preskas dhf

21
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) by Aprisal Darwis | 8/31/2013 A. Pengertian Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. (Saroso, 2007) DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. ( Hendarwanto; 417; 2004 ) Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Mansjoer, 1999) DHF adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus ( arthropodbora virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes albopictus dan Aedes agypty ). ( Ngastiyah; 341; 1997 ) DHF adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus disertai demam akut, perdarahan, tedensi syok. ( Suryanah; 191; 1996 ) B. Insiden Jumlah kasus DBD di Indonesia masih tinggi yaitu 156.086 kasus pada tahun 2010, lalu mengalami penurunan yaitu 49.868 kasus pada tahun 2011. Kasus DBD di Sumatera Utara tahun 2010 yaitu 8.889 kasus, pada tahun 2011 yaitu 4.535 kasus. Pada tahun 2010 kejadian DBD di Tebing Tinggi sebanyak 381 kasus dengan angka kesakitan 262/100.000 penduduk, dan pada tahun 2011 kejadian DBD sebanyak 176 kasus dengan angka kesakitan 121/100.000 penduduk. Jumlah kasus DBD tersebut masih tinggi mengingat indikator angka DBD adalah 2/100.000. Aedes Aegypty | dok. blog.priyanta.com B. Etiologi Virus dengue tergolong dalam family / suku / grup Flaviviridae, virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang terdiri dari 4 tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 (virus dengue tipe 1-4). Infeksi oleh satu tipe virus dengue akan memberikan imunitas yang menetap terhadap infeksi virus yang bersangkutan pada masa yang akan datang. Namun, hanya memberikan imunitas yang sementara dan parsial terhadap infeksi virus lainnya.Wabah dengue juga telah disertai Aedes albopictus, Aedess polinienssiss, Aedess scuttellariss tetapi vector tersebut kurang efektif dan kurang berperan karena nyamuk-nyamuk tersebut banyak terdapat didaerah perkebunan dan semak-semak, sedangkan Aedes aegypti banyak

Upload: ns-gunawan-muhaemin-skep

Post on 21-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) by Aprisal Darwis | 8/31/2013 A. Pengertian Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. (Saroso, 2007) DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.( Hendarwanto; 417; 2004 ) Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Mansjoer, 1999) DHF adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus ( arthropodbora virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes albopictus dan Aedes agypty ). ( Ngastiyah; 341; 1997 ) DHF adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus disertai demam akut, perdarahan, tedensi syok. ( Suryanah; 191; 1996 ) B. Insiden Jumlah kasus DBD di Indonesia masih tinggi yaitu 156.086 kasus pada tahun 2010, lalu mengalami penurunan yaitu 49.868 kasus pada tahun 2011. Kasus DBD di Sumatera Utara tahun 2010 yaitu 8.889 kasus, pada tahun 2011 yaitu 4.535 kasus. Pada tahun 2010 kejadian DBD di Tebing Tinggi sebanyak 381 kasus dengan angka kesakitan 262/100.000 penduduk, dan pada tahun 2011 kejadian DBD sebanyak 176 kasus dengan angka kesakitan 121/100.000 penduduk. Jumlah kasus DBD tersebut masih tinggi mengingat indikator angka DBD adalah 2/100.000. Aedes Aegypty | dok. blog.priyanta.com B. Etiologi Virus dengue tergolong dalam family / suku / grup Flaviviridae, virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang terdiri dari 4 tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 (virus dengue tipe 1-4). Infeksi oleh satu tipe virus dengue akan memberikan imunitas yang menetap terhadap infeksi virus yang bersangkutan pada masa yang akan datang. Namun, hanya memberikan imunitas yang sementara dan parsial terhadap infeksi virus lainnya.Wabah dengue juga telah disertai Aedes albopictus, Aedess polinienssiss, Aedess scuttellariss tetapi vector tersebut kurang efektif dan kurang berperan karena nyamuk-nyamuk tersebut banyak terdapat didaerah perkebunan dan semak-semak, sedangkan Aedes aegypti banyak tinggal di sekitar pemukiman penduduk. C. Klasifikasi DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis dibagi menjadi 4 derajat (Menurut WHO, 1986) : a.Derajat I Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji tourniquet, trombositopenia dan hemokonsentrasi. b.Derajat II Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain. c.Derajat III Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan daerah rendah (hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan). d.Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur. D. Manifestasi Klinis a. Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 40 C). b. Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet positif, Petekie (bintik merah pada kulit), Purpura(pendarahan kecil di dalam kulit), Ekimosis,Perdarahan konjungtiva (pendarahan pada mata), Epistaksis (pendarahan hidung), Perdarahan gusi, Hematemesis (muntah darah), Melena (BAB darah) dan Hematuri (adanya darah dalam urin). c. Perdarahan pada hidung dan gusi.Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah,Pembesaran hati (hepatomegali). d. Renjatan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah. e. Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya seleramakan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala E. Patofisiologi Fenemona patologis yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstraseluler. Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah verimia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik bintik merah pada kulit ( petekie ), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran limpa ( splenomegali ). Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan ( syok ). Hemokonsentrasi ( peningkatan hematokrit > 20% ) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran ( perembesan ) plasma ( plasma leakage ) sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu pada penerita DHF sangat dianjurkan untuk memantau hematokrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen hemikonsentrasi yang terjadi. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apanila tidak seger adiatasi dengan baik. Gangguan hemostatis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda tanda perdarahan hampir diseluruh alat tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal. Hati umumnya membesar denga perlemakan dan koagulasi nekrosis pada daerah sentral atau parasentral lobulus hati.( Effendy; 1; 1995 ) F. Komplikasi - Perdarahan luas - Syok (rejatan) - Pleural Effusion - Penurunan kesadaran G. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Terjadi trombositopenia dan hemokonsentrasi. Uji tourniquet yang positif. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, serta hipokloremia. SGOT, SGPT, ureum dan pH darah mungkin meningkat, sedangkan reserve alkali merendah. 2. Air Seni Mungkin ditemukan albuminaria ringan. 3. Sumsum Tulang Pada awal sakit biasanya hiposeluler kemudian pada hari ke 5 dengan gangguan maturasi. 4. Serologi a. Serum ganda : pada masa akut dan konvalesen. Kenaiakan antibody antidengue sebanyak minimal 4 kali. Uji peningkatan komplemen ( PK ), uji neutralisasi ( NT ) dan uji dengue blot. b. Serum tunggal : ada atau tidaknya atau titer tertentu antibody antidengue. Uji dengan blot, Uji Ig M antidengue. 5. Isolasi virus Bahannya adalah darah pasien, jaringan jaringan baik dari pasien hidup melalui biopsi , dari pasien yang meninggal melalui otopsi ( Hendarwanto; 422; 2004 ) H. Diagnosa Banding Gambaran klinis DHF seringkali mirip dengan beberapa penyakit lain seperti : a.Demam chiku nguya. Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas 400C disertai ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot. b.Demam tyfoid Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relatif, adanya leukopenia, limfositosis relatif. c.Anemia aplastik Penderita tampak anemis, timbul juga perdarahan pada stadium lanjut, demam timbul karena infeksi sekunder, pemeriksaan darah tepi menunjukkan pansitopenia. d.Purpura trombositopenia idiopati (ITP) Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang, tidak terjadi hemokonsentrasi. I. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan DHF tanpa penyakit : a. Tirah baring b. Makanan lunak. Bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5 2 liter dalam 24 jam ( susu, air dengan gula atau sirop ) atau air tawar ditambah dengan garam saja. c. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberi kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinia atau diperon dan jang diberikan asetosal karena bahaya pendarahan. d. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder. 2. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan : a. Pemasangan infuse dan dipertahankan selama 12 48 jam setelah renjatan diatasi. b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernapasan tiap jam, serta Hb dan Ht tiap 4 6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam. Pada pasien DSS diberi cairan intravena yang diberikan dengan diguyur, seperti Na Cl, laktat ringer yang dipertahankan selama 12 48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tak tampak pernaikan dapat diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran atau preparat hemase, sejumlah 15 29 ml/kg berat beban dan dipertahankan selama 12 48 jam setelah renjatan teratasi. Bila pada pemeriksaan didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka diberi transfuse darah. ( Mansjoer; 432; 2001 ) J. Pencegahan Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut : 1) Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan melaksanakan pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF. 2) Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara spontan. 3) Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah, rumah sakit termasuk pula daerah penyangga sekitarnya. 4) Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggi. Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain : 1. Menggunakan insektisida. Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathion ialah dengan pengasapan atau pengabutan. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 % per 10 liter air. 2. Tanpa insektisida Caranya adalah : 1) Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7 10 hari). 2) Menutup tempat penampungan air rapat-rapat. 3) Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang. Referensi : Ayudya Oktaviani Putri, 13 Juni 2011 , availabel at http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35127/6/Abstract.pdf harnawatiaj , Maret 27, 2008 availabel at http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/27/askep-dhf/ KumpulanSegalaIlmu , 12 Mei 2013 availabel at https://www.facebook.com/KumpulanSegalaIlmu/posts/374563775988405 Read more: http://www.abcmedika.com/2013/08/dengue-haemorrhagic-fever-dhf.html#ixzz3RGR3wLwe

Copyright 2013-2014 ABC Medika | availabel at:http://www.abcmedika.com/2013/08/dengue-haemorrhagic-fever-dhf.htmlThanks for Your visit

User:Edga.riyawanFrom Wikipedia, the free encyclopediaPengertian Demam BerdarahDemam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. (Suriadi, 2001: 57)Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein. (Nelson, 2000: 1134)Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 )Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996).Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. Gejala Demam Berdarah - Demam tinggi selama 5 7 hari - Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. - Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma. - Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. - Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. - Sakit kepala. - Pembengkakan sekitar mata. - Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. - Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah). Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari asimtomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai syndrome syok dengue. Timbulnya bervariasi berdasarkan derajat Demam berdarah dengue.Fase pertama yang relatif ringan dengan demam mulai mendadak, malaise muntah, nyeri kepala, anoreksia, dan batuk.Pada fase kedua ini penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas, maka merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik. Seringkali ada petekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin tampak, dan mudah memar serta berdarah pada tempat fungsi vena adalah lazim. Ruam makular atau makulopopular mungkin muncul dan mungkin ada sianosis sekeliling mulut dan perifer. Nadi lemah cepat dan kecil dan suara jantung halus. Hati mungkin membesar sampai 4-6 cm dibawah tepi costa dan biasanya keras agak nyeri. Kurang dari 10% penderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang nyata, biasanya pasca masa syok yang tidak terkoreksi.Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus berdasarkan adanya gejala klinik sebagai berikut:-Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas). -Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel positif dari adanya salah satu bentuk perdarahan yang lain misalnya positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan yang lain misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau hematomesis. -Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan sakit). -Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut. Komplikasi Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya:- Perdarahan luas. - Shock atau renjatan. - Effuse pleura - Penurunan kesadaran. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue menurut WHO (1975) Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turnikel positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain. Derajat III: Kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah, hipotensi kulit dingin, lembab, gelisah. Derajat IV: Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang, menggigit pada siang hari, badannya datar saat hinggap, hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari, jarak terbangnya kurang dari 100 M dan senang menggigit manusia). Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.http://www.riyawan.com/dhf

LAPORAN PENDAHULUAN DHF (DENGUE HAEMORAGIC FEVER) A. DefinisiDengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang berpotensial mengakibatkan syok yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419).

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Arbovirus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti . (Ngastiyah, 1995 ; 341).B. Etiologi- Virus dengueberdiameter 40 monometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel sel mamalia, maupun sel sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990; 36).- Vektor : nyamuk aedes aegyptiyaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polyne siensis, infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 420).- Host : pembawa.Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya.C. PATOFISIOLOGIVirus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan virtemia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan ( pelepasan zat bradikinin, serotinin, trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu.Selain itu virtemia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke intersisiel yang menyebabkan hipovolemia.Trombositopenia dapat terjadi akibat dari, penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibody melawan virus. Pada Pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan adanya kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme hemostatis secara normal.Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan jka tidak tertangani maka akan menimbulkan syok .Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari.D. Manifestasi KLINIS infeksi virus dengueDemamDemam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya. (Soedarto, 1990 ; 39).PerdarahanPerdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniquet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. ( Soedarto, 1990 ; 39).Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. (Nelson, 1993 ; 296). Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat. (Ngastiyah, 1995 ; 349).HepatomegaliPada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita . (Soederita, 1995 ; 39).Renjatan (Syok)Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. (soedarto ; 39).E. KLASIFIKASIDerajat (WHO 1997):a. Derajat I : Demam dengan uji torniquet positif.b. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain.c. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun/ hipotensi disertai dengan kulit dingin lembab dan pasien menjadi gelisah.d. Derajat IV : Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dan gejala lain adalah :- Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.- Asites- Cairan dalam rongga pleura ( kanan )- Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.

Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah muntah, diare maupun obstipasi dan kejang kejang. (Soedarto, 1995 ; 39).Cara: dengan melakukan pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler dan fungsi trombositProsedur pemeriksaan Rumple leed tes yaitu:1. Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pump sampai tekanan 100 mmHg (jika tekanan sistolik pesakit < 100 mmHg, pump sampai tekanan ditengah-tengah nilai sistolik dan diastolik).2. Biarkan tekanan itu selama 10 minit (jika test ini dilakukan sebagai lanjutan dari test IVY, 5 minit sudah mencukupi).3. Lepas ikatan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah hilang kembali. Statis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang telah diberi tekanan tadi kembali lagi seperti warna kulit sebelum diikat atau menyerupai warna kulit pada lengan yang satu lagi (yang tidak diikat).4. Cari dan hitung jumlah petechiae yang timbul dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti.Catatan:Jika ada > 10 petechiae dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti test Rumple Leede dikatakan positif. Seandainya dalam lingkaran tersebut tidak ada petechiae, tetapi terdapat petechiae pada distal yang lebih jauh daripada itu, test Rumple Leede juga dikatakan positif.KomplikasiAdapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :a. Perdarahan luas.b. Shock atau renjatan.c. Effuse pleurad. Penurunan kesadaran.Pemeriksaan penunjanga. Darah1) Trombosit menurun.2) HB meningkat lebih 20 %3) HT meningkat lebih 20 %4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 35) Protein darah rendah6) Ureum PH bisa meningkat7) NA dan CL rendahb. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).1) Rontgen thorax : Efusi pleura.2) Uji test tourniket (+)Penatalaksanaan a. Tirah baringb. Pemberian makanan lunak .c. Pemberian cairan melalui infus.Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,e. Anti konvulsi jika terjadi kejangf. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).g. Monitor adanya tanda-tanda renjatanh. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjuti. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS1. PengkajianPengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien dengan DHF dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :a. Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.c. Kaji riwayat keperawatan.d. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).2. Diagnosa keperawatan .Penyusunan diagnosa keperawatan dilakukan setelah data didapatkan, kemudian dikelompokkan dan difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul sebagai contoh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus DHF diantaranya :a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.b. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasie. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan3. Intervensi Perumusan rencana perawatan pada kasus DHF hendaknya mengacu pada masalah diagnosa keperawatan yang dibuat. Perlu diketahui bahwa tindakan yang bisa diberikan menurut tindakan yang bersifat mandiri dan kolaborasi. Untuk itu penulis akan memaparkan prinsip rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan :a. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.Tujuan :Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasiKriteria hasil :Volume cairan tubuh kembali normalIntervensi :1) Kaji KU dan kondisi pasien2) Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )3) Observasi tanda-tanda dehidrasi4) Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus5) Balance cairan (input dan out put cairan)6) Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak7) Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh keringat.b. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.TujuanHipertermi dapat teratasiKriteria hasilSuhu tubuh kembali normalIntervensi1) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh2) Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak3) Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat4) Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.5) Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 2000 cc per hari6) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.TujuanGangguan pemenuhan nutrisi teratasiKriteria hasilIntake nutrisi klien meningkatIntervensi1) Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi2) Timbang berat badan klien tiap hari3) Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering4) Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual5) Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.7) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasiTujuanPengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkatKriteria hasilKlien mengerti tentang proses penyakit DHF1) Kaji tingkat pendidikan klien.2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF3) Jelaskan pada keluarga klien tentang proses penyakit DHF melalui Penkes.4) beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum dimengerti atau diketahuinya.5) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada kliene. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trobositopenia.TujuanPerdarahan tidak terjadiKriteria hasilTrombosit dalam batas normalIntervensi1) Kaji adanya perdarahan2) Observasi tanda-tanda vital (S.N.RR)3) Antisipasi terjadinya perlukaan / perdarahan.4) Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien5) Monitor hasil darah, Trombosit6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi ,pemberian cairan intra vena.f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahanTujuanShock hipovolemik dapat teratasiKriteria hasilVolume cairan tubuh kembali normal, kesadaran compos mentis.Intervensi1) Observasi tingkat kesadaran klien2) Observasi tanda-tanda vital (S, N, RR).3) Observasi out put dan input cairan (balance cairan)4) Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi5) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan.DAFTAR PUSTAKA:Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan, EGC : Jakarta.Effendy, Christantie, (1995), Perawatan Pasien DHF, EGC : Jakarta.Diposkan oleh efri alfred di 00.51 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestReaksi:

Tidak ada komentar:Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Cari Blog IniTop of Form

Bottom of Form