peringatan - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_fulltext.pdf · and they...

179
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: leanh

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

PESAN NONVERBAL

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN

DI KELAS

Studi Deskriptif dengan Data Kualitatif Mengenai Pesan Nonverbal dalam Proses Pembelajaran Anak Retardasi Mental Ringan di Kelas

di SLB C YPLB Cipaganti

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk menempuh gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung

Disusun Oleh:

LANNIARI A. HSB

10080000426

MANAJEMEN KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

1428 H / 2007 M

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

LEMBAR PENGESAHAN

PESAN NONVERBAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN

ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI KELAS

Studi Deskriptif dengan Data Kualitatif Mengenai Pesan Nonverbal dalam Proses Pembelajaran Anak Retardasi Mental Ringan di Kelas

di SLB C YPLB Cipaganti

Diajukan Untuk menempuh gelar Sarjana

Disusun Oleh:

Lanniari A. Hsb

10080000426

MANAJEMEN KOMUNIKASI

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Rini Rinawati, Dra., M.Si. Ike Junita Triwardani S.Sos., M.Si.

Mengetahui,

Ketua Bidang Kajian Manajemen Komunikasi

Anne Maryani, Dra., M.Si.

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

MUKADIMAH

What we’ve saw by visual, that they don’t have capability to solve their problem.

In fact, they don’t events understand what we said.

Some of them don’t talk…

The others don’t listen and events don’t care what’s going on surrounding them.

However, they still human

We should threat them as human being who has feeling

And they deserve get much attention better than the normal one.

I though, first able, fearless is necessary to face them.

If you scare you can’t even teach them what they supposed to do

And how they supposed to be

While you always dreaming that someday they will behave like we used to be.

If you let your fear comes around you

You can’t face them, talk to them or listen what they say with their way.

You just runaway and try to forget that they existed.

In fact, their community’s not smaller as we thought.

They need an intention cares

Would you be the one to give your hand to share on?

Because I believe a good communication will build a good education.

Then good educations hopefully create a good personality,

good opinion

and good behavior.

And those mean education try to makes somebody better than they were

We can’t not communicated

Created by:

Lanniari Dedicated to:

Children with retardation mental And the teachers who helps them to understand many things

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

MUKADIMAH

Setelah kita melihat secara kasat mata, bahwa mereka tidak memiliki kemamapuan untuk menyelesaikan masalahnya

Kenyataanya, mereka bahkan tidak mengerti apa yang kita katakan Beberapa diantara mereka tidak berbicara

Dan yang lainnya tidak mendengarkan dan bahkan tidak memperdulikan apa yang sedang terjadi di sekeliling mereka

Bagaimanapun, mereka tetap manusia Kita seharusnya memperlakukan mereka seperti seorang manusia

yang mempunyai perasaan Dan mereka berhak mendapatkan perhatian yang lebih daripada orang-orang yang normal

Saya pikir, pertama sekali, menyingkirkan ketakutan adalah hal yang terpenting untuk menghadapinya.

Apabila kamu merasa takut, kamu tidak bisa mengajari apa yang semenstinya mereka lakukan

Dan bagaimana mereka semestinya Sementara kamu hanya bisa bermimpi

bahwa suatu hari mereka dapat bersikap seperti kita Apabila kamu membiarkan ketakutan datang menghampirimu

Kamu tidak mampu untuk mengahadapi mereka, berbicara dengan mereka atau bahkan mendengarkan apa yang mereka katakan dengan cara mereka

Kamu akan berlari dan mencoba melupakan keberadaan mereka Meskipun kenyataannya komunitas mereka tidak sekecil yang kita perkirakan

Mereka membutuhkan perhatian yang lebih Maukah kamu menjadi seseorang yang mengulurkan tangan untuk berbagi?

Karena saya percaya komunikasi yang baik akan membangun pendidikan yang baik Kemudian pendidikan yang baik diharapkan akan membentuk personal yang baik

Pendapat yang baik Dan perilaku yang baik

Dan hal itu semua berarti pendidikan mencoba membuat seseorang lebih baik dari sebelumnya

Kta tidak bisa tidak berkomunikasi

Dibuat oleh: Lanniari

Dipersembahkan untuk: Anak-anak retardasi mental

Dan guru-guru yang membantu mereka untuk mengerti segala hal.

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

ABSTRAK Adanya fakta bahwa anak penyandang retardasi mental mengalami

kesulitan dalam berkomunikasi dan pada umumnya mengalami kesulitan dalam menerima pesan verbal. Hal ini disebabkan fungsi intelektual di bawah rata-rata disertai dengan kemampuan beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan bicara yang sangat terbatas.

Mereka dengan segala keterbatasannya dalam berkomunikasi, akan lebih banyak menerima komunikasi nonverbal untuk dapat membantu memahami makna pesan yang diberikan oleh pengajar dalam proses pembelajaran, yang berarti pesan-pesan nonverbal memegang peranan penting dalam proses komunikasi.

Proses pembelajaran tidak terlepas dengan dukungan dari berbagai pihak, terutama para pengajar SLB dan orang-orang sekitarnya serta lingkungan sekolah. Pengetahuan mengenai pesan nonverbal yang di pakai oleh para pengajar sebagai alat bantu dirasakan perlu bagi pengembangan penggunaan pesan nonverbal yang lebih beragam.

Berkenaan dengan itu, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana pesan nonverbal yang dilakukan oleh pengajar di SLB C YPLB Cipaganti dalam proses pembelajaran anak retardasi mental ringan di dalam kelas?” Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pesan kinesik, paralinguistik dan proksemik dalam proses pembelajaran anak retardasi mental ringan di kelas.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, menjelaskan bahwa metode ini bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat. (Rakhmat, 1997: 22). Teknik pengumpulan data adalah melalui wawancara, studi pustaka dan observasi.

Teknik pemilihan sample dilakukan secara purposif sample yaitu memilih sample yang dianggap mewakili statistik, yaitu dikhususkan bagi pengajar perempuan yang mengajar minimal lebih dari 5 tahun dengan pendidikan minimal SGLB. Populasi pada penelitian ini adalah pengajar SLB C YPLB Cipaganti tingkat sekolah dasar untuk bagian retardasi mental ringan, yang dijadikan sample sebanyak 2 orang responden.

Berdasarkan pengumpulan data maka dapat disimpulkan bahwa pengajar sering menggunakan pesan kinesik, paralinguistik dan proksemik di dalam kelas, fungsi dari dari pesan nonverbal tersebut sangat beragam, yaitu sebagai komplemen, subsitusi atau aksentuasi, dalam hubungannya dengan pesan verbal yang disampaikan dalam proses pembelajaran. Makna dari pesan kinesik umumnya untuk membantu murid agar mengerti materi pelajaran. Pesan paralinguistik digunakan untuk menarik perhatian murid, untuk menyatakan perasaan serta emosi. Pengaturan jarak yang di lakukan pengajar menandakan kedekatan pengajar dengan murid sehingga mereka merasa nyaman dan lebih mudah untuk di atur.

i

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rakhmat

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah skripsi ini berjudul: Pesan Nonverbal dalam Proses Pembelajaran

Anak Retardasi Mental Ringan di Kelas. Diajukan sebagai pemenuhan salah satu

syarat untuk meraih gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Komunikasi Islam

Universitas Islam Bandung.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena

keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.

Kekurangan tersebut mungkin masih terlihat dari segi penerapan metode

penelitian, penyajian data, penulisan dan pengemasan kata-kata. Oleh karena itu

penulis mohon saran dan kritiknya agar bisa menjadikannya tolak ukur masalah

yang akan datang. Namun dengan segala kekurangan penulis berharap bahwa

makalah ini dapat diterima, dan yang lebih utama adalah semoga bermanfaat bagi

semua yang membaca makalah ini.

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya:

1. Maha Pencipta dan Maha besar Allah SWT, yang menjadikan waktu sebagai

pelajaran, betapa tanpa kebesaranNya dan IzinNya, skripsi ini tidak akan

pernah terselesaikan.

2. Dr. Yusuf Hamdan Drs., M. Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi

ii

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

3. Ibu Anne Maryani, Dra, M.si. selaku ketua Bidang Kajian Manajemen

Komunikasi dan Ibu Ike Junita S. Sos M. Si selaku Sekretaris Bidang Kajian

Manajemen Komunikasi.

4. Ibu Rini Rinawati Dra , M.si. sebagai Pembimbing Pertama penulis.

Terimakasih atas masukan dan kritikan serta kesediaan waktu untuk

membimbing selama ini.

5. Ibu Ike Junita S. Sos. M.Si sebagai Pembimbing Kedua penulis. Terimakasih

atas masukan dan kritikan serta kesediaan waktu untuk membimbing selama

ini.

6. Ibu Sri Setiawati, Dra. sebagai dosen wali penulis. Terimakasih atas masukan

dan kritikan serta kesediaan waktu untuk membimbing selama masa

perkuliahan.

7. Ibu Dra. Juhaini, M. Ed sebagai Kepala Sekolah SLB-C YPLB Cipaganti.

8. Narasumber: Ibu Heni Ruhaeni, S.Pd, Ibu Tati Runiarti, Ibu Evi & Ibu Titi,

Ibu Uum & pak Arif. Tanpa bantuan kalian penelitian ini tidak akan pernah

selesai. Terimakasih banyak atas kesediaan waktu untuk berbagi informasi.

9. Kedua orang tua tercinta, yang selalu mendo’akan dan memberi semangat

dalam menyelesaikan makalah ini. Tanpa cinta mereka penulis tidak akan

disini berdiri untuk melangkah ke satu fase yang lebih baik.

10. Kakakku Cici yang selalu memberi inspirasi untuk makalah ini. Adik-adikku

Harun and Agung untuk keceriaannya.

11. Murid-murid SDLB-C Cipaganti.

12. Untuk Handi, lelaki yang membuatku menagis dan tertawa.

iii

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

13. Sahabat, Sevti yang suka ngerepotin sampe sekarang, Sonya yang ‘Oon, Ade

yang cerewet tapi baik hati, Lola.Anak-anak Fikom 2000 Wisnu, Ivan, Indra,

Pizza,Adi, Anggi, Pepenk. Teman seperjuangan, Adam, Adi (makasih banget),

Chandra, Pettrich, Anton, Mia, dan yang lainnya

14. Penghuni rumah Pondok Labu dan Bintaro yang sudah seperti rumah bagi

penulis.

15. Anak-anak Kosan Dago. Buat masa-masa jomblo di kosan, udara dingin dago

tahun 2000-2002 dan city light yang ga akan pernah terlupakan.

16. Anak-anak S161, KK n gandi, Andra, Farah, Sarah (Makasih udah minjemin

kamera), Putri, rinald, viky n vijay, bowo, dodi, roni, Barkonk, Eza, Abay,

Velly n Ika, Oki, Tutal, vandi, well, Ahmed, Fadil, Fuad “Kebo”, Firman

&Anik, Dika, Fajar, Yuri, Rio, Anja, Teteh Yuli. dan semua orang yang ga

sempet disebutin satu persatu thank’s.

Akhir kata, mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga makalah skripsi

ini berguna bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, January 2007

Penulis

iv

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

1.2 Pernyataan Masalah ............................................................. 8

1.3 Identifikasi Masalah ............................................................. 8

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................... 8

1.5 Alasan Pemilihan Masalah ................................................... 9

1.6 Pembatasan Masalah ............................................................ 9

1.7 Kerangka Pikiran................................................................... 10

1.8 Operasional Variabel ............................................................ 20

1.9 Metode dan Teknik Penelitian ............................................. 21

1.9.1 Metode Penelitian .................................................... 21

1.9.2 Teknik Penelitian ..................................................... 22

1.10 Populasi dan Sampel ............................................................. 24

v

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 26

2.1 Pengertian Komunikasi ........................................................ 26

2.2 Komunikasi Nonverbal ........................................................ 29

2.2.1 Pengertian Komunikasi Nonverbal .............................. 29

2.2.2 Klasifikasi Pesan Nonverbal ........................................ 37

2.3 Tinjauan tentang Pesan Kinesik ........................................... 39

2.3.1 Pesan Fasial dan Pesan Gestural .................................. 39

2.3.2 Pesan Postural ............................................................. 46

2.4 Tinjauan Umum Pesan Paralinguistik................................... 48

2.5 Tinjauan Umum Pesan Proksemik ........................................ 50

2.5.1 Orientasi Ruangan........................................................ 50

2.6 Retardasi Mental (Idiocy)...................................................... 51

2.7 Tugas dan Kewajiban Seorang Guru..................................... 56

2.8 Tinjauan Proses Belajar Mengajar ........................................ 59

2.9 Model Schramm.................................................................... 63

BAB III TINJAUAN UMUM .................................................................... 68

3.1 Sejarah Singkat SLB C YPLB Cipaganti ............................. 70

3.2 Visi dan Misi ........................................................................ 70

3.2 1 Visi ............................................................................... 70

3.2.2 Misi .............................................................................. 70

3.3 Tujuan Pendirian .................................................................. 70

3.4 Susunan Organisasi ............................................................... 71

3.5 Jumlah Murid ........................................................................ 72

vi

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

3.6 Kurikulum ............................................................................. 73

3.7 Persyaratan Masuk Sekolah .................................................. 74

3.8 Fasilitas Sekolah ................................................................... 74

3.9 Proses Belajar Mengajar di SLB-C Cipaganti ..................... 75

3.10 Tinjauan tentang Pengajar SLB ............................................ 78

3.11.1 Latar Belakang Pengajar ............................................ 78

3.10.2 Peranan Pengajar........................................................ 80

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 83

4.1 Analisis Hasil Wawancara ...................................................... 84

4.1.1 Jenis Kelamin Responden ........................................... 84

4.1.2 Pendidikan Responden ................................................ 85

4.1.3 Pengalaman Mengajar ................................................ 85

4.2 Analisis Data Penelitian .......................................................... 86

4.2.1 Pesan Kinesik .............................................................. 86

4.2.1.1 Frekuensi ekspresi wajah pengajar ketika

menyampaikan pesan ...................................... 86

4.2.1.2 Fungsi ekspresi wajah pengajar ketika

menyampaikan pesan ...................................... 88

4.2.1.3 Makna yang terkandung dalam penggunaan ekspresi

wajah ............................................................... 89

4.2.1.4 Frekuensi kontak mata pengajar ketika

menyampaikan pesan ...................................... 92

vii

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

4.2.1.5 Fungsi kontak mata pengajar ketika menyampaikan

pesan ................................................................ 94

4.2.1.6 Makna yang terkandung dalam penggunaan kontak

mata ................................................................. 96

4.2.1.7 Frekuensi gerakan tangan pengajar ketika

menyampaikan pesan ...................................... 99

4.2.1.8 Fungsi gerakan tangan pengajar ketika

menyampaikan pesan ...................................... 101

4.2.1.9 Makna yang terkandung dalam penggunaan gerakan

tangan .............................................................. 103

4.2.2 Pesan Paralinguistik .................................................... 109

4.2.2.1 Frekuensi penggunaan nada ketika menyampaikan

pesan ................................................................ 109

4.2.2.2 Fungsi penggunaan nada ketika menyampaikan

pesan ................................................................ 111

4.2.2.3 Makna yang terkandung dalam penggunaan

nada .................................................................. 112

4.2.2.4 Frekuensi penggunaan volume ketika

menyampaikan pesan ...................................... 115

4.2.2.5 Fungsi penggunaan volume ketika menyampaikan

pesan ................................................................ 117

4.2.2.6 Makna yang terkandung dalam penggunaan

volume ............................................................. 118

4.2.3 Pesan Proksemik ......................................................... 120

viii

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

4.2.3.1 Frekuensi penggunaan jarak personal ketika

menyampaikan pesan ...................................... 120

4.2.3.2 Fungsi penggunaan jarak personal ketika

menyampaikan pesan ...................................... 122

4.2.3.3 Makna yang terkandung dalam penggunaan jarak

personal ........................................................... 124

BAB V PENUTUP ................................................................................... 127

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 127

5.2 Saran ........................................................................................ 129

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 131

LAMPIRAN

ix

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Model Schramm ................................................................... 19

Gambar 2.1 Struktur Gerakan Isyarat ...................................................... 44

Gambar 2.2 Model Schramm ................................................................... 63

Gambar 4.1 Ekspresi wajah sebagai komplemen ..................................... 89

Gambar 4.2 Kontak mata sebagai komplemen ........................................ 95

Gambar 4.3 Kontak mata dengan makna “marah” .................................. 98

Gambar 4.4 Gerakan tangan sebagai komplemen..................................... 102

Gambar 4.5 Makna dalam Gerakan tangan............................................... 104

Gambar 4.6 Penggunaan jarak personal sebagai komplemen................... 123

x

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Frekuensi ekspresi wajah pengajar........................................... 86

Tabel 4.2 Fungsi ekspresi wajah pengajar ............................................... 88

Tabel 4.3 Frekuensi kontak mata pengajar............................................... 92

Tabel 4.4 Fungsi kontak mata pengajar ................................................... 94

Tabel 4.5 Frekuensi gerakan tangan pengajar.......................................... 99

Tabel 4.6 Fungsi gerakan tangan pengajar............................................... 101

Tabel 4.7 Arti/Makna Gerakan Tangan.................................................... 105

Tabel 4.8 Frekuensi penggunaan nada ..................................................... 109

Tabel 4.9 Fungsi penggunaan nada pengajar ........................................... 111

Tabel 4.10 Frekuensi penggunaan volume …............................................ 115

Tabel 4.11 Fungsi penggunaan volume pengajar....................................... 117

Tabel 4.12 Frekuensi penggunaan jarak personal ...................................... 120

Tabel 4.13 Fungsi penggunaan jarak personal pengajar ........................... 122

xi

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Draft Wawancara

Lampiran 2 Catatan Lapangan

Hasil Wawancara dengan Pengajar SDLB YPLB Cipaganti

Lampiran 3 Foto-foto

Lampiran 4 Surat Ijin Riset

Lampiran 5 Surat Keterangan Riset

xii

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dari masa ke masa, penggolongan perilaku abnormal selalu mengalami

perubahan. Sebenarnya agak sulit merumuskan secara tepat apa yang dimaksud

dengan normal dan abnormal tentang perilaku. Penyebabnya antara lain: pertama,

sulit menemukan model manusia yang sempurna. Kedua, dalam banyak kasus, tak

ada batas yang tegas antara perilaku normal dan abnormal. Dalam arti orang yang

secara umum dipandang normal-sehatpun suatu saat dapat melakukan perbuatan

yang tergolong abnormal, mungkin di luar kesadarannya. Sebaliknya tidak jarang

orang yang secara umum jelas-jelas abnormal melakukan perbuatan atau

mengucapkan kata-kata yang sungguh-sungguh normal-waras.

Seorang psikiater, Karl Menninger, menyatakan keadaan normal-sehat

dapat dirumuskan sebagai berikut (dalam Winkel, 1991: 674-675):

“Kesehatan mental adalah penyesuian manusia terhadap dunia dan satu sama lain dengan keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum. Ia bukan hanya efisiensi, atau hanya perasaan puas, atau keluwesan dalam mematuhi berbagai aturan permainan dengan riang hati. Kesehatan mental mencakup semua itu. Kesehatan mental meliputi kemampuan menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, dan sikap hidup yang bahagia. Itulah jiwa yang sehat.” (Supratiknya, 1995: 4)

Ada jenis-jenis gangguan tingkah laku yang disebabkan oleh kerusakan

berat pada jaringan otak. Bila kerusakan itu terjadi sebelum atau tak lama sesudah

kelahiran, maka gangguan yang dapat ditimbulkan dapat berupa retardasi mental,

1

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

2

keterbelakangan mental atau lemah mental. Dalam retardasi mental, individu tidak

mampu mengembangkan aneka keterampilan sampai ketaraf secukupnya yang

dibutuhkan untuk menghadapai tuntutan-tuntutan lingkungan secara memadai dan

mandiri. Bila kerusakan itu terjadi di usia lebih kemudian, maka individu akan

kehilangan kemampuan tertentu yang sebelumnya telah dimilikinya. Jenis

gangguan ini biasanya disebut gangguan mental organik.

Retardasi mental (idiot) adalah fungsi intelektual umum di bawah rata-rata disertai dengan ketidakmampuan beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan, yang muncul selama masa pertumbuhan. Saat munculnya gangguan ini dibatasi sampai umur 17 tahun. Artinya bila gangguan itu baru muncul sesudah umur 17 tahun-jadi sebelumnya individu tumbuh normal-maka harus dikategorikan sebagai gangguan mental organik. Dari hasil pengukuran intelegensi, mereka yang ber-IQ kurang dari 70 dan tidak memiliki keterampilan sosial atau menunjukkan perilaku yang tidak sesuai denan usianya, dikategorikan mengalami retardasi mental, keterbelakangan mental atau lemah mental (Supratiknya, 1995: 76)

Retardasi mental banyak ditemukan pada anak-anak berusia 5 dan 6 tahun,

puncaknya pada golongan remaja umur 15 tahun. Lewat usia itu jumlahnya

menurun secara tajam. Fakta ini mencerminkan perubahan dalam tuntutan hidup.

Selama masa kanak-kanak awal, mereka yang menderita retardasi mental ringan

relatif tampak normal. Kekurangan mereka baru tampak sesudah masuk sekolah,

yaitu umur 5 atau 6 tahun sampai umur belasan. Seusai usia sekolah, banyak di

antara mereka mampu menyesuaikan diri di tengah masyarakat, misalnya menjadi

buruh atau pegawai rendahan, dan tidak lagi tampak keterbelakangan mental

mereka.

Penggolongan tingkat retardasi mental lazim didasarkan pada hasil

pengukuran intelegensi. Tes intelegensi sendiri lazim dimaksudkan untuk

mengukur kemungkinan keberhasilan orang di bidang akademik. Maka,

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

3

pembagian tingkat retardasi mental pada dasarnya merupakan pembagian tingkat

kemampuan mengikuti dan menyelasikan pendidikan formal di sekolah. Selain

itu, pembagian tingkat retardasi memang mengandung penilaian tentang

kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial. Pada

umunya dikenal empat tingkat retardasi mental yaitu:

1. Retardasi Mental Ringan Penderita ini memiliki IQ 52-67 dan meliputi bagian terbesar populasi retardasi mental. Sesudah dewasa IQ mereka setara dengan anak berusia 8-11 tahun.

2. Retardasi Mental Sedang Golongan ini memiliki IQ 36-51. Sesudah dewasa mereka setara dengan

anak-anak berusia 4-7 tahun 3. Golongan ini memiliki IQ 20-35. Mereka sering disebut “dependent

retarded” atau penderita lemah mental yang tergantung. 4. Retardasi Mental Sangat Berat Golongan ini memiliki IQ kurang dari 20. (Supratiknya; 1995; 76-78)

Berdasarkan penggolongan tingkat retardasi di atas, anak dengan retardasi

ringan adalah yang paling mudah untuk mendapatkan didikan untuk memacu

kreativitas dan kemandiriannya. Untuk itu, objek dalam penelitian ini merupakan

pengajar anak dengan retardasi mental ringan.

Secara medis dinyatakan bahwa kelainan yang terdapat di otak tidak bisa

disembuhkan namun dengan penatalaksanaan yang tepat dan terpadu, maka

gejala-gejala keterbelakangan mental (idiot) dapat dikurangi semaksimal

mungkin.

Banyak sekali cara-cara yang dilakukan untuk meminimalisir gejala

tersebut, baik dari sekolah maupun terapi-terapi lainnya. Sekolah luar biasa

(SLB), merupakan salah satu sarana untuk membantu anak-anak dengan kelainan

retardasi mental tersebut. Dengan proses pengajaran yang sedikit berbeda dengan

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

4

tingkat sekolah lainnya, sekolah luar biasa umumnya menawarkan metode serta

alat pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak didiknya.

Dengan proses belajar mengajar di sekolah luar biasa ini, sangat

diharapkan dapat membantu kesulitan- kesulitan yang dialami oleh si anak. Proses

belajar mengajar berlangsung selama si anak berada dalam sekolah, baik di dalam

kelas maupun di luar kelas.

Menurut Moh. Uzer Usman (Suryosubroto, 1996: 19), proses belajar

mengajar adalah:

“Suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa

atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

untuk mencapai tujuan tertentu.”

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal

dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Selain guru, alat peraga dalam

pengajaran juga memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan

proses belajar mengajar yang efektif. Metode dan alat pengajaran merupakan

unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara/

teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai pada tujuan. Dalam

proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru

agar proses belajar siswa lebih efisien dan efektif.

Alat peraga dalam proses belajar mengajar penting karena memiliki

fungsi pokok sebagai berikut:

a) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

5

b) Penggunaan alat peraga merupakan bagian integrasi dari keseluruhan situasi belajar.

c) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

d) Penggunaan alat peraga dalam pengajarannya diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

(Suryosurbroto, 1996: 48)

Seperti yang telah dikemukakan di atas, salah satu alasan mengapa alat

peraga begitu penting dalam proses pengajaran karena penggunaan alat untuk

mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap

pengertian yang diberikan guru. Proses belajar dalam kelas umumnya

menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal. Namun proses pengajaran yang

digunakan dalam lingkungan Sekolah Luar Biasa (SLB) C YPLB Cipaganti,

sebagian besar menggunakan komunikasi nonverbal dalam menyampaikan pesan

di dalam kelas (sebagai alat peraga). Penggunaan komunikasi nonverbal seperti

yang telah dikemukakan di atas, dikarenakan anak-anak retardasi mental tersebut

mengalami kesulitan dalam berkomunikasi seperti menerima pesan-pesan verbal

maupun menggunakan pesan-pesan verbal, sehingga pesan-pesan nonverbal

merupakan komunikasi yang paling sering terjadi dalam kelas (proses

pembelajaran). Komunikasi nonverbal membantu anak untuk lebih mengerti dan

lebih memahami apa yang dimaksud oleh si pengajar.

Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat bukan kata-kata.

Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal

mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

6

komunikasi, yang dihasilkan individu dan penggunaan lingkungan oleh individu,

yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.

Duncan menyebutkan tujuh jenis pesan nonverbal; (1) kinesik atau gerak tubuh; (2) paralinguistic atau suara; (3) Proksemik atau penggunaan ruang; (4) olfaksi atau penciuman; (5) sensivitas kulit; dan (6) Faktor artfaktual (7) Daya tarik penampilan fisik. (Rakhmat, 2000: 292-294) Diantara jenis- jenis pesan nonverbal di atas, pesan kinesik, pesan

paralinguistik dan pesan proksemik adalah yang digunakan di lingkungan SLB C

YPLB Cipaganti. Karena jenis-jenis pesan tersebut memegang peranan penting

dalam proses pembelajaran anak retardasi mental. Misalnya para pengajar dapat

melihat pesan gestural si anak dengan menunjukkan gerakan sebagian anggota

tubuh seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna, begitu

juga sebaliknya. Sebagian besar pesan mengungkapkan emosi dan pikiran si

komunikator, sehingga para pengajar dapat mengetahui apa yang sedang ada

dalam pikiran si anak dan juga mengetahui emosi anak apakah mereka sedang

sedih, bahagia, takut dan sebagainya.

Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.

Banyak orang beranggapan bahwa perilaku nonverbal yang paling banyak

“berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan mata, meskipun mulut

tidak berkata-kata. Menurut Albert Mehrabian, andil wajah bagi pengaruh pesan

adalah 55%, sementara vokal 30% dan verbal hanya 7%. Menurut Birdwhistell,

perubahan sangat sedikit saja dapat menciptakan perbedaan yang besar. (Mulyana,

2000: 330)

Pesan paralinguistik merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang

dapat dipahami, seperti nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme. Sama

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

7

dengan pesan kinesik setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan

pikiran kita.

Pesan proksemik berhubungan dengan pengaturan ruang dan jarak. Setiap

orang baik ia sadar atau tidak mempunyai ruang pribadi (personal space) imajiner

yang bila dilanggar, akan membuatnya tidak nyaman.

Ketiga pesan di atas sangat penting peranannya dalam proses

pembelajaran anak retardasi mental. Lewat perilaku nonverbal, para pengajar

dapat mengetahui suasana emosional si anak, apakah ia sedang bahagia, bingung

atau sedih. Komunikasi nonverbal diterapkan di kelas ketika proses terapi

berlangsung. Misalnya ketika si anak tidak mau mengerjakan sesuatu yang

diminta, maka pengajar berusaha membimbing si anak dengan memberikan

petunjuk-petunjuk secara nonverbal agar si anak berusaha menirukan hal yang

diperagakan oleh pengajar. Begitu pula ketika si anak melakukan kesalahan, maka

biasanya pengajar melakukan isyarat tangan sebagai pertanda tidak boleh lagi

untuk diulangi.

Selain itu dalam proses terapi yang dijalankan di tempat lain harus dapat

dipadukan dengan terapi lainnya, seperti wicara, medika, okupasi dan integrasi

sensoris. Hal itu diberikan dengan melihat seberapa besar gangguan yang terjadi

pada anak, karena setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam

menjalankan proses terapi.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana

pesan nonverbal yang dilakukan pengajar dalam proses pembelajaran anak

retardasi mental (idiot) di SLB Cipaganti.

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

8

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian yang telah dikemukakan penulis pada latar belakang masalah

penulis memberikan rumusan sebagai berikut:

“Pesan nonverbal yang dilakukan oleh pengajar di SLB C YPLB Cipaganti

dalam proses pembelajaran anak retardasi mental ringan di dalam kelas”

1.3 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pesan nonverbal kinesik yang dilakukan pengajar di SLB C

YPLB Cipaganti dalam proses pembelajaran anak retardasi mental ringan

di dalam kelas?

2. Bagaimana pesan nonverbal paralinguistik yang dilakukan pengajar di

SLB C YPLB Cipaganti dalam proses pembelajaran anak retardasi mental

ringan di dalam kelas?

3. Bagaimana pesan nonverbal prosekmik yang dilakukan pengajar di SLB C

YPLB Cipaganti dalam proses pembelajaran anak retardasi mental ringan

di dalam kelas?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pesan nonverbal kinesik yang dilakukan pengajar di

SLB C YPLB Cipaganti dalam dalam proses pembelajaran anak retardasi

mental ringan.

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

9

2. Untuk mengetahui pesan nonverbal paralinguistik yang dilakukan pengajar

di SLB C YPLB Cipaganti dalam dalam proses pembelajaran anak

retardasi mental ringan.

3. Untuk mengetahui pesan nonverbal prosekmik yang dilakukan pengajar di

SLB C YPLB Cipaganti dalam dalam proses pembelajaran anak retardasi

mental ringan.

1.5 Alasan Pemilihan Masalah

Adapun yang menjadi alasan penulis memilih masalah untuk dijadikan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Masalah komunikasi nonverbal yang dilakukan pengajar dan siswa sudah

ada yang meneliti. Namun masalah komunikasi nonverbal yang dilakukan

pengajar terhadap anak retardasi mental belum ada yang meneliti.

2. Pesan nonverbal memegang peranan penting untuk dapat meningkatkan

kesempurnaan komunikasi, serta membantu si anak untuk dapat lebih

memahami pesan yang disampaikan pengajar. Hal tersebut berarti

membantu si anak untuk dapat berkomunikasi.

1.6 Pembatasan Masalah

1. Masalah yang diteliti terbatas pada pesan nonverbal yang dilakukan oleh

pengajar kepada anak-anak penyandang retardasi mental ringan di SLB C

YPLB Cipaganti, yaitu pesan kinesik, pesan paralinguistik dan pesan

proksemik.

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

10

2. Pesan kinesik yang diteliti terbatas pada penggunaan ekspresi wajah,

kontak mata dan gerakan tangan yang dilakukan pengajar kepada anak-

anak retardasi mental ringan di SLB C YPLB Cipaganti.

3. Pesan paralinguistik yang diteliti terbatas pada penggunaan nada dan

volume yang dilakukan pengajar kepada anak-anak retardasi mental ringan

di SLB C YPLB Cipaganti.

4. Pesan proksemik yang diteliti terbatas pada penggunaan penggunaan jarak

personal yang dilakukan pengajar kepada anak-anak retardasi mental

ringan di SLB C YPLB Cipaganti.

5. Objek penelitian adalah pengajar anak penyandang retardasi mental ringan

dengan IQ 52-67, tingkat sekolah dasar kelas 1, 2 dan 3 (yang merupakan

kelas gabungan) di SLB C YPLB Cipaganti.

6. Lokasi penelitian dilaksanakan di SLB C YPLB Cipaganti Jl. Hegar Asih

No. 1-3 Bandung.

7. Waktu penelitian sekitar bulan Desember 2006-Januari 2007.

1.7 Kerangka Pikiran

Komunikasi pada saat ini merupakan hal yang sangat menyatu dalam

kehidupan manusia, dalam arti manusia dan komunikasi tidak dapat dipisahkan.

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa “diampun merupakan satu bentuk

komunikasi antar pribadi”. (Liliweri, 1994: 88). Seseorang yang diam tidaklah

sembarang diam, ia mungkin sedang menyusun rencana untuk bertindak. Diam

sama kuatnya dengan pesan-pesan verbal yang diucapkan dalam kata-kata.

Dengan berdiam diri, maka anda telah berkomunikasi secara nonverbal.

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

11

Pada umumnya proses komunikasi berjalan melalui siklus, komunikator

yang menyampaikan pesan kepada komunikan, dan selanjutnya si komunikan

beralih menjadi komunikator, dan seterusnya, sehingga kegiatan komunikan dapat

berlangsung. Penyampaian pesan yang terjadi diantara komunikator dengan

komunikan menghasilkan suatu kesamaan arti, maka komunikasi yang

berlangsung bersifat komunikatif. Umpan balik dapat bersifat positif atau dapat

pula bersifat negatif. Umpan balik dapat disampaikan secara nonverbal yaitu

dengan menggunakan bahasa tubuh, isyarat, gambar atau warna.

Komunikasi sebenarnya bukan hanya alat untuk menukar pikiran,

melainkan suatu kegiatan yang dilakukan dalam upaya mengubah suatu kegiatan,

mengubah pendapat atau perilaku orang lain, seperti yang dikatakan oleh Carl I.

Hovland sebagai berikut:

Communication is the process by which an individual (the communicator)

transmit stimulat (usually verbal symbol) to modify the behavior of other

individual”. Yang berarti; proses dari individu (komunikator) dengan

menyampaikan rangsangan biasanya berupa lambang-lambang untuk mengubah

perilaku orang lain. (Tasmara, 1997: 2)

Pengertian komunikasi yang telah diungkapkan di atas menunjukkan

bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dua pihak yang

satu sesuai yang diinginkan oleh pihak yang lainnya.

Menurut Effendy (1993: 28) bahwa komunikasi yaitu “proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan”. Pengertian

komunikasi tersebut menunjukkan bahwa pada kegiatan komunikasi terdapat tiga

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

12

unsur yang paling penting dan tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan

yang lain, ketiga unsur tersebut yaitu komunikator, pesan dan komunikan.

Masih menurut Effendy (1990: 11) bahwa “proses komunikasi pada

hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran ini bisa berupa keyakinan,

kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan

sebagainya yang timbul dari lubuk hati”

Dan komunikasi itu sendiri bertujuan untuk:

1. Mengubah sikap (to change the attitude) 2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behaior) 4. Mengubah masyarakat (to change the society)

(Effendy, 1993: 55)

Menurut Ray L. Birdwhistell, 65% dari komunikasi adalah komunikasi

nonverbal. Sementara menurut Albert Mehrabian, 93% dari semua makna sosial

dalam komunikasi tatap muka diperoleh dari isyarat-isyarat nonverbal. (Mulyana,

2000: 316)

Adanya fakta bahwa anak penyandang retardasi mental mengalami

kesulitan dalam berkomunikasi dan pada umumnya mengalami kesulitan dalam

menerima pesan verbal. Hal ini disebabkan penderita mengalami keterbelakangan

mental yang menyebabkan fungsi intelektual di bawah rata-rata disertai dengan

kemampuan beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan bicara yang sangat

terbatas. Mereka dengan segala keterbatasannya dalam berkomunikasi, akan lebih

banyak menerima komunikasi nonverbal untuk dapat membantu memahami

makna pesan yang diberikan oleh pengajar dalam proses pembelajaran. Hal

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

13

tersebut berarti pesan-pesan dalam komunikasi nonverbal memegang peranan

penting dalam proses komunikasi.

Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter komunikasi nonverbal

mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting

komunikasi yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh

individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.

(Mulyana, 2000: 308)

Liliweri mengemukakan bahwa “komunikasi nonverbal acapkali

dipergunakan untuk menggambarkan perasaan atau emosi. Jika pesan yang

diterima melalui sistem verbal tidak menunjukkan kekuatan pesan maka anda

dapat menerima tanda-tanda nonverbal lainnya sebagai pendukung.” (Liliweri,

1994: 89)”

Selain itu pesan nonverbal juga mempunyai fungsi yang sangat penting

dalam hubungannya dengan pesan verbal. Yang lebih penting diketahui adalah

tinjauan psikologis terhadap peranan pesan nonverbal dalam perilaku komunikasi.

Dale G. Leather (1976: 4-7) penulis Nonverbal Communication System,

menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat penting.

1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal.

2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal ketimbang pesan verbal.

3. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, ditorsi dan kerancuan.

4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang sangat berkualitas tinggi.

5. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.

6. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

14

Seperti yang telah dikemukakan di atas, salah satu mengapa komunikasi

nonverbal sangat penting adalah karena pesan nonverbal mempunyai fungsi

metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang

berkualitas tinggi. Mark L. Knapp (1972: 9-12) menyebutkan lima fungsi pesan

nonverbal dalam hubungannya dengan bahasa, yaitu:

1. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.

2. Subsitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. 3. Kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna lain

terhadap pesan verbal. 4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan verbal. 5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya.

Biasanya kita lebih mempercayai pesan nonverbal, yang menunjukkan

pesan yang sebenarnya, karena pesan nonverbal itu lebih susah dikendalikan

daripada pesan verbal. Tingkah laku akan lebih bisa berbicara daripada kata-kata,

dan hal itu juga berlaku dalam proses terapi yang dilakukan pengajar dalam proses

pembelajaran anak dengan retardasi mental ringan.

Senyuman, isyarat tangan dan pengaturan suara (paralinguistic)

merupakan jenis-jenis pesan nonverbal yang sulit dipisahkan dalam proses

komunikasi yang terjadi antara pengajar dan si anak.

Komunikasi nonverbal diklasifikasikan dalam beberapa jenis seperti yang

dikemukakan oleh Duncan dalam Psikologi Komunikasi, yaitu:

1. Kinesik atau gerak tubuh Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics), suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. Setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala dan kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Pesan

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

15

kinesik terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan postural.

2. Pesan Paralinguistik Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.

3. Proksemik Pesan prosekmik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Berikut ini adalah klasifikasi jarak dari Edward T.Hall (Brooks dan Emmert, 1976: 137): • Akrab

Fase dekat 0 – 6'' Fase jauh 6" – 18"

• Personal Fase dekat 18" – 30" Fase jauh 30" – 4'

• Sosial Fase dekat 4' – 7' Fase jauh 7' – 12'

• Publik Fase dekat 12' – 25' Fase jauh 25' atau lebih

4. Olfaksi atau Penciuman Bau-bauan telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar dan tidak sadar. Dr. Harry Wiener dari New York Medical College menyimpulkan; manusia menyampaikan dan menerima pesan kimiawi eksternal (external chemical messenger). Kebanyakan komunikasi melalui bau-bauan berlangsung secara tidak sadar. Wewangian dapat mengirim pesan sebagai godaan, rayuan, ekspresi femininitas atau maskulinitas.

5. Sensivitas kulit Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics). Sentuhan adalah suatu perilaku yang multimakna, dapat menggantikan seribu makna. Sentuhan tidak bersifat acak, melainkan suatu strategi komunikasi. Beberapa studi menunjukkan bahwa sentuhan bersifat persuasif. Menurut Heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang yang sangat impersonal hingga sangat personal. Kategori-kategori tersebut adalah sebagai berikut. • Fungsional-profesional. Di sini sentuhan bersifat “dingin” dan

berorirentasi bisnis. • Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan

memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabatan tangan.

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

16

• Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhanh yang menandakanafeksi atau hubungan yang akrab.

• Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan keterikatan emosional atau ketertarikan.

• Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta atau keintiman.

6. Artifaktual Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan-tubuh, pakaian, dan kosmetik. Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya (model, kualitas bahan, warna), dan juga ornament lain yang dipakainya, seperti kaca mata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting-anting, dan sebagainya. Seringkali orang memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model rambut, dan sebagainya.

7. Daya tarik penampilan fisik Daya tarik fisik seseorang menyjadi penyebab utama atraksi personal, kita senang terhadap orang-orang yang cantik dan tampan. Mereka pada gilirannya sangat mudah mendapatkan simpati dan perhatian dari orang lain.

(Rakhmat, 2000: 292-294) Diantara jenis-jenis pesan nonverbal di atas, pesan kinesik (ekspresi

wajah, kontak mata, gerakan tangan), pesan paralinguistik (nada dan volume) dan

pesan proksemik (penggunaan jarak pribadi) adalah yang paling sering digunakan

di lingkungan SLB C YPLB Cipaganti. Jenis-jenis pesan tersebut memegang

peranan penting dalam dalam proses pembelajaran anak retardasi mental karena

dapat membantu si anak dalam memahami pesan verbal yang disampaikan oleh

pengajar serta merangsang imemori si anak untuk dapat mengingat pesan-pesan

serupa yang telah di sampaikan oleh pengajar dulu .Misalnya para pengajar dapat

melihat pesan gestural si anak dengan menunjukkan gerakan sebagian anggota

tubuh seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna, begitu

juga sebaliknya. Sebagian besar pesan mengungkapkan emosi dan pikiran si

komunikator, sehingga para pengajar dapat mengetahui apa yang sedang ada

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

17

dalam pikiran si anak dan juga mengetahui emosi anak apakah mereka sedang

sedih, bahagia, takut dan sebagainya.

Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.

Banyak orang beranggapan bahwa perilaku nonverbal yang paling banyak

“berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan mata, meskipun mulut

tidak berkata-kata. Menurut Albert Mehrabian, andil wajah bagi pengaruh pesan

adalah 55%, sementara vocal 30% dan verbal hanya 7%. Menurut Birdwhistell,

perubahan sangat sedikit saja dapat menciptakan perbedaan yang besar. (Mulyana,

2000: 330)

Pesan paralinguistik merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang

dapat dipahami, seperti nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme. Sama

dengan pesan kinesik setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan

pikiran kita.

Pesan proksemik berhubungan dengan pengaturan ruang dan jarak. Setiap

orang baik ia sadar atau tidak mempunyai ruang pribadi (personal space) imajiner

yang bila dilanggar, akan membuatnya tidak nyaman. Begitu juga yang terjadi

dalam proses membimbing perilaku si anak, dalam proses perkenalan yang terjadi

pada pertama kali mengikuti kelas, si anak mempunyai ruang pribadi yang sangat

besar. Ruang pribadi tersebut hanya dapat dimasuki oleh orang-orang yang dekat

dengannya. Namun seiring dengan waktu, baik pengajar dan si anak dapat

berhubungan dalam ruang pribadi masing-masing. Pesan proksemik yang

dilakukan di lingkungan SLB C YPLB Cipaganti mencerminkan seberapa

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

18

nyamankah si anak tadi dalam lingkungan sekolah dan dalam hubungannya

dengan pengajar.

Salah satu model komunikasi adalah Model Scramm. Menurut Wilbur

Scramm di dalam sebuah komunikasi formula, komunikasi senantiasa

membutuhkan setidaknya tiga unsur: sumber (source), pesan (message), dan

sasaran (destination) Ketiga variable di atas adalah unsur penting dalam

komunikasi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sumber boleh jadi seorang

individu (berbicara, menulis, menggambar dan memberi isyarat) atau suatu

organisasi komunikasi (seperti sebuah surat kabar, penerbit, stasiun televise, atau

studio film). Pesan dapat berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara di udara,

atau setiap tanda yang dapat ditafsirkan. Saran mungkin seorang individu yang

mendengaran, menonton atau membaca atau anggota suatu kelompok. (Mulyana,

2000: 140)

Selanjutnya menurut Laswell pesan adalah apa yang dikomunikasikan

oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau

nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.

(Mulyana, 2000: 63).

Berdasarkan model Scramm, maka pesan yang ingin disampaikan oleh

komunikator proses penyandian (Encoder) untuk selanjutnya disampaikan dalam

bentuk pesan yang bisa dimengerti oleh komunikan, sehingga setelah mengalami

interpreter (penafsiran), komunikan dapat menyandi balik (decoding) pesan. Dan

begitu untuk selanjutnya.

Scramm berpendapat meskipun dalam komunikasi lewat radio atau telefon encoder dapat berupa mikrofon dan decoder adalah earphone,

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

19

dalam komunikasi manusia, sumber dan encoder adalah satu orang, sedangkan decoder dan sasaran adalah seorang lainnya, dan sinalnya adalah bahasa. Untuk menuntaskan suatu tindakan komunikasi (communication act), suatu pesan harus disandi balik. (Mulyana, 2000: 140)

Gambar 1.1 Model Scramm

Sumber: (Mulyana, 2000: 141)

Scramm menganggap bahwa komunikasi sebagai interaksi dengan kedua

pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi balik, mentransmisikan, dan

menerima sinyal. Disini kita melihat umpan balik dan “lingkaran” yang

berkelanjutan untuk berbagi informasi.

Para pengajar di SLB melakukan proses penyandian untuk

menyampaikan pesan kepada anak retardasi mental, kemudian mereka menerima

pesan dan menafsirkannya sesuai kemampuannya untuk selanjutnya mengadakan

penyandian balik dan pengajar yang menerima pesan tersebut berusaha

Decoder Interpreter Encoder

Encoder Interpreter Decoder

Message

Message

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

20

menafsirkan pesan yang disampaikan untuk selanjutnya mengirimkan penyandian

balik.

Pesan nonverbal yang terjadi antara pengajar dan si anak sangat

diharapkan dapat membantu anak retardasi mental ringan dalam memahami

makna dalam setiap pesan yang disampaikan pengajar di dalam kelas dalam

proses pembelajaran sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan baik.

1.8 Operasional Variabel

Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel penelitian, yaitu Pesan

Nonverbal dalam dalam proses pembelajaran anak idiot di dalam kelas.

Indikator 1 : Pesan Kinesik

Alat Ukur : - Frekuensi ekspresi wajah pengajar ketika menyampaikan

pesan

- Fungsi ekspresi wajah pengajar ketika menyampaikan

pesan

- Frekuensi kontak mata pengajar ketika menyampaikan

pesan

- Fungsi kontak mata pengajar ketika menyampaikan

pesan

- Frekuensi gerakan tangan pengajar ketika

menyampaikan pesan

- Fungsi gerakan tangan pengajar ketika menyampaikan

pesan

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

21

Indikator 2 : Pesan Paralinguistik

Alat Ukur : - Frekuensi penggunaan nada ketika menyampaikan pesan

- Fungsi penggunaan nada ketika menyampaikan pesan

- Frekuensi penggunaan volume ketika menyampaikan

pesan

- Fungsi penggunaan volume ketika menyampaikan pesan

Indikator 3 : Pesan proksemik

Alat Ukur : - Frekuensi jarak personal pengajar ketika menyampaikan

pesan

- Fungsi jarak personal pengajar ketika menyampaikan

pesan

1.9 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1.9.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, seperti yang didefenisikan

oleh Isaac dan Mitchell yang dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya “metode

Penelitian Komunikasi”. Menurut beliau, metode deskriptif adalah metode yang

bertujuan melukiskan fakta atau katakteristik populasi secara faktual dan cermat.

(Rakhmat, 1993: 24)

Penelitian deskriptif tidak bermaksud mencari hubungan, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi, tetapi hanyalah memaparkan peristiwa atau

situasi.

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

22

Adapun sifat-sifat tertentu yang terdapat dalam metode deskriptif, sehingga

dapat dipandang sebagai ciri, yakni bahwa metode itu:

1. Memuaskan diri pada perencanaan masalah-masalah yang ada

sekarang, pada masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diperjelas dan kemudian

dianalisa.

Metode deskriptif dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif,

karena pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi

tidak berstruktur dan studi kepustakaan.

1.9.2 Teknik pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah:

a. Wawancara

“Metode interview”, mencakup cara yang dipergunakan kalau

seseorang untuk suatu tujuan tertentu mencoba mencari keterangan

atau pendirian secara lisan dari seseorang responden dengan bercakap-

cakap berhadapan muka dengan orang itu. (Koentjoroningrat, 1983:

162) Untuk penelitian ini, sumber data akan diperoleh dengan jalan

mewawancarai pengelola SLB serta pengajar di tingkat sekolah dasar

yang mengambil bagian retardasi mental ringan yang memenuhi

kriteria peneliti.

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

23

b. Observasi

Observasi yang peneliti gunakan adalah metode yang tidak berstruktur,

artinya peneliti tidak sepenuhnya melaporkan peristiwa, sebab prinsip

obsevasi adalah merangkum, mensistemasikan dan menyederhanakan

representasi peristiwa. Peneliti bebas dan lentur (flexible) mengamati

peristiwa. (Rakhmat, 2002: 85) Peneliti akan melakukan observasi

mengenai frekuensi dan fungsi komunikasi nonverbal yaitu pesan

kinesik, paralinguistik, dan pesan proksemik yang dilakukan pengajar

di SLB Cipaganti dalam proses pembelajaran di dalam kelas yang

bertujuan untuk membimbing perilaku dan cara berpikir anak retardasi

mental ringan.

c. Studi Kepustakaan

Usaha untuk mengumpulkan suatu informasi atau data melalui buku-

buku yang dianggap dapat mendukung penelitian dan merupakan suatu

teknik untuk mendapatkan teoritis guna memperoleh pendapat para

ahli dan teorinya melalui sumber buku. Juga teknik ini penulis

gunakan untuk memperoleh data-data dari berbagai catatan,

dokumentasi dari berbagai pihak untuk menunjang penelitian ini.

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

24

1.10 Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari

manusia, hewan dan perilaku yang nantinya dapat dijadikan data penelitian

(Bungin, 2004: 99). Populasi dalam penelitian ini adalah para pengajar SLB C

YPLB Cipaganti tingkat sekolah dasar untuk bagian retardasi mental ringan.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakternya hendak diselidiki

(S. Djawarto, 1984: 43). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sampling purposif, yaitu memilih orang-orang tertentu

berdasarkan kriteria khusus yang ditentukan peneliti (Rakhmat, 1994: 81). Jumlah

populasi sebanyak 5 orang dan jumlah sampel diambil sebanyak 2 orang.

Pemilihan sampel dikhususkan bagi pengajar perempuan yang mengajar

minimal lebih dari 5 tahun dengan pendidikan minimal SGLB. Alasan pemilihan

sampel adalah sebagai beruikut :

- Jenis Kelamin Perempuan

Perempuan dianggap mempunyai emosional yang dapat membantu anak

untuk menuruti kemauan pengajar. Perempuan juga dianggap lebih mengerti

kemauan anak karena dianggap mempunyai naluri keibuan dan penuh kasih

sayang, sehingga para murid merasakan lebih merasa nyaman dalam belajar.

- Masa tugas minimal lima tahun di SLB-C Cipaganti Bandung

Untuk memastikan bahwa guru/pengajar tersebut tidak sedang berada dalam

penyesuaian dan juga telah memiliki hubungan yang erat, serta telah cukup

lama berinteraksi dengan murid di sekolah tersebut. Masa tugas minimal

lima tahun dianggap cukup bagi pengajar untuk mengenal seluruh murid

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

25

dengan karakter, kemampuan serta kekurangannya masing-masing. Masa

tugas tersebut juga dipilih mengingat pengajar-pengajar lainnya mengajar di

SLB-C Cipaganti kurang dari lima tahun, sehingga kedua responden yang

menjadi sampel dianggap lebih “senior” dibandingkan dengan yang lainnya.

- Pendidikan

Sampel yang dipilih diharapkan berasal dari tingkat keterampilan dan

kemampuan pendidikan yang relatif sama dengan alasan untuk menghindari

pengaruh dari faktor perbedaan tingkat pendidikan yang dianggap memberi

pengaruh terhadap pemahaman permasalahan penelitian.

Berikut ini adalah daftar sejumlah pengajar yang mengajar di SLB-C

Cipaganti tingkat Sekolah Dasar untuk anak retardasi mental ringan.

Mulai diangkat No Nama Tempat dan

Tanggal Lahir

L/P

Aga ma

Jabatan

Gol dan

Ruang

Pertama Ditempat ini

Pendidikan tertinggi/ Tahun

Masa Kerja

1. Tati Rumiarti NIGB.100100012

Solo, 30 April 1964

P Islam Guru Kelas

- 10/02/ 1987

01/06/ 2003

SPGLB 1986

20 Tahun 10 bulan

2. Heni Ruhaeni NIP. 480.132.251

Majalengka, 16 Oktober 1968

P Islam Guru Kelas

III/a 19/07/1999 01/01/2005 Sarjana S1 PLB 1993

7 tahun 6 bulan

3. Elyta Tuwidi, S.Pd.

Lahat, 27 April 1970

P Islam Guru Kelas

- 01/01/2005 10/03/2005 Sarjana S1 PLB 1994

2 Tahun 1 Bulan

4. Dadan Rchmayana, S.Pd. NIGB. 0402000062

Bandung, 03 Februari 1979

L Islam Guru olahraga

- 01/01/2005 10/03/2005 Sarjana S1 PLB 2001

2 Tahun 1 Bulan

5. Nursipah, S.Pd. Bandung, 02 April 1981

P Islam Guru Kelas

- 03/04/2004 03/04/2004 Sarjana S2 PLB 2005

2 Tahun 10 Bulan

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi

Manusia senantiasa melakukan komunikasi dalam hidupnya. Manusia

akan selalu terlibat dalam komunikasi karena komunikasi merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan sesuatu yang sangat

mendasar dalan hubungan antar manusia.

Menurut Raymond S. Ross ‘komunikasi adalah suatu proses menyortir,

memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu

pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa

dengan yang dimaksudkan komunikator’. (Mulyana, 2000: 62)

Dari pendapat tersebut, kita dapat melihat bahwa suatu kegiatan

komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan proses penyandian berupa

lambang-lambang yang berarti sehingga terjadi suatu kesamaan makna antara

komunikator dan komunikan. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan untuk

suatu perubahan pendapat, sikap, perilaku yang sesuai dengan keinginan

komunikator.

Komunikasi sebenarnya bukan hanya alat tukar menukar pikiran,

melainkan suatu kegiatan yang dilakukan dalam upaya mengubah suatu kegiatan,

mengubah pendapat atau perilaku orang lain, seperti yang dijelaskan oleh Carl I.

Hovland sebagai berikut:

26

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

27

Communication is the process by which an individual (the communicator)

transmit stimuli (usually verbal symbol) to modify the behavior of other

individual.” Yang berarti, proses dari individu (komunikator) dengan

menyampaikan rangsangan biasanya berupa lambang-lambang untuk mengubah

perilaku orang lain”. (Tasmara, 1997: 2)

Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam mengadakan

hubungan pergaulan sehari-hari sebagai ungkapan suatu gagasan, harapan,

informasi kepada pihak lain dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti,

bisa berupa isyarat, bahasa, gambar, gerak tubuh, asalkan dipahami oleh kedua

belah pihak seperti yang dikemukakan oleh Bernard Barelson dan Gary A. Stainer

dalam karyanya “Human Behaviour” yang mengemukakan bahwa: “Komunikasi

adalah penyampaian informasi gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya

dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik

dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian biasanya dinamakan

komunikasi.” (Abdurahman, 1993: 62)

Selain itu komunikasi semakin berkembang sehingga banyak dirumuskan

oleh beberapa pakar lainnya. Banyak definisi dari para ahli yang terungkap dan

telah ada sejak tahun 40-an, dimana pada saat itu mulai nampak akan kebutuhan

adanya science of communications di Amerika. Diantaranya seorang sarjana yang

bernama Carl I. Hovland, merumuskan suatu definisi tentang komunikasi.

‘Menurutnya komunikasi sebagai proses dimana seseorang komunikator

menyampaikan perangsang-perangsang biasanya lambang-lambang untuk

merubah tingkah laku orang lain (komunikate).’ (Meinanda, 1981: 3)

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

28

Dari komunikasi yang dikemukakan oleh Hovland, dapat dilihat bahwa

ilmu komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat yang

diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain.

Maksud dari definisi itu, jika ingin mempersamakan persepsi atau gagasan dengan

orang lain sudah tentu harus dilaksanakan dengan jalan menyatakan kepada orang

lain, dengan begitu akan terlihat hasil dari komunikasi itu dengan orang lain,

apakah sudah sesuai dengan tujuan atau tidak.

Sedangkan Raymond S. Ross, mendefinisikan komunikasi sebagai ‘Proses

transaksional yang meliputi pemisahan, pemilihan bersama lambang secara

kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari

pengalamannya sendiri atau respon yang sama dengan yang dimaksud sumber.’

(Rakhmat, 2000: 3) Hal ini merupakan suatu proses pengungkapan pikiran

menjadi lambang terhadap perilaku manusia. Bagaimana pesan dari seorang

individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu yang lain.

Untuk membedakan kegiatan penyampaian komunikasi yang sedang berlangsung,

maka proses komunikasi terbagi menjadi proses komunikasi primer dan proses

komunikasi secara sekunder, yaitu sebagai berikut:

“Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media antara lain bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu ”menterjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan”… sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan alat atau sarana sebagai media, yang digunakan dalam komunikasi massa maupun media non massa”. (Effendy, 1995: 11-18).

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

29

Proses komunikasi berjalan melalui siklus, komunikator yang

menyampaikan pesan kepada komunikan, dan selanjutnya si komunikan beralih

menjadi komunikator, dan seterusnya, sehingga kegiatan komunikasi dapat

berlangsung. Penyampaian pesan yang terjadi diantara komunikator dengan

komunikan menghasilkan suatu kesamaan arti, maka komunikasi yang

berlangsung bersifat komunikatif. Umpan balik dapat bersifat positif atau dapat

pula bersifat negatif. Umpan balik dapat disampaikan secara nonverbal yaitu

dengan menggunakan bahasa tubuh, isyarat, gambar, atau warna.

2.2 Komunikasi Nonverbal

2.2.1 Pengertian Komunikasi Nonverbal

Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh dalam komunikasi. Kita

mempersepsi manusia tidak hanya lewat bahasa verbalnya: bagaimana bahasanya

(halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dan sebagainya), namun juga

melalui perilaku nonverbalnya. Pentingnya pesan nonverbal ini misalnya

dilukiskan dengan frase,”Bukan apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia

mengatakannya”. Lewat perilaku nonverbalnya kita dapat mengetahui suasana

emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung atau sedih. Kesan awal

kita pada seseorang sering didasarkan perilaku nonverbalnya, yang mendorong

kita untuk mengenalnya lebih jauh. (Mulyana, 2000: 308)

Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-

kata. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan tentang komunikasi

nonverbal sebagai berikut:

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

30

‘komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan itu bermakna bagi orang lain.’ (Mulyana, 2000: 308)

Dalam perspektif konseptual dan definisi nonverbal, yang dikemukakan

oleh Mark L. Knapp dan Judith A. Hall (1992: 6) pada bukunya Nonverbal

Communication in Human Interaction, katakan bahwa:

“Another way of defining verbal and nonverbal is in terms of their respective function. This approach is not satisfactory because their function overlap. For example, the verbal-nonverbal distinction can be seen to rest on the idea that verbal behaiour is narrative and conceptual- for conveying ideas- while nonverbal behavior is for communicating emotions. We often express emotion with our face, body, and voice tone, the concept-emotion distinction is not a good one for difining verbal and nonverbal behavior. Nonverbal cues are often used for purposes other than showing emotions.”

Knapp & Hall mencoba menjelaskan mengenai pesan verbal dan noverbal

berdasarkan fungsinya masing-masing. Namun jika dilihat lebih lanjut, fungsi

nonverbal dan verbal saling tumpang tindih. Pernyataan tersebut menggambarkan

betapa pesan verbal tidak pernah terlepas dari pesan nonverbal. Maka setiap orang

yang berkomunikasi secara verbal akan menyampaikan pesan-pesan yang lain

dengan gerakan (gesture), vokalistik, jarak yang diatur dan sebagainya. Ketika

seseorang menyampaikan pendapatnya secara verbal, maka pikiran dan

perasaannya akan lebih cermat tercermin dalam perilaku nonverbalnya. Meskipun

ada beberapa isyarat nonverbal yang dapat kita pelajari untuk membantu orang

lain agar dapat mengerti isi pesan yang kita sampaikan. Misalnya ketika pengajar

memberikan pelajaran secara verbal, maka untuk menarik perhatian anak ia akan

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

31

menyampaikannya dengan suara yang keras dan dengan nada yang bervariasi. Hal

tersebut merupakan penggunaan isyarat nonverbal secara sadar, yang didasari atas

pengertian pengajar terhadap kesulitan yang dialami murid-murid dalam

berkomunikasi. Seperti yang telah dikemukakan bahwa anak retardasi mental

mengalami kesulitan dalam menangkap pesan berkenaan dengan kemampuan otak

yang dibawah rata-rata dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Pentingnya kesadaran

pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran dengan pesan nonverbal untuk

membantu anak retardasi mental dalam proses belajar. Jadi disini, isyarat

nonverbal sering digunakan untuk tujuan lain dibandingkan untuk menunjukkan

emosi.

Sementara itu Liliweri (1994: 87) mengemukakan bahwa “komunikasi

nonverbal acapkali dipergunakan untuk menggambarkan perasaan atau emosi.

Jika pesan yang diterima melalui sistem verbal tidak menunjukkan kekuatan

pesan, maka anda dapat menerima tanda-tanda nonverbal lainnya sebagai

pendukung.”

Sedangkan bila membicarakan mengenai pendekatan, maka komunikasi

nonverbal termasuk pada pendekatan fungsional, karena “Komunikasi nonverbal

mempunyai aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan seperti informasi,

keteraturan, pernyataan, keintiman/keakraban, kontrol sosial, dan saran-saran

yang membantu tujuan komunikasi nonverbal.” (Liliweri, 1994: 97)

Dari pemahaman tentang hakikat komunikasi nonverbal di atas, Alo

Liliweri (1994: 87) dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Verbal dan

Nonverbal merumuskan karakteristik komunikasi nonverbal sebagai berikut:

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

32

1. Prinsip umum komunikasi antar pribadi adalah manusia tidak dapat

menghindari komunikasi. Sehingga baik seseorang berbicara ataupun

tidak, ia sedang melakukan komunikasi, karena diam pun merupakan

komunikasi. Ketika seseorang diam dan tidak berbicara, maka pikiran dan

perasaan orang tersebut dapat tercermin lewat perilaku nonverbalnya.

2. Pernyataan perasaan dan emosi. Komunikasi nonverbal merupakan model

utama, bagaimana seseorang menyatakan perasaan dan emosi. Saat

seseorang menyatakan sesuatu, orang lain akan mengerti perasaan orang

tersebut, apakah ia marah, sedih, bahagia, atau bingung. Hal tersebut

dikarenakan pesan nonverbal mencerminkan perasaan seseorang, dengan

kata lain seseorang menyatakan isi dan pikiran melalui bahasa verbal, dan

menyatakan perasaan dan emosi dengan “bagaimana” ia mengatakannya.

3. Informasi tentang isi dan relasi. Dengan fungsinya yang saling tumpang

tindih antara pesan verbal dan nonverbal, maka jelas bahwa komunikasi

verbal tidak bisa berdiri sendiri. Komunikasi nonverbal selalu meliputi

informasi tentang isi dari pesan verbal. Hal tersebut berarti pesan-pesan

nonverbal selalu menyertai pesan verbal, dan jika pesan pesan verbal tidak

menunjukkan kekuatan maka pesan-pesan nonverbal dapat memperkuat isi

pesan atau sebagai pendukung pesan verbal.

4. Reliabilitas dari pesan nonverbal. Pesan verbal ternyata dipandang lebih

reliable, daripada pesan nonverbal. Dalam beberapa situasi antar pribadi

pesan verbal ternyata tidak reliable sehingga perlu komunikasi nonverbal.

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

33

Karakteristik di atas menunjukkan semua kekuatan-kekuatan yang ada

pada komunikasi nonverbal, serta kita tidak mungkin lepas dari keberadaan

komunikasi nonverbal sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

komunikasi

Meskipun secara teoritis, komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari

komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu jalin menjalin

dalam komunikasi tatap-muka sehari-hari. Dalam komunikasi ujaran, rangsangan

verbal dan rangsangan nonverbal itu hampir selalu berlangsung bersama-sama

(dalam kombinasi). Kedua jenis rangsangan itu diinterpretasikan bersama-sama

oleh penerima pesan.

Tidak ada struktur yang pasti, tetap, dan dapat diramalkan mengenai

hubungan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Keduanya dapat

berlangsung spontan, serempak dan nonsekuensial. Sementara perilaku verbal

adalah saluran-tunggal, perilaku nonverbal bersifat multisaluran.

Suatu perbedaan lain yang menonjol antara pesan verbal dan nonverbal

adalah bahwa pesan verbal terpisah-pisah sedangkan pesan nonverbal

berkesinambungan. Artinya orang dapat mengawali dan mengakhiri pesan verbal

kapan pun ia menghendakinya, sedangkan pesan nonverbal tetap “mengalir”,

sepanjang ada orang yang hadir di dekatnya.

Dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal

mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

34

1. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara

verbal. Misalnya seseorang menganggukkan kepala setelah mengatakan

“Ya”, dan menggelengkan kepala setelah mengatakan “Tidak”.

2. Subsitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Anak-anak retardasi

mental umumnya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, dan beberapa

diantaranya memberitahu keinginannya hanya dengan isyarat nonverbal,

tanpa berbicara sedikitpun. Misalnya ketika anak meminta bangku untuk

dipindahkan ketempat yang ia mau, ia akan menunjuk bangku tersebut lalu

menuju tempat yang diinginkan dan menunjuk ke bawah yang berarti “di

sini”.

3. Kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain

terhadap pesan verbal. Disini terlihat bahwa bahasa verbal tidak selalu

menyatakan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaan sehingga pesan

nonverballah yang berperan untuk menyatakannya. Komunikan dapat

melihat dan menangkap pesan nonverbal yang tersembunyi di balik

peryataan seseorang.

4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan verbal. Disini

pesan nonverbal terlihat menyertai pesan verbal. Misalnya ketika pengajar

sedang menyatakan pelajaran secara verbal ia juga mengerak-gerakkan

tangannya sebagai alat bantu agar murid-muridnya dapat lebih mudah untuk

mengerti apa yang dikatakan oleh si pengajar.

5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya.

Misalnya ketika seseorang marah, maka ia sengaja menaikkan nada

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

35

bicaranya dan mengeraskan suaranya agar orang yang mendengarnya

mengetahui secara jelas bahwa ia sedang marah.

(Rakhmat, 2000: 302)

Tingkah laku lebih berbicara daripada sekedar kata-kata. Kita biasanya

lebih mempercayai pesan nonverbal, yang menunjukkan pesan sebenarnya, karena

pesan nonverbal itu sulit untuk dikendalikan daripada pesan verbal. Kita dapat

sedikit mengendalikan perilaku nonverbal, namun kebanyakan perilaku nonverbal

di luar kesadaran kita. Kita dapat memutuskan dengan siapa dan kapan berbicara

serta topik-topik apa yang akan kita bicarakan, tetapi kita sulit mengendalikan

ekspresi wajah senang, malu, ngambek dan sebagainya.

Dalam komunikasi nonverbal kita harus memperhatikan sejauhmana pesan

nonverbal melancarkan atau menghambat efektivitas komunikasi seperti yang

dikemukakan oleh Dale G. Lathers penulis Nonverbal Communication System,

menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat penting.

1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan dalam komunikasi

interpersonal. Saat kita berbicara secara tatap muka, maka kita dapat menagkap

pesan-pesan lain yang terpancar dari tingkah laku nonverbalnya. Begitu juga

sebaliknya. Kita dapat membaca apa yang tidak dikatakan orang lain secara

verbal.

2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal

ketimbang pesan verbal. Ketika pengajar memberikan pelajaran di dalam kelas, ia

akan menatap muridnya satu persatu untuk mengetahui apakah mereka

memperatikan, mengerti, atau tidak mengerti. Meski mereka tidak mengatakan

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

36

secara verbal bahwa mereka tidak mengerti atau bosan, namun pengajar dapat

melihat dari tingkah laku dan ekspresi wajah si anak.

3. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relative

bebas dari penipuan, ditorsi dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang bisa di atur

oleh komunikator. Sehingga jika seseorang menyatakan hal yang bertentangan

dengan hal yang dilakukannya maka biasanya orang akan lebih mempercayai

isyarat nonverbalnya. Ketika murid ditanya apakah sudah mengerjakan tugasnya

atau belum, biasanya anak akan dengan cepat menjawab sudah. Namun pengajar

tentu dapat melihat gerak-gerik mana anak yang sudah mengerjakan dan mana

yang belum.

4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat

diperlukan untuk mencapai komunikasi yang sangat berkualitas tinggi. Seperti

yang telah dijelaskan bahwa, semua fungsi tersebut memberikan informasi

tambahan yang memperjelas makna dan maksud pesan verbal.

5. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien

dibandingkan dengan pesan verbal. Bahasa verbal dalam penyampaiannya

memerlukan banyak lambang atau bahasa yang beragam. Banyak dari kata-kata

tersebut mempunyai arti ganda dan abstrak sehingga diperlukan pengulangan atau

penjelasan lebih lanjut, yang berarti membutuhkan waktu yang lebih lama.

Berbeda dengan pesan nonverbal yang bisa dimengerti dengan satu gerakan atau

isyarat saja. Misalnya menangis untuk menyatakan sedih.

6. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Untuk

beberapa hal dalam mengungkapkan gagasan atau emosi secara tidak langsung,

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

37

kita akan menggunakan isyarat nonverbal. Misalnya ketika salah satu murid

berlari-lari di dalam kelas secara terus-menerus. Maka secara tidak langsung ia

meminta perhatian lebih dari pengajarnya.

(Rakhmat, 2000: 303-304)

2.2.2 Klasifikasi Pesan Nonverbal

Komunikasi nonverbal memiliki dimensi yang akan membantu kita dalam

mengetahui isi dari komunikasi nonverbal serta bentuk-bentuk yang ada di

dalamnya. Dalam penulisan ini mengacu pada dimensi komunikasi nonverbal

karena bentuk dari komunikasi nonverbal dapat terlihat jelas melalui dimensi ini.

Komunikasi nonverbal diklasifikasikan dalam beberapa jenis seperti yang

dikemukakan oleh Duncan dalam Psikologi Komunikasi, yaitu:

1. Kinesik atau gerak tubuh Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics), suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell. Setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala dan kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Pesan kinesik terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan postural.

2. Pesan Paralinguistik Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda. Pesan paralinguistik terdiri atas; nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.

3. Proksemik Pesan prosekmik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Berikut ini adalah klasifikasi jarak dari Edward T.Hall (Brooks dan Emmert, 1976: 137): • Akrab

Fase dekat 0 – 6'' Fase jauh 6" – 18"

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

38

• Personal Fase dekat 18" – 30" Fase jauh 30" – 4'

• Sosial Fase dekat 4' – 7' Fase jauh 7' – 12'

• Publik Fase dekat 12' – 25' Fase jauh 25' atau lebih

4. Olfaksi atau Penciuman Bau-bauan telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar dan tidak sadar. Dr. Harry Wiener dari New York Medical College menyimpulkan; manusia menyampaikan dan menerima pesan kimiawi eksternal (external chemical messenger). Kebanyakan komunikasi melalui bau-bauan berlangsung secara tidak sadar. Wewangian dapat mengirim pesan sebagai godaan, rayuan, ekspresi femininitas atau maskulinitas.

5. Sensivitas kulit Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics). Sentuhan adalah suatu perilaku yang multimakna, dapat menggantikan seribu makna. Sentuhan tidak bersifat acak, melainkan suatu strategi komunikasi. Beberapa studi menunjukkan bahwa sentuhan bersifat persuasif. Menurut Heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang yang sangat impersonal hingga sangat personal. Kategori-kategori tersebut adalah sebagai berikut. • Fungsional-profesional. Di sini sentuhan bersifat “dingin” dan

berorirentasi bisnis. • Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh

pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabatan tangan.

• Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhanh yang menandakanafeksi atau hubungan yang akrab.

• Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan keterikatan emosional atau ketertarikan.

• Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta atau keintiman.

6. Artifaktual Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan-tubuh, pakaian, dan kosmetik. Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya (model, kualitas bahan, warna), dan juga ornament lain yang dipakainya, seperti kaca mata, sepatu,tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting-anting, dan sebagainya. Seringkali orang memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model rambut, dan sebagainya.

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

39

7. Daya tarik penampilan fisik Daya tarik fisik seseorang menyjadi penyebab utama atraksi personal, kita senang terhadap orang-orang yang cantik dan tampan. Mereka pada gilirannya sangat mudah mendapatkan simpati dan perhatian dari orang lain. (Rakhmat, 2000: 292-294)

2.3 Tinjauan tentang Pesan Kinesik

2.3.1 Pesan Gestural dan Pesan Fasial

Pesan gestural digunakan dalam suatu percakapan atau komunikasi secara

tidak langsung dengan menggerakkan salah satu bagian tubuh untuk menegaskan

maksud dan tujuan atau suatu perasaan tertentu, seperti yang dikemukakan oleh

Barroso dalam Nonverbal Communication in Human Interaction, berikut

kutipannya:

“What exactly is gesture? Gesture are movements of the body (or some part of it) used to communicate an idea, intention, or fealling. Many of these actions are made with the arms/hands, but the face/head are also used in gesture many body-focused movements reflect or regulate state or arousal”. (Knapp & Hall, 1992: 187)

Seperti yang telah dikemukakan di atas, pesan gesture merupakan gerakan

salah satu tubuh untuk menyatakan ide, maksud atau perasaan. Pesan gestural

dapat dilakukan secara sengaja, maupun tidak sengaja. Pesan gestural yang

dilakukan secara sengaja mempunyai peran yang penting dalam proses

pembelajaran. Misalnya pengajar yang sedang menerangkan bentuk bola lalu

menggerak tangannya dan membentuk lingkaran. Gerakan tangan tersebut

berfungsi sebagai alat bantu agar mempermudah murid untuk memahami apa

yang disampaikan pengajar. Contoh lain adalah ketika pengajar mengangguk-

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

40

anggukan kepala sebagai tanda “benar”, ketika muridnya bisa menjawab

pertanyaan dengan benar.

Sedangkan Rakhmat (2001: 290) mendefinisikan pesan gestural adalah

“Pesan yang menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti isyarat dengan

menggunakan tangan, mimik wajah dan sebagainya.” Dari pengertian tersebut

bahwa setiap perilaku komunikasi dapat berupa perilaku verbal atau nonverbal,

sehingga dapatlah disebut sebagi pesan verbal yang terungkap dengan kata-kata

atau pesan nonverbal yang mungkin bisa disadari atau tidak disadari, sehingga

harus diakui pada saat-saat tertentu seseorang dapat mengirimkan pesan yang

tidak diketahuinya.

Pesan gestural merupakan bagian dari pesan kinesik atau body movement,

selain pesan fasial dan pesan postural. Belum ada kesepakatan pengklasifikasian

pesan nonverbal diantara para ahli, namun Duncan menyebutkan bahwa “Pesan

kinesik atau body movement merupakan bagian dari pesan nonverbal.” (Rakhmat,

2000: 290)

Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota tubuh seperti mata

dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Menurut Galloway, pesan

gestural kita gunakan untuk mengungkapkan:

(1) Mendorong/membatasi,

Menganggukkan kepala merupakan gerakan khusus, yang berperan

sebagai pendorong seseorang untuk melanjutkan pembicaraan-pembicaaan

dan sebagai tanda, bila seseorang menganggukan kepala secara terus-

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

41

menerus gerakan tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut ingin

berkomunikasi.

(2) Menyesuaikan/mempertentangkan,

Pesan gestural yang mempertentangkan (incongruous) terjadi bila pesan

gestural memberikan arti lain dari pesan verbal atau pesan lainnya.

(3) Responsif/tidak responsif,

Pesan gestural tak responsif mengabaikan permintaan untuk bertindak

(4) Perasaan positif/negatif,

Seseorang yang bertemu dengan temannya menyapanya lalu tersenyum,

kemudian temannya tersebut membalas senyumannya, orang tersebut

berarti memberikan kesan positif terhadap sapaan tersebut. Namun

bagaimana bila ia disapa oleh orang yang tidak dikenalnya, mungkin raut

wajahnya akan berkerut sebagai tanda bingung yang menandakan kesan

negatif. Pesan gestural negatif mengungkapkan sikap dingin, merendahkan

atau menolak.

(5) Memperhatikan/tidak memperhatikan,

Kita dapat mengetahui orang-orang yang memperhatikan dan yang tidak

memperhatikan isi dari pembicaraan kita dengan melihat matanya.

(6) Melancarkan/tidak reseptif,

Komunikan yang membalas tatapan komunikator, berarti melancarkan

jalannya komunikasi dengan memberi perhatian terhadap isi dari

komunikasi tersebut.

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

42

(7) Menyetujui/menolak.

Anggukan kepala umumnya menandakan jika seseorang menyetujui isi

pesan yang diterimanya, dan sebaliknya menggelengkan kepala sebagai

pertanda penolakan terhadap pesan yang diterimanya.

(Rakhmat, 2000: 290)

Kita dapat berbicara secara eksplisit untuk memperlihatkan emosi, juga

melakukan komunikasi antar batas-batas nuansa verbal. Sebaliknya isyarat

nonverbal sering digunakan untuk tujuan lain dibandingkan untuk menunjukkan

emosi, sebagai contoh, orang yang bercakap-cakap menggunakan gerakan mata

saling menyatakan saatnya untuk berbicara, pada umumnya orang-orang juga

menggunakan gerakan tangan pada waktu berbicara untuk membantu

mengemukakan pendapat atau ide mereka.

Berbicara hubungan gerakan, kadang disebut gambaran secara langsung

atau pengantar berbicara, artinya dalam gerakan tangan dapat membentuk

bagaimana cara kita berhubungan dengan lawan bicara atau komunikan. Dari

berbagai pengertian tersebut terlihat bahwa pesan gestural gerakan tangan adalah

sesuatu yang dilakukan manusia disamping ungkapan kata-kata dengan sengaja

atau pun tidak sengaja. Menggunakan gerakan tangan memudahkan untuk

mengerti isi dari pembicaraan, kadang dalam hal ini gerakan tangan bisa

menggambarkan bahwa sesuatu itu lebih spesifik, lebih dimengerti dan kegunaan

gerakan dapat membantu menunjuk orang langsung pada karakternya.

Struktur gerakan isyarat yang terlihat, melengkapi ujaran memiliki dua

tipe dan empat subtipe, yang dapat diuaraikan sebagai berikut:

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

43

LEARNED Lexical

Iconic

Involuantary

Nod of head Finder to lips Hand indicates Height from groud Blink of eyes Blush Smile (to please) Voluntary

INSTINCTIF

Gambar 2.1 Struktur Gerakan Isyarat

Sumber (Bolinger, 1981: 8)

Penjelasan dari uraian skema di atas adalah sebagi berikut:

Tipe pertama adalah learned gesture atau gerakan yang dipelajari. Tipe ini dianggap sebagai bagian dari kebudayaan dan pemakaian bahasa yang bersangkutan. 1. Sub-tipe pertama adalah Leksikal yaitu gerakan yang bermakna, seperti

lambaian tangan untuk melengkapi kata selamat tinggal. Penggunaan gerakan leksikal dapat saja sama gerakannya, tetapi mempunyai arti yang berbeda-beda di beberapa Negara yang berbeda kebudayaannya.

2. Sub-tipe kedua adalah Iconic yaitu analogi dari sesuatu yang dapat ditunjukkan oleh lebih dari satu gerakan. Gerakan isyarat untuk “bundar” adalah dengan membuat bulatan dengan tangan.

Tipe utama yang kedua adalah Instinctive dengan sub-tipe involuntary (tidak sengaja) dan voluntary (sengaja). Tidak seorang pun harus tersenyum, tertawa, menangis atau berkedip. 3. Tetapi antara voluntary dan involuntary ada pergeseran, timbul akibat

dari adanya kemampuan manusia dalam menangkap aturan-aturan permainan. Hal ini membawa ke arah timbulnya kontrol kesengajaan, seperti sebuah senyuman bukan lagi ungkapan rasa tulus, tetapi sebagian tindakan untuk menyenangkan orang lain saja.

4. Gerakan insting ini merupakan bagian dari etika, sehingga pergerakan tersebut lama-kelamaan mendapatkan arti sosial dan menerima perubahan-perubahan lokal. (Bolinger,1981: 8)

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

44

Berdasarkan masalah penelitian ini, berikut akan diuraikan tentang jenis

dan fungsi dari pesan gestural. Gesture meliputi gerak-gerak yang bertujuan,

seperti: kepala, bahu, lengan atau beberapa bagian tubuh lainnya. Gesture

mempunyai tiga jenis menurut Douglas Ehninger (1976: 230) dalam bukunya

Principles and Types of Speech Communications, yaitu:

1. Conventional gesture, yaitu tanda atau simbol yang memiliki makna khusus berdasarkan konvensi atau kebiasaan.

2. Descriptive gesture, yaitu tanda atau simbol yang melukiskan atau menggambarkan ide-ide yang dikomunikasikan.

3. Affective gesture, yaitu gerakan tangan dan lengan yang menunjukkan perasaan atau emosi

Dari pengertian tersebut menjelaskan bahwa pesan gestural mempunyai

beberapa fungsi yang dapat memperjelas makna dan memberikan informasi yang

lebih jelas dan cepat dibandingkan dengan kata-kata atau bahasa verbal itu sendiri,

selain itu juga dapat memperjelas suatu makna, seperti menggunakan gerakan

tangan untuk menunjuk suatu objek, hal ini dapat memudahkan dalam mengerti isi

dari pembicaraan dan mudah menggambarkan serta dapat membantu komunikan

agar lebih mengerti dan lebih jelas.

Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.

Banyak orang beranggapan bahwa perilaku nonverbal yang paling banyak

“berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan mata, meskipun mulut

tidak berkata-kata. Menurut Albert Mehrabian, andil wajah bagi pengaruh pesan

adalah 55%, sementara vocal 30% dan verbal hanya 7%. Menurut Birdwhistell,

perubahan sangat sedikit saja dapat menciptakan perbedaan yang besar (Mulyana,

2000: 330)

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

45

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan

paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan,

kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.

Leathers (1976: 33) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai

berikut:

1) Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang obyek penelitian baik atau jelek;

2) Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan,

3) Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi, 4) Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap

pernyataannya sendiri; dan 5) Wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurangnya

pengertian. Sebagian perilaku nonverbal dapat disampaikan melalui simbol kepada

orang lain, dimana bentuk dan tipe umum dari gerakan tubuh dinyatakan menurut

Bellak dan Barker terdapat tiga jenis, yaitu:

1) Kontak mata, kontak mata mengacu pada suatu yang disebut gaze yang meliputi suat keadaan penglihatan secara langsung antar orang (selalu pada wilayah wajah) di saat sedang bicara. Kontak mata sangat menentukan kebutuhan psikologis dan membantu kita memantau efek komunikasi antar pribadi.

2) Ekspresi wajah, meliputi pengaruh raut wajah yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan. Wajah setiap orang selalu menyatakan hati dan perasaannya, wajah ibarat cerminan hati dar pikiran dan perasaan. Melalui wajah orang juga bias membaca makna suatu pesan.

3) Gerak anggota tubuh, merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerak tangan, bahu, jari dll. Kita sering menggunakan gerak anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk menentukan suatu pesan.

(Liliweri, 1994: 143-145)

Kontak mata mempunyai dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi.

Pertama, fungsi pengatur, untuk memberi tahu orang lain apakah anda akan

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

46

melakukan hubungan dengan orang itu atau menghindarinya. Kedua, fungsi

ekspresif, memberi tahu orang lain bagaimana perasaan anda terhadapnya.

Melalui kontak mata, kita dapat mengetahui isi hati seseorang ketika sedang

berkomunikasi dengan kita, baik ketika dia sedang berbicara maupun tidak.

2.3.2 Pesan Postural

Pesan postural adalah pesan yang disampaikan melalui gerakan pada

keseluruhan anggota badan. Mehrabian dalam Psikologi Komunikasi

mengemukakan bahwa terdapat tiga makna yang dapat disampaikan melalui

postur, yaitu:

1. Immidiacy, merupakan ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Postur tubuh yang condong kearah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif.

2. Power, mengungkapkan status yang tinggi terhadap diri komunikator. Seperti halnya membayangkan ketika sedang berbicara dengan seseorang yang tinggi hati dan postur orang yang merndah dihadapan kita.

3. Responsive, merupakan reaksi secara emosional pada lingkungan, baik secara positif mapun negatif. Misalnya ketika postur tubuh pada saat berkomunikasi tidak berubah maka itu mengungkapkan sikap yang tidak responsif. (Rakhmat, 2000: 290)

Kita semua mengetahui bahwa komunikasi merupakan bagian dari aspek

kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan. Dengan komunikasi kita dapat

membentuk saling pengertian, menumbuhkan rasa persahabatan atau

menumbuhkan rasa kasih sayang dan melestarikan suatu perdaban sehingga dapat

melestarikan suatu ilmu pengetahuan. Akan tetapi, tidak dapat disangkal bahwa

dengan komunikasi dapat juga menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan,

sesuatu yang tidak diinginkan, seperti timbulnya rasa permusuhan, kebencian dan

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

47

lain sebagainya. Komunikasi sangat tergantung kepada bagaimana cara

mempergunakannya.

Selain itu, Leather (1976: 39) mengatakan bahwa “the basic question is

relative simple. What meaning can be communicated by variation in posture when

the communicator can choose freely from his postural repertoire?” Yang dapat

diartikan sebagai berikut; “Pada dasarnya pernyataan sangat mudah, dengan artian

bisa saja menjadi komunikasi yang bervariasi dalam postur ketika si komunikator

dapat memilih dengan bebas dari sikap badan atau posisi tubuhnya yang sedang

terjadi. Seperti yang telah diungkapkan bahwa ketika seseorang sedang berdiri

dengan gaya atau posisi yang bermacam-macam dapat mengesankan suatu sikap.

Sedangkan menurut Scheflen dalam Nonverbal Communication Systems

mengemukakan bahwa terdapat tiga dasar tipe-tipe posture, diantaranya untuk

menyampaikan pesan khusus, seperti:

1. Orientasi postural terdapat pada individu dalam berkomuniaksi mungkin

sampai atau tidak sampai.

2. Orientasi postural pada individu yang mengasumsikan ketika posisi tubuh

berhadap-hadapan atau sejajar.

3. Orientasi postural pada individu dilihat dari mengasumsikan posisi tubuh yang

sama besar (congruent) atau sebaliknya (incongruent).

(Leather, 1967: 39)

Maksud dari pernyataan dari Scheflen adalah tidak setiap orang dalam

komunikasi dapat menyatakan pesan dengan verbal namun bisa saja

mengisyaratkan dengan menggunakan posisi tubuh, tetapi mungkin pesannya

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

48

mungkin sampai atau ada kemungkinan pula tidak sampai. Ketika pesan yang

disampaikan oleh seseorang secara berhadap-hadapan atau sejajar disaat

berkomunikasi sangat penting karena komunikator dapat langsung menilai

kualitas suatu pesan begitu pula dengan sikap komunikan. Pesan yang

disampaikan melalui orang yang lebih besar atau yang lebih kecil berpengaruh

terhadap lawan bicara atau lawan main.

2.4 Tinjauan Umum Pesan Paralinguistik

Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan

cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat

menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.

Pesan paralinguistik merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang

dapat dipahami, seperti nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme. Setiap

karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pikiran kita. Suara yang

terengah-engah menandakan kelemahan, sedangkan ucapan yang terlalu cepat

menandakan ketegangan, kemarahan atau ketakutan. Terkadang kita bosan

mendengarkan pembicaraan orang, bukan karena isi pembicaraannya, tetapi

karena cara menyampaikannya yang lamban dan monoton.

Mehrabian dan Ferris menyebutkan bahwa dalam paralinguistik adalah

terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan atau

emosi. Menurut formula mereka, paralinguistik mempunyai andil 38% dari

keseluruhan impak pesan. Oleh karena ekspresi wajah punya andil 55% dari

keseluruhan impak pesan, lebih dari 90% isi emosional sudah ditentukan secara

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

49

nonverbal. Bahkan Mehribian dan Ferris mengakui bahwa impak kata-kata

terucap terhadap komponen emosional pesan hanya sekitar 7%. (Mulyana, 2000:

343)

Setiap orang dapat menyatakan pikiran dan perasaannya terhadap orang

yang diajak bicara dengan”gaya” penyampaian tersendiri. Tidak jarang terjadi

kesalahan pengertian pada sebagian orang yang diajak berbicara karena “gaya”

penyampaiannya yang berbeda. Paralinguistik erat hubungannya dengan budaya

sekitar. Kebanyakan orang yang bermukim di daerah Sumatera dan Sulawesi

berbicara dengan suara yang keras yang mungkin untuk sebagian kebudayaan lain

hal tersebut merupakan cara yang kasar untuk berbicara. Padahal itu hanya

merupakan suatu “ciri budaya”. Hal inilah yang mengaitkan paralinguistik dengan

identitas seseorang. Kita dapat mengetahui identitas seseorang melalui bagaimana

dia berbicara baik isi maupun “gaya” berbicaranya.

Rakhmat (2000: 309) dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyatakan

pesan paralinguistic terbagi atas: nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan

ritme. Nada menunjukkan jumlah getaran atau gelombang yang dihasilkan sumber

bunyi. Makin banyak jumlah getaran, makin tinggi nada. Orang yang berbicara

tanpa banyak perubahan nada disebut monoton. Nada dapat mengungkapkan

gairah, ketakutan, kesedihan, kesungguhan, atau kasih sayang. Nada dapat

memperteguh dampak kata yang kita ucapkan.

Kualitas suara menunjukkan “penuh” atau “tipisnya” suara. Setiap

individu mempunyai kualitas suara tersendiri, sehingga kualitas suara

mengungkapkan identitas dan kepribadiannya.

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

50

Volume menunjukkan tinggi rendahnya suara. Bila kita marah atau

menegaskan sesuatu, kita cenderung menaikkan volume suara kita. Bila kita ingin

mengungkapkan perasaan sayang atau pengertian, kita merendahkan volume suara

kita. Seperti volume, kecepatan dan ritme dapat menggarisbawahi pernyataan dan

mengungkapkan persaan. Memang secara keseluruhan, pesan paralinguistik

adalah alat paling cermat untuk menyampaikan persaan kita kepada orang lain,

meskipun tidak setiap orang memiliki kemampuan yang sama.

2.5 Tinjauan Umum Pesan Proksemik

2.5.1 Orientasi Ruangan

Setiap budaya punya cara khas dalam mengkonseptualisasikan ruang, baik

dalam rumah, di luar rumah, maupun dengan berhubungan dengan orang lain.

Edward T. Hall adalah seorang antropolog yang menciptakan istilah proxemics

(proksemik) sebagai bidang studi yang menelaah persepsi manusia atas ruang

(pribadi dan sosial), cara manusia menggunakan rua1ng terhadap komunikasi.

Beberapa pakar lainnya memperluas konsep prosemik ini dengan

memperhitungkan seluruh lingkungan fisik yang mungkin berpengaruh terhadap

proses komunikasi termasuk iklim (temperatur), pencahayaan, dan kepadatan

penduduk. Berbagai eksperimen menunjukkan bahwa lingkungan yang estetis

mempengaruhi pikiran dan kenyamanan manusia, dan karenanya juga

mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. (Mulyana, 2000: 355-356)

Setiap orang baik ia sadar atau tidak mempunyai ruang pribadi (personal

space) imajiner yang bila dilanggar, akan membuatnya tidak nyaman. Kita selalu

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

51

membawa ruang pribadi ini kemanapun. Ruang pribadi kita identik dengan

“wilayah tubuh” (body terrytory), satu dari empat kategori wilayah yang

digunakan manusia berdasarkan perspektif Lyman dan Scott. Ketiga wilayah

lainnya adalah: wilayah publik (public territory) yaitu wilayah yang secara bebas

dimasuki dan ditinggalkan orang, dengan sedikit kekecualian (hanya boleh

dimasuki oleh kalangan tertentu atau syarat tertentu); wilayah rumah (home

territory), yaitu wilayah publik yang hanya bebas dimasuki dan digunakan orang

yang mengakui memilikinya; dan wilayah interaksional (interactional territoty),

yaitu tempat pertemuan yang memungkinkan semua orang berkomunikasi secara

informal. (Mulyana, 2000: 358)

Edward T. Hall, mengemukakan empat zona special dalam interaksi sosial di Amerika Serikat:

Zona intim (0-18 inci) untuk orang yang paling dekat dengan kita; Zona pribadi (18 inci-4 kaki) hanya untuk kawan-kawan akrab, meskipun kita mengizinkan orang lain untuk memasukinya;0 Zona sosial (4-10 kaki), yaitu ruang yang kita gunakan untuk kegiatan bisnis sehari-hari; dan zona public (10 kaki- tak terbatas), yang mencerminkan jarak antar orang-orang yang tidak saling mengenal. (Mulyana, 2000: 359) Keempat zona ini, khususnya zona pribadi, atau apa yang disebut wilayah

tubuh oleh Lyman dan Scott bisa berlainan dari satu budaya ke budaya lain. Juga

di antara sesama pria dan di antara sesama wanita. Berbagai penelitian mengenai

komunikasi antarpribadi menunjukkan bahwa semakin dekat hubungan antar dua

orang, semakin dekat jarak mereka berbicara, meskipun ada batasnya. Bila batas

ini dilanggar, akan timbul perasaan tidak nyaman pada pihak mitranya. Dengan

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

52

kata lain, orang akan menjaga jarak lebih jauh dengan lawan bicara yang ia

anggap tidak ramah daripada dengan lawan bicara yang ia anggap ramah.

2.6 Retardasi Mental (Idiocy)

Retardasi mental banyak ditemukan pada anak-anak berusia 5 dan 6 tahun,

puncaknya pada golongan remaja umur 15 tahun. Lewat usia itu jumlahnya

menurun secara tajam. Fakta ini mencerminkan perubahan dalam tuntutan hidup.

Selama masa kanak-kanak awal, mereka yang menderita retardasi mental ringan

relative tampak normal. Kekurangan mereka baru tampak sesudah masuk sekolah,

yaitu umur 5 atau 6 tahun sampai umur belasan

Retardasi mental (idiot) adalah fungsi intelektual umum di bawah rata-rata disertai dengan ketidakmampuan beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan, yang muncul selama masa pertumbuhan. Saat munculnya gangguan ini dibatasi sampai umur 17 tahun. Artinya bila gangguan itu baru muncul sesudah umur 17 tahun-jadi sebelumnya individu tumbuh normal-maka harus dikategorikan sebagai gangguan mental organik. Dari hasil pengukuran intelegensi, mereka yang ber-IQ kurang dari 70 dan tidak memiliki keterampilan sosial atau menunjukkan perilaku yang tidak sesuai denan usianya, dikategorikan mengalami retardasi mental, keterbelakangan mental atau lemah mental (Supratiknya, 1995: 76).

Penggolongan tingkat retardasi mental lazim didasarkan pada hasil

pengukuran intelegensi. Tes intelegensi sendiri lazim dimaksudkan untuk

mengukur kemungkinan keberhasilan orang di bidang akademik. Maka,

pembagian tingkat retardasi mental pada dasarnya merupakan pembagian tingkat

kemampuan mengikuti dan menyelesaikan pendidikan formal di sekolah. Selain

itu, pembagian tingkat retardasi memang mengandung penilaian tentang

kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan, khususnya menyangkut

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

53

kemandirian dan tanggung jawab sosial. Pada umumnya dikenal empat tingkat

retardasi mental, yaitu:

1. Retardasi Mental Ringan

Penderita ini memiliki IQ 52-67 dan meliputi bagian terbesar populasi retardasi mental. Sesudah dewasa IQ mereka setara dengan anak berusia 8-11 tahun. Penyesuaian sosial meeka hampir setara dengan remaja normal, namun kalah dengan hal imajinasi, kreativitas, dan kemampuan membuat penilaian-penilaian. Mereka ini edukabel atau dapat dididik. Artinya, bila kasus mereka dapat diketahui sejak dini dan selanjutnya mendapatkan pendampingan dari orang tua serta mendapatkan pendidikan luar biasa, sebagian besar dari mereka mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan, mampu menguasai keterampilan akademik dan keterampilan kerja sederhana, dan dapat menjadi warga masyarakat yang mandiri.

2. Retardasi Mental Sedang Golongan ini memliki IQ 36-51. sesudah dewasa IQ mereka setara dengan anak-anak berusia 4-7 tahun. Biasanya mereka memiliki cacat fisik. Koordinasi motornya buruk, sehingga gerakan tangan-kaki maupun tubuhnya tidak luwes. Ada yang agresif dan menunjukkan sikap bermusuhan terhadap orang yang belum mereka kenal. Mereka lamban belajar dan ketidakmampuan mereka membentuk konsep amat terbatas. Namun mereka trainable atau dapat dilatih. Artinya apabila kasus mereka dapat diketahui secara dini, selanjutnya didampingi oleh orang tua dan mendapat latihan secukupnya, mereka dapt cuku mandiri dalam mengurus dirinya, termasuk bisa produktif secar ekonomis, baik dalam perawatan di rumah atau di panti asuhan.

3. Retardasi Mental Berat Golongan ini memiliki IQ 20-35. mereka sering disebut “dependent retarded” atau penderita lemah mental yang tergantung. Perkembangan motor dan bicara mereka sangat terbelakang, sering disertai gangguan pengindraan dan motor. Mereka dapat dilatih untuk menolong diri sendiri secara terbatas. Mereka juga dapat dilatih melakukan tugas-tugas sederhana, sedangakan untuk semua hal lain yang lebih kompleks mereka sangat tergantung pada pertolongan orang lain.

4. Retardasi Mental Sangat Berat Golongan ini memiliki IQ kurang dari 20. mereka sering disebut golongan “life support retarded”, golongan lemah mental yang perlu disokong secara penuh agar dapat bertahan hidup. Kemampuan adaptasi dan bicara mereka sangat terbatas. Biasanya mereka memiliki cacat tubuh berat dan mengalami patologi pada sistem saraf pusat mereka, sehingga pertumbuhan mereka sangat terhambat. Sering mereka juga dihinggapi kejang-kejang, mutisme, ketulian, dan kelainan tubuh lain. Kesehatan mereka cenderung buruk dan rentan

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

54

terhadap penyakit, sehingga biasanya tidak berumur panjang. Kalaupun mampu bertahan hidup, maka sepenuhnya harus dirawat (Supratiknya, 1995: 76-78)

Pengelompokkan jenis anak terbelakang tersebut tidak bersifat kaku dan

sering terjadi adanya perbedaan yang sangat kecil saja dan terdapat kemungkinan

pula adanya kelainan ganda. Terdapat kemungkinan mempunyai kelainan-

kelainan lain yang mungkin menjadi penyebab dari keterlambatan fugsi

intelegensinya.

Berdasarkan penggolongan tingkat retardasi di atas, anak dengan retardasi

ringan adalah yang paling mudah untuk mendapatkan bimbingan atau didikan

untuk memacu kreativitas dan kemandiriannya. Untuk itu, objek dalam penelitian

ini merupakan anak dengan retardasi mental ringan. Penulis ingin meneliti tentang

bagaimana pesan nonverbal yang dilakukan pengajar di SLB dalam proses

pembelajaran anak retardasi mental melalui kegiatan komunikasi nonverbal yang

terjadi di lingkungan SLB C YPLB Cipaganti.

Antara anak-anak normal dan anak-anak luar biasa terdapat inti

persamaan, yaitu bahwa mereka mempunyai keinginan-keinginan, aspirasi,

kebutuhan akan kasih sayang, makanan dan perlindungan, serta memperoleh

kesempatan pendidikan dan bimbingan. Merekapun menjadi harapan orang tua,

harapa masyarakat untuk tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa dan

menjadi warga negara yang dapat berpartisipasi bagi pembangunan negara dan

bangsanya. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977: 4)

Dari pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa anak retardasi mental

layak mendapatkan pendidikan seperti anak normal lainnya untuk membantu

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

55

mewujudkan impiannya, orang tuanya dan masyarakat di sekitarnya. Seperti yang

telah di jelaskan di atas bahwa anak retardasi mental yang paling memungkinkan

untuk menerima pendidika adalah anak dengan retardasi mental ringan. Sehinggan

mereka mempunyai kemungkinan untuk memperoleh pendidikan dalam bidang

membaca dan menulis dan berhitung pada suatu tingkat tertentu. Namun

kurikulum yang digunakan tidak semua bisa digunakan dalam proses

pembelajaran di dalam kelas, tetapi disesuaikan kembali dengan kondisi anak

masing-masing.

Sebagaimana diterangkan sebelumnya anak terbelakang merupakan

individu yang dalam proses berkembang. Berhubungan dengan sebab-sebab

tertentu, proses perkembangan intelegensinya terlambat atau lebih lambat

dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.

Lambatnya fungsi otak dalam mempersepsi sesuatu hal berdasarkan panca

inderanya akan sangat berpengaruh terhadap fungsi-fungsi rohani yang lainnya,

antara lain emosi, daya ingatan, daya imaginasi, daya kreasi dan sebagainya.

Pengaruh keterbatasan intelegensi terhadap aspek-aspek kejiwaan berbeda-beda,

mengingat ada beberapa faktor lain yang memperngaruhi, baik yang terdapat

dalam dirinya maupun yang di lingkungannya. Kegiatan mental anak yang

terbelakang tidak terlalu terintegrasi dan terkoordinir. Hal tersebut secara

langsung mempunyai akibat pada spek-aspek kejiwaan yang lain. Ia dapat

bereaksi secara sangat emosionil terhadap suatu keadaan yang sangat sederhana,

skar mengendalikan perasaan, sukar mengadakan penyesuaian diri dengan

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

56

lingkungannya, sukar mempelajari sesuatu dan memecahkan suatu masalah tanpa

bimbingan, dan sebagainya.

Anak terbelakang perlu mendapat kesempatan untuk kesempatan untuk

dibimbing dan untuk memperoleh pendidikan agar dapat tumbuh dan

memperkembangkan diri. Ia perlu memperoleh pendidikan yang

memungkinkannya mengadakan integrasi sejauh mungkin dalam kehidupan

kejiwaan. Dengan demikian ia aka mampu megadakan penyesuaian diri di tengah-

tengah masyarakat dan membantunya agar ia dapat bertanggug jawab pada dirinya

sendiri dan lingkungannya, meskipun secara terbatas.

“Pendidikan bagi mereka berarti memberikan kesempatan utnuk dapat ikut serta, berpartisipasi secara aktif maupun secara terbatas dalam kehidupan keluarga dan masyarakatnya. Ini berarti akan dapat memberika rasa aman dan bahagia bagi keluarganya dan memungkinkannya untuk diterima dalam lingkungannya.” (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977: 9)

Pendidikan akan membantunya memberikan arti atau makna serta arah

bagi kehidupannya, karena ia akan berprestasi, berkreasi, berpartisipasi dan

menyesuaikan diri secara maksimal dalam sekolah, keluarga dan masyarakat.

Tanpa pendidikan dan bimbingan mereka akan menajdi sekelompok manusia-

manusia yang hidupnya kosong, tanpa tujuan dan serig menjadi sasaran orang-

orang tertentu yang mengeksploitir mereka sebagi tenaga tenaga kerja yang

murah. Malahan bagi kelompok anak-anak terbelakang yang sedang dan berat

akan tumbuh menjadi beban masyarakat karena tidak mampu mengerjakan

sesuatu pekerjaan yang paling sederhana sekalipun.

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

57

2.7 Tugas dan Kewajiban Seorang Guru

Guru adalah tokoh yang paling utama dalam membimbing anak di sekolah

dan memperkembangkan anak agar mencapai kedewasaan. Oleh karena itu, hal

yang pertama-tama harus diperhatikan seorang guru untuk dapat menarik minat

murid adalah penampilan dan sikapnya. Usahakan jangan terlalu formal dan

penuh disiplin, agar anak tidak takut dan enggan di sekolah. Guru harus mampu

menjadi tokoh yang berkesan dan berwibawa.

Disamping segi penampilan yang tidak boleh dilupakan, maka ada

beberapa fungsi guru yang aktif yakni:

1. Mengawasi dan membantu anak dalam mengahdapi kesusahan yang tak

teratasi.

2. Di dalam kelas, guru bertindak sebagai pemimpin, dalam arti memimpin

segala aktivitas yang ada di kelas dan menentukan acara pelajaran. Semua

keputusan ada di tangan guru. Berwibawa bukan berarti harus bertindak

dengan kekerasan, tetapi seperti yang dikatakan oleh Stagner R., bahwa

guru harus bisa memperlihatkan sikap sebagai berikut :

A. Memerintah, dengan tujuan agar ditiru dalam melaksanakan tugas

dengan tepat dan pasti.

B. Hangat dan simpatik agar anak merasakan kebahagiaan, tanpa terlalu

cemas akan prestasinya.

Jadi, selain guru harus tegas dalam menentukan tugas-tugas, ia harus bisa

hangat dan ramah terhadap kebutuhan muridnya.

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

58

3. Guru dipandang serba tahu dan serba mampu. Oleh karena itu, apa yang

dikatakan guru dianggap selalu pasti dan benar. Jadi guru mampu

menguasai tindakannya. Memang banyak orang melihat sekolah sebagai

tempat dimana anak memperoleh pengetahuan dan penjelasan dari guru

yang telah mereka bayar. Akan tetapi, lebih bijaksana bila kita mengatakan

bahwa sekolah merupakan tempat dimana guru dan murid datang bersama-

sama dan masing-masing memberikan apa yang dibutuhkan baik oleh

murid maupun oleh guru. Anak-anak mempunyai kebutuhan untuk

diterima, tetapi guru mempunyai kebutuhan untuk memberi dan dikenal,

sesuai dengan pengabdiannya. Oleh karena itu, tuntutan guru untuk

memperoleh gaji yang mencukupi adalah cukup wajar.

Disamping fungsi-fungsi guru seperti yang telah disebutkan di atas, yang

juga penting adalah bagaimana hubungan guru dan murid. Oleh karena itu, harus

diperhatikan bagaimana guru melihat dirinya sendiri, apakah ia melihat dirinya

sebagai pemimpin yang paling berkuasa, atau sebagai orang tua, sebagai teman

yang lebih tua yang membantu murid kalau diperlukan. Pandangan ini ikut

menentukan corak hubungan yang terjadi antara guru dan murid.

Sebenarnya sebagai guru, ia memiliki berbagai kelebihan yang tidak

dimiliki oleh murid dan hal inin merupakan sumber kekuatan untuk menguasai

kelas dan menarik perhatian murid. French dan Raven mengemukakan 5 kekuatan

guru, sebagai berikut:

1. Coercive Power: Kesadaran murid bahwa mereka dapat dihukum oleh guru bila tidak taat, sehubungan dengan usaha guru untuk mengubah tingkah laku murid.

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

59

2. Reward Power : Bila murid melihat guru sebagai tokoh yang dapat memberikan sesuatu yang memuaskan mereka.

3. Legitimate Power : Nilai-nilai yang ada dalam diri guru yang memberi kekuatan agar diterima dan berpengaruh terhadap murid-muridnya.

4. Referent Power : Daya tarik yang memungkinkan murid tertarik kepada gurunya, dan mengadakan identifikasi dengannya.

5. Expert Power : Pengakuan terhadap keahlian khusus yang dimiliki guru, yang akan berguna bagi murid.

(Rakhmat, 2000: 274-275)

Bila kekuatan-kekuatan ini dimiliki guru, maka guru dipandang sebagai

orang yang di-tua-kan di kelas, dengan memberi teladan dan menunjukkan sikap

yang matang serta bertanggung jawab dan tidak memihak dalam menghadapi

murid-muridnya. Keadaan ini akan menunjukkan kesan yang positif pada murid

dan sebagai guru akan lebih mudah membimbing dan mendidik anak-anak

tersebut.

2.8 Tinjauan Proses Belajar Mengajar

Winarno Surachmad mengatakan yang dimaksud dengan pelaksanaan

proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas

yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Jadi pelaksanaan

pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan

bahan pelajaran kepada murid dan untuk mencapai tujuan pengajaran.

(Suryosubroto, 1996: 36)

Sementara itu menurut Moh. Uzer Usman (Suryosubroto, 1996: 19),

proses belajar mengajar adalah:

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

60

“Suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa

atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

untuk mencapai tujuan tertentu.”

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan mengajar

meliputi tiga tahap:

1. Tahap sebelum pengajaran

2. Tahap pengajaran

3. Tahap sesudah pengajaran

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal

dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Selain guru, alat peraga dalam

pengajaran juga memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan

proses belajar mengajar yang efektif. Metode dan alat pengajaran merupakan

unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara

teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai pada tujuan. Berikut akan

dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pengajaran:

1. Membuka pelajaran

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk

menciptakan kondisi awal agar mental dan perhatian murid terpusat pada apa yang

dipelajarinya sehingga akan menimbulkan efek positif terhadap kegiatan belajar-

mengajar. Setelah bel masuk berbunyi, pengajar mulai mengajak anak-anak untuk

berdo’a bersama. Kemudian menyruh anak untuk membuka buku pelajaran.

Kondisi awal ini berlangsung setiap hari di dalam kelas, saat memulai pelajaran.

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

61

2. Menyampaikan materi pelajaran

Bahan atau materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari materi pelajaran

yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Namun

salah satu pengajar mengatakan, saat ini kurikulum yang dipakai di SLB

Cipaganti dianggap terlalu tinggi dan kurang sesuai dengan kemampuan anak-

anak. Sehingga materi pelajaran yang diberikan dianggap kurang sempurna,

karena tidak semua pelajaran yang ada dalam kurikulum dapat di ajarkan,

mengingat waktu dan kemampuan murid tidak sebanding dengan tingkat kesulitan

kurikulum.

3. Menggunakan metode mengajar

Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh

karena itu, metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar

mengajar.

4. Menggunakan alat peraga dalam pengajaran

Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan

membantu guru agar proses belajar siswa lebih efisien dan efektif.

Alat peraga dalam proses belajar mengajar penting karena memiliki

fungsi pokok sebagai berikut:

a) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b) Penggunaan alat peraga nerupakan bagian integrasi dari keseluruhan situasi belajar.

c) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

62

d) Penggunaan alat peraga dalam pengajarannya diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

5. Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah suata usaha yang dilakukan oleh penanggung

jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar

dicapai kondisi optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar

seperti yang diharapkan. Dalam lingkup SLB Cipaganti, kelas dibentuk seperti

pola tapal kuda hal tersebut dimaksudkan agar pengajar dapat membentuk jarak

personal yang memungkinkan pengajar memperhatikan anak sedekat mungkin

dan setiap anak dapat merasakan kedekatan dengan pengajarnya. Kelas diberikan

dua pengajar agar anak-anak dapat lebih mudah diatur dan di awasi. Anak-anak

dengan kelainan ini lebih sulit diatur, sehingga penempatan satu pengajar di dalam

kelas dirasakan kurang atau tidak maksimal.

6. Menutup pelajaran

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri

pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.

(Suryosubroto, 1996: 39-52)

Seperti yang telah dikemukakan di atas, salah satu alasan mengapa alat

peraga begitu penting dalam proses pengajaran karena penggunaan alat untuk

mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap

pengertian yang diberikan guru. Proses belajar dalam kelas umumnya

menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal. Namun proses pengajaran yang

digunakan dalam lingkungan Sekolah Luar Biasa (SLB) C YPLB Cipaganti,

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

63

sebagian besar menggunakan komunikasi nonverbal dalam menyampaikan pesan

di dalam kelas (sebagai alat peraga). Penggunaan komunikasi nonverbal seperti

yang telah dikemukakan di atas, dikarenakan anak-anak retardasi mental tersebut

mengalami kesulitan dalam berkomunikasi seperti menerima pesan-pesan verbal

maupun menggunakan pesan-pesan verbal, sehingga pesan-pesan nonverbal

merupakan komunikasi yang paling sering terjadi dalam kelas (proses

pembelajaran). Komunikasi nonverbal membantu anak untuk lebih mengerti dan

lebih memahami apa yang dimaksud oleh si pengajar.

2.9 Model Schramm

Berdasarkan model Scramm, maka pesan yang ingin disampaikan oleh

komunikator proses penyandian (encoder) untuk selanjutnya disampaikan dalam

bentuk pesan yang bisa dimengerti oleh komunikan, sehingga setelah mengalami

interpreter (penafsiran), komunikan dapat menyandi balik (decoding) pesan.

Begitu pula untuk selanjutnya.

‘Scramm berpendapat meskipun dalam komunikasi lewat radio atau telefon encoder dapat berupa mikrofon dan decoder adalah earphone, dalam komunikasi manusia, sumber dan encoder adalah satu orang, sedangkan decoder dan sasaran adalah seorang lainnya, dan sinalnya adalah bahasa. Untuk menuntaskan suatu tindakan komunikasi (communication act), suatu pesan harus disandi balik.’ (Mulyana, 2000: 140)

Page 81: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

64

Decoder Interpreter Encoder

Encoder Interpreter Decoder

Message

Message

Gambar 2.2 Model Scramm

Sumber: (Mulyana, 2000: 141)

Scramm menganggap bahwa komunikasi sebagai interaksi dengan kedua

pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi balik, mentransmisikan, dan

menerima sinyal. Disini kita melihat umpan balik dan “lingkaran” yang

berkelanjutan untuk berbagi informasi.

Encoding merupakan proses dimana ketika seseorang (encoder) ingin

menyampaikan perasaan, pikiran dan emosinya yang kemudian dirubah menjadi

lambang-lambang yang berarti (message) yaitu dengan bahasa komunikasi, yang

telah disepakati bersama. Jadi merupakan proses pengemasan pesan menjadi

lambang-lambang yang berarti seperti bahasa, atau perilaku nonverbal.

Setelah proses penyandian, lambang-lambang tersebut kemudian

disampaikan dalam bentuk pesan kepada komunikan. Komunikan yang menerima

pesan tersebut, akan menerima sinyal kemudian membuka pesan yang

Page 82: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

65

diterimanya. Proses membuka pesan yang disampaikan oleh komunikator inilah

yang disebut dengan decoding, dengan komunikan sebagai decoder. Pesan yang

telah “dibuka” kemudian ditafsirkan (interpretasi) sesuai dengan kemampuan

pemahaman masing-masing.

Model Scramm menjelaskan mengenai proses komunikasi, dimana

seseorang secara sirkuler dapat menjadi komunikator dan komunikan. Scramm

menjelaskan ketika seseorang ingin menyampaikan pesan maka ia akan berpikir

bagaimana cara untuk mengemas pesan sedemikian rupa menjadi lambang-

lambang komunikasi yang memungkinkan komunikan dapat mengerti isi dari

pesan tersebut.

Model Scramm digunakan dalam penelitian ini sebab model ini menitik

beratkan pada proses komunikasi dimana dalam diri komunikator dan komunikan

terjadi proses pengemasan pesan. Pesan diproses untuk dikemas sedemikian rupa

sehingga menjadi lambang-lambang komunikasi yang memudahkan komunikan

untuk mengerti pesan tersebut. Setelah mengalami proses penafsiran maka

komunikan akan melakukan penyandian balik pesan sebagai feedback, yaitu

dengan jalan mengemas pesan menjadi lambang-lambang yang berarti atau

decoding.

Proses ini berlangsung seperti sirkulasi dimana tidak diketahui siapa yang

memulai dan siapa yang mengakhiri. Proses interpretasi, baik oleh komunikator

maupun komunikan akan menghasilkan respon (feedback) secara verbal maupun

nonverbal. Apabila komunikan mengerti pesan yang dimaksud oleh komunikator,

maka ia akan memberi respon sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator.

Page 83: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

66

Namun bila ia tidak mengerti, maka ia akan memberikan respon yang sebaliknya.

Sehingga respon yang diberikan komunikan akan berfungsi sebagai pesan yang

selanjutnya akan ditafsirkan kembali. Berdasarkan hal tersebut komunikator akan

memberikan pesan selanjutnya, jika komunikan mengerti maka komunikasi dapat

diteruskan, namun jika tidak maka komunikator akan kembali merancang

gagasan, ide dan pikiran kedalam lambang-lambang yang akan lebih memudahkan

komunikan dalam mengerti pesan.

Penjelasan mengenai model Scramm di atas berlaku juga dalam proses

pembelajaran anak retardasi mental di kelas. Ketika para pengajar di SLB ingin

memberikan suatu pesan maka mereka akan merancang pesan ke dalam lambang-

lambang yang dapat dimengerti oleh anak retardasi mental tersebut. Pesan

dirancang sedemikian rupa agar murid-murid dapat mengerti. Proses penyandian

itu disebut encoding.

Untuk menyampaikan pesan kepada anak retardasi mental tentu saja tidak

mudah, mereka yang menerima pesan kemudian menafsirkannya sesuai

kemampuannya. Selanjutnya jika anak tersebut mengerti, ia akan mengadakan

penyandian balik, seperti yang diharapkan oleh pengajar. Namun jika ia

memberikan respon sebagai tanda bahwa ia tidak mengerti, bisa dengan isyarat

nonverbal seperti mimik muka yang bingung, maka pengajar akan mencari cara

pengemasan yang lebih tepat agar anak tersebut dapat mengerti pesan yang

disampaikan. Umpan balik dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung, baik

secara verbal maupun nonverbal.

Page 84: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

67

Antara anak retardasi mental dan pengajar tidak terdapat adanya

persamaan mengenai informasi atau unsur-unsur yang dapat membantu

komunikasi berjalan berkesinambungan seperti layaknya komunikasi pada orang

normal. Sehingga model Scramm dianggap model komunikasi yang tepat untuk

menggambarkan proses komunikasi yang terjadi antara pengajar dan anak

retardasi mental dalam proses pembelajaran, karena menitikberatkan pada proses

encoding, interpretasi, dan encoding.

Proses pembelajaran merupakan komunikasi antarpersona. Dimana

komunikasi dilakukan secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal dan nonverbal.

Hal ini sesuai dengan gambar Scramm, dimana proses komunikasi yang terjadi

antara komunikan dan komunikator menghasilkan feedback yang dapat dilihat

secara langsung.

Pesan nonverbal yang terjadi antara pengajar dan si anak sangat

diharapkan dapat membantu anak retardasi mental ringan dalam memahami

makna dalam setiap pesan yang disampaikan pengajar di dalam kelas dalam

proses pembelajaran sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan baik.

Page 85: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat SLB C YPLB Cipaganti

SPLB-C adalah sekolah luar biasa yang khusus menyelenggarakan

pelayanan pendidikan bagi anak-anak retardasi mental (tunagrahita). SPLB-C

merupakan kelanjutan dari sekolah luar biasa untuk anak cacat mental yang telah

ada sejak zaman Belanda. Awal berdirinya dikenal dengan nama “Folkerts

School”, yakni salah satu sekolah luar biasa yang pertama yang ada di Indonesia,

bersama dengan sekolah untuk anak buta yang bernama Blinden Institut dan

sekolah untuk anak bisu-tuli dengan nama Dotstemmen Institut.

Sekolah ini berdiri pada tanggal 29 Mei 1927, seiring dengan didirikan

suatu perkumpulan dengan nama Vereeneging Voor Buittengewoon Oderwijs

(Perkumpulan untuk Keluarbiasaan Pengajaran) yang ada di Bandung, yang

menurut arti katanya adalah Perkumpulan Pengajaran Luar Biasa (PPLB).

Perkumpulan ini bertujuan untuk memberikan pengajaran bagi orang-orang yang

mengalami cacat (keluarbiasaan), khususnya cacat mental.

Pendiri pertama PPLB adalah Dr. A.Kits Van Heijningeen (orang Belanda

waga Negara Jerman) dan W. Akkers Dijk (warga Negara Belanda). Selanjutnya

pula berdiri pula sekolah dengan nama Folkerts School, dimana J. E. Folkerts

sebagai direktur yang pertama. Sekolah ini didirikan khusus bagi anak Belanda

dan keturunan Indo yang merupakan anak-anak Zwakzinneg (lemah ingatan).

68

Page 86: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

69

Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, sekolah ini tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan karena kebanyakan guru-guru

Belanda dipulangkan ke negaranya, sehingga pada tahun 1942 sekolah ini ditutup.

Baru pada tahun 1952 guru-guru dari Belanda itu kembali datang ke Indonesia

untuk mengajar setelah kemerdekaan Indonesia.

Pada awalnya sekolah ini bertempat di Jl. Tamansari No. 62 Bandung,

berada di bawah naungan Perkumpulan Pengajaran Luar Biasa (PPLB) di bawah

pimpinan R. Mohamad Enoch (walikota Bandung saat itu); kemudian digantikan

oleh Priatna Kusumah (juga walikota Bandung); dilanjutkan oleh Oce

Joedakoesoemah. Sekolahnya sendiri berganti nama menjadi Sekolah Rakyat

Latihan Luar Biasa (SRLLB). Hal ini dikarenakan sekolah tersebut dipakai untuk

praktek siswa-siswa Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SPGLB) Bandung,

dengan kepala sekolah Van Vught (berkebangsaan Belanda).

Pada tahun 1953/1954 mulai dibuka kelas untuk anak-anak Indonesia.

Pada tahun yang sama dimulai pembangunan gedung yang bertempat di Jl. Hegar

Asih No. 1-3 Bandung, dengan luas tanah 9.175 m2 yang merupakan bantuan

pemerintah Kodya Bandung, dengan akte notaries No. 6/266 pada tahun 1956

guru dan murid Belanda secara berangsur-angsur meninggalkan Indonesia,

kembali ke Belanda. Kemudian sekolah berganti nama lagi menjadi Sekolah Luar

Biasa untuk Anak Terbelakang Mental (SPLB-C). Sedangkan Perkumpulan

Pendidikan Luar Biasa berubah nama menjadi Yayasan Pendidikan Luar Biasa

(YPLB), hingga sekarang.

Page 87: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

70

3.2 Visi dan Misi SLB C YPLB Cipaganti

3.2.1 Visi

SLB C YPLB Cipaganti memiliki visi : terwujudnya pelayanan pendidikan

terbaik bagi anak-anak, orang-orang terbelakang mental (Tunagrahita) sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan agar mereka dapat menjadi anggota

masyarakat yang berguna dan bermoral baik.

3.2.2 Misi

SLB C YPLB Cipaganti memiliki misi untuk:

1. Menyelenggrakan program pendidikan, penelitian dan pengabdian

kepada anak-anak dan orang-orang terbelakang mental (tunagrahita)

yang efisien, terencana, terpadu, tepat waktu dan berkesinambungan.

2. Berpartispasi dalam menanggulangi masalah-masalah keterbelakangan

mental (Tunagrahita).

3. Menciptakan lingkungan dan sekolah yang ramah

3.3 Tujuan Pendirian

Untuk mendidik dan melatih anak retardasi mental supaya mereka dapat

menolong dirinya sendiri, dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat, serta dapat

hidup mandiri sesuai dengan kemampuannya.

Page 88: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

71

3.4 Susunan Organisasi

SUSUNAN ORGANISASI YPLB BANDUNG

Jl. Hegar Asih No.1-3 Cipaganti Bandung

PENGURUS YPLB

SEKSI

KEPENDIDIKAN

SEKSI

ASRAMA

SEKSI

KEPEGAWAIAN

SESKI

PEMELIHARAAN

SEKSI

KESEJAHTERAAN

& KESEHATAN

SEKSI

USAHA

PER SIAPAN DASAR MENEGAH

PERTAMA MENENGAH ATAS

KETERAM PILAN

TKLB I

TKLB II

TKLB III

SDLB I

SDLB II

SDLB III

SDLB IV

SDLB V

SDLB VI

SMPLB I

SMPLB II

SMPLB III

SMALB I

SMALB II

SMALB III

KPA

KPI

PER SIAPAN DASAR MENEGAH

PERTAMA MENENGAH ATAS

KETERAM PILAN

TKLB I

TKLB II

TKLB III

SDLB I

SDLB II

SDLB III

SDLB IV

SDLB V

SDLB VI

SMPLB I

SMPLB II

SMPLB III

SMALB I

SMALB II

SMALB III

KPA

KPI

PEMERINTAH

DEPDIKBUD DEPSOS

LEMBAGA TENAGA

AHLI

ORSOS MITRA KERJA

PROGRAM KETERAMPILAN& REHABILITASI

PUTRA PUTRI

PROGRAM C

SEKOLAHASRAMA

PIMPINAN & STAFF PIMPINAN & STAFF

PUTRA PUTRI

PROGRAM C

Page 89: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

72

3.5 Jumlah Murid

Data murid (Tahun 2004-2006) berjumlah 147 anak.

Taman Kanak-kanak (TK):

Murid

Retardasi Mental

Ringan

Retardasi Mental

Sedang

Jumlah

Autistik

Down

Syndrom

Lain-lain

Tingkat

L P L P

TKLB 1

TKLB 2

TKLB 3

-

-

-

-

-

1

2

5

1

2

2

1

4

7

3

-

1

1

1

1

Jumlah 1 8 5 14 2 2 12

Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB):

Murid

Retardasi Mental Ringan

Retardasi Mental Sedang

Jumlah

Autistik

Down

Syndrom

Lain-lain

Tingkat

L P L P SDLB 1 SDLB 2

5 1

1 -

- -

1 1

7 2

2 1

1 1

SDLB 3 SDLB 4

3 2

1 -

2 1

1 -

7 3

- -

3 4

SDLB 5 SDLB 6

7 2

- 2

1 1

- 2

8 7

1 2

Jumlah 20 4 5 5 34 4 11 19

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa:

Murid

Retardasi Mental Ringan

Retardasi Mental Sedang

Jumlah

Autistik

Down

Syndrom

Lain-lain

Tingkat

L P L P SLTPLB 1 SLTPLB 2 SLTPLB 3

2 5 3

2 4 2

3 3 1

4 - 2

11 12 8

- 1 -

5 2 3

6 8 5

Jumlah 10 8 7 6 31 1 10 19

Page 90: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

73

Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB):

Murid

Retardasi Mental Ringan

Retardasi Mental Sedang

Jumlah

Tingkat

L P L P SMLB 1 SMLB 2 SMLB 3

3 2 3

1 1 1

1 2 3

3 - 2

8 5 9

- - -

6 - 5

2 - 4

Jumlah 8 4 6 5 22 1 11 6

Kelas Keterampilan:

Murid

Retardasi Mental Ringan

Retardasi Mental Sedang

Jumlah

Autistik

Down

Syndrom

Lain-lain

Tingkat

L P L P KPA KPI

6 -

- 7

17 -

- 7

23 14

2 1

11 5

10 8

Jumlah 6 7 17 7 37 3 16 18

Jumlah Semua 43 24 43 28 138 11 50 74

3.6 Kurikulum

Secara garis besar penyelenggaraan pendidikan di SLB-C YPLB dipandu

oleh enam buku pokok kurikulum, yaitu:

1. Buku Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar

2. Buku Pedoman Rehabilitasi

3. Buku Pedoman Bimbingan di Sekolah

4. Buku Pedoman Administrasi Sekolah

5. Buku Pedoman Penilaian dan Hasil Belajar

6. Buku Pedoman Pilihan pada SLTPLB dan SMLB

Page 91: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

74

3.7 Persyaratan Masuk Sekolah

SLB-C Cipaganti, mempunyai beberapa kriteria atau persyaratan yang

ditujukan untuk anak-anak yang akan memasuki sekolah ini, yaitu:

• Usia pada saat mendaftar tidak kurang dari 6 tahun, tidak lebih dari 18

tahun

• Menunjukkan surat hasil pemeriksaan psikolog

• Menunjukkan Surat keterangan dari dokter yang menyatakan tidak

sakit menular.

• Menunjukkan Raport/Laporan kemajuan Belajar (bagi yang pernah

bersekolah)

• Menunjukkan surat kewarganegaraan (bagi murid keturunan asing)

• Menyerahkan pasfoto terbaru

3.8 Fasilitas Sekolah

No. Nama Tempat Jumlah Kegunaan 1. Ruang Kelas 20ruangan yang

dibagi menjadi 23kelas

Sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

2. Ruang Mushalla

1 ruangan Tempat berlangsungnya kegiatan Agama

3. Ruang klinik 1 ruangan Merupakan pemeriksaan kesehatan umum gigi yang dilengkai dengan alt-alat yang diperlukan. (dalam kondisi tidak terpakai)

4. Ruang Serbaguna

1 ruangan terbuka Tempat berlangsungnya kegiatan upacara (kalau hujan), acara kesenian, senam dan tennis meja, tempat pertemuan yang sifatnya besar.

5. Perpustakaan 1 ruangan Merupakan tempat penyediaan buku-buku yang bermanfaat untuk penunjang pendidikan anak serta tempat penyimpanan beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap sekolah

Page 92: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

75

ini. 6. Lapangan 3 buah lapangan 1 buah lapangan olahraga sekaligus

dipakai untuk lapangan upacara;2buah lapangan bermain yang digunakan pada saat istirahat.

7. Ruang Sumber 1 ruangan Merupakan tempat kegiatan remedial/terapi edukasi

8. Show room 1 ruangan Merupakan tempat menampilkan karya-karya siswa dan guru.

3.9 Proses Belajar Mengajar di SLB-C Cipaganti

Seperti yang telah dikemukakan di atas, jumlah ruangan kelas adalah 20.

namun ruang kelas dibagi menjadi 23 kelas, disebabkan kurangnya ruangan yang

dapat dipergunakan untuk proses belajar mengajar. Dalam satu kelas, umumnya

terdapat beberapa murid dan beberapa pengajar. Rasio untuk membandingkan

antara jumlah pengajar dengan murid adalah kurang lebih 1:6 setiap kelas. SLB

ini memang sedikit kekurangan pengajar. namun setiap hari ada saja murid yang

tidak masuk sekolah.

Pengajar dalam SLB ini sangat fleksibel, sama seperti sekolah lainnya.

Ketika guru yang mengajar tidak datang maka kelas yang memiliki dua pengajar

akan menggantikan posisi guru tersebut untuk sementara. Kemudian, pada saat

banyak anak yang tidak bisa hadir dalam suatu kelas yang memiliki dua pengajar,

maka pengajar bisa membantu pengajar yang lainnya yang terlihat kewalahan

menghadapi murid-murid.

Setelah bel sekolah berbunyi, maka anak-anak di bimbing untuk

memasuki ruang kelas. Selama jam pelajaran, biasanya pintu kelas dikunci, dan

posisi kunci sengaja di letakkan lebih tinggi, agar anak-anak tidak dapat membuka

pintu dan berlari-lari keluar kelas. Ketika semua anak sudah berada dalam

Page 93: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

76

posisinya masing-masing (tempat duduknya masing-masing), maka pengajar akan

menyuruh satu anak yang dianggap mampu untuk memimpin do’a, sambil

membimbing anak yang lainnya untuk mengikuti. Kemudian setelah berdo’a

selesai, pelajaran dimulai seperti biasa.

Posisi tempat duduk di dalam kelas, sengaja diatur dengan membentuk

pola tapal kuda. Hal tersebut dilakukan agar posisi anak lebih dekat dengan

pengajar. Sehingga semua anak dapat terpantau, baik ketika pengajar duduk

maupun berdiri. Jarak pengajar ketika berdiri di depan kelas juga tidak terlalu

jauh. Maka, pada saat anak terlihat tidak memperhatikan pelajaran, atau ingin

diperhatikan, pengajar dapat langsung mengetahuinya, dengan melihat perilaku

nonverbalnya. Pengaturan pola tempat duduk dapat dilihat pada gambar 3.1

berikut ini:

Gambar 3.1

Pengaturan tempat duduk dengan pola tapal kuda

Page 94: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

77

Pengaturan pola tempat duduk seperti itu juga diatur agar suara pengajar

dapat terdengar dengan jelas, serta ketika pengajar memperagakan sesuatu yang

berkenaan dengan materi pelajaran, semua gerakan, mimik muka, dan kontak

mata dapat terlihat. Jika ada anak yang tidak melihatnya, maka pengajar biasanya

akan menghampiri anak tersebut dan mengulangi pesan agar ia mengerti.

Pada jam istirahat, anak-anak diperbolehkan meninggalkan kelas.

Sebagian besar anak memang ditunggu oleh orang tuanya pada saat jam

sekolahan. Sehingga pada saat jam istirahat inilah, orang tua seiring dengan

memberikan makanan terhadap anaknya, membicarakan perkembangan anaknya

dengan guru kelas.

Ketika pelajaran agama, biasanya kelas digabung. Yaitu kelas satu sampai

kelas enam. Jumlah guru agama yang sangat sedikit mengharuskan kondisi seperti

itu. Meskipun banyak pengajar yang menyadari, bahwa keadaan kelas biasanya

semakin tidak terkendali. Karena masing-masing anak mempunyai

pembawaannya masing-masing pada saat suasana sepi dan pada saat suasana

ramai. Pengajar biasanya kewalahan mengahadapi murid-muridnya. Bagaimana

cara yang tepat untuk mengatur anak yang hiperaktif dan selalu berlari-lari dalam

kelas, dengan anak yang bersembunyi di bawah meja, kemudian dengan anak

yang berteriak-teriak, dan anak yang memukul temannya dalam suatu waktu yang

bersamaan, tentu saja sangat sulit. Masing-masing pengajar harus mengetahui

masing-masing karakter dan kekurangan anak didiknya.

Page 95: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

78

Untuk anak yang hiperaktif umumnya mereka diberi tugas terlebih dahulu

dibandingkan dengan teman-temannya. Agar perhatiannya beralih. Sebenarnya

sikap hyperaktif dilakukan anak untuk mendapatkan perhatian dari pengajar, sama

halnya dengan anak yang bersembunyi dibawah meja. Suasana yang terlalu ramai

bisa mengakibatkan anak bertingkah laku yang aneh, namun kurangnya pengajar

mengharuskan mereka berada dalam situasi seperti itu.

Saat bel berbunyi untuk menandakan saatnya pulang sekolah, maka

pengajar akan kembali memerintah seorang anak untuk memimpin do’a agar yang

lain mengikuti do’a tersebut. Kemudian sebelum murid-murid meninggalkan

kelas, mereka diperintahkan untuk berbaris dan berhitung. Hal tersebut dilakukan

pengajar agar murid-murid belajar untuk berdisiplin dan mengerti peraturan.

Sedangkan berhitung dilakukan agar murid mampu menyebutkan urutan angka.

Hari Sabtu digunakan untuk kegiatan pramuka. Disini, anak-anak belajar

untuk bersosialisasi dengan orang yang lebih banyak dan belajar keterampilan

sederhana, seperti berbaris, mengibarkan bendera, membaca naskah, kemudian

membantu mendirikan tenda, dan sebagainya. Namun semuanya tetap disesuaikan

dengan kemampuan masing-masing murid.

3.10 Tinjauan Tentang Pengajar SLB

3.10.1 Latar Belakang Pengajar

Sebagian besar pengajar yang berada di dalam lingkungan SLB-C

Cipaganti adalah perempuan. Hal ini disebabkan para pengajar mempunyai

panggilan hati untuk melayani anak-anak dalam bidang pendidikan yang bertujuan

Page 96: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

79

untuk membantu mereka dalam mempelajari hal-hal yang berguna bagi kehidupan

mereka dan orang-orang disekitar mereka.

Perempuan memang dianggap memiliki naluri keibuan sehingga dalam

mengadakan kontak atau dalam berkomunikasi dengan anak-anak, mereka selalu

menggunakan naluri keibuannya untuk membujuk, mengajari, atau memarahi

seperti anaknya sendiri. Kasih sayang itu mengalir dengan sendirinya.

Pengajar umumnya berasal dari Bandung atau Jawa Barat dan sekitarnya.

Sehingga penajar pada umumnya bersifat lemah lembut dan sabar. Dalam proses

belajar mengajar, latar belakang kebudayaan sedikitnya akan mempengaruhi

efektifitas komunikasi. Dengan murid-murid SLB yang juga berasal dari suku

Sunda dan mengerti bahasa Sunda tentunya akan mempermudah proses

pembelajaran, karena antara pengajar dan murid mempunyai kesamaan budaya

dan bahasa. Sehingga diharapkan akan tercapainya pengertian bersama

dibandingkan dengan pengajar yang tidak bisa berbicara atau berbahasa yang

sama dengan muridnya.

Meskipun secara verbal anak-anak retardasi sulit untuk memahami, namun

dengan adanya persamaan budaya, dimana ketika ia berada dalam keluarganya

yang mempunyai sifat dan sikap yang relative sama, maka ia tidak akan terlalu

merasa asing berada dalam lingkup sekolahan. Pada umumnya anak yang merasa

asing akan sulit beradaptasi dan akan sulit pula mengikuti apa yang diperintahkan

pengajar. Hal ini berarti akan mempersulit proses pengajaran.

Page 97: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

80

Dengan persamaan budaya dan bahasa maka pengajar dapat merancang

pesan yang dapat dimengerti murid dan menciptakan suasana belajar seharmonis

mungkin.

Tingkat latar belakang pendidikan pengajar sangat beragam. Dari SGLB,

DIII, Sarjana Tarbiyah untuk pengajar Agama, S1 FPOK untuk pengajar olahraga,

dan S1 PLB. Proses belajar mengajar juga diharapkan efektif, melihat bahwa

pendidikan minimal untuk menjadi pengajar di SLB Cipaganti ini adalah SGLB,

yaitu pendidikan guru luar biasa setingkat dengan DII. Para pengajar dengan

tingkat pendidikan tersebut tentu mengerti cara-cara penanganan muri-murid

SLB-C sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan juga ditambah dengan

kreativitas pengajar atau inisiatif pengajar untuk menanggulangi masalah-masalah

yang terjadi pada setiap anak.

3.10.2 Peranan Pengajar

Bila seseorang mengajar, ini berarti ia sudah mengemban tugas moral,

yaitu tugas moral sebagai orang yang dianggap dapat menurunkan apa yang ia

miliki untuk memberikan pengetahuannya. Tugas moral bahwa ia tidak akan

mengkhianati ilmu pengetahuannya, untuk menjadikan anak seorang manusia

yang berguna. Inilah citra keguruan. Yang ideal adalah, disamping guru

mengajarkan ilmu pengetahuan, juga sebagai pengganti orang tua di sekolah,

menyelami jiwa murid-muridnya. Kita tahu bahwa masyarakat selalu mempunyai

hak untuk menilai guru dengan sikap yang sangat kritis. Orang tua yang

mempercayakan anaknya kepada sekolah berhak mengeluh bila mengetahui hak

Page 98: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

81

anaknya tidak dipenuhi. Anak selalu berhak mendapatkan perhatian penuh dari

gurunya.

Seorang guru mempunyai kewajiban moril terhadap masyarakat bahwa ia

melaksanakan tugasnya dengan daya upaya, kejujuran dan kesungguhan yang

tidak boleh ditawar. Dari sini kita dapat mengerti bahwa enggan hanya berbekal

ilmu pengetahuan seberapapun hebatnya, belum cukup untuk dapat menyebut diri

sebagai guru.

Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan potensi

murid. Sebagai guru yang baik, adalah wajar bahwa ia ingin agar sebanyak

mungkin anak dengan retardasi mental mengalami perubahan ketingkat yang lebih

baik. Dalam keadaan ini guru harus membatasi keinginannya untuk menghasilkan

anak dengan prestasi yang di luar jangkauan si anak.

Modal pertama yang harus dimiliki sebagai sumber titik tolak dalam

pengajaran adalah “kasih sayang” dan kesabaran. Pengajar di Sekolah Luar Biasa

(tidak seperti kebanyakan sekolah) harus mampu menahan emosi dan

membentengi diri dari rasa amarah. Sebab tingkat kecerdasan dan sifat anak

dengan retardasi mental tentu saja berbeda dengan anak normal. Setiap anak

bukanlah suatu benda mati yang dapat dijadikan pelampiasan kekuasaan gurunya.

Sebagai seorang guru, ia harus dapat menguasai diri, harus mampu

mengendalikan diri, oleh karena keberhasilan seorang guru ditentukan oleh

banyak hal yaitu dari pembawaan atau sikap, penggunaan bahasa yang baik

(bukan bahasa yang kasar atau kotor seperti bahasa pasar) dan keterbukaan

sikapnya.

Page 99: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

82

Dengan penjelasan di atas, maka jelas bahwa guru sangat berperan dalam

pembentukan sifat muridnya. Anak dengan retadasi mental tentu saja lebih sulit

untuk berkomunikasi menerima pesan-pesan dari gurunya mengingat susahnya

menerima pesan-pesan dari gurunya dan menyampaikan. Untuk itulah pesan-

pesan nonverbal diperlukan dalam proses pembelajaran dalam kelas. Guru secara

terus menerus memberikan pesan nonverbal lebih banyak dari pada pesan verbal

dalam proses belajar mengajar. Tentu saja itu bukan suatu hal yang mudah, namun

secara perlahan guru memberikan pesan-pesan atau pelajaran yang dapat

ditangkap si anak sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Page 100: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

BAB IV

PEMBAHASAN

Sesuai dengan hasil penelitian, maka dalam bab IV ini penulis akan

membahas tentang data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan

studi kepustakaan. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para

pengajar SLB C YPLB Cipaganti tingkat sekolah dasar untuk bagian retardasi

mental ringan di Jalan Hegar Asih No.1-3 Bandung.

Adapun dalam menentukan sampel, penulis menggunakan teknik sampling

purposif. Pemilihan sampel dikhususkan bagi pengajar perempuan yang mengajar

minimal lebih dari 5 tahun dengan pendidikan minimal SGLB. Jumlah populasi

sebanyak 5 orang dan jumlah sampel diambil sebanyak 2 orang.

Teknik lain yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

observasi yang dilakukan dengan turun langsung ke lapangan atau objek

penelitian untuk melakukan wawancara ke SLB C YPLB Cipaganti. Dalam

melakukan observasi, peneliti menggunakan Nonparticipant Observation

(Pengamatan Nonpartisipasi), yaitu peneliti melakukan pengamatan

nonpartisipasi, melakukan observasi pengumpulan data dan informasi tanpa

melibatkan diri, atau tidak menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi

yang diamati. Peneliti cukup duduk di sudut ruangan tertentu dan memperhatikan

peristiwa-peristiwa yang menurutnya penting. Observasi dilakukan selama 1 bulan

dari bulan Desember 2006 sampai dengan bulan Januari 2007 dengan langsung

83

Page 101: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

84

mengamati kegiatan dari para pengajar (guru) SLB C YPLB Cipaganti tingkat

sekolah dasar untuk bagian retardasi mental ringan.

Adapun pengajar (guru) SLB C YPLB Cipaganti tingkat sekolah dasar

untuk bagian retardasi mental ringan.yang dijadikan responden adalah:

1. Nama : Heni Ruhaeni, S.Pd.

Pendidikan : S1 PLB 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Pengalaman Mengajar : 7 Tahun 8 bulan

2. Nama : Tati Runiarti

Pendidikan : SGLPG 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Pengalaman Mengajar : 20 Tahun 8 bulan

4.1 Analisis Data Responden

4.1.1 Jenis Kelamin Responden

Dari data responden yang ada didapatkan bahwa responden adalah

perempuan. Perempuan dianggap mempunyai emosional yang dapat membantu

anak untuk menuruti kemauan pengajar. Perempuan juga dianggap lebih mengerti

kemauan anak karena dianggap mempunyai naluri keibuan dan penuh kasih

sayang, sehingga para murid merasakan lebih merasa nyaman dalam belajar.

Page 102: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

85

4.1.2 Pendidikan Responden

Tingginya tingkat pendidikan memungkinkan mereka untuk memahami

tahap-tahap dalam pelaksanaan mengajar. Sebab setiap pengajar yang mengajar di

SLB harus mempunyai keahlian khusus yang sedikit berbeda dengan pengajar-

pengajar di tingkat sekolah dasar biasa.

Dengan tingkat pendidikan minimal SGLB maka pengajar dapat

mengetahui cara mengajar dengan metode, alat bantu dan cara-cara lain yang

dibutuhkan sebagai pengajar sekolah luar biasa.

4.1.3 Pengalaman Mengajar

Berdasarkan pada data responden yang ada maka didapatkan data bahwa

pengajar sudah mengajar lebih dari lima tahun yaitu sekitar 2 orang. Pengalaman

bekerja ini akan berhubungan langsung dengan kemampuan responden dalam

memahami kesulitan-kesulitan yang di alami dalam mengajar Responden yang

mempunyai pengalaman bekerja yang lebih lama akan lebih memahami cara-

cara, teknik serta metode dalam proses pembelajaran anak retardasi mental

dibandingkan dengan responden yang tingkat pendapatannya lebih rendah.

Oleh karena itu, selain tingkat pendidikan yang khusus untuk mengajar

anak dengan retardasi mental (pendidikan luar biasa), maka seseorang juga harus

memilki pengalaman mengajar yang cukup untuk dapat menguasai cara-cara,

teknik serta metode dalam proses belajar mengajar di kelas.

Selain itu para pengajar yang sudah mengajar lebih dari lima tahun juga

sudah mengenal muridnya dengan baik dan mempunyai hubungan yang erat

Page 103: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

86

karena sudah cukup berinteraksi dengan para murid. Dengan demikian, pengajar

sudah mengetahui kemampuan, kekurangan, dan perilaku murid serta

perkembangannya akan lebih mudah diarahkan untuk menjadi lebih baik.

4.2 Analisis Data Penelitian

4.2.1 Pesan Kinesik

4.2.1.1 Frekuensi ekspresi wajah pengajar ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.1

Frekuensi ekspresi wajah pengajar ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1. Heni Ruhaeni, S.Pd. Responden ini selalu menggunakan

ekspresi wajah ketika menyampaikan

pesan, baik ketika menyampaikan pesan

yang formal maupun pesan yang tidak

formal.

2. Tati Runiarti Responden ini juga selalu menggunakan

ekspresi wajah ketika menyampaikan

pesan, baik ketika menyampaikan pesan

yang formal maupun pesan yang tidak

formal.

Sumber: Hasil Observasi

Page 104: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

87

Selama peneliti melakukan wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa bahwa kedua responden sering menggunakan ekspresi wajah ketika dalam

menyampaikan pesan, selama proses belajar mengajar berlangsung meski dengan

intensitas yang berbeda-beda. Ibu heni Ruhaeni misalnya, dalam 1 jam pelajaran

menggunakan ekspresi wajah lebih dari 20kali. Sementara Ibu Tati Runiarti

menggunakan ekspresi wajah sekitar 15-20 kali

Rata-rata dari responden yang menggunakan ekspresi wajah tersebut

secara sengaja dengan tujuan untuk membantu murid dalam memahami makna

pesan yang sedang disampaikan. Akan tetapi, ada juga diantara mereka yang

menggunakan ekspresi wajah tanpa disengaja dalam proses penyampaian pesan.

Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.

Seringnya pengajar menggunakan ekspresi wajah ketikan sedang menyampaikan

pesan karena para pengajar mengetahui bahwa perilaku nonverbal yang paling

banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan mata, meskipun

mulut tidak berkata-kata.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Albert Mehrabian dalam

buku Psikologi Komunikasi yang menyatakan bahwa:

“Andil wajah bagi pengaruh pesan adalah 55%, sementara vocal 30% dan

verbal hanya 7%. Menurut Birdwhistell, perubahan sangat sedikit saja dapat

menciptakan perbedaan yang besar”. (Mulyana, 2000: 330).

Jadi, dalam proses belajar mengajar anak retardasi mental ringan di kelas.

Pengajar akan menggunakan ekspresi wajah untuk membantu muridnya agar

dapat lebih memahami pesan yang disampaikan.

Page 105: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

88

4.2.1.2 Fungsi ekspresi wajah pengajar ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.2

Fungsi ekspresi wajah pengajar ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1. Heni Ruhaeni, S.Pd. Responden ini sebagian besar menggunakan

ekspresi wajah sebagai komplemen yaitu

melengkapi pesan verbal yang sedang

disampaikan dalam proses belajar mengajar.

2. Tati Runiarti Responden ini banyak menggunakan

ekspresi wajah sebagai komplemen yaitu

melengkapi pesan verbal yang sedang

disampaikan dalam proses belajar mengajar.

Sumber: Hasil Observasi

Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa kedua

responden menggunakan ekspresi wajah sebagai komplementer, yaitu untuk

melengkapi dan memperkaya pesan verbal yang sedang disampaikan. Jadi di sini,

pengajar sambil menyampaikan pesan verbal untuk menyampaikan pelajaran

dalam kelas juga menggunakan ekspresi wajah yang bertujuan agar murid lebih

memahami pesan verbal yang disampaikan. Contohnya seperti yang terlihat pada

gambar 4.1 berikut ini:

Page 106: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

89

Gambar 4.1

Ekspresi wajah sebagai komplemen

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa ketika pelajaran kesenian,

maka pengajar menyanyikan lagu anak-anak sambil betepuk tangan dan bermuka

gembira. Ekspresi wajah gembira yang digunakan oleh pengajar berfungsi sebagai

komplemen atau melengkapi nyanyian yang sedang dilakukan oleh pengajar.

Sedangkan ketika pelajaran matematika atau Ilmu Pengetahuan Alam

pengajar memberikan materi pelajaran dengan mimik muka yang lebih serius.

Fungsi sebagai komplementer atau melengkapi pesan verbal yang sedang

dilakukan terlihat jelas sekali diantara kedua pengajar dan murid-murid.

4.2.1.3 Makna yang terkandung dalam penggunaan ekspresi wajah

Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa kedua

pengajar mempunyai pemaknaan yang sama terhadap makna-makna dalam

penggunaan ekspresi wajah.

Page 107: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

90

Pada umumnya pengajar memberikan senyuman ketika anak berhasil

mengerjakan apa yang diminta oleh pengajar juga ketika menjawab pertanyaan

dengan benar. Jadi senyuman digunakan untuk menyatakan “bagus, benar atau

pintar” dan menyatakan bahagia dengan kemajuan murid-muridnya.

Mimik wajah serius digunakan jika pengajar sedang menerangkan materi

pengajaran yang biasanya berkaitan dengan isyarat gambar, yang sering diartikan

oleh pengajar sebagai “perhatikan ibu! Atau perhatikan papan tulis!”. Hal tersebut

digunakan untuk menjaga agar anak-anak tetap fokus terhadap materi yang sedang

disampaikan pengajar.

Dalam proses pembelajaran, seringkali anak-anak melakukan kenakalan

yang melebihi anak-anak normal, seperti berlari-lari dalam kelas, memukul teman

yang ada di sebelahnya, mencoret-coret, bersembunyi di bawah meja dan

sebagainya. Di sini pengajar harus menggunakan mimik wajah yang lebih serius

dan terlihat “galak” untuk menandakan “marah”. Hal tersebut untuk menandakan

bahwa pengajar tidak menyukai perbuatan-perbuatan atau kenakalan yang

dilakukan oleh si anak, dan sebagai peringatan agar si anak tidak mengulangi

perbuatan tersebut. Namun tetap diusahakan agar tidak membuat anak menjadi

ketakutan. Karena pada umumnya anak-anak yang merasa takut merasa enggan

mendengarkan atau menuruti perintah dari gurunya (pengajar). Jika anak sudah

merasa sedikit ketakutan karena melihat mimik muka pengajar yang sedikit

terlihat “galak”, maka pengajar akan berusaha merubah mimik mukanya lebih

“bersahabat” dan “hangat” yang berarti bujukan agar si anak mau menuruti kata-

kata pengajar.

Page 108: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

91

Sementara itu, banyak sekali penggunaan ekspresi wajah yang terjadi

tanpa disadari oleh pengajar tersebut, baik itu ekspresi wajah terkejut, misalnya

ketika anak memukul temannya. Ekspresi wajah “takjub” dan bahagia ketika si

anak dapat melakukan hal yang lebih dari yang diperkirakan. Sedangkan ekspresi

wajah berminat ketika si anak berusah berbicara dengan terbata-bata untuk

mengucapkan suatu kata atau kalimat. Hal ini dikarenakan ada beberapa anak

(dalam kelas retardasi mental ringan) yang sulit untuk berbicara, dan ada juga

yang tidak mau mengeluarkan suara atau berbicara.

Pesan fasial atau penggunaan ekspresi wajah yang digunakan oleh

pengajar tersebut di atas, sesuai dengan pendapat dari Leathers yang dikutip oleh

Jalaluddin Rakhmat dalam buku Psikologi Komunikasi, yang menyimpulkan

penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut:

1. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau jelek.

2. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan.

3. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi. 4. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap

pernyataannya sendiri; dan 5. Wajah barangkali mengkomunikasikan adanya kurangnya pengertian.

(Rakhmat, 2000: 306)

Page 109: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

92

4.2.1.4 Frekuensi kontak mata pengajar ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.3

Frekuensi kontak mata pengajar ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1.

Heni Ruhaeni, S.Pd.

Selama peneliti melakukan pengamatan,

responden ini selalu menggunakan kontak

mata, baik ketika sedang memberikan

materi pelajaran, bertanya kepada anak,

dan ketika berbicara yang tidak formal.

2.

Tati Runiarti

Responden ini selalu menggunakan

kontak mata, baik itu kontak mata ketika

menyampaikan pesan formal maupun

dalam berbicara yang tidak formal

Sumber: Hasil Observasi

Tabel 4.3 menunjukkan kedua pengajar selalu menatap mata anak ketika

berbicara dengan mereka, baik ketika pengajar sedang memberikan materi

pelajaran, dalam berbincang-bincang dalam kelas yang bukan pelajaran dan ketika

memberikan pertanyaan. Biasanya masing-masing pengajar menatap satu persatu

mata anak untuk melihat seberapa tertarik mereka dengan materi pelajaran dan

untuk melihat apakah si anak masih tetap dalam keadaan fokus terhadap materi

pelajaran yang sedang diberikan.

Page 110: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

93

Intensitas yang ada pad kedua pengajar tidak berbeda jauh, karena dalam

setiap pelajaran, umumnya kedua pengajar menggunakan kontak mata sekitar 10-

15 kali untuk setiap anak. Kontak mata tentu saja dilakukan pada saat mengajar,

memberikan pertanyaan, mendengarkan anak, mengawasi anak, membujuk anak,

memarahi atau memuji anak.

Penggunaan kontak mata yang diakukan pengajar terhadap setiap anak

berbeda-beda frekuensinya, disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak. Karena

masing-masing anak berbeda-beda kebutuhan dan sifat bawaannya. Sesuai dengan

tugas guru yaitu mengawasi, maka pengajar harus mampu mengawasi anak

apakah mereka sudah seperti yang diharapkan pengajar atau tidak. Contohnya,

satu anak dengan insial T yang termasuk murid yang lama dan mempunyai

kemampuan “di atas” teman-teman sekelasnya. Ia sangat senang sekali mendapat

perhatian dari pengajar seperti ditatap, terutama ketika ia berusaha ingin

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengajar. Pada saat ia tidak

mendapatkan perhatian tersebut (tatapan dari si pengajar) maka ia biasanya

berbuat kenakalan. Hal tersebut dilakukan agar mendapat perhatian.

Seperti kesepakatan bahwa kontak mata merupakan bukti perhatian

komunikan pada komunikatornya. Menurut Joseph Devito, “Penghindaran kontak

mata dapat mengisyaratkan ketiadaan minat terhadap seseorang, pembicara atau

rangsangan tertentu.” (Devito, 1999: 193) Tataplah mata anak ketika sedang

berbicara dengannya, pengajar akan melihat berbagai perubahan pada matanya,

apakah ia jujur, berdusta, takut dan sebagainya. Joseph Devito dalam Komunikasi

Antar Manusia menyatakan:

Page 111: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

94

Pupil mata menunjukkan minta dan tingkat kebangkitan emosi kita. Pupil mata kita membesar bila kita tertearik pada sesuatu atau bila secara emosional kita terangssang. Dan Ekhard Hess berpendapat, pupil mata membesar sebagai reaksi terhadap sikap atau objek yang dinilai positif, dan mengecil sebagai reaksi terhadap sikap atau objek yang dinilai negatif. (Devito, 1997: 193)

4.2.1.5 Fungsi kontak mata pengajar ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.4

Fungsi kontak mata pengajar ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1.

Heni Ruhaeni, S.Pd.

Selama peneliti melakukan pengamatan,

responden ini selalu menggunakan kontak

mata sebagai komplemen atau melengkapi

pesan verbal, yaitu digunakan ketika dalam

proses pembelajaran, baik dalam

menerangkan maupun dalam bertanya.

2.

Tati Runiarti

Responden ini menggunakan kontak mata

ketika dalam memberikan materi pelajaran

atau sebagai komplemen pesan verbal.

Namun sesekali menggunakan tatapan mata

untuk memantau anak-anak tanpa berbicara

atau ketika mendengarkan anak ketika

berbicara (sebagai subsitusi atau sebagai

pengganti pesan verbal).

Sumber: Hasil Observasi

Page 112: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

95

Selama peneliti melakukan wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa hampir seluruh responden menggunakan kontak mata (tatap-menatap)

sebagai komplemen terhadap pesan verbal. Namun ada satu pengajar yang

terkadang menggunakan kontak mata sebagai pengganti pesan verbal (subsitusi).

Contohnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2

Kontak mata sebagai komplemen

Pada gambar 4.2 dapat dilihat, pengajar sedang memberikan penjelasan

mengenai sesuatu kepada anak tersebut, ia memandang anak tersebut ketika

sedang memberikan penjelasan. Hal tersebut pengajar lakukan untuk melihat

seberapa tertarikkah anak terhadap penjelasan dan apakah anak tersebut dapat

mengerti penjelasan yang ia berikan. Penggunaan kontak mata yang terlihat pada

gambar 4.2 di atas adalah sebagai pelengkap yang dilakukan pengajar pada saat

pengajar memberikan materi pelajaran.

Page 113: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

96

Pada umumnya materi pelajaran menggunakan alat-alat bantu dan peraga

seperti gambar, benda-benda, dan simbol-simbol yang digunakan agar anak-anak

tertarik dengan pelajaran dan tetap fokus mendengarkan kata-kata pengajar. Untuk

mengetahui apakah si anak tersebut fokus dan tertarik dengan pelajaran yang

sedang di ajarkan, maka pengajar akan menatap mata murid satu persatu.

Selain itu, ada pengajar yang kadang-kadang menggunakan kontak mata

sebagai pengganti pesan verbal. Jadi tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia

memberi pesan yang berarti kepada si anak. Contohnya, ketika mendengarkan si

anak yang bercerita, sesuai dengan kemampuannya, kemudian memandang anak-

anak ketika mengerjakan perintah seperti menulis, menggambar atau menyanyi.

4.2.1.6 Makna yang terkandung dalam penggunaan kontak mata

Ketika pengajar mengajukan pertanyaan setelah selesai melakukan

penjelasan (materi pelajaran) biasanya pengajar akan berusaha menatap mata anak

yang ingin menjawab pertanyaan tersebut. Saat pengajar menatap mata anak

sebagai bentuk perhatian maka pengajar akan melakukan proses penyandian

dalam bentuk petunjuk nonverbal. Tatapan yang diberikan untuk menandakan

perhatian adalah tatapan yang hangat dan simpatik, pesan yang berupa tatapan

tersebut akan kemudian ditangkap oleh anak dan kemudian ditafsirkan sebagai

bentuk perhatian. Setelah ia menyadari bahwa ia diperhatikan maka ia memberi

umpan balik yaitu penyandian balik yang berupa langkah selanjutnya yaitu

menjawab pertanyaan.

Page 114: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

97

Kedua pengajar melakukan hal yang sama mengenai penggunaan kontak

mata dan mempunyai persepsi yang sama mengenai pemaknaan penggunaan

kontak mata. Karena sebenarnya makna yang terkandung tidak berbeda dengan

yang dipersepsi oleh kebanyakan orang. Namun saja penggunaannya lebih sering

digunakan dalam proses pembelajaran anak dengan retardasi mental agar

terbentuk pola-pola yang serupa tentang pemaknaan kontak mata.

Berkaitan dengan fungsi kontak mata dalam komunikasi antar pribadi,

kontak mata berfungsi untuk memberi tahu orang lain apakah anda akan

berhubungan dengan orang itu atau menghindarinya. Jadi, pengajar melakukan

kontak mata untuk mengetahui apakah si anak masih fokus terhadap pelajaran

atau tidak memperdulikan karena ada hal lain yang lebih membuatnya tertarik.

Untuk itu pengajar harus menatap mata si anak untuk menyatakan “ayo lihat ke

sini!” atau “jangan berman-main dalam kelas!” atau “perhatikan pelajaran!”

Selain itu kontak mata akan memberi tahu orang lain bagaimana perasaan

anda terhadapnya. Jadi ketika pengajar mengadakan kontak mata terhadap

muridnya satu persatu, ia akan melihat masing-masing murid dengan pandangan

yang berbeda-beda pula.

Pengajar menatap dengan lembut dan penuh perhatian untuk menyatakan

kasih sayang. Contohnya, ketika membujuk anak yang sedang tidak ingin belajar.

Pengajar juga bisa menatap dengan pandangan sedih atau khawatir ketika anak

tidak bisa melakukan perintah yang diminta. Pandangan tersebut digunakan untuk

menyatakan perasaan sedih. Pandangan marah digunakan pengajar ketika si anak

mulai nakal, seperti mengganggu anak yang lainnya. Pandangan tersebut

Page 115: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

98

digunakan untuk menyatakan tidak setuju Pandangan marah dapat dicontohkan

dengan gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3

Kontak mata dengan makna “marah”

Gambar di atas menyatakan pada saat pengajar tidak menyukai kelakuan si

anak, maka ia akan menyatakan rasa marah itu secara verbal sambil menatap anak

dengan pandangan “marah”. Hal tersebut dilakukan agar si anak menjadi takut

dan berhenti melakukan kenakalan dan tidak menyukai perbuatan si anak.

Page 116: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

99

4.2.1.7 Frekuensi gerakan tangan pengajar ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.5

Frekuensi gerakan tangan pengajar ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1. Heni Ruhaeni, S.Pd. Berdasarkan pada hasil pengamatan

selama observasi, responden ini selalu

menggunakan gerakan tangan ketika

berbicara, baik ketika menyampaikan

materi pelajaran, maupun yang bukan

pelajaran.

2. Tati Runiarti Responden sering menggunakan gerakan

tangan namun hanya pada saat melakukan

kegiatan belajar saja.

Sumber: Hasil Observasi

Selama peneliti melakukan wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa kedua responden sering menggunakan gerakan tangan ketika dalam

menyampaikan pesan, selama proses belajar mengajar berlangsung dengan

frekuensi yang berbeda-beda.

Salah satu pengajar, yaitu Ibu Heni Ruhaeni, S.Pd., selalu menggunakan

gerakan tangan ketika berbicara. Beliau selalu menggerakkan tangan lebih dari 25

kali dalam setiap pelajaran, baik dalam memberikan penjelasan tentang materi

Page 117: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

100

pelajaran maupun ketika berbicara biasa (bukan pelajaran). Jadi, gerakan tangan

yang dilakukan ada yang digunakan secara sengaja untuk membantu proses

belajar mengajar dalam arti membantu murid-murid untuk lebih mengerti tentang

bahasan yang sedang diterangkan, maupun tidak disengaja dalam berbicara hal

apapun karena merupakan kebiasaan beliau

Berbeda sedikit dengan pengajar lainnya, yaitu Ibu Tati Runiarti, beliau

hanya menggunakan gerakan-gerakan tangan pada saat memberikan materi

pelajaran saja. Jadi beliau menggunakan gerakan-gerakan tangan pada saat

menerangkan gambar-gambar yang ada di papan tulis, memperagakan hal-hal

yang sedang dibahas yang berkaitan dengan materi, yaitu sekitar 15-20 kali setiap

pelajaran.

Untuk anak retardasi mental yang tergolong lambat dalam menangkap

pesan-pesan verbal ketika belajar, maka pesan yang dilakukan dengan bantuan

alat peraga dan isyarat gerakan tangan harus dilakukan secara berulang-ulang. Hal

tersebut dilakukan agar si anak merekam pola-pola yang diterima oleh otak si

anak, sehingga dengan frekuensi yang sering dan terus-menerus, si anak akan

mulai mengerti arti dari gerakan tangan tersebut dan akan lebih mudah dalam

memahami pesan yang disampaikan.

Page 118: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

101

4.2.1.8 Fungsi gerakan tangan pengajar ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.6

Fungsi gerakan tangan pengajar ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1.

Heni Ruhaeni, S.Pd.

Berdasarkan pengamatan, responden

menggunakan gerakan tangan sebagai

komplemen atau sebagai pelengkap ketika

menyampaikan materi pelajaran, kadang-

kadang menggunakan gerakan tangan

sebagai repetisi atau pengulangan pesan

verbal yang sudah disajikan.

2.

Tati Runiarti

Dalam hasil observasi, responden ini

menggunakan gerakan tangan, baik sebagai

pelengkap, pengulangan maupun sebagai

subsitusi atau menggantikan lambang-

lambang verbal.

Sumber: Hasil Observasi

Selama peneliti melakukan wawancara dan observasi dapat disimpulkan

bahwa seluruh responden sebagian besar menggunakan gerakan tangan sebagai

pelengkap ketika sedang mengajar, yaitu dalam memberikan penjelasan mengenai

sesuatu hal, terutama yang berhubungan dengan gambar. Maka gerakan tangan

berguna sebagai alat bantu untuk para murid lebih mudah dalam memahami apa

Page 119: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

102

yang sedang diterangkan oleh pengajarnya. Contohnya seperti yang terlihat pada

gambar 4.4 berikut ini:

Gambar 4.4

Gerakan tangan sebagai Komplemen

Pada gambar 4.4 di atas, pengajar sedang menyanyikan lagu anak-anak

“Topi saya bundar”, ketika ia mengatakan “bundar”, maka ia membentuk gerakan

tangan di udara yang menyerupai bentuk bundar. Hal tersebut dilakukan sebagai

pelengkap kata “bundar”, agar si anak dapat mengetahui bentuk bundar itu seperti

yang telah diperagakan oleh si pengajar.

Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan

membantu guru agar proses belajar siswa lebih efisien dan efektif. Alat peraga

dalam proses belajar mengajar penting karena memiliki fungsi pokok sebagai

berikut:

Page 120: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

103

a) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b) Pengguanaan alat peraga merupakan bagian integrasi dari keseluruhan situasi belajar.

c) Alat peraga dalam pengajaran penggunaanya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

d) Penggunaan alat peraga dalam pengajarannya diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. (Suryosurbroto; 1996; 48)

Satu responden menyatakan menggunakan gerakan tangan sebagai repetisi

atau pengulangan pesan verbal yang sudah disajikan. Misalnya ketika pengajar

memberikan pertanyaan, dan menunggu anak untuk menjawab, maka pengajar

akan menggerak-gerakan tangan untuk memancing agar si anak bersuara dan

menjawab pertanyaan. Sebagian responden menyatakan menggunakan gerakan

tangan sebagai subsitusi, atau pengganti pesan verbal, misalnya ketika kelas mulai

ribut maka ia akan menepuk kedua tangannya untuk menarik perhatian murid-

murid dan kemudian menaruh telunjuk di bibir sebagai isyarat tidak boleh ribut.

4.2.1.9 Makna yang terkandung dalam penggunaan gerakan tangan

Berbicara hubungan gerakan, kadang disebut gambaran secara langsung

atau pengantar berbicara, artinya dalam gerakan tangan dapat membentuk

bagaimana cara kita berhubungan dengan lawan bicara atau komunikan. Dari

berbagai pengertian tersebut terlihat bahwa pesan gestural gerakan tangan adalah

sesuatu yang dilakukan manusia disamping ungkapan kata-kata dengan sengaja

ataupun tidak sengaja.

Menggunakan gerakan tangan memudahkan untuk mengerti isi dari

pembicaraan, kadang dalam hal ini gerakan tangan bisa menggambarkan bahwa

Page 121: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

104

sesuatu itu lebih spesifik, lebih dimengerti dan kegunaan gerakan dapat membantu

menunjuk orang langsung pada karakternya. Berikut adalah contoh penggunaan

tangan oleh pengajar untuk menyatakan “tidak boleh!”

Gambar 4.5

Makna dalam gerakan tangan

Pada gambar 4.5 di atas, dapat terlihat jelas bahwa pengajar sedang

memarahi anak yang sedang mengganggu anak yang lain. Pengajar meletakkan

telunjuk di bibir sebagai tanda “tidak boleh ribut”. Kemudian menggerak-

gerakkan tangan ke kiri dan ke kanan sebagai tanda “tidak boleh” dan “jangan”.

Dalam hal pemaknaan gerakan tangan, kedua pengajar memakai gerakan-

gerakan tangan yang dianggap sebagai bagian dari kebudayaan pemakaian bahasa

yang bersangkutan.

Berikut gerakan-gerakan tangan yang sering dipakai dalam proses

pembelajaran dalam kelas yang dipakai pengajar untuk menerangkan materi

pelajaran maupun ketika berbicara biasa.

Page 122: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

105

Tabel 4.7

Arti/Makna Gerakan Tangan

No. GERAKAN TANGAN ARTI/ MAKNA

1. Melambaikan tangan Selamat tinggal

2. Membentuk lingkaran (begitu

juga dengan gerakan yang

membentuk segitiga, segi empat

dan seterusnya)

Bulat, lingkaran, roda dan segala benda

yang berbentuk bulat (gerakan

membentuk segitiga berarti segitiga,

gerkan yang membentuk segi empat

berarti segi empat, dan seterusnya.)

3. Meletakkan tangan di atas

kepala

Topi

4. Menunjuk murid (dengan jari

telunjuk)

Menunjuk

5. Menggerak-gerakkan telunjuk

atau tangan ke kanan dan ke kiri

(yang mengarah ke atas)

Tidak boleh, jangan

6. Bertepuk tangan Merasa senang, memberi pujian ketika

anak dapat menjawab pertanyaan dan

melakukan hal yang benar. Namun juga

berarti memanggil murid-murid untuk

kembali fokus kedalam pelajaran.

7. Meletakkan jari telunjuk di bibir Tidak boleh berisik atau jangan berisik

8. Mengangkat kedua tangan Berdoa

Page 123: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

106

setinggi dada dengan telapak

tangan berada di atas

9. Mengepalkan tangan Cara memegang sesuatu

10. Gerakan tangan memutar antara

tangan kiri dan kanan. Turun

naik secara bergantian

Roda berputar, mengayuh sepeda

11 Gerakan tangan dari atas ke

bawah

Gerakan tangan dari bawah ke

atas

Turunan, menuruni, menunjukkan dari

tempat yang tinggi ke rendah

Tanjakan, menaiki, menunjukkan dari

tempat yang rendah ke tempat yang tinggi

12 Menunjukkan jempol ke arah

atas, dengan tangan dikepal.

Bagus

13 Menempelkan kedua tangan

antara dua orang

Bersalaman

14 Meletakkan tangan orang lain di

atas kening

Bersalaman dengan orang yang lebih tua

15 Mengangkat satu tangan setinggi

bahu dan menggoyang-

goyangkan

Tidak boleh, tidak bisa, atau jangan

Sumber: Hasil Wawancara & Observasi

Gerakan-gerakan di atas merupakan struktur gerakan isyarat yang terlihat.

Pengajar mengajarkan isyarat gerakan tangan ini ketika mengajar di dalam kelas

Page 124: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

107

baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut dikarenakan ada

gerkan-gerakan yang memang dilakukan secara sengaja untuk membentuk

pengertian terhadap muridnya terhadap sesuatu hal. Misalnya ketika pelajaran

akan dimulai, pengajar akan mengangkat tangannya setinggi bahu dan mulai

membaca do’a. Selanjutnya anak-anak akan mempelajar secara langsung bahwa

jika sedang berdoa mereka akan mngangkat tangan setinggi bahu. Hal ini sesuai

dengan pendapat Bollinger yang mengemukakan bahwa

“Ada tipe gerakan yang dipelajari, yang dianggap sebagai bagian dari kebudayaan pemakaian bahasa yang bersangkutan. gerakan tersebut dibagi lagi menjadi: 1. Leksikal yaitu gerakan yang bermakna, seperti lambaian tangan untuk

melengkapai kata selamat tinggal. Penggunaan gerkan leksikal dapat saja sama gerakannya, tetapi mempunyai arti yang berbeda di beberapa

2. Iconic analogi dari sesuatu yang dapat ditunjukkan oleh lebih dari satu gerakan. Gerakan isyarat untuk “bundar” adalah dengan membuat bulatan dengan tangan.

(Bollinger, 1981; 8)

Gerakan-gerakan tangan di atas merupakan gerakan yang dipakai di

lingkup SDLB Cipaganti. Hal tersebut memang tidak tercantum dalam kurikulum

atau secara formal. Namun para pengajar memakainya ketika berkomunikasi dan

dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, sebagai bentuk kreativitas guru

dalam mengajar. Gerakan-gerakan tangan tersebut merupakan gerakan yang

disepakati bersama untuk di pakai di lingkungan sekolah SDLB Cipaganti.

Hal tersebut sesuai dengan yang diyatakan oleh Raymond S. Ross bahwa

komunikasi adalah ‘Proses transaksional yang meliputi pemisahan, pemilihan

bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain

Page 125: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

108

untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri atau respon yang sama dengan

yang dimaksud sumber.’ (Rakhmat, 2000: 3)

Pemilihan dan penggunaan lambang tersebut tidak berbeda dari yang ada

di dalam masyarakat, agar anak-anak dapat terbiasa menggunakan isyarat serta

mendapat pengertian yang sama mengenai isyarat yang dipakai dalam masyaratkat

atau lingkungan sekitarnya dan dapat berbaur sebisa mungkin. Hal tersebut sesuai

dengan tujuan pendirian SLB itu sendiri, yaitu untuk mendidik dan melatih anak

retardasi mental supaya mereka dapat menolong dirinya sendiri, dapat

menyesuaikan diri dengan masyarakat, serta dapat hidup mandiri sesuai dengan

kemampuannya. Sehingga tidak ada yang membedakan antara isyarat gerakan

tangan yang dipakai di lingkungan SDLB ini dengan yang sudah ada di dalam

masyarakat.

Page 126: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

109

4.2.2 Pesan Paralinguistik

4.2.2.1 Frekuensi penggunaan nada ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.8

Frekuensi penggunaan nada ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1.

Heni Ruhaeni, S.Pd.

Berdasarkan pada hasil observasi yang dilakukan

peneliti, responden selalu menggunakan nada

dalam menyampaikan pesan di kelas. Responden

menyampaikan pesan dalam nada-nada yang

bervariasi untuk menarik perhatian si anak.

2.

Tati Runiarti

Selama peneliti melakukan pengamatan,

responden ini sering menggunakan nada ketika

menyampaikan pesan.

Sumber: Hasil Observasi

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap

para responden didapatkan hasil bahwa seluruh responden sering menggunakan

nada dalam menyampaikan pesan. Walaupun intensitas penggunaan nada dari

masing-masing responden berbeda-beda. Ada 1 responden, yaitu Ibu Heni

Ruhaeni yang selalu menggunakan nada (rendah atau tinggi) dalam proses belajar

mengajar di kelas maupun ketika berbicara apa saja dengan muridnya. Dalam

setiap pelajaran yang berdurasi 1 jam, pengajar tersebut menggunakan nada yang

bervariasi sekitar lebih dari 25 kali. Sementara itu 1 responden hanya memakai

Page 127: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

110

nada pada saat tertentu saja, seperti ketika mengajar di depan kelas, atau ketika

memarahi murid-muridnya, yaitu sekitar 15-20 kali.

Frekuensi penggunaan nada dalam menyampaikan pesan tentu akan

mempengaruhi proses pembelajaran dalam kelas. Hal ini sesuai dengan

Mehrabian dan Ferris yang menyebutkan bahwa dalam paralinguistik adalah

terpenting kedua setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan atau

emosi. Menurut formula mereka, paralinguistik mempunyai andil 38% dari

keseluruhan impak pesan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa responden menggunakan nada rendah dan

tinggi dalam menyampaikan pesan. Hal tersebut dikarenakan agar murid tidak

bosan dalam proses pembelajaran. Karena jika pengajar mengajar dengan suara

yang datar (tanpa nada rendah atau tinggi), maka proses belajar mengajar akan

terasa monoton dan membosankan.

Selain itu, penggunaan nada dipergunakan untuk menyatakan perasaan si

pengajar. Dari penggunaan nada rendah atau tinggi si anak akan berusaha

menangkap pesan yang terkandung di dalamnya, kemudian menyimpannya dalam

memori di otak, sehingga jika hal tersebut dilakukan berulang-ulang secara teratur

dan berstruktur, maka ketika si pengajar menggunakan hal tersebut kembali, si

anak sudah dapat mengerti maksudnya.

Page 128: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

111

4.2.2.2 Fungsi penggunaan nada ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.9

Fungsi penggunaan nada ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1.

Heni Ruhaeni, S.Pd.

Selama peneliti melakukan pengamatan,

responden ini menggunakan nada sebagai

komplemen ketika memberi penjelasan

mengenai materi pelajaran. Responden

kadang-kadang menggunakan nada sebagai

aksentuasi atau penekanan ketika

menyampaikan pesan.

2.

Tati Runiarti

Berdasarkan hasil observasi, responden ini

tidak menggunakan nada hanya sebagai

komplemen saja namun juga sebagai

aksentuasi.

Sumber: Hasil Observasi

Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa kedua

pengajar menggunakan nada sebagai komplemen atau pelengkap ketika

menyampaikan pesan verbal.

Ibu Heni Ruhaeni, misalnya, selalu berbicara dengan nada yang turun naik.

Hal ini dilakukan ketika menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut dilakukan

Page 129: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

112

untuk menarik perhatian murid, agar tidak bosan dan tetap fokus pada pelajaran.

Begitu juga dengan ibu Tati Runiarti.

Keduanya juga memakai nada sebagai aksentuasi atau menegaskan pesan

verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya ketika anak mulai nakal, maka

pengajar mengucapkan kata “tidak boleh” dengan sedikit menaikkan nada untuk

memarahi si anak tersebut dengan sedikit penekanan agar dia merasa sedikit takut.

4.2.2.3 Makna yang terkandung dalam penggunaan nada

Berdasarkan pada hasil wawancara dengan para responden sebagian besar

pengajar menggunakan nada rendah untuk membujuk si anak, hal ini untuk

menjaga psikologis anak jangan sampai ia merasa kurang percaya diri dengan

kekurangan yang ada pada dirinya. Nada rendah menunjukkan kasih sayang dan

pesan yang diucapkan secara persuasif dapat berdampak yang baik dalam proses

pembelajaran pada anak retardasi mental, karena suara yang lembut akan dapat

mengambil hati seseorang dibandingkan dengan suara dengan nada yang tinggi.

Nada menunjukkan kondisi psikologis tertentu, seperti dituliskan

Jalaluddin Rakhmat, “Nada dapat mengungkapkan gairah, ketakutan, kesedihan

kesungguhan dan kasih sayang. Nada dapat memperteguh dampak kata yang kita

ucapkan.” (1999: 123) Hal tersebut disadari oleh para pengajar di SLB Cipaganti,

namun penggunaan nada tinggi juga sangat berperan dalam proses pembelajaran

dalam kelas. Sebab pesan yang disampaikan oleh pengajar tidak selalu akan dapat

dimengerti dan dalam proses belajar pasti ada saja anak-anak yang melakukan

Page 130: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

113

kesalahan atau susah untuk diatur, sehingga dalam hal ini nada tinggi tentu sangat

berperan.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Liliweri bahwa “komunikasi

nonverbal acapkali dipergunakan untuk menggambarkan perasaan atau emosi.

Jika pesan yang diterima melalui sistem verbal tidak menunjukkan kekuatan

pesan, maka anda dapat menerima tanda-tanda nonverbal lainnya sebagai

pendukung.” (1994:87) Maka pada saat anak tidak memperdulikan apa yang

dikatakan pengajar dalam nada datar, hal tersebut dapat berbeda jika pengajar

menaikkan nada suaranya, menatap matanya dan sambil menunjuk si anak

tersebut.

Dari data observasi dan wawancara dengan para pengajar, mereka

menggunakan nada yang bervariatif, yaitu nada yang naik turun untuk menarik

perhatian anak, nada tinggi untuk mempersepsikan kemarahan atau untuk

menyatakan bahwa si anak melakukan kesalahan dan di dalam nada tinggi yang

digunakan si pengajar berusaha untuk menekankan bahwa hal seperti itu tidak

boleh untuk diulang kembali.

Sesuai dengan model Scramm, pengajar yang ingin menyampaikan

pelajaran akan berpikir bagaimana cara penyampaian yang baik. Untuk itu

pengajar menyandi pesan menjadi bahasa verbal dengan penggunaan nada yang

naik turun dengan tujuan agar menarik perhatian anak. Ketika pesan disampaikan,

anak akan menangkap sinyal dari tinggi rendah suara, kemudian menafsirkannya

untuk proses penyandian balik, seperti memperhatkan pengajar. Perhatiannya

Page 131: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

114

terhadap pengajar merupakan umpan balik dari hasi penafsiran dan penyandian

balik.

Nada tinggi umumnya membuat sebagian anak akan menjadi ketakutan,

namun ketakutan yang diinginkan pengajar hanya sebatas pada si anak tidak

mengulangi kesalahan yang sama. Sebagai pemimpin di dalam kelas, maka

pengajar dapat menggunakan pesan-pesan nonverbal seperti nada tinggi untuk

memerintah, dengan tujuan agar ditiru dalam melaksanakan tugas dengan tepat

dan pasti. serta menggunakan coersive power untuk menghukum anak-anak yang

tidak menaati perintah.

Jadi ia dapat mengerti saat pengajar menggunakan nada tinggi, maka si

anak sudah mengerti kalau ia melakukan hal yang salah. Menurut jalaluddin

Rakhmat (2000: 87), “Suara mengungkapkan keadaan emosional. Anak kecilpun

sudah mengetahui, bahwa suara yang lembut berarti kasih sayang, suara yang

meninggi dan keras berarti kemarahan.”

Page 132: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

115

4.2.2.4 Frekuensi penggunaan volume ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.10

Frekuensi penggunaan volume ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1.

Heni Ruhaeni, S.Pd.

Berdasarkan pada hasil observasi yang

dilakukan peneliti, responden selalu

menggunakan volume besar kecil ketika

menyampaikan pesan.

2.

Tati Runiarti

Selama proses pembelajaran di dalam

kelas berlangsung, responden selalu

menggunakan volume yang bervariatif.

Sumber: Hasil Observasi

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap

para responden didapatkan hasil bahwa seluruh responden selalu menggunakan

volume yang bervariasi ketika menyampaikan pesan. Hampir sama seperti

penggunaan nada, Ibu Heni Ruhaeni menggunakan volume dalam setiap pelajaran

sebanyak lebih dari 20 kali. Sementara Ibu Tati Runiarti menggunakan volume

sebanyak 15-20 kali setiap pelajaran.

Penggunaan volume tersebut dilakukan secara sengaja dan ekspresif untuk

menyatakan pendapat. Pada umumnya anak dengan retardasi mental ringan

mempunyai kesulitan seperti perkembangannya lambat, terlampau aktif atau

terlampau diam, koordinasi anatoriknya kurang, bersifat manja dan daya

Page 133: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

116

ingatannya kurang. Dengan demikin, frekuensi pemakaian pesan nonverbal

tentunya sangat mempengaruhi perkembangan anak-anak tersebut.

Selain itu penggunaan volume dipergunakan untuk menyatakan perasaan

si pengajar. Dari penggunaan nada (besar/kecil) secara terus menerus maka si

anak akan berusaha menangkap pesan yang terkandung di dalamnya, kemudian

menyimpannya dalam memori di otak, sehingga jika hal tersebut dilakukan

berulang-ulang secara teratur dan berstruktur, maka ketika si pengajar

menggunakan hal tersebut kembali, si anak perlahan-lahan sudah dapat mengerti

maksudnya.

Page 134: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

117

4.2.2.5 Fungsi penggunaan volume ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.11

Fungsi penggunaan volume ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1.

Heni Ruhaeni, S.Pd.

Selama peneliti melakukan pengamatan,

responden ini menggunakan nada sebagai

komplemen ketika memberi penjelasan

mengenai materi pelajaran. Responden juga

menggunakan nada sebagai aksentuasi atau

penekanan ketika menyampaikan pesan.

2.

Tati Runiarti

Berdasarkan hasil observasi, responden

menggunakan nada sebagai komplemen dan

juga sebagai aksentuasi ketika

menyampaikan pesan.

Sumber: Hasil Observasi

Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa kedua

pengajar menggunakan volume sebagai komplemen atau pelengkap ketika

menyampaikan pesan verbal.

Penggunaan volume secara besar kecil juga ketika menjelaskan materi

pelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian murid, agar tidak bosan

dan tetap fokus pada pelajaran.

Kedua pengajar juga memakai nada sebagai aksentuasi atau menegaskan

pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya ketika anak mulai nakal, maka

Page 135: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

118

pengajar mengucapkan kata “tidak boleh” dengan sedikit mengeraskan volume,

karena dengan penekanan volume dari kecil menjadi besar akan mengungkapkan

perasaan si pengajar yang tidak menyukai hal yang dilakukan oleh anak didiknya.

4.2.3.6 Makna yang terkandung dalam penggunaan volume

Sama seperti penggunaan nada, sebagian besar pengajar menggunakan

volume rendah untuk membujuk si anak. Volume rendah menunjukkan kasih

sayang dan pesan yang diucapkan secara persuasif dapat berdampak yang baik

dalam proses pembelajaran pada anak retardasi mental, karena suara yang lembut

akan dapat mengambil hati seseorang dibandingkan dengan suara dengan volume

yang tinggi. “Bila kita ingin mengungkapkan perasaan sayang atau pengertian,

kita merendahkan volume suara kita.” (Rakhmat, 2000: 293).

Berdasarkan pada hasil wawancara dengan para responden pengajar

umumnya merendahkan suara untuk membuat si anak merasa nyaman meskipun

terkadang suara yang mereka keluarkan tidak begitu jelas. Namun pengajar harus

dengan sabar dan menganggap bahwa hal tersebut adalah suatu percakapan yang

sempurna. Hal tersebut dilakukan agar si anak tidak merasa rendah diri dan malu

untuk menyatakan pikiran dan perasaannya.

Hal tersebut sesuai dengan anjuran Departemen pendidikan Kebudayaan

tentang anak retardasi mental yang mengasumsikan “…jika bunyi-bunyi yang

dikeluarkan tidak ada artinya sama sekali, tetapi menimbulkan perasaan kepada

anak bahwa tiap bunyi yang ia keluarkan adalah suatu kontak dengan orang lain.

Page 136: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

119

maka bicaralah dengan suara lembut dan jelas, anggaplah ia akan dapat

menjawab.” (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977: 64)

Dengan pola yang sama dan diulang terus menerus akan membuat si anak

untuk menyimpan memori, sehingga ketika saat ia mendengarkan suara yang

halus dan kecil ia merasakan kasih sayang dan kenyamanan. Sebaliknya jika ia

mendengarkan pengajar menggunakan volume yang sedikit keras, maka ia dapat

merasakan bahwa ia sedang dimarahi.

Selain itu variasi besar kecil volume juga untuk menarik perhatian si anak.

Suara yang datar berkesan tidak ekspresif dan kaku. Hal tersebut dapat

menyebabkan si anak bosan dan mengalihkan perhatiannya ke hal yang lain.

Dengan pola suara yang besar kecil tersebut pengajar berusaha untuk menarik

perhatian agar si anak tetap fokus memperhatikan mereka.

Page 137: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

120

4.2.3 Pesan Proksemik

4.2.3.1 Frekuensi penggunaan jarak personal ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.12

Frekuensi penggunaan jarak personal ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1. Heni Ruhaeni, S.Pd. Berdasarkan pada hasil observasi yang

dilakukan peneliti, responden selalu

berbicara dalam jarak personal pesan di

kelas dan kadang-kadang dengan jarak

akrab (zona intim).

2. Tati Runiarti Selama peneliti melakukan pengamatan,

responden ini sering berbicara dengan

jarak personal.

Sumber: Hasil Observasi

Tabel 4.11 menunjukkan kedua pengajar menyatakan selalu berbicara dari

jarak personal dengan anak. Satu pengajar menyatakan kadang-kadang juga

berbicara dari jarak akrab. Ibu Heni Ruhaeni, menggunakan jarak personal untuk

setiap pelajaran sekitar 10-15 kali dan menggunakan jarak akrab sekitar 1-5 kali.

Sementara itu, Ibu Tati Runiarti menggunakan jarak personal sekitar 10-15 kali

dalam setiap pelajaran.

Jalaluddin Rakhmat dalam Psikologi Komunikasi menyatakan, “Umumnya

dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.”

Page 138: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

121

(Rakhmat, 2000: 290). Seluruh pengajar menyatakan selalu berbicara dengan

jarak pribadi dengan anak, jarak pribadi yang secara teoritis menyatakan

keakraban, personal dan tema pembicaraan dominasi hal-hal yang bersifat pribadi

atau rahasia. Seperti dikemukakan Edward T. Hall dan dikutip Stewart L. Tubbs-

Sylvia Moss, diterjemahkan Deddy Mulyana dalam Human Communication,”

Jarak Pribadi berkisar 1,5 kaki-4 kaki atau 50 cm-150 cm, Karakteristik suara

halus dan dipelankan. Isi menyangkut masalah yang lebih pribadi. (Mulyana

1996; 121). Jarak ini umumnya dipakai pengajar ketika sedang menyampaikan

materi pelajaran di dalam kelas. Seperti ketika menerangkan gambar yang ada di

papan tulis. Pengajar pada umumnya berdiri di depan kelas ketika mengajar, jarak

yang tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh dari murid-muridnya. Edward

T. Hall juga mengemukakan bahwa orang umumnya berbicara dari jarak personal

untuk membicarakan tentang hal-hal yang melibatkan kepentingan personal;

dengan suara lembut. (Mulyana 1996; 121)

Seorang responden menyatakan kadang-kadang berbicara dengan anak

dari jarak akrab. Jarak pribadi berkisar 0-18 inci. Karakteristik suara lebih halus

dan dipelankan. Isi menyangkut masalah yang lebih pribadi. (Rakhmat, 1985;

307). Jarak akrab atau intim umumnya dipakai pengajar ketika si anak

membutuhkan perhatian lebih. Terutama jika si anak tidak bisa melakukan apa

yang diperintahkan pengajar. Contohnya anak dengan initial MC, merupakan

salah satu anak paling kecil di kelas, dia selalu membelakangi papn tulis, dan

tidak memperdulikan keadaan di sekitarnya. Untuk membantunya dalam pelajaran

maka, pengajar akan menghampiri MC dan membujuk dengan suara lembut serta

Page 139: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

122

memperagakan hal yang sudah disampaikan kembali agar dia mau menuruti. Atau

sering kali ketika MC diganggu, maka ia akan bersembunyi di bawah meja.

Dalam hal ini, pengajar juga menggunakan jarak akrab atau intim untuk

membujuk MC agar mau kembali ke tempat duduknya.

4.2.3.2 Fungsi penggunaan jarak personal ketika menyampaikan pesan

Tabel 4.13

Fungsi penggunaan jarak personal ketika menyampaikan pesan

No. Nama Responden Data Hasil Pengamatan

1. Heni Ruhaeni, S.Pd. Berdasarkan hasil observasi, responden ini

menggunakan jarak personal sebagai

komplemen atau melengkapi pesan verbal

dan juga sebagai aksentuasi.

2. Tati Runiarti Selama peneliti melakukan pengamatan,

responden ini berbicara dengan jarak

personal sebagai pelengkap atau komplemen.

Sumber: Hasil Observasi

Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa kedua

pengajar menggunakan jarak personal sebagai komplemen atau pelengkap ketika

menyampaikan pesan verbal. Contohnya, ketika pengajar memberikan penjelasan

mengenai gambar di depan kelas, maka ia mengatur jarak agar terlihat oleh semua

Page 140: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

123

muridnya tanpa harus terlalu jauh agar ia juga bisa mengawasi muridnya apakah

mereka memperhatikan pelajaran atau tidak.

Pengajar juga sering berpindah-pindah, menjauh dan mendekati si anak

ketika menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk menarik

perhatian murid, agar tidak bosan dan tetap fokus pada pelajaran. Hal ini dapat

dilihat sesuai dengan gambar 4.6 berikut ini:

Gambar 4.6

Penggunaan jarak personal sebagai komplemen

Salah satu pengajar menggunakan jarak akrab sebagai aksentuasi atau

menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya ketika anak terlihat

bingung dan tidak mengerti atau beralih perhatiannya, maka pengajar akan

mendekati anak tersebut, sambil berbicara dengan lembut dan berusah membujuk

atau pun mengulangi materi pelajaran sampai ia mulai mengerti. Contoh lain

adalah pada saat anak menangis, karena dalam setiap waktu selalu ada anak yang

mengganggu anak yang lain, sehingga dalam setiap waktu ada anak yang

menangis di kelas. Maka pengajar akan berusaha menenangkan anak dengan suara

Page 141: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

124

lembut dan perlahan, dari jarak yang sangat dekat, untuk membujuknya kembali

belajar.

4.2.3.3 Makna yang terkandung dalam penggunaan jarak personal

Berdasarkan hasil obsevasi dan wawancara, pengajar pada umunya

mempergunakan jarak personal ketika mengajar untuk memberikan kesan akrab,

hangat dan untuk jangka panjang membuat anak-anak merasa nyaman dengan

mereka, sehingga pengajar sudah dianggap sebagai ibu kedua, yaitu ibu yang bisa

membimbing sekaligus menyayangi. Keasingan dan ketidak pedulian yang

dialami anak retardasi mental akan berkurang sedikit demi sedikit jika pengajar

sering menggunakan jarak personal ini.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Jalaluddin Rakhmat dalam Psikologi

Komunikasi menyatakan, “Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan

keakraban kita dengan orang lain.” (Rakhmat, 2000: 290). Kedua pengajar

menyatakan selalu berbicara dengan jarak pribadi dengan anak, jarak pribadi yang

secara teoritis menyatakan keakraban, personal dan tema pembicaraan dominasi

hal-hal yang bersifat pribadi atau rahasia.

Jarak personal dalam fase dekat biasanya digunakan untuk menunjukkan

perhatian yang lebih terhadap masalah-masalah yang dihadapi anak. Misalnya,

ketika anak kesulitan untuk menggambar lingkaran, maka pengajar akan

menghampiri anak-anak yang tidak bisa membuat lingkaran dan membuat contoh

di buku anak tersebut atau ketika anak mengajukan pertanyaan atau ingin

menjawab pertanyaan, maka biasanya pengajar mendekati anak sebagai bentuk

Page 142: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

125

perhatian dan rasa minat terhadap penjelasan mereka. Sementara jarak personal

dalam fase jauh biasanya digunakan untuk membicarakan hal-hal yang bersifat

formal dan mengenai pelajaran. Hal tersebut dilakukan agar semua anak dapat

melihat pengajarnya, dan pengajar juga dapat mengawasi anak secara

keseluruhan.

Berdasarkan hal tersebut maka kedua pengajar yang berusaha mengatur

jarak, baik itu personal maupun akrab ketika berbicara dengan anak di dalam kelas

terutama dalam proses pembelajaran. Pengaturan jarak ini berkaitan erat dengan

tugas guru sebagai tokoh yang paling utama dalam membimbing anak di sekolah

dan memperkembangkan anak agar mencapai kedewasaan. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaan mengajar, yang pertama-tama dilakukan guru untuk dapat menarik

perhatiannya adalah dengan penampilan dan sikapnya. Dengan berdiri di depan

kelas, ketika pengajar mulai menerangkan (pada tahap pengajaran), agar perhatian

anak terpusat pada pengajar yang berada di depan kelas. Pengaturan kelas dengan

pengaturan tempat duduk yang berbentuk tapal kuda, dengan pengajar ditengah-

tengah muridnya, merupakan salah satu bentuk pengelolaan kelas yang termasuk

dalam proses belajar. Hal tersebut digunakan agar pengajar dapat mengawasi

seluruh murid satu persatu dari dekat. Sehingga jelas hal tersebut dilakukan sesuai

dengan fungsi guru yang aktif yaitu untuk mengawasi dan membantu anak dalam

menghadapi kesulitan yang tak teratasi. Jika pola tempat duduk di atur seperti

kelas-kelas pada sekolah dasar umumnya, maka anak tidak dapat terawasi

seluruhya, dan segala kesulitan dan perkembangan anak tidak dapat terlihat

langsung oleh pengajar.

Page 143: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

126

Dari jarak personal yang di cerminkan dari pola tempat duduk di dalam

kelas, terlihat bahwa pengajar mewujudkan misi SLB-C untuk berpartisipasi

dalam menanggulangi masalah-masalah keterbelakangan mental, dengan berusaha

mewujudkan segala cara, metode dan hal-hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan pengajaran termasuk pengelolaan kelas.

Page 144: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka penulis dapat menarik kesimpulan sehubungan dengan pesan nonverbal

dalam proses pembelajaran anak retardasi mental ringan di kelas.

1. Mengenai penggunaan pesan nonverbal kinesik antara pengajar

terhadap anak retardasi mental, dapat disimpulkan bahwa pesan

kinesik merupakan hal yang sangat penting, baik itu melalui

penggunaan ekspresi wajah, kontak mata dan gerakan tangan.

Seringnya penggunaan pesan kinesik dari pengajar yang berarti

komunikasi terus berlangsung secara teratur dan terus menerus,

sehingga akan membantu anak retardasi mental ringan untuk lebih

mengerti pesan yang dimaksud oleh si pengajar dalam proses

pembelajaran di kelas. Berkaitan dengan fungsi komunikasi, pesan

kinesik yang berkaitan dengan ekspresi wajah, kontak mata dan

gerakan tangan mempunyai fungsi sebagai repetisi (mengulang pesan

verbal) subsitusi dan komplemen. Pada umumnya arti dan makna yang

terkandung merupakan hasil dari kesepakatan bersama untuk dipakai

dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan digunakan untuk

menarik perhatian anak retardasi mental agar tetap menaruh minat dan

fokus terhadap pelajaran.

127

Page 145: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

128

2. Mengenai penggunaan pesan nonverbal paralinguistik antara pengajar

terhadap anak retardasi mental, dapat disimpulkan bahwa pesan

paralinguistik merupakan pesan terpenting kedua setelah pesan

kinesik. Pesan paralinguistik yang banyak dipakai dalam proses

pembelajaran anak dalam kelas adalah penggunaan nada dan volume.

Penyampaian pesan yang dilakukan pengajar kepada anak retardasi

mental ringan selalu bervariasi (dengan nada dan volume yang

berubah-ubah). Hal ini penting untuk menghilangkan kejenuhannya

dan untuk menarik perhatian si anak. Karena pada umunya anak

dengan retardasi mental mengalami kesukaran dalam berkonsentrasi,

sehingga suara-suara dengan nada dan volume yang bervariasi

diharapkan dapat menarik perhatian. Berkaitan dengan fungsi

komunikasi itu sendiri, penyampaian pesan nonverbal dapat dilakukan

sebagai subsitusi (Mengganti pesan verbal) ataupun komplemen

(Melengkapi pesan verbal). Mengenai arti dan makna yang terkandung

dalam penggunaan pesan paralinguistik, biasanya para pengajar

menggunakan suara yang lembut dengan nada rendah dan volume kecil

untuk menyatakan persaan sayang dan sebaliknya dengan nada tinggi

dan volume sedikit keras untuk menunjukkan perasaan untuk

menyatakan bahwa si anak melakukan kesalahan, tanpa bemaksud

membuatnya ketakutan atau merasa kurang senang. Hal tersebut hanya

sebagai pertolongan untuk menyatakan mana yang benar dan mana

yang salah. Hal apa yang boleh dan hal apa yang tidak boleh.

Page 146: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

129

3. Penggunaan pesan nonverbal proksemik mempunyai arti dan makna

yang sangat mendalam, karena mengungkapkan kedekatan kita pada

seseorang. Dengan jarak pribadi yang digunakan sesering mungkin,

maka si anak merasakan kasih sayang yang cukup, sehingga sikap

asing dan tidak perduli terhadap lingkungan sekitar dapat perlahan-

lahan berubah . Dan dengan perasaan yang nyaman si anak akan lebih

mudah untuk diatur, sehingga proses pembelajaran akan semakin

mudah. Pada umumnya jarak personal digunakan sebagai pelengkap

pesan verbal, namun seiring dengan jarak personal, jarak pribadi juga

terkadang digunakan dalam proses pembelajaran anak retardasi mental

ringan sebagai aksentuasi atau sebagai penegasan pesan verbal.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dari kesimpulan yang telah dijelaskan,

penulis ingin mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Setiap pengajar diharapkan memiliki catatan khusus tentang

perkembangan masing-masing anak. Karena pada setiap anak berbeda

perkembangannya, maka setiap pengajar juga diharapkan peka

terhadap kesukaran-kesukaran yang dialami setiap anak.

2. Setiap pengajar juga diharapkan lebih mengetahui mengenai pesan

nonverbal dalam penggunaannya dalam proses pembelajaran di dalam

kelas. Pesan nonverbal diharapkan sangat membantu dalam proses

pembelajaran anak retardasi mental ringan, sehingga penggunaannya

Page 147: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

130

sesering mungkin dan dengan variasi yang banyak diharapkan akan

sangat membantu.

3. Adanya kerja sama antara pengajar dan orang tua yang memiliki anak

dengan retadasi mental, mendukung terapi yang sudah dijalani anak di

sekolah. Caranya adalah dengan terus-menerus melatih kemampuan

anak dengan penuh kesabaran, dengan suara lembut yang penuh kasih

sayang, yang sejalan dengan terapi yang dijalankan di SLB. Sebab

peran orang tua dalam kemajuan anaknya tentu lebih besar. Jadi, orang

tua dan pengajar harus sama-sama mendukung dalam membimbing

proses pembelajaran anak retardasi mental.

4. Pengajar hendaknya menggunakan berbagai media yang lebih beragam

sebagi alat bantu peraga dalam kelas, agar anak-anak lebih menaruh

minat dan perhatian dalam pross belajar mengajar.

Page 148: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmana, Oemi. 1993. Dasar-Dasar public Relations. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Bolinger, Dweinth and Donald A. sears. 1981. Aspects of Language. Harcout

Brave Jovanovich, Inc, New York. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1977. Pendidikan Anak-Anak

Terbelakang. N.V Masa Baru, Bandung. Devito, Joseph A. 1997.Komunikasi Antar manusia, Kuliah dasar. Jakarta :

Professional Books. Djuharie, O. Setiawan.2001. Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Penerbit

Yrama Widya, Bandung. Effendy, Prof. Drs. Onong Uchjana, M.A. 1993. Human Relation and Public

Relation. Penerbit Mandar Maju, Bandung. Ehninger, Douglas, Alan H. Manroe, adh Bruce E. Gronback. 1976. Principles

and Types of Speech Communication, Illnois, Scott, Foresman. Gunarsa, D., Singgih, Dr., Prof, 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja, Penerbit PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta. Knapp, L. Markand hall, A. Judith. 1992. Nonverbal Communication in Human

Interaction. Harcout Brace Jovanovich College Publisher. Leather, Dale G.1976. Nonverbal Communication System. Ally and Bacom inc

London. Liliwerri, DR. Alo, 1994. Perspektif Teoritis Komunikasi anatr Pribadi, Penerbit

PT. Citra Aditis Bakti. Bandung. Ludlow, Ron. 1996. Komunikasi Efektif, Diterjemahkan oleh Deddy Jacobus,

cetakan pertama, Yogyakarta. Meinanda. 1981. Pengantar Ilmu Komunikasi dan jurnalistik.ARMIKO, Bandung Mulyana, Deddy. 1996. Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar, PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung.

122

Page 149: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

123

_______________, 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung. Rahmadi, F., 1992. Public Relations Dalam Teori dan Praktek. Penerbit

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suryosubroto, B., Drs, 1996. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit

Rineka Cipta, Yogyakarta. Supratiknya, 1995. Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis. Jakarta;

Kanisius. Tasmara, Toto, 1997. Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta.

Page 150: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

LAMPIRAN

Page 151: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

Catatan Lapangan

Wawancara dengan Guru Kelas /Pengajar (BU HENI)

11-12 Desember 2006

Di Kelas

(P) Seperti apa kondisi anak retardasi mental ringan?

(J) Anak dengan retardasi mental merupakan anak dengan kelainan di dalam

fungsi otaknya atau fungsi intelektualnya, sehingga kemampuannya di

bawah rata-rata anak seumurannya. Untuk anak retardasi ringan

umumnya disebutkan demikian karena mereka lebih dapat di didik, dan

kemampuannya setingkat di atas retardasi mental lainnya.

(P) Apakah sulit untuk mendidik anak dengan kelainan ini?

(J) Sebenarnya tidak juga. Anak dengan retardasi mental umumnya

mengalami gangguan dalam berkomunikasi. Dalam perngertian, mereka

kesulitan dalam menerima pesan, mengolah pesan serta memberikan

pesan sebagai timbal balik terhadap apa yang sudak pengajar

samapaikan. Jadi kesulitan mungkin terjadi saat pengajar

menyampaiakan materi pelajaran. Untuk itu pengajar harus punya

kesabaran yang cukup, karena materi pelajaran harus di ulang untuk

beberapa kali, sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

Page 152: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

(P) Bagaimana cara pengajar memberikan pesan di dalam kelas proses

pembelajaran anak?

(J) Dalam SLB ini, kita para pengajar, tetap menggunakan bahasa verbal

sebagai alat untuk menyampaikan materi pelajaran . Namun penggunaan

pesan verbal dirasakan kurang tanpa penggunaan pesan-pesan nonverbal.

(P) Jadi menyampaikan materi tetap dengan bahasa verbal namun

membutuhkan komunikasi nonverbal, sebenarnya kekurangan apa yang

ibu maksud?

(J) Ya itu tadi, jika kita hanya memberikan penjelasan secara verbal saja,

jangankan mereka mau mendengarkan, melihat dan memberikan

perhatiannya saja tidak. Jadi, komunikasi nonverbal berperan sekali

terutama untuk menarik perhatian si anak.

(P) Apakah ibu pernah memberikan materi pelajaran atau menyampaikan

pesan secara nonverbal?

(J) Ya tentu saja. Seperti saya katakana tadi pesan nonverbal penting sekali

digunakan dalam proses belajar mengajar.

(P) Bisa ibu menceritakan pesan-pesan apa saja yang sering dipakai oleh ibu

dalam proses belajar mengajar di dalam kelas?

(J) Umumnya yang sering sekali kita gunakan adalah pesan kinesik atau

gerak tubuh seperti mimik muka, gerakan tangan. Kemudian juga

Page 153: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

vokalisasi, dan pengaturan jarak kita dengan anak. Biasanya kita juga

menggunakan alat bantu seperti gambar dan tulisan. Nah, untuk

menceritakan gambar tersebut, harus dengan gerakan-gerakan tangan,

agar anak-anak dapat tertarik, mulai membayangkan dan akhirnya

mengerti. Seperti itu contohnya.

(P) Apakah bahasa isyarat seperti gerakan tangan ketika menjelaskan

gambar tersebut akan dapat dimengerti oleh anak-anak, bu?

(J) Sejauh ini, ya. Mereka dapat mengerti karena isyarat-isyarat itu

digunakan setiap hari di kelas sebagai alat bantu untuk berkomunikasi.

Misalnya ketika kita ingin menjelaskan lingkaran maka kita harus

membentuk lingkaran dengan bantuan tangan.

(P) Apakah cara ibu mengajarkan ini tercantum dalam satu mata pelajaran?

(J) Sebenarnya kita secara tidak formal memberikan bahasa ekspresif dan

reseptif. Jadi, mengalir begitu saja secara alami sesuai dengan situasi

atau konteksnya. Umpamanya pada saat anak sedang belajar, kalau pada

saat itu anak tertari pada sesuatu, itulah yang kita kembangkan ataupun

hal yang sederhana yang sedang diamati atau sesuatu hal yang menarik

yang kita jadikan sebagai topic ini namanya secara alamiah jadi

penyampaiannya secara tidak formal.

Page 154: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

(P) Apakah ibu sering menggunakan ekspresi wajah ketika menyampaikan

pelajaran?

(J) Ya, sering. Terutama jika kita sedang menjelaskan materi pelajaran, dan

memberi contohnya. Maka kita harus mempraktekkanya dihadapan

anak-anak dengan penggunaan ekspresi wajah agar mereka tertarik.

(P) Sebenarnya ekspresi wajah yang ibu gunakan ini berfungsi sebagai apa,

sebagai subsitusi atau komplemen terhadap pesan verbal yang ibu

sampaikan?

(J) Kalau saya biasanya menggunakan ekspresi wajah sebagai pelengkap

pesan verbal. Karena sering saya gunakan ketika saya berbicara, baik itu

ketika saya menerangkan pelajaran, bertanya kepada anak-anak maupun

berbicara dan mendengarkan anak.

(P) Bisa ibu ceritakan lebih banyak, apa saja makna yang terkandung dalam

setiap penggunaan ekspresi wajah tersebut?

(J) Jadi ketika kita menyampaikan pelajaran, maka ekspresi wajah kita harus

serius namun tidak kaku. Hal tersebut akan memberikan makna bahwa

belajar itu membutuhkan keseriusan. Kemudian ketika ketika bertanya

juga harus dengan ekspresi yang sungguh-sungguh, agar anak-anak

dapat berusaha menjawab pertanyaan. Nah, jika anak dapat menjawab

pertanyaan atau melakukan sesuatu dengan benar kita akan tersenyum.

Sebagai tanda “benar” atau “bagus” dapat juga berarti “pintar”. Biasanya

Page 155: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

anak akan merasa senang jika dipuji, dan jika mereka merasa senang

biasanya akan melakukan hal yang sama. Terkadang ada anak yang

nakal dan ingin mendapat perhatian, maka kita harus menggunakan

ekspresi wajah yang sedikit keras dan “galak” yang menandakan kalau

kita marah atau tidak suka dengan kelakuannya, sehingga mereka,

dengan melihat mimik muka kita akan merasa takut dan berhenti dengan

kenakalannya.

(P) Bagaimana dengan penggunaan kontak mata, apakah ibu sering

mengadakan kontak mata dengan anak-anak ketika sedang

menyampaikan pesan?

(J) Ooh…itu harus, karena kita akan tahu apakah si anak tersebut tertarik

atau tidak dengan materi pelajaran yang kita samapaikan. Sehingga kita

harus sering melihat anak secara satu persatu untuk mengetahui apakah

si anak tatap fokus terhadap pelajaran.

(P) Kapan saja ibu menggunakannya?

(J) Hampir setiap saat. Yaiut ketika memberikan pelajaran di depan kelas,

memberi pertanyaan, ataupun ketika kita berbicara yang tidak formal

yaitu ketika memarahi ataupun ketika memuji anak. Seperti yang saya

katakan tadi, jika kita ingin melihat anak apakah dia tertarik atau tidak

kita harus melihat matanya. Umumnya ank-anak dengan kelainan ini

Page 156: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

susah sekali berkonsentrasi. Karena ia selalu tertarik dengan hal-hal

baru.

(P) Fungsi dari kontak mata itu sendiri sebenrnya apa saja, bu?

(J) Tentu saja sebagai pelengkap. Jadi ketika kita berbicara di depan kelas,

atau memberikan pertanyaan, kita akan melihat ke mata anak, apakah ia

tertarik atau tidak. Apakah ia mengerti atau tidak.

(P) Apa sebenarnya makna yang terkandung dalam penggunaan kontak mata

ini?

(J) Kontak mata adalah mata batin kita, kita dapat mengetahui perasaan

seseorang dari matanya. Maka dari setiap kontak mata yang kita lakukan

kita ingin mereka mengetahui perasaan kita, kita ingin mereka tahu

bahwa kita menyayangi mereka dengan segala ketidakmampuan dan

kesulitan mereka. Dan juga kita ingin mereka mengetahui bahwa kita

tertarik dengan segala perkembangan mereka. Maka daripada itu jika

mereka berusaha berbicara, berusaha menjawab pertanyaan, yang

mungkin dengan suara yang terbata-bata dan belum tentu benar, kita

melihat matanya sebagai bentuk kita perduli terhadap apa yang ingin

dikatakannya.

Page 157: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

(P) Masih tentang pesan kinesik, apakah ibu sering menggunakan gerakan

tangan ketika menyampaikan pesan?

(J) Tentu saja sering. Selain memang gerakan tangan itu diperlukan untuk

menerangkan sesuatu hal yang berkaitan dengan pelajaran, saya juga

sering menggunakannya tanpa sadar. Jadi, seperti kebiasaan

menggunakan gerakan tangan ketika berbicara.

(P) Berarti ibu menggunakan gerakan tangan secara sadar dan tidak sadar

dalam penyampaian pesan.

(J) Ya, seperti itu. Saya biasa berbicara di depan kelas sambil

memperagakan dengan tangan, juga ketika bertanya seperti menunjuk

anak yang akan menjawab pertanyaan. Namun saya juga sering bercerita

dengan menggerak-gerakan tangan tanpa sadar.

(P) Apa fungsi gerakan tangan yang ibu lakukan dalam penyampaian pesan

tersebut, apakah sebagai subsitusi, repetisi atau pelengkap?

(J) Ya macam-macam, dikondisikan dengan situasi dan kebutuhan anak.

Sebagian besar gerakan tangan digunakan untuk membantu anak dalam

mengerti pesan atau materi pelajaran yang sedang disampaikan, jadi

sebagai pelengkap, atau juga dapat berfungsi sebagai pengulangan,

seperti contoh, ketika saya bertanya mengenai materi yang baru saja

disampaikan, maka masing-masing anak akan menanggapi pertanyaan

dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang mengerti dan menjawab, ada

Page 158: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

yang diam dan ada yang ingin menjawab namun susah untuk berbicara.

Nah, biasanya saya memancing anak yang ingin berbicara namun

mengalami kesulitan tersebut dengan menggerak-gerakkan tangan agar

si anak terus berusaha berbicara untuk menjawab pertanyaan saya.

(P) Apakah isyarat atau gerakan tangan itu menarik bagi anak?

(J) Ya.

(P) Apakah isyarat atau gerakan tangan tersebut digunakan oleh pengajar

lain?

(J) Sebagian besar iya, dalam lingkungan SLB ini, isyarat atau gerakan

tangan yang kita gunakan seragam biar anak nggak bingung. Jadi isyarat

yang mereka terima dari TKLB sampai SMALB sama saja artinya,

hanya semakin lama semakin banyak dan beragam.

(P) Bagaimana dengan penggunaan vokalistik dalam penyampaian pesan,

apakah ibu sering menggunakan nada yang bervariatif di dalam kelas?

(J) Ya sering sekali. Tidak mungkin sekali jika kita menyampaikan materi

pelajaran dengan nada yang monoton. Orang normal saja pasti bosan

mendengarkannya, apalagi untuk anak-anak dengan kelainan seperti ini,

yang susah sekali untuk berkonsentrasi. Jadi gunakan nada yang

bervariatif untuk menarik perhatiannya.

Page 159: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

(P) Pada saat seperti apa nada itu digunakan?

(J) Hampir setiap saat. Pada saat mengajar di depan kelas, pada saat

memberikan pertanyaan, pada saat memuji anak, atau memarahi anak.

Dan juga pada saat berbicara biasa seperti ini.

(P) Apakah fungsi penggunaan nada tersebut berbeda-beda. Dapat ibu

jelaskan apa saja fungsinya?

(J) Saya umumya memakai sebagai komplemen atau sebagai pelengkap.

Jadi, saya mengajar dengan suara atau nada yang naik turun untuk

menarik perhatian si anak, dan sengaja saya gunakan agar mereka tetap

fokus kedalam pelajaran. Jika tidak begitu, mereka akan cepat bosan dan

kemudian mengalihkan perhatiannya, seperti bermain, mencoret-coret

mengganggu teman di sebelahnya.

(P) Jadi sebagai komplemen, apakah ada fungsi yang lain?

(J) Ya, ada. Mungkin lebih seperti penekanan dari apa yang saya katakan.

Misalnya ketika si anak mulai nakal, maka saya akan memarahinya

dengan suara yang sedikit saya tinggikan. Jika anak mendengarnya

berkali-kali setiap mengulangi kenakalannya, maka ia akan belajar untuk

mengerti bahwa dengan suara yang seperti itu menandakan bahwa

gurunya tidak menyukai kelakuannya tersebut. Meskipun mungkin

besok-besok ia akan mengulanginya.

Page 160: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

(P) Berarti sangat sulit ya bu untuk memberikan materi pelajaran untuk anak

dengan kelainana ini?

(J) Sebenarnya dibilang sulit juga tidak, hanya membutuhkan kesabaran

yang lebih dibandingkan dengan anak normal lainnya. Karena mereka

dengan segala kekurangannya, kita harus bisa mengerti kemampuan

masing-masing anak, dan sifat bawaannya. Jadi pelajaran harus diulangi

beberapa kali dan secara terus-menerus, agar mereka perlahan-lahan

mengerti.

(P) Penggunaan nada itu sendiri tentunya mempunyai arti dan makna, dapat

ibu ceritakan lebih lanjut tentang pemaknaan dari penggunaan nada itu?

(J) Kita menunjukkan kasih sayang dengan nada yang rendah dan lemah

lembut, terutam digunakan untuk membujuk anak agar mau kembal

belajar. Dan pemakaian nada yang naik turun hanya untuk menarik

perhatian si anak agar tidak bosan dan beralih perhatiannya. Nada tinggi

umumnya kita gunakan untuk memarahi atau menyatakan bahwa kita

tidak suka. Jadi dengan begitu mereka akan belajar mana yang untuk

menyatakan suka, sayang, serius, bosan, atau tidak suka, dan mungkin

rasa benci. Proses belajar mengenai penggunaan nada tersebut berjalan

secara formal maupun tidak formal.

Page 161: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

(P) Bagaimana dengan penggunaan volume, apakah ibu sering

menggunakannya?

(J) Ya, tentu saja sering. Sebenarnya penggunaan nada dan volume itu

sejalan. Jadi dalam fungsi maupun maknanya hamper sama saj. Ketika

kita marah dan tidak suka maka volume suara kita meninggi dank eras,

sementara untuk menyatakan kita suka dan menyayangi seprti memuju,

membujuk, tentunya kita akan mengecilkan volume suara kita.

(P) Jadi fungsinya bagi ibu sama saja dengan nada, sebagai komplemen dan

aksentuasi?

(J) Ya, benar sekali begitu.

(P) Terakhir ibu, bagaimana dengan penggunaan jarak personal atau jarak

pribadi, apakah ibu sering menggunakannya?

(J) Seperti yang mba’ lihat kelas ini dibuat seperti ini dengan jarak yang

berdekatan, agar jarak yang terbentuk antara pengajar dengan anak-anak

adalah jarak personal. Jadi meskipun kita sedang mengajar mereka selalu

ada dalam pengawasan kita. Dan mereka sendiri juga merasa “dekat”

dengan kita tentunya. Namun disamping jarak personal, tentunya

terkadang kita akan membuat jarak yang lebih dekat dengan mereka, jika

mereka membutuhkan perhatian lebih. Misalnya ketika ada anak yang

ketakutan dan bersembunyi di bawah meja, maka kita akan

Page 162: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

menghampirinya dan membujuknya dengan jarak sedekat mungkin agar

ia merasa nyaman dan disayang, ya seperti itulah.

(P) Jadi fugsi penggunaan jarak personal itu sebagi apa,bu?

(J) Sebagai komplemen ketika menyampaikan materi dalam kelas, namun

tentunya tidak terlalu formal

(P) Dan apa maknanya dari jarak personal yang ibu lakukan?

(J) Maknanya dari jarak personal maupun jarak akrab itu adalah untuk

membuat anak merasa nyaman berada dalam kelas, karena dengan

perasaan nyaman biasanya ia akan mau belajar. Hal lainnya adalah untuk

menandakan bahwa kita mempunyai perhatian terhadap mereka. Sebagai

contoh, ketika anak akan memberikan pernyataan atau berbicara atau

berusaha menjawab pertanyaan, maka biasanya kita akan mendekat,

untuk menyatakan bahwa kita perduli tentang apa yang akan

dikatakannya, dan berusah untuk membantunya. Dengan jarak personal

tentunya si anak akan merasakan kasih sayang dan membantu mereka

untuk tidak merasa asing dan mungkin ketakutan di dalam kelas.

Page 163: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

Catatan Lapangan

Wawancara dengan Guru Kelas /Pengajar (BU TATI)

13-14 Desember 2006

Di Kelas

(Q) Seperti apa kondisi anak retardasi mental ringan?

(J) Anak retardasi mental ringan merupakan anak dengan kelainan di dalam

fungsi otaknya atau fungsi intelektualnya, jadi memang kemampuannya

di bawah rata-rata anak seumurannya, namun masih bisa kita didik.

Karena kerusakan yang erjadi di dalam otaknya tidak terlalu parah,

meskipun tetap saja “mereka” mengalami kesulitan-kesulitan seperti

anak retardasi lainnya, tapi tidak terlalu parah.

(P) Bagaimana cara Ibu memulai komunikasi dengan anak?

(K) Pertama saya akan mengenalkan diri saya terlebih dahulu, agar mereka

tidak merasa asing berada dekat dengan orang yang baru dilihatnya,

kemudian saya akan melihat kegiatan apa yang disukai anak, dan saya

masuk kedalam kegiatan tersebut, seperti mengambil hatinya terlebih

dulu lah. Jadi, kalau ia suka bermain maka saya akan bermain

dengannya, sehingga ia merasa dekat dengan kita dan menganggap

teman.

Page 164: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

(P) Komunikasi seperti apa yang digunakan dalam kelas. Bagaimana cara

pengajar memberikan pesan di dalam kelas proses pembelajaran anak?

(J) Komunikasi berlangsung secara verbal dan nonverbal. Untuk mencapai

kemandirian dan membantu anak dalam berkomunikasi dengan

sewajarnya seperti anak-anak seusianya, maka kita harus mengajarnya

berbicara seperti kita, yaitu secara verbal namun bagaimana

penyampaian pesan verbal itu disampaikan kita menggunakan pesan

nonverbal atau dengan bantuan isyarat, gambar dan sebagainya, agar si

anak mau memperhatikan kita. Jika kita hanya memberikan penjelasan

secara verbal, itu tidak mungkin. Karena mereka tidak mengerti, dan

tidak perduli. Jadi isyarat-isyarat tersebut sangat berperan penting dalam

proses belajar tadi.

(P) Apakah komunikasi nonverbal lebih banyak digunakan daripada

komunikasi secara verbal?

(J) Ya memang pesan nonverbal banyak kita gunakan sebagai alat untuk

membantu anak-anak dalam memahami pesan verbal yang kita

sampaikan. Pesan verbal banyak digunakan ketika memberi pelajaran,

namun ada saatnya kita tidak berbicara dan hanya memandangi anak satu

persatu. Jadi memang dalam penggunaannya pesan nonverbal lebih

banyak dipakai.

Page 165: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

(P) Apakah ibu pernah memberikan materi pelajaran atau menyampaikan

pesan secara nonverbal?

(J) Ya tentu saja.

(P) Bisa ibu menceritakan pesan-pesan apa saja yang sering dipakai oleh ibu

dalam proses belajar mengajar di dalam kelas?

(J) Banyak sekali, namun yang paling sering saya gunakan adalah gesture

seperti gerakan tangan, agar anak-anak dapat tertarik, kemudian juga

menggunakan ekspresi wajah, seperti senyuman agar ia merasa senang.

Juga kontak mata untuk mengetahui perasaan dan emosinya. Dan tentu

saja jarak kita dengannya itu harus dekat agar mereka merasa dekat dan

diperhatikan oleh kita.

(P) Apakah dengan isyarat seperti gerakan tangan anak akan tertarik paa saat

berkomunikasi?

(J) Sejauh ini, ya.

(P) Apakah anak merespon isyarat yang ibu gunakan di kelas?

(J) Ya, biasanya mereka merespon. Misalnya ketika saya memberikan

pertanyaan lalu saya menunjuk tangan dan mengatakan “ayo siapa yang

tahu ini apa?”, maka anak juga merespon dengan menunjuk tangan juga.

Yang menunjuk tangan bukan hanya anak yang tahu jawabannya,

mereka hanya berusaha menirukan apa yang saya kerjakan. Sehingga

Page 166: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

dengan pola yang sama, meeka akan berusaha mengerti jika ingin

menjawab pertanyaan mereka akan menunjuk tangan. Dan bila benar

saya acungkan jempol, seperti ini (memperagakan menacungkan

jempol), lalu saya bilang “pintar”, maka mereka akan merasa senang.

Untuk kemudian mereka belajar bahwa jika melakukan sesuatu dengan

benar mereka akan dipuji. Dan itu membuat mereka merasa

diperhatikan.

(P) Berarti ibu sering menggunakan gerakan tangan dalam penyampaian

pesan.

(J) Ya, seperti itu.

(P) Apa fungsi gerakan tangan yang ibu lakukan dalam penyampaian pesan

tersebut, apakah sebagai subsitusi, repetisi atau pelengkap?

(J) Tergantung dengan situasi dan kebutuhan masing-masing anak.

Sebagian besar digunakan sebagai pelengkap,untuk membantu anak

dalam mengerti pesan atau materi pelajaran yang sedang disampaikan,

atau juga dapat berfungsi sebagai pengulangan, misalnya ketika kelas

mulai tidak terkendali dan sangat ribut, maka saya akan menagatakan

“ayo anak-anak jangan berisik, perhatikan ibu.”, bila masih berisik juga

maska saya akan menepuk kedua tangan saya seperti orang berepuk

yang, hanya lebih pelan dan keras, yang bertujuan agar perhatian anak-

anak beralih ke saya. Atau juga sebagai subsitusi, dengan mengetuk meja

Page 167: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

tanpa bersuara, agar anak-anak beralih juga perhatiannya. Karena anak-

anak dengan kelainan ini selalu tetarik dengan hal-hal baru, suara-suara

baru yang didengarnya, sehingga perhatiannya mudah sekali beralih.

(P) Apakah ibu sering menggunakan ekspresi wajah ketika menyampaikan

pelajaran?

(J) Ya, sering. Biasanya jika kita sedang menjelaskan materi pelajaran, dan

memberi contohnya.

(P) Sebenarnya ekspresi wajah yang ibu gunakan ini berfungsi sebagai apa,

sebagai subsitusi atau komplemen terhadap pesan verbal yang ibu

sampaikan?

(J) Untuk pelengkap pesan verbal pada saat mengajar.

(P) Bisa ibu ceritakan lebih banyak, apa saja makna yang terkandung dalam

setiap penggunaan ekspresi wajah tersebut?

(J) Saat mengajar, tentu saja kita harus dengan ekspresi yang serius, untuk

menandakan bahwa belajar membutuhkan keseriusan Juga ketika

bertanya, mendengarkan mereka berbicara. Pada saat anak dapat

menjawab pertanyaan atau melakukan sesuatu dengan benar kita akan

tersenyum. Sebagai tanda “benar” atau “bagus” dapat juga berarti

“pintar”. Senyuman akan membuat anak merasa senang dan ingin

merasakannya lagi, sama serti orang normal lainnya, biasanya mereka

Page 168: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

akan melakukan hal-hal yang dapat membuat mereka senang. Saat kita

memarahi anak, jika mereka melakukan kesalahan atau sulit untuk

diatur, maka kita akan memasang ekspresi muka yang “galak” dengan

suara yang dinaikkan agar mereka merasa takut dan mau menuruti apa

yang kita perintahkan.

(P) Bagaimana dengan penggunaan kontak mata, apakah ibu sering

mengadakan kontak mata dengan anak-anak ketika sedang

menyampaikan pesan?

(J) Tentu saja, saya harus sesering mungkin melihat mata ank-anak secara

satu persatu untuk melihat apakah mereka memperhatikan saya,

mendengarkan saya, mengerti apa yang saya katakan. Karena ketika kita

memberikan pelajaran dan melihat mata mereka itu ekspresi muka dan

pandangannya berbeda-beda. Ada yang serius, tidak perduli, sedang

bebicara dengan teman disebelahnya, atau dengan ekspresi bingung

menatap saya.

(P) Kapan saja ibu menggunakannya?

(J) Setiap saat.

(P) Fungsi dari kontak mata itu sendiri sebenrnya apa saja, bu?

(J) Seperti yang saya katakan tadi, ketika saya gunakan untuk melihat anak-

anak sambil menjelaskan pelajaran berarti saya menggunakannya sebagi

Page 169: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

pelengkap pesan verbal. Namun ketika saya memperhatikan anak-anak

tanpa saya berbicara, misalnya ketika mereka sedang menulis, hanya

untuk mengetahui apakah mereka mengerjakan apa yang saya

perintahkan, atau ada yang tidak mengerti bagaimana mengerjakannya,

berarti saya menggunakkannya sebagai subsitusi.

(P) Apa sebenarnya makna yang terkandung dalam penggunaan kontak mata

ini?

(J) Kita dapat mengetahui perasaan seseorang dari matanya. Begitu juga

dengan kita dan anak-anak ini, kita menunjukkan kasih sayang dengan

menatapnya secara lebut, manandakan marah dengan melotot agar

mereka menggetahui apa yang kita rasakan, apa yang kita inginkan. Dan

begitu sebaliknya kita juga melihat apakah mereka senang, sedih, marah

bingung atau tatapan untuk menandakan mereka takut dan sakit.

Sebagian besar kontak mata digunakan untuk melihat apakah mereka

masih fokus ke dalam pelajaran yang saya berikan. Dan saya menatap

anak-anak satu persatu untuk menyatakan bahwa saya memperhatikan

mereka.

(P) Bagaimana dengan penggunaan vokalistik dalam penyampaian pesan,

apakah ibu sering menggunakan nada yang bervariatif di dalam kelas?

(J) Sering sekali. Untuk membuat suasana belajar yang enak dan tidak

membosankan. Pada umunya mereka lebih cepat bosan disbandingkan

Page 170: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

dengan anak normal, jadi jika terlihat sudah ada anak yang berlari-lari

atau mengganggu teman yang ada disampingnya maka si anak tersebut

sudah bosan. Bagaimana cara untuk menarik perhatiannya kembali, yaitu

perlunya kreativitas guru dalam menyampaikan pelajaran di dalam kelas,

seperti penggunaan nada yang turun naik, volume yang bervariatif,

gerakan tangan dan gambar-gambar serta diselingi dengan permainan

mungkin.

(P) Apakah fungsi penggunaan nada tersebut berbeda-beda. Dapat ibu

jelaskan apa saja fungsinya?

(J) Yang pertama sebagai pelengkap ketika menyampaikan materi pelajaran,

yang bertujuan untuk menarik perhatian si anak, agar mereka tetap fokus

kedalam pelajaran. Yang kedua adalah sebagai penekanan, misalnya

ketika ada anak yang nakal, maka saya akan menaikkan nada bicara saya

dengan volume yang sedikit keras dan tangan telunjuk sebatas bahu

saya, seperti ini (memperagakannya).

(P) Apakah ketika anak mendengar Ibu berbicara dengan nada suar ayng

tinggi seperti yang ibu ceritakan dapat dimengerti anak?

(J) Memang arus secara perlahan-lahan dan secara terus-menerus. Jika kita

hanya menggunakannya sekali saja tentu ia tidak akan mengerti, namun

jika setiap kali ia berbuat kenakalan dan setiap kali itu pula kita

melakukan hal yang sama, maka otak si anak akan merekam kejadian

Page 171: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

yang sama dengan pola yang sama dan ia akan berusaha mengerti.

Memang tidak mudah, karena mereka selalu mengulanginya dan mereka

merasa semua kenakalan itu seperti bermain saja. Kita sebagai pengajar

lah, berkewajiban untuk memberitahu mana yang benar dan salah.

(P) Penggunaan nada itu sendiri tentunya mempunyai arti dan makna, dapat

ibu ceritakan lebih lanjut tentang pemaknaan dari penggunaan nada itu?

(J) Kita menunjukkan kasih sayang dengan nada yang rendah dan lemah

lembut, terutam digunakan untuk membujuk anak agar mau kembal

belajar. Dan pemakaian nada yang naik turun hanya untuk menarik

perhatian si anak agar tidak bosan dan beralih perhatiannya. Nada tinggi

umumnya kita gunakan untuk memarahi atau menyatakan bahwa mereka

tidak boleh melakukan hal tersebut.

(P) Bagaimana dengan penggunaan volume, apakah ibu sering

menggunakannya?

(J) Ya, tentu saja sering.

(P) Apa fungsi dari penggunaan volume tersebut?

(J) Hampir sama dengan nada. Ketika saya gunakan dalam menyampaikan

pelajaran, maka berfungsi sebagai pelengkap, dan ketika saya gunakan

untuk menegur, memuji atau membujuk anak yang tidak mau belajar,

maka volume saya gunakan sebagi aksentuasi.

Page 172: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

(P) Bisa ibu ceritakan makna dari penggunaan volume tersebut?

(J) Volume kita gunakan untuk menyatakan perasaan kita. Ketika kita ingin

mereka merasakan perhatian dan kasih sayang maka kita akan berbicara

dengan suaru yang kecil dan lemah lembut. Sebaliknya, jika kita ingin

mereka mengetahui bahwa kita tidak senang maka kita akan menaikkan

suara kita dengan volume yang keras.

(P) Terakhir, bagaimana dengan penggunaan jarak personal atau jarak

pribadi, apakah ibu sering menggunakannya?

(J) Ooh. Tentu saja. Untuk membuat mereka merasa nyaman dan senang

serta merasa dekat dengan kita, kita harus melakukan pendekatan

terhadap mereka sebelumnya. Sehingga dalam proses belajar di dalam

kelas ini, kita menggunakan jarak yang tidak terlalu jauh dengan mereka.

Hal tersebut di lakukan agar anak merasa dekat dengan kita. Jika mereka

merasa dekat dan nyaman barulah kita bisa membujuknya untuk belajar

dan melakukan apa yang kita perintahkan.

(P) Jadi fugsi penggunaan jarak personal itu sebagi apa, bu?

(J) Sebagai komplemen ketika menyampaikan materi dalam kelas.

(P) Dan apa maknanya dari jarak personal yang ibu lakukan?

(J) Maknanya dari jarak personal maupun jarak akrab itu adalah untuk

membuat anak merasa nyaman berada dalam kelas, karena dengan

Page 173: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid

perasaan nyaman biasanya ia akan mau belajar. Hal lainnya adalah untuk

menandakan bahwa kita mempunyai perhatian terhadap mereka. Sebagai

contoh, ketika anak akan memberikan pernyataan atau berbicara atau

berusaha menjawab pertanyaan, maka biasanya kita akan mendekat,

untuk menyatakan bahwa kita perduli tentang apa yang akan

dikatakannya, dan berusah untuk membantunya. Dengan jarak personal

tentunya si anak akan merasakan kasih sayang dan membantu mereka

untuk tidak merasa asing dan mungkin ketakutan di dalam kelas.

Page 174: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid
Page 175: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid
Page 176: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid
Page 177: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid
Page 178: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid
Page 179: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1197_Fulltext.pdf · And they deserve get much attention better than the normal one. ... umumnya untuk membantu murid