kesehatan

KERANGKA KELEMBAGAAN: - Peningkatan Efektivitas Organisasi

SASARAN STRATEGIS

(10) Meningkatnya Kesehatan masyarakat

(11) Meningkatnya Pengendalian Penyakit

(12) Meningkatnya Akses & Mutu Fasyankes

(8) Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas, & pemerataan Tenaga

Kesehatan

(9) Meningkatnya Kemandirian, Akses & Mutu Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin, Biosimilar) & Alkes

(4) Meningkatnya Sinergitas Antar

K/L Pusat & Daerah

(5) Meningkatnya Daya Guna

Kemitraan (DN & LN)

(7) Meningkatnya

Efektivitas Litbangkes

(6) Meningkatnya Integrasi

Perencanaan, Bimtek & Monev

(1) Meningkatnya Tata Kelola Kepemerintahan

yang Baik & Bersih

(2) Meningkatnya Kompetensi & Kinerja Aparatur Kemenkes

(3) Meningkatnya Sistem Informasi

Kesehatan Terintegrasi PR

OG

RA

M G

EN

ER

IK &

TE

KN

IS K

EM

EN

TE

RIA

N

32

SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis B2P2TOOT 2015-2019 yang termaktub dalam Renstra

Kemenkes 2015-2019 adalah “meningkatkan litbang TOOT”. Indikator

pencapaian sasaran tersebut, meliputi:

1. Jumlah hasil Riset Status Kesehatan Masyarakat pada Riset Kesehatan

Nasional Wilayah IV dengan target 11 laporan (wilayah Jambi, Kepulauan

Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Barat)

2. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari Litbang Bidang TOOT

dengan target sebanyak 10 rekomendasi kebijakan

3. Jumlah hasil litbang bidang TOOT sebanyak 75 dokumen hasil penelitian

4. Jumlah publikasi bidang TOO yang dimuat pada media cetak dan elektronik

baik nasional maupun internasional dengan target 120 publikasi

33

BAB III.

KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGA REGULASI DAN KELEMBAGAAN

A. ARAH KEBIJAKAN

Arah kebijakan pengembangan B2P2TOOT meliputi:

1. Melaksanakan riset kesehatan nasional

2. Melaksanakan penyusunan rekomendasi kebijakan

3. Melaksanakan litbang bidang TOOT

4. Melaksanakan publikasi ilmiah

B. STRATEGI

Secara strategis, B2P2TOOT memiliki peran dan tanggung jawab untuk

menyediakan informasi:

STRATEGI I untuk pelaksanaan riset kesehatan nasional dilakukan dengan rapat

koordinasi, rekrutmen enumerator, training for trainer, training of centre,

pengumpulan data, supervisi, analisis data, penyusunan laporan, dan diseminasi.

Strategi II penyusunan rekomendasi kebijakan dilakukan dengan penyusunan

systematic review, konfirmasi ke lapangan, dan peneyusunan rekomendasi

kebijakan.

STRATEGI III melaksanakan litbang bidang TOOT dilakukan dengan penyusunan

proposal, protokol, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan dan diseminasi

hasil.

STRATEGI IV publikasi ilmiah dilakukan dengan publikasi jurnal tanaman obat

dan obat tradisional, pelatihan penulisan artikel ilmiah.

34

TABEL 24.

PROFIL AKTIVITAS UTAMA DAN GENERIK B2P2TOOT

Substansi Indikator Strategis

(Bagian dari/Mendukung) Manfaat Pelaksana

A. Aktivitas Utama:

Riset TO Jumlah hasil litbang di

bidang TOOT

Tersedia iptek terkait bibit, benih dan baku

mutu TO

Peneliti

Teknisi Litkayasa

Jejaring

Saintifikasi JAMU

Jejaring RISTOJA

Riset bahan JAMU Tersedia bahan JAMU (simplisia, serbuk dan

ektrak) yang bermutu

Riset uji khasiat dan

keamanan formula JAMU

Tersedia formula JAMU yang aman dan

berkhasiat (JAMU Saintifik)

Riset kesetaraan formula

JAMU dan obat standar

Tersedia data kesetaraan formula JAMU

dengan obat standar

Pengembangan sediaan

JAMU

Tersedia bentuk purwarupa dari produk

JAMU Saintifik yang sesuai selera konsumen

Pengembangan produk

olahan berbasis JAMU

Tersedia bentuk purwarupa dari makanan

dan minuman fungsional berbasis JAMU

Saintifik yang sesuai selera konsumen

Pelatihan iptek Saintifikasi

JAMU

Jumlah publikasi karya tulis

ilmiah di bidang TOOT

yang dimuat di media

cetak dan atau elektronik

nasional dan internasional

Tersedia dokter, apoteker, petani dan nakes

yang berkompeten melaksanakan

Saintfikasik JAMU sesuai bidang pekerjaan

Diseminasi iptek TO dan

JAMU

Tersedia opsi kebijakan dan iptek untuk

kebutuhan ABCG

Tersedia forum ilmiah untuk peneliti dan

teknisi litkayasa

Pelayanan Saintifikasi JAMU

di RRJ

Tersedia data riset uji klinik pre-post untuk

formula JAMU

35

Substansi Indikator Strategis

(Bagian dari/Mendukung) Manfaat Pelaksana

Tersedia opsi yankes berbasis JAMU untuk

masyarakat

Pelayanan Saintifikasi JAMU

dalam rangka peningkatan

kemandirian masyarakat

Tersedia jejaring Saintifikasi JAMU di

masyarakat

Tersedia opsi sumber pendapatan baru

untuk masyarakat

RISKESNAS Wilayah IV Jumlah laporan Status

Kesehatan Masyarakat

hasil RISKESNAS wilayah IV

Tersedianya data dan informasi berbasis

komunitas, fasilitas dan etnografi

kesehatan

Tersedianya jejaring tim riset di daerah

B. Aktivitas Generik: Secara RKP dan Renja Kemenkes tidak muncul dalam dokumen, dan menjadi indikator INPUT dalam

perencanaan kerja tahunan (RENJA)

Bidang Ketatausahaan

Perkantoran

Input Sumberdaya dan

Input Layanan Internal

Organisasi

Terwujudnya layanan administrasi

perkantoran secara internal dan eksternal

Terwujudnya layanan manajemen

kepegawaian

Terwujudnya layanan manajemen

keuangan dan BMN

Terwujudnya layanan manajemen PBJ

Bidang Tata Usaha

Bidang Manajemen

Strategis

Input Layanan Internal

Organisasi

Terwujudnya layanan perencanaan

Terwujudnya layanan monev

Terwujudnya layanan pelaporan kinerja

organisasi

Bidang PKSI

Bidang Manajemen

Kerjasama

Input Layanan Internal

Organisasi

Terwujudnya layanan manajemen

kerjasama Jejaring Saintifikasi JAMU

Bidang PKSI

36

Substansi Indikator Strategis

(Bagian dari/Mendukung) Manfaat Pelaksana

Terwujudnya layanan manajemen

kerjasama Jejaring RISTOJA

Bidang Manajemen

Informasi

Input Layanan Internal

Organisasi

Terwujudnya layanan perpustakaan

Terwujudnya layanan WKJ

Terwujudnya layanan Museum JAMU

Hortus Medicus

Terwujudnya layanan forum diseminasi

informasi

Bidang PKSI

Bidang Manajemen Litbang Input Layanan Internal

Organisasi

Terwujudnya layanan manajemen KTO

Terwujudnya layanan manajemen Lab

Terwujudnya layanan manajemen RRJ

Terwujudnya layanan administrasi litbang

Terwujudnya layanan manajemen ilmiah

dan etik litbang

Terwujudnya layanan manajemen

database TOJA

Terwujudnya layanan manajemen SJ

Bidang Yanlit

37

ISU-ISU STRATEGIS DAN OPSI SOLUSI

Isu-isu strategis dan opsi solusi disusun berdasarkan analisis berbasis

“manajemen pengetahuan” yang menjadi referensi Reformasi Birokrasi, dan

juga analisis sederhana melalui matriks berbasis Bab I. C. Gambaran Kondisi

B2P2TOOT Pada Awal Tahun 2015, dan D. Lingkungan Strategis. Dari analisis

berbasis manajemen pengetahuan diperoleh gambaran perubahan berdasarkan

kebutuhan, juga realita pengetahuan sebagai tantangan sesuai Tabel 27,

sedangkan dari analisis sederhana diperoleh substansi-substansi yang menjadi

isu dan opsi sesuai Tabel 28.

Opsi-opsi tersebut kami rekomendasikan sebagai materi/input pada pihak

berwenang untuk lebih mengakselerasi kinerja B2P2TOOT sebagai lembaga

iptek TOOT di Kemenkes, agar segala modal manusia dan aset sarana prasarana

dapat dikelola lebih efektif, efisien dan akuntabel.

TABEL 25.

GAMBARAN PERUBAHAN B2P2TOOT BERDASARKAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

Area

Perubahan

Hasil Yang

Diharapkan

Kebutuhan dan Realita

Pengetahuan

1. Organisasi B2P2TOOT yang

tepat fungsi dan

tepat ukuran

Fungsi yang merupakan jabaran

dari tugas dalam rangka mencapai

tujuan organisasi dan perlu

dikembangkan kapabilitasnya

Realita: fungsi hulu-hilir yang

dielaborasi dalam aktivitas utama

dan generik, sejalan dengan

dinamika perubahan dan dengan

perkembangan/tuntutan

kebutuhan jaman terhadap JAMU.

Namun dengan bentuk UPT dinilai

belum optimal

2. Tatalaksana Sistem, proses dan

prosedur kerja

yang jelas, efektif,

efisien, terukur

dan sesuai dengan

prinsip-prinsip

good governance

Indikator kinerja, cara mengukur,

cara mengevaluasi hasil, dan cara

mengevaluasi pelaksanaan proses

Realita: sudah tersedia ISS dan IKK,

namun kinerja belum optimal

karena minimnya SDM dari segi

jumlah dan jenis

3. Peraturan

perundang-

undangan

Regulasi yang

lebih tertib, tidak

tumpang tindih,

dan kondusif

Peta perundangan yang relevan,

jugayang menghambat

Jenis hambatan

38

Area

Perubahan

Hasil Yang

Diharapkan

Kebutuhan dan Realita

Pengetahuan

Kondisi-kondisi tertentu yang

membuat regulasi sulit diterapkan

Faktor penyimpangan yang bisa

ditoleransi/deviasi

Realita: karena fungsi hulu-hilir

tentu membutuhkan regulasi

terkait bidang kesehatan, iptek dan

sumberdaya hayati plasma nutfah

dan TO. Dari Tabel 24 dan

kebutuhan regulasi iptek TOOT

diketahui bahwa dukungan regulasi

masih kurang

4. SDM

Aparatur

SDM apatur yang

berintegritas,

netral , kompeten,

capable,

profesional,

berkinerja tinggi

dan sejahtera

Indikator kinerja SDM, cara

mengukur kinerja SDM,

mengevaluasi kinerja SDM, dan

mengembangkan SDM

Realita:fungsi hulu-hilir

membutuhkan SDM yang beragam

jumlah dan jenis. Saat ini belum

terakomodasi

5. Pengawasan Meningkatnya

penyelenggaraan

pemerintahan

yang bersih dan

bebas KKN

Potensi pelanggaran hukum dan

ketidakjujuran (fraud)

Cara deteksi fraud

Sistem deteksi dini dan restorasi

Pembedaan fraud dan deviasi

Realita:minimnya SDM berdampak

pada belum optimalnya

pengawasan dan juga banyak

pekerjaan yang dirangkap oleh 1

pegawai

6. Akuntabilitas Meningkatnya

kapasitas dan

akuntabilitas

kinerja birokrasi

Indikator akuntabilitas

Cara mengukur dan mengevaluasi

Realita: sangat berhubungan

dengan SDM dan pengawasan

yang kondisinya minim

7. Pelayanan

Publik

Pelayanan prima

sesuai kebutuhan

dan harapan

masyarakat

Indikator pemenuhan kebutuhan

Persepsi masyarakat

Cara mengukur dan mengevaluasi

Realita: kebutuhan masyarakat

(jejaring, pasien/subyek riset, petani

binaan) sangat tinggi, namun

39

Area

Perubahan

Hasil Yang

Diharapkan

Kebutuhan dan Realita

Pengetahuan

kapasitas organisasi dan SDM tidak

mampu mengakomodasi secara

penuh, tepat dan cepat

8. Pola Pokir

dan Budaya

Kerja

Aparatur

Birokrasi dengan

integritas dan

kinerja yang tinggi

Tersedianya berbagai pengetahuan

pada butir 1-7

Praktek untuk penyebaran dan

pemanfaatan pengetahuan lain

yang relevan dalam organisasi

Realita: ketersediaan pengetahuan

1-7 tidak lengkap terpenuhi

sehingga kinerja tinggi belum

optimal

40

TABEL 29.

ISU-ISU STRATEGIS B2P2TOOT DALAM PERENCANAAN STRATEGIS

NO ISU IMPLEMENTASI

OPSI UNTUK SOLUSI TARGET REALITA

1 Tugas dan

Fungsi

(Permenkes

491/2006:

Organisasi dan

Tata Kerja

B2P2TOOT)

Tugas: melaksanakan riset dan

pengembangan TOOT

menyelenggarakan aktivitas-aktivitas

iptek, bukan hanya riset, namun juga:

pengembangan, pelatihan iptek (dokter-

apoteker Saintifikasi JAMU, produksi

JAMU instan/makanan fungsional),

pelayanan iptek (RRJ, TO, bahan

JAMU/simplisia)

kapasitas dan kompetensi SDM dan

sarpras yang tersedia, direncanakan dan

dikelola sesuai realita tugas dan fungsi

realita tugas dan fungsi

terakomodasi dalam Permenkes

Organisasi dan Tata Kinerja

Fungsi:

1) Perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi litbang TOOT;

2) Pelaksanaan eksplorasi,

inventarisasi, identifikasi,

adaptasi dan koleksi plasma

nutfah TO;

3) Pengembangan iptek

teknologi konservasi dan

pelestarian plasma nutfah;

4) Pengembangan iptek

standarisasi TO dan bahan

baku OT;

Fungsi Utama, terkait dengan

penyelenggaraan:

1) Litbang TO dan simplisia/bahan

JAMU

2) Uji khasiat dan keamanan JAMU

3) Teknologi sediaan JAMU

4) Pelatihan iptek Saintifikasi JAMU

5) Pelayanan iptek Saintifikasi JAMU

6) Peningkatan kemandirian

masyarakat

7) Jejaring RISTOJA dan Saintifikasi

JAMU

8) Diseminasi hasil iptek

41

NO ISU IMPLEMENTASI

OPSI UNTUK SOLUSI TARGET REALITA

5) Pelaksanaan pengembangan

jejaring kerjasama dan

kemitraan pelaksanaan

kajian dan diseminasi

informasi TOOT;

6) Pelaksanaan pelatihan teknis

di bidang pembibitan,

budidaya, pascapanen,

analisis koleksi spesimen TO

dan uji keamanan dan

kemanfaatan OT dan uji

keamanan an kemanfaatan

OT;

7) Pelaksanaan urusan Tata

Usaha dan Rumah Tangga

Fungsi Generik, terkait dengan

penyelenggaraan:

1) Bagian TU (kepegawaian, BMN,

pengadaan BJ, layanan administrasi

perkantoran)

2) Bidang Program, Kerjasama dan

Informasi (perencanaan, monev,

kerjasama dan diseminasi informasi)

3) Bidang Pelayanan Riset (KTO, lab,

RRJ, instalasi dan layanan

administrasi litbang)

2 Lingkup

Litbang

Amanat Permenkes No. 461

Tahun 2006 adalah TO dan OT

OT tidak digarap secara penuh, hanya

JAMU

Sebagai JAMU, mulai hulu-hilir iptek

JAMU (TO, simplisia, formula JAMU,

sediaan produk JAMU, pelatihan iptek,

pelayanan iptek, diseminasi, nilai

tambah JAMU untuk masyarakat)

JAMU sesuai pencanangan Komitmen

Nasional: JAMU brand Indonesia dan

Tahun Kebangkitan JAMU di tahun 2008

Membangun/mereplikasi institusi

seperti B2P2TOOT di setiap

provinsi atau kab/kota untuk

mengakselerasi integrasi JAMU

ke dalam pelayanan kesehatan

via Saintifikasi JAMU

42

NO ISU IMPLEMENTASI

OPSI UNTUK SOLUSI TARGET REALITA

yang membutuhkan bukti khasiat,

keamanan dan mutu, hanya oleh

B2P2TOOT

3 Kepakaran Memiliki Peneliti, Perekayasa,

Teknisi Litkayasa dan

Administrator Iptek yang

berkompeten untuk mengelola

iptek TOOT secara nasional

Dominan formasi latar belakang

agronomi, farmasi, dan kedokteran

umum

Memiliki bidang pekerjaan di kebun TO,

pascapanen, RRJ, lab dan masyarakat

Belum terpenuhi kebutuhan peneliti

etnografi kesehatan, teknologi database,

perekayasa untuk teknologi dan inovasi

JAMU, kemasyarakatan

Tingginya angka kebutuhan PPPK untuk

kebun, lab, RRJ, unit produksi, dan unit

fungsi generik

Menerima pengelolaan KTO Citeureup

dari Badan POM yang hanya ada 2 PNS

bawaan dan non peneliti/fungsional

umum

Membuka mutasi lintas

kementerian/Lembaga Non

Kementerian dan pusat/daerah

(tour of duty/area)

Formasi tenaga medis untuk

Dokter Peneliti Saintifikasi JAMU

4 Sarana dan

Prasarana

Iptek

KTO tersedia untuk litbang TO

Instalasi pascapanen tersedia

untuk litbang bahan

JAMU/simplisia

Lab terpadu tersedia untuk uji

dan pemeriksaan lab

KTO: setiap tahun membutuhkan

pembelian lahan baru mengingat

tingginya jumlah Jejaring dan belum ada

lembaga yang menyediakan dan

melestarikan TO

Mengakomodasi pembelian

lahan kebun setiap tahun

Mengembalikan fungsi lahan

dan budidaya kepada

kementerian yang

berwenangdan

43

NO ISU IMPLEMENTASI

OPSI UNTUK SOLUSI TARGET REALITA

Instalasi Museum JAMU

tersedia untuk riset etnografi

kesehatan

Instalasi Herbarium tersedia

untuk riset botani TO

Instalasi Rumah Hewancoba

untuk uji praklinik

Pedoman uji klinik Saintifikasi

JAMU

Pedoman etik Saintifikasi JAMU

Instalasi pascapanen: mengingat

tingginya jumlah jejaring, masih

dibutuhkan penambahan jumlah

dan/atau kapasitas olah/produksi dari

fasilitas pascapanen

Lab terpadu:butuh penambahan jumlah

dan jenisPNS, juga sistem manajemen

lab terpadu

Instalasi Rumah Hewancoba: butuh

pembangunan/rehabilitasi sebagai Lab

Toksikologi dan Farmakologi yang

kondusif untuk ruang peneliti/teknisi

dan ruang uji/pemeriksaan, ruang

bahan/hewancoba, gudang, dll. Sejak

tahun 2015 terkena moratorium.

Uji klinik formula JAMU “gagal di awal”

karena pada tahap uji praklinik, tidak

bisa membuat kondisi hewancoba sesuai

kondisi pada manusia

mengintegrasikan pemanfaatan

lahan milik negara untuk KTO

Pembangunan/rehabilitasi besar

untuk lab litbang dikecualikan

untuk fungsi esensial/utama

organisasi iptek

Memperlakukan JAMU dengan

kekhususan (a.l. proteksi, insentif)

karena merupakan kebudayaan

asli Indonesia. Bisakah dengan

etik sendiri, atau

penyelenggaraan, pembinaan

dan pengawasan oleh Kemenkes

bukan Badan POM, karena juga

bukan sebagai obat (a.l zat aktif

vs komposisi simplisia)

5 RRJ(Permenke

s 003/2010:

Saintifikasi

JAMU dalam

Penelitian

Unit integrasi uji klinik formula

JAMU B2P2TOOT, Badan

Litbangkes, Kemenkes

RRJ pada prinsipnya sebagai “pusat uji

klinik formula JAMU”

Mengakomodasi RRJ sebagai

Pusat Uji Klinik JAMU dalam

Istana JAMU dan sebagai one

stop JAMU services.

44

NO ISU IMPLEMENTASI

OPSI UNTUK SOLUSI TARGET REALITA

Berbasis

Yankes)

6 Instalasi non

RRJ, Lab

Terpadu dan

KTO

Muncul dalam perkembangan

tugas dan fungsi B2P2TOOT, a.l.

untuk mengakomodasi

diseminasi di tingkat nasional,

kementerian, dan masyarakat

Instalasi Pascapanen muncul karena

kebutuhan bahan JAMU/simplisia untuk

Saintifikasi JAMU tidak terpenuhi secara

persyaratan

Instalasi Sediaan Bahan JAMU muncul

karena kebutuhan bentuk JAMU sesuai

Badan POM (ekstrak)

Instalasi Museum JAMU muncul karena

temuan Saintifikasi JAMU dan RISTOJA

dominan hasil kebudayaan etnis dan

empiris

Instalasi Herbarium muncul karena

kebutuhan riset botani sebagai bagian

dari RISTOJA dan Saintifikasi JAMU

Instalasi Wisata Kesehatan JAMU muncul

karena kebutuhan untuk berkontribusi

dalam melestarikan dan membudayakan

JAMU dalam peradaban kekinian

Instalasi Produksi pada prinsipnya

sebagai inkubator produk JAMU dan

olahannya juga makin fungsional

Mengakomodasi 1 Unit sebagai

“pusat inkubator Kemenkes”

Mengakomodasi Istana JAMU

dan Kesehatan Tradisional

Indonesia sebagai “one stop

JAMU services (Indonesian

Tradisional Medicine)”

Mengakomodasi kebutuhan dari

instalasi iptek yang sudah

dibangun dan mereplikasikan di

setiap Jejaring

45

NO ISU IMPLEMENTASI

OPSI UNTUK SOLUSI TARGET REALITA

7 Unit

Struktural

UPT dan Kepala ber-Eselon IIb

Pejabat Struktural Eselon IIIb

untuk Kabag dan Kabid

Pejabat Struktural Eselon IVa

Mengelola bidang

kepakaran/kompetensi, BMN dan area

RISTOJA dan Saintifikasi JAMU yang

berstatus nasional

Menaikkan status kelembagaan

sebagai Lembaga Non

Kementerian (opsi pesimis)

Menaikkan status kelembagaan

sebagai PUSAT LITBANG

bereselon IIa (optimis)

Bahan advokasi untuk

pembentukan Ditjen Kesehatan

Tradisional, berlandaskan

kebutuhan UU dan PP terkait

yankestrad dan dalam rangka

menggali, melestarikan dan

memanfaatkan kebudayaan

Indonesia yang memiliki nilai

untuk kesehatan dan

kesejahteraan

46

C. KERANGKA REGULASI

Regulasi dan referensi yang tersedia meliputi:

TABEL 27.

PROFIL REGULASI DAN REFERENSI TERKAIT IPTEK TOOT

I. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

PP No 103 Tahun 2014 Tentang

Pelayanan Kesehatan Tradisional

PP No 39 Tahun 1995 tentang Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan

Perpres No. 72 Tahun 2012 Tentang

Sistem Kesehatan Nasional

Pemenkes No. 003 Tahun 2010 Tentang

Saintifikasi JAMU Dalam Penelitian

Berbasis Pelayanan Kesehatan

Permenkes No. 491 Tahun 2006 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja B2P2TOOT

Peraturan Kepala Badan POM

No. 12 Tahun 2014 Tentang

Persyaratan Mutu Obat

Tradisional;

Peraturan Kepala Badan POM

No. 13 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Uji Klinik Obat Herbal

SE Kepala Badan Litbangkes No. LB.02.02/2/8906/2012, Tanggal 30 Agustus 2012

Tentang Pengadaan Bahan Jamu Untuk Jejaring Klinik Saintifikasi Jamu

II.A. UU No. 18 Tahun 2002 Tentang Sistem

Nasional Penelitian, Pengembangan, dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

II.B. UU No. 28 Tahun 2014 Tentang

Hak Cipta

-- PP No. 20 Tahun 2005 Tentang Alih

Teknologi Kekayaan Intelektual

Serta Hasil Litbang Oleh

Perguruan Tinggi Dan Lembaga

Litbang

-- PP No. 27 Tahun 2004 Tentang Tata

Cara Pelaksanaan Paten Oleh

Pemerintah

III.UU No. 13 Tahun 2010 Tentang Hortikultura (Lembaran Negara RI Tahun 2010

No. 132)

Permentan No. 57 Tahun 2012 Tentang Pedoman Budidaya Tanaman Obat Yang

Baik

Permentan No. 40 Tahun 2014 Tentang Peran Serta Masyarakat Dalam

Penyelenggaraan Hortikultura

Permentan No. 77 Tahun 2012 Tentang Sistem Informasi Hortikultura

Permentan No. 76 Tahun 2012 Tentang Syarat Dan Tata Cara Penetapan Produk

Unggulan Hortikultura

Permentan No. 58 Tahun 2012 Tentang Perlindungan, Pemeliharaan,

Pemulihan, Serta Peningkatan Fungsi Lahan Budidaya Hortikultura

Permentan No. 57 Tahun 2012 Tentang Pedoman Budidaya Tanaman Obat Yang

Baik

Permentan No. 48 Tahun 2012 Tentang Produksi, Sertifikasi Dan Pengawasan

Peredaran Benih Hortikultura

47

IV.A. Referensi Bidang

Kesehatan

IV.B. Referensi Bidang Iptek

WHO. WHO Traditional

Medicine Strategy 2014-

2023. 2013

UNESCO. Manual for Statistics on Scientific and

Technological Activities. 1984

B2P2TOOT, Badan

Litbangkes, Kemenkes.

Pedoman Budidaya, Panen

dan Pascapanen Tanaman

Obat. 2015

--

D. KERANGKA KELEMBAGAAN

Organisasi B2P2TOOT sebagai unit pelaksana teknis di Kementerian Kesehatan dan

bagian dari Badan Litbang Kementerian, dalam pelaksanaan kegiatan mengacu pada

kebijakan-kebijakan yang ada di Kementerian Kesehatan dan Badan Litbangkes.

Sebagai intansi pemerintah keberadaannya harus dirasakan kemanfaatannya oleh

rakyat. Saintifkasi jamu dilakukan untuk menjawab itu.

48

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. TARGET KINERJA

Sesuai tugas dan fungsi Balai Besar Litbang TOOT, kegiatan Litbang TOOT

dikelompokkan:

1. Riset Kesehatan Nasional target sampai akhir 2019 sebanyak 11 laporan

2. Rekomendasi kebijakan bidang TOOT target sampai akhir 2019 sebanyak 10

rekomendasi

3. Hasil Litbang bidang TOOT target sampai akhir 2019 sebanyak 75 laporan

4. Publikasi ilmiah bidang TOOT target sampai akhir 2019 sebanyak 120

publikasi

B. KERANGKA PENDANAAN

Komposisi Anggaran B2P2TOOT TA 2015-2019 menurut Arsitektur dan

Informasi Kinerja (ADIK) adalah sesuai Tabel 31.

49

TABEL 28.

RENCANA B2P2TOOT BERDASARKAN AKTIVITAS UTAMA DAN AKTIVITAS GENERIK DAN RENJA 2015-2019

No AKTIVITAS Volume Jumlah Alokasi (Juta Rupiah)

A UTAMA ‘15 ‘16 ‘17 ‘18 ‘19 ‘16 ‘17 ‘18 ‘19

Output:

1 Rekomendasi Kebijakan yang

dihasilkan dari litbang di bidang

TOOT

2 4 6 8 10 300,0 101,0 94,0 511,0

2 Publikasi informasi di bidang

TOOT

24 48 57 66 120 1.175,0 333,0 317,0 3.083,0

3 Hasil Litbang di bidang TOOT 17 37 52 60 75 26.581,3 22.151,0 8.860,0 2.949.0

4 Laporan RISKESNAS wilayah IV 0 2 3 10 11 23.578,3 16.552,0 37.786,0 16.852,0

B GENERIK

Input:

5 Laporan Dukungan Manajemen

Litbang di bidang TOOT

12 13 13 13 13 83.003,1 27.137,0 25.748,0 28.783,0

Sumber Daya

1. Gaji dan Tunjangan 1 1 1 1 5.787,7

2. Operasional sehari-hari dan

pemeliharaan perkantoran

1 1 1 1 7.030,7

3. Peralatan dan Mesin 1 1 1 1 27.646,0

4. Tanah dan Bangunan 1 1 1 1

Layanan Internal Organisasi 1 1 1 1 42.538,7

50

No AKTIVITAS Volume Jumlah Alokasi (Juta Rupiah)

1. Layanan keuangan, kekayaan

negara dan tata usaha

1 1 1 1

2. Manajemen laboratorium 1 1 1 1

3. Layanan informasi, publikasi dan

diseminasi

1 1 1 1

4. Layanan hukum, organisasi dan

kepegawaian

1 1 1 1

5. Layanan bidang ilmiah dan etik 1 1 1 1

6. Layanan perencanaan,

penganggaran dan evaluasi

1 1 1 1

7. Manajemen kebun tanaman obat 1 1 1 1

8. Manajemen Saintifikasi JAMU 1 1 1 1

9. Manajemen database TOJA 1 1 1 1

Jumlah 134.637,7 66.277,0 72.809,0 52.181,0

51

PENELITIAN B2P2TOOT 2015-2019

1. Prioritas Penelitian

Prioritas penelitian;

a) RISTOJA

RISTOJA bertujuan menyediakan portal nasional TOJA dalam rangka

melestarikan budaya preventif dan penyembuhan dan pemeliharaan

kesehatan berbasis etnis nusantara, juga melestarikan dan melindungi

TO langka. Aktivitas Ristoja meliputi: Riset di lapangan untuk

mengumpulkan data, analisis lanjut data yang dikumpulkan, baik

konfirmasi lapangan dan lab dan manajemen/pengelolaan database

TOJA, a.l pembaruan maupun perbaikan. Riset ini bertujuan

memperoleh data meliputi: karateristik demografi, narasumber,

gejala/penyakit, ramuan, cara penyiapan, cara pemakaian dalam

pengobatan, dan kearifan lokal dalam pemanfaatan, pengelolaan dan

pelestarian tumbuhan obat, sedangkan sampel riset ini adalah:

pengobat tradisional (batra), orang yang mengetahui penggunaan

tumbuhan obat dan tumbuhan obat yang digunakan dalam

pengobatan sesuai informasi yang diperoleh

b) Standarisasi Tanaman Obat

Standarisasi TO adalah Tanaman Obat yang telah melalui tahapan

penelitian karakterisasi morfologi, kimia dan genetik. Standarisasi

tanaman obat dilakukan dengan menetapkan dua fokus penelitian,

yaitu: 1) bagian hulu meliputi penelitian pengembangan tanaman

yang terstandar meliputi kegiatan eksplorasi dan koleksi plasma

nutfah, seleksi aksesi, karakterisasi morfologi dan genetik, uji

multilokasi dan uji kestabilan mutu tanaman berdasarkan parameter

standar. 2) bagian hilir adalah pengembangan parameter standar

tanaman obat yang belum memiliki baku standar mutu dalam buku

acuan standar formal (MMI dan FHI). Riset ini bertujuan untuk

menghasilkan tanaman obat yang baik dari segi biomasa dan

kandungan kimia, sehingga dapat diproses sebagai simplisia dalam

rangka Saintifikasi Jamu

c) Standarisasi Bahan Jamu

Standarisasi Bahan Jamu adalah simplisia atau ekstrak yang sesuai

parameter standar mutu Saintifikasi Jamu. Penyediaan Jamu yang

berkualitas tergantung dari TO yang digunakan sebagai bahan Jamu,

cara pengolahan dan cara penyimpannya. Khasiat Jamu tergantung

dari kandungan kimia yang terkandung dalam simplisia atau ekstrak,

52

dimana kandungan kimia ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara

lain tempat tumbuh, iklim, curah hujan, panen, cara mengendalikan

mutu simplisia atau ekstrak adalah dengan cara standarisasi simplisia

atau ekstrak. Standarisasi diperlukan agar dapat diperoleh bahan baku

memenuhi standar baku yang akhirnya dapat menjamin efek

farmakologi yang diinginkan.

Pengembangan simplisia atau ekstrak terstandar dengan area

penelitian meliputi teknologi pasca panen, pengembangan dan

profiling parameter standar simplisia atau ekstrak sesuai parameter

standar mutu Saintifikasi Jamu.

d) Formula Jamu Saintifik

Uji keamanan dan khasiat untuk menjamin mutu produksi yang

dilakukan terhadap manusia/pasien. Prioritas penelitian untuk

menghasilkan formula Jamu terstandar adalah sebagai berikut:

1) Penelitian In vivo, merupakan penelitian yang dilakukan

menggunakan subjek manusia atau hewan

2) Penelitian In vitro, merupakan penelitian yang dilakukan dalam

tabung uji atau media kultur di laboratorium

3) Uji Praklinik formula Jamu meliputi uji keamanan yang terdiri dari

toksisitas akut, sub kronik, kronik, mutagenik dan teratogenik.

Riset Praklinik Jamu diperlukan sebagai tahap awal untuk

mengetahui khasiat dan keamanan terhadap hewancoba

4) Uji Observasi Klinik, riset observasi klinis yang dilakukan Rumah

Riset Jamu dengan pasien terbatas menggunakan metode pre-

post sebagai tindak lanjut riset praklinik hewancoba

5) Uji klinis (RCT), Uji klinis (RCT) merupakan tahap akhir untuk

mengetahui khasiat dan keamanan formula Jamu. Riset ini

melibatkan berbagai instansi, rumah sakit maupun dinas

kesehatan daerah yang tergabung dalam jejaring Saintifikasi Jamu

Diterbitkannya Permenkes No 003 tahun 2010 tentang SJ, sejak Tahun

2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada SJ, dari hulu ke hilir, SJ adalah

pembuktian ilmiah khasiat dan keamanan Jamu, SJ dilakukan melalui

observasi klinik yaitu penelitian berbasis pelayanan kesehatan. SJ

merupakan terobosan Kementerian Kesehatan dalam upaya

memberikan dukungan ilmiah (evidence based) terhadap Jamu untuk

dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan formal.

53

e) Pengembangan Produk Jamu

Pengembangan bentuk-bentuk sediaan Jamu merupakan alternatif

penyediaan formula Jamu dalam bentuk tablet, kapsul maupun sirup

hal ini di upayakan karena sediaan tablet, kapsul atau sirup memiliki

beberapa keunggulan dibandingkan bentuk sediaan farmasi lainnya

(godhogan) dengan manfaat yang sama. Teknologi bentuk sediaan

meliputi penelitian optimasi metode ekstraksi, pengembangan bentuk

sediaan, kajian stabilitas produk

f) Rekomendasi Kebijakan

Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat implementasi penelitian

berbasis pelayanan sebagai amanah Permenkes No 003 tahun 2010

sekaligus sebagai bahan bahan masukan bagi pelaksanaan Peraturan

Pemerintahn Nomor 103 tahun 2014 agar pelayanan pengobatan

tradisional yang terintegrasi di pelayanan kesehatan dapat segera

tercapai di banyak daerah di Indonesia.

2. Agenda Penelitian

Agenda penelitian dijabarkan dalam ROAD MAP Gambar 9 berikut ini:

54

Gambar 9. Roadmap JAMU 2010-2025

Lit

ba

ng

Pro

du

kP

as

ard

an

pe

ng

gu

na

2010-2014 2015-2020 2021-2025 PELAKUTHN

EtnofarmakologiSaintifikasi JamuStandarisasi TOFormulasi jamu Kebijakan pasar JamuRancang bangun alat paska panen Rancang bangunBULOG Jamu

Masyarakat, Pelayanan Kesehatan, Pasar Jamu

Jamu yang terjamin aman, berkhasiat & bermutuSediaan jamu, Teknologi budidaya

Teknologi paska panen, Tanaman Obat TerstandarRegulasi, kebijakan, sistem dan model yankes jamu, paten

Kemkes, Kemperdag,

Kemperin, BPOM GP/Indstri Jamu,

Balittro, Kemkes,

KemperdagB2P2TOOT

Balitbangkes, Balitbanghut,Balitbangtan, Balitbangda,

Kemenegristek, PT, BPPT, LIPI,Biro HUKOR

Etnofarmakologi Saintifikasi Jamu Standarisasi TOModernisasi jamu Formulasi jamuRegulasi & KebijakanRancang bangun alat paska panen

Saintifikasi JamuStandarisasi TOModernisasi jamuPengembangan obat baruRegulasi & kebijakan

2015-2019 2020-2024

55

Gambar 10. Rencana Jangka Menengah 2015 – 2019

Lit

ban

g

Pro

du

k

Pa

sa

r d

an

pen

gg

un

a

2015 2016 2017 PELAKU THN

Masyarakat Pelayanan Kesehatan

Pasar JAMU regional & internasional

Formula JAMU (20 formula) Tanaman Obat terstandar (8 tanaman)

Vademekum RPP/UU JAMU

Pengembangan model klinik JAMU dan griya JAMU Paten

Kemkes,

Kemperdag,

Kemperin, BPOM

GP/Industri JAMU,

Kemkes,

B2P2TOOT DPR,

Dinkes

Balitbangkes, dokter

Saintifikasi JAMU,

Kemhut, Kemtan,

Balitbangda, PT,

BPPT, LIPI

2018 2019

Formula untuk: Hipertensi Hiperglikemi Hiperurisemia Hiperlipidemia

TO:

Meniran (II)

Ekinase (II)

Purwoceng (I)

Formula untuk: Hepatoprotektor

Diabetes melitus Osteoartritis

Hemoroid

TO: Pegagan (I) Tempuyung (I) Purwoceng (II)

Formula untuk:

Aprodisiaka

Hepatoprotektor

Imunomodulator

Urolithiasis

TO:

Brotowali

Formula untuk:

Kanker payudara

Anemia

Asma Anxietas

Myalgia

TO:

Daun ungu Sembung Secang Tempuyung (II)

Formula untuk:

Kanker prostat Jerawat Regenerasisel ISPA

TO:

Meniran (I)

Ekinase (I)

56

PENGEMBANGAN SDM B2P2TOOT 2015-2019

Pengembangan SDM merupakan kegiatan yang terintegrasi terhadap

perkembangan institusi. Hasil Analisis beban kerja sebagai bahan penyusunan

bezetting di Balai Besar Litbang TOOT tahun 2015 sebagaimana berikut ini:

Tabel 29.

Rekapitulasi kebutuhan SDM Per Bagian/Bidang

berdasarkan Analisis Beban Kerja

Tabel 30.

Hasil Perhitungan Kebutuhan SDM berdasarkan ABK dan Jenis

Pendidikan

JABATAN FORMASI JUMLA

H

PEGAW

AI

YANG

ADA

HASI

L

PERH

ITUN

GAN

KEBU

TUH

AN

BERD

ASAR

KAN

ABK

JENIS PENDIDIKAN

DIBUTUHKAN

BERDASARKAN ABK

B2P2TOOT

96 198

Kepala B2P2TOOT 1 1 S.2 Kesehatan Masyarakat

- Peneliti Madya 3 8 S.1 Biologi (1)

S.2 Kefarmasian (1)

S.2 Pertanian (3)

S.2 Biologi (1)

S.2 Bioteknologi (1)

S.3 Biologi (1)

S.1 Apoteker

NO SUB

BAGIAN/BIDANG

SDM

Kebutuhan Ketersediaan Selisih

PNS PPPK

1 Umum 17 13 38 +34

2 Keuangan 8 4 2 - 2

3 Program&Evaluasi 3 2 2 +1

4 Kerjasama&Informasi 4 4 3 +3

5 Yanteknis

- Labdu

- Pasca Panen

- Klinik RRJ

- Pelatihan Teknis

- Animal house

- KTO

140 72 100 +32

6 Sarana Penelitian 9 1 -8

Jumlah kebutuhan 181 96 145 +60

57

JABATAN FORMASI JUMLA

H

PEGAW

AI

YANG

ADA

HASI

L

PERH

ITUN

GAN

KEBU

TUH

AN

BERD

ASAR

KAN

ABK

JENIS PENDIDIKAN

DIBUTUHKAN

BERDASARKAN ABK

- Peneliti Utama 0

1. Bidang Program,

Kerjasama Dan Informasi

7 12

Kepala Bidang Program,

Kerjasama Dan Informasi

1 1 S.2 Perencanaan dan

Kebijakan Publik

1.1. Seksi Program Dan

Evaluasi

3 4

Kepala Seksi Program

Dan Evaluasi

1 1 S.1 Ilmu Komunikasi

- Penyusun Laporan 0 1 S.1 Bahasa Inggris (1)

- Perencana 2 2 S.1 Kesehatan Masyarakat (1)

S.1 Teknik Komputer (1)

S.1 Akuntansi (1)

1.2. Seksi Kerjasama Dan

Informasi

3 7

Kepala Seksi

Kerjasama Dan

Informasi

1 1 S.2 Ilmu Kimia

- Pustakawan Pertama 0

- Pranata Komputer 0 2 D.III Desain Grafis (1)

S.1 Teknik Komputer (1)

- Pustakawan Pemula 1 1 S.1 Perpustakaan

- Pranata Hubungan

Masyarakat

1 3 S.1 Administrasi Negara (1)

S.1 Komunikasi (2)

2. Bidang Pelayanan

Penelitian

64 141

Kepala Bidang Pelayanan

Penelitian

1 1 S.2 Bioteknologi

58

JABATAN FORMASI JUMLA

H

PEGAW

AI

YANG

ADA

HASI

L

PERH

ITUN

GAN

KEBU

TUH

AN

BERD

ASAR

KAN

ABK

JENIS PENDIDIKAN

DIBUTUHKAN

BERDASARKAN ABK

- Peneliti Muda 9 15 S.1 Farmasi (1)

S.1 Pertanian (1)

S.1 Pertanian Agronomi (1)

Dokter Hewan (1)

Dokter Umum (1)

S.2 Kedokteran Dasar (1)

S.2 Kefarmasian (4)

S.2 Pertanian (1)

S.2 Ilmu Kimia (1)

S.2 Biologi (2)

S.3 Farmasi (1)

2.1. Seksi Pelayanan

Teknis

33 58

Kepala Seksi

Pelayanan Teknis

1 1 S.2 Bioteknologi

- Peneliti Pertama 12 11 S.1 Farmasi (1)

S.1 Pertanian Agronomi (1)

S.1 Pertanian Agrobisnis (1)

Dokter Hewan (1)

S.1 Biologi Botani (1)

Dokter Umum (1)

S.2 Kedokteran Dasar (1)

S.2 Kefarmasian (1)

S.2 Ilmu Kimia (1)

S.2 Biologi (2)

- Teknisi Litkayasa

Penyelia

8

- Peneliti 12 46 S.1 Kesehatan Masyarakat (4)

S.1 Gizi (1)

S.1 Pertanian (7)

S.1 Teknologi Pertanian (3)

Dokter Hewan (3)

S.1 Biologi (2)

S.1 Farmasi (7)

S.1 Biologi Botani (3)

S.1 MIPA Kimia (1)

Dokter Umum (14)

S.2 Ilmu Kimia (1)

59

JABATAN FORMASI JUMLA

H

PEGAW

AI

YANG

ADA

HASI

L

PERH

ITUN

GAN

KEBU

TUH

AN

BERD

ASAR

KAN

ABK

JENIS PENDIDIKAN

DIBUTUHKAN

BERDASARKAN ABK

2.2. Seksi Sarana

Penelitian

21 67

Kepala Seksi Sarana

Penelitian

1 1 S.2 Bioteknologi

- Peneliti Pertama 0

- Teknisi Litkayasa

Pelaksana

2 6 D.III Farmasi (3)

D.III Analis Kesehatan (1)

Akademi / D3 Pertanian (1)

D.III/A.III Pertanian (1)

- Teknisi Litkayasa

Pelaksana lanjutan

8 5 D.III/A.III Peternakan (1)

SMA A.3 / IPS (1)

SMA A.2 / Biologi (1)

D.III Farmasi (2)

D.III/A.III Budidaya Tanaman

Holtikultura (1)

D.III Analis Kesehatan (1)

D.III Peternakan (1)

- Teknisi Litkayasa

Penyelia

8 9 Sekolah Menengah Atas (2)

SPMA Mekanika Pertanian

(1)

Sekolah Menengah Tekno.

Prod Pertanian (2)

SMA A.3 / IPS (1)

SMEA Tata Usaha (1)

SMEA Tata Niaga (1)

SMEA Tata Buku (1)

SMA.A.2/Biologi

- Teknisi Litkayasa

Pemula

2 46 D.III Perawat Umum (13)

D.III Farmasi (10)

D.III Analis Kesehatan (3)

D.III Gizi (1)

D.III Rekam Medik (2)

Akademi / D3 Pertanian (10)

D.III/A.III Pertanian (10)

D.III/A.III Kehutanan (1)

D.III/A.III Ilmu Kimia (3)

S.1 Kesehatan Masyarakat (1)

S.1 Administrasi Negara (2)

3. Bagian Tata Usaha 29 36

60

JABATAN FORMASI JUMLA

H

PEGAW

AI

YANG

ADA

HASI

L

PERH

ITUN

GAN

KEBU

TUH

AN

BERD

ASAR

KAN

ABK

JENIS PENDIDIKAN

DIBUTUHKAN

BERDASARKAN ABK

Kepala Bagian Tata Usaha 1 1 S.2 Magister Of Public Health

3.1. Subbagian Umum 23 28

Kepala Subbagian

Umum

1 1 S.2 Pertanian

- Analis Kepegawaian

Pelaksana

1

S.1 Administrasi Negara

- Arsiparis Pelaksana 0 1 S.1 Administrasi (1)

- Pengelola

Pengadaan Barang

/Jasa

0 1 S.1 Hukum (1)

- Pengelola BMN 1 3 D.III Teknik Komputer (1)

D.III Akuntansi (1)

D.III Manajemen (1)

- Pengadministrasi

Umum

5 3 Sekolah Menengah Atas (1)

SMA A.3 / IPS (1)

D.III Sekretaris (1) - Pramu 9 11 Sekolah Dasar Umum (3)

Madrasah Ibtidaiyah (1)

SMP (2)

SMA (3)

STM Bangunan (1)

STM Mesin (1)

- Teknisi Jaringan (Air,

Listrik, Telp)

3 3 SMA A.3 / IPS (1)

D.III/A.III Teknik Elektronika

(1)

S.1 Teknologi Pertanian (1)

- Analis Kepegawaian

Pemula

1 1 D.III Sekretaris (1)

- Arsiparis Pemula 2 4 D.III Kearsipan (3)

D.III Perhotelan (1)

- Arsiparis 0

- Pustakawan 0

3.2. Subbagian Keuangan 5 7

Kepala Subbagian

Keuangan

1 1 S.1 Kesehatan Masyarakat

61

JABATAN FORMASI JUMLA

H

PEGAW

AI

YANG

ADA

HASI

L

PERH

ITUN

GAN

KEBU

TUH

AN

BERD

ASAR

KAN

ABK

JENIS PENDIDIKAN

DIBUTUHKAN

BERDASARKAN ABK

- Bendahara 1 2 SMA A.3 / IPS (1)

S.1 Ekonomi Akutansi (1)

- Penata Laporan

Keuangan

3 4 D.III/A.III Administrasi

Keuangan (1)

S.1 Ekonomi Akutansi (3)

Sebagai lembaga Litbang, kondisi yang diharapkan sampai tahun 2016 adalah

jumlah peneliti mengalami peningkatan yang proporsional dengan

pengembangan institusi. Kepakaran dan pendidikan yang diperlukan dalam

penyusunan kebutuhan SDM seperti tercantum dalam tabel dibawah ini :

Tabel 31.

Kondisi Kepakaran

NO LAB/INSTALASI KEPAKARAN Kebutuhan Ketersediaan

1 Fitokimia Kimia Bahan Alam 2 -

Analis Farmasi 1 2

2 Galenika Farmasi 0 1

3 Botani Anatomi Tumbuhan 1 0

Taksonomi

Tumbuhan

- 2

4 Toksiko Farmakologi Farmakologi 2 2

Toksikologi 1 1

5 Mikrobiologi Mikrobiologi 1 1

6 Biologi Molekuler Rekayasa Genetika 0 1

Kultur jaringan 1 1

7 Formulasi Formulasi 2 1

8 Pasca Panen Pengolahan Hasil

Pertanian

2 2

9 Produksi Tanaman Agronomi 3 3

Proteksi Tumbuhan

(HPT)

1 1

Fisiologi Tumbuhan 1 0

Mekanisasi Pertanian 1 0

10 Rumah Riset JAMU Dokter Saintifikasi

JAMU

10 8

Perawat 5 1

Gizi 1 1

62

Apoteker 4 3

Sanitari 1 0

Rekam Medik 1 0

Analis Kesehatan 2 1

11 Kesekretariatan Arsiparis 1 1

Sekretaris 1 1

Humas 1 0

Hukum 1 0

Akuntansi 4 3

12 Perpustakaan Pustakawan 1 1

13 Museum JAMU Antropologi 0 1

Rencana peningkatan kompetensi SDM dapat dilakukan melalui beberapa cara,

yaitu:

1. Pendidikan lanjutan reguler/non reguler terutama S3

2. Diklat fungsional, struktural, teknis dan manajemen

3. Menciptakan iklim ilmiah internal melalui jurnal ilmiah serta pembinaan

terstruktur yang berkesinambungan

4. Studi banding

5. Kursus

6. Penugasan dan pertemuan ilmiah

Tabel 35.

Rencana Diklat Teknis Tahun 2016-2017

No NAMA DIKLAT LOCUS Tahun

2015 2016 2017

1 Mikroteknik lanjut LIPI Botani 2 2

2 Pengelolaan Herbarium

Ident.TO

Herbarium

Bogoriense

2

3 Mikrobiologi LIPI 1 1

4 Kultur Jaringan BB Bioteknologi 1

5 Blotting Universitas 1 1

6 Rekayasa genetika Eijkmen 2

7 Penulisan jurnal/artikel

ilmiah

In house Peneliti

8 Good Clinical Practice Pusat 2 1 1

9 Good Manufacture

Practice

1

63

10 Good Agriculture Practice 1

11 Teknologi ekstraksi Univ,industri 1 1

12 Analisis metabolit

sekunder

LIPI 2 1

13 Statistik In house Peneliti 1

14 Metodologi Riset Badan

Litbangkes /in

house

Peneliti 1

Tabel 36.

Rencana Diklat Manajemen dalam 5 tahun

No NAMA DIKLAT LOCUS WAKTU

2015 2016 2017 2018 2019

1 Auditor Internal In house 4 1 3 1

2 English course for

specific purpose

In house 10 5 5 5

3 Pengelolaan arsip Inhouse 1 1 1 1

4 Manajemen

perpustakaan

1 2

5 Pengelolaan

website

Badan

Litbangkes

1 1 1

6 Pengadaan

Barang dan Jasa

LKPP 1 3 2 1

7 Sekretaris 4 1 1

8 PPAKP Kemenkeu 1 2 1 1 2

9 Bendahara Badan

Litbang

1 1 1

10 Kehumasan Kemenkomin

-fo

1 1 1

11 Desain grafis Solo 2 2 2

12 Public speaking In house 1 1 1

13 Pengelola jurnal Universitas 2 2 2 2

14 Teknik penulisan

artikel

Media cetak 5 2 5 5

15 Fotografer In house 2 1 1

16 Editing film Yogyakarta 1 1

64

LABORATORIUM

1. Laboratorium Sistematika Tumbuhan

Tabel 34.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Sistematika Tumbuhan

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S3 Ekofisiologi 1

S3 Sistematika/genetika

molecular

1

S3 Farmasi 1

S2 Sistematika/genetika

molecular

1

S2 Biologi (taksonomi) 1

S1 Biologi (anatomi) 1 1

S1 Biologi (taksonomi) 1

D3

pertanian/biologi/farmasi

Alat

lab

Lemari herbarium pintu

geser

15 5

Sliding microtom 1

Rotary microtome 1

Oven 1

Mikroskop cahaya dan set

computer + software

1

Mikrometer objektif 1

Mikrometer okuler 1

Almari herbarium 15 5

Laboratory Oven 1

Microscope electron 1

DNA Sekuenser 1

Pengembangan Laboratorium Sitematika Tumbuhan hingga tahun 2019

ditunjukkan untuk:

Identifikasi TO

Pembuatan dan perawatan herbarium

Autentifikasi bahan Jamu (simplisia dan Serbuk)

Analisis keragaman genetik Tumbuhan Obat

65

2. Laboratorium Benih dan Pembibitan

Tabel 35.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Benih dan Pembibitan

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S3 Pertanian 1

S2 Agronomi 1

S1 Agronomi 1

S1 Pemuliaan

Tanaman

1

Alat lab Almari display 5

Laboratory Oven 1

Seed Germinator 1

Botol benih 1000 750

Growth chamber 1

Termogradien table 1

Pengembangan Laboratorium Benih dan Pembibitan hingga tahun 2019

ditunjukkan untuk:

Menghasilkan benih tanaman obat terstandar.

Memiliki kompetensi dalam menyediakan dan pemeliharaan bibit tanaman

obat terstandar.

Mendapatkan database benih tanaman obat.

3. Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)

Tabel 36.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Hama Penyakit Tanaman

2015 2016 2017 2018 2019

SDM - - - - -

Alat lab Mikroskop 1

Autoclave 1

Hotplate stirrer 1

Island

Insektarium

5 3

Wall Insektarium 10 5 5

Mikroskop stereo 1

66

Pengembangan Lab Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) hingga

tahun 2019 ditunjukkan untuk mencapai output besar:

Database hama dan penyakit tumbuhan obat.

Menghasilkan produk, metode, dan paket teknologi lain dalam

pengendalian hama dan penyakit tanaman obat.

4. Laboratorium Galenika

Tabel 37.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Galenika

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S-3 Kimia/Farmasi 1

S-2 Kimia/Farmasi 1

S-1 Kimia/Farmasi 1 1

D3 Kimia/Farmasi 1

Alat lab Perkolator 2 2

Centrifuge 1

Maserator 2 2

Soxhlet set 2

Stahl destilator 1

Waterbath 1 1 2

Rotavapor 1

Hot plate 1

Neraca analit 1

Blender biji-biji 1

Shaker 1

Oven 2

Media dispenser 1 1

Vacum dryer 1

Multi-shaker 1

Supercritical Fluid

Extraction

1

Pengembangan Lab Galenika hingga tahun 2019 ditujukan untuk:

Bank ekstrak dan minyak atsiri.

Pembuatan standar penilai kualitas bahan JAMU yang dapat diusulkan

sebagai standar farmako herbal sediaan.

Database ekstrak.

Penentuan metode ekstraksi yang optimal untuk tiap jenis tanaman obat.

67

5. Laboratorium Fitokimia

Tabel 41.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Fitokimia

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S3 Farmasi - - - 1 -

S1 Farmasi 1

Alat lab LC-MS-MS 1

Maldi TOP MS 1

GC MS 1

Pengembangan Lab Fitokimia hingga tahun 2019 ditujukan untuk:

Mendapatkan senyawa baru

Mendapatkan senyawa aktif

Mendapatkan senyawa penanda khususnya tanaman-tanaman obat yang

belum memiliki senyawa standard

Pengembangan metode analisa kualitatif dan kuantitatif tanaman obat

Standarisasi simplisia dan ekstrak tanaman obat

6. Laboratorium Instrumen

Tabel 42.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Instrumen

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S3 Farmasi - - - 1 -

S1 Farmasi 1

Alat lab HPLC 1

TLC Densitometer 1

GC 1

Pengembangan Lab Instrumen hingga tahun 2019 ditujukan untuk:

Pengujian Kualitas Bahan Jamu

Uji Kandungan Senyawa Aktif TO

Pemeriksaan kandungan kimia sampel Penelitian

68

7. Laboratorium Formulasi

Tabel 43.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Formulasi

2015 2016 2017 2018 2019

SDM

Alat lab Spray dryer

solotion

1

Mesin ultrafiltrasi 1

Pengembangan Lab Formulasi hingga tahun 2019 ditujukan untuk:

Menghasilkan sediaan JAMU yang bermutu

Produk JAMU modern dan bermutu

8. Laboratorium Mikrobiologi

Tabel 44.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Mikrobiologi

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S-1 Biologi 1 1

D3 Farmasi 1

Alat lab Mikroskop 1 1

Komputer 1

Shaker inkubator 1

Autoklaf destruksi 1

Freezer -80ºC 1 1

Biosafety cabinet 1 1

Elektroforesis 1

Biosafety room 1

Automatic colony

counter

1

Pengembangan Lab Mikrobiologi hingga tahun 2019 ditujukan untuk:

Koleksi bakteri endofit tanaman obat.

Naskah-naskah rekomendasi pengelolaan pascapanen tanaman obat

terkait cemaran mikrobia.

Database kontrol kualitas JAMU kaitannya dengan cemaran mikrobia dan

identifikasi mikrobia pencemar bahan JAMU.

69

Menentukan metode sampling bahan JAMU secara tepat untuk tujuan

kontrol kualitas (dari aspek mikrobiologi) dan isolasi bakter &jamur.

Melakukan karakterisasi bakteri dan jamur untuk identifikasi

menggunakan karakter-karakter morfologi sel dan koloni, biokimia,

fisiologi dan molekular.

Melakukan uji aktivitas isolat bakteri dan jamur secara in vitro, in vivo dan

di lingkungan.

Melakukan uji daya hambat ekstrak terhadap sel-sel bakteri dan jamur

dengan metode yang tepat dan menentukan mekanisme daya hambat

tersebut.

Mengisolasi bakteri endofit, mengidentifikasinya dan menguji aktivitasnya.

Mengidentifikasi Aspergillus dan aflatoksin pencemar bahan JAMU.

9. Laboratorium Kultur Jaringan

Tabel 45.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Kultur Jaringan Tanaman

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S-2 Pertanian/biologi 1 1

D3 Pertanian/biologi 1 1

Alat lab Shaker incubator 1 1

Hot plate

Media dispenser 1

Incubator 1

Bottle top dispenser 2

Lab. Scale Bioreaktor 1

Large Scale Shaking

inkubator

1

Growth chamber 1

Tissue Culture

Research walk-in room

1

Rak stainlesstell 1 1

-80°C freezer 1

Pengembangan Lab Kultur Jaringan Tanaman hingga tahun 2019 ditunjukkan

untuk mencapai output besar :

Menjadi Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman yang memenuhi syarat

saintifikasi.

Menghasilkan bibit unggul: murni dan bebas penyakit.

Produksi metabolit sekunder tanaman obat.

70

10. Laboratorium Biologi Molekuler

Tabel 46.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Biologi Molekuler

2015 2016 2017 2018 2019

SDM

Alat lab Flowcytometer 1 1

Real Time PCR 1

DNA Sekuenser 1

Microscope

electron

1

Pengembangan Lab Biologi Molekuler hingga tahun 2019 ditujukan untuk:

Pengujian khasiat anticancer tanaman obat atau formula JAMU secara

invitro tanaman obat pada sel line.

Kegiatan litbang untuk mendukung standarisasi tanaman obat pada

tingkat molekuler

11. Laboratorium Pascapanen

Tabel 47.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Pascapanen

2015 2016 2017 2018 2019

SDM - - - - -

Alat lab Pengering tenaga

surya

1

Industrial Drying

Oven

1

Rotari herb

drayer

1

Pengembangan Lab Pascapanen hingga tahun 2019 ditujukan untuk:

Peningkatan kompetensi personal pengolah pascapanen

Peningkatan sarana dan prasarana pascapanen

Pengembangan cara-cara pengelolaan pascapanen

12. Pengembangan Lab Hewancoba

71

Tabel 45.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Hewancoba

(Toksikologi dan Farmakologi)

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S-2 Farmasi 1

S-1 Farmasi

Farmakologi

1 1

D3 Farmasi 1

Tenaga

harian/honorer

1

Alat lab Refrigerator 1

Exhaust 1

Rak tikus 1 1

Kandang tikus 1 1

Holder tikus 1

Komputer 1

Minor set 1

Alat uji analgetik 1

Alat uji antipiretic 1

Alat uji sedatif 1

Alat uji hipertensi 1

Alat uji organ

terisolasi

1

Microskop

flourescence

1

Pengembangan Lab Hewancoba hingga tahun 2019 ditujukan untuk:

Sebagai Lab. Toksikologi dan Farmakologi

Menghasilkan database khasiat keamanan bahan/formula JAMU melalui

uji praklinik.

Memenuhi kompetensi breading hewan coba yang memenuhi syarat

sebagai hewan coba.

Menjadi laboratorium yang memiliki kemampuan/kompetensi dalam

memberi pelayanan kepada masyarakat untuk melakukan penyajian

khasiat dan keamanan bahan yang akan diuji.

13. Pengembangan Lab Manajemen Data

72

Tabel 46.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Manajemen Data

2015 2016 2017 2018 2019

SDM Ahli Statistik 1

Ahli Pemetaan 1

Ahli Bioinformatika 1

Alat lab Perangkat lunak 1 1 1

GPS 1

Server 1 1

Pengembangan Lab Manajemen Data hingga tahun 2019 ditujukan untuk :

Mengelola data yang diserahkan oleh para peneliti menjadi informasi

terpadu

Digitalisasi data dan informasi.

Melayani data dan informasi bagi masyarakat ilmiah.

Melakukan penyajian hasil penelitian Balai Besar melalui media elektronik

Memfasilitasi perangkat lunak orisinil untuk kepentingan publikasi bagi

para peneliti

14. Lab Produksi

Tabel 47.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Produksi

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S3 Agronomi 1

S2 Agronomi 2

D3 Pertanian 2

Alat lab Fertilizer 1

Green House 1

Pengembangan Lab Produksi TO hingga tahun 2019 ditujukan untuk

membuat TPT budidaya TO. Laboratorium produksi tanaman membutuhkan

dukungan kegiatan penelitian yang dimulai dari level sub-seluler, seluler,

jaringan, sampai ke tanaman yang dilaksanakan di lab fisiologi tanaman.

Laboratorium ini merupakan aplikasi dalam lingkup lapang produksi dari

penelitian fisiologi tumbuhan ke lahan penelitian dengan skala yang lebih

luas.

73

15. Lab Pemuliaan TO

Tabel 48.

Pengembangan SDM dan Alat Lab Pemuliaan TO

2015 2016 2017 2018 2019

SDM S1 Pemuliaan TO 1

D3 Pertanian 1 1

Alat lab LAF 1

Geriminator 1

Seed Blower 1

Pengembangan Lab Pemuliaan TO hingga tahun 2019 ditujukan untuk

menghasilkan varietas unggul TO dan sebagai sumber plasma nutfah.

Lab Pemuliaan Tanaman Obat mewadahi penelitian untuk memperoleh

varietas unggul mencakup penelitian eksplorasi, karakterisasi dan seleksi

aksesi, perakitan varietas unggul. Disamping itu, dibutuhkan kegiatan

pelestarian sumber daya genetik (plasma nutfah) dengan menyediakan

kebun plasma nutfah dan kebun induk.

74

BAB V

PENUTUP

B2P2TOOT akan terus berkomitmen untuk menjadi Lokomotif, Legitimator dan

Pengawal Pembangunan Kesehatan dalam bidang Jamu dan Kestraindo. Komitmen

tersebut selalu kami tularkan pada mitra, agar lembaga lembaga Iptek mampu

berperan sebagai agen pembangunan kebudayaan Jamu, Melalui litbang, pelatihan

Iptek, serta diseminasi hasil Iptek

Semoga Tanaman Obat dan Jamu kembali lestari dengan pemanfaatan yang

bijaksana, Menjamin kesinambungan dan keanekaragaman, meningkatkan mutu

nilai keamanan dan kemanfaatan. Pada akhirnya, Jamu melalui proses Iptek sosial

budaya, mampu memantapkan posisi dan kontribusi sebagai adat dan pranata

dalam kehidupan berbudaya, bernegara dan berbangsa

RAK B2P2TOOT tahun 2015-2019 yang bertumpu pada iptek tanaman obat dan obat

tradisional/JAMU sesuai dengan visi, misi, tugas dan fungsi institusi yang akan

mendukung Nawa Cita Pembangunan Pemerintah. Dokumen ini disusun sebagai

pedoman bagi pelaksanaan kegiatan B2P2TOOT dalam melaksanakan program

Badan Litbangkes sebagai unit eselon 1 yang pada muaranya mendukung program

pembangunan kesehatan nasional Kementerian Kesehatan R.I. Keberhasilan kami

diukur dengan dampak kegiatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat, pelestarian

kebudayaan dalam hal obat tradisional, dan juga budidaya tanaman obat.

RAK B2P2TOOT ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam penyusunan rencana

kinerja tahunan B2P2TOOT dan mendorong pencapaian tujuan pengembangan TO

dan OT jangka menengah yang telah ditetapkan.

75

Kontributor

Kabadan Litbangkes, Kepala B2P2TOOT, Ka PPI, Kabag Tata Usaha, Kasubbag Umum

(beserta staf), Kasubbag Keuangan (beserta staf), Kabid Program, Kerjasama dan

Informasi, Kasi Program dan Evaluasi (beserta staf), Kasi Kerjasama dan Informasi

(beserta staf), Kabid Pelayanan dan Penelitian, Kasi Sarana Penelitian (beserta staf),

Kasi Pelayanan Teknis (beserta staf)

Editor:

Akhmad Saikhu

Nita Supriyati

Junediyono

Heri Dwi Prasetiyo

Dinar Bramastyo