pengaruh roa, roe, eps terhadap harga saham pada
TRANSCRIPT
PENGARUH ROA, ROE, EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI
SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh
RAMLI ARIF
NIM 105730531715
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
vi
HALAMAN JUDUL
PENGARUH ROA, ROE, EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI
SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
RAMLI ARIF
NIM 105730531715
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini Saya Persembahkan Kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Arif. dan Ibunda Era yuliana, yang telah
memberikan semangat dan doa sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi
ini.
2. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus
dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Para sahabat-sahabat yang selalu memberikan bantuan dan memberi
semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
MOTTO HIDUP
“Terasa sulit ketika aku merasa harus melakukan sesuatu. Tetapi, menjadi
mudah ketika aku menginginkannya.”
viii
ix
x
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunianya serta petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penelitian skripsi ini dengan judul “PENGARUH ROA, ROE, EPS TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI
SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA”. Salam dan shalawat tidak lupa peneliti
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi yang menuntun ummatnya dari
alam yang gelap gulita ke alam yang terang-benderang dengan segala ilmu dan
sunnahnya.
Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
diberi bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara materi maupun
moril. Oleh karena itu penulis meyampaikan rasa hormat dan sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Andi Arman S.E, M.si.,Ak.Ca selaku penasehat akademik yang
senantiasa memberikan bimbingan kepada peneliti
xii
5. Bapak Dr.Edi Jusriadi, SE.,MM selaku pembimbing I yang senantiasa
mengarahkan penulis sehingga Skripsi dapat selesai dengan baik.
6. Ibu Wa Ode Rayyani, SE.,M.Si.AK.CA selaku pembimbing II atas bimbingan
dan arahan yang diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
ilmu kepada penulis.
8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
9. Orang Tua penulis yang telah membantu dan membimbing penulis.
10. Rekan-Rekan akuntansi 2015 yang telah membantu peneliti dalam proses
berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
11. Semua pihak yang telah membantu peneliti baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam seluruh proses selama berada di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Namun, peneliti sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila
terjadi kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Oleh karena, itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan peneliti.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Makassar, Januari 2020
xiii
ABSTRAK
Ramli Arif.2019. pengaruh ROA, ROE, EPS Tehadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Semen di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakulas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar. Dibimbing oleh Edi Jusriadi dan Wa Ode Rayyani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA, Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 sampai 2018. Penelitian ini mengunakan menggunaka metode kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan melihat pengaruh ROA,ROE dan EPS terhadap Harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri semen di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda perusahaan. Alat anlisis yang digunakan adalah program SPSS versi 20.
Hasil dari penelitian ini adalah, variabel ROA berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham, variabel ROE berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri semen di Bursa Efek Indonesia dan variabel EPS yang secara positif dan signifikan mempengaruhi harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri semen di Bursa Efek Indoesia.
Kata Kunci: Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Eaning
Per Share (EPS)
xiv
ABSTRACT
Ramli Arif.2019. The Influence of ROA, ROE, EPS on Share Prices in Cement Industry Manufacturing Companies on the Indonesia Stock Exchange. Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business Unismuh Makassar. Supervised by Edi Jusriadi and Wa Ode Rayyani.
This study aims to determin the effect of return on assets, return on equity, earning per share on share prices in the manacturing companies in the cement industry sector which are listed on the indonesia stock exchange in 2014 to 2018. This research uses quantitative methods. This study aims to examine and examine the effect of ROA, ROE and EPS on share prices in the manufacturing companies in the cement industry sector on the Indonesia Stock Exchange. This research uses the company's multiple linear regression analysis method. The analysis tool used is the SPSS version 20 program.
The results of this study are, the ROA variable has a positive but not significant effect on stock prices, the ROE variable has a negative and not significant effect on stock prices in the cement manufacturing sector manufacturing companies on the Indonesia Stock Exchange and the EPS variable which positively and significantly influences the stock prices on the company the cement manufacturing sector on the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), and Eaning Per Share (EPS)
xv
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN ..................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................... ix
ABSTRACT ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................
A. Latar belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................. 4
C. Tujuan penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................
A. Rasio Keuangan ....................................................................... 7
B. Jurnal Peneliian Terdahulu ....................................................... 17
C. Kerangka konsep ..................................................................... 23
D. Hipotesis .................................................................................. 24
xvi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................
A. Jenis penelitian ........................................................................ 25
B. Populasi dan sampel ................................................................ 25
C. Definisi Operasional Variabel dan pengukuran ......................... 27
D. Sumber dan jenis data ............................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 29
F. Teknik analisis data .................................................................. 29
1. Uji asumsi klasik................................................................... 29
2. Uji Regresi Linear Berganda ................................................ 30
3. Uji hipotesis .......................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELIIAN DAN PEMBAHASAN .............................
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 32
1. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 32
2. Profil Objek ......................................................................... 38
3. Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 40
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotsis ....................................... 41
1. Deskriptif Variabel Penelitian ............................................... 41
2. Analisi Data .......................................................................... 48
a. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 48
b. Uji Regresi Linear Berganda ............................................ 52
c. Uji Hipotesis ..................................................................... 54
C. Pembahasan ............................................................................ 56
xvii
BAB V PENUTUP ..............................................................................
A. KESIMPULAN .......................................................................... 60
B. SARAN ..................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................... 17
Tabel 3.1 Data Perusahaan ........................................................... 26
Tabel 3.2 Data Perushaan sampel ................................................ 27
Tabel 4.1 Data Perusahaan Populasi ............................................ 40
Tabel 4.2 Data Perusahaan Sampel .............................................. 41
Tabel 4.3 Hasil Perkembangan ROA ............................................. 42
Tabel 4.4 Hasil Pekembangan ROE .............................................. 44
Tabel 4.5 Hasil Perkembangan EPS ............................................. 46
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan ROA, ROE, EPS ............................... 47
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................ 49
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................. 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................. 54
Tabel 4.10 Hasil Uji t (Parsial) ....................................................... 56
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ...................................................... 24
Gamabar 4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram ...................... 50
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik P-P Plot ........................... 51
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas...................................... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri perekonomian modern adalah adanya pasar modal
sebagai salah satu elemen sistem ekonomi yang turut memacu pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi dan bisnis. Pasar modal merupakan tempat
diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang seperti
saham, dan instrument lainnya. Syarat yang diinginkan oleh para investor
untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah harga
saham dan perasaan aman akan investasinya. Investasi merupakan
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan
datang.
Investor dalam menanamkan modalnya berharap untuk memperoleh
laba atau keuntungan yang sangat besar. Untuk itu, investor harus
mempertimbangkan kinerja perusahaan tersebut dalam pengambilan
keputusan investasi pada perusahaan. Informasi yang berhubungan dengan
kondisi perusahaan umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan. Laporan
keuangan perusahaan yang terdaftar di pasar modal sangat penting sebagai
dasar penilaian kinerja perusahaan. Untuk mengetahui apakah perusahaan
tersebut baik, maka perlu di ukur dengan menggunakan rasio keungan yaitu
Return on asset (ROA) , Return on equity (ROE) dan Earning per share
(EPS).
Return on asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva perusahaan”. Rasio ini
2
membandingkan antara laba bersih dengan total asset perusahaan. Semakin
tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik perusahaan dalam menghasilkan
laba. Menurut murhadi (2015:64) return on asset (ROA) “mencerminkan
seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang
ditanamkan dalam bentuk asset, semakin tinggi return on asset (ROA), maka
semakin baik harga saham”.
Return on equity (ROE) diperoleh dari rasio antara laba bersih dengan
total modal. Kenaikan rasio ini berarti menunjukan adanya kenaikan laba
bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Return on equity (ROE) dapat
dijadikan sebagai salah satu indikator oleh investor dalam pertimbangannya
untuk memilih saham atau menanamkan modalnya. Return on equity (ROE)
yang tinggi mencerminkan laba perusahaan tersebut juga tinggi yang pada
akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap harga saham. Menurut
Murhadi (2013) return on equity (ROE) “mencerminkan seberapa besar return
yang dihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiah yang
ditanamkannya, semakin tinggi return on equity (ROE), maka semakin baik
harga saham”.
Earning per share (EPS) yaitu rasio yang menunjukkan berapa besar
keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar
sahamnya. Laba per lembar saham atau earning per share (EPS) dapat
dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan untuk mengukur
keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam
perusahaan. Menurut Murhadi (2013) earning per share (EPS)
“mencerminkan pendapatan tiap lembar saham yang akan diperoleh
pemegang saham, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik harga
3
saham”. Pada prinsipnya semakin baik perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan, maka akan berpengaruh pula pada tingkat permintaan saham
perusahaan tersebut. Harga pasar saham merupakan ukuran indeks prestasi
perusahaan, yaitu seberapa jauh manejemen telah berhasil mengelola
perusahaan atas nama pemegang saham. Dengan demikian harga saham di
pasar modal merupakan indikator nilai perusahaan.
Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin
tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Dengan meningkatkan laba perusahaan
maka harga saham cenderung naik sedangkan ketika laba menurun maka
harga saham juga ikut turun.
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat terjadinya proses jual beli
efek perusahaan yang telah terdaftar di bursa tersebut. Bursa efek
memberikan gambaran informasi mengenai harga saham yang dimiliki oleh
semua perusahaan yang terdaftar.
Menurut Murhadi (2013) dalam penelitiannya menarik kesimpulan bahwa
perubahan return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan earning per
share (EPS) yang positif tidak diikuti dengan perubahan harga saham yang
positif hal ini tentunya tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh,
serta Darmadji dan Fakhruddin (2015). dimana pergerakan retun on asset
(ROA), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) searah dengan
harga saham.
4
Perusahaan manufaktur adalah sebuah badan usaha yang
mengoperasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu medium
proses untuk mengubah bahan-bahan mentah menjadi barang jadi yang
memiliki nilai jual. Semua proses dan tahapan yang dilakukan dalam kegiatan
manufaktur dilakukan dengan mengacu pada Standar Operasional Prosedur
(SOP). Oleh karena itu perusahaan manufaktur terutama dalam penelitian ini
dianggap penting untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA),
Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga
saham perusahaan manufaktur sektor industri semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia .
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Return on essets (ROA), Return on equity
(ROE) dan Earning per share (EPS) terhadap Harga Saham pada
Perusahaan manufaktur sektor industri semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Semen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 ?
2. Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Semen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 ?
5
3. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Semen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Semen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Semen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Semen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dilakukan penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a) Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang
penelitian, serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis
tentang Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning
Per Share (EPS) dan harga saham
b) Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pembanding
dan masukan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut dibidang
6
akuntansi terutama mengenai pengaruh Return on Asset (ROA),
Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga
saham.
2. Manfaat Praktis
a) Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada perusahaan
bahwa Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning
Per Share (EPS) perusahaan perlu diperhatikan karena dapat
mempengaruhi harga saham perusahaan di bursa efek.
b) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi akan pentingnya Return on Asset (ROA), Return On Equity
(ROE) dan Earning Per Share (EPS) sebagai bahan untuk menilai
kinerja perusahaan dan dapat melihat harga saham perusahaan
sebelum melakukan investasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rasio Keuangan
1. Definisi Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu alat analisis yang dapat
digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Adapun beberapa definisi dari rasio keuangan menurut beberapa
pendapat sebagai berikut.
Menurut Harahap (2015:297) “rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau
berarti”.
Menurut Kasmir (2014:104) rasio merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Kemudian angka yang di perbandingkan dapat berupa angka-angka
dalam satu periode maupun beberapa periode.
Sedangkan, menurut Fahmi (2015:49) “rasio keuangan adalah
suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang
terdapat pada laporan keuangan dengan menggunakan formula-formula
yang dianggap respresentatif untuk diterapkan”. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan perbandingan antara nilai-
nilai yang ada di dalam laporan keuangan yang menggambarkan tentang
kinerja yang dimiliki oleh perusahaan.
8
2. Jenis Rasio
Menurut Harahap (2015:301), pada dasarnya analisis rasio bisa
dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu:
a) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan u
ntuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
b) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi.
c) Ratio Profitabilitas
Ratio profitabilitas adalah ratio yang melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). Ratio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan (profitabilitas)
pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu.
d) Rasio leverage
Rasio leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan
antar utang perusahaan terhadap modal maupun asset.
e) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas
yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik
dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
3. Return on Asset (ROA)
9
a. Definisi Return On Asset (ROA)
Menurut Hanafih dan Halim (2003:27), return on asset (ROA)
merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan
profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, asset dan modal
saham tertentu.
Menurut Prihadi (2010:152) “return on asset (ROA) adalah
mengukur tingkat laba terhadap asset yang digunakan dalam
menghasilkan laba tersebut”. Dari beberapa definisi di atas maka
dapat disimpulkan bahwa ROA (return on asset) adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan
keuntungan atau laba bersih setelah pajak dengan menggunakan
aktiva yang ada.
b. Unsur-unsur Return on Asset (ROA)
Menurut Prihadi (2010:154) unsur-unsur return on asset (ROA)
adalah laba bersih dan total aktiva. Definisi masing-masing unsur
dijelaskan sebagai berikut:
1. Laba bersih
Menurut Soemarso (2004:227) bahwa “Laba bersih adalah
angka terakhir dalam laporan laba rugi. Setelah dikurangi dengan
pajak penghasilan disebut laba bersih setelah pajak (Net Profit
After Tax). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap
modal”. Laba bersih merupakan selisih lebih semua pendapatan
dan laba terhadap semua beban dan kerugian yang merupakan
kenaikan bersih terhadap modal.
10
2. Aktiva
Menurut Soemarso (2004:44) bahwa “Aktiva merupakan
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan atau sumber daya bagi
perusahaan untuk melakukan usaha”. Total aktiva menunjukkan
keseluruhan bentuk kekayaan yang dimiliki perusahaan baik
berupa aktiva tetap berwujud dan aktiva-aktiva lainnya.
Aktiva tetap berwujud merupakan aktiva berwujud yang
sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan
perusahaan. Relatif permanen menunjukkan sifat dimana aktiva
yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang
relatif lama.
c. Pengukuran Return On Asset (ROA)
Menurut Sudana (2011:22) “Secara matematis return on asset
(ROA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus”:
Return On Asset =Earning After Tax
Total Asset× 100%
Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola
seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar return on asset (ROA),
berarti semakin efisien pengguna aktiva perusahaan atau dengan
dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan
laba yang lebih besar dan sebaliknya.
11
4. Return On Equity (ROE)
a. Definisi Return On Equity (ROE)
Menurut Kasmir (2014:204) “return on equity (ROE) merupakan
rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik”. Sedangkan menurut
Fahmi (2011:137) “return on equity (ROE) disebut juga dengan laba
atas equity. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan
laba atas ekuitas”. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan,
bahwa return on equity (ROE) adalah rasio yang digunakan mengukur
kinerja perusahaan dan return on equity (ROE) bertujuan untuk
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba atas modalnya
sendiri.
b. Unsur-Unsur Return On Equity (ROE)
Menurut Kasmir (2014:211) “return on equity merupakan rasio
untuk mengukur antara laba bersih sesudah pajak dengan total
ekuitas”. Definisi masing-masing unsur dijelaskan sebagai berikut:
1. Laba bersih setelah pajak
Menurut Soemarso (2004:227) bahwa “Laba bersih adalah
angka terakhir dalam laporan laba rugi”. Setelah dikurangi dengan
pajak penghasilan disebut laba bersih setelah pajak (Net Profit After
Tax). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Laba
bersih merupakan selisih lebih semua pendapatan dan laba
terhadap semua beban dan kerugian yang merupakan kenaikan
bersih terhadap modal.
12
2. Ekuitas
Menurut Heri (2014:96) “ekuitas adalah kepemilikan atau
kepentingan residu dalam aktiva entitas, yang masih tersisa setelah
dikurangi dengan kewajibannya”.
c. Pengukuran Return On Equity (ROE)
Menurut Sudana (2011:22) “return on equity (ROE) dapat
dihitung sebagai berikut” :
Return On Equity=Earning After Tax
Total Equity× 100%
Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham untuk mengetahui
efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh
pihak manjemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
efisiensi penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak
manajemen perusahaan.
5. Earning Per Share (EPS)
a. Definisi Earning Per Share (EPS)
Menurut kasmir (2014:207)”earning per share (EPS) merupakan
rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti
manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham,
sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham
meningkat”.
Menurut Fahmi (2011:138) “earning per share (EPS) atau
pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan
yang diberikan kepada para pemegang dari setiap lembar saham
13
dimiliki”. Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
earning per share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan perlembar saham dimiliki.
b. Unsur-unsur Earning Per Share
Menurut Fahmi (2011:138), yaitu: “laba per saham (earning per
share) adalah laba bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah lembar
saham yang beredar”. Definisi masing-masing unsur earning per share
(EPS) dijelaskan sebagai berikut:
1. Laba bersih
Menurut Soemarso (2004:227) bahwa “Laba bersih adalah
angka terakhir dalam laporan laba rugi”. Setelah dikurangi dengan
pajak penghasilan disebut laba bersih setelah pajak (Net Profit
After Tax). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap
modal”. Laba bersih merupakan selisih lebih semua pendapatan
dan laba terhadap semua beban dan kerugian yang merupakan
kenaikan bersih terhadap modal.
2. Lembar saham beredar.
Menurut Anoraga dan Pakarti (2008:72) “Lembar saham
beredar adalah jumlah saham yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan yang dimiliki oleh orang dalam dan investasi”.
c. Pengukuran Earning Per Share (EPS)
Menurut Fahmi (2011:138) earning per share (EPS) dapat
dihitung sebagai berikut :
Earning Per Share =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟× 100%
14
Earning per share (EPS) yang besar menunjukkan kemampuan
perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih
dari setiap lembar saham. Peningkatan earning per share (EPS)
tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal
yang ditanamkan pada perusahaan.
6. Harga Saham
a. Definisi Harga Saham
Harga saham menurut Widiatmodjo (2005:102) “harga saham
merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan untuk
memperoleh atas suatu saham”.
Menurut Jogiyanto (2008:143) “harga saham adalah harga satu
saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan
oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham yang bersangkutan di pasar modal”. Dari penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk
dari kesepakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang
terbentuk sesuai penawaran dan permintaan di pasar jual beli saham
yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu.
b. Jenis-jenis harga saham
Menurut Anoraga dan Pakarti (2008:58) harga atau nilai saham
dibagi atas tiga jenis berdasarkan fungsinya yaitu sebagai berikut :
1) Harga Nominal (Par Value)
Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam
sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap
lembar saham yang dikeluarkan. Saham tanpa nilai nominal tidak
15
dapat dikeluarkan. Nilai nominal ini tidak digunakan untuk
mengukur sesuatu.
2) Harga Dasar (Base Price)
Harga perdana (untuk menentukan nilai dasar),
dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga
dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham
baru, harga dasar merupakan harga perdananya.
3) Harga pasar (Market Price)
Menurut Anoraga dan Pakarti (2008:59) Harga pasar atau
Market price merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan
harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari
suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar
sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya
(closing price).
Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa,
baik bursa utama maupun OTC (Over the counter market).
Transaksi di sini sudah tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin
emisi. Harga pasar ini merupakan harga jual dari investor yang
satu dengan investor yang lain dan disebut sebagai harga di pasar
sekunder. Harga pasar inilah yang menyatakan naik-turunnya
suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat-surat kabar atau
di media-media lainnya. Jadi dari ketiga jenis harga saham di atas
maka harga saham yang digunakan adalah harga pasar (Market
Price) inilah yang menyatakan naik turunnya harga saham.
16
7. Hubungan antara Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan
Earning per Share (EPS) dengan Harga Saham
a. Hubungan antara Return on Asset (ROA) dengan Harga Saham
Return on asset (ROA) merupakan rasio profitabliltas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Menurut Sawir (2001:92) “bahwa dalam
perhitungannya retun on asset (ROA) hanya menggunakan laba bersih
setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan”. Jika nilai return
on asset (ROA) tinggi maka kemampuan manajemen perusahaan
mengoptimalkan asset yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan semakin tinggi dan ini dapat memberikan pengaruh positif
terhadap harga saham perusahaan yang bersangkutan. Seperti yang
dijelaskan oleh Murhadi (2013) “seberapa besar return yang dihasilkan
atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk asset, semakin
tinggi return on asset (ROA), maka akan semakin baik harga saham”.
b. Hubungan antara Return on Equity (ROE) dengan Harga Saham
Return on equity (ROE) adalah suatu angka yang merupakan
hasil perbandingan antara laba dengan total equitas. Return on equity
(ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba perusahaan. Menurut Kasmir (2014:204) “Semakin tinggi angka
return on equity (ROE) suatu perusahaan, semakin baik kinerja
perusahaan yang ditunjukkan dengan meningkatnya laba yang
dihasilkan perusahaan”. Retun on equity (ROE) yang tinggi
mencerminkan laba perusahaan tersebut juga tinggi ,pada akhirnya
17
dapat memberikan pengaruh positif terhadap harga saham. Seperti
yang di jelaskan Murhadi (2015:64) “seberapa besar return yang
dihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiah uang
ditanamkannya, semakin tinggi return on equity (ROE), maka akan
semakin baik harga saham”.
c. Hubungan antara Earning per Share (EPS) dengan Harga Saham
`Earning Per Share (EPS) diperoleh dari jumlah laba bersih
dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Menurut Fahmi (2011:138)
“Earning per share (EPS) atau pendapatan per lembar saham adalah
bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang
dari setiap lembar saham dimiliki”. Informasi earning per share (EPS)
suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih yang siap
dibagikan kepada seluruh pemegang saham. Keuntungan yang besar
menarik minat investor untuk memiliki saham tersebut. Permintaan
yang besar terhadap saham tersebut nantinya akan meningkatkan
harga saham. Seperti yang dijelaskan Murhadi (2015:64) “earning per
share (EPS) mencerminkan pendapatan tiap lembar saham yang akan
diperoleh pemegang saham, semakin tinggi rasio ini maka akan
semakin baik”.
B. Jurnal Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Ruslan, Ruslan
(2018)
Pengaruh
Return On
Assets (ROA)
dan Net Profit
Metode
deskriptif
dengan
pendekatan
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa pengaruh
Return On Assets
18
Margin (NPM)
terhadap harga
saham di PT.
Astra Agro
Lestari Tbk.
yang terdaftar
di Jakarta
Islamic Indeks
(JII).
kuantitatif (ROA) terhadap
harga saham secara
parsial sebesar
37,1% dan sisanya
sebesar 62,9%
dipengaruhi faktor
lain yang tidak
diteliti. Pengaruh
Net Profit Margin
(NPM) terhadap
harga saham secara
parsial sebesar
34,3% dan sisanya
sebesar 65,7%
dipengaruhi faktor
lain yang tidak
diteliti. Pengaruh
Return On Assets
(ROA) dan Net Profit
Margin (NPM)
terhadap harga
saham secara
simultan sebesar
37,1% dan sisanya
sebesar 62,9%
dipengaruhi oleh
faktor lain yang
tidak diteliti.
2 Andhi Wijayanto
(2010)
Analysis of the
Effect of RoA,
EPS, Financial
Leverage,
Proceed against
Initial Return
The analytical
methods used
multiple
regressions
The empirical
result of this
research indicate
that EPS, and
proceed
significantly
associated with
initial returns.
Whereas ROA,
and financial
leverage ratio not
significantly
influence initial
return.
19
3 Santoso, Rachma
Putriani (2018)
EFFECT OF
RETURN ON
ASSETS (ROA),
RETURN ON
EQUITY (ROE)
AND NET
PROFIT
MARGIN (NPM)
ON STOCK
RETURN (Study
of
Manufacturing
Companies
Listed on the
Indonesia.
The analysis
technique used
is the classic
assumption
test,
descriptive
statistical test,
multiple
regression
analysis and
hypothesis
testing tested
using t-
statistics and f-
statistics with a
confidence
level of 5
percent using
the E-views 8
program
From the results of
hypothesis testing
shows that return
on assets (ROA),
return on equity
(ROE) and net profit
margin (NPM)
simultaneously
affect stock returns.
And partially return
on assets (ROA),
return on equity
(ROE) and net profit
margin (NPM) affect
stock returns.
4 Ita Oktavia, Siti
Masyithoh, Anisa
Kusumawardhani
(2017)
Pengaruh
return on
equity (ROE),
earning per
share (EPS),
dan current
ratio (CR)
terhadap harga
saham
perusahaan
farmasi yang
terdaftar di
bursa efek
indonesia
Teknik
pengumpulan
data
menggunakan
data
dokumentasi
dan metode
kepustakaan
Hasil penelitian
melalui uji f
menunjukkan
bahwa secara
simultan variabel
Return On Equity
(ROE), Earning Per
Share (EPS), dan
Current Ratio (CR)
berpengaruh positif
dan signifikan
Terhadap Harga
Saham pada
Perusahaan Farmasi
Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2015.
Uji t menunjukkan
bahwa Return On
Equity (ROE)
berpengaruh positif
20
dan tidak signifikan
terhadap harga
saham. EarningPer
Share (EPS)
berpengaruh
negative dan tidak
signifikan terhadap
harga saham.
Current Ratio (CR)
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap harga
saham. Selain itu
diperoleh bahwa
nilai adjusted R
Square pada
penelitian adalah
0,226. Hal ini berarti
23% harga saham
dapat diprediksi dari
pergerakan tiga
variabel independen
tersebut.
5 Amilia Zubaidah,
Bambang
Sudiyatno,
Elen Puspitasari
(2018)
Pengaruh
Kinerja
Perusahaan
Dan Struktur
Modal
Terhadap
Return Saham
(Studi Empirik
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Metode
analisis
menggunakan
regresi linear
berganda
Hasil penelitian
menjukkan Return
on Equity(ROE)
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap return
saham. Sedangkan
Earning Per Share
(EPS), Return on
Asset (ROA),
danDebt to Equity
Ratio (DER) tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham.
Dengan demikian,
maka kinerja
perusahaan yang
21
berpengaruh
terhadap return
saham hanya Return
on Equity(ROE),
sedangkanEarning
Per Share (EPS)
danReturn on Asset
(ROA) tidak
berpengaruh.
6 Lili Setiawati
(2018)
Pengaruh
Return On
Equity (ROE)
dan Earning Per
Share (EPS)
terhadap Harga
Saham PADA
PT. Holcim
Indonesia, Tbk.
Periode Tahun
2007-2016
asosiatif
dengan
menggunakan
pendekatan
kuantitatif
Hasil penelitian
menunjukkan ecara
parsial Return On
Equity tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
dengan tingkat
signifikan sebesar
0.105 sedangkan
variabel Earning Per
Share memiliki
pengaruh signifikan
terhadap harga
saham dengan
tingkat signifikan
sebesar 0.003.
Secara simultan
variabel Return On
Equity dan Earning
Per Share
berpengaruh
signifikan terhadap
Harga Saham
dengan tingkat
signifikan sebesar
0.004.
7 Selamet Riyadi,
Arditya Farid
Setyawan (2018)
Analisis
Pengaruh
Kinerja
Keuangan Dan
Eps Terhadap
Analisis regresi
linier berganda
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
pengaruh Capital
Adequacy Ratio,
Non Performing
22
Harga Saham
Bank Kategori
Buku 4
(Periode 2013-
2017)
Loan dan Earning
Per Share memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
harga saham kecuali
Return On Equity
karena berpengaruh
tidak signifikan.
Berdasarkan uji t
dapat disimpulkan
bahwa nilai capital
adequacy ratio, non
performing loan dan
earning per share
berpengaruh
signifikan dan return
on equity tidak
berpengaruh
signifikan.
Kemampuan nilai
capital adequacy
ratio, non
performing loan,
return on equity dan
earning per share
dalam menjelaskan
harga saham
perusahaan bank
kategori buku 4 di
Bursa Efek Indonesia
dan Otoritas Jasa
Keuangan periode
2013-2017 dalam
penelitian ini
sebesar 93,19%
sedangkan sisanya
6,81% dipengaruhi
variabel lain di luar
dari penelitian ini.
8 Ryan Artina (2017) Pengaruh
Earning Per
Metode
Analisis
Hasil dari penelitian
adalah (1) Ada
23
Share Dan
Deviden Per
Share Serta
Return On
Equity
Terhadap
Harga Saham
Pada
Perusahaan
Retail Trade
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Kuantitatif pengaruh EPS, DPS,
dan ROE terhadap
Harga Saham pada
Perusahaan Retail
Trade yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia. (2) ada
pengaruh negatif
namun tidak
signifikan. (3) ada
pengaruh positif
namun tidak
signifikan dari DPS.
(4) ada pengaruh
positif dan signifikan
dari ROE.
C. Kerangka Konsep
Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan
yang memiliki laba yang tinggi. Untuk mengetahui harga saham pada
perusahaan maka Indikator yang dapat digunakan adalah Return On Asset
(ROA), Return On equity (ROE) dan Earning Per share (EPS). Rasio ini akan
memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba baik dengan melihat kekuatan asset, modal maupun banyaknya saham
yang diedarkan di luar.
Return On Asset (ROA), Return On equity (ROE) dan Earning Per share
(EPS) memiliki hubungan positif terhadap harga saham perusahaan dimana
ketika ketiga rasio ini mengalami kenaikan atau pertumbuhan yang baik maka
akan berdampak pada baiknya harga saham yang dimiliki perusahaan.
Sebaliknya penurunan rasio ini akan mencerminkan perusahaan tersebut
memiliki kinerja yang kurang baik sehingga akan berdampak pada nilai harga
24
saham yang dimiliki perusahaan tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat
digambarkan seperti pada gambar 2.1 dibawah ini.
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengemukakan hipotesis
sebagai berikut:
a. Diduga bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Semen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Karena ROA
merupakan rasio profitabilitas yang di gunakan untuk mengukur
kemampuan atas modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva
yang dimiliki untuk menghasilkan laba, dan jika nilai ROA tinggi maka
kemampuan perusahaan mengoptimalkan aset yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan semakin tinggi dan ini dapat memberikan
pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan.
ROA (X1)
Harga Saham
(Y)
ROE (X2)
EPS (X3)
Gambar 2.1. Kerangka konsep
25
b. Diduga bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Semen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode2014-2018. Yang dimana ROE
dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
perusahaan. ROE tinggi mencerminkan laba perusahaan tersebut juga
tiggi dan pada akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap
harga saham.
c. Diduga bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktur Sektor Industri Semen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. EPS suatu
perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan
kepada seluruh pemegam saham. Semakin tinggi rasio ini, pendapatan
tiap lembar saham yang diperoleh pemegam saham akan semakin baik.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono (2017:8)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2014:80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang dipilih peneliti dalam
penelitian ini adalah 6 perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan
manufaktur sektor industri semen selama empat periode yaitu tahun
2014-2018.
Adapun data perusahaan dalam penelitian ini adalah:
26
Tabel 3.1 Data Perusahaan
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk
2 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk
3 SMCB Holcim Indonesia Tbk d.h Semen Cibinong Tbk
4 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk d.h Semen Gresik (persero) Tbk
5 WSBP Waskita Beton Precast Tbk
6 WTON Wijaya Karya Beton Tbk
Sumber : www.idx.co.id
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2014:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dalam
penelitian diambil dengan metode purposive sampling ini adalah laporan
keuangan serta laporan kronologi harga saham selama lima tahun
terakhir (2014-2018) pada perusahaan Sektor Industri Semen yang telah
disortir berdasarkan kriteria tertentu yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Perusahaan Sektor Industri Semen yang go public di Bursa Efek
Indonesia.
b. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangannya dalam mata
uang rupiah selama periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
c. Kelengkapan data harga saham penutupan (closing price) selama
periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel penelitian yaitu sebagai berikut
27
Tabel 3. 2 Data Perusahaan Sampel
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk
2 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk
3 WSBP Waskita Beton Precast Tbk
4 WTON Wijaya Karya Beton Tbk
Sumber : www.idx.co.id
Adapun alasan dari kriteria sampel yang saya ambil untuk melihat
bagaimana prospek kedepannya pada perusahaan manufktur yang berjalan
pada sektor industri semen dilihat dari laporan keuangan kemudian dari
laporan keuangan itu saya ingin melihat aset, equitas dan harga saham.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Definisi Operasional Variabel
Menghindari terjadinya keliru terhadap judul dan permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini, serta untuk memudahkan dalam
pengumpulan data dilapangan, maka selanjutnya dijelaskan rumusan
variabel secara operasional sebagai berikut:
a. Return On Asset (ROA) yang merupakan tingkat laba bersih terhadap
total asset yang digunakan untuk menghasilkan laba.
b. Return On Equity (ROE) merupakan rasio laba bersih setelah pajak
dengan modal sendiri.
c. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio laba bersih setelah pajak
terhadap jumlah saham yang beredar.
d. Harga saham merupakan harga saham yang terjadi di bursa dan di
tentukan oleh permintaan dan penawaran saham.
28
2. Pengukuran Variabel
Variabel independen yang dianggap berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan adalah Return On Asset (ROA), Return On equity
(ROE) dan Earning Per share (EPS). Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah harga saham perusahaan. Adapun pengukuran masing-masing
variabel adalah sebagai berikut:
a. Return On Asset (ROA) menurut Sudana (2012:22)
Return On Asset =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡× 100%
b. Return On Equity (ROE) menurut Sudana (2012:22)
Return On Equity =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%
c. Earning Per Share (EPS) menurut (2011:138)
Earning Per Share =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
Stock Shareholder× 100%
d. Harga saham yang digunakan adalah Harga Pasar (Market Price),
menurut Anoraga dan Pakarti (2008:59) market price merupakan
harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari
suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar
sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupunnya (clossing
price).
D. Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini dari website Bursa Efek
Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan pada perusahaan
29
Sektor Industri Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2018.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi sehubungan dengan penelitian ini
maka tehnik pengumpulan data menggunakan data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen
perusahaan dan laporan keuangan selama lima tahun terakhir sejak tahun
2014-2018 serta data lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu alat yang digunakan untuk menjawab
permasalahan dan hipotesis yang diajukan. Adapun teknik analisis data yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen
b. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi
normal atau mendekati normal.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
30
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedasitisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas
2. Uji Regresi Linear Berganda
Metode regresi linear berganda (multiple linear regression method).
Digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas
(independen) terhadap satu variabel terikat (dependen). Analisis regresi
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
Return On Asset (ROA), Return On equity (ROE) dan Earning Per share
(EPS) terhadap harga saham pada perusahaan Sektor Industri Semen
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Menurut Siregar (2013:301) Model hubungan harga saham dengan
Return On Asset (ROA), Return On equity (ROE) dan Earning Per share
(EPS) dapat disusun dalam persamaan linear sebagai berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = Harga Saham
b0= konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi, merupakan besarnya perubaha
variabel terikat akibat perubahan tiap-tiap unit variabel bebas.
X1= Return on Asset (ROA)
X2 = Return on Equity (ROE)
31
X3 = Earning Per Share (EPS)
E = error
3. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Siregar (2013:290) “Koefisien deteminasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen”. Tujuan menghitung koefisien determinasi
adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Nilai 𝑅2mempunyai interval antara 0 sampai 1 ( 0 ≤ 𝑅2 ≤ 1).
Semakin besar nilai 𝑅2(mendekati 1), semakin baik hasil untuk model
regresi tersebut. Semakin mendekati 0, maka variabel independen
secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.
b. Uji t (Parsial)
Menurut Siregar (2013:303) Uji T digunakan untuk menguji
variabel-variabel independen secara individu berpengaruh dominan
dengan taraf signifikan 5%. Langkah langkah dalam menguji T adalah
sebagai berikut:
a) Jika profitabilitas (sig t) < α (0,05) maka Ho diterima, artinya ada
pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen
(X) terhadap variabel dependen (Y).
b) Jika profitabilitas (sig t) > α (0,05) maka Ho ditolak,. artinya tidak
ada pengaruh yang signifikan sacara parsial dari variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y)
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
a. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi
yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi
yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan
pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
1) Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
2) 1914 - 1981 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama perang Dunia I.
33
33
3) 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
4) Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Peran Dunia III) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
5) 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama perang
Dunia II.
6) 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif.
7) 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
8) 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar
Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
publik PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama 19 Tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara.
9) 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
10) 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
penawaran umu dman investor asing menanamkan modal di
Indonesia.
11) 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
34
12) 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
13) Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal.
14) 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya.
15) 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
16) 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
17) 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No.
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
18) 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
19) 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
20) 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading).
21) 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
35
22) 02 Maret 2009 : Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT
Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.
Sumber : www.idx.co.id
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange
(IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional
dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek
Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai
pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai
beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI menggunakan sistem
perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak
22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya.
Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan digantikan sistem baru yang
akan disediakan OMX. Bursa Efek Indonesia berpusat di Kawasan Niaga
Sudirman, Jl. Jend. Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan.
b. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Struktur organisasi beserta uraian tugasnya dibutuhkan oleh setiap
organisasi, untuk memberi arah kepada organisasi tersebut sehingga
semua kegiatan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang
menggambarkan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab serta
fungsi dari setiap bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
36
1) Dewan Komisaris
No Nama Jabatan
a) I Nyoman Tjager Komisaris Utama b) Mustofa Komisaris c) Chaeruddin Berlian Komisaris d) Johnny Darmawan Komisaris e) Felix Oentoeng Soebagjo Komisaris
2) Dewan Direksi
No Nama Jabatan
a) Ito Warsito Direktur Utama
b) Eddy Sugito Direktur Penilaian Perusahaan c) Wan Wei Yiong Direktur Perdagangan & Pengaturan
Ang.Bursa d) Uriep Budhi Prasetyo Direktur Pengawasan Transaksi &
Kepatuhan e) Friderica Widyasari D Direktur Pengembangan f) Adikin Basirun Direktur Teknologi Informasi &
Manajemen Risiko g) Supandi Direktur Keuangan dan Sumber
Daya Manusia c. Deskripsi Tugas
Deskripsi jabatan Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Dewan Komisaris
Dewan komisaris mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a) Mengawasi pelaksanaan tugas Dewan Direksi serta memberi
nasehat atas pelaksanaan tugas Dewan Direksi tersebut.
b) Anggota Dewan Komisaris mempunyai hak untuk memeriksa
buku-buku, surat-surat, serta kekayaan perusahaan.
c) Memberhentikan salah seorang dari anggota direksi ataupun
semua anggotanya karena alasan-alasan tertentu.
2) Direktur Utama
Direktur Utama mempunyai hak dan kewajiban serta tugas sebagai
berikut :
37
a) Mempertanggungjawabkan kekayaan perusahaan.
b) Mengikat perusahaan sebagai jaminan.
c) Mengadakan rapat apabila dalam anggaran dasar tidak ditetapkan
cara lain dalam pelaksanaannya.
d) Memimpin dan mengelola perusahaan sehingga tercapai tujuan
perusahaan.
e) Memperoleh, mengalihkan dan melepaskan hak atas barang-
barang tak bergerak atas nama perusahaan.
f) Berhak mengangkat seorang kuasa atau lebih dengan syarat-
syarat dan kekuasaan yang ditentukan secara tertulis.
g) Bertanggung jawab atas oprasional perusahaan, khususnya yang
berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan.
3) Direktur Penilaian Perusahaan
Bertugas untuk memantau dan menilai tata kelola perusahaan secara
keseluruhan.
4) Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Memiliki tugas
sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan perdagangan efek yang teratr, wajar, dan
efisien seperti yang tercantum dalam undang-undang pasar
modal.
b) Bertanggung jawab mengevaluasi perusahaan-perusahaan listed
(yang sudah listing) yang potensial di Bursa Efek Indonesia.
c) Memonitor perusahaan-perusahaan yang sudah listing secara
terus-menerus.
d) Menjaga hubungan baik dengan perusahaan-perusahaan listing.
38
5) Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan
Melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kemampuan
sistem pengawasan Bursa Efek Indonesia.
6) Direktur Pengembangan
Bertugas melakukan riset dan pengembangan di Bursa Efek
Indonesia, baik itu perdagangan saham maupun tentang sistem
perdagangan saham.
7) Direktur Teknologi Informasi & Manajemen Risiko
Salah satu tugasnya adalah menyiapkan migrasi dari ASTS versi 2.0
ke ASTS versi 3.0. system perdagangan otomatis ASTS versi yang
lebih baru ini lebih aman dibandingkan yang lama.
8) Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Memiliki tugas sebagai
berikut :
Memprakasai integrasi laporan keuangan untuk mempercepat proses
pembuatan laporan keuangan dan bertanggung jawab dalam
memperbaiki mutu sumber daya manusia karyawan pada Bursa Efek
Indonesia melaui recruitment, training, program pendidikan baik
dalam negeri maupun luar negeri.
2. Profil Objek
a. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
PT indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen
semen di indonesia. Indocement merupakan produsen terbesar
kedua di indonesia. Selain memproduksi semen, indocement juga
memproduksi beton siap pakai, serta mengelola tambang agregat
39
dan tras. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memulai
memperjualbelikan sahamnya pada Tanggal 5 Desember 1989.
b. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk berdiri pada tanggal 14
november 1974, dengan akta notaris Jony Frederick Berthol
Tumbelaka Sinjal No. 34, dengan pemegang saham PT Semen
Padang (55%) dan PT Semen Gresik (45%). PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk memulai memperjualbelikan sahamnya pada bulan
juni 2013.
c. PT Waskita Beton Precast Tbk
PT Waskita Beton Precast Tbk merupakan salah satu anak
perusahaan dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk, perusahaan
konstruksi BUMN terkemuka di indonesia, yang bergerak dalam
industri manufaktur beton precast dan ready mix. Perseroan telah
sukses mengerjakan berbagai proyek dalam bidang jalan tol,
jembatan, gedung bertingkat tinggi dan revitalisasi sungai. PT
Waskita Beton Precast Tbk mencatatkan sahamnya 20 september
2016.
d. PT Wijaya Karya Beton Tbk
PT Wijaya karya Beton Tbk didirikan tanggal 11 maret 1997. Salah
satu anak peruahaan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA),
merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan
pada industri beton pracetak, jasa konstruksi, dan bisnis terkait
lainnya. PT Wijaya Karya Beton Tbk mencatatkan sahamnya pada
tanggal 8 april 2014.
40
3. Deskripsi Objek Penelitian
Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur sektor industri semen di bursa efek indonesia. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh saham perusahaan manufaktur sektor indust
semen di BEI. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling selama periode 2014-2018. Jumlah sampel yang memenuhi
kriteria pemilihan sampel adalah sebanyak 4 perusahaan manufaktur
sektor industri semen yang terdapat harga saham.
Tabel 4.1 Data Perusahaan (Populasi)
No. KODE NAMA PERUSAHAAN
1 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk
2 SMBR Semen Baturaja (persero) Tbk
3 SMCB Holcim Indonesi Tbk d.h Semen Cibinong Tbk
4 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk d.h Semen Gresik (persero) Tbk
5 WSBP Waskia Beton Precast Tbk
6 WTON Wijaya Karya Beton Tbk
Sumber : www.idx.co.id (BEI)
Berdasarkan penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan metode
purposive sampling. Sampel ini ditentukan sebagai berikut:
1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebaga emiten selama periode
tahun 2014-2018
2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang
rupiah selama periode tahun 2014-2018
3. Kelengkapan data harga saham penutupan (closing price) selama
periode 2014-2018.
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel penelitian yaitu
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdapat harga
41
saham selama 5 tahun berturut-turut dari 2014-2018, diperoleh data
pengamat sebanyak 4 perusahaan, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data Perusahaan (Sampel)
No. KODE NAMA PERUSAHAAN
1 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk
2 SMBR Semen Baturaja (persero) Tbk
3 WSBP Waskita Beton Precast Tbk
4 WTON Wijaya Karya Beton Tbk
Sumber : www.idx.co.id (BEI)
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada 4 perusahaan
manufaktur Sektor Industri Semen yang terpilih dari seluruh peruahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang akan di teliti. Perusahaan
tersebut adalah perusahaan yang terdapat harga saham pada periode
tahun 2014-2018. Pada 4 perusahaan tersebut memiliki kriteria unuk
dapat dilakukan penelitian.
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Deskriptif Variabel Penelitian.
Pengelolaan data pada penelitian ini menggunakan tiga variabel
independen dan satu variabel dependen yaitu sebagai berikut:
a. Return On Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan atau
laba bersih setelah pajak dengan menggunakan aktiva yang ada.
Jika nilai return on asset (ROA) tinggi maka kemampuan
manajemen perusahaan mengoptimalkan asset yang digunakan
untuk menghasilkan keuntungan semakin tinggi dan ini dapat
42
memberikan pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
yang bersangkutan. Perhitungan untuk mendapatkan return on
asset (ROA) tersebut adalah ditentukan dengan cara
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset
dengan satuan ukuran presentase (%).
Menurut Sudana (2012:22) untuk mengukur Return on Asset
(ROA), maka digunakan rumus sebagai berikut :
Laba Setelah Pajak Return On Asset = X100% Total Aset
Berdasarkan rumus pengukuran ROA, maka dapat dilihat
Perkembangan ROA pada perusahaan manufaktur sektor industri
semen di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014-2018 dilihat pada
tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Hasil Perkembangan ROA pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018
No Nama Perusahaan Tahun
Laba Bersih Setellah pajak
Total Aset ROA
1
Indocement Tunggal Prakasa
Tbk
2014 5.293.416.000.000 28.884.635.000.000 18.33
2015 4.356.661.000.000 27.638.360.000.000 15.76
2016 3.870.319.000.000 30.150.580.000.000 12.84
2017 1.859.818.000.000 2.886.367.600.000 64.43
2018 1.145.937.000.000 27.788.562.000.000 4.12
2
Semen Baturaja (Persero)
Tbk
2014 328.336.000.000 2.926.361.000.000 11.22
2015 354.180.062.000 3.268.667.933.000 10.84
2016 259.090.525.000 4.368.876.996.000 5.93
2017 146.648.432.000 5.060.337.247.000 2.90
2018 76.074.721.000 5.538.079.503.000 1.37
3 Waskita Beton
Precast Tbk
2014 511.570.000.000 12.542.040.000.000 4.08
2015 334.369.585.006 4.332.409.101.247 7.72
2016 634.819.524.892 13.734.267.485.212 4.62
2017 1.000.330.150.510 14.919.548.673.755 6.70
43
2018 1.103.472.788.182 15.222.388.589.814 7.25
4 Wijaya Karya
Beton Tbk
2014 743.769.000.000 15.909.120.000.000 4.68
2015 171.784.021.776 4.456.097.502.805 3.86
2016 281.567.627.374 4.662.319.785.318 6.04
2017 340.458.859.391 7.067.976.095.043 4.82
2018 486.640.174.453 8.881.778.299.672 5.48 Sumber : www.idx.co.id. (Data yang telah diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 perkembangan Return of Asset (ROA)
tiap tahunnya dimana pada semua perusahaan mengalami fluktuatif.
Pada PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk berfluktuasi dimana
puncak persentase tertinggi pada Tahun 2017 sebesar 64,43% dan
terendah pada tahun 2018 sebesar 4,12%, kemudian di PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya, dimana
persentase tertinggi pada Tahun 2014 sebesar 11,22 % dan
mengalami penurunan setelahnya dan titik terendah di persentase
1,37%. Pada PT Waskita Beton Precast Tbk mengalami fluktuatif
dimana persentase ROA terendah di angka 4,08% pada tahun 2014
dan persentase tertinggi pada Tahun 2015 dengan persentase 7,72%.
Kemudian pada PT Wijaya Karya Beton Tbk juga mengalami fluktuatif
pada angka ROA. Angka terendah pada Tahun 2016 sebesar 6,04 %
dan angka tertinggi pada Tahun 2015 pada persentase 3,86%.
b. Return of Equity (ROE)
Return on equity (ROE) adalah suatu angka yang merupakan hasil
perbandingan antara laba dengan total equitas.
Menurut Sudana (2012:22) untuk mengukur Return on Equity
(ROE), maka digunakan rumus sebagai berikut :
Laba Setelah Pajak Return On Equity = X100%
Total Ekuitas
44
Berdasarkan rumus ROE, maka dapat dilihat perkembangan ROE
pada perusahaan Manuaktur Sektor Industri Semen yang terdaftar di
BEI pada tabel 4.4 . dalam tabel berikut akan diperlihatkan kondisi
return on equity perusahaan.
Tabel 4.4 Hasil Perkembangan ROE pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018
No Nama Perusahaan Tahun
Laba Bersih Setelah pajak
Ekuitas ROE
1
Indocement Tunggal Prakasa
Tbk
2014 5.293.416.000.000 49.275.000.000.000 10,74
2015 4.356.661.000.000 23.865.950.000.000 18,25
2016 3.870.319.000.000 26.138.703.000.000 14,81
2017 1.859.818.000.000 24.556.507.000.000 7,57
2018 1.145.937.000.000 27.788.562.000.000 4,12
2
Semen Baturaja (Persero)
Tbk
2014 328.336.000.000 2.717.247.000.000 12,08
2015 354.180.062.000 2.949.352.584.000 12,01
2016 259.090.525.000 3.120.757.702.000 8,30
2017 146.648.432.000 3.412.859.859.000 4,30
2018 76.074.721.000 3.473.671.056.000 2,19
3 Waskita Beton
Precast Tbk
2014 511.570.000.000 2.764.980.000.000 18,50
2015 334.369.585.006 1.330.826.173.352 25,12
2016 634.819.524.892 7.405.501.041.961 8,57
2017 1.000.330.150.510 7.316.656.090.419 13,67
2018 1.103.472.788.182 7.882.313.190.464 14,00
4 Wijaya Karya
Beton Tbk
2014 743.769.000.000 4.876.755.000.000 15,25
2015 171.784.021.776 2.263.425.161.325 7,59
2016 281.567.627.374 2.490.474.913.654 11,31
2017 340.458.859.391 2.474.935.334.085 13,76
2018 486.640.174.453 3.136.812.010.205 15,51
Sumber : www.idx.co.id. (Data yang telah diolah)
Berdasarkan tabel 4.4 dilihat kondisi perkembangan return on
equity pada perusahaan manufaktur sektor industri semen mengalami
fluktuatif bahkan ada perusahaan yang terus mengalami penurunan.
Pada PT. Indocement Tunggal Prakasa memiliki persentase ROE
45
tertinggi pada tahun 2015 yaitu sebesar 18,25%, dan di tahun berikutnya
mengalami penurunan dan persentase terendahnya pada tahun 2018
sebesar 4,12%. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dari setiap tahunnya
mengalami penurunan, angka persentase terbesarnya pada tahun 2014
sebesar 12,08% dan mengalami penurunan di tahun berikutnya,
mengalami angka terendah pada tahun 2018 yaitu sebesar 2,19%.
Kemudian pada PT Waskita Beton Precast Tbk mengalami fluktuatif,
angka tertinggi pada tahun 2015 sebesar 25,12% dan angka terendah
pada tahun selanjutnya di 2016 sebesar 8,57%. Pada PT. Wijaya Karya
Beton Tbk juga mengalami fluktuatif, persentase ROE terbesar pada
tahun 2018 sebesar 15,51% dan angka terendahnya pada tahun 2016
yaitu 7,59%.
c. Earning Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) adalah bentuk pemberian keuntungan yang
diberikan kepada para pemegang dari setiap lembar saham dimiliki.
Menurut Fahmi (2011:138) untuk mengukur earning per share (EPS),
maka digunakan rumus sebagai berikut :
Laba Setelah Pajak Earning Per Share = X100% Jumlah Saham Beredar
Berdasarkan rumus Earning Per Share diatas, maka dapat dilihat
perkembangan EPS dari tahun 2014-2018 pada perusahaan manufaktur
sektor industri semen, dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
46
Tabel 4.5 Hasil Perkembangan EPS pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018
No Nama Perusahaan
Tahun Laba Bersih Setellah pajak
Dividen Saham Beredar EPS
1
Indocement Tunggal Prakasa
Tbk
2014 5.293.416.000.000 8.655.562.000 3.681.231.699 1436
2015 4.356.661.000.000 4.968.028.000 3.681.231.699 1182
2016 3.870.319.000.000 4.969.663.000 3.681.231.699 1050
2017 1.859.818.000.000 1.527.711.000 3.681.231.699 505
2018 1.145.937.000.000 3.419.864.000 3.681.231.699 310
2
Semen Baturaja (Persero)
Tbk
2014 328.336.000.000 78.045.959.000 2.337.678.500 107
2015 354.180.062.000 82.084.079.075 2.337.678.500 116
2016 259.090.525.000 88.539.106.000 2.337.678.500 73
2017 146.648.432.000 64.768.605.000 2.337.678.500 35
2018 76.074.721.000 36.661.209.000 2.337.678.500 17
3 Waskita Beton
Precast Tbk
2014 511.570.000.000 15.352.345.000 18.755.315.000 27
2015 334.369.585.006 15.816.694.534 18.755.315.000 17
2016 634.819.524.892 18.755.315.370 18.755.315.000 33
2017 1.000.330.150.510 317.409.762.446 18.755.315.000 36
2018 1.103.472.788.182 750.247.612.882 18.755.315.000 19
4 Wijaya Karya
Beton Tbk
2014 743.769.000.000 20.000.000.000 8.715.466.600 83
2015 171.784.021.776 98.558.808.231 8.715.466.600 8
2016 281.567.627.374 52.197.812.142 8.715.466.600 26
2017 340.458.859.391 81.715.425.760 8.715.466.600 30
2018 486.640.174.453 101.143.683.913 8.715.466.600 44
Sumber : www.idx.co.id. (Data yang telah diolah)
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat earning per share dari
perusahaan manufaktur sektor industri semen mengalami fluktuatif dan
bahkan penurunan, dilihat pada PT Industri Semen Tunggal Prakasa
Tbk terus mengalami penurunan dari setiap tahunnya, angka
terbesarnya pada tahun 2014 sebesar Rp.1436 dan pada tahun
berikutnya terus mengalami penurunan dan angka terendahnya pada
tahun 2018 sebesar Rp.310, kemudian di PT. Semen Baturaja (persero)
Tbk mengalami fluktuatif pada tahun 2016 merupakan angka
47
terbesarnya yaitu Rp.116 dan angka terndahnya pada tahun 2018
sebesar Rp. 17. Pada PT Waskita Beton Precast Tbk mengalami
fluktuatif angka terbesarnya pada tahun 2017 sebesar Rp.36 dan angka
terendahnya pada tahun 2015 sebesar Rp. 17. Kemudian pada PT.
Wijaya Karya Beton Tbk juga mengalami fluktuatif pada earning per
sharenya angka tertingginya terdapat di tahun 2014 sebesar Rp.88 dan
angka terendah pada tahun berikutnya yaitu sebesar Rp.8.
d. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning
Per Share (EPS), Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Semen
Analisis data hasil penelitian dapat diartikan upaya mengelola dan
menjadi informasi, Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan analisis uji asumsi klasik, regresi linear
berganda, uji t, uji f dan Uji R². Adapun data yang akan diuji atau
dianalisis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil perhitungan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada
perusahaan Manufaktur Sektor Industri Semen di Bursa Efek Indonesia.
NOMOR
NAMA PERUSAHAAN
TAHUN ROA ROE EPS HARGA SAHAM
1 Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2014 18.33 10.74 1436 2866
2015 15.76 18.25 1182 2931
2016 12.84 14.81 1050 3267
2017 64.43 7.57 505 3070
2018 4.12 4.12 310 2902
2 Semen Baturaja (Persero) Tbk
2014 11.22 12.08 107 90
2015 10.84 12.01 116 98
2016 5.93 8.30 73 104
2017 2.90 4.30 35 113
48
2018 1.37 2.19 17 115
3 Waskita Beton Precast Tbk
2014 4.08 18.50 27 42
2015 7.72 25.12 17 50
2016 4.62 8.57 33 280
2017 6.70 13.67 36 277
2018 7.25 14.00 19 299
4 Wijaya karya Beton Tbk
2014 4.68 15.25 83 233
2015 3.86 7.59 8 259
2016 6.04 11.31 26 285
2017 4.82 13.76 30 315
2018 5.48 15.51 44 359
Sumber :www.idx.co.id (data yang telah diolah)
Dilihat dari harga saham PT. Indocement Tunggal Prakasa
mengalami fluktuatif harga dari setiap tahunnya, angka tertinggi
sahamnya pada tahun 2016 yaitu Rp.3.267, kemudian PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk terus mengalami peningkatan harga tiap
tahunnya mulai 2014-2018. Kemudian PT Waskita Beton Precast Tbk
juga terus mengalami perkembangan harga saham mulai dari tahun
2014-2018. Pada PT Wijaya Karya Beton Tbk dari pergerakan saham
tiap tahunnya terus mengalami peningkatan harga saham mulai tahun
2014-2018 angka saham tertinggi di tahun terakhir tercatat sebesar Rp.
359.
2. Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui tingkat keeratan
hubungan antar variabel bebas.
Hasil perhitungan multikolinieritas dengan program IMB SPSS
dapat dilihat pada table 4.7 sebagai berikut:
49
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
VIF
1
(Constant)
ROA (X1) 2.461
ROE (X2) 1.307
EPS (X3) 2.067
Sumber : Data yang diolah (SPSS)
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui nilai VIF untuk
masing-masing variabel penelitian sebagai berikut:
1. Nilai VIF untuk variabel ROA sebesar 2,461 < 10 sehingga
variabel ROA dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.
2. Nilai VIF untuk variabel ROE sebesar 1,307 < 10 sehingga
variabel ROA dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.
3. Nilai VIF EPS untuk variabel EPS sebesar 2,067 < sehingga
variabel EPS dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.
2) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode
untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode
analisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun
50
dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas data dapat
dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik
Normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya, Uji
normalitas dengan grafik Normal P-Plot akan membentuk satu garis
lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi normal maka garis yang
menggambarkan dan sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Sumber: Data yang diolah SPSS
Berdasarkan gambar 4.1, terlihat bahwa pola berdistribusi
mendekati normal, akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya
data hanya dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain
yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal
Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
51
yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Grafik P-P Plot Sumber: Data yang diolah SPSS Berdasarkan gambar 4.2 memperlihatkan grafik normal
Probability Plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, dan menunjukkan pola
distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi
normalitas terpenuhi.
3) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas.
52
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data yang diolah SPSS
Berdasarkan gambar 4.3 Grafik scatterplot menunjukkan bahwa data
tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak
terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi,
sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi harga saham
berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu Return On Assets,
Return On Equtiy, dan Earning per Share.
b. Uji Regresi Linear Berganda
Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients
berdasarkan output SPSS terhadap ketiga variabel independen yaitu
return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share
(EPS), terhadap Harga Saham ditunjukkan pada tabel berikut :
53
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearit
y
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
1
(Constant) 3.600 1.062 3.388 .004
ROA (X1) .262 .419 .146 .625 .541 .406
ROE (X2) -.474 .419 -.193 -1.129 .275 .765
EPS (X3) .650 .199 .701 3.266 .005 .484
Sumber : Data yang diolah SPSS
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh
dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada
tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B, baris pertama
menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan
konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel di atas maka model
regresi yang digunakan adalah sebagai berikut.
Harga Saham = 3.600 + ROA 0,262 + ROE -0,474 + EPS 0,650 + e
Berdasarkan tabel 4.8 dan model regresi linear berganda diatas,
hasil regresi berganda dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Persamaan regresi linear berganda diatas, diketahui mempunyai
konstanta sebesar 3.600 dengan tanda positif sehingga besaran
54
konstanta menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen
(ROA, ROE, dan EPS) diasumsikan konstan, maka variabel
dependen yaitu harga saham akan naik sebesar 360%.
2) Koefisien variabel ROA = 0,262 berarti setiap kenaikan ROA sebesar
1% akan menyebabkan kenaikan harga saham sebesar 26,2%
(dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya adalah tetap).
3) Koefisien variabel ROE = -0,474 berarti setiap kenaikan ROE sebesar
1% akan menurunkan kenaikan harga saham sebesar 47,4%.
(dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya adalah tetap).
4) Kenaikan variabel EPS = 0,650, berarti setiap kenaikan EPS sebesar
1% akan menyebabkan kenaikan harga saham sebesar 65% (dengan
asumsi bahwa variabel bebas lainnya adalah tetap)
. c. Uji Hipotesis
1) Uji koefisien determinasi (R2)
Kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel
dependen dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan
(R2), yang berbeda antara nol dan satu.
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .802a .643 .576 .93542
Sumber : Data yang diolah SPSS
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel harga
saham dipengaruhi oleh variabel Return On Assets (ROA), Return On
55
Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) sebesar 0,643 atau 64,3%,
selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.
2) Uji t (parsial)
Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel
independen yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE)
dan Earning per share (EPS) terhadap variabel dependen Harga
Saham. Untuk menguji pengaruh parsial tersebut dapat dilakukan
dengan cara berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan diterima atau
dikatakan signifikan. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau
5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak
signifikan.
Berdasarkan persyaratan tersebut maka pengaruh Return On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning per share (EPS)
terhadap Harga Saham dapat dijelaskan berdasarkan dengan hasil
statistik yang dilakukan dengan Hasil uji analisis regresi coefficients
dengan menggunakan SPSS terlihat pada tabel di bawah ini
56
Tabel 4.10
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
1
(Constant) 3.600 1.062 3.388 .004
ROA (X1) .262 .419 .146 .625 .541 .406
ROE (X2) -.474 .419 -.193 -1.129 .275 .765
EPS (X3) .650 .199 .701 3.266 .005 .484
Sumber : Data yang diolah SPSS
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, maka dilihat dari setiap variabel,
variabel ROA memiliki pengaruh positif sebesar 0,262 tetapi tidak
signifikansi dengan nilai sebesar 0,541 > 0,05, maka hipotesis 1
ditolak, kemudian variabel ROE memiliki pengaruh negatif sebesar -
0,474 dan tidak signifikan dengan nilai 0,275 > 0,05 maka hipotesis 2
ditolak. Variabel EPS memiliki pengaruh positif sebesar 0,650 dan
memiliki signifikansi sebesar 0,005 < 0,05 maka hipotesis 3 diterima.
C. Pembahasan
Berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan mengenai
pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen, maka dapat dianalisis sebagai berikut:
57
1. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap harga saham perusahaan
manufaktur sektor industri semen yang terdaftar di BEI
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah
dilakukan, variabel independen Return On Assets (ROA) berpengaruh
positif sebesar 0,262 tetapi tidak signifikan karena memiliki signifikansi
sebesar 0,541 > 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 ditolak. Hal ini berarti ROA
di dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri
semen mempengaruhi harga saham perusahaan tetapi tidak signifikan
di tahun berikutnya.
Menurut Murhadi (2015:64) “seberapa besar return yang dihasilkan
atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk asset, semakin
tinggi return on asset (ROA), maka akan semakin baik harga saham”.
Jika nilai return on asset (ROA) tinggi maka kemampuan manajemen
perusahaan mengoptimalkan asset yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan semakin tinggi dan ini dapat memberikan
pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan yang
bersangkutan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ruslan (2018) yang menyatakan bahwa
ROA berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
2. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham
Berdasarkan dugaan sementara dalam penelitian ini disebutkan
bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial yang dilakukan,
58
ternyata diketahui bahwa ROE berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap harga saham, ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi t sebesar 0,765 > 0,05, tetapi memiliki nilai koefisien -0,474
yang berarti ROE dalam laporan tahunan membuat pengaruh negatif
terhadap harga saham ditahun berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa
Return On Equity (ROE) di dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur sektor industri semen mempengaruhi harga saham
perusahaan tetapi tidak signifikan di tahun berikutnya.
Menurut Murhadi (2015:64) “seberapa besar return yang
dihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiah uang
ditanamkannya, semakin tinggi return on equity (ROE), maka akan
semakin baik harga saham”. Retun on equity (ROE) yang tinggi
mencerminkan laba perusahaan tersebut juga tinggi ,pada akhirnya
dapat memberikan pengaruh positif terhadap harga saham. Oleh
karena itu hipotesis 2 ditolak.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Oktavia, dkk (2017) menunjukkan bahwa Return On Equity
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Zubaidah A, dkk (2018) menunjukkan
Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifkan terhadap
harga saham. Dan penelitian yang dilakukan oleh Lili Setiawati (2018)
menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham dengan tingkat signifikansi sebesar
0,105.
59
3. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
Berdasarkan dugaan sementara dalam penelitian ini disebutkan
bahwa ada pengaruh signifikan Earning Per Share (EPS) terhadap
harga saham. Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, ternyata
diketahui bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin tinggi EPS
yang dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin meningkatkan
harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri semen
ditahun berikutnya ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,005
< 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Selamet Riyadi, dkk (2018) yang menyatakan bahwa EPS memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ryan Artina (2017) yang menyatakan
bahwa EPS memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
harga saham.
Menurut Murhadi (2015:64) “seberapa besar return yang dihasilkan
bagi pemegang saham atas setiap rupiah uang ditanamkannya,
semakin tinggi earning per share (EPS), maka akan semakin baik
harga saham”. Earning per share (EPS) yang tinggi mencerminkan
laba perusahaan tersebut juga tinggi ,pada akhirnya dapat
memberikan pengaruh positif terhadap harga saham.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil penelitian, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh postif tetapi tidak signifikan
terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri
semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karena nilai signifikansi
nya di atas 0,05 yaitu dengan nilai 0,541
2. Variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri
semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karena nilai signifikansi
nya di atas 0,05 yaitu dengan nilai 0,275
3. Variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan Bursa Efek Indonesia. Karena nilai
signifikansi nya yaitu 0,005 < 0,05
B. Saran
Berdasarkan kesmpulan di atas maka adapun saran yang dapat
diberikan kepada peneliti selanjutnya antara lain yaitu:
1. Bagi pihak investor yang akan membeli saham sebaiknya
mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai informasi-informasi
perusahaan. Selain itu melihat kembali laporan keuangan perusahaan
dari tahun ke tahun yang telah dipublikasikan oleh perusahaan melalui
Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk dijadikan bahan dasar pertimbangan
sebelum melakukan pembelian saham atau berinvestasi.
61
2. Bagi perusahaan sebagai penyediaan informasi keuangan yang lengkap
dan sebagai sumber informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan
oleh pihak esternal pengguna laporan keuangan perusahaan atau
investor perlu dilakukan bagi perusahaan
3. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperbanyak variabel atau
menggunakan variabel-variabel lainnya. Agar peneliti selanjutnya lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga,Pandji dan Pakarti,Piji. 2008. Pengantar Pasar Modal. Rineka cipta: Jakarta
Artina, Ryan. "Pengaruh Earning Per Share Dan Deviden Per Share Serta Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Trade Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia." Jurnal Jurusan Manajemen 8.2 (2018).Vol (8). No 2.
Darmadji,Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. 2015. Pasar Modal Indonesia. Salemba Empat: Jakarta
Fahmi,Irham.2011. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Alfabeta: Bandung.
Fahmi,Irham.2015. Pengantar Manajemen Keuangan. Penerbit Alfabeta: Bandung
Hanafi dan Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. AMP-YKPN.Yogyakarta
Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan .PT.RajaGrafindo Persada: Jakarta
Hery. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara. Jakarta
Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Jakarta
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. PT.RajaGrafindo Persada: Jakarta
Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Salemba Empat: Jakarta
Oktavia, Ita, Siti Masyithoh, and Anisa Kusumawardhani. "Pengaruh return on equity (ROE), earning per share (EPS), dan current ratio (CR) terhadap harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di bursa efek indonesia." Jurnal Ilmu Akuntansi Mulawarman (JIAM) 2.1 (2018).
Prihadi.Toto. Analisis Laporan Keuangan.2010. Penerbit PPM . Jakarta
Riyadi, S., & Setyawan, A. F. (2018). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Eps Terhadap Harga Saham Bank Kategori Buku 4 (Periode 2013-2017). Perbanas Review, 3(1).
Ruslan, R. (2018). Pengaruh Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham di PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang
terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII) (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandug).
Santoso, RP (2018). Effect Of Return On Assets (Roa), Return On Equity (Roe) And Net Profit Margin (Npm) On Stock Return (Study of Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2012-2016) (Doctoral dissertation, Widyatama University).
Setiawati, L. (2018). Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham PADA PT. Holcim Indonesia, Tbk. Periode Tahun 2007-2016.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana
Soemarso S. R. 2004. “Akuntansi Suatu Pengantar”. Penerbit Salemba Empat:
Jakarta
Sudana, I Made .2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Penerbit Erlangga: Jakarta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabet
Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis edisi Kedua. Jakarta : Rajawali Pers.
Widiatmojo. 2005. Cara Sehat Investasi Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFI
Wijayanto, A. (2010). Analysis of the Effect of ROA, EPS, Financial Leverage, Proceed Against Initial Return. Journal of Management Dynamics , 1 (1).
Zubaidah, A., Sudiyatno, B., & Puspitasari, E. (2018). Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Struktur Modal Terhadap Return Saham (Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2016).
L
A
M
P
I
R
A
N
Hasil Uji SPSS
Tabel
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
VIF
1
(Constant)
ROA (X1) 2.461
ROE (X2) 1.307
EPS (X3) 2.067
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Grafik P-P Plot
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearit
y
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
1
(Constant) 3.600 1.062 3.388 .004
ROA (X1) .262 .419 .146 .625 .541 .406
ROE (X2) -.474 .419 -.193 -1.129 .275 .765
EPS (X3) .650 .199 .701 3.266 .005 .484
Tabel
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .802a .643 .576 .93542
Tabel
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
1
(Constant) 3.600 1.062 3.388 .004
ROA (X1) .262 .419 .146 .625 .541 .406
ROE (X2) -.474 .419 -.193 -1.129 .275 .765
EPS (X3) .650 .199 .701 3.266 .005 .484
LAMPIRAN
DATA ROA YANG DIOLAH
No Nama Perusahaan Tahun
Laba Bersih Setellah pajak
Total Aset ROA
1 INTP
2014 5.293.416.000.000 28.884.635.000.000 18.33
2015 4.356.661.000.000 27.638.360.000.000 15.76
2016 3.870.319.000.000 30.150.580.000.000 12.84
2017 1.859.818.000.000 2.886.367.600.000 64.43
2018 1.145.937.000.000 27.788.562.000.000 4.12
2 SMBR
2014 328.336.000.000 2.926.361.000.000 11.22
2015 354.180.062.000 3.268.667.933.000 10.84
2016 259.090.525.000 4.368.876.996.000 5.93
2017 146.648.432.000 5.060.337.247.000 2.90
2018 76.074.721.000 5.538.079.503.000 1.37
3 WSBP
2014 511.570.000.000 12.542.040.000.000 4.08
2015 334.369.585.006 4.332.409.101.247 7.72
2016 634.819.524.892 13.734.267.485.212 4.62
2017 1.000.330.150.510 14.919.548.673.755 6.70
2018 1.103.472.788.182 15.222.388.589.814 7.25
4 WTON 2014 743.769.000.000 15.909.120.000.000 4.68
2015 171.784.021.776 4.456.097.502.805 3.86
2016 281.567.627.374 4.662.319.785.318 6.04
2017 340.458.859.391 7.067.976.095.043 4.82
2018 486.640.174.453 8.881.778.299.672 5.48
LAMPIRAN
DATA ROE YANG DIOLAH
No Nama Perusahaan Tahun
Laba Bersih Setellah pajak
Ekuitas ROE
1 INTP
2014 5.293.416.000.000 49.275.000.000.000 10.74
2015 4.356.661.000.000 23.865.950.000.000 18.25
2016 3.870.319.000.000 26.138.703.000.000 14.81
2017 1.859.818.000.000 24.556.507.000.000 7.57
2018 1.145.937.000.000 27.788.562.000.000 4.12
2 SMBR
2014 328.336.000.000 2.717.247.000.000 12.08
2015 354.180.062.000 2.949.352.584.000 12.01
2016 259.090.525.000 3.120.757.702.000 8.30
2017 146.648.432.000 3.412.859.859.000 4.30
2018 76.074.721.000 3.473.671.056.000 2.19
3 WSBP
2014 511.570.000.000 2.764.980.000.000 18.50
2015 334.369.585.006 1.330.826.173.352 25.12
2016 634.819.524.892 7.405.501.041.961 8.57
2017 1.000.330.150.510 7.316.656.090.419 13.67
2018 1.103.472.788.182 7.882.313.190.464 14.00
4 WTON
2014 743.769.000.000 4.876.755.000.000 15.25
2015 171.784.021.776 2.263.425.161.325 7.59
2016 281.567.627.374 2.490.474.913.654 11.31
2017 340.458.859.391 2.474.935.334.085 13.76
2018 486.640.174.453 3.136.812.010.205 15.51
LAMPIRAN
DATA EPS YANG DIOLAH
No Nama Perusahaan Tahun
Laba Bersih Setellah pajak
dividen Saham Beredar EPS
1 INTP
2014 5.293.416.000.000 8.655.562.000 3.681.231.699 1.436
2015 4.356.661.000.000 4.968.028.000 3.681.231.699 1.182
2016 3.870.319.000.000 4.969.663.000 3.681.231.699 1.050
2017 1.859.818.000.000 1.527.711.000 3.681.231.699 505
2018 1.145.937.000.000 3.419.864.000 3.681.231.699 310
2 SMBR
2014 328.336.000.000 78.045.959.000 2.337.678.500 107
2015 354.180.062.000 82.084.079.075 2.337.678.500 116
2016 259.090.525.000 88.539.106.000 2.337.678.500 73
2017 146.648.432.000 64.768.605.000 2.337.678.500 35
2018 76.074.721.000 36.661.209.000 2.337.678.500 17
3 WSBP
2014 511.570.000.000 15.352.345.000 18.755.315.000 27
2015 334.369.585.006 15.816.694.534 18.755.315.000 17
2016 634.819.524.892 18.755.315.370 18.755.315.000 33
2017 1.000.330.150.510 317.409.762.446 18.755.315.000 36
2018 1.103.472.788.182 750.247.612.882 18.755.315.000 19
4 WTON
2014 743.769.000.000 20.000.000.000 8.715.466.600 83
2015 171.784.021.776 98.558.808.231 8.715.466.600 8
2016 281.567.627.374 52.197.812.142 8.715.466.600 26
2017 340.458.859.391 81.715.425.760 8.715.466.600 30
2018 486.640.174.453 101.143.683.913 8.715.466.600 44
LAMPIRAN
HARGA SAHAM
NOMOR
NAMA PERUSAHAAN
TAHUN ROA ROE EPS HARGA SAHAM
1 Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2014 18.33 10.74 1436 2866
2015 15.76 18.25 1182 2931
2016 12.84 14.81 1050 3267
2017 64.43 7.57 505 3070
2018 4.12 4.12 310 2902
2 Semen Baturaja (Persero) Tbk
2014 11.22 12.08 107 90
2015 10.84 12.01 116 98
2016 5.93 8.30 73 104
2017 2.90 4.30 35 113
2018 1.37 2.19 17 115
3 Waskita Beton Precast Tbk
2014 4.08 18.50 27 42
2015 7.72 25.12 17 50
2016 4.62 8.57 33 280
2017 6.70 13.67 36 277
2018 7.25 14.00 19 299
4 Wijaya karya Beton Tbk
2014 4.68 15.25 83 233
2015 3.86 7.59 8 259
2016 6.04 11.31 26 285
2017 4.82 13.76 30 315
2018 5.48 15.51 44 359