pengertian motivasi berprestasi.docx

28
1. Pengertian Motivasi Berprestasi Secara etimologi, motivasi berasal dari akar kata motif, berasal dari bahasa Inggris “motive” asal katanya ‘motion’ yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak (Dedi Supriadi 1999:98). Menurut terminologi motivasi diartikan sebagai tenaga-tenaga (forces) yang membangkitkan atau mengarahkan kelakuan individu (Sarlito Wirawan1976:57). Ada juga yang berpendapat bahwa motivasi adalah penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan (Mahfud Salahudin 1990:113). Istilah motivasi ini juga dikutip oleh Uzer Usman (2003:28) yang berpendapat bahwa: Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Mc.Donald yang dikutip oleh Sardiman A.M (1990:61), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari beberapa pengertian motivasi diatas, secara sederhana dapat diperoleh

Upload: aditiana-sukadarusman

Post on 26-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

Secara etimologi, motivasi berasal dari akar kata motif, berasal dari bahasa Inggris

“motive” asal katanya ‘motion’ yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak (Dedi Supriadi

1999:98). Menurut terminologi motivasi diartikan sebagai tenaga-tenaga (forces) yang

membangkitkan atau mengarahkan kelakuan individu (Sarlito Wirawan1976:57). Ada juga

yang berpendapat bahwa motivasi adalah penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan dengan

didasari adanya suatu kebutuhan (Mahfud Salahudin 1990:113).

Istilah motivasi ini juga dikutip oleh Uzer Usman (2003:28) yang berpendapat bahwa:

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atautingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dankesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatudalam mencapai tujuan tertentu.

Menurut Mc.Donald yang dikutip oleh Sardiman A.M (1990:61), motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari beberapa pengertian motivasi

diatas, secara sederhana dapat diperoleh gambaran bahwa motivasi merupakan dorongan dari

dalam yang digambarkan sebagai harapan, keinginan dan sebagainya yang bersifat

menggiatkan atau menggerakkan individu untuk bertindak dan bertingkah laku, guna

memenuhi kebutuhan. Sedangkan motivasi berprestasi ialah motivasi yang menyebabkan

orang menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.

Motivasi juga cenderung naik turun, ada kalanya kita merasa di puncak motivasi.

Namun kadangkala kita juga merasa sangat malas, sama sekali tidak ada gairah untuk

melakukan sesuatu, saat itulah motivasi kita turun. Memang itu wajar, akan tetapi kehidupan

menuntut kita untuk senantiasa berprestasi. Lingkungan akan memberi kita penghargaan

apabila kita berprestasi. Tapi lingkungan juga akan menghina kita jika tidak produktif. Istilah

motivasi ini baru digunakan sejak awal abad kedua puluh. Selama beratus-ratus tahun,

manusia dipandang sebagai makhluk rasional dan intelek yang memilih tujuan dan

Page 2: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

menentukan sederet perbuatan secara bebas. Nalarlah yang menentukan apa yang dilakukan

manusia. Manusia bebas untuk memilih, dan pilihan yang ada baik atau buruk, tergantung

pada intelegensi dan pendidikan individu, oleh karenanya manusia bertanggung jawab penuh

terhadap setiap perilakunya (Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, 2004:127)

Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat,

bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak

perbuatan manusia yang dilakukan di luar kontrol manusia. Sehingga lahirlah sebuah

pendapat, bahwa manusia di samping sebagai makhluk rasionalistik, ia juga sebagai makhluk

yang mekanistik yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu di luar nalar yang biasaya

disebut naluri atau insting.

Siagian menyatakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah : ”pendorong yang

mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggunakan kemampuan

dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menggunakan berbagai

kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya serta menunaikan kewajibannya dalam rangka

mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi-organisasi yang telah ditentukan

sebelumnya (Sondag P. Siagian, 1995:138).

Sedangkan menurut Pidarta (2004:47), motivasi adalah penentu arah tindakan

seseorang. Seseorang pegawai yang termotivasi untuk meningkatkan karier,akan bekerja

sambil belajar dilembaga pendidikan tertentu pada sore hari. Sebaliknya seorang pegawai

yang tidak puas dengan keadaannya akan bekerja secara tidak tenang, mungkin didasari oleh

motivasi ingin pindah pekerjaan.

Motivasi sering pula dimaknakan sebagai modal dasar, yang fungsinya mendorong

seseorang untuk beraktivitas, bahkan mampu melipatgandakan potensi dirinya. Kendati

bukan barang yang mahal, motivasi telah menjadi komoditas yang layak dijual. Hal tersebut

dikarenakan dengan bangkitnya motivasi berprestasi akan memicu ke segenap arah kegiatan,

Page 3: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

selanjutnya berujung pada peningkatan kinerja yang tidak terbilang besarnya. Banyak

organisasi besar bahkan perusahaan besar dibelahan dunia ini, mengakrabi motivasi sebagai

bagian yang penting dalam menggerakkan roda organisasinya.

Motivasi sendiri memiliki tiga komponen pokok menurut M. Usman Najati (2004:31)

yaitu, :

1. Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada inidividu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.

2. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu .

3. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

Dalam ilmu manajemen maupun psikologi, dapat ditemukan penjelasan bahwa motivasi

selalu berhubungan dengan kebutuhan. Seperti pendapat Abraham Maslow yang dikutip oleh

Bukhori Zainun (1979:27) memberi penjelasan mengenai lima tingkat kebutuhan manusia

seperti berikut: Pertama, (physical needs) kebutuhan fisik, mencakup kebutuhan dasar yang

bersifat primer dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan

sandang, pangan, dan papan, kesehatan, dan kebutuhan sex. Kedua, kebutuhan akan rasa

aman (safety needs), yaitu kebutuhan memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan

perlindungan dari ancaman-ancaman yang cepat membahayakan kelangsungan hidup dan

segala aspek kehidupan manusia. ketiga, kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan

untuk disukai, diterima dalam kehidupan sosial, menyayangi, bergaul berkelompok,

bermasyarakat berbangsa dan bernegara. keempat, kebutuhan akan penghargaan (self esteem

needs), yaitu kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan

dan pengakuan. kelima, aktualisasi diri (self actualization need) kebutuhan akan pengakuan

orang lain seperti potensi dan prestasi yang diperoleh.

Page 4: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

Pada tahap tertinggi kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri, karena dapat

menimbulkan motivasi yang sangat kuat dalam diri manusia untuk mencapai tujuannya.

Dalam keterangan mengenai tingkat kebutuhan maslow membuat hierarki seperti

berikut:

Gambar hierarki Kebutuhan menurut Maslow

Bukhori Zainun (1979:30)

Maslow mengelompokkannya menjadi kebutuhan tingkat tinggi dan tingkat rendah.

Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan tingkat

rendah, sedangkan kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri sebagai

kebutuhan tingkat tinggi. Kebutuhan tingkat tinggi harus terpenuhi lebih dahulu kemudian

kebutuhan pertumbuhan itu bisa diwujudkan. Itu sebabnya, faktor-faktor kepuasan kerja yang

ditandai dengan kenaikan gaji dan kesejahteraan harus terlebih dahulu dipenuhi untuk

mendorong terwujudnya motivasi kerja, prestasi dan tingkat aktualisasi diri yang lebih tinggi.

Sebaliknya, jika hal tersebut belum terpenuhi maka manusia belum dan bahkan tidak akan

mempunyai kesempatan untuk memikirkan prestasi dan aktualisasi dirinya. Hal ini

disebabkan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang mesti diutamakan dan perlu

dipenuhi lebih dahulu (Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, 2004:133).

Kebutuhan Pertumbuhan

Kebutuhan dasar

Page 5: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

Di dalam lingkungan siswa atau pelajar seperti yang dikatakan Maslow anak yang lapar

tidak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Sedangkan kebutuhan berikutnya seperti

rasa aman adalah kebutuhan tingkat berikutnya setelah kebutuhan dasar yang bersifat fisik.

Sebagai contoh siswa yang merasa terancam, maka siswa ini tidak akan termotivasi dengan

baik dalam belajar, contoh lain seorang siswa yang merasa dirinya dikucilkan oleh temannya

maupun oleh gurunya, tidak mungkin termotivasi dengan baik dalam belajar. Ada kebutuhan

yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dipentingkan dan dihargai. Kepuasan

terhadap kebutuhan ini akan menimbulkan perasaan percaya diri, merasa berharga, merasa

kuat, merasa mampu, merasa berguna dalam hidupnya. Kebutuhan yang paling utama atau

tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa bebas

untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan

sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu dan mengerti untuk memuaskan aspek-aspek

kognitif yang paling mendasar (Sardiman A.M, hal 163).

Sebagai pendidik perlu mengetahui kebutuhan yang diinginkan oleh para siswa. Seperti

kebutuhan berprestasi, setiap siswa berbeda kebutuhan berprestasinya, ada siswa yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi, ada juga yang rendah. Siswa memiliki motivasi

berprestasi tinggi kalau berkeinginan untuk sukses, benar-benar berasal dari dalam diri

sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik

dalam bersaing dengan orang lain, maupun dalam bekerja sendiri. Sedangkan siswa yang

memiliki motivasi rendah cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam

mencapai prestasi yang tinggi.

Kadang- kadang istilah ”kebutuhan” dan ”dorongan” digunakan secara bergantian,

namun ”kebutuhan” lebih sering mengacu pada keadaan fisiologis, dari hilangnya

jaringanjaringan, dan ”dorongan” mengacu pada akibat psikologis dari suatu kebutuhan.

Page 6: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

Kebutuhan dan dorongan berjalan dengan paralel tapi tidak identik (Abdul Rahman Saleh dan

Muhbib Abdul Wahab, 2004:137).

2. Macam-macam Motivasi

Dalam bahasan mengenai macam-macam motivasi ini terdapat beberapa pendapat,

diantaranya ada ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua macam, yaitu : (a) motif

jasmaniah dan (b) motif rohaniah.

a. Motif jasmaniah, seperti misalnya refleks, instink, otomatisme, nafsu, hasrat dan

sebagainya.

b. Motif rohaniah, yaitu kemauan. Menurut Sumadi Suryabrata (2002:72) kemauan

itu terbentuk melalui empat momen, seperti disajikan berikut ini:

1) Momen timbulnya alasan-alasan:

Misalnya seorang sedang giat belajar dikamar karena (alasannya) sebentar lagi

akan menempuh ujian. Tiba-tiba dipanggil ibunya dan disuruh mengantar/

menemui tamu melihat pertunjukkan wayang orang.

Disini timbul alasan baru: mungkin keinginan untiuk menghormati tamu,

mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya, mungkin pula keinginan

untuk menyaksikan pertunjukan wayang orang tersebut.

2) Momen pilih:

Momen pilih yaitu keadaan dimana ada alternatif-alternatif, yang mengakibatkan

persaingan antara alasan-alasan itu. Disini orang menimbang-nimbang dari

berbagai segi untuk menentukan pilihan, alternatif mana yang dipilih.

3) Momen putusan:

Page 7: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

Momen perjuangan alasan-alasan berakhir dengan dipilihnya salah satu alternatif,

dan ini menjadi putusan, ketetapan yang menentukan aktivitas yang akan

dilakukan.

4) Momen terbentuknya kemauan:

Dengan diambilnya suatu keputusan, maka timbullah di dalam batin manusia

dorongan untuk bertindak, melakukan putusan tersebut.

Disamping itu ada juga motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah: motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah

ada dorongan untuk melakuakan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang

membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari

buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan yang

dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi

intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar

itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-

betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah

lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Itulah sebabnya motivasi

intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas

belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara

mutlak berkait dengan aktifitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seseorang

belajar, memang benarbenar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin

pujian atau ganjaran.

Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan

menjadi orang-orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi

Page 8: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar,

tanpa belajar tidak mungkin mendapatkan pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli.

Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan-kebutuhan yang

berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi

memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan esensial, bukan

sekedar simbol dan seremonial.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya

perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya

akan ujian dengan harapan akan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh

pacarnya atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui

sesuatu, tetapi karena ingin mendapat nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi

kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak langsung bergayut

dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan dorongan-dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan

dengan aktifitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini

tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab

kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin

komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik

bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik (Sardiman A.M, ...:88-90)

Kemudian ada juga yang berpendapat mengenai macam-macam motivasi ini, seperti

pendapat Chaplin, dalam bukunya Abdul Rahman Saleh-Muhbib Abdul Wahab (2004:138)

bahwa motivasi dapat dibagi menjadi dua:

a. Physiological drive

Page 9: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

b. Social motives

Yang dimaksud dengan physiological drives adalah dorongan-dorongan yang bersifat

fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan Social

motives adalah dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti etetis,

dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis. Lindzy G. Hall dalam Abdul Rahman Saleh,

Muhbib Abdul Wahab (2004:138), memasukkan kebutuhan berkelompok, kebutuhan

terhadap penghormatan, kebutuhan akan sesuatu yang dicintai ke dalam social motives.

Sedangkan menurut pembagian Woodworth dan Marquis seperti yang dikutip Sardiman

AM (...:38) seperti berikut:

a. Kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas,

seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis

physiological drives seperti telah disinggung didepan.

b. Motivasi darurat, yang termasuk dalam jenis motivasi ini antara lain: dorongan

untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk

memburu. Jelasnya motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar.

c. Motivasi objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan

eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motivasi ini muncul

karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara efektif.

Selain itu Woodworth dalam Sardiman AM (...:38)juga mengklasifikan motivasi

menjadi dua bagian, yaitu:

a. Unlearned motives, adalah motivasi pokok yang tidak dipelajari atau motivasi

bawaan. Yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, seperti dorongan untuk makan,

minum, seksual, bergerak dan istirahat. Motif ini sering juga disebut motivasi

yang diisyaratkan secara biologis.

Page 10: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

b. Learned motives, adalah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti misalnya:

dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, mengejar jabatan, dan

lain sebagainya. Motivasi ini sering disebut motivasi yang diisyaratkan secara

sosial, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial.

Dengan demikian dilihat dari beberapa macam motivasi diatas manusia dapat meraih

kesuksesan/tujuannya, apabila memiliki motivasi yang tinggi dalam mencapai prestasinya.

3. Fungsi-Fungsi Motivasi

Fungsi dari motivasi adalah mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah

perbuatan, untuk mencapai tujuan dan menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana yang

akan dikerjakan.

Selain fungsi motivasi diatas yang merupakan dorongan untuk berbuat pada diri

manusia. Motivasi dalam suatu perbuatan juga memegang peran sangat penting, Kuat

lemahnya upaya yang dikerahkan seseorang dalam mengerjakan sesuatu sangat ditentukan

oleh motivasinya. Oleh karena itu, mengetahui dan membina motivasi yang benar adalah

suatu kemestian bagi siapa saja yang ingin meraih keberhasilan. Motivasi yang mendorong

manusia untuk melakukan perbuatan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yakni:

a. Motivasi fisik - material.

Manusia terdorong untuk melakukan suatu perbuatan bisa karena keinginan untuk

mendapatkan imbalan fisik material, misalnya dengan terpenuhinya kebutuhan jasmani,

baik berupa barang atau uang. Motivasi seperti ini sangat lemah dan sifatnya sangat

sementara. Misalnya orang yang melakukan sesuatu untuk sekadar mendapat makanan

guna menutupi rasa lapar, maka ketika sudah kenyang ia akan kehilangan motivasi.

Sebaliknya, ia pasti akan kehilangan motivasi untuk melakukan perbuatan yang justru

membuat ia lapar, misalnya berpuasa. Apalagi memperjuangkan suatu kebenaran, yang

mungkin akan membuatnya menderita. Jadi, motivasi fisik material sekalipun ada dan

Page 11: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

memang perlu, tapi sulit untuk dikembangkan untuk menjadi pendorong utama bagi

manusia dalam berusaha.

b. Motivasi psiko-emosional

Motivasi psiko-emosional akan menggerakkan manusia untuk berbuat karena

suatu kondisi kejiwaan yang ingin dimiliki seseorang ini seperti rasa kebahagiaan,

kehormatan, kebanggaan dan sebagainya. Orang sering menyebutnya kepuasan batin.

Misalnya, seseorang berani melakukan perlawanan keras terhadap orang yang dinilai

telah merusak nama baiknya. Atau berjuang mati-matian dengan mempertaruhkan harta

dan jiwa demi menjaga kemerdekaan. Dan sebagainya. Motivasi ini meski lebih kuat

bila dibandingkan dengan motivasi fisik material, sebenarnya juga masih lemah dan

sementara sifatnya.

c. Motivasi spiritual atau ruhiyah

Inilah motivasi terkuat yang terdapat pada diri manusia. Motivasi ini dibangun

oleh kesadaran seorang muslim dalam hubungannya dengan Allah SWT. Dzat yang

menciptakan manusia, menghidupkan, memberi rizki dan mematikan serta akan

meminta pertanggungjawaban manusia atas segala perbuatannya di dunia. Motivasi

ibadah dan pertanggungan inilah yang mampu mendorong manusia untuk melakukan

perbuatan apa saja, meski harus mengorbankan harta, tenaga dan nyawa sekalipun,

selama berjalan dalam batas yang diperintahkan Allah SWT. Inilah konsep lillahi Ta'ala

(demi Allah semata).

Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Seperti contoh: para

pemain sepak bola yang rajin berlatih tanpa mengenal lelah, karena mengharapkan akan

mendapatkan kemenangan dalam pertandingan yang akan dilakukannya. Dengan demikian

motivasi itu mempengaruhi adanya kegiatan.

Page 12: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi menurut M. Usman Najati

(2001:57):

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakansesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan

menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan

belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau

membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Motivasi menjadi efektif dan

tepat sasaran ketika dilakukan sesuai dengan teori dan ditarafkan pada objek yang

tepat. Dalam kasus anak didik misalnya, ketika seorang anak didik menjadi tekun

dalam belajar, hampir dapat dipastikan dia termotivasi dengan sesuatu seperti

ingin menjadi pintar atau ingin menjadi juara umum dan mendapat hadiah. Anak

didik yang memiliki motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil

dalam belajarnya.

Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut

menurut Mahfud Salahuddin (1990:115-116):

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan

untuk belajar.

Page 13: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke

pencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

Dengan demikian jika didapati manusia yang dalam tingkah lakunya tidak terarah dan

tanpa tujuan, dapat dipastikan orang tesebut tidak memiliki motivasi. Selain itu juga, motivasi

bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin

kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan

seseorang. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut menurut M. Usman Najati (2001:57):

a. Motivasi itu mendukung manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi

berfungsi sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada

seseorang untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi dapat menentukan agar perbuatan: yakni ke arah perwujudan suatu

tujuan atau cita-cita, motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang lurus

untuk mencapai tujuan. Maka makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang

akan ditempuh.

c. Motivasi menyeleksi perbuatan, Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana

yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan

mengenyampingkan perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan

semula.

Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar

pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung

pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar.

Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut menurut Mahfud

Salahuddin (1990:115-116):

Page 14: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

a. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan belajar siswa.

Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

b. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan

dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.

c. Pengajaran yang bermotivasi membentuk aktivitas dan imaginitas pada guru

untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi

guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa

berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.

d. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi

dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas.

Ketidakberhasilan dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam

kelas.

e. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas

mengajar.Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur

mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif.

Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar

dan mengajar.

Adanya fungsi motivasi ini sebagai pendorong manusia dalam menentukan arah

perbuatan dalam mencapai tujuannya. Karena tanpa adanya motivasi maka manusia sulit

untuk menggapai tujuannya.

4. Motivasi Berprestasi Sebagai Investasi Kinerja

Kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada

kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas prestasi

yang telah diberikan atas kepentingan organisasi.

Page 15: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

Prestasi kerja atau kinerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang

didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.

Masalah kerja selalu mendapatkan perhatian dalam manajemen karena berkaitan dengan

produktivitas organisasi.

Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi

tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan

tujuan berfungsi mengarahkan perilaku. Proses motivasi sebagian besar diarahkan untuk

memenuhi dan mencapai kebutuhan. Apabila digambarkan proses pemenuhan kebutuhan

manusia itu secara sederhana tampak sebagai berikut:

KEBUTUHAN USAHA/PERILAKU PRESTASI

EVALUASI KEBUTUHAN IMBALAN

Gambar Proses Pemenuhan Kebutuhan Manusia (Nanang Fattah)

Sebagaimana telah disinggung pada bagian terdahulu dalam teori perilaku, proses

pemenuhan kebutuhan didasari oleh teori perilaku yaitu teori motivasi. Motivasi kerja telah

dikemukakan oleh para pakar manajemen secara bervariasi. Maslow dengan model hierarki

kebutuhan, herzberg dengan teori dua faktor, McClelland dengan motivasi berprestasi diikuti

oleh teori harapan Model Patchenm Porter dan Lawler dalam Nanang Fattah (2004:19-20).

a. Maslow: kebutuhan bertingkat mulai dari yang paling tinggi berturut-turut sampai

yang paling rendah: pemujudan diri, kebutuhan ego, kebutuhan kasih sayang,

kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan fisiologis.

b. Herzberg: teori dua faktor.

Faktor Higine Motivasi

Gaji Kemajuan

Page 16: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

Kondisi

Kebijakan Perusahaan

Penyediaan

Kelompok Kerja

Perkembangan

Tanggung Jawab

Penghargaan

Prestasi

Pekerjaan itu Sendiri

Tabel . Teori dua Faktor (Nanang Fattah, 2004:19-20)

c. David C. McCelland (1961) berdasarkan hasil penelitiannya bahwa motivasi

berprestasi mempunyai pengaruh yang jauh lebih penting untuk keberhasilan atau

kegagalan suatu perusahaan industri dibanding dengan motif manapun.

d. Vroom (1960), motivasi kerja ditentukan oleh : kekuatan, harapan dan batu

loncatan

Disamping motivasi-motivasi diatas, ada juga yang berpendapat bahwa uang

menjadikan orang untuk mengejarnya. Maksudnya uang dapat mengungkapkan prestasi,

kesuksesan, rasa aman, dan persahabatan. dalam penulisan ini akan dipilih pendapat David

C.McCelland. Seorang pemimpin yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki

karakteristik, antara lain:

a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi;

b. Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta

berjuang

c. untuk merealisasikannya;

d. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil risiko

yang dihadapi-nya;

e. Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang

memuaskan.

f. Mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.

Page 17: Pengertian Motivasi Berprestasi.docx

Sebaliknya pemimpin yang motif berprestasinya rendah, dicirikan oleh sejumlah hal

berikut :

a. Kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu aktivitas;

b. Memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang

realistik serta lemah rnelaksanakannya;

c. Bersikap apatis dan tidak percaya diri;

d. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan;

e. Tindakannya kurang terarah pada tujuan.

Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi maka dia akan berusaha melakukan

yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri dan bersikap

optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai

tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang

mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam

menjalankan tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki motif berprestasi yang

rendah.

Penjelasan ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi para guru amat penting dalam

peningkatan kualitas kerja guru dan karyawan di sekolah. Motivasi kerja diartikan sebagai

investasi kinerja (performace) individu dalam pekerjaan sebagai usaha untuk memperoleh

penghargaan. Bentuk investasi kinerja tersebut berupa : waktu, energi fisik, energi mental,

kreatifitas, semangat, rasa antusias, pengetahuan, keterampilan, dan usaha. Sedangkan

penghargaan yang diharapkan antara lain: gaji, keamanan, penghargaan, penerimaan sosial

dan rasa berhasil yang merupakan bagian dara kepuasan kerja.