proposal reza
DESCRIPTION
ÂTRANSCRIPT
PROPOSAL
PERAN HUMAS DALAM PROGRAM MENINGKATKAN CITRA
POSITIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
OLEH :
REZA WULANDARI
NIM : 11143202796
KONSENTRASI PUBLIC RELATIONS
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latarbelakang Masalah
Komunikasi adalah jalinan yang menghubungkan kehidupan manusia,
pembelajaran ilmu kehidupan manusia mau tidak mau didasarkan atas bidang
komunikasi. Setiap interaksi dan kegiatan dalam komunikasi akan menyediakan
data bagi pemberi dan penerima informasi.
Dalam suatu komunitas ataupun organisasi atau kantor akan meningkat
apabila dalam suatu organisasi atau kantor tersebut dapat memiliki informasi yang
dibutuhkan dan diperlukan oleh mereka. Komunikasi bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain, dan para komunikator dalam suatu organisasi atau
dalam suatu komunitas atau pemerintahan melakukan upaya komunikasi dengan
tujuan untuk menolong orang lain.
Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai jurusan akademis pada awalnya
merupakan perkembangan dari prinsip-prinsip dasar dalam berkomunikasi.
Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur oleh
individu atau organisasi dalam pemerintahan berdasarkan kepentingan publik, dan
menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan
publik. Dalam suatu organisasi humas juga sangat berperan penting dalam
meningkat citra positif organisasi tersebut. dengan adanya humas, maka suatu
organisasi itu akan berjalan dengan lancar, karena humas bekerja dan
berkecimpung dalam masyarakat luas atau public.
Seorang Humas haruslah bisa membina hubungan yang baik dengan
berbagai pihak salah satunya adalah dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat atau konsumen, dan memberikan kepuasaan kepada mereka sebagai
konsumen kita. Karena konsumen atau pelanggan itu bersifat heterogen baik
dalam bentuk adat, kebiasaan, dan agama.
Masyarakat berkembang seiring IPTEK yang memberikan kemudahan
untuk mengakses informasi, dengan kemudahan mengakses informasi ini
masyarakat berkembang dari konsumen yang berorentasi kebutuhan menjadi
konsumen yang tidak hanya berorentasi kepada kebutuhan semata. Akan tetapi
melihat berbagai aspek lain yang turut mempengaruhi dalam pemilihan suatu
produk,termasuk citra perusahaan.
Disamping itu, pada akhir abad XX, bidang yang mendapat sorotan yang
cukup tajam dari masyarakat adalah bidang kesehatan.Perhatian masyarakat
dibidang kesehatan dapat terlihat pada banyaknya kasus-kasus pengaduan yang
ditujukan kepada para dokter, rumah sakit, danpelayanan-pelayanan kesehatan
lainnya.
Adanya pengaduan atau keluhan masyarakat terhadap pelayanan medis
menimbulkan banyak pertanyaan bagi masyarakat, mengapa sampai terjadi
demikian namun yang jelas ada faktor-faktor penyebabnya, apakah akibat dari
pelayanan kesehatan yang tidak memuaskan, apakah karena kelalaian dari pihak
pelayanan atau pengguna jasa menganggap bahwa pelayanan yang diberikan
sedemikian buruknya, tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, mungkin
juga karena penyakitnya tidak dapat disembuhkan karena belum ada obatnya.
Untuk melakukan pendekatan dengan public bukanlah hal yang mudah
untuk dilakukan. Dan humas ini bertujuan untuk menarik simpati, perhatian dan
tanggapan positif masyarakat terhadap suatu organisasinya. Prinsip komunikasi
dua arah yang melandasi humas bertujuan untuk menciptakan dorongan kearah
penciptaaan kebijaksanaan, menjelaskan kebijaksanaan, mengumumkan,
mempertahankan kebijaksanaan, atau mempromosikannya kepada publik sehingga
memperoleh saling pengertian dan itikad baik.
Fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat antara organisasi dengan target khalayak yang
mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi, humas berperan untuk
menjaga citra organisasinya.
Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan tingkat
pengetahuan dan pengertiannya akan fakta-fakta yang ia dapat dan ia miliki
tentang sesuatu (baik itu orang, produk atau situasi) dalam suatu oarganisasi.
Informasi yang salah tentang seseorang akan mengakibatkan pencitraan yang
salah tentang organisasi atau seseorang tersebut.
Kritikan yang ditujukan kepada para dokter, Rumah Sakit atau pelayanan
kesehatan lainnya dampak positifnya. Menunjukan bahwa kecerdasan dan
kekritisan masyarakat tentang pelayanan kesehatan meningkat.
Dampak negatifnya adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap
kredibilitas dokter, rumah sakit, atau pelayanan kesehatan lainnyayang
bersangkutan sehingga menurunkan citra dimata konsumennya. Sebuah
perusahaan agar mampu bersaing dengan pesaing setiap perusahaan perlu
menanamkan citra positif dimata masyarakat terutama pelanggan.
Humas memiliki peranan kunci untuk membantu memberi informasi baik
pada publik internal maupun eksternal untuk menyediakan informasi yang
faktual,dan mudah dimengerti oleh khalayak ramai, dan sehingga ketidak pedulian
akan organisasi atau perseorangan dapat dilurus dan diperbaiki. Humas juga
memiliki peran dalam menciptakan ketertarikan publik pada situasi tertentu yang
dapat memiliki pengaruh besar pada organisasi atau sekelompok orang.
Pekerjaan humas yang berhasil adalah pada saat organisasi/ orang/ atau
situasi yang didukungnya mendapatkan simpati atau respon positif dan satu-
satunya jalan agar hal ini tecapai adalah dengan menyediakan informasi yang jelas
dan akurat, dan dapat dimengerti oleh pubik itu sendiri.
Apabila, suatu organisasi atau perusahaan tengah mengalami krisis
kepercayaan dari publik atau masyarakat umum, maka akan membawa dampak
negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi penurunan citra sampai pada titik
yang paling rendah
Telah banyak dibuktikan pada pengalaman praktik PR di lapangan, begitu
citra dan kepercayaan masyarakat sudah terganggu atau mengalami suatu krisis,
maka pihak PR tersebut akan menghadapi resiko yang cukup berat. Seperti halnya
krisis kepercayaan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah atau biasa disebut
RSUD, dimana karyawan dalam memberikan kualitas pelayanan kurang
memuaskan, yaitu dalam segi kurang ramahnya karyawan dalam hal memberikan
pelayanan kepada pasien, sehingga banyak pasien yang mengeluhkan pelayanan
RSUD.
Apabila hal ini terus dibiarkan maka akan memberikan dampak yang cukup
serius yaitu terjadinya (pembatalan pemakaian jasa kesehatan di RSUD oleh
pasien), oleh karena itu dalam upaya meningkatkan citra Rumah Sakit. PR RSUD
selalu memberikan arahan kepada karyawan untuk mengutamakan kualitas
pelayanan.
Pada program meningkatkan citra positif pada RSUD kabupaten kuantan
singingi ini , organisasi melakukan upaya pendekatan yang lebih intim terhadap
masyarakat banyak dan lebih menambahkan sikap rasa saling menghargai dan
menghormati dalam suatu organisasi, suatu kegiatan yang dapat menambah dan
menimbulkan rasa tanggapan positif dari masyarakat terhadap RSUD kabupaten
kuantan singingi adalah seperti menyediakan pengobatan gratis untuk masyarakat
yang kurang mampu, dan memberikan kartu askes kepada masyarakat yang
kurang mampu, supaya mereka juga mendapatkan pengobatan yang layak seperti
yang lainnya, dan lebih meningkatkan pelayanan dan keramah tamahan antara
pegawai kantor dengan masyarakat yang mumbutuhkan bantuan.
Karena kebanyakan yang dikeluhkan oleh masyarakat adalah pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu sangat berbeda jauh
dengan masyarakat yang mampu lainnya, dan pengobatan yang diberikan
terkadang tidak sesuai dengan waktu dan prosedur atau peraturannya.
Didalam kantor bupati kabupaten kuantan singingi itu terdapat bagian-
bagian terpenting yang ada didalamnya, yaitu seperti bagian umum, bagian
pertanahan, bagian hukum, bagian ekbang, bagian kesejahteraan sosial, bagian
pemerintahan umum, bagian keuangan dan terdapat bagian Humas itu sendiri.
Pasien yang mengeluhkan pelayanan di RSUD, humas langsung
mengkonsultasikan dengan pihak Hukormas dan langsung memberikan
pengarahan pada pihak terkait. Citra mempunyai pengaruh penting pada
manajemen, dengan perkataan lain citra mempunyai dampak internal. Citra yang
kurang nyata dan jelas akan mempengaruhi sikap karyawan terhadap organisasi
yang mempekerjakannya.
Citra yang negatif dan tidak jelas akan berpengaruh negatif pada kinerja
karyawan juga pada hubungan dengan konsumen dan kualitas. Sebaliknya,citra
yang jelas dan positif, misalnya citra organisasi dengan pelayanan yangsangat
baik, secara internal menceritakan nilai-nilai yang jelas dan akan menguatkan
sikap positif terhadap organisasi.
Salah satu organisasi atau jasa kesehatan yang meiliki Humas dan terdapat
peran Humas didalamnya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Kuantan Singingi, yang beralamat di Kompleks Perkantoran Teluk Kuantan. JL.
Perintis Kemerdekaan Teluk Kuantan.
Lokasi penelitian ini dipilih dengan pertimbangan yaitu karena RSUD ini
memiliki tempat yang strategis dan tempat yang paling banyak dikunjungi oleh
masyarakat, dan yang paling banyak itu dari masyarakat yang kalangan menengah
kebawah.
Dan keluhan-keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat yang datang untuk
berobat disana merasa kurang puas dan terdapat banyak kritikan-kritikan dan
keluhan-keluhan yang bisa menimbulkan dampak negatif terhadap citra RSUD itu
sendiri.
RSUD ini tidak sulit untuk ditemukan dimana tempatnya karena RSUD ini
terletak di Komplek Perkantoran Teluk kuantan dan juga dekat dengan taman
kantor.
2. Alasan Pemilihan Judul
a. Penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana Peran humas dalam program
meningkatkan citra positif pada RSUD kabupaten kuantan singingi. Citra
adalah Webster (1993) mendefinisikan citra sebagai gambaran mental atau
konsep tentang sesuatu. Steinmetz (Siswanto Sutojo, 2004) mengartikan citra
sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi
masyarakat terhadap organisasi didasari pada apa yang mereka ketahui atau
mereka kira tentang organisasi yang bersangkutan. Kotler (1995) secara lebih
luas mendefinisikan citra sebagai jumlah dari keyakinan-keyakinan,
gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada suatu
obyek.
b. Judul tersebut sangat relevan dengan status penulis sebagai mahasiswa
jurusan ilmu komunikasi dan konsentrasi public relation pada fakultas
dakwah dan ilmu komunikasi.
c. Dengan meniliti judul ini penulis merasa mampu baik dari segi waktu, biaya
dan factor-factor yang mendukung lainnya.
d. Sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti masalah ini.
3. Penegasan Istilah
Guna menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka perlu menegaskan istilah tersebut dalam penelitian ini sebagai
berikut :
a. Peran
Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan/ status (soekato,
2006 :30) peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang
mempunyai suatu status (paul B.Hotton dan Chaster L. Hunt, edisi keenam :
118)
b. Humas
Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur oleh
individu atau organisasi dalam pemerintahan berdasarkan kepentingan publik,
dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan
penerimaan publik.
c. Citra
Steinmetz (Siswanto Sutojo, 2004) mengartikan citra sebagai persepsi
masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi masyarakat terhadap
organisasi didasari pada apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang
organisasi yang bersangkutan. Kotler (1995) secara lebih luas mendefinisikan
citra sebagai jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan
kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada suatu obyek.
4. Rumusan Masalah
Apa saja peran humas dalam meingkatkan citra positif pada RSUD kabupaten
kuantan singingi ?
Bagaimana peran humas dalam meningkatkan citra positif pada RSUD kabupaten
kuantan singingi ?
5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran humas dalam
program meningkatkan citra positif pada RSUD kabupaten kuantan singingi,
Kegunaan akademis Penelitian ini akan menjadi informasi berharga dan bahan
masukan bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang humas
dilihat dari bagaimana sebuah program yang dilaksanakan ini dapat melakukan
jangkauan keluar berdasarkan penerapan-penerapan teori tentang pelaksanaan
komunikasi untuk humas.
Penelitian ini juga dapat membawa pengaruh dan perubahan besar dalam
suatu organisasi khususnya pada RSUD kabupaten kuantan singingi, karena
penelitiannya ini akan merubah sistem, tata cara, dan cara kerja para suster,
dokter, dan staff lainnya dalam melayani masyarakat, dan dapat meningkatkan
tanggapan positif dari masyarakat terhadap kinerja RSUD kabupaten kuantan
singingi itu sendiri.
Kegunaan praktis Penelitian program humas yang diterapkan secara
strategis dan terintegrasi akan sangat berguna untuk kepentingan organisasi dan
kepentingan masyarakat. Penelitian ini dapat membantu masyarakat dan
organisasi dalam meningkatkan pendekatan-pendekatan yang lebih intim antara
anggota organisasi atau staff dikantor dengan masyarakat banyak.
Bagi pemerintah: mendukung program-program berbasis akar rumput yang
muncul dari masyarakat. Bagi masyarakat umum: sebagai penikmat dan yang
merasakan hasil upaya-upaya yang dilakuakan humas dalam meningkatkan citra
positif dapat menilai dan memberikan tanggapan serta menentukan dukungan
mereka berdasarkan prioritas yang mereka rasakan sendiri.
b. Manfaat penelitian
a. Penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khazahan keilmuan yang terkait
dengan penelitian ini yakni Peran humas dalam program meningkatkan citra
positif pada RSUD, Kabupaten Kuantan Singingi.
b. Penelitian ini diharapan bermanfaat bagi pegawai-pegawai dan dokter RSUD
Kabupaten Kuantan Singingi dan yang terkaitlainnya yaitu dapat dipakai
sebagai sumbangan pemikiran atau sebagai bahan masukan untuk
memecahkan permasalahn yang terkait dengan diatas tersebut.
6. Kerangka Teoritis
6.1 Pengertian peran
Peran adalah seseorangan yang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai
dengan kedudukan maka dia telah menjalankan suatu peran (soekanto,2000 :268 ).
Peran memiliki hubungan yang sangat erat dengan kedudukan sehingga
keduanya tidak dapat dipisahkan, karena saling ketergantungan.
Peran sangat penting bagi kehidupan sehari-hari karena ia mengatur perilaku
seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu yang dapat
meramalkan perbuatan orang lain. Orang bersangkutan akan dapat menyesuaikan
perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.
Peran sangat penting bagi kehidupan sehari-hari karena ia mengatur perilaku
seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu yang dapat
meramalkan perbuatan orang lain. Orang bersangkutan akan dapat menyesuaikan
perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.
Hubungan sosial yang ada pada masyarakat merupakan hubungan antara
peranan individu dalam masyarakat , dan peran diatur oleh norma-norma yang
berlaku, misalnya norma kesopanan yang menghendaki agar seorang laki-laki bila
berjalan bersama seorang wanita, harus disebelah luar.
6.1.2. macam-macam peran yang melekat pada individu dalam masyarakat
1. peranan harus dilaksanakan pada struktur masyarakat hendak dipertahankan
kelangsungannya.
2. peran tersebut diletakkan pada individu yang oleh masyarakat dianggap
mampu melaksankannya, mereka tersebut harus berlatih dan mempunyai
hasrat untuk melaksakannya.
3. apabila semua orang mampu dan sanggup melaksanakan perannya, belum
tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang
(soekanto, 2006 : 40)
4. apabila semua orang mampu dan sanggup melaksanakan perannya, belum
tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang.
6.1.3 Perilaku Peran
Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu status
tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang
melakukan peran tersebut. Perilaku peran mungkin berbeda dengan yang
diharapkan, karena beberapa alasan.
Seseorang mungkin tidak memandang suatu peran dengan cara yang sama
sebagaimana orang lain memandangnya. Sifat kepribadian seseorang
mempengaruhi bagaimana seseorang merasakan peran tersebut.
Cukup banyak perbedaan dalam perilaku peran yang menimbulkan variasi
kehidupan manusia, meskipun demikian terdapat cukup keseragaman dan
prediktabilitas dalam perilaku peran untuk melaksanakan kehidupan sosial yang
tertib.
Macam-macam peran :
1. Peranan yang diharapkan (expected roles)
Cara ideal dalam pelaksanaan peran menurut penilaian masyarakat.
Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan dan dilaksanakan
secermat-cermatnya.
2. Peranan yang disesuaikan (actual roles)
Cara bagaimana seharusnya peran itu dijalankan. Peranan ini pelaksaannya
lebih luwes, dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi tertentu.
6.1.4 fungsi peran menurut Suryanto dan Narwoko (2006:160)
Fungsi peran :
1. Memberi arah pada proses sosialisasi
2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, norma-norma, nilai-nilai dan pengetahuan
3. Mempersatukan kelompok dan masyarakat
4. Meghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat melestarikan
kehidupan masyarakat
Cara memperoleh peran yaitu :
1. Peran bawaan ( ascribed roles )
Peran yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha. Misalnya peran
sebagai anak, nenek, dll.
2. Peran pilihan (achives roles)
Peran yang diperoleh atas dasar keputusan sendiri.misalnya seorang yang
memutuskan untuk kuliah.
Dari jenis-jenis peran yang ada pada masyarakat, maka kita dapat
mengetahui bahwa seseorang memegang lebih dari satu peran, tidak hanya peran
bawaan saja tetapi peran yang diperoleh melalui usaha sendiri maupun peran yang
ditunjukan oleh pihak lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran merupakan bagian dari
pelaksanaan fungsi dan tugas yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan atau
kepentingan yang tertentu guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan dan juga
berfungsi sebagai penyaring dari komunikasi timbal balik dengan tujuan untuk
menciptakan dan membina stabilitas sosial.
6.2 Humas
Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai jurusan akademis pada awalnya
merupakan perkembangan dari prinsip-prinsip dasar dalam berkomunikasi.
Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur oleh
individu atau organisasi dalam pemerintahan berdasarkan kepentingan publik, dan
menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan
publik.
Dalam suatu organisasi humas juga sangat berperan penting dalam
meningkat citra positif organisasi tersebut. dengan adanya humas, maka suatu
organisasi itu akan berjalan dengan lancar, karena humas bekerja dan
berkecimpung dalam masyarakat luas atau public.
Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni menciptakan
pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan
publik terhadap suatu individu/ organisasi. Menurut IPRA (International Public
Relations Association) Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana
dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (public)
untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait
atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di antara mereka.
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan
informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan
ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan
menerima sebuah situasi.
Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program
dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya
mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara
organisasi dan masyarakatnya. Posisi humas merupakan penunjang tercapainya
tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah
publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya
rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya.
6.3 Citra
Webster (1993) mendefinisikan citra sebagai gambaran mental atau konsep
tentang sesuatu. Steinmetz (Siswanto Sutojo, 2004) mengartikan citra sebagai
persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi masyarakat terhadap
organisasi didasari pada apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang
organisasi yang bersangkutan.
Kotler (1995) secara lebih luas mendefinisikan citra sebagai jumlah dari
keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai
seseorang pada suatu obyek. Obyek yang dimaksud bisa berupa orang, organisasi,
atau kelompok orang. Jika obyek itu organisasi, berarti seluruh keyakinan,
gambaran, dan kesan atas organisasi dari seseorang merupakan citra. Citra sebuah
organisasi merepresentasikan nilai-nilai seseorang dan kelompok-kelompok
masyarakat yang mempunyai hubungan dengan organisasi tersebut.
Citra yang baik dari suatu organisasi akan mempunyai dampak yang
menguntungkan, sedangkan citra yang jelek akan merugikan organisasi. Citra
yang baik, artinya publik mempunyai kesan positif terhadap suatu organisasi,
sedangkan citra yang kurang baik berarti publik memiliki kesan negatif.
Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible), tidak nyata , tidak bisa
digambarkan secara fisik dan tidak dapat diukur secara matematis, karena citra
hanya ada dalam pikiran. Walaupun demikian, wujudnya bisa dirasakan dari hasil
penilaian baik atau buruk , seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun
negatif yang datang dari publik (khalayak sasaran ) dan masyarakat luas pada
umumnya. Citra bisa diketahui, diukur dan diubah. Penelitian mengenai citra
organisasi (corporate image) telah membuktikan bahwa citra bisa diukur dan
diubah, walaupun perubahan citra relatif lambat
Walaupun citra adalah dunia menurut persepsi, tetapi citra perlu dibangun
secara jujur agar citra yang dipersepsikan oleh publik adalah baik dan benar,
dalam arti ada konsistensi antara citra dengan realitas. Citra tidak bisa dibangun
dengan kebohongan informasi.
Komunikasi organisasi yang dirasakan tidak dipercaya, akan merusak citra
bahkan mungkin lebih parah lagi. Jadi, membangun citra di atas informasi yang
tidak benar, tidak akan mampu menaikkan citra, malah sebaliknya citra akan
menjadi rusak.
Dengan demikian, sebenarnya image adalah realitas, oleh karena itu
pengembangan dan perbaikan citra harus didasarkan pada realita. Dalam
mengkomunikasikan produk atau programnya suatu organisasi harus
menggambarkan realitas yang sebenarnya.
7. Konsep operasional
Konsep operasinal adalah konsep yang digunakan dalam rangka memberi
batasan terhadap konsep prioritas. Konsep operasional sangat diperlukan agar
tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini.
Untuk mendapatkan data-data dilapangan guna menjawab permasalahan
tersebut, penulis perlu memberikan indikator-indikator pelaksanaan dalam
meningkatkan citra positif pada RSUD Kabupaten Kuantan Singingi.
Berdasarkan kerangka teori diatas maka penulis selanjutnya membuat
konsep operasionalnanya yang nantinya menjadi tolak ukur dilapangan. Maka
penulis berasumsi Peran humas dalam program meningkatkan citra positif pada
RSUD, kabupaten kuantan singingi.
1. Indikator peranan Humas
a. komunikasi yang dilancarkan oleh instansi pemerintah kepada
pelanggan atau masyarakat yang menjadi sasaran berlangsung secara
dua arah secara timbal balik
b. kegiatan yang dilakukan dalam instansi atau organisasi tersebut terdiri
dari atas penyebaran informasi dan menanggapi keluhan-keluhan,
saran dan masukan dari khalayak masyarakat
c. terbinanya hubungan yang harmonis antara pegawai dengan
masyarakat banyak (public)
d. sasaran yang dituju adalah masyarakat banyak atau public
2. Indikator dalam meningkatkan citra positif
a. kinerja (performance) karakteristik operasi pokok pada suatu produk
intikecepatan, ketepatan waktu, kemudahan, kenyamanan dan
keamanan.
b. Ciri-ciri dan keistimewaan adalah pelayanan keamanan, peningkatan
kualitas tenaga kerja dan hasil kerja pegawai
c. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik
sekunder atau pelengkap, minsalnya kelengkapan interior dan
eksterior, dan perlengkapan untuk pasien lainnya
d. Keandalan (reability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai
e. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) yaitu
sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
f. Daya tahan (durability) berapa lama produk tersebut dapat digunakan.
g. Servicibility, penanganan keluhan dan pelayanan yang baik dan
memuaskan terhadap pasien atau masyarakat yang membutuhkan
bantuan, pelayanan yang diberikan tidak tebatas pada saat pasien
membutuhkannya tetapi juga setiap hari selama pasien membutuhkan
bantuan.
h. Kualitas yang dipresepsikan (preceive quality) yaitu citra dan reputasi
terhadap suatu tindakan yang diberikan serta tanggungjawab instansi
pemerintah atau organisasi terhadapnya.
8. Hipotesis
Berdasarkan dari kerangka teori penelitian maka dapat ditarik suatu
hipotesis sebagai suatu kesimpulan sementara yaitu sebagai berikut : “Terdapat
hubungan yang signifikan antara Peran Humas dalam Program Meningkatkan
Citra Positif pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
9. Metode Penelitian
9.1. Metode penelitian
Metode penelitian yang penulis lakukan adalah deskriptif kuantitatif yaitu
menggambarkan dan menjelaskan permasalahan yang diteliti dalam bentuk angka-
angka bukan dalam bentuk kalimat.
9.2. Lokasi penelitian
Penelitian ini penulis lakukan pada Rumah Sakit Umum Derah (RSUD)
Kabupaten Kuantan Singingi. Yang beralamat di Kompleks Perkantoran Teluk
Kuantan. JL. Perintis Kemerdekaan Teluk Kuantan.
9.3. Subjek penelitian dan objek penelitian
Subjek penelitian ini adalah pegawai bagian Humas Di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) dan pasien objek penelitian adalah peran humas dalam program
meningkatkan citra positif pada Rumah Sakit Umum Daerah Teluk kuantan,
Kabupaten Kuantan Singingi.