referat limfoma malignum

Upload: maria-tarry-mirani

Post on 07-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Limfoma malignant merupakan terminologi yang digunakan untuk tumorpada sistem limfoid, khususnya untuk limfosit dan sel-sel prekursor, baik sel-B, sel-T

    atau sel Null . Biasanya melibatkan kelenjar limfe tapi dapat juga mengenai jaringan

    limfoid ekstranodal seperti tonsil, traktus gastrointestinal dan limpa. Limfoma

    malignant secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu: Limfoma Hodgkin

    dan Limfoma non -Hodgkin . Terdapat beberapa klasi kasi yang digunakan pada

    limfoma malignant . ntuk limfoma Hodgkin digunakan klasi kasi WHO , sedangkan

    untuk limfoma non -Hodgkin terdapat beberapa klasi kasi yaitu Rappaport , Lukes

    and Colins , Kiel , International Formulation dan WHO . !tiologi limfoma non- Hodgkin

    berupa onkogen, infeksi "irus Ebstein Barr , Human T-leukemia irus-I #$TL%-&',

    penyakit autoimun dan defesiensi imun. (engobatan dengan menggunakan

    kombinasi kemoterapi #multiagent' dapat mempengaruhi prognosis dari penyakit.

    (rognosis limfoma tergantung pada tipe histologi dan staging . )

    Limfoma merupakan penyakit keganasan yang sering ditemukan pada anak,

    hampir sepertiga dari keganasan pada anak setelah leukemia dan keganasan

    susunan saraf pusat. *ngka kejadian limfoma non $odgkin+s tertinggi pada umur -

    ) tahun dan jarang dijumpai pada usia diba ah 2 tahun. Laki-laki lebih sering bila

    dibandingkan anita dengan perbandingan 2,/ : ). *ngka kejadiannya setiap tahun

    diperkirakan meningkat dan di *0 )1, persejuta anak diba ah usia ) tahun.

    *ngka kejadian limfoma malignum di &ndonesia sampai saat ini belum diketahui

    dengan pasti. 2

    *ngka kejadian penyakit $odgkin+s mempunyai kur"a bimodal yang khas baik

    pada laki-laki maupun pada perempuan, dengan salah satu puncaknya pada usia

    )/-3 tahun yang diikuti dengan puncak lainnya pada usia /-// tahun. 4i 5egara-negara industri umur puncak pertama dicapai pada umur 2 tahun dan puncak

    kedua pada umur / tahun. 0ementara di 5egara sedang berkembang seperti di

    &ndonesia, umur puncak terjadi pada umur sebelum remaja.

    0tudi epidemiologi menunjukkan bah a terdapat tidak ada perbedaan bentuk

    dari penyakit $odgkin+s. 6arateristik ini mungkin menunjukkan adanya perbedaan

    )

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    2/26

    kausa yang mendasarinya. Bentuk yang ditemukan pada masa anak-anak,

    ditemukan pada usia ) tahun atau lebih muda. Bentuk de asa muda yang

    ditemukan pada umur )/-3 tahun. Bentuk de asa ditemukan pada usia //-

    tahun. 0ecara umum dikatakan bah a laki-laki lebih banyak bila dibandingkan pada

    anita.

    2

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    3/26

    BAB II

    PEMBAHASAN

    6ematian oleh penyakit infeksi di negara maju telah menurun dan tumor teLah

    menjadi sebab kematian kedua setelah penyakit jantung. Tumor dapat dianggap

    sebagai penyakit yang ditimbulkan ekspansi progresif sel asal progrenitor tunggal

    yang dapat melepaskan diri dari penga asan regulator pembagian sel dan

    mekanisme homeostasis yang normal. Lebih dari ) jenis dan subtype tumor apat

    ditemukan dalam organ spesi k. 4e asa ini, tumor merupakan sebab kematian

    yang sangat berarti di 5egara-negara industri. 3

    2. 1 Asal dan Terminologi Tumor 3

    6eseimbangan antara jumlah sel yang diproduksi tubuh dan yang mati, pada

    kebanyakan organ dan jaringan he an de asa dipertahankan dengan baik.

    Berbagai jenis sel matang dalam tubuh memiliki masa hidup tertentu.

    6eseimbangan antara jumlah sel yang diproduksi dan yang mati dia asi system

    pengontrol yang baik. 6adang pertumbuhan sel tidak dapat dikontrol, sel

    membentuk klon yang berkembang dan menimbulkan tumor atau neoplasma.

    Tumor yang tumbuhnya tidak terus menerus dan tidak mengin"asi jaringansehat sekitarnya secara luas disebut tidak ganas #benigna'. Tumor yang terus

    tumbuh dan menjadi progresif in"asi"e disebut ganas #maligna'. &stilah tumor

    adalah spesi k untuk tumor yang ganas. Tumor ganas cenderung bermetastasis,

    gerombol sel tumor kecil dapat terlepas dari tumor, mengin"asi pembuluh darah

    atau limfe dan diba a ke organ lain untuk seterusnya berproliferasi. 4alam hal ini,

    tumor primer di satu pihak menimbulkan tumor sekunder di tempat lain.

    Tumor dibagi menurut sel embrionik asalnya. (ada kebanyakan hal #78 9'

    karsinoma, tumor berasal dari jaringan endodermal atau ektodermal seperti kulit

    atau epitel organ internal dan kelenjar. Tumor terbanyak kolon, payudara, prostat

    dan paru adalah karsinoma. Leukemia dan limfoma adalah tumor ganas sel

    hematopoietic sumsum tulang dan di *merika 0erikat merupakan sekitar 9 dari

    kejadian tumor. Leukemia berpro;iferasi sebagai sel tunggal, sedang limfoma

    3

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    4/26

    cenderung tumbuh sebagai masa tumor. 0arkoma yang merupakan sekitar )9

    insiden tumor di *merika 0erikat, berasal dari jaringan ikat mesodermal seperti

    tulang, lemak dan tulang ra an.

    Tumor terjadi lebih sering pada orang dengan supresi system imun dibanding

    dengan orang normal. (re"alensi tumor pada orang yang mendapat radiasi adalah

    ) kali lebih besar dibanding dengan orang normal. (ada kebanyakan organ dan

    jaringan he an de asa, keseimbangan antara perbaikan dan kematian sel

    dipertahankan. Berbagai jenis sel matang tumbuh memiliki masa hidup tertentu,

    bila se tersebut mati, sel baru diproduksi oleh proliferasi dan diferensiasi berbagai

    sel asal. 6adang timbul sel yang tidak lagi memberikan respons terhadap

    mekanisme kontrol hidup sel normal. 0el tersebut menjadi klon sel yang menjadi

    besar, membentuk tumor atau neoplasma.

    2.1.1 Transformasi sel maligna

    Transformasi adalah perubahan yang diturunkan dalam sel dan dilakukan dengan

    manipulasi di laboratorium :

    ). Transformasi limfosit, rangsangan limfosit dalam keadaan istirahat dengan

    lektin, antigen atau limfokin, akan menimbulkan transformasi yang berupa

    pembelahan sel, proliferasi dan diferensiasi.

    2. Transformasi genetic dapat dilakukan dengan 45*. (neumokok hidup yang non-

    "irulensi dapat dijadikan "irulen dengan 45* asal pneumokokok mati.

    3. 0el dapat menunjukkan transformasi neoplastik dalam biakan dan memperoleh

    kemampuan untuk berproliferasi yang tidak terbatas.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    5/26

    keadaan normal, pertumbuhan sel dipertahankan seimbang oleh berbagai regulator

    yang mengatur kecepatan sel membagi diri, diferensiasi dan mati. Beberapa

    regulator adalah intrinsik sedang lainnya berhubungan dengan sinyal yang

    diperoleh sel dari lingkungan.

    Tumor terjadi melalui proses transformasi, bila sel mengalamo perubahan geneticdan mendapat kemampuan untuk melepaskan diri dari mekanisme regulator sepertidisebut diatas. (roses diduga terjadi bertahap yang mengubah sel normal menjadideri"ate klon yang sangat ganas.

    2. 2 An"igen "umor 3

    &munitas tumor ialah proteksi system imun terhadap timbulnya tumor. ontoh T0* adalah protein

    yang diproduksi akibat mutasi satu atau lebih gen. jenis T0* yang lain adalah

    protein dalam tumor yang diinduksi "irus. T0* sangat menarik ditinjau dari

    imunoterapi, meskipun sampai sekarang belum memberikan keuntungan yang jelas.

    2.2.2 TAA #Tumor Asso$ia"ed An"igen&

    *da 2 jenis antigen tumor yaitu T0T* # Tumor !pe"i#" Transplantation $ntigen ' dan

    T*T* # Tumor $sso"iated Transplantation $ntigen '. ?ang pertama tidak ditemukan

    /

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    6/26

    pada sel normal, dapat timbul oleh mutasi sel tumor yang memproduksi protein sel

    yang berubah. (roses protein terjadi dalam sitosol dan menghasilkan peptide yang

    diikat -) dan menginduksi >TL yang tumor spesi k.

    T*T* tidak unik untuk tumor, dapat merupakan protein yang diekspresikan oleh sel

    normal selama perkembangan fetal aktu system imun masih imatur dan tidak

    dapat memberikan respon. (ada keadaan normal tidak diekspresikan pada de asa.

    (ada banyak hal, tumor tidak menunjukkan antigen unik yang dapat dikenal limfosit

    untuk diproses sebagai antigen. Tumor dapat dikenal system imun atas dasar

    perubahan kuantitatif dalam ekspresi pro l proteinnya. *ntigen tersebut tidak

    tumor spesi k, disebut T** # Tumor $sso"iated $ntigen '.

    ). *ntigen onkofetal adalah contoh T**. *ntigen tersebut disandi oleh gen yang

    diekspresikan selama embryogenesis dan perkembangan janin, namun

    transkripsional tenang pada de asa. @en tersebut menyandi protein yang

    diduga berperan dalam pertumbuhan cepat sel embrio dan diaktifkan kembali

    untuk fungsi yang sama pada tumor yang tumbuh cepat. @olongan antigen

    onkofetal juga dieskpresika testis normal, dikenal sebagai antigen tumor testis,

    paru, kepala, leher dan kandung kencing. 4e asa ini dikenal lebih dari / jenis

    T** dan banyak epitop yang sudah dapat diidenti kasi sel T.

    2. Aenis T** lain adalah tissue-speci c di erentiation antigen, protein yangdiekspresikan pada sel yang menjadi tumor dan ekspresinya ditemukan terus

    sesudah transformasi neoplastik. Aadi antigen tersebut menunjukkan asal

    jaringan tumor.

    a% &elanoma di'erentiating antigen gp ())

    gen tersebut menyandi protein yang berfungsi dalam jalur biosintesis

    melanin sel kulit dan juga dieskpresikan oleh banyak tumor melanoma

    dengan pigmen

    b. (0* diekspresikan jaringan prostat normal dan dengan tumor

    c. >arcinoembryonic *ntigen

    >!* yang dapat dilepas ke dalam sirkulasi, ditemukan dalam serum penderita

    dengan berbagai neoplasma. 6adar >!* yang meningkat #di atas 2,/ mgCml'

    1

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    7/26

    ditemukan dalam sirkulasi penderita tumor kolon, tumor pancreas, beberapa

    jenis tumor paru, tumor payudara dan lambung. >!* telah pula ditemukan

    dalam darah penderita nonneoplastik seperti em sema, colitis ulseratif,

    pancreatitis, peminum alcohol dan perokok.

    d. *D( ditemukan dengan kadar tinggi dala serum fetus normal, eritroblastoma

    testis dan hepatoma.

    2. ' (espon imun "er)adap "umor 3

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    8/26

    2.'.1 Imuni"as )umoral

    > # $ntibod* +ependent Cell

    C*toto,i"it* '. ?ang akhir memiliki reseptor Dc # Fragment Cr*stalli able ' misalnya sel

    56 dan makrofag #opsonisasi' atau dengan jalan mencegah adhesi sel tumor. (ada

    penderita tumor sering ditemukan kompleks imun, tetapi pada kebanyakan tumor

    sifatnya masih belum jelas. *ntibodi diduga lebih berperan terhadap sel yang bebas

    #leukemia, metastase tumor' dibanding tumor padat. $al tersebut mungkin

    disebabkan karena antibodi membentuk kompleks imun yang mencegah

    sitotoksisitas sel T. (ada umumnya, destruksi sel tumor lebih e sien bila sel tumor

    ada dalam suspense. *danya destruksi tumor sulit dibuktikan pada tumor yang

    padat.

    2.'.2 Imuni"as selular

    (ada pemeriksaan patologi anatomi tumor, sering ditemukan in ltrate sel-sel yang

    terdiri atas sel fagosit mononuclear, limfosit, sedikit sel plasma dan sel mast.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    9/26

    diekspresikan pada keadaan normal oleh sel sehat, namun responsif terhadap

    peningkatan ekspresi antigen pada sel tumor.

    CTL (Cytotoxic T Lymphocyte)

    Banyak studi menunjukkan bah a tumor yang mengekspresikan antigen unik dapatmemacu >TLCTc # C*toto,i" T L*mp.o"*te/T "*toto,i" ' spesi k yang dapat

    menghancurkan tumor. >TL biasanya mengenal peptide asal T0* yang diikat oleh

    -) # &a*or Histo"ompabilit* Comple, '. >TL tidak selalu e sien, disamping

    respons >TL tidak selalu terjadi pada tumor.

    Sel NK (Natural Killer)

    0el 56 adalah limfosit sitotoksik yang mengenal sel sasaran yang tidak antigen

    spesi k dan juga tidak dependen. 4iduga bah a fungsi terpenting sel 56 adalah antitumor. 0el 56 mengekspresikan Dc= # Fragment "r*stalli able re"eptor '

    yang dapat mengikat sel tumor yang dilapisi antibodi dan dapat membunuh sel

    sasaran melalui *4>> # $ntibod* +ependent Cell C*toto,i"it* ' dan penglepasan

    protease, perforin dan granFim.

    Makrofag

    4 8 ' dan >4 81 sebagai molekul kostimulator.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    10/26

    0el tumor tidak mengekspresikan molekul untuk mengaktifkan sel T terutama $-

    && atau molekul adhesi &>*

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    11/26

    2. + ,eganasan s s"em imun

    Transformasi sel maligna dapat terjadi dengan hilangnya ekspresi -). $al itu

    dapat berhubungan dengan meningkatnya potensi metastasis dan diduga karena

    menurunkan kemungkinan sel ganas untuk dikenal sel T, tetapi tidak oleh sel 56.

    2.+.1 Pen a!i" limfoprolifera"if

    Transformasi maligna sel limfoid dapat menimbulkan sejumlah penyakit

    limfoproliferatif seperti leukemia limfosistik kronis, limfoma, myeloma multiple,

    makrofag globulinemia Haldenstrom dan beberapa jenis krioglobulinemia.

    Tumor system imun dapat dibagi menjadi limfoma atau leukemia. (erbedaan secara

    tradisional antara leukemia dan limfoma adalah bah a limfoma berproliferasi

    sebagai tumor padat dalam jaringan limfoid seperti sumsum tulang, 6@B atautimus. >ontohnya Limfoma $odgkin dan non-$odgkin. Leukemia cenderung

    berproliferasi sebagai sel tunggal dan ditemukan dari peningkatan jumlah sel dalam

    darah atau kelenjar limfe. Leukemia dapat berkembang dalam jaringan limfoid atau

    myeloid. (ada limfoma sel abnormal hanya ditemukan dalam jaringan #terutama

    kelenjar limfoid dan limpa' namun ada tumpang tindih antara leukemia dan

    limfoma.

    (ada beberapa kasus teknik diagnostic histologist dan morfologis mungkin kurang

    adekuat untuk membedakan keduanya. 0ystem deteksi modern yang sensitif

    mampu mengenali sel abnormal dalam darah perifer pada hampir / 9 penderita

    limfoma non $odgkin.

    2. - Limfoma Maligna 2

    Limfoma maligna adalah keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat padat.

    (enyakit ini dibagi dalam dua golongan besar, yaitu penyakit $odgkin dan limfoma

    non-$odgkin #L5$'. 0el ganas pada penyakit $odgkin berasal dari sel reticulum.

    Limfosit yang merupakan bagian integral proliferasi sel pada penyakit ini diduga

    merupakan manifestasi reaksi kekebalan seluler terhadap sel ganas tersebut.

    Limfoma non-$odgkin pada dasarnya merupakan keganasan sel limfosit.

    2. Limfoma non/Hodg!in

    ))

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    12/26

    L5$ merupakan penyakit yang heterogen, tergantung dari gambaran klinik,

    imunofenotiping dan respons terhadap terapi. @ambaran penyakit yang progresif

    lebih sering didapatkan pada anak daripada de asa. 4emikian pula gambaran

    histopatologi difus sering didapatkan pada anak # 9' daripada gambaran noduler

    atau folikuler pada de asa.

    2. .1 0am aran )is"ologi

    6lasi kasi histopatologi sangat komplek dan tumpang tindih dengan klasi kasi yang

    lain misalnya klasi kasi imunologik, sitogenik maupun molekuler sehingga masih

    membingungkan.

    6lasi kasi yang banyak dipergunakan adalah dari =appaport, 6iel, Lukes dan >ollins,

    H$E dan Working Formulation . L5$ pada anak seringkali mempunyai gambaran

    yang difus dan dimasukkan dalam 3 kategori gambaran histology sebagai berikut :

    ). Limfoblastik Burkitt+s atau small non clea"ed2. Lmfoblastik non Burkitt+s3. &munoblastik dan sentroblastik atau Ilarge cellJ

    ,lasi%!asi )is"opa"ologi! LNH pada ana! 2

    ,IEL (APPAP (T 3 (,IN0 4 (MULA

    Hig. 0rade Hig. 0rade

    Limfoblastik Burkitt+s danbentuk lainnya

    4ifuse undi erentiated#Burkitt+s dan nonBurkitt+s'

    0mall non clea"ed cell

    Limfoblastik kon"ultedLimfoblastik nonklasi kasi

    Limfoblastik difus Limfoblastik

    &munoblastik0entroblastik $istiositik difus

    &munoblastik sel besar&ntermediate grade difussel besar

    !umber 2 Buku $3ar I+$I Hematologi Onkologi $nak

    4ua kelompok yang pertama paling banyak ditemukan yaitu mencapai - 9 dari

    kasus yang terdiagnosis.

    ,lasi%!asi LNH erdasar!an 3or!ing 4ormula"ion )

    Lo5 grade l mp)omas In"ermedia"e grade Hig) grade l mp)oma

    )2

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    13/26

    l mp)oma

    a. 0mall lymphocytic,consistent ith >LLplasmacytoid

    b. Dollicular,predominantly smallclea"ed cell

    c. Dollicular, miKed smallclea"ed and large cell

    a. Dollicular, large cell

    b. 4i use, small clea"edcell

    c. 4i use, miKed smalland large cell

    d. 4i use large cell

    a. Large cell,immunoblastic

    b. Lymphoblastic

    c. 0mall, non clea"edcell Burkitt+s, nonBurkitt+s

    !umber 2 Buku $3ar Ilmu 4en*akit +alam 5ilid 6

    ,lasi%!asi LNH menuru" (EAL #(e6ised European Ameri$anL mp)oma&73H )

    B/$ell neoplasmsT/$ell and pu"a"i6e N,/$ell

    neoplasms

    ). Pre$ursor B/$ell neoplasm :precursor B-acute lymphoblasticleukemia #B-*LL' atau lymphoblasticlymphoma #LBL'

    2. Perip)eral B/$ell neoplasms : B-

    cell chronic lymphocyticleukemiaCsmall lymphocyticlymphoma, B-cell prolymphocyticleukemia,lymphoplasmacyticCimmunocytoma,mantle cell lymphoma, follicularlymphoma, eKtranodal marginalFone B-cell lymphoma #

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    14/26

    !umber 2 Buku $3ar Ilmu 4en*akit +alam 5ilid 6

    (erkembangan terakhir klasi kasi yang banyak dipakai dan diterima dibanyak pusat

    kesehatan adalah formulasi praktis #Horking DormulationCHD' dan =!*LCH$E. HD

    menjabarkan karakteristik klinis dengan deskriptif histopatologis, namun belum

    menginformasikan jenis sel limfosit B atau T, maupun berbagai patologis klinis yang

    baru. HD membagi L5$ atas derajat keganasan rendah, menengah dan tinggi yang

    mencerminkan sifat agresi tas mereka. 6lasi kasi H$EC=!*L beranjak dari karakter

    imunofenotip #sel B, sel T dan sel 56' dan analisa IlineageJ sel limfoma. 6lasi kasi

    terakhir ini diharapkan menjadi patokan baku dan cara berkomunikasi di antara ahli

    hematologi-onkologi medik.

    $al yang perlu dicatat adalah 2/9 pasien L5$ menunjukkan gambaran sel limfoma

    yang bermacam-macam pada satu lokasi yang sama.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    15/26

    merupakan permulaan limfopoiesis baru yang timbul sebagai reaksi terhadap

    rangsangan antigen yang tepat. $al ini dibuktikan oleh 5o ell pada tahun ) 1 dan

    peneliti lain yang memperlihatkan sel limfosit kecil #matang' mampu mengadakan

    perubahan morfologi #transformasi' dan berproliferasi sebagai reaksi terhadap

    rangsangan lektin nabati # plant le"tin '.

    0eperti sel darah lainnya, sel limfosit dalam kelenjar limfe juga berasal dari sel-sel

    induk multipotensial di dalam sumsum tulang. 0el induk multipotensial pada tahap

    a al bertransformasi menjadi sel progenitor limfosit yang kemudian berdiferensiasi

    melalui dua jalur. 0ebagian mengalami IpematanganJ dalam kelenjar timus untuk

    menjadi sel limfosit T, dan sebagian lagi menuju kelenjar limfe atau tetap berada

    dalam sumsum tulang dan berdiferensiasi menjadi sel limfosit B.

    *pabila ada rangsangan oleh antigen yang IsesuaiJ maka limfosit T maupun B akan

    bertransformasi menjadi bentuk aktif dan berproliferasi. Limfosit T yang aktif

    menjalankan fungsi respon imunitas seluler, sedangkan limfosit B aktif menjadi

    imunoblas yang kemudian menjadi sel plasma yang membentuk immunoglobulin.

    Terjadi perubahan morfologi yang mencolok pada perubahan ini, dimana sitoplasma

    yang sedikitCkecil pada limfosit B ItuaJ menjadi bersitoplasma banyakCluas pada sel

    plasma, perubahan ini terjadi pada sel limfosit B disekitar atau di dalam I "entrum

    germinati7um J, sedangkan limfosit T aktif berukuran lebih besar dibanding limfosit

    T ItuaJ.

    (erubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat terjadinya

    mutasi gen pada salah satu sel dari sekelompok sel limfosit tua yang tengah berada

    dalam proses transformasi menjadi imunoblas #terjadi akibat adanya rangsangan

    imunogen'. $al yang perlu diketahui adalah proses ini terjadi di dalam kelenjar

    getah bening, dimana sel limfosit tua berada diluar I "entrum germinati7um J.

    Beberapa perubahan terjadi pada limfosit tua, antara lain : ukuran makin besar,

    kromatin inti menjadi lebih IhalusJ, nukelolinya terlihat, protein permukaan selmengalami perubahan.

    $al mendasar lain yang perlu diingat adalah bah a sel yang berubah menjadi sel

    kanker seringkali tetap mempertahankan sifat IdasarJnya.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    16/26

    tingkat mitosis yang rendah, sedangkan sel kanker dari imunoblas amat jarang

    masuk ke dalam aliran darah, namun dengan tingkat mitosis yang tinggi.

    2. .' 0am aran !linis 2

    L5$ mempunyai gambaran klinis oleh massa intra abdominal dan intratorakal#massa mediastinum' yang sering kali disertai dengan adanya efusi pleura. (ada

    anak yang lebih besar massa mediastinal ini seringkali #2/-3/9' ditemukan

    khususnya pada limfoma limfoblastik sel T. @ejala yang menonjol adalah nyeri,

    disfagia, sesak napas, pembengkakan daerah leher, muka dan sekitar leher, akibat

    adanya obstruksi "ena ca"a superior. (embesaran kelenjar limfe #limfadenopati' di

    sebelah atas diafragma meliputi leher, suprakla"ikula atau aksiler, tetapi jarang

    sekali retroperitoneal. *danya pembesaran limpa dan hati menunjukkan adanya

    keterlibatan sumsum tulang dan seringkali pasien menunjukkan gejala-gejalaleukemia limfoblastik akut, jarang sekali melibatkan gejala susunan saraf pusat,

    kadang-kadang disertai pembesaran testis. Limfoma limfoblastik merupakan bentuk

    yang berkembang secara progresif, dengan gejala yang timbul dalam aktu singkat

    kurang dari satu bulan. @ambaran laboratorium biasanya masih dalam batas

    normal, dengan kadar L4$ dan asam urat yang meningkat sebagai akibat adanya

    tumor lisis maupun adanya nekrosis jaringan.

    2. .* E"iologi dan fa!"or resi!o

    !tiologi sebagian besar L5$ tidak diketahui. 5amun terdapat beberapa faktor resiko

    terjadinya L5$, antara lain :

    ). Imunode%siensi , 2/9 kelainan herediter langka yang berhubungan dengan

    terjadinya L5$ antara lain adalah se7ere "ombined immunode#"ien"* ,

    .*pogamma globulinemia , "ommon 7ariable immunode#"ien"* , Wiskott-$ldri".

    s*ndrome , dan ata,ia telangie"tasia . Limfoma yang berhubungan dengan

    kelainan-kelainan tersebut seringkali dihubungkan pula dengan !pstein-Barr

    %irus #!B%' dan jenisnya beragam, mulai dari hyperplasia poliklonal sel B hingga

    limfoma monoclonal.

    2. Agen Infe!sius , !B% 45* ditemukan pada /9 limfoma Burkitt endemic, dan

    lebih jarang ditemukan pada limfoma Burkitt sporadik. 6arena tidak pada semua

    kasus limfoma Burkitt ditemukan !B%, hubungan dan mekanisme !B% terhadap

    )1

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    17/26

    terjadinya limfoma Burkitt belum diketahui. 0ebuah hipotesis menyatakan

    bah a infeksi a al !B% dan factor lingkungan dapat meningkatkan jumlah

    precursor yang terinfeki !B% dan meningkatkan resiko terjadinya kerusakan

    genetik. !B% juga dihubungkan dengan posttransplantation l*mp.oproli8erati7e

    disorders #(TL4s' dan *&40- asso"iated l*mp.omas .

    3. Paparan ling!ungan dan pe!er8aan , beberapa pekerjaan yang sering

    dihubungkan dengan resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan

    pertanian. $al ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut organik.

    . Die" dan paparan lainn a , resiko L5$ meningkat pada orang yang

    mengkonsumsi makanan tinggi lemak he ani, merokok, dan yang terkena

    paparan ultra"iolet.

    2. .+ Diagnosis

    =i ayat penyakit dan pemeriksaan sik sangat penting, diagnosis ditegakkan

    dengan biopsy, pemeriksaan sitologi cairan efusi maupun aspirasi sumsum tulang,

    bila dimungkinkan dengan pemeriksaan imunologik dan sitogenik untuk

    membedakan antara sel B atau sel T. 6riteria untuk masing-masing kelompok

    tersebut adalah :

    a. Limfoblastik sel B ditandai oleh :

    ). (rimernya ada di intra abdominal

    2. 4itemukannya immunoglobulin mononukleal sel B pada permukaan sel dan

    pertanda sel B lainnya misalnya : >4 ) -2

    3. Translokasi #8 ) ', t #2 8', atau t #8 22'

    . @ambaran histologist : Burkitt+s dan B limfoblastik atau undi erentiated atausmall non clea"ed

    /. @ambaran L3 pada klasi kasi D*B

    b. Limfoblastik sel T ditandai oleh :

    ). (etanda sel T positif #misal >4 3, /-8'

    2. @ambaran histologi : limfoblastik

    3. @ambaran L) atau L2 pada klasi kasi D*B

    )

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    18/26

    . =eaksi positif dengan asam folat

    /. (rimer pada kelenjar timus

    Imunofenotiping

    4engan pemeriksaan ini akan lebih jauh dapat mengetahui tentang L5$, khususnyadengan ditemukannya antibodi monoklonal yang dapat diidenti kasi adanya

    antigen permukaan baik pada sel B maupun sel T juga pada tingkat pematangan

    sel. *ntibodi tersebut digolongkan dalam "luster di'erentiation #>4'.

    4engan pemeriksaan tersebut diatas L5$ pada anak dapat dikelompokkan dalam 3kelompok :

    ). (roliferasi 0el B yang ditandai dengan adanya immunoglobulin monoclonal dipermukaan sel

    2. (roliferasi 0el T

    3. (roliferasi non T M non B

    (embagian ini nampaknya hampir sama pada LL*.

    Sitogenik dan biologi molecular

    (emeriksaan sitogenik dan biologi molecular saat ini sangat berarti dalam

    membantu kita mengetahui proses L5$ lebih mendalam tetapi belum dapat

    dipergunakan untuk tindakan terapi. (ada limfoma Burkitt+s sel tumor ditandai oleh

    adanya translokasi pada lengan panjang kromosom 8, region N 23 M N 2 t #8 ) '#N2 N32', beberapa "ariasi lainnya t #2 8' #p)2 p2 ' dan t #8 22' #N2 N))'.

    (emeriksaan lain yang diperlukan adalah pemeriksaan darah legkap, pemeriksaan

    fungsi hati dan fungsi ginjal, cairan serebrospinal, asam urat, L4$, 0@ abdomen,

    bone scan.

    2. .- Penen"uan s"adium

    (enentuan stadium sangat penting untuk diagnosis, adanya keterlibatan beberapa

    jaringan limfoid serta implikasinya pada pengobatan. (enentuan stadium yang

    paling banyak digunakan adalah dari !t% 5ude C.ildrens Resear". Hospital .

    S!ema s"adium LNH dari S". 9ude :)ildren;s (esear$) Hospi"al

    STADIUM ,A(A,TE(ISTI,

    )8

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    19/26

    & Tumor tunggal ekstranodul atau tumor di daerah tunggal nodul,

    kecuali di daerah mediastinum atau abdomen

    &&

    Tumor tunggal #ekstra nodul' dengan keterlibatan kelenjar regional

    pada satu sisi diafragma pada dua atau lebih area nodul. 4ua tumor

    #ekstranodul' dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar regional.

    Tumor lebih dari satu tetapi masih satu sisi dengan diafragma. Tumor

    primer pada gastrointestinal #ileosekal' dengan atau tanpa

    keterlibatan mesenterium.

    &&&

    Tumor lebih dari dua #ekstranodul' pada kedua sisi diafragma. Tumor

    dua atau lebih pada satu sisi diafragma. Tumor primer di daerah

    intratorakal #mediastinal, pleura, tinus'. Tumor meluas padaintraabdominal yang tidak dapat direseksi. Tumor pada paraspinal

    atau epidural.

    &% Tumor meluas dan penyebaran ke sumsum tulang atau susunan saraf pusat.

    !umber 2 Buku $3ar I+$I Hematologi Onkologi $nak

    2. . Pengo a"an

    L5$ khususnya limfoma limfoblastik sel T seringkali disertai dengan berbagai

    komplikasi, untuk itu dibutuhkan pengelolaan secepatnya. 0ebelum pengobatan

    dengan kemoterapi harus diperhatikan terlebih dahulu problem jalan napas,

    pembuluh darah dan gangguan metabolik yang ada.

    (emberian alupurinol, hidrasi yang cukup dan alkalinasi urin perlu segera diberikan

    pada pasien dengan tumor yang cukup luas untuk mencegah terjadinya nefropati

    akibat lisis tumor yang seringkali terjadi pada limfoma limfoblastik sel T.

    2.< Pen a!i" )odg!in;s 2

    0ampai saat ini masih belum diketahui dengan jelas etiologi maupun patologi

    penyakit $odgkin+s, namun diakui bah a banyak diantara anak dengan penyakit

    $odgkin+s yang mampu bertahan hidup dalam beberapa tahun.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    20/26

    2.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    21/26

    ditemukan adanya el !eed Sternberg yang spesi k yang merupakan sel limfoid

    yang besar dengan banyak nucleus yang mengelilingi nuclei sehingga memberikan

    gambaran seperti halo.

    6lasi kasi patologi yang diterima secara umum adalah klasi kasi dari =ye yang

    membagi penyakit $odgkin+s menjadi subtipe :

    ). Limfositik predominanCL(

    2. 0el campuranC

    3. 4eplesi limfositikCL4

    . 5odul sklerosisC50

    (rognosis dari tiga yang pertama berhubungan dengan perbandingan antara sel

    limfosit abnormal dengan sel normal.

    6lasi kasi H$E :

    ). Nodular L*mp.o"*te predominan"e Hodgkin L*mp.oma #5odular L($L' : saat ini

    dikenal sebagai indolent B-"ell non Hodgkin L*mp.oma dan bukan true Hodgkin

    +isease . Tipe ini mempunyai sel limfosit dan histiosit, >4 2 positif tetapi tidak

    memberikan gambaran sel =eed 0tenberg.

    2. Classi" Hodgkin L*mp.oma : L*mp.o"*te ri". , Nodular s"lerosis , &i,ed

    "ellurarit* , L*mp.o"*te depleted .

    2.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    22/26

    merupakan re;eksi dari akti"itas yang meningkat di system retikuloendotelial

    #misalnya laju endap darah yang meningkat, kadar serum feritin, kadar serum

    tembaga' dipergunakan untuk menge"aluasi perjalanan penyakit setelah

    terdiagnosis. *nemia yang timbul merupakan deplesi dari imobilisasi Fat besi yang

    terhambat ini menunjukkan adanya penyakit yang telah meluas. *nemi hemolitikpada penyakit $odgkin+s menggambarkan tes >oomb positif menunjukkan adanya

    retikulosis dan normoblastik hyperplasia dari sumsum tulang.

    Per andingan !linis Limfoma Hodg!in dan Non Hodg!in )

    ,ara!"eris"i! Limfoma Hodg!in

    Limfoma Non Hodg!in

    Lo5 gradeIn"ermedia"e7)i

    g) grade

    Tempat asal 5odal !kstranodal #) 9' !kstranodal #3 9'

    4istribusi nodal 0entripetal #aksial' 0entrifugal 0entrifugal

    (enyebaran nodal >ontiguous 5oncontiguous 5oncontiguous

    6eterlibatan 00( Aarang #O )9' Aarang #O )9' Aarang #O ) 9'

    6eterlibatan hepar Aarang 0ering #7 / 9' Aarang

    6eterlibatansumsum tulang

    Aarang #O ) 9' 0ering #7 / 9' Aarang #O 2 9'

    6eterlibatansumsum tulangmempengaruhiburuknyaprognosis

    ?a Tidak ?a

    0embuh dengankemoterapi

    ?a Tidak ?a

    !umber 2 Buku $3ar Ilmu 4en*akit +alam 5ilid 6

    Per edaan !linis an"ara PH dan LNH

    Pen a!i" Hodg!in Limfoma Non Hodg!in

    22

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    23/26

    Lebih sering terlokalisasi ke satukelompok kelenjar getah bening aksial#ser"ikalis, mediastinum, paraaorta'

    Lebih sering mengenai banyak kelenjarperifer

    (enyebaran teratur ke jaringan sekitar (enyebaran nonkontagiosa

    6elenjar mesenterium dan cincinaldeyer jarang terkena

    >incin aldeyer dan kelenjarmesenterium sering terkena

    Aarang mengenai system diluar kelenjargetah bening

    0ering mengenai system di luar kelenjargetah bening

    !umber 2 Buku $3ar 4atologi olume 6

    2.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    24/26

    S"adium pen a!i" Hodg!in;s erdasar!an !lasi%!asi Ann Ar or 2

    STADIUM

    ,ETE(AN0AN

    &(embesaran kelenjar limfe regional tunggal atau pembesaran organekstra limfatik tunggal atau sesisi

    &&(embesaran kelenjar limfe regional dua atau lebih yang masih sesisidengan diafragma atau pembesaran organ ekstralimfatik satu sisi ataulebih yang masih sesisi dengan diafragma.

    &&&(embesaran kelenjar limfe pada kedua sisi diafragma disertai denganpembesaran limpa, atau pembesaran organ ekstra limfatik sesisi ataukedua sisi

    &%(embesaran organ ekstralimfatik dengan atau tanpa pembesaran

    kelenjar limfe!umber 2 Buku $3ar I+$I Hematologi Onkologi $nak

    2.

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    25/26

    BAB III

    ,ESIMPULAN

    Limfoma maligna adalah keganasan primer jaringan limfoid yangbersifat padat. (enyakit ini dibagi dalam dua golongan besar, yaitu penyakit

    $odgkin #($' dan limfoma non-$odgkin #L5$'. Limfoma non-$odgkin pada dasarnya

    merupakan keganasan sel limfosit. 6eduanya memiliki gejala yang mirip.

    (erbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada

    ($ ditemukan sel =eed 0ternberg, dan sifat L5$ lebih agresif. Limfoma merupakan

    penyakit keganasan yang sering ditemukan pada anak, hampir sepertiga dari

    keganasan pada anak setelah leukemia dan keganasan susunan saraf pusat. *ngka

    kejadian limfoma non $odgkin+s tertinggi pada umur -) tahun dan jarangdijumpai pada usia diba ah 2 tahun. Laki-laki lebih sering bila dibandingkan anita

    dengan perbandingan 2,/ : ). *ngka kejadian penyakit $odgkin+s mempunyai kur"a

    bimodal yang khas baik pada laki-laki maupun pada perempuan, dengan salah satu

    puncaknya pada usia )/-3 tahun yang diikuti dengan puncak lainnya pada usia /-

    // tahun.

    ntuk mendapatkan hasil pengobatan yang baik perlu adanya

    pendekatan multidisiplin segera setelah didiagnosis. Daktor yang berpengaruh

    terhadap hasil pengobatan diantaranya adalah umur pasien, psikologi, stadium

    penyakit dan gejala sisa pengobatan. (engobatan yang diberikan diharapkan

    mampu memberikan penyembuhan untuk jangka panjang, dengan disease free

    sur"i"al #4D0' yang seimbang dengan resiko pengobatan yang paling rendah.

    (rotokol pengobatan pada anak saat ini hanya menggunakan kemoterapi saja

    kadang-kadang dengan hanya memberikan dosis rendah radiasi pada daerah yang

    terbatas.

    2/

  • 8/19/2019 referat limfoma malignum

    26/26

    DA4TA( PUSTA,A

    ). 0udoyo, *ru. H, dkk. 2 . Buku $3ar Ilmu 4en*akit +alam Edisi 9 5ilid 6 .

    Aakarta : 4epartemen &lmu (enyakit 4alam D6 &.

    2. (ermono, Bambang $., dkk. 2 1. Buku $3ar Hematologi-Onkologi $nak . Aakarta : &katan 4okter *nak &ndonesia.

    3. Barata idjaja, 6arnen, dkk. 2 . Imunologi +asar Edisi Kedelapan . Aakarta :Balai (enerbit D6 &.

    . 6umar, =obbins. 2 . Buku $3ar 4atologi Edisi : olume 6 . Aakarta : !@>.