penulisan sejarah kesultanan islam di...

10
Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesia (Disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Mitra Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesia, diselenggarakan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, Kemenag, RI, di Hotel Grand Jaya Raya, Jl.Raya Puncak KM 17, Cipayung, Bogor, 3-5 November 2011) Pembahas/Narasumber Prof DR H Budi Sulistiono, MHum Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 1 Setelah jatuhnya Selat Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 dan 1512, akibatnya eksodus pedagang Melayu ke berbagai pulau lain di Nusantara, (Sartono Kartodirdjo, 1999 : 88). Karena masyarakat Muslim memegang peran penting perdagangan, dan seiring peristiwa jatuhnya Malaka ke tangan penjajah Portugis, para saudagar Muslim telah mendorong perubahan arah jalur perdagangan dan memberi ruang gerak bagi para pedagang Islam berpindah tempat, seperti ke Pulau Jawa, Sulawesi Bugis Makassar, Bali, bahkan Lombok pun menjadi sasaran kunjungan para pedagang pedagang Muslim. Akibatnya di Lombok sendiri terbentuklah Pelabuhan haji, Pelabuhan Pujut, pelabuhan Lombok (kayangan), pelabuhan lembar dan labuhan Ampenan. 1 Untuk pembuktian tersebut bahwa di sekitar pelabuhan pelabuhan tersebut terdapat pendatang yang eksodus ke seluruh Nusantara dengan berbagai etnis / suku, seperti terdapat etnis Bugis Makassar, Sumatera, Aceh, Banjar, Bali, Jawa, Flores, Ambon Maluku, Ende, bahkan pedagang Cina maupun Arab menjadi bagian dari eksodus. Peristiwa ini sekaligus mengisyaratkan dan menyentakkan penyebaran Islam di seluruh wilayah Nusantara. Kedatangan/ kehadiran berbagai etnis / suku mempunyai arti penting terdahap kehidupan keragaman agama, kebudayaan, sosial dan ekonomi. Suku suku tersebut akan terjadi saling kontak secara damai. (Depdikbud, 1995 : 3). Maluku, Ambon, Kupang, Flores, Bima, Sumbawa, Lombok dan Bali dan lain-lain mengalami kemajuan pesat, tersedia beras, kuda, kayu sapan, kayu cendana, garam, kapas, jagung, minyak ikan 1 Di abad 16 dan 19 pedagangpedagang yang berpindah peta jalur perdagangan semakin ramai menempati berbagai pesisir pantai di seluruh Nusantara, akibatnya terbentuklah pelabuhan sebagai pengubung kehidupan perekonomian perdagangan antar daerah.

Upload: duongkhanh

Post on 06-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesia

(Disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Mitra “Penulisan Sejarah Kesultanan

Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama

Jakarta, Kemenag, RI, di Hotel Grand Jaya Raya, Jl.Raya Puncak KM 17, Cipayung,

Bogor, 3-5 November 2011)

Pembahas/Narasumber Prof DR H Budi Sulistiono, MHum

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Jakarta

1

Setelah jatuhnya Selat Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 dan 1512, akibatnya

eksodus pedagang Melayu ke berbagai pulau lain di Nusantara, (Sartono Kartodirdjo,

1999 : 88). Karena masyarakat Muslim memegang peran penting perdagangan, dan

seiring peristiwa jatuhnya Malaka ke tangan penjajah Portugis, para saudagar Muslim

telah mendorong perubahan arah jalur perdagangan dan memberi ruang gerak bagi

para pedagang Islam berpindah tempat, seperti ke Pulau Jawa, Sulawesi Bugis –

Makassar, Bali, bahkan Lombok pun menjadi sasaran kunjungan para pedagang –

pedagang Muslim. Akibatnya di Lombok sendiri terbentuklah Pelabuhan haji,

Pelabuhan Pujut, pelabuhan Lombok (kayangan), pelabuhan lembar dan labuhan

Ampenan.1 Untuk pembuktian tersebut bahwa di sekitar pelabuhan – pelabuhan

tersebut terdapat pendatang yang eksodus ke seluruh Nusantara dengan berbagai etnis

/ suku, seperti terdapat etnis Bugis – Makassar, Sumatera, Aceh, Banjar, Bali, Jawa,

Flores, Ambon – Maluku, Ende, bahkan pedagang Cina maupun Arab menjadi bagian

dari eksodus. Peristiwa ini sekaligus mengisyaratkan dan menyentakkan penyebaran

Islam di seluruh wilayah Nusantara.

Kedatangan/ kehadiran berbagai etnis / suku mempunyai arti penting terdahap

kehidupan keragaman agama, kebudayaan, sosial dan ekonomi. Suku – suku tersebut

akan terjadi saling kontak secara damai. (Depdikbud, 1995 : 3). Maluku, Ambon, Kupang,

Flores, Bima, Sumbawa, Lombok dan Bali dan lain-lain mengalami kemajuan pesat,

tersedia beras, kuda, kayu sapan, kayu cendana, garam, kapas, jagung, minyak ikan

1 Di abad 16 dan 19 pedagang–pedagang yang berpindah peta jalur perdagangan semakin

ramai menempati berbagai pesisir pantai di seluruh Nusantara, akibatnya terbentuklah

pelabuhan sebagai pengubung kehidupan perekonomian perdagangan antar daerah.

Page 2: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

paus, lilin, lebah, SIAP EKSPOR ke berbagai Negara. Kenapa sekarang kita di era

globalisasi kita terjerembab sebab NEGARA PENGIMPOR ???

Ketika pada tahun 1596 Belanda berlabuh di Banten dan mendirikan kongsi

dagangnya Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) di Batavia 1602 akibatnya terjadi

perebutan pusat – pusat bandar perdagangan semakin sengit. Pada era itu sebutan

BANDAR PERDAGANGAN hampir pasti produk KESULTANAN ISLAM. Ekspedisi

VOC untuk menjalankan missinya ke berbagai pusat bandar perdagangan di

Nusantara. Missi Gebrakan atau penggedoran Bangsa Barat Penjajah ini mengingatkan

kita ke arah strategi Bangsa Penjajah Barat, yakni Portugis, Belanda dengan cara

kolonisasi. Koloni adalah satu kawasan di luar wilayah negara asal atau induk. Tujuan

utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi. Kebanyakan koloni yang dijajah

adalah wilayah yang kaya akan bahan mentah, keperluan untuk mendapatkan bahan

mentah adalah dampak dari terjadinya Revolusi Industri di Inggris.2

Istilah kolonialisme bermaksud memaksakan satu bentuk pemerintahan atas

sebuah wilayah atau negeri lain (tanah jajahan) atau satu usaha untuk

mendapatkansebuah wilayah baik melalui paksaan atau dengan cara damai. Usaha

untukmendapatkan wilayah biasanya melalui penaklukan. Penaklukan atas sebuah

wilayah bisa dilakukan secara damai atau paksaan baik secara langsung maupun

tidaklangsung. Pada mulanya mereka membeli barang dagangan dari penguasa lokal,

untuk memastikan pasokan barang dapat berjalan lancar mereka kemudian mulai

campur tangan dalam urusan pemerintahan penguasa setempat dan biasanya mereka

akan berusaha menjadikan wilayah tersebut sebagai tanah jajahan mereka. Negara yang

menjajah menggariskan panduan tertentu atas wilayah jajahannya, meliputi aspek

kehidupan sosial, pemerintahan, undang-undang dan sebagainya. Sejarah

perkembangan kolonialisme bermula ketika Vasco da Gama dari Portugis berlayar ke

India pada tahun 1498. Di awali dengan pencarian jalan ke Timur untuk mencari

sumber rempah-rempah perlombaan mencari tanah jajahan dimulai. Kuasa Barat

Portugis dan Spanyol kemudian diikuti Inggris dan Belanda berlomba-lomba mencari

daerah penghasil rempah-rempah dan berusaha mengusainya. Penguasaan wilayah

yang awalnya untuk kepentingan ekonomi, akhirnya beralih menjadi penguasaan atau

penjajahan politik yaitu campur tangan untuk menyelesaikan pertikaian, perang

saudara, dan sebagainya. Ini karena kuasa kolonial tersebut ingin menjaga kepentingan

perdagangan mereka daripada pergolakan politik lokal yang bisa mengganggu

kelancaran perdagangan mereka.

Kolonialisme berkembang pesat setelah perang dunia I. Sejarah kolonialisme

Eropa dibagi dalam tiga peringkat. Pertama dari abad 15 hingga Revolusi industry

(1763) yang memperlihatkan kemunculan kuasa Eropa seperti Spanyol dan Portugis.

2 Mengingatkan kita terhadap sejumlah nama tempat dalam wilayah NKRI, antara lain ; BUSANG,

TIMIKA, BLOK CEPU.

Page 3: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

Kedua, setelah Revolusi Industri hingga tahun 1870-an. Ketiga, dari tahun 1870-an

hingga tahun 1914 ketika meletusnya Perang Dunia I yang merupakan puncak

pertikaian kuasa-kuasa imperialis.

2

Kekuatan Islam dengan berbagai jalur dapat digunakan untuk memobilisasi para

pedagang, dengan tujuan untuk membendung kekuatan monopoli perdagangan

rempah – rempah VOC. Contohnya Makassar sebagai bandar pusat perdagangan

penyalur terbesar atau sentral dapat menyatukan para pedagang berasal dari Maluku,

Ambon, Seram, Kai, Aru, Tanimbar, Solor, Timur, Ende, Bima, Bali, Jawa, dan pulau –

pulau di sekitarnya (Sartono Kartodirdjo, 1999 : 69) dapat menguntungkan bagi

pedagang – pedagang tersebut. Adapun barang dagangannya seperti sutera, emas,

porselin, berlian, intan, kayu cendana, dan lain – lain. Ini data sejarah bukan intuisi dan

juga bukan ilusi.

Nah, Laporan hasil penelitian team, menyebutkan bahwa berdasarkan fakta sejarah

daerah Gunung Sahilan sudah menjadi tempat penting semenjak Sriwijaya dan

Majapahit. Kalimat ‘Menjadi tempat penting” yang dilekatkan pada nama suatu tempat

GUNUNG SAHILAN, menarik untuk dicermati. Mudah-mudahan informasi terkait

data di seputar potensi ekonomi, budaya, religi, politik tidak terlewatkan dalam

penelitian ini. Kaitan ini urgen untuk sekedar pengingatan kembali, bahwa Kampar di

pantai timur Sumatera - daerah ini merupakan penghasil lada dan merupakan pintu

keluarnya emas dari daerah pedalaman Minangkabau.

2

Dalam laporan penelitian disebutkan bahwa …. dalam sejarah, sebagian kerajaan besar

yang kekuasaannya mendominasi Sumatera adalah Kerajaan Sriwijaya. Semenjak

tahun 684 M, Nusantara sudah menjadi bagian dari Kerajaan Sriwijaya3 yang berpusat

di Palembang. Sistem pemerintahannya sudah terbentuk sedemikian rupa, dan jalur

perdagangan sebagai salah satu sumber perekonomian sudah kuat. Hubungan

perdagangan dengan berbagai bangsa juga sudah terwujud. Menurut hemat saya,

3Pada tanggal "13 April 683 ada seorang raja yang tidak disebut namanya berangkat membawa

20000 orang mencari kekuatan magis dan hasilnya adalah kemenangan bagi kekuasaan dan kekayaan

Sriwijaya. D.G. E. Hall, hlm. 41.

Page 4: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

sekalipun ini bukan hasil penelitian, tapi informasi ini justru sudah saatnya untuk

dikritisi.

Mudah-mudahan kita masih ingat keberadaan Kesultanan Islam di Lamuri, Jeumpa

(780 M), Peureulak (840 M)4, kesemuanya berada dalam wilayah Nanggroe Aceh

Darussalam. Dengan kata lain, eksistensi Sriwijaya tidak bisa dilepaskan dari peran-

peran aktif Kesultanan-kesultanan. Eksistensi mereka ditandai oleh selain kekuatan

politik juga dilengkapi oleh jatidiri berwujud sejumlah KOMODITAS EKSPORT.

Di laporan penelitian juga tersebut : Setelah Kerajaan Sriwijaya runtuh, Kerajaan

Gunung Sahilan berada di bawah pemerintahan Majapahit …. Dst. Penyebutan nama

MAJAPAHIT sebagai SUPER POWER pasca Sriwijaya – ingat SUMPAH PALAPA sang

GAJAH MADA ? Juga saatnya bahkan mendesak untuk dikritisi atau dikubur rame-

rame. Logikanya, antara lain : Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang

bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini

dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa

Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan

Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.

4 Berita keberadaan Kesultanan Peureulak mendasarkan naskah Idhar al-haqq fi

Mamlakat Ferlah wal Fasi, karangan Abu Ishak AlMakarani Al-Fasi ; Tazkirat

Tabaqat Jumu Sultanul Salatin karya Syaikh Syamsul Bahri Abdullah Al-Asyi

Page 5: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

Temuan matauang di bekas lokasi kerajaan Majapahit dapat pula disaksikan

pada ruang pameran MUSEUM NASIONAL di Jakarta. Terpampang nama sebuah

ruangan NUMISMATIK terdapat KOLEKSI KHUSUS MATAUANG temuan di

MAJAPAHIT – tampilan matauang yang bertuliskan Arab banyak yang terpampang.

Selain matauang, di lokasi bekas kerajaan Majapahit juga ditemukan sejumlah

makam Islam ditandai dengan tulisan Arab, dikenal komplek MAKAM TUJUH.

Page 6: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

3

Page 7: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

Menurut Laporan hasil penelitian, Raja kedua telah memerintah dari tahun 1264

sampai tahun 1344. Ketiga, yang menjadi Raja adalah Sulthan Yang Dipertuan Sakti,

dengan nama asli Sulthan Bujang. Inilah raja yang dijemput ke Pagarruyung. Ia telah

memerintah dari tahun 1804, sementara akhir pemerintahannya belum diketahui

sampai saat ini. Apa maksudnya ini ? Raja Kedua berangka tahun 1264-1344. Raja

Ketiga, memerintah tahun 1804 ? Untuk para raja berikutnya memerintah 1844,

1884,1897, 1905.5 Kalau ini bisa diungkap akan terkuak misteri diBalik angka tahun itu

semua. Era itu adalah kekuasaan Kolonial Belanda, Inggris. Di sisi lain adalah tidak

usah silau di wilayah itu masyarakat masih bertahan dalam aqidah Islamiyah. Bahkan,

Kyai dan surau tidak pernah lelah mengajarkan ngaji. Masyarakat Muslim pengrajin

tidak pernah lelah apalagi terdiam tak berkarya. Hingga kini, mereka pun tidak

pantang alih profesi : petani, pekebun, pengrajin. Nah, penelitian ini akan menarik

kalau diupayakan mau menggali keanekaragaman strategi masyarakat dalam hidup

berkehidupan tanpa harus melepaskan keberadaan mereka dengan Kerajaan Gunung

Sahilan.

Jelas, bentangan angka-angka tahun itu adalah berkoinsidensi dengan

berkobarnya semangat Kaum Muslimin melepaskan dirinya dari penjamahan,

genggaman hegemoni politik Kolonial Belanda, Inggris. Antara lain : Perang Bangka

(1812-1851)- di antara tokoh pejuangnya Depati Amir dan Hamzah (1848-1851) hingga

meninggal di pembuangan di desa Airmata Kupang (NTT) tahun 1885 dan tahun 1900;

Perlawanan Pangeran Diponegoro di Pulau Jawa pada tahun 1825-1830; Perlawanan

Raja-Raja dan Rakyat Rokan, khususnya di Tambusai. Perang berlangsung 1837-1848

dipimpin Tuanku Tambusai, dan Belanda merebut Tambusai dengan di rebutnya

benteng Aurduri tujuh lapis di Dalu-Dalu, Tambusai. Tuanku Tambusai dapat

menyelamatkan diri melalui batang Sosa, terus ke selat Malaka dan berdiam sampai

akhir hidupnya di Kampong Rasah, Negeri Sembilan, dan disitulah beliau bermakam

dan makam itu telah direnovasi oleh pemerintah Provinsi Riau karena Tuanku

Tambusai ialah salah seorang Pahlawan Nasional Republik Indonesia berasal dari

Provinsi Riau; Perang Padri terjadi pada kawasan Kerajaan Pagaruyung antara tahun

1803 hingga 1838; perang Aceh meletus pada 1873;

5 Belanda dan Inggris menanda tangani perjanjian London 1824 M yang menyatakan

Singapura, Semenanjung Tanah Melayu menjadi jajahan Inggris, negeri-negeri Nusantara/

Indonesia menjadi jajahan Hindia Belanda

Page 8: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

Apa pun keadaannya, dalam era di atas Wilayah Gunung Sahilan telah

berkembang menjadi kota utama (prime city). Hal itu tidak bisa dilepaskan dengan

peran politik kota, peran ekonomi (pusat perdagangan dan industri utama di Jawa

bagian timur), serta peran sosial (kota dengan penduduk yang sangat heterogen).

Ketiga peran tersebut telah mendorong Gunung Sahilan menjadi kota utama, bukan

saja dari segi kuantitas (wilayah yang luas, jumlah penduduk yang banyak, serta

volume berdagangan yang besar), tetapi juga dari segi kualitas.

Kekuatan Baru dari Eropa Portugis menguasai Malaka 1511 sebagai bandar

transito perdagangan Internasional sebagai penghubung para pedagang Asia dengan

Eropa seperti di Venesia dan Timur Tengah. Akibatnaya Keramaian Selat Malaka

menjadi pudar dan sepi.

4

Kedatangan bangsa Kolonialis-Imperialis Portugis, Belanda, Inggris ke

Nusantara dari salah satu sisi juga merupakan satu fenomena diaspora maritim.

Sebetulnya orang-orang Nusantara sudah biasa mengenal dan berinteraksi sosial

dengan para pendatang baru seperti orang-orang India sejak awal abad masehi, orang-

orang Arab dan Persia sejak masa penyebaran Islam. Salah satu hal yang membedakan

antara diaspora bangsa Kolonialis-Imperialis Portugis, Belanda, Inggris dengan

diaspora-diaspora sebelumnya adalah bahwa orang-orang Barat tidak sekedar

berdagang ataupun menetap di daerah-daerah baru tetapi melakukan kolonisasi.

Mereka memaksakan monopoli, merampas, menduduki, dan mengeksploitasi serta

menyedot kekayaan daerah-daerah itu untuk dikirim ke Motherland.

Ketika bangsa-bangsa Barat Kolonialis-Imperialis Portugis, Belanda, Inggris

mulai berdatangan di Nusantara, proses penyebaran agama, diaspora maritim, dan

hubungan-hubungan politik masih terus berlangsung. Bahkan kedatangan dan

monopoli VOC justru mendorong beberapa suku bangsa tertentu melakukan diaspora

ke berbagai wilayah yang lebih luas, sehingga proses hubungan lintas budaya di antara

kelompok etnik di Nusantara semakin luas pula. Kota-kota pelabuhan dan

perdagangan pada waktu itu menjadi arena komunikasi lintas budaya bagi masyarakat

plural. Berbagai bentuk hubungan sosial baik yang berupa kompetisi, konflik, dan

akomodasi terjadi baik secara internal di antara berbagai suku bangsa yang ada

Page 9: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

maupun secara eksternal dengan kekuatan Belanda serta berbagai kekuatan asing

lainnya.

Dalam perdagangan antarpulau, beras dari Jawa menjadi komoditas

perdagangan yang dipertukarkan dengan komoditas lain, di antaranya ditukar dengan

rempah-rempah dari Maluku, barang kelontong dari India, atau tembikar dari Cina.

Pedagang Melayu yang kebanyakkannya datang dari Siak, Asahan, Batu Bara, Rokan,

Indragiri, Selangor, Perak, Kedah dan Johor membawa hasil pertanian, hutan dan laut

serta emas dan bijih timah. Nah, Riau yang menjadi pintu masuk.

Melalui sejumlah informasi laporan penelitian, Kesultanan Riau-Lingga ada

kedekatan Siantan dan Sukadana di Kalimantan Barat. Mudah-mudahan ini informasi

keterhubungan antar Kesultanan antar kepulauan Nusantara. Andai saja belum

tersentuh datanya di seputar keterhubungan budaya, agama, politik, dan ekonomi, ini

peluang tindaklanjut penelitiannya.

KEPUSTAKAAN

Depdikbud, 1995/1996. Integrasi Nasional Suatu PEndekatan Budaya di Daerah NTB,

Proyek Depdikbud NTB

A. Rasyid Asha, 2010. “Makassar dan Lombok Jaringan Global” Makalah Seminar

Cortesao, Armando, (1944), The Suma Oriental of Tome Pires and the book of Francisco

Rodrigues, Haklyut Society.

Depdikbud, 1995, Studi Pertmbuhan dan Pemudaran Kota Pelabuhan, Kasus Ampenan dan

Lembar. Penerbit. Cv. Eka Putra Jakart

Knaap, G. and Heather Sutherland, (2004), Monsoon Traders: Ships, skippers and

Commodities in 18th century Makassar, Leiden: KITLV Press.

G.R. Tibbetts, 1979. A Study of the Arabic Texts containing material on Southeast Asia,

London: Royal Asiatic Society;

L. Andaya, 2000. “A History of Trade in the Sea of Melayu, dalam, Itinerario, vol. xxiv

Page 10: Penulisan Sejarah Kesultanan Islam di Indonesiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39189/2/fulltex.pdf · Islam di Indonesia”, diselenggarakan oleh Balai Penelitian

Meilink-Roelofsz,(1990), Asian Trade and European Influence in the Indonesian Archipelago

between 1500 and about 1630, The Hague, Martinus Nijhoff, 1962.

Sartono Kartodirdjo, 1999, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emperium

Sampai Imperium, Jilid. 1, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Terima kasih,

Wassalam ,Tebet, Jakarta 01-11-011