pengembangan instrumen evaluasi membaca …
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI
MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA KELAS X MELALUI CERITA RAKYAT
BERLATAR BELAKANG KEARIFAN LOKAL
TANAH MELAYU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
Dyah Kusuma Wardani
151224001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI
MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA KELAS X MELALUI CERITA RAKYAT
BERLATAR BELAKANG KEARIFAN LOKAL
TANAH MELAYU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
Dyah Kusuma Wardani
151224001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Selalu andalkan Tuhan dalam setiap kesusahanmu”
(Dyah Lee)
“Jangan takut, Percaya saja”
(Markus 5:36)
Work Hard, Pray Hard
(Atta Halilintar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan jalan dan kemudahan dalam
segala kesulitanku.
2. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung dan memberikan doa terbaik
untuk kelulusanku.
3. Adik kesayanganku Andry Dian Saputra yang selalu memberikan
semangat dan dukungan.
4. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang
selalu sabar membimbing penulis.
5. Teman-teman angkatan 2015 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang
selalu memberikan dukungan dan semangatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Wardani, Dyah Kusuma. 2019. Pengembangan Instrumen Evaluasi Membaca
Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X melalui
Cerita Rakyat Berlatar Belakang Kearifan Lokal Tanah Melayu. Skripsi.
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan instrumen
evaluasi membaca pemahaman cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal tanah
Melayu untuk siswa kelas X. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan
instrumen evaluasi membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia
melalui cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal Melayu dan disajikan dalam
bentuk soal-soal latihan.
Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan
menggunakan tujuh langkah-langkah pengembangan Borg and Gall. Langkah-
langkah tersebut adalah; pengumpulan data dan informasi, pengembangan produk,
uji validasi, revisi tahap I, uji coba tahap I, uji coba tahap II, revisi produk tahap
II. Data-data penelitian dikumpulkan melalui teknik wawancara, analisis
dokumen, angket dan tes.
Hasil yang diperoleh melalui studi pendahuluan menunjukkan bahwa (1)
belum ada instrumen evaluasi membaca pemahaman; (2) soal-soal evaluasi
membaca yang dibuat belum mengakomodasi empat jenis keterampilan membaca
pemahaman. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, dikembangkan instrumen
evaluasi yang mengakomodasi empat jenis keterampilan membaca pemahaman
dengan menggunakan cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal Tanah
Melayu. Kelayakan instrumen dinilai melalui materi/isi dan kebahasaan. Revisi
instrumen yang dilakukan peneliti meliputi: perbaikan kutipan teks yang kurang
sesuai dengan uraian pilihan jawaban, penyederhanaan bahasa dalam soal,
kejelasan perintah di dalam soal, perbaikan ejaan sesuai PUEBI. Uji coba produk
menunjukkan bahwa peserta didik memiliki kemampuan membaca pemahaman
yang baik. Hasil perhitungan reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen evaluasi
membaca pemahaman memiliki nilai koefisien korelasi tinggi. Perhitungan tingkat
kesukaran dan daya beda dari 55 soal yang terdiri dari 40 soal pilihan ganda dan
15 soal uraian menunjukkan bahwa 34 soal tergolong valid, 21 soal tergolong
tidak valid dan 2 soal perlu direvisi. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen
evaluasi membaca pemahaman memperoleh skor rata-rata 3,94 dengan kategori
“sangat baik”. Maka, dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan instrumen
evaluasi membaca pemahaman sangat layak digunakan.
Kata Kunci: instrumen, evaluasi, membaca pemahaman, kearifan lokal Melayu,
cerita rakyat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Wardani, Dyah Kusuma. 2019. The Development of Evaluating instruments
reading comprehension in Class X Indonesian Language Learning
through Folklore Background of Malay Local Wisdom. Thesis.
Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study
Program, Department of Language and Art Education, Faculty of
Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
The problem of this research is how the development of the evaluation
instruments of reading comprehension folklore background of Malay local
wisdom for students of class X. This research aims to produce the evaluation
instruments reading comprehension in Indonesian language learning through
folklore background of Malay local wisdom and presented in the form of practice
questions.
The type of this research is Research and Development (R & D) using the
seven steps of developing from Borg and Gall. These steps are; data and
information collection, product development, validation test, revision phase I,
phase I trial, phase II trial, product revision stage II. The data of the research is
collected through interview techniques, document analysis, questionnaires, and
test.
The results obtained through preliminary studies show that (1) there is no
evaluation reading comprehension instrument; (2) the evaluation questions made
have not accommodated four types of reading comprehension skills. Based on the
preliminary studies, an evaluation instrument is developed that accommodated
four types of reading comprehension skills using folklore of background the local
wisdom of Malay Land. The appropriateness of the instrument is assessed through
material/content and language. The revision of the instruments carried out by the
researcher is: improving the excerpt of the text that is not following the
description of the choice of answers, simplifying the language in the questions,
clarifying of the command in the questions, correcting spelling according to
PUEBI. Product testing shows that the students have good reading
comprehension skills. The results of reliability calculations show that the
evaluation instrument of reading comprehension has a high correlation of
coefficient value. The calculate difficulty level and power difference from 55
questions consisting of 40 multiple choice questions and 15 description questions
show that 34 questions are classified as valid, 21 questions classified as invalid
and 2 questions need to be revised. The results of the validation shows that the
evaluation instrument of reading comprehension has an average score of 3.94
with the "Very Good" category. So, it can be concluded that the product
development of the evaluation instrument reading comprehension is very feasible
to use.
Keywords: instrument, evaluation, reading comprehension, Malay local wisdom,
folklore
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan pernyertaan-Nya dalam penyelesaian tugas akhir peneliti yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Kelas X SMA melalui Cerita Rakyat Berbasis Kearifan Lokal
Tanah Melayu”. Skripsi ini dibuat untuk menyelesaikan studi strata 1 dan meraih
gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam penyelesaian skripsi ini:
1. Tuhan Yesus sang pemberi harapan.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.
4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Danang Satria Nugraha, M.A. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
6. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan dukungan untuk penyelesaian skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan pelayanan kepada mahasiswa selama perkuliahan.
8. Dr. Widharyanto, M.Pd. yang berkenan menjadi validator dalam
penelitian ini.
9. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. yang telah berkenan menjadi
validator penelitian ini.
10. Br. Dr. Yohanes Sudaryono, M. Pd., FIC kepala SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta yang telah berkenan melakukan penelitian di sekolah.
11. Maria Harmin Oktaviani, S.Pd. guru pengampu pelajaran bahasa
Indonesia SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu
pelaksanaan penelitian.
12. Kedua orang tua yang kusayangi, Sudarso dan Retno Widowati yang
selalu memberikan dukungan dan doanya untuk kelancaran skripsi ini.
13. Adikku tersayang, Andri Dian Saputra yang selalu memberikan
semangat dan dukungan.
14. Sahabat-sahabatku, Andriyani Simarmata, Deti Wulandari, dan
Ephyfania Bahantwelu yang selalu memberikan dorongan dan
semangat untuk mengerjakan skripsi.
15. Teman-teman bimbinganku, Fransisca Despa Listiani, Agnes
Kusmawati, A. Ganda Prima Irawan, dan Arnelia Seneca Devi yang
selalu memberikan dorongan dan semangat dalam mengerjakan
skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xix
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah............................................................................................ 5
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
1.6 Definisi Operasional ..................................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1.7 Spesifikasi Produk ........................................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 10
2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................................. 10
2.2 Landasan Teori ............................................................................................. 12
2.2.1 Kurikulum ........................................................................................... 12
2.2.2 Taksonomi Bloom ................................................................................ 16
2.2.3 Hakikat Membaca Pemahaman ........................................................... 18
2.2.4 Jenis Membaca Pemahaman ............................................................... 19
2.2.5 Indikator Membaca Pemahaman ......................................................... 23
2.2.6 Instrumen Evaluasi ............................................................................... 25
2.2.7 Pengembangan Instrumen Evaluasi .................................................... 26
2.2.8 Validitas .............................................................................................. 29
2.2.9 Reliabilitas .......................................................................................... 31
2.2.10 Analisis Butir Soal ............................................................................. 34
2.2.11 Langkah-langkah Penyusunan Tes .................................................... 37
2.2.12 Cerita Rakyat ..................................................................................... 39
A. Hakikat Cerita Rakyat ................................................................... 40
B. Jenis Cerita Rakyat ....................................................................... 40
C. Fungsi Cerita Rakyat ..................................................................... 42
2.2.13 Kearifan Lokal .................................................................................. 43
A. Hakikat Kearifan Lokal ................................................................ 43
B. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal ..................................................... 43
C. Kearifan Lokal Tanah Melayu ...................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat ............................................. 47
2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 50
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 51
3.2 Sumber Data dan Data .................................................................................. 51
A. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 51
B. Sumber Data penelitian ........................................................................... 51
C. Data Penelitian ......................................................................................... 51
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 52
A. Teknik Tes ............................................................................................... 52
B. Teknik Nontes ......................................................................................... 52
3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 53
A. Instrumen Tes .......................................................................................... 53
B. Instrumen Wawancara ............................................................................. 54
C. Instrumen Analisis Dokumen .................................................................. 54
D. Instrumen Validasi ................................................................................... 55
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................... 55
A. Teknik Analisis Tes ................................................................................. 55
B. Teknik Analisis Nontes ........................................................................... 56
C. Analisis Hasil Validasi ............................................................................. 58
3.6 Prosedur Pengembangan Produk .................................................................. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 66
4.1 Hasil Analisis Kebutuhan ............................................................................. 67
A. Paparan Hasil Wawancara ..................................................................... 68
B. Paparan Hasil Analisis Dokumen .......................................................... 69
4.2 Pengembangan Produk ................................................................................. 70
4.3 Paparan Hasil Validasi Produk Pengembangan ........................................... 72
4.4 Revisi Tahap I .............................................................................................. 79
4.5 Pembahasan Hasil ........................................................................................ 83
A. Validitas .................................................................................................. 87
B. Uji Coba Tahap I ..................................................................................... 88
a. Reliabilitas .......................................................................................... 89
b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda .................................................... 92
C. Uji Coba Tahap II .................................................................................... 96
a. Reliabilitas .......................................................................................... 97
b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda .................................................... 100
4.6 Revisi Tahap II ............................................................................................. 104
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 108
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 108
5.2 Saran-saran ................................................................................................... 110
5.2.1 Bagi Guru .......................................................................................... 110
5.2.2 Saran Bagi Peneliti Lain.................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 112
BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pergeseran Paradigma Belajar Abad ke-21 ......................................... 13
Tabel 2.2 Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum ............................ 15
Tabel 2.3 Revisi Taksonomi Bloom .................................................................. 16
Tabel 2.4 Pengertian Dimensi Proses Kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom 17
Tabel 3.1 Interpretasi Relliabilitas ..................................................................... 56
Tabel 3.2 Skala Likert ......................................................................................... 58
Tabel 3.3 Konversi Nilai Skala Lima PAP ........................................................ 59
Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima PAP ........................................................ 73
Tabel 4.2 Kategori Nilai Skala Lima ................................................................. 74
Tabel 4.3 Sampel Revisi Perintah Soal .............................................................. 81
Tabel 4.4 Sampel Penyederhanaan Kutipan....................................................... 82
Tabel 4.5 Sampel Revisi Pertanyaan .................................................................. 83
Tabel 4.6 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ......................................................... 90
Tabel 4.7 Reliabilitas Soal Pilihan Uraian ......................................................... 91
Tabel 4.8 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca
Pemahaman Tingkat Literal .............................................................. 92
Tabel 4.9 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca
Pemahaman Tingkat Interpretasi ....................................................... 94
Tabel 4.10 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca
Pemahaman Tingkat Kritis ............................................................... 95
Tabel 4.11 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca
Pemahaman Tingkat Aplikatif ........................................................ 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.12 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ....................................................... 98
Tabel 4.13 Reliabilitas Soal Uraian ................................................................... 99
Tabel 4.14 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca
Pemahaman Tingkat Literal ............................................................... 100
Tabel 4.15 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca
Pemahaman Tingkat Interpretasi ...................................................... 101
Tabel 4.16 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi Membaca
Pemahaman Tingkat Kritis ............................................................... 103
Tabel 4.17 Rata-rata Reliabilitas ........................................................................ 103
Tabel 4.18 Sampel Perbaikan Uji Coba Ke-2 ..................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Validasi Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman .......................... 75
Grafik 4.2 Validasi Peserta Didik Kelas X IPS 1 ................................................ 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 49
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Borg and Gall
(Sugiyono, 2015: 37) ........................................................................ 62
Bagan 3.2 Penyederhanaan langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Borg and Gall ................................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ........................................................................ 115
Lampiran 2 Surat Permohonan Validator I ......................................................... 116
Lampiran 3 Surat Permohonan Validator II ........................................................ 117
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman .............. 118
Lampiran 5 Lembar Penilaian Validator I ......................................................... 121
Lampiran 6 Lembar Penilaian Validator II ......................................................... 155
Lampiran 7 Rekap Penilaian Validator I ............................................................. 190
Lampiran 8 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Validator I ............................. 199
Lampiran 9 Rekap Penilaian Validator II ........................................................... 200
Lampiran 10 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Validator II .......................... 209
Lampiran 11 Sampel Hasil Pekerjaan Peserta Didik .......................................... 210
Lampiran 12 Angket Respon Peserta Didik ........................................................ 220
Lampiran 13 Hasil Rekap Validasi Peserta Didik............................................... 226
Lampiran 14 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Peserta Didik ....................... 227
Lampiran 15 Soal Revisi Akhir........................................................................... 228
Lampiran 16 Daftar Hadir Peserta Uji Coba Ke-1 ............................................. 232
Lampiran 17 Daftar Hadir Peserta Uji Coba Ke-2 .............................................. 234
Lampiran 18 Foto Kegiatan ................................................................................ 236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan mengkaji enam subbab, yaitu (1) latar belakang, (2) batasan
masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, dan
(6) definisi operasional, (7) spesifikasi produk. Berikut rincian ketujuh subbab
pada bagian pendahuluan.
1.1 Latar Belakang
Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan membaca.
Membaca merupakan kegiatan yang secara tidak sadar selalu dilakukan semua
orang dimanapun berada. Melalui kegiatan membaca seseorang mampu
memperoleh informasi. Tarigan (1979: 7) menyatakan bahwa membaca adalah
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis. Kegiatan membaca juga bukan suatu kegiatan yang mudah
dilakukan. Kegiatan membaca memerlukan pemahaman, memahami setiap
kata dan kalimat yang merangkainya. Pemahaman adalah sebuah proses untuk
menemukan informasi dalam bacaan. Pernyataan ini sesuai dengan Abidin
(2012: 59) yang menyatakan bahwa membaca pemahaman dapat diartikan
sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks
bacaan untuk beroleh pemahaman atas bacaan tersebut. Terkait keberhasilan
seseorang dalam kegiatan membaca pemahaman adalah mengenai sejauh
mana seseorang dapat menangkap isi atau infomasi dalam bacaan hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tahap pengaplikasian. Smith (1980) menyatakan bahwa membaca pemahaman
dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu, literal, interpretasi, kritis dan aplikasi.
Kegiatan membaca pemahaman penting dilakukan sejak usia dini, maka
dari itu kegiatan membaca pemahaman wajib dilakukan di sekolah-sekolah.
Melalui membaca pemahaman peserta didik terlatih untuk membaca bacaan
melalui proses pemahaman. Keempat jenis membaca pemahaman harus
mampu dikuasai oleh peserta didik. Setiap peserta didik harus mengetahui
seberapa jauh jenis keterampilan membaca pemahaman yang dimiliki. Ketika
seorang peserta didik mampu mengetahui jenis pemahaman yang dimiliki,
mereka mampu mengambil keputusan dan bertindak sesuai kemampuan. Maka
dari itu, evaluasi perlu dilakukan bagi peserta didik untuk mengetahui
kemampuan membaca pemahaman. Kata evaluasi pasti tidak asing di telinga
para pelajar di Indonesia. Pelaksanaan evaluasi pada setiap pembelajaran
menjadi hal yang wajar dilakukan di sekolah. Setiap berakhir proses
pembelajaran guru selalu melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk
mengukur dan menilai hasil belajar peserta didik dalam setiap kompetensi
pembelajaran. Arikunto (2018:3) menyebutkan bahwa evaluasi merupakan
kegiatan mengukur dan menilai. Melalui evaluasi dalam pembelajaran guru
dapat mengukur tentang sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.
Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh, guru dapat menentukan tindakan
dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto
(2018:3) yang menyebutkan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur
sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Arikunto (2018:4) menyebutkan bahwa guru adalah pihak yang bertanggung
jawab atas hasil pembelajaran. Penilaian dan pengukuran tentang setiap
keterampilan berbahasa peserta didik dapat dijadikan acuan guru dalam
menjalin komunikasi dengan peserta didik. Adanya latar belakang ini, maka
setiap sekolah perlu untuk mengembangkan instrumen evaluasi pembelajaran.
Hal ini dilakukan untuk dapat mengukur keterampilan membaca pemahaman
peserta didik dan dapat membantu guru mengambil keputusan dalam setiap
proses pembelajaran.
Namun, fakta yang terjadi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dalam
pembelajaran bahasa Indonesia evaluasi keterampilan membaca pemahaman
hanya sebatas evaluasi yang dilakukan di akhir semester atau pembelajaran.
Guru belum memiliki instrumen evaluasi membaca pemahaman untuk
mengukur keterampilan tersebut. Selain itu, soal-soal yang dibuat guru belum
mengakomodasi empat jenis keterampilan membaca pemahaman dan latar
belakang kehidupan peserta didik. Hal ini menjadi sesuatu yang
memprihatinkan. Sesuai dengan tuntutan Permendikbud No. 22 tahun 2016
soal-soal evaluasi yang dikembangkan harus memuat nilai-nilai keteladanan
dan keterampilan aplikatif.
Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pengembangan instrumen
evaluasi (Kompetensi Dasar 3.7) dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Instrumen evaluasi yang akan dikembangkan mengakomodasi nilai-nilai
kearifan lokal Tanah Melayu dan empat jenis keterampilan membaca
pemahaman. Nilai-nilai kearifan lokal dalam cerita rakyat maupun hikayat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
akan memberikan keteladanan dan contoh bagi peserta didik dalam menyikapi
kehidupan. Selain itu, pemahaman peserta didik akan nilai-nilai kehidupan
dapat membantu peserta didik dalam menyikapi perkembangan zaman. Dalam
hal ini perkembangan zaman yang semakin pesat dengan berbagai jenis
kebudayaan yang masuk tak akan merubah pola pikir peserta didik. Instrumen
evaluasi membaca pemahaman yang mengandung kearifan lokal Tanah
Melayu dapat peserta didik mengetahui tentang kearifan lokal masyarakat
Melayu. Kebiasaan lokal masyarakat Melayu untuk menyebarkan sastra lisan
pada zaman dahulu dengan memberikan petuah-petuah kehidupan sangat
menarik untuk diketahui.
Daerah yang masih melestarikan kearifan lokal sesuai dengan cerita
rakyat maupun hikayat adalah masyarakat Melayu (Riau). Kepercayaan akan
budaya, tradisi dan kearifan masih kental terasa dalam kehidupan masyarakat
Melayu (Riau). Hal ini terlihat dari adanya beberapa cerita rakyat yang
mengandung tradisi dan masih terjaga. Tradisi tersebut diantaranya adalah
kebiasaan masyarakat untuk mengadakan pesta pernikahan secara besar-
besaran dan menghargai filosofi-filosofi kehidupan.
Peneliti berharap instrumen evaluasi membaca pemahaman siswa SMA
melalui cerita rakyat kearifan lokal Tanah Melayu dapat digunakan sebagai
salah satu cara untuk menilai kemampuan membaca pemahaman siswa.
Melalui penggunaan cerita rakyat berbasis kearifan lokal Tanah Melayu
diharapkan subjek penelitian dapat belajar tentang hal-hal positif yang ada
dalam kehidupan masyarakat Melayu. Pemilihan pengembangan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
instrumen evaluasi dalam menilai jenis membaca pemahaman siswa dapat
mempermudah guru untuk mengambil keputusan dalam pelaksanaan kegiatan
membaca pemahaman di sekolah.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan untuk membantu peneliti memfokuskan penelitian
yang dilakukan. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada
pengembangan instrumen evaluasi membaca pemahaman melalui cerita rakyat
berlatar belakang kearifan lokal Tanah Melayu kelas X. Bentuk tes yang
dikembangkan berupa soal pilihan ganda dan uraian dengan 4 jenis membaca
pemahaman. Pengembangan bentuk tes berdasarkan kriteria keempat jenis
membaca pemahaman dan disesuaikan dengan taksonomi Anderson
(perbaikan taksonomi Bloom).
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang sudah dijabarkan, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan
instrumen evaluasi membaca pemahaman pembelajaran bahasa Indonesia
kelas X menggunakan cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal tanah
Melayu?”.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menghasilkan instrumen evaluasi membaca pemahaman pembelajaran bahasa
Indonesia kelas X menggunakan cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal
tanah Melayu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi berbagai pihak.
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang
instrumen evaluasi membaca pemahaman bagi peserta didik kelas X bagi
peneliti dan guru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Dengan adanya penelitian ini peserta didik memiliki pengalaman
langsung dalam proses penelitian dan pengembangan produk
instrumen evaluasi membaca pemahaman.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru
bagi peneliti baik teori maupun praktek dalam pelaksanaan
pengembangan instrumen evaluasi melalui cerita rakyat berlatar
belakang kearifan lokal di sekolah.
c. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan produk instrumen evaluasi
dapat dijadikan sebagai salah satu cara yang dapat digunakan oleh
guru dalam menilai keterampilan membaca pemahaman peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi sekolah untuk dapat
mengembangkan instrumen evaluasi yang perlukan sekolah.
e. Bagi Peneliti Lain
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan peneliti lain
yang melakukan penelitian serupa. Baik acuan teoritis maupun aspek
lainnya dan dapat memudahkan peneliti lain mencari referensi serupa.
1.6 Definisi Operasional
Peneliti memberikan batasan istilah untuk menyamakan konsep dari berbagai
istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah batasan
dari istilah-istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini.
1. Instrumen Evaluasi
Sesuai dengan KBBI Daring kata instrumen berarti alat merupakan sesuatu
yang dapat digunakan untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini instrumen
(alat) didefinisikan sebagai alat untuk melakukan sebuah evaluasi. Hal ini
sejalan dengan Sumadi (2008:52) yang menyatakan bahwa instrumen
dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur
hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif,
afektif dan psikomotor.
2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk beroleh pemahaman
atas bacaan tersebut (Abidin, 2012: 59). Sedangkan Tarigan (Abidin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2012: 59) menyebutkan bahwa membaca pemahaman (reading for
understanding) adalah jenis membaca untuk memahami standar-standar
atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi
dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pemahaman
menggunakan strategi tertentu.
3. Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan kesusastraan dari rakyat, yang penyebarannya
pada umumnya melalui tutur kata atau lisan Danandjaja (2007). Sama
halnya dengan Hutomo (1991: 4) mengungkapkan bahwa cerita rakyat
dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat melalui bahasa
tutur yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan
susunan nilai sosial masyarakat. Kemudian, Endraswara (Kanzunnudin,
2015) bahwa folklor atau cerita rakyat adalah karya agung masa lalu, baik
lisan maupun tertulis yang amat berharga bagi generasi mendatang.
4. Kearifan Lokal
Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai
usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk
bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi
dalam ruang tertentu (Ridwan, 2007). Greertz (Ridwan, 2007) mengatakan
bahwa kearifan lokal merupakan identitas yang sangat menentukan harkat
dan martabat manusia dalam komunitasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.7 Spesifikasi Produk
Pengembangan instrumen evaluasi membaca pemahaman untuk
menyempurnakan instrumen evaluasi yang dibuat oleh guru di SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta. Instrumen evaluasi yang dikembangkan mengakomodasi
empat jenis keterampilan membaca pemahaman dan kearifan lokal Tanah
Melayu. Pengembangan soal disesuaikan dengan indikator taksonomi
Anderson (perbaikan taksonomi Bloom). Selain itu, soal-soal dalam instrumen
evaluasi dibuat sesuai dengan kompetensi dasar (KD) tentang nilai-nilai
kehidupan dalam cerita rakyat. Teks cerita rakyat berlatar belakang kearifan
lokal Tanah Melayu dipilih karena banyak mengandung nilai-nilai kehidupan
yang baik untuk dicontoh. Soal-soal disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan
uraian. Soal pilihan ganda untuk jenis membaca pemahaman literal dan
interpretasi. Sedangkan, soal-soal uraian digunakan untuk menilai kemampuan
membaca pemahaman kritis dan aplikasi. Hal ini dilakukan untuk dapat
menilai pola pikir peserta didik dalam mengolah kata, menilai, mengevaluasi
dan memproduksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan dikaji tiga subbab yaitu (1) penelitian yang relevan, (2)
landasan teori. Penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Pemaparan tentang penelitian yang
relevan juga berfungsi untuk menentukan posisi penelitian yang dilakukan peneliti
untuk menghindari terjadinya duplikasi. Subbab landasan teori berisi teori-teori
ahli yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar untuk melakukan penelitian.
2.1 Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
Penelitian pertama adalah penelitian tentang “Pengembangan Instrumen
Penilaian Kompetensi Dasar Membaca Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta” oleh Dafrida (2016)
Universitas Sanata Dharma dan “Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas VII SMP Di Kota Yogyakarta” oleh Wulandari (2012) Universitas
Negeri Yogyakarta.
Penelitian relevan pertama dilakukan oleh Dafrida, penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk menghasilkan produk instrumen penilaian kompetensi
membaca siswa kelas VII berdasarkan kurikulum 2013 dengan bentuk tes
pilihan ganda, menghasilkan produk instrumen penilaian kompetensi dasar
membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII di SMP
N 15 Yogyakarta dengan bentuk tes uraian dan produk instrumen penilaian
kompetensi dasar membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kelas VII di SMP N 15 Yogyakarta dengan bentuk tes unjuk kerja. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode R&D sesuai langkah-langkah
pengembangan produk Borg and Gall. Pada penelitian ini peneliti akan
mengembangkan produk berupa instrumen penilaian kompetensi dasar
membaca pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Hasil yang
diperoleh dari uji coba produk: perhitungan ITK IDB dari 130 butir soal terdiri
dari 100 soal pilihan ganda dan 30 soal uraian, yaitu 104 soal tergolong
sedang, 28 soal tergolong mudah, dan 8 soal tergolong sukar. Hasil
perhitungan IDB menunjukan bahwa 78 soal layak, 15 soal ditolak dan 37 soal
dinyatakan layak dengan revisi.
Penelitian relevan kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Wulandari.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas VII SMP di Kota Yogyakarta Tahun Ajaran
2011/2012. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, melalui
pendekatan survai. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas VII SMP di Kota Yogyakarta, termasuk dalam
kategori rendah, karena nilai rerata 65.41 berada di bawah standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia yang ditentukan
(70.00).
Kedua penelitian ini memiliki perbedaan yang sangat signifikat. Penelitian
relevan yang pertama menggunakan metode penelitian R&D sedangkan
penelitian relevan yang kedua menggunakan metode penelitian deskritif
kuantitatif. Kesamaan penelitian ini adalah subjek penelitian yang diteliti,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yaitu siswa SMP yang duduk di kelas VII. Kedua penelitian relevan ini jika
disandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti kurang lebih
relevan. Penelitian relevan pertama dengan metode yang sama dapat dijadikan
acuan peneliti dalam mengembangan metode penelitian. Meskipun terdapat
perbedaan pengembangan produk, tidak akan mengurangi kualitas dalam
acuan. Penelitian relevan kedua juga memiliki persamaan dengan penelitian
yang akan dilakukan peneliti. Penelitian kedua meneliti tentang kemampuan
membaca pemahaman siswa.
Perbedaan penelitian relevan kedua terletak pada subjek, metode dan
tujuan penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan subjek penelitian
siswa kelas X, sedangkan penelitian relevan menggunakan subjek siswa kelas
VII. Metode yang digunakan dalam penelitian relevan yaitu deskriptif
kuantitatif, sedangkan peneliti menggunakan metode pengembangan R&D.
Selain itu, dalam penelitian relevan Wulandari (2012) bertujuan untuk
mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa, sedangkan tujuan
peneliti yaitu mengembangkan produk instrumen evaluasi siswa yang
berdasarkan jenis kegiatan membaca pemahaman. Pengembangan berfokus
pada soal-soal yang mengukur keempat jenis kegiatan membaca pemahaman
melalui cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal Melayu.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Kurikulum
Majid (2014:1) menyebutkan bahwa kurikulum merupakan program
pendidikan yang disediakan lembaga pendidikan bagi siswa. Dalam hal ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah pedoman dalam kegiatan
pembelajaran (pendidikan). Kurikulum yang mengandung konsep dan prosedur
pelaksanaan pendidikan dapat membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan lingkungan pembelajaran. Majid (2014:1) menyatakan bahwa kurikulum
bukan hanya berisi sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu
yang dapat membantu perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat
pelajaran, perlengkapan, dan lain-lain. Berdasarkan hal ini, kurikulum
dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan keperluan yang dibutuhkan oleh
tingkat pendidikan. (Kunandar, 2014:21) menyebutkan bahwa pengembangan
kurikulum mutlak diperlukan untuk menjawab tantangan masa depan yang
dihadapi bangsa Indonesia. Pergeseran paradigma belajar pada abad 21 menjadi
tantangan bagi dunia pendidikan untuk merubah konsep pendidikan saat ini.
Kemendikbud (Kunandar, 2014:21) menyatakan bahwa pergeseran paradigma
yang terjadi di abad 21 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Pergeseran Paradigma Belajar Abad ke-21
No
. Ciri Abad 21 Model Pembelajaran
1. Infromasi (tersedia di mana saja
dan kapan saja)
Pembelajaran diarahkan untuk
mendorong peserta didik mencari
tahu dari berbagai sumber observasi,
bukan diberi tahu.
2. Komputasi (lebih cepat
memakai mesin)
Pembelajaran diarahkan untuk
mampu merumuskan masalah
(menanya), bukan hanya
menyelesaikan masalah (menjawab).
3. Otomasi (menjangkau segala
pekerjaan rutin)
Pembelajaran diarahkan untuk
melatih berpikir analitis
(pengambilan keputusan) bukan
berpikir mekanistis (rutin).
4. Komunikasi (dari mana saja dan
ke mana saja)
Pembelajaran menekankan
pentingnya kerja sama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kolaborasi dalam menyelesaikan
masalah.
Langkah pemerintah merespon tantangan tersebut adalah dengan
penyempurnaan kurikulum sebelumnya (KTSP) menjadi kurikulum 2013.
Berdasarkan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan dalam menjawab
kebutuhan SDM, berikut faktor-faktor pengembangan kurikulum 2013
(Kunandar, 2014:22-25).
1. Berkaitan dengan tantangan internal yang menuntut pendidikan mengacu
pada 8 Standar Nasional Pendidikan (standar isi, proses, kompetensi
lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan). Selain itu
perkembangan penduduk usia produktif di Indonesia juga menjadi salah
satu faktor internal pengembangan kurikulum 2013.
2. Tantangan eksternal yang paling tampak dalam dunia pendidikan yaitu
menyiapkan generasi penerus untuk dapat mengikuti kerasnya tantangan
arus globalisasi.
3. Berdasarkan penyempurnaan pola pikir, pembelajaran dalam kurikulum
2013 dibuat menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Selain
itu terdapat perubahan pola pembelajaran yang menjadi interaktif, aktif,
berbasis kelompok, berpusat pada pengembangan potensi khusus peserta
didik, dan kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar diubah sesuai satuan
pendidikan. Tata kerja guru bersifat kolaboratif, penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah dan sarana prasarana.
5. Pengembangan materi dilakukan berdasarkan pengembangan sikap,
spiritual, pengetahuan dan keterampilan dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat. Selain itu, kompetensi dasar dikembangkan melalui prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan.
Berdasarkan penjelasan tentang faktor-faktor dan konsep pengembangan
kurikulum 2013, bahwa sesungguhnya kurikulum 2013 adalah pengembangan
kurikulum sebelumnya (Kunandar, 2014:30). Kemendikbud (Kunandar,
2014:30) menyatakan bahwa tabel berikut dapat menjelaskan hal tersebut.
Tabel 2.2 Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No. KBK 2004/KTSP 2006 Kurikulum 2013
1. Standar kompetensi lulusan
diturunkan dari standar isi.
Standar kompetensi lulusan
diturunkan dari kebutuhan.
2.
Standar isi dirumuskan
berdasarkan tujuan mata
pelajaran (Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran) yang
dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran.
Standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui
kompetensi inti yang bebas mata
pelajaran.
3.
Pemisahan mata pelajaran
pembentuk sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.
4. Kompetensi diturunkan dari mata
pelajaran.
Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai.
5.
Mata pelajaran lepas satu dengan
yang lain, seperti sekumpulan
mata pelajaran terpisah.
Semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti (tiap kelas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berdasarkan penyempurnaan tersebut, diharapkan kurikulum 2013
dapat membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.
Peserta didik dapat menjadi lebih produktif dan kreatif. Pendidik dan tenaga
pengajar dapat mengajar dengan giat dan semangat. Masyarakat dan bangsa
dapat memperoleh lulusan yang kompeten dan meningkatkan reputasi di taraf
Internasional.
2.2.2 Taksonomi Bloom
Kuswana (2012:2) menyebutkan bahwa taksonomi berasal dari bahasa
Yunani tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos berarti aturan.
Dalam hal ini taksonomi dapat diartikan sebagai sebuah pengelompokkan
aturan atau hierarki tertentu. Dalam kurun waktu tertentu, taksonomi
mengalami beberapa perkembangan yang dihasilkan oleh beberapa ahli. Salah
satu ahli yang terkenal dengan taksonominya adalah Benyamin Bloom.
Taksonomi yang dihasilkan dinamakan dengan taksonomi Bloom. Benjamin S.
Bloom membagi taksonomi dalam enam kategori, yakni (a) pengetahuan
(knowledge), (b) pemahaman (comprehension), (c) penerapan (application), (d)
analisis, (e) sintesis, dan (f) evaluasi. Setelah penggunaan yang cukup lama
dalam dunia pendidikan, Anderson dan Krathwohl menelaah kembali
taksonomi Bloom dan melakukan revisi sebagai berikut.
Tabel 2.3 Revisi Taksonomi Bloom
Tingkatan Taksonomi Bloom
(1956)
Anderson dan Krathwohl
(2000)
C1 Pengetahuan Mengingat
C2 Pemahaman Memahami
C3 Aplikasi Menerapkan
C4 Analisis Menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
C5 Sintesis Mengevaluasi
C6 Evaluasi Berkreasi
Setiap dimensi pengetahuan yang diperkenalkan oleh Anderson dan
Krathwohl memiliki deskripsi pada setiap bagiannya. Berikut pengertian
dimensi proses kognitif hasil revisi Anderson dan Krathwohl dari taksonomi
Bloom (Sani, 2016:107-108).
Tabel 2.4 Pengertian Dimensi Proses Kognitif dalam Revisi
Taksonomi Bloom
Taksonomi Pengertian
Mengingat Mengenal dan mengingat pengetahuan yang relevan dari
ingatan jangka panjang. Peserta didik hanya dituntut untuk
mengingat fakta, konsep, atau pengetahuan prosedural. Guru
hanya menguji kemampuan peserta didik dalam menghafal
informasi yang disampaikan, dibacam atau dihimpun oleh
peserta didik.
Memahami Membangun makna dari pesan lisan, tulisan, gambar melalui
interpretasi, pemberian contoh, inferensi, mengelompokkan,
meringkas, membandingkan, merangkum, dan menjelaskan.
Peserta didik dapat mengetahui fakta, konsep, atau prosedur
yang dipelajari dan mengungkapkan dengan kalimat sendiri.
Menerapkan Menggunakan prosedur melalui eksekusi atau implementasi.
Pada tahap ini peserta didik dituntut untuk dapat
menerapkan ide, konsep, prinsip, prosedur, metode, atau
teori ke dalam situasi nyata.
Menganalisis Pada tingkat ini pembagian materi menjadi beberapa bagian,
menentukan hubungan antara bagian atau secara keseluruhan
dengan melakukan penurunan, pengelolaan, dan pengenalan
atribut. Peserta didik diminta untuk dapat mengurai
informasi, menemukan asumsi, membedakan fakta, dan
pendapat. Analisis dapat dilakukan untuk mengkaji fakta ,
konsep, prosedur, atau pengetahuan metakognisi.
Mengevaluasi Pada tahap ini peserta didik mampu membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar melalui pengecekan dan
kritik. Peserta didik dituntut untuk dapat menilai sebuah
situasi, keadaa, atau pernyataan berdasarkan kriteria tertentu.
Kemampuan evaluasi sama dengan kemampuan mengambil
keputusan, menyatakan pendapat, atau memberikan
penilaian.
Berkreasi Peserta didik pada tingkat ini dituntut untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mengembangkan ide, produk, atau metode baru melalui
perencanaan, pengembanganm dan produksi. Pengujian
dapat dengan menugaskan mereka membuat cerita,
peralatan, karya seni, eksperimen, dan sebagainya.
Melalui penjabaran tentang taksonomi Bloom, dapat disimpulkan
bahwa taksonomi Bloom dapat digunakan untuk merumuskan tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan harapan yang tertulis dalam
tujuan akhir sebuah program atau kegiatan pembelajaran.
2.2.3 Hakikat Membaca Pemahaman
Kegiatan membaca adalah proses menemukan informasi di dalam
bacaan. Dalam proses membaca seseorang memerlukan sebuah pemahaman
untuk dapat mengerti dan memaknai isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu,
untuk memahami informasi dengan baik perlu melakukan kegiatan membaca
pemahaman. Abidin (2012: 59) menyebutkan bahwa membaca pemahaman
adalah proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks
bacaan untuk beroleh pemahaman atas bacaan tersebut. Pengertian tersebut
membuat individu paham bahwa membaca pemahaman bukan hanya
membunyikan lambang bahasa tertulis maupun sebagai kegiatan sambil lalu.
Namun, membaca pemahaman adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seorang
individu untuk memahami setiap makna dan informasi yang terkandung dalam
sebuah bacaan. Tarigan (Abidin, 2012: 59) menyebutkan bahwa membaca
pemahaman (reading for understanding) adalah jenis membaca untuk
memahami standar-standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis,
dan pola-pola fiksi dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pemahaman menggunakan strategi tertentu. Melalui membaca pemahaman
dalam pengertian Tarigan memahami berarti mampu mengenali standar isi,
pola fiksi dan mampu merensensi secara kritis. Pernyataan mendalam tentang
membaca pemahaman lebih jauh dinyatakan oleh Smith. Smith (1980: 205)
menyatakan bahwa membaca pemahaman berarti memahami, mengevaluasi,
dan memanfaatkan informasi dan ide-ide yang diperoleh melalui interaksi
antara pembaca dan penulis. Pernyataan Smith menyatakan bahwa membaca
pemahaman tidak hanya sampai seseorang mampu memahami bacaan dan
mengevaluasi atau memberikan nilai terhadap isi/informasi. Namun, membaca
pemahaman juga sampai pada tahap seseorang mampu mengaplikasikan atau
menerapkan informasi yang ada dalam bacaan. Melalui informasi yang didapat
seseorang juga harus mampu menggabungkan kedalam ide/gagasan yang
dipikirkan.
Pernyataan tentang beberapa hakikat membaca pemahaman di atas,
dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman merupakan sebuah kegiatan
memahami isi bacaan, menilai atau mengevaluasi isi dari bacaan (kritis) sampai
pada tahap aplikasi (seseorang mampu menerapkan informasi yang didapat).
Jika seseorang mampu melakukan kegiatan sesuai dengan informasi yang
diperoleh dalam bacaan menandakan bahwa ia berhasil dalam kegiatan
membaca pemahaman.
2.2.4 Jenis Membaca Pemahaman
Kegiatan membaca yang dilakukan seseorang memiliki tujuan yang
berbeda-beda. Jenis bacaan yang dipilih juga dapat menentukan perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tujuan tersebut. Sejalan dengan berbagai kepentingan dan tujuan tersebut
seseorang harus memiliki keterampilan pemahaman. Tak terkecuali peserta
didik di sekolah yang selalu dihadirkan dengan berbagai jenis teks yang
berbeda dalam setiap pembelajaran. Berikut adalah keempat jenis pemahaman
yang dapat membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan membaca
pemahaman. Menurut Smith (1980: 216) untuk dapat membantu peserta didik
memahami jenis bacaan yang sesuai dengan kurikulum sekolah peserta didik
harus dibantu untuk mengembangkan pemahaman literal, interpretasi,
membaca kritis dan mengaplikasikan yang dibaca. Berikut penjabaran
pemahaman berdasarkan pendapat Smith dalam buku Reading Instruction for
Today Children.
A. Pemahaman Literal
Smith (1980: 216) menyatakan bahwa pemahaman literal merupakan proses
mendapatkan ide dalam makna utama, langsung dalam konteks bacaan
yang ada. Berdasarkan pernyataan tentang membaca pemahaman literal
dari Smith dapat dikatakan bahwa pemahaman literal adalah tingkatan
pemahaman yang rendah. Dalam hal ini pembaca tidak dituntut untuk
melakukan pemahaman lebih jauh tentang informasi dalam bacaan.
Pemahaman ini hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang menangkap
secara tersurat isi bacaan. Praktik penilaian pemahaman literal di sekolah
dapat dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
memiliki kunci jawaban langsung dalam bacaan. Pertanyaan tidak
mengharuskan peserta didik untuk dapat berfikir lebih jauh dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menjawab pertanyaan. Hal ini sesuai dengan ungkapan Smith (1980: 216)
yang menyatakan bahwa di sekolah teknik-teknik yang biasa digunakan
adalah tes standar, tes informal, diskusi, dan tugas tentang praktik pada
pemahaman literal, kegiatan mereka sedikit atau tidak sama sekali
memerlukan keterampilan berpikir dalam memperoleh makna yang lebih
dalam. “Evaluasi atau teknik yang paling banyak dilakukan dalam menilai
kemampuan literal adalah; 1) pertanyaan fakta berdasarkan langsung pada
teks, 2) pernyataan benar-salah, 3) menyelesaikan kalimat, 4) latihan
pilihan ganda”. (Smith, 1980: 216)
B. Interpretasi
Interpretasi dalam KBBI berarti pemberian kesan, pendapat, atau
pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran. Berdasarkan pengertian
tersebut pemahaman interpretasi sama halnya dengan kemampuan
seseorang dalam menafsirkan, menyimpulkan atau memberikan pandangan
terhadap informasi. Hal ini sejalan dengan ungkapan Smith (1980: 218)
yang menyatakan bahwa dalam interpretasi, pembaca "membaca yang
tersirat" membuat koneksi di antara ide-ide yang dinyatakan individu,
membuat kesimpulan, menarik kesimpulan atau mengalami reaksi
emosional. Ketika seseorang mampu menafsirkan informasi tersirat dalam
sebuah bacaan berarti ia memiliki kemampuan interpretasi. Pemahaman ini
berada satu tingkat lebih tinggi dibandingkan pemahaman literal.
Pemahaman literal mengharuskan pembaca memahami kata-kata yang
tertera dalam bacaan. Sedangkan, pemahaman interpretasi sudah pada tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pengenalan mendalam, yaitu memahami makna-makna tersirat dalam
bacaan.
C. Membaca Kritis
Smith (1980: 220) menyatakan bahwa membaca kritis menuntut agar
pembaca mengevaluasi dan memberikan penilaian pribadi pada kualitas,
nilai, keakuratan, dan/atau kebenaran dari apa yang dibaca. Kritis dalam hal
ini dapat diartikan sebagai ketidakpuasan seseorang akan adanya suatu hal.
Melalui membaca kritis seseorang ditutut untuk menemukan hal yang
menjadi kelemahan maupun kelebihan informasi dalam suatu bacaan.
Berdasarkan hal tersebut seseorang akan mampu melakukan penilaian atau
evaluasi terhadap kualitas dan kuantitas secara lebih akurat. Seseorang yang
kritis akan mampu menemukan hal-hal yang jarang terlihat. Maka dari itu,
membaca kritis berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis. “Membaca
kritis merupakan penggunaan pemikiran kritis selama dan setelah
membaca”. (Smith, 1980: 221) Dalam pembelajaran kegiatan membaca
kritis menjadi hal yang wajib dilakukan oleh peserta didik. Melalui
kegiatan ini secara tidak langsung peserta didik dapat memiliki kemampuan
berfikir kritis. Peserta didik dapat mudah melakukan penilaian dan
mengevaluasi terhadap informasi dalam suatu bacaan karena terbiasa
melakukan kegiatan membaca kritis.
D. Aplikasi
Aplikasi berarti penggunaan atau penerapan (KBBI), maka dari itu jenis
pemahaman ini memfokuskan pada kemampuan pembaca untuk berkreasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
setelah menemukan informasi. Smith (1980: 225) menjelaskan bahwa pada
tahap ini pembaca berusaha menjawab pertanyaan, memuaskan kebutuhan,
atau memecahkan masalah. Selain itu, Smith juga menjelaskan bahwa
ketika pembaca mereorganisasi ide-ide penulis atau menggunakan ide-ide
itu untuk membuat sesuatu yang baru, aplikasi dan pemanfaatan disebut
pembacaan kreatif. Pada tahap pemahaman ini seseorang akan dituntut
untuk dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan kebutuhan, memecahkan
masalah sampai pada tahap pengaplikasian (pemanfaatan ide atau gagasan).
Ketika seseorang mampu mengaplikasikan informasi dalam bacaan di
kehidupan sehari-hari, maka seseorang mempunyai kemampuan
pemahaman aplikasi. Pemahaman ini menjadi penting dilakukan dalam
pembelajaran di sekolah. Bacaan-bacaan sekolah yang mengandung nilai-
nilai tentang kearifan lokal dapat berperan dengan baik. Melalui membaca
pemahaman aplikasi peserta didik dapat menemukan nilai kearifan lokal
yang terkandung dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari. Jenis bacaan yang banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal
adalah cerita rakyat.
2.2.5 Indikator Membaca Pemahaman
Indikator adalah hal yang memberikan petunjuk (KBBI), dalam hal ini
indikator yang dimaksudkan adalah petunjuk keberhasilan seseorang dalam
melakukan kegiatan membaca pemahaman. Brown (Abidin, 2012: 60)
mengungkapkan bahwa dalam kegiatan membaca pemahaman terdapat
beberapa indikasi pemahaman yang perlu diperhatikan guna menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ketercapaian tujuan. Adanya indikator dalam akan memudahkan seseorang
menilai ketercapaian kegiatan membaca pemahaman. Indikator membaca
pemahaman antara lain; (1) ketercapaian membaca pemahaman jika seseorang
mampu merespon perintah dalam bacaan, (2) pencapaian indikator membaca
pemahaman kedua yaitu seseorang mampu memilih langkah lain sebagai bukti
keterpahaman terhadap bacaan, (3) indikator membaca pemahaman selanjutnya
adalah ketika pembaca mampu menyampaikan dengan lisan pemahamannya
terhadap bacaan, (4) ketercapaian indikator membaca pemahaman selanjutnya
adalah pembaca mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
informasi bacaan, (5) pencapaian selanjutnya adalah ketika pembaca mampu
menuliskan catatan-catatan penting dalam bacaan, (6) pencapaian kegiatan
membaca pemahaman selanjutnya ketika pembaca mampu merumuskan bagian
akhir cerita (fiksi), (7) ketercapaian indikator membaca pemahaman berikutnya
adalah ketika pembaca mampu menemukan wacana atau bacaan yang serupa,
(8) pencapaian selanjutnya, ketika pembaca mampu memerankan cerita yang
telah dibaca, (9) ketercapaian kegiatan membaca pemahaman terakhir adalah
ketika pembaca mampu mengubah wacana atau bacaan ke dalam bentuk lain.
Melalui indikator membaca pemahaman yang telah dipaparkan
seseorang dikatakan terampil dalam kegiatan membaca pemahaman jika
memenuhi sembilan indikator tersebut. Dalam hal ini membaca pemahaman
bukan hanya sekedar kegiatan membaca pada umumnya, tingkatan dan
indikator pencapaian penilaian keterpahaman individu dalam memahami
bacaan juga menjadi salah satu hal yang diukur. Kegiatan ini menjadi salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
satu kegiatan yang dapat membantu mengubah pola pikir masyarakat
khususnya para pelajar. Tetapi bahwa kegiatan membaca tidak mudah
dilakukan, terutama membaca pemahaman. Ada tingkatan dan indikator
membaca pemahaman yang dijadikan patokan dalam mengukur keterampilan
seseorang.
2.2.6 Instrumen Evaluasi
Farida (2017: 3) menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan atau
proses yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka
pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) berbagai
komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu.
Dalam hal ini evaluasi berarti kegiatan menilai dan mengamati secara
terstruktur suatu komponen pembelajaran untuk mendapatkan kualitas dan
menangkap kriteria yang terkandung di dalamnya. Sama halnya dengan
pendapat Arikunto (2018: 3) tentang evaluasi yang menyebutkan bahwa
evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur, menilai,
mempertimbangkan secara sistematis dan berkelanjutan untuk menetapkan
sebuah kualitas. Lalu, bagaimana dengan instrumen evaluasi?
KBBI menyebutkan bahwa instrumen memiliki arti sebuah alat. Hal ini
sejalan dengan pendapat (Arifin, 2009: 69) yang menyebutkan bahwa
instrumen merupakan sebuah alat ukur. Instrumen yang berarti alat ukur dapat
dikatakan bahwa alat ukur yang dimaksud adalah sebuah benda yang
digunakan untuk mengukur atau menilai sesuatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Melalui penjabaran tentang evaluasi dan instrumen, maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen evaluasi merupakan sebuah alat ukur yang
digunakan untuk menilai dan mengukur hingga menetapkan kualitas. Jika
dikaitkan dengan pembelajaran, maka instrumen evaluasi merupakan sebuah
alat untuk menilai dan mengukur suatu proses pembelajaran. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sumadi (2008:52) yang menyatakan bahwa pengertian
instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk
mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Instrumen evaluasi digunakan bukan hanya
untuk mengukur tingkat pengetahuan/kognitif peserta didik, namun instrumen
evaluasi dapat mengukur afektif/sikap dan keterampilan/prikomotorik peserta
didik. Melalui instrumen evaluasi yang dibuat dengan berbagai tujuan
penilaian, maka kualitas seseorang dapat diukur dengan mudah.
2.2.7 Pengembangan Instrumen Evaluasi
Banyaknya kegunaan instrumen evaluasi untuk mengukur dan menilai
pengembangan instrumen pun disesuaikan dengan kegunaannya. Bentuk
pengembangan instrumen evaluasi adalah tes. Arifin (2009: 117) menyebutkan
bahwa istilah “tes” berasal dari bahasa Prancis, yaitu “testum”, berarti piring
yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti
pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Melalui pengertian kata “tes” yang berasal
dari bahasa Prancis dapat disimpulkan bahwa tes sama dengan memilah benda-
benda berharga dari benda-benda lain (menilai kualitas suatu benda). Dikaitkan
dengan kegiatan pembelajaran tes dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
memilah dan menilai kemampuan peserta didik. Melalui tes seorang guru
mampu memberikan keputusan dan menilai seberapa jauh pengetahuan yang
dimiliki peserta didik. Berikut adalah uraian tentang pengembangan instrumen
evaluasi.
a. Pengembangan tes bentuk uraian
Pengembangan tes bentuk uraian akan digunakan untuk mengukur tingkat
pemahaman subjek tingkat yang lebih tinggi. Dalam uraian yang berisi
tentang secara garis besar informasi dalam bacaan membuat peneliti dapat
dengan mudah menilai tingkat pemahaman subjek. Bentuk tes uraian
digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur
oleh bentuk objektif (Arifin, 2009: 125). Tes bentuk uraian menuntut
peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan
jawaban dengan kata-kata sendiri dan dengan gaya yang berbeda. Bentuk
uraian terkadang disebut sebagai bentuk subjektif karena sering
dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru. Dilihat dari luas-sempitnya
materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian dibedakan menjadi dua.
Uraian terbatas (peserta didik mengungkapkan jawaban berdasarkan batas-
batas tertuntu) dan uraian bebas (peserta didik menjawab soal berdasarkan
sistematika dan penyusunan secara acak berdasarkan keyakinannya
sendiri).
b. Pengembangan tes bentuk objektif
Tes bentuk objektif adalah tes sebagai upaya penyeimbangan terhadap
jenis tes uraian yang memerlukan ketelitian. Dalam hal ini tes objektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sebagai upaya untuk melakukan pengukuran pemahaman yang lebih
ringan. Tes objektif juga sering disebut tes dikotomi karena jawabannya
antara benar atau salah dan skornya antara satu atau nol. Selain itu, disebut
tes objektif karena penilaiannya objektif, tidak memandang siapa yang
akan mengoreksi hasilnya akan sama dengan kunci jawaban yang sudah
jelas dan pasti. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih
jawaban yang benar antara kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut
proses mental tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian
dan penerapan prinsip.
c. Pengembangan tes lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam
bentuk lisan (Arifin, 2009: 148). Dalam tes ini peserta didik akan diminta
untuk mengucapkan jawaban menggunakan kata-katanya sendiri secara
lisan. Dalam hal keefisienan pengembangan jenis tes ini dapat dikatakan
efisien karena dalam praktiknya tidak akan membutuhkan banyak waktu
dan tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai. Selain itu, dengan
adanya tes lisan penilaian kemampuan peserta didik dalam
mengungkapkan jawaban secara lisan dapat mudah dilakukan.
d. Pengembangan tes perbuatan
Tes perbuatan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan (Arifin, 2009: 149). Dalam tes
ini peserta didik akan diminta untuk bertindak sesuai dengan apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
diperintahkan dan ditanyakan. Tes tindakan sangat bermanfaat untuk
memperbaiki kemampuan perilaku peserta didik, karena objektif
kesalahan-kesalahan yang dibuat peserta didik dapat diamati dan diukur
untuk menjadi pertimbangan.
2.2.8 Validitas
Validitas sama halnya dengan kesesuaian atau kecocokan terhadap
sesuatu. Djiwandono (2008: 164) juga menyatakan bahwa validitas berkaitan
tentang kesesuaian tes sebagai alat ukur dengan sasaran pokok yang perlu
diukur. Dalam hal ini validitas dapat diartikan sebagai upaya menilai sebuah
tes sesuai dengan sasaran yang akan diukur. Sama halnya dengan Mardapi
(Nurgiantoro, 2010: 152) yang menyebutkan bahwa validitas merupakan
dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran hasil tes sesuai tujuan
penggunaan tes. Jika suatu tes memperoleh data yang valid dan sesuai dengan
tujuan pembuatan tes, maka tes tersebut dapat dikatakan valid. Sebuah tes
harus dapat benar-benar memberikan keterangan tentang sesuatu yang
diinginkan (tujuan). Hasil tes yang diperoleh sesuai dengan tujuan pembuatan
tes.
Validitas dalam penelitian ini digunakan sebagai upaya menilai
kelayakan produk instrumen evaluasi sesuai ketentuan kriteria pengukuran
produk dan tujuan penggunaan instrumen evaluasi. Ketika validitas memeroleh
hasil yang valid, maka produk dapat diujicobakan di sekolah. Pengukuran
validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi/materi dan
konstruk. Berdasarkan jenis data dan kerja analisis, validasi dibedakan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dua kategori, yaitu analisis rasional dan analisis data empirik (Nurgiantoro,
2010: 154). Berikut adalah penjabaran tentang analisis rasional (validitas isi
dan konstruk).
a. Validitas isi
Arikunto (2018: 186) menyatakan bahwa validitas isi mengukur tujuan
khusus sejajar dengan materi atau isi pelajaran. Berdasarkan pernyataan
tersebut validitas isi berarti mengukur kesesuaian isi tes dengan materi
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pernyataan validitas isi menurut
Tuckman (Nurgiantoro, 2010: 155) yang menyatakan bahwa validitas isi
menunjuk pada pengertian suatu tes memiliki kesejajaran dengan tujuan
dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, tes harus
dibuat berdasarkan kompetensi dan indikator yang telah dipilih. Validitas
isi digunakan peneliti untuk menilai kelayakan materi dengan kompetensi
yang diukur.
b. Validitas konstruk
Validitas konstruk berkaitan dengan konstruk atau konsep bidang ilmu
yang diuji validitas tesnya (Nurgiantoro, 2010: 156). Dalam hal ini sebuah
tes dikataan memiliki validitas konstruk apabila soal-soal yang dibuat
mengukur setiap aspek berpikir dalam Tujuan Instruksional Khusus
(Arikunto, 2018: 186). Validitas konstruk mengharuskan tes yang disusun
sesuai dengan konsep ilmu yang akan diukur. Penyusunan tes berdasarkan
validitas konstruk dibuat berdasarkan kisi-kisi. Validitas konstruk yang
dibuat berhubungan dengan masalah sikap, minat, motivasi, nilai-nilai dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
lain-lain seperti yang ditanyakan pada angket (Nurgiantoro, 2010: 158).
Dalam hal ini data yang didapat dalam validitas konstruk adalah tanggapan-
tanggapan melalui angket/kuesioner.
2.2.9 Reliabilitas
Reliabilitas suatu hal yang berkaitan dengan ketetapan hasil tes atau
sering disebut “ajeg”. Pernyataan ini sesuai dengan pengertian reliabilitas
menurut Tuckman (Nurgiantoro, 2010: 165) yang menyebutkan bahwa suatu
tes dikatakan reliabilitas jika dapat mengukur secara konsisten suatu yang akan
diukur dari waktu ke waktu. Dalam hal ini reliabel berarti merujuk pada
konsistensi pengukuran terhadap hasil tes. Tes yang reliabel berarti tes tersebut
dapat mengukur kompetensi dengan konsisten.
Fernandes (Nurgiantoro, 2010: 167) menyebutkan bahwa reliabilitas
dibedakan menjadi tiga golongan, (1) jenis konsistensi internal; yaitu perolehan
hasil tes yang sama dengan subjek sama pada waktu berbeda, (2) stabilitas;
yaitu adanya korelasi terhadap hasil pengujian awal, (3) equivalensi; yaitu
hubungan antara variabel bebas dan terikat yang digunakan. Berikut penjabaran
tentang rumus perhitungan reliabilitas.
a. Reliabilitas ulang uji
Teknik tes ulang uji adalah teknik memerkirakan tingkat reabilitas tes
dengan melakukan kegiatan pengukuran dua kali terhadap tes yang sama
kepada peserta didik yang sama pula (Nurgiantoro, 2010: 167). Reliabilitas
ulang uji sama halnya dengan melakukan pengukuran terhadap suatu alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
𝑟 =𝑛
𝑛 − 1(1 −
∑ 𝑝𝑞
𝑠2)
tes yang sama sebanyak dua kali. Pengukuran tes dilakukan pada peserta
didik yang sama pula.
b. Reliabilitas belah dua
Pengujian reliabilitas tes teknik belah dua (split half) dilakukan dengan
memisahkan skor hasil ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan
genap atau kelompok awal dan akhir (Nurgiantoro, 2010: 168). Dapat
dikatakan bahwa melalui tes yang dilakukan dengan menggunakan
reabilitas ini peneliti akan mengelompokkan hasil tes menjadi dua. Rumus
dalam menghitung reliabilitas belah dua dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown.
Reabilitas sebuah tes = 1 +2𝑥 𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑝𝑎𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑒𝑠
1+𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑝𝑎𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑒𝑠
atau : = 2 𝑥𝑟
1+𝑟
c. Reliabilitas rumus Kuder-Richardson 20 dan 21
Pengujian dengan pengukuran Kuder-Richardson 20 dan 21 adalah dengan
membandingkan skor butir-butir tes (Nurgiantoro, 2010: 169). Ketika tes
yang dilakukan menunjukkan tingkat kesesuaian yang tinggi, maka dapat
disimpulkan bahwa pengukuran tes konsisten. Rumus K-R 20 adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
r : Koefisiensi reliabilitas tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
𝑟 =𝑛
𝑛 − 1(1 −
𝑋 (𝑛 − 𝑋)
𝑛𝑠2)
𝑟 =𝑘
𝑘 − 1(1 −
∑𝑠
𝑠2)
n : Jumlah butir soal
p : Proporsi jawaban betul
q : Proporsi jawaban salah (q=1-p)
s : Simpangan baku, s2; varian
Rumus K-R 21 adalah sebagai berikut
d. Reliabilitas Alpha Cronbach
Prosedur uji coba reliabilitas ini diterapkan pada hasil pengukuran yang
berjenjang, misalnya: 1-4, 1-5, 1-6 (Nurgiantoro, 2010: 171). Secara
langsung dapat dikatakan bahwa reliabilitas tes ini menerapkan tes skor
berskala dan dikhotomis. Berikut rumus yang digunakan dalam reliabilitas
ini:
Keterangan:
k : Jumlah butir soal
∑s : Jumlah Varian butir-butir
s2 : Varian total (untuk seluruh butir tes)
e. Reliabilitas bentuk pararel
Pengujian reabilitas hasil pengukuran dengan dua perangkat tes yang
bersifat pararel (Nurgiantoro, 2010: 172). Reliabilitas bentuk pararel sama
halnya dengan pengukuran alat tes yang sejajar. Dengan kata lain pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
reliabilitas jenis ini dengan menguji kedua perangkat tes kepada subjek
yang sama dan hasilnya akan dikorelasi.
2.2.10 Analisis Butir Soal
Instrumen evaluasi yang dibuat memerlukan analisis seputar butir-butir
soal yang telah dikembangkan. Analisis butir soal adalah hal wajib yang harus
dilakukan oleh seorang peneliti untuk mengetahui kualitas soal. Selain itu,
melalui analisis butir soal yang telah dilakukan, peneliti dapat menentukan
langkah berikutnya. Analisis butir soal yang umum dilakukan adalah dengan
mengukur taraf kesukaran terhadap soal, daya pembeda dan pola jawaban
soal. Melalui taraf kesukaran peneliti dapat menemukan soal-soal yang
tergolong mudah, sulit, bahkan sedang. Pengukuran daya pembeda dapat
membantu peneliti membedakan peserta didik yang memiliki pengetahuan
tinggi dengan rendah. Melalui pola jawaban peneliti dapat menemukan
pilihan-pilihan jawaban yang dipilih peserta didik. Berikut penjabaran tentang
analisis butir soal tersebut.
a. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar (Arikunto, 2018: 232). Soal terlalu mudah maka cenderung tidak
memberikan rangsangan kepada peserta didik. Namun, soal yang sulit
akan menimbulkan kemalasan pada peserta didik. Maka dari itu
pembuatan soal harus benar-benar memperhatikan kesukaran dan
kemudahan. Berikut rumus untuk menghitung indeks kesukaran. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
P =𝐵
𝐽𝑆
hal ini pembuatan soal harus benar-benar diperhitungkan untuk
menghindari hal-hal yang tidak sesuai harapan peneliti.
Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
𝐽𝑆: jumlah seluruh siswa peserta didik
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, terdapat klasifikasi untuk
pengelompokan tingkat kesukaran soal. (Arikunto, 2018: 235) menyatakan
bahwa indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
2) Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
3) Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
b. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah (Arikunto, 2018: 235). Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi
berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Tidak ada tanda negatif dalam indeks
kesukaran. Cara menentukan daya pembeda (nilai D).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
1) Kelompok kecil
Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas
dan 50% kelompok bawah. Seluruh tes dideretkan mulai dari skor
teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.
2) Kelompok besar
Kelompok besar hanya diambil pada kedua kutub, yaitu 27% skor
teratas sebagai kelompok atas (𝐽𝐴) dan 27% skor terbawah sebagai
kelompok bawah (𝐽𝐵).
𝐽𝐴 : jumlah kelompok atas
𝐽𝐵 : jumlah kelompok bawah
Rumus mencari D
Berikut rumus untuk mencari indeks diskriminasi:
Keterangan:
J : jumlah peserta tes
𝐽𝐴: banyaknya peserta kelompok atas
𝐽𝐵: banyaknya peserta kelompok bawah
𝐵𝐴: banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal itu dengan benar
𝐵𝐵: banyaknya peserta kelompok bawah menjawab soal itu dengan
benar
(Arikunto, 2018: 242) menyatakan bahwa daya pembeda diklasifikasikan
menjadi beberapa bagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
D : 0,00 – 0,20 : jelek
D : 0,21 – 0,40 : cukup
D : 0,41 – 0,70 : baik
D : 0,71 – 1,00 : baik sekali
D : negatif, semuanya tidak baik. Semua butir soal yang memiliki nilai
D negatif sebaiknya soal dibuang.
c. Pola jawaban soal
Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang
memilih jawaban a, b, c atau d atau yang tidak memilih jawaban manapun.
Pola jawaban dapat menentukan apakah pengecoh (distraktor) berfungsi
sebagai pengecoh dengan baik atau tidak (Arikunto, 2018: 244). Pengecoh
yang tidak dipilih dalam jawaban menandakan pengecoh terlalu mencolok.
Namun, jika pengecoh memiliki banyak pilihan menandakan pengecoh itu
baik. Dengan melihat pola jawaban soal, seseorang dapat mengetahui
tentang taraf kesukaran soal, daya pembeda soal dan baik tidaknya
distraktor.
2.2.11 Langkah-langkah Penyusunan Tes
Penyusunan tes yang baik adalah penyusunan tes sesuai dengan kaidah
maupun langkah-langkah yang telah ditetapkan. Berikut adalah langkah-
langkah penyusunan tes (Arikunto, 2018: 174):
a. Menentukan tujuan mengadakan tes
Tujuan tes dibuat dapat membantu peneliti merumuskan soal dan
menentukan jenis soal yang akan dibuat. Secara tidak langsung dengan
adanya tujuan peneliti memiliki patokan dalam pengembangan produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Melalui tujuan pengadaan tes peneliti mampu membuat tes dan mampu
mengukur kemampuan berdasarkan keinginan.
b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan dijadikan tes
Pembatasan bahan yang akan dijadikan tes dapat membantu peneliti untuk
memfokuskan tes pada kemampuan tertentu. Melalui pembatasan bahan tes
peneliti juga dapat memberikan bentuk perangkat tes sesuai dengan tingkat
pemahaman yang akan diukur.
c. Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan
Rumusan tujuan instruksional khusus pada tiap bagian penting untuk
dilakukan. Hal ini dapat membantu peneliti dalam mengukur kemampuan
yang akan diukur. Melalui tujuan instruksional peneliti dapat menghindari
kekeliruan pengukuran kemampuan. Peneliti akan menemukan data sesuai
dengan kemampuan yang akan diukur.
d. Menderetkan semua indikator ke dalam tabel
Hal ini penting dilakukan untuk menghindari sesuatu yang terlewati.
Melalui rancangan indikator dalam tabel peneliti akan mudah untuk
mengembangkan soal tes. Indikator yang tersusun rapi dalam tabel dapat
membantu peneliti untuk mengukur secara rinci kompetensi.
e. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir
yang diukur. Hal ini menjadi penting dilakukan untuk menghindari
kesalahan penyusunan soal. Jika materi pokok dan aspek berpikir telah
tersusun kekeliruan terhadap kemampuan yang akan diukur tidak akan
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
f. Menuliskan butir-butir soal berdasarkan dengan indikator dan aspek
berpikir yang akan diukur. Hal ini dilakukan untuk membuat perangkat soal
yang dibuat peneliti berdasarkan atas rancangan yang matang, terdapat
tujuan dan tolak ukur.
2.2.12 Cerita Rakyat
A. Hakikat Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan kesusastraan dari rakyat, yang
penyebarannya pada umumnya melalui tutur kata atau lisan Danandjaja
(2007). Sama halnya dengan Hutomo (1991: 4) mengungkapkan bahwa
cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat
melalui bahasa tutur yang berhubungan langsung dengan berbagai
aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat. Kedua tentang
cerita rakyat di atas dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat adalah
sebuah ekspresi budaya yang diwariskan secara turun temurun dari
generasi ke generasi. Penyebaran cerita rakyat juga dilakukan secara
lisan atau dari mulut ke mulut. Dari cerita rakyat yang disebarkan
secara lisan oleh beberapa orang, maka cerita rakyat yang berkembang
menjadi sebuah keyakinan akan kebudayaan atau kepercayaan dalam
suatu kelompok masyarakat.
Budiman (Kristanto, 2014) menegaskan bahwa setidaknya ada dua
generasi yang memahami folklor, maka folklore tersebut pasti ada
dalam suatu generasi. Tradisi sebagai bagian dari kebudayaan, biasanya
diwariskan ke generasi berikut dalam kelompoknya sendiri. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
garis besar cerita rakyat dapat disimpulkan sebagai sebuah alat untuk
melestarikan kebudayaan. Melalui penyebaran secara lisan, nenek
moyang berharap untuk dapat mengenalkan kebudayaan sampai
generasi berikutnya.
B. Jenis Cerita Rakyat
Menurut R. Bascom (Danandjaja, 2007: 50-83). Cerita rakyat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Mite (myth)
Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi
serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi oleh dewa
atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di
dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada
masa lampau.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mite
merupakan sebuah cerita rakyat berbentuk prosa dan diyakini dalam
kehidupan masyarakat. Selain itu, cerita rakyat juga mengandung
peristiwa yang bukan berasal dari dunia yang sama dengan dunia
manusia. Oleh karena itu, tokoh-tokoh dalam cerita rakyat tersebut
digambarkan oleh tokoh seorang dewa atau makhluk setengah dewa.
b. Legenda (legend)
Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip
dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak
dianggap suci. Legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mempunyai sifat-sifat yang luar biasa, dan sering kali dibantu makhluk-
makhluk ajaib. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal. Waktu
terjadinya belum terlalu lampau.
Sama halnya dengan mite legenda adalah jenis prosa rakyat yang
berkembang dalam suatu kelompok tertentu. Hanya, dalam legenda
sebuah cerita ditokohi oleh seorang manusia. Manusia yang
digambarkan juga bukan sebagai manusia biasa, melainkan seorang
manusia yang memiliki sifat luar biasa. Selain itu latar maupun tempat
yang digambarkan dalam legenda adalah sebuah tempat yang sudah
dikenal di dunia. Legenda dikisahnya belum terlalu lampau terjadi.
c. Dongeng (folktale)
Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan, yang
tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan dengan tujuan
untuk menghibur, melukiskan kebenaran, pelajaran (moral) dan sindiran
dan biasanya mempunyai kalimat pembuka dan penutupnya yang
bersifat klise, dimulai dengan kalimat pembuka dan penutup (pada
suatu waktu hidup seorang…dan…akhirnya mereka hidup bahagia
untuk selama-lamanya).
Berdasarkan pengertian dongeng tersebut, dapat disimpulkan bahwa
dongeng merupakan sebuah cerita pendek kesusastraan lisan yang
dianggap benar terjadi. Selain itu, dongeng diceritakan untuk tujuan
menghibur dan menyebarkan pesan moral (kebenaran) serta
mengandung sebuah sindiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Fungsi Cerita Rakyat
Cerita rakyat yang selalu memiliki ciri khas dan keistimewaan dalam
setiap daerah memberikan nilai atau fungsi-fungsi yang dapat dipelajari
dalam kehidupan saat ini. Di dalam cerita rakyat yang sarat akan nilai-
nilai moral leluhur, maka cerita rakyat memiliki fungsi sebagi berikut.
Danandjaja (2007: 81), bahwa sastra lisan pada umumnya berfungsi
sebagai (1) alat pendidikan anggota masyarakat, (2) sebagai alat
penebal parasaan solidaritas kolektif, (3) sebagai alat yang
memungkinkan seseorang bertindak dengan penuh kekuasaan terhadap
orang yang menyeleweng, (4) sebagai alat protes terhadap
ketidakadilan, (5) memberikan kesempatan bagi seseorang melarikan
diri untuk sementara waktu dari kehidupan nyata yang membosankan
ke dalam dunia khayalan yang indah.
Berdasarkan fungsi cerita rakyat yang dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa cerita rakyat atau sastra lisan memiliki manfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Cerita rakyat yang banyak mengandung
nilai-nilai moral dan luhur diceritakan secara turun-temurun
berkembang menjadi sebuah kepercayaan (edukasi) dalam kehidupan
masyarakat. Dalam hal ini cerita rakyat juga dapat dikatakan sebagai
cara yang efektif mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan),
afektif (perasaan), dan aspek sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2.2.13 Kearifan Lokal
A. Hakikat Kearifan Lokal
Ridwan (2008) menyebutkan bahwa kearifan lokal atau sering
disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan
menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap
terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang
tertentu. Dalam hal ini kearifan lokal dapat dikatakan sebagai sebuah
identitas. Greertz (Ridwan, 2008) mengatakan bahwa kearifan lokal
merupakan identitas yang sangat menentukan harkat dan martabat
manusia dalam komunitasnya.
Berdasarkan pengertian kearifan lokal yang dipaparkan di atas,
dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan sebuah identitas
diri dari sebuah kelompok masyarakat. Dalam hal ini kearifan lokal
juga dapat diartikan sebagai bentuk kerativitas sebuah kelompok dalam
menyikapi keberadaan dan memanfaatkan segala sesuatu di dalamnya.
Kearifan lokal berkembang dari sesuatu yang nampak dan ada dalam
kehidupan sekitar.
B. Bentuk-bentuk Kearifan Lokal
Hariyanto (Purwanto, 2017) menyatakan bentuk-bentuk kearifan
lokal adalah kerukunan beragaman dalam wujud praktik sosial yang
dilandasi suatu kearifan dari budaya. Berdasarkan pengertian tersebut
bentuk kearifan lokal sama halnya dengan suatu bentuk pedoman yang
berlandaskan kepercayaan dalam suatu masyarakat. Kearifan lokal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang terdapat dalam suatu daerah selalu beragam dan tercermin dalam
kehidupan masyarakatnya. Keberagaman dalam masyarakat itulah
yang akan menciptakan kerukunan dan saling tenggang rasa.
Masyarakat yang memiliki visi dan misi sama mampu hidup saling
berdampingan.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk-
bentuk kearifan lokal nyata ada dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
berinteraksi dengan orang lain (sosial), kebudayaan bahkan norma atau
nilai dalam suatu kelompok masyarakat dapat menjadi salah satu
bentuk kearifan lokal. Selain itu kearifan lokal juga dapat dilihat dalam
bentuk falsafah-falsafah yang diyakini oleh masyarakat dengan
berbagai macam bentuknya (kepercayaan, ritual, dan upacara tradisi).
C. Kearifan Lokal Tanah Melayu
Sesuai dengan penjabaran tentang kearifan lokal pada penjelasan
sebelumnya, kearifan lokal menjadi salah satu identitas suatu
kelompok masyarakat. Dalam hal ini kearifan lokal menjadi salah satu
ciri khas maupun keistimewaan yang hanya dimiliki kelompok
masyarakat tertentu. Di dalam kearifan lokal yang berkembang
terkandung berbagai macam pengetahuan dan ajaran kehidupan yang
dapat kita ambil. Penelitian ini peneliti akan meneliti tentang kearifan
lokal tanah Melayu yang terkandung dalam sebuah cerita rakyat.
Melalui cerita rakyat tanah Melayu yang lebih dari satu diharapkan
peneliti dapat menemukan salah satu ciri yang selalu menjadi kekhasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
budaya Melayu. Peneliti akan mengarah pada cerita-cerita rakyat yang
berasal dari Melayu Riau.
Masyarakat Melayu memiliki peradaban tinggi dalam memilihara
tatanan nilai budaya menyangkut aspek sosial ekonomi, politik, agama,
lingkungan, seni, teknologi, dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut terdapat
dalam kearifan lokal orang Melayu. Thamrin (2014) menyebutkan
bahwa kearifan lokal masyarakat terwujud dalam berbagai aturan, nilai
dan etika yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjabaran
tentang kearifan lokal yang ada dalam kehidupan masyarakat Melayu.
Leoni dan Wahyu (2017: 64-79)
a. Masyarakat Melayu terikat pada pandangan hidup (filosofi)
Masyarakat Melayu memegang teguh pada sebuah kepercayaan
tentang kekuatan magis yang tidak dimiliki manusia biasa. Seiring
berjalannya waktu pandangan hidup masyarakat Melayu di daerah
Kepulauan Riau mengarah pada kehidupan yang bernuangsa agama
Islam. Semua aktivitas masyarakatnya berlandaskan pada aturan
agama Islam. Dalam kehidupan masyarakat Melayu disebut dengan
adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah. Artinya,
seluruh kegiatan dan kehidupan masyarakat Melayu berpedoman
pada agama Islam. Salah satu kearifan lokal yang masih dipelihara
sesuai dengan filosofi masyarakat Melayu adalah menggelar
resepsi pernikahan secara ramai. Hal ini dilakukan salah satunya
untuk mengikat tali persaudaraan dengan sesama. Dengan hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dapat disimpulkan bahwa masyarakat Melayu memegang teguh
ajaran dan perintah Allah.
b. Kehidupan Masyarakat tidak lepas dari sikap hidup sosial, nasihat,
dan iktibar. Kearifan lokal yang tetap dilestarikan masyarakat
Melayu Kepulauan Riau adalah dengan saling menghargai.
Masyarakat Melayu Riau sangat menjaga sikap dan kesopanan
dalam berbicara. Masyarakat Melayu sangat menghindari
perselisihan dengan sesama. Selain itu, masyarakat juga
menghargai nasihat-nasihat dari orang yang lebih tua.
c. Melestarikan upacara adat atau seremoni
Upacara adat yang masih terjaga dalam masyarakat Melayu adalah
upacara pernikahan. Resepsi pernikahan digelar dengan
mengundang banyak sanak saudara dan sebelum pasangan diikat
dalam pernikahan, proses pernikahan harus didahului dengan
lamaran. Perbedaan yang mencolok adalah hantaran dari keluarga
laki-laki berupa makanan dan keperluan yang akan dipakaikan
pihak calon memperlai perempuan. Selain itu, masyarakat Melayu
masih membudayakan memberikan cincin oleh orang tua
perempuan kepada calon mempelai laki-laki.
d. Prinsip, norma, dan tata aturan yang terwujud menjadi sistem
sosial. Dalam hal ini kehidupan masyarakat Melayu berdasarkan
norma, prinsip maupun aturan yang berlaku di daerahnya saat ini.
Masyarakat patuh dan taat pada pemimpin yang berkuasa di daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Kepulauan Riau. Segala tindakan yang dilakukan berdasarkan
aturan yang berlaku.
e. Kehidupan masyarakat berdasarkan perilaku dan kebiasaan sehari-
hari. Masyarakat Melayu senang berkumpul, berbagi dengan
sesama tanpa memebeda-bedakan. Perbedaan status, daerah tempat
tinggal bahkan mata pencarian tidak menyurutkan mereka untuk
tetap hidup selalu berdampingan.
Berdasarkan penjelasan tentang kearifan lokal masyarakat Melayu,
satu hal yang pasti bahwa mereka harus dapat hidup sesuai dengan
aturan dan kepercayaan.
D. Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat
Kanzunnudin (2015) menyatakan bahwa nilai-nilai kearifan lokal
terkandung dalam kekayaan-kekayaan budaya lokal berupa tradisi,
pepatah-petitih, dan semboyan hidup. Berdasarkan pengertian tersebut
kearifan-kearifan lokal tercermin dari setiap kepercayaan, tradisi, dan
semboyan hidup. Dalam hal ini cerita rakyat yang menjadi salah satu
kesusastraan masyarakat yang disebarkan secara lisan mengandung
kearifan lokal daerah tertentu. Kearifan lokal sama halnya dengan
identitas suatu daerah.
Berdasarkan penjelasan tentang kearifan lokal tersebut warisan
budaya yang berasal dari leluhur menjadi salah satu filosofi dan
pandangan hidup bagi masyarakat. Warisan budaya yang di dalamnya
termasuk sastra tradisional (sastra lisan atau sastra tulis) menjadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
cerita rakyat sarat akan nilai-nilai kearifan lokal suatu daerah.
Harvilahti (Kanzunnudin, 2015) mengungkapkan bahwa cerita rakyat
merupakan bagian kebudayaan masyarakatnya dan diwariskan secara
lisan.
2.3 Kerangka Berpikir
Menurut Sugiyono (2013:121) kerangka berfikir dalam penelitian merupakan
asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Oleh karena itu, kerangka
berfikir dalam penelitian ini dikembangkan melalui masalah yang ditemukan
dalam studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan yang menyatakan bahwa; (1)
soal-soal evaluasi yang dibuat belum mengakomodasi empat jenis keterampilan
membaca pemahaman; (2) soal-soal belum mengandung latar belakang kehidupan
peserta didik. Melalui permasalahan-permasalahan tersebut maka, peneliti
mengembangkan instrumen evaluasi membaca pemahaman melalui cerita rakyat
berlatar belakang kearifan lokal Tanah Melayu.
Produk dikembangkan untuk menyempurnakan instrumen evaluasi yang
digunakan guru. Instrumen evaluasi memuat empat jenis keterampilan membaca
pemahaman. Melalui instrumen evaluasi yang dikembangkan, peserta didik dapat
melatih keterampilan membaca pemahaman sampai pada jenis pemahaman
aplikasi. Adanya instrumen evaluasi yang dikembangkan peneliti diharapkan
dapat membantu guru mengevaluasi kemampuan membaca pemahaman peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Pengembangan Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman
Wawancara Guru
Pengampu
Analisis Dokumen
(
Masalah
Pengembangan Produk
Instrumen Evaluasi
Membaca Pemahaman
Landasan Teori Langkah-langkah
Pengembangan
Instrumen evaluasi yang ada
tidak mengakomodasi 4
jenis keterampilan membaca
pemahaman
1. Soal-soal hanya
sampai pada
interpretasi
2. Soal belum sesuai KD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research &
Development (R&D). Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang
mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam dunia
pendidikan. Peneliti mengembangkan produk berupa instrumen evaluasi
keterampilan membaca pemahaman. Pada bab ini akan dikaji lebih rinci tentang
(1) jenis penelitian, (2) sumber data dan data, (3) teknik pengumpulan data, (4)
instrumen penelitian, (5) teknik analisis data, dan (6) prosedur pengembangan
produk.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development/R&D). (Sugiyono, 2010: 407) menyatakan bahwa penelitian ini
merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memvalidasi dan
mengembangkan produk. Validasi produk yang berarti peneliti menguji
efektivitas atau validitas produk. Pengembangan produk berarti membarui
produk yang sudah ada atau menciptakan produk (yang belum pernah ada
sebelumnya). Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti
menggunakan langkah-langkah penelitian pengembangan menurut Borg and
Gall. Penelitian pengembangan ini dirancang untuk mengembangkan sebuah
instrumen evaluasi yang menilai kemampuan membaca pemahaman pada
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3.2 Sumber Data dan Data
A. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, Jl.
Senopati No. 18, Prawirodirjan, Godomanan, Yogyakarta. Penelitian ini
dilakukan saat KBM berlangsung (90 menit).
B. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah dosen ahli, guru pengampu
mata pelajaran bahasa Indonesia dan peserta didik kelas X di SMA Pangudi
Luhur, Yogyakarta. Peserta didik yang berjumlah 34 orang. Penelitian
difokuskan pada peserta didik kelas X IPS 1. Peneliti mengambil subjek
penelitian peserta didik kelas X karena terdapat materi cerita rakyat pada kelas
X. Dalam materi tentang cerita rakyat peserta didik akan diajarkan tentang
pengertian, ciri, bentuk dan contoh cerita rakyat. Melalui hal ini, maka
diharapkan subjek penelitian yang peneliti ambil sudah tepat.
C. Data Penelitian
Peneliti akan memperoleh data-data dari dosen ahli, guru pengampu,
peserta didik dan validator. Data-data diperoleh dari wawancara guru
pengampu, analisis dokumen (silabus dan soal UAS) materi cerita rakyat.
Berikut uraian data yang akan diperoleh peneliti.
Data yang akan diperoleh dari guru pengampu adalah (1) kemampuan
membaca pemahaman yang dimiliki peserta didik dalam membaca cerita
rakyat, (2) kebutuhan guru akan adanya instrumen evaluasi untuk mengukur
kemampuan pemahaman membaca cerita rakyat pada peserta didik. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
analisis dokumen, peneliti akan memperoleh data (1) bentuk instrumen
evaluasi yang biasa dilakukan, (2) kriteria penyusunan instrumen evaluasi, (3)
kelebihan dan kekurangan instrumen evaluasi. Melalui peserta didik, peneliti
akan memperoleh data (1) pengalaman peserta didik dalam melakukan
kegiatan membaca pemahaman, (2) kemampuan peserta didik dalam
melakukan kegiatan membaca pemahaman cerita rakyat, (3) masukan atau
saran kepada peneliti tentang produk yang dihasilkan, (4) hasil posttest peserta
didik dalam kegiatan membaca pemahaman cerita rakyat. Berdasarkan hasil
validasi yang dilakukan dosen ahli peneliti memperoleh data berupa; (1) skor
rata-rata kelayakan produk untuk diujicobakan, (2) saran dan komentar
perbaikan produk pengembangan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
A. Teknik Tes
Pengumpulan data dengan tes dilakukan untuk mengetahui hasil setelah
dilakukan perlakuan dengan produk baru. Teknik tes dilakukan peneliti pada
subjek dengan memberikan beberapa soal dalam instrumen evaluasi. Anastari
(Sugiyono, 2016: 208) menyatakan bahwa tes merupakan pengukuran yang
objektif dan standar. Dengan demikian tes merupakan sebuah pengukuran
untuk menilai suatu berdasarkan keadaan sebenarnya tanpa dipengaruhi hasil
pemikiran dan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan. Teknik pengumpulan
data ini digunakan untuk menilai kemampuan tingkatan membaca pemahaman
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
B. Teknik Nontes
Nurgiantoro (2010: 90) menyebutkan bahwa teknik nontes merupakan alat
penilaian yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan
peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes. Dalam hal ini
teknik pengumpulan data nontes adalah sebuah teknik pengumpulan data
tanpa penggunaan alat tes. Data yang dikumpulkan melalui teknik nontes
diperoleh melalui teknik kuesioner, wawancara, pengamatan, daftar cocok,
penugasan, dan lain-lain (Nurgiantoro, 2010: 90). Melalui penelitian ini,
peneliti menggunakan tiga jenis teknik pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan guru
mata pelajaran bahasa Indonesia. Dilanjutkan dengan pengumpulan data
teknik analisis dokumen yang berupa telaah silabus dan soal-soal yang
digunakan selama proses pembelajaran. Teknik terakhir adalah teknik
kuesioner/angket yang akan digunakan peneliti untuk memperoleh data berupa
saran atau masukan dari subyek selama proses uji coba dilakukan.
3.4 Instrumen Penelitian
A. Instrumen Tes
Pengumpulan data dengan tes dilakukan dengan cara memberi sejumlah
pertanyaan kepada subjek yang diteliti untuk dijawab (Sugiyono, 2016: 208).
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian berupa tes
merupakan bentuk pengumpulan data melalui pemberian pertanyaan kepada
subyek penelitian. Data hasil tes berupa data kualitatif/angka. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
penelitian ini peneliti akan memberikan tes berupa pertanyaan-pertanyaan
yang dikembangkan peneliti dalam instrumen evaluasi.
B. Instrumen Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai upaya untuk menemukan masalah dan
solusi yang akan dilakukan sebelum mengembangkan sebuah produk.
Sugiyono (2016: 210) mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan data
dilakukan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan dan potensi yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui pendapat, keinginan dan hal-hal lain dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self-
report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara kepada guru
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X IPS 1 di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Wawancara dilakukan peneliti untuk menemukan permasalahan
pengukuran tingkatan keterampilan membaca pemahaman peserta didik.
Selain itu, peneliti juga akan melakukan wawancara terkait instrumen evaluasi
yang digunakan dalam mengukur tingkat keterampilan membaca pemahaman
peserta didik menggunakan cerita rakyat. Pertanyaan-pertanyaan wawancara
akan diberikan sesuai kebutuhan data peneliti (rancangan produk).
C. Instrumen Analisis Dokumen
Analisis dokumen dilakukan untuk menilai kumpulan soal yang selama ini
digunakan guru dalam melakukan evaluasi. Analisis dokumen akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
𝑟 =𝑘
𝑘 − 1(1 −
∑𝑠
𝑠2)
menemukan kekurangan dan kelebihan yang akan peneliti ambil untuk
mengembangakan produk instrumen. Kumpulan soal yang akan dianalisis
peneliti berkaitan dengan soal-soal yang digunakan dalam evaluasi materi
cerita rakyat. Hal ini dilakukan untuk dapat memudahkan pembuatan soal bagi
peneliti. Peneliti akan memperbaiki setiap kekurangan yang ada dalam soal
evaluasi yang selama ini digunakan oleh guru.
D. Instrumen Validasi
Linn & Gronlund (Retnawati, 2016: 16) menjelaskan bahwa validitas
mengacu pada kecukupan dan kelayakan interpretasi yang dibuat dari
penilaian, berkenaan dengan penggunaan khusus. Dalam hal ini validasi
adalah sebuah pengesahan yang berdasarkan validitas kebenaran maupun
kelayakan dari sebuah produk. Instrumen validasi diperlukan peneliti untuk
mengetahui kelayakan produk setelah dilakukan uji coba. Melalui validasi
yang dilakukan validator peneliti dapat memperbaiki setiap kekurangan dan
kelemahan dari produk (instrumen evaluasi) yang dibuat.
3.5 Teknik Analisis Data
A. Teknik Analisis Tes
Analisis data tes diperoleh peneliti setelah melalui tahap uji coba lapangan.
Uji coba lapangan yang dilakukan sebanyak 2 tahap menghasilkan data untuk
menentukan reliabel produk instrumen evaluasi. Tes dilakukan sebanyak 2
tahap oleh peneliti dengan soal yang berbeda. Data tes yang diperoleh
dianalisis melalui rumus reliabelitas Alpha Cronbach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Melalui perhitungan reliabelitas yang telah dilakukan, peneliti dapat
mengkategorikan tingkat reliabelitas instrumen yang dibuat berdasarkan
ketentuan koefisien korelasi reliabilitas. Berikut tolak ukur koefisien korelasi
reliabilitas instrumen evaluasi (Arikunto, 2010: 75).
Tabel 3.1 Interpretasi Reliabilitas
B. Teknik Analisis Nontes
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode seperti
wawancara mendalam, pengamatan dan studi dokumen merupakan kegiatan
analisis data kualitatif Sugiyono (2016: 366). Dalam hal ini analisis data
dengan teknik pengumpulan data nontes akan peneliti analisis menggunakan
data kualitatif. Teknik wawancara yang akan dilakukan adalah untuk
menemukan fakta dan data yang diperlukan peneliti dalam penyusunan
produk. Bogdan (Sugiyono, 2016: 367) menyatakan bahwa analisis data
kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara. Selain itu peneliti akan melakukan
pengamatan atau analisis dokumen berupa soal-soal dalam instrumen evaluasi
yang digunakan dalam kegiatan membaca pemahaman.
a) Wawancara
Nurgiantoro (2010: 96) menyatakan bahwa wawancara merupakan cara
yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (peserta
Koefisien Korelasi Kriteria
0,81< r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61< r ≤ 1,80 Tinggi
0,41< r ≤ 1,60 Cukup
0,21< r ≤ 1,40 Rendah
0,00< r ≤ 1,20 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
didik, orang yang diwawancarai). Teknik wawancara yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menemukan informasi tentang
keterampilan membaca pemahaman peserta didik. Peneliti melakukan
wawancara pada guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang akan
membantu menemukan informasi tersebut. Melalui wawancara yang
dilakukan dengan guru mata pelajaran peneliti menemukan kesulitan,
hambatan maupun saran atau masukan yang dapat digunakan untuk
pengembangan produk.
b) Analisis Dokumen
Teknik analisis dokumen berupa telaah silabus dan kumpulan soal sebagai
tahap kedua teknik pengumpulan data. Silabus dan dokumen dianalisis
untuk menemukan informasi tentang kelebihan maupun kekurangan
perangkat pembelajaran yang selama ini digunakan sekolah. Melalui
temuan yang diperoleh peneliti dalam telaah perangkat pembelajaran,
maka hal tersebut memudahkan peneliti dalam mengembangkan produk.
c) Kuesioner
Nurgiantoro (2010: 91) menyebutkan bahwa kuesioner atau angket
merupakan pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu, bertujuan untuk
mendapatkan respon dari peserta didik (responden). Melalui kuesioner
yang dibagikan, peneliti dapat menemukan tanggapan dari peserta didik
tentang produk yang telah dikembangkan. Data yang diperoleh melalui
kuesioner akan menghasilkan informasi kualitatif. Untuk mengukur bobot
dan setiap pandangan kualitatif, peneliti menggunakan skala likert. Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Skor Rata-rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang
atau kelompok terhadap permasalahan suatu objek, rancangan atau produk
yang telah dikembangkan (Sugiyono, 2015: 165). Berikut perbedaan bobot
dalam skala likert.
Tabel 3.2 Skala Likert
C. Analisis Hasil Validitas
Pengukuran validitas merupakan tahap penting dalam penelitian
pengembangan. Melalui hasil validitas kelayakan sebuah produk
pengembangan sebelum uji coba dapat diketahui dengan pasti. Mardapi
(Nurgiantoro, 2010: 152) yang menyatakan bahwa validitas merupakan
dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran hasil tes sesuai dengan tujuan
penggunaan tes. Dalam hal ini validitas dapat dikatakan sebagai suatu hal
yang berkaitan dengan kelayakan sebuah tes. Validitas dibuat sesuai dengan
kriteria pendekatan validasi tes (validitas isi, konstruk). Berdasarkan validitas
yang dilakukan peneliti dapat menghitung kriteria kelayakan produk
berdasarkan perhitungan berikut.
Pengukuran validitas menggunakan perhitungan skala 5. Berdasarkan
perhitungan hasil validitas yang diperoleh kriteria pengembangan produk akan
Keterangan Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
ditentukan menggunakan acuan konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Sukardjo dalam (Widyastuti, 2012).
Tabel 3.3 Konversi Nilai Skala Lima PAP
Interval Skor Kriteria
x > Xi + 1,80SBi Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < x ≤ Xi + 1,80 SBi Baik
Xi - 0,60 SBi < x ≤ Xi + 0,60 SBi Cukup
Xi - 0,80 SBi < x ≤ Xi - 0,60 SBi Tidak Baik
x ≤ Xi - 1,80SBi Sangat Tidak Baik
Keterangan:
Xi : Rerata ideal = 1
2 (skor maksimal idel + skor minimal ideal)
SBi : Simpangan baku ideal = 1
6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
3.6 Prosedur Pengembangan Produk
Penelitian pengembangan sama halnya dengan mengembangkan produk
atau memproduksi sebuah produk. Borg and Gall (Sugiyono, 2015: 28)
menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan sebuah proses
atau metode untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Maka dari itu,
penelitian ini menggunakan langkah-langkah pengembangan produk Borg
and Gall. Borg and Gall (Sugiyono, 2015: 35) mengemukakan sepuluh
langkah dalam R&D. Berikut langkah-langkah pengembangan yang
dikemukakan Borg and Gall.
a. Research and Information Collecting
Penelitian dan pengumpulan informasi berupa wawancara, analisis
kebutuhan atau melakukan penelitian skala kecil. Hal dilakukan untuk
mengetahui kondisi awal atau kebutuhan yang diperlukan selama proses
pengembangan produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Planning
Perencanaan dilakukan untuk merumuskan tujuan, menentukan
pembelajaran dan uji coba kelayakan. Hal ini menjadi tahap perencanaan
untuk merancang produk pengembangan yang akan dibuat.
c. Develop Preliminary Form a Product
Pengembangan produk awal merupakan tahap persiapan materi, prosedur,
dan instrumen evaluasi. Tahap persiapan materi sebagai upaya
menyiapkan materi yang diperlukan di dalam produk. Prosedur dan
instrumen evaluasi menjadi bagian dari pengembangan produk awal untuk
memberikan patokan bagi peneliti.
d. Preliminary Field Testing
Uji coba lapangan awal dilakukan untuk memperoleh data pendahuluan.
Uji coba awal dilakukan dengan 6 sampai 12 subjek dalam 1 samapai 3
sekolah. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi
kuesioner. Hasil yang diperoleh melalui uji coba lapangan awal dapat
dianalisis.
e. Main Product Revision
Tahap berikutnya adalah revisi, pada tahap ini produk dapat dilakukan revisi
atau perbaikan sesuai saran-saran pada uji coba yang telah dilakukan.
f. Main Field Testing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tahap uji coba lapangan utama dilakukan dengan 30 sampai 100 subjek di 5
sampai 15 sekolah. Pada tahap uji coba lapangan data yang diperoleh berupa
data kualitatif tentang hasil uji coba subjek. Hasil data dianalisis untuk
menilai tujuan pelatihan atau penelitian.
g. Operational Product Revision
Pada tahap ini produk perlu direvisi sesuai saran dan masukan dari uji coba
sebelum siap dioperasionalkan.
h. Operational Field Testing
Uji coba lapangan operasional dilakukan dengan 40 sampai 400 subjek
dengan 10 sampai 30 sekolah. Selain memperoleh data uji coba, data juga
diperoleh melalui wawancara, observasi dan kuesioner. Data-data yang ada
perlu dilakukan analisis.
i. Final Product Revision
Tahap revisi produk hasil dilakukan berdasarkan saran-saran dan masukan
dari uji lapangan yang sudah dilakukan.
j. Dissemination and Implementation
Tahap akhir dalam langkah pengembangan Borg and Gall adalah
mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk. Produk diproduksi
dan didistribusikan secara komersial.
Berikut bagan kesepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D)
menurut Borg and Gall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Borg and Gall
(Sugiyono, 2015: 37)
Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan sepuluh langkah
pengembangan Borg and Gall. Peneliti menggunakan tujuh dari sepuluh
langkah pengembangan produk Borg and Gall. Penyederhanaan langkah-
langkah pengembangan dilakukan sesuai dengan keterbatasan peneliti berupa
waktu, biaya dan jenjang pendidikan peneliti. Penyederhanaan ini dilakukan
tanpa mengurangi esensi dari kesepuluh langkah-langkah penelitian
pengembangan. Tujuh langkah-langkah pengembangan Borg and Gall dinilai
peneliti sudah dapat membantu mengembangkan produk instrumen evaluasi
membaca pemahaman. Tanpa mengurangi keefektifitas langkah
Develop
Preliminary
Form a Product
Preliminary
Field Testing Main Product
Revision
Main Field
Testing
Operational
Product
Revision
Operation
Field Testing
Final Product
Revision
Dissemination
and
Implementation
Planning
Research and
Information
Collecting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pengembangan Borg and Gall berikut penjabaran langkah-langkah
pengembangan produk yang peneliti lakukan dalam penelitian.
a. Pengumpulan data dan informasi
Dalam tahap ini peneliti melakukan penelitian dan pengumpulan informasi
atau data yang akan diperlukan untuk pengembangan produk. Peneliti akan
melakukan studi awal guna mengukur situasi dan kondisi yang sedang
terjadi. Di dalam pengumpulan informasi terkait permasalahan yang akan
diangkat ke dalam penelitian. Pengumpulan informasi yang dilakukan
peneliti adalah dengan melakukan wawancara kepada guru pengampu dan
analisis dokumen berupa soal UAS dan silabus materi cerita rakyat.
b. Pengembangan produk
Sesuai dengan data studi pendahuluan yang dilakukan peneliti mulai dapat
melakukan pengembangan produk. Pengembangan produk dimulai dengan
membuat kisi-kisi instrumen evaluasi yang akan dikembangkan. Melalui
kisi-kisi instrumen yang telah dibuat dan sesuai dengan tujuan penelitian,
peneliti dapat mengembangkan produk instrumen evaluasi. Pengembangan
produk berupa kumpulan soal-soal materi cerita rakyat dengan empat jenis
kemampuan membaca pemahaman.
c. Uji Validasi
Tahap selanjutnya setelah pengembangan produk adalah tahap uji validasi
peneliti lakukan untuk mengetahui kelayakan produk yang peneliti
hasilkan. Validasi dilakukan dengan bantuan dosen-dosen ahli dalam
bidangnya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan validasi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
materi dan bahasa yang digunakan dalam produk pengembangan. Melalui
uji validasi dosen ahli dapat memberikan penilaian, masukan dan saran
dalam instrumen evaluasi. Hasil penilaian inilah yang dijadikan peneliti
untuk dapat memperbaiki produk, melakukan revisi sesuai penilaian dan
saran dosen ahli.
d. Revisi produk tahap I
Revisi produk tahap I merupakan langkah perbaikan awal yang dilakukan
peneliti berdasarkan penilaian validator. Revisi produk dilakukan untuk
dapat menyempurkan produk sebelum tahap uji coba lapangan. Peneliti
memperbaiki setiap aspek dalam instrumen evaluasi sesuai penilaian dan
masukan validator.
e. Uji coba lapangan tahap I
Ketika produk sudah selesai direvisi peneliti dapat melakukan uji coba
lapangan. Uji coba dilakukan dengan memberikan produk instrumen
evaluasi kepada peserta didik kelas X IPS 1 di SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Melalui uji coba lapangan yang dilakukan peneliti dapat
memperoleh hasil penggunaan instrumen evaluasi yang diujikan.
f. Uji coba lapangan tahap II
Uji coba lapangan tahap II dilakukan sesuai prosedur dan ketentuan uji
coba lapangan tahap I. Uji coba lapangan dilakukan dengan memberikan
produk berupa instrumen evaluasi dengan soal-soal yang belum diujikan
dalam uji coba lapangan tahap I. Selain data hasil penggunaan instrumen
peneliti juga membagikan angket kepada peserta didik untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memberikan masukan terhadap pelaksanaan uji coba lapangan yang telah
dilakukan.
g. Revisi produk tahap II
Pada tahap revisi produk ke-2 dilakukan berdasarkan perolehan data uji
coba lapangan. Pada revisi produk tahap II peneliti juga akan melakukan
penyempurnaan produk akhir. Dengan demikian revisi produk tahap II
sebagai revisi final produk instrumen evaluasi dari peneliti.
Melalui penjabaran tentang ketujuh langkah pengembangan yang
dilakukan, peneliti menyederhanakannya kedalam bagan berikut.
Bagan 3.2 Penyederhanaan langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Borg and Gall
Uji Validasi
Pengembangan
Produk
Pengumpulan
Data dan
Informasi
Uji Coba
Lapangan
Tahap II
Uji Coba
Lapangan
Tahap I
Revisi Produk
Tahap I
Revisi Produk
Tahap II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian yang terdiri dari enam sub bab. Sub
bab pertama membahas tentang hasil analisis data kebutuhan. Sub bab kedua
menyajikan paparan hasil penilaian produk pengembangan oleh dosen ahli. Sub
bab ketiga membahas uji coba produk pengembangan. Sub bab keempat
mengulas tentang hasil validasi siswa. Sub bab kelima mengulas hasil uji coba
produk pengembangan instrumen evaluasi. Sub bab kelima terdiri dari dua
bagian, yaitu tingkat reliabilitas produk pengembangan instrumen evaluasi,
analisis butir soal (tingkat kesukaran dan daya beda). Sub bab keenam
menyajikan revisi produk pengembangan.
Penelitian ini dimulai dari pengumpulan data pendahuluan, pengolahan data,
tahap pembuatan produk, tahap revisi, pengujian produk sampai pada tahap akhir
penyempurnaan produk. Pengumpulan data pendahuluan dilakukan dengan
melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui penggunaan instrumen evaluasi
membaca pemahaman di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Setelah melakukan
analisis kebutuhan, peneliti melakukan analisis dokumen. Dokumen yang
dianalisis berupa silabus dan soal UAS materi cerita rakyat. Tahap selanjutnya
peneliti mulai merancang produk awal seperti kisi-kisi soal instrumen evaluasi
dan mengembangkan soal (pilihan ganda dan uraian). Produk yang sudah
dirancang oleh peneliti kemudian divalidasi oleh dosen ahli. Setelah tahap
validasi, peneliti melakukan revisi berdasarkan saran dan masukan yang
diberikan oleh validator. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Uji coba produk dilakukan pada tanggal 16 April 2019 dan 14 Mei 2019 di SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta terhadap 34 siswa kelas X IPS 1 dengan guru
pengampu Ibu Maria Harmin Oktaviani, S. Pd. hasil uji coba kemudian dianalisis
dan dihitung melalui program microsoft (MS. Excel). Penentuan analisis soal
sesuai dengan klasifikasi indeks kesukaran Arikunto dan indeks deskriminasi
berkisar antara 0,00 sampai 1,00 (Arikunto, 2018). Melalui hasil analisis,
beberapa soal yang dinyatakan tidak layak akan direvisi. Khusus untuk soal-soal
yang setelah dianalisis ternyata memiliki tingkat koefisien yang sangat rendah,
maka soal akan dibuang. Tahap akhir adalah penyempurnaan produk akhir, revisi
final dari seluruh data lapangan yang diperoleh.
4.1 Hasil Analisis Kebutuhan
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan
analisis kebutuhan guru bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Peneliti melakukan dua instrumen dalam melakukan analisis kebutuhan. Kedua
instrumen tersebut adalah instrumen wawancara dan analisis dokumen (silabus
dan soal UAS materi cerita rakyat).
Hasil analisis kebutuhan dari wawancara dan analisis dokumen peneliti
gunakan untuk mengembangan produk instrumen evaluasi. Instrumen evaluasi
dibuat berdasarkan kisi-kisi soal yang sesuai dengan KI dan IPK. Selain itu
instrumen evaluasi terdiri dari: kisi-kisi instrumen evaluasi, soal-soal pilihan
ganda dan uraian.
Berikut adalah paparan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
A. Paparan Hasil Wawancara
Instrumen wawancara yang digunakan peneliti yaitu daftar pertanyaan
yang diajukan kepada guru bahasa Indonesia kelas X IPS 1 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta. Berikut adalah hasil wawancara yang peneliti lakukan
kepada Ibu Maria Harmin Oktaviani, S. Pd., guru bahasa Indonesia kelas X
IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
Pertama, tidak ada tes khusus yang dilakukan guru dalam mengukur
keterampilan membaca pemahaman peserta didik. Guru hanya melakukan tes
ulangan harian dan PAS (Penilaian Akhir Semester). Tes disusun berdasarkan
silabus yang dibuat oleh guru, sesuai dengan SK dan IPK (standar instrumen
evaluasi).
Kedua, tidak ada materi khusus yang guru berikan kepada peserta didik
dalam menilai keterampilan membaca pemahaman. Hal ini dikarenakan
pembelajaran bahasa Indonesia pada K13 berbasis teks yang memungkinkan
guru dapat dengan mudah menggunakannya. Di dalam instrumen evaluasi
yang dikembangkan, instrumen belum mengakomodasi empat jenis
kemampuan membaca pemahaman dalam soal materi cerita rakyat.
Ketiga, guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
menyarankan bahwa pembuatan instrumen evaluasi dibuat lebih menarik.
Dalam hal ini cerita rakyat yang digunakan tidak hanya hikayat mengingat
masih banyak jenis cerita rakyat yang dapat digunakan dan kurangnya waktu
pembelajaran yang membuat peserta didik belum bisa mempelajari cerita
rakyat yang lain selain hikayat pada semester lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
B. Paparan Hasil Analisis Dokumen
Studi pendahuluan yang berkaitan dengan produk pengembangan
instrumen evaluasi adalah analisis silabus mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas X SMA Pangudi Luhur pada materi cerita rakyat. Dalam analisis yang
dilakukan peneliti menemukan beberapa hal yang dapat dijadikan panduan
dalam penyusunan instrumen evaluasi membaca pemahaman pembelajaran
bahasa Indonesia melalui cerita rakyat berbasis kearifan lokal tanah Melayu.
Berikut adalah hasil analisis dokumen berupa silabus dan soal UAS materi
cerita rakyat.
Pertama, berdasarkan analisis silabus yang telah dilakukan peneliti.
Beberapa hal yang ditemukan adalah, (1) kata operasional yang digunakan
dalam IPK kurang variatif, guru hanya mengambil kata operasional dari KD,
(2) materi pembelajaran yang tercantum belum spesifik. Fakta, konsep,
prinsip, prosedur belum spesifik tercantum dalam silabus (sesuai dengan
ketentuan pembuatan silabus-permendikbud no.22), (3) pada bagian kegiatan
pembelajaran guru perlu menuliskan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran, dan (4) pada bagian penilaian belum
dicantumkan secara spesifik konsep penilaian yang akan digunakan dalam
pembelajaran (khususnya materi cerita rakyat). Penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan belum dicantumkan dengan spesifik.
Kedua, berikut adalah analisis soal UAS materi cerita rakyat yang
dilakukan peneliti setelah menganalisis silabus. (1) guru tidak memberikan
sumber pada kutipan yang digunakan sebagai soal, (2) soal yang dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
belum terdapat empat jenis keterampilan membaca pemahaman. Soal yang
dibuat hanya pada tingkat interpretasi, (3) soal yang disajikan guru kurang
variatif, (4) Soal yang digunakan belum mengandung latar belakang budaya
peserta didik (diaplikasikan dalam kehidupan). Hal ini tidak sesuai dengan
standar kompetensi lulusan dan standar isi dalam prinsip pembelajaran.
(Permendikbud no. 22).
4.2 Pengembangan Produk
Penyusunan produk instrumen evaluasi membaca pemahaman untuk kelas X
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta telah melalui beberapa tahap studi
pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan untuk dapat dijadikan pedoman
dalam pembuatan produk. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti adalah
wawancara kepada guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta dan analisis dokumen (silabus dan soal UAS) materi cerita rakyat.
Melalui studi pendahuluan wawancara peneliti menemukan kendala dan
permasalahan dalam evaluasi keterampilan membaca pemahaman. Berdasarkan
wawancara yang telah dilakukan, evaluasi dalam keterampilan membaca
pemahaman hanya sekedar tes ulangan harian atau saat UAS. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak ada instrumen evaluasi khusus yang digunakan untuk
menilai keterampilan membaca pemahaman peserta didik. Setelah melakukan
wawancara peneliti mencoba untuk menganalisis silabus dan soal UAS materi
cerita rakyat. Melalui analisis tersebut, ada beberapa hal yang tidak sesuai dari
pengamatan peneliti. Beberapa hal tersebut telah peneliti jabarkan pada sub bab
analisis dokumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Setelah melalui tahap studi pendahuluan untuk memperoleh informasi awal,
tahap pengembangan produk dimulai dengan menyusun kisi-kisi instrumen
evaluasi. Pembuatan kisi-kisi dimulai dari menentukan kompetensi dasar yang
akan digunakan dalam pengembangan instrumen. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan kompetensi dasar 3.7 (Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang
terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis). Penentuan
kompetensi dasar sesuai dengan pilihan materi pembelajaran yang sudah
ditentukan sebelumnya (materi cerita rakyat). Kisi-kisi instrumen evaluasi dibuat
berdasarkan penyetaraan taksonomi Anderson (perbaikan taksonomi Bloom)
dengan indikator keempat jenis membaca pemahaman. Jenis membaca
pemahaman lieral sesuai dengan level kognitif taksonomi bloom C1, jenis
membaca pemahaman interpretasi sesuai dengan level kognitif taksonomi
Anderson (perbaikan taksonomi Bloom) C2, C3, jenis membaca pemahaman
kritis sesuai dengan level kognitif taksonomi bloom C4, C5, dan jenis membaca
pemahaman aplikasi sesuai dengan level kognitif taksonomi Anderson
(perbaikan taksonomi Bloom) C6. Melalui hal ini, pembuatan soal-soal dalam
instrumen evaluasi juga dikembangkan berdasarkan penyetaraan tersebut. Kisi-
kisi instrumen evaluasi membaca pemahaman yang sudah dibuat kemudian
didiskusikan kepada dosen pembimbing. Beberapa masukan dan saran yang
didapatkan peneliti gunakan sebagai acuan dalam memperbaiki kisi-kisi
instrumen evaluasi. Beberapa masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing
adalah, (1) tampilan penyusunan kisi-kisi instrumen evaluasi membaca
pemahaman, (2) kesesuaian jenis membaca pemahaman dengan level kognitif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
(3) kesesuaian bentuk soal yang dibuat berdasarkan level kognitif dan jenis
membaca pemahaman, (4) kejelasan penyusunan kalimat dalam kisi-kisi
instrumen evaluasi.
Setelah melalui tahap penyusunan kisi-kisi instrumen evaluasi, langkah
selanjutnya adalah pengembangan instrumen evaluasi. Pengembangan instrumen
evaluasi dilakukan dengan berpatokan pada kisi-kisi instrumen evaluasi yang
dibuat. Tahap terakhir sebelum dilakukan ujicoba, produk perlu divalidasi untuk
dapat menentukan kelayakan instrumen evaluasi untuk diujicobakan. Hasil
validasi yang dijadikan sebagai pedoman peneliti untuk melakukan perbaikan
terhadap instrumen evaluasi. Setelah melalui tahap perbaikan atau revisi, maka
produk dapat siap untuk diujicobakan. Uji coba dilakukan pada peserta didik
kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Data hasil uji coba yang
dilakukan dapat dijadikan patokan peneliti untuk melakukan revisi final produk
pengembangan. Setelah melalui tahap revisi final, produk pengembangan dapat
dikatakan sempurna.
4.3 Paparan Hasil Validasi Produk Pengembangan
Penilaian produk pengembangan dilakukan oleh dua dosen ahli Universitas
Sanata Dharma. Penilaian produk dilakukan pada saat validasi sebagai upaya
menilai kelayakan dan keabsahan produk sebelum dilakukan uji coba. Produk
pengembangan dinilai dari segi materi/isi dan kebahasaan. Kedua dosen ahli
bertugas menilai produk berdasarkan aspek penilaian yang peneliti paparkan
dalam instrumen validasi. Hasil penilaian produk pengembangan merupakan
hasil penilaian yang diberikan oleh dosen ahli. Penilaian ini dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
menilai seberapa layak dan valid produk untuk diujicobakan ke peserta didik.
Selain itu penilaian juga dilakukan untuk menilai seberapa relevan produk yang
dikembangakan oleh peneliti. Maka dari itu, validasi wajib dilakukan sebelum
tahap uji coba produk pengembangan. Hasil validasi atau revisi dari dosen ahli
peneliti gunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk. Dosen ahli
yang menjadi validator adalah Bapak Dr. Widharyanto, M.Pd. dan Bapak Apri
Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Validasi dilakukan oleh peneliti pada bulan
April tahun 2019. Kelayakan hasil instrumen evaluasi yang dibuat dikategorikan
sesuai konversi nilai skala 5 PAP Sukardjo (Widyastuti, 2012).
Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima PAP
Interval Skor Kategori
x > Xi + 1,80SBi Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < x ≤ Xi + 1,80 SBi Baik
Xi - 0,60 SBi < x ≤ Xi + 0,60 SBi Cukup Baik
Xi - 1,80 SBi < x ≤ Xi - 0,60 SBi Kurang Baik
x ≤ Xi - 1,80SBi Sangat Kurang Baik
Keterangan:
Xi : Rerata ideal = 1
2 (skor maksimal idel + skor minimal ideal)
SBi : Simpangan baku ideal = 1
6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
Kategori dapat dihitung melalui perhitungan konversi skala lima PAP.
Berikut perhitungan yang didapat untuk pengategorian.
Xi = 1
2 (5 + 1)
= 1
2 (6)
= 3
SBI = 1
6 (5 − 1)
= 1
6 (4)
= 0,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kategori Sangat Baik
x > Xi + 1,80SBi
x > 3 + 1,80 (0,67)
x > 3 + 1,21
x > 4,21
Kategori Baik
Xi + 0,60 SBI < x ≤ XI + 1,80 SBi
3 + 0,60 (0,67) < x ≤ 3 + 1,80 (0,67)
3 + 0,40 < x ≤ 3 + 1,21
3,40 < x ≤ 4,21
Kategori Cukup Baik
Xi - 0,60 SBi < x ≤ Xi + 0,60 SBi
3 - 0,60 (0,67) < x ≤ 3 + 0,60 (0,67)
3 - 0,40 < x ≤ 3 + 0,40
2,60 < x ≤ 3,40
Kategori Kurang Baik
Xi - 1,80 SBi < x ≤ Xi - 0,60 SBi
3 - 1,80 (0,67) < x ≤ 3 - 0,60 (0,67)
3 – 1,21 < x ≤ 3 – 0,40
1,79 < x ≤ 2,60
Kategori Sangat Tidak Baik
x ≤ Xi - 1,80SBi
x ≤ 3 - 1,80 (0,67)
x ≤ 3 – 1.21
x ≤ 1,79
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan konversi skala lima
diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.2 Kategori Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
x > 4,21 Sangat Baik
3,40 < x ≤ 4,21 Baik
2,60 < x ≤ 3,40 Cukup Baik
1,79 < x ≤ 2,60 Kurang Baik
x ≤ 1,79 Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3.65 3.91 3.73 3.5
4.18 4.21 4.08 4.2
Literal Interpretasi Kritis Aplikatif
Validasi Instrumen Evaluasi Membaca
Pemahaman
Validator I Validator II
Dosen ahli yang menjadi validator adalah Bapak Dr. Widharyanto, M.Pd
dan Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Validasi yang dilakukan
oleh dosen ahli mencakup penilaian soal-soal dalam instrumen evaluasi.
Instrumen evaluasi terdiri dari soal-soal yang terbagi dalam 4 jenis kemampuan
membaca pemahaman. Jumlah soal yang divalidasi sebanyak 55 soal, terdiri dari
40 soal pilihan ganda dan 15 soal uraian. Validasi meliputi penilaian terhadap
kesesuaian rumusan soal dengan indikator soal, materi tentang nilai-nilai cerita
rakyat (KD 3.7), penggunaan bahasa yang jelas dan penggunaan rumusan jawaban
yang homogen pada setiap soal. Berikut adalah ringkasan grafik hasil validasi
yang sudah dilakukan.
Grafik 4.1 Validasi Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman
Grafik 4.1 menjelaskan hasil penilaian instrumen evaluasi membaca
pemahaman dari kedua validator. Grafik membaca pemahaman jenis literal
menunjukkan bahwa instrumen berkategori baik. Penilaian kedua validator
menunjukkan jumlah rata-rata penilaian diatas skala 3 yang berarti bahwa
soal-soal evaluasi dalam instrumen berkategori baik. Kesesuaian rumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
soal dengan materi soal (KD 3.7) dinyatakan baik oleh kedua validator. 20
soal pilihan ganda yang disajikan sesuai dengan materi nilai-nilai cerita
rakyat (kearifan lokal Melayu). Penilaian tentang kesesuaian rumusan soal
dengan jenis pemahaman yang diukur termasuk dalam kategori baik.
Rumusan soal yang dihasilkan pada jenis membaca pemahaman literal
sesuai dengan indikator dalam jenis membaca pemahaman. Soal yang
memperoleh skala penilaian dibawah 3 perlu dilakukan perbaikan. Peneliti
melakukan perbaikan pada soal 2. Soal nomor 2 memiliki rumusan soal
yang kurang tepat untuk mengukur jenis membaca pemahaman literal.
Selain itu, penggunaan bahasa dalam rumusan menunjukkan bahwa
soal yang dibuat memiliki bahasa yang mudah dipahami dan tidak
menimbulkan penafsiran lain. Penilaian tersebut berdasarkan hasil yang
diperoleh dari kedua validator. Hanya pada bagian soal tertentu terdapat
beberapa pertanyaan soal yang kurang ringkas. Namun, secara keseluruhan
untuk penilaian kebahasaan sudah baik. Selanjutnya, hasil penilaian tentang
pilihan jawaban yang homogen dan logis menandakan bahwa soal-soal
yang dibuat memiliki pilihan jawaban yang homogen dan logis dalam
kategori baik. Jawaban soal yang dibuat tidak menimbulkan ambiguitas,
sederhana dan mudah dipahami. Berdasarkan perolehan hasil validasi yang
diperoleh soal literal pada instrumen evaluasi dapat digunakan dengan
kategori baik. Beberapa soal perlu dilakukan revisi sesuai catatan yang
diberikan oleh validator. Soal yang dilakukan perbaikan peneliti adalah soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
nomor 4. Soal ini memiliki rumusan jawaban yang belum baik. Rumusan
jawaban terlalu panjang dan membingungkan.
Hasil penilaian validator I soal jenis membaca pemahaman
interpretasi menjelaskan bahwa soal yang dibuat berkategori baik.
Sedangkan, penilaian soal yang didapat dari validator II menunjukkan soal
berkategori sangat baik. Penilaian aspek kesesuaian soal dengan materi
kedua validator menyatakan baik. Soal-soal yang dibuat sesuai dengan
materi Kompetensi Dasar yang dipilih. Nilai-nilai kehidupan dalam cerita
rakyat sesuai dengan kearifan lokal Melayu. Aspek selanjutnya adalah
penilaian tentang kesesuaian soal dengan ukuran jenis membaca
pemahaman. Kedua validator menyatakan bahwa soal baik, sesuai dengan
indikator ukuran jenis membaca pemahaman. Revisi soal diperlukan sesuai
dengan saran dan masukan validator. Selain itu, soal yang memperoleh nilai
dibawah skala 3 dilakukan revisi oleh peneliti. Soal nomor 17 perlu
dilakukan perbaikan untuk dapat pada kesesuaian pengukuran indikator
dalam soal. Soal dinilai kurang dapat mengukur jenis membaca pemahaman
kritis peserta didik.
Selanjutnya, hasil penilaian kedua validator terhadap rumusan bahasa
dalam soal memperoleh kategori baik. Bahasa yang digunakan dalam
rumusan soal maupun jawaban mudah dipahami. Bahasa dalam teks yang
disajikan sesuai dengan tingkat kesulitan cerita-cerita rakyat (hikayat)
dengan bahasa Melayu campuran. Aspek terakhir yang dinilai adalah
rumusan jawaban yang dibuat oleh peneliti. Dalam penilaian menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
bahwa jawaban yang dibuat tidak menimbulkan ambiguitas dan logis.
Peserta didik dapat memahami dengan mudah pilihan jawaban yang
disediakan. Beberapa catatan dari validator peneliti gunakan untuk
merevisi pilihan jawaban. Pilihan jawaban terlalu panjang dan
ketidaksesuaian dengan teks. Soal yang perlu dilakukan perbaikan oleh
peneliti adalah soal nomor 17, 19 dan 20. Ketiga soal tersebut memiliki
pilihan jawaban yang kurang jelas, terlalu panjang dan beberapa poin
jawaban tidak sesuai dengan rumusan pertanyaan.
Validasi soal jenis membaca pemahaman kritis dalam instrumen
evaluasi yang dibuat sesuai dengan keempat aspek. Kedua validator menilai
baik kesepuluh soal uraian dengan beberapa catatan revisi. Soal-soal yang
dibuat sesuai dengan materi nilai-nilai cerita rakyat Melayu dan sesuai
dengan indikator jenis membaca pemahaman kritis yang diukur. Selain itu,
rumusan bahasa yang dibuat mudah untuk dipahami dan batasan jawaban
atau ruang lingkup yang akan diukur jelas. Peserta didik dapat menjawab
dengan jelas melalui pertanyaan yang terdapat dalam soal. Kejelasan
bahasa dan perintah mempermudah peserta didik dalam mengerjakan soal.
Catatan yang diperoleh peneliti dari rumusan soal jenis membaca
pemahaman kritis menyederhanakan pertanyaan-pertanyaan yang terlalu
panjang. Maka dari itu, sesuai dengan saran yang diberikan validator
peneliti melakukan revisi pada setiap soal yang dianggap memiliki
pertanyaan kurang ringkas. Soal yang dilakukan perbaikan adalah soal
nomor 8 dan 9. Berdasarkan penilaian, rumusan soal nomor 8 kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ringkas dan terkesan membingungkan. Dalam hal ini peneliti mengambil
langkah untuk menyederhanakan bahasa dalam soal nomor 8. Sedangkan,
soal nomor 9 dilakukan revisi dengan menyederhakan kutipan teks yang
ada dalam soal. Berdasarkan penilaian validator, teks yang disajikan terlalu
panjang.
Penilaian terakhir adalah jenis membaca pemahaman aplikasi. Pada
jenis membaca pemahaman ini peserta didik juga diminta untuk membuat
cerita yang sesuai dengan nilai kehidupan dalam soal. Berdasarkan hasil
penilaian yang diperoleh, soal aplikasi dalam instrumen evaluasi dapat
digunakan dengan kategori baik. Kedua validator menilai bahwa soal yang
dibuat sesuai dengan materi nilai-nilai cerita rakyat dan indikator jenis
membaca pemahaman. Selain itu, rumusan jawaban dan batas jawaban
dalam rumusan soal yang dibuat mudah untuk dipahami. Peserta didik
dapat memahami rumusan soal dengan mudah. Pada jenis membaca
pemahaman aplikasi peneliti melakukan perbaikan pada soal nomor 5. Pada
soal ini peneliti perlu merumuskan soal lebih ringkas dan mudah dipahami
peserta didik untuk menghindari kesalah pahaman.
4.4 Revisi Tahap I
Revisi tahap I dilakukan peneliti melalui hasil penilaian instrumen
evaluasi membaca pemahaman dari validator. Beberapa masukan dan saran
perbaikan dari validator peneliti gunakan dalam penyempurnaan produk.
Catatan revisi dari dosen ahli adalah, (1) terdapat kutipan teks yang kurang
sesuai dengan uraian pilihan jawaban, (2) panjang pendek kutipan teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dalam soal perlu diperhatikan, (3) penyederhanaan bahasa dalam soal dan
kejelasan perintah di dalam soal, (4) penggunaan PUEBI, (5)
penyederhanaan kata yang kurang umum bagi peserta didik, (6) kesalahan
penulisan (typo). Peneliti melakukan revisi pada soal-soal yang dinilai
sesuai dengan masukan validator. Soal-soal yang memperoleh skala
penilaian dibawah 3 juga perlu dilakukan revisi oleh peneliti. Soal-soal yang
direvisi adalah soal nomor 1 dan 4 pilihan ganda pada jenis membaca
pemahaman literal. Soal nomor 17, 19 dan 20 dalam jenis membaca
pemahaman interpretasi. Soal nomor 8 dan 9 dalam soal jenis membaca
pemahaman kritis dan soal nomor 5 dalam soal aplikasi. Berikut penjabaran
sampel perbaikan yang dilakukan peneliti dari hasil validasi ahli.
a. Perintah soal sebelum mengalami perbaikan dinilai masih sangat umum
dan belum spesifik. Salah satu cara untuk menghindari banyaknya
persepsi jawaban peserta didik, maka soal dilakukan perbaikan dengan
memberikan perintah lebih spesifik. Rumusan soal hasil perbaikan
dibuat dengan memberikan perintah yang jelas dan menyebutkan contoh
konkret kearifan lokal yang harus dituliskan dan jumlah jawaban. Selain
itu, peneliti juga melakukan revisi pada perintah soal menggunakan
ungkapan umum. Hal ini digunakan untuk dapat memudahkan peserta
didik dalam memahami perintah dalam soal. Salah satu contoh dalam
perbaikan ini adalah mengganti ungkapan “isi pokok” dengan
“rangkuman”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 4.3 Sampel Revisi Perintah Soal
No. Soal Sebelum Perbaikan
1. Bukti kearifan lokal Yogyakarta yang masih dilestarikan oleh
masyarakat setempat di era modern saat ini!
Soal Sesudah Perbaikan
Berikan 2 contoh konkret kearifan lokal Yogyakarta (budaya)
yang masih dilestarikan oleh masyarakat!
Soal Sebelum perbaikan
2. Isi pokok kutipan hikayat tersebut adalah…
a. Kebahagiaan seorang ayah kepada sang anak karena
keuletannya.
b. Nasihat seorang ayah kepada anaknya yang selalu bekerja di
laut.
c. Petuah seorang ayah kepada anaknya untuk tidak sering
melaut.
d. Nasihat seorang ayah sebelum meninggal kepada anaknya.
e. Pesan seorang ayah kepada anaknya untuk tidak banyak
berhutang.
Soal Sesudah Perbaikan
Rangkuman yang sesuai dengan isi kutipan hikayat tersebut
adalah…
a. Kebahagiaan seorang ayah kepada sang anak karena
keuletannya.
b. Nasihat seorang ayah kepada anaknya yang selalu bekerja di
laut.
c. Petuah seorang ayah kepada anaknya untuk tidak sering
melaut.
d. Nasihat seorang ayah sebelum meninggal kepada anaknya.
e. Pesan seorang ayah kepada anaknya untuk tidak banyak
berhutang.
b. Berdasarkan masukan yang diberikan oleh validator, kutipan-kutipan
yang terlalu panjang harus dilakukan perbaikan/penyederhanaan.
Panjang kutipan yang biasa digunakan dalam soal hanya 3-4 paragraf.
Penyederhaan kutipan dilakukan dengan teliti tanpa menghilangkan inti
atau isi cerita dalam kutipan. Berikut sampel revisi penyederhanaan
kutipan teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 4.4 Sampel Penyederhanaan Kutipan
Soal Sebelum Perbaikan
“Pada suatu hari, Dang Gedunai ikut menangguk ikan bersama orang-
orang di sungai. Saat orang-orang mendapat ikan, ia justru
mendapatkan sebutir telur. Setiba di rumah, Dang Gedunai disambut
oleh emaknya. “Telur apakah itu, Dang Gedunai?” tanya Emak Dang
Gedunai. “Telur badak, Mak,” jawab Dang Gedunai. “Badak tidak
bertelur, anakku. Badak itu beranak satu,” jelas Emak Gedunai. Tiba-
tiba Emak Gedunai tersentak kaget. “Astaga, ini telur naga! Kau jangan
sekali-sekali bermain-main dengan telur ini, apalagi memakannya. Kau
bisa celaka, Annakku! Kembalikan telur naga itu ke sungai,” perintah
Emak Gedunai. Suatu pagi, ketika emaknya berangkat ke ladang, Dang
Gedunai segera merebus telur itu dan memakannya. Dalam sekejap, ia
sudah tertidur pulas. Dalam tidurnya, Dang Gedunai bermimpi
didatangi seekor naga betina yang sangat besar sedang mencari
telurnya yang hilang di sungai. “Hai, Anak Muda! Kamu telah
mengambil telurku di sungai dan memakannya. Siapapun yang
memakan telurku, maka ia akan menjelma naga sebagai pengganti
anakku”. Singkat cerita Dang Gedunai akhirnya menjadi seekor naga
yang hidup di laut lepas”. (Sumber: https://histori.id)
Soal Sesudah Perbaikan
“Pada suatu hari, Dang Gedunai ikut menangguk ikan bersama orang-
orang di sungai. Saat orang-orang mendapat ikan, ia justru
mendapatkan sebutir telur. Setiba di rumah, Dang Gedunai disambut
oleh emaknya. Tiba-tiba Emak Gedunai tersentak kaget. “Astaga, ini
telur naga! Kau jangan sekali-sekali bermain-main dengan telur ini,
apalagi memakannya. Kau bisa celaka, Annakku! Kembalikan telur
naga itu ke sungai,” perintah Emak Gedunai. Suatu pagi, ketika
emaknya berangkat ke ladang, Dang Gedunai segera merebus telur itu
dan memakannya. Dalam sekejap, ia sudah tertidur pulas dan bermimpi
didatangi seekor naga betina yang sangat besar sedang mencari
telurnya yang hilang di sungai. “Hai, Anak Muda! Kamu telah
mengambil telurku di sungai dan memakannya. Siapapun yang
memakan telurku, maka ia akan menjelma naga sebagai pengganti
anakku”. Singkat cerita Dang Gedunai akhirnya menjadi seekor naga
yang hidup di laut lepas”. (Sumber: https://histori.id)
c. Revisi selanjutnya dilakukan pada soal yang memiliki rumusan soal
kurang ringkas dan terkesan membingungkan. Validator memberikan
masukan untuk merumuskan soal menjadi lebih ringkas, langsung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pertanyaan yang akan ditanyakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
salah tafsir pada peserta didik.
Tabel 4.5 Sampel Revisi Pertanyaan
Soal Sebelum Perbaikan
Perhatikan kutipan Legenda Pulau Senoa berikut!
“Awalnya, Baitusen hanya bekerja sebagai nelayan seperti penduduk di
sekitar Punguran pada umumnya. Setiap harinya, ia pergi ke laut untuk
menangkap ikan, kerang, dan beberapa jenis hewan laut lainnya yang
bisa diperjualbelikan. Dengan begitu, keadaan perekonomian keluarga
Baitusen dan istrinya akhirnya mulai membaik. Mereka pun mulai
merasa senang dan nyaman tinggal di Pulau tersebut”.
(Sumber: Jurnal Kiprah)
Pandangan hidup merupakan suatu pegangan hidup yang dapat
membantu seseorang melakukan kehidupannya dengan baik. Kutipan
tersebut mengandung pandangan hidup yang menjadi salah satu
kearifan lokal masyarakat Melayu. Jelaskan pandangan hidup yang
terdapat dalam kutipan tersebut!
Soal Sesudah Perbaikan
Perhatikan kutipan Legenda Pulau Senoa berikut!
“Awalnya, Baitusen hanya bekerja sebagai nelayan seperti penduduk di
sekitar Punguran pada umumnya. Setiap harinya, ia pergi ke laut untuk
menangkap ikan, kerang, dan beberapa jenis hewan laut lainnya yang
bisa diperjualbelikan. Dengan begitu, keadaan perekonomian keluarga
Baitusen dan istrinya akhirnya mulai membaik. Mereka pun mulai
merasa senang dan nyaman tinggal di Pulau tersebut”. (Sumber: Jurnal Kiprah)
Tuliskan pandangan hidup masyarakat Melayu yang terkandung dalam
kutipan “Legenda Pulau Senoa”!
4.5 Pembahasan Hasil
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan informasi/masalah dalam studi
pendahuluan. Melalui berbagai masalah yang ditemukan dalam studi
pendahuluan peneliti dapat mengembangan instrumen evaluasi sesuai dengan
kebutuhan dan hasil informasi tersebut. Berdasarkan uji coba lapangan yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dilakukan sebanyak dua kali uji coba lapangan, maka hasil yang diperoleh
peneliti adalah sebagai berikut.
Uji coba lapangan menghasilkan data yang dapat mengukur validitas,
reliabilitas, dan analisis soal instrumen evaluasi. Melalui angket respon peserta
didik, peneliti dapat menghitung tingkat validitas prorduk. Berdasarkan
perhitungan konveksi skala lima validitas setelah uji coba lapangan menunjukkan
bahwa instrumen evaluasi termasuk dalam kategori “baik” dengan rata-rata skor
validitas 3,67. Dari hasil skor rata-rata validitas yang diperoleh menunjukkan
bahwa produk berupa instrumen evaluasi mendapat respon baik dari peserta
didik. Hal ini nampak terlihat dari setiap kesungguhan peserta didik mengerjakan
soal-soal dalam instrumen evaluasi. Selain itu, peserta didik juga memberikan
respon baik terhadap angket respon yang diberikan peneliti.
Reliabilitas instrumen evaluasi setelah dilakukan dua kali uji coba
menunjukkan bahwa produk memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari koefisien korelasi yang dihasilkan dalam setiap jenis tes instrumen
evaluasi membaca pemahaman. Berikut hasil data reliabilitas produk instrumen
evaluasi setelah melalui proses uji coba. (1) Jenis membaca pemahaman literal
memperoleh rata-rata tingkat koefisien korelasi 0,65 termasuk dalam reliabilitas
tinggi. (2) Jenis membaca pemahaman interpretasi memperoleh rata-rata tingkat
koefisien korelasi 0,64 dengan kategori reliabilitas tinggi. (3) Jenis membaca
pemahaman kritis memperoleh rata-rata tingkat koefisien korelasi 0,83 dengan
kategori koefisien korelasi sangat tinggi. (4) Jenis membaca pemahaman aplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
memperoleh rata-rata tingkat koefisien korelasi 0,70 termasuk dalam koefisien
reliabilitas tinggi.
Pengategorian tingkatan reliabilitas sesuai dengan tolak ukur koefisien
korelasi reliabilitas instrumen evaluasi (Arikunto, 2010: 75). Arikunto
menjabarkan jika koefisien korelasi 0,61< r ≤ 1,80 tergolong memiliki kategori
reliabilitas tinggi. Sedangkan, jika koefisien korelasi mencapai 0,81< r ≤ 1,00
termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. Reliabilitas dapat ditentukan
melalui perolehan skor yang didapat peserta didik dalam setiap soal. Reliabilitas
dihitung menggunakan aplikasi PSPP dengan rumus Alpha Cronbach. Melalui
hasil yang diperoleh dalam perhitungan, peneliti menemukan koefisien korelasi
dalam setiap jenis membaca pemahaman. Tahap akhir adalah memberikan
kategori dalam setiap hasil perhitungan.
Berdasarkan uji coba peneliti dapat menemukan tingkat kesukaran dan daya
pembeda pada tiap soal. Selain itu, melalui analisis soal peneliti dapat membantu
peneliti dalam merumuskan soal-soal yang baik dan buruk. Setiap soal yang
memiliki tingkat kesukaran dan daya beda buruk akan dibuang atau dilakukan
perbaikan. Hal ini menjadi langkah akhir peneliti dalam meyempurnakan produk.
Berikut hasil analisis soal yang dilakukan peneliti.
Berdasarkan tingkat kesukaran 20 soal pada jenis membaca pemahaman
literal, 11 butir soal tergolong valid dan 9 butir soal tergolong tidak valid. Selain
itu, hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 8 soal tergolong baik, 4
soal tergolong baik sekali, 3 soal tergolong cukup, dan 2 soal tergolong buruk.
Dari sebelas soal yang tergolong valid, 2 soal dapat digunakan setelah diperbaiki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Hasil perhitungan tingkat kesukaran pada 20 soal jenis membaca pemahaman
interpretasi menunjukkan bahwa 13 butir soal tergolong valid dan 7 butir soal
tergolong tidak valid. Hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 6
soal tergolong baik, 7 soal tergolong baik sekali, 4 soal tergolong cukup, dan 3
soal tergolong buruk. 13 soal yang masuk dalam kategori valid dapat digunakan
tanpa melalui proses revisi.
Melalui hasil perhitungan tingkat kesukaran pada 10 soal jenis membaca
pemahaman kritis menunjukkan bahwa 7 butir soal tergolong valid dan 3 butir
soal tergolong tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda
menunjukkan bahwa 5 soal tergolong baik, 4 soal tergolong cukup, dan 1 soal
tergolong buruk. tujuh soal yang masuk dalam kategori valid dapat digunakan
tanpa melalui proses revisi. Hasil perhitungan tingkat kesukaran pada 5 soal jenis
membaca pemahamn aplikasi menunjukkan bahwa 3 butir soal tergolong valid
dan 2 butir soal tergolong tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda
menunjukkan bahwa 2 soal tergolong baik, 2 soal tergolong cukup, dan 1 soal
tergolong buruk. Ketiga soal yang masuk dalam kategori valid dapat digunakan
tanpa melalui proses revisi.
Pengategorian tingkat kesukaran dan daya beda berdasarkan indeks
kesukaran dan daya beda yang dikemukakan oleh Arikunto. Klasifikasi indeks
kesukaran soal dengan P 0,00 sampai 0,30 tergolong soal sukar, soal dengan P
0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang, dan soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah
soal mudah. Klasifikasi daya pembeda jika D : 0,00 – 0,20 daya pembeda
tergolong jelek, D : 0,21 – 0,40 daya pembeda tergolong cukup, D : 0,41 – 0,70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
daya pembeda tergolong baik, D : 0,71 – 1,00 daya pembeda dalam soal
tergolong baik sekali, dan D : negatif, soal dikatakan tidak baik, sebaiknya
dihilangkan.
A. Validitas
Penilaian instrumen evaluasi membaca pemahaman dilakukan peserta
didik dengan mengisi angket atau kuesioner respon. Penilaian dilakukan
mencakup delapan aspek terkait produk yang diujikan (terlampir). Berikut
grafik hasil penilaian yang dilakukan peserta didik.
Grafik 4.2 Validasi Peserta Didik Kelas X IPS 1
Grafik 4.2 merupakan hasil validasi yang dilakukan peserta didik
setelah dilakukan uji coba lapangan. Validasi berdasarkan 8 aspek dalam
instrumen evaluasi membava pemahaman. Kedelapan aspek tersebut
meliputi, (1) kesesuaian rumusan soal dengan materi pembelajaran yang
dipelajari, (2) penggunaan bahasa dalam soal-soal, (3) tampilan instrumen
evaluasi yang disajikan, (4) penggunaan petunjuk soal yang mempermudah
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293031323334
Kat
egori
Asp
ek
Peserta Didik
Validasi Instrumen Evaluasi Peserta Didik
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pengerjaan, (5) kemudahan soal-soal dalam instrumen evaluasi, (6) durasi
waktu yang disediakan, (7) respon peserta didik terhadap soal, dan (8)
instrumen yang dihasilkan dapat membantu peserta didik mengukur
membaca pemahaman. Berdasarkan kedelapan aspek tersebut, hasil validasi
menunjukkan bahwa instrumen pemahaman berkategori “baik” dengan
rata-rata skor validitas 3,67. Pengategorian validitas sesuai dengan hasil
hitung nilai skala lima Sukardjo (Widyastuti, 2012).
B. Uji Coba Tahap 1
Uji coba produk pengembangan instrumen evaluasi membaca
pemahaman yang dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dilakukan
untuk mengetahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya
pembeda soal. Uji coba dilakukan pada peserta didik kelas X IPS 1 SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta. Kegiatan uji coba produk dilakukan oleh
peneliti dan didampingi oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Uji
coba dilakukan dua kali pertemuan di kelas X IPS 1 SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Uji coba instrumen evaluasi membaca pemahaman tahap ke-1
dilaksanakan pada tanggal 16 April 2019. Uji coba dimulai pada pukul
10.45-12.15 WIB pada saat jam pelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan uji
coba ini mendapat respon yang cukup baik dari peserta didik dan guru. Hal
ini dapat dilihat dari antusias peserta didik dalam mengerjakan instrumen
evaluasi dan keikutsertaan guru dalam mendampingi peneliti selama
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Sebelum kegiatan uji coba dimulai guru akan memperkenalkan peneliti
dan mempersilakan peneliti untuk mengambil alih kelas. Selanjutnya
peneliti akan menjelaskan maksud kedatangan peneliti dan menjelaskan
kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu, di bagian awal peneliti juga
memberikan penjelasan tentang teknis pelaksanaan kegiatan, mulai dari tata
cara pengisian sampai pada tata tertib selama melakukan uji coba produk.
Pada uji coba pertama peneliti membagikan soal sebanyak 30 butir soal
dengan rincian 10 butir soal pilihan ganda tingkat membaca pemahaman
literal, 10 butir soal pilihan ganda tingkat membaca pemahaman
interpretasi, 5 butir soal uraian untuk tingkat membaca kritis, dan 5 butir
soal uraian untuk tingkat membaca pemahaman aplikasi. Uji coba pertama
diikuti oleh 34 peserta didik. Setelah proses uji coba selesai peneliti
menganalisis setiap lembar jawaban peserta didik untuk mengetahui
kualitas produk yang dihasilkan. Hasil uji coba ke-1 produk instrumen
evaluasi membaca pemahaman berupa reabilitas, validitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda akan dipaparkan di bawah ini.
a. Reliabilitas
Reliabilitas yang akan digunakan oleh peneliti adalah reliabilitas Alpha
Cronbach. Peneliti menggunakan aplikasi PSPP untuk memperoleh
hasil reliabilitas produk. Penghitungan reliabilitas dilakukan pada soal-
soal instrumen evaluasi membaca pemahaman (soal pilihan ganda dan
uraian).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
a) Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda yang diujikan pada uji coba pertama
sebanyak 20 butir soal. 10 butir soal untuk membaca pemahaman
tingkat literal dan 10 butir soal untuk membaca pemahaman tingkat
interpretasi. Hasil perhitungan reliabilitas uji coba tahap 1 akan
dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.6 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Tingkatan
Membaca
Pemahaman
Reliabilitas
Alpha Cronbach Keterangan
Membaca
Pemahaman
Tingkat Literal
0,64 Tinggi
Membaca
Pemahaman
Tingkat
Interpretasi
0,65 Tinggi
Tabel 4.6 merupakan hasil dari perhitungan reliabilitas soal
pilihan ganda pada uji coba tahap 1. Perhitungan diperoleh
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengategorian sesuai dengan
tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas dalam Arikunto (2010:75).
Berikut paparan hasil perhitungan yang telah dilakukan peneliti.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal pilihan ganda
pada tingkat pemahaman literal memperoleh skor 0,64 sehingga
dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi.
Soal pilihan ganda tingkat pemahaman interpretasi memperoleh
skor 0,65 sehingga dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Melalui hasil perhitungan reliabilitas yang sudah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa soal-soal pilihan ganda jenis membaca
pemahaman literal dan interpretasi pada tahap uji coba ke-1 terhadap
peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memiliki
tingkat reliabilitas tinggi.
b) Reliabilitas Soal Uraian
Soal uraian yang diujikan pada uji coba tahap ke-1 sebanyak 10 butir
soal. 5 butir soal untuk membaca pemahaman tingkat kritis dan 5
butir soal untuk membaca pemahaman tingkat aplikasi. Pengategorian
sesuai dengan tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas dalam
Arikunto (2010:75). Hasil perhitungan reliabilitas uji coba tahap 1
akan dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.7 Reliabilitas Soal Pilihan Uraian
Tingkatan
Membaca
Pemahaman
Reliabilitas
Alpha Cronbach Keterangan
Membaca
Pemahaman
Tingkat Kritis
0,78 Tinggi
Membaca
Pemahaman
Tingkat Aplikasi
0,70 Tinggi
Tabel 4.7 merupakan hasil dari perhitungan reliabilitas soal pilihan
ganda pada uji coba tahap 1. Perhitungan diperoleh menggunakan
rumus Alpha Cronbach. Berikut paparan hasil perhitungan yang
telah dilakukan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
1. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal uraian pada
jenis membaca pemahaman kritis memperoleh skor 0,78 dapat
dikatakan memiliki tingkat koefisien korelasi tinggi.
2. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal uraian pada
jenis membaca pemahaman aplikasi memperoleh skor 0,70 dapat
dikatakan memiliki tingkat koefisien korelasi tinggi.
Melalui hasil perhitungan reliabilitas yang sudah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa soal-soal uraian jenis membaca
pemahaman kritis dan aplikasi pada tahap uji coba ke-1 terhadap
peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memiliki
tingkat reliabilitas tinggi.
b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda
Hasil uji coba produk instrumen evaluasi membaca pemahaman dijadikan
peneliti untuk dapat mengukur tingkat kesukaran dan daya beda pada soal.
Berikut paparan tingkat kesukaran dan daya beda yang berhasil diukur peneliti
dalam uji coba tahap ke-1.
Tabel 4.8 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi
Membaca Pemahaman Tingkat Literal
No.
Uji
Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Kesimpulan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
1 0.70 Valid 0.70 Sedang 0.00 Buruk Soal
Sebaiknya
Direvisi
2 0.33 Tidak
Valid
0.62 Sedang 0.56 Baik Soal Tidak
Dapat
Digunakan
3 0.76 Valid 0.62 Sedang 1.00 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Kesimpulan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
4 0.75 Valid 0.65 Sedang 0.67 Baik Soal Dapat
Digunakan
5 0.60 Valid 0.85 Mudah 0.00 Buruk Soal
Sebaiknya
Direvisi
6 0.32 Tidak
Valid
0.47 Sedang 0.44 Baik Soal Tidak
Dapat
Digunakan
7 0.05 Tidak
Valid
0.21 Sukar -0.22 Buruk Soal Tidak
Dapat
Digunakan
8 0.52 Valid 0.74 Mudah 0.50 Baik Soal Dapat
Digunakan
9 0.31 Tidak
Valid
0.21 Sukar 0.33 Cukup Soal Tidak
Dapat
Digunakan
10 0.53 Valid 0.65 Sedang 1.00 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
Soal-soal yang diujikan pada uji coba tahap ke-1, menunjukkan bahwa 6
butir soal tergolong valid dan 4 butir soal tergolong tidak valid. Selain itu,
hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 4 soal tergolong baik, 2
soal tergolong baik sekali, 1 soal tergolong cukup, dan 3 soal tergolong
buruk. Soal-soal yang tergolong “cukup” dan “buruk” berdasarkan tingkat
daya pembeda akan dilakukan perbaikan oleh peneliti untuk dapat
membedakan peserta didik yang pandai dan kurang. Perbaikan soal juga akan
dilakukan pada soal-soal yang memperoleh hasil keterangan “Soal Perlu
Direvisi” (nomor 5 dan 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 4.9 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi
Membaca Pemahaman Tingkat Interpretasi
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Kesimpulan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
1 0.61 Valid 0.61 Sedang 0.67 Baik Soal Dapat
Digunakan
2 0.66 Valid 0.79 Mudah 0.67 Baik Soal Dapat
Digunakan
3 0.17 Tidak
Valid
0.74 Mudah 0.11 Buruk Soal Tidak
Dapat
Digunakan
4 0.60 Valid 0.59 Sedang 0.78 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
5 0.56 Valid 0.62 Sedang 0.56 Baik Soal Dapat
Digunakan
6 0.60 Valid 0.59 Sedang 0.78 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
7 0.61 Valid 0.68 Sedang 0.56 Baik Soal Dapat
Digunakan
8 0.15 Tidak
Valid
0.71 Sedang 0.22 Cukup Soal Tidak
Dapat
Digunakan
9 0.53 Valid 0.91 Mudah 0.33 Cukup Soal Dapat
Digunakan
10 0.37 Tidak
Valid
0.21 Sukar 0.33 Cukup Soal Tidak
Dapat
Digunakan
Tabel 4.9 paparan hasil perhitungan kesukaran dan daya beda,
menunjukkan bahwa 7 butir soal tergolong valid dan 3 butir soal tergolong
tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa
4 soal tergolong baik, 2 soal tergolong baik sekali, 3 soal tergolong cukup,
dan 1 soal tergolong buruk. Soal instrumen evaluasi yang memiliki daya
pembeda “cukup” dan “buruk” akan direvisi oleh peneliti untuk dapat
mengukur daya pembeda peserta didik. Selain itu, revisi juga akan dilakukan
pada soal-soal yang terlalu mudah dan sukar yang tidak dapat digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Revisi soal-soal mudah dan sukar yang tidak dapat digunakan akan dilakukan
untuk memperoleh status soal baik.
Tabel 4.10 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi
Membaca Pemahaman Tingkat Kritis
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Kesimpulan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
1 0.79 Valid 0.54 Sedang 0.53 Baik Soal Dapat
Digunakan
2 0.78 Valid 0.26 Sukar 0.31 Cukup Soal Dapat
Digunakan
3 0.80 Valid 0.39 Sedang 0.51 Baik Soal Dapat
Digunakan
4 0.84 Valid 0.36 Sedang 0.40 Baik Soal Dapat
Digunakan
5 0.34 Tidak
Valid
0.41 Sedang 0.29 Cukup Soal Tidak
Dapat
Digunakan
Perhitungan kesukaran dan daya beda membaca pemahaman kritis,
menunjukkan bahwa 4 butir soal tergolong valid dan 1 butir soal tergolong
tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa
3 soal tergolong baik, 2 soal tergolong cukup. Berdasarkan perhitungan daya
pembeda 2 soal yang tergolong cukup akan dilakukan revisi oleh peneliti
untuk dapat membedakan kemampuan peserta didik.
Tabel 4.11 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Evaluasi
Membaca Pemahaman Tingkat Aplikasi
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Kesimpulan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
1 0.74 Valid 0.33 Sedang 0.42 Baik Soal Dapat
Digunakan
2 0.73 Valid 0.26 Sukar 0.33 Cukup Soal Dapat
Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Soal-soal membaca pemahaman aplikasi yang diujikan pada uji coba
tahap ke-1, menunjukkan bahwa 3 butir soal tergolong valid dan 2 butir soal
tergolong tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda
menunjukkan bahwa 2 soal tergolong baik, 2 soal tergolong cukup, dan 1 soal
tergolong buruk. Daya pembeda yang tergolong “cukup” dan “buruk” akan
dilakukan revisi oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk dapat membedakan
kemampuan peserta didik datu dengan yang lain. Soal yang tergolong sukar
dan tidak dapat digunakan akan peneliti lakukan perbaikan juga untuk
mendapatkan hasil yang maksimal bila instrumen digunakan.
C. Uji Coba Tahap 2
Uji coba produk ke-2 dilakukan di kelas yang sama, kelas X IPS 1 SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta. Uji coba kedua dilakukan untuk mengetahui
validitas, reabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal. Uji coba
instrumen evaluasi membaca pemahaman tahap ke-2 dilaksanakan pada
tanggal 14 Mei 2019. Uji coba dimulai pada pukul 10.45-12.15 WIB pada
saat jam pelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan uji coba ini mendapat respon
yang cukup baik dari peserta didik dan guru. Hal ini dapat dilihat dari
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Keterangan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
3 0.59 Tidak
Valid
0.32 Sedang 0.38 Cukup Soal Tidak
Dapat Digu
4 0.56 Tidak
Valid
0.14 Sukar 0.16 Buruk Soal Tidak
Dapat
Digunakan
5 0.74 Valid 0.44 Sedang 0.44 Baik Soal Dapat
Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
antusias peserta didik dalam mengerjakan instrumen evaluasi dan
keikutsertaan guru dalam mendampingi peneliti selama melakukan
penelitian.
Sebelum kegiatan uji coba dimulai guru akan memperkenalkan
peneliti dan mempersilakan peneliti untuk mengambil alih kelas. Pada uji
coba tahap ke-2 peneliti juga menjelaskan tentang maksud kedatangan
peneliti dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu, di bagian
awal peneliti juga memberikan penjelasan tentang teknis pelaksanaan
kegiatan, mulai dari tata cara pengisian sampai pada tata tertib selama
melakukan uji coba produk. Pada uji coba kedua ini peneliti membagikan
soal sebanyak 25 butir soal dengan rincian 10 butir soal pilihan ganda tingkat
membaca pemahaman literal, 10 butir soal pilihan ganda tingkat membaca
pemahaman interpretasi, 5 butir soal uraian untuk tingkat membaca kritis. Uji
coba pertama diikuti oleh 34 peserta didik. Setelah proses uji coba selesai
peneliti menganalisis setiap lembar jawaban peserta didik untuk mengetahui
kualitas produk yang dihasilkan. Hasil uji coba ke-2 produk instrumen
evaluasi membaca pemahaman berupa reabilitas, validitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda akan dipaparkan di bawah ini.
a. Reliabilitas
Reliabilitas yang akan digunakan oleh peneliti adalah reabilitas Alpha
Cronbach. Peneliti menggunakan aplikasi PSPP untuk memperoleh hasil
reliabilitas produk. Penghitungan reliabilitas dilakukan untuk soal-soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
yang ada dalam instrumen evaluasi membaca pemahaman (soal pilihan
ganda dan uraian).
a) Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda yang diujikan pada uji coba kedua sebanyak 20
butir soal. 10 butir soal untuk membaca pemahaman tingkat literal
dan 10 butir soal untuk membaca pemahaman tingkat interpretasi.
Pengategorian sesuai dengan tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas
dalam Arikunto (2010:75). Hasil perhitungan reliabilitas uji coba
tahap 2 akan dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.12 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Tingkatan
Membaca
Pemahaman
Reliabilitas
Alpha Cronbach Keterangan
Membaca
Pemahaman
Tingkat Literal
0,65 Tinggi
Membaca
Pemahaman
Tingkat
Interpretasi
0,63 Tinggi
Tabel 4.12 merupakan hasil dari perhitungan reliabilitas soal pilihan
ganda pada uji coba tahap 2. Perhitungan diperoleh menggunakan
rumus Alpha Cronbach. Berikut paparan hasil perhitungan yang telah
dilakukan peneliti.
1. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal pilihan ganda
pada tingkat pemahaman literal memperoleh skor 0,65 sehingga
dapat dikatakan memiliki tingkat koefisien korelasi tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
2. Soal pilihan ganda tingkat pemahaman interpretasi memperoleh
skor 0,63 sehingga dapat dikatakan memiliki tingkat koefisien
korelasi tinggi.
Melalui hasil perhitungan reliabilitas yang sudah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa soal-soal pilihan ganda tingkat membaca
pemahaman literal dan interpretasi pada tahap uji coba ke-2 terhadap
peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memiliki
tingkat koefisien korelasi reliabilitas tinggi.
b) Reliabilitas Soal Uraian
Soal uraian yang diujikan pada uji coba tahap ke-2 sebanyak 5 butir
soal membaca pemahaman tingkat kritis. Pengategorian sesuai dengan
tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas dalam Arikunto (2010:75).
Hasil perhitungan reliabilitas uji coba tahap 2 akan dipaparkan dalam
tabel berikut.
Tabel 4.13 Reliabilitas Soal Uraian
Tingkatan
Membaca
Pemahaman
Reliabilitas
Alpha Cronbach Keterangan
Membaca
Pemahaman
Tingkat Kritis
0,87 Sangat Tinggi
Tabel 4.13 merupakan hasil dari perhitungan reliabilitas soal uraian
pada uji coba tahap 2. Perhitungan diperoleh menggunakan rumus
Alpha Cronbach. Berikut paparan hasil perhitungan yang telah
dilakukan peneliti. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
uraian pada tingkat pemahaman kritis memperoleh skor 0,87 sehingga
dapat dikatakan memiliki tingkat koefisien korelasi sangat tinggi.
Melalui hasil perhitungan reliabilitas yang sudah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa soal-soal uraian tingkat membaca
pemahaman kritis pada tahap uji coba ke-2 terhadap peserta didik
kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memiliki tingkat koefisien
korelasi reliabilitas sangat tinggi.
b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda
Hasil uji coba produk instrumen evaluasi membaca pemahaman
dijadikan peneliti untuk dapat mengukur tingkat kesukaran dan daya beda
pada soal. Berikut paparan tingkat kesukaran dan daya beda yang berhasil
diukur peneliti dalam uji coba tahap ke-2.
Tabel 4.14 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen
Evaluasi Membaca Pemahaman Tingkat Literal
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda Kesimpulan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
1 0.33 Tidak
Valid
0.33 Sedang -0.44 Buruk Soal Tidak
Dapat
Digunakan
2 0.25 Tidak
Valid
0.56 Sedang -0.11 Buruk Soal Tidak
Dapat
Digunakan
3 0.46 Tidak
Valid
0.82 Mudah 0.67 Baik Soal Tidak
Dapat
Digunakan
4 0.45 Tidak
Valid
0.59 Sedang 0.56 Baik Soal Tidak
Dapat
Digunakan
5 0.71 Valid 0.56 Sedang 0.33 Cukup Soal Dapat
Digunakan
6 0.70 Valid 0.85 Mudah 0.33 Cukup Soal Dapat
Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Kesimpulan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
7 0.73 Valid 0.44 Sedang 0.89 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
8 0.60 Valid 0.82 Mudah 0.50 Baik Soal Dapat
Digunakan
9 0.57 Valid 0.29 Sukar 0.78 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
10 0.17 Tidak
Valid
0.47 Sedang 0.67 Baik Soal Tidak
Dapat
Digunakan
Soal-soal membaca pemahaman literal yang diujikan pada uji coba
tahap ke-2, menunjukkan bahwa 5 butir soal tergolong valid dan 5 butir
soal tergolong tidak valid. Selain itu, hasil perhitungan daya pembeda
menunjukkan bahwa 4 soal tergolong baik, 2 soal tergolong baik sekali, 2
soal tergolong cukup, dan 2 soal tergolong buruk. Daya pembeda soal
yang tergolong “buruk” akan dilakukan revisi oleh peneliti. Selain itu,
soal-soal yang tergolong mudah dan sukar, tidak dapat digunakan akan
dilakukan revisi. Revisi dilakukan untuk memperoleh hasil maksimal saat
penggunaan instrumen evaluasi membaca pemahaman.
Tabel 4.15 Tngkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen
Evaluasi Membaca Pemahaman Tingkat Interpretasi
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Kesimpulan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
1 0.72 Valid 0.72 Mudah 0.89 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
2 0.24 Tidak
Valid
0.18 Sukar 0.33 Cukup Soal Tidak
Dapat
Digunakan
3 0.51 Tidak
Valid
0.68 Sedang 0.56 Baik Soal Tidak
Dapat
Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
M
e
l
a
l
P
e
Perhitungan tingkat kesukaran dan daya beda membaca pemahaman
interpretasi pada uji coba tahap ke-2, menunjukkan bahwa 6 butir soal
tergolong valid dan 4 butir soal tergolong tidak valid. Selain itu, hasil
perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 2 soal tergolong baik, 5
soal tergolong baik sekali, 1 soal tergolong cukup, dan 2 soal tergolong
buruk. Soal-soal yang tergolong mudah dan sukar yang tidak dapat
digunakan akan dilakukan perbaikan oleh peneliti. Perbaikan dilakukan
untuk hasil yang maksimal ketika instrumen digunakan. Selain itu,
perbaikan juga dilakukan pada soal-soal yang memiliki daya pembeda
buruk. Soal-soal tersebut akan direvisi untuk dapat menentukan
perbedaan kemampuan peserta didik dengan baik.
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya pembeda
Keterangan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
4 0.77 Valid 0.74 Mudah 0.89 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
5 0.79 Valid 0.79 Mudah 0.78 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
6 0.04 Tidak
Valid
0.15 Sukar 0.00 Buruk Soal Tidak
Dapat
Digunakan
7 0.71 Valid 0.53 Sedang 0.89 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
8 0.59 Valid 0.47 Sedang 0.67 Baik Soal Dapat
Digunakan
9 -0.18 Tidak
Valid
0.44 Sedang -0.22 Buruk Soal Tidak
Dapat
Digunakan
10 0.69 Valid 0.50 Sedang 0.78 Baik
Sekali
Soal Dapat
Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 4.16 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen
Evaluasi Membaca Pemahaman Tingkat Kritis
No. Uji Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Kesimpulan
Indeks Status Indeks Status Indeks Status
1 0.74 Valid 0.33 Sedang 0.42 Baik Soal Dapat
Digunakan
2 0.73 Valid 0.26 Sukar 0.33 Cukup Soal Dapat
Digunakan
3 0.59 Tidak
Valid
0.32 Sedang 0.38 Cukup Soal Tidak
Dapat
Digunakan
4 0.56 Tidak
Valid
0.14 Sukar 0.16 Buruk Soal Tidak
Dapat
Digunakan
5 0.74 Valid 0.44 Sedang 0.44 Baik Soal Dapat
Digunakan
5 soal pada tingkat membaca pemahaman kritis menunjukkan bahwa
3 butir soal tergolong valid dan 2 butir soal tergolong tidak valid. Selain
itu, hasil perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 2 soal tergolong
baik, 2 soal tergolong cukup, dan 1 soal tergolong buruk. Soal yang
memiliki daya pembeda buruk akan dilakukan perbaikan untuk dapat
membedakan kemampuan peserta didik dengan baik. Selain itu, soal-soal
mudah dan sukar yang tidak dapat digunakan akan dilakukan perbaikan.
Melalui uji coba yang telah dilakukan, berikut rata-rata tingkat
koefisiensi korelasi yang dihasilkan.
Tabel 4.17 Rata-rata Reliabilitas
Jenis
Membaca
Pemahaman
Uji Coba
Tahap 1
Uji Coba
Tahap 2 Rata-rata Keterangan
Pemahaman
Literal.
0,64 0,65 0,65 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Berdasarkan tolak ukur koefisien korelasi reliabilitas Arikunto, maka
berikut hasil penjelasan dari tabel tersebut. Jenis membaca pemahaman
literal, memiliki tingkat koefisien korelasi tinggi dengan rata-rata kedua
ujicoba sebesar 0,65. Jenis membaca pemahaman interpretasi memiliki
korelasi tinggi dengan rata-rata 0,64. Sedangkan, jenis membaca
pemahaman kritis memiliki koefisien korelasi sangat tinggi dengan nilai
0,83 dan terkahir jenis membaca pemahaman aplikasi memperoleh rata-
rata sebesar 0,70 dengan koefisien korelasi tinggi.
4.6 Revisi Tahap II
Revisi kedua dilakukan setelah melalui tahap uji coba lapangan. Data
berupa yang diperoleh melalui tahap uji coba dijadikan patokan untuk
perbaikan produk tahap final. Revisi dilakukan peneliti sesuai dengan hasil
daya pembeda dan tingkat kesukaran. Peneliti melakukan perbaikan sesuai
dengan hasil uji coba untuk dapat menyempurnakan produk pengembangan
yang sudah dibuat. Revisi soal dilakukan pada soal-soal yang perlu dilakukan
revisi sesuai dengan hasil perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda.
Berdasarkan perhitungan tersebut, terdapat 2 soal (nomor 1 dan 5 jenis
Jenis
Membaca
Pemahaman
Uji Coba
Tahap I
Uji Coba
Tahap II Rata-rata Keterangan
Pemahaman
Interpretasi
0,65 0,63 0,64 Tinggi
Membaca
Pemahaman
Kritis
0,78 0,87 0,83 Sangat
Tinggi
Pemahaman
Aplikasi
0,70 - 0,70 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
membaca pemahaman literal). Revisi soal nomor 1 berdasarkan tingkat daya
beda pada soal. Sedangkan, revisi nomor 5 dilakukan berdasarkan status soal
yang tergolong mudah dan memiliki daya beda buruk. Selain itu, soal-soal
yang tergolong “tidak dapat digunakan” akan dilakukan revisi oleh peneliti
sesuai dengan kriteria perbaikan. Misalnya, soal nomor 7 dan 9 yang
memiliki tingkat kesukaran tinggi. Selain itu 3 soal yang memiliki tingkat
daya beda buruk.
Soal-soal pada jenis membaca pemahaman interpretasi yang masuk dalam
kategori mudah dan sukar akan dilakukan perbaikan. Perbaikan pada soal
nomor 3, 10 dan 16. Perbaikan soal dilakukan untuk dapat memberikan hasil
yang baik saat produk digunakan. Begitu pula pada soal-soal jenis membaca
pemahaman kritis yang tidak valid dan sukar akan dilakukan revisi. Soal
yang dilakukan revisi adalah soal nomor 5, 8 dan 9. Terakhir revisi soal pada
jenis membaca pemahaman aplikasi yaitu pada soal nomor 3 dan 4 yang
termasuk dalam soal sukar. Terdapat 21 soal yang masuk dalam kategori
tidak valid dari 55 soal yang dikembangkan peneliti. Soal-soal hasil revisi
terlampir dalam produk akhir instrumen evaluasi membaca pemahaman.
Berikut ini sampel perbaikan hasil uji coba yang dilakukan peneliti dengan
soal yang berbeda.
Tabel 4.18 Sampel Perbaikan Uji Coba
Soal Sebelum Perbaikan Soal Sesudah Perbaikan
“Suatu ketika setelah selesai
memasak makanan untuk ketiga
anaknya, Mak Minah bergegas pergi
ke sungai. Ia kemudian mendekati
sebuah batu sambil berbicara
“Suatu ketika setelah selesai
memasak makanan untuk ketiga
anaknya, Mak Minah bergegas
pergi ke sungai. Ia kemudian
mendekati sebuah batu sambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
mencurahkan isi hatinya. Batu
tersebut bentuknya agak mirip
seperti kerang, di tengahnya terbelah
dan ia bisa membuka lalu menutup
kembali. Orang-orang sering
menyebutnya dengan Batu
Bertangkup. “Wahai Batu
Bertangkup, telanlah saya. Saya tak
sanggup lagi hidup dengan ketiga
anak saya yang tidak pernah
menghormati prang tuanya”, curhat
Mak Minah. Batu Bertangkup
seketika menelan tubuh Mak Minah,
hingga yang tertinggal hanya
sebagian potongan kain yang
dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)
1. Karakteristik cerita rakyat dalam
kutipan tersebut adalah….
a. keajaiban alam
b. kesaktian manusia
c. terdapat kemustahilan
d. alur berbingkai
e. istana sentris
berbicara mencurahkan isi hatinya
dan tidak sanggup untuk hidup
bersama dengan anak-anaknya.
Seketika menelan tubuh Mak
Minah, hingga yang tertinggal
hanya sebagian potongan kain yang
dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)
1. Karakteristik cerita rakyat
dalam kutipan tersebut
adalah….
a. keajaiban alam
b. kesaktian manusia
c. mistis
d. kemustahilan
e. istana sentris
Perhatikan kutipan di bawah ini!
“Keadaan Kerajaan Puspa Sari yang
makin masyhur itu menyebabkan iri
hati Maha Raja Indera Dewa. Karena
itu, ketika mendengar bahwa
Maharaja Indera Angkasa akan
memanggil para ahli nujum dari
negeri entah berentah untuk
menunjungkan kedua anaknya itu,
maka Maharaja Indera Dewa pun
menghasut para ahli nujum itu agar
mereka itu menunjumkan kedua
anak itu tidak baik dibiarkan tinggal
dalam Kerajaan Puspa Sari karena
amat banyak celakanya”. (Sumber:https://www.slideshare.net/fredrick
ajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)
5. Isi hikayat tersebut adalah…
a. Seorang raja yang iri akan
kemakmuran kerajaan lain.
b. Usaha seorang raja untuk
Perhatikan kutipan di bawah ini!
“Keadaan Kerajaan Puspa Sari
yang makin masyhur itu
menyebabkan iri hati Maha Raja
Indera Dewa. Karena itu, ketika
mendengar bahwa Maharaja Indera
Angkasa akan memanggil para ahli
nujum dari negeri entah berentah
untuk menunjungkan kedua
anaknya itu, maka Maharaja Indera
Dewa pun menghasut para ahli
nujum itu agar mereka itu
menunjumkan kedua anak itu tidak
baik dibiarkan tinggal dalam
Kerajaan Puspa Sari karena amat
banyak celakanya”. (Sumber:https://www.slideshare.net/fredri
ckajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)
5. Isi hikayat tersebut adalah…
a. Seorang raja yang iri akan
kemakmuran kerajaan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
menjadikan kerajaannya maju.
c. Seorang raja yang sangat
menyayangi anaknya.
d. Seorang raja yang hendak
merebut tahta di kerajaan lain.
e. Histori kemakmuran kerajaan
Puspa Sari
b. Harapan seorang pemimpin
untuk kemakmuran rakyatnya.
c. Keserakahan seorang raja.
d. Seorang raja yang hendak
merebut tahta di kerajaan lain.
e. Histori kemakmuran kerajaan
Puspa Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
BAB V
PENUTUP
Bab ini akan memaparkan kesimpulan dan saran-saran. Subbab kesimpulan
akan membahas kesimpulan dari penelitian. Subbab saran akan dipaparkan
tentang saran-saran yang diperlukan untuk penelitian lebih lanjut dan kegunaan
produk.
1.1 Kesimpulan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa instrumen evaluasi
membaca pemahaman untuk peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta. Berikut hasil penelitian dan pengumpulan informasi yang dilakukan
peneliti. Pertama, studi pendahuluan yang peneliti lakukan adalah analisis
dokumen dan wawancara. Hasil studi pendahuluan menjelaskan bahwa soal-soal
belum mencakup 4 jenis membaca pemahaman dan latar belakang kehidupan
peserta didik. Sesuai dengan tuntutan Permendikbud No. 22 tahun 2016 soal-soal
evaluasi yang dikembangkan harus memuat nilai-nilai keteladanan dan
keterampilan aplikatif.
Kedua, adanya permasalahan tersebut peneliti mulai melakukan rancangan
untuk membuat produk instrumen evaluasi membaca pemahaman. Pengembangan
instrumen evaluasi dimulai dari tahap penyusunan kisi-kisi instrumen evaluasi
sesuai dengan KD 3.7. Dalam pengembangan produk ini, peneliti membuat 55
soal latihan yang akan diujicobakan pada peserta didik. 20 soal untuk jenis
membaca pemahaman literal dengan bentuk soal pilihan ganda. Jenis membaca
pemahaman interpretasi dengan 20 soal pilihan ganda. 10 soal uraian untuk jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
membaca pemahaman kritis dan 5 soal uraian untuk mengukur jenis membaca
pemahaman aplikasi.
Ketiga, hasil validasi yang telah dilakukan oleh kedua validator menunjukkan
bahwa instrumen evaluasi membaca pemahaman dinyatakan “layak digunakan”.
Hal ini sesuai dengan skor rata-rata hasil validasi dari kedua ahli yaitu 3,94
dengan kategori “sangat baik”. Revisi produk tahap I dilakukan sesuai komentar
dan saran yang diberikan oleh kedua validator yaitu; (1) terdapat kutipan teks
yang kurang sesuai dengan uraian pilihan jawaban, (2) memperbaiki panjang dan
pendek kutipan teks dalam soal, (3) menyederhanakan bahasa dalam soal yang
terlalu panjang, (4) memberikan kejelasan yang tepat dalam soal, (5) memperbaiki
ejaan sesuai dengan PUEBI, dan (6) mengganti perintah dalam soal karena dinilai
kurang jelas.
Keempat, uji coba yang dilakukan pada 34 peserta didik kelas XI SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta menghasilkan validasi dan hasil uji coba. Hasil
validasi yang diperoleh dari peserta didik menunjukkan bahwa instrumen evaluasi
membaca pemahaman berkategori “baik” dengan skor rata-rata hasil validasi yaitu
3,67. Berdasarkan uji coba produk dapat diketahui bahwa, peserta didik memiliki
kemampuan yang baik dalam mengerjakan soal-soal jenis membaca pemahaman.
Hal ini dapat dilihat dari hasil reliabilitas instrumen evaluasi yang menunjukkan
bahwa, (1) hasil perhitungan rata-rata koefisien korelasi jenis membaca
pemahaman mencapai 0,65 dengan tingkat reliabilitas tinggi; (2) jenis membaca
pemahaman interpretasi memiliki tingkat reliabilitas tinggi dengan rata-rata
koefisien korelasi mencapai 0,65; (3) jenis membaca pemahaman kritis memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tingkat reliabilitas sangat tinggi dengan hasil perhitungan rata-rata koefisien
korelasi mencapai 0,83 dan (4) soal pada jenis membaca pemahaman aplikasi
memiliki tingkat reliabilitas tinggi, hasil perhitungan rata-rata koefisien korelasi
mencapai 0,70.
5.2 Saran-saran
Saran peneliti tujukan untuk guru, peserta didik dan peneliti lain. Peneliti
berharap dapat memberikan bantuan dan solusi untuk guru, peserta didik maupun
peneliti lain melalui saran yang diberikan. Berikut paparan saran-saran yang
disampaikan peneliti.
5.2.1 Bagi Guru
Guru diharapkan lebih kreatif dalam membuat instrumen evaluasi
sesuai dengan keterampilan yang akan diukur. Melalui pengembangan
instrumen evaluasi yang disesuaikan dengan tujuan akan membantu dalam
penilaian pembelajaran. Guru perlu memerhatikan pokok-pokok penting
pembuatan instrumen evaluasi. Hal ini dilakukan untuk dapat memenuhi
kriteria-kriteria yang harus ada dalam instrumen evaluasi. Dalam pembuatan
instrumen evaluasi seharusnya guru sudah mulai mengaplikasikan materi soal
dengan kehidupan sehari-hari.
5.2.2 Bagi Peneliti Lain
Hal yang perlu dipahami oleh peneliti lain adalah penelitian
pengembangan ini hanya sampai pada langkah ke tujuh. Penelitian ini hanya
berfokus pada pengembangan instrumen evaluasi membaca pemahaman
melalui cerita rakyat berlatar belakang kearifan lokal Tanah Melayu. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
mengharapkan untuk peneliti lain dapat mengembangkan instrumen evaluasi
lebih variatif dengan berbagai latar belakang masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: Refika Aditama.
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dafrida, Maria Rezti. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi
Dasar Membaca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas
VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Danandjaja, James. 2007. Folkor Indonesia “Ilmu Gosip, Dongeng”. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti.
Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Farida, Ida. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hutomo, Juripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan “Pengantar Studi Sastra
Lisan”. Jawa Timur: HISKI Jatim.
Kanzunnudin, Mohammad. 2015. Cerita Rakyat sebagai Sumber Kearifan Lokal.
Makalah Seminar Pusat Studi Kebudayaan Universitas Muria Kudus.
KBBI Daring. Diunduh pada: Jumat 2 November 2018. Tersedia di
http://kbbi.web.id/.
Kristanto, M. 2014. Pemanfaatan Cerita Rakyat sebagai Penanaman Etika untuk
Membentuk Pendidikan Karakter Bangsa. Jurnal upi edu-mimbar sekolah
dasar. Vol, I. No. 1.
Krismanto, Wawan. Abdul Halik dan Sayidiman Sayidiman. 2015. Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Metode SurveY, Question,
Read, Recite, Review (SQ3R) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 46 Parepare.
Jurnal Publikasi Pendidikan. Vol, V: 234-242.
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Leoni, Tessa Dwi dan Wahyu Indrayatti. 2017. Muatan Kearifan Lokal dalam
Cerita Rakyat Kearifan Lokal Melayu. Jurnal Kiprah [diunduh 2019 Jan
17]; 5(2): Tersedia pada: https://ojs.umrah.ac.id.
Majid, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Mawarni, Anitah Diah, Wahyu Adi dan Sri Sumaryati. 2015. Pengembangan
Bahan Ajar Akuntansi Menggunakan Software eXe sebagai Sarana Siswa
Belajar Mandiri. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2.
Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud No.22 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Purwanto, Satria Irawan. 2017. Nilai-nilai “Dharma” Teks Cerita
MAHABARATA Versi Novel Karya R. K. Narayan. Skripsi. Malang:
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMM.
Retnawati, Heri. 2016. Validitas Reliabilitas & Karakter Butir. Yogyakarta:
Parama Publishing.
Ridwan, N.A. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam dan
Budaya [diunduh 2018 Nov 5]; 5(1): Tersedia pada:
ejournal.iainpurwokerto.ac.id.
Sani, R.A. 2016. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Smith, Nila Banton dan H. Alan Robinson. 1980. Reading Instruction to Today
Children. Amerika: United State of Amerika.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian (Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung:
Alfabet.
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabet.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabet.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca. Bandung: Angkasa.
Thamrin, Husni. 2014. Marjinalisasi Tanah Adat dan Kearifan Lingkungan
Orang Melayu. Jurnal Sosial Budaya Media Komunikasi Ilmu-ilmu Sosial
dan Budaya [diunduh 2018 Nov 5]; 11(1): Tersedia pada: ejournal.uin-
suska.ac.id.
Wulandari, Ayu. 2012. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP
di Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta.
Widyastuti. 2012. Pengembangan Multimedia Interaktif dengan Pendekatan
PAKEMATIK Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi.
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Biografi Penulis
Nama lengkap penulis “Dyah Kusuma Wardani”. Penulis lahir
di Megang Sakti, 28 Juli 1997. Pendidikan awal yang penulis
tempuh pada jenjang Sekolah Dasar. Penulis masuk ke Sekolah
Dasar pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009. Setelah lulus,
penulis melanjutkan studinya di SMP Xaverius Tugumulyo
pada tahun 2009-2012. Penulis melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Atas di
Kota Lubuk Linggau yaitu di SMA Xaverius Lubuk Linggau pada tahun 2012 dan
lulus tahun 2015. Di tahun 2015 penulis melanjutkan studi perguruan tingginya di
Universitas Sanata Dharma. Saat ini penulis sedang menyelesaikan sugas studi
akhir untuk memperoleh gelar strata 1. Skripsi yang ditulis tentang “Pengembangan
Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kelas X melalui Cerita Rakyat Berlatar Belakang Kearifan Lokal Tanah Melayu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 2 Surat Permohonan Validator I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 3 Surat Permohonan Validator II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Instrumen Evaluasi Membaca Pemahaman
No.
Kompe-
tensi
Dasar
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
Jenis
Pemaham-
an
Indikator
Soal
Level
Kognitif
(Bloom)
Bentuk
Soal
3.7 Mengiden
tifikasi
nilai-nilai
dan isi
yang
terkandun
g dalam
cerita rakyat
(hikayat)
baik lisan
maupun
tulis.
Nilai-
nilai
kehidu
pan,
karak-
teristik
cerita
rakyat (hika-
yat).
3.7.1
menemukan
nilai-nilai yang
terkandung
dalam cerita
rakyat
(hikayat)
secara tertulis
3.7.2
menjelaskan isi
yang
terkandung
dalam cerita
rakyat
(hikayat)
secara tertulis
Literal 3.7.1.1
Peserta didik
mampu
menyebut-
kan nilai
kehidupan
yang terkan-
dung dalam penggalan
cerita rakyat
(hikayat).
3.7.2.1
Peserta didik
mampu
menulis-kan
isi penggalan
cerita rakyat
(Hikayat).
C1 Pilihan
Ganda
(1-15)
3.7.1menyimpul-kan nilai
kehidupan
yang terdapat
dalam
penggalan
cerita rakyat
(hikayat).
3.7.2menghub
ung-kan nilai
kehidupan
dalam cerita rakyat
(hikayat)
dengan
kehidupan
sehari-hari
(kearifan lokal
Melayu).
3.7.3
mengartikan
isi yang terdapat dalam
cerita rakyat
(hikayat).
Interpretasi 3.7.1.1 Peserta didik
mampu
menyimpul-
kan nilai
kehidupan
yang
terdapat
dalam
penggalan
cerita rakyat
(hikayat).
3.7.1.2
Peserta didik
mampu
menghubung
kan nilai
kehidupan
dalam cerita
rakyat
(hikayat)
dengan
kehidupan sehari-hari
(kearifan
lokal
Melayu).
3.7.2.1
C2, C3 Pilihan Ganda
(1-15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No.
Kompe-
tensi
Dasar
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
Jenis
Pemaham-
an
Indikator
Soal
Level
Kognitif
(Bloom)
Bentuk
Soal
Peserta didik
dapat
mengartikan
isi yang terdapat
dalam cerita
rakyat
(hikayat).
3.7.1
mengaitkan
nilai kehidupan
cerita rakyat
(hikayat)
dalam
kehidupan
sehari-hari (kearifan lokal
Melayu).
3.7.2 menilai
isi cerita rakyat
(hikayat).
3.7.3
memberikan
saran terkait isi
cerita rakyat (hikayat) yang
dibaca.
Kritis 3.7.1.1
Peserta didik
mampu
mengaitkan
nilai
kehidupan
cerita rakyat
(hikayat) dalam
kehidupan
sehari-hari
(kearifan
lokal
Melayu).
3.7.2.1
Peserta didik
mampu
menilai isi cerita rakyat
(hikayat).
3.7.2.2
Peserta didik
mampu
memberikan
saran terkait
isi cerita
rakyat
(hikayat)
yang dibaca.
C4, C5 Uraian
(1-10)
3.7.1 memproduksi
cerita sesuai
dengan nilai
kehidupan
dalam cerita
rakyat
(hikayat).
3.7.2
menyimpulkan
isi dalam cerita
Aplikasi 3.7.1.1 Peserta didik
mampu
memproduk
si cerita
sesuai
dengan nilai
kehidupan
dalam cerita
rakyat
(hikayat).
C6 Uraian
(1-5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
No.
Kompe-
tensi
Dasar
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
Jenis
Pemaham-
an
Indikator
Soal
Level
Kognitif
(Bloom)
Bentuk
Soal
rakyat
(hikayat).
3.7.2.1
Peserta didik
mampu
menyimpulkan isi dalam
cerita rakyat
(hikayat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 5 Lembar Penilaian Validator I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 6 Lembar Penilaian Validator II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 7 Rekap Penilaian Validator I
Jenis Membaca Pemahaman Literal
No.
Soal
Kesesuaian Rumusan Soal
dengan Materi Skor
Alternatif Jawaban Jumlah
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
7 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
20 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
Jumlah 73
Skor Rata-rata 3.65
Kategori Baik
Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman
1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 2
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
13 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
14 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
15 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 71
Skor Rata-rata 3.55
Kategori Baik
Kebahasaan
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 75
Skor Rata-rata 3.75
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Alternatif Jawaban
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
7 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
Jumlah 73
Skor Rata-rata 3.65
Kategori Baik
Jenis Membaca Pemahaman Interpretasi
No.
Soal
Kesesuaian Rumusan Soal
dengan Materi Skor
Alternatif Jawaban Jumlah
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
8 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
16 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 80
Skor Rata-rata 4
Kategori Baik
Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
17 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 2
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 77
Skor Rata-rata 3.85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Kategori Baik
Kebahasaan
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 79
Skor Rata-rata 3.95
Kategori Baik
Alternatif Jawaban
1 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 0 0 0 1 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 3
6 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 3
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 3
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 77
Skor Rata-rata 3.85
Kategori Baik
Jenis Membaca Pemahaman Kritis
No.
Soal
Kesesuaian Rumusan Soal
dengan Materi Skor
Alternatif Jawaban Jumlah
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 4
Jumlah 35
Skor Rata-rata 3.5
Kategori Baik
Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
Jumlah 39
Skor Rata-rata 3.9
Kategori Baik
Kebahasaan
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 37
Skor Rata-rata 3.7
Kategori Baik
Alternatif Jawaban
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 38
Skor Rata-rata 3.8
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Jenis Membaca Pemahaman Aplikasi
No.
Soal
Kesesuaian Rumusan Soal
dengan Materi Skor
Alternatif Jawaban Jumlah
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 3
Jumlah 15
Skor Rata-rata 3.0
Kategori Cukup
Baik
Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman
1 0 0 3 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 19
Skor Rata-rata 3.8
Kategori Baik
Kebahasaan
1 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 19
Skor Rata-rata 3.8
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Alternatif Jawaban
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
Jumlah 17
Skor Rata-rata 3.4
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Lampiran 8 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Validator I
No. Kategori Aspek Skor Rata-rata Kategori
1. Jenis Membaca
Pemahaman Literal 3.65 Baik
2. Jenis Membaca
Pemahaman Interpretasi 3.91 Baik
3. Jenis Membaca
Pemahaman Kritis 3.73 Baik
4. Jenis Membaca
Pemahaman Aplikasi 3.50 Baik
Jumlah 14.79 Baik
Skor Rata-rata 3.70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Lampiran 9 Rekap Penilaian Validator II
Jenis Membaca Pemahaman Literal
No.
Soal
Kesesuaian Rumusan Soal
dengan Materi Skor
Alternatif Jawaban Jumlah
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 5 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 85
Skor Rata-rata 4.25
Kategori Baik
Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
Jumlah 82
Skor Rata-rata 4.1
Kategori Baik
Kebahasaan
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18 5 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 82
Skor Rata-rata 4.1
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Alternatif Jawaban
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 85
Skor Rata-rata 4.25
Kategori Sangat
Baik
Jenis Membaca Pemahaman Interpretasi
No.
Soal
Kesesuaian Rumusan Soal
dengan Materi Skor
Alternatif Jawaban Jumlah
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
4 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
5 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
8 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
15 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
20 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
Jumlah 93
Skor Rata-rata 4.65
Kategori Sangat
Baik
Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Skor Rata-rata 4
Kategori Baik
Kebahasaan
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 80
Skor Rata-rata 4
Kategori Baik
Alternatif Jawaban
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 83
Skor Rata-rata 4.15
Kategori Baik
Jenis Membaca Pemahaman Kritis
No.
Soal
Kesesuaian Rumusan Soal
dengan Materi Skor
Alternatif Jawaban Jumlah
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
5 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
6 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 4
7 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
8 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
Jumlah 46
Skor Rata-rata 4.6
Kategori Sangat
Baik
Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman
1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 2
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 39
Skor Rata-rata 3.9
Kategori Baik
Kebahasaan
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
10 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
Jumlah 40
Skor Rata-rata 4
Kategori Baik
Alternatif Jawaban
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 38
Skor Rata-rata 3.8
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Jenis Membaca Pemahaman Aplikasi
No.
Soal
Kesesuaian Rumusan Soal
dengan Materi Skor
Alternatif Jawaban Jumlah
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
Jumlah 23
Skor Rata-rata 4.6
Kategori Sangat
Baik
Kesesuaian Rumusan Soal dengan Indikator Jenis Membaca Pemahaman
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 21
Skor Rata-rata 4.2
Kategori Baik
Kebahasaan
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 21
Skor Rata-rata 4.2
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Alternatif Jawaban
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
Jumlah 19
Skor Rata-rata 3.8
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Lampiran 10 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Validator II
No. Kategori Aspek Skor Rata-rata Kategori
1. Jenis Membaca
Pemahaman Literal 4.18 Baik
2. Jenis Membaca
Pemahaman Interpretasi 4.21 Baik
3. Jenis Membaca
Pemahaman Kritis 4.08 Baik
4. Jenis Membaca
Pemahaman Aplikasi 4.20 Baik
Jumlah 16.67 Baik
Skor Rata-rata 4.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 11 Sampel Hasil Pekerjaan Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Lampiran 12 Angket Respon Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Lampiran 13 Hasil Rekap Validasi Peserta Didik
No. Peserta
didik
Jawaban Peserta Didik
1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 5 4 4 5
3 4 4 4 5 5 5 5 4
4 2 2 2 4 2 2 4 4
5 2 2 2 2 2 4 2 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 2 4 2 2
8 4 4 4 4 2 3 1 4
9 2 4 4 4 2 4 4 4
10 5 4 4 4 5 2 1 2
11 4 4 4 4 4 4 2 5
12 4 4 4 2 2 4 4 5
13 4 2 2 4 4 5 4 4
14 2 4 4 4 4 5 4 4
15 2 2 2 4 2 4 2 2
16 5 5 4 4 4 4 2 4
17 4 4 2 4 4 4 2 2
18 4 4 2 4 4 5 4 4
19 4 2 4 4 2 4 2 2
20 4 4 4 4 2 4 2 4
21 4 2 2 5 4 4 5 4
22 5 4 4 2 2 5 2 5
23 4 4 4 4 2 4 4 4
24 4 4 4 4 4 4 4 4
25 4 2 4 4 4 5 5 5
26 4 4 4 5 5 5 5 4
27 4 4 2 2 4 4 2 4
28 4 4 2 4 4 4 4 2
29 4 4 4 4 4 4 2 4
30 1 4 1 4 1 5 1 4
31 4 4 4 4 4 4 4 4
32 4 5 5 4 4 2 2 4
33 4 2 4 2 4 4 4 4
34 4 4 4 4 4 4 2 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
Lampiran 14 Akumulasi Skor Rata-rata Penilaian Peserta Didik
No.
Soal
Alternatif Jawaban Jumlah
Responden
Skor
Jumlah 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
1 3 25 0 5 1 34 35 100 0 10 1 146
2 2 24 0 8 0 34 10 96 0 16 0 122
3 1 23 0 9 1 34 5 92 0 18 1 116
4 3 26 0 5 0 34 15 104 0 10 0 129
5 4 18 0 11 1 34 20 72 0 22 2 116
6 8 22 0 3 0 34 40 88 0 6 0 134
7 4 14 0 13 3 34 20 56 0 26 3 105
8 5 23 0 6 0 34 25 92 0 12 0 129
Jumlah 997
Skor Rata-rata 3.67
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
Lampiran 15 Soal Revisi Akhir
Membaca Pemahaman Literal
“Suatu ketika setelah selesai memasak makanan untuk ketiga anaknya, Mak
Minah bergegas pergi ke sungai. Ia kemudian mendekati sebuah batu sambil
berbicara mencurahkan isi hatinya dan tidak sanggup untuk hidup bersama
dengan anak-anaknya. Seketika menelan tubuh Mak Minah, hingga yang
tertinggal hanya sebagian potongan kain yang dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)
1. Karakteristik cerita rakyat dalam kutipan tersebut adalah….
a. keajaiban alam
b. kesaktian manusia
c. terdapat kemustahilan
d. alur berbingkai
e. kehidupan istana
Perhatikan kutipan di bawah ini!
“Keadaan Kerajaan Puspa Sari yang makin masyhur itu menyebabkan iri hati
Maha Raja Indera Dewa. Karena itu, ketika mendengar bahwa Maharaja Indera
Angkasa akan memanggil para ahli nujum dari negeri entah berentah untuk
menunjungkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indera Dewa pun menghasut
para ahli nujum itu agar mereka itu menunjumkan kedua anak itu tidak baik
dibiarkan tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari karena amat banyak celakanya”.
(Sumber:https://www.slideshare.net/fredrickajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)
2. Isi hikayat tersebut adalah…
a. Seorang raja yang iri akan kemakmuran kerajaan lain.
b. Harapan seorang pemimpin untuk kemakmuran rakyatnya.
c. Keserakahan seorang raja akan sebuah tahta.
d. Seorang raja yang hendak merebut tahta di kerajaan lain.
e. Histori kemakmuran kerajaan Puspa Sari.
Perhatikan kutipan berikut ini untuk menjawab pertanyaan nomor 7-9!
“Pada suatu hari Paya Tu Naqpa pun duduk di atas takhta kerajaannya dihadap
oleh segala menteri pegawai hulubalang dan rakyat sekalian. Arkian maka titah
baginda: "Aku dengar khabarnya perburuan sebelah tepi laut itu terlalu banyak
konon". Maka sembah segala menteri: "Daulat Tuanku, sungguhlah seperti titah
Duli Yang Mahamulia itu, patik dengar pun demikian juga". Maka titah Paya Tu
Naqpa: "Jikalau demikian kerahkanlah segala rakyat kita. Esok hari kita hendak
pergi berburu ke tepi laut itu". Maka sembah segala menteri hulubalangnya:
"Daulat Tuanku, mana titah Duli Yang Mahamulia patik junjung". (Sumber: http://xci2sakura.blogspot.com/2013/12/tugas-bindo-hikayat-patani.html?m=1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
3. Nilai budaya yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah…
a. Budaya rakyat yang tunduk kepada seorang pemimpin.
b. Seorang raja memiliki kegemaran berburu.
c. Budaya musyawarah yang melekat dari masa lalu.
d. Pemimpin yang selalu percaya dengan tangan kanannya.
e. Seorang raja memiliki kepedulian terhadap pendapat rakyat.
Membaca Pemahaman Interpretasi
Perhatikan kutipan berikut ini!
“Sementara, di rumah anak-anak Mak Minah masih terus sibuk bermain-main.
Menjelang sore hari, barulah mereka sadar bahwa emak tak ada lagi. Mereka
lalu kembali mengunjungi Batu Bertangkup di tepi sungai sambil meratap
meminta agar emak mereka dikeluarkan. Akan tetapi, Batu Bertangkup sudah
sangat marah. Ia berkata, “Kalian memang anak nakal. Penyesalan kalian kali ini
tidak ada gunanya”, setelah itu dalam sekejab Batu Bertangkup segera masuk ke
dalam tanah dan tidak pernah muncul kembali”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)
1. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…
a. Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua.
b. Hiduplah dengan berbaik hati kepada orang lain.
c. Janji adalah sesuatu yang tak dapat diingkari.
d. Jangan membuang kesempatan dengan percuma.
e. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran hidup.
Perhatikanlah kutipan hikayat berikut ini!
“Malim Deman adalah putra raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi
sangat elok rupanya. Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah
menyuruhnya pergi ke rumah nenek Kebayan untuk mendapatkan Putri Bungsu
dari kayangan sebagai istrinya. Dengan peiring yang banyak, pergilah Malim
Derman ke rumah nenek Kebayan. Dalam perjalanan, pengiring Malim Deman
satu demi satu mati. Akhirnya sampailah ia ke rumah nenek Kebayan. Dengan
bantuan nenek Kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang Putri Bungsu,
sehingga Putri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek Kebayan
mengawinkan mereka”. (Sumber:Kesusastraan Melayu Klasik)
2. Kesimpulan yang sesuai untuk kutipan tersebut adalah…
a. Kesungguhan seseorang untuk mendapatkan istri idamannya.
b. Perjalanan berat Malim Deman untuk menikahi Putri Bungsu kayangan.
c. Perlu sebuah perjuangan untuk dapat meraih yang kita inginkan.
d. Mimpi seorang wali Allah yang harus diikuti dan dituruti.
e. Pernikahan Malim Deman putra raja dari Bandar Muar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Membaca Pemahaman Kritis
Perhatikan kutipan legenda “Sungai Jodoh” berikut ini!
“Mah Bongsu semakin dikenali banyak orang karena kedermawanannya. Ia
senang berbagi dan suka membantu orang-orang yang membutuhan. Ia mencintai
anak-anak yatim dan piatu. Setiap kali kedatangan tamu yang berkunjung ke
rumahnya, ia selalu menjamunya dengan ramah. Meskipun tamu yang datang
berpakaian lusuh dan kumal sekalipun. Orang-orang kian banyak mengucapkan
rasa terima kasih ke pada Mah Bongsu karena semenjak menjadi orang yang kaya
raya, Mah Bongsu selalu memberi bantuan yang mencukupi kehidupan mereka
sehari-hari”. (Sumber: Jurnal Kiprah)
1. Simpulkan dengan bahasamu sendiri amanat yang terkandung dalam kutipan
tersebut!
Perhatikan kedua kutipan cerita rakyat berikut ini!
Teks 1
Konon di Pulau Galang, tersebutlah seorang pemimpin Megat, memiliki dua
orang putra yang bernama Julela dan Jenang Perkasa. Kedua beradik kakak ini
dari kecil hidup rukun dan damai. Namun, kerukunan itu kemudian sirna
semenjak sang ayah memutuskan Julela untuk menjadi Batin di negerinya. Ia tiba-
tiba saja berubah menjadi pemimpin yang sombong. Sering kali ia melontarkan
kata-kata kasar kepada adiknya, Jenang Perkasa. Jenang Perkasa merasa sedih dan
akhirnya meninggalkan Pulau Galang. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)
Teks 2
Sulung kemudian memulai hidup yang baru tanpa keberadaan adikadiknya. Ia pun
berganti nama menjadi Datok Loboy. Setiap harinya ia bekerja keras membangun
gunung tersebut agar terlihat indah dan nyaman untuk ditempati. Ia bekerja
sebagai petani dengan tidak mengenal lelah sehingga hasil pertaniannya dapat
meningkatkan produksi pangan. Upayanya pun tidak sia-sia. Banyak warga yang
kemudian tertarik untuk bermukim di sana. Mereka pun satu persatu mulai
memboyong keluarganya untuk tinggal di Gunung Kute. (Sumber: Jurnal Kiprah)
2. Tuliskan masing-masing 1 tindakan konkret yang sesuai dengan nilai yang
terkandung dalam dua kutipan tersebut!
Perhatikan kutipan Legenda Pulau Senoa berikut!
“Awalnya, Baitusen hanya bekerja sebagai nelayan seperti penduduk di sekitar
Punguran pada umumnya. Setiap harinya, ia pergi ke laut untuk menangkap ikan,
kerang, dan beberapa jenis hewan laut lainnya yang bisa diperjualbelikan. Dengan
begitu, keadaan perekonomian keluarga Baitusen dan istrinya akhirnya mulai
membaik. Mereka pun mulai merasa senang dan nyaman tinggal di Pulau
tersebut”. (Sumber: Jurnal Kiprah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Tuliskan pandangan hidup masyarakat Melayu yang terkandung dalam kutipan
“Legenda Pulau Senoa”!
Membaca Pemahaman Aplikasi
1. Tuliskan 2 nilai tradisi yang ada di daerah tempat tinggalmu!
2. Saling bersinergi dan rukun guyup menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang
istimewa. Sebutkan 2 hal positif yang dapat diambil semboyan tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
Lampiran 16 Daftar Hadir Peserta Uji Coba Ke-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Lampiran 17 Daftar Hadir Peserta Didik Uji Coba Ke-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Lampiran 18 Foto Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INSTRUMEN EVALUASI
KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN
KELAS X SMA
LITERAL, INTERPRETASI, KRITIS, APLIKASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SOAL INSTRUMEN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA
PETUNJUK UMUM:
1. Tes ini dilakukan untuk mengetahui jenis keterampilan membaca pemahaman peserta didik.
2. Isilah identitas diri Anda sebelum mengerjakan soal.
3. Sebelum mengerjakan soal, telitilah kelengkapan nomor dalam berkas soal ini.
4. Soal dalam instrumen evaluasi membaca pemahaman terdiri atas 55 soal dari 4 subtes, yaitu
pemahaman literal 20 soal pilihan ganda, interpretasi 20 soal pilihan ganda, membaca kritis 10
soal uraian dan aplikasi 5 soal uraian.
5. Bacalah dengan cermat aturan dan tata cara menjawab setiap tipe soal.
6. Selama pengerjaan berlangsung, Anda tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi
dalam bentuk apapun.
7. Selama pengerjaan berlangsung, Anda tidak diperkenankan atau meminta penjelasan kepada
peserta lain. Anda diperbolehkan bertanya kepada pengawas.
8. Waktu pengerjaan yang disediakan adalah 120 menit.
9. Setelah selesai mengerjakan peserta didik dapat langsung melapor ke pengawas.
10. Anda diminta untuk mengerjakan semua soal yang tersedia.
***Selamat Mengerjakan***
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
Membaca Pemahaman Literal
Perhatikan kutipan berikut ini!
“Suatu ketika setelah selesai memasak makanan untuk ketiga anaknya, Mak Minah bergegas
pergi ke sungai. Ia kemudian mendekati sebuah batu sambil berbicara mencurahkan isi hatinya
dan tidak sanggup untuk hidup bersama dengan anak-anaknya. Seketika menelan tubuh Mak
Minah, hingga yang tertinggal hanya sebagian potongan kain yang dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)
1. Karakteristik cerita rakyat dalam kutipan tersebut adalah….
a. keajaiban alam
b. kesaktian manusia
c. terdapat kemustahilan
d. alur berbingkai
e. berkisah lingkungan istana
Perhatikan kutipan berikut ini!
Akhirnya Batu Bertangkup mengabulkan ratapan tiga anak itu. Mak Minah pada akhirnya
dikeluarkan dari tangkupan Batu Bertangkup. Selanjutnya, mereka pun menjadi rajin membantu
dan menyayangi Mak Minah. Akan tetapi, hal tersebut tidak bertahan lama. Beberapa hari
kemudian mereka kembali berubah sifat seperti semula; suka bermain-main dan malas membantu
orang tua. Mak Minah pun berubah menjadi sedih. Ia lalu kembali mengunjungi batu bertangkup
di tepi sungai dan meminta kembali di telan”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)
2. Berikut adalah isi kutipan yang sesuai…
a. Batu bertangkup yang baik hati terhadap anak-anak.
b. Anak-anak Mak Minah yang mempunyai sikap buruk.
c. Kesedihan Mak Minah terhadap sikap anak-anaknya.
d. Anak-anak Mak Minah tidak menepati janji pada batu bertangkup.
e. Kekecewaan batu bertangkup pada sikap anak-anak Mak Minah.
3. Di bawah ini kalimat yang mengandung nilai budaya adalah…
a. Persembahan tarian istri kepala kampung dalam pesta besar raja.
b. Seorang suami yang harus bisa menepati janji kepada sang istri.
Petunjuk Khusus:
1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf lembar jawaban yang Anda anggap paling benar.
2. Pada soal pilihan ganda apabila ada jawaban yang Anda anggap salah dan ingin memperbaikinya,
coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban Anda yang salah, kemudian beri tanda (X)
pada huruf yang Anda anggap benar.
Selamat bekerja!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
c. Seorang rakyat yang selalu mendahulukan kepentingan raja.
d. Seorang istri yang harus tunduk terhadap kehendak suami.
e. Seorang istri kepala kampung yang harus memiliki keterampilan menari.
Perhatikan kutipan hikayat berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5!
“Keadaan Kerajaan Puspa Sari yang makin masyhur itu menyebabkan iri hati Maha Raja Indera
Dewa. Karena itu, ketika mendengar bahwa Maharaja Indera Angkasa akan memanggil para ahli
nujum dari negeri entah berentah untuk menunjungkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indera
Dewa pun menghasut para ahli nujum itu agar mereka itu menunjumkan kedua anak itu tidak
baik dibiarkan tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari karena amat banyak celakanya”. (Sumber:https://www.slideshare.net/fredrickajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)
4. Karakteristik hikayat dalam kutipan tersebut adalah….
a. kesaktian tokohnya
b. keajaiban alam
c. berkisah lingkungan istana
d. terdapat kemustahilan
e. alur berbingkai
5. Isi hikayat tersebut adalah…
a. Seorang raja yang iri akan kemakmuran kerajaan lain.
b. Harapan seorang pemimpin untuk kemakmuran rakyatnya.
c. Keserakahan seorang raja akan sebuah tahta.
d. Seorang raja yang hendak merebut tahta di kerajaan lain.
e. Histori kemakmuran kerajaan Puspa Sari.
Perhatikan kutipan berikut ini!
“Di Pulau Galang, tersebutlah dua orang putra keturunan Megat bernama Julela dan Jenang
Perkasa. Sedari kecil, kakak beradik itu hidup rukun. Kerukunan itu sirna ketika sang ayah
mengatakan bahwa sebagai anak tertua, Julela akan menggantikan dirinya sebagai pimpinan di
Pulau Galang kelak. Sejak saat itu, Julela berubah perangai menjadi angkuh. Ia bahkan pernah
mengancam Jenang Perkasa untuk mengikuti semua perintahnya. Jenang Perkasa sungguh
kecewa akan sikap kakaknya. Akhirnya ia memutuskan meninggalkan Pulau Galang. Berhari-
hari ia berlayar tanpa mengetahui arah tujuan hingga ia tiba di Pulau Bintan”. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)
6. Nilai kehidupan yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah….
a. budaya
b. agama
c. sosial
d. pendidikan
e. moral
Perhatikan kutipan berikut ini untuk menjawab pertanyaan nomor 7-9!
“Pada suatu hari Paya Tu Naqpa pun duduk di atas takhta kerajaannya dihadap oleh segala
menteri pegawai hulubalang dan rakyat sekalian. Arkian maka titah baginda: "Aku dengar
khabarnya perburuan sebelah tepi laut itu terlalu banyak konon". Maka sembah segala menteri:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
"Daulat Tuanku, sungguhlah seperti titah Duli Yang Mahamulia itu, patik dengar pun demikian
juga". Maka titah Paya Tu Naqpa: "Jikalau demikian kerahkanlah segala rakyat kita. Esok hari
kita hendak pergi berburu ke tepi laut itu". Maka sembah segala menteri hulubalangnya: "Daulat
Tuanku, mana titah Duli Yang Mahamulia patik junjung". (Sumber: http://xci2sakura.blogspot.com/2013/12/tugas-bindo-hikayat-patani.html?m=1)
7. Nilai budaya yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah…
a. Budaya rakyat yang tunduk kepada seorang pemimpin.
b. Seorang raja memiliki kegemaran berburu.
c. Budaya musyawarah yang melekat dari masa lalu.
d. Pemimpin yang selalu percaya dengan tangan kanannya.
e. Seorang raja memiliki kepedulian terhadap pendapat rakyat.
8. Watak tokoh Paya Tu Naqpa dalam kutipan tersebut adalah ...
a. bijaksana
b. angkuh
c. penurut
d. pemarah
e. baik hati
9. Suasana yang tergambar dalam kutipan tersebut adalah…
a. menenangkan
b. menegangkan
c. mengecewakan
d. mencekam
e. menakutkan
Perhatikan kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 10-12!
“Pada suatu hari, Dang Gedunai ikut menangguk ikan bersama orang-orang di sungai. Saat
orang-orang mendapat ikan, ia justru mendapatkan sebutir telur. Setiba di rumah, Dang Gedunai
disambut oleh emaknya. “Telur apakah itu, Dang Gedunai?” tanya Emak Dang Gedunai. Tiba-
tiba Emak Gedunai tersentak kaget. “Astaga, ini telur naga! Kau jangan sekali-sekali bermain-
main dengan telur ini, apalagi memakannya. Kau bisa celaka, Anakku! Kembalikan telur naga
itu ke sungai,” perintah Emak Gedunai. Suatu pagi, ketika emaknya berangkat ke ladang, Dang
Gedunai segera merebus telur itu dan memakannya. Dalam sekejap, ia sudah tertidur pulas. Dan
bermimpi didatangi seekor naga betina yang sangat besar sedang mencari telurnya yang hilang
di sungai. “Hai, Anak Muda! Kamu telah mengambil telurku di sungai dan memakannya.
Siapapun yang memakan telurku, maka ia akan menjelma naga sebagai pengganti anakku”.
Singkat cerita Dang Gedunai akhirnya menjadi seekor naga yang hidup di laut lepas” (Sumber: https://histori.id)
10. Nilai moral yang terdapat dalam kutipan cerita rakyat tersebut adalah…
a. Janganlah mengambil barang yang bukan kepunyaanmu.
b. Janganlah keras kepala terhadap nasehat orang tuamu.
c. Bersikap baiklah kepada kedua orang tuamu.
d. Jangan menyesali konsekuensi atas perbuatanmu.
e. Sayangi orang tuamu selagi masih ada waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
11. Pendeskripsian watak tokoh Dang Gedunai dapat dilihat melalui….
a. pikiran tokoh
b. gambaran fisik tokoh
c. dialog tokoh
d. keadaan sekitar tokoh
e. tingkah laku tokoh
12. Karakteristik dalam kutipan tersebut adalah….
a. nilai kehidupan
b. kesaktian tokoh
c. keajaiban alam
d. kemustahilan
e. alur berbingkai
Perhatikan kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 13-16!
“Pada suatu pesta, Raja mengumumkan bahwa semua istri kepala kampung diminta untuk
mempersembahkan satu tarian. Hati Bujang Enok berdebar. Bujang Enok berbisik padanya
"Istriku, tolonglah, ini perintah Raja, aku tak mungkin menolaknya". Putri Mambang Linau
menuruti permintaan suaminya. Ketika gilirannya tiba, Putri Mambang Linau menarikan tarian
terbaik. Dengan selendang jingganya, ia menari dengan gemulai. Namun tiba-tiba, suasana
menjadi gempar. Ketika sedang asyik menari, tiba-tiba kaki Putri Mambang Linau terangkat dari
tanah. Tak lama kemudian, tubuhnya melayang-layang di udara. Bujang Enok memandangi
istrinya dengan sedih. Rupanya, inilah saatnya Putri Mambang Linau kembali ke kayangan”. (Sumber: https://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-daerah-riau/)
13. Konflik yang sesuai dengan kutipan tersebut adalah…
a. Bujang Enok yang tak bisa mencegah istrinya kembali ke kayangan.
b. Bujang Enok yang tidak dapat menolak permintaan Raja.
c. Tarian Putri Mambang Linau yang membuatnya terangkat ke kayangan.
d. Dilema Bujang Enok menentukan pilihan antara janji dan kesetiaan.
e. Ketidaksetiaan Bujang Enok pada sang istri berunjung kesedihan.
14. Sudut pandang yang digunakan dalam kutipan tersebut adalah….
a. orang pertama pelaku utama
b. orang pertama pelaku sampingan
c. orang ketiga serba tahu
d. orang ketiga pengamat
e. orang ketiga pelaku utama
15. Latar suasana yang sesuai dengan kutipan tersebut adalah….
a. keharuan
b. kesedihan
c. kekecewaan
d. keikhlasan
e. ketegangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
16. Nilai yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut adalah….
a. moral
b. pendidikan
c. budaya
d. sosial
e. agama
Perhatikan kutipan berikut ini untuk soal nomor 17-20!
“Suatu ketika setelah selesai memasak makanan untuk ketiga anaknya, Mak Minah bergegas
pergi ke sungai. Ia kemudian mendekati sebuah batu sambil berbicara mencurahkan isi hatinya.
Batu tersebut bentuknya agak mirip seperti kerang, di tengahnya terbelah dan ia bisa membuka
lalu menutup kembali. Orang-orang sering menyebutnya dengan Batu Bertangkup. “Wahai Batu
Bertangkup, telanlah saya. Saya tak sanggup lagi hidup dengan ketiga anak saya yang tidak
pernah menghormati prang tuanya”, curhat Mak Minah. Batu Bertangkup seketika menelan
tubuh Mak Minah, hingga yang tertinggal hanya sebagian potongan kain yang dikenakannya”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)
17. Konflik batin pada tokoh Mak Minah pada kutipan tersebut adalah…
a. Perasaan kecewa tokoh terhadap prilaku anak yang disayanginya.
b. Tingkah laku anak Mak Minah yang menciptakan suasana penuh kesengsaraan.
c. Ketakutan Mak Minah pada anaknya karena sikap egois yang dimiliki.
d. Penyesalan Mak Minah karena telah melahirkan anaknya.
e. Mak Minah bingung tidak memiliki tempat untuk berbagi kesedihan.
18. Watak Mak Minah dalam kutipan tersebut adalah....
a. penyabar
b. murah hati
c. pemarah
d. lemah lembut
e. penyayang
19. Watak tokoh Mak Minah dapat dilihat melalui….
a. gambaran fisik tokoh
b. pikiran tokoh
c. keadaan sekitar tokoh
d. dialog tokoh
e. tingkah laku tokoh
20. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…
a. keteguhan hati Mak Minah akan sikap anak-anaknya
b. keikhlasan dalam menjalani kehidupan
c. kesabaran hidup yang akan membawa kebahagiaan
d. berlatihlah untuk hidup dengan menerima keadaan
e. bersyukur dengan segala hal yang disediakan pencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
Membaca Pemahaman Interpretasi
Perhatikan kutipan berikut ini!
“Bak putri raja, tutur bahasanya sangat yang ramah dan sopan. Ia anggun gemulai dan tidak
sombong, sehingga semua masyarakat suku laut pun mencintainya”. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)
1. Berikut ini adalah bentuk kearifan lokal Melayu yang sesuai dengan kutipan tersebut….
a. hiduplah dengan penuh kebaikan layaknya seorang putri raja
b. bersikaplah baik kepada orang yang lebih tua saja
c. bertindaklah sesuai posisi dan derajat seseorang
d. bersikaplah baik hanya kepada orang yang sederajat
e. perbuatlah segala sesuatu sesuai dengan kehendakmu
Perhatikan kutipan berikut ini!
“Wahai anak muda, sudah lama aku untuk mendengar kehalusan budi pekertimu”, kata Batin
Lagoi membuka percakapan. Jenang Perkasa hanya tersenyum sopan. “Aku pikir, alangkah
senangnya hatiku jika kau bersedia kunikahkan dengan putriku”, lanjut Batin Lagoi. Jenang
Perkasa sungguh terkejut mendengar tawaran Batin Lagoi. Ia sama sekali tak menyangka ayah
seorang perempuan cantik meminta kesediaan dirinya untuk dijadikan menantu. Beberapa hari
kemudian, Batin Lagoi menikahkan Putri Pandan Berduri dengan Jenang Perkasa. Pesta besar
digelar untuk merayakan pernikahan putri semata wayangnya itu. Seluruh warga Pulau Bintan
diundang untuk hadir”. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)
2. Berdasarkan kutipan tersebut kearifan lokal yang ada dalam masyarakat Melayu adalah…
a. Menikah dengan orang sesuai kehendak dan pilihan orang tuanya.
b. Pesta pernikahan digelar dengan besar dan mengundang orang banyak.
c. Patuh pada titah seorang yang lebih tua demi kebaikan hidupnya.
d. Pesta pernikahan anak semata wayang yang harus dibuat mewah dan meriah.
e. Orang terpandang akan memilih calon menantu yang cocok untuk anaknya.
Perhatikan kutipan berikut ini!
“Sementara, di rumah anak-anak Mak Minah masih terus sibuk bermain-main. Menjelang sore
hari, barulah mereka sadar bahwa emak tak ada lagi. Mereka lalu kembali mengunjungi Batu
Petunjuk Khusus:
1. Pilihan ganda berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf lembar jawaban yang Anda anggap
paling benar.
2. Pada soal pilihan ganda apabila ada jawaban yang Anda anggap salah dan ingin memperbaikinya,
coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban Anda yang salah, kemudian beri tanda
(X) pada huruf yang Anda anggap benar.
Selamat bekerja!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
Bertangkup di tepi sungai sambil meratap meminta agar emak mereka dikeluarkan. Akan tetapi,
Batu Bertangkup sudah sangat marah. Ia berkata, “Kalian memang anak nakal. Penyesalan kalian
kali ini tidak ada gunanya”, setelah itu dalam sekejab Batu Bertangkup segera masuk ke dalam
tanah dan tidak pernah muncul kembali”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)
3. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…
a. Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua.
b. Hiduplah dengan berbaik hati kepada orang lain.
c. Janji adalah sesuatu yang tak dapat diingkari.
d. Jangan membuang kesempatan dengan percuma.
e. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran hidup.
Perhatikan kutipan dialog Bujang Enok berikut ini!
"Aku harus mendahulukan kepentingan Raja di atas kepentingan pribadi”. (Sumber: https://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-daerah-riau/)
4. Nilai moral yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dalam kutipan dialog tersebut
adalah…
a. Kita harus bijaksana dalam memilih pilihan.
b. Dahulukan kepentingan orang lain dari kepentingan pribadi.
c. Tepati janji yang telah kita buat pada orang semua orang.
d. Jadikan pilihanmu sebagai hal baik, tak ada penyesalan.
e. Berbuat baiklah kepada raja, karena raja empunya kekuasaan.
Perhatikan kutipan berikut ini untuk menjawab soal nomor 5-6!
“Pada suatu pesta, Raja mengumumkan bahwa semua istri kepala kampung diminta untuk
mempersembahkan satu tarian. Hati Bujang Enok berdebar. Ia teringat janjinya pada Putri
Mambang Linau. Namun ia juga tak ingin membantah perintah Raja. Bujang Enok berbisik
padanya "Istriku, tolonglah, ini perintah Raja, aku tak mungkin menolaknya". Putri Mambang
Linau menuruti permintaan suaminya. Ketika gilirannya tiba, Putri Mambang Linau menarikan
tarian terbaik. Dengan selendang jingganya, ia menari dengan gemulai. Namun tiba-tiba, suasana
menjadi gempar. Ketika sedang asyik menari, tiba-tiba kaki Putri Mambang Linau terangkat dari
tanah. Tak lama kemudian, tubuhnya melayang-layang di udara. Bujang Enok memandangi
istrinya dengan sedih. Rupanya, inilah saatnya Putri Mambang Linau kembali ke kayangan”. (Sumber: https://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-daerah-riau/)
5. Keterkaitan nilai budaya dengan kehidupan sehari-hari dalam kutipan tersebut cerita rakyat
adalah…
a. Zaman modern yang tidak ada lagi yang patuh dan taat pada pemimpin.
b. Kedudukan seseorang dapat dengan mudah menjalankan kehendaknya.
c. Kehidupan yang masih penuh dengan drama dan teori kepemimpinan.
d. Masyarakat yang masih menghormati dan taat pada pimpinan.
e. Zaman modern yang semakin lama melunturkan budaya.
6. Pembuktian bahwa karakteristik kutipan tersebut adalah istana sentris…
a. Keinginan seorang pemimpin yang harus dipatuhi rakyatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
b. Latar yang diceritakan berdasarkan kehidupan di istana.
c. Penyebutan “Raja” dalam kutipan menjadi ciri karakteristik istana sentris.
d. Adanya kemustahilan yang terjadi pada tokoh Putri Mambang Linau.
e. Adanya tokoh kepala kampung yang menjadi ciri khas zaman kerajaan.
Perhatikan kutipan hikayat di bawah ini untuk menjawab soal nomor 7-9!
“Selang beberapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar. Jamuan makan besar-besaran lalu
diadakan. Malim Deman juga ditabalkan menjadi raja. Tidak lama kemudian ayahanda Malim
Deman pun gering, lalu mangkat. Sejak kematian ayahanda, Malim Deman pun lalai memerintah
negeri. Setiap hari ia hanya asik menyabung ayam saja. Dalam keadaan yang demikian, Putri
Bungsu pun melahirkan seorang anak yang diberi nama Malim Dewana. Arkian Makim Dewana
besarlah, tapu Malim Deman tetap tidak mau kembali ke istana melihat putranya. Putri Bungsu
sangat masygul hatinya”. (Sumber:Kesusastraan Melayu Klasik)
7. Amanat yang terkandung dalam hikayat tersebut adalah…
a. Berbuat baiklah kepada orang tuamu.
b. Lakukan segala hal yang menjadi tanggunganmu.
c. Bertekunlah dalam setiap hobi dan kesenanganmu.
d. Jadikan hidupmu sebagai salah satu hal yang berharga.
e. Jadilah anak yang dapat membanggakan orang tua.
8. Kearifan lokal Melayu yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut adalah…
a. Seorang raja adalah anak laki-laki pertama kerajaan.
b. Budaya sabung ayam di lingkungan tempat tinggal.
c. Pergelelaran pesta yang selalu dilakukan besar-besaran.
d. Ketaatan rakyat pada perintah pimpinan adalah hal mutlak.
e. Keikhlasan dalam menjalani kehidupan yang diberikan Tuhan.
9. Nilai moral yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dari kutipan tersebut adalah…
a. Bertanggungjawablah pada hal yang sudah menjadi kewajibanmu.
b. Bekerjalah sesuai kebutuhan dan kepentingan yang kamu miliki.
c. Lakukan segala sesuatu sesuai dengan kesenanganmu.
d. Jangan menyesali setiap keputusan yang telah diambil.
e. Jujurlah pada dirimu tentang hal yang kamu inginkan.
Perhatikanlah kutipan hikayat berikut ini!
“Malim Deman adalah putra raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok
rupanya. Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi ke
rumah nenek Kebayan untuk mendapatkan Putri Bungsu dari kayangan sebagai istrinya. Dengan
peiring yang banyak, pergilah Malim Derman ke rumah nenek Kebayan. Dalam perjalanan,
pengiring Malim Deman satu demi satu mati. Akhirnya sampailah ia ke rumah nenek Kebayan.
Dengan bantuan nenek Kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang Putri Bungsu, sehingga
Putri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek Kebayan mengawinkan mereka”. (Sumber:Kesusastraan Melayu Klasik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
10. Kesimpulan yang sesuai untuk kutipan tersebut adalah…
a. Kesungguhan seseorang untuk mendapatkan istri idamannya.
b. Perjalanan berat Malim Deman untuk menikahi Putri Bungsu kayangan.
c. Perlu sebuah perjuangan untuk dapat meraih yang kita inginkan.
d. Mimpi seorang wali Allah yang harus diikuti dan dituruti.
e. Pernikahan Malim Deman putra raja dari Bandar Muar.
Perhatikanlah kutipan hikayat berikut ini untuk menjawab soal nomor 11-12!
“Malim Deman adalah putra raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok
rupanya. Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi ke
rumah nenek Kebayan untuk mendapatkan Putri Bungsu dari kayangan sebagai istrinya. Dengan
peiring yang banyak, pergilah Malim Derman ke rumah nenek Kebayan. Dalam perjalanan,
pengiring Malim Deman satu demi satu mati. Akhirnya sampailah ia ke rumah nenek Kebayan.
Dengan bantuan nenek Kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang Putri Bungsu, sehingga
Putri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek Kebayan mengawinkan mereka”. (Sumber:Kesusastraan Melayu Klasik)
11. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…
a. Berbuatlah baik dan ringan tangan kepada setiap orang yang minta tolong.
b. Jadilah seorang anak yang dapat menjadi kebanggan kedua orang tua.
c. Belajar untuk mampu memilih keputusan dalam setiap pilihan hidup.
d. Bijaksana dalam melakukan segala hal dapat membantu menjalani kehidupan.
e. Kebaikan akan datang kepada mereka yang menjalani kehidupan dengan baik.
12. Berikut adalah karakteristik yang tepat untuk menggambarkan tokoh kutipan adalah…
a. Seorang raja yang patuh pada petuah.
b. Seorang raja dengan kegigihannya.
c. Seorang raja yang memiliki sifat bijaksana.
d. Seorang raja dengan karakter pemimpin yang kuat.
e. Seorang raja memerintah sebuah kerajaan.
Perhatikan kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 13-15!
“Pada suatu hari, Dang Gedunai ikut menangguk ikan bersama orang-orang di sungai. Saat
orang-orang mendapat ikan, ia justru mendapatkan sebutir telur. Setiba di rumah, Dang Gedunai
disambut oleh emaknya. Tiba-tiba Emak Gedunai tersentak kaget. “Astaga, ini telur naga! Kau
jangan sekali-sekali bermain-main dengan telur ini, apalagi memakannya. Kau bisa celaka,
Annakku! Kembalikan telur naga itu ke sungai,” perintah Emak Gedunai. Suatu pagi, ketika
emaknya berangkat ke ladang, Dang Gedunai segera merebus telur itu dan memakannya. Dalam
sekejap, ia sudah tertidur pulas dan bermimpi didatangi seekor naga betina yang sangat besar
sedang mencari telurnya yang hilang di sungai. “Hai, Anak Muda! Kamu telah mengambil
telurku di sungai dan memakannya. Siapapun yang memakan telurku, maka ia akan menjelma
naga sebagai pengganti anakku”. Singkat cerita Dang Gedunai akhirnya menjadi seekor naga
yang hidup di laut lepas”. (Sumber: https://histori.id)
13. Bukti kutipan tersebut mengandung kemustahilan adalah ….
a. Dang Gedunai menemukan telur naga di sungai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
b. Dang Gedunai menjadi naga setelah memakan telur naga
c. Dang Gedunai menjadi penguasa laut lepas
d. keajaiban sumpah ibu naga kepada Dang Gedunai
e. Dang Gedunai dapat memakan telur naga
14. Kearifan lokal Melayu yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah…
a. Kepercayaan naga yang hidup di laut jelmaan Dang Gedunai.
b. Masyarakat memiliki keahlian bercocok tanam.
c. Kebiasaan orang tua-tua menasihati dengan arif dan bijaksana.
d. Kegemaran masyarakat menangkap ikan di sungai.
e. Kebiasaan masyarakat yang menjaga kelestarian lingkungan.
15. Nilai kehidupan yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah….
a. moral
b. sosial
c. budaya
d. pendidikan
e. agama
Perhatikan kutipan berikut ini untuk menjawab soal nomor 16-17!
“Pada keesokan harinya setelah matahari mulai memecahkan subuh, ketiga anak Mak Minah
segera berangkat pergi ke tepi sungai. Mereka sangat terkejut menemukan potongan kain Mak
Minah yang terurai di sebelah Batu Bertangkup. “Wahai Batu Bertangkup, kami membutuhkan
emak kami. Tolong keluarkan emak kami dari perutmu”, ratap mereka. “Tidak! Kalian hanya
membutuhkan emak saat kalian lapar. Kalian tidak pernah menyayangi dan menghormati emak”,
jawab Batu Bertangkup. “Kami berjanji akan selalu menuruti emak, menyayangi, dan
menghormatinya”, janji mereka”. (Sumber: Legenda Nusantara 34 Provinsi)
16. Pesan yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah…
a. Berbaktilah kepada orang tuamu.
b. Janganlah mengingkari janji yang telah dibuat.
c. Sayangi kedua orang tua yang memiliki harta berlimpah.
d. Tetap ikhlas dengan semua kehidupan yang ada.
e. Bersungguh-sungguhlah dalam memilih pilihan hidup.
17. Kearifan lokal Melayu yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah…
a. Adanya aturan untuk selalu mematuhi orang yang lebih tua.
b. Adanya keyakinan masyarakat akan karma dari tindakan buruk.
c. Adanya keyakinan masyarakat tentang petuah orang tua.
d. Adanya kepercayaan masyarakat akan kesaktian alam.
e. Adanya kepercayaan akan arwah-arwah leluhur.
Perhatikan kutipan hikayat berikut untuk menjawab soal nomor 18-20!
“Pada suatu hari, datanglah seorang anak raja yang bernama Raja Bayang ke Kerajaan Indragiri.
Ia didampingi oleh tiga orang saudara laki-lakinya yang bernama Raja Hijau, Raja Mestika, dan
Raja Lahis. Keempat anak raja itu datang lengkap dengan pengiring dan balatentara yang gagah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
perkasa. Kedatangan mereka membuat gempar rakyat negeri Indragiri. Sultan Hasan sangat sedih
dan risau mendengar kekacauan yang ditimbulkan oleh Raja Bayang dan balatentaranya.
Dipanggilnyalah seluruh menteri kerajaan untuk bermusyawarah menghadapi bahaya yang
datang mengancam. (Sumber: https://histori.id)
18. Isi yang sesuai dengan kutipan tersebut adalah…
a. kedatangan Raja Bayang ke Indragiri yang membuat gempar rakyat Indragiri
b. Sultan Hasan yang bingung memikirkan cara melawan Raja Bayang
c. adanya keinginan Raja Bayang yang belum terpenuhi
d. kerajaan Indragiri merupakan kerajaan lemah sehingga mudah ditaklukan
e. keinginan Raja Bayang merebut kekuasaan Sultan Hasan
19. Nilai kehidupan yang dapat diambil dalam kutipan tersebut adalah…
a. Saling menghargai dan tenggang rasa dengan orang lain.
b. Berbuatlah sesuai waktu dan tempat yang tepat.
c. Jangan mudah bertindak sesuka hati dengan orang lain.
d. Jadilah seorang pemimpin yang mengayomi rakyatnya.
e. Bersikap bijaklah atas segala pilihan hidupmu.
20. Tindakan yang sesuai dengan isi kutipan tersebut adalah…
a. bertindak dengan kepala dingin
b. melakukan serangan balik
c. melakukan musyawarah
d. berpasrah dengan memberikan apapun
e. menuruti kehendak lawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
Membaca Pemahaman Kritis
Perhatikan kutipan “Hikayat Abdullah” berikut ini untuk menjawab soal nomor 1-2!
Maka adapun saudaraku seibu-sebapak itu, empat orang laki-laki, semuanya itu abangku maka
aku inilah yang bungsu. Adapun abang-abangku yang tersebut itu semuanya hati tatkala lagi kecil,
ada yang mati umur enam bulan, ada umur setahun, ada yang dua tahun, ada yang tiga tahun.
Demikianlah halnya sehingga bunda pun seperti laku orang gila sebab mati anak-anaknya itu. Maka
senantiasa duduk menangis dan dukacita juga. Maka beberapa lamanya dalam hal yang demikian,
datanglah seorang Arab Sayyid yang bernama Habib Abdullah, bangsa Hadad.
Maka sangat dipermulia orang akan dia dalam Malaka, maka segala laki-laki dan perempuan
pergilah berguru kepadanya dari hal-hal perkara agama Islam. Maka sehari-hari ia mendengar
bundaku menangis, maka disuruhnya panggil bundaku, diperiksanya akan bundaku itu duduk
menangis-nangis. Maka oleh bapakku diceritakannyalah segala hal anak-anaknya habis mati itu.
Maka kata tuan itu, “Baiklah engkau katakan kepada istrimu, janganlah ia menangis, Insya Allah
nanti diberi Allah kepadanya seorang anak laki-laki. Maka apabila beranak kelak engkau namakan
dengan namaku”. (Sumber:https://www.google.com/search?q=kutipan+hikayat)
1. Tuliskan nilai kehidupan yang sesuai dalam kutipan hikayat tersebut!
2. Tuliskan karakteristik yang terdapat dalam kutipan hikayat tersebut!
Perhatikan kutipan hikayat “Si Miskin” berikut ini untuk menjawab soal nomor 3-4!
Keadaan Kerajaan Puspa Sari yang makin masyhur itu menyebabkan iri hati Maha Raja Indera
Dewa. Karena itu, ketika mendengar bahwa Maharaja Indera Angkasa akan memanggil para ahli
nujum dari negeri entah berentah untuk menunjungkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indera
Dewa pun menghasut para ahli nujum itu agar mereka itu menunjumkan kedua anak itu tidak baik
dibiarkan tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari karena amat banyak celakanya.
Akibat penujuman itu, Maha Raja Indera Angkasa membuang kedua anaknya itu dengan
dibekali tujuh buah ketupat, sebentuk cicin dan sebuah kemala. Tiga hari setelah peristiwa
pembuangan kedua anak itu, tiba-tiba Kerajaan Puspa Sari berubah kembali menjadi hutan seperti
semula. Setelah kejadian itu barulah Maha Raja Indera Angkasa insaf bahwa ia telah
memperdayakan orang. (Sumber:https://www.slideshare.net/fredrickajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)
3. Tuliskan pendapat Anda tentang isi kutipan hikayat tersebut!
4. Tuliskan nilai kearifan lokal masyarakat Melayu yang terdapat dalam kutipan tersebut!
Petunjuk khusus:
Jawablah soal uraian di bawah ini dengan benar dan tepat!
Selamat bekerja!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
Perhatikan kutipan legenda “Sungai Jodoh” berikut ini!
“Mah Bongsu semakin dikenali banyak orang karena kedermawanannya. Ia senang berbagi dan
suka membantu orang-orang yang membutuhan. Ia mencintai anak-anak yatim dan piatu. Setiap
kali kedatangan tamu yang berkunjung ke rumahnya, ia selalu menjamunya dengan ramah.
Meskipun tamu yang datang berpakaian lusuh dan kumal sekalipun. Orang-orang kian banyak
mengucapkan rasa terima kasih ke pada Mah Bongsu karena semenjak menjadi orang yang kaya
raya, Mah Bongsu selalu memberi bantuan yang mencukupi kehidupan mereka sehari-hari”. (Sumber: Jurnal Kiprah)
5. Simpulkan dengan bahasamu sendiri amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut!
Perhatikan kutipan legenda “Sungai Jodoh” berikut ini!
“Mah Bongsu semakin dikenali banyak orang karena kedermawanannya. Ia senang berbagi dan
suka membantu orang-orang yang membutuhan. Ia mencintai anak-anak yatim dan piatu. Setiap
kali kedatangan tamu yang berkunjung ke rumahnya, ia selalu menjamunya dengan ramah.
Meskipun tamu yang datang berpakaian lusuh dan kumal sekalipun. Orang-orang kian banyak
mengucapkan rasa terima kasih ke pada Mah Bongsu karena semenjak menjadi orang yang kaya
raya, Mah Bongsu selalu memberi bantuan yang mencukupi kehidupan mereka sehari-hari”. (Sumber: Jurnal Kiprah)
6. Simpulkan dengan bahasamu sendiri amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut!
Perhatikan kedua kutipan cerita rakyat berikut ini untuk menjawab soal nomor 7-8!
Teks 1
Konon di Pulau Galang, tersebutlah seorang pemimpin Megat, memiliki dua orang putra yang
bernama Julela dan Jenang Perkasa. Kedua beradik kakak ini dari kecil hidup rukun dan damai.
Namun, kerukunan itu kemudian sirna semenjak sang ayah memutuskan Julela untuk menjadi Batin
di negerinya. Ia tiba-tiba saja berubah menjadi pemimpin yang sombong. Sering kali ia melontarkan
kata-kata kasar kepada adiknya, Jenang Perkasa. Jenang Perkasa merasa sedih dan akhirnya
meninggalkan Pulau Galang. (Sumber: Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi)
Teks 2
Sulung kemudian memulai hidup yang baru tanpa keberadaan adikadiknya. Ia pun berganti nama
menjadi Datok Loboy. Setiap harinya ia bekerja keras membangun gunung tersebut agar terlihat
indah dan nyaman untuk ditempati. Ia bekerja sebagai petani dengan tidak mengenal lelah sehingga
hasil pertaniannya dapat meningkatkan produksi pangan. Upayanya pun tidak sia-sia. Banyak warga
yang kemudian tertarik untuk bermukim di sana. Mereka pun satu persatu mulai memboyong
keluarganya untuk tinggal di Gunung Kute. (Sumber: Jurnal Kiprah)
7. Temukan 2 perbedaan dalam dua kutipan cerita rakyat tersebut!
8. Tuliskan masing-masing 1 tindakan konkret yang sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
dua kutipan tersebut!
Perhatikan kutipan Legenda Pulau Senoa berikut untuk menjawab soal nomor 9-10! “Awalnya, Baitusen hanya bekerja sebagai nelayan seperti penduduk di sekitar Punguran pada
umumnya. Setiap harinya, ia pergi ke laut untuk menangkap ikan, kerang, dan beberapa jenis hewan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
laut lainnya yang bisa diperjualbelikan. Dengan begitu, keadaan perekonomian keluarga Baitusen
dan istrinya akhirnya mulai membaik. Mereka pun mulai merasa senang dan nyaman tinggal di
Pulau tersebut”. (Sumber: Jurnal Kiprah)
9. Tuliskan pandangan hidup masyarakat Melayu yang terkandung dalam kutipan “Legenda
Pulau Senoa”!
10. Berikan penilaian Anda tentang isi kutipan tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 | I n s t r u m e n E v a l u a s i
Membaca Pemahaman Aplikasi
Perhatikan kutipan berikut ini!
Pada suatu hari tatkala si Miskin meriba Marakarma, berkata ia kepada anaknya demikian, “Jika
kamu benar-benar anak seorang dewa, kembalikanlah kemegahan orang tuamu dengan menjadikan
hutan ini menjadi kerajaan besar”. Si Miskin kemudian menamai dirinya, istrinya dan kerajaannya
berturut-turut dengan Maha Raja Indera Angkasa, Ratna Dewi dan Puspa Sari. Selanjutnya di
kerajaan Puspa Sari itu mereka dikaruniai seorang anak bernama Nila Kusuma. Keadaan Kerajaan
Puspa Sari yang makin masyhur itu menyebabkan iri hati Maha Raja Indera Dewa. Karena itu,
ketika mendengar bahwa Maharaja Indera Angkasa akan memanggil para ahli nujum dari negeri
entah berentah untuk menunjungkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indera Dewa pun
menghasut para ahli nujum itu agar mereka itu menunjumkan kedua anak itu tidak baik dibiarkan
tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari karena amat banyak celakanya. (Sumber: https://www.slideshare.net/fredrickajang/kumpulan-sastra-melayu-klasik)
1. Berdasarkan kutipan tersebut jelaskan nilai moral yang sesuai diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari!
2. Buatlah cerita berdasarkan isi pokok kutipan hikayat tersebut! (2 paragraf)
3. Tuliskan 2 nilai kearifan lokal daerah tempat tinggalmu!
4. Saling bersinergi dan rukun guyup menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang istimewa.
Sebutkan 2 hal positif yang dapat diambil dari kedua hal tersebut di tengah kehidupan modern
saat ini!
5. Berikan 2 contoh konkret kearifan lokal Yogyakarta (budaya) yang masih dilestarikan oleh
masyarakat!
Petunjuk khusus:
Jawablah soal uraian di bawah ini dengan benar dan tepat!
Selamat bekerja!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI