referat syncope

19
 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sin kop mer upa kan sal ah sat u pen yeb ab pen urunan kes ada ran yan g ban yak di temukan di Unit Gawat Dar urat (UGD). Si nkop adala h ke hi langan kesa daran sementara den gan awi tan aku t yang dii kut i den gan jat uh, dan den gan pemuli han spontan dan sempurna tanpa intervensi. Sinkop merupakan gejala dari suatu penyakit sehingga harus dicari etiologinya. 1 Di Ameri ka dipe rkira kan 3% dari kunj ungan pa si en di gawa t darurat disebabkan oleh sinkop dan merupakan 6% alasan seseorang datang ke rumah sakit. Angk a rekurensi dala m 3 tahun diperk irakan 34%. Sin kop serin g terjadi pada orang de wasa da n insi den si nkop me ni ngka t dengan meni ngkatnya umur . Hami lt on mendapatkan sinkop sering pada umur 15-19 tahun, lebih sering pada wanita dari pada laki-l aki, seda ngka n pada peneli tian Framingh am mend apatka n kejadi an sinko p 3%  pada laki -laki dan 3,5% pada wanita , tidak ada perbed aan antara laki-lak i dan wanita. Penelitian Framingham di Amerika Serikat tentang kejadian sinkop dari tahun 1971 sampai 1998 (selama 17 tahun) pada 7814 individu, bahwa insiden sinkop pertama kali terjad i 6,2/ 1000 orang/tahu n.. Sedan gkan biaya yang dikel uarka n untu k melak ukan evaluasi dan pengobatan pasien dengan sinkop tersebut dapat mencapai 800 juta dolar Ame rika. Sed ang kan di Ero pa dan Jepang kej adi an sinkop adalah 1-3,5%. Sin kop vascular merupakan penyebab sinkop yang terbanyak, kemudian diikuti oleh sinkop cardiac. 1,2 Pe natalak sanaan si nkop tergantung eti ol oginya. Untuk it ul ah ti nj auan kepustakaan ini ditulis agar dapat mendiagnosis sinkop berdasarkan etiologinya supaya sinkop dapat dicegah ataupun diterapi. Fakultas Kedokteran UPNVeteranJakarta Page 1

Upload: bimantoko-hadi-sriyono

Post on 12-Jul-2015

317 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 1/19

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sinkop merupakan salah satu penyebab penurunan kesadaran yang banyak 

ditemukan di Unit Gawat Darurat (UGD). Sinkop adalah kehilangan kesadaran

sementara dengan awitan akut yang diikuti dengan jatuh, dan dengan pemulihan

spontan dan sempurna tanpa intervensi. Sinkop merupakan gejala dari suatu penyakit

sehingga harus dicari etiologinya.1

Di Amerika diperkirakan 3% dari kunjungan pasien di gawat darurat

disebabkan oleh sinkop dan merupakan 6% alasan seseorang datang ke rumah sakit.

Angka rekurensi dalam 3 tahun diperkirakan 34%. Sinkop sering terjadi pada orang

dewasa dan insiden sinkop meningkat dengan meningkatnya umur. Hamilton

mendapatkan sinkop sering pada umur 15-19 tahun, lebih sering pada wanita dari pada

laki-laki, sedangkan pada penelitian Framingham mendapatkan kejadian sinkop 3%

 pada laki-laki dan 3,5% pada wanita, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita.

Penelitian Framingham di Amerika Serikat tentang kejadian sinkop dari tahun 1971

sampai 1998 (selama 17 tahun) pada 7814 individu, bahwa insiden sinkop pertama kali

terjadi 6,2/1000 orang/tahun.. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan

evaluasi dan pengobatan pasien dengan sinkop tersebut dapat mencapai 800 juta dolar 

Amerika. Sedangkan di Eropa dan Jepang kejadian sinkop adalah 1-3,5%. Sinkop

vascular merupakan penyebab sinkop yang terbanyak, kemudian diikuti oleh sinkop

cardiac.1,2

Penatalaksanaan sinkop tergantung etiologinya. Untuk itulah tinjauan

kepustakaan ini ditulis agar dapat mendiagnosis sinkop berdasarkan etiologinya supaya

sinkop dapat dicegah ataupun diterapi.

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 1

Page 2: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 2/19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

SINKOP

II.1 Definisi

Sinkop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata  syn dan koptein

yang artinya memutuskan. Sehingga definisi sinkop (menurut  European Society

of Cardiology:ESC ), adalah suatu gejala dengan karakteristik klinik kehilangan

kesadaran yang tiba-tiba dan bersifat sementara, dan biasanya menyebabkan

  jatuh. Onsetnya relatif cepat dan terjadi pemulihan spontan. Kehilangan

kesadaran tersebut terjadi akibat hipoperfusi serebral. 1,2,3

II.2 Etiologi

Kegiatan sebelum sinkop dapat memberikan petunjuk mengenai penyebab

gejala. Sinkop dapat terjadi pada saat istirahat, dengan perubahan postur, pada

tenaga, setelah latihan, atau dengan situasi tertentu seperti batuk, atau berdiri

lama. Sinkop terjadi dalam waktu 3 menit berdiri menunjukkan hipotensi

ortostatik.1

Secara garis besar, penyebab sinkop dibagi menjadi dua. Akibat kelainan jantung (cardiac sinkop) dan penyebab bukan kelainan jantung. Pembagian ini

sangat penting, karena berhubungan dengan tingkat risiko kematian. Penyebab

sinkop dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok yaitu vascular-cardiac,

neurologi, sinkop refleks, sinkop metabolik dan sinkop lain-lain.3

A. Jantung dan sirkulasi

1. Sinkop Vasodepressor.

Merupakan penyebab yang paling lazim cenderung bersifat

familial. Sinkop vasodepressor terjadi jika individu yang rentan

  berhadapan dengan situasi yang membuat stress. Gejala prodromal:

kegelisahan, pucat, kelemahan, mendesah, menguap, diaphoresis, dan

nausea. Gejala-gejala ini mungkin diikuti dengan kepala terasa ringan,

  penglihatan kabur, kolaps, dan LOC (loss of consciousness). Kadang-

kadang tejadi kejang klonik ringan, tetapi tidak diindikasikan penanganan

kejang, kecuali terdapat tanda-tanda lain yang menunjuk kearah ini.

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 2

Page 3: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 3/19

Serangan berlangsung singkat dan cepat pulih jika berbaring. Episode ini

dapat berulang.

Sinkop Vasodepressor dapat terjadi pada:

Seseorang dengan kondisi normal yang dipengaruhi oleh emosiyang tinggi

Pada seseorang yang merasakan nyeri hebat setelah luka,

khususnya pada daerah abdomen dan genitalia.

Selama latihan fisik yang keras pada orang-orang yang sensitive.3

2. Penyebab Hipotensi Orthostatik  

Definisi hipotensi ortostatik adalah apabila terjadi penurunan tekanan

darah sistolik 20 mmHg atau tekanan darah diastolic 10 mmHg pada posisi

 berdiri selama 3 menit. Pada saat seseorang dalam posisi berdiri sejumlah 500-

800 ml darah akan berpindah ke daerah abdomen dan ekstremitas bawah,

sehingga berakibat terjadinya penurunan besar volume darah balik vena secara

tiba-tiba ke jantung. Penurunan stimulasi pada aorta, karotis dan baroreseptor 

kardiopulmonal yang akan mencetuskan peningkatan reflek simpatis. Hasil

akhir yang ditemukan adalah keadaan dimana terjadi peningkatan denyut

  jantung, kontraktilitas otot jantung dan resistensi vascular untuk 

mempertahankan tekanan darah sistemik menjadi stabil.

Kondisi hipotensi ortostatik ini dapat asimtomatik tetapi dapat pula

menimbulkan gejala-gejala seperti kepala terasa ringan, pusing, gangguan

 penglihatan, lemah, berdebar, gemetar, dan sinkop. Sinkop yang terjadi setelah

makan, terutama pada usia lanjut disebabkan oleh redistribusi darah ke usus.

Penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 20 mmHg rata-rata satu jamsetelah makan terjadi pada sekitar sepertiga populasi usia llanjut yang berada

di rumah perawatan. Walaupun sering tidak bergejala tetapi dapat

mengakibatkan gejala kepala terasa ringan bahkan sinkop.

Penyebab lain terjadinya hipotensi ortostatik adalah obat-obatan

terutama yang mengakibatkan terjadinya deplesi volume atau vasodilatasi.

Populasi usia lanjut merupakan kelompok yang rentan dengan efek hipotensif 

obat-obatan akibat penurunan sensitivitas baroreseptor, berkurangnya aliran

darah serebral, renal sodium wasting  dan gangguan mekanisme haus akibat

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 3

Page 4: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 4/19

  proses penuaan. Diantara obat-obatan yang sering menyebabkan hipotensi

ortostatik adalah:

• Diuretika

• Penghambat adrenergik alfa misalnya: terazosin

• Penghambat saraf adrenergik misalnya: guanetidin

• Penghambat ACE

• Antidepresan: MAO Inhibitor 

•Alcohol

• Penghambat ganglion misalnya: heksametonium, mekamilamin

• Tranquilizer misalnya : fenotiazin, barbiturate

• Vasodilator : prazosin, hidrazalin, penghambat saluran kalsium

• Obat hipotensi yang bekerja sentral misalnya : metildopa,

clonidin

Hipotensi ortostatik juga dapat disebabkan oleh penyebab

neurogenik yang digolongkan dalam gangguan primer dan sekunder.

Gangguan atau kelainan primer biasanya idiopatik, sedangkan kelainan

sekunder biasanya berhubungan dengan zat biokimiawi tertentu atau

kelainan struktur yang merupakan bagian dari sindrom tertentu. Salah satu

contoh adalah  postural orthostatic tachycardia syndrome (POTS) adalah

salah satu bentuk ringan dari gangguan otonom kronik dan intoleransi

ortostatik ditandai dengan gejala-gejala yaitu peningkatan denyut jantung

sebanyak 28 kali/menit atau lebih tanpa diikuti perubahan bermakna dari

tekanan darah selama 5 menit dalam posisi berdiri atau upright tilt . POTS

ini diakibatkan oleh kegagalan vaskuler perifer sehingga terjadi

vasokonstriksi. Dapat pula terjadi akibat sinkop yang berhubungan dengan

hipotensi yang dimediasi persyarafan.

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 4

Page 5: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 5/19

3. Obstruksi aliran keluar. Stenosis aorta, stenosis mitral, stenosis

  pulmonal. Pasien dapat dating dengan sinkop akibat latihan fisik.

Malfungsi katup secara mekanik juga dapat menyebabkan obstruksi

aliran keluar.

4. Infark atau iskemia miokardium

5. Aritmia

a. Bradiaritmia: sindrom sinus sakit (sick sinus syndrome, blok 

nodus AV, dll)

 b. Takiaritmia: PSVT, sindrom Wolf-Parkinson-White, takikardia

ventrikel, dll

Ada dua kelainan jantung yang sering menjadi penyebab pingsan.

Pertama adanya hambatan pada aliran darah di pompa jantung. Seperti

 pada pompa air yang katupnya rusak, fungsi pompa jantung pun bisa

terganggu dan volume darah yang dihasilkan menurun.

Penurunan jumlah darah yang dikeluarkan oleh jantung ini akan

menyebabkan penurunan perfusi otak dan memicu pingsan. Hal ini

terjadi pada kondisi penyempitan katup- katup jantung, kelainan otot

  jantung, penumpukan cairan di selaput jantung, tumor dalam jantung,

dan lain-lain. Kedua adalah gangguan irama jantung (aritmia).

Bayangkan apabila irama jantung tiba-tiba melambat. Tentu saja terjadi

 penurunan aliran darah di otak. Begitu pula jika ia memompa terlalu

cepat. Pengisian ruang-ruang jantung menjadi tidak maksimal, dan

kekuatan pompa menurun drastis. Contoh melambatnya irama adalah

 sick sinus syndrome (SSS).3

6. Hipersensitivitas sinus karotis. Sinkop dapat terjadi saat

 bercukur atau memakai kerah yang ketat. Hal ini umum terjadi pada pria

dengan usia lebih dari 50 tahun. Aktivasi dari baroreseptor sinus karotis

meningkatan impuls yang dibawa ke badan Hering menuju medulla

oblongata. Impuls afferen ini mengaktivkan saraf simpatik efferen ke

 jantung dan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan sinus arrest atau

Atrioventricular block, vasodilatasi. Pemijatan salah satu atau kedua

sinus karotikus, khususnya pada orang usia lanjut, menyebabkan (1)

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 5

Page 6: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 6/19

 perlambatan jantung yang bersifat refleks (sinus bradikardia, sinus arrest,

atau bahkan blok atrioventrikel), yang disebut respons tipe vagal, dan (2)

  penurunan tekanan arterial tanpa perlambatan jantung yang disebut

respons tipe depressor. Kedua tipe respons sinus karotikus tersebut dapat

terjadi bersama-sama.3

B. Etiologi Metabolik 

Episode biasanya diperkuat jika mengerahkan tenaga tetapi dapat

terjadi jika pasien berbaring. Awitan dan pemulihan biasanya lama.

Penyebab metabolik pada sinkop sangat jarang, hanya berkisar 5% dari

seluruh episode sinkop.

Hipoksia, seperti pirau pada penyakit jantung congenital

Hiperventilasi, menyebabkan vasokontriksi serebrum dengan gejala

kesulitan bernafas, ansietas, parestesia tangan atau kaki, spasme

karpopedal, dan kadang-kadang nyeri dada unilateral atau bilateral.

Pasien dapat mengalami serangan ulangan jika melakukan

hiperventilasi dalam lingkungan yang terkendali.

Hipoglikemia, Jika gejala terjadi secara bertahap selama periode

  beberapa menit, hiperventilasi atau hipoglikemia sebaiknya

dipertimbangkan. Keadaan hipoglikemia yang berat biasanya terjadi

akibat suatu penyakit yang serius, seperti tumor pada sel pulau

langerhan ataupun penyakit adrenal, hipofise atau hepar yang lanjut,

atau akibat pemberian insulin dalam jumlah yang berlebihan.

Gambaran klinisnya berupa gejala kebingungan atau bahkan

 penurunan kesadaran. Kalau keadaaannya ringan, sebagaimana lazim

terjadi pada hipoglikemia. Diagnosis keadaan ini bergantung pada hasil

anamnesis riwayat medis dan pengukuran gula darah pada waktu

serangan.

Intoksikasi alcohol

C. Etiologi neurologic 1

Ada beberapa sindrom sinkop yang dimediasi reflex diantaranya adalah

hipersensitivitas sinus karotis, sinkop yang dimediasi persyarafan, sinkop

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 6

Page 7: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 7/19

glossofaringeal, situasional (batuk, mengunyah, dan berkemih) serta sensitive

terhadap adenosine. Pada setiap kasus reflek timbul akibat pencetus (pada

afferent limb) dan respon (pada efferent limb). Akibat dari reflex tersebut akan

timbul peningkatan aktivitas vagal dan umpan balik pada simpatis perifer 

sehingga terjadi bradikardi, vasodilatasi dan pada akhirnya hipotensi, presinkop

atau sinkop. Penyebab reflek yang paling sering adalah hipersensitivitas sinus

karotis dan hipotensi yang dimediasi persyarafan. Pencetus yang khusus dari

masing-masing keadaan misalnya pada sinkop akibat berkemih disebabkan oleh

aktivasi mekanoreseptor pada kandung kemih. Sinkop akibat defekasi timbul

akibat input neural dari reseptor tekanan pada dinding usus, sedangkan sinkop

akibat mengunyah timbul akibat impuls saraf aferen yang berada di saluran

cerna bagian atas.

D. Sinkop refleks

Sinkop refleks disebabkan oleh gangguan pengisian jantung sebelah

kanan dan hipoperfusi serebral keseluruhan. Pasien biasanya sedang berdiri

tegak sebelum suatu episode karena pengumpulan darah akibat gravitasi

 berperan dalam penyebabnya. Penyebab yang potensial antara lain, emboli

atau infark paru, tamponade pericardium, hipertensi paru, uterus hamil karenamenekan vena kava inferior dan batuk, yang menurunkan beban awal dengan

meningkatkan tekanan intrathoraks.

E. Lain-lain

1. Sinkop batuk 

Keadaan ini merupakan keadaan langka yang terjadi akibat serangan

  batuk yang mendadak dan biasanya dijumpai pada laki-laki yangmenderita bronchitis kronis. Setelah batuk-batuk kuat, pasien tiba-tiba

lemah dan kehilangan kesadarannya untuk sementara. Tekanan

intrathorakal meninggi dan mennganggu vena balik ke jantung

sebagaimana halnya pada maneuver valsava (ekshalasi dengan glottis

tertutup).

2. Sinkop pascamiksi

Suatu keadaan yang biasanya terlihat pada lansia selama atau sesudah

urinasi. Khususnya setelah bangkitan dari posisi berbaring, barangkali

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 7

Page 8: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 8/19

merupakan tipe khusus sinkop vasodepressor. Diperkirakan bahwa

  pelepasan tekanan intravesikuler menyebabkan vasodilatasi mendadak 

yang diperberat lagi dengan berdiri, dan bahwa bradikardia yang terjadi

lewat mediator vagal merupakan factor yang turut menyebabkan sinkop

tersebut.4

3. Psikogenik 

Serangan ansietas atau kecemasan acapkali diinterpretasikan sebagai

 perasaan mau pingsan tanpa kehilangan kesadaran yang sesungguhnya.

Gejala tersebut tidak disertai dengan wajah yang pucat dan juga tidak 

menghilang setelah pasien dibaringkan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

gejala lain yang menyertai, dan bagian dari serangan tersebut dapat

ditimbulkan kembali dengan hiperventilasi. Dua mekanisme yang

diketahui terlibat dalam proses terjadinya serangan tersebut adalah

  penurunan kadar karbon dioksida sebagai akibat hiperventilasi dan

  pelepasan hormone epineprin. Hiperventilasi akan mengakibatkan

hipokapnia, alkalosis, peningkatan resistensi serebrovaskuler dan

 penurunan aliran darah serebral. 4

4. Nyeri ligamentosa atau visceral berat

5. Dapat juga terjadi sebagai kelanjutan vertigo berat.

II.3 Patofisiologi 6

Patofisiologi dari sinkop terdiri dari tiga tipe:

1. Penurunan output jantung sekunder pada penyakit jantung intrinsic

atau terjadi penurunan klinis volume darah yang signifikan.

2. Penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan atau venous return.

3. Penyakit serebrovaskular klinis signifikan yang mengarahkan pada

 penurunan perfusi serebral. Terlepas dari penyebabnya, semua kategori ini

ada beberapa factor umum, yaitu gangguan oksigenasi otak yang memadai

mengakibatkan perubahan kesadaran sementara.

Pada sinkop kardiak dihubungkan dengan ketidakmampuan jantung

untuk meningkatkan cardiac output secara adekuat untuk meningkatkan

kebutuhan O2  . Cardiac output bergantung pada heart rate, kontraktilitas,

  pengisian ventrikel, dan afterload. Gangguan pada parameter tersebut dapat

mengakibatkan sinkop. Aritmia adalah keadaan yang dapat mengakibatkan

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 8

Page 9: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 9/19

  penurunan cardiac output dan perfusi cerebral. Takikardia mengakibatkan

 penurunan waktu pengisian ventrikel sehingga terjadi penurunan cardiac output

dan terjadi sinkop. Efusi pericardium dan tamponade jantung menghambat

venous return dan pengisian atrium kanan dan ventrikel. Hipertrofi

cardiomiopati mengurangi ukuran dan compliance ventrikel. Stenosis pulmonal,

hipertensi pulmonal, tumor jantung mengakibatkan obstruksi ventrikel kanan

sehingga terjadi penurunan venous return ke kiri dan menurunkan pengisian

ventrikel dan cardiac output. Pada keadaan pengosongan pengisian ventrikel

akan meningkatkan stimulasi mekanoreseptor ventricular sehingga terjadi

vasodilatasi dan terjadilah bradikardia yang pada akhirnya terjadi sinkop.

Pada sinkop metabolic penurunan O2 dan nutrisi ke otak dapat terjadi

 pada keadaan hipoksia yang berat akibat tromboembolus paru yang besar dan

anemia berat pada keadaan perdarahan akut atau penyakit hemolitik yang akut.

Jika iskemia hanya berakhir beberapa menit, tidak terdapat efek pada otak.

Iskemia yang lama mengakibatkan nekrosis jaringan otak pada daerah

 perbatasan dari perfusi antara daerah vaskuler dari arteri serebralis mayor.

II.4 Manifestasi klinis 6

Sebelum pingsan, pusing, atau kepala ringan terjadi pada 70% pasien

mengalami sinkop. Gejala lain, seperti vertigo, kelemahan, diaforesis,

ketidaknyamanan epigastrium, mual, penglihatan kabur atau pudar, pucat, atau

 parestesia, mungkin juga terjadi pada periode presinkop

Suatu serangan sinkop ( pingsan ) mempunyai ciri- ciri sebagai berikut :

1. Teriakan waktu serangan tidak ada.

2. Lama serangan berlangsung beberapa detik.

3. Tidak ada ngompol.

4. Setelah serangan biasanya penderita sadar penuh, meskipun ada perasaan

lemas dan lemah.

5. Gigitan lidah tidak terjadi.

6. Muka pucat.

7. Sinkop jarang timbul pada saat pasien berbaring.

Sebelum sinkop biasanya ada rasa lapar, capek atau stress.

Posisi saat awitan serangan. Epilepsi dan serangan sinkop disebabkan

hipoglikemia, hiperventilasi, atau blok jantung mungkin tidak tergantung pada

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 9

Page 10: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 10/19

sikap tubuh. Kelemahan yang disertai dengan penurunan tekanan darah

(termasuk serangan karotis) dan dengan takikardia ektopik hanya terjadi pada

 posisi duduk atau berdiri, sedangkan kelemahan yang disebabkan oleh hipotensi

ortostatik cenderung terjadi segera setelah perubahan posisi dari berbaring

menjadi berdiri.

Gejala penyerta. Gejala seperti palpitasi mungkin terjadi jika serangan

disebabkan oleh kecemasan atau hiperventilasi, takikardia ektopik, atau

hipoglikemia. Keadaan mati rasa atau perasaan perih pada tangan dan wajah

akibat sering timbul karena hiperventilasi. Jika durasi serangan singkat, misalnya

 beberapa detik sampai beberapa menit, sinkop sinus karotis atau salah satu dari

 beberapa bentuk hipotensi postual adalah mungkin. Durasi lebih dari beberapa

menit tetapi kurang dari satu jam menunjukkan hipoglikemia atau hiperventilasi.6

II.5 Uji Diagnostik 

a. Anamnesis

Anamnesis merupakan bagian evaluasi yang paling penting. Pasien dan saksi

harus ditanyakan tentang keadaan pencetus, gejala prodromal, perjalanan waktu

awitan dan pemulihan, serta riwayat pemberian obat-obatan. Dapat membantu

membedakan sinkop kardiogenik atau nonkardiogenik.

Tabel 1. Pertanyaan pada anamnesis pasien dengan sinkop.

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 10

Page 11: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 11/19

b. Pemeriksaan Fisik 1

Pemeriksaan fisik lengkap adalah syarat bagi semua pasien yang datang

di UGD. Perhatian khusus harus diberikan pada aspek-aspek tertentu dari

 pemeriksaan fisik pada pasien yang datang dengan sinkop.

Selalu menganalisis tanda-tanda vital (Tekanan darah dan nadi pada

 posisi berbaring dan berdiri)

Auskultasi arteri subklavia dan arteri karotis

Pemeriksaan jantung yang menyeluruh dan lengkap dapat memberikan

gambaran mengenai etiologi sinkop.

Pemeriksaan neurologis yang cermat sebagai barometer perbaikan

ataupun perburukan gejala. Status mental biasanya normal.

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 11

Page 12: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 12/19

Identifikasi trauma

Pemeriksaan Neurologi 5

• Disfungsi otonom

Pada disfungsi otonom, system saraf otonom tidak mampumenyesuaikan pada perubahan posisi sehingga menyebabkan hipotensi

ortostatik dan sinkop. Derajat sinkop didasarkan pada lamanya pasien

dapat berdiri sebelum akhirnya duduk. Impotensi dan gangguan miksi

merupakan jenis disfungsi otonom lainnya.

• Test mengangkat kepala

Test dengan mengangkat kepala pasien sementara dalam posisi berbaring

merupakan tekhnik provokatif untuk mendiagnosis sinkop vasodepressor.Pengangkatan kepala hingga mencapai sudut maksimum 60 sampai 700

 biasanya akan mencetuskan hipotensi simtomati atau sinkop dalam waktu

10 hingga 30menit pada pasien sindroma ini.

• Gangguan Serebrovaskular 

Steal Syndrome

TIA

•  NonSyncopal Attack 

Epilepsi

Katapleksi

Drop attack 

• Evaluasi Psikiatri

c. Laboratorium Studi 6

Saat ini, tidak ada pengujian khusus memiliki kekuatan yang cukup untuk 

 benar-benar ditunjukkan untuk evaluasi sinkop. rekomendasi pedoman berbasis

  penelitian dan konsensus tercantum di bawah ini. Pemeriksaan laboratorium

harus diarahkan oleh anamnesa dan pemeriksaan fisik, tetapi tidak semuanya.

Pemeriksaan darah rutin seperti elektrolit, enzim jantung, kadar gula darah

dan hematokrit memiliki nilai diagnostik yang rendah, sehingga pemeriksaan

tersebut tidak direkomendasikan pada pasien dengan sinkop kecuali terdapat

indikasi tertentu dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis, misalnya

 pemeriksaan gula darah untuk menyingkirkan kemungkinan hipoglikemia dan

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 12

Page 13: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 13/19

kadar hematokrit untuk mengetahui kemungkinan adanya perdarahan dan lain-

lain. Pada keadaan sindrom QT memanjang keadaan hipokalemia dan

hipomagnesemia harus disingkirkan terlebih dahulu. Tes kehamilan harus

dilakukan pada wanita usia reproduksi, terutama yang akan menjalani head-up

tilt testing atau uji elektrofisiologi. 6

Sinkop akibat hipoglikemi adalah hilangnya kesadaran yang berhubungan

dengan kadar gula darah dibawah 40mg/dL dan disertai gelaja tremor, bingung,

hipersalivasi, keadaan hiperadrenergik dan rasa lapar.6

Studi Imaging 7

Head CT scan (noncontrast)

Head CT scan tidak diindikasikan pada pasien nonfocal setelah

 peristiwa syncopal. Tes ini memiliki hasil diagnostik rendah sinkop. Dari 134

 pasien prospektif dievaluasi untuk sinkop menggunakan CT scan, 39 pasien

temuan abnormal pada scan. Hanya 1 CT scan kepala adalah diagnostik pada

 pasien tidak diharapkan memiliki patologi intrakranial. Dari scan yang tersisa,

5 menunjukkan hematoma subdural dianggap sekunder untuk sinkop. Head

CT scan mungkin secara klinis diindikasikan pada pasien dengan defisit

neurologis baru atau pada pasien dengan trauma kepala sekunder sinkop.

Thorax CT / scan Abdomen

Studi imaging ditunjukkan hanya dalam kasus-kasus tertentu, seperti

kasus di mana diduga diseksi aorta, ruptur aneurisma aorta abdominal, atau

embolus paru.

Brain MRI / arteriografi resonansi magnetik (MRA)

Tes-tes ini mungkin diperlukan dalam kasus-kasus pilih untuk 

mengevaluasi pembuluh vertebrobasilar dan yang lebih tepat dilakukan secara

rawat inap dengan konsultasi dengan ahli saraf atau seorang ahli bedah saraf.

Ventilasi-perfusi (V / Q) scanning

Tes ini cocok untuk pasien yang diduga pulmonary embolus.

Echocardiography

Pada pasien yang diketahui dengan penyakit jantung, fungsi ventrikel kiri

dan fraksi ejeksi telah ditunjukkan untuk mempunyai hubungan prediksi yang

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 13

Page 14: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 14/19

akurat dengan kematian. Echocardiography merupakan ujian pilihan untuk 

mengevaluasi penyebab yang dicurigai jantung mekanik sinkop.

d. Tes Lainnya

ElektrokardiografiMendapatkan EKG 12-lead standar di sinkop. Ini adalah tingkat A rekomendasi

konsensus 2007 pedoman Acep untuk sinkop. EKG digunakan di sebagian besar 

setiap aturan pengambilan keputusan klinis 8

Tabel 2. Gambaran EKG yang menunjukan sinkop akibat aritmia.8

Pada pasien dengan kelemahan atau sinkop yang ditandai dengan

  bradikardia, seseorang harus membedakan yang disebabkan oleh kegagalan

refleks neurogenik atau kardiogenik (Stokes-Adam). Ekg harus bersifat

menentukkan, tetapi meskipun tanpa EKG, serangan Stokes-Adam dapat

diketahui secara klinis dapat diketahui durasinya lebih lama, dan sifat denyut

  jantung lambat yang menetap, adanya bunyi yang sinkron yang dapat

didengarkan dengan kontraksi atrial, dengan gelombang kontraksi atrial pada

 pulsasi vena jugularis, dan dengan berbagai intensitas bunyi jantung pertama

yang nyata walaupun ritme teratur.

Elektroensefalografi

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 14

Page 15: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 15/19

Elektroensefalografi (EEG) dapat dilakukan pada kebijaksanaan ahli saraf jika

kejang dianggap sebagai diagnosis alternatif yang mungkin. 10

II.6 PENGOBATAN 10,11

Pada sebagian besar kasus, keadaan mau pingsan atau fainting relative

 bersifat benigna. Dalam menghadapi pasien yang pernah mengalami serangan

ini, pertama-tama dokter harus memikirkan sebab-sebab pinsan yang

memerlukan emergensi. Diantara pelbagai keadaan yang bisa memerlukan

emergenci terdapat perdarahan internal yang bersifat massif serta infark 

miokard yang dapat terjadi tanpa nyeri dan aritmia jantung. Pada usia lanjut

tanpa penyebab yang jelas curiga kemungkinan blok jantung total atautakiaritmia.

Pasien stadium awal diletakkan dalam posisi biasanya berbaring

mendatar merupakan satu-satunya cara untuk mengembalikan kesadaran

 penderita. Mengangkat kaki (tinggikan tungkainya kurang lebih 20 cm) dapat

mempercepat pemulihan karena bisa meningkatkan aliran darah ke jantung

dan otak. Longgarkan pakaian yang ketat agar aliran darahnya tak terganggu.

Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila penderita belum sadar.

Pastikan bahwa jalan napasnya terbuka, napasnya lancar, dan denyut nadinya

teraba kuat dan teratur. Jika penderita terlalu cepat duduk atau

disangga/digendong dalam posisi duduk, dapat terjadi episode pingsan lain.

 Namun, pada kasus-kasus yang terus berulang dapat dibantu dengan bantuan

obat-obatan. Dokter mungkin meresepkan obat tekanan darah, antidepresan,

 pembuluh darah dan penggunaan terapi tertentu.10

Pencegahan tergantung pada mekanisme yang terlibat. Pada keadaan

sinkop vasovagal yang biasanya ditemukan diantara para remaja dan

cenderung terjadi pada saat mengalami guncangab emosional, keletihan,

 perasaan lapar, dll. Tindakan yang menganjurkan pasien untuk menghindari

semua keadaan ini sudah memadai. Pada pasien hipotensi postural, pasien

harus diingatkan agar tidak bangkit secara mendadak dari tempat tidur.

Sebaiknya pasien tidur dengan ranjang yang ditinggikan sampai 8 hingga 12

inci bagian kepala oleh ganjal kayu dan mengenakan sabuk perut elastic serta

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 15

Page 16: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 16/19

stocking elastis. Obat golongan dari efedrin dapat bermanfaat jika

 pemakaiannya tidak menimbulkan insomnia.

Pada sindroma hipotensi postural yang kronis, preparat

mineralkortikoid yang khusus (tablet fludrohidrokortison asetat 0,1 hingga 0,2

mg/hari dalam dosis terbagi).11

Penanganan sinkop sinus karotikus meliputi pasien harus memakai

  pakaian kerah baju yang longgar dan belajar berpaling dengan memutar 

seluruh badan serta bukan dengan memutar kepala saja. Obat golongan

atropine dan efedrin harus digunakan masing-masing pada pasien bradikardia,

 pemasangan pacemaker dapat dilakukan pada ventrikel kanan 11

Lebih lanjut Rawat InapEvaluasi Sinkop di Bagian Gawat Darurat Studi (Seeds) Data menunjukkan

  bahwa unit sinkop khusus dengan pendekatan protokol untuk 

mengesampingkan penyebab jantung dari sinkop mengurangi biaya rumah

sakit dan lama tinggal tanpa mengorbankan kualitas pelayanan.11

Pertimbangan merawat pasien sinkop dirumah sakit didasarkan pada 2

tujuan, yaitu 1.tujuan diagnosis, dan 2.terapi. Kasus sinkop yang pada evaluasi

awal belum diketahui penyebabnya dapat dirawat dirumah sakit. Untuk pasienyang telah didiagnosis pada evaluasi klinis awal, keputusan merawat pasien

dirawat dirumah sakit bergantung pada prognosis dari etiologinya yang

mendasari sinkop dan/atau perawatan yang dibutuhkan.12

II.7 Prognosis

Sinkop dari setiap etiologi pada pasien dengan kondisi jantung (untuk 

dibedakan dari sinkop jantung) juga telah ditunjukkan untuk menyiratkan

 prognosis buruk. Pasien dengan kelas fungsional NYHA III atau IV yang

memiliki jenis sinkop memiliki tingkat kematian setinggi 25% dalam waktu 1

tahun. Namun, beberapa pasien melakukannya dengan baik setelah perawatan

 bedah definitif atau penempatan alat pacu jantung. 12

Sinkop noncardiac tampaknya tidak berpengaruh pada tingkat

kematian keseluruhan dan termasuk sinkop karena respon vasovagal,

insufisiensi otonom, situasi, dan posisi ortostatik. 12

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 16

Page 17: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 17/19

Sinkop Vasovagal memiliki prognosis seragam yang sangat baik.

Kondisi ini tidak meningkatkan angka kematian, dan jarang kambuh.

Situasional dan sinkop ortostatik juga memiliki prognosis yang sangat baik.

Mereka tidak meningkatkan risiko kematian, namun kambuh memang terjadi

dan kadang-kadang menjadi sumber morbiditas yang signifikan dalam hal

kualitas hidup dan cedera sekunder. 12

Sinkop etiologi tidak diketahui umumnya memiliki prognosis

menguntungkan, dalam 1 tahun menunjukkan kejadian kematian mendadak 

rendah (2%), kemungkinan 20% dari sinkope berulang, dan tingkat remisi

78%. 12

BAB III

KESIMPULAN

Terminologi sinkop berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata “syn” dan

“koptein” yang berarti memutuskan. Secara medis, definisi dari sinkop adalah

kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh serta kemampuan untuk berdiri

karena pengurangan aliran darah ke otak bersifat sementara. Berkurangnya aliran

darah ini terjadi bila tubuh tidak dapat segera mengkompensasi suatu penurunan

tekanan darah. Pingsan bisa didahului oleh pusing atau perasaan melayang, terutama

 pada saat seseorang sedang dalam keadaan berdiri.

Secara garis besar, penyebab pingsan dibagi menjadi dua. Akibat kelainan

 jantung (cardiac sinkop) dan penyebab bukan kelainan jantung. Pembagian ini sangat

 penting, karena berhubungan dengan tingkat risiko kematian.

Pertolongan pertama sinkop, baringkan penderita di lantai atau tempat tidur 

dengan posisi kepala miring. Apabila terjadi di lapangan upacara, carilah tempat yang

teduh. Tinggikan tungkainya kurang lebih 20 cm. Longgarkan pakaian yang ketat agar aliran darahnya tak terganggu. Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 17

Page 18: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 18/19

 penderita belum sadar. Pastikan bahwa jalan napasnya terbuka, napasnya lancar, dan

denyut nadinya teraba kuat dan teratur. Setelah ia membaik, sarankan untuk menemui

dokter keluarga atau ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat. Tetapi bila dalam

waktu 10 menit penderita belum mulai sadar, segeralah panggil ambulan atau dokter.

Pasien yang mengalami sinkop akan mengalami penurunan kualitas hidup.

Prognosis dari sinkop sangat bervariasi tergantung dari diagnosis etiologinya.

Individu yang mengalami sinkop termasuk sinkop yang tidak diketahui penyebabnya

mempunyai tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak pernah

mengalami episode sinkop. Mortalitas tertinggi disebabkan oleh sinkop cardiac,

sedangkan sinkop yang berhubungan dengan persyarafan termasuk hipotensi

ortostatik dan sinkop yang berhubungan dengan obat-obatan tidak menunjukan

 peningkatan angka kematian.

Daftar Pustaka

1. Kasim R, Sally AN. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. 2006. Jakarta : Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

2. Anonim, sinkop neurologis. From

http://medicastore.com/penyakit/633/Pingsan_sinkop.html.diakses tanggal 18 Agustus 2011

3. Anonym, Epidemiologi Sinkop. From: http://www.mentorhealthcare.com/news.php?

nID=197&action=detail. Diakses tanggal 18 Agustus 2011

4. Sidharta, Priguna (2008). Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat.

5. Sidharta, Priguna & Mardjono, Mahar. 2006. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat.6. Anonym, gejala sinkop. From: http://www.seputarkesehataninstitute.com/2010/07/sinkop-

 pingsan.html. diakses tanggal 19 Agustus 2011

7. Anonym, semua tentang sinkop. From:

http://afristianismadraga.wordpress.com/2009/12/22/ganguan-kesadaran/. Diakses tanggal 19

Agustus 2011

8. Anonym, penyebab pingsan. From: http://majalahkesehatan.com/7-penyebab-pingsan/.

Diakses tanggal 20 Agustus 2011

9. Ginsberg, Lionel (2008). Kedaruratan Neurologis. Jakarta : Erlangga.

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 18

Page 19: Referat Syncope

5/11/2018 Referat Syncope - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-syncope-55a23472c9366 19/19

10.Anonym, penatalaksanaan sinkop. From: http://www.blueclassy.com/kesehatan-pingsan-

sinkop.html. diakses tanggal 19 Agustus 2011

11.Anonym, Perawatan pingsan. From: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9483298. diakses

tanggal 20 Agustus 2011

12.Peck, Peggy (2002). Prognosis sinkop. From :

http://www.midwestheart.com/resourceseducation/patienteducation/sinkop/neurogenic-and-

nonneurogenic-sinkop. diakses 20 Agustus 2011

Fakultas Kedokteran UPN”Veteran”Jakarta Page 19