program studi administrasi publik fakultas ilmu …repository.fisip-untirta.ac.id/1069/1/efektivitas...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PANGKALAN TNI AL
(LANAL) BANTEN DALAM MENJAGA WILAYAH
PERAIRAN BANTEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program
Studi Administrasi Publik
disusun :
Widyo Rieska Utama NIM
6661141218
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
PERSEMBAHAN
Rumahku dari unggun timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala Nampak
Ku lari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan
Kemah ku dirikan ketika senja kala
Di pagi terbang entah kemana
Rumahku dari unggun timbun sajak Chairil
Anwar - Rumahku
Skripsi ini kupersembahkan kepada,
Allah SWT dan Muhammad SAW
Keluarga Bahagiaku
(Alm) Kakek yang berjuang tanpa kenal lelah
Nenek yang mengajarkan cara mengasihi
Bapak yang mengajarkan arti disiplin dalam hidup
Ibu yang setia mengajarkan betapa pentingnya mencintai hidup
Kedua adik yang menyayangiku
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
Juga kamu, pejuang jarak dan rinduku. ELS
Moto Hidup :
“Totalitas”
ABSTRAK
Widyo Rieska Utama. NIM 6661141218. Efektivitas Pengelolaan Pangkalan
TNI AL (Lanal) Banten Dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten. Program Studi
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Serang 2018. Dosen Pembimbing I : DR. Suwaib Amiruddin,
M.Si. Dosen Pembimbing II : Anis Fuad, M.Si.
Fokus penelitian ini adalah Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal)
Banten Dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten. Identifikasi masalah sebagai
berikut, yang pertama ketidakseimbangan antara kebijakan yang diambil
pemerintah dengan anggaran yang ada sehingga mengakibatkan kurangnya
fasilitas terkait pengelolaan dalam hal penjagaan wilayah perairan Banten, yang
terakhir adalah kurangnya sumber daya manusia terkait pengelolaan dalam hal
penjagaan wilayah perairan Banten. Metode yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota Lanal Banten berjumlah
205 anggota dengan sampel 95 anggota. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
penyebaran kuesioner, observasi dan studi dokumentasi. Teknik sampling
menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Dalam pengujian kali
ini thitung> stabel (104,538 > 1,66123) maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan
tingkat keefektivan per dimensi yakni, pencapaian target 79%, kemampuan
adaptasi 96,4%, kepuasan kerja 78,6%, dan tanggung jawab 82%. Dengan
demikian Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten Dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten berjalan dengan efektif. Saran yang dapat
peneliti rekomendasikan untuk penelitian ini adalah memaksimalkan fasilitas
yang belum ada demi maksimalnya penjagaan laut wilayah perairan Banten dan
menggunakan fasilitas milik swasta atau negara yang ada disekitar wilayah kerja
Lanal Banten serta mengusulkan penambahan anggaran untuk sektor fasilitas
dalam operasi / patroli keamanan laut, yang terakhir adalah recruitment yang tepat
dan dengan menempatkan SDM yang sesuai dengan kemampuannya serta
mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan didalam bekerja.
Kata Kunci : Efektivitas, Organisasi, Keamanan Maritim
ABSTRACT
Widyo Rieska Utama. NIM 6661141218. The Effectiveness of Banten Naval Base
Management In Keeping Sea Territorial of Banten. Public Administration Study
Program, Faculty of Social and Political Sciences, University of Sultan Ageng
Tirtayasa, Serang 2018. Advisor I: DR. Suwaib Amiruddin, M.Si. Advisor II: Anis
Fuad, M.Si.
The focus of this research is the Effectiveness of Naval Base Management (Lanal)
Banten In Keeping Banten Waters Area. Identify the following problem, the first
imbalance between the government's policy and the existing budget, resulting in
the lack of facilities related to management in terms of Banten waters area
maintenance, the latter is the lack of human resources related to management in
terms of guarding the territorial waters of Banten. The method used is descriptive
quantitative. The population of this study is all members of Lanal Banten
amounted to 205 members with a sample of 95 members. Data collection was
done by distributing questionnaires, observation and documentation study. The
sampling technique uses Proportionate Stratified Random Sampling. In the test
this time tcount> stable (104.538> 1.66123) then Ha accepted and H0 rejected.
With the level of effectiveness per dimension that is, achievement of target 79%,
adaptability 96,4%, job satisfaction 78,6%, and responsibility 82%. Thus the
Effectiveness of Naval Base Management (Lanal) Banten In Keeping Banten
Waters territory running effectively. Suggestions that researchers can recommend
for this research are to maximize the existing facilities for maximum maintenance
of the waters of the Banten waters area and to use private or state-owned
facilities around the work area of Lanal Banten and to propose additional budget
for the facility sector in marine security operations / patrols, which the last is
proper recruitment and by placing the appropriate human resources with the
ability and conduct training to improve the ability in work. Keywords:
Effectiveness, Organization, Maritime Security
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Efektivitas
Pengelolaan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banten Dalam Menjaga
Wilayah Perairan Banten” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat,
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (satu) pada Program Studi Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Peneliti menyadari bahwa penelitian dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun sebagai perbaikan dan untuk menambah wawasan dimasa yang akan
datang. Terimakasih paling terdalam penulis ucapkan untuk ibunda yang selalu
mendokan tiada henti, serta untuk ayahanda yang selalu memberikan motivasi
kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang telah
memberikan pengajaran, bantuan serta dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
Untuk itu penulis sampaikan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
3. Rahmawati, S,Sos., M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
i
ii
4. Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5. Kandung Sapto N, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6. Listyaningsih., M.Si, Ketua Program Studi Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7. Arenawati, M.Si., Sekretaris Program Studi Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
8. DR. Suwaib Amiruddin, M.Si., Dosen Pembimbing I skripsi yang selalu
bijaksana dalam memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini
9. Anis Fuad, M.Si., Dosen Pembimbing II skripsi yang selalu sabar dalam
memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini
10. Leo Agustino Ph.D., Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis
11. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
12. Komandan Pangkalan TNI AL Banten, Letkol Rudi Haryanto, SE., yang
telah membantu dalam mengizinkan dan mengarahkan terkait informasi
dalam penulisan ini
13. PASOPS Mayor Edi Herdiana, ST., dan staf Ibu Sugiarti yang telah
membantu memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti selama proses
penelitian
14. Kepala Sekretariat, Ibu Hernik Rahayu, yang telah membantu memberikan
informasi yang dibutuhkan peneliti selama proses penelitian
iii
15. Seluruh personil dan staf Pangkalan TNI AL Banten, yang bersama
membantu menyelesaikan penulisan ini
16. Irwatri, Rizky Kartawijaya, Titik Lestari, rekan kantor KEMENPORA
yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan ini
17. Seluruh rekan Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAQ Pemuda
pada Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga,
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan ini
18. Agus Dwiyono Suhadi, Ayahanda penulis yang selalu memberikan
semangat, dan dorongan dengan bijaksana kepada penulis
19. Sri Eka Agustiani, Ibunda yang selalu mendoakan penulis tiada henti, dan
nasehat yang membangun penulis
20. (Alm) Odih Supratman, Kakek yang mengajarkan arti kerja keras kepada
penulis
21. Hj. Sumiati, Nenek yang selalu dengan sabarnya mengingatkan penulis dan
perhatian tanpa batas
22. Elsa Oktavia, teman hidup yang selalu setia menemani peneliti, terima
kasih pejuang jarak dan rindu
23. Dhany Damara, Nabila Nisa, Sehan Ayash, Iffah Nurmaulida, Sandhi Ade,
Ratih Fatimah, Ibrahim Abimanyu, Yuli Eka Putri, Zetha Bernynda, yang
selalu memberikan motivasi dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini
24. Teman-teman seperjuangan Kelas B Administrasi Negara angkatan tahun
2014 yang saling mendukung agar semuanya dapat sukses bersama
25. Teman-teman Angkatan Administrasi Negara tahun 2014 yang
memberikan kesan selama perkuliahan.
iv
Selain itu peneliti selaku penyusun menyadari akan adanya
kekurangankelurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Disamping itu
juga peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Cilegon, Mei 2018
Widyo Rieska Utama
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 17
1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 17
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 18
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 18
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 19
1.7 Sistematika Penulisan ...................................................................... 20
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori .................................................................................... 22
2.1.1 Efektivitas ............................................................................. 22
2.1.1.1 Definisi Efektivitas .................................................. 22
2.1.1.2 Karakteristik Efektivitas Organisasi ......................... 27
2.1.1.3 Pendekatan Efektivitas …………………………..... 29
i
ii
2.1.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas ... 31
2.1.2 Manajemen ........................................................................... 34
2.1.3 Pangkalan TNI AL ............................................................... 40
2.1.4 Kemaritiman ......................................................................... 42
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 43
2.3 Kerangka Berfikir ................................................................................ 45
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian .............................................................................. 49
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 50
3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................... 50
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................ 50
3.4.1 Definisi Konseptual .............................................................. 50
3.4.2 Definisi Operasional ............................................................. 51
3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................... 53
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 53
3.5.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................... 56
3.5.3 Teknik Pengolahan Data ...................................................... 57
3.5.3.1 Validitas .................................................................. 57
3.5.3.2 Reliabilitas .............................................................. 58
3.5.3.3 Uji Normalitas ........................................................ 58
3.5.3.4 Uji Hipotesis ............................................................ 59
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 60
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 64
iii
3.8 Jadwal Penelitian .............................................................................. 65
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................... 67
4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Banten ..................................... 67
4.1.1.1 Visi dan Misi ........................................................ 67
4.1.1.2 Geografi dan Iklim................................................. 68
4.1.1.3 Pemerintah ............................................................. 69
4.1.1.4 Penduduk ............................................................... 71
4.1.1.5 Pembangunan Manusia .......................................... 73
4.1.2 Gambaran Umum Pangkalan TNI AL Banten .................... 75
4.1.2.1 Visi dan Misi ………………………………….. 75
4.1.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi ....................................... 76
4.1.2.3 Struktur Organisasi TNI Angkatan Laut ............... 78
4.1.2.3 Struktur Organisasi TNI Angkatan Laut Banten ... 80
4.2 Pengujian Prasyarat Statistik ............................................................ 84
4.2.1 Uji Validitas ........................................................................ 84
4.2.2 Uji Reabilitas ....................................................................... 86
4.2.3 Uji Normalitas ..................................................................... 88
4.2.4 Uji Hipotesis ........................................................................ 89
4.3 Deskripsi Data ................................................................................... 92
4.3.1 Profil Responden ................................................................... 92
4.3.2 Variabel Efektivitas ............................................................... 94
iv
4.3.2.1 Dimensi Pencapaian Target ..................................... 94
4.3.2.2 Dimensi Kemampuan Adaptasi .............................. 106
4.3.2.3 Dimensi Kepuasan Kerja ........................................ 121
4.3.2.4 Dimensi Tanggung Jawab ..................................... 134
4.4 Interprestasi Hasil Penelitian ............................................................ 143
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 144
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 152
5.2 Saran ................................................................................................. 155
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Kriteria Keefektivan Organisasi ...................................................... 29
Tabel 2.2 : Faktor – Faktor yang Menunjang Efektivitas .................................. 32
Tabel 3.1 : Indikator Variabel ............................................................................ 52
Tabel 3.2 : Skoring Item Instrumen ................................................................... 53
Tabel 3.3 : Jadwal Penelitian ............................................................................. 66
Tabel 4.1 : Uji Validitas ..................................................................................... 84
Tabel 4.2 : Uji Reabilitas ................................................................................... 87
Tabel 4.3 : Uji Normalitas .................................................................................. 88
Tabel 4.4 : Uji Hipotesis .................................................................................... 91
Tabel 4.5 : Profil Responden .............................................................................. 92
Tabel 4.6 : Tingkat Keefektivan ........................................................................ 151
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 : Profil Responden ......................................................................... 93
Diagram 4.2 : Pencapaian Target ....................................................................... 95
Diagram 4.3 : Pencapaian Target ....................................................................... 96
Diagram 4.4 : Pencapaian Target ....................................................................... 97
Diagram 4.5 : Pencapaian Target ....................................................................... 99
Diagram 4.6 : Pencapaian Target ...................................................................... 100
Diagram 4.7 : Pencapaian Target ...................................................................... 102
Diagram 4.8 : Pencapaian Target ...................................................................... 103
vi
Diagram 4.9 : Pencapaian Target ...................................................................... 105
Diagram 4.10 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 107
Diagram 4.11 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 108
Diagram 4.12 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 109
Diagram 4.13 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 111
Diagram 4.14 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 112
Diagram 4.15 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 113
Diagram 4.16 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 115
Diagram 4.17 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 116
Diagram 4.18 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 117
Diagram 4.19 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 119
Diagram 4.20 : Kemampuan Adaptasi .............................................................. 120
Diagram 4.21 : Kepuasan Kerja ........................................................................ 122
Diagram 4.22 : Kepuasan Kerja ........................................................................ 123
Diagram 4.23 : Kepuasan Kerja ........................................................................ 125
Diagram 4.24 : Kepuasan Kerja ........................................................................ 126
Diagram 4.25 : Kepuasan Kerja ........................................................................ 127
Diagram 4.26 : Kepuasan Kerja ........................................................................ 129
Diagram 4.27 : Kepuasan Kerja ........................................................................ 130
Diagram 4.28 : Kepuasan Kerja ........................................................................ 131
Diagram 4.29 : Kepuasan Kerja ........................................................................ 133
Diagram 4.30 : Tanggung Jawab ...................................................................... 135
Diagram 4.31 : Tanggung Jawab ...................................................................... 136
Diagram 4.32 : Tanggung Jawab ...................................................................... 138
vii
Diagram 4.33 : Tanggung Jawab ...................................................................... 139
Diagram 4.34 : Tanggung Jawab ...................................................................... 140
Diagram 4.35 : Tanggung Jawab ...................................................................... 141
Diagram 4.36 : Dimensi Pencapaian Target ..................................................... 144
Diagram 4.37 : Dimensi Kemampuan Adaptasi ............................................... 146
Diagram 4.38 : Dimensi Kepuasan Kerja ......................................................... 148
Diagram 4.39 : Dimensi Tanggung Jawab ........................................................ 150
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir …………………………................................. 47
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lautan dan samudra merupakan sumber daya tak terbatas yang dalam
sejarah umat manusia telah digunakan untuk transportasi, sumber makanan,
rekreasi, pertambangan lepas pantai dan perdagangan laut serta media proyeksi
kekuatan suatu negara. Laut dan samudera di abad ke-21 di era globalisasi
semakin penting ditandai dengan meningkatnya lalu lintas perdagangan laut
internasional yang didasarkan kepada gagasan keunggulan mutlak (absolute
advantage) dari Adam Smith dan keunggulan komparatif (comparative
advantage) dari David Ricardo. Perdagangan internasional melalui laut saat ini
menjadi semakin penting dengan integrasi pasar dan kerja sama antar bangsa yang
memungkinkan individu, perusahaan dan negara untuk menjangkau pasar di
seluruh penjuru dunia dengan lebih cepat dan lebih murah (Friedman, 1999).
Ide tersebut telah dibuktikan oleh sejarah dan telah dijelaskan pula oleh
Mahan, Corbett, dan pemikir kekuatan maritim lainnya bahwa suatu negara yang
memilih domain maritim untuk memajukan kepentingan mereka menjadi kuat
secara politik dan makmur secara ekonomi (Held, McGrew, Goldblatt, &
Perraton, 1999). Ide ini juga telah dibuktikan ketika di masa lampau Indonesia
merupakan sebuah kekuatan maritim yang besar, yang mendominasi pusat jalur
perdagangan Maritim Silk Road di abad ke-10 sampai abad ke-14.
1
2
Indonesia merupakan negara kepulauan terluas didunia. Dengan luas wilayah
daratan dan lautan mencapai kurang lebih 5.193.250 km2. Negara Indonesia yang
biasa disebut dengan julukan Nusantara yang artinya kepulauan memiliki pulau
yang jika ditotal berjumlah kurang lebih 17.508 pulau, dengan luas wilayah
Indonesia yang terbentang sepanjang 3.977 mil dari Samudera Hindia hingga
Samudera Pasifik. Yang menjadikan luas wilayah lautan Indonesia mencapai
3.273.810 km2. Dan luas daratan Indonesia mencapai 1.919.440 km2 atau hanya
satu pertiga dari wilayah Indonesia. Sebutan ‘tanah air’ bagi Negara Kesatuan
Republik Indo- nesia (NKRI) sudah didengar sejak masa lalu. Hal ini menandakan
bahwa negeri ini terdiri dari perairan.
Kedudukan perairan / laut sebagai penghubung antar-pulau, bukan
pemisah. Berdasarkan sejarah maritim Indonesia tersebut, Indonesia di bawah
pemerintahan Presiden Joko Widodo memiliki sebuah ide mengenai poros
maritim sebagai upaya untuk memperkuat kekuatan nasional dan kemakmuran
Indonesia berdasarkan aktivitas maritim. Indonesia sebagai negara kepulauan saat
ini berupaya mencapai kembali cita-citanya untuk menjadi negara maritim seperti
di zaman Sriwijaya dan Majapahit yang mampu memproyeksikan pengaruhnya
sampai ke pantai timur Afrika dan Pasifik Selatan. Ide poros maratim tersebut
juga menekankan peran Indonesia yang lebih besar dalam menghubungkan
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Hal tersebut mempertimbangkan
dinamika ekonomi di kawasan ini yang menjadi jalur bagi 70 persen lalu lintas
perdagangan dunia dan 45 persen di antaranya melewati perairan Indonesia
(Djumala, 2015).
3
Visi Indonesia sebagai sebuah poros maritim ini disampaikan secara
internasional oleh Presiden Joko Widodo dalam KTT Asia Timur (East Asia
Summit) ke-9 pada November 2014 di Myanmar. Sejak disampaikan pada tahun
2014, visi poros maritim dipercaya telah meningkatkan investasi asing langsung
(Foreign Direct Investment) ke Indonesia sebesar 19 persen dari tahun 2014
sampai dengan 2015 (Dinarto, 2016). Hal ini mungkin terjadi karena beberapa
sarana untuk merealisasikan ide poros maritim Indonesia ini adalah meningkatkan
konektivitas antarpulau, meningkatkan infrastruktur pelabuhan, perbaikan
manajemen sumber daya laut Indonesia yang lebih baik, dan memperkuat
keamanan maritim Indonesia, yang menjadi faktor menarik bagi investor (Liow &
Shekhar, 2014).
Selama ini perhatian pemerintah di dalam penjagaan dan pengelolaan
domain maritim dirasa masih kurang, khususnya berkaitan dengan keamanan jalur
perdagangan dan jalur pelayaran. Kendati telah terdapat pemikiran mengenai
Pendulum Nusantara yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama di
Indonesia dalam suatu koridor ataupun program Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang ditujukan untuk
memeratakan pembangunan ekonomi ke kawasan timur Indonesia termasuk di
dalamnya adalah sektor kelautan tampaknya visi poros maritim ini dapat menjadi
harapan bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih maju dan lebih
berkeadilan.
Namun demikian, beberapa ancaman keamanan nontradisional pun terjadi
di dalam domain maritim di sekitar perairan Indonesia perlu diperhatikan oleh
pemerintah Indonesia dalam visi poros maritim tersebut. Ancaman tersebut
termasuk di dalamnya adalah aktivitas Abu Sayyaf di perbatasan wilayah antara
4
Indonesia dengan Malaysia dan Filipina (Dinarto, 2016). Guna mengatasi
persoalan tersebut beberapa kerja sama keamanan maritim regional, seperti
ASEAN Maritime Forum, ASEAN-Japan Maritime Port and Transport Security,
ASEAN-US Meeting on Anti-Piracy and Counter-Terrorism, dan kerja sama
antarkawasan seperti ASEAN-EU Experts Meeting on Maritime Security,
merupakan cara yang penting untuk memperkuat visi Indonesia menjadi poros
maritim dunia (Dinarto, 2016).
Penanganan masalah keamanan maritim tersebut, bersamaan juga dengan
memperkuat kerja sama keamanan maritim, pemerintahan Presiden Joko Widodo
juga berfokus kepada upaya memperkuat diplomasi dan membangun angkatan
laut Indonesia dalam hal ini adalah TNI AL untuk menjadi pemain kunci yang
dihormati di kawasan Indo-Pasifik (Liow & Shekhar, 2014). Visi presiden ini
mengarahkan pembangunan angkatan laut agar mampu menjadi pemain kunci dan
mampu mengembangkan upaya pengamanan di perairan teritorial dan melindungi
hak-hak Indonesia dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) berdasarkan Konvensi
PBB tentang Hukum Laut (UN Convention on the Law of the Sea/UNCLOS).
Namun demikian, kondisi geografis Indonesia yang didominasi oleh
perairan yang begitu luas dengan ribuan pulau kecil belum diikuti dengan
kapasitas TNI AL yang memadai untuk mengamankan dan memproyeksikan
armadanya ke seluruh wilayah Indonesia (Quirk & Bradford, 2015). Dengan
tantangan yang ada tersebut, pemerintahan Presiden Joko Widodo bermaksud
memperluas pembangunan angkatan laut Indonesia dengan komitmen peran yang
lebih besar bagi industri pertahanan dalam negeri dan mengintensifkan kerja sama
industri pertahanan (Quirk & Bradford, 2015). Akan tetapi, sebagian besar
industri pertahanan Indonesia di sektor kelautan masih kekurangan dana dan
5
dengan teknologi produksi yang telah usang, serta hampir 70 persen
komponennya diimpor dari produsen luar negeri (Tejo, 2014). Akibatnya, visi
pembangunan angkatan laut Indonesia berbasiskan produksi dalam negeri
mengalami keterbatasan dan produksi peralatan angkatan laut berteknologi tinggi
belum mampu dipraktikkan (Liow & Shekhar, 2014). Pembangunan serta
penjagaan laut wilayah Indonesia berada pada titik dimana tercanangkannya visi
dan misi pemerintah. Yang dimana menjadi hal sentral bagi pemerintah untuk
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Berdasarkan atas hal tersebut maka secara garis besar TNI Angkatan Laut
Indonesia yang mengemban tugas untuk menjaga kedaulatan bangsa terutama
dalam poros maritim seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah
hierarki struktur organisasi administrasi dari pusat hingga ke daerah :
6
Penjelasan :
1. Mabesal : Markas Besar TNI Angkatan Laut
2. Armabar : Armada Wilayah Barat
3. Armatim : Armada Wilayah Timur
4. Lantamal : Pangkalan Utama Angkatan Laut
5. Lanal : Pangkalan TNI Angkatan Laut
Jika dilihat dari garis hierarki diatas maka yang mengemban tugas
menjaga kedaulatan negara melalui poros maritim adalah Mabesal, yakni Markas
Besar TNI Angkatan Laut. Pada pelaksanaan tugas dilapangan Mabesal dibantu
oleh beberapa unit kerja dibawahnya yakni terbagi atas dua, Armabar dan
Armatim disesuaikan dengan wilayah Indonesia. Dalam tiap Armabar dan
Armatim dibantu oleh beberapa Lantamal dibawahnya yakni, Lantamal I – IV
dibawah Armabar, sedangkan Lantamal V – XIV dibawah Armatim. Karena
Indonesia merupakan negara kepulauan terluas masa Lantamal dibantu oleh
Lanal–Lanal di tiap daerah untuk membantu menjaga kedaulatan negara.
sumber : diolah peneliti, 2017
ARMABAR ARMATIM
LANTAMAL I - IV AL V LANTAM - XIV
MABESAL
MARKAS BESAR TNI AL
LANAL LANAL
7
Pembagian tugas secara rinci pada tiap daerah dapat dilihat sebagai berikut :
MABESAL :
1. Armabar
a. Lantamal I : Belawan
b. Lantamal II : Padang
c. Lantamal III : Jakarta
d. Lantamal IV
2. Armatim
: Tanjung Pinang
a. Lantamal V : Surabaya
b. Lantamal VI : Makassar
c. Lantamal VII : Kupang
d. Lantamal VIII : Manado
e. Lantamal IX : Ambon
f. Lantamal X : Jayapura
g. Lantamal XI : Merauke
h. Lantamal XII : Pontianak
i. Lantamal XIII : Tarakan
j. Lantamal XIV : Sorong
Disamping pemusatan pembangunan dan penjagaan dilakukan pada
seluruh wilayah di Indonesia, di Banten pun visi dan misi pemerintah diterapkan.
Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang menjadi bagian dari wilayah
kedaulatan Republik Indonesia. Provinsi ini dibentuk sebagai hasil pemekaran
dari Provinsi Jawa Barat. Dasar pembentukan provinsi adalah Undang-Undang
8
Nomor 23 Tahun 2000. Ibukota Provinsi Banten terletak di Kota Serang. Secara
astronomis, Provinsi Banten terletak di koordinat antara 50 7’-70 1’ Lintang
Selatan dan antara 1050 1’-1060 7’ Bujur Timur. Segi geografis Banten termasuk
ke dalam wilayah yang potensial terutama wilayah laut Banten karena letaknya di
Selat Sunda yang merupakan jalur pelayaran internasional dan penghubung ke
Australia dan Selandia Baru. Hal ini menyebabkan posisi Banten memiliki nilai
strategis dan ekonomis sehingga banyak terdapat pusat-pusat industri dan
pelabuhan laut di wilayah ini.
Secara administratif cakupan wilayah kerja Pangkalan TNI AL (Lanal)
Banten meliputi 5 Posal (Pos TNI Angkatan Laut) dan 3 Posmat (Pos Pengamat)
yang ada di seluruh wilayah Banten, sebagai berikut :
1. Posal Binuangeun
a. Terletak dikoordinat 060 49’91’ LS, 1050 52’03’ BT
b. Mencakup wilayah :
1) Tg. Sodong
2) Pulau Deli
3) Pulau Tinjil
4) Bayah, dan perairan sekitar cakupan wilayah Posal
Binunangeun
2. Posal Sumur
a. Terletak dikoordinat 060 39’87’ LS, 1050 34’83’ BT
b. Mencakup wilayah :
1) Pulau Peucang
2) Pulau Umang
3) Pulau Sumur
9
4) Pulau Panaitan
5) Tg. Lesung
6) Taman Nasional Ujung Kulon, dan perairan sekitar
cakupan wilayah Posal Sumur
3. Posal Pulau Panjang
a. Terletak dikoordinat 050 56’53’ LS, 1060 10’34’ BT
b. Mencakup wilayah :
1) Pulau Panjang
2) Pulau Semut
3) Pulau Salira
4) Teluk Banten
5) Alur Pelayaran
6) Dermaga Perusahaan, dan perairan sekitar cakupan wilayah
Posal Pulau Panjang
10
0 0
4. Posal Kronjo
a. Terletak dikoordinat 05 02’04’ LS, 106 26’44’ BT
b. Mencakup wilayah :
1) Pontang
2) Tirtayasa
3) Tangara
4) Mauk
5) Pulau Laki, dan perairan sekitar cakupan wilayah Posal
Kronjo
5. Posal Pulau Sangiang
a. Terletak dikoordinat 050 57’37’ LS, 1050 51’19’ BT
b. Mencakup wilayah :
1) Tanjung Bajo
2) Lagon Waru
3) Mara Suta 4) Nambo
5) Sepanjang
6) Menara Suar
7) Saung Darat
8) Dermaga Posal, dan perairan sekitar cakupan wilayah Posal
Pulau Sangiang
11
0 0
6. Posmat Karangantu
a. Terletak dikoordinat 06 05’79’ LS, 106 95’81’ BT
b. Mencakup wilayah :
1) Pulau Panjang
2) Pulau Kubur
3) Pulau Kemanisan
4) Pulau Lima Jambu
5) Pulau Lima Kelaa
6) Teluk Banten, dan perairan sekitar cakupan wilayah Pomat
Karangantu
7. Posmat Labuan
a. Terletak dikoordinat 060 58’53’ LS, 1050 51’16’ BT
b. Mencakup wilayah :
1) Pulau Popole
2) Pulau Luwungan
3) PLTU Labuan
4) Panimbang
5) Lippo Carita
6) Kerambang ikan dan bagian tanca, serta perairan sekitar
cakupan wilayah Posmat Labuan
12
0 0
8. Posmat Anyer
a. Terletak dikoordinat 06 01’66’ LS, 105 57’03’ BT
b. Mencakup wilayah :
1) Cikoneng
2) Cinangka
3) Karang Bolong
4) Bulakan
5) Pasauran
6) Selat Sunda, dan perairan sekitar cakupan wilayah Posal
Pulau Panjang
Dalam hal penjagaan wilayah yang sebagaimana peran Lanal Banten
lakukan, batas-batas wilayah perairan laut Provinsi Banten menjadi hal yang
sangat krusial untuk dilakukan penjagaan. Karena lautan merupakan wilayah luas
yang dilintasi oleh berbagai macam negara bukan hanya negara Indonesia, akan
tetapi negara tetangga bahkan seluruh negara didunia dapat melintasi lautan
Indonesia terutama selat yang berada pada batas wilayah provinsi Banten.
Meskipun demikian, ada regulasi terkait hukum batas wilayah laut yang telah
disepakati bersama dalam forum internasional. Regulasi yang telah dibuat dan
disepakati bersama didalam forum internasional, sering kali dicari celah-celah
yang dapat menguntungkan beberapa pihak dan merugikan pihak lainnya. Dalam
13
0 0
hal batas wilayah perairan yang sudah ditetapkan, seyogyanya semua negara
menaati regulasi atau kebijakan yang telah dibuat dengan cara tidak melintas
14
secara sembarangan dengan kata lain harus mengantongi izin dari pemerintah
Indonesia.
Peneliti melakukan prasurvei yang dalam kaitannya dengan penelitian,
ditemukan beberapa masalah yang menjadi dasar pertimbangan mengapa
penelitian ini dilakukan. Dari prasurvei yang dilakukan, masalah pertama adanya
pelanggaran yang dilakukan pihak asing dalam melintasi batas negara Indonesia,
khususnya pada wilayah perairan Banten. Melintasi daerah terbatas atau daerah
laut bebas diperkenankan asalkan tidak memberikan kecurigaan bagi negara
dengan berhenti ataupun memperlambat laju kapal. Dalam permasalahan ini
melanggar batas wilayah merupakan ancaman bagi negara Indonesia yang harus
segera ditindak lanjuti dengan tepat. Berkenaan dengan hal tersebut melanggar
batas negara akan menginjak kedaulatan negara Indonesia. Batas yang seharusnya
adalah 25 mil k arah mata angin searah dengan jalur lintas internasional, diluar
dari itu merupakan ancaman bagi negara. Dan temuan ini bersebrangan dengan
hukum laut dunia yaitu UNCLOS yang diterapkan diseluruh dunia. Namun dalam
pelaksanaannya terjadi kerancuan dan ketidakjelasan didalamnya terkait dengan
batas negara dan jalur lintas internasional. Kerancuan yang terjadi adalah tindakan
yang harus dilakukan ketika kapal asing melewati laut bebas dan mencurigakan
bagi pemerintah Indonesia, sedangkan belum ada penjabaran lebih lanjut terkait
dengan sanksi ataupun tindakan lainnya.
Permasalahan kedua yang ditemui peneliti saat prasurvei adalah adanya
pengelolaan atau manajemen dalam menjaga kedaulatan wilayah Banten yang
kurang maksimal, efektif dan efisien. Jika dilihat dari kebijakan yang
15
pemerintahan era sekarang ambil yakni menjadikan Indonesia menjadi poros
maritime dunia, pada hakikatnya menyesuaikan dengan anggaran yang ada.
Ketika kebijakan diambil maka anggaran menyesuaikan agar fasilitas yang
dieruntukkan untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara data terjamin. Fakta
yang ada dilapangan adalah kurangnya fasilitas yang ada di Lanal Banten
sehingga data mempengaruhi kinerja dalam penjagaan wilayah perairan Banten.
Fasilitas yang kurang memadai disebabkan oleh anggaran yang terbatas atau
sedikit yang tidak sesuai dengan kebijakan yang diambil. Sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut demi terselenggaranya kedaulatan negara yang
kokoh dan utuh sebagai perwujudan visi dan misi pemerintahan era sekarang.
Kurangnya fasilitas dapat dilihat dari 8 pos yang dimiliki Lanal Banten dan
tersebar di seluruh wilayah Banten, belum memiliki peralatan yang cukup dalam
hal patroli dimalam hari. Yang seyogyanya dapat dipergunakan sebagai alat untuk
menjaga kedaulatan negara. Dan kepemilikan kapal untuk patroli yang kurang
mencukupi klebutuhan diprovinsi Banten, sehingga berdampak pada sumber daya
manusia yang tidak mencukupi dalam hal menjaga wilayah perairan Banten.
Hingga kini Lanal Banten baru memiliki 6 kapal yang tersebar di Posal yang ada.
Dan seyogyanya 8 pos yang tersebar memiliki kapal untuk melakukan patroli
dalam penjagaan wilayah laut. Pada pelaksanaannya Lanal Banten baru di
fasilitasi 6 unit KAL (Kapal Angkatan Laut) yang terdiri atas :
1. Patkamla Badak
2. Patkamla Sangiang
3. Patkamla Carita
16
4. Patkamla Panaita
5. Patkamla Merak
6. Patkamla Tamposo
Dari ke 6 unit Patkamla yang ada, hingga kini hanya 4 Patkamla (Patroli
Keamanan Laut) yang dapat beroperasi. 1 unit Patkamla Carita sedang dalam
tahap perbaikan dan 1 unit Patkamla Merak sedang dalam proses penghapusan
aset. Dari data diatas, fasilitas patroli keamanan laut untuk wilayah perairan
Banten belum memadai karena jumlah dan spesifikasi kapal angkatan laut jika
dibandingkan dengan luat wilayah perairan Banten tidak sebanding. Kemudian
jika cuaca tidak mendukung seperti keadaan ombak besar dan keadaan maritim
wilayah laut selatan yang besar dan tidak stabil tidak memungkinkan kapal kapal
tersebut berpatroli melintasi sektor selatan. Kurangnya fasilitas yang merupakan
turunan dari kurangnya anggaran TNI Angkatan Laut yang tak sebanding dengan
kebijakan yang pemerintah ambil dapat dijadikan masalah yang serius dalam
penelitian ini
Selain fasilitas kapal angkatan laut yang diperuntukkan untuk patroli
keamanan laut, ada fasilItas lain yang tidak kalah pentingnya yakni fasilitas gps
dan radar pengintai. Pada fakta dilapangan ditemukan hanya 1 gps dan radar
pengintai yang terpasang dj posal pulau sangiang. Dari 5 posal, 3 posmat dan 1
lanal baru posal pulau sangiang yang dipasang alat gps dan radar pengintai. Hal
ini menandakan bahwa kurangnya tekhnologi yang digunakan untuk menunjang
pekerjaan terutama dalam patroli keamanan laut.
17
Masalah yang terakhir yang ditemukan peneliti adalah kurangnya sumber
daya manusia untuk mengelola dalam hal penjagaan wilayah perairan Banten.
Meliputi jumlah personil dan kemampuan yang dimiliki tiap personil dari Lanal
Banten. Karena untuk menjaga kedaulatan negara dierlukan personil yang cukup
dan siap dalam pengelolaannya. Jumlah personil di Lanal Banten sebanyak 205
yang terdiri atas :
1. Perwira berjumlah : 26
2. Bintara berjumlah : 98
3. Tamtama berjumlah : 72
4. PNS / ASN berjumlah : 9
Berdasarkan data diatas sebanyak 205 orang personil, Pangkalan TNI
Angkatan Laut masih membutuhkan personil sejumlah 50 orang dari angka ideal
yakni 255 orang. Sehingga mengakibatkan banyaknya rangkap kerja atas jabatan
yang kosong maupun ditugaskan kedalam petugas operasional. Kemamuan
sumber daya manuasi yang kurang adalah pada bagian pengelola operasi patroli
keamanan laut, mulai dari bidang teknologi informasi hingga topologi maritim.
Dari berbagai permasalahan yang peneliti temukan dalam pra survei, menjadi
alasan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian tersebut.
18
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dalam
penelitian ini peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Ketidakseimbangan antara kebijakan yang diambil pemerintah dengan
anggaran yang ada sehingga mengakibatkan kurangnya fasilitas terkait
pengelolaan dalam hal penjagaan wilayah perairan Banten
2. Kurangnya sumber daya manusia terkait pengelolaan dalam hal
penjagaan wilayah perairan Banten
1.3 Batasan Masalah
Provinsi Banten merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan selat
sunda dan laut jawa. Yang dimana kedua batas perairan tersebut sangat penting
bagi jalur perdagangan maupun jalur perlintasan internasional. Merujuk pada
pentingnya pengelolaan kedua jalur tersebut yang merupakan jalur perlintasan
internasional, dan pada uraian identifikasi masalah yang peneliti paparkan diatas.
Batasan masalah terkait dengan pengelolaan dan fasilitas patroli dalam menjaga
kedaulatan bangsa. Dan mengingat permasalahan yang peneliti teliti adalah
masalah yang kompleks, maka peneliti membatasi ruang lingkup kajian dengan
penelitian pada Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal)
Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten.
19
1.4 Rumusan Masalah
Dalam kegiatan atau aktifitas yang dilakukan tentu dapat dipastikan ada suatu
permasalahan atau kendala yang akan dihadapi, hal ini pula yang terdapat pada
Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten.
Permasalahan tersebut tentunya memerlukan solusi dan jalan keluar dengan
harapan mencari pemecahan masalah dari masalah yang muncul. Berdasarkan
identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya dan
berkenaan dengan hal itu, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut, yakni Bagaimana Efektivitas
Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan
Banten ?
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap langkah maupun kegiatan yang akan dilakukan memerlukan target berupa
tujuan yang hendak dicapai, demikian pula pada penelitian Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten yang
peneliti lakukan ini. Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai untuk mengetahui dan menjelaskan Efektivitas
Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten.
20
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian merupakan buah hasil atau dampak dari tujua yang
hendak dicapai. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini peneliti berharap dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
1. Pengembangan Ilmu Administrasi Publik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan didalam
pengembangan wawasan dan keilmuan, yang dapat dipergunakan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang terkait dengan Ilmu
Administrasi Publik khususnya dibidang manajemen dan kemaritiman.
2. Penelitian Lebih Lanjut
Hasil dari penelitian ini diharapkan semoga dapat dimanfaatkan
sebagai rujukan dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang
hendak melakukan penelitian lebih lanjut dengan tema dan atau topik
yang sama.
b. Manfaat Praktis
1. Manfaat untuk peneliti, yaitu pengembangan kemampuan dan
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang akan diperoleh selama
perkuliahan pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, maupun ilmu pengetahuan yang didapat pada
praktik lapangan.
21
2. Manfaat bagi pembaca, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan acuan,
masukan, rujukan, yang berkaitan dengan Pengelolaan Pangkalan TNI
AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini, peneliti
menguraikan sistematika penulisan dengan lima bab yang masing-masing bab
akan terbagi ke dalam sub bab sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang masalahm identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab
II Deskripsi Teori, Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian
Menguraikan tentang deskripsi teori yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini, penelitian terdahulu, selain itu menjelaskan tentang kerangka
berpikir yang berisi gambaran umum tentang permasalahn yang diteliti dan
juga hipotesis penelitian.
Bab III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini menguraikan tentang metode penelitian, instrumen
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik penelitian, teknik
penentuan informasi, teknik pengumpulan data serta teknik pengolahan
data dan analisis data.
22
Bab IV Hasil Penelitian
Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum objek penelitian,
deskripsi data penelitian, interpretasi hasil penelitian, serta pembahasan.
Bab V Penutup
Bab ini menguraikan suatu kesimpulan sebagai hasil dari analisis dan
pembahasan pada bab sebelumnya dan berdasarkan kesimpulan tersebut
akan direkomendasikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
instansi terkait.
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam sebuah penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-
hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori paling
tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui
definisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi,
sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan prediksi terhadap hubungan antar
variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
2.1.1 Efektivitas
2.1.1.1 Definisi Efektivitas
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, efektivitas identik dengan
terminologi prestasi yang secara hasil dari suatu yang dilakukan gramatikal
didefinisikan sebagai hasil yang telah diraih, sesuatu yang berhasil dicapai
dengan baik hasil dari suatu pekerjaan. Selain itu menurut Handoko (2000:7),
mengutarakan pengertian efektivitas sebagai berikut :
“Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
22
24
Menurut F. Drucker sebagai bcrikut :
"Efektivitas merupakan landasan untuk mencapai sukses, dan
efisiensi merupakan sumber daya minimal yang digunakan
mencapai kesuksesan itu". Efisiensi berkenaan dengan cara
mengerjakan sesuatu yang betul, sedangkan efektivitas dengan
pekerjaan yang betul dikerjakan".
Hal ini sejalan dengan derajat pencapaian tujuan baik secara eksplisit
maupun implisit yaitu seberapa jauh rencana dapat dilaksanakan dan seberapajauh
tujuan itu tercapai.
Efektivitas juga dapat diartikan sebagai berikut:
"Kata efektif berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki dalam sutu perbuatan setiap pekerjaan yang efisien tentu
efektif, karena dilihat dari hasil tujuan atau akibat yang dikehendaki
dari perbuatan dengan perbuatan ini telah tercapai bahkan secara
maksimal setiap pekerjaan setiap pekerjaan yang efektif belum tentu
efisien, karena hasil dapat dicapai tapi mungkin dengan
penghamburan pikiran, tenaga, biaya, dan waktu",
Selanjut menurut Stoner (1982) yang dikutip oleh Hessel Nogi S.
Tangkilisan (2005:138), menekankan pentingnya efektivitas organisasi, dan
efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Sedangkan menurut
Miller dalam Tangkilisan (2005:138) mengemukakan bahwa:
"Efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial
mencapai tujuan. Efektivitas ini harus dibedakan dengan efisiensi.
Efisiensi terutama mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan
hasil. Sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan
pencapaian suatu tujuan"
25
Selanjutnya dikatakan oleh Georgopualos dan Tannebaum dalam
Tangkilisan (2005: 139), yaitu :
“Efektivitas organisasi adalah sejauh mana suatu organisasi
yang merupakan sistem sosial dengan segala sumber daya
dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi
tujuantujuannya tanpa pemborosan dan menghindari
ketegangan yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya”.
Secara umum ada pandangan bahwa efektivitas dimaksudkan atau
dapat didefinisikan dalam batas-batas tingkat pencapaian tujuan
organisasi. Hall dalam Tangkilisan (2005:139) mengartikan bahwa
dengan tingkat sejauh mana suatu organisasi merealisasikan tujuannya,
semua konsep tersebut hanya menunjukan pada persiapan tujuan
organisasi, sedangkan cara mencapai tujuan tersebut tidak dibahas. Yang
membahas bagaimana mencapai tingkat efektivitas adalah Argris dalam
Tangkilisan (2005:139) yang mengatakan:
“Efektivitas organisasi adalah keseimbangan atau pendekatan secara
optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan, pemanfaatan tenaga
manusia”.
Konsep tingkat efektivitas organisasi menunjuk pada tingkat sejauh mana
organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsi sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan
sumber-sumber yang ada. Ini berarti bahwa mengenai efektivitas organisasi
neyamngkut dua aspek, yaitu
1. Tujuan organisasi, dan
2. Pelaksanaan fungsi atau cara untuk mencapai tujuan pelaksanaan
tersebut.
Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika memiliki tujuan dan pelaksaan
fungsi. Tujuan dan pelaksanaan fungsi dari suatu pekerjaan ditentukan di awal
26
pekerjaan dimana tujuan berhubungan dengan sasaran atau target yang akan
dicapai dari organisasi tersebut. Sedangkan pelaksanaan fungsi terkait dengan cara
untuk mencapai sasaran (tujuan) yang telah ditetapkan.
Definisi dari efektivitas pun dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001 :59),
yang mengemukakan bahwa "efektivitas merupakan suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target yang dapat tercapai". Sedangkan
kriteria atau indikator dari pada efektivitas menurut Tangkilisan (2005:140-141)
yaitu diantaranya sebagai berikut :
1. Pencapaian target
Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana target
dapat ditetapkan organisasi, dapat terealisasikan dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi
dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kemampuan Adaptasi
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejarah mana organisasi
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-petubahan yang tetjadi
baik dalam organisasi dan luar organisasi.
3. Kepuasan Kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang
mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan
kinerja organisasi. Yang menjadi fokus elemen ini adalah antara
pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem intensif yang
diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi dan telah
melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya. Dan bisa
menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan
pekerjaannya.
Menurut Gibson dalam Tangkilisan (2005:141), efektivitas organisasi
dapat diukur sebagai berikut :
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
Hal ini bertujuan agar karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai
sasaran Yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.
27
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan Strategi adalah "pada jalan” yang
diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-
sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam
pencapaian tujuan organisasi.
3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap Hal ini
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah
ditetapkan, artinya kebijakan harus mampu meąiembatani tujuan-
tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.
4. Perencanaan yang matang
Pada hakikatnya berarti memutuskan sekarang apa yang dikerjakan
oleh organisasi dimasa depan.
5. Penyusunan progam yang tepat
Suatu rencana yang baik masih perlu dijabarkan didalam
program - program pelaksanaan yang tepat, sebab apabila tidak,
para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan
bekerja.
6. Tersedianya sarana dan prasana
Salah satu indikator efektivitas organisasi adalah kemampuan
bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang
tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.
7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik. Sistem
pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat
manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut
terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian.
Definisi definisi tersebut menilai efektivitas dengan menggunakan
tujuan akhir atau tujuan yang diinginkan. Kenyataan dalam upaya mencapai
tujuan akhir, perusahaan harus mengenali kondisi-kondisi Yang dapat
menghalangi tercapainya tujuan, sehingga dapat diterima pandangan yang
menilai efektivitas organisasi sebagai ukuran seberapa jauh sebuah
organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai.
Selanjutnya Steers dalam Tangkilisan (2005:141)
mengemukakan lima kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu .
1. Produktivitas
2. Kemampuan adaptasi kerja
3. Kepuasan kerja
4. Kemampuan berlaba 5. Pencarian sumber daya.
Berdasarkan uraian diatas pengertian efektivitas dapat disimpulkan
28
bahwa efektivitas adalah keberhasilan dałam pencapaian tujuan suatu organisasi
melalui penyusunan program yang tepat dan pembagian kerja yang jelas dengan
menggunakan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang tersedia.
Efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas individu dałam organisasi
atau efektivitas dari anggota organisasi iłu sendiri dałam melaksanakan tugasnya
dengan kedudukan dan peran mereka masing-masing dałam organisasi
2.1.1.2 Karakteristik Efektivitas Organisasi
Efektivitas juga dapat diartikan sebagai penggambaran siklus input
dan proses output. Petters dan Waterman mengemukakan tentang karakteristik
umum dari perusahaan-perusahaan efektif, yaitu :
1. Mempunyai bias terhadap setiap tindakan dan penyelesaian pekerjaan
yang dilakukan.
2. Selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara
penuh apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan.
3. Memberikan tingkat otonomi yang tinggi pada para pegawai serta
memupuk semangat kewirausahaan pegawai tersebut.
4. Berusaha untuk meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para
pegawai perusahaan.
5. Para pegawai telah mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan
oleh perusahaan dan para manajer perusahaan terlibat secara aktif
pada masalah disetiap tingkatan.
6. Selalu berdekatan dengan usaha yang diketahui dan dipahami oleh
pegawai perusahaan.
7. Memiliki struktur organisasi yang bersifat luwes dan sederhana,
dengan jumlah individu-individu yang minimal dalam aktivitas staf
yang mendukung bidangnya.
8. Menggabungkan kontrol yang sifatnya ketat dan desentralisasi yang
bertujuan mengamankan nilai-nilai inti perusahaan dengan kontrol
yang longgar pada bagian-bagian lain untuk mendorong pengambilan
resiko serta inovasi.
Gibson mengemukakan pula kriteria efektivitas organisasi yang terdiri dari
5 (lima) unsur, yaitu :
29
1. Produksi. Produksi merupakan kriteria efektivitas yang mengacu
pada ukuran keluaran utama dari organisasi. Ukuran dari produksi
mencakup tentang keuntungan, penjualan, pangsa pasar, dokumen
yang diproses, rekanan yang dilayani, dan sebagainya. Ukuran
tersebut memiliki hubungan secarqa langsung dengan pelanggan
dan rekanan organisasi yang bersangkutan.
2 Efisiensi. Efisiensi merupakan kriteria efektivitas mengacu pada
ukuran penggunaan sumber daya yang langka oleh organisasi.
Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan.
Ukuran efisiensi terdiri dari keuntungan dan modal, biaya per unit,
pemborosan, waktu terluang, biaya per orang, dan sebagainya.
Efisiensi diukur berdasarkan rasio antara keuntungan dengan biaya
atau waktu yang digunakan.
3. Kepuasan. Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu
pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan
dan anggota-anggota perusahaan tersebut. Ukuran dari kepuasan
meliputi sikap karyawan, penggantian karyawan, absensi,
kelambanan, keluhan, kesejahteraan dan sebagainya.
4. Keadaptasian. Keadaptasian merupakan kriteria efektivitas yang
mengacu pada tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal
dan internal. Perubahan-perubahan eksternal seperti persaingan,
keinginan para pelanggan, kualitas produk, dan sebagainya serta
perubahan internal seperti ketidakefisienan, ketidakpuasan, dan
sebagainya merupakan adaptasi terhadap lingkungan.
5. Kelangsungan hidup. Kelangsungan hidup merupakan kriteria
efektivitas mengacu pada tanggung jawab organisasi atau
perusahaan dalam usaha memperbesar kapasitas dan potensinya
untuk dapat berkembang. Indikator-indikator yang digunakan ialah
produktivitas, efisiensi, kecelakaan, pergantian pegawai, absensi,
kualitas, tingkat keuntungan, moral, dan kepuasan karyawan atau
anggota perusahaan.
Stephen P. Robbins (1994 : 55) mengungkapkan kriteria efektivitas
organisasi sebagai berikut :
Tabel 2.1
Kriteria Keefektifan Organisasi
30
2.1.1.3 Pendekatan Efektivitas
Menurut Martani dan Lubis (1987:55), ada tiga pendekatan dalam
mengukur efektivitas organisasi, yaitu :
1. Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input.
Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh
sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana
efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau
mekanisme organisasi.
3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,
mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai
dengan rencana.
Steers mengemukakan bahwa efektivitas bersifat abstrak, oleh karena itu
hendaknya efektivitas tidak dipandang sebagai keadaan akhir akan tetapi
merupakan proses yang berkesinambungan dan perlu dipahami bahwa
komponen dalam suatu program saling berhubungan satu sama lain dan
31
bagaimana berbagai komponen ini memperbesar kemungkinan berhasilnya
program.
Gibson (1984:38) mengungkapkan tiga pendekatan mengenai efektivitas
yaitu :
1. Pendekatan Tujuan. Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi
efektivitas merupakan pendekatan tertua dan paling luas digunakan. Menurut
pendekatan ini, keberadaan organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Pendekatan tujuan menekankan peranan sentral dari pencapaian
tujuan sebagai kriteria untuk menilai efektivitas serta mempunyai pengaruh
yang kuat atas pengembangan teori dan praktek manajemen dan perilaku
organisasi, tetapi sulit memahami bagaimana melakukannya. Alternatif
terhadap pendekatan tujuan ini adalah pendekatan teori sistem.
2. Pendekatan Teori Sistem. Teori sistem menekankan pada pertahanan elemen
dasar masukan-proses-pengeluaran dan beradaptasi terhadap lingkungan yang
lebih luas yang menopang organisasi. Teori ini menggambarkan hubungan
organisasi terhadap sistem yang lebih besar, dimana organisasi menjadi
bagiannya. Konsep organisasi sebagian suatu sistem yang berkaitan dengan
sistem yang lebih besar memperkenalkan pentingnya umpan balik yang
ditujukan sebagai informasi mencerminkan hasil dari suatu tindakan atau
serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok atau organisasi. Teori sistem
juga menekankan pentingnya umpan balik informasi. Teori sistem dapat
disimpulkan :
(1) Kriteria efektivitas harus mencerminkan siklus masukan-proses-keluaran,
bukan keluaran yang sederhana, dan (2) Kriteria efektivitas harus
mencerminkan hubungan antar organisasi dan lingkungan yang lebih besar
dimana organisasai itu berada. Jadi efektivitas organisasi adalah konsep dengan
cakupan luas termasuk sejumlah konsep komponen. (3) Tugas manajerial
adalah menjaga keseimbangan optimal antara komponen dan bagiannya
3. Pendekatan Multiple Constituency. Pendekatan ini adalah perspektif yang
menekankan pentingnya hubungan relatif di antara kepentingan kelompok dan
individual dalam hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan
individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan
pentingnya hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual
dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan
mengkombinasikan tujuan dan pendekatan sistem guna memperoleh
pendekatan yang lebih tepat bagi efektivitas organisasi.
Robbins (1994:54) mengungkapkan juga mengenai pendekatan dalam
efektivitas organisasi :
1. Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach). Pendekatan ini
memandang bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari pencapaian
32
tujuannya (ends) daripada caranya (means). Kriteria pendekatan yang populer
digunakan adalah memaksimalkan laba, memenangkan persaingan dan lain
sebaginya. Metode manajemen yang terkait dengan pendekatan ini dekenal
dengan Manajemen By Objectives (MBO) yaiutu falsafah manajemen yang
menilai keefektifan organisasi dan anggotanya dengan cara menilai seberapa
jauh mereka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pendekatan sistem. Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan
kelangsungan hidup organisasi, maka perlu diperhatikan adalah sumber daya
manusianya, mempertahankan diri secara internal dan memperbaiki struktur
organisasi dan pemanfaatan teknologi agar dapat berintegrasi dengan
lingkungan yang darinya organisasi tersebut memerlukan dukungan terus
menerus bagi kelangsungan hidupnya.
3. Pendekatan konstituensi-strategis. Pendekatan ini menekankan pada
pemenuhan tuntutan konstituensi itu di dalam lingkungan yang darinya orang
tersebut memerlukan dukungan yang terus menerus bagi kelangsungan
hidupnya.
4. Pendekatan nilai-nilai bersaing. Pendekatan ini mencoba mempersatukan ke
tiga pendekatan diatas, masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai.
Masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai. Masing-masing nilai
selanjutnya lebih disukai berdasarkan daur hidup di mana organisasi itu berada.
2.1.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi yang
telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai berikut: (1) Adanya tujuan
yang jelas, (2) Struktur organisasi. (3) Adanya dukungan atau partisipasi
masyarakat, (4) Adanya sistem nilai yang dianut.
Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas.
Adanya tujuan akan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Selanjutnya tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi
diantaranya yaitu memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan
yang akan datang yang senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh
organisasi.
33
Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat perhatian
yang seriuas apabila ingin mewujudkan suatu efektivitas. Richard M Steers
(1985:209) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas sebagai
berikut :
Tabel 2.2
Faktor-faktor Yang Menunjang Efektivitas
Di bawah ini penulis menguraikan empat faktor yang mempengaruhi
efektivitas, yang dikemukakan oleh Richard M Steers (1985:8) :
1. Karakteristik Organisasi
Karakteristik Organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap
seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam
organisasi. Struktur merupakan cara yang unik menempatkan
manusia dalam rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam
struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan
yang relatif tetap yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah
laku yang berorientasi pada tugas.
2. Karakteristik Lingkungan
34
Karakteristik Lingkungan mencakup dua aspek. Aspek pertama
adalah lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada di luar
batas organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi,
terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan.
Aspek kedua adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim
organisasi yaitu lingkungan yang secara keseluruhan dalam
lingkungan organisasi.
3. Karakteristik Pekerja
Karakteristik Pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap efektivitas. Di dalam diri setiap individu akan ditemukan
banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran individu akan perbedaan
itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi
apabila suatu rganisasi menginginkan keberhasilan, organisasi
tersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan
organisasi.
4. Karakteristik Manajemen
Karakteristik Manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang
dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang di dalam
organisasi sehingga efektivitas tercapai. Kebijakan dan praktek
manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan
setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam
melaksanakan kebijakan dan praktek manajemen harus
memperhatikan manusia, tidak hanya mementingkan strategi dan
mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan
strategis, pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan
lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan
pengambilan keputusan, serta adaptasi terhadap perubahan
lingkungan inovasi organisasi.
2.1.2 Manajemen
Pengelolaan atau yang sering disebut manajemen pada umumnya sering
dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas dalam organisasi berupa perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, pengarahan, dan pengawasan. Istilah
manajemen berasal dari kata kerja “ to manage” yang berarti menangani,
memimpin, membimbing, atau mengatur. Sejumlah ahli memberikan batasan
bahwa manajemen merupakan suatu proses, yang diartikan sebagai usaha yang
sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Proses ini merupakan
35
serangkaian tindakan yang berjenjang, berlanjut dan berkaitan dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Selain itu juga, manajemen
berasal dari bahasa inggris yaitu management berasal dari kata manage
menurut kamus oxford yang artinya memimpin atau membuat keputusan di
dalam suatu organisasi. Istilah manajemen yang diterjemahkan dari kata
manage memang biasanya dikaitkan dengan suatu tindakan yang mengatur
sekelompok orang di dalam organisasi atau lembaga tertentu demi mencapai
tujuan-tujuan tertentu.
Pada penelitian ini, peneliti mengutip definisi manajemen menurut
beberapa ahli. Menurut Manulang (Atik & Ratminto, 2012: 1) mendefinisikan
manajemen sebagai suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, penyusunan dan pengawasan daripada sumber daya manusia
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
G.R Terry (Hasibuan, 2009 : 2) mendefinisikan manajemen sebagai
suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Sedangkan menurut Stoner dan
Freeman (Safroni, 2012: 44) manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi
dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
36
George. R.Terry dalam Soewarno Handayaningrat (1981:20)
mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang membedabedakan
atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat menyelesaikan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Sementara menurut Harold Koontz dan Cyril
O’Donnel :
“management is getting things done through people. In bringing about this
coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizes,
staffs, direct and control the activities other people”
yang dapat diterjemahkan bahwa manajemen adalah usaha mencapai tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan
koordinasi atau sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Dari batasan dan pengertian manajemen di atas, terdapat beberapa bagian
manajemen yang meliputi :
1) Unsur sifat, yaitu :
a) Manajemen sebagai suatu seni
b) Manajemen sebagai suatu ilmu
2) Unsur fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian/pengawasan 3) Unsur sasaran, yaitu :
a) Pegawai, yaitu orang yang telah menjadi unsur integral dari
organisasi
b) Mekanisme kerja, yaitu cara atau tahapan yang dilakukan
organisasi dalam usaha pencapaian tujuan
4) Unsur tujuan, yaitu hasil akhir yang ingin dicapai dalam organisasi
Menurut KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Manajemen adalah :
Penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran,
pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan
organisasi, kelompok manajer yang meliputi pejabat pimpinan tertinggi
beserta pembantunya yang terdekat dalam perusahaan atau organisasinya,
kegiatan atau penelaahan yang mencakup perencanaan, pengorganisasian,
dan pengendalian arus bahan di tiap tahap yang dilaluinya mulai dari
37
penyuplai sampai ke tempat penyimpanannya dalam bentuk barang jadi,
kegiatan mengumpulkan data yang diperlukan para manajer dan
pengambilan keputusan secara tepat dan cepat untuk menghindari
kemelesetan waktu, salah investasi, dan terlewatnya kesempatan,
manajemen untuk mencapai tujuan pengajaran di kelas secara efektif dan
efisien, pengelolaan kesehatan dalam masyarakat, sistem manajemen yang
menganut kebiasaan meminta pertimbangan kepada bawahan sebelum
mengambil putusan, usaha mengatasi kegawatan dengan cara rasional,
bersistem, dan berencana, kelompok karyawan yang langsung bertanggung
jawab atas pencapaian sasaran perusahaan, manajemen yang berkenaan
atau berasal dari bangsa sendiri, gaya manajemen yang kekuasaan
pengawasan serta pengambilan putusannya ada pada tangan satu orang
atau satu kelompok kecil saja, manajemen dengan sistem berpegang pada
hakikat saling berhubungan antara semua bidang fungsional sebagai dasar
pengambilan putusan di bidang pemasaran, manajemen yang menyangkut
pengerahan dan seleksi karyawan, uraian tugas, pendidikan, pelatihan, dan
pengembangannya, hubungan majikan dengan karyawannya, dan
sebagainya, pengurusan aspek kegiatan mengubah bahan baku menjadi
bahan jadi, telaah atau kumpulan pengetahuan tentang cara-cara
memanajemeni proyek, upaya untuk mengurangi dampak dari unsur
ketidakpastian.
Dalam teori organisasi klasik yang pertama kali diperkenalkan olel B.I. Fayol
(1841-1925), manajemen membahas hal-hal sebagai berikut.
1. Technical: kegiatan memproduksi dan mengorganisasikannya Dalam
kaitannya dengan pendidikan, lembaga pendidikan melakukan kegiatan
menghasilkan lulusan lembaga pendidikan yang siap kerja.
2. Commercial: kegiatan membeli bahan dan menjual produk. Dalam
lembaga pendidikan, kegiatan ini berkaitan dengan penjaringan anak didik
dan mengelolanya dengan pendidikan, sehingga hasilnya akan bermanfaat
untuk anak didik dan masyarakat.
3. Financial: kegiatan pembelanjaan. Lembaga pendidikan membutuhkan
pendanaan untuk mengadakan sarana dan prasarana serta pelaksanaan pendidikan.
4. Security: kegiatan menjaga keamanan. Kaitannya dengan pendidikan
terletak pada sistem pengamalan lingkungan pendidikan secara internal
maupun eksternal, pergaulan anak didik di dunia luar, dan sistem
pengamanan diri dari pengaruh lingkungan dan kebudayaan yang dapat
merusak moral, melalui pendidikan agama dan akhlak.
5. Accountancy: kegiatan akuntansi. Lembaga pendidikan melibatkan
kegiatan perhitungan pemasukan dana dan pengeluaran yang baik,
sistematis, akurat, dan efisien. Tidak melaksanakan kegiatan pendidikan
yang kurang proporsional dengan kemampuan, apalagi kegiatan yang
hanya menghambur-hamburkan uang, sedangkan hasil kegiatan kurang
bermanfaat.
38
6. Managerial: melaksanakan fungsi manajemen. Pendidikan membutuhkan
perencanaan dan pengelolaan yang baik, sebagaimana adanya
pengorganisasian dan pengoordinasian untuk semua kegiatan
kependidikan.
Menurut para pakar ilmu manajemen, fungsi manajemen adalah sebagai
berikut :
1. Henry Fayol merinci lebih sistematis tentang fungsi-fungsi manajemen,
yaitu :
a. planning (perencanaan)
b. organizing (pengorganisasian)
c. coordinating (pengoordinasian)
d. commanding (pengarahan) dan
e. controlling (pengawasan).
Bertitik tolak dari fungsi manajemen tersebut, Fayol menetapkan asas-asas
manajemen yang bersifat umum, yaitu :
a. asas pembagian kerja
b. asas wewenang dan tanggung jawab
c. disiplin
d. kesatuan perintah
e. kesatuan arah
f. asas kepentingan umum
g. pemberian janji yang wajar
h. pemusatan wewenang
i. rantai berkala
j. asas keteraturan
k. asas keadilan
l. kestabilan masa jabatan
m. inisiatif
n. asas kesatuan.
2. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnell, fungsi manajemen, selain
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan, ada pula fungsi staffing,
yaitu penyusunan staf atau kepegawaian dan directing, artinya pengarahan.
39
3. Luther M. Gullich menambah fungsi manajemen dengan fungsi reporting,
yaitu penyampaian laporan dan budgeting, penyusunan anggaran
pembelanjaan. Sehingga menjadi sebgai beirkut :
a. Planning
b. Organizing
c. Staffing
d. Directing
e. Coordinating
f. Reporting
g. Budgeting
4. George R. Terry menambahnya dengan fungsi actuating, yaitu
penggerakan. Sehingga menjadi sebagai berikut :
a. Planning
b. Organizing
c. Actuating
d. Controlling.
5. Louis A. Allen menyatakan adanya fungsi leading, yaitu kepemimpinan.
6. John R, Beisline mengutarakan hal yang sama dengan Fayol, yaitu :
a. Planning
b. Organizing
c. Commanding
d. Controlling.
7. Prajudi Atmosudirjo merinci fungsi manajemen sama dengan Louis A.
Allen.
8. William H. Newman menambahkan dengan fungsi assembling resources,
yaitu penyusunan pegawai atau personalia.
9. Sondang P. Siagian dengan menambahkan fungsi motivating, yaitu
mendorong seluruh pegawai untuk bekerja sesuai dengan arahan dan
tujuan yang telah ditetapkan.
40
10. Lyndal F. Urwick menyatakan adanya fungsi forecasting, yaitu
mengadakan prediksi, memperkirakan berbagai kemungkinan yang akan
terjadi.
11. Winardi menjelaskan adanya fungsi komunikasi dalam suatu organisasi.
12. The Liang Gie rnenjelaskan adanya fungsi decision making, membuat
keputusan dan fungsi improving, yaitu melakukan improvisasi, pengayaan
pendekatan, metode, dan strategi dalam mencapai tujuan.
13. Jhon D. Millet menambahkan fungsi facilitating, yaitu pemberian fasilitas.
2.1.3 Pangkalan TNI AL
Tugas Pokok dan Fungsi
Lanal Banten mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan dukungan
logistik dan administrasi bagi unsur-unsur TNI AL, pembinaan teritorial matra
laut serta pembinaan potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan keamanan
negara di laut serta operasi keamanan laut dalam rangka penegakan kedaulatan
dan hukum di laut.
Dalam melaksanakan tugas pokok Lanal Banten, maka
diselenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana dan program pembinaan kekuatan
serta kemampuan Lanal Banten beserta sarana prasarana pendukung
jajaran Lanal Banten berdasarkan Perintah Pelaksana Program Lantamal
III.
2. Menyediakan fasilitas labuh, tambat dan sandar serta melaksanakan
dukungan fasilitas 4 R (Rest, Recreation, Repair, Refuel) terbatas bagi
KRI/Non KRI sesuai kebutuhan Opslat (operasi dan latihan), Pesud
(pesawat udara) dan Marinir serta kegiatan pengamanan material, personel
dan dokumen lainnya sesuai kebutuhan operasi.
41
3. Menyediakan bantuan fasilitas pemeliharaan perbaikan kapal maupun
Pesud.
4. Melaksanakan dukungan pembekalan yaitu bekal umum, bekal teknik dan
bekal khusus melalui kegiatan pengadaan, penyimpanan dan penghapusan
sesuai tingkat dan lingkup kewenangannya.
5. Melaksanakan perawatan personel termasuk penampungan, perubahan,
pelayanan serta dukungan kesehatan, angkutan, rekreasi, penegakan dan
pembinaan tata tertib dan disiplin, pembinaan mental dan jasmani serta
bantuan hukum.
6. Membina kekuatan dan kemampuan jajaran Lanal Banten meliputi
perencanaan, penyusunan, pelabuhan, penyiapan dan pelaksanaannya.
7. Merencanakan dan melaksanakan latihan gladi tugas tempur Pangkalan
(glagaspur) tingkat 1 (P1) sampai dengan gladi tugas tempur Pangkalan
(Glagaspur) tingkat 3 (P3) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kemampuan serta naluri tempur Lanal Banten.
8. Menyelenggarakan operasi keamanan laut di wilayah kerja Lanal Banten
dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut serta
melaksanakan koordinasi dan pengaturan pertahanan pangkalan, menindak
lanjuti proses penyelesaian perkara tindak pidana tertentu di laut.
9. Menyelenggaran pembinaan teritorial matra laut terhadap wilayah dan
masyarakat maritim untuk membentuk ruang, alat dan kondisi juang bagi
operasi laut berdasarkan rencana dan program Lantamal III.
10. Menyelenggarakan pembinaan potensi maritim menjadi kekuatan
pertahanan keamanan Negara di laut berdasarkan rencana dan program
Lantamal III.
11. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan komando, badan dan
instansi baik di dalam maupun di luar TNI AL guna kepentingan
pelaksanaan tugas pokoknya, sesuai tingkat dan lingkup kewenangannya.
12. Mengawasi, mengendalikan dan mengevaliasi pelaksanaan program kerja
Lanal Banten guna menjamin pencapaian sasaran programnya secara
berhasil guna dan berdaya guna.
13. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Danlantamal III khususnya
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
42
2.1.4 Kemaritiman
Mahan merumuskan enam karakter yang menjadi syarat sebuah negara
potensial untuk mengembangkan sea power. Enam karakter tersebut antara lain
kedudukan geografi, bentuk tanah dan pantai, luas wilayah, jumlah penduduk
yang turun ke laut, karakter nasional (penduduk) dan karakter pemerintah
termasuk lembaga-lembaga nasional.
Menurut Dimyati Hartono sebagai pakar hukum laut Indonesia, masih
terdapat salah pengertian mengenai penyebutan Indonesia sebagai negara
kepulauan atau negara maritim. Negara kepulauan adalah keadaan faktual
berdasar geografis yang menjadi ciri sebuah negara yaitu memiliki sudut teritorial
yang berkonfigurasi khas disebut dengan kepulauan. Sementara negara maritim
merupakan keadaan negara yang basis eksistensi, kebesaran dan kejayaannya
(meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan dan
hukum) tertumpu pada kekuatan maritim. Dengan demikian, Indonesia merupakan
negara kepulauan namun belum memenuhi syarat untuk disebut sebagai negara
maritim.
Konsep negara kepulauan merupakan konsep yang mendasari pengajuan
Deklarasi Djuanda tahun 1957 ke UNCLOS untuk mendapatkan legalisasi
internasional. Masa selama lebih dari tiga dasawarsa hingga Deklarasi Djuanda
diakui secara internasional menjadi ajang Indonesia untuk membuktikan pantas
atau tidak perairan tersebut dimiliki oleh Indonesia.
Mengacu pada teori sea power Mahan, keadaan geografis Indonesia
sekilas tampak potensial untuk pengembangan sea power. Namun tampaknya,
teori Mahan terbatas pada kajian di Eropa, yang memiliki perbedaan geografis
dengan Indonesia. Inggris sebagai kajian utama bukan berkontur kepulauan,
43
begitu pula dengan negara maritim lain seperi Belanda dan Perancis.
Pertimbangan ini jelas berkaitan dengan bagaimana kontrol atas kepulauan akan
diterapkan.
2.2 Peneliti Terdahulu
Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukan peninjauan terhadap penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya, baik dalam bentuk skripsi, tesis ataupun jurnal
yang berkaitan dengan tema yang diambil dalam penelitian ini. Peneliti
mengambil dua penelitian terdahulu sebagai pembanding dengan penelitian yang
dilakukan.
1. Penelitian terdahulu yang pertama yakni fokus permasalahan dalam penelitian
ini adalah rendahnya Implementasi Efektivitas Organisasi Dinas Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Batang yang diteliti oleh Andri Joko Purnomo,
mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang. Identifikasi awalnya adalah
karena tidak tercapainya penerimaan retribusi daerah sektor perikanan dan
kelautan yakni rata-rata 65,68% sepanjang tahun 2001-2005. Rendahnya
implementasi efektivitas organisasi ini patut diduga dipengaruhi oleh faktor-
faktor : motivasi pegawai, kepemimpinan, dan disiplin pegawai. Adapun
perumusan masalah adalah : (a) Apakah terdapat hubungan dan/atau pengaruh
variabel independen motivasi pegawai, terhadap variable dependen efektivitas
organisasi?, (b) Apakah terdapat hubungan dan/atau pengaruh variabel
independen kepemimpinan, terhadap variabel dependen efektivitas organisasi?
(c) Apakah terdapat hubungan dan/atau pengaruh variable independen
disiplini pegawai, terhadap variabel dependen efektivitas organisasi? dan (d)
Apakah secara bersama-sama variabel-variabel independen : motivasi
44
pegawai, kepemimpinan, dan disiplin pegawai terdapat hubungan dan/atau
pengaruh terhadap variabel dependen efektivitas organisasi? Tujuan penelitian
ini secara khusus untuk mengetahui hubungan dan/atau pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen serta seberapa besar pengaruhnya; dan
secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel
independen, hubungannya dan/ atau pengaruhnya dengan variabel dependen.
Sedangkan kegunaan penelitian ini secara teoritis memberi pengkayaan kajian
efektivitas organisasi, dan kegunaan praktisnya untuk memberikan sumbang
pikir bagi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batang dalam
mengimplementasikan efektivitas organisasi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa secara teoritis maupunsecara empiris ketiga variabel
independen yakni : motivasi pegawai, kepemimpinan, dan disiplin pegawai,
merupakan faktor penentu efektivitas organisasi Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Batang.
2. Penelitian yang kedua adalah terkait dengan Efektivitas Strategi Pengamanan
dan Pertahanan Laut dalam Meningkatkan Stabilitas Keamanan Daerah (Studi
pada Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kota Tarakan Provinsi
Kalimantan Utara) yang diteliti oleh Ayuningtyas Megawati, mahasiswa
jurusan Administrasi Publik Universitas Brawijaya Malang. Salah satu alasan
terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2012 adalah untuk
meningkatkan kualitas pertahanan dan keamanan di daerah utara Indonesia
khususnya terkait daerah perbatasan dan Pulau terluar Indonesia di Utara
Kalimantan. Selain itu, maraknya kasus pelanggaran yang terjadi di laut
seperti perompakan dan penyelundupan terus terjadi. Penelitian ini
45
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskritif. Strategi yang
digunakan oleh Lanal berpedoman pada Kebijakan Strategis Kepala Staff
Angkatan Laut dan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Pertahanan Laut
Lanal Tarakan. Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa strategi yang
digunakan oleh Lanal Tarakan belum atau kurang efektif dalam meningkatkan
kualitas pertahanan dan pengamanan laut wilayah Utara Kalimantan. Hal ini
dikarenakan strategi yang digunakan adalah strategi lama yang digunakan
terus menerus dan minim upaya korektif. Melihat hal tersebut penulis
menyarankan beberapa perbaikan guna menghadapi tantangan kedepan seperti
perbaikan sistem komunikasi, perubahan mindset dari tindakan kuratif
menjadi upaya preventif, meningkatkan kerjasama dengan pemda dan swasta.
2.3 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menelaah keterkaitan efektifitas
pengelolaan dengan peran Lanal Banten dalam menjaga wilayah perairan Banten.
Hal ini tentu saja sangat berkaitan, mengingat perihal menjaga kedaulatan negara
yang dalam penelitian ini dalam lingkup wilayah perairan Banten perlu dikelola
secara efektif. Pengelolaan yang baik didalam menjalankan tugas menjaga
kedaulatan negara adalah hal yang sangat penting. Karena negara Indonesia yang
berbentuk kepulauan sangat diperlukan metode pengelolaan yang efektif guna
meminimalisir ancaman yang dapat terjadi. Didalam observasi awal, peneliti
menemukan beberapa masalah yang telah dijelaskan pada identifikasi masalah,
diantaranya : (1) Adanya kerancuan aturan hukum laut UNCLOS terhadap batas
negara dan jalur lintas negara (2) Ketidak seimbangan antara kebijakan yang
diambil pemerintah dengan anggaran yang ada sehingga mengakibatkan
46
kurangnya fasilitas terkait pengelolaan dalam hal penjagaan wilayah perairan
Banten (3) Kurangnya sumber daya manusia terkait pengelolaan dalam hal
penjagaan wilayah perairan Banten.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana Efektivitas
Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan
Banten. Sehingga peneliti menggunakan Teori Efektivitas menurut Tangkisilan
(2005:140-141) yang menyebutkan bahwa terdapat 4 komponen atau indikator
yang mempengaruhi efektivitas, yaitu :
1. Pencapaian Target
2. Kemampuan Adaptasi
3. Kepuasan Kerja
4. Tanggung Jawab
Output yang dihasilkan dengan adanya Efektivitas Pengelolaan Pangkalan
TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten adalah
Pengelolaan atau manajemen dapat berjalan secara efektif. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
47
Gambar 2.1
Kerangka berpikir
INPUT
Masalah :
Berdasarkan latar belakang yang telah
diu raikan sebelumnya, dalam penelitian ini
peneliti dapa t mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Adanya kerancuan aturan hukum
laut UNCLOS terhadap batas
negara dan jalur lintas negara
2. Ketidak antara seimbangan
diambil yang kebijakan
pemerintah dengan anggaran yang
ada sehingga mengakibatkan
k terkait fasilitas urangnya
pengelolaan dalam hal penjagaan
wilayah perairan Banten
3. Kurangnya sumber daya manusia
terkait pengelolaan dalam hal
perairan wilayah penjagaan
Banten
PROSES
Kriteria atau indikator efektivitas
menurut Tangkisilan :
1. Pencapaian Target
2. Kemampuan Adaptasi
3. Kepuasan Kerja
4. Tanggung Jawab
OUTPUT
Pengelolaan Pangkalan TNI AL
( Lanal) Banten d alam Menjaga
Wilayah Perairan Banten berjalan
dengan efektif
Peneliti, 2018
48
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti dan dibuktikan kebenarannya. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru dIdasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dapat dikatakan bahwa
hipotesis merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian dan
bukan merupakan jawaban yang empiris.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan hipotesis deskriptif yaitu proses
pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel
(Sugiyono, 2006). Berdasarkan hasil observasi awal di lokasi penelitian, peneliti
menemukan beberapa permasalahan mengenai Efektivitas Pengelolaan Pangkalan
TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, maka hipotesis
penelitian ini adalah :
Ha : Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten lebih besar sama dengan 70%
H0 : Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten kurang dari 70%
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitiannya. Untuk mengetahui tingkat yang sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, adapun metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei dengan
pendekatan kuantitatif dan penjelasan deskriptif. Metode survei adala metode
penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang
ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi
sosial, ekonomi ataupun politik dari suatu kelompok atau daerah.
Sedangkan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yakni
suatu metode dalam meneliti suatu obyek, suatu sistem pemikiran atau suatu kilas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat dan faktual
mengenai Efektifitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten.
49
50
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti meneliti mengenai efektivitas pengelolaan yang
dilakukan pangkalan TNI AL untuk menjaga wilayah perairan demi mencapai
kedaulatan negara. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mencakup
keilmuan sosial khususnya pada lingkup administrasi negara.
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten karena
penelitian ini bertujuan meneliti sejauh mana Efektivitas Pengelolaan Pangkalan
TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten. Maka, lokasi
penelitian ini adalah di Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan pengertian umum dari variabel atau fokus
yang diteliti menurut pendapat peneliti itu sendiri. definisi konseptual
merupakan sebuah definisi dalam bentuk yang abstrak yang mengacu pada
ide lain atau konsep lain yang abstrak untuk menjelaskan konsep pertama
tersebut.
Efektivitas adalah suatu ukuran untuk menentukan sejauh mana atau
seberapa jauh suatu program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Dalam sebuah organisasi, efektivitas diartikan sebagai bentuk ketetapan
dalam menentukan tujuan, ketepatan dalam pengalokasian anggaran dan
ketepatan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dalam organisasi
51
tersebut sehingga memberikan manfaat yang optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan. Dalam penelitian ini, efektivitas diartikan sebagai ukuran
seberapa besar tingkat efektivitas program yang dibuat oleh pemerintah
dalam hal menjaga kedaulatan negara melalui pengelolaan dalam menjaga
wilayah laut sebagai basis pertahanan negara.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel
penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Definisi ini
memberikan arti atau mendefinisikan kegiatan ataupun memberikan
operasional yang diperlukan untuk mengukut variabel tersebut. Definisi
operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana variabel
tersebut diukur.
52
Tabel 3.1 Indikator Variabel
Variabel Dimensi Indikator No.
Pertanyaan
Efektivitas 1. Pencapaian
Target
a. Tupoksi (Tugas Pokok dan
Fungsi)
b. Target Operasional
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8
2. Kemampuan
Adaptasi
a. Lingkungan Eksternal
b. Lingkungan Internal
c. Sumber Daya Manusia
d. Teknologi
9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 18, 19
3. Kepuasan
Kerja
a. Reward and Punishment
b. Kesesuaian Kemampuan
Kerja
c. Terpenuhinya Sarana
Pendukung
20, 21, 22,
23,24, 25, 26,
27, 28
4. Tanggung
Jawab
a. Pemeliharaan
b. Pengawasan
c. Laporan Pertanggungjawaban
29, 30, 31, 32,
33, 34
3.5 Instrumen Penelitian
Menurut Emory dalam Sugiyono (2012: 102), mengatakan bahwa pada
prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial
53
maupun alam. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,
maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Skala pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007:107).
Indikator variabel yang disusun melalui item-item instrumen dalam bentuk
pertanyaan atau pernyataan diberikan jawaban setiap item instrumennya.
Jawaban setiap item diberi skor sebagai berikut ini :
Tabel 3.2 Skoring Item Instrumen
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam
penelitian, karena akan menentukan kualitas dari data dan hasil penelitian.
Tanpa menggunakan teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan tekni pengumpulan data berupa
54
angket/kuesioner, wawancara, studi dokumentasi, studi pustaka dan
observasi.
1. Angket/kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untu kemudian dijawab. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel apa yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos
atau internet (Sugiyono, 2012: 142).
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya-jawab, dengan bertatap muka antara
pewawancara dengan responden. Wawancara yang dilakukan oleh
peneliti adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan
angket/kuesioner sebagai alat dan panduan dalam melakukan
wawancara.
3. Studi dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengumpulan
peraturan atau undang-undang, laporan, catatan serta dokumentasi
yang relevan atau berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti
4. Studi pustaka
55
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai referensi baik
jurnal ilmiah ataupun buku-buku lainnya yang relevan atau berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti.
5. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
observasi atau dengan melakukan pengamatan, yang dapat
diklasifikasikan atas pengamatan melalui cera berperan serta dan yang
tidak berperan serta. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
observasi tak berperan serta, karena dalam penelitian ini peneliti tidak
terlibat langsun. Peneliti hanya menjadi pengamat independen dan
tidak terlibat langsung.
3.5.2 Jenis dan Sumber Data
Beberapa jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber
data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian dan
dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.
Sumber data dapat berupa benda-benda, situs, atau manusia
(Irawan 2006:5.5). Data primer dalam penelitian ini didapatkan
dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Data ini dapat
berbentuk buku-buku ilmiah, dokumen atau bahan lain yang
sudah merupakan hasil olahan yang digunakan oleh peneliti
sebagai data awal maupun data pendukung lainnya dalam
56
penelitian ini.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Responden, yaitu karyawan yang bekerja pada lingkup
Pangkalan TNI AL Banten (Lanal Banten).
2. Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan
dengan penelitian
3.5.3 Teknik Pengolahan Data
3.5.3.1 Validitas
Validitas merupakan indeks yang menunjukkan pada persesuaian alat
pengukur dengan tujuan pengukuran. Validitas berfungsi untuk
menunjukan tingkat kesalahan suatu instrumen. Instrumen dikatakan salah
apabila mampu mengukur variable - variabel yang akan diukur dalam
penelitian. Untuk uji validitas pada penelitian ini peneliti menggunakan
tekni korelasi Product Moment dengan rumus :
r n2 xy 2 x 2 y
2
n x x n y y
Keterangan: r = Koefisien korelasi pearson n =
Jumlah sampel x = Jumlah nilai x, y =
Jumlah nilai y x2 = Jumlah nilai x2, y2 =
Jumlah nilai y2
57
xy = Jumlah nilai x dikali y
Butir instrumen pada kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung > r
tabel, dan dinyatakan tidak valid jika r hitung < r tabel.
3.5.3.2 Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjuk pada kemampuan instrumen untuk digunakan
sebagai alat ukur. Uji ini dilakukan pada instrumen yang dinyatakan valid,
sedangkan untuk instumen yang dinyatakan tidak valid tidak bisa
dilakukan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik Alpha Cronbach yaitu perhitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata interkotelasi diantara butir-butir pernyataan ataupun
pertanyaan dalam kuesioner/angket. Rumus Alpha Cronbach yaitu
:
Keterangan : k
: Jumlah item
Si : Jumlah varians skor total
St : Jumlah responden untuk item ke i
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai r hitung > nilai r tabel pada
taraf signifikan (α) sebesar 5% dan dk = n-2
∑
58
3.5.3.3 Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,
apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Data yang
baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki
distribusi normal. (Nugroho, 2005:18). Uji normalitas dapat menggunakan
skewness&kurtosis, kurva normal, p-plot, chi kuadrat dan
kolmogorovsmirov. Peneliti menggunakan uji normalitas dengan
menggunakan rumus chi kuadrat. Dikatakan bahwa berdistirbusi normal
apabila x2 hitung ≥ x2 tabel atau jika Adymptotic significance ≥ α (0,05)
3.5.3.4 Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang akan diteliti dan dibuktikan kebenarannya. Peneliti
menggunakan hipotesis deskriptif yaitu proses pengujian generalisasi hasil
penelitian yang didasarkan pada satu sampel (Sugiyono, 2006). Pengujian
Hipotesis dilakukan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Uji t-test digunakan untuk
menguji hipotesis deskriptif satu atau dua variabel yang datanya berbentuk
interval atau ratio. Untuk menganalisis tingkat efektivitas pengelolaan
Lanal Banten, peneliti menggunakan uji t-test satu variabel dengan rumus
sebagai berikut :
59
Keterangan :
t : nilai t hitung x
: rata-rata sampel μ
: Nilai Parameter
SD : Standar deviasi
sampel
N : Jumlah sampel
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) paling tinggi 70%
(>) dan hipotesis alternatifnya (Ha) paling rendah 70% (<), Sehingga yang
digunakan adalah uji pihak kanan. Dengan demikian berlaku ketentuan
dimana
- Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha
ditolak - Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan
Ha diterima
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai ataupun anggota dari Pangkalan TNI Angkatan Laut
Banten 205.
Target populasi merupakan definisi operasional dari konsep populasi.
Umumnya mengguna-kan kriteria wilayah, umur, jenis kelamin, dan pendidikan.
60
Target populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai ataupun anggota dari
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten yang berjumlah 205 orang, dengan rincian
sebagai berikut :
1. Perwira berjumlah : 26
2. Bintara berjumlah : 98
3. Tamtama berjumlah : 72
4. PNS / ASN berjumlah : 9
Setelah target populasi sudah jelas, selanjutnya adalah perhitungan ukuran
sampel yang nantinya akan digunakan peneliti sebagai sampel penelitian yang
mewakili semua unit yang ada didalam target populasi.
Sugiyono (2011:81) mendefinisikan sampel sebagai :
Bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila
populasinya besar dan peneliti tidak mungkin semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Untuk sampel diambil dari populasi harus benar-benar representative
(mewakili).
Adapun sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan Teknik Proportionate
Stratified Random Sampling, Teknik ini digunakan karena populasinya tidak
homogen, mengacu pada pendapat Sugiyono (2011:82) bahwa, “Proportionate
Stratified Random Sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota atau
unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional”. Strata yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu berdasarkan golongan yakni Perwira, Bintara,
Tamtama, dan PNS / ASN. Untuk mengetahui jumlah anggota sampel total,
peneliti menggunakan rumus Surakhmad. Dengan perhitungan sebagai
berikut :
61
Dimana :
S = sampel penelitian
n = jumlah populasi
Penyelesaiannya
Maka sampel yang diambil berdasarkan ukuran sampel adalah 46 % dari
total target populasi. Target populasi berjumlah 205 orang yang dikali dengan
hasil persentase penghitungan ukuran.
205 x 46 % = 94,3
𝑆 𝑛
62
Berdasarkan perhitungan diatas, maka ukuran sampel yang akan diambil
setelah dibulatkan yaitu sebanyak 95 orang anggota Pangkalan TNI AL (Lanal)
Banten.
Jumlah anggota sampel bertingkat (berstrata) dilakukan dengan cara
pengambilan sampel secara proportional random sampling yaitu menggunakan
rumus alokasi proportional :
Dimana :
ni = jumlah anggota sampel menurut stratum
n = jumlah anggota sampel seluruhnya
Ni = jumlah anggota populasi menurut stratum
N = jumlah anggota populasi seluruhnya
Maka jumlah anggota sampel berdasarkan golongannya pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
A. Perwira orang (dengan pembulatan)
B. Bintara orang (dengan pembulatan)
C. Tamtama (dengan pembulatan)
D. PNS / ASN (dengan pembulatan)
Penentuan anggota sampel dilakukan secara acak yaitu dengan cara mengundi
nama pada tiap golongan sehingga diperoleh sesuai jumlah sampel yang
dibutuhkan.
𝑛𝑖 Ni
N 𝑛
63
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan (Bungin 2009:164-168). Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data
secara umum dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahap memeriksa (editing), proses
pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating). Lebih jelasnya
adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa (Editing).
Tahap ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti
selesai mengumpulkan data di lapangan. Kegiatan ini penting karena
terkadang data yang terkumpul belum memenuhi harapan peneliti, ada
yang kurang ataupun yang terlewatkan oleh penelilti, tumpan tindih,
berlebihan bahkan mungkin ada data yang terlupakan. Oleh karena itu,
keadaan tersebut harus diperbaiki dengan tahap editing atau
memeriksa
ini.
2. Pemberian identitas (coding).
Tahapan ini dilakukan setelah tahapan editing selesai dilakukan, yaitu
dengan mengklasifikasi data-data yang ada melalui tahapan coding.
Maksudnya adalah data yang telah di edit kemudian diberi identitas
sehingga memiliki arti tertentu pada saat di analisis nantinya.
3. Proses pembeberan (tabulating).
Tahap ini adalah tahapan terakhir dari pengolahan data. Setelah data
diberi identitas kemudian data dimasukan kedalam tabel-tabel tertentu
dan mengatur angka serta menghitungnya.
64
Setelah proses pengolahan data selesai, proses selanjutnya adalah analisis data.
Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyajikan data dengan
mengelompokkan sesuai dengan kategori sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data kuantitatif
deskriptif. Pada penelitian kuantitatf, maka kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis respnden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
ditentukan sebelumnya.
3.8 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi jadwal peneliatan secara rinci beserta tahapan
penelitian yang akan dilakukan dan ditulis dalam bentuk tabel. Jadwal penelitian
mengenai Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten, sebagai berikut :
65
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Bulan
September Oktober November Desember Januari Februari Maret
1 Observasi Awal
2
Penyusunan Pendahuluan,
Landasan Teori, Landasan
Berfikir dan Asumsi
Dasar, serta Metodologi
Penelitian
3
Perbaikan Latar Belakang,
Identifikasi Masalah, serta
Pendalaman Landasan
Berfikir Penelitian
4
Penyampaian dasar
pelaksanaan penelitian
dalam Sidang Seminar
Proposal
5
Perbaikan kekurangan
dalam instrumen
pelaksanaan penelitian
serta pematangan konsep
sebelum kelapangan
6 Penyebaran kuesioner ke
lapangan dan wawancara
7 Pengolahan dan analisis
data
8
Bimbingan dan perbaikan
dalam penyampaian hasil
penelitian
9 Sidang Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Banten
4.1.1.1 Visi dan Misi
a. Visi
“Banten Yang Maju, Mandiri, Berdaya Saing, Sejahtera Dan Berakhlakul
Karimah “
b. Misi
1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance);
2. Membangun dan Meningkatkan kualitas infrastruktur;
3. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan
4. berkualitas;
5. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas;
6. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
c. Moto
Banten Yang Maju, Mandiri, Berdaya Saing, Sejahtera Dan Berakhlakul
Karimah
66
67
4.1.1.2 Geografi dan Iklim
Provinsi Banten secara astronomis terletak antara 507’50” - 701’1” LS dan
10501’11” - 10607’12” BT. Adapun secara geografis, berada di ujung barat Pulau
Jawa dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat dan DKI
Jakarta, serta Laut Jawa, Samudra Hindia dan Selat Sunda. Luas wilayah Banten
mencapai 9.663 km2 atau sekitar 0,51 persen dari luas seluruh daratan Indonesia.
Berarti, Banten adalah provinsi dengan luas wilayah terkecil kelima di Indonesia
setelah Kepulauan Riau (0,43 persen), Bali (0,30 persen), DI Yogyakarta (0,16
persen) dan DKI Jakarta (0,03 persen).
Kondisi topografi wilayah Banten pada umumnya merupakan dataran
rendah dengan ketinggian antara 0 sampai 200 m dpl. Sementara daerah Lebak
Tengah, sebagian kecil wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang
memiliki ketinggian 201 – 2.000 m dpl. Adapun ketinggian daerah Lebak Timur
berkisar antara 501 sampai 2.000 m dpl, yang terdapat di sekitar Puncak Gunung
Sanggabuana dan Gunung Halimun. Iklim wilayah Banten dipengaruhi oleh
Angin Monson dan gelombang La Nina. Cuaca didominasi oleh Angin Barat dari
Samudra Hindia dan Angin Asia di musim penghujan serta Angin Timur pada
musim kemarau. Suhu udara di Banten selama tahun 2015 rata-rata mencapai 27,6
0C, dengan tingkat kelembaban udara sebesar 78 persen. Adapun hujan turun
setiap bulannya, dengan jumlah hari dan curah hujan dalam setahun masingmasing
sebanyak 142 hari dan 1.385 mm. Dengan demikian dibandingkan tahun lalu, suhu
udara terasa lebih hangat dan lebih kering. Oleh karena itu hujan juga menjadi
lebih jarang turun. Namun ketika turun, curah hujan nya ternyata lebih lebat,
seperti yang terlihat pada data curah hujan per hari hujan.
68
4.1.1.3 Pemerintahan
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Provinsi Banten sampai Juni 2016 secara
administratif masih terbagi dalam 4 wilayah kabupaten yaitu Pandeglang, Lebak,
Tangerang dan Serang, serta 4 wilayah kota yakni Tangerang, Cilegon, Serang dan
Tangerang Selatan. Adapun jumlah kecamatan, desa dan kelurahan juga tidak
mengalami perubahan, baik karena pemekaran wilayah maupun karena perubahan
status dari desa menjadi kelurahan.
Dilihat dari sisi personil, jumlah PNS daerah di Banten selama periode
2013-2015 terus meningkat, dari sekitar 77 ribu orang menjadi 79 ribu orang.
PNS laki-laki dan perempuan sama-sama bertambah. Namun pertambahan jumlah
PNS perempuan jauh lebih besar dibandingkan PNS laki-laki. Akibatnya, proporsi
PNS perempuan meningkat hingga mencapai 49,9 persen. Sebaliknya, proporsi
PNS laki-laki menurun menjadi 50,1 persen.
Pemilu Legislatif tahun 2014 telah berhasil menghantarkan 76 orang
perempuan sebagai legislator di DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Provinsi
Banten. Sayangnya, jumlah ini pada tahun 2015 berkurang menjadi 72 orang
setelah dilakukannya pergantian antar waktu (PAW). Dengan demikian, jumlah
legislator perempuannya semakin jauh di bawah angka 30 persen keterwakilan
perempuan dalam lembaga legislatif, sesuai amanat UU No. 10 Tahun 2008.
Sebagai salah satu instrumen kebijakan fiskal yang dapat digunakan untuk
memacu perkembangan ekonomi daerah, realisasi belanja daerah Banten selama
periode 2013-2015 telah menunjukkan perkembangan yang sangat
menggembirakan. Belanja daerah meningkat pesat, dari 5,3 triliun rupiah menjadi
8,1 triliun rupiah. Selain itu, belanja modal yakni komponen belanja daerah yang
69
paling berperan dalam memacu pertumbuhan ekonomi, juga meningkat hampir
dua kali lipatnya. Akibatnya, dampak belanja daerah terhadap pertumbuhan
ekonomi Banten diperkirakan akan menjadi semakin besar.
Pendapatan daerah merupakan sumber dana utama bagi pembiayaan
pembangunan atau belanja daerah. Salah satu komponennya, yaitu pendapatan asli
daerah (PAD) adalah besaran yang biasa digunakan untuk mengukur tingginya
tingkat kemandirian keuangan suatu daerah. Semakin besar porsinya terhadap
pendapatan daerah, akan semakin tinggi pula tingkat kemandirian keuangan
daerah tersebut.
PAD Banten sendiri selama periode 2013-2015 melonjak sangat tajam.
Sementara porsinya terhadap pendapatan daerah hanya bertambah 0,2 persen,
padahal tahun lalu sempat bertambah 1,2 persen. Betapapun juga, kondisi
keuangan daerahnya dibandingkan dua tahun sebelumnya, terlihat semakin
mandiri. Implikasinya, Banten menjadi lebih leluasa dalam mengatur belanja
daerahnya, karena kendala keterbatasan fiskal semakin berkurang.
4.1.1.4 Penduduk
Hasil proyeksi penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk Banten
pada Juni 2016 sudah mencapai 12,2 juta orang. Penduduk laki-laki berjumlah 6,2
juta orang, lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan yang hanya
6,0 juta orang. Dengan demikian, rasio jenis kelaminnya sebesar 104,0 atau
terdapat 1.040 penduduk laki-laki di antara 1.000 penduduk perempuan.
Dibandingkan dengan kondisi enam tahun sebelumnya, penduduk Banten
tumbuh sangat pesat hingga mencapai 2,23 persen per tahun. Selain itu, juga lebih
70
pesat dari Indonesia yang rata-rata hanya tumbuh 1,36 persen per tahun.
Akibatnya, proporsi penduduk Banten terhadap total penduduk Indonesia
meningkat dari 4,5 persen menjadi 4,7 persen. Oleh karena itu, Banten berhasil
mempertahankan posisinya sebagai provinsi dengan populasi terbanyak kelima di
Indonesia, setelah Jawa Barat (18,3 persen), Jawa Timur (15,1 persen), Jawa
Tengah (13,1 persen) dan Sumatera Utara (5,5 persen).
Dibandingkan dengan luas wilayahnya yang hanya sekitar 10 ribu
kilometer persegi, Banten pada tahun 2016 terasa lebih sesak. Kondisi Ini terlihat
jelas dari tingkat kepadatan penduduk- nya yang naik hingga menjadi 1.264 orang
per km2. Selain itu, Banten juga menjadi provinsi ketiga terpadat se Indonesia,
setelah DKI Jakarta (15.478 orang per km2) dan Jawa Barat (1.339 orang per
km2).
Penduduk Banten, secara geografis tidaklah terdistribusi dengan merata,
karena lebih banyak yang mendiami wilayah Banten Utara. Kondisi ini dapat
terjadi karena Banten Utara merupakan salah satu daerah tujuan utama migrasi di
Indonesia, yang antara lain sebagai akibat menjadi daerah hinterland bagi Provinsi
DKI Jakarta.
Sementara secara spasial, tampak bahwa Kabupaten Tangerang merupakan
daerah yang terbanyak penduduknya, yaitu dengan persentase mencapai 28,5
persen (3,5 juta orang). Sebaliknya, yang paling sedikit adalah Kota Cilegon,
dengan persentase hanya 3,4 persen (0,4 juta orang).
Diamati menurut kecepatan pertambahan penduduk, Kota Tangerang
Selatan yang wilayahnya terletak di bagian utara, menjadi daerah yang paling
pesat pertumbuhannya. Adapun Kota Tangerang yang juga terletak di bagian
71
utara, merupakan daerah terpadat penduduknya, dimana untuk setiap satu
kilometer persegi wilayahnya, dihuni oleh 13.602 orang.
Kondisi yang sama sekali berbeda terjadi di bagian selatan Banten.
Kabupaten Lebak, menjadi daerah yang paling jarang penduduk- nya, sedangkan
Kabupaten Pandeglang merupakan daerah yang paling lambat pertumbuhan
penduduknya.
Sementara porsi penduduk laki-laki terbesar terdapat di Kota Serang,
dimana terdapat 1.052 penduduk laki-laki untuk setiap 1.000 penduduk
perempuan. Adapun yang terkecil di Kota Tangerang Selatan, dengan
perbandingan 1.000 penduduk perempuan untuk setiap 1.015 penduduk laki-laki .
4.1.1.5 Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia merupakan sebuah proses perubahan kualitas diri
manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Kemajuan pembangunan manusia ini
secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks
pembangunan manusia (IPM). IPM sendiri adalah ukuran yang mencerminkan
capaian kemajuan pembangunan manusia, yang dibentuk oleh tiga dimensi dasar
kebutuhan manusia, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan standar hidup
layak.
Capaian pembangunan manusia di Banten selama periode 2013-2015, yang
diukur dengan IPM terus mengalami peningkatan. Selain itu, status pembangunan
manusianya juga meningkat dari “Sedang” (60≤IPM<70) menjadi “Tinggi”
(70≤IPM<80). Hanya saja kecepatan peningkatannya terlihat semakin melambat,
yang ditandai oleh angka pertumbuhan yang terus mengecil. Akibatnya, sasaran
menuju IPM ideal (IPM ideal=100), akan menjadi semakin lambat untuk didekati.
72
IPM Banten sendiri pada tahun 2015 ini baru mencapai 70,27, atau jaraknya dari
yang ideal masih kurang 29,73 persen. Betapapun juga, dengan angka IPM sebesar
itu, capaian pembangunan manusia Banten berada pada peringkat ke delapan di
Indonesia.
Meningkatnya capaian pembangunan manusia di Banten, ternyata didorong
oleh kenaikan semua komponen pembentuknya. Terutama, oleh komponen PPP
dan RLS yang pada tahun 2015 ini masing-masing meningkat sekitar 1 persen.
Bahkan, peningkatannya itu telah membuat level PPP dan RLS
Banten menempati urutan tertinggi keenam dan keempatbelas di seluruh
Indonesia. Sementara AHH dan HLS, nilainya justru masih jauh dibawah rata-rata
Nasional yang mencapai 70,78 tahun dan 12,55 tahun.
Program pengentasan kemiskinan di Banten selama setahun terakhir ini,
dapat dikatakan berjalan sukses. Penilaian tersebut didasarkan kepada jumlah dan
persentase penduduk miskin yang menurun, padahal pada saat bersamaan garis
kemiskinannya justru meningkat. Jumlah dan persentase penduduk miskin sendiri
pada Maret 2016 masing-masing mencapai 658 ribu orang dan 5,42 persen,
sedangkan garis kemiskinannya 368 ribu rupiah per kapita sebulan.
Selain karena jumlah dan persentase penduduk miskin yang menurun,
indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan juga terlihat
semakin mengecil. Berarti, pengeluaran penduduk miskin Banten secara rata-rata
meningkat hingga semakin mendekati garis kemiskinannya. Adapun tingkat
ketimpangan pengeluaran antar sesama penduduk miskinnya, juga semakin
menyempit. Dengan demikian, pengentasan kemiskinan ke depannya akan lebih
mudah untuk dilakukan, karena pemerintah dapat menyusun program intervensi
yang lebih terarah dan dengan biaya yang lebih rendah.
73
Betapapun juga, pengentasan kemiskinan Banten memang belum seratus
persen berhasil. Hal ini karena program pengentasan yang dilaksanakan,
sepertinya masih bersifat parsial dan urban sentris. Akibatnya, insiden kemiskinan
terbanyak secara historis selalu terdapat di Kabupaten Tangerang, Lebak dan
Pandeglang, yang merupakan daerah sentra pertanian Banten. Oleh karena itu,
Untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan, dibutuhkan program yang
terintegrasi dan lintas sektor, termasuk dengan melibatkan secara penuh berbagai
pemangku kepentingan di bidang pertanian dalam program tersebut.
4.1.2 Gambaran Umum Pangkalan TNI AL Banten
4.1.2.1 Visi dan Misi
a. Visi
Mengacu pada visi TNI AL yakni “Terwujudnya TNI AL yang handal dan
disegani maka lingkup visi dari Lanal Banten adalah
Terwujudnya profil TNI AL yang handal dan disegani diwilayah kerja
Lanal Banten. Sebagai pangkalan pendukung unsur-unsur operasional
yang memiliki State of Readines, Mobility, dan Sustainability yang
tinggi”.
b. Misi
1. Membina kemampuan dan kekuatan Lanal Banten berkelanjutan
secara efektif dan efisien
2. Menjamin tegaknya kedaulatan dan hukum, keamanan wilayah
laut, keutuhan NKRI dan pemberdayaan wilayah pertahanan laut
3. Mewujudkan personil Lanal Banten yang
bermoral dan
74
professional
4. Menjamin terlaksananya tugas – tugas dan bantuan kemanusiaan
4.1.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Lanal Banten mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan dukungan
logistik dan administrasi bagi unsur-unsur TNI AL, pembinaan teritorial matra laut
serta pembinaan potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan keamanan negara
di laut serta operasi keamanan laut dalam rangka penegakan kedaulatan dan
hukum di laut.
Dalam melaksanakan tugas pokok Lanal Banten, maka
diselenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana dan program pembinaan kekuatan
serta kemampuan Lanal Banten beserta sarana prasarana pendukung
jajaran Lanal Banten berdasarkan Perintah Pelaksana Program Lantamal
III.
2. Menyediakan fasilitas labuh, tambat dan sandar serta melaksanakan
dukungan fasilitas 4 R (Rest, Recreation, Repair, Refuel) terbatas bagi
KRI/Non KRI sesuai kebutuhan Opslat (operasi dan latihan), Pesud
(pesawat udara) dan Marinir serta kegiatan pengamanan material, personel
dan dokumen lainnya sesuai kebutuhan operasi.
3. Menyediakan bantuan fasilitas pemeliharaan perbaikan kapal maupun
Pesud.
75
4. Melaksanakan dukungan pembekalan yaitu bekal umum, bekal teknik dan
bekal khusus melalui kegiatan pengadaan, penyimpanan dan penghapusan
sesuai tingkat dan lingkup kewenangannya.
5. Melaksanakan perawatan personel termasuk penampungan, perubahan,
pelayanan serta dukungan kesehatan, angkutan, rekreasi, penegakan dan
pembinaan tata tertib dan disiplin, pembinaan mental dan jasmani serta
bantuan hukum.
6. Membina kekuatan dan kemampuan jajaran Lanal Banten meliputi
perencanaan, penyusunan, pelabuhan, penyiapan dan pelaksanaannya.
7. Merencanakan dan melaksanakan latihan gladi tugas tempur Pangkalan
(glagaspur) tingkat 1 (P1) sampai dengan gladi tugas tempur Pangkalan
(Glagaspur) tingkat 3 (P3) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kemampuan serta naluri tempur Lanal Banten.
8. Menyelenggarakan operasi keamanan laut di wilayah kerja Lanal Banten
dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut serta melaksanakan
koordinasi dan pengaturan pertahanan pangkalan, menindak lanjuti proses
penyelesaian perkara tindak pidana tertentu di laut.
9. Menyelenggaran pembinaan teritorial matra laut terhadap wilayah dan
masyarakat maritim untuk membentuk ruang, alat dan kondisi juang bagi
operasi laut berdasarkan rencana dan program Lantamal III.
10. Menyelenggarakan pembinaan potensi maritim menjadi kekuatan
pertahanan keamanan Negara di laut berdasarkan rencana dan program
Lantamal III.
76
11. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan komando, badan dan
instansi baik di dalam maupun di luar TNI AL guna kepentingan
pelaksanaan tugas pokoknya, sesuai tingkat dan lingkup kewenangannya.
12. Mengawasi, mengendalikan dan mengevaliasi pelaksanaan program kerja
Lanal Banten guna menjamin pencapaian sasaran programnya secara
berhasil guna dan berdaya guna.
13. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Danlantamal III khususnya
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
4.1.2.3 Struktur Organisasi TNI Angkatan Laut
Penjelasan :
1. Mabesal : Markas Besar TNI Angkatan Laut
2. Armabar : Armada Wilayah Barat
3. Armatim : Armada Wilayah Timur
4. Lantamal : Pangkalan Utama Angkatan Laut
sumber : diolah peneliti, 2017
ARMABAR ARMATIM
LANTAMAL I - IV AL V LANTAM - XIV
MABESAL
MARKAS BESAR TNI AL
LANAL LANAL
77
5. Lanal : Pangkalan TNI Angkatan Laut
Jika dilihat dari garis hierarki diatas maka yang mengemban tugas menjaga
kedaulatan negara melalui poros maritime adalah Mabesal, yakni Markas Besar
TNI Angkatan Laut. Pada pelaksanaan tugas dilapangan Mabesal dibantu oleh
beberapa unit kerja dibawahnya yakni terbagi atas dua, Armabar dan
Armatim disesuaikan dengan wilayah Indonesia. Dalam tiap Armabar dan
Armatim dibantu oleh beberaa Lantamal dibawahnya yakni, Lantgamal I – IV
dibawah Armabar, sedangkan Lantamal V – XIV dibawah Armatim. Karena
Indonesia merupakan negara kepulauan terluas masa Lantamal dibantu oleh Lanal
– Lanal di tiap daerah untuk membantu menjaga kedaulatan negara. Pembagian
tugas secara rinci pada tiap daerah dapat dilihat sebagai berikut :
MABESAL :
1. Armabar
a. Lantamal I : Belawan
b. Lantamal II : Padang
c. Lantamal III : Jakarta
d. Lantamal IV
2. Armatim
: Tanjung Pinang
a. Lantamal V : Surabaya
b. Lantamal VI : Makassar
c. Lantamal VII : Kupang
d. Lantamal VIII : Manado
e. Lantamal IX : Ambon
f. Lantamal X : Jayapura
g. Lantamal XI : Merauke
h. Lantamal XII : Pontianak
78
i. Lantamal XIII : Tarakan
j. Lantamal XIV : Sorong
4.1.2.4 Struktur Organisasi Pangkalan TNI Angkatan Laut Banten
Struktur Organisasi Administrasi Lanal banten dikepalai oleh seorang
Komandan yang dibantu oleh seorang Palaksa atau yang biasa disebut wakil dari
komandan. Didalam pelaksanaan tugasnya, unit Lanal Banten dibawah Palaksa
dibantu oleh 6 unit bidang yakni, SINTEL, SOPS, SMINLOG, SPOTMAR,
SPROGAR, dan KA AKUN. Berikut penjelasan struktur organisasi dibawah
Komandan dan Palaksa hingga ke Posal, Posmat dan Patkamla.
Penjelasan :
KOMANDAN : Dan Pangkalan TNI Angkatan Laut Banten
PALAKSA : Perwira Pelaksana Staf
SINTEL : Staf Intelijen
SOPS : Staf Operasi
SMINLOG : Staf Administrasi dan Logistik
SPOTMAR : Staf Potensi Maritim
SPROGAR : Staf Program dan Anggaran
KA AKUN : Kepala Akuntansi
DANDENPOMAL : Komandan Detasemen Polisi Militer
DANSATMA : Komandan Satuan Markas
SATKOM : Staf Komunikasi
SATBEK : Staf Perbekalan
SATFASLAN : Staf Fasilitas dan Pangkalan
DAN UNIT INTEL : Komandan Unit Intelijen
KASET : Kepala Sekretariat
79
BP : Balai Pengobatan
KAL : Kapal Angkatan Laut
POSAL : Pos Angkatan Laut
POSMAT : Pos Pengamat
PATKAMLA : Patroli Keamanan Laut
83
STRUKTUR ORGANISASI ADMINISTRASI
84
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik
4.3.1 Uji Validitas
Validitas ialah mengukur apa yang ingin diukur. Validitas menunjukkan
sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur menjadi tepat dan
handal. Secara mendasar, validitas merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat
instrument yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrument yang valid dapat
diartikan bahwa alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid atau
handal. Uji validitas ini menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 24. Berikut hasil
dari perhitungannya.
Tabel 4.1
UJI VALIDITAS
NO. PENGUJIAN HASIL r hitung r tabel PENGHITUNGAN KET
df = n - 2
1 Pearson Correlation .506** 0.506 0.2017 r hitung > r tabel VALID
2 Pearson Correlation .561** 0.561 0.2017 r hitung > r tabel VALID
3 Pearson Correlation .671** 0.671 0.2017 r hitung > r tabel VALID
4 Pearson Correlation .471** 0.471 0.2017 r hitung > r tabel VALID
5 Pearson Correlation .460* 0.460 0.2017 r hitung > r tabel VALID
6 Pearson Correlation .452* 0.452 0.2017 r hitung > r tabel VALID
7 Pearson Correlation .433* 0.433 0.2017 r hitung > r tabel VALID
8 Pearson Correlation .506** 0.506 0.2017 r hitung > r tabel VALID
85
9 Pearson Correlation .498** 0.498 0.2017 r hitung > r tabel VALID
10 Pearson Correlation .616** 0.616 0.2017 r hitung > r tabel VALID
11 Pearson Correlation .683** 0.683 0.2017 r hitung > r tabel VALID
12 Pearson Correlation .462* 0.462 0.2017 r hitung > r tabel VALID
13 Pearson Correlation .591** 0.591 0.2017 r hitung > r tabel VALID
14 Pearson Correlation .419* 0.419 0.2017 r hitung > r tabel VALID
15 Pearson Correlation .606** 0.606 0.2017 r hitung > r tabel VALID
16 Pearson Correlation .716** 0.716 0.2017 r hitung > r tabel VALID
17 Pearson Correlation .419* 0.419 0.2017 r hitung > r tabel VALID
18 Pearson Correlation .665** 0.665 0.2017 r hitung > r tabel VALID
19 Pearson Correlation .473** 0.473 0.2017 r hitung > r tabel VALID
20 Pearson Correlation .561** 0.561 0.2017 r hitung > r tabel VALID
21 Pearson Correlation .498** 0.498 0.2017 r hitung > r tabel VALID
22 Pearson Correlation .716** 0.716 0.2017 r hitung > r tabel VALID
23 Pearson Correlation .523** 0.523 0.2017 r hitung > r tabel VALID
24 Pearson Correlation .413* 0.413 0.2017 r hitung > r tabel VALID
25 Pearson Correlation .623** 0.623 0.2017 r hitung > r tabel VALID
26 Pearson Correlation .621** 0.621 0.2017 r hitung > r tabel VALID
27 Pearson Correlation .611** 0.611 0.2017 r hitung > r tabel VALID
28 Pearson Correlation .401* 0.401 0.2017 r hitung > r tabel VALID
29 Pearson Correlation .621** 0.621 0.2017 r hitung > r tabel VALID
86
30 Pearson Correlation .400* 0.400 0.2017 r hitung > r tabel VALID
31 Pearson Correlation .576** 0.576 0.2017 r hitung > r tabel VALID
32 Pearson Correlation .494** 0.494 0.2017 r hitung > r tabel VALID
33 Pearson Correlation .680** 0.680 0.2017 r hitung > r tabel VALID
34 Pearson Correlation .471** 0.471 0.2017 r hitung > r tabel VALID
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil IBM SPSS Statistic 24
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 34 pernyataan yang diajukan penliti
kepada responden bernilai valid. Nilai valid diatas didapat jika r hitung > r tabel.
Dengan demikian 34 pernyataan tersebut dinyatakan valid.
4.3.2 Uji Realibilitas
Setelah melakukan uji validitas, selanjutnya adalah melakukan uji reabilitas.
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh tersebut relative
konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama.
Dan dengan melakukan pengujian ini maka akan menghasilkan suatu instrument
yang benar – benar tepat dan akurat. Dalam penelitian ini, uji reabilitas dilakukan
dengan menggunakan teknik Split Half. Berikut hasil penghitungannya
87
Tabel 4.2
UJI REABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value 0,855
N of Items 18a
Part 2 Value 0,516
N of Items 17b
Total N of Items 35
Correlation Between Forms 0,945
Spearman-Brown Coefficient Equal Length 0,972
Unequal Length 0,972
Guttman Split-Half Coefficient 0,811
a. The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006,
VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013,
VAR00014, VAR00015, VAR00016, VAR00017, VAR00018.
b. The items are: VAR00018, VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023,
VAR00024, VAR00025, VAR00026, VAR00027, VAR00028, VAR00029, VAR00030,
VAR00031, VAR00032, VAR00033, VAR00034, VAR00035.
Reliabel bila r hitung lebih besar dari pada r table
dk = n - 2
r hitung > r tabel (5%)
0.972 > 0.204
Sumber : Hasil IBM SPSS Statistic 24
Dari perhitungan terhadap uji reabilitas diatas dengan menggunakan IBM
SPSS Statistics 24, dapat disimpulkan bahwa instrument yang peneliti buat dan data
88
yang diolah sudah benar – benar tepat dan akurat. Hal ini berdampak baik pada hasil
penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini.
4.3.3 Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan sebelum proses pengujian hipotesis. Uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui distribusi data. Data yang baik dan layak digunakan
dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Nugroho, 2005:18).
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengahusi apakah distribusi
data (hasil penelitian) yang peneliti perolah berdistribusi normal atau tidak. Jika data
berdistribusi normal makan data yang peneliti olah bersifat objektif yakni sesuai
dengan fakta yang ada dilapangan dan sesuai dengan kaidah dalam pengujian. Dalam
uji normalitas kali ini, peneliti menggunakan teknik menggunakan 2 (chi square).
Berikut hasil penghitungannya.
Tabel 4.3
UJI NORMALITAS
Test Statistics
VAR00001
Chi-Square 57.158a
Df 34
Asymp. Sig. 0,008
a. 35 cells (100.0%) have expected frequencies less
than 5. The minimum expected cell frequency is 2.7.
df 34 = 48.60237
Normal jika x2 hitung ≥ x2 tabel
89
x2 hitung ≥ x2 tabel
57,158 ≥ 48,60237
Sumber : Hasil IBM SPSS Statistic 24
Dari hasil penghitungan dalan pengujian normalitas diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa x2 hitung ≥ x2 tabel yang dapat diartikan bahwa data yang diperoleh peneliti
berdistribusi normal dan sesuai dengan fakta yang ada dilapangan.
4.3.4 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil observasi awal di lokasi penelitian, peneliti menemukan
beberapa permasalahan mengenai Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal)
Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, maka hipotesis penelitian ini adalah
:
Ha : Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten paling rendah 70%
H0 : Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten paling tinggi 70%
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti menjadikan
Ha sebagai hipotesis peneliti yaitu :
“Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten paling rendah 70%”
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji dan mengetahui tingkat
signifikasi dari hipotesis yang diajukan. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan
teknik Uji t-test dengan uji pihak kanan. Uji t-test digunakan untuk menguji hipotesis
deskriptif satu atau lebih variabel yang datanya berbentuk interval atau ratio. Jika
90
dilihat dari perhitungan skor ideal maka diperoleh hasil 4 x 95 x 34 = 12.920. dan
dibandingkan dengan skor hasil perhitungan sebesar 10.325. Maka diperoleh hasil
10.325 : 12.920 = 0,799 dengan pembulan menjadi 0.80 atau dalam presentasi bernilai
80%.
Untuk menganalisis Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal)
dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten maka dalam pengujian hipotesis deksriptif
digunakan uji t-test untuk satu sampel atau satu variabel. Berikut ini rumus uji t-test
satu sampel :
Keterangan:
t = Nilai t hitung x
= rata-rata sampel μ =
Nilai Parameter
SD = Standar deviasi sampel
N = Jumlah sampel
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diteliti dan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan hasil refleksi peneliti
berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori yang digunakannya sebagai dasar
argumentasi. Pada penelitian ini, hipotesis yang digunakan peneliti adalah hipotesis
deskriptif yaitu dugaan sementara terhadap satu variabel secara mandiri. Berdasarkan
hasil observasi awal di lokasi penelitian, peneliti menemukan beberapa permasalahan
mengenai Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam Menjaga
Wilayah Banten, seperti yang peneliti uraikan diatas. Berikut hasil penghitungannya :
91
Tabel 4.4
One-Sample Test
Test Value = 4
t df
Sig.
(2tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
VAR00001 104,538 94 0,000 104,95789 102,9644 106,9514
dk - 1 = 95 - 1 = 94
t hitung > t tabel
104,538 > 1,66123
HO ditolak Ha diterima
Sumber : Hasil IBM SPSS Statistic 24
Setelah melalukan uji t-test maka peneliti melihat hasilnya dengan
membandingkannya dengan teori yang menunjang penghitungan tersebut. Jika thitung<
ttabel maka Ho diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika thitung> ttabel maka Ho ditolak
atau Ha diterima. Dalam pengujian kali ini thitung = 104,538 dan ttabel = 1,66123 dengan
92
kata lain 104,538 > 1,66123 (thitung> ttabel ) yang dapat diartikan bahwa Ha sebagai
hipotesis peneliti diterima, dengan uraian sebagai berikut :
“Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten paling rendah 70%”
4.3 Deskripsi Data
4.3.1 Profil Responden
Responden pada penelitian yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Pangkalan
TNI AL (Lanal) Dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten” adalah terdiri dari 205
anggota atau pegawai Lanal Banten dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.5 Profil Responden
No. Pangkat Jumlah
1 Perwira 26
2 Bintara 96
3 Tamtama 74
4 PNS / ASN 9
Total 205
Sumber : dibuat oleh peneliti (2018)
Mereka semua sebanyak 205 adalah populasi yang ada di Lanal Banten.
dengan menggunakan teknik sampling berdasarkan teori Surakhmad, maka dipeoleh
hasil sampel sebanyak 95 orang yang akan diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini.
Adapun teknik yang dilakukan untuk penentuan sampel penelitian adalah
Proportionate Stratified Random Sampling, adalah cara penarikan sampel untuk
93
populasi yang memiliki karakteristik heterogen atau karakteristik yang dimiliki
populasi bervariasi. Selain digunakan untuk populasi yang tidak homogen, teknik ini
juga digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang berstrata (tingkat).
Proportionate Stratified Random Sampling adalah teknik sampel yang diambil secara
acak bertingkat secara proporsional atau menggunakan kategori dengan rincian
Perwira berjumlah 12 orang, Bintara berjumlah 45 orang, Tamtama berjumlah 33
orang, dan ASN / PNS berjumlah 4 orang, sehingga sampel penelitian berjumlah 95
orang sesuai dengan perhitungan sebelumnya.
Diagram 4.1
Berdasarkan diagram 4.1 diatas mengenai identitas responden berdasarkan
tanda kepangkatan / golongan, diketahui bahwa 12 orang atau 12,68 % dari 95
responden berpangkat Perwira, lalu 45 orang atau 46,83 % dari 95 responden
berpangkat Bintara. Selain itu, 34 orang atau 36,01 % dari 95 responden berpangkat
Perwira % 12.68
Bintara 46.83 %
Tamtama 36.10 %
PNS / ASN 4.39 %
Identitas Responden Berdasarkan Tanda Kepangkatan / Golongan
Perwira Bintara Tamtama PNS / ASN
94
Tamtama, dan 4 orang atau 4.39 % dari 95 responden berpangkat / bergolongan PNS
(Pegawai Negeri Sipil)/ ASN (Aparatur Sipil Negara). Secara kepangkatan maupun
golongan, semua responden sudah teruji melewati berbagai tahap agar dapat mencapai
pangkat / golongan tertentu. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa, semua
responden yakni sebanyak 95 orang responden sudah mampu dan dapat memahami
jawaban dengan fakta yang terjadi dilapangan. Identitas responden berdasarkan
kepangkatan akan mempengaruhi bagaimana responden melihat tugas yang diemban
dengan fakta serta pengetahuan yang ada.
4.3.2 Variabel Efektivitas
4.3.2.1 Dimensi Pencapaian Target
Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana target
dapat ditetapkan organisasi, dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pencapaian target adalah upaya
yang dilakukan individu atau instansi untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah dibuat dan disepakati bersama. Dalam hal ini pencapaian target berguna
untuk menilai apakah instansi Lanal Banten sudah mencapai target yang
diinginkan bersama atau tidak. Untuk mengetahui dimensi pencapaian target
terdapat dua indikator yakni . indikator Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi)
dan indikator Target Operasional, yang terdiri atas 8 pernyataan. Berikut
diagram dalam dimensi Pencapaian Target :
95
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.2 diatas data kita lihat bahwa dari 95 responden
yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan Pangkalan TNI
AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, didalam
indikator Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) dan dengan pernyataan “Anggota
/ Pegawai mengetahui tugas pokok dan fungsinya masing-masing”, 66,32%
atau sebanyak 63 responden menjawab sangat setuju, 33,68% atau 32
responden menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju
maupun sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa anggota / pegawai
mengetahui tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Diagram 4.2
66.32
33.68
0.00 0.00
PENCAPAIAN TARGET
Pengetahuan Anggota Terkait Tupoksi
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
96
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
dalam pernyataan ini menjawab sangat setuju, hal ini dikarenakan seluruh
anggota dan Lanal Banten sudah diberikan bekal berupa tugas pokok dan
fungsinya dalam menjalankan seluruh aktifitas pekerjaannya, dan itu
sebanding dengan hasil kuisioner peneliti. Pada pengamatan dilapangan setiap
akan melaksanakan tugasnya, anggota diberikan briefing dan arahan terlebih
dahulu oleh pimpinan, hal ini mebuktikan bahwa anggota mengetahui tugas
pokok dan fungsi yang diberikan.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.3 diatas data kita lihat bahwa dari 95 responden
yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan Pangkalan TNI
AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, didalam
indikator Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) dan dengan pernyataan “Anggota
/ Pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang diamanahkan”, 32.63%
atau sebanyak 31 responden menjawab sangat setuju, 67.37% atau sebanyak
Diagram 4.3
32.63
67.37
0.00 0.00
PENCAPAIAN TARGET
Pelaksanaan Tugas sesuai yang
Diamanahkan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
97
64 responden menjawab setuju, sedangkan tidak ada responden yang tidak
setuju maupun sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa anggota /
pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang diamanahkan.
Jawaban terbanyak responden pada pernyataan ini adalah setuju bahwa
anggota / pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang diamanahkan.
Dalam pelaksanaan tugas dilapangan, anggota Lanal Banten patuh untuk
melaksanakan tugas dengan apa yang diamanahkan pimpinan, karena instansi
militer maka korps kesatuan dan kepatuhan perintah dijunjung tinggi dalam
keseharian. Dalam pengamatan peneliti, tugas yang diamanahkan dilaksanakan
oleh anggota dengan sebaik-baiknya meliputi tugas pokok dan fungsi maupun
tugas tambah.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.4 diatas data kita lihat bahwa dari 95 responden
yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan Pangkalan TNI
Diagram 4.4
22.11
63.16
4.21 10.53
PENCAPAIAN TARGET
Pelaksanaan Penyusunan dan Perencanaan
Program
Sangat Efektif Efektif Tidak Efektif Sangat Tidak Efektif
98
AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, didalam
indikator Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) dan dengan pernyataan “Anggota
/ Pegawai melaksanakan penyusunan dan perencanaan program kerja”,
22,11% atau sebanyak 21 responden menjawab sangat setuju, 63,16% atau
sebanyak 60 responden menjawab setuju, 4,21% atau sebanyak 4 responden
menjawab tidak setuju, dan 10, 53% atau sebanyak 10 responden menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Anggota / Pegawai
melaksanakan penyusunan dan perencanaan program kerja.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa anggota / pegawai melaksanakan penyusunan dan perencanan program
kerja. Hal ini sejalan dengan pengamatan peneliti dilapangan yakni anggota
diberikan ruang untuk menyampaikan saran dan kritik untuk menyusun dan
merencanakan program kerja. Dalam menyusun dan merencakanan semua
anggota dinilai terlibat aktif dalam kegiatan tersebut, walaupun instansi militer
identik dengan komando penuh, akan tetapi mayoritas anggota menyatakan
ikut melaksanakan penyusunan dan perencanaan program kerja.
Sedangkan sebagian responden lain menjawab sangat tidak setuju
dalam pernyataan ini. Hal ini dinilai bahwa tidak semua anggota ikut
dilibatkan didalam penyusunan dan perencanaan program kerja, karena hanya
yang ditugaskan oleh pimpinan saja yang dapat melaksanakan pemyusunan
dan perencanaan program kerja.
99
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.5 diatas data kita lihat bahwa dari 95 responden
yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan Pangkalan TNI
AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, didalam
indikator Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) dan dengan pernyataan “Anggota
/ Pegawai melaksanakan pelatihan peningkatan kemampuan kerja”, 29.47%
atau sebanyak 28 responden menjawab sangat setuju, 70.53% atau sebanyak
67 responden menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju
maupun menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut yakni Anggota
/ Pegawai melaksanakan pelatihan peningkatan kemampuan kerja.
Diagram 4.5
29.47
70.53
0.00 0.00
PENCAPAIAN TARGET
Pelaksanaan Pelatihan Peningkatan
Kemampuan
Sangat Efektif Efektif Tidak Efektif Sangat Tidak Efektif
100
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa anggota / pegawai melaksanakan pelatihan peningkatan kemampuan
kerja. Hal ini merupakan program dalam hal mengembangkan sumber daya
manusia yang ada di Lanal Banten. Pelatihan peningkatan kemampuan kerja
diberikan kepada semua anggota agar dapat meningkatkan kualitas diri
anggota didalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan. Dalam
pengamatan yang dilakukan peneliti melalui peninjauan berkas terkait
peningkatan kemampuan kerja, dan memang kegiatan pelatihan tersebut benar
adanya hingga sampai kenaikan tingkat atau jabatan.
Komandan Pangkalan TNI AL Banten, Letkol Rudi Haryanto, SE.
menyampaikan bahwa pelatihan peningkatan kemampuan kerja dilaksanakan
oleh semua anggota yang bertugas di Lanal Banten. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan tiap individu, tiap individu harus menguasa
emampuan yang lain agar ketika mengemban tugas yang berbeda anggota
tersebut bisa melaksanakan tugas tersebut dengan baik sesuai dengan apa yang
di perintahkan.
101
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.6 diatas data kita lihat bahwa dari 95 responden
yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan Pangkalan TNI
AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, didalam
indikator Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) dan dengan pernyataan “Anggota
/ Pegawai menyediakan fasilitas kebutuhan operasi keamanan laut”, 41,05%
atau sebanyak 39 responden menjawab sangat setuju, 24,21% atau sebanyak
23 responden menjawab setuju, 22.11% atau sebanyak 21 responden
menjawab tidak setuju, dan 12.63% atau sebanyak 12 responden menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Anggota / Pegawai
menyediakan fasilitas kebutuhan operasi keamanan laut.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah sangat setuju
bahwa anggta / pegawai menyediakan fasilitas kebutuhan operasi keamanan
laut. Hal ini menunjukkan setiap program yang akan dilaksanakan, mayoritas
anggota terlibat untuk menyediakan fasilitas kebutuhan operasi keamanan laut.
Diagram 4.6
41.05
24.21
22.11
12.63
PENCAPAIAN TARGET
Penyediaan Fasilitas Operasi
Sangat Efektif Efektif Tidak Efektif Sangat Tidak Efektif
102
Operasi keamanan laut atau yang biasa disebut patroli keamanan laut
dilaksanakan sesuai jadwal dan dalam keadaan darurat atau mendesak.
Sebagian responden lainnya menjawab tidak setuju akan pernyataan
tersebut karena tidak semua anggota mendapatkan tugas untuk menyediakan
fasilitas kebutuhan operasi keamanan laut, tergantung tugas dan fungsi pada
bagian tersebut.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.7 diatas data kita lihat bahwa dari 95 responden
yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan Pangkalan TNI
AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, didalam
indikator Target Operasional dan dengan pernyataan “Anggota / Pegawai
mempunyai target dalam karier”, 21,05% atau sebanyak 20 responden
menjawab sangat setuju, 44.21% atau sebanyak 42 responden menjawab
setuju, 34.74% atau sebanyak 33 responden menjawab tidak setuju, dan tidak
Diagram 4.7
21.05
44.21
34.74
0.00
PENCAPAIAN TARGET
Target dalam Karier
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
103
ada yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa
Anggota / Pegawai mempunyai target dalam karier.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa anggota / pegawai mempunyai target dalam berkarir. Hal ni
ditunjukkan dalam pelaksanaan tugas yang telah diberikan, mengikuti peltihan
untuk meningkatkan skill individu, hingga mengikuti pendidikan dan latihan
untuk kenaikan tingkat dan jabatan. Operasi-operasi yang ditugaskan kepada
anggota dapat membuat karier anggota menjadi naik ketika telah selesai
melaksanakan operasi yang ditugaskan.
Sedangkan sebagian responden menjawab tidak setuju atas pernyataan
tersebut dikarenakan keinginan pribadi untuk membuat target dalam karie
rendah, seperti contohnya enggan melanjutkan kuliah untuk kenakan tingkat
dan jabatan serta hanya ingin bekerja dalam posisi sekarang.
Diagram 4.8
26.32
61.05
12.63
0.00
PENCAPAIAN TARGET
Target dalam Pelaksanaan Operasi
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
104
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.8 diatas data kita lihat bahwa dari 95 responden
yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan Pangkalan TNI
AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, didalam
indikator Target Operasional dan dengan pernyataan “Anggota / Pegawai
mempunyai target dalam melaksanakan operasi keamanan laut”, 26,32% atau
sebanyak 25 responden menjawab sangat setuju, 61,05% atau sebanyak 58
responden menjawab setuju, 12.63% atau sebanyak 12 responden menjawab
tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan
tersebut bahwa Anggota / Pegawai mempunyai target dalam melaksanakan
operasi keamanan laut.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa anggota / pegawai mempunyai target dalam melaksanakan operasi
keamanan laut. Pada pengamatan yang dilakukan peneliti, perasi keamanan
laut merupakan hal prioritas dan penting dlakukan oleh semua anggota d Lanal
Banten. Target dalam operasi keamanan laut ditentukan untuk mengukur dan
mengetahui capaian dalam hal operasi keamanan laut. Hal ini bertujuan u ntuk
memperkokoh kedaulatan negara melalui jalur maritime.
Sedangkan sebagian responden lain menjawab tidak setuju dalam
pernyataan ini dikarenakan tidak mengurusi hal terkait operasi keamanan laut.
Seperti halnya pada glongan ASN / PNS mengurusi dalam hal administrasi
dan komunikasi Lanal Banten sehingga tidak terjun langsung dalam operasi
keamanan laut.
Komandan Pangkalan TNI AL Banten, Letkol Rudi Haryanto, SE.
menyampaikan bahwa didalam setiap operasi keamanan laut atau patrol yang
105
Lanal banten laksanakan, setiap anggota harus memiliki target didalam
bertugas. Target tersebut bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan
Lanal Banten dalam melaksanakan patrol atau operasi keamanan laut.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.9 diatas data kita lihat bahwa dari 95 responden
yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan Pangkalan TNI
AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten, didalam
indikator Target Operasional dan dengan pernyataan “Anggota / Pegawai
mempunyai target dalam melaksanakan kegiatan administrasi dan
perkantoran”, 18,95% atau sebanyak 18 responden menjawab sangat setuju,
73,68% atau sebanyak 70 responden menjawab setuju, 7,37% atau sebanyak 7
responden menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan tersebut bahwa Anggota / Pegawai mempunyai target
dalam melaksanakan kegiatan administrasi dan perkantoran.
Diagram 4.9
18.95
73.68
7.37
0.00
PENCAPAIAN TARGET
Target dalam Pelaksanaan Kegiatan
Administrasi dan Perkantoran
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
106
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa anggta / pegawai mempunyai target dalam melaksanakan kegiatan
administrasi dan perkantoran. Dalam melaksanakan tugas harian, anggota
melaksanakan tugas terkait administrasi dan perkantoran sebagaimana
mestinya, target didalam administrasi meliputi kehadiran tepat waktu, disiplin
dalam bertugas, patuh dalam aturan dan etika administrasi lainnya.
Sedangkan sebagian responden lain menjawab tidak setuju dalam
pernyataan ini dikarenakan anggta sudah terbiasa dengan apa yang
dilakukannya setiap hari, tidak ada target yang ingin dicapai dalam hal ini
didalam urusan admnistrasi dan perkantoran
4.3.2.2 Dimensi Kemampuan Adaptasi
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejarah mana orgmisasi dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-petubahan yang tetjadi baik dalam
organisasi dan luar organisasi. Kemampuan Adaptasi adalah kemampuan
individu untuk menyesuaikan diri dengan keadaaan lingkungan atau
sekitarnya, atau kemampuasn instansi untuk menyesuaikan instansi tersebut
dari lingkungan luar maupun arus globalisasi yang sedang terjadi. Dalam
kemampuan adaptasi menilai apakah Lanal Banten telah dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungannya atau tidak. Untuk mengetahui dimensi
kemampuan adaptasi memuat 4 indikator yakni, Lingkungan Eksternal,
Lingkungan Internal, Sumber Daya Manusia dan Teknologi yang terdiri atas
11 pernyataan. Berikut diagram dalam dimensi Kemampuan adaptasi :
107
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.10 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Lingkungan Eksternal dan dengan pernyataan “Hubungan
dan koordinasi yang dilakukan dengan instansi terkait yakni Polair, Bea Cukai
dan instansi lain sudah baik”, 28,42% atau sebanyak 27 responden menjawab
sangat setuju, 71,58% atau sebanyak 68 responden menjawab setuju, dan tidak
ada yang menjawab tidak setuju maupun menjawab sangat tidak setuju atas
pernyataan tersebut bahwa Hubungan dan koordinasi yang dilakukan dengan
instansi terkait yakni Polair, Bea Cukai dan instansi lain sudah baik.
Diagram 4.10
28.42
71.58
0.00 0.00
KEMAMPUAN ADAPTASI
Hubungan dan Koodinasi yang Baik Antar
Instansi Terkait
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
108
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa hubungan dan koordinasi yang dilakukan dengan instansi terkait yakni
Polair, Bea Cukai dan instansi lain sudah baik. Dalam pengamatan yang
peneliti lakukan, terjadi hubungan dan krdinasi yang baik dengan instansi
terkat khususnya dalam hal penanganan operasi keamanan laut atau patroli
keamanan laut yang dilakukan. Dibutuhkan kerja sama antar instansi terkait
untuk melakukan patroli tersebut, mulai dari pengamatan, data kapal yang
melintas, hingga rambu-rambu atau gejala akan adanya tindakan yang
merugikan negara. Lanal Banten bersama Polair, Bea Cukai dan instansi
lainnya selalu bekerja sama dalam menjaga kedaulatan negara Indonesia.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.11 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Lingkungan Eksternal dan dengan pernyataan “Personil
Diagram 4.11
28.42
70.53
1.05 0.00
KEMAMPUAN ADAPTASI
Penjabaran Hukum laut dalam Undang -
Undang
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
109
mengetahui bahwa peraturan pemerintah terkait hukum laut sudah dijabarkan
dalam undang-undang”, 28,42% atau sebanyak 27 responden menjawab sangat
setuju, 70,53% atau sebanyak 67 responden menjawab setuju, 1,05% atau
sebanyak 1 responden menjawab tidak setuju dan tidak ada yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Personil mengetahui bahwa
peraturan pemerintah terkait hukum laut sudah dijabarkan dalam
undangundang.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa personil mengetahui bahwa peraturan pemerintah terkait hukum laut
sudah dijabarkan dalam undang-undang. Hal ini ditandai oleh kejelasan tata
pelaksanaan tugas yang akan dilakukan, detail terkait dengan hukum yang
diterapkan dalam kawasan Lanal Banten sudah cukup menjelaskan.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.12 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Diagram 4.12
48.42
37.89
11.58
2.11
KEMAMPUAN ADAPTASI
Kepatuhan Lanal Banten Terhadap
Hukum UNCLOS
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
110
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Lingkungan Eksternal dan dengan pernyataan “Lanal
Banten patuh terhadap hukum UNCLOS yang berlaku diskala Internasional”,
48,42% atau sebanyak 46 responden menjawab sangat setuju, 37,89% atau
sebanyak 36 responden menjawab setuju, 11,58% atau sebanyak 22 responden
menjawab tidak setuju dan 2,11% atau sebanyak 2 responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Lanal Banten patuh
terhadap hukum UNCLOS yang berlaku diskala Internasional.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah sangat setuju
bahwa Lanal Banten patuh terhadap hukum UNCLOS yang berlaku diskala
Internasional. Sebagaimana yang dietahui bahwa hukum maritime yang
berlaku secara internasonal adalah hokum UNCLOS dan semua negara
mengakuinya sebagai dasar hukum maritime untuk membantu mendasari
peraturan pemerintah negera yang akan dijabarkannya. Kepatuhan Lanal
Banten akan hukum UNCLOS yang berlaku adalah dengan menerapkan
ketentuan batas negara sesuai dengan apa yang telah dijabarkan.
Sebagian responden lainnya menjawab tidak setuju dikarenakan masih
ada dampak negatif yang ditimbulkan meskipun tidak sebesar dampak
positifnya. Hal ini diartikan bahwa sebagian responden menganggap Lanal
Banten seharusnya tidak terlalu patuh mengikuti semua aturan yang dapat
merugikan kedaulatan negara Indonesia.
111
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.13 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Lingkungan Eksternal dan dengan pernyataan “Personil
memahami Hukum UNCLOS, bahwa hukum tersebut tidak memiliki
kelemahan atau kerancuan didalamnya”, 13,68% atau sebanyak 13 responden
menjawab sangat setuju, 70,53% atau sebanyak 67 responden menjawab
setuju, 4,21% atau sebanyak 4 responden menjawab tidak setuju dan 11,58%
atau sebanyak 11 responden menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan
tersebut bahwa Personil memahami Hukum UNCLOS, bahwa hukum tersebut
tidak memiliki kelemahan atau kerancuan didalamnya.
Diagram 4.13
13.68
70.53
4.21 11.58
KEMAMPUAN ADAPTASI
Pemahaman Terhadap Hukum UNCLOS
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
112
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa Personil memahami Hukum UNCLOS, bahwa hukum tersebut tidak
memiliki kelemahan atau kerancuan didalamnya. Hal ini dikarenakan hukum
UNCLOS memberikan dampak positif yang sangat banyak untuk negara
Indonesia, meliputi kedaulatan negara hingga btatas negara kepulauan
Indonesia
Sebagian responden lainnya menjawab sangat tidak setuju dikarenakan
ada beberapa hal yang rancu didalam hukum UNCLOS yang berlaku, seperti
halnya jalur lintas antar negara maupun jalur lintas internasonal yang berbeda
dan kurang detail. Negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia
memberikan dampak negatif ketka mengklaim pulau – pulau Indonesia terluar
yang berbatasan dengan negara lain.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.14 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Diagram 4.14
24.21
74.74
1.05 0.00
KEMAMPUAN ADAPTASI
Kenyamanan dalam Bekerja Sama
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
113
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Lingkungan Internal dan dengan pernyataan “Anggota /
Pegawai merasa nyaman didalam bekerja sama dengan anggota / pegawai
lain”, 24,21% atau sebanyak 23 responden menjawab sangat setuju, 74,74%
atau sebanyak 71 responden menjawab setuju, 1,05% atau sebanyak 1
responden menjawab tidak setuju dan tidak ada yang menjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan tersebut bahwa Anggota / Pegawai merasa nyaman
didalam bekerja sama dengan anggota / pegawai lain.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa anggota / pegawai merasa nyaman didalam bekerja sama dengan
anggota / pegawai lain. Berdasarkan pada pengamatan yag dilakukan peneliti,
terlihat sekala rasa nyaman yang sesama anggota rasakan ketika melaksanakan
tugas maupun tugas didalam kantor. Rasa nyaman sesama anggota ini muncul
karena rasa kebersamaan dan solidaritas yang tinggi.
Diagram 4.15
45.26
43.16
11.58
0.00
KEMAMPUAN ADAPTASI
Dukungan Sarana Prasarana untuk
Menjalankan Tupoksi
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
114
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.15 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Lingkungan Internal dan dengan pernyataan “Anggota /
Pegawai menjalankan tupoksinya didukung oleh sarana prasarana yang
memadai”, 45,26% atau sebanyak 43 responden menjawab sangat setuju,
43,16% atau sebanyak 41 responden menjawab setuju, 11,58% atau sebanyak
11 responden menjawab tidak setuju dan tidak ada yang menjawab sangat
tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Anggota / Pegawai menjalankan
tupoksinya didukung oleh sarana prasarana yang memadai.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah sangat setuju
bahwa anggota / pegawai menjalankan tupoksinya didukung oleh sarana
prasarana yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas fisk
maupun nonfisik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.
Seperti halnya untuk melakukan patroli, Lanal banten mempunyai kapal
angkatan laut yang cukup memadai untuk melakukan operasi laut di sekitaran
utara Provinsi Banten.
Sebagian responden lainnya menjawab tidak setuju dikarenakan
fasilitas yang ada di Lanal Banten belum maksimal sehingga tugas yang
diberikan kurang dapat dilaksanakan secara optimal. Minimnya anggaran
menjad faktor penyebab fasilitas yang ada kurang memadai
115
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.16 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Sumber Daya Manusia dan dengan pernyataan “Lanal
Banten tidak kekurangan anggota / pegawai”, 16,84% atau sebanyak 16
responden menjawab sangat setuju, 56,84% atau sebanyak 54 responden
menjawab setuju, 25,26% atau sebanyak 24 responden menjawab tidak setuju
dan 1,05% atau sebanyak 1 responden yang menjawab sangat tidak setuju atas
pernyataan tersebut bahwa Lanal Banten tidak kekurangan anggota / pegawai.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa Lanal Banten tidak kekurangan anggota / pegawai. Hal ini ditunjukkan
dari ketidakadaannya beban tugas yang berlebihan yang diterima
Diagram 4.16
16.84
56.84
25.26
1.05
KEMAMPUAN ADAPTASI
Lanal Banten Tidak Kekurangan Anggota
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
116
masingmasing anggota. Sampai saat ini anggota dapat bekerja sebagaimana
mestinya, dapat diartika bahwa tugas yang diemban Lanal Banten sudah
sebanding dengan ketersediaan personil atau sumber daya manusia.
Sebagian responden lainnya menjawab tidak setuju dikarenakan
anggota dibagi atau posal – posal yang ada di wilayah Banten. Didaerah posal
– posal tersebut dinila masih dibutuhkan personil untuk terjun langsung ke
masyarakat. Sehingga dibutuhkan personil yang cukup untuk menempati posal
tersebut.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.17 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Sumber Daya Manusia dan dengan pernyataan
“Kemampuan anggota / pegawai sudah mumpuni”, 22,11% atau sebanyak 21
responden menjawab sangat setuju, 77,89% atau sebanyak 74 responden
Diagram 4.17
22.11
77.89
0.00 0.00
KEMAMPUAN ADAPTASI
Kemampuan Anggota Sudah Mumpuni
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
117
menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju maupun yang
menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Kemampuan
anggota / pegawai sudah mumpuni.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa kemampuan anggota / pegawai sudah mumpuni. Hal ini dapat dilihat
dari pelatihan peningkatan kemampuan yang telah Lanal banten lakukan untuk
meningkatkan kemampuan masing-masing individu. Berdasarkan pengamatan
yang peneliti lakukan, anggota telah ditempatkan di posisi kerja dan beban
tugas yang bisa mereka kuasai, dengan kata lain, pimpinan menempatkan
anggota sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.18 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Sumber Daya Manusia dan dengan pernyataan “Adannya
Diagram 4.18
15.79
75.79
8.42
0.00
KEMAMPUAN ADAPTASI
Pelatihan Anggota dalam Pengelolaan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
118
pelatihan anggota / pegawai dalam pengelolaan Lanal Banten”, 15,79% atau
sebanyak 15 responden menjawab sangat setuju, 75,79% atau sebanyak 72
responden menjawab setuju, 8,42% atau sebanyak 8 responden menjawab
tidak setuju tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan
tersebut bahwa Adannya pelatihan anggota / pegawai dalam pengelolaan Lanal
Banten.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa adanya pelatihan anggota / pegawa dalam pengelolaan Lanal Banten.
Hal ini sejalan dengan pengamatan yang dilakukan peneliti melalui berkas
laporan untuk peningkatan kegiatan personil. Setap kenakan tingkat dan
jabatan, anggota / pegawai diberi pelatihan terlebih dahulu, agar mereka tahu
beba tugas yang akan diberikan.
Sebagian responden lain menjawab tidak setuju karena untuk
melaksanakan pelatihan dibutuhkan syarat – syarat untuk kenaikan tngkat dan
jabatan. Untuk hal promosipun tidak bisa asal langsung menunjuk personil,
melaikan menunggu surat dari pusat.
119
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.19 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Teknologi dan dengan pernyataan “Anggota / Pegawai dapat
mengoperasikan sarana pendukung yang berkaitan dengan teknologi
informasi”, 49,47% atau sebanyak 47 responden menjawab sangat setuju,
46,32% atau sebanyak 44 responden menjawab setuju, 4,21% atau sebanyak 4
responden menjawab tidak setuju dan tidak ada yang menjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan tersebut bahwa Anggota / Pegawai dapat
mengoperasikan sarana pendukung yang berkaitan dengan teknologi
informasi.
Diagram 4.19
49.47
46.32
4.21 0.00
KEMAMPUAN ADAPTASI
Pengoperasian Sarana Pendukung
Berkaitan Teknologi Informasi
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
120
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah sangat setuju
bahwa anggota / pegawai dapat mengoperasikan sarana pendukung yang
berkaitan dengan teknologi informasi. Tak dapat dipungkiri era digitalisasi
sudah masuk kedalam instansi militer sekalipun, hamper disemua bagian
pekerjaan berbasis dengan teknologi. Di Lanal Banten mayoritas anggota
dapat mengoperaskan teknologi yang ditugaskan kepadanya, misalnya
teknologi dalam kapal, teknologi administrasi dan informasi maupun teknolog
lainnya.
Sebagian responden lainnya menjawab tidak setuju dikarenakan
fasilitas atau sarana prasarana yang mendukung teknologi tersebut belum
banyak, sehingga belum semua anggota menggunakan teknolgi tersebut
didalam pelaksanaan tugasnya dalam hal ini berbasis manual, seperti nota
koordinasi dan berkas rahasia.
Diagram 4.20
44.21
52.63
3.16 0.00
KEMAMPUAN ADAPTASI
Pemanfaatan Teknologi
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
121
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.20 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Teknologi dan dengan pernyataan “Anggota / Pegawai
memanfaatkan teknologi didalam pekerjaannya”, 44,21% atau sebanyak 42
responden menjawab sangat setuju, 52,63% atau sebanyak 50 responden
menjawab setuju, 3,16% atau sebanyak 3 responden menjawab tidak setuju
dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan
tersebut bahwa Anggota / Pegawai memanfaatkan teknologi didalam
pekerjaannya.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa anggota / pegawai memanfaatkan teknologi didalam pekerjaannya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dilapangan, mayoritas
anggota sudah benar-benar memanfaatkan teknologi didalam pekerjaannya.
Seperti hal nya dalam administrasi yakni kepala sekretariat menggunakan
computer, printer, scanner dan mesin fax untuk mendukung pekerjaanya.
Sedangkan sebagian responden lain menjawab tidak setuju karena
dibagian tugasnya tidak memerlukan teknologi maupun dalam pekerjaannya
belum ada teknologi yang memadai.
4.3.2.3 Dimensi Kepuasan Kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang
mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja
organisasi. Yang menjadi fokus elemen ini adalah antara pekerjaan dan
122
kesesuaian imbalan atau sistem intensif Yang diberlakukan bagi anggota
organisasi yang berprestasi dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban
kerja yang ada. Kepuasan Kerja adalah dimensi yang mengedepankan individu
untuk berlaku atau bertingkah sesuai apa yang ia inginkan atau harapkan,
kepuasan individu dalam bekerja menjadi salah satu penilaian dalam menilai
apakah instansi tersebut memberikan apa yang diharapkan oleh individu yang
bekerja. Untuk mengetahui dimensi kepuasan kerja memuat 3 indikator yakni,
Reward and Punishment, Kesesuaian Kemampuan Kerja dan Terpenuhinya
Sarana Pendukung yang terdiri atas 9 pernyataan. Berikut diagram dalam
dimensi Kepuasan Kerja :
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.21 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Reward and Punishment dan dengan pernyataan “Adanya
Diagram 4.21
60.00
40.00
0.00 0.00
KEPUASAN KERJA
Adanya Pemberian Reward
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
123
reward yang diberikan berupa tunjangan dalam pencapaian kinerja yang baik”,
60% atau sebanyak 57 responden menjawab sangat setuju, 40% atau sebanyak
38 responden menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju
maupun responden yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan
tersebut bahwa Adanya reward yang diberikan berupa tunjangan dalam
pencapaian kinerja yang baik.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah sangat setuju
bahwa adanya reward yang diberikan berupa tunjangan dalam pencapaian
kinerja yang baik. Dewasa ini pemberian reward sudah marak dilakukan
nstansi pemerintahan begitupun dengan Lanal banten. Reward yang diberikan
dengan atas izin pimpinan harus sesuai dengan pencapaian kinerja yang
dilakukan oleh anggota. Seperti halnya dalam operasi keamanan laut, tim
patroli berhasil menangkap target yang sudah direncanakan, dengan begtu
reward akan diberika karena target dalam kinerja sudah tercapai.
Diagram 4.22
52.63 42.11
5.26
0.00
KEPUASAN KERJA
Adanya Pemberian Punishment
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
124
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.22 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Reward and Punishment dan dengan pernyataan “Adanya
punishment atau hukuman moral bagi anggota / pegawai yang melalaikan
tugasnya”, 52,63% atau sebanyak 50 responden menjawab sangat setuju,
42,11% atau sebanyak 40 responden menjawab setuju, 5,26% atau sebanyak 5
responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Adanya punishment atau
hukuman moral bagi anggota / pegawai yang melalaikan tugasnya.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah sangat setuju
bahwa adanya punishment atau hukuman moral bagi anggota / pegawai yang
melalaikan tugasnya. Mayoritas menjawab sangat setuju karena punishment
atau hukuman moral harus diberikan ketika anggota melalaikan tugasnya, hal
ini untuk memberikan efek jera agar seluruh anggota disiplin dan
melaksanakan tugas sebagaimana yang di perintahkan.
Sedangkan sebagian responden lainnya menjwaab tidak setuju atas
pernyataan tersebut karena akan menimbulkan efek sosial yang tidak
menyenangkan hingga hilangnya rasa segan pada pimpinan.
125
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.23 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Kesesuaian Kemampuan Kerja dan dengan pernyataan
“Menempatkan orang yang tepat pada bidang yang tepat”, 62,11% atau
sebanyak 59 responden menjawab sangat setuju, 37,89% atau sebanyak 36
responden menjawab setuju, dan tidak ada responden yang menjawab tidak
Diagram 4.23
62.11
37.89
0.00 0.00
KEPUASAN KERJA
Penempatan Orang pada Bidang yang
Tempat
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
126
setuju maupun menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa
Menempatkan orang yang tepat pada bidang yang tepat.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah sangat setuju
bahwa Lanal Banten menempatkan orang yang tepat pada bidang yang tepat.
Hal ini sejalan dengan pengamatan yang dilakukan peneliti, dimana anggota
mengetahui secara mendalam tugas atas posisi kerja yang mereka emban,
sehingga anggota menjadi ahli dan mumpuni dalam posisi tersebut.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.24 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Kesesuaian Kemampuan Kerja dan dengan pernyataan
“Tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki”, 56,84% atau
sebanyak 54 responden yang menjawab sangat setuju, 43,16% atau sebanyak
41 responden menjawab setuju, dan tidak ada responden yang menjawab tidak
Diagram 4.24
56.84
43.16
0.00 0.00
KEPUASAN KERJA
Kesesuaian Tugas Dengan Kemampuan
yang Dimiliki
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
127
setuju maupun yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut
bahwa Tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah sangat setuju
atas pernyataan diatas baha tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Pimpinan dalam hal ini Komandan Pangkalan TNI Angkatan
Laut sangat mengetahui kemampuan tiap anggotanya, sehingga beliau
memberikan tugas atau membrikan posisi yang sesuai dengan kemampuan dan
riayat pendidikan tiap anggotanya. Hal ini membuat kinerja anggota menjadi
optimal hingga mencapai tujuan yang fektif dan efisien dalam pengelolaan
Lanal Banten.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.25 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Kesesuaian Kemampuan Kerja dan dengan pernyataan
Diagram 4.25
57.89
41.05
1.05 0.00
KEPUASAN KERJA
Pengelolaan Patroli Dilakukan Pegawai
Berkompeten
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
128
“Pengelolaan dalam patroli keamanan laut dilakukan oleh anggota / pegawai
berkompeten”, 57,89% atau sebanyak 55 responden menjawab sangat setuju,
41,05% atau sebanyak 39 responden menjawab setuju, 1,05% atau sebanyak 1
responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Pengelolaan dalam patroli
keamanan laut dilakukan oleh anggota / pegawai berkompeten.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah sangat setuju
atas pernyataan diatas bahwa pengelolaan dalam patroli keamanan laut
dilakukan oleh anggota / pegawai yang berkompeten. Hal ini dikarenakan
petugas yang diberi tugas untuk operasi laut atau patroli harus memiliki bekal
dalam perkapalan yang baik. Memiliki sikap yang cepat tanggap, disiplin
dalam perintah dan inisiatif yang tinggi. Sehingga harus anggota yang sudah
mumpuni atau berkompeten yang dapat melaksanakan tugas untuk patroli laut.
Anggota yang akan berpatroli pun harus mengerti situasi dan kondisi laut
termasuk iklim, cuaca dan kondisi geografis suatu wilayah, tidak bisa hanya
dengan modal nekat akan tetapi memiliki kecerdasan dan inting yang baik.
Komandan Pangkalan TNI AL Banten, Letkol Rudi Haryanto, SE.
mengatakan bahwa tugas dalam hal pengelolaan patrol keamanan laut adalah
tugas priritas yang harus dilakukan oleh orang yang mumpuni, dalam artian
setiap melaksanakan tugas dalam pengelolaan patrol haruslah berkompeten
karena menyangkut target yang akan dicapai serta mempertahankan
kedaulatan negara. Kompetensi yang dimiliki disesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan.
129
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.26 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Terpenuhinya Sarana Pendukung dan dengan pernyataan
“Pada pos-pos penjagaan sudah diberikan fasilitas kapal untuk mendukung
patroli laut”, 28,42% atau sebanyak 27 responden menjawab sangat setuju,
43,16% atau sebanyak 41 responden menjawab setuju, 28,42% atau sebanyak
27 responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Pada pos-pos penjagaan
sudah diberikan fasilitas kapal untuk mendukung patroli laut.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju atas
pernyataan tersebut bahwa pada pos-pos penjagaan sudah diberikan fasilitas
Diagram 4.26
28.42
43.16
28.42
0.00
KEPUASAN KERJA
Pemberian Fasilitas pada Pos Penjagaan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
130
kapal untuk mendukung patroli laut. Tersedianya kapal angkatan laut yang
dipergunakan untuk patroli dianggap cukup untuk memantau dan melakukan
operasi diwilayah perairan Banten.
Sedangkan sebagian responden lain menjaan tidak setuju karena Lanal
Banten kekurangan kapal untuk melakukan operasi, terlbih untuk wilayah
selatan yang kondisi geografisnya tidak dapat dijangkau dengan kapal biasa.
Hal ini dapat berakibat buruk pada kedaulatan negara ketika terjadi ancaman
dan Lanal tidak mempunyai fasilitas sendiri yang cukup. Kapal yang
digunakan cukup untuk berpatroli dengan kondisi laut yang tenang, akan tetapi
tidak semua wilayah perairan Banten berada pada kondisi laut yang tenang.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.27 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Terpenuhinya Sarana Pendukung dan dengan pernyataan
Di agram 4.27
12.63
46.32
41.05
0.00
KEPUASAN KERJA
Fasilitas pada Pos Penjagaan Sudah
Memadai
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
131
“Fasilitas dalam pos-pos penjagaan sudah memadai untuk mendukung patroli
laut”, 12,63% atau sebanyak 12 responden menjawab sangat setuju, 46,32%
atau sebanyak 44 responden menjawab setuju, 41,05% atau sebanyak 39
responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Fasilitas dalam pos-pos
penjagaan sudah memadai untuk mendukung patroli laut.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju atas
pernyataan tersebut bahwa fasilitas dalam pos-pos penjagaan sudah memadai
untuk mendukung patroli laut. Fasilitas seperti alat tulis kantor, komputer dan
fasilitas fisik perkantoran pada umumnya.
Sebagian responden lainnya menjawab tidak setuju dikarenakan
fasilitas yang harusnya ada untuk melakukan operasi keamanan laut belum
memadai. Seperti halnya kapal angkatan laut, radio, radar pengintai (ada 1 di 1
posal) dan fasilitas lainnya yang mendukung operasi keamanan laut.
Diagram 4.28
8.42
33.68
54.74
3.16
KEPUASAN KERJA
Fasilitas Kapal Sudah Memadai
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
132
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.28 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Terpenuhinya Sarana Pendukung dan dengan pernyataan
“Fasilitas kapal sudah memadai untuk mendukung patroli laut”, 8,42% atau
sebanyak 8 responden menjawab sangat setuju, 33,68% atau sebanyak 32
responden menjawab setuju, 54,74% atau sebanyak 52 responden menjawab
tidak setuju, 3,16% atau sebanyak 3 responden sangat tidak setuju atas
pernyataan tersebut bahwa Fasilitas kapal sudah memadai untuk mendukung
patroli laut.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah tidak setuju
bahwa fasilitas kapal sudah memadai untuk mendukung patroli laut. Hal ini
dapat dilihat pada ketersediaan fasilitas pendukung kapal seperti halnya Lanal
Bantn belum memiliki dermaga sendiri, belum memiliki tempat penyimpanan
bahan bakar kapal sendiri, dan belum memiliki fasilitas perbaikan kapal.
Segala keperluan yang diperuntukkan untuk kapal angkatan laut didukung oleh
perusahaan swasta dan BUMN di sekitar kawasan Lanal Banten.
Sebagian responden lainnya menjawab setuju atas pernyataan tersebut
karena dalam setiap operasi atau patroli keamanan laut dapet berjalan dengan
baik dan beberapa target operasi berhasil dicapai.
133
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.29 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Terpenuhinya Sarana Pendukung dan dengan pernyataan
“Jumlah kapal sudah mencukupi untuk mendukung patroli laut”, 5,26% atau
sebanyak 5 responden menjawab sangat setuju, 25,26% atau sebanyak 24
responden menjawab setuju, 63,16% atau sebanyak 60 responden menjawab
tidak setuju dan 6,32% atau sebanyak 5 responden yang menjawab sangat
tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Jumlah kapal sudah mencukupi
untuk mendukung patroli laut.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah tidak setuju
baha jumlah kapal sudah mencukupi untuk mendukung patroli laut. Hal ini
Diagram 4.29
5.26 25.26
63.16
6.32
KEPUASAN KERJA
Jumlah Kapal Sudah Mencukupi
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
134
sejalan dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, yakni jumlah kapal
yang tersedia belum cukup untuk seluruh posal – posal yang ada di wilayah
Lanal Banten. Dan tidak semua kapal yang dimiliki Lanal banten dapat
beroperasi sebagaimana mestinya, dikarenakan perbaikan dan penghapusan
atas asset kapal angkatan laut.
Sedangkan sebagian lainnya menjawab setuju karena dengan kapal –
kapal yang ada, Lanal Banten tetap dapat melakukan operasi dan patroli.
Jadwal patroli yang sudah direncanakan pun berjalan sesuai dengan yang
diagendakan.
4.3.2.4 Dimensi Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya sesuai
dengan ketentuan yang telah dibuă sebelumnya. Dan bisa menghadapi serta
menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya. Tanggung jawab
adalah perilaku menjaga kepercayaan dan menjalankan tugas serta kewajiban
dengan sebaik-baiknya dengan menjaga integritas pribadi dan instansi. Untuk
mengetahui dimensi tanggung jawab memuat 3 indikator yakni, Pemeliharaan,
Pengawasan dan Laporan Pertanggungjawaban serta terdiri atas 6 pernyataan.
Berikut diagram dari dimensi Tanggung Jawab :
135
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.30 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Pemeliharaan dan dengan pernyataan “Anggota / Pegawai
melakukan pengecekan fasilitas Lanal termasuk kapal secara berkala”, 36,17%
atau sebanyak 34 responden menjawab sangat setuju, 58,51% atau sebanyak
56 responden menjawab setuju, 5,32% atau sebanyak 5 responden menjawab
dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan
tersebut bahwa Anggota / Pegawai melakukan pengecekan fasilitas Lanal
termasuk kapal secara berkala.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa anggota / Pegawai melakukan pengecekan fasilitas Lanal termasuk
Diagram 4.30
36.17
58.51
5.32
0.00
TANGGUNG JAWAB
Pengecekan Fasilitas Lanal Secara Berkala
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
136
kapal secara berkala. Pengecekan berkala perlu dilakukan untuk mengetahui
kondisi terkini kapal yang telah atau akan digunakan untuk kegiatan operasi
atau patroli keamanan laut. Pengecekan secara berkala yang dimaksud adalah
dengan pengecekan sebelum jadwal patroli dan setelah patroli, dengan begitu
anggota dapat mengetahui kondisi terkini kapal dan apa langkah yang akan
diambil slanjutnya jika ada perbaikan maupun penggantian suku cadang kapal.
Sedangkan sebagian responden lainnya menjawab tidak setuju karena
tidak semua anggota terlibat dalam pengecekan secara berkala maupun dalam
penyusunan agenda pengecekan.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.31 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Pemeliharaan dan dengan pernyataan “Anggota / Pegawai
ikut terlibat dalam pemeliharaan fasilitas”, 31.58% atau sebanyak 30
Diagram 4.31
31.58
63.16
5.26
0.00
TANGGUNG JAWAB
Keterlibatan Pegawai dalam Pemeliharaan
Fasilitas
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
137
responden menjawab sangat setuju, 63,16% atau sebanyak 60 responden
menjawab setuju, 5,26% atau sebanyak 5 responden menjawab tidak setuju
dan tidak ada menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa
Anggota / Pegawai ikut terlibat dalam pemeliharaan fasilitas.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa anggota / pegawai ikut terlibat dalam pemeliharaan fasilitas. Anggota
berkewajiban untuk ikut terlibat didalam pemeliharaan fasilitas, termasuk
fasilitas perkantoran maupun fasilitas untuk operasi keamanan laut. Hal ini
dikarenakan semua fasilitas yang digunakan adalah milik bersama, sudah
menjadi kewajiban untuk memeliharanya agar dapat awet dan dapat di
pergunakan dalam waktu yang lama.
Sedangkan sebagian responden menjawab tidak setuju karena bukan
merupakan tugas wajibnya untuk pemeliharaan fasilitas. Ada bagian atau tugas
dari anggota lainnya yang spesifik untuk mengurus masalah pmeliharaan
fasilitas di Lanal Banten.
138
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.32 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Pengawasan dan dengan pernyataan “Adanya evaluasi
kinerja anggota / pegawai”, 38,95% atau sebanyak 37 responden menjawab
sangat setuju, 57,89% atau sebanyak 55 responden menjawab setuju, 3,16%
atau sebanyak 3 responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden
yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Adanya
evaluasi kinerja anggota / pegawai.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa adanya evaluasi kinerja anggota / pegawai di Lanal Banten. Evaluasi
kinerja anggota bertujuan untuk mengulas apa yang telah dilakukan dan
dicapai terkait dengan tugas yang diberikan. Evaluasi dapat dipergunakan
Diagram 4.32
38.95
57.89
3.16 0.00
TANGGUNG JAWAB
Adanya Evaluasi Kinerja Pegawai
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
139
untuk intropeksi tiap individu agar selalu melakukan yang terbaik dan
mencapai target dalam pelaksanaan tugasnya setiap hari. Selain itu, evaluasi
dibutuhkan oleh pimpinan untuk menilai tiap anggotanya berdasarkan kinerja
dan tugas yang telah dilaksanakan.
Sedangkan beberapa responden lainnya menjawab tidak setuju karena
evaluasi tidak selalu berjalan sesuai apa yang diinginkan. Pemikiran tiap
individu terhadap evaluasi itu berbeda, beberapa individu tidak membutuhkan
evaluasi karna pekerjaan dan tugasnya berada pada level yang sama tidak ada
kemajuan. Dengan kata lain dengan ada atau tidaknya evaluasi tidak
berpengaruh kepada beberapa anggota tersebut.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.33 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Pengawasan dan dengan pernyataan “Adanya monitoring /
Diagram 4.33
38.95
60.00
1.05 0.00
TANGGUNG JAWAB
Adanya Monitoring Pegawai
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
140
pengawasan kinerja anggota / pegawai”, 38,95% atau sebanyak 37 responden
menjawab sangat setuju, 60% atau sebanyak 57 responden menjawab setuju,
1,05% atau sebanyak 1 responden menjawab tidak setuju dan tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa
Adanya monitoring / pengawasan kinerja anggota / pegawai.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa adanya monitoring / pengawasan kinerja anggota / pegawai dibutuhkan
oleh setiap anggota. Monitoring dilakukan untuk meninjau sejauhmana
pekerjaan atau tugas yang telah anggota lakukan. Monitoring dapat berguna
untuk mengecek proses yang dilakukan olh masing-masing anggota.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Berdasarkan diagram 4.34 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Laporan Pertanggungjawaban dan dengan pernyataan
Diagram 4.34
24.21
75.79
0.00 0.00
TANGGUNG JAWAB
Pelaporan LPJ Selalu Tepat Waktu
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
141
“Pelaporan LPJ selalu tepat waktu”, 24,21% atau sebanyak 23 responden
menjawab sangat setuju, 75,79% atau sebanyak 72 responden menjawab
setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju maupun yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa Pelaporan LPJ selalu tepat
waktu.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa pelaporan LPJ selalu tepat waktu. Hal ini sejalan dengan apa yang
peneliti temukan dilapangan. Penyusunan LPJ dilakukan pada tiap unit kerja
dan kemudian disatukan lalu di lakukan pengecekan ulang oleh pimpinan
dalam hal ini Komandan Lanal Banten. Kemudia dalam jangka aktu yang
diberikan Lanal Banten mengirimkan LPJ ke pusat untuk dilakukan tinjauan
lapangan yakni tim audit pusat mengunjungi Lanal Banten untuk tinjauan LPJ
tahunan.
Sumber : peneliti, 2018 (dalam persen)
Diagram 4.35
17.89
82.11
0.00 0.00
TANGGUNG JAWAB
Perencanaan Program Sesuai Dengan
Realisasi
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
142
Berdasarkan diagram 4.35 diatas data kita lihat bahwa dari 95
responden yang mengisi kuisioner terkait dengan Efektifitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten,
didalam indikator Laporan Pertanggungjawaban dan dengan pernyataan
“Perencanaan program sesuai dengan realisasi”, 17,89% atau sebanyak 17
responden menjawab sangat setuju, 82,11% atau sebanyak 78 responden
menjawab setuju, dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju
maupun yang menjawab sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut bahwa
Perencanaan program sesuai dengan realisasi.
Jawaban terbanyak responden dalam pernyataan ini adalah setuju
bahwa perencanaan program sesuai dengan realisasi. Pada saat melakukan
perencanaan, diperlukan alternatif program beserta tingkat resikonya. Hal ini
yang membuat setiap program yang direncanakan ssuai dengan realisasinya
dilapangan. Setiap perencanaan dipikirkan secara matang dan terukur agar
target capaian program yang direncanakan dapat berjalan dengan baik.
Komandan Pangkalan TNI AL Banten, Letkol Rudi Haryanto, SE.
mengatakan bahwa dalam setiap program yang akan dilaksanakan harus
melalui perencanaan yang matang dan optimal. Resiko yang akan diambil pun
harus dipertimbangkan agar program kerja yang akan dilaksanakan berjalan
dengan sesuai. Sehingga realisasi yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan bersama secara matang
143
4.2 Interprestasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, hal yang paling penting dan diutamakan adalah
menjawab rumusan masalah yang telah peneliti buat pada awal penelitian ini
Interpretasi dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten” memiliki hal
yang sangat utama yaitu, menjawab rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti
pada awal penelitian adalah “Bagaimana Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL
(Lanal) Dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten ?”
Kemudian untuk menjawab rumusan masalah tersebut terkait dengan
Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Dalam Menjaga Wilayah Perairan
Banten, kita dapat melihatnya pada hasil perhitungan dengan metode atau teknik t-test
pada satu sampel, berdasarkan penghitungan yang dilakukan ada uji hipotesis satu
variable didapatkan hasil bahwa t hitung lebih besar dari t tabel. Yang dapat diartikan
bahwa Ha diterima karena mencapai 70 persen. Sehingga interprestasi yang tepat
untuk menjawab rumusan masalah peneliti yakni “Bagaimana Efektivitas Pengelolaan
Pangkalan TNI AL (Lanal) Dalam Menjaga Wilayah Perairan Banten ?” adalah sudah
bernilai efektif.
Disebutkan bernilai efektif selain dari penghitungan yang sudah peneliti
lakukan, adalah dengan hasil wawancara kepada pihak terkait. Pengelolaan pangkalan
TNI AL (Lanal) dalam menjaga wilayah perairan Banten sudah dinilai efektif karena
dari segi perencanaan program kerja, sumber daya manusia, fasilitas yang mendukung
tugas pokok dan fungsi Lanal dan hal yang lainnya yang menjadi bahan acuan untuk
kuisioner peneliti. Hal yang lain didasarkan pada pertanyaan yang diajukan peneliti
144
dalam kuisioner yang diberikan kepada resonden. Dalam kuisioner tersebut, hampir
semua dari hasil pernyataan bernilai efektif.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Dalam Menjaga Wilayah
Perairan Banten menghasilkan perhitungan yang variatif. Dilihat dari teori Efektivitas
yang dikemukakan oleh Tangkilisan, terdapat 4 dimensi untuk mengukur efektivitas
sebuah program. 4 dimensi tersebut berguna untuk mengukur seberapa tinggi
efektivitas suatu program atau instansi berikut pengelolaannya, 4 dimensi tersebut di
antaranya yaitu ; Pencapaian Target, Kemampuan Adaptasi, Kepuasan Kerja, dan
Tanggung Jawab
Diagram 4.36
1. Pencapaian Target
Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana target dapat
ditetapkan organisasi, dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Pencapaian target adalah upaya yang dilakukan individu
atau instansi untuk mencaai tujuan tertentu yang telah dibuat dan disepakati bersama.
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
NOMOR 1
NOMOR 2
NOMOR 3
NOMOR 4
NOMOR 5
NOMOR 6
NOMOR 7
NOMOR 8
NOMOR 9
3.66 3.33
2.97 3.29
2.94 2.86 3.14 3.12 3.28
DIMENSI PENCAPAIAN TARGET
145
Dalam hal ini pencapaian target berguna untuk menilai apakah instansi Lanal Banten
sudah mencapai target yang diinginkan bersama atau tidak. Untuk mengetahui
dimensi pencapaian target terdapat dua indikator yakni . indikator Tupoksi (Tugas
Pokok dan Fungsi) dan indikator Target Operasional, yang terdiri atas 8 pernyataan.
Berdasarkan data diagram 4.36 diatas, dapat kita lihat bahwa didalam dimensi
pencapaian target terdapat 8 pernyataan. Pernyataan pertama bernilai paling tinggi
yakni 3.66 dari skor 1 – 4, pernyataan tersebut yakni “Anggota / Pegawai mengetahui
tugas pokok dan fungsinya masing-masing”. Dari penyataan tersebut dapat diartikan
bahwa seluruh anggota atau pegawai sudah mengetahui tupoksinya masing-masing,
hal ini menjadi dasar dalam melaksanakan tugas dan program yang diemban, agar
anggota dapat melaksanakan tugas yang diemban secara optimal dan mencapai target
yang diinginkan. Pernyataan terkait tupoksi inilah yang menjadi factor tercapainya
dimensi pencapaian target tersebut. Sedangkan pernyataan nomor 6 bernilai paling
rendah yakni 2.86 dengan pernyataan “Anggota / Pegawai mempunyai target dalam
karier” yang dapat diartikan bahwa target didalam karier anggota / pegawai sudah
ditetapkan berdasarkan tahun dan kepangkatan, hal ini menyebabkan anggota /
pegawai menganggap target dalam karier tidak terlalu penting.
Dari hasil pengolahan data yang dalam dimensi penelitian ini memuat 2
indikator yang disebutkan diatas didapatkan hasil perhitungan seperti berikut; Hasil
tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator kemampuan adalah 4 x 95 x 8 = 3.040
(4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 95 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 8 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator kemampuan). Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
2.404 : 3.040 = 0,790 x 100 = 79 %. Hal ini dapat diartikan bahwa pengelolaan
146
pangkalan TNI AL (AL) Banten dalam menjaga perairan Banten terkait dengan target
operasional dan tupoksi yang diberikan sudah memenuhi target yang dirncanakan
sehingga dapat dikatakan tepat dan efektif karena di atas 70%.
Diagram 4.37
2. Kemampuan Adaptasi
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejarah mana orgnisasi dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-petubahan yang tetjadi baik dalam organisasi
dan luar organisasi. Kemampuan Adaptasi adalah kemampuan individu untuk
menyesuaikan diri dengan keadaaan lingkungan atau sekitarnya, atau kemampuan
instansi untuk menyesuaikan instansi tersebut dari lingkungan luar maupun arus
globalisasi yang sedang terjadi. Dalam kemampuan adaptasi menilai apakah Lanal
Banten telah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya atau tidak.
Untuk mengetahui dimensi kemampuan adaptasi memuat 4 indikator yakni,
Lingkungan Internal, Lingkungan Eksternal, Sumber Daya Manusia dan Teknologi
dan terdiri atas 11 pernyataan.
Berdasarkan data diagram 4.37 diatas, dapat kita lihat bahwa didalam dimensi
kemampuan adaptasi terdapat 11 pernyataan. Pernyataan nomor 18 bernilai paling
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
NOMOR 9
NOMOR 10
NOMOR 11
NOMOR 12
NOMOR 13
NOMOR 14
NOMOR 15
NOMOR 16
NOMOR 17
NOMOR 18
NOMOR 19
3.28 3.27 3.33 2.86
3.23 3.34 2.89
3.22 3.07 3.45 3.41
DIMENSI KEMAMPUAN ADAPTASI
147
tinggi yakni 3.45 dari skor 1 – 4, pernyataan tersebut yakni “Anggota / Pegawai dapat
mengoperasikan sarana pendukung yang berkaitan dengan teknologi informasi”. Dari
penyataan tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar anggota atau pegawai sudah
dapat mengoperasikan sarana pendukung yang ada, hal ini bernilai positif karena
sebagian besar anggota setuju bahwa memiliki kompetensi dalam mengoperasikan
sarana pendukung yang berkaitan dengan teknologi informasi. Pernyataan terkait
kemampuan mengoperasikan sarana pendukung inilah yang menjadi factor
tercapainya dimensi kemampuan adaptasi tersebut. Sedangkan pernyataan nomor 12
bernilai paling rendah yakni 2.86 dengan pernyataan “Personil memahami Hukum
UNCLOS, bahwa hukum tersebut tidak memiliki kelemahan atau kerancuan
didalamnya” yang dapat diartikan bahwa sebagian besar personil tidak setuju jika
hukum UNCLOS tidak memiliki kelemahan, sebaliknya anggota sebagian besar
setuju bahwa hukum UNCLOS memiliki kelemahan dan kerancuan didalamnya.
Dari hasil pengolahan data yang dalam dimensi penelitian ini memuat 4
indikator yang disebutkan diatas didapatkan hasil perhitungan seperti berikut; Hasil
tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator kemampuan adalah 4 x 95 x 11 =
4.180 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria
skor berdasarkan pada skala Likert, 95 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 19
= jumlah pernyataan yang ada pada indikator kemampuan). Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
4.032 : 4.180 = 0.964 x 100 = 96.4 %. Hal ini dapat diartikan bahwa pengelolaan
pangkalan TNI AL (AL) Banten dalam menjaga perairan Banten terkait dengan
keempat indikator diatas telah memenuhi capaian yang diinginkan sehingga dapat
dikatakan tepat dan efektif karena di atas 70%.
148
Diagram 4.38
3. Kepuasan Kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang mampu
memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja organisasi. Yang
menjadi fokus elemen ini adalah antara pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem
intensif Yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi dan telah
melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada. Kepuasan Kerja adalah dimensi
yang mengedepankan individu untuk berlaku atau bertingkah sesuai apa yang ia
inginkan atau harapkan, kepuasan individu dalam bekerja menjadi salah satu penilaian
dalam menilai apakah instansi tersebut memberikan apa yang diharapkan oleh
individu yang bekerja. Untuk mengetahui dimensi kepuasan kerja memuat 3 indikator
yakni, Reward and Punishment, Kesesuaian Kemampuan Kerja dan Terpenuhinya
Sarana Pendukung serta terdiri atas 9 pernyataan.
Berdasarkan data diagram 4.38 diatas, dapat kita lihat bahwa didalam dimensi
kepuasan kerja terdapat 9 pernyataan. Pernyataan nomor 22 bernilai paling tinggi
yakni 3.62 dari skor 1 – 4, pernyataan tersebut yakni “Menempatkan orang yang tepat
pada bidang yang tepat”. Dari penyataan tersebut dapat diartikan bahwa Lanal Banten
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
NOMOR 20
NOMOR 21
NOMOR 22
NOMOR 23
NOMOR 24
NOMOR 25
NOMOR 26
NOMOR 27
NOMOR 28
3.60 3.47 3.62 3.57 3.57
3.00 2.72
2.47 2.29
DIMENSI KEPUASAN KERJA
149
sudah menempatkan anggota yang tepat pada bidang yang tepat, hal ini termasuk
menempatkan anggota sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki pada
masingmasing bidang yang telah ditugaskan. Pernyataan terkait menempatkan orang
yang tepat pada bidang yang tepat inilah yang menjadi factor tercapainya dimensi
kepuasan kerja tersebut. Sedangkan pernyataan nomor 28 bernilai paling rendah yakni
2.29 dengan pernyataan “Jumlah kapal sudah mencukupi untuk mendukung patroli
laut” yang dapat diartikan bahwa jumlah kapal yang ada di Lanal Banten memang
belum mencukupi kebutuhan Lanal Banten dalam melakukan operasi keamanan laut.
Dari hasil pengolahan data yang dalam dimensi penelitian ini memuat 3
indikator yang disebutkan diatas didapatkan hasil perhitungan seperti berikut; Hasil
tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator kemampuan adalah 4 x 95 x 9 = 3.420
(4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 95 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 7 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator kemampuan). Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
2.690 : 3.420 = 0.786 x 100 = 78.6 %. Hal ini dapat diartikan bahwa pengelolaan
pangkalan TNI AL (AL) Banten dalam menjaga perairan Banten terkait 3 indikator
diatas telah memenuhi capaian yang diinginkan sehingga dapat dikatakan tepat dan
efektif karena di atas 70%.
150
Diagram 4.39
4. Tanggung Jawab
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya sesuai dengan
ketentuan yang telah dibuă sebelumnya. Dan bisa menghadapi serta menyelesaikan
masalah yang terjadi dengan pekerjaannya. Tanggung jawab adalah perilaku menjaga
kepercayaan dan menjalankan tugas serta kewajiban dengan sebaik-baiknya dengan
menjaga integritas pribadi dan instansi. Untuk mengetahui dimensi tanggung jawab
memuat 3 indikator yakni, Pemeliharaan, Pengawasan dan Laporan
Pertanggungjawaban serta terdiri atas 6 pernyataan.
Berdasarkan data diagram 4.39 diatas, dapat kita lihat bahwa didalam dimensi
tanggung jawab terdapat 6 pernyataan. Pernyataan nomor 32 bernilai paling tinggi
yakni 3.38 dari skor 1 – 4, pernyataan tersebut yakni “Adanya monitoring /
pengawasan kinerja anggota / pegawai”. Dari penyataan tersebut dapat diartikan
bahwa Lanal Banten sudah melakukan monitoring dan pengawasan kerja yang
berguna untuk mengecek dan meninjau keadaan anggota dan serta meninjau tugas
yang telah diamanahkan apakah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban..
3.00
3.10
3.20
3.30
3.40
NOMOR 29 NOMOR 30 NOMOR 31 NOMOR 32 NOMOR 33 NOMOR 34
3.31 3.26
3.36 3.38
3.24 3.18
DIMENSI TANGGUNG JAWAB
151
Pernyataan terkait menempatkan orang yang tepat pada bidang yang tepat inilah yang
menjadi factor tercapainya dimensi tanggung jawab tersebut. Sedangkan pernyataan
nomor 34 bernilai paling rendah yakni 3.18 dengan pernyataan “Perencanaan program
sesuai dengan realisasi” yang dapat diartikan bahwa program atau kegiatan bersifat
dinamis yakni dapat tergantung pada komando yang pimpinan ambil terkait dengan
program tersebut.
Dari hasil pengolahan data yang dalam dimensi penelitian ini memuat 3
indikator yang disebutkan diatas didapatkan hasil perhitungan seperti berikut; Hasil
tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator kemampuan adalah 4 x 95 x 6 = 2.280
(4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 95 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 6 =
jumlah pernyataan yang ada pada indikator kemampuan). Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar
1.871 : 2.280 = 0.820 x 100 = 82 %. Hal ini dapat diartikan bahwa pengelolaan
pangkalan TNI AL (AL) Banten dalam menjaga perairan Banten terkait ketiga
indikator diatas telah memenuhi capaian yang diinginkan sehingga dapat dikatakan
tepat dan efektif karena di atas 70%. Berikut tabel kesimpulan dari tingkat
keefektivan pada penelitian ini :
Tabel 4.6 Tingkat Keefektivan
No Dimensi Tingkat Keefektivan
1. Pencapaian Target 79%
2. Kemampuan Adaptasi 96.4%.
3. Kepuasan Kerja 76.8%
4. Tanggung Jawab 82%
Sumber : diolah peneliti (2018)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terkait
dengan Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam
Menjaga Wilayah Perairan Banten, peneliti mengambil kesimulan yakni
berkenaan dengan rumusan masalah terkait “Bagaimana Efektivitas
Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) dalam Menjaga Wilayah Banten ?”
bahwa pengelolaan yang telah dilakukan oleh Lanal Banten sejauh ini
berdasarkan hasil penghitungan ada penelitian ini berjalan dengan efektif
sesuai dengan hipotesis yang ada dalam penelitian ini. Pengelolaan dinilai
efektif kerena sudah mencakup 4 dimensi yang dijadikan acuan bagi peneliti
yaitu :
1. Pencapaian Target
Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana target
dapat ditetapkan organisasi, dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam
mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dan telah
dicapai dalam pencapaian target dengan presentase efektif sebesar
79%. Faktor yang paling menentukan dan berpengaruh pada dimensi
ini adalah pengetahuan terkait tugas pokok dan fungsi.
152
153
2. Kemampuan Adaptasi
Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejarah mana organisasi
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi
baik dalam organisasi dan luar organisasi maupun terhadap
perkembangan teknologi. Dan pada penelitian ini kemampuan adaptasi
dicapai dengan presentase efektif sebesar 96.4%. Faktor yang paling
menentukan dan berpengaruh pada dimensi ini adalah kemampuan
anggota dalam mengoperasikan sarana prasarana yang mendukung
teknologi informasi
3. Kepuasan Kerja
Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang
mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan
kinerja organisasi. Yang menjadi fokus elemen ini adalah antara
pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem intensif Yang
diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi dan telah
melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada. Sarana prasarana
yang mendukung menjadi salah satu faktor yang membuat anggota
melakukan pekerjaannya dengan baik. Dan dinilai besaran presentase
efektifnya sebesar 76.8%. Faktor yang paling menentukan dan
berpengaruh pada dimensi ini adalah penempatan anggota pada bidang
yang tepat yang dilakukan oleh Lanal Banten.
4. Tanggung Jawab
154
Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya sesuai
dengan ketentuan yang telah dibuă sebelumnya. Dan bisa menghadapi
serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya. Serta
pelaporan yang tepat waktu dinilai menjadi nilai lebih bagi Lanal
Banten. Disamping itu pemeliharaan dan pengawasan berjalan dengan
efektif dan efisien. Dengan nilai efektif sebesar 82%. Faktor yang
paling menentukan dan berpengaruh pada dimensi ini adalah terkait
dengan monitoring dan pengawasan kinerja anggota Lanal Banten.
Jika dilihat dari acuan keempat dimensi tersebut maka kesimpulan dari
penelitian sudah lebih besar dari perkiraan hipotesis sebesar 70%. Maka
Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga Wilayah
Perairan Banten dinilai efektif pada penelitian ini. Dan faktor yang paling
menonjol dan menentukan efektif atau tidaknya pengelolaan Lanal Banten
tersebut, dari keempat dimensi diatas dapat ditinjau dari tugas pokok dan
fungsi yang diemban dan berada pada dimensi pencapaian target. Hal ini yang
menjadikan dimensi pencapaian target menjadi faktor utama yang
berpengaruh didalam penelitian ini.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terkait dengan
Efektivitas Pengelolaan Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten dalam Menjaga
155
Wilayah Perairan Banten, peneliti dapat memberikan masukan yang data
diimplementasikan sebagai berikut :
1. Memaksimalkan fasilitas yang belum ada demi maksimalnya
penjagaan laut wilayah perairan Banten dan menggunakan fasilitas
milik swasta atau negara yang ada disekitar wilayah kerja Lanal
Banten serta mengusulkan penambahan anggaran untuk sektor fasilitas
dalam operasi / patroli keamanan laut, sehingga tugas yang diberikan
akan dilaksanakan secara optimal.
2. Recruitment yang tepat dan dengan menempatkan SDM yang sesuai
dengan kemampuannya serta mengadakan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan didalam bekerja. Pelatihan dalam rangka
peningkatan kemampuan harus dilakukan secara menyeluruh untuk
semua anggota, agar anggota mampu mengemban tugas yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Agustina Soebachman, 2014, Sejarah Nusantara Berdasarkan Urutan Tahun,
Yogyakarta: Surya Media Utama.
Ahmad Ali, 2012, Menguak Tabir Hukum, Jakarta:Ghalia Indonesia, 2008. Aminudin
Ilmar, Hak Menguasai Negara dalam Privatisasi BUMN, Jakarta: Kencana.
Coolhaas, W.PH., Sekitar Sedjarah Kolonial dan Sedjarah Indonesia, Sedjarawan
dan Pegawai Bahasa, Jakarta: Bharata, 1971.
Dimyati Hartono, Membangun Negara Maritim dalam Perspektif Ekonomi, Sosial,
Budaya, Politik dan Pertahanan, Jakarta: Indonesian Maritime Institut.
Dino Patti Djalal, 2002, The Geopolitics of Indonesia’s Maritime Teritorial Policy,
Jakarta: CSIS.
Fauzi, Akhmad, 2005, Kebijakan Perikanan dan Kelautan: Isu, Sintesis, dan
Gagasan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
George R. Terry, 2005, Principles of Management, Alexander Hamilton Institute,
New York.
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnely Jr. 2006. Organisasi :
Perilaku, Struktur, Proses. (Terjemahan) Edisi Delapan. Jakarta: Binarupa
Aksara
Gibson, JL. 1997. Organisasi dan Manajemen. Erlangga, Jakarta
Gujarati, Damodar N, 1999, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta
Gultom, Elfrida, 2007, Refungsionalisasi Pengaturan Pelabuhan untuk Meningkatkan
Ekonomi Nasional, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Handayaningrat, Soewarno. 1981. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen.
Jakarta : Cv Haji Masagung.
Handoko T. Hani, 1995, Manajemen, PFPE, Yogyakarta
Harun Alrasid, 2004, Naskah UUD 1945 Sesudah Empat Kali Amandemen Oleh
MPR, Jakarta: UI Press.
Hasibuan, Malahayu, SP.2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,
Siagian, Sondang P, 2002, Manajemen Strategis. Bumi Aksara, Jakarta
Siagian, Sondang P, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,
Sidik, Machfud, 2001, Pembangunan Keuangan Pusat dan Daerah Dalam Proses
Sondang P. Siagian, 1989, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Bina Aksara, Jakarta
Sugiyono, 2002, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung :
Alfabeta
Steers Richard. M.. 2005. Efektivitas Organisasi. (Terjemahan). Jakarta: Erlangga
Steers, M Richard. (1985). Efektivitas Organisasi Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Steers M. Richard. 1980. Efektivitas Organisasi: Kaidah Tingkah Laku. Erlangga:
Jakarta
Sutardjo, C. Sharif, 2012, Dewan Kelautan Indonesia, Kebijakan Ekonomi Kelautan
dengan Model Ekonomi Biru, Jakarta: Dewan Kelautan Indonesia.
Jurnal :
Abdul Qodir Jaelani, 2014, “Menggugat Rasionalitas Kontrak Karya Pertambangan
dalam Mewujudkan Konsistensi Kebijakan Sektor Hulu Migas Nasional
Sebagai Langkah Awal Sense Of Urgency Darurat Minyak Menuju
Kesejahtraan Masyarakat”, Antologi Lomba Esai dan Mahasiswa Nasional,
Yogyakarta: DEMA UIN Sunan Kalijaga.
Abdul Qodir Jaelani, 2015 “Politik Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
36/PUU-X/2012 Tentang Pembubaran BP MIGAS: Upaya Mengembalikan
Kedaulatan Negara Menuju Perlindungan HAM”, Jurnal Panggung Hukum,
Vol. 1 No. 1.
Abdul Qodir Jaelani, pada Conservation of Antarctic Marine Living Resources, juga
The Commission for the Conservation of Antarctic Marine Living Resources
(CCAMLR) merupakan bagian dari Sistem Traktat Antartika (Antarctic Treaty
System): Illegal Unreported and Unregulated (IUU)
Arif Havas Oegroseno, 2014. “Dialogue and Cooperation in Maritime Security of
ASEAN and ASEAN Regional Forum,” Jakarta: Department of Foreign Affairs
of Republic of Indonesia.
Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri,
Kementerian Perdagangan, “Perkembangan Implementasi Trade Facilitation
diIndonesia”, Makalah disampaikan pada Focus Group Discussion di P3DI
Setjen DPR, 16 Februari 2015.
Dimyati, Muhamad, 2002, “Pemikiran Kecil Tentang Kontribusi Strategis Iptek
Untuk Mewujudkan Poros Maritim Dunia”, Makalah disampaikan pada Dialog
Nasional Kontribusi Strategis Iptek untuk Mewujudkan Poros Maritim Dunia,
10 Desember 2014.
Kasijan Romimohtarto, 1991, "Pengelolaan Pemanfaatan Kekayaan Hayati dan
Nabati di Perairan Indonesia"., Seminar Hukum Nasional Kelima Tahun 1990.,
BPHN, Jakarta.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Laporan Kementerian
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tahun 2014, Jakarta: Sekretaris
Jenderal KKP RI, 2014.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Laporan Kementerian
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tahun 2014, Jakarta: Sekretaris
Jenderal KKP RI, 2014.
Manfaat, Djauhar, “Kontribusi Iptek Transportasi Laut Dalam Mewujudkan Poros
Maritim Dunia”, Makalah disampaikan pada Dialog Nasional Kontribusi
Strategis
Nainggolan, 2009, “Bakamla dan Poros Maritim Dunia Dunia,” makalah disampaikan
dalam FGD di P3DI Setjen DPR, pada 11 Maret 2015. Makmur Keliat 2009.
“Keamanan Maritim dan Implikasinya bagi Indonesia,” Jurnal Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Vol. 13, No. 1, Juli 2009: 111-129.
Nainggolan, 2015, “Visi Poros Maritim Dunia: Konsep, Kebijakan dan Tantangan,”
makalah disampaikan dalam FGD dengan P3DI Setjen DPR, 11 Maret 2015,
Jakarta: Direktur Pertahanan Keamanan.
Nainggolan, 2015, Bahan-bahan Seminar Nasional “Penanggulangan Maritime
Transnational Organized Crimes Menuju Visi Indonesia sebagai Poros Maritim
Dunia Dunia.” Kementerian Luar Negeri, 2 Maret 2015.
Parikesit, Danang, Saut Guring, dan Johnson W. Sucipto, 2015, “Konektifitas, Poros
Maritim Dunia dan Tol Laut: Shifting Paradigm-Changing Gear”, Makalah
disampaikan pada Rapat Dinas Pelindo, 10 Februari 2015.
Taqwa, M. Ridhah, 2010, “Meneguhkan Kembali Kedaulatan Maritim Indonesia:
Tantangan dan Peluang dari Perspektif Politik dan Keamanan”. Penguatan
Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Maritim: Kajian dari Berbagai
Perspektif, Makalah dalam Konferensi Nasional Kedaulatan Maritim Indonesia,
Yogyakarta 14-15 Mei 2010.
Umar W., Bambang. 2006. “Ruang Lingkup Kewenangan dan Koordinasi Berbagai
Institusi dan Aktor Keamanan” dalam Mencari Format Komprehensif Sistem
Pertahanan dan Keamanan Negara. ProPatria Institute. Jakarta.
Usmawadi Umar, 2012, Seminar Nasional dengan tema “30 Tahun Konvensi Hukum
Laut PBB (UNCLOS) 1982 dan Tantangan Diplomasi Kelautan Indonesia”,
Palembang 13 November 2012 kerja sama Ditjen Hukum dan Perjanjian
Internasional, Kemlu dengan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya,
Palembang.
Peraturan Pemerintah :
Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009.
UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea), Undang-Undang
Kelautan Internasional, Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa
UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Tahun 2005-2025.
UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
Sumber lainnya :
http://banten.anjungantmii.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1
&Itemid=2 [diakses tanggal 31 Maret 2017]
http://industri.bisnis.com/read/20141021/98/266741/kadin-indonesia-minta-
jokowisahkan-pp-penjagaan-laut-dan-pantai [diakses tanggal 26 April 2017]
http://lanalbanten.com/post-tugas-pokok-dan-fungsi.html [diakses tanggal 31 Maret
2017]
http://lanalbanten.com/post-tugas-pokok-dan-fungsi.html#ixzz4hO8U2Bol [diakses
tanggal 31 Maret 2017]
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives
[diakses tanggal 26 April 2017]
http://www.kompasiana.com/rifqialfian/peningkatan-keamanan-teritorial-
lautindonesia-sebagai-upaya-perlindungan-kesejahteraan-
nelayanpribumi_54f92077a33311e9018b46f3 [diakses tanggal 26 April 2017]
http://www.kompasiana.com/rifqialfian/peningkatan-keamanan-teritorial-
lautindonesia-sebagai-upaya-perlindungan-kesejahteraan-
nelayanpribumi_54f92077a33311e9018b46f3/ [diakses tanggal 26 April 2017]
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/302 [diakses tanggal 26 April
2017]
LAMPIRAN
• Petunjuk
a. Mohon Bapak / Ibu / membaca pernyataan dengan seksama
b. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda centang
(ѵ)
c. Kejujuran Bapak / Ibu sangat saya harapkan dalam pengisian kuisioner ini dan
terimakasih peneliti ucapkan atas waktu dan partisipasinya
• Golongan : Perwira / Bintara / Tamtama / PNS atau ASN
• Identitas Responden
(diisi oleh peneliti) a. Nomor Responden :
• Pernyataan
(berilah tanda ѵ pada
jawaban yang anda pilih)
NO PERNYATAAN
JAWABAN
SS S TS STS
Dimensi : Pencapaian Target
Indikator : Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi)
1
Anggota / Pegawai mengetahui tugas pokok dan fungsinya
masingmasing
2
Anggota / Pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang
diamanahkan
Keterangan Skoring / Penilaian
a. SS : Sangat Setuju Skor : 4
b. S : Setuju Skor : 3
c. TS : Tidak Setuju Skor : 2
d. STS : Sangat Tidak Setuju Skor : 1
KUISIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PANGKALAN TNI AL (LANAL) BANTEN
DALAM MENJAGA WILAYAH PERAIRAN BANTEN
3
Anggota / Pegawai melaksanakan penyusunan dan perencanaan program
kerja
4 Anggota / Pegawai melaksanakan pelatihan peningkatan kemampuan
kerja
5 Anggota / Pegawai menyediakan fasilitas kebutuhan operasi keamanan
laut
Dimensi : Pencapaian Target
Indikator : Target Operasional
6 Anggota / Pegawai mempunyai target dalam karier
7 Anggota / Pegawai mempunyai target dalam melaksanakan operasi
keamanan laut
8 Anggota / Pegawai mempunyai target dalam melaksanakan kegiatan
administrasi dan perkantoran
Dimensi : Kemampuan Adaptasi
Indikator : Lingkungan Eksternal
9
Hubungan dan koordinasi yang dilakukan dengan instansi terkait yakni
Polair, Bea Cukai dan instansi lain sudah baik
10
Personil mengetahui bahwa peraturan pemerintah terkait hukum laut
sudah dijabarkan dalam undang-undang
11 Lanal Banten patuh terhadap hukum UNCLOS yang berlaku diskala
Internasional
12 Personil memahami Hukum UNCLOS, bahwa hukum tersebut tidak
memiliki kelemahan atau kerancuan didalamnya
Dimensi : Kemampuan Adaptasi
Indikator : Lingkungan Internal
13 Anggota / Pegawai merasa nyaman didalam bekerja sama dengan
anggota / pegawai lain
14 Anggota / Pegawai menjalankan tupoksinya didukung oleh sarana
prasarana yang memadai
KUISIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PANGKALAN TNI AL (LANAL) BANTEN
DALAM MENJAGA WILAYAH PERAIRAN BANTEN
Dimensi : Kemampuan Adaptasi
Indikator : Sumber Daya Manusia
15 Lanal Banten tidak kekurangan anggota / pegawai
16 Kemampuan anggota / pegawai sudah mumpuni
17 Adannya pelatihan anggota / pegawai dalam pengelolaan Lanal Banten
Dimensi : Kemampuan Adaptasi
Indikator : Teknologi
18 Anggota / Pegawai dapat mengoperasikan sarana pendukung yang
berkaitan dengan teknologi informasi
19 Anggota / Pegawai memanfaatkan teknologi didalam pekerjaannya
Dimensi : Kepuasan Kerja
Indikator : Reward and Punishment
20 Adanya reward yang diberikan berupa tunjangan dalam pencapaian
kinerja yang baik
21 Adanya punishment atau hukuman moral bagi anggota / pegawai yang
melalaikan tugasnya
Dimensi : Kepuasan Kerja
Indikator : Kesesuaian Kemampuan Kerja
22 Menempatkan orang yang tepat pada bidang yang tepat
23 Tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
24 Pengelolaan dalam patroli keamanan laut dilakukan oleh anggota /
pegawai berkompeten
Dimensi : Kepuasan Kerja
Indikator : Terpenuhinya Sarana Pendukung
25
Pada pos-pos penjagaan sudah diberikan fasilitas kapal untuk
mendukung patroli laut
KUISIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PANGKALAN TNI AL (LANAL) BANTEN
DALAM MENJAGA WILAYAH PERAIRAN BANTEN
26
Fasilitas dalam pos-pos penjagaan sudah memadai untuk mendukung
patroli laut
27 Fasilitas kapal sudah memadai untuk mendukung patroli laut
28 Jumlah kapal sudah mencukupi untuk mendukung patroli laut
Dimensi : Tanggung Jawab
Indikator : Pemeliharaan
29 Anggota / Pegawai melakukan pengecekan fasilitas Lanal termasuk
kapal secara berkala
30 Anggota / Pegawai ikut terlibat dalam pemeliharaan fasilitas
Dimensi : Tanggung Jawab
Indikator : Pengawasan
31 Adanya evaluasi kinerja anggota / pegawai
32 Adanya monitoring / pengawasan kinerja anggota / pegawai
Dimensi : Tanggung Jawab
Indikator : Laporan Pertanggungjawaban
33 Pelaporan LPJ selalu tepat waktu
34 Perencanaan program sesuai dengan realisasi
KUISIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PANGKALAN TNI AL (LANAL) BANTEN
DALAM MENJAGA WILAYAH PERAIRAN BANTEN
No Pertanyaan Ttl
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 99
2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 99
3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 122
4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 95
5 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 123
6 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 103
7 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 123
8 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 2 4 3 3 103
9 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 117
10 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 113
11 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 116
12 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 116
13 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 115
14 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 1 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 103
15 4 4 2 3 1 4 4 4 3 4 4 1 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 106
16 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 97
17 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 90
18 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 2 1 4 2 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 103
19 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 3 1 4 2 2 3 2 2 2 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 98
20 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 89
21 4 4 1 4 1 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 96
22 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 3 1 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 106
23 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 112
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 93
25 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 87
26 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 86
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102
30 3 3 1 3 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 95
31 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 101
32 3 3 1 4 1 3 3 3 3 3 3 1 2 4 2 4 4 2 3 3 3 4 4 2 3 2 2 2 3 3 4 4 3 3 97
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 95
34 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 123
35 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 118
36 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 121
37 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 113
38 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 100
39 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 100
40 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 4 108
41 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 117
42 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 116
43 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 126
44 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 123
45 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 127
46 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 127
47 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 95
48 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 95
49 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 95
50 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 95
51 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 100
52 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102
3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 113
54 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 115
55 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 120
56 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110
57 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106
58 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112
59 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 109
60 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 113
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 136
62 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 2 4 4 4 4 3 3 112
63 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 1 4 4 4 4 3 3 113
64 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 1 4 4 4 4 3 3 113
65 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 4 4 4 3 3 111
66 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 1 4 4 4 4 3 3 113
67 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 1 2 4 4 4 4 3 3 112
68 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 114
69 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 1 4 4 4 4 3 3 112
70 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 1 4 4 4 4 3 3 113
71 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 111
72 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 111
73 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 108
74 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 109
75 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 110
76 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 107
77 4 4 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 109
78 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 110
79 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 116
80 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 114
81 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 114
82 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 111
83 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 112
84 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 113
85 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 108
86 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3 3 4 4 3 109
87 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 111
88 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 108
89 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 110
90 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 108
91 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 114
92 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 113
93 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 119
94 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 123
95 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 121
lampiran
UJI VALIDITAS
UJI VALIDITAS
NO. PENGUJIAN HASIL r hitung r tabel PENGHITUNGAN KET
df = n - 2
1 Pearson Correlation .506** 0.506 0.2017 r hitung > r tabel VALID
2 Pearson Correlation .561** 0.561 0.2017 r hitung > r tabel VALID
3 Pearson Correlation .671** 0.671 0.2017 r hitung > r tabel VALID
4 Pearson Correlation .471** 0.471 0.2017 r hitung > r tabel VALID
5 Pearson Correlation .460* 0.460 0.2017 r hitung > r tabel VALID
6 Pearson Correlation .452* 0.452 0.2017 r hitung > r tabel VALID
7 Pearson Correlation .433* 0.433 0.2017 r hitung > r tabel VALID
8 Pearson Correlation .506** 0.506 0.2017 r hitung > r tabel VALID
9 Pearson Correlation .498** 0.498 0.2017 r hitung > r tabel VALID
10 Pearson Correlation .616** 0.616 0.2017 r hitung > r tabel VALID
11 Pearson Correlation .683** 0.683 0.2017 r hitung > r tabel VALID
12 Pearson Correlation .462* 0.462 0.2017 r hitung > r tabel VALID
13 Pearson Correlation .591** 0.591 0.2017 r hitung > r tabel VALID
14 Pearson Correlation .419* 0.419 0.2017 r hitung > r tabel VALID
15 Pearson Correlation .606** 0.606 0.2017 r hitung > r tabel VALID
16 Pearson Correlation .716** 0.716 0.2017 r hitung > r tabel VALID
17 Pearson Correlation .419* 0.419 0.2017 r hitung > r tabel VALID
lampiran
18 Pearson Correlation .665** 0.665 0.2017 r hitung > r tabel VALID
19 Pearson Correlation .473** 0.473 0.2017 r hitung > r tabel VALID
20 Pearson Correlation .561** 0.561 0.2017 r hitung > r tabel VALID
21 Pearson Correlation .498** 0.498 0.2017 r hitung > r tabel VALID
22 Pearson Correlation .716** 0.716 0.2017 r hitung > r tabel VALID
23 Pearson Correlation .523** 0.523 0.2017 r hitung > r tabel VALID
24 Pearson Correlation .413* 0.413 0.2017 r hitung > r tabel VALID
25 Pearson Correlation .623** 0.623 0.2017 r hitung > r tabel VALID
26 Pearson Correlation .621** 0.621 0.2017 r hitung > r tabel VALID
27 Pearson Correlation .611** 0.611 0.2017 r hitung > r tabel VALID
28 Pearson Correlation .401* 0.401 0.2017 r hitung > r tabel VALID
29 Pearson Correlation .621** 0.621 0.2017 r hitung > r tabel VALID
30 Pearson Correlation .400* 0.400 0.2017 r hitung > r tabel VALID
31 Pearson Correlation .576** 0.576 0.2017 r hitung > r tabel VALID
32 Pearson Correlation .494** 0.494 0.2017 r hitung > r tabel VALID
33 Pearson Correlation .680** 0.680 0.2017 r hitung > r tabel VALID
34 Pearson Correlation .471** 0.471 0.2017 r hitung > r tabel VALID
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil IBM SPSS Statistic 24
lampiran
UJI REABILITAS
UJI REABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value 0,855
N of Items 18a
Part 2 Value 0,516
N of Items 17b
Total N of Items 35
Correlation Between Forms 0,945
Spearman-Brown Coefficient Equal Length 0,972
Unequal Length 0,972
Guttman Split-Half Coefficient 0,811
a. The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006,
VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013,
VAR00014, VAR00015, VAR00016, VAR00017, VAR00018.
b. The items are: VAR00018, VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023,
VAR00024, VAR00025, VAR00026, VAR00027, VAR00028, VAR00029, VAR00030,
VAR00031, VAR00032, VAR00033, VAR00034, VAR00035.
Reliabel bila r hitung lebih besar dari pada r table
dk = n - 2
r hitung > r tabel (5%)
0.972 > 0.204
Sumber : Hasil IBM SPSS Statistic 24
lampiran
UJI NORMALITAS
UJI NORMALITAS
Test Statistics
VAR00001
Chi-Square 57.158a
Df 34
Asymp. Sig. 0,008
a. 35 cells (100.0%) have expected frequencies
less than 5. The minimum expected cell
frequency is 2.7.
df 34 = 48.60237
Normal jika x2 hitung ≥ x2 tabel
x2 hitung ≥ x2 tabel
57,158 ≥ 48,60237
Sumber : Hasil IBM SPSS Statistic 24
lampiran
UJI HIPOTESIS
One-Sample Test
Test Value = 4
t df
Sig.
(2tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
VAR00001 104,538 94 0,000 104,95789 102,9644 106,9514
dk - 1 = 95 - 1 = 94
t hitung > t tabel
104,538 > 1,66123
HO ditolak Ha diterima
Sumber : Hasil IBM SPSS Statistic 24
lampiran
FOTO DI LANAL BANTEN
Upacara Rutin Apel Kesiapan Patroli
Kapal milik TNI AL Kapal milik TNI AL
Kepala Sekretariat Lanal Banten Wawancara Kepala
Sekretariat Lanal Banten
lampiran
Patkamla Badak
Patkamla Sangiang
Patkamla Carita
Patkamla Panaitan
KAL Tamposo
Patkamla Anyer
lampiran
Danlanal, Letkol Rudi Danlanal, Letkol Rudi
Haryanto, SE., menjelaskan Haryanto, SE., menjelaskan peta wilayah
kerja Lanal peta wilayah kerja Lanal
Banten Banten
Posal Sumur
Penjelasan Peta Wilayah
Kerja Lanal Banten
Peta Wilayah Kerja Lanal
Banten
Posmat Karangantu
lampiran
Posmat Labuan Posal Pulau Panjang Posmat Labuan
Posmat Anyer Posal Binuangeun
Posal Kronjo Posal Pulau Sangiang
Posal Binuangeun Posmat Anyer
lampiran
Pengarsipan Lanal Banten Lingkungan Lanal Banten
Lingkungan Lanal Banten
Lingkungan Lanal Banten
Ruang kerja Danlanal Ruang kerja Pasops
lampiran
lampiran