planning of teaching (indo).doc
TRANSCRIPT
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini
yang bejudul “Perencanaan Penyuluhan”.
Makalah ini sendiri dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Health
Promotion pada program studi D3 Keperawatan Intenasional STIKES
Muhammadiyah Banjarmasin.
Dalam kesempatan ini kami haturkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukug dan membantu kami, terutama kepada dosen pembimbing
mata kuliah Health Promotion D3 Keperawatan Internasional STIKES
Muhammadiyah Banjarmasin Ibu Esme Anggeriane, AMK.
Kami juga menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan masukan, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi perbaikan dalam pembelajaran maupun
makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat membawa
manfaat bagi kita semua. Amin.
Banjarmasin, September 2012
Tim Penyusun,
Kelompok II
2
ABSTRAK
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. Proses promosi kesehatan itu sendiri diartikan sebagai rangkaian kegiatan pemecahan masalah yang ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi bertujuan membantu klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan dan pemeliharaan kesehatan secara optimal sesuai dengan kebutuhannya melalui langkah-langkah: pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Kata Kunci: pengkajian; perencanaan; implementasi; evaluasi; strategi; metode; proses; tujuan; manfaat; media; komunitas; perawat; promosi kesehatan.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................
1.3 Perumusan Masalah.......................................................................
1.4 Metode Penulisan...........................................................................
1.5 Sistematika Penulisan....................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Pengertian Perencanaan Promosi Kesehatan.................................
2.2 Fungsi Perencanaan Promosi Kesehatan.......................................
2.3 Tahap-tahap membuat SAP (Satuan Acara Penyuluhan)..............
BAB III PENUTUP.........................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masih ingat dengan cerita” orang buta dan gajah”? didalam cerita tersebut
dikatakan bahwa, orang buta sudah sering mendengar tentang gajah tetapi
mereka belum pernah tahu bentuk gajah. Untuk keingintahuannya, mereka
pergi kesuatu tempat untuk melihat gajah. Oleh karena setiap orang
memegang bagian tubuh gajah yang berbeda, maka pendapat mereka tenteng
gajah juga berbeda. Orang yang memegang tubuh gajah berpendapat gajah
seperti dinding, sedangkan yang memegang kakinya berpendapat gajah seperti
pohon, yang memegang hidungnya berpendapat gajah seperti ular dan yang
memegang telinganya berpendapat gajah seperti kipas. Pada awalnya orang
buta tersebut bersikeras bahwa gajah seperti apa yang dipegangnya, tetapi
setelah diberi penjelasan mereka dapat memahami bentuk gajah yang
sesungguhnya.
Promotor kesehatan (health promotor) mempunyai kesulitan yang sama
dengan orang buta sebagaimana diceritakan diatas dalam merencanakan
promosi kesehatan, karena promotor kesehatan harus mengumpulkan semua
data, sehingga dihasilkan promosi kesehatan yang realistis. Seperti hal nya
orang buta yang menggambarkan gajah dari tiap bagian tubuhnya, maka dalam
perencanaan promosi kesehatan harus digambarkan karakteristikdari
masyarakat sasaran, pertisipasi masyarakat terhadap program, perilaku
5
kesehatan masyarakat, penetapan pelaksanaan promosi kesehatan yang
direncanakan, antisipasi reaksi dari para profesional kesehatan lainnya dan
antisipasi perubahan perilaku akibat promosi kesehatan.
Sebelum kita melihat bagian dari perencanaan promosi kesehatan satu per
satu, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang promosi kesehatan.
Promosi kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan faktor
lingkungan yang mendukung terciptanya perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan. Pendidikan kesehatan sendiri adalah suatu proses
intelektual,psikologikal dan sosial yang berhubungan dengan aktivitas yang
dapat meningkatkan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
hidup sehat. Proses ini didasarkan atas prinsip ilmiah, fasilitasi proses belajar
dan perubahan perilaku secara sukarela. Selain bertujuan untuk mengubah
pengetahuan dan perilaku, pendidikan kesehatan diarahkan untuk menolong
individu dan masyarakat agar dapat memeliharakesehatannya sendiri.
Sedangkan dalam promosi kesehatan sealin pendidikan kesehatan juga
diperlukan intervensi pada faktor lingkungan (politik, ekonomi dan
organisasional) yang didesain untuk memfasilitasi perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab
masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan. Oleh sebab itu,dalam membuat perencanaan promosi
kesehatan, perencanaan harus terdiri dari masyarakat, profesional kesehatan
dan promotor kesehatan.
6
1.2 Tujuan
a) Untuk memenuhi kebutuhan tugas Mata Ajar Promosi Kesehatan
b) Memahami konsep dasar promosi kesehatan secara umum
c) Mengetahui dan memahami konsep tahapan promosi kesehatan pada
tahapan promosi kesehatan perencanaan
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan kasus pemicu pada materi, Dapat diidentifikasi beberapa
permasalahn terkait dengan tahapan promosi kesehatan diantaranya dalah
sebagai berikut:
1) Apa pengertian dari perencanaaan dalam tahapan promosi kesehatan?
2) Apa saja fungsi dari perencanaan dalam tahapan promosi kesehatan?
3) Bagaimana tahap-tahap dalam pembuatan SAP (Satuan Acara Penyuluhan)?
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan literasi buku, internet, serta melalui diskusi
kelompok.
7
1.5 Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Perumusan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan Promosi Kesehatan
2.2 Fungsi Perencanaan Promosi Kesehatan
2.3 Tahap-tahap membuat SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut
dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; artinya proses pemberdayaan
tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan
semua komponen masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan diselenggarakan
melalui proses: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dimana
disetiap proses tersebut menentukan berjalannya suatu promosi kesehatan.
2.2 Fungsi Perencanaan Promosi Kesehatan
2.3 Tahap-Tahap Membuat SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan penting untuk memastikan bahwa promosi kesehatan
yang akan dilakukan terfokus pada prioritas kerja yang sesuai dengan
tujuan/goal yaitu memberikan layanan keperawatan terbaik pada klien
meliputi individu, kelompok maupun masyarakat. Model perencanaan
diperlukan dalam promosi kesehatan karena perencanaan menyediakan
cara untuk memandu pilihan sehingga keputusan yang dibuat mewakili
cara terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pendekatan rasional
menunjukkan bahwa seluruh jajaran atau option harus diidentifikasi dan
9
dipertimbangkan sebelum program komprehensif disusun. Model
perencanaan rasional (Rational planning model) memberika pedoman
pilihan dalam mengambil keputusan yang mewakili langkah terbaik untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai. Perencanaan memeiliki keuntungan
supaya tujuan yang akan dicapai jelas oleh karena itu dalam tahap
perencanaan memerlukan
1) Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan
2) Penentuan tujuan mengenai apa yang akan dicapai
3) Penentuan taget berhubungan dengan tepat hasil. Target harus
SMART; Sesific, Measurable, Achieveable, Realistic, Time-
limited
4) Pemilihan metode atau strategi yang akan digunakan dalam
pencapaian tujuan
5) Evaluasi hasil
Beberapa perecanaan diperkenalkan dalam bentuk linier, namun ada juga
model perencanaan yang ditampilkan dalam bentuk circular (melingkar),
yang mengindikasi bahwa pada hasil evaluasi akan dijadikan feedback
(umpan balik) pada tahap perencanaan berikutnya.
b. Perencanaan Strategis Promosi Kesehatan
Strategis menjelaskan hasil yang diinginkan dan cara dalam pencapaian
tujuan yang akan dicapai pada hasil pelaksanaan tetapi tidak selalu masuk
ke detail tentang metode atau mengukur hasil. Perencanaan strategis
10
mengacu pada perencanaan sebuah kegiatan berskala besar yang
melibatkan berbagai intervensi pada patner yang berbeda dan bertahap.
Pada “English white paper on Public Health” disebutkan bahwa
perencanaan strategis mengacu pada kebutuhan yang telah digabungkan
dan kebijakan yang terkait. Simnett (1995) menggambarkan beberapa
tingkat/taraf dalam pengembangan strategi meliputi:
1) Identifikasi kegemaran patner
2) Diagnose, yaitu identifikasi kemana dan bagaimana kita
menginginkan sesuatu yang berbeda
3) Visi, yaitu terkait dengan hasil yang diharapkan
4) Pembangunan, kebutuhan untuk merubah permintaan sesuai
dengan apa yang dicitakan dan apakah program yang ada sejalan
dengan harapan
5) Rencana pelaksanaan, yaitu rencana mengenai apa yang akan
dilakukan selanjutnya
c. Model Perencanaan Promosi Kesehatan
Menurut Elwes dan Simnett (1999), kerangka kerja atau tahapan
perencanaan promosi kesehatan dapat meliputi:
Stage 1:
Identifikasi kebutuhan dan prioritas
Identifikasi kebutuhan dan prioritas memerlukan penelitian dan
penyelidikan, atau mungkin dengan menyeleksi sebagian klien dilihat dari
kasus yang menjadi problem. Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan
11
dengan melakukan penyelidikan/penelitian secara berurutan terhadap
keadaan klien, bertanya langsung kepada klien tentang topik terkait
informasi dan nasehat yang mereka perlukan. Selain itu, identifikasi dapat
juga melihat pada cataan kasus untuk dapat mengidentifikasi topik yang
bersifat umum. Contoh: tim kesehatan mungkin mengetahui bahwa banyak
orangtua bermasalah dengan pola tidurnya, oleh karena itu pimpin atau
beri arahkan kepada mereka untuk melakukan set up di klinik masalah
tidur.
Model perencanaan lainnya dimulai dari perbedaan pint, contoh: pada
Model perencanaan Tone’s (Tones, 1974) memulai dengan menetapkan
tujuan promosi kesehatan yang kemudian dianalisa untuk menetukan
intervensi pendidikan/promosi kesehatan yang tepat. Intervensi yang
dilakukan dimodifikasi dengan merujuk karakteristik pada kelompok
target, dan detail rencana program prendidikan. Model perencanaan
Tone’s fokus pada intervensi pendidikan, keberlangsungan dari strategi
nasional pada promosi kesehatan melengkapi tujuan promosi kesehatan
dalam pelaksanaan. Menurut Berry (1986) model perencanaan dimulai
dengan menyusun atau mengatur sebuah kelompok kerja untuk mengkaji
ulang (review) masalah dan identifikasi proyek promosi kesehatan yang
sesuai dengan kasus/masalah yang ada.
12
Stage 2:
Mementukan tujuan dan target
Tujuan mengacu pada goal dengan meningkatkan kesehatan di beberapa
area, contoh: mengurangi konsumsi alcohol karena berhubungan dengan
terjadinya gangguan kesehatan. Objek atau sasaran membuhkan
pernyataan spesifik dan harus merupakan pernyataan yang mengaktifkan
objek bekerjasama dalam pencapaina tujuan yang dicita-citakan bersama.
Objek atau sasaran kemudian diarahkan untuk diberi pendidikan,
menciptakan kebiasaan yang sehat, mengacu pada kebijakan yang terkait,
dan menganalisa proses serta hasil kelingkunga. Pendidikan objek/sasaran
mungkin memutuskan beberapa kategori meliputi:
1) Level pengetahuan klien (objek) bertambah, terkait dengan
masalah yang dibahas dalam promosi kesehatan
2) Affektif klien (objek) mengalami perubahan menuju pola hidup
lebih sehat, yang dapat dilihat pada perubahan tingkah laku dan
kepercayaan
3) Kebiasaan atau ketrampilan klien bertambah/ semakin mahir pada
kompetensi dan ketrampilan baru
Target promosi kesehatan dapat meliputi tambaha sebagai berikut:
1) Perubahan kebiasaan, meliputi perubahan gaya hidup dan
peningkatan pelayanan. Contoh: mengurangi kebiasaan merokok
2) Perubahan pada kebijakan kesehatan klien
13
3) Peningkatan partisipan dalam proses pelaksanaan dan kemampuan
untuk bekerjasama. Contoh: meningkatkan/menggerakkan
komunitas (partisipan) da sector dalam guna mendukung program
Indonesia sehat 2010
4) Perubahan lingkungan menjadi lebih sehat, contoh membudayakan
membuang sampah pada tempatnya.
Stage 3:
Identifikasi metode yang tepat dalam pencapaian tujuan
Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan promosi kesehatan yang akan
dicapai dan memperhatikan segi objek, artinya metode yang digunakan
mampu memberi reflek pada objek/target yang dituju. Berikut adalah
contoh dari pemilihan metode promosi kesehatan:
Tujuan: untuk menugari resiko bunuh diri pada klien ganguan jiwa
Objek:
1) untuk menjamin bahwa dalam jangka waktu 2tahun pasien dengan
schizopherinia mampu mengatur diri dalam komunitas yang
dimonitor setiap bulan sekali
2) untuk membangun konsep koping addaptif terhadap stress pada
masa muda dengan mengadakan konseling bersama
Metode tertentu terkadang tidak cukup efektif digunakan pada
objek tertentu. Misalnya, pada promosi kesehatan yang diadakan
pada sekelompok kecil akan lebih efektif dalam memberikan
pendidikan dan melihat terjadinya perubahan perilaku pada objek
14
sebagai hasil dari pelaksanaan sehingga metode pengajaran dapat
dilakukan oleh individu atau sekelompok kecil tim kesehatan.
Sedangkan, pada taraf komunitas, metode promosi keehatan akan
lebih efektif apabila dilakukan dengan cara beerjasama dengan
pemerindah daerah yang terkait guna mendukung pelaksanaan
promosi kesehatan yang akan dijalankan. Media massa juga dapat
menjadi metode promosi kesehatan pada cakupan objek yang lebih
kompleks lagi. Melalui media massa akan lebih efektif untuk
meningkatkan pengetahuan terhadap topic kesehatan, akan tetapi
kurang efektif untuk mengukur atau menilai terjadinya perubahan
perilaku dari objek sasaran. Oleh karena itu, dalam pemilihan
metode promosi kesehatan harus selalu menghubungkan antara
tujuan, objek yang menjadi sasaran, pengetahuan dan juga
ketrampilan dari tim kesehatan sehingga topic kesehatan tidak
hanya dimengerti tetapi mampu diterapkan dalam kehidupan
sehingga diperoleh perubahan perilaku menuju kearah kebiasaan
pola hidup sehat.
Stage 4:
Identifikasi sumber yang terkait
Ketika objek dan metode telah diputuskan, tingkat perencanaan
selanjutnya adalah mempertimbangkan mengenai sumber spesifik yang
dibutuhakan dalam mengimplementasi strategi pelaksanaan. Sumber dapat
15
berupa dana, ketrampilan dan keahlian, bahan seperti selebaran atau kotak
pembelajaran, kebijakan yang menarik, rencana, fasilitas dan pelayanan.
Stage 5:
Menyusun metode rencana evaluasi
Evaluasi harus berhubungan tujuan/sasaran yang telah disusun sebelumnya
tetapi dapat diusahakan lebih dari tujuan yang telah ditapkan atau kurang
dari yang dicita-citakan. Evaluasi dapat kita lakukan dengan menanyakan
pada partisipan mengenai pemahaman informasi pada akhir sesi atau dapat
juga dalam bentuk lebih formal seperti dengan menbagikan kuisioner
kepeda peserta/partisipan untuk diisi sesuai apa yang dipahami atau
dimengerti setelah pelaksanaan promosi keehatan.
Stage 6:
Menyusun rencana pelaksanaan
Penyusunan rencana pelaksanaan merupakan tindakan yang meliputi
penulisan detail rencana pelaksanaan, seperti identifikasi topik/masalah,
orang yang akan menyampaikan informasi terkait dengan topic, sumber
yang akan digunakan, rentang waktu hingga tahap rencana evaluasi.
Stage 7:
Pelaksanaan atau Implementasi dari perencanaan
Merupakan tahap yang penting untuk selalu diperhatikan mengenai hal
yang harus dan tidak harus dilakukan, sehingga tidak terjadi masalah yang
tidak diharapkan. Pelaksanaan atau implementasi promosi kesehatan perlu
direncanakan supaya dalam kenyataannya partisipan diharapkan mampu
16
menyerap atau menerima, mengerti, memahami dan mau serta mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga diperoleh perubahan
perilaku menjadi lebih sehat. hasil atau out-put yang ditunjukkan oleh
partisipan setelah dilaksanakan promosi keehatan menjadi bahan dalam
penusunan evaluasi
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan suatu proses diagnosis penyebab masalah,
penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan.
Penting dalam perencanaan menetapkan dimensi kebutuhan dan perioritas
kebutuhan promosi kesehatan. Output fase ini adalah rumusan rencana, dan
hal terpenting adalah rumusan tujuan ( yaitu, rumusan peningkatan prilaku
yang diinginkan setelah pengkajian fakta perilaku, faktor- faktor internal dan
external), dan rumusan kegiatan untuk melakukan intervensi terhadap faktor
penyebab; yang diinventarisasi dan disusun dalam kegiatan yang berurutan.
3.2 Saran
Pencapaian program promosi kesehatan sangat ditentukan oleh kerjasama dari
berbagai pihak yang terkait. Terdiri dari : promotor dalam hal ini tim
kesehatan (perawat, dokter, ahli gizi, pegawai puskesmas dan lainnya),
individu, keluarga, kelompok, komunitas, masyarakat serta pemerintah. Jadi
diperlukannya kesadaran yang tinggi dari berbagai pihak yang terkait untuk
dapat mewujudkan tujuan ditunjukkan dengan peningkatan kesadaran dan
perubahan pola perilaku hidup sehat ( tidak hanya pribadi tapi juga
lingkungan).
18
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo dkk.(2005) Promosi Kesehatan - Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter dan Perry. (2006). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC
Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta