motivasi belajar siswa kelas x sma stella duce … · 1. pengertian motivasi belajar...
TRANSCRIPT
i
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN
AJARAN 2007/2008 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP
DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
Rusdwiana
NIM : 031114015
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Berbahagialah, karena Yesus adalah baik adanya setiap waktu dan
setiap saat, dan bagi setiap orang”
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6)”
“Doa memberi kekuatan untuk menghadapi dan
memenangkan setiap tantangan hidup”
“Kesuksesan di hari esok merupakan perencanaan yang baik di
hari ini”
“Masa depan kita ditentukan oleh keputusan yang kita buat saat ini”
“Lakukanlah segala sesuatu dengan cinta dan setia”
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kasih & berkat yang melimpah
Kedua Orang tuaku Agustinus Sadiyo & Maria Neneng Yeni
Kakakku Thomas Susanto
Kekasihku Antonius Sumaryoto, S. T.
Keluarga Bapak Yohanes Tugiharso
Sahabatku Ayu & Ayok
Teman-temanku angkatan 2003
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Juli 2008
Penulis
Rusdwiana
vi
vii
ABSTRAK
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE BANTUL
TAHUN AJARAN 2007/2008 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE
FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-
TOPIK BIMBINGAN
RUSDWIANA
031114015
Penelitian ini bertujuan mengetahui motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul
Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode focus group discussion. Masalah yang
pertama yang diteliti adalah “Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul
Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group Discussion?”. Masalah
yang kedua adalah “Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui
metode Focus Group Discussion?”.
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Focus Group Discussion
(FGD). Teknik analisis data yang digunakan adalah menganalisa jawaban siswa dengan
melakukan pengkodingan. Motivasi belajar yang diungkap siswa melalui FGD adalah Belajar
karena ingin memiliki wawasan yang luas, Mencapai cita-cita yang diharapkan, Mencapai
kesuksesan, Mengembangkan kemampuan diri, Keinginan mendapatkan nilai tinggi, hobi
mengerjakan soal-soal eksakta, Mencari pengalaman hidup, Sebagai modal masa depan,
Membuat jadwal belajar di rumah, Mata pelajaran yang disenangi dapat memberi semangat
dalam belajar, Persaingan, guru yang menyenangkan, Untuk mendapatkan hadiah, Pacar sebagai
pemberi motivasi, Mendapatkan ijazah, Belajar bila ulangan atau bila ada PR, dan Tersedianya
fasilitas,
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan topik-topik bimbingan yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul. Topik-topik tersebut
adalah Motivasi Belajar, Fungsi Motivasi Belajar, Tanggung Jawab, Motivasi Berprestasi,
Motivasi untuk Memiliki wawasan yang Luas, Motivasi Dalam Mencapai Cita-cita, Mengelola
Waktu, Pengembangan Diri, Percaya Diri, dan Belajar yang Efektif.
viii
ABSTRACK
THE LEARNING MOTIVATION OF THE X GRADE STUDENTS OF
SMA STELLA DUCE BANTUL ACADEMIC YEAR 2007/2008 THROUGH
FOCUS GROUP DISCUSSION AND ITS IMPLICATIONS ON GUIDANCE TOPICS
PROPOSAL
Rusdwiana
031114015
This study wanted to know the learning motivation of the X Grade students of
SMA Stella Duce Bantul academic year 2007/2008. The first problem was what kind of
learning motivation the X grade students of SMA Stella Duce Bantul academic year
2007/2008 have as seen through Focus Group Discussion method. The second problem
was what guidance topics were appropriate to improve the learning motivation of the X
grade students of SMA Stella Duce Bantul academic year 2007/2008 as seen through
Focus Group Discussion method.
The instrument used in this research was Focus Group Discussion. The data was
analyzed by coding the students' answers. The learning motivation revealed by the
students through FDG were learning to have a lot of information, to reach their dreams,
to be successful, to improve themselves, to get high grades, to satisfy their hobby in
science, to find life experience for their future, to make learning chedule at home,
because the subject they like provide motivation in learning, challenge, nice teachers, to
get presents, lovers as motivators, to get degree, to be able to do exams or to make
homework, and the existence of facilities.
Based on the research, guidance topics were proposed. The topics were learning
motivation, the function of learning motivation, responsibilities, achievement motivation,
motivation to get information, motivation to reach one's dreams, time management, self
improvement, confidence, and effective learning.
ix
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur diucapkan kepada Tuhan Yesus Yang Maha Kasih, atas anugerah dan
berkatNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Diucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan masukan, bantuan dan
dukungan berharga baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ditujukan
kepada :
1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma.
2. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang dengan penuh
kesabaran dan perhatian selalu memberi motivasi, mendampingi sekaligus mengarahkan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. A. Setyandari, S. Pd.,S. Psi.,M.A. dan Drs. Wens Tanlain, M. Pd. Dosen Penguji yang telah
memberikan bimbingan, dukungan dan pengalaman yang membantu penulis dalam
menyelesaikan skirpsi.
4. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan ilmu dan
pengalamannya yang sangat berguna bagi masa depan peneliti.
5. Sekretariat Prodi Bimbingan dan Konseling Mas Moko dan Staf Administrasi Dekanat FKIP :
Mas Anto, Mbak Agnes, Mas Agus. Terima kasih banyak.
6. Bapak Kepala Sekolah dan Koordinator BK SMA Stella Duce Bantul yang telah menerima
dan mengijinkan melakukan penelitian di SMA Stella Duce Bantul serta seluruh siswa kelas
X SMA Stella Duce Bantul yang telah bekerjasama melakukan FGD sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
7. Kedua orang tuaku Bapak dan Mama yang penuh kasih sayang membantu, memberi
dukungan moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
x
8. Kekasihku Antonius Sumaryoto terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan perhatian yang
kamu berikan buat aku…..I Love U….!!!
9. Kakakku Thomas Susanto terima kasih atas dukungan selama mengerjakan skripsi ini.
10. Segenap keluarga besar Bpk Yohanes Tugiharso : Mbak wal, Sela, Mas Ion, Mas Bas, Mbak
Lia, Pak Paulus, diucapkan terima kasih atas dukungannya.
11. Keluarga besar Bantul : Mbah Puteri, Mbah Kakung, Lik Sar, Om Andreas, Lik Dal, Lik
Warno, Lik Mus, Budek Niem, terima kasih banyak.
12. Keluarga besar Cicurug : Mami, Mang dodih, Mang Yayang, Mang Iyan, Mang Agus, Mang
Ade, Yeye, Bi Titin Bi Iis, Bi Ati, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.
13. Semua sepupu : Apit, Dede, Iseu, Adam, Kiki, Selvy, Rizal, Bayu, Sidik, Mbak Ris, Alm.
Yuli, Desi, Tyo, Santi, Indra, Anis, Gusti, Ellen, Ebi, terima kasih atas kebersamaannya.
14. Teman-teman seperjuangan di Prodi BK’03, terimakasih atas kerjasama, suka-duka, selama
kuliah secara Khusus diucapkan terima kasih kepada : Asep, Dewi, Tina, Bayu.
15. Sahabatku Ayu (Pinguen), Ayok dan Leonardus Kristanto, diucapkan banyak terima kasih
atas kebersamaan, dukungan, suka duka yang dihadapi bersama selama ini.
16. Semua pihak yang banyak membantu selama menempuh kuliah dan menyelesaikan skripsi
ini.
Akhir kata diharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling, kritik dan saran demi perbaikan
skripsi ini diterima dengan senang hati.
Penulis
Rusdwiana
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………...
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………...
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………...
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………..
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN UMUM ………………………………………………..
ABSTRAK …………………………………………………………………………
ABSTRACK ………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………...
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………....
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………......
E. Definisi Operasional …………………………………………………...
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………………..
A. Motivasi Belajar ….……………………………………………………
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiv
xv
1
1
5
6
6
7
9
9
xii
1. Pengertian Motivasi Belajar ………………………………………
2. Macam-macam Motivasi Belajar …………………………………
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar …………………………………...
B. Siswa SMA kelas X ……………………………………………………
C. Bimbingan ……………………………………………………………..
1. Pengertian Bimbingan …………………………………………….
2. Program Bimbingan ………………………………………………
3. Peranan Bimbingan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.
D. Focus Group Discussion ………………………………………………
1. Pengertian FGD …………………………………………………...
2. Alasan Menggunakan FGD ……………………………………….
3. Manfaat, Keuntungan, Keunggulan dan Kelemahan menggunakan
FGD .................................................................................................
4. Peran penting yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam
pelaksanaan Focus Group Discussion …………………………
5. Pembentukan TIM ...........................................................................
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................
A. Jenis Penelitian .......................................................................................
B. Subjek Penelitian ....................................................................................
C. Alat Pengumpul Data .............................................................................
D. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................
E. Pengumpulan Data .................................................................................
F. Teknik Analisa Data ...............................................................................
9
14
18
19
21
21
24
26
28
28
32
33
35
36
42
42
42
43
44
44
49
xiii
BAB VI : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ...............................
A. Hasil Penelitian .......................................................................................
B. Pembahasan ............................................................................................
BAB V : USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE
BANTUL TAHUN AJARAN 2007/2008 ................................................
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
A. Ringkasan ...............................................................................................
B. Kesimpulan .............................................................................................
C. Saran .......................................................................................................
1. Bagi SMA Stella Duce Bantul ...........................................................
2. Bagi Siswa .........................................................................................
3. Bagi Peneliti Lain .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................
51
51
67
71
82
82
87
88
89
89
89
90
93
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian …………………………………... 48
Tabel 2 : Hal-hal Yang Memotivasi Belajar Siswa ……………………………….. 52
Tabel 3 : Hal-hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa ………………………... 53
Tabel 4 : Hal-hal Yang Memotivasi Belajar Siswa …….…………………………. 54
Tabel 5 : Hal-hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa ……………………….. 55
Tabel 6 : Hal-hal Yang Memotivasi Belajar Siswa …………….............................. 55
Tabel 7 : Hal-hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa …….....……………….. 57
Tabel 8 : Hal-hal Yang Memotivasi Belajar Siswa ……..………………………... 58
Tabel 9 : Hal-hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa …….....……………….. 59
Tabel 10 : Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas Selama Empat Kali Pertemuan Hal-
hal Yang Memotivasi Belajar Siswa …………………………………….
60
Tabel 11 : Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas Selama Empat Kali Pertemuan
Tentang Hal-hal YangTidak Memotivasi Belajar Siswa ………………..
62
Tabel 12 : Rincian Pernyataan Motivasi Belajar Yang Diungkapkan Oleh Siswa
SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 Berdasarkan FGD …
62
Tabel 13 : Persentase Motivasi Belajar Siswa ……………………………………... 65
Tabel 14 : Persentase Siswa yang Tidak Termotivasi ……………………………… 66
Tabel 15 : Usulan Topik-Topik Bimbingan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Kelas X SMA Stella Duce Bantul ……………………………….
72
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Pertanyaan-pertanyaan Untuk FGD …………….. ……………………………. 93
2. Tabulasi data ……………………………….………………………………….. 94
3. Anggota TIM yang diikutsertakan saat melakukan FGD ……………………. 106
4. Anggota kelompok yang mengikuti FGD . ……………………………………. 107
5. Perhitungan persentase hasil Focus Group Discussion ………………………... 110
6. Surat permohonan ijin penelitian ……………………………………………… 111
7. Surat keterangan penelitian ……………………………………………………. 112
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Manusia memiliki motivasi yang melatarbelakangi berbagai macam
tingkah laku dalam kehidupannya. Di antara sekian banyak motivasi yang
melatarbelakangi tingkah laku manusia salah satunya adalah motivasi belajar.
Motivasi pada dasarnya terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang
harus dipenuhi. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah
sering kali ada anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, suka
mencontek saat ujian dan lain sebagainya. Permasalahan yang dihadapi oleh
siswa adalah kurang berhasilnya guru dalam pemberian motivasi yang kuat
untuk mendorong siswa agar dapat belajar dengan segenap tenaga dan
pikirannya dan dapat mencapai prestasi yang diharapkan. Misalnya, siswa
mendapat nilai buruk pada suatu mata pelajaran, bukan berarti siswa tersebut
bodoh terhadap mata pelajaran tersebut. Seringkali terjadi seorang siswa
malas terhadap mata pelajaran tertentu, karena siswa tersebut tidak memiliki
kemampuan dalam mata pelajaran tersebut tetapi sangat giat dalam mata
pelajaran lain yang dianggap mampu dan disenangi.
2
Motivasi dimiliki oleh setiap manusia, dengan memiliki motivasi manusia
melakukan banyak kegiatan untuk mencukupi kebutuhannya. Demikian juga
motivasi sangat menentukan kegiatan belajar siswa. Banyak bakat siswa tidak
berkembang karena siswa tidak memiliki motivasi yang kuat. Jika siswa
mendapat motivasi yang kuat, maka siswa dapat mengembangkan bakatnya
dengan semangat yang luar biasa, sehingga dapat mencapai hasil-hasil yang
sangat memuaskan.
Pada kenyataannya, proses belajar yang terjadi pada siswa kadang-kadang
mengalami kendala. Kendala ini disebabkan karena motivasi belajar yang ada
pada diri siswa mulai melemah. Motivasi belajar akan semakin menguat
apabila siswa memiliki sikap percaya diri dan optimis terhadap usaha-usaha
atau tindakan yang dilakukannya demi kelancaran proses belajar yang
bertujuan mengembangkan aspek kognitifnya. Siswa yang memiliki motivasi
belajar cukup tinggi akan memperoleh hasil belajar yang baik.
Menurut Winkel (1987) faktor yang mendasari motivasi belajar siswa menurun adalah :
1. Kehidupan di luar sekolah menawarkan banyak bentuk rekreasi yang dapat membuat orang merasa puas, meskipun rasa puas itu tidak dapat bertahan lama.
2. Pengaruh dari teman-teman yang tidak menghargai prestasi tinggi dalam belajar di sekolah dan prestasi di bidang lain.
3. Kekaburan mengenai cita-cita kehidupan sesudah tamat sekolah. 4. Keadaan keluarga yang kurang menguntungkan, karena sejak
kecil anak kurang ditantang untuk memberikan prestasi yang patut dibanggakan atas dasar usahanya sendiri.
5. Sikap kritis sejumlah orang muda terhadap masyarakat, sehingga mereka meragukan kegunaan dari belajar di sekolah.
Belajar memerlukan motivasi, karena motivasi merupakan suatu kekuatan
psikis yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.
3
Keinginan untuk mendapat nilai yang tinggi merupakan kebutuhan yang harus
diperjuangkan dan harus dipenuhi oleh siswa. Motivasi dan kebutuhan
mempunyai hubungan dalam belajar yakni dengan kebutuhan siswa yang
bermacam-macam, dapat memunculkan motivasi yang bervariasi pula dalam
belajar di kelas.
Motivasi belajar sangat penting dalam kegiatan belajar, karena motivasi
merupakan pendorong yang dapat melahirkan kegiatan bagi seseorang
khususnya siswa. Siswa tentu bersemangat untuk menyelesaikan tugas dan
kegiatan belajarnya karena ada motivasi yang kuat dalam dirinya. Motivasi
tersebut yang mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam proses belajar, motivasi sangat dibutuhkan karena siswa yang tidak
memiliki motivasi dalam belajar tidak akan memiliki semangat dalam
melakukan belajar. Siswa akan terdorong untuk melakukan aktivitas belajar
bila kegiatan belajar menjadi kebutuhan bagi siswa. Maslow (1970) sangat
percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh
kebutuhan-kebutuhan tertentu yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa
cinta, penghargaan dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan ini menurut
Maslow, mampu memotivasi tingkah laku individu.
Berdasarkan tingkat kebutuhan Maslow tersebut, sering terjadi bahwa
siswa di tingkat SMA kelas X yang berusia kurang lebih 16 tahun, cenderung
belajar bila disertai dengan hadiah, kebutuhan yang selalu terpenuhi dan
dukungan serta perhatian dari orang tua atau orang lain yang menyayanginya.
Dukungan dan perhatian tersebut memunculkan motivasi pada siswa dalam
4
melaksanakan proses dan kegiatan belajarnya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh guru pembimbing untuk membantu siswa agar termotivasi
dalam belajarnya adalah dengan memberikan layanan bimbingan yang
tersusun dan terencana dalam suatu program bimbingan. Usulan topik-topik
bimbingan hendaknya berdasarkan sikap dan tingkah laku yang ditunjukan
oleh siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah dan untuk inilah
dibutuhkan penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan metode Focus Group Discussion, karena
metode ini cocok untuk mengungkap motivasi belajar siswa. Motivasi ada di
dalam diri siswa, tidak dapat dilihat atau diobservasi maka dari itu
membutuhkan metode yang benar-benar dapat mengungkap motivasi belajar
siswa. Metode ini juga dapat membantu siswa untuk mengungkapkan
kesulitan siswa dalam belajar, siswa dapat mengungkapkan hal-hal yang
dianggap mengganggu konsentrasinya dalam belajar dan dalam metode FGD
siswa lain dapat membantu memecahkan masalah temannya dalam mengatasi
kesulitan belajar karena dalam FGD siswa dapat mensharingkan pengalaman
belajar yang sesuai untuk mencapai prestasi belajar siswa.
Cara mengungkap motivasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Focus Group Discussion (FGD), karena FGD efektif untuk mendapatkan
informasi bagaimana cara siswa berpikir, berperasaan dan bagaimana cara
siswa bertindak, dalam hal ini yang mempunyai pengaruh besar dalam
memotivasi belajar siswa, hal-hal yang dapat meningkatkan prestasi belajar
5
siswa, dan orang-orang yang dapat mendukung prestasi belajar siswa. Melalui
FGD juga dapat diketahui hal-hal yang memotivasi belajar siswa secara riil.
Penelitian ini mengenai motivasi belajar dari siswa kelas X SMA Stella
Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang Diungkap Melalui Metode Focus
Group Discussion. Dengan mengadakan penelitian ini, diharapkan dapat
memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar dari siswa kelas X dan
dapat digunakan sebagai bahan untuk mengusulkan topik-topik bimbingan
yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Motivasi Belajar siswa
kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap
melalui metode Focus Group Discussion. Permasalahan pokok dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun
Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group
Discussion?
2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran
2007/2008 (yang diungkap melalui metode Focus Group Discussion)?
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul
Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode focus group
discussion.
2. Menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran
2007/2008 (yang diungkap melalui metode focus group discussion).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi :
1. Guru Pembimbing dan Guru Mata Pelajaran
a. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul
Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group
Discussion.
b. Berdasarkan motivasi belajar yang ditunjukkan oleh siswa kelas X, guru
pembimbing dapat menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul.
c. Penggunaan metode FGD juga memberikan manfaat bagi guru
pembimbing dan guru mata pelajaran tentang :
a) Sikap guru yang disukai oleh siswa.
b) Metode-metode mengajar yang diinginkan oleh siswa.
7
2. Siswa kelas X
a. Siswa semakin berani berbicara dimuka umum.
b. Siswa semakin berani mengungkapkan masalah yang sedang dihadapi
berkaitan dengan motivasi belajar.
3. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul
Tahun Ajaran 2007/2008.
E. Definisi Operasional
1. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul
Tahun ajaran 2007/2008.
2. SMA Stella Duce Bantul adalah salah satu SMA swasta di bawah Yayasan
Tarakanita, (milik suster-suster tarekat Carolus Baromeus).
3. Motivasi belajar adalah dorongan yang ada di dalam diri siswa yang dapat
menimbulkan keinginan belajar, sehingga tujuan belajar yang dikehendaki
siswa dapat tercapai yang ditunjukan dengan prestasi belajar siswa di
sekolah.
4. Topik-topik bimbingan adalah tema atau pokok bimbingan yang akan
dibahas atau disajikan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di
sekolah, dengan tujuan agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang
diinginkan.
8
5. Focus Group Discussion adalah sebuah metode penelitian yang digunakan
untuk memperoleh data yang riil dan sistematis dalam memperoleh
informasi dalam hal ini informasi tentang motivasi belajar siswa di
sekolah.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Kata motif diartikan sebagai upaya untuk mendorong seseorang
melakukan sesuatu. Motif juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu
(Purwanto, 1997: 60). Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam diri subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif”, maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi
aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2007: 73).
Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2007: 73), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
pengertian yang dikemukakan Mc. Donald mengandung tiga elemen
penting yaitu:
a. Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme
10
manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun
motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau ”feeling”, afeksi
seseorang. Motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena dorongan oleh adanya unsur lain yaitu tujuan;
tujuan tersebut akan menyangkut soal kebutuhan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi
akan menyebabkan terjadi suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan membuat persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan
juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Hal ini
didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
dan bila seseorang tidak senang, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelakkan perasaan tidak senang tersebut. Motivasi itu dapat
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi tersebut tumbuh dalam diri
seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
11
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh siswa dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada
umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa
untuk belajar (Sardiman, 2007: 75).
Djamarah (2002) berpendapat bahwa motivasi adalah gejala psikologis
dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak
sadar untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi dapat
juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas
belajar seseorang. Siswa melakukan kegiatan belajar karena ada motivasi,
bila tidak ada motivasi belajar berarti tidak ada kegiatan belajar.
Dalam kehidupan, siswa membutuhkan penghargaan dan tidak mau
dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan
kepadanya, memberikan rasa percaya diri kepada siswa. Siswa merasa
berguna, dihargai atau dihormati oleh guru dan orang lain. Perhatian,
ketenaran, status, martabat dan sebagainya merupakan kebutuhan yang
wajar serta memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar
(Djamarah: 2002).
Kebutuhan akan perhatian dan penghargaan, membangkitkan minat
siswa serta mendorong siswa untuk melakukan suatu aktivitas yakni
12
belajar. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan
memperhatikan aktivitas secara konsisten dan rasa senang. Minat sangat
berpengaruh terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap
suatu mata pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh, karena
ada daya tarik bagi siswa dan siswa dapat dengan mudah menghafal
pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar
apabila disertai minat, karena minat merupakan motivasi utama yang
dapat membangkitkan gairah belajar siswa. Jadi minat merupakan sumber
dari motivasi yakni keinginan hati yang diwujudkan dalam sikap dan
tingkah laku untuk mencapai tujuan.
Jadi motivasi merupakan suatu penggerak yang dapat mendorong
individu melakukan sesuatu yang dikehendakinya. Orang dapat
melakukan sesuatu karena ada motivasi yang disertai minat untuk
melakukan suatu pekerjaan dalam hal ini belajar. Siswa dapat belajar
dengan sungguh-sungguh mata pelajaran tertentu karena siswa tersebut
memiliki minat yang cukup besar terhadap mata pelajaran tersebut, bila
siswa tidak berminat dalam suatu mata pelajaran maka siswa tersebut
tidak mempunyai motivasi untuk melakukan kegiatan belajar pada mata
pelajaran tersebut.
Belajar adalah kegiatan atau aktivitas pokok yang dilakukan oleh
siswa sebagai pelajar. Selama melakukan kegiatan belajar, tentunya siswa
memiliki keinginan agar kegiatan yang dilakukan pada akhirnya akan
menghasilkan sesuatu yang berguna atau bermanfaat bagi dirinya. Siswa
13
termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar karena hasil dari aktivitas
pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan siswa (Ahmadi & Supriyono,
1991: 118).
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi belajar akan membawa suatu
perubahan pada individu melalui pengalaman hidup individu yang belajar
itu sendiri. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk keterampilan, sikap, pengertian, harga
diri, minat, watak dan penyesuaian diri.
Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat
menimbulkan kegiatan belajar dan terungkap lewat sikap dan tingkah
laku. Peranan yang khas dalam hal ini adalah penumbuh gairah, perasaan
senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat,
akan mempunyai energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi
belajar yang kuat menjadi sebab utama siswa melakukan aktivitas belajar
pada suatu saat tertentu (Handoko, 1992). Siswa yang memiliki motivasi
belajar kuat akan melakukan kegiatan belajar, supaya dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki. Misalnya seorang siswa yang memiliki
intelegensi cukup tinggi, dapat menjadi gagal dalam hal apa saja karena
tidak memiliki motivasi yang kuat dalam belajar. Hasil belajar akan
optimal kalau ada motivasi yang kuat. Kegiatan belajar siswa yang tidak
optimal atau menentu, tentu saja membutuhkan keterlibatan guru dalam
14
memberi motivasi yang dapat membangkitkan semangat dan kegiatan
siswa untuk belajar (Sardiman, 2007: 75).
Dimyati dan Mujiono (2002), menyebutkan pentingnya motivasi
belajar bagi siswa antara lain sebagai berikut :
a. Mengarahkan kegiatan belajar
b. Memberi semangat belajar
Cara memotivasi belajar siswa di atas menunjukan bahwa betapa
pentingnya bila motivasi belajar disadari oleh siswa sendiri, jika pentingnya
motivasi belajar disadari oleh siswa, maka tugas belajar akan terselesaikan
dengan baik.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
maka dari itu motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi, di
antara sekian banyak motivasi, yang mendasari motivasi dalam belajar siswa
adalah motivasi instrinsik dan ekstrinsik.
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi intrinsik adalah kegiatan belajar dimulai dan diteruskan,
berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya, siswa belajar karena
ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya, ingin
menjadi orang yang terdidik atau ingin menjadi ahli di bidang ilmu
tertentu (Winkel, 1996: 174).
15
Menurut Winkel (1996) keinginan untuk menjadi ahli dan orang yang
terdidik, berpangkal pada penghayatan akan kebutuhan dan daya upaya
siswa dalam melakukan kegiatan belajar, untuk memenuhi kebutuhan.
Keinginan siswa hanya dapat dipenuhi dengan belajar yang giat, karena
tidak ada cara lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bila ingin menjadi
orang terdidik atau ahli, selain belajar.
Kegiatan belajar biasanya disertai pula minat dan perasaan senang,
karena siswa menyadari bahwa dengan belajar, dapat memperkaya dirinya
sendiri. Dalam terbentuknya motivasi intrinsik, biasanya orang lain
memegang peranan. Misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan
kaitan antara belajar dan menjadi orang yang berpengetahuan. Kesadaran
dalam diri siswa suatu ketika mulai timbul dari dalam diri sendiri namun
pengaruh dari pendidik telah ikut menanamkan kesadaran bagi diri siswa.
Hal yang khas dalam motivasi intrinsik dan yang membedakan antara
motivasi intrinsik dan ekstrinsik ialah kenyataan bahwa satu-satunya cara
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan ialah belajar. Memiliki motivasi
kuat dalam belajar, tidak harus memiliki motivasi intrinsik, karena siswa
yang termotivasi belajar ekstrinsikpun dapat didorong oleh motivasi yang
kuat (Winkel, 1996: 174).
Menurut Thornburgh (Prayitno, 1989: 10) yang dimaksud motivasi
instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
16
perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seorang yang senang
membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah
rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Bila dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukan, maka yang dimaksud motivasi intrinsik adalah
keinginan untuk mencapai tujuan dalam belajar itu sendiri. Sebagai contoh
konkrit, seorang siswa melakukan kegiatan belajar, karena siswa ingin
mendapatkan pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah
tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Itu
sebabnya motivasi instrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas
belajarnya (Winkel, 1996).
Djamarah (2002) mengemukakan bahwa motivasi tersebut intrinsik
bila tujuannnya inheren dengan situasi belajar dan kebutuhan serta tujuan
siswa untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu.
Misalnya, siswa cenderung mengerjakan tugas-tugas yang menantang dan
berusaha untuk menemukan penyelesaian sendiri. Siswa termotivasi untuk
belajar semata-mata menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan
pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai
yang tinggi atau hadiah melainkan karena orientasinya pada masa depan.
Maka kegiatan belajar dipandang sebagai jalan menuju ke realisasi cita-
cita. Grage dan Berlin (Prayitno, 1989: 11), mengemukakan bahwa siswa
17
yang termotivasi secara intrinsik aktivitasnya lebih baik dalam belajar dari
siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah aktivitas belajar dimulai dan diteruskan,
berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar sendiri. Misalnya, siswa rajin untuk memperoleh
hadiah yang telah dijanjikan kepadanya kalau berhasil baik; siswa yang
tekun dalam belajar untuk menghindari ancaman akan hukuman; dan
siswa yang belajar demi memperoleh pujian (Winkel, 1996: 173).
Motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati
oleh seseorang, walaupun orang lain mungkin memegang peranan dalam
menimbulkan motivasi. Hal yang khas pada motivasi ekstrinsik bukanlah
ada atau tidak adanya pengaruh dari luar, melainkan apakah kebutuhan
yang ingin dipenuhi pada dasarnya dapat dipenuhi dengan cara lain
(Winkel, 1996: 173).
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seorang siswa belajar
karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan dapat nilai baik,
sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi yang penting bukan karena
belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapat nilai yang baik,
atau ingin mendapat hadiah. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
18
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 2007: 89-90).
Bila motivasi ekstrinsik yang diberikan dapat membantu siswa keluar
dari lingkungan masalah kesulitan belajar, maka motivasi dapat diberikan
dengan baik oleh guru. Misalnya pemberian nilai yang baik sesuai dengan
hasil usaha siswa itu sendiri maka siswa akan termotivasi untuk belajar
dari hasil usahanya untuk menjadi lebih baik. Bila guru memperhatikan
hal tersebut maka siswa tidak menghindari permasalahannya yang sulit
tetapi berani menghadapinya. Motivasi belajar dan motivasi ekstrinsik
memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pendorong, penggerak sikap
dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Motivasi sangat diperlukan dalam belajar, hasil belajar akan optimal bila
terdapat motivasi dalam diri siswa. Makin tepat motivasi yang diberikan
kepada siswa maka akan makin berhasil pelajaran yang diikuti oleh siswa.
Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para
siswa, motivasi selalu berhubungan dengan tujuan. Dengan demikian,
motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.
Menurut Sardiman (2007: 84-85) ada tiga fungsi motivasi yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
19
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Siswa
yang akan menghadapi ujian dengan harapan akan lulus, tentu akan
melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk
bermain sebab tidak selaras dengan tujuan.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapai
prestasi. Siswa melakukan usaha belajar karena adanya motivasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik.
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka siswa yang belajar akan dapat melahirkan prestasi
yang baik. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman, 2007: 86)
B. Siswa SMA Kelas X
Monks, Knoers dan Haditono (1998) melakukan analisis yang cermat
mengenai semua aspek perkembangan pada masa remaja, dengan melakukan
pembagian usia pada masa remaja. Salah satu pembagian usia yang
digolongkannya adalah umur 12-15 tahun merupakan masa remaja awal, dan
umur 15-18 tahun merupakan masa remaja pertengahan. Siswa SMA kelas X
20
termasuk dalam kategori masa remaja pertengahan karena pada umumnya
mereka berusia 15-18 tahun. Masa remaja juga disebut sebagai masa kritis
remaja. Disebut kritis remaja, karena menurut Ramplein (Monks, Knoer, dan
Haditono, 1998) krisis remaja adalah suatu masa dengan gejala-gejala krisis
yang menunjukan adanya pembelokkan dalam perkembangan, suatu kepekaan
dan labilitas yang meningkat.
Siswa kelas X SMA yang tidak memiliki dorongan kuat terhadap
pendidikan di sekolah, akan banyak mengeluh tentang kegiatan belajar di
sekolahnya, memiliki kecenderungan untuk malas belajar dan menganggap
remeh tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Sikap siswa kelas X
SMA dalam menghadapi situasi belajar yang terjadi di sekolah, baik yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan baginya, sangat dipengaruhi oleh
motivasi belajar yang ada di dalam dirinya (Monks, Knoers dan Haditono,
1998).
Siswa SMA secara umum sering menghadapi persoalan-persoalan berkisar
pada masalah pribadi khas remaja (Soekanto, 1989). Salah satunya adalah
persoalan menyangkut nilai-nilai di sekolah. Salah satu tuntutan yang selaras
dengan tugasnya sebagai pelajar adalah mendapat nilai yang tinggi di sekolah.
Namun, nilai-nilai yang tertuang dalam raport itu akan menunjukkan hasil
yang baik jika siswa SMA memiliki motivasi tinggi untuk belajar. Walaupun
siswa SMA mengetahui keterkaitan antara motivasi belajar yang dimilikinya
dengan nilai-nilai yang diperolehnya di sekolah, namun sikap siswa sebagai
siswa SMA terhadap pendidikan masih dipengaruhi faktor dari luar (Hurlock,
21
1980), diantaranya adalah dukungan sosial di antara teman-teman sekelas,
yang menandakan adanya lingkungan sosial siswa yang kurang kondusif.
Siswa SMA adalah seseorang yang sedang melaksanakan tugas
perkembangan pada masa remaja pertengahan. Salah satu tugas perkembangan
itu dilaksanakan di sekolah dengan menekankan perkembangan intelektual
dan konsep yang penting (Hurlock, 1980). Namun, hanya sedikit remaja yang
mampu menggunakan keterampilan dan konsep ini, karena pada umumnya
banyak sekolah yang mencoba untuk membentuk remaja dengan nilai-nilai
yang dimiliki orang dewasa, yang sering bertentangan dengan nilai-nilai yang
dianut oleh remaja.
C. Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Natawijaya, 1981).
Menurut Jones (Gunarsa, 1978), bimbingan merupakan pemberian
bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan,
penyesuaian dan pemecahan masalah. Sama halnya dengan Jones, maka
Crow dan Crow (Gunarsa,1978) mengemukakan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi yang terdidik dan
terlatih baik pria maupun wanita, dan harus memperoleh latihan khusus
22
agar pemberian bantuan yang bertanggung jawab, karena erat
hubungannya dengan perubahan hidup dan nasib seseorang.
Menurut Moegiadi (dalam Winkel & Hastuti, 2004: 29), bimbingan
dapat berarti (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan
pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri; (2) suatu
cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk
memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala
kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; (3) sejenis
pelayanan kepada individu-individu, agar mereka dapat menentukan
pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang
realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan di
dalam lingkungan dimana mereka hidup; (4) suatu proses pemberian
bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal : memahami diri
sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan
lingkungannya; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan kepada siswa
yang dilakukan secara terus menerus agar siswa dapat memahami dirinya
sendiri, sehingga mampu mengarahkan diri dan bertingkahlaku yang
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah dan
masyarakat (Gunarsa, 1981: 25).
Berdasarkan pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 28/90, “bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
23
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar
peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta
menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri
lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan
agar peserta didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan
sosial lingkungan fisik, dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu
secara positif dan dinamis pula. Pengenalan lingkungan, yang meliputi
lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan alam
sekitar, serta “lingkungan yang lebih luas”, diharapkan menunjang proses
penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan yang dimaksud, serta
dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara
mantap dan berkelanjutan. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa
depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan
mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik yang
menyangkut bidang pendidikan, bidang karier, maupun bidang
budaya/keluarga/masyarakat.
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29, 1992
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar
peserta didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan sosial
muapun fisik. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan
24
dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan
mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sebdiri, baik yang
menyangkut bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang
bimbingan belajar dan bidang bimbingan karier (Winkel & Hastuti, 2004:
58).
Menurut Winkel & Hastuti (2004) tujuan bimbingan adalah :
a. Supaya setiap sesama manusia mengatur kehidupannya sendiri.
b. Menjamin perkembangan dirinya seoptimal mungkin.
c. Memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri.
d. Menggunakan kebebasan sebagai manusia secara dewasa dengan
berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik
padanya.
e. Menyelesaikan sesuai tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara
memuaskan.
2. Program Bimbingan
Arti kata “Program” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, 1991) adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-
usaha yang akan dijalankan. Menurut Winkel & Hastuti (2004: 91)
“Program bimbingan (guidance program), yaitu suatu rangkaian kegiatan
bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu”. Kegiatan bimbingan mencakup tiga jenis bimbingan,
yaitu bentuk bimbingan, sifat bimbingan dan ragam bimbingan, yang
25
masing-masing memberikan corak tertentu pada kegiatan yang tertampung
dalam suatu program bimbingan. Di dalam program bimbingan terdapat
beberapa komponen, yang meliputi susunan saluran formal untuk
melayani para siswa, tenaga-tenaga pendidik yang lain, serta orang tua
siswa.
Pelayanan bimbingan terutama diberikan kepada para siswa, dengan
membantu mereka dalam mengenal diri sendiri, memberikan serta
memilih program-program studi yang sesuai, mengembangkan tujuan
dalam hidupnya berdasarkan cita-cita serta menyusun rencana yang tepat
untuk mencapai tujuan, mengatasi masalah yang timbul berkaitan dengan
studi akademik, hubungan dengan orang lain dan pelaksanaan rencana
masa depan. Di sekolah menengah, pelayanan bimbingan dapat diberikan
kepada kepala sekolah, para guru dan para orang tua murid, sejauh untuk
kepentingan siswa. Misalnya, tenaga bimbingan dapat memberi informasi
kepada kepala sekolah tentang aneka jenis masalah yang sering dihadapi
oleh siswa. Tenaga bimbingan dapat memberikan waktu kepada seorang
guru untuk berkonsultasi tentang siswa yang mempunyai kasus di sekolah.
Tenaga bimbingan dapat memberikan ceramah kepada orang tua siswa
tentang ciri khas masa remaja, supaya orang tua dapat lebih mengerti dan
memahami anak-anak mereka (Winkel, 1996: 104).
Pelayanan bimbingan diwujudkan dalam sejumlah kegiatan bimbingan
yang tercangkup dalam suatu program bimbingan, yang dikatakan
“bertujuan, agar siswa mampu (1) mengembangkan pengertian dan
26
pemahaman diri selama proses kemajuannya di sekolah, (2)
mempertemukan pertemuan tentang dirinya sendiri dengan informasi
tentang kesempatan kerja yang ada secara tepat dan bertanggung jawab,
yang akhirnya diwujudkan dalam membuat pilihan-pilihan, (3)
mewujudkan penghargaan terhadap pribadi orang lain, (4) mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya, baik dalam bidang pendidikan
maupun dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.
3. Peran Bimbingan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Proses dan pelayanan bimbingan sangat diperlukan dalam pemenuhan
kebutuhan siswa di sekolah maupun di luar sekolah, khususnya dalam
menjalankan tugas belajarnya. Melalui layanan bimbingan, siswa dapat
memperoleh dukungan serta perhatian untuk menyelesaikan tugas-tugas
belajarnya dengan baik dan dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
Tujuan utama pelayanan bimbingan yang diberikan oleh guru pembimbing
adalah untuk membekali siswa agar lebih siap menghadapi tantangan-
tantangan dimasa yang akan datang dan untuk mencegah timbulnya masalah-
masalah yang serius dimasa yang akan datang. Pelayanan bimbingan belajar di
SMA bertujuan membantu siswa untuk mengenali diri, sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan serta dapat
berperan dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Winkel & Hastuti (2004), tenaga bimbingan yang bertugas di
institusi pendidikan formal harus mengetahui segala permasalahan yang
27
menyangkut pendidikan sekolah dan kegiatan psikis yang disebut belajar.
Pelayanan bimbingan akademik, sebagian besar disalurkan melalui bimbingan
kelompok (bimbingan klasikal) dan bimbingan individual terutama dalam
wawancara konseling.
Program bimbingan dalam bidang belajar akademik dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa antara lain :
1. Penyadaran kembali secara berkala (bertahap) tentang cara belajar yang
tepat di sekolah dan di rumah, baik secara individual maupun secara
kelompok, sehingga siswa dapat meningkatkan disiplin diri dalam
mengatur jadwal belajarnya.
2. Mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa, seperti siswa tidak
dapat melaksanakan jadwal belajar yang telah dibuat, tidak dapat
berkonsentrasi dengan baik saat mengikuti pelajaran, kurang siap
menghadapi ujian, kurang menguasai belajar yang tepat pada setiap mata
pelajaran. Maka tugas tenaga bimbingan harus mampu membantu
kesulitan belajar yang dihadapi siswa dan harus memiliki pengetahuan
belajar yang luas tentang belajar, termasuk pemahaman psikologis
terhadap siswa.
3. Menggunakan metode belajar simulasi dan permainan agar dapat
memotivasi belajar siswa, meningkatkan interaksi, menyajikan gambaran
yang jelas mengenai situasi kehidupan sebenarnya dan melibatkan siswa
secara langsung dalam proses belajar (Slameto, 2007: 178).
28
4. Membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan
belajar kelompok, agar berjalan efisien dan efektif (Winkel, 1996: 140).
Berbagai materi layanan pembelajaran maupun bimbingan dapat dibawa
melalui kegiatan kelompok khusus yang sengaja dibentuk untuk
mengembangkan motivasi belajar. Untuk layanan bimbingan kelompok, guru
pembimbing menyusun jadwal kegiatan kelompok belajar secara teratur,
misalnya setiap kelompok melaksanakan kegiatan sekali dalam dua minggu,
dengan topik-topik bimbingan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan siswa.
(Prayitno, 1997: 105).
D. Focus Group Discussion
1. Pengertian Focus Group Discussion
Menurut Krueger (1994) dan Irwanto (2006: 2) Focus Group
Discussion (FGD) adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi
yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik
melalui diskusi kelompok.
Menurut Irwanto (2006: 2), Pengertian focus group discussion (FGD)
memiliki beberapa implikasi yaitu :
a. Format, dalam FGD para responden diharapkan berkumpul disuatu
tempat, yang nyaman dan proses pengambilan data atau informasi
dilakukan melalui seorang fasilitator.
b. FGD berbeda dengan wawancara, dalam diskusi fasilitator tidak selalu
bertanya. Tugas fasilitator bukan bertanya melainkan mengemukakan
29
suatu persoalan, suatu kasus, suatu kejadian sebagai bahan diskusi.
Dalam prosesnya fasilitator akan sering bertanya, namun hal tersebut
hanya sebagian dari keterampilan mengelola diskusi agar tidak
didominasi oleh sebagian peserta yang pasif.
c. Diskusi dilaksanakan untuk memenuhi tujuan penelitian yang sudah
direncanakan dalam penelitian. Oleh sebab itu pertanyaan penelitian
dalam FGD harus spesifik dan jelas.
Focus Group Discussion FGD merupakan suatu pembicaraan yang
dilakukan oleh peserta yang terbatas antara 10-12 orang yang sudah
mempunyai pengalaman yang sama tentang motivasi belajar siswa.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam diskusi kelompok
terarah (Focus Group Discussion) adalah :
a. FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri
khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif
lainnya (wawancara mendalam atau observasi) adalah adanya
interaksi. Tanpa interaksi sebuah FGD berubah wujud menjadi
kelompok wawancara terfokus (FGI - Focus Group Interview). Hal ini
terjadi apabila moderator cenderung selalu mengkonfirmasi setiap
topik satu persatu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD
secara bergilir diminta merespon atau menanggapi setiap topik yang
disampaikan oleh fasilitator. Kondisi yang ideal saat melakukan FGD
adalah, Informan A merespon topik yang dilemparkan moderator,
disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi
30
oleh informan A, didukung oleh informan D, disanggah oleh informan
E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti itu
sangat interaktif, hidup, dan dinamis.
b. FGD adalah group bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan
prinsip sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, moderator harus
memandang para peserta FGD sebagai suatu group, bukan orang
perorang. Selalu melemparkan topik ke “tengah” tidak langsung ke
peserta FGD.
c. FGD adalah diskusi terfokus bukan diskusi bebas. Prinsip ini
melengkapi prinsip pertama di atas. Interaksi dan dinamika kelompok,
kalau hanya mengejar hal tersebut diskusi bisa berjalan ngawur.
Selama diskusi berlangsung moderator harus fokus pada tujuan
diskusi, sehingga moderator akan selalu berusaha mengembalikan
diskusi ke “jalan yang benar”. Moderator memang dituntut untuk
mencairkan suasana (ice breaking) agar diskusi tidak berlangsung
kaku.
Menurut Sedyaningsih & Mamahit (2008) FGD adalah diskusi
kelompok yang dilakukan bersama-sama sejumlah siswa yang :
a. Memiliki pengalaman serupa, dalam hal motivasi belajar.
b. Berasal dari sebuah latar belakang yang serupa.
c. Mempunyai sebuah pengetahuan atau pengalaman khusus mengenai
motivasi belajar di sekolah.
31
Hal-hal yang dibutuhkan atau yang dapat mendukung siswa dalam
melakukan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion) adalah :
a Tempat yang netral, nyaman dan bebas dari gangguan, agar proses FGD
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan yang diharapkan.
b Panduan berisi sejumlah terbatas topik diskusi, yang berupa pertanyaan-
pertanyaan yang telah disiapkan sebelum FGD dilaksanakan. Topik-
topik dalam melakukan FGD harus benar-benar disiapkan secara
matang agar mendapatkan data yang sesuai dengan rencana.
c Alat pencatat, yang digunakan untuk mencatat hasil FGD agar tidak
terlupakan begitu saja maka perlu dicatat, selain itu untuk keperluan
analisis data.
d Informan untuk merekrut anggota kelompok, dilakukan agar proses
FGD benar-benar berlangsung dengan baik dan sesuai dengan syarat-
syarat yang ada dalam FGD.
e Seorang pemandu diskusi yang terampil, didampingi seorang asisten
pemandu dan seorang pengamat/pencatat yang teliti
f Sebaiknya peran pemandu, asisten dan pengamat dilakukan bergantian
untuk mengurangi kelelahan dan kesulitan berkonsentrasi pada saat
FGD dilakukan di kelompok lain.
32
2. Alasan Menggunakan FGD
Menurut Irwanto (2006: 3) minimum ada tiga alasan, filosofis,
metodologis dan praktis yaitu :
a Secara filosofis peneliti menggunakan FGD karena :
1) Pengetahuan yang diperoleh dalam menggunakan sumber informasi
dari berbagai latar belakang pengalaman tertentu dalam sebuah
proses diskusi, memberikan perspektif yang berbeda dibanding jika
pengetahuan diperoleh dari proses komunikasi searah antara
penelitian dengan yang diteliti.
2) Penelitian tidak selalu terpisah dengan aksi. Diskusi sebagai proses
pertemuan antarpribadi merupakan aksi. Artinya, selama pertemuan
peserta mengeluarkan buah pikiran dan berdebat atau saling
mengkonfirmasi pengalaman masing-masing, maka peserta akan
mengalamani perubahan. Untuk mencegah akibat-akibat yang tidak
diinginkan FGD harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
berdampak positif bagi semua peserta, peserta bebas
mengungkapkan pendapatnya.
b Secara metodologis filosofis peneliti menggunakan FGD karena :
1) Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat
dipahami dengan metode survey atau wawancara individu karena
pendapat kelompok penting.
2) Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu yang
relatif singkat.
33
3) Sebagai metode yang dirasakan cocok bagi permasalahan yang
bersifat sangat lokal dan spesifik. Oleh karena itu FGD yang
melibatkan masyarakat setempat dipandang sebagai pendekatan
yang paling sesuai.
c Alasan praktis
Penelitian yang bersifat aksi membutuhkan perasaan memiliki
dari masyarakat yang diteliti, sehingga pada saat peneliti memberikan
rekomendasi, dengan mudah masyarakat bisa menerima rekomendasi
tersebut. Partisipan dalam FGD memberikan jalan bagi tumbuhnya
saling memiliki dan bekerjasama dengan baik antar responden.
3. Manfaat, Keuntungan, Keunggulan dan Kelemahan menggunakan
FGD
a. Manfaat dari Focus group discussion (Irwanto, 2006) adalah :
1) Memperoleh informasi yang banyak secara cepat,
2) Mengidentifikasi dan menggali informasi mengenai kepercayaan,
sikap dan perilaku kelompok tertentu,
3) Menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam,
4) Cross-cek data dari sumber lain atau dengan metode lain.
b. Keuntungan menggunakan FGD (Krueger, 1994)
1) FGD merupakan penelitian yang berorientasi sosial, manusia
adalah mahluk sosial mereka dipengaruhi oleh pendapat dari orang
34
lain dan membuat keputusan setelah mendengarkan saran dari
orang-orang sekitar mereka.
2) Format FGD berada di tangan moderator, segala sesuatu yang
terjadi dalam FGD ada di tangan moderator. Oleh karena itu orang
yang dipilih sebagai moderator adalah orang yang benar-benar
memiliki kemampuan dalam menguasai responden dan dapat
bekerjasama dengan anggota kelompok fasilitator dan siswa.
3) FGD memiliki validitas yang tinggi, tekniknya mudah dipahami
dan hasilnya dapat dipercaya, karena metode FGD data yang
diperoleh benar-benar rill sesuai dengan keadaan responden yang di
teliti.
4) FGD hanya membutuhkan biaya yang murah.
c. Beberapa keunggulan FGD (Krueger, 1994)
1) Riset dapat diadakan secara tepat.
2) Saat responden tidak dipaksa untuk menjawab pertanyaan, mereka
akan memberikan pikiran dan jawaban serius.
3) Responden mudah angkat bicara karena tidak ada perbedaan
diantara mereka.
4) Suasana kelompok akan membantu menstimulus responden untuk
bicara.
5) Terjadi efek simultan, saat responden berpendapat maka yang lain
akan ikut berkomentar.
6) Sinergi diciptakan oleh kelompok.
35
d. Menurut Krueger, (1994) FGD memiliki kelemahan, yaitu :
1) Diskusi dapat didominasi pembicaraannya oleh segelintir orang,
karena ada beberapa orang yang sangat aktif dalam menanggapi
topik-topik yang disampaikan oleh moderator, namun ada orang
yang tidak mempunyai keberanian dalam mengungkapkan
pendapatnya karena takut salah atau tidak terbiasa berbicara di
muka umum.
2) Sedikit informasi hanya dapat diperoleh dari setiap responden, hal
ini terjadi bila responden pasif dan sulit untuk mengungkapkan
pendapat.
3) Terdapat ketidakmerataan cakupan dari setiap topik pembicaraan.
4) Sudut pandang anggota minoritas kelompok dapat terabaikan atau
tidak berpengaruh.
4. Peran penting yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam
pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
a. Memahami tujuan dan garis besar dari riset yang akan dilakukan.
b. Mendesain panduan moderator dan alur diskusi disesuaikan dengan
tujuan riset.
c. Menyeleksi responden berdasarkan kriteria riset sebagai peserta FGD.
Umumnya diperlukan 2-4 grup per kategori responden. Jumlah group
36
dapat bertambah sesuai heterogenitas dari kategori responden yang
diamati.
d. Mengatur tim dalam membantu pelaksanaan, yang antara lain bagian
akomodasi, perlengkapan, logistik, konsumsi, dan dokumentasi.
e. Bersama tim menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan, yakni: ruang
pertemuan khusus (tenang dan lapang), alat pencatat (bolpen atau pensil
dan kertas atau buku).
5. Pembentukan TIM
Dalam proses FGD maka diperlukan tim sebagai berikut serta fungsi
masing-masing anggota tim yaitu :
a. Moderator
Menurut Irwanto (2006: 28), dalam melaksanakan FGD, moderator
memerlukan berbagai keterampilan. Melatih moderator untuk menguasai
keterampilan-keterampilan agar kualitas FGD dan tujuan penelitian dapat
tercapai. Ada dua kategori yang perlu dipelajari yaitu :
Keterampilan substansi, yaitu keterampilan yang diperlukan moderator
dalam memahami substansi permasalahan yang didiskusikan. Keterampilan
ini harus memungkinkan moderator memahami isi diskusi atau arti dari
setiap ucapan moderator.
Keterampilan proses, yaitu keterampilan yang perlu dikuasai
moderator untuk mengatur proses diskusi, sehingga tujuan yang ingin
dicapai dengan memfokuskan diskusi pada persoalan yang hendak diteliti
dapat benar-benar tercapai.
37
Moderator adalah orang yang memimpin atau memfasilitasi diskusi.
Moderator harus dapat memahami tujuan dan pertanyaan penelitian, dan
terampil dalam mengelola diskusi.
b. Pencatat Proses
Pencatat proses berfungsi merekam inti permasalahan yang
didiskusikan serta dinamika kelompoknya. Tugas lain pencatat proses
adalah membantu moderator mengenai (a) waktu, (b) fokus diskusi,
(c) menanyakan pada moderator apakah masih ada pertanyaan penelitian
yang belum terjawab, dan (d) apakah ada peserta yang terlalu pasif sehingga
belum memperoleh kesempatan berbicara (Irwanto, 2006: 19).
Pencatat proses adalah komponen penting dalam persiapan FGD. Orang
yang mencatat proses adalah rekan kerja moderator. Tugas yang dilakukan
oleh pencatat proses antara lain :
a) Mencatat proses diskusi, terutama tema yang muncul, konflik-konflik,
inkonsisten, perasaan-perasaan yang dikemukakan, siapa yang
dominan pada topik, dan sebagainya.
b) Memberitahu moderator jika ada topik atau permasalahan yang luput
dari perhatiannya. Moderator juga dapat bertanya pencatat proses
untuk mengecek apakah ada yang terlewat.
c. Penghubung Peserta
Penghubung peserta adalah orang yang diberi tugas untuk mencari
peserta FGD sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk
menghindari terjadi bias dalam merekrut peserta maka peneliti perlu
38
menentukan tempat atau lokasi yang akan digunakan untuk FGD, selain itu
peneliti juga harus memberikan instruksi sejelas-jelasnya mengenai ciri-ciri
peserta yang dikehendaki.
d. Bloker
Bloker adalah anggota tim dengan tugas khusus, menjaga agar tidak
mengganggu kelancaran FGD, menjaga kelangsungan proses FGD dan
menjamin kenyamanan peserta selama proses FGD berjalan.
e. Petugas Logistik
Petugas logistik adalah anggota tim yang membantu menentukan tempat dan
alat-alat komunikasi selama melaksanakan proses FGD.
Untuk menunjang pelaksanaan FGD maka dibutuhkan perencanaan
yang baik. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah :
1) Alat Mencatat
Alat untuk mencatat proses diskusi menggunakan pensil atau
bolpen dan kertas atau buku catatan.
2) Ruang dan Tempat Duduk
Ruang yang digunakan saat melakukan FGD dipilih ruang yang
nyaman dan sedikit gangguan, ruang yang dipilih dalam melakukan
FGD adalah ruang yang terbuka dan luas.
Dalam pemilihan tempat duduk dipilih di lantai agar siswa dapat
menjadi lebih santai dan leluasa dalam bergerak. Posisi duduk tiga
perempat lingkaran agar semua peserta saat berbicara dapat saling
menjalin hubungan yang baik.
39
Berdasarkan pembentukkan anggota tim di atas, maka persiapan dalam
pembentukkan tim adalah :
a. Merekrut dan menyiapkan lebih dari satu moderator dan pencatat proses,
b. Menjalin kerjasama dengan mitra lokal untuk memperoleh anggota tim
lainnya.
6. Karakteristik Dalam FGD
a. Jumlah Peserta
Dalam pelaksanaan FGD jumlah peserta merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan. Agar efektif, maka jumlah peserta harus sangat
dibatasi. Menurut berbagai literatur tentang FGD (Dawson, Manderson &
Tallo, 1993) jumlah yang ideal adalah 7-11 orang. Bila terlalu sedikit tidak
memberi variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan mengurangi
kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan sumbangan pikiran
yang mendalam.
b. Ciri-ciri peserta
Peserta yang dipilih dari populasi atau komunitas yang benar-benar relevan
dengan persoalan yang dihadapi. Ada beberapa isu homogen-heterogen
kelompok yang perlu dipahami yaitu :
1. Pemilihan ciri-ciri peserta homogenitas dan heterogenitas peserta,
harus sesuai dengan tujuan diadakannya FGD.
40
2. Dalam mempertimbangkan persoalan hetero-homogenitas perlu
dipertimbangkan variabel yang akan diupayakan untuk haterogen atau
homogen.
3. Semakin homogen, sebenarnya semakin tidak perlu diadakan FGD
karena dengan melakukan wawancara satu orang hasilnya sudah sama.
4. Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisa hasil FGD karena
variasi terlalu besar. Setiap perbedaan adalah sah, dan oleh karena itu
tidak akan menghasilkan pemahaman yang bermanfaat.
5. Homogenitas-heterogenitas tergantung dari aspek-aspeknya. Jika jenis
kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang agama, homogen, tetapi
pengalaman dalam melaksanakan usaha kecil heterogen, maka
kelompok masih dapat berjalan dengan baik dan FGD masih dianggap
perlu.
6. Dengan demikian, yang perlu dipertimbangkan adalah ciri-ciri mana
yang harus heterogen dan ciri-ciri mana yang harus homogen?
Pengalaman dalam hal materi hendaknya dipahami sebaiknya ada
heterogenitas, walau tidak terlalu besar. Faktor-faktor lain, yang tidak
berhubungan dengan pengalaman tersebut dapat sangat homogen.
c. Komunikasi moderator-pencatat prosedur
Dalam melaksanakan FGD, moderator harus dapat berkomunikasi
dengan pencatat proses. Untuk itu terdapat aturan sebagai berikut :
41
1. Pemimpin diskusi tetap moderator, bukan pencatat proses. Jika ada
tidak dimengerti pencatat proses, lebih baik ditanyakan pada
moderator, namun jangan memotong pembicaraan sendiri.
2. Komunikasi dilakukan dengan kertas-kertas kecil atau berbicara
seperlunya dengan suara pelan pada moderator.
3. Dalam keadaan sangat mendesak, pencatat proses dapat meminta
waktu pada moderator untuk klarifikasi.
Komunikasi moderator-pencatat proses harus dua arah, dan pencatat
proses dapat mengambil inisiatif. Akan tetapi, cara yang ditempuh tidak
menganggu jalannya diskusi.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang motivasi
belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode Focus Group
Discussion (FGD). Menurut Irwanto (2006) metode FGD merupakan salah satu
metode perolehan data yang makin sering digunakan dalam penelitian sosial.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini,
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar siswa kelas X
SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui
metode Focus Group Discussion, dan implikasinya terhadap topik-topik
bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X
SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini diambil dari seluruh siswa kelas X SMA Stella Duce
Bantul yang terbagi dalam 2 kelas dengan jumlah siswa 42 siswa. Dari 42
siswa tersebut, jumlah siswa laki-laki berjumlah 19 siswa dan jumlah siswa
perempuan 23 siswa.
43
C. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Focus
Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh beberapa
teman mahasiswa bersama-sama dengan siswa, dengan karakteristik sebagai
berikut (Sedyaningsih & Mamahit 2008) : (1) Kelompok kecil (7 - 11 orang),
(2) Heterogen (sex, umur, sos-ek, pendidikan, dan lain-lain), (3) Diskusi
bebas-spontan, terfokus pada topik tertentu, (4) Dipimpin fasilitator, (5)
Dibantu beberapa asisten. FGD adalah suatu metode yang mendukung subjek
untuk memiliki kesempatan dalam memberikan pendapat, menjelaskan dan
berbagi pengalaman dalam diskusi yang dipimpin oleh moderator (Krueger,
1994: 7). Pertanyaan yang akan diajukan mengenai motivasi belajar baik yang
intrinsik maupun motivasi belajar yang ekstrinsik, yang akan didiskusikan
oleh siswa. Alat ini digunakan agar peneliti mengetahui secara langsung hal-
hal yang memotivasi belajar siswa, secara riil. Pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan adalah pertanyaan mengenai hal-hal yang memotivasi belajar
siswa, karena bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang memotivasi
belajar siswa selama ini yang diperoleh melalui jawaban-jawaban siswa
melalui Focus Group Discussion (FGD). Pertanyaan-pertanyaan yang disusun
hanya untuk memancing siswa agar mau berbicara atau mengungkapkan dan
mendengarkan siswa lain saat berbicara.
44
D. Validitas dan Reliabilitas
Menurut Krueger (1994: 31) FGD dapat dikatakan valid bila digunakan
dengan hati-hati untuk satu masalah atau permasalahan yang cocok untuk
penyelidikan focus group. Validitas adalah tingkat sebuah prosedur, apakah
prosedur tersebut dapat mengukur hal yang menjadi tujuan dari pengukuran.
Validitas dapat diketahui melalui tiga cara yaitu, dari tingkat yang paling
rendah adalah cara validitas yang terlihat, yang dimaksud dengan validitas
yang terlihat adalah, apakah hasilnya terlihat valid? Cara validitas tipe yang
lain adalah tingkatan yang merupakan hasil dari tingkah laku yang akan
nampak, sedangkan cara validitas yang ketiga melalui pengalaman dan
kejadian prediktif atau konvergen validitas.
Focus group pada umumnya memiliki validitas dan reliabilitas, yang
dilihat melalui tingkat kepercayaan pada pendapat partisipan, jumlah
kelompok dalam FGD 2-4 kelompok dan jumlah masing-masing dari
kelompok tersebut berjumlah antara7-11 orang, dan peserta yang memiliki
pengalaman yang sama namun peserta harus heterogen (Krueger, 1994: 32).
E. Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
Dua hari sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menghubungi
koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce Bantul. Peneliti
menghubungi koordinator Bimbingan dan Konseling dengan tujuan untuk
memperoleh informasi dan waktu (jadwal) untuk penelitian, yang
45
disesuaikan dengan waktu bimbingan klasikal. Selanjutnya peneliti
dianjurkan untuk menggunakan waktu bimbingan klasikal di kelas untuk
penelitian.
2. Persiapan Teknis
a. Pembentukan TIM
Sebelum melakukan penelitian, peneliti membentuk tim untuk
membantu proses FGD. Dalam pemilihan teman-teman yang akan
membantu dalam proses FGD, peneliti berusaha memilih orang-orang
yang kompeten dan mampu melaksanakan tugas yang telah ditentukan
dengan penuh tanggung jawab, orang-orang yang dapat diandalkan
dalam mengelola kelas, menguasai materi dan mampu menjalin relasi
yang baik dengan tim serta mampu menjalin kerjasama dengan peserta
FGD, selain itu peneliti berusaha memilih tim yang lancar
menggunakan bahasa daerah setempat, agar proses FGD berjalan
dengan lancar.
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengadakan briefing
pada setiap anggota tim agar mereka mengerti hal-hal yang harus
dilakukan saat FGD berlangsung, briefing dilakukan pada tanggal 1
April 2008, selanjutnya melakukan briefing antara moderator dan
asisten moderator (Krueger, 1994: 127), peneliti menjelaskan tentang
motivasi belajar siswa, mempersiapkan hal-hal yang akan ditanyakan
saat FGD, menjelaskan tugas-tugas yang akan dilakukan pada setiap
anggota tim.
46
Dalam proses FGD dalam memperoleh data, yang melibatkan :
a) Moderator
Seorang moderator adalah orang yang memimpin proses FGD.
Moderator harus memiliki keterampilan khusus agar dapat
bekerjasama baik dengan tim ataupun dengan siswa. Hal ini
dibutuhkan karena segala sesuatu yang terjadi dalam FGD
tergantung pada moderator.
b) Pencatat Proses
Pencatat proses adalah orang yang mencatat hasil diskusi peserta,
tugas pencatat prosespun tidak kalah penting dengan moderator
karena lengkap atau tidak data yang diperoleh dari hasil FGD
tergantung pada pencatat proses. Perlu diketahui pula antara
moderator dan pencatat proses harus terjalin kerjasama yang baik,
agar mendapatkan data yang diharapkan.
c) Penghubung Peserta
Adalah Koordinator Bimbingan Konseling SMA Stella Duce
Bantul.
d) Bloker
Bloker adalah orang yang bertugas sebagai penjaga keamanan
selama proses FGD berlangsung.
e) Petugas Logistik
Petugas logistik adalah anggota tim yang menentukan tempat yang
nyaman dan sedikit gangguan selama proses FGD, selain tugas
47
tersebut masih ada tugas lain yaitu membantu menentukan tempat
dan alat-alat komunikasi selama melaksanakan proses FGD.
b. Memilih Tempat
Tempat yang dipilih dalam proses FGD adalah tempat yang nyaman
dan sedikit gangguan agar proses FGD dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
3. Persiapan FGD
a. Pengembangan pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan kunci untuk FGD sebelum mengadakan diskusi
kelompok dengan siswa. Beberapa rumusan pertanyaan untuk
melakukan FGD :
1) Tujuan penelitian : Mengetahui Motivasi Belajar SMA Stella
Duce Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap Melalui Focus
Group Discussion.
2) Pertanyaan penelitian : Apa yang memotivasi belajar siswa kelas
X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008?
3) Pertanyaan Panduan : Lihat Lampiran I
b. Mendaftar peserta
Peserta didaftar agar dalam melakukan analisa dapat lebih mudah
dalam memasukan data-data yang diperlukan.
48
4. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di luar ruang kelas. Dalam melakukan
FGD, masing-masing kelas menggunakan waktu 45 menit. Adapun jadwal
pelaksanaan pengumpulan data penelitian di setiap kelas disajikan pada
table 1 hal 48 sebagai berikut :
Tabel 1
Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Kelas Tanggal Pengumpulan Data
Waktu Pengumpulan Data
Jumlah siswa yang hadir
Jumlah siswa yang tidak hadir
X.1 4 April 2008 45 menit 11 - X.2 4 April 2008 45 menit 10 - X.1 11 April 2008 45 menit 10 - X.2 11 April 2008 45 menit 11 -
Sebelum melakukan FGD, peneliti terlebih dahulu memberi pengantar
dan maksud serta tujuan kepada siswa. Setelah diberikan penjelasan,
sebelum memulai FGD Tim FGD melakukan permainan terlebih dahulu
agar dapat mencairkan suasana (Ice breaking) dan peserta dan fasilitator
saling mengenal satu sama lain. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa
tegang, lebih santai atau rileks selama melakukan FGD dan dapat
menghasilkan data yang diharapkan. Pencairan suasana tidak perlu terlalu
lama, karena bila terlalu lama proses FGD tidak akan berjalan dengan baik
karena keterbatasan waktu, setelah proses pencairan suasana usai maka
dilanjutkan dengan proses FGD, siswa diberi pertanyaan dan siswa diminta
untuk mendiskusikan pertanyaan yang diberikan oleh moderator, dan
petugas lain melakukan tugasnya sesuai dengan tugasnya masing-masing.
49
Suasana tempat FGD, cukup tenang dan siswa dapat diajak kerjasama
dengan baik, siswa dapat menangkap pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan oleh moderator, siswa cukup antusias menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh moderator, walaupun ada beberapa siswa
yang pasif. Siswa-siswa dapat diajak kerjasama dengan baik sehingga
proses FGD dapat berjalan dengan baik. Pada akhir pertemuan, peneliti
mengucapkan terima kasih kepada siswa yang telah bersedia melakukan
FGD.
F. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce
Bantul, teknik analisa data yang digunakan oleh peneliti, sesuai dengan
perumusan masalah penelitian yang diajukan. Analisis data dari hasil
penelitian ini adalah upaya untuk menghubungkan atau faktor yang dapat
diidentifikasi dalam data yang menjelaskannya. Dalam penelitian akademik
yang melibatkan lebih dari satu kelompok FGD, maka data catatan proses
yang ada harus disajikan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh peneliti.
Dalam melakukan analisis, maka langkah-langkah yang perlu diambil
adalah :
1. Peneliti memeriksa terlebih dahulu apakah tujuan FGD tercapai, dengan
melihat dari jumlah pertanyaan yang ditanyakan sesuai dengan rencana
atau tidak.
50
2. Apakah ada perubahan dalam tujuan FGD yang terjadi karena input dari
peserta?
3. Peneliti mengidentifikasikan masalah utama yang dikemukakan oleh
peserta.
4. Peneliti merumuskan variasi peserta dalam persoalan utama, variasi
sebagai perbedaan-perbedaan yang timbul, dari yang sangat ekstrem
sampai yang hanya berbeda sedikit saja. Jika perbedaan ini muncul, maka
keduanya harus disajikan secara objektif.
5. Peneliti membuat kerangka prioritas dari persoalan-persoalan yang muncul
berdasarkan sumberdaya yang ada, kemendesakan persoalan dan
kemungkinan dipecahkan dalam waktu dekat, jangka menengah dan
jangka panjang.
6. Penelitian melakukan koding sesuai dengan faktor-faktor yang
dikehendaki.
7. Dalam berpikir mengenai rekomendasi atau implikasi dari penelitian
dilandasi pemikiran bahwa akan ada kemungkinan FGD dilakukan
berdasarkan cita-cita besar, baik teoritis maupun praktis, maka analisa
tidak menghilangkan ciri-ciri lokal data yang ada.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Pada bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yaitu “Bagaimana
motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008
yang diungkap melalui Focus Group Discussion? “Serta topik-topik bimbingan
apa saja yang dapat diusulkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X
SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008?”. Penyajian hasil penelitian
dilanjutkan dengan pembahasan terhadap hasil penelitian tersebut.
Ada beberapa hal yang dikemukakan oleh peneliti dengan keterbatasan yang
terkandung dalam penelitian ini. Pertama, yang berkaitan dengan pertanyaan
penelitian. Pertanyaan penelitian yang berbentuk terbuka memungkinkan tidak
semua siswa mengungkapkan semua yang dirasakan oleh siswa karena mereka
merasa malu. Kedua, yang berkaitan dengan hasil penelitian. Hasil penelitian ini
bukanlah hal yang tetap atau permanen karena motivasi belajar selalu berubah-
ubah sesuai dengan situasi dan kondisi siswa terutama proses dan waktu belajar di
luar sekolah.
A. Hasil Penelitian
Motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran
2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group Discussion.
Pengumpulan data kualitatif digunakan untuk penggunaan instrument
wawancara mendalam dan pengamatan, penggunaan data kuantitif untuk
52
mengetahui persentasi jawaban-jawaban dari siswa karena penelitian yang
dilakukan berusaha untuk menerangkan realita sosial sebagaimana yang
dialami oleh individu atau siswa.
Susunan TIM untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) telah di
bahas pada bab III. Hasil FGD, SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran
2007/2008 adalah :
Pertama, proses FGD dilakukan pada tanggal 4 April 2008 di kelas X.1
dengan jumlah peserta 11 orang, 6 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra.
Dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 2 Hal-hal yang menjadi motivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Siswa mau belajar karena memiliki guru yang
menyenangkan, sabar, ramah, murah senyum, humoris, tidak
membodoh-bodohi siswanya dan mau memberi bonus nilai
pada siswa yang mau mengerjakan tugas yang diberikan.
11 siswa
2 Keinginan belajar bila memiliki guru yang mempunyai
metode belajar yang mudah dipahami oleh siswa.
11 siswa
3 Belajar karena keinginan untuk memiliki wawasan yang luas. 1 siswa
4 Kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan. 5 siswa
5 Kemauan untuk menjadi sukses dan mempunyai kehidupan
yang layak dimasa depan
5 siswa
7 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus dari
pada teman lain.
11 Siswa
8 Memiliki dorongan dari diri sendiri untuk mendapatkan nilai
yang tinggi
8 Siswa
9 Menjalin persaingan dengan pacar 1 Siswa
53
10 Keinginan untuk membahagiakan orang tua 8 Siswa
11 Orang tua memberikan semangat, fasilitas dan dukungan
untuk belajar
9 Siswa
12 Keinginan untuk membuktikan pada orang tua walaupun
mempunyai pacar namun masih bisa memiliki prestasi yang
baik di sekolah
1 Siswa
13 Mata pelajaran yang disenangi dapat memberi semangat
dalam belajar
11 Siswa
14 Keinginan untuk mempunyai teman yang banyak 11 Siswa
15 Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan dimasa yang akan
datang
11 Siswa
Tabel 3 Hal-hal yang tidak memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Guru galak 11 Siswa
2 Guru killer membuat siswa menjadi malas belajar 11 Siswa
3 Bila dijanjikan sesuatu oleh orang tua namun tidak ditepati 9 Siswa
Di kelas ini ada satu siswa yang tidak memiliki motivasi belajar karena
siswa tersebut kehilangan sosok ayah. Ayahnya meninggal saat gempa, siswa
tersebut setelah kehilangan ayahnya tidak memiliki motivasi belajar sama
sekali. Hal tersebut terbukti dari nilainya di kelas paling rendah, saat
mengikuti FGD siswa tersebut tidak memiliki ketertarikan dalam mengikuti
FGD, cenderung pasif, terlihat murung. Data ini diperoleh melalui observasi
dan wawancara mendalam dengan guru pembimbing di sekolah tersebut.
Guru pembimbing menjelaskan bahwa siswa kehilangan semangat karena
54
sosok seorang ayah yang selalu memberi dukungan dan perhatian telah
meninggal.
Kedua, proses FGD dilakukan pada tanggal 4 April 2008 di kelas X.2
dengan jumlah peserta 10 orang, 5 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra.
Dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4 Hal-hal yang memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Adanya kemauan untuk mengembangkan kemampuan diri 8 Siswa
2 Kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan 9 Siswa
3 Kemauan untuk mendapatkan nilai bagus dari pada teman
lain (persaingan)
10 Siswa
4 Kesenangan atau hobi mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan mata pelajaran eksakta
4 Siswa
5 Siswa mau belajar karena mempunyai guru yang
menyenangkan, sabar, ramah, tidak membodoh-bodohin
siswanya dan memberi bonus nilai.
10 Siswa
6 Kemauan untuk menjadi sukses dan mempunyai
kehidupan yang layak dimasa depan
9 Siswa
7 Keinginan untuk membahagiakan orang tua 8 Siswa
8 Keinginan untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan
orang tua.
10 Siswa
9 Keinginan untuk membuktikan pada orang tua bahwa
mampu memiliki prestasi yang baik dalam belajar
9 Siswa
10 Keinginan untuk mendapatkan ijazah 8 Siswa
11 Keinginan untuk mencari pengalaman hidup melalui
proses belajar
4 Siswa
12 Mata pelajaran yang disenangi dapat memberi semangat
dalam belajar
10 Siswa
13 Orang tua memberikan semangat, fasilitas dan dukungan 7 Siswa
55
untuk belajar
14 Keinginan untuk mempunyai teman yang banyak 10 Siswa
15 Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan dimasa yang akan
datang
10 Siswa
Tabel 5 Hal--hal yang tidak memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Guru Killer membuat siswa menjadi malas belajar 8 Siswa
2 Bila dapat nilai yang jelek guru marah-marah 10 siswa
3 Orang tua tidak memberi semangat pada siswa (orang tua
acuh terhadap prestasi belajar siswa)
3 Siswa
4 Bila tidak masuk sekolah guru marah-marah tanpa
mendengarkan alasan dari siswa
9 Siswa
Ketiga, proses FGD dilakukan pada tanggal 11 April 2008 di kelas X.1
dengan jumlah peserta 10 orang, 7 orang siswa putri dan 3 orang siswa putra.
Dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 6 Hal-hal yang memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Belajar karena keinginan untuk memiliki wawasan yang
luas
5 Siswa
2 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus dari
pada teman lain (persaingan)
10 Siswa
3 Adanya kemauan untuk mengembangkan kemampuan diri 7 Siswa
4 Kemauan untuk menjadi sukses dan mempunyai
kehidupan yang layak dimasa depan
10 Siswa
5 Kesenangan atau hobi mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan mata pelajaran eksakta
3 Siswa
56
6 Menjalin persaingan dengan pacar 1 Siswa
7 Memiliki semangat belajar bila mempunyai teman yang
dapat diajak bersaing (bila teman mempunyai nilai tinggi,
saya rendah malu)
10 Siswa
8 Siswa mau belajar karena mempunyai guru yang
menyenangkan, sabar, ramah, tidak membodoh-bodohin
siswanya dan memberi bonus nilai.
10 Siswa
9 Keinginan belajar bila memiliki guru yang mempunyai
metode belajar yang mudah dipahami oleh siswa.
10 Siswa
10 Keinginan untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan
orang tua
10 Siswa
11 Keinginan untuk mempunyai teman yang banyak 10 Siswa
12 Keinginan untuk mencari pengalaman hidup melalui
proses belajar
4 Siswa
13 Belajar bila ulangan atau bila ada PR 4 Siswa
14 Mata pelajaran yang disenangi dapat memberi semangat
dalam belajar
10 Siswa
15 Ada kemauan belajar bila pelajaran yang dipelajari sulit 2 Siswa
16 Orang tua memberikan semangat, fasilitas dan dukungan
untuk belajar
8 Siswa
17 Mata pelajaran eksakta membutuhkan banyak latihan agar
dapat mengerti dan dapat mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru.
6 Siswa
18 Membuat jadwal belajar di rumah 8 Siswa
19 Keinginan untuk hidup lebih baik dari orang tua
(memperbaiki keadaan ekonomi keluarga).
7 Siswa
20 Keinginan untuk mempunyai teman yang banyak 10 Siswa
21 Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan dimasa yang akan
datang
10 Siswa
57
Tabel 7 Hal--hal yang tidak memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Guru galak 8 Siswa
2 Guru Killer membuat siswa menjadi malas belajar 10 siswa
3 Bila dapat nilai yang jelek guru marah-marah 4 Siswa
4 Bila tidak masuk sekolah guru marah-marah tanpa
mendengarkan alasan dari siswa
9 Siswa
5 Bila dijanjikan sesuatu oleh orang tua namun tidak
ditepati
10 Siswa
6 Orang tua tidak memberi semangat pada siswa (orang tua
acuh terhadap prestasi belajar siswa)
4 Siswa
7 Orang tua marah-marah saat tahu nilai ujian jelek 5 Siswa
8 Orang tua membanding-bandingkan kemampuan anak
yang satu dengan yang lain
3 Siswa
Walaupun banyak siswa yang mengungkapkan pendapatnya di kelas ini,
namun ada satu siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar. Hal ini
disebabkan karena kurangnya dukungan dari orang tua atau orang tua tidak
terlalu memperhatikan prestasi belajar siswa tersebut, serta orang tua kurang
memperhatikan fasilitas yang diperlukan oleh siswa. Peneliti memperkirakan
pernyataan siswa tersebut karena orang tua mempunyai latar pendidikan yang
rendah, status sosial ekonomi keluarga menengah ke bawah sehingga tidak
dapat memberi fasilitas yang diperlukan oleh anak.
Keempat, proses FGD dilakukan pada tanggal 11 April 2008 di kelas X.2
dengan jumlah peserta 11 orang, 6 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra.
Dengan hasil sebagai berikut :
58
Tabel 8 Hal-hal yang memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan 9 Siswa
2 Kemauan untuk menjadi sukses dan mempunyai
kehidupan yang layak dimasa depan
11 Siswa
3 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus dari
pada teman lain (persaingan)
11 Siswa
4 Memiliki dorongan dari diri sendiri untuk mendapatkan
nilai yang tinggi
10 Siswa
5 Kesenangan atau hobi mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan mata pelajaran eksakta
3 Siswa
6 Keinginan dalam diri untuk masuk jurusan tertentu setelah
naik kelas XI
6 Siswa
7 Siswa mau belajar karena mempunyai guru yang
menyenangkan, sabar, ramah, tidak membodoh-bodohin
siswanya dan memberi bonus nilai.
10 Siswa
8 Keinginan untuk membahagiakan orang tua 7 Siswa
9 Keinginan untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan
orang tua
10 Siswa
10 Keinginan untuk membuktikan pada orang tua walaupun
mempunyai pacar namun masih bisa memiliki prestasi
yang baik di sekolah
1 Siswa
11 Menjalin persaingan dengan pacar 1 Siswa
12 Keinginan untuk membuktikan pada orang tua bahwa
mampu memiliki prestasi yang baik dalam belajar
7 Siswa
13 Memiliki semangat belajar bila mempunyai teman yang
dapat diajak bersaing (bila teman mempunyai nilai tinggi,
saya rendah malu)
11 Siswa
14 Keinginan untuk mencari pengalaman hidup melalui
proses belajar
2 Siswa
59
15 Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan dimasa yang akan
datang
11 Siswa
16 Keinginan untuk mendapatkan ijazah 9 Siswa
17 Belajar bila ulangan atau bila ada PR 7 Siswa
18 Orang tua memberikan semangat, fasilitas dan dukungan
untuk belajar
10 Siswa
19 Ada kemauan belajar bila pelajaran yang dipelajari sulit 3 Siswa
20 Keinginan untuk hidup lebih baik dari orang tua
(memperbaiki keadaan ekonomi keluarga)
7 Siswa
21 Mata pelajaran yang disenangi dapat memberi semangat
dalam belajar
11 Siswa
22 Keinginan untuk mempunyai teman yang banyak 11 Siswa
Tabel 9 Hal--hal yang tidak memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Guru galak 9 Siswa
2 Guru killer membuat siswa menjadi malas belajar 11Siswa
3 Bila dapat nilai yang jelek guru marah-marah 4 Siswa
4 Bila tidak masuk sekolah guru marah-marah tanpa
mendengarkan alasan dari siswa
9 Siswa
Di kelas ini terdapat juga siswa yang tidak memiliki motivasi belajar,
hal ini dapat diketahui dari saat moderator mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan motivasi belajar, secara rinci pertanyaannya adalah
“Bila besok ada ujian apakah kamu belajar dengan tekun di rumah” jawaban
dari siswa tersebut adalah “saya malas belajar, bila besok tidak bisa
mengerjakan soal ujian saya bisa mencontek”. Disimpulkan bahwa siswa
tidak memiliki motivasi belajar karena siswa mengandalkan mencontek untuk
mendapatkan nilai yang tinggi. Sedangkan perbuatan mencontek adalah
60
perbuatan yang tidak terpuji apalagi bila perbuatan tersebut diketahui oleh
guru mata pelajaran atau wali kelas. Dalam hal ini yang diperlukan oleh siswa
adalah perhatian dari wali kelas, guru mata pelajaran dan guru pembimbing
agar siswa mau belajar saat akan menghadapi ujian, tidak mengandalkan
mencontek. Bagi orang tua dibutuhkan perhatian yang lebih agar siswa mau
belajar tidak hanya di sekolah, belajar di rumahpun sangat penting untuk
menunjang prestasi belajar siswa di sekolah.
Tabel 10
Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas, Selama Empat Kali Pertemuan
Hal-Hal Yang Memotivasi Belajar Siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Belajar karena keinginan untuk memiliki wawasan yang
luas
6 Siswa
2 Kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan 23 Siswa
3 Kemauan untuk menjadi sukses dan mempunyai
kehidupan yang layak dimasa depan
35 Siswa
4 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus dari
pada teman lain (persaingan)
42 Siswa
5 Adanya kemauan untuk mengembangkan kemampuan
diri
15 Siswa
6 Memiliki dorongan dari diri sendiri untuk mendapatkan
nilai yang tinggi
18 Siswa
7 Kesenangan atau hobi mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan mata pelajaran eksakta
10 Siswa
8 Keinginan dalam diri untuk masuk jurusan tertentu
setelah naik kelas XI
6 Siswa
9 Siswa mau belajar karena mempunyai guru yang
menyenangkan, sabar, ramah, tidak membodoh-bodohin
siswanya dan memberi bonus nilai.
42 Siswa
61
10 Keinginan untuk membahagiakan orang tua 23 Siswa
11 Keinginan untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan
orang tua
30 Siswa
12 Keinginan untuk membuktikan pada orang tua walaupun
mempunyai pacar namun masih bisa memiliki prestasi
yang baik di sekolah
3 Siswa
13 Menjalin persaingan dengan pacar 3 Siswa
14 Keinginan untuk membuktikan pada orang tua bahwa
mampu memiliki prestasi yang baik dalam belajar
16 Siswa
15 Memiliki semangat belajar bila mempunyai teman yang
dapat diajak bersaing (bila teman mempunyai nilai
tinggi, saya rendah malu)
16 Siswa
16 Keinginan untuk mempunyai teman yang banyak 42 Siswa
17 Keinginan untuk mencari pengalaman hidup melalui
proses belajar
10 Siswa
18 Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan dimasa yang
akan datang
42 Siswa
19 Keinginan untuk mendapatkan ijazah 17 Siswa
20 Belajar bila ulangan atau bila ada PR 12 Siswa
21 Orang tua memberikan semangat, fasilitas dan dukungan
untuk belajar
34 Siswa
22 Ada kemauan belajar bila pelajaran yang dipelajari sulit 5 Siswa
23 Keinginan untuk hidup lebih baik dari orang tua
(memperbaiki keadaan ekonomi keluarga)
14 Siswa
24 Pentingnya belajar sebagai modal masa depan 39 Siswa
25 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang tinggi, karena
bila dapat nilai tinggi hasil dari mencontek malu
15 Siswa
26 Orang tua memberi perhatian pada jam belajar di rumah 25 Siswa
27 Belajar untuk menentukan target nilai yang akan
diperoleh
16 Siswa
28 Membuat jadwal belajar di rumah
8 Siswa
62
29 Mata pelajaran eksakta membutuhkan banyak latihan
agar dapat mengerti dan dapat mengerjakan soal-soal
yang diberikan oleh guru.
6 Siswa
30 Mata pelajaran yang disenangi dapat memberi semangat
dalam belajar
42 Siswa
Tabel 11
Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas, Selama Empat Kali Pertemuan tentang Hal-Hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang
mengungkapkan
1 Guru galak 35 Siswa
2 Guru Killer membuat siswa menjadi malas belajar 42 Siswa
3 Bila dapat nilai yang jelek guru marah-marah 8 Siswa
4 Bila tidak masuk sekolah guru marah-marah tanpa
mendengarkan alasan dari siswa
26 Siswa
5 Bila dijanjikan sesuatu oleh orang tua namun tidak
ditepati
19 Siswa
6 Orang tua tidak memberi semangat pada siswa (orang tua
acuh terhadap prestasi belajar siswa)
7 Siswa
7 Orang tua marah-marah saat tahu nilai ujian jelek 5 Siswa
8 Orang tua membanding-bandingkan kemampuan anak
yang satu dengan yang lain
3 Siswa
Tabel 12
Rincian Pernyataan Motivasi Belajar Yang Diungkapkan Oleh Siswa SMA Stella Duce Bantul Tahun Pelajaran 2007/2008 Berdasarkan FGD
No Motivasi Belajar
1 Motivasi Intrinsik
a. Belajar karena keinginan untuk memiliki wawasan yang luas
b. Kemauan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan
c. Kemauan untuk menjadi sukses dan mempunyai kehidupan yang layak
dimasa depan
d. Adanya kemauan untuk mengembangkan kemampuan diri
e. Memiliki dorongan dari diri sendiri untuk mendapatkan nilai yang tinggi
63
f. Kesenangan atau hobi mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan
mata pelajaran eksakta
g. Keinginan dalam diri untuk masuk jurusan tertentu setelah naik kelas IX
h. Keinginan untuk mencari pengalaman hidup melalui proses belajar
i. Pentingnya belajar sebagai modal masa depan
j. Kemauan untuk mendapatkan nilai yang tinggi, karena bila dapat nilai
tinggi hasil mencontek malu
k. Belajar untuk menentukan target nilai yang akan diperoleh
l. Membuat jadwal belajar di rumah
m. Mata pelajaran eksakta membutuhkan banyak latihan agar dapat mengerti
dan dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.
n. Mata pelajaran yang disenangi dapat memberi semangat dalam belajar
o. Kemauan untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus dari pada teman lain
(persaingan)
p. Keinginan untuk membahagiakan orang tua
q. Memiliki semangat belajar bila mempunyai teman yang dapat diajak
bersaing.
r. Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan dimasa yang akan datang
s. Keinginan untuk mendapatkan ijazah
t. Ada kemauan belajar bila pelajaran yang dipelajari sulit
u. Keinginan untuk hidup lebih baik dari orang tua (memperbaiki keadaan
ekonomi keluarga)
2 Motivasi Ekstrinsik
a. Siswa mau belajar karena mempunyai guru yang menyenangkan, sabar,
ramah, tidak membodoh-bodohin siswanya dan memberi bonus nilai.
b. Keinginan untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan orang tua
c. Keinginan untuk membuktikan pada orang tua walaupun mempunyai pacar
namun masih bisa memiliki prestasi yang baik di sekolah
d. Menjalin persaingan dengan pacar
e. Keinginan untuk mempunyai teman yang banyak
f. Keinginan untuk mendapatkan ijazah
g. Belajar bila ulangan atau bila ada PR
64
h. Orang tua memberikan semangat, fasilitas dan dukungan untuk belajar
i. Keinginan untuk hidup lebih baik dari orang tua (memperbaiki keadaan
ekonomi keluarga)
Tabel di atas menunjukan bahwa motivasi belajar intrinsik lebih besar
jumlahnya dari pada motivasi belajar ekstrinsik. Hal ini disebabkan karena siswa
memiliki tujuan belajar untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan yang luas dan
cita-cita dimasa yang akan datang.
Dari 42 sampel dari 2 kelas, 42 responden yang ditanyakan yang mempunyai
peranan yang sangat besar dalam memotivasi belajar siswa adalah guru mata
pelajaran, orang tua, teman serta pacar, yang ditunjukan pada grafik di bawah ini.
65
Berdasarkan hasil penelitian ada 3 siswa yang tidak memiliki motivasi belajar
sama sekali, hal ini disebabkan karena siswa sudah merasa putus asa dengan
kemampuan yang dimilikinya, sudah merasa pesimis tidak naik kelas karena
kemampuan intelektual yang pas-pasan, tidak mendapatkan dukungan dari orang
tua, tidak diberi fasiltas yang dibutuhkan oleh orang tua, kurangnya kesadaran dari
orang tua untuk memberikan dukungan belajar bagi siswa di rumah selain belajar
di sekolah, orang tua tidak memberi fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa, guru
Yang Memotivasi Belajar Siswa
Jml Siswa Kls X.1 dan X.2
Persentasi Kls X.1 dan X.2
Guru 42 100 % Orang tua 34 80,92 % Teman 42 100 % Pacar 3 7,14 %
66
kurang memperhatikan metode mengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa,
guru kurang memiliki sifat bersahabat dengan siswa jadi menyebabkan siswa
merasa kurang nyaman dan kurang terbuka pada guru.
Yang tidak termotivasi dalam belajar Kelas Jumlah
siswa Persentasi
X.1 2 4,76 % X.2 1 2,38 %
Grafik di atas menunjukan bahwa siswa memiliki motivasi belajar jika
orang-orang terdekat memberi dukungan yang baik dalam belajar. Guru
mempunyai peranan yang sangat penting dalam memotivasi belajar siswa,
karena di sekolah guru bisa sebagai pendidikan dan pembimbing dalam
belajar siswa. Guru yang disenangi oleh siswa adalah guru yang sabar,
menyenangkan, ramah, tidak membodoh-bodohi siswanya, humoris dan dapat
membantu siswa dalam memahami mata pelajaran tertentu khususnya mata
67
pelajaran yang membutuhkan latihan-latihan tertentu, misalnya mata
pelajaran matematika, akutansi, fisika dan kimia.
B. Pembahasan
Sebagai penelitian Kualitatif dan kuantitatif, peneliti ingin memaparkan
keadaan atau kondisi yang nyata atau riil yang dialami siswa. Dari hasil
penelitian, Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus
berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang
(Sardiman, 2007: 125). Guru memiliki peranan yang besar dalam memotivasi
belajar siswa, 42 siswa (100%) termotivasi belajar oleh guru. Menurut Prey
Katz (Sardiman, 2007: 143) peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang
dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan
dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta
nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
Hubungan guru dengan siswa atau anak didik di dalam proses belajar
mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya
bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang
digunakan, namun jika hubungan guru-siswa merupakan hubungan yang tidak
harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan. Dalam
proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.
Menurut Winkel (1996: 196) sifat dan sikap yang diharapkan oleh siswa
terhadap guru adalah keluwesan dalam pergaulan, suka humor, kemampuan
68
untuk menyelami alam pikiran dan perasaan anak, kepekaan terhadap
tuntutan keadilan, kemampuan untuk mengadakan organisasi, kreativitas dan
rela membantu.
Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang
terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Guru
senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar. Menurut Slameto (2007: 99) ada empat hal
yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi belajar siswa yaitu
(1) membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar; (2) menjelaskan
secara konkrit kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran;
(3) memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai sehingga dapat
merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik di kemudian hari; (4)
membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Siswa yang termotivasi belajar oleh orang tua dari 42 siswa 34 siswa
(80,95%) termotivasi oleh orang tua. Menurut peneliti orang tua mempunyai
peranan yang sangat besar dalam memotivasi belajar karena orang tua
merupakan orang yang paling dekat dengan anak, orang tua memberikan
dukungan, fasilitas, perhatian pada anak dapat membuat anak bersemangat
dalam mencapai prestasi belajar. Dengan demikian siswa dapat memperoleh
pengetahuan atau pengalaman sendiri di rumah atau di masyarakat.
Teman dan pacar memiliki peran dalam memotivasi belajar siswa di
sekolah, persentasi siswa yang termotivasi belajar karena teman dari 42 siswa
42 (100%) termotivasi oleh teman dan dari 42 siswa 3 (7,14%) siswa
69
termotivasi oleh pacar. Teman dan pacar merupakan orang yang dapat
memotivasi belajar. Menurut peneliti peranan teman dan pacar di sekolah
dapat memacu siswa dalam bersaing mendapatkan prestasi, nilai yang baik.
Persaingan antar teman atau pacar membuat siswa merasa malu bila
mendapatkan nilai yang rendah maka siswa akan berusaha semaksimal
mungkin agar mendapat nilai atau prestasi yang baik di sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat siswa yang tidak
memiliki motivasi dalam belajar yang berjumlah 3 siswa (7,14%). Menurut
peneliti hal ini disebabkan karena siswa kurang mendapat dukungan dari
orang tua dan orang tua kurang memperhatikan fasilitas bagi anak karena
orang tua memiliki sosial-ekonomi yang pas-pasan, selain itu orang tua
memiliki latar pendidikan yang rendah sehingga orang tua kurang
memperhatikan prestasi yang dicapai oleh anak.
Lemahnya motivasi yang diberikan oleh orang tua dapat mengakibatkan
siswa merasa putus asa dengan hasil yang telah diperoleh karena tidak
maksimal atau tidak sesuai dengan target. Djamarah (2002: 207) mengatakan
bahwa “Kurangnya kelengkapan alat-alat belajar bagi anak di rumah,
sehingga kegiatan belajar yang diperlukan tidak terpenuhi maka kegiatan
belajar berhenti untuk beberapa saat. Anak tidak memiliki ruang khusus untuk
belajar di rumah”. Faktor lain yang mempengaruhi anak tidak memiliki
motivasi belajar adalah kurangnya motivasi dari orang tua karena latar
belakang pendidikan orang tua yang rendah, kurangnya biaya pendidikan
70
yang disediakan orang tua sehingga anak harus ikut memikirkan bagaimana
mencari uang untuk biaya sekolah.
Ada juga siswa yang tidak termotivasi dalam belajar karena kehilangan
sosok ayah (meninggal), menyebabkan anak tidak berkonsentrasi dalam
belajar karena mengalami kehilangan sosok ayah yang membimbingnya
dalam belajar, anak merasa putus asa, dan murung, sehingga tidak ada
semangat lagi untuk melakukan kegiatan belajar baik di rumah maupun di
sekolah. Perhatian orang tua yang tidak memadai membuat anak merasa
kecewa dan frustasi. Anak merasa seolah-olah tidak memiliki orang tua
sebagai tempat menggantungkan harapan, sebagai tempat bertanya bila ada
pelajaran yang tidak dimengerti. Kerawanan hubungan antara anak dengan
orang tua ini menyebabkan masalah psikologis dalam belajar anak di rumah
dan di sekolah.
71
BAB V
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE BANTUL
TAHUN AJARAN 2007/2008
Bab ini memuat implikasi hasil penelitian terhadap usulan topik-topik
bimbingan siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul.
Topik-topik bimbingan untuk siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul yang
diusulkan didasarkan pada hasil Focus Group Discussion motivasi belajar siswa,
seperti pada hasil FGD hal 52-62. Usulan topik-topik bimbingan ini sejalan
dengan tujuan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan belajar
(akademik) yang membantu siswa antara lain untuk :
1. Memahami arti dari motivasi belajar
2. Memahami fungsi motivasi dalam proses belajar
3. Semakin termotivasi untuk bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar
4. Semakin termotivasi untuk mencapai prestasi belajar
5. Semakin termotivasi untuk memiliki wawasan yang luas
6. Semakin termotivasi untuk mencapai cita-cita
7. Mampu mengelola waktu yang tepat untuk belajar
8. Mampu mengembangkan kemampuan diri
9. Semakin mempercayai kemampuan diri
10. Semakin menyadari bahwa belajar tidak hanya dilakukan saat menjelang
ujian saja.
72
Tabel 15
Usulan Topik-topik Bimbingan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Stella Duce Bantul
No Tujuan
Pelayanan
Nomor
pernyataan
Topik Sub Topik Waktu Bidang
Bimbingan
Metode Sumber
1 Memahami arti
dari motivasi
belajar.
Motivasi
belajar
a. Pengertian motivasi
belajar
b. Pentingnya motivasi
dalam belajar
c. Usaha-usaha untuk
meningkatkan motivasi
belajar
d. Manfaat dari motivasi
belajar
3JP Pribadi-
sosial
Ceramah
sharing
pengalaman
a. Djamarah, S 2002.
Psikologi Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
b. Winkel, W.S 1996.
Psikologi Pengajar.
Jakarta: Garsindo
2 Memahami
fungsi motivasi
dalam proses
belajar.
5,11,14,16,
17, 19.
Fungsi
motivasi
belajar
Meningkatkan motivasi
belajar dengan melihat
pada fungsi motivasi
belajar
3JP Belajar Konseling
Pribadi dan
kelompok
Sardiman, A. M. 2007.
Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
73 3 Siswa semakin
termotivasi untuk bertanggung jawab dalam proses belajar
12,25 Tanggung
jawab
Cara Menerapkan
tanggung jawab dalam
Proses belajar
2JP Pribadi-
sosial
Dinamika
Kelompok,
Sharing.
Purwaningsih. Dkk. 1997.
Modul Bimbingan dan
Konseling: Depdikbud.
4 Siswa semakin
termotivasi untuk
mencapai belajar
4,6,27 Motivasi
berprestasi
Cara memotivasi siswa
untuk meningkatkan
motivasi belajar di
sekolah
2 JP Akademik Konseling
Kelompok
dan
Individual.
a. Winkel, W.S. 1996.
Psikologi Pengajaran.
Jakarta: Grasindo
b. Wishnubroto, W. 1994.
Kiat Hidup Sukses.
Yogyakarta: Kanisius
5 Semakin
termotivasi untuk
memiliki
wawasan yang
luas
1 Motivasi
untuk
memiliki
wawasan
yang luas
a. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memiliki wawasan yang luas
b. Usaha-usaha agar memiliki motivasi untuk memiliki wawasan yang luas
c. Manfaat memiliki motivasi untuk memiliki wawasan yang luas
3JP Belajar Ceramah,
diskusi,
Tanya
jawab
a. Sardiman, A. M. 2007.
Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar.
Jakarta : Raja Grafindo
b. Winkel, W.S. 1996.
Psikologi Pengajaran.
Jakarta: Grasindo
74 6 Siswa semakin
termotivasi untuk
mencapai cita-
cita
2,3,10,13,
18,23
Motivasi
dalam
mencapai
cita-cita
a. Pengertian motivasi
dalam mencapai cita-cita
b. Usaha-usaha agar
memiliki motivasi dalam
mencapai cita-cita
c. Manfaat memiliki
motivasi dalam mencapai
cita-cita
3JP Karier Ceramah
Tanya
jawab
Sinurat, R.H. 2002. Modul
Bimbingan dan Konseling
Karier II. Yogyakarta : USD
7 Siswa mampu
mengelola waktu
untuk belajar
26,28 Mengelola
waktu
a. Menyebutkan cara
mengelola waktu yang
baik.
b. Menyebutkan tindakan-
tindakan yang akan
dilakukan agar dapat
mengelola waktu dengan
baik
c. Manfaat dari mengelola
waktu dengan baik
2JP Pribadi-
sosial
Sharing
kelompok
dan Tanya
jawab
a. Dapoter, B & Henarcki,
M. 1999. Quantum
Learning : Membiasakan
Belajar Nyaman dan
Menyenangkan.
Bandung: Kaifa
b. Staf Yayasan Cipta Loka
Caraka. 1983. Aku
Berhasil Dalam Studi.
Jakarta: Cipta Loka
Caraka
75 8 Siswa mampu
mengembangkan
kemampuan diri
5,7,29 Pengemban
gan diri
a. Pengertian
pengembangan diri
b. Usaha-usaha yang
dilakukan untuk
mengembangkan diri
c. Manfaat
mengembangkan diri
2JP Pribadi –
sosial
Ceramah,
diskusi,
Tanya
jawab
a. Sinurat, R.H. 2002.
Modul Konsep Diri dan
Pengembangannya.
Yogyakarta : USD
b. Supratiknya, A. 1995.
Komunikasi Antar
Pribadi. Yogyakarta:
Kanisius
9 Siswa semakin
mampu
mempercayai
kemampuan diri
8 Percaya diri a. Pengertian percaya diri
b. Pentingnya percaya diri
c. Usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan rasa
percaya diri
2JP Pribadi-
sosial
Ceramah,
diskusi,
Tanya
jawab
a. Naramore, M. 1961.
Mengatasi Rasa Rendah
Diri. Bandung: Kalam
Hidup
b. Lanur, A. 1983.
Menemukan Diri.
Yogyakarta: Kanisius
c. Supratiknya, A. 1995.
Komunikasi Antar
Pribadi Tinjauan
Psikologi. Yogyakarta:
Kanisius
76 10 Siswa semakin
menyadari
bahwa belajar
tidak hanya
dilakukan saat
menjelang ujian
saja.
20 Belajar
yang efektif
a. Pengertian belajar yang
efektif
b. Usaha-usaha untuk
meningkatkan belajar
yang efektif
c. Manfaat belajar yang
efektif
2JP Belajar Ceramah,
Tanya
jawab
a. Liang Gie, The. 1995.
Cara Belajar Yang
Efektif Jilid II.
Yogyakarta: Liberti
b. Staf Yayasan Cipta Loka
Caraka. 1983. Aku
Berhasil Dalam Studi.
Jakarta: Cipta Loka
Caraka
77
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN
A. Topik/Pokok Bahasan : Mengelola waktu
B. Bidang Bimbingan : Pribadi
C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Umum : Siswa semakin mampu mengelola waktu luang
dengan baik
F. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti kegiatan ini siswa semakin
mampu mengelola waktunya untuk belajar
agar mencapai prestasi belajar yang baik di
sekolah.
1. Membuat jadwal untuk mengisi waktu
luang.
2. Menyebutkan tindakan-tindakan yang akan
dilakukan agar dapat mengelola waktu
dengan baik.
Tujuan Global : Siswa dapat menyebutkan manfaat kegiatan
ini untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
G. Sasaran Pelayanan Bimbingan : Kelas X SMA Stella Duce Bantul
H. Materi Pelayanan : 1. Jadwal mengelola waktu.
78
2.Tindakan-tindakan yang akan dilakukan
agar dapat mengelola waktu dengan
baik.
I. Metode, Kegiatan dan Langkah-langkah :
1. Metode : Ceramah, pemberian tugas, Sharing.
2. Kegiatan dan Langkah-langkah :
No Intrakurikuler Kokurikuler
Pembimbing Binimbing
1
2
3
4
5
6
Menjelaskan tujuan kegiatan
Memberi intruksi untuk membentuk
kelompok
Mensharingkan dengan kelompok
Mensharingkan dengan kelompok besar
Menyimpulkan
Penutup
Mendengarkan
Mendengarkan dan
membentu kelompok
Mendengarkan
Mendengarkan dan
menjawab
Mendengarkan
Mendengarkan
Siswa
diharapkan
mampu
menerapkan
cara mengelola
waktu yang baik
dalam
meningkatkan
prestasi belajar.
J. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kealas
K. Waktu : Semester II/45’
L. Penyelenggara : Praktikan
M. Pihak yang disertakan : -
N. Alat : Folder
79
O. Evaluasi :
P. Spesifik : a. Membuat jadwal mengelola waktu yang baik!
b. Jelaskan tindakan-tindakan yang akan dilakukan
agar dapat mengelola waktu dengan baik!
Global : Sejauh manakah kegiatan ini bermanfaat bagi Anda?
a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
Q. Rencana Tindak Lanjut : Pembimbing memberikan layanan konseling secara
individual bagi siswa yang membutuhkan.
R. Catatan Khusus : -
S. Sumber :
Dapoter, B & Henarcki, M. 1999. Quantum Learning : Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa
Yogyakarta,………..2008
Mengetahui
Koordinator BK Praktikan
(………………..) (Rusdwiana)
80
KIAT MENGELOLA WAKTU
Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
1. Tetapkan tujuan
Luangkan waktu, coba renungkan
dan tuliskan tentang hidup sekaligus
tujuan hidup kita. Dengan cara ini
kita tahu persis apa yang sebetulnya
kita inginkan dan bagaimana cara
mencapaikannya.
2. Tentukan tujuan
Sekarang coba lihat agenda
mingguan kita. Perhatikan hari demi
hari dan mulailah
Menentukan tujuan untuk pekan
depan. Apa yang harus dilakukan,
bagaimana caranya. Tujuan tidak
harus berkaitan dengan aktivitas
fisik.
3. Atur prioritas
Sekarang cobalah skala prioritas.
Tentukan aman yang mendesak,
penting, agak penting, serta tidak
penting. Dengan begitu,
segalanya jadi jelas sehingga kita
dapat menentukan sendiri
81
bagaimana harus menghabiskan
waktu yang sangat terbatas itu.
4. Jadwal mingguan
Mulai sekarang buat jadwa
mingguan. Isi dengan kegiatan-
kegiatan atau tujuan yang ingin
kita lakukan atau kita capai.
Tidak perlu kecewa jika
ternyata tidak tercapai karena
terkadang sesuatu terjadi secara
tiba-tiba tanpa kita rencanakan.
Simpan kegiatan yang tertunda
tadi dan jadikan prioritas
minggu depan.
5. Nikmati keberhasilan
Catat saja tujuan yang berhasil
dan tidak, sehingga kita
menjadi lebih menghargai
waktu. Hiduppun jadi terlihat
lebih enteng, tanpa perlu
diburu-buru waktu. Terakhir,
nikmati kemenangan kita
karena kita sudah berhasil
membagi dan mengatur waktu
dengan baik.
Good Luck…..!!!
82
BAB VI
RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN
Pada bab ini memuat ringkasan, kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk
pihak SMA Stella Duce Bantul serta peneliti lain. Bagian ringkasan memuat latar
belakang masalah, landasan teori, rumusan masalah, metodologi penelitian dan
hasil penelitian. Bagian saran-saran memuat saran-saran untuk pihak sekolah
SMA Stella Duce Bantul dan bagi peneliti lain.
A. Ringkasan
Manusia memiliki motivasi yang melatarbelakangi berbagai macam
tingkah laku dalam kehidupannya. Di antara sekian banyak motivasi yang
melatarbelakangi tingkah laku manusia salah satunya adalah motivasi belajar.
Motivasi pada dasarnya terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang
harus dipenuhi. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah
sering kali ada anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, suka
mencontek saat ujian dan lain sebagainya. Permasalahan yang dihadapi oleh
siswa karena kurang berhasilnya dalam pemberian motivasi yang kuat untuk
mendorong siswa agar dapat belajar dengan segenap tenaga dan pikirannya
dan dapat mencapai prestasi yang diharapkan.
Pada proses dan kegiatan belajar mengajar di kelas, kadang juga
ditemukan siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam belajar. Maka belajar
83
memerlukan motivasi, karena motivasi merupakan suatu kekuatan psikis yang
dapat mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Cara mengungkap motivasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Focus Group Discussion (FGD), karena FGD efektif untuk mendapatkan
informasi bagaimana cara siswa berpikir, berperasaan dan bagaimana cara
siswa bertindak, dalam hal ini yang mempunyai pengaruh besar dalam
memotivasi belajar siswa, hal-hal yang dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa, dan orang-orang yang dapat mendukung prestasi belajar siswa. Melalui
FGD juga dapat diketahui hal-hal yang memotivasi belajar siswa secara riil.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui motivasi belajar siswa
kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap
melalui metode focus group discussion (FGD), (2) Menyusun topik-topik
bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X
SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 (yang diungkap melalui
metode focus group discussion).
Tujuan penelitian ini dituangkan ke dalam rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun
Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group
Discussion?
2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran
2007/2008(yang diungkap melalui metode Focus Group Discussion)?
84
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode Focus Group Discussion. Subjek penelitian ini adalah para siswa
kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang berjumlah 42
siswa, yang terbagi dalam 19 siswa laki-laki berjumlah dan 23 siswa
perempuan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Focus Group
Discussion” dengan menggunakan panduan pertanyaan yang dapat
mengungkapkan motivasi belajar siswa yang berjumlah 10 pertanyaan.
Menurut Krueger (1994: 31) FGD dapat dikatakan valid bila digunakan
dengan hati-hati untuk satu masalah atau permasalahan yang cocok untuk
penyelidikan focus group. Validitas adalah tingkat sebuah prosedur, apakah
prosedur tersebut dapat mengukur hal yang menjadi tujuan dari pengukuran.
Validitas dapat diketahui melalui tiga cara yaitu, dari tingkat yang paling
rendah adalah cara validitas yang terlihat, yang dimaksud dengan validitas
yang terlihat adalah, apakah hasilnya terlihat valid? Cara validitas tipe yang
lain adalah tingkatan yang merupakan hasil dari tingkah laku yang akan
nampak, sedangkan cara validitas yang ketiga melalui pengalaman dan
kejadian prediktif atau konvergen validitas
Focus group pada umumnya memiliki validitas dan reliabilitas yang
dilihat melalui tingkat kepercayaan pada pendapat partisipan, jumlah
kelompok dalam FGD 2-4 kelompok dan jumlah masing-masing dari
kelompok tersebut berjumlah antara7-11 orang, dan peserta yang memiliki
pengalaman yang sama namun peserta harus heterogen (Krueger, 1994: 32).
85
Prosedur pengumpulan data meliputi empat tahap, yaitu : (1) Tahap
persiapan, mencangkup kegiatan menghubungi Kepala Sekolah dan
Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce Bantul; menyusun
pertanyaan panduan untuk FGD, mengadakan penelitian untuk mengetahui
tingkat validitas, (2) Persiapan teknis (a) Pembentukan TIM yang terdiri dari
Moderator, Pencatat Proses, Penghubung Peserta, Bloker, Petugas Logistik.
(b) Memilih tempat. (3) Persiapan FGD yang terdiri dari (a) Pengembangan
pertanyaan, (b) Mendaftar Peserta. (4) Tahap Pelaksanaan.
Teknik analisa data yang digunakan sesuai dengan perumusan masalah
penelitian yang diajukan yaitu memeriksa terlebih dahulu apakah tujuan FGD
tercapai, apakah ada perubahan dalam tujuan FGD, mengidentifikasikan
masalah utama yang dikemukakan oleh peserta, merumuskan variasi dalam
persoalan utama, membuat kerangka prioritas dari persoalan yang muncul,
melakukan koding, berpikir mengenai rekomendasi dan implikasi dari
penelitian.
Hasil penelitian yang dilakukan di kelas X SMA Stella Duce Bantul
adalah sebagai berikut :
1. Motivasi belajar yang diungkap siswa melalui FGD adalah Belajar karena
keinginan untuk memiliki wawasan yang luas, Kemauan untuk mencapai
cita-cita yang diharapkan, Kemauan untuk menjadi sukses dan mempunyai
kehidupan yang layak dimasa depan, Adanya kemauan untuk
mengembangkan kemampuan diri, Memiliki dorongan dari diri sendiri
untuk mendapatkan nilai yang tinggi, Kesenangan atau hobi mengerjakan
86
tugas-tugas yang berhubungan dengan mata pelajaran eksakta, Keinginan
dalam diri untuk masuk jurusan tertentu setelah naik kelas IX, Keinginan
untuk mencari pengalaman hidup melalui proses belajar, Pentingnya
belajar sebagai modal masa depan, Kemauan untuk mendapatkan nilai
yang tinggi, karena bila dapat nilai tinggi hasil mencontek malu, Belajar
untuk menentukan target nilai yang akan diperoleh, Membuat jadwal
belajar di rumah, Mata pelajaran eksakta membutuhkan banyak latihan
agar dapat mengerti dan dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
guru, Mata pelajaran yang disenangi dapat memberi semangat dalam
belajar, Kemauan untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus dari pada
teman lain (persaingan), Siswa mau belajar karena mempunyai guru yang
menyenangkan, sabar, ramah, tidak membodoh-bodohin siswanya dan
memberi bonus nilai, Keinginan untuk membahagiakan orang tua,
Keinginan untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan orang tua,
Keinginan untuk membuktikan pada orang tua walaupun mempunyai pacar
namun masih bisa memiliki prestasi yang baik di sekolah, Menjalin
persaingan dengan pacar, Keinginan untuk membuktikan pada orang tua
bahwa mampu memiliki prestasi yang baik dalam belajar, Memiliki
semangat belajar bila mempunyai teman yang dapat diajak bersaing (bila
teman mempunyai nilai tinggi, saya rendah malu), Keinginan untuk
mempunyai teman yang banyak, Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan
dimasa yang akan datang, Keinginan untuk mendapatkan ijazah, Belajar
bila ulangan atau bila ada PR, Orang tua memberikan semangat, fasilitas
87
dan dukungan untuk belajar, Ada kemauan belajar bila pelajaran yang
dipelajari sulit, Keinginan untuk hidup lebih baik dari orang tua
(memperbaiki keadaan ekonomi keluarga).
2. Topik-topik bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
X SMA Stella Duce Bantul.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pernyataan siswa tentang
motivasi belajar dijadikan sebagai acuan untuk usulan topik-topik
bimbingan yang diusulkan antara lain motivasi belajar, fungsi motivasi
belajar, tanggung jawab, motivasi berprestasi, motivasi untuk memiliki
wawasan yang luas, motivasi dalam mencapai cita-cita, mengelola waktu,
mengembangkan waktu, percaya diri, belajar yang efektif.
B. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan metode
yang tercantum dalam BAB III, penulis berpendapat ada beberapa faktor yang
memotivasi belajar siswa yaitu :
1. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh motivasi belajar intrinsik dan
motivasi belajar ekstrinsik, namun motivasi belajar intrinsik lebih besar
pengaruhnya di bandingkan dengan motivasi ekstrinsik karena siswa
belajar karena tujuan ingin memiliki pengetahuan, wawasan yang luas
dan karena adanya kesadaran untuk belajar sebagai modal dimasa yang
akan datang.
88
2. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh peranan orang tua, guru, teman
dan pacar.
3. Berdasarkan hasil penelitian terdapat tiga siswa yang tidak memiliki
motivasi belajar hal ini disebabkan karena kehilangan sosok ayah, ujian
mengandalkan mencontek dan kurangnya fasilitas dari orang tua.
C. Saran
1. Bagi Pihak Sekolah
a. Agar para guru dan karyawan yang bertugas, khususnya guru mata
pelajaran yang mengajar di kelas X dapat bekerjasama dengan wali
kelas, dan orang tua dalam memperhatikan kebutuhan belajar siswa
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah, dengan
memahami keinginan siswa untuk memiliki guru yang bisa
bersahabat, ramah, humoris dan murah senyum. Pada dasarnya,
kebutuhan siswa akan terpenuhi dalam belajar bila memiliki guru
dan orang tua yang dapat memberi dukungan bagi siswa dalam
memotivasi belajar untuk mencapai prestasi belajar siswa.
b. Koordinator BK dan guru pembimbing di kelas X, agar dapat
memberikan bimbingan atau pendampingan belajar dengan
mempertimbangkan hasil penelitian ini serhingga dapat memahami
siswa secara pribadi.
89
2. Bagi Siswa
a. Bagi siswa diharapkan berani mengungkapkan masalah yang sedang
dihadapinya, baik kepada teman, orang tua ataupun pada guru
pembimbing agar permasalahan yang dihadapi cepat mendapatkan
penyelesaian yang tepat.
b. Siswa diharapkan dapat belajar berbicara di muka umum dan
berempati terhadap permasalahan yang dihadapi oleh orang lain dan
dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahannya.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lain yang akan
melakukan atau melanjutkan penelitian yang berkaitan atau serupa
dengan topik ini. Peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini
disarankan agar lebih memahami subjek penelitian, karena setiap subjek
yang satu dengan yang lain akan mengungkapkan hal yang berbeda
dalam meningkatkan motivasi belajar, pengalaman dalam proses dan
aktivitas belajar yang berbeda dan kebutuhan hidup yang berbeda pula,
terutama bagi siswa sebagai subjek penelitian di sekolah lain.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. & Supriyono, Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Dawson, S., Manderson, L., & Tallo, V.L. 1993. A manual for the use of Focus
Group. Boston, USA : International Nutrition Foundation For Developing Countries (INFDC).
Depdikbud. 1991. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta. Depdikbud. __________ 1992. Kurikulum Pendidikan Tenaga Kependidikan Sekolah
Menengah Program S1, Buku IIB, Mata Kuliah Keahlian Program Studi : Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Dirjen Perguruan Tinggi.
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit PT
Rineka Cipta. Djamarah, A. M. 2002. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Jakarta: Raja Grafindo Persada. Gunarsa, D. Yulia Singgih. 1978. Psikologi Untuk Membimbing Jilid I. Jakarta :
PT BPK Gunung Mulia. _______________________ 1981. Psikologi Untuk Membimbing Jilid II. Jakarta:
PT BPK Gunung Mulia. Handoko, Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Kanisius. Hariyono, Rudi 2000. Menyingkap Rahasia Gadis. Jawa Timur: Putra Pelajar. Hurlock, Elizabeth B. 1980. Child Development. USA. Irwanto, 2006. Focused Group Discussion. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Krueger, R.A. 1994. Focus Group. Thousand Oaks, CA : Sage Publications. Monks, F.J. Knoers, A. M. P. & Haditono. Siti Rahayu. 1998. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University. Press. Maslow, A. 1970. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta : Gramedia. Natawijaya, Rochman (ed). 1981. Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di
Sekolah. Jakarta : Dep. P dan K, Dirjen Dikdasmen.
91
Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. _________ 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah : Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Purwanto, M. Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Sardiman, A. M 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV.
Rajawali. Sedyaningsih & Mamahit 2008. Diskusi Kelompok Terarah. WWW. Google.com. Slameto. 2007. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina
Aksara. Soekanto, Soerjono. 1989. Remaja dan Pola Rekreasinya. Jakarta : PT BPK
Gunung Mulia. Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo. ___________ 1987. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta :
Grasindo. Winkel, W. S & Hastuti, MM. Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grasindo
LAMPIRAN
93 Lampiran 1
Pertanyaan-pertanyaan untuk FGD
1. Apakah keinginan Anda belajar mudah hilang/kurang bila ada teman/orang lain
yang mengajak Anda jalan-jalan/bermain?
2. Apakah teman-teman Anda/orang-orang sekitar mempunyai andil dalam
membentuk motivasi belajar Anda?
3. Apakah nilai yang tinggi merupakan sebuah kebutuhan bagi Anda sehingga
Anda termotivasi mencapainya?
4. Apakah Anda mendapat dukungan dari orang tua/teman lain dalam hal belajar?
5. Apakah Anda menyukai mata pelajaran tertentu, mata pelajaran apa saja dan
apa yang membuat Anda menyukainya?
6. Apakah Anda mempelajari mata pelajaran dengan sungguh-sungguh?
7. Apakah motivasi Anda dalam belajar mengarahkan kegiatan belajar Anda?
8. Apakah motivasi Anda dalam belajar memberi semangat pada diri Anda untuk
belajar?
9. Apakah Anda termotivasi untuk belajar apabila seseorang akan memberi kamu
sebuah hadiah? jelaskan alasan Anda!
10. Apa yang memotivasi belajar Anda selama ini?
94
Tabulasi Data
Pernyataan Siswa pada kelompok I pada tanggal 4 April 2008 dengan jumlah siswa di
kelas X.2 11 siswa yang terdiri dari 6 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra adalah
sebagai berikut :
Hal-hal yang menjadi motivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Siswa mau belajar karena memiliki guru
yang menyenangkan, sabar, ramah, murah
senyum, humoris, tidak membodoh-
bodohi siswanya dan mau memberi bonus
nilai pada siswa yang mau mengerjakan
tugas yang diberikan.
11 siswa
2 Keinginan belajar bila memiliki guru yang
mempunyai metode belajar yang mudah
dipahami oleh siswa.
11 siswa
3 Belajar karena keinginan untuk memiliki
wawasan yang luas.
1 siswa
4 Kemauan untuk mencapai cita-cita yang
diharapkan.
5 siswa
5 Kemauan untuk menjadi sukses dan
mempunyai kehidupan yang layak dimasa
depan
5 siswa
7 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang
lebih bagus dari pada teman lain
(persaingan)
11 Siswa
8 Memiliki dorongan dari diri sendiri untuk
mendapatkan nilai yang tinggi
8 Siswa
9 Menjalin persaingan dengan pacar
1 Siswa
95
10 Keinginan untuk membahagiakan orang
tua
8 Siswa
11 Orang tua memberikan semangat, fasilitas
dan dukungan untuk belajar
9 Siswa
12 Keinginan untuk membuktikan pada orang
tua walaupun mempunyai pacar namun
masih bisa memiliki prestasi yang baik di
sekolah
1 Siswa
13 Mata pelajaran yang disenangi dapat
memberi semangat dalam belajar
11 Siswa
14 Siswa mau belajar karena mempunyai
guru yang menyenangkan, sabar, ramah,
tidak membodoh-bodohin siswanya dan
memberi bonus nilai.
11 Siswa
15 Keinginan untuk mempunyai teman yang
banyak
11 Siswa
16 Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan
dimasa yang akan datang
11 Siswa
Hal-hal yang tidak memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Guru galak 11 Siswa
2 Guru killer membuat siswa
menjadi malas belajar
11 Siswa
3 Bila dijanjikan sesuatu oleh orang tua namun tidak ditepati
9 Siswa
96
Pernyataan Siswa pada kelompok II pada tanggal 4 April 2008 dengan jumlah siswa di
kelas X.2 dengan jumlah peserta 10 orang, 5 orang siswa putri dan 5 orang siswa putra putra
adalah sebagai berikut :
Hal-hal yang memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Adanya kemauan untuk
mengembangkan kemampuan diri
8 Siswa
2 Kemauan untuk mencapai cita-cita
yang diharapkan
9 Siswa
3 Kemauan untuk mendapatkan nilai
bagus dari pada teman lain
(persaingan)
10 Siswa
4 Kesenangan atau hobi mengerjakan
tugas-tugas yang berhubungan
dengan mata pelajaran eksakta
4 Siswa
5 Siswa mau belajar karena
mempunyai guru yang
menyenangkan, sabar, ramah, tidak
membodoh-bodohin siswanya dan
memberi bonus nilai.
10 Siswa
6 Kemauan untuk menjadi sukses dan
mempunyai kehidupan yang layak
dimasa depan
9 Siswa
7 Keinginan untuk membahagiakan
orang tua
8 Siswa
8 Keinginan untuk mendapatkan
hadiah yang dijanjikan orang tua.
10 Siswa
9 Keinginan untuk membuktikan pada
orang tua bahwa mampu memiliki
prestasi yang baik dalam belajar
9 Siswa
97
10 Keinginan untuk mendapatkan ijazah 8 Siswa
11 Keinginan untuk mencari
pengalaman hidup melalui proses
belajar
4 Siswa
12 Mata pelajaran yang disenangi dapat
memberi semangat dalam belajar
10 Siswa
13 Orang tua memberikan semangat,
fasilitas dan dukungan untuk belajar
7 Siswa
14 Keinginan untuk mempunyai teman
yang banyak
10 Siswa
15 Kemauan untuk mendapatkan
pekerjaan dimasa yang akan datang
10 Siswa
Hal--hal yang tidak memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Guru Killer membuat siswa menjadi
malas belajar
8 Siswa
2 Bila dapat nilai yang jelek guru
marah-marah
10 siswa
3 Orang tua tidak memberi semangat
pada siswa (orang tua acuh terhadap
prestasi belajar siswa)
3 Siswa
4 Bila tidak masuk sekolah guru
marah-marah tanpa mendengarkan
alasan dari siswa
9 Siswa
98
Pernyataan Siswa pada kelompok III pada tanggal 11 April 2008 dengan jumlah siswa
di kelas X.1 dengan jumlah peserta 10 siswa, 7 siswa putri dan 3 siswa putra putra adalah
sebagai berikut :
Hal-hal yang memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Belajar karena keinginan untuk memiliki
wawasan yang luas
5 Siswa
2 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang
lebih bagus dari pada teman lain
(persaingan)
10 Siswa
3 Adanya kemauan untuk mengembangkan
kemampuan diri
7 Siswa
4 Kemauan untuk menjadi sukses dan
mempunyai kehidupan yang layak dimasa
depan
10 Siswa
5 Kesenangan atau hobi mengerjakan tugas-
tugas yang berhubungan dengan mata
pelajaran eksakta
3 Siswa
6 Menjalin persaingan dengan pacar 1 Siswa
7 Memiliki semangat belajar bila
mempunyai teman yang dapat diajak
bersaing (bila teman mempunyai nilai
tinggi, saya rendah malu)
10 Siswa
8 Siswa mau belajar karena mempunyai guru
yang menyenangkan, sabar, ramah, tidak
membodoh-bodohin siswanya dan
memberi bonus nilai.
10 Siswa
9 Keinginan belajar bila memiliki guru yang
mempunyai metode belajar yang mudah
dipahami oleh siswa.
10 Siswa
99
10 Keinginan untuk mendapatkan hadiah yang
dijanjikan orang tua
10 Siswa
11 Keinginan untuk mempunyai teman yang
banyak
10 Siswa
12 Keinginan untuk mencari pengalaman
hidup melalui proses belajar
4 Siswa
13 Belajar bila ulangan atau bila ada PR 4 Siswa
14 Mata pelajaran yang disenangi dapat
memberi semangat dalam belajar
10 Siswa
15 Ada kemauan belajar bila pelajaran yang
dipelajari sulit
2 Siswa
16 Orang tua memberikan semangat, fasilitas
dan dukungan untuk belajar
8 Siswa
17 Mata pelajaran eksakta membutuhkan
banyak latihan agar dapat mengerti dan
dapat mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru.
6 Siswa
18 Membuat jadwal belajar di rumah 8 Siswa
19 Keinginan untuk hidup lebih baik dari
orang tua (memperbaiki keadaan ekonomi
keluarga).
7 Siswa
20 Keinginan untuk mempunyai teman yang
banyak
10 Siswa
21 Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan
dimasa yang akan datang
10 Siswa
100
Hal--hal yang tidak memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Guru galak 8 Siswa
2 Guru Killer membuat siswa menjadi
malas belajar
10 siswa
3 Bila dapat nilai yang jelek guru marah-
marah
4 Siswa
4 Bila tidak masuk sekolah guru marah-
marah tanpa mendengarkan alasan dari
siswa
9 Siswa
5 Bila dijanjikan sesuatu oleh orang tua
namun tidak ditepati
10 Siswa
6 Orang tua tidak memberi semangat pada
siswa (orang tua acuh terhadap prestasi
belajar siswa)
4 Siswa
7 Orang tua marah-marah saat tahu nilai
ujian jelek
5 Siswa
8 Orang tua membanding-bandingkan
kemampuan anak yang satu dengan
yang lain
3 Siswa
101
Pernyataan Siswa pada kelompok IV pada tanggal 11 April 2008 dengan jumlah siswa
di kelas X.2 dengan jumlah peserta 11 siswa, 6 siswa putri dan 5 siswa putra putra adalah
sebagai berikut :
Hal-hal yang memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Kemauan untuk mencapai cita-cita yang
diharapkan
9 Siswa
2 Kemauan untuk menjadi sukses dan
mempunyai kehidupan yang layak
dimasa depan
11 Siswa
3 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang
lebih bagus dari pada teman lain
(persaingan)
11 Siswa
4 Memiliki dorongan dari diri sendiri
untuk mendapatkan nilai yang tinggi
10 Siswa
5 Kesenangan atau hobi mengerjakan
tugas-tugas yang berhubungan dengan
mata pelajaran eksakta
3 Siswa
6 Keinginan dalam diri untuk masuk
jurusan tertentu setelah naik kelas XI
6 Siswa
7 Siswa mau belajar karena mempunyai
guru yang menyenangkan, sabar, ramah,
tidak membodoh-bodohin siswanya dan
memberi bonus nilai.
10 Siswa
8 Keinginan untuk membahagiakan orang
tua
7 Siswa
9 Keinginan untuk mendapatkan hadiah
yang dijanjikan orang tua
10 Siswa
10 Keinginan untuk membuktikan pada
orang tua walaupun mempunyai pacar
1 Siswa
102
namun masih bisa memiliki prestasi
yang baik di sekolah
11 Menjalin persaingan dengan pacar 1 Siswa
12 Keinginan untuk membuktikan pada
orang tua bahwa mampu memiliki
prestasi yang baik dalam belajar
7 Siswa
13 Memiliki semangat belajar bila
mempunyai teman yang dapat diajak
bersaing (bila teman mempunyai nilai
tinggi, saya rendah malu)
11 Siswa
14 Keinginan untuk mencari pengalaman
hidup melalui proses belajar
2 Siswa
15 Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan
dimasa yang akan datang
11 Siswa
16 Keinginan untuk mendapatkan ijazah 9 Siswa
17 Belajar bila ulangan atau bila ada PR 7 Siswa
18 Orang tua memberikan semangat,
fasilitas dan dukungan untuk belajar
10 Siswa
19 Ada kemauan belajar bila pelajaran
yang dipelajari sulit
3 Siswa
20 Keinginan untuk hidup lebih baik dari
orang tua (memperbaiki keadaan
ekonomi keluarga)
7 Siswa
21 Mata pelajaran yang disenangi dapat
memberi semangat dalam belajar
11 Siswa
22 Keinginan untuk mempunyai teman
yang banyak
11 Siswa
103
Hal--hal yang tidak memotivasi belajar siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Guru galak 9 Siswa
2 Guru killer membuat siswa menjadi
malas belajar
11Siswa
3 Bila dapat nilai yang jelek guru marah-
marah
4 Siswa
4 Bila tidak masuk sekolah guru marah-
marah tanpa mendengarkan alasan dari
siswa
9 Siswa
Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas Selama Empat Kali Pertemuan
Hal-Hal Yang Memotivasi Belajar Siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Belajar karena keinginan untuk
memiliki wawasan yang luas
6 Siswa
2 Kemauan untuk mencapai cita-cita yang
diharapkan
30 Siswa
3 Kemauan untuk menjadi sukses dan
mempunyai kehidupan yang layak
dimasa depan
35 Siswa
4 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang
lebih bagus dari pada teman lain
(persaingan)
42 Siswa
5 Adanya kemauan untuk
mengembangkan kemampuan diri
15 Siswa
6 Memiliki dorongan dari diri sendiri
untuk mendapatkan nilai yang tinggi
18 Siswa
7 Kesenangan atau hobi mengerjakan
tugas-tugas yang berhubungan dengan
mata pelajaran eksakta
10 Siswa
104
8 Keinginan dalam diri untuk masuk
jurusan tertentu setelah naik kelas XI
6 Siswa
9 Siswa mau belajar karena mempunyai
guru yang menyenangkan, sabar, ramah,
tidak membodoh-bodohin siswanya dan
memberi bonus nilai.
42 Siswa
10 Keinginan untuk membahagiakan orang
tua
23 Siswa
11 Keinginan untuk mendapatkan hadiah
yang dijanjikan orang tua
30 Siswa
12 Keinginan untuk membuktikan pada
orang tua walaupun mempunyai pacar
namun masih bisa memiliki prestasi
yang baik di sekolah
3 Siswa
13 Menjalin persaingan dengan pacar 3 Siswa
14 Keinginan untuk membuktikan pada
orang tua bahwa mampu memiliki
prestasi yang baik dalam belajar
16 Siswa
15 Memiliki semangat belajar bila
mempunyai teman yang dapat diajak
bersaing (bila teman mempunyai nilai
tinggi, saya rendah malu)
16 Siswa
16 Keinginan untuk mempunyai teman
yang banyak
42 Siswa
17 Keinginan untuk mencari pengalaman
hidup melalui proses belajar
10 Siswa
18 Kemauan untuk mendapatkan pekerjaan
dimasa yang akan datang
42 Siswa
19 Keinginan untuk mendapatkan ijazah 17 Siswa
20 Belajar bila ulangan atau bila ada PR 12 Siswa
21 Orang tua memberikan semangat,
fasilitas dan dukungan untuk belajar
34 Siswa
105
22 Ada kemauan belajar bila pelajaran
yang dipelajari sulit
5 Siswa
23 Keinginan untuk hidup lebih baik dari
orang tua (memperbaiki keadaan
ekonomi keluarga)
14 Siswa
24 Pentingnya belajar sebagai modal masa
depan
39 Siswa
25 Kemauan untuk mendapatkan nilai yang
tinggi, karena bila dapat nilai tinggi
hasil dari mencontek malu
15 Siswa
26 Orang tua memberi perhatian pada jam
belajar di rumah
25 Siswa
27 Belajar untuk menentukan target nilai
yang akan diperoleh
16 Siswa
28 Membuat jadwal belajar di rumah 8 Siswa
29 Mata pelajaran eksakta membutuhkan
banyak latihan agar dapat mengerti dan
dapat mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru.
6 Siswa
30 Mata pelajaran yang disenangi dapat
memberi semangat dalam belajar
42 Siswa
Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas, Selama Empat Kali Pertemuan
Hal-Hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa
No Pernyataan Jml Siswa yang mengungkapkan
1 Guru galak 35 Siswa
2 Guru Killer membuat siswa menjadi
malas belajar
42 Siswa
3 Bila dapat nilai yang jelek guru marah-
marah
8 Siswa
106
4 Bila tidak masuk sekolah guru marah-
marah tanpa mendengarkan alasan dari
siswa
26 Siswa
5 Bila dijanjikan sesuatu oleh orang tua
namun tidak ditepati
19 Siswa
6 Orang tua tidak memberi semangat pada
siswa (orang tua acuh terhadap prestasi
belajar siswa)
7 Siswa
7 Orang tua marah-marah saat tahu nilai
ujian jelek
5 Siswa
8 Orang tua membanding-bandingkan
kemampuan anak yang satu dengan
yang lain
3 Siswa
107 Lampiran 3
Anggota TIM yang diikutsertakan saat melakukan FGD
No Nama Jabatan
1 Rusdwiana Penghubung Peserta & Moderator
2 Ardian Septiantono Moderator
3 Dewi Setiana Penghubung peserta & Petugas
logistik
4 Christina Sitanggang Pencatat proses
5 Robertus Bayu Wibowo Bloker
108
Anggota Kelompok Yang Mengikuti FGD
Anggota Kelompok Yang Mengikuti Focus Group Discussion di SMA Stella Duce Bantul
Tahun Ajaran 2007/2008 yang terbagi menjadi empat kelompok yaitu sebagai berikut :
Kelompok I
No Nama Subjek Jenis Kelamin
1 Eko Santoso Laki-laki
2 Agustina Tyas Sunaringsih Perempuan
3 Ana Pawestrin Perempuan
4 Angela Parinci Titan Pratiwi Perempuan
5 Anna Prambandani Perempuan
6 Antonia Christy Dewanti Tumidjo Perempuan
7 Basilius Rudi Setiadi Laki-laki
8 Bernadus Widaryanto Laki-laki
9 Brigitta Puput Kusarieyanti Perempuan
10 Carolus Aprelio Ery Aryoko Laki-laki
11 Christina Puji Susanti Perempuan
Kelompok II
No Nama Subjek Jenis Kelamin
1 Gendis Setyoningtyas Perempuan
2 Hardian Tri Laksono Nugroho Laki-laki
3 Ignasius Tri Prasetyo Laki-laki
4 Ika Janti Perempuan
5 Jenny Intan Widianti Perempuan
6 Lucia Dian Rosita Perempuan
7 Lucia Inggit Nurlinawati Perempuan
8 Marcelius Windu Sri Hatmoko Laki-laki
9 Robertus Wahyudi Laki-laki
10 Sesar Dwi Cahyo Laki-laki
109
Kelompok III
No Nama Subjek Jenis Kelamin
1 Cicilia Ayu Putri Palma Perempuan
2 Cyrilus Ryan Mahendra Laki-laki
3 Dery Risto Laki-laki
4 Desi Hartiningsih Perempuan
5 Devi Afriani Perempuan
6 Elizabeth Ananda Putri Perempuan
7 Fabiola Lintang Cahya Ningtyas Perempuan
8 Floribertus Agung Kurniawan Laki-laki
9 Fransisca Currie oktaviani Perempuan
10 Fredikus Martanto Nugroho Laki-laki
11 Fristy Pratama Widodo Laki-laki
Kelompok IV
No Nama Subjek Jenis Kelamin
1 Margarita Dhiah Rumaningsih Perempuan
2 Maria Astried Susanto Perempuan
3 Maria Tri Wijayanti Perempuan
4 Natalia Septi Rahmawati Perempuan
5 Sigit Trianto Laki-laki
6 Theodorus Hendrik Putra Degey Laki-laki
7 Veronica Hanis Megasari Perempuan
8 Vicky Angela Tantiana Welerubun Perempuan
9 Wawan Kurniawan Laki-laki
10 Yohanes Widodo Laki-laki
110 Lampiran 5
Perhitungan Persentase Hasil FGD
Perhitungan untuk melihat gambaran motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce
Bantul Tahun Ajaran 2007/2007 adalah :
Jumlah Siswa Motivasi Belajar Siswa Orang Yang Memotivasi
42 100 % Guru
34 80,92 % Orang tua
42 100 % Teman
3 7,14 % Pacar
Persentase gambaran motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul
%100×=N
ajumlahsiswntaseRumusPerse
%100%1004242
=× = 42 Siswa
%92,80%1004234
=× = 34 Siswa
%100%1004242
=× = 42 Siswa
%14,7%100423
=× = 3 Siswa
Jadi ada 2 siswa dari kelas X.2 yang tidak memiliki motivasi dalam belajar dan 1
siswa dari kelas X.2 dengan persentasi sebagai berikut :
%76,4%100422
=× = 2 Siswa
%38,2%100421
=× = 1 Siswa