pengaruh media audio visual (video peristiwa)...
TRANSCRIPT
PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL (VIDEO PERISTIWA) TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS CERPEN PADA PESERTA DIDIK KELAS
XI MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh:
Achmad Kaswary Pratama
1111013000058
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
PENGARUH PIEDIA AUDIO VISUAL(VIDEO PERISTIWA)
TERHADAP KETERAⅣ IPILAN ⅣIENULIS CERPEN PADA
PESERTA DIDIK KELAS測 ⅣlADRASAH ALIYAH
PEPIIBANGUNAN UIN JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Skripsi
Dttukan kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Melnenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sttana PCndidikan(S.Pd。 )
Olch:
Achmad Kaswary Pratamalll1013000058
Di bawah Bimbingan:
Dra.PIahmudah Fitrlyah ZA,PI.Pd.NIP:196402121997032001
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Pengaruh Media Audio visual (video peristiwa)
Terhadap Keterampilan Menulis Cerpen pada Peserta Didik Kelas XI MadrasahAliyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun Pelajaran 20l1lzol8", disusun olehAchmad Kaswary Pratama, Nomor Induk Mahasiswa 1111013000058, diajukankepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah padatanggal 9 Juli 2018 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata I (S.Pd.) dalam bidang PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta, Juli 201 8
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan
Kctua Panitia(Ketua Jurusan/PЮ di)
Dr.Makvun Subukiぅ M.Hum.NIP.19800305200901 1015
Sekretaris(Sekraaris JurusaゴProdi)
Toto Edidarlno,M.A.
NIP,197602252008011020
Pentti lDr.I‐Iindun、 M.Pd.NIP.197012152009122001
Pengu」 12NcnenR Nu」 all血、M.Hum.NIP.
1/ん |「 λ
17 !vl-; ,-ol$
engetahui,
亀せ
2
¨
ta.Ju\i aor$
gotB
―
―
¬
ICEPIENTERIAN AG畑 IA
UIN JAKARTAFITK〃′几H』 r"“ Nο 夕5C″ :″α′わイ′2771あ
“oia
FORTvI(FR)
No.Dokumcn : FITK― FR‐ AKD-089
Tgl. Terbit : l Maret 2010
No. Revisi: : 0l
Hal
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
Jurusan / Prodi
Judul Skripsi
Achad Kaswary Pratama
Jakarta,31 NIci 1993
1111013000058
Pcndidikan Bahasa dan Sastra lndoncsia
Pengamh Media Audio Visual cVide6 Pcristiw→ tCrhadap
Keterampilan Menulis cerpen pada Peserta Didik Kelas XI Madrasah Aliyah
P enrbangunan Tahun Aj aran 2017 12018
Dosen Pembimbing : l-MahmudahFitriyahZ'A'Dra', M'Pd'
2.… ………………………………………………………………・
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasii karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akadernis atas apa yang saya tulis.
Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah'
Jaktta,2 Juli 2Q18
NIⅣI.1111013000058
i
ABSTRAK
Achmad Kaswary Pratama (NIM: 1111013000058) Pengaruh Media Audio Visual
(Video Peristiwa) Terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Pada Peserta Didik Kelas Xi
Madrasah Aliyah Pembangunan Tahun Ajaran 2017/2018
Kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa pengajar harus lebih jeli dalam memilih media
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia untuk memudahkan
peserta didik memahami materi. Penerapan media audio visual dalam penelitian ini adalah
video peristiwa kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media audio
visual (video peristiwa yang difokuskan pada video peristiwa kebakaran) terhadap
keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas XI.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi
eksperimen) dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil hasil pretest dan posttest. Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta dan
sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian pertama untuk XI IPS
1 sebagai kelas eksperimen berjumlah 25 siswa dengan memberikan perlakuan berupa media
video peristiwa kebakaran. Sampel kedua berjumlah 25 siswa untuk kelas XI IPS 2 sebagai
kelas kontrol dengan diberikan perlakuan media foto peristiwa kebakaran. Analisis data
proses kedua kelompok tersebut menggunakan uji Mann-Whitney (U).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed) hasil pretest sebesar 0,001 lebih kecil
dibandingkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05, sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan
hipotesis alternatif (H1) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara media audio visual (video peristiwa kebakaran) terhadap keterampilan
menulis cerpen pada siswa kelas XI.
Kata Kunci: media audio visual, video peristiwa, menulis cerpen
ii
ABSTRACT
Achmad Kaswary Pratama (NIM: 1111013000058) The Influence of Audio Visual Media
(Video Events) on Short story Writing Skills at the Madrasah Aliyah Class Students
Development of the Year 2017/2018
Reality in the field, indicating that teachers should be more observant in choosing the media
that will be used in the learning process of Indonesian language to facilitate learners
understand the material. The application of audio visual media in this research is video of fire
event. This study aims to determine the influence of audio visual media (video of events that
focused on the video of fire events) on the skills of writing short stories in students of class
XI.
The research method used in this research is quasi experiment (quasi experiment) with
Nonequivalent Control Group Design research design. Data collection technique is done by
taking pretest and posttest result. The population of this study is all students of class XI
Madrasah Aliyah Development of UIN Jakarta and the samples taken by Purposive Sampling
technique. The first research sample for XI IPS 1 as experiment class was 25 students by
giving treatment in the form of video media of fire incident. The second sample amounted to
25 students for class XI IPS 2 as a control class with given the photo media treatment of fire
incident. The data analysis process of both groups using Mann-Whitney (U) test.
The results showed that the value of sig (2-tailed) pretest results of 0.001 is smaller than the
significance level value of 0.05, so the null hypothesis (H0) is accepted and the alternative
hypothesis (H1) is rejected. Thus it can be concluded that there is influence between audio
visual media (video of fire event) to the skill of writing short story in student of class XI.
Keywords: audio visual media, event video, short story writing
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelaikan skripsi ini. Sholawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan jalan kebenaran dan yang insyaallah
kita nantikan syafaatnya. Amin.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Media Audio Visual (Video Peristiwa) Terhadap
Keterampilan Menulis Cerpen Peserta Didik Kelas XI Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Jakarta Tahun Pelajaran 2017/2018” merupakan karya tulis yang disusun sebagai tugas
akademik untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan dan doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang
telah memberikan pengetahuan serta pengalamannya yang tulus ikhlas kepada penulis
sebagai bekal menyongsong masa depan.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang tidak pernah lelah memotivasi dan mengingatkan penulis akan kewajibannya selama
menjadi tanggung jawab penulis.
3. Toto Edidarmo, M.A., Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
selalu memberikan semangat serta arahan kepada penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi.
4. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang dengan
penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan
selama penulis melaksanakan bimbingan skripsi ini.
5. Dr. Hindun, M.Pd., Penguji I, yang telah memberikan arahan serta masukan selama
sidang.
6. Neneng Nurjanah, M.Hum., Penguji II, yang dengan sabar memberitahu kesasalahan yang
harus diperbaiki dalam penulisan skripsi ini saat sidang.
7. Segenap dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dengan sabar
membagikan ilmunya serta membimbing penulis.
iv
8. Orang tua, ayah Kaswi dan Ibu Nerywati. Ayah yang telah memberikan dukungan moril
dan materiilnya, dan Ibu yang selalu percaya kepada anaknya, meskipun dalam kondisi
terburuk, ibu yang menjadi motivasi, ibu yang tetap percaya meskipun seringkali kecewa.
Semoga skripsi ini dapat menyimpul senyum itu ibu.
9. Hayatun Nufus, yang tidak pernah jenuh serta lelah mengingatkan akan kewajiban penulis
menyelsaikan skripsi.
10. Komunitas Majelis Kantiniyah, telah menempa penulis dengan segala ilmunya, terima
kasih telah banyak berbagi cerita dan suka, secara khusus kepada bang Ipank MK.
11. Para sahabat dan teman terkasih, yang telah memberi dukungan, inspirasi, dan semua
kebutuhan untuk menunjang kelancaran pembuatan skripsi ini. Imron, Deden
Hidayatullah, Salman, Akbar “Ajoy”. Semua jasa kalian tidak akan dapat terbalas.
Terima kasih teramat banyak kepada kalian semua.
.
Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Jakarta, 6 Juli 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ................................................................................................. iii
ABSTRACT .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 4
D. Rumusan Masalah .............................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................... 7
A. Hakikat Menulis ................................................................. 7
B. Hakikat Cerpen ................................................................... 11
C. Hakikat Media Audio Visual ............................................ 18
D. Penelitian yang Relevan ..................................................... 20
E. Kerangka Berpikir .............................................................. 21
F. Hipotesis Penelitian ............................................................ 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 23
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................ 23
C. Variabel Penelitian ............................................................. 24
D. Populasi dan Sampel .......................................................... 24
E. Instrumen Penelitian ........................................................... 25
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 27
G. Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 28
H. Teknik Analisis Data ......................................................... 28
vi
I. Hipotesis Statistik ............................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 33
A. Tahapan Kegiatan Penelitian Pengaruh Media Pembelajaran
............................................................................................ 33
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Karangan
Cerpen dengan Media Video Peristiwa ......................... 33
C. Panduan Prosedur Penelitian ……………………………. 34
D. Hasil Penelitian .................................................................. 39
E. Hasil Analisis Data ............................................................. 52
F. Pembahasan ....................................................................... 55
BAB V PENUTUP ............................................................................... 57
A. Kesimpulan ........................................................................ 57
B. Saran .................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling umum digunakan, bahasa
tidak terbatas pada lisan saja, namun juga terdapat bahasa tulis. Bahasa lisan dapat
dijumpai pada kegiatan tindak tutur antara komunikan dan komunikator.
Selanjutnya adalah bahasa lisan, bahasa tulis dapat ditemui pada surat kabar,
novel, cerpen, dan masih banyak lagi. Sama halnya dengan bahasa lisan, bahasa
tulis yang baik adalah ketika pesan penulis dapat tersampaikan secara utuh kepada
para pembacanya.
A. Teeuw menyebutkan tujuh ciri bahasa tulis, 1) Baik si pembicara
(penulis) maupun si pendengar (pembaca) kehilangan sarana komunikasi yang
dalam pemakaian bahasa lisan memberi sumbangan paling hakiki, untuk
terjadi dan berhasilnya komunikasi. Sarana itu biasanya disebut
suprasegmental (gejala intonasi, seperti aksen, tekanan kata, tinggi rendanya
nada, keras lemahnya suara). 2) Dalam bahasa tulis biasanya tidak ada
hubungan fisik antara penulis dan pembaca. 3) Dalam teks tertulis sering kali
penulis malahan tidak hadir dalam situasi komunikasi, contohnya pada teks
yang mengatas namakan anomim. 4) Teks tertulis juga mungkin sekali makin
lepas dari kerangka referensi aslinya. 5) Tulisannya dapat diulang baca
seberapa kali dianggap perlu atau penting. 6) Teks tertulis pada prinsipnya
dapat direproduksi dalam berbagai bentuk. 7) Komunikasi lewat tulisan
membuka kemungkinan adanya jarak jauh antara kedua belah pihak dalam hal
ruang, waktu, dan juga segi kebudayaan.1
Penggunaan bahasa tulis dan bahasa lisan dapat dilatih agar menjadi lebih
baik. Latihannya dengan meningkatkan intensitas membaca dengan tujuan
menambah perbendaharaan kosa kata, kemudian membiasakan diri melakukan
komunikasi dua arah dengan tujuan meningkatkan kepercayaan diri, kegiatan
seperti itu dapat disebut sebagai proses pembelajaran bahasa. Pembelajaran
bahasa adalah proses untuk meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang,
dalam tulisan ini dikhususkan kepada bahasa Indonesia dan para peserta didik.
1 A Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, (Bandung: Pustaka Jaya, 2013), h. 23-25.
2
Proses pembelajaran bahasa diharapkan mampu menjadikan peserta didik
sebagai komunikator yang baik secara kemampuan berbahasa lisan dan
kemampuan berbahasa tulis, selain itu dengan keterampilan berbahasa yang baik
diharapkan terciptanya rasa peduli terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan, senada dengan yang dicita-citakan pada sumpah pemuda
Pembelajaran bahasa memiliki empat keterampilan yang saling menunjang
satu sama lainnya, empat keterampilan berbahasa adalah menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Keterampilan bahasa disusun berdasarkan keterampilan
yang pertama diperoleh sejak manusia dilahirkan.
Saat bayi, manusia pada dasarnya hanya dapat mendengar perkataan dari
orang dewasa, saat kanak-kanak setelah menyimak manusia kemudian dapat
berbicara, ketika manusia sudah dapat keterampilan menyimak dan berbicara
barulah manusia dapat memiliki keterampilan membaca. Setelah membaca
barulah manusia dapat keterampilan selanjutnya yaitu menulis. Dari keempat
terampilan berbica, keterampilan menulis dianggap menjadi poin yang penting
karena berkaitan dengan kegiatan akademis.
Morsey dalam Taringan mengatakan “menulis dipergunakan oleh orang
terpelajar untuk mencatat/merekam meyakinkan, melaporkan atau
memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu
hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun
pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada
pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.”2
Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas
(SMA), keterampilan menulis diwujudkan dalam kegiatan menulis cerpen yang
tercantum pada silabus dengan Kompetensi Inti 4 yaitu mengolah, menalar,
menyaji, dan mencipta dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah
keilmuan. Sedangkan Kompetensi Dasar 4.2 memproduksi cerita pendek yang
koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan
2 Morsey dalam Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Sebuah Keterampilan
Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 4.
3
maupun tulisan.3
Cerpen merupakan cerita pendek yang biasanya hanya terdapat satu konflik di
dalamnya. Burhan Nurgiantoro mengartikan cerpen sebagai bacaan pendek
dimana panjang dan pendeknya tidak ada ketentuan khusus yang mengatur.
Panjang pendeknya cerpen bervariasi ada yang berkisar 500-an kata disebut
cerpen pendek (short short story), ada cerpen yang panjangnya cukupan (midle
short story), serta ada cerpen yang panjang (long short story) yang bisa terdiri dari
puluhan atau puluhan ribu kata.4
Meskipun cerpen digolongkan ke dalam karya fiksi namun tidak jarang
cerpen merefleksikan kehidupan nyata. Namun, kurangnya kesadaran akan hal itu
membuat peserta didik mengalami kesulitan dalam memulai menulis cerpen. Hal
ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan pengajar bahasa Indonesia
Madrasah Aliyah Pembangunan yaitu Ibu Monica yang mengatakan bahwa,
kemampuan menulis cerpen peserta didik pada tahun 2016/2017 sekitar 60%
mengalami kesulitan, terutama saat disuruh membuat dan melengkapi unsur
intrinsik, karena cerita yang baik adalah ketika cerita tersebut memiliki unsur
pembangun yang lengkap.
Jika kondisi seperti ini terjadi, proses pembelajaran tidak efektif. Melihat
kenyataan di lapangan, maka diperlukan media pembelajaran yang menarik bagi
peserta didik dengan harapan mereka mampu memahami materi dengan lebih
mudah. Hal ini senada dengan pendapat Briggs bahwa “media merupakan alat
untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.”5
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menjadi kurang efektif karena
penggunaan media konfensional saja berupa foto, kalaupun menggunakan media
audio viual, media tersebut tidak ditujukan pada pembelajaran bahsa indonesia
pada materi menulis cerpen.
Media pembelajaran yang digunakan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
3Silabus Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester II Madrasah
Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. 4 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada Unuversity
Perss, 2005), h. 10. 5 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011),
h. 14.
4
kemampuan peserta didik untuk menulis dalam proses pembelajaran. Ada
berbagai media untuk membantu mengembangkan sebuah karangan. Oleh karena
itu, pengajar harus lebih jeli dalam memilih media yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Penerapan media audio visual dalam hal ini adalah video peristiwa kebakaran.
Dengan media audio visual (video peristiwa), peserta didik tidak perlu mengalami
atau menyelidiki sendiri mengenai suatu hal yang ingin diungkapkan. Terkadang
sangat sulit jika mengharuskan peserta didik menyelidiki sendiri karena waktu,
tempat, dan biaya yang harus dikeluarkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian karena penulis beranggapan bahawa kemampuan menulis peserta didik
rendah dikarenakan penggunaan media yang kurang efektif. Oleh karena itu
penulis memilih judul penelitian “Pengaruh Media Audio Visual (Video
Peristiwa) terhadap Keterampilan Menulis Cerpen pada Peserta Didik Kelas XI
Madrasah Aliyah Pembangunan Tahun Pelajaran 2017/2018”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Kesulitan peserta didik dalam memproduksi cerpen yang memiliki unsur
intrinsik yang baik.
2. Penerapan media yang kurang efektif dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
C. Pembatasan Masalah
Diperlukan banyak pembahasan serta pengetahuan yang luas untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam identifikasi masalah di atas. Oleh
karena itu, permasalahan penelitian ini hanya dibatasi pada “pengaruh media
audio visual (video peristiwa kebakaran) terhadap keterampilan menulis cerpen
pada peserta didik kelas xi madrasah aliyah pembangunan tahun pelajaran
2017/2018”
D. Rumusan Masalah
5
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah terurai di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengaruh Media Audio Visual
(Video Peristiwa) terhadap Keterampilan Menulis Cerpen pada Peserta Didik
Kelas XI Madrasah Aliyah Pembangunan Tahun Pelajaran 2017/2018?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan pokok penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis
Pengaruh Media Audio Visual (Video Peristiwa) terhadap Keterampilan Menulis
Cerpen pada Peserta Didik Kelas XI Madrasah Aliyah Pembangunan Tahun
Pelajaran 2017/2018
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak yang
terkait, di antaranya:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan
keterampilan menulis terutama menulis cerpen dengan memanfaatkan
berbagai media pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini diwujudkan
dengan penggunaan audio visual (video) sebagai media pembelajaran
bahasa Indonesia, sehingga materi yang diajarkan tidak jenuh dalam
proses pembelajaran.
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk peserta didik
1) Dapat merangsang peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
bahasa tulis.
2) Dapat membuat proses belajar lebih menyenangkan dan
menghemat biaya.
b. Untuk sekolah
Sebagai bahan masukan terkait peran media audio visual (video
peristiwa) dalam pembelajaran bahasa Indonesia terhadap
6
keterampilan menulis khususnya dalam menulis cerpen.
c. Untuk penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan dapat mengaplikasikannya di dunia pendidikan
sebagai salah satu kontribusi untuk ikut mencerdaskan bangsa melalui
bahasa.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Bahasa tulis yang baik adalah ketika pesan penulis dapat tersampaikan secara
utuh kepada para pembacanya. Menulis dapat juga merepresentasikan pemikiran
penulis, dengan kemampuan menulis yang baik pula seseorang dapat menggiring
opini individu atau kelompok yang berseberangan cara pandang menjadi sejalan.
A. Teeuw menyebutkan tujuh ciri bahasa tulis, 1) Baik si pembicara
(penulis) maupun si pendengar (pembaca) kehilangan sarana komunikasi yang
dalam pemakaian bahasa lisan memberi sumbangan paling hakiki, untuk
terjadi dan berhasilnya komunikasi. Sarana itu biasanya disebut
suprasegmental (gejala intonasi, seperti aksen, tekanan kata, tinggi rendanya
nada, dan keras lemahnya suara). 2) Dalam bahasa tulis biasanya tidak ada
hubungan fisik antara penulis dan pembaca. 3) Dalam teks tertulis sering kali
penulis malahan tidak hadir dalam situasi komunikasi, contohnya pada teks
yang mengatasnamakan anomim. 4) Teks tertulis juga mungkin sekali makin
lepas dari kerangka referensi aslinya. 5) Tulisannya dapat diulang baca
seberapa kali dianggap perlu atau penting. 6) Teks tertulis pada prinsipnya
dapat direproduksi dalam berbagai bentuk. 7) Komunikasi lewat tulisan
membuka kemungkinan adanya jarak jauh antara kedua belah pihak dalam hal
ruang, waktu, dan juga segi kebudayaan.1
Henry Guntur Tarigan mengatakan menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain.2 Dengan menulis, seseorang dapat
berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus tatap muka. Seseorang bisa
meluapkan apapun yang ada di dalam pikirannya melalui bentuk tulisan.
Sehubungan dengan hal itu, Dalman menyampaikan, menulis suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya.3 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulan bahwa menulis
1 A Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, (Bandung: Pustaka Jaya, 2013), h. 23-25.
2Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 3. 3Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 1.
8
adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain. Pesan yang dimaksud
dapat berupa informasi apa saja secara umun atau khusus. Selain itu, Sudarno
mengungkapkan bahwa menulis merupakan puncak segala kemampuan
pengajaran bahasa. Kedalamnya termasuk tata bahasa yang meliputi: tata kata dan
tata kalimat. Malah dalam menulis terdapat hal-hal yang tidak ada dalam
bercakap, seperti: paragraf, tanda baca, pemotongan kata atau suku-suku kata,
ejaan dan tulisan.4
Menulis menjadi kemampuan tertinggi dalam kegiatan pengajaran bahasa.
Kemampuan menulis datang sesudah kemampuan berbicara, membaca dan
mendengarkan. Keterampilan tersebut tidak datang secara tiba-tiba, melainkan
memerlukan latihan dengan metode yang tepat dan menarik. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah keterampilan
berbahasa untuk berkomunikasi mengungkapkan pesan, hasil proses pemikiran,
ide-ide, dan pendapat dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.
2. Tujuan Menulis
Menulis memiliki banyak tujuan, beberapa diantaranya seperti
menginformasikan sesuatu, mengekspresikan perasaan dan pikiran penulis,
mendokumentasikan kejadian atau peristiwa, dan masih banyak lagi. Menulis juga
tidak hanya bertujuan sebagai alat komunikasi. Hanry Guntur Tarigan
mengungkapkan tujuan menulis adalah sebagai berikut:
a. Assigment Purpose (tujuan penugasan)
Penulis menulis sesuatu bukan atas kemauannya sendiri, tetapi atas dasar tugas
atau ditugaskan.
b. Altruistic Purpose (tujuan alturistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca
lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya.
4Sudarno, dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Hikmat Syahid Indah,1986), h. 98.
9
c. Persuasive Purpose (tujuan persuasif)
Penulis bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakan.
d. Information Purpose (tujuan informasi)
Tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau keterangan/penerangan
kepada pembaca.
e. Self-Expressive Purpose (tujuan informasional)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f. Creative Purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini berhubungan erat dengan tujuan pernyataan diri tetapi “keinginan
kreatif” ini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan
keinginan mencapai norma artistik.
g. Problem-Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara
cermat pikiran-pikiran dan gagasannya agar dapat dimengerti dan diterima
oleh para pembaca.5
3. Manfaat Menulis
Menulis merupakan keterampilan yang harus dilatih secara berkelanjutan
untuk meningkatkan kemampuannya, jika memiliki kemampuan menulis yang
baik, seseorang akan lebih diperhitungkan dalam bermasyarakat. Manfaat menulis
adalah sebagai berikut:
a. Melalui kegiatan menulis Anda akan mengembangkan bernagai gagasan.
Anda terpaksa bernalar menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-
fakta yang mungkin tidak pernah Anda lakukan jika Anda tidak menulis.
b. Kegiatan menulis memaksa Anda lebih banyak menyerap, mencari, serta
menguasai informasi sehubungan dengan topik yang Anda tulis.
5Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008) h 30.
10
c. Melalui tulisan Anda dapat meninjau serta menilai gagasan Anda secara lebih
objektif.
d. Dengan menuliskan di atas kertas, kita akan lebih mudah memecahkan
permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks
yang lebih konkret.
e. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan Anda berpikir serta
berbahasa secara tertib.6
Menulis memiliki beberapa keunggulan berdasarkan penjelasan di atas, yaitu
peserta didik diharapkan mampu menganalisis dan memecahkan permasalahan
dengan lebih konkret, peserta didik juga diharapkan mampu berbahasa dengan
tertib, karena bahasa merupakan identisan sebuah bangsa, dan dengan menulis
diharapkan peserta didik mampu menyerap informasi dari berbagai sumber
sebagai bahan rujukan dalam menulis.
4. Prinsip Pembelajaran Pelatihan Keterampilan Menulis
Kemampuan menulis yang baik adalah ketika pesan dari komunikator dapat
tersempaikan secara baik, untuk menjadi komunikator yang baik diperlukan
latihan yang rutin, latihan tersebut dapat beruba sesering mungkin membaca buku
sebagai sumber rujukan dan memperkaya perbendaharaan kata. Bedasarkan
penjelasan tersebut dapat pula dikatakan bahwa menulis bukanlah keterampilan
yang tiba-tiba dimiliki oleh seseorang.
Berikut ini beberapa teknik yang dianjurkan secara berjenjang untuk
keterampilan menulis, ialah menyalin naskah, menuliskan kembali apa yang telah
didengar dan dibaca, melakukan kombinasi antara apa yang telah dihafal dan
didengar dengan adaptasi kecil, menulis terpimpin, dan menyusun karangan atau
komposisi dengan tema judul atau topik pilihan peserta didik sendiri.7
Pengajar yang baik adalah seorang pengajar yang membimbing peserta didik
dalam kegiatan menulis, bukan hanya diberikan teks kemudian peserta didik
6Budi Nuryanta, Kasuryanta, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa.
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 123. 7Ibid, h. 6.
11
disuruh untuk menyalin teks tersebut tanpa memberikan dasar-dasar penulisan
yang baik. Keterampilan menulis yang baik dapat diwujudkan dengan latihan
menulis menggunakan teknik yang benar.
B. Hakikat Cerpen
Cerpen digolongkan kedalam karya fiksi atau yang bisa disebut juga karya
imajiner dan estetis. Prosa dalam istilah kesastraan juga disebut fiksi (fiction), teks
naratif (narrative text), atau wacana naratif (narrative discource). Istilah fiksi
dalam hal ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan fiksi
merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan pada kebenaran sejarah.
Sebagai sebuah karya imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia
dan kemanusiaa, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai
permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian
diungkapkannya kembali melalui saranan fiksi sesuai dengan pandangannya.8
Meskipun karya fiksi merupakaan hasil rekaan tetapi di dalamnya terdapat cara
pandang atau prinsip yang sangat dipengaruhi oleh penulisnya. Semua yang
dikerjakan oleh penulis cerita mempunyai dampak terhadap cerita yang akan
ditulisnya.
Namun tidak jarang cerpen merefleksikan kehidupan nyata. Namun,
kurangnya kesadaran akan hal itu membuat peserta didik mengalami kesulitan
dalam memulai menulis cerpen. Cerpen merupakan cerita pendek yang biasanya
hanya terdapat satu konflik di dalamnya. Burhan Nurgiantoro mengartikan cerpen
sebagai bacaan pendek dimana panjang dan pendeknya tidak ada ketentuan
khusus yang mengatur. Panjang pendeknya cerpen bervariasi ada yang berkisar
500-an kata disebut cerpen pendek (short short story), ada cerpen yang
panjangnya cukupan (midle short story), serta ada cerpen yang panjang (long
short story) yang bisa terdiri dari puluhan atau puluhan ribu kata.9
8 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada Unuversity
Perss, 2005), h. 2. 9 Ibid, h. 10.
12
Berdasarkan penjelan di atas dapat dikatakan bahwa cerpen memiliki jumlah
halaman yang lebih sedikit jika dibandingan dengan karangan narasi seperti novel
atau noveletet. Cerpen yang dapat dikatakan baik ketika penulis dapat
menciptakan suasana yang begitu nyata sehingga pembaca dapat merasakan
seolah-olah ia sedang terlibat langsung pada cerita tersebut. Selain ini, pemilihan
watak setiap tokoh juga menjadi unsur yang penting untuk membangun konflik
atau penyelesaian dalam sebuah cerita.
Kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan secara
lebih banyak-jadi, secara implisit dari sekedar apa yang diceritakan. Selain itu
karena bentuknya yang pendek, cerpen-cerpen menuntut penceritaan yang serba
ringkas, tidak sampai pada detail khusus yang tidak penting yang lebih bersifat
memperpanjang cerita.10
Jika dijelaskan secara umum, unsur pembangun cerita yang baik dibagi
menjadi dua yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur
yang terdapat di dalam sebuah karangan narasi, seperti tema, tokoh, penokohan
(watak/sifat), alur, latar, dan sudut pandang (ada juga yang mengelompokan
amanat sebagai unsur intrinsik). Selanjutnya adalah unsur ekstrinsik, yaitu unsur
yang berada di luar cerita, seperti psikologi pengarang dan lingkungan pengarang
seperti tempat tinggalnya, di mana ia belajar, dibesarkan dalam lingkungan
keluarga seperti apa.
Lebih jauh, Burhan Nurgiantoro mengatatakan unsur intrinsik adalah unsur
yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur inilah yang menyebabkan karya
sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai
jika orang membaca karya sastra. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang
berada di luar karya sastra tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan
atau sistem organisme karya sastra atau secara lebih khusus ia dapat dikatakan
sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangunan csebagai karya sastra, unsur-
unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur
ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra atau secara
10
Ibid, h. 11.
13
lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun
cerita sebuiah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di dalamnya.
Walau demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun
cerita yang dihasilkan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik sebuah cerpen haruslah
tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting.11
Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam sebuah karangan narasi,
seperti tema, tokoh, penokohan (watak/sifat), alur, latar, dan sudut pandang (ada
juga yang mengelompokan amanat sebagai unsur intrinsik). Selanjutnya adalah
unsur ekstrinsik, yaitu unsur yang berada di luar cerita, seperti psikologi
pengarang dan lingkungan pengarang seperti tempat tinggalnya, di mana ia
belajar, dibesarkan dalam lingkungan keluarga seperti apa.
Lebih jauh Burhan Nurgiantoro mengatatakan Unsur intrinsik adalah unsur
yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur inilah yang menyebabkan karya
sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai
jika orang membaca karya sastra.12
a. Tema
Usaha untuk mendefinisikan tema tidaklah mudah, karena maknanya yang
terlampau luas, seperti yang dijelaskn oleh Nurgiantoro, pada saat mendefinisikan
“pulpen” dan “sepedah” maka definisinya adalah “alat untuk menulis” dan “alat
untuk bepergian” penjelasan itu tidak sepenuhnya salah, hanya saja pada
penjelasannya hanya menyebutkan fungsi dari kedua benda tersebut. Penjelasan
tersebut menggambarkan bahwa setiap manusia mengetahui apa itu “pulpen” dan
“sepeda” namun belum tentu bisa menggambarkan hakikat dan atau subtansi
kedua benda tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa tema (theme) adalah makna
yang dikandung oleh sebuah cerita.
Tema itu merupakan pikiran atau masalah ide pengarang yang perlu
dijabarkan dalam sebuah kalimat sehingga jelas maknanya karena di dalam
sebuah cerita terdapat suatu bayangan mengenai pandangan hidup atau citra
pengarang sebagai cara untuk memperlihatkan sebuah masalah. Masalah itu dapat
11
Ibid, h. 23-24.
14
berwujud tentang apa saja yang sesuai dengan kehendak pengarang. Di samping
itu, dari tema dapat diketahui adanya nilai khusus atau nilai yang bersifat umum.
Tema juga membahas persoalan yang telah berhasil menduduki tempat yang khas
dalam pemikiran pengarang dengan visi, pengetahuan, imajinasi, dan emosinya
menjurus pada suatu penyelesaian. Jadi, dalam tema terimplisit tujuan cerita,
tetapi bukan tujuan itu sendiri. Tema merupakan sebuah ide pokok dan gambaran
mengenai sebuah permasalahan dari sebuah karya sastra.
Permasalahan yang terdapat di dalam tema bisa berupa apa saja tergantung
dari keinginan dari seorang pengarang karena tema merupakan gambaran dari
pemikiran pengarang, sehingga diperlukan kalimat untuk menjabarkan serta
mendeskripsikan atau menerjemahkan maksud dari pengarang tersebut. Selain itu,
ada juga yang berpendapat bahwa tema merupakan makna yang dikandung di
dalam cerita. Tema mendapatkan posisi paling pertama yang harus dihadapi oleh
seorang pengarang dalam meciptakan sebuah karya sastra karena tema
mengandung berbagai hal penting seperti sikap serta visi. Tema juga mengantung
tujuan cerita meskipun tujuan tersebut tidak dijelaskan dengan terang namun
hanya gambaran sekilas.
Dengan demikian dalam menentukan tema dari suatu karya sastra dalam hal
ini cerpen haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya dari bagian-
bagian tertentu saja. Meskipun sulit ditentukan secara pasti, tema bukanlah makna
yang “disembunyikan”, walau belum tentu juga digambarkan secara eksplisit.
Tema sebagai makna pokok sebuah cerpen tidak (secara sengaja) disembunyikan
karena justru hal inilah yang ditawarkan kepada pembaca. Namun, tema
merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita, dengan sendirinya ia akan
“tersembunyi” di balik cerita yang mendukungnya.
Tema dalam sebuah cerita mungkin saja lebih dari satu, atau lebih tepatnya
lebih satu interpretasi. Hal tersebut menyebabkan susahnya menentukan tema
pokok dalam sebuah cerita, atau tema mayor (makna pokok yang menjadi gagasan
dasar sebuah karya). Makna pokok cerita tersirat di dalam beberapa bagian-bagian
tambahan dalam sebuah cerita. Bagian-bagian tambahan itulah yang disebut
sebagai tema minor. Sering terjadi kekeliruan atau kesulitan dalam menentukan
15
sebuah tema mayor dalam karya,sering kali tema mayor tersebut membaur dengan
tema minor sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mendalam.
Setelah membaca berbagai penjelasan mengenai tema maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa makna adalah ide dasar cerita yang tersirat atau pun tersurat
yang terkandung di dalam sebuah cerpen. Untuk mengetahui tema dalam sebuah
cerpen kita harus membaca atau meneitinya terlebih dahulu karena sifat tema
yang tidak gamblang dicantumkan pada sebuah cerpen.
b. Tokoh dan Penokohan
Istilah tokoh merujuk kepada orangnya atau pelaku cerita. Menurut Abrams
dalam Nurgiantoro, orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karangan naratif
atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan. Walaupun tokoh cerita haanyalah hasil rekaan dari
seorang pengarang, namunia haruslah seorang tokoh yang hidup secara wajar.
Kehidupan tokoh adalah kehidupan di dunia fiksi, maka ia haruslah bertintak
sesuai dengan perwatakan yang telah diberikan oleh seorang pengarang. Tokoh
mempunyai peran yang penting dalam menyampaikan pesan, amanat, moral atau
sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Hal tersebut
menyebabkan tokoh menjadi tidak berkembang karena hanya dijdikan alat untuk
menyampaikan pesan.
Penokohan dalam sebuah karya sastra adalah cara pengarang untuk
menampilkan para tokoh dengan wataknya, yakni sifat, sikap, dan tingkah
lakunya. Boleh juga dikatakan bahwa penokohan itu merupakn cara penyerang
untuk menampilkan watak para tokoh di dalam sebuah cerita karena tanpa adanya
tokoh, sebuah cerita tidak terbentuk. Bentuk penokohan yang paling sederhana
ialah pemberian nama kepada para tokoh di dalam sebuah cerita.13
Wellek dan Warren berpendapat Penokohan dalam sebuah karya sastra adalah
cara pengarang untuk menampilkan para tokoh dengan wataknya, yakni sifat,
13
Rene Wellek & Austin Warren, Teori Kesusastraan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
1989), h. 187.
16
sikap, dan tingkah lakunya. Boleh juga dikatakan bahwa penokohan itu
merupakan cara penyerang untuk menampilkan watak para tokoh di dalam sebuah
cerita karena tanpa adanya tokoh, sebuah cerita tidak terbentuk. Bentuk
penokohan yang paling sederhana ialah pemberian nama kepada para tokoh di
dalam sebuah cerita. Kemudian menurut Menurut Jones dalam Nurgiyantoro,
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. Abrams juga berpendapat bahwa tokoh cerita
(character) adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama,
yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan.
Dapat diketahui juga bahwa seorang watak atau sifat tokoh dapat diketahui
dari pembacanya, seorang pembaca dapat menilai serta menentukan watak atau
sifat dari seorang tokoh melalui penjabaran yang terdapat dalam sebuah cerita,
seperti pilaku tokoh tersebut di dalam cerita serta ucapan yang disampaikan tokoh
tersebut. Pada hakikatnya, tokoh dan alur cerita di dalam sebuah karya sastra tidak
dapat dibicarakan secara tepisah karena kedua unsur itu mempunyai kedudukan
dan fungsi yang sama dalam hal membentuk sebuah cerita memadai. Sebuah
cerita tidak mungkin terbentuk apabila salah satu unsurnya tidak terpenuhi. Oleh
karena itu, antara unsur latar, tokoh, dan alur cerita saling berkaitan dan
hubungannya pun sangat erat.
Di dalam sebuah karya sastra terdapat banyak ragam tokoh, seperti tokoh datar
dan tokoh bulat. Tokoh datar ialah tokoh yang berperan di dalam sebuah cerita
yang hanya mempunyai satu dimensi sifat. Tokoh bulat ialah tokoh yang juga
berperan di dalam sebuah cerita yang yang memiliki sifat lebih dari satu dimensi.
Selain penjelasan di atas kita juga membagi tokoh menjadi tokoh utama dan tokoh
sampingan. Tokoh utama ialah tokoh yang membawa sebuah cerita selain itu
tokoh ini juga mendapat porsi paling banyak dalam sebuah cerita, karena ia
merupakan tokoh sentral sehingga cerita berpusat pada tokoh tersebut.
Kemudian tokoh sampingan adalah tokoh yang porsi dalam sebuah cerita tidak
lebih banyak dari tokoh utama, tokoh ini biasanya ditempatkan sebagai pelengkap
17
atau lawan dari tokoh utama. Untuk memudahkan dalam penelitian ini tokoh
dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh sampingan.
c. Latar
Pada umunya latar biasa dibedakan menjadi tiga bagian yaitu, latar tempat,
latar waktu, dan latar suasana. Latar tempat biasa menjelaskan di mana kejadian
tersebut berlangsung, kemudian latar latar waktu adalah tahun atau masa yang
menjadi latar di dalam cerpen tersebut, dan yang terakhir adalah latar suasana
adalah suasana sosial serta politik yang terdapat di dalam cerpen.
Latar di dalam sebuah karya sastra merupakan tempat pristiwa sebuah cerita
berlangsung. Latar dapat juga dpat diartikan sebagai waktu atau masa
berlangsungnya suatu pristiwa karena latar itu sekaligus merupakan lingkungan
yang dapat berfungsi sebaagai metonomia atau metafora untuk mengekspresikan
para tokoh.
Latar berkaitan langsung dengan tempat-tempat yang berhubungan dengan
cerita, latar dalam cerita biasa merukan tempat yang memang benar-benar ada di
dunia nyata, hal tersebut bisa saja merupakan kritik pengarang terhadap tradisi di
lingkungan tersebut. Selain itu Stanton dalam Nurgiyantoro mengelompokkan
latar bersama dengan tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita) sebab ketiga hal
inilah yang akan dihadapi dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual jika
membaca cerita fiksi.
d. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan gaya seorang pengarang dalam bercerita di dalam
karyanya. Pengarang memiliki kekuasaan untuk memilih apakah ia terlibat secara
langsung dengan karyanya atau ia hanya bercerita di luar cerita yang ia bangun.
Jacob Sumardjo dalam Rampan, memberikan perincian mengenai sudut pandang
ini,
1) Omniscient point of view, yaitu sudut pandang yang berkuasa.
Dengan sudut pandangan ini, pengarang seakan Tuhan atau Dewa, karena
pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia bisa menciptakan apa saja
18
pada tokohnya, pikiran, perasaan, jalan pikiran, sikap hidup, pandangan hidup
tokohnya, dan sebagainya. Ia bisa bicara secara langsung kepada pembacanya.
2) Objective point of view, yaitu pengarang menyuguhkan cerita tanpa
komentar, seperti pada omniscient of view.
Penyuguhan itu seperti pementasan tonil. Pengarang tidak masuk dalam
pikiran para pelaku. Walaupun kedua sudut pandang ini hampir sama, tetapi pada
dasarnya kenyataan yang dihadapi manusia dalam realitas keseharian orang yang
satu hanya bisa melihat atau menikmati apa yang diperbuat oang lain. Dengan
melihat itu, pengarang menilai tokoh dari sudut kejiwaan, kepribadian, jalan
pikiran, perasaan, dan sebagainya. Motif tindakan pelaku dinilai dari perbuatan
itu dan pembaca menafsirkan seluruh paparan pengarang.
3) Point of view orang pertama, yaitu menggunakan sudut pandang “aku” atau
“saya”.
Teknik ini dapat akrab sekali, karena pembaca diajak ke pusat kejadian, ke
asal peristiwa, untuk ikut serta melihat dan merasakan apa yang terjadi. Dengan
teknik ini, pengarang harus hati-hati agar tidak terjadi pencampuran antara
pandangan pribadi pengarang dengan tokohnya. Pengarang harus mengadakan
penelitian dan observasi yang matang agar tidak terjadi kerancuan antara dirinya
sebagai pengarang dan “aku” atau “saya” yang merupakan tokoh cerpen.
4) Point of view peninjau. Teknik ini digunakan pengarang dengan memilih
salah satu tokoh untuk memaparkan cerita.
Seluruh kejadian yang muncul dalam jalinan cerita didapatkan dari tokoh.
Tokoh dapat memaparkan semua yang dirasa, dilihat, dipikirkan, dihayati,
ataupun pengalaman seseorang. Biasanya segala sesuatu yang menyangkut
pengalaman pribadi tokoh dapat diutarakan secara langsung, tetapi tokoh utama
hanya melaporkan saja tokoh-tokoh lainnya.
C. Hakikat Media Audio Visual
Audio visual merupakan media yang mudah untuk menyampaikan informasi,
karena di dalamnya informasi dapat disampaikan melalui gambar dan suara. Hal
tersebut senada dengan pendapat Hills dalam Ishak, bahwa media audio visual
19
adalah suatu representasi (penyajian realitas, terutama melalui pengindraan
penglihatan dan pendengaran) yang bertujuan untuk mempertunjukkan
pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada peserta didik.14
Media
audio visual merupakan satu media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh
guru secara visual dan audio (suara dan gambar). Contoh penerapan media audio
visual adalah video peristiwa.
Selain itu, video juga merupakan salah satu media yang memungkinkan
sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial.
Program video dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran karena kemampuan
video dalam menvisualisasikan materi secara efektif.15
Video rekaman disajikan
dengan pengendalian komputer kepada penonton (peserta didik) yang tidak hanya
mendengar dan melihat video dan suara tetapi juga memberikan respons yang
aktif, dan respons itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian.
Peralatan yang diperlukan antara lain komputer, rekaman video dan LCD
Projektor.16
1. Keuntungan Video
Keuntungan dari video antara lain:
a. Ukuran tampilan video sangat fleksibel;
b. Video dapat diatur sesuai dengan kebutuhan;
c. Video merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan lugas
karena dapat disampaikan kehadapan peserta didik secara langsung;
2. Kelemahan Video
Kelemahan dari video antara lain:
a. Tidak dapat menampilkan objek dengan ukuran yang sebenarnya;
b. Gambar yang diproyeksikan oleh video umumnya berbentuk dua dimensi;
c. Pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan
penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya;
14
Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2015), h. 84. 15
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), h. 88. 16
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 36.
20
d. Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang
ada di dalamnya.17
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Fadillah Tussa’adah,
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-Universitas Islam
Negeri Jakarta tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio
Visual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi pada Siswa SMP
Negeri 3 Cikarang Selatan-Bekasi Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hal yang sama
antara penelitian penulis dengan penelitian Fadillah Tussa’adah sama-sama ingin
mengetahui apakah ada pengaruh media audio visul pada menulis karangan, jika
kelompok eksperimen diberikan treatment tertentu, terdapat perbedaan antara
penulis dan peneliti, jika penelitian FadillahTussa’adah dilakukan pada karangan
eksposisi, sedangkan penelitian penulis pada karangan narasi.18
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Tian
Fatmanuraini, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Penggunaan
Media Kartun Terhadap Keterampilan Menulis Opini pada Siswa Kelas IX SMP
Negeri 2 Tangerang”. Persamaan antara penelitian penulis dengan penelitian Tian
Fatmanuraini terdapat pada penggunaan metode eksperimen. Sedangkan yang
menjadi pembeda penelitian Tian Fatmanuraini menggunakan media visual
(kartun), sedangkan penelitian penulis menggunakan media audio visual (video
peristiwa).19
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Ade
Kulsumawati, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Penggunaan
17
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), h. 90. 18
Fadillah Tussa’adah, Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi Pada Siswa Smp Negeri 3 Cikarang Selatan-Bekasi
Tahun Pelajaran 2011/2012, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2012). 19
Tian Fatmanuraini, Pengaruh Penggunaan Media Kartun Terhadap Keterampilan
Menulis Opini Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tangerang, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2012).
21
Media Audio Visual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Peserta
Didik Kelas V MIN 6 Jagakarsa Jakarta Selatan”. Persamaannya antara penelitian
penulis dengan penelitian Ade Kulsumawati terletak pada sama-sama ingin
mengetahui apakah ada pengaruh media audio visual pada kemampuan menulis,
jika kelompok eksperimen diberikan treatment tertentu, sedangkan yang menjadi
pembeda adalah pada penelitian Ade Kulsumawati dilakukan karangan narasi
yang lebih luas dan pada tingkat MIN, sedangkan penelitian penulis fokus pada
penulisan cerpen dan pada tingkat pendidikan Madrasah Aliyah tahun pelajaran
2017/2018.20
E. Kerangka Berpikir
Penulis mengemukakan hubungan antara variabel independen (yang
memengaruhi) dan dependen (dipengaruhi) yang bersifat sebab pengaruh. Dari
judul skripsi “Pengaruh Media Audio Visual (Video Peristiwa) terhadap
Keterampilan Menulis Cerpen pada Peserta Didik Kelas XI IIS 1 dan 2 Madrasah
Aliyah Pembangunan Tahun Pelajaran 2017/2018”. Berdasarkan pemaparan
tersebut dapat diketahui bahwa yang menjadi variabel independen (yang
memengaruhi) dalam kemampuan menulis cerpen, yaitu media audio visual
(video peristiwa kebakaran).
Dengan media audio visual dapat melatih keseimbangan antara penglihatan
dan pendengaran peserta didik dalam waktu yang bersamaan, sehingga
kemungkinan dapat memengaruhi hasil belajar menulis cerpen. Untuk itu, yang
menjadi variabel dependen (yang dipengaruhi), yaitu hasil belajar menulis cerpen.
Penelitian dalam skripsi berkenaan dengan variabel independen dan dependen,
maka berdasarkan kerangka teori di atas disusun kerangka pikir sebagai acuan
penelitian adalah terhadap pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar
menulis cerpen peserta didik kelas XI IIS 1 dan 2 ajaran 2017/2018 Madrasah
Aliyah Pembangunan Jakarta.
20
Ade Kulsumawati, Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Peserta didik Kelas V Min 6 Jagakarsa Jakarta Selatan, (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2014)
22
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh media audiovisual (video peristiwa) terhadap hasil
belajar menulis cerpen pada peserta didik kelas XI IIS 1 dan 2 Tahun
Pelajaran 2017/2018 Madrasah Aliyah Pembangungan Jakarta.
H1 : Terdapat pengaruh media audiovisual (video peristiwa) terhadap hasil belajar
menulis cerpen pada peserta didik kelas XI IIS 1 dan 2 Tahun Pelajaran
2017/2018 Madrasah Aliyah Pembangungan Jakarta.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Pembangunan Jakarta yang
beralamat di Jln. Ibnu Taimia IV, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan,
Banten, di kelas XI IIS 1 dan 2 semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif
didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan
dikaji secara kuantitatif.1 Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan
sistematis.2 Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi-Experimental Design
dengan bentuk nonequivalent control group design. Keuntungan desain
nonequivalent control group design ini adalah bahwa kelas-kelas yang digunakan
sebagaimana adanya, pengaruh yang mungkin dari penyelenggaraan relaktif dapat
dikurangi. 3
Penelitian ini menggunakan dua kelompok yakni kelompok kontrol dengan
diberikan perlakuan menggunakan media visual dan kelompok eksperimen dengan
diberikan perlakuan menggunakan media audio visual. Desain penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.1 di bawah ini.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012) h. 53.
2 Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung:Penerbit Alfabeta, 2013), h. 13.
3 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 102.
24
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Kontrol 01 X1 02
Eksperimen 01 X2 02
Keterangan:
01 : Pretest yang diberikan, sebelum diberikan perlakuan proses pembelajaran
kedua kelompok (Media Visual dan Audio Visual)
02 : Posttest yang diberikan, setelah diberikan perlakuan proses pembelajaran
kedua kelompok (Media Visual dan Audio Visual)
X1 : Perlakuan pada kelompok kontrol (Media Visual)
X2 : Perlakuan pada kelompok eksperimen (Media Audio Visual)
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel penelitian yakni variabel yang mempengaruhi
(variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi (variabel terikat). Adapun variabel
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (Variabel X) yakni Media pembelajaran Visual dan Audio Visual
2. Variabel terikat (Variabel Y) yakni Keterampilan Menulis Cerpen.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.
4 Sugiono, op.cit., h. 117.
25
2. Sampel
Sampel ini diambil menggunakan teknik purposive sampling, penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan peneliti adalah rekomendasi dari guru
bahasa Indonesia kelas XI IIS 1 dan 2 di Madrasah Aliyah Pembangunan Jakarta
tahun ajaran 2017/2018 yang diarahkan untuk menulis cerpen.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes menulis cerpen yang
berfungsi sebagai pedoman kemampuan menulis cerpen pada peserta didik pada
kesan pertama dan kemampuan menulis cerpen akhir peserta didik pada siswa kelas
XI IIS 1 dan 2 Madrasah Aliyah Pembangunan Jakarta. Tes ini berupa membuat
cerpen yang dikerjakan oleh siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Adapun penilaian cerpen ini berdasarkan pada aspek-aspek seperti ketepatan tema
isi, pemilihan diksi, penggunaan ejaan yang benar, dan kelengkapan unsur intrinsik.
Berikut ini adalah format peniaian yang digunakan peneliti.
Tabel 3.2 Format Penilaian
No. Aspek yang dinilai Skor maksimal
1 Kelengkapan aspek formal
cerpen 25
2 Kelengkapan Unsur Intrinsik 25
3 Keterpaduan Unsur/Struktur
Cerpen 25
4 Kesesuaian Penggunaan
Bahasa Cerpen 25
Jumlah 100
26
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian
Aspek
Kriteria dan Skor
25 20 15 10
Kelengkapan
aspek formal
cerpen
1. Memuat judul
2. Memuat nama
pengarang
3. Memuat dialog
4. Memuat narasi
Hanya
memuat tiga
subaspek
Hanya
memuat dua
subaspek
Hanya
memuat satu
subaspek
Kelengkapan
Unsur
Intrinsik
1.Memuat Plot,
Tokoh, dan Latar
2. Memuat Sudut
Pandang dan
Simbolisme
3. Pengembangan
Tema yang relevan
dengan judul
Memuat tiga
subaspek
namun tidak
lengkap
(Misal,
hanya
memuat
tokoh dan
plot tanpa
latar)
Hanya
memuat dua
subaspek
Hanya
memuat satu
subaspek
Keterpaduan
Unsur/Struktur
Cerpen
1. Plot (kelogisan,
rasa ingin tahu,
kejutan, dan
keutuhan) dan
keutuhan (awal,
tengah, dan akhir)
2. Dimensi Tokoh
(Fisiologi, Psikologi,
dan Sosiologi)
3. Dimensi Latar
(Tempat, Waktu, dan
Sosial)
Memuat tiga
subaspek
namun tidak
lengkap
Hanya
memuat dua
subaspek
Hanya
memuat satu
subaspek
Kesesuaian
Penggunaan
Bahasa
Cerpen
1. Menggunakan
kaidah EYD yang
baik
2. Kekonsistenan
penulisan
3. Ragam bahasa
yang digunakan
dalam dimensi tokoh
dan dimensi latar
Memuat tiga
subaspek
namun tidak
lengkap
Hanya
memuat dua
subaspek
Hanya
memuat satu
subaspek
27
Berdasarkan pedoman penilaian di atas, guru dapat mengetahui kemampuan
menulis cerpen peserta didik berhasil mencapai kategori sangat baik, baik, cukup
baik, atau kurang baik.
Tabel 3.4 Penilaian Keterampilan Menulis Cerpen
No. Kategori Rentang Skor
1 Sangat Baik 76-100
2 Baik 51-75
3 Kurang Baik 26-50
4 Tidak Baik 1-25
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian itu mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang ditetapkan untuk itu, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.5 Tes yang digunakan adalah essai, dengan tes
essai diharapkan peserta didik mampu mengeksplor kemampuannya dalam menulis.
Tes bentuk esai tersebut dilakukan sebelum dan sesudah menerima perlakuan atau
eksperimen, baik di kelas kontrol maupun kelas ekperimen.
2. Pengamatan
Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa,
kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan
5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013) hlm. 193.
28
yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya.6
Dalam hal ini pengamatan dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkah laku saat
tidak diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan media. Pengamatan
dilakukan saat uji pretest dan posttes sedang berlangsung, baik di kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Di kelas eksperimen,
G. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 dan 9 Mei, dan
difokuskan pada peserta didik kelas XI IIS 1 dan 2 Madrasah Aliyah Pembangunan
Jakarta dengan memberikan pelajaran tentang kemampuan menulis cerpen dengan
media audio visual (video peristiwa kebakaran). Sebelum memulai penelitian
dipastikan kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan setara, tidak
diberitahukan apapun untuk memperkecil pengaruh lain selain perlakuan. Adapun
langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan Pretest untuk mengetahui kemampuan sampel sebelum diberi
perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol;
2. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran menulis cerpen dengan media audio
visual (video peristiwa kebakaran) pada kelas eksperimen dan media foto
peristiwa kebakaran pada kelas kontrol;
3. Mengadakan posttest untuk mengetahui perkembangan kemampuan menulis
cerpen sesudah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik untuk
menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. Uji
prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
6Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011) h. 84.
29
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dan
Shapiro Wilk yang dilakukan dengan kaidah Asymp Sig atau nilai P.Proses
perhitungan normalitas ini menggunakan bantuan software SPSS versi 22 untuk
mengetahui sebaran data terdistribusi normal atau tidak. Sebuah syarat data
berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil penghitungan
lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig. (2-tailed) >0.05). Jika nilai signifikansi yang
diperoleh dari hasil penghitungan lebih kecil dari tingkat alpha 5% (sig. (2-tailed) <
0.05), maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen
atau tidak (heterogen) yaitu dengan cara membandingkan kedua variansnya.
Pengujian homogenitas peneliti menggunakan software SPSS 22 dengan Test of
Homogenity of Variance. Dengan ketentuan jika nilai signifikansi hitung lebih besar
dari taraf signifikansi 0,05 (5%) maka skor hasil tes tersebut tidak memiliki
perbedaan varian atau homogen.
2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, kemudian dilakukan uji
hipotesis. Berikut ini distribusi dan kehomogenan varians dari data hasil penelitian
serta uji hipotesis yang digunakannya:
a. Data berdistribusi normal dan homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis menggunakan
statistik parametrik yaitu uji t dengan persamaan sebagai berikut:7
√
7 Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung: Tarsito,2005), h. 239.
30
Dengan Sgab=√( )
( )
Keterangan:
= Rata-rata data kelas eksperimen
= Rata-rata data kelas kontrol
S = Nilai deviasi standar gabungan
S12 = Varians data kelas eksperimen
S22 = Varians data kelas kontrol
n1 = Jumlah anggota kelas eksperimen
n2 = Jumlah anggota kelas kontrol
Hasil perhitungan thitung dibandingakan dengan ttabel dengan taraf signifikan 0,05.
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut :
1) Jika thitung > ttabel , maka tolak H0 dan H1 diterima
2) Jika thitung < ttabel , maka terima H0 dan H1 ditolak
b. Data berdistribusi normal dan heterogen
Untuk data berdistribusi normal dan tidak homogen, pengujian hipotesis
menggunakan uji t’ dengan persamaan sebagai berikut:8
√(
) (
)
Keterangan:
= Nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
= Nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol
= Varians data kelompok eksperimen
= Varians data kelompok kontrol
8Ibid.,h. 241.
31
n1 = Jumlah siswa pada kelompok eksperimen
n2 = Jumlah siswa pada kelompok kontrol
Kriteria pengujiannya :
1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
2) Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak
c. Data tidak berdistribusi normal
Untuk data tidak berdistribusi normal, pengujian menggunakan uji Mann-
Whitney.Uji Mann-Whitney (U) adalah uji non-parametrik yang tergolong kuat
sebagai pengganti uji-t.9 Pada uji ini asumsi normalitas dan homogenitas tidak
diperlukan. Uji Mann-Whitney dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:10
1) Merumuskan hipotesis statistik
H0 : µ1>µ2
H0 : µ1<µ2
2) Menetapkan U kritis
Misalkan α = 0,05 dengan n1 = 8 dan n2 = 5, diperoleh U(0,05)(8:5)= 8 (lihat daftar J)
3) Menentukan nilai statistik Mann-Whitney (U) dengan langkah-langkah:
a) Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya
b) Menjumlahkan urutan masing-masing sampel
c) Menghitung statistik U melalui dua rumus:
Pertama, U = ( )
Kedua, U = ( )
4) Membuat kesimpulan
a) Jika U < Utabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Jika U > Utabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
9Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna,2010),
h.273. 10
Ibid., h. 273.
32
I. Hipotesis Statistik
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikiran di atas dapat dirumuskan
hipotesis statistik yang digunakan yaitu:
H0: =
H1:
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat pengaruh media audio visual terhadap keterampilan
menulis cerpen pada peserta didik kelas XI IIS 1 dan 2 di Madrasah
Aliyah Pembangunan Jakarta tahun pelajaran 2017/2018.
H1 : Terdapat pengaruh media audio visual terhadap keterampilan menulis
pada peserta didik kelas XI IIS 1 dan 2 di Madrasah Aliyah
Pembangunan Jakarta tahun pelajaran 2017/2018
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahapan Kegiatan Penelitian Pengaruh Media Pembelajaran
Penelitian mengenai pengaruh media audio visual terhadap keterampilan
menulis pada peserta didik kelas XI IIS 1 dan 2 tahun ajaran 2017/2018 yang
bertempat di Madrasah Aliyah Pembangunan melalui tahapan-tahapan,
diantaranya: Tahap pertama melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan,
diantaranya adalah melakukan identifikasi masalah berkaitan dengan kompetensi
dasar dan menetapkan kebutuhan peserta didik berkenaan dengan kemampuan
menulis cerpen.
Sedangkan tahap kedua mencari dan mengkaji sumber rujukan yang relevan,
diantaranya adalah mencari dan mengkaji sumber-sumber rujukan berkaitan
dengan media pembelajaran yang akan diterapkan. Dan tahap ketiga menyiapkan
media pembelajaran, diantaranya adalah menyusun RPP, menyiapkan media
pembelajaran, menyusun instrumen penilaian. Kemudian pada tahap keempat
menerapkan media, diantaranya adalah melakukan konsultasi dengan guru bidang
studi, menerapkan media pembelajaran, mengamati dan menganalisis. Terakhir
pada tahap kelima menyimpulkan hasil penelitian, diantaranya menyimpulkan
hasil penerapan media pembelajaran dan menyimpulkan kelebihan dan
kekurangan media pembelajaran.
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Karangan Cerpen dengan Media
Video Peristiwa
Media video peristiwa diterapkan di kelas XI IIS 1 Madrasah Aliyah
pembangunan UIN Jakarta dengan menerapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran pada Kompetensi Inti ke 4 dengan Kompetensi Dasar 4.2 dan
Indikator sebagai berikut. Kompetensi Inti: Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Sedangkan kompetensi
34
dasar: Memproduksi cerita pendek yang koheren sesuai dengan karakteristik teks
yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
C. Panduan Prosedur Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh media audio visual (video peristiwa) terhadap
keterampilan menulis cerpen dirancang dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan
pertama digunakan untuk pretest dan pertemuan kedua untuk posttest. Setiap kali
pertemuan, tatap muka berlangsung selama 2x45 menit.
Pada penelitian ini yang menjadi subjek adalah peserta didik kelas XI
Madrasah Aliyah Pembangunan yang berjumlah 118 peserta didik. Sampel yang
diambil dari 118 peserta didik sebanyak 50 peserta didik, yaitu kelas XI IIS 1
sebagai kelas eksperimen sejumlah 25 peserta didik dan kelas XI IIS 2 sebagai
kelas kontrol berjumlah 25 peserta didik.
Sebelum memulai proses pembelajaran tentang menulis cerpen melalui media
video peristiwa kebakaran dan foto peristiwa kebakaran. Peneliti terlebih dahulu
mempersiapkan kebutuhan saat proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar
proses pembelajaran berlangsung dengan lancar. Sebelum proses pembelajaran,
peneliti memberikan pretest kepada peserta didik. Pretest dilakukan untuk
mengukur kemampuan awal peserta didik dalam membuat cerpen. Setelah
mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam menulis cerpen, maka
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam penelitian ini dilanjutkan dengan
mengadakan posttest yang sudah diberi perlakuan berupa media video peristiwa
kebakaran pada kelas eksperimen dan diberi perlakuan media foto peristiwa pada
kelas kontrol kebakaran.
Kemampuan yang dimiliki oleh ke-50 peserta didik berbeda-beda. Beberapa
ada yang aktif, namun ada yang pasif pada saat mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam menulis cerpen media video peristiwa kebakaran untuk kelas
eksperimen dan foto peristiwa kebakaran untuk kelas kontrol. Jika dilihat dari
tingkat kecerdasan pesersa didik bervariasi, ada yang tinggi, sedang dan rendah.
Oleh karena itu, hasil tes kemampuan menulis cerpen yang diperoleh bervariasi.
35
1. Panduan Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Cerpen dengan
Media Video Peristiwa.
Panduan prosedur pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan di kelas XI IIS 1
sebagai kelas eksperimen yang diuraikan sebagai berikut:
a. Sebelum Pembelajaran dengan Media Video Peristiwa
Prapembelajaran dilaksanakan pada tanggal 23 dan 34 April 2018 di Madrasah
Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Sebelum memulai proses pembelajaran
tentang menulis cerpen dengan media audio visual (video peristiwa), peneliti
terlebih dahulu mempersiapkan keperluan saat proses pembelajaran berlangsung.
Gambaran perencanaan prapembelajaran media pembelajaran yang akan
dilaksanakan adalah:
1) Menyusun RPP Bahasa Indonesia untuk materi menulis cerpen.
2) Menyiapkan materi pembelajaran menulis cerpen.
Untuk kelas Kontrol disiapkan media berupa slide foto peristiwa kebakaran
yang berjumlah lima foto.
Untuk kelas Eksperimen disiapkan video peristiwa kebakaran yang terjadi di
Bali, diambil dari kanal Youtube: Berita Tipi dengan alamat link:
[https://www.youtube.com/watch?v=oO4fdmnfcxQ]
dengan durasi 8:52, pemilihan video dengan tema peristiwa kebakaran,
diharapkan peserta didik mampu menciptakan karya yang dramatis.
3) Menyiapkan media pembelajaran menulis cerpen.
4) Menyiapkaninstrumen penilaian menulis cerpen untuk peserta didik.
5) Menyiapkan absensi kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen.
b. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Video Peristiwa
Setelah semua keperluan untuk proses pembelajaran telah disiapkan, peneliti
melakukan proses pembelajaran tentang menulis cerpen dengan menggunakan
media audio visual (video peristiwa kebakaran). Pelakasaan pembelajaran dibagi
dua tahapan, yaitu tahap pretest dan tahap posttest. Gambaran pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan adalah:
1) Tahap Pretest
36
a) Peneliti mengkondisikan peserta didik untuk siap dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM), seperti mengucapkan salam, berdoa, menyapa, dan
mengecek kehadiran peserta didik.
b) Peserta didik kemudian ditanya mengenai pengetahuannya seputar cerpen
berdasarkan teknik penyampaian mereka.
c) Peneliti meminta peserta didik untuk menjelaskan tentang cerpen.
d) Peneliti memberikan pretest menulis cerpen kepada peserta didik dan
meminta mereka mengerjakannya secara individu.
e) Peneliti menyampaikan rencana materi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
2) Tahap posttest
a) Peneliti mengkondisikan peserta didik untuk siap dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM), seperti mengucapkan salam, berdoa, menyapa, dan
mengecek kehadiran peserta didik.
b) Peserta didik kemudian ditanya mengenai pengetahuannya seputar cerpen
berdasarkan teknik penyampaian mereka.
c) Peneliti meminta peserta didik untuk menjelaskan tentang cerpen.
d) Peneliti menyampaikan materi pembelajaran mengenai cerpen
e) Peserta didik diberikan perlakuan berupa video peristiwa dengan tema
kebakaran.
f) Peserta didik diberikan kesempatan bertanya atau mengungkapkan sesuatu
yang sesuai dengan proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
g) Peneliti memberikan posttest menulis cerpen kepada peserta didik dan
meminta untuk mengerjakannya secara individu.
Setelah mengetahui hasil pretest, hasil tersebut kemudian dianalisis untuk
mengetahui kemampuan peserta didik dalam membuat cerpen. Barulah setelah
mendapatkan data, peneliti mengadakan posttest kepada peserta didik yang
sebelumnya diberikan perlakuan terlebih dulu dengan media audio visual (video
peristiwa kebakaran) pada proses pembelajaran tentang menulis cerpen. Hasil
posttest tersebut dianalisis untuk mengetahui keterampilan peserta didik dalam
37
membuat cerpen setelah diberi perlakuan media audio visual (video peristiwa
kebakaran).
2. Panduan Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Cerpen dengan
Media Foto Peristiwa
Panduan prosedur pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan di kelas XI IIS 2
sebagai kelas kontrol yang secara lengkap diuraikan sebagai berikut:
a. Prapembelajaran dengan Media Foto Peristiwa
Sebelum pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 April 2018 di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Sebelum memulai proses
pembelajaran menulis cerpen dengan media foto peristiwa, terlebih dahulu
peneliti mempersiapkan kebutuhan proses pembelajaran.
Gambaran perencanaan prapembelajaran media pembelajaran yang akan
dilaksanakan adalah:
1) Menyusun RPP Bahasa Indonesia untuk materi menulis cerpen.
2) Menyiapkan materi pembelajaran menulis cerpen.
3) Menyiapkan media pembelajaran menulis cerpen.
4) Menyiapkan instrumen penilaian menulis cerpen peserta didik.
5) Menyiapkan absensi kelas XI IIS 2 sebagai kelas kontrol.
b. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Foto Peristiwa Kebakaran
Setelah mempersiapkan kebutuhan untuk proses pembelajaran, barulah
peneliti melaksanakan proses pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis
cerpen dengan menggunakan media foto peristiwa kebakaran. Pelakasaan
pembelajaran dibagi dua tahapan proses, yaitu tahap pretest dan tahap posttest.
Gambaran pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan adalah:
1) Tahap pretest
a) Peneliti mengkondisikan peserta didik untuk siap dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM), seperti mengucapkan salam, berdoa, menyapa, dan
mengecek kehadiran peserta didik.
b) Peserta didik ditanya mengenai pengetahuannya tentang cerpen berdasarkan
38
teknik penyampaianisinya.
c) Peneliti meminta peserta didik untuk menjelaskan tentang cerpen.
d) Peneliti memberikan pretest menulis cerpen dan memintan mereka untuk
mengerjakan secara individu.
e) Peserta didik diberikan kesempatan bertanya atau mengungkapkan ketika
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
f) Peneliti menyampaikan rencana materi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
2) Tahap Posttest
a) Peneliti mengkondisikan peserta didik untuk siap dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM), seperti mengucapkan salam, berdoa, menyapa, dan
mengecek kehadiran peserta didik.
b) Peserta didik ditanya mengenai pengetahuannya tentang cerpen berdasarkan
teknik penyampaian isinya.
c) Peneliti meminta peserta didik untuk menjelaskan tentang cerpen.
d) Peneliti mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan materi yang akan
disampaikan.
e) Peneliti menyampaikan materi pembelajaran mengenai cerpen.
f) Peserta didik diberikan perlakuan berupa foto peristiwa dengan tema
kebakaran.
g) Peserta didik diberikan kesempatan bertanya atau mengungkapkan ketika
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
h) Peneliti memberikan posttest menulis cerpen kepada masing-masing peserta
didik dan memintanya untuk mengerjakannya secara individu.
i) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
mengakhiri proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
Setelah mengetahui hasil pretest, hasil tersebut dianalisis untukmengetahui
kemampuan awal peserta didik dalam membuat cerpen. Barulah peneliti
mengadakan posttest kepada peserta didik yang sebelumnya diberikan perlakuan
terlebih dulu dengan media foto peristiwa kebakaran dalam proses pembelajaran
39
menulis cerpen. Setelah mendapatkan hasil posttest, kemudian dianalisis untuk
mengetahui kemampuan peserta didik membuat cerpen setelah diberi perlakuan
media foto peristiwa kebakaran.
D. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh di dalam kelas, kemudian diolah untuk mengetahui
penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen
berjumlah 25 peserta didik dan kelas XI IIS 2 sebagai kelas kontrol berjumlah 25
peserta didik. Data yang terkumpul adalah nilai pretest dan posttest.
Kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa media video peristiwa
kebakaran, sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan media foto peristiwa
kebakaran. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda selama proses pembelajaran
Bahasa Indonesia, kemudian pada akhir penelitian kedua kelas diberikan posttest.
Data tersebut dianalisis untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis
cerpen sesudah diberi perlakuan berupa media video peristiwa kebakaran pada
kelas eksperimen dan pada kelas kontrol diberi perlakuan media foto peristiwa
kebakaran.
1. Deskripsi hasil pretest dan posttest keterampilan menulis cerpen kelas kontrol.
Pretest dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2018. Pada awal pembelajaran guru
menyampaikan kompetensi inti dan Kompetensi Dasar. Guru mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik berkaitan dengan menulis cerpen untuk mengetahui pengetahuan
awal yang dimiliki peserta didik. Selanjutnya guru melakukan pretest kepada peserta
didik dengan memberikan tugas berupa menulis cerpen. Hasil data nilai pretest peserta
didik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1
Data Hasil Pretest Menulis Cerpen Kelas Kontrol (XI IIS 2)
`No. Inisial Nama Aspek Penilaian Jumlah
40
I II III IV
1 AR 10 15 20 25
70
2 AD 10 10 10 10
40
3 AF 15 10 10 10
45
4 ADM 15 15 15 10
55
5 ANZA 10 10 15 10
55
6 GRNP 15 15 10 10
50
7 HZF 20 20 10 10
60
8 KRA 15 10 15 15 55
9 LFA 10 10 10 10
40
10 MR 15 10 10 10
45
11 MNA 15 10 15 15
55
12 MR 10 10 10 10
40
13 MRB 10 10 15 15
50
14 MZA 10 10 10 15
45
15 NAS 10 15 10 10
45
16 NAZ 20 20 10 10
60
17 NA 15 20 20 10
65
18 NA 20 10 15 15
60
19 RIM 10 10 10 10
40
41
20 RBP 10 10 10 10
40
21 RA 10 15 15 10
50
22 SRRB 25 20 15 10
70
23 SA 15 10 15 15
55
24 SF 10 10 10 15
45
25 TBS 10 10 10 10
40
Dari nilai pretest yang dicapai oleh peserta didik kemudian peneliti urutkan
mulai dari nilai terendah sampai tertinggi. Adapun urutan data nilai peserta didik
dari yang terendah sampai tertinggi sebagai berikut:
Tabel 4.2
Urutan Nilai Pretest Terendah Sampai Tertinggi Peserta didik Kelas
Kontrol (XI IIS 2)
40 40 40 40 40
40 45 45 45 45
45 50 50 50 55
55 55 55 55 60
60 60 65 70 70
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai pretest terendah kelas
kontrol adalah 40 sebanyak 6 orang dan nilai paling tinggi adalah 70 sebanyak 2
orang. Banyaknya kelas interval 6, panjang kelas 5 dan rerata 51. Distribusi
frekuensi nilai pretest keterampilan menulis cerpen pada kelas kontrol dapat
disajikan dalam bentuk grafik histogram berikut ini:
42
Gambar 4.2 Grafik Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
Selanjutnya dilakukan posttest di kelas kontrol pada tanggal 7 Mei 2018. Pada
awal pembelajaran guru memberikan beberapa contoh cerpen dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai cerpen. Selanjutnya
guru memberikan penjelasan mengenai cerpen, lalu guru materi tentang menulis
cerpen dimulai dari pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur intrinsik, hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menulis cerpen, dan langkah-langkah membuat
cerpen. Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan
menulis cerpen untuk mengetahui pengetahuan peserta didik.
Setelah selesai peserta didik dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti. Ada beberapa peserta didik yang bertanya mengenai perbedaan
cerpen dengan karya tulis lainnya. Selanjutnya guru memberikan posttest kepada
peserta didik dengan memberikan tugas berupa menulis cerpen. Saat kegiatan
menulis terlihat beberapa peserta didik masih enggan dan bingung untuk
menuangkan idenya. Terlihat pula beberapa peserta didik berdiskusi dengan
temannya. Dari hasil data nilai posttest peserta didik dapat dilihat pada tabel
berikut.
0
2
4
6
8
10
12
40-45 46-51 52-57 58-63 64-69 70-75
43
Tabel 4.3
Data Hasil Posttest Menulis Cerpen Kelas Kontrol (XI IIS 2)
No. Inisial Nama
Aspek Penilaian
Jumlah
I II III IV
1 AR 20 25 20 15 80
2 AD 15 15 15 10 55
3 AF 15 10 10 10 45
4 ADM 20 15 15 10 60
5 ANZA 15 20 15 10 60
6 GRNP 25 20 10 15 70
7 HZF 10 15 10 15 50
8 KRA 20 25 15 20 80
9 LFA 10 15 15 15 55
10 MR 15 10 15 15 55
11 MNA 15 15 15 10 55
12 MR 15 25 10 20 70
13 MRB 20 10 15 15 60
14 MZA 20 15 15 15 65
15 NAS 25 20 10 15 70
16 NAZ 10 10 15 15 50
44
17 NA 20 15 25 20 80
18 NA 15 15 15 20 65
19 RIM 10 15 15 20 60
20 RBP 15 15 10 15 55
21 RA 10 15 15 15 55
22 SRRB 20 25 15 15 75
23 SA 10 15 15 15 55
24 SF 15 10 20 15 60
25 TBS 15 15 10 15 55
Berdasarkan nilai posttest yang diperoleh peserta didik kemudian peneliti
mengurutkan mulai dari nilai terendah sampai tertinggi. Adapun urutan data nilai
peserta didik dari yang terendah sampai tertinggi sebagai berikut:
Tabel 4.4
Urutan Nilai Posttest Terendah Sampai Tertinggi Peserta didik Kelas
Kontrol (XI IIS 2)
45 50 50 55 55
55 55 55 55 55
55 60 60 60 60
60 65 65 70 70
70 75 80 80 80
Sesuai dengan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai posttes terendah kelas
kontrol adalah 45 sebanyak 1 orang dan nilai paling tinggi adalah 80 sebanyak 3
orang. Banyaknya kelas interval 6, panjang kelas 6 dan rerata 61,6. Distribusi
45
frekuensi nilai posttest keterampilan menulis cerpen pada kelas kontrol dapat
disajikan dalam bentuk grafik histogram berikut ini:
Gambar 4.3 Grafik Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
2. Deskripsi hasil pretest dan posttest keterampilan menulis cerpen kelas
eksperimen.
Pretest dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2018. Pada awal pembelajaran guru
menyampaikan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Guru mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan menulis cerpen untuk
mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik. Selanjutnya guru
memberikan pretest kepada peserta didik dengan memberikan tugas berupa
menulis cerpen. Dari hasil data nilai pretest peserta didik dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.5
Data Hasil Pretest Menulis Cerpen Kelas Eksperimen (XI IIS 1)
No. Inisial Nama
Aspek Penilaian
Jumlah
I II III IV
1 ALI 15 15 25 20 75
0
2
4
6
8
10
12
45-51 52-58 59-65 66-72 73-79 80-86
46
2 AZ 10 15 10 10 45
3 ANR 10 10 10 10 40
4 AFR 10 10 15 15 50
5 AAI 15 10 25 20 70
6 AED 10 10 10 10 40
7 CR 15 15 15 15 60
8 DCI 25 25 10 10 70
9 DJS 15 15 15 10 55
10 GHN 15 20 15 15 65
11 IRK 20 15 15 15 65
12 JSF 10 15 10 10 45
13 MHG 15 15 10 10 50
14 NMD 10 10 10 10 40
15 NH 15 15 20 15 65
16 PA 10 10 10 10 40
17 RAR 15 15 15 10 55
18 RJR 20 10 15 15 60
19 RAY 15 15 10 15 55
20 SAR 20 15 15 15 65
21 SZN 20 10 20 15 65
47
22 SLT 25 20 15 10 70
23 SAP 15 10 10 10 45
24 YAP 10 10 15 15 50
25 YDS 10 10 10 10 40
Berdasarkan nilai pretest yang diperoleh peserta didik kemudian peneliti
mengurutkan hasil peserta didik mulai dari nilai terendah sampai tertinggi. Adapun
urutan data nilai peserta didik dari yang terendah sampai tertinggi sebagai berikut:
Tabel 4.6
Urutan Nilai Pretest Terendah Sampai Tertinggi Peserta didik Kelas
Eksperimen (XI IIS 1)
40 40 40 40 40
45 45 45 50 50
50 55 55 55 60
60 65 65 65 65
65 70 70 70 75
Sesuai dengan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai pre test terendah kelas
eksperimen adalah 40 sebanyak 5 orang dan nilai paling tinggi adalah 75 sebanyak
1 orang. Banyaknya kelas interval 6, panjang kelas 6 dan rerata 55,2. Distribusi
frekuensi nilai pretest keterampilan menulis cerpen pada kelas eksperimen dapat
disajikan dalam bentuk grafik histogram berikut ini:
48
Gambar 4.4 Grafik Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen.
Posttest di kelas eksperimen pada tanggal 7 Mei 2018. Pada awal pembelajaran
guru menyampaikan materi cerpen dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya mengenai cerpen. Selanjutnya guru memberikan penjelasan
mengenai cerpen dimulaidari pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menulis cerpen, dan langkah-langkah membuat cerpen.
Guru memberikan video peristiwa kebakaran dan memberikan waktu untuk
peserta didik agar fokus memperhatikan video peristiwa. Guru mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan menulis cerpen untuk
mengetahui pengetahuan peserta didik.
Setelah selesai peserta didik dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti. Ada beberapa peserta didik yang bertanya mengenai
perbedaan cerpen dengan jenis tulisan lainnya.Selanjutnya gurumemberikan
posttest kepada peserta didik dengan memberikan tugas berupa menulis cerpen.
Saat kegiatan menulis terlihat beberapa peserta didik masih enggan dan bingung
untuk menuangkan idenya. Terlihat pula beberapa peserta didik berdiskusi dengan
temannya. Hasil data nilai posttest peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81
49
Tabel 4.7
Data Hasil Posttest Menulis Cerpen Kelas Eksperimen (XI IIS 1)
No. Inisial Nama
Aspek Penilaian
Jumlah
I II III IV
1 ALI 25 25 15 10 75
2 AZ 15 15 10 10 50
3 ANR 10 15 15 15 55
4 AFR 25 20 15 15 75
5 AAI 25 15 20 10 70
6 AED 15 25 10 20 70
7 CR 15 15 10 15 55
8 DCI 25 20 10 15 70
9 DJS 20 20 20 20 80
10 GHN 25 20 10 15 70
11 IRK 20 20 20 20 80
12 JSF 20 15 15 25 75
13 MHG 20 10 20 10 60
14 NMD 20 15 25 15 75
15 NH 15 20 25 15 75
16 PA 10 15 25 20 70
17 RAR 25 15 15 20 75
50
18 RJR 20 20 20 20 80
19 RAY 25 15 20 15 75
20 SAR 25 20 20 20 85
21 SZN 20 25 15 15 75
22 SLT 15 15 25 20 75
23 SAP 15 10 25 20 70
24 YAP 15 25 20 15 75
25 YDS 20 15 15 25 75
Setelah mendapat nilai posttest yang diperoleh peserta didik kemudian
peneliti mengurutkan mulai dari nilai terendah sampai tertinggi. Adapun
urutan data nilai peserta didik dari yang terendah sampai tertinggi sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Urutan Nilai Posttest Terendah Sampai Tertinggi Peserta didik Kelas
Eksperimen (XI IIS 1)
50 55 55 60 70
70 70 70 70 70
75 75 75 75 75
75 75 75 75 75
75 80 80 80 85
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai posttest terendah kelas
eksperimen adalah 50 sebanyak 1 orang dan nilai paling tinggi adalah 85 sebanyak
51
1 orang. Banyaknya kelas interval 6, panjang kelas 5 dan rerata 71,6. Distribusi
frekuensi nilai posttest keterampilan menulis cerpen pada kelas eksperimen dapat
disajikan dalam bentuk grafik histogram berikut ini:
Gambar 4.5 Grafik Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Gambar 4.6 Grafik Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
0
2
4
6
8
10
12
50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85
0
10
20
30
40
50
60
70
80
O1 O2 O3 O4
O1 : Pre-test kelompok eksperimen O3 : Pre-test kelompok kontrol
O2 : Post-test kelompok eksperimen O4 : Post-test kelompok kontrol
52
E. Hasil Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka data akan diolah dengan
uji hipotesis menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 22. Namun
sebelumnya, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data,
yaitu dengan uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov
dan Shapiro Wilk yang dilakukan dengan kaidah Asymp Sig atau nilai P. Pada
penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan skor posttest,
baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Proses
perhitungan normalitas ini menggunakan bantuan software SPSS versi 22 untuk
mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Sebuah syarat data
berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil
penghitungan lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig. (2-tailed) > 0.05). Jika nilai
signifikansi yang diperoleh dari hasil penghitungan lebih kecil dari tingkat alpha
5% (sig. (2-tailed) < 0.05), maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
Hasil uji normalitas sebaran data pre test dan post test keterampilan menulis
cerpen dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Skor Kontrol .177 25 .042 .907 25 .026
Eksperimen .165 25 .078 .914 25 .038
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data pretest pada kelas
kontrol memperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,026 dan kelas eksperimen
memperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,038. Hal tersebut menunjukan bahwa data
hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak terdistribusi normal.
53
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Skor Kontrol .204 25 .008 .909 25 .029
Eksperimen .264 25 .000 .833 25 .001
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data posttest pada kelas
kontrol memperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,029 dan kelas eksperimen
memperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,001. Hal tersebut menunjukan bahwa data
hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki
varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap dua data, yaitu
hasil pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen dengan
ketentuan jika nilai signifikansi hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%)
maka skor hasil tes tersebut tidak memiliki perbedaan varian atau homogen.
Pengujian homogenitas peneliti menggunakan software SPSS 22 dengan Test of
Homogenity of Variance. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada
dalam tabel berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.682 1 48 .201
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data pretest pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen memperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,201 maka dapat
54
disimpulkan bahwa data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki
varian yang sama pada saat pretest (homogen).
Tabel 4.12
Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.572 1 48 .216
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data posttest pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen memperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,216 maka dapat
disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki
varian yang sama pada saat posttest (homogen).
2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data tidak
terdistribusi normal dan kedua sampel homogen. Oleh karena itu, pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji nonparamaterik Mann-Whitney
menggunakan bantuan software SPSS 22. Hasil perhitungan uji hipotesis dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 247.000
Wilcoxon W 572.000
Z -1.286
Asymp. Sig. (2-tailed) .198
a. Grouping Variable: Kelas
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) hasil
pretest sebesar 0,198 lebih besar dibandingkan nilai taraf signifikansi sebesar
0,05, sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak.
Artinya tidak terdapat pengaruh antara hasil pretest di kelas kontrol maupun kelas
eksperimen.
55
Tabel 4.14
Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 146.500
Wilcoxon W 471.500
Z -3.272
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Grouping Variable: Kelas
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) hasil
posttest sebesar 0,001 lebih kecil dibandingkan nilai taraf signifikansi sebesar
0,05, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak diterima dan hipotesis alternatif (H1)
diterima. Artinya terdapat pengaruh media audio visual (video peristiwa
kebakaran) terhadap keterampilan menulis cerpen pada peserta didik.
F. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh
media audio visual (video peristiwa kebakaran) terhadap keterampilan menulis
peserta didik dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan pada kelas
eksperimen. Sampel yang diambil dari penelitian ini terdiri dari dua kelas,
yaitu kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IIS 2 sebagai kelas
kontrol. Kelas kontrol diberi perlakuan berupa foto peristiwa kebakaran dan kelas
eksperimen diberi perlakuan berupa video peristiwa kebakaran.
Setelah melakukan penelitian terhadap peserta didik kelas XI IIS 1 dan XI IIS
2, peneliti memperoleh hasil nilai pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil penghitungan lebih kecil
dari tingkat alpha 5% (sig. (2-tailed) < 0.05) yang membuktikan bahwa data
sampel terbukti tidak berdistribusi normal. Varian sampel-sampel terbukti
homogen dengan hasil uji homogenitas pretest dan posttest kelas kontrol dan
kelas eksperimen nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil penghitungan lebih
besar dari tingkat alpha 5% (sig. (2-tailed) > 0.05). Nilai rata-rata pretest dan
posttest di kelas eksperimen lebih tinggi daripada peningkatan nilai rata-rata
56
pretest dan posttest di kelas kontrol. Nilai rata-rata pretest di kelas eksperimen
sebesar 55,2 dan nilai rata-rata posttest di kelas eksperimen sebesar 71,6.
Sementara itu, nilai rata-rata pretest di kelas kontrol sebesar 51 dan nilai rata-rata
posttest di kelas kontrol sebesar 61,6. Nilai rata-rata posttest di kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata posttest di kelas kontrol (71,6 > 61,6).
Setelah melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji
nonparamaterik Mann-Whitney, diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) hasil posttest
sebesar 0,001 lebih kecil dibandingkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05
sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Artinya
terdapat pengaruh antara media audio visual (video peristiwa) terhadap
keterampilan menulis cerpen pada peserta didik kelas XI di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2017/2018.
Saat melakukan penelitian tentang menulis cerpen, kelas kontrol diberikan
perlakuan dengan foto peristiwa kebakaran dan memperlihatkan suasana kelas
saat proses pembelajaran yang cukup kondusif. Sebagian peserta didik antusias
saat foto peristiwa ditampilkan diberikan dan konsestrasi membaca informasi
yang diberikan, namun sebagian peserta didik kurang antusias dan malas-malasan.
Ketika diminta mengerjakan tugas yang diberikan pun, mereka enggan untuk
menuangkan idenya ke dalam tulisan karena merasa tidak percaya diri dengan apa
yang mereka tulis. Pengaruhnya pun terlihat pada hasil tulisan mereka yang
kurang rapih dan kurangnya unsur pendukung cerpen.
Berbeda dengan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa video
peristiwa kebakaran, suasana kelas saat proses pembelajaran lebih kondusif.
Peserta didik jauh lebih fokus dan antusias saat diputarkan video peristiwa.
Mereka sangat konsentrasi memperhatikan dan menyimak informasi yang
diberikan. Saat diminta mengerjakan tugas yang diberikan guru berupa menulis
cerpen, mereka antusias. Mereka menjadi lebih paham terhadap perbedaan dengan
karya tulis lainnya. Sedikit peserta didik yang merasa kesulitan menuangkan
idenya ke dalam tulisan, mereka pun menjadi lebih percaya diri menulis cerpen.
Terlihat dari hasil tulisan mereka yang berusaha untuk menyajikan cerita yang
menarik. Hal tersebut berpengaruh terhadap pemerolehan nilai peserta didik.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh
media audio visual (video peristiwa kebakaran) terhadap keterampilan menulis
siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diterapkan pada kelas
eksperimen. Sampel yang diambil dari penelitian terdiri dari dua kelas, yaitu
kelas XI IIS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IIS 2 sebagai kelas kontrol.
Kelas kontrol diberi perlakuan berupa foto peristiwa dan kelas eksperimen diberi
perlakuan berupa video peristiwa.
Setelah melakukan penelitian terhadap siswa kelas XI IIS 1 dan XI IIS 2,
peneliti memperoleh hasil nilai pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil penghitungan lebih kecil
dari tingkat alpha 5% (sig. (2-tailed) < 0.05) yang membuktikan bahwa data
sampel terbukti tidak berdistribusi normal. Varian sampel-sampel terbukti
homogen dengan hasil uji homogenitas pretest dan posttest kelas kontrol dan
kelas eksperimen nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil penghitungan lebih
besar dari tingkat alpha 5% (sig. (2-tailed) > 0.05).
Nilai rata-rata pre test dan post test di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
peningkatan nilai rata-rata pretest dan posttest di kelas kontrol. Nilai rata-rata
pretest di kelas eksperimen sebesar 55,2 dan nilai rata-rata posttest di kelas
eksperimen sebesar 71,6. Sementara itu, nilai rata-rata pretest di kelas kontrol
sebesar 51 dan nilai rata-rata posttest di kelas kontrol sebesar 61,6. Nilai rata-rata
posttest di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata posttest di
kelas kontrol (71,6 > 61,6).
Setelah melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji non
paramaterik Mann-Whitney, diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) hasil post-test
sebesar 0,001 lebih kecil dibandingkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05,
sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Artinya
58
terdapat pengaruh antara media audio visual (video peristiwa) terhadap
keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas XI IIS 1 dan 2 di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta tahun ajaran 2017/2018.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh media audio
visual (video peristiwa) terhadap keterampilan menulis karangan cerpen siswa,
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk guru
Penggunaan media audio visual (video peristiwa kebakaran) adalah media
yang terbukti memiliki pengaruh pada pembelajaran menulis cerpen pada peserta
didik kelas XI IIS 1 dan 2 di Madrasah Aliyan Pembangunan UIN Jakarta tahun
ajaran 2017/2018.
2. Untuk siswa
Penggunaan media audio visual (video peristiwa kebakaran) dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.
3. Untuk penelitian selanjutnya
Penelitian lebih lanjut tentang penggunaan media audio visual (video
peristiwa kebakaran) masih diperlukan, terutama dalam pembelajaran menulis
yang lain.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, Ishak dan Deni Darmawan.Teknologi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2015
Arsyad, Azhar.Media Pembelajaran, Jakarta: RajawaliPers, 2010
Dalman, Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: Rajawali Pers, 2012
Daryanto.Media Pembelajaran, Yogyakarta: Gava Media, 2010
Djiwandono. M. Soenardi, Tes Bahasa: Pegangan Bagi Pengajar Bahasa,
Jakarta: Indeks, 2011
Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
Refika Aditama, 2007
Finoza, Lamuddin.Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia,
2013
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta: DIVA Press,
2011
Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: RosemataSampurna,
2010
Keraf, Gorys Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1982
Mahsusi. Mahir Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004
Munadi, Yuhdi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2008
Nuryanta, Budi, Kasuryanta dan Imam Koermen.Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
Nurgiantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada
Unuversity Perss, 2005
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Jakarta: Grasindo, 2008
Rahman, Eman A, dan Sudarno.Kemampuan Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, Jakarta: HikmatSyahid Indah, 1986
Sadiaman, Arief. S, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996
60
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2008
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta:
Erlangga, 2013
Teeuw, A Sastra dan Ilmu Sastra, Bandung: Pustaka Jaya, 2013
Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011
Sugiyono. MetodePenelitian Pendidikanl: Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2010
Suleiman,Amir Hamzah.Media Audio-VisualUntukPengajaran, Penerangan,
dan Penyuluhan, Jakarta: Gramedia, 1985
Syafi’ie, Ahmad. Media Pengajaran, Jakarta: Kencana, 2010
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angkasa, 2008
Usman, M. Basyiruddin. Media Pembelajaran, Jakarta: CiputatPers, 2002
Wellek, Rene & Austin Warren. Teori Kesusastraan, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1989
Widaghdho, Djoko. Berbahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa di
Perguruan Tinggi, Jakarta: PT. GrafindoPersada, 1994
Lampiran 1
Profil Sekolah
Sejarah Singkat
Madrasah Pembangunan lahir berawal dari keinginan tokoh-tokoh di Departemen
Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya pendidikan Islam yang
representatif. Pada awal tahun 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah
Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M.
Toha Yahya Omar (alm).
Bulan Juni 1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dimulai pembangunan gedung madrasah yang ditandai dengan peletakan batu
pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan
Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah
diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk
Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah.
Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43 orang, Kelas II: 8 orang,
dan Kelas III: 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada tanggal
7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari
Kelahiran" Madrasah Pembangunan.
Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah.
Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan Juli 1991, dibuka kelas jauh
tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah
sebagai penyedia lahan. Sesuai dengan keputusan Rektor IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah
Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan
Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah
Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot
Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen
Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978. Berdasarkan keputusan tersebut,
kemudian diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba
pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits,
Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai
dengan tahun 1985.
Mulai tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah
Pembangunan dilipahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengembanan sebagai 'madrasah laboratorium' dilaksanakan bersama-sama
dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahun Pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka tingkat Aliyah.
Siswa yang diterima pertama kali sebanyak 32 orang terdiri dari 10 laki-laki dan
22 perempuan. setelah empat tahun berjalan, berkenaan dengan kebijakan
pemerintah dalam hal pendidikan (khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun
Pelajaran 1995/1996 MA Pembangunan tidak menerima pendaftaran siswa baru
lagi. Tahun 1996/1997, sebanyak 31 orang siswa terakhir lulus dari MA
Pembangunan IAIN Jakarta.
Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak tahun 2002 Madrasah
Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta.
Tahun Pelajaran 2006/2007 atas dorongan Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat, Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta kembali membuka tingkat Aliyan. Jumlah siswa pertama yang diterima
adalah 47 siswa terbagi dalam 2 rombongan belajar. Setelah tiga tahun berjalan,
akhir tahun 2009 Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta telah diakreditasi
dengan hasil grade A kategori Sangat Memuaskan.
Tahun 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional oleh Kanwil Departemen
Agama Provinsi DKI Jakarta dengan nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008
TOKOH-TOKOH PENDIRI MADRASAH PEMBANGUNAN
Madrasah Pembangunan lahir tidak lepas dari jasa-jasa para pendiri yang pada
masa itu sebagai pejabat di lingkungan Departemen Agama maupun IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, antara lain:
1. Drs. H. Kafrawi Ridwan, MA (Direktur Perguruan Tinggi Departemen
Agama dan Wakil Rektor III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
2. Prof. Dr. HAR Partosentono (Wakil Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)
3. Drs. H. Husen Segaf, MA (Wakil Rektor II IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)
4. Drs. H. Bakar Yakob (Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
5. Drs. H. Agustiar, MA (Ketua Jurusan Pedagogik, Fakultas Tarbiyah IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)
6. Drs. H.A. Muzakir (Kasubid II Direktorat Pendidikan Depertemen
Agama)
7. Drs. H.M. Ali Hasan (Kepala Seksi Pembina Tenaga Guru dan Pengawas
Subdit V Direktorat Pendidikan Agama Depertemen Agama)
Fasilitas
Gedung permanen dengan halaman yang luas dan asri
Ruang kelas ber-AC
Masjid dan Aula
2 Guru per kelas untuk kelas I MI
Bimbingan membaca dan tahfidz Al-Qur'an
Perpustakaan
Laboratorium Keterampilan / Kitchen
Laboratorium Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
Laboratorium Agama
Laboratorium Bahasa
Laboratorium Komputer dilengkapi jaringan internet
Sarana Olahraga (Futsal, Basket, Tenis Meja, dll.)
Sarana Audio Visual
UKS dan Perawat dari RS UIN Syarif Hidayatullah
Ruang Bimbingan dan Konseling
Ruang Musik
Tabungan Amal Shaleh (TAS)
Koperasi Madrasah
Kantin
Sarana Antar Jemput
Petugas Keamanan (Satpam)
Bank dan ATM
Lapangan parkir luas dan aman
Kurikulum Aliyah
Perkembangan dan perubahan dalam kehidupan berma-syarakat, berbangsa, dan
bernegara perlu segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam bentuk penyusunan
kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta telah menetapkan pilar keunggulan sebagai
landasan berpijak dalam proses pembelajaran yang menitikberatkan pada basic
sains, bahasa, dan akhlaqul karimah. Dengan penetapan tersebut membawa
konsekuensi logis pada perubahan kurikulum. Hal ini menjadi motivasi dan spirit
untuk lebih meningkatkan lagi prestasi dan reputasi lembaga ini dalam melahirkan
lulusan atau output yang andal sesuai mottonya.
1. Ruang Lingkup KBM Madrasah Aliyah (MA)
a. Program Pembinaan Kepesertadidikan
Habitual curriculum atau kurikulum pembiasaan adalah kegiatan yang dilakukan
sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dengan materi pembinaan akhlak dan
kepribadian serta pembiasaan ibadah.
Program pembinaan kepeserta didikan (30 menit pada awal pembelajaran) berisi
bahan-bahan kajian yang diambil sebagai pengembangan dari beberapa mata
pelajaran dan cakupan materinya meliputi:
1) Al-Quran – Hadits
Materi Al-Quran – Hadits disusun mengacu kepada kaidah-kaidah serta tujuan
kurikuler sebagaimana yang terdapat dalam Kurikulum sesuai dengan
tingkatannya, dengan penekanan pada:
Mempraktikkan kemampuan membaca Al-Quran dengan tartil.
Mempraktikkan kemampuan membaca Al-Quran sesuai dengan bacaan yang
telah ditentukan.
2) Aqidah Akhlak
Materi Aqidah Akhlak mengacu kepada kaidah-kaidah serta tujuan kurikuler
sebagaimana yang dikehendaki oleh kurikulum sesuai dengan tingkatannya,
dengan penekanan pada:
Kemampuan menunjukkan akhlaq yang baik dalam pergaulan antar sesama
manusia.
Kemampuan menunjukkan akhlaq yang baik terhadap orang tua dan guru.
3) Fiqih
Materi Fiqih disusun mengacu kepada nilai-nilai dan kaidah-kaidah serta tujuan
kurikuler sebagai-mana terdapat dalam kurikulum sesuai dengan tingkatannya,
dengan penekanan pada:
Kemampuan melaksanakan shalat Dhuha dengan benar dan baik.
Menghayati pentingnya melaksanakan shalat.
Kemampuan menjadi imam shalat, memimpin dzikir dan do’a.
4) PKn dan Bahasa Indonesia
Materi PKn disusun mengacu kepada nilai-nilai dan kaidah-kaidah serta tujuan
kurikuler sebagai-mana terdapat dalam kurikulum sesuai dengan tingkatannya,
dengan penekanan pada:
Kemampuan menghormati dan menghargai pendapat orang lain sesuai norma
bangsa Indonesia.
Kemampuan untuk berani berbicara dan mengemukakan pendapat di muka
umum.
Memberikan masukan/kritik atas penampilan teman sekelas
b. Tahsin dan Hafalan/Tahfiz
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta memberikan penekanan sangat
serius pada kemampuan membaca Al-Qur’an, karenanya kepada setiap peserta
didik diharuskan memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik.
Peserta didik yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik diharuskan
mengikuti kegiatan tahsin atau Bina Baca Al-Qur’an (BBQ). Kegiatan ini
dilaksanakan usai kegiatan belajar mengajar dibawah koordinasi kelompok guru
mata pelajaran/konsorsium agama.
Di samping itu peserta didik juga diharuskan dan didorong untuk menghafal Al-
Qur’an dengan materi hafalan Juz 28, 29 dan 30 ditambah hafalan bacaan shalat,
zikir dan doa harian. Hafalan disetorkan melalui wali kelas atau guru pendamping
dengan alokasi waktu khusus.
c. Program I Can Speak dan Apresiasi Seni Peserta Didik
MA Pembangunan UIN Jakarta membuat program I Can Speak (ICS). Program
tersebut dibuat untuk memberikan kesempatan peserta didik untuk meningkatkan
dan mengembangkan bakat peserta didik dalam ber-komunikasi dan berbicara di
hadapan publik dengan menggunakan beberapa bahasa asing. Kegiatan tersebut
dilaksanakan sebulan sekali.
Selain itu, untuk memberikan kesempatan dan mewadahi bakat siswa dalam
bidang seni, MA Pembangunan UIN Jakarta membuat program Apresiasi Seni
Siswa dengan menampilkan perwakilan tiap kelas. Kegiatan ini dilaksanakan
sebulan sekali secara bergantian dengan program I Can Speak.
d. Kelas Bahasa
MA Pembangunan UIN Jakarta, sejak tahun pelajaran 2015/2016 sudah dibuka
kelas Bahasa di kelas X. Mulai tahun 2016/2017 sudah ada 4 kelas Bahasa, yang
terdiri dari 2 kelas di kelas X dan 2 kelas di kelas XI. Tujuan dibentuknya kelas
Bahasa tersebut adalah untuk membiasakan atmosfir berkomunikasi baik secara
lisan maupun tulisan pada Bahasa asing, khususnya Bahasa inggris, Bahasa Arab
dan Bahasa asing lainnya.
Program utama adalah kelas Bahasa di kelas X adalah program utama yaitu
pembelajaran regular TOEFL. Dan kelas XI adalah pembelajaran regular IELTS.
Selain itu ada program-program tambahan lain yang mendukung program kelas
Bahasa tersebut.
e. Muatan Lokal Riset
Mulai tahun pelajaran 2016/2017, MA Pembangunan sudah dirintis dan
dilaksanakan Muatan lokal di bidang Riset. Hal tersebut bertujuan untuk melatih,
membiasakan, dan melatih budaya penelitian sederhana untuk siswa di tingkat
SMA/MA dan sebagai persiapan siswa-siswi untuk menghadapi pembelajaran di
perguruan Tinggi yang pada umumnya adalah meneliti, dan menulis karya Ilmiah.
Ekstrakurikuler Aliyah
Kelompok Seni dan Bahasa :
1. Tari Saman
2. Band
3. Tahfidz
4. Japan Club
5. Manga
6. Jurnalistik
7. Fotografi
Kelompok Olahraga dan Kesehatan
1. Futsal
2. Anggar
3. Basket
4. Badminton
5. Paskibra
6. PMR
7. Pramuka
Kelompok Sains dan Teknologi
1. Karya Ilmiah Remaja
2. Klub Bidang Studi
3. Robotik
Prestasi Madrasah Aliyah
No. Prestasi Mata Lomba Tingkat Penyelenggara
1 Juara
Harapan I Robotik Internasional
International Youth Robotic Competition
(IYRC) Malaysia 2017
2 Juara I Pencak Silat Nasional UIN Jakarta 2016
3 Juara I News Casting Nasional MAN IC Serpong 2016
4 Juara I Penulisan Karya
Ilmiah Nasional UGM Yogyakarta 2016
5 Juara II Spelling Bee Nasional UI Depok 2017
6 Juara III Anggar Nasional Mangga Dua 2017
7 Juara I Praktik Biologi Jabodetabek Kompetisi Biologi Education Expo (BEE) UIN
Jakarta 2017
8 Juara II Karya Tulis
Ilmiah Jabodetabek
Kompetisi Biologi Education Expo (BEE) UIN
Jakarta 2017
9 Juara II Bahasa Jepang Jabodetabek Uhamka 2017
Tenaga Pendidik
1. Drs. Rusli Ishaq, M.Pd. S2 UHAMKA
2. Ahmad Shohibul Wafa ZA., M.Pd. S2 UNINDRA
3. Zakariya, M.A. S2 IIQ
4. Dra. Tri Sunarsih S1 IAIN
5. Dini Andriany, SS S1 UNAS
6. Mardiana, S.Pd. S1 UNJ
7. Ftriyuni Miralda Siregar, S.Pd. S1 UIN
8. Isma Maryam, S.Pd. S1 UIN
9. Putri Nuryani, S.Pd. S1 UIN
10. Wahyu Ramdani, S.Pd. S1 UPI
11. Zaki Mubarok, M.Pd. S2 UHAMKA
12. Nidya Khoerina, S.Pd. S1 UNJ
13. Denden Permana Sidik, S.Pd. S1 UIN
14. Yayat Hidayatul Mutaqin, S.Pd. S1 UIN
15. Halimatussa’diyah, M.Pd. S2 UNINDRA
16. Asep Mutaqin Abror, S.Pd. S1 UIN
17. Yanuar Annas B., S.Si., M.Pd. S2 UNINDRA
18. Dwi Kurniawan, S.Pd.I. S1 UIN
19. Rif’atun Naily Al-M, S. Kom S1 UIN
20. Ubay Baijuri, S.Pd.I. S1 UIN
21. Diana Martiana, S.Pd. S1 UIN
22. Inayah Mardiah, S.Psi. S1 UIN
23. Delvi Andrizal, S.Pd. S1 UIN
24. Firdaus, S.Pd. S1 UIN
25. Monica Harfiyani, S.Pd S1 UIN
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : MA Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017 / 2018
Materi Pokok : Cerpen
Alokasi Waktu : 4 Minggu x 4 Jam pelajaran @ 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
3.8. Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang
terkandung dalam ku
3.9. mpulan cerita pendek yang dibaca
4.8. Mendemonstrasikan salah satu
nilai kehidupan yang dipelajari
dalam cerita pendek
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
4.8.1. Menentukan unsur intrinsik, ekstrinsik, dan
nilai-nilai dalam cerpen serta menerapkan
nilai-nilai dalam cerpen ke dalam
kehidupan sehari-hari.
4.8.2. Mempresentasikan dan
memperbaiki hasil kerja dalam
diskusi kelas.
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
3.9. Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita
pendek dalam buku kumpulan cerita pendek
4.9. Mengkonstruksi sebuah cerita
pendek dengan memerhatikan
unsur-unsur pembangun cerpen
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
4.9.1. Mengidentifikasi cerpen dengan
memerhatikan unsur-unsur pembangun
cerpen
4.9.2. Menyusun kembali cerpen dengan
memerhatikan unsur-unsur pembangun
cerpen
4.9.3. Mempresentasikan, menanggapi,
dan merevisi hasil kerja dalam
diskusi kelas.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peserta didik dapat :
1. Menghayati dan mengamalkan materi cerpen sebagai bentuk penghayatan dan
pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2. Menguasai materi cerpen dengan menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong), kerja sama, toleran, damai), santun, responsive, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusia, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada
bidang kajian materi cerpen yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari materi cerpen yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
Topik : Cerpen
Isi cerpen
Konsep
Unsur Kebahasaan
Majas
peribahasa
ungkapan
Prinsip
Fungsi Sosial
Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen
Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
Prosedur
Sturktur
Unsur-unsur pembangun cerpen
Merekonstruksi cerpen.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan Problem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah )/ projek
F. Media Pembelajaran
Media/Alat:
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Proyeksi audio visual: video peristiwa
Bahan :
Spidol / kapur berwarna
G. Sumber Belajar
Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa IndonesiaKelas XI
Kemendikbud, tahun 2013
Pengalaman peserta didik dan guru
Manusia dalam lingkungan: guru, pustakawan, laboran, dan penutur nativ.
http://erny25.blogspot.co.id/2015/10/materi-bahasa-indonesia-kelas-xi.html
http://mulianirahmahpbsi.blogspot.co.id/2014/02/materi-cerpen-kelas-xi-ipa.html
http://www.wartabahasa.com/2015/09/struktur-teks-cerpen-teks-cerita-pendek.html
https://www.academia.edu/8340569/MATERI_B._IND_kelas_XI_STRUKTUR_dan_KE
BAHASAAN_CERPEN
http://budiangkasa.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-cerpen.html
http://www.informasibelajar.com/2015/11/struktur-teks-cerpen-ciri-ciri-cerpen.html
http://sekolah-daring.blogspot.com/2015/09/struktur-teks-cerpen-teks-cerita-pendek.html
https://www.academia.edu/9420289/Contoh_Soal_Bahasa_Indonesia_Kelas_XI_Kurikul
um_2013_CERPEN
https://iguhprasetyo.wordpress.com/2014/12/05/soal-kelas-xi-kurikulum-2013/
https://iguhprasetyo.wordpress.com/2014/09/29/soal-kelas-xi-kurikulum-2013-cerpen/
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke – 1 Materi : Cerpen
KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu
Sintak Model Pembelajaran 90 menit
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Pembagian tugas belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
KEGIATAN INTI 60 menit
Data Collection (pengumpulan data)
KEGIATAN LITERASI
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan materi cerpen,
Menyimak,
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang tugas membuat
cerpen,untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Menulis
Pertemuan Ke – 1 Materi : Cerpen
Peserta didik menulis cerpen dengan tema bebassesuaipengalaman masing-masing.
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
Verification (pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) dan COMMUNICATION
(BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mendiskusikan hasil menulis cerpen melalui kegiatan :
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi isi cerpen yang akan selesai
dipelajari
Generalizatio (menarik kesimpulan)
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Guru :
Memeriksa hasil pretes siswa yang selesai untuk materi pelajaran isi cerpen.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek /produk /portofolio /unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek /produk /portofolio /unjuk kerja pada materi pelajaran isi cerpen
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran isi cerpen kepada kelompok yang
memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
CATATAN :
Selama pembelajaran isi cerpen berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kecintaan kepada sesama manusia, bersahaja, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah, tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan, tanah air, dan bangsa Indonesia, serta kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
(Karakter Kepramukaan, Kebangsaan, dan Kewirausahaan)
Pertemuan Ke – 2 Materi : Cerpen
KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu
Sintak Model Pembelajaran 90 menit
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Pertemuan Ke – 2 Materi : Cerpen
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi / tema / projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi
isi cerpen
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Problem Statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)
KEGIATAN LITERASI
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar,
Melihat (tanpa atau dengan alat)
menayangkan video peristiwa yang berkaitan dengan materi isi cerpen
“Apa yang kalian pikirkan tentang video tersebut?”
Mengamati
lembar kerja materi isi cerpen
pemberian contoh-contoh materi isi cerpen untuk dapat dikembangkan peserta
didik, dari media interaktif, dsb
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung),
membaca materi isi cerpen dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan
Mendengar
pemberian materi isi cerpen oleh guru
Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi isi cerpen, untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
Menulis peserta didik menulis resume tentang apa yang telah dibaca, diamati dan didengarkan
sebagai pembiasaan dalam membaca dan menulis (Literasi)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Mengajukan pertanyaan tentang materi isi cerpen yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat. Misalnya :
Apa yang dimaksud dengan isi cerpen?
Terdiri dari apakah isi cerpen tersebut?
Seperti apakah isi cerpen tersebut?
Bagaimana isi cerpen itu bekerja?
Apa fungsi isi cerpen?
Pertemuan Ke – 2 Materi : Cerpen
Bagaimanakah materi isi cerpen itu berperan dalam kehidupan sehari-hari dan
karir masa depan peserta didik?
KEGIATAN INTI 60 menit
Data Collection (pengumpulan data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian,
mengamati dengan seksama materi isi cerpen yang sedang dipelajari dalam bentuk
videoperistiwa yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya
Membaca sumber lain selain buku teks,
mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi isi cerpen yang sedang dipelajari
Aktivitas
menulis cerpen dengan tema bebas sesuai pengalaman masing-masing.
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
Verification (pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) dan COMMUNICATION
(BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mendiskusikan hasil menulis cerpen melalui kegiatan :
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi isi cerpen yang akan selesai
dipelajari
Generalizatio (menarik kesimpulan)
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Guru :
Memeriksa hasil postes siswa yang selesai untuk materi pelajaran isi cerpen.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek /produk /portofolio /unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek /produk /portofolio /unjuk kerja pada materi pelajaran isi cerpen
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran isi cerpen kepada kelompok yang
memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
CATATAN :
Selama pembelajaran isi cerpen berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kecintaan kepada sesama manusia, bersahaja, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah, tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan, tanah air, dan bangsa Indonesia, serta kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
(Karakter Kepramukaan, Kebangsaan, dan Kewirausahaan)
I. Penilaian
Sikap
Jurnal
LEMBAR PENILAIAN SIKAP - JURNAL
Nama Siswa : ………………..
Kelas : ………………
No. Hari/Tanggal Sikap/Perilaku
Keterangan Positif Negatif
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………………
………………
Penilaian Sikap – Jurnal
Nama Peserta Didik : …………...........................................……..
Kelas : …………...........................................……..
Aspek yang diamati : …………...........................................……..
No Hari/tanggal Kejadian Keterangan /
Tindak Lanjut
1
….
Nilai jurnal menggunakan skala Sangat Baik (SB)= 100, Baik (B) = 75, Cukup (C) = 50, dan
Kurang (K) = 25
Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
1 Kesesuaian respon dengan
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
………………………………………………………_
NIP. NIM. 1111013000058
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : MA Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017 / 2018
Materi Pokok : Cerpen
Alokasi Waktu : 4 Minggu x 4 Jam pelajaran @ 45 Menit
J. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
K. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Indikator
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
7.8. Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang
terkandung dalam kumpulan cerita pendek
yang dibaca
8.8. Mendemonstrasikan salah satu
nilai kehidupan yang dipelajari
dalam cerita pendek
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
8.8.1. Menentukan unsur intrinsik, ekstrinsik, dan
nilai-nilai dalam cerpen serta menerapkan
nilai-nilai dalam cerpen ke dalam
kehidupan sehari-hari.
8.8.2. Mempresentasikan dan
memperbaiki hasil kerja dalam
diskusi kelas.
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
7.9. Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita
pendek dalam buku kumpulan cerita pendek
8.9. Mengkonstruksi sebuah cerita
pendek dengan memerhatikan
unsur-unsur pembangun cerpen
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
8.9.1. Mengidentifikasi cerpen dengan
memerhatikan unsur-unsur pembangun
cerpen
8.9.2. Menyusun kembali cerpen dengan
memerhatikan unsur-unsur pembangun
cerpen
8.9.3. Mempresentasikan, menanggapi,
dan merevisi hasil kerja dalam
diskusi kelas.
L. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, peserta didik dapat :
5. Menghayati dan mengamalkan materi cerpen sebagai bentuk penghayatan dan
pengamalan ajaran agama yang dianutnya
6. Menguasai materi cerpen dengan menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong), kerja sama, toleran, damai), santun, responsive, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
7. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusia, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada
bidang kajian materi cerpen yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari materi cerpen yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
M. Materi Pembelajaran
Fakta
Topik : Cerpen
Isi cerpen
Konsep
Unsur Kebahasaan
Majas
peribahasa
ungkapan
Prinsip
Fungsi Sosial
Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen
Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
Prosedur
Sturktur
Unsur-unsur pembangun cerpen
Merekonstruksi cerpen.
N. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan Problem
Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah )/ projek
O. Media Pembelajaran
Media/Alat:
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
Proyeksi visual: foto peristiwa
Bahan :
Spidol / kapur berwarna
P. Sumber Belajar
Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa IndonesiaKelas XI
Kemendikbud, tahun 2013
Pengalaman peserta didik dan guru
Manusia dalam lingkungan: guru, pustakawan, laboran, dan penutur nativ.
http://erny25.blogspot.co.id/2015/10/materi-bahasa-indonesia-kelas-xi.html
http://mulianirahmahpbsi.blogspot.co.id/2014/02/materi-cerpen-kelas-xi-ipa.html
http://www.wartabahasa.com/2015/09/struktur-teks-cerpen-teks-cerita-pendek.html
https://www.academia.edu/8340569/MATERI_B._IND_kelas_XI_STRUKTUR_dan_KE
BAHASAAN_CERPEN
http://budiangkasa.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-cerpen.html
http://www.informasibelajar.com/2015/11/struktur-teks-cerpen-ciri-ciri-cerpen.html
http://sekolah-daring.blogspot.com/2015/09/struktur-teks-cerpen-teks-cerita-pendek.html
https://www.academia.edu/9420289/Contoh_Soal_Bahasa_Indonesia_Kelas_XI_Kurikul
um_2013_CERPEN
https://iguhprasetyo.wordpress.com/2014/12/05/soal-kelas-xi-kurikulum-2013/
https://iguhprasetyo.wordpress.com/2014/09/29/soal-kelas-xi-kurikulum-2013-cerpen/
Q. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke – 1 Materi : Cerpen
KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu
Sintak Model Pembelajaran 90 menit
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Pertemuan Ke – 1 Materi : Cerpen
Pembagian tugas belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
KEGIATAN INTI 60 menit
Data Collection (pengumpulan data)
KEGIATAN LITERASI
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan materi cerpen,
Menyimak,
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang tugas membuat
cerpen,untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Menulis Peserta didik menulis cerpen dengan tema bebassesuaipengalaman masing-masing.
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
Verification (pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) dan COMMUNICATION
(BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mendiskusikan hasil menulis cerpen melalui kegiatan :
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi isi cerpen yang akan selesai
dipelajari
Generalizatio (menarik kesimpulan)
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Guru :
Memeriksa hasil pretes siswa yang selesai untuk materi pelajaran isi cerpen.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek /produk /portofolio /unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek /produk /portofolio /unjuk kerja pada materi pelajaran isi cerpen
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran isi cerpen kepada kelompok yang
memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
CATATAN :
Selama pembelajaran isi cerpen berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kecintaan kepada sesama manusia, bersahaja, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah, tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan, tanah air, dan bangsa Indonesia, serta kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
(Karakter Kepramukaan, Kebangsaan, dan Kewirausahaan)
Pertemuan Ke – 2 Materi : Cerpen
Pertemuan Ke – 2 Materi : Cerpen
KEGIATAN PEMBELAJARAN Waktu
Sintak Model Pembelajaran 90 menit
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 menit
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi / tema / projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi
isi cerpen
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Problem Statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)
KEGIATAN LITERASI
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar,
Melihat (tanpa atau dengan alat)
menayangkan foto peristiwa yang berkaitan dengan materi isi cerpen
“Apa yang kalian pikirkan tentang foto tersebut?”
Mengamati
lembar kerja materi isi cerpen
pemberian contoh-contoh materi isi cerpen untuk dapat dikembangkan peserta
didik, dari media interaktif, dsb
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung),
membaca materi isi cerpen dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan
Mendengar
pemberian materi isi cerpen oleh guru
Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi isi cerpen, untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
Pertemuan Ke – 2 Materi : Cerpen
Menulis peserta didik menulis resume tentang apa yang telah dibaca, diamati dan didengarkan
sebagai pembiasaan dalam membaca dan menulis (Literasi)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Mengajukan pertanyaan tentang materi isi cerpen yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat. Misalnya :
Apa yang dimaksud dengan isi cerpen?
Terdiri dari apakah isi cerpen tersebut?
Seperti apakah isi cerpen tersebut?
Bagaimana isi cerpen itu bekerja?
Apa fungsi isi cerpen?
Bagaimanakah materi isi cerpen itu berperan dalam kehidupan sehari-hari dan
karir masa depan peserta didik?
KEGIATAN INTI 60 menit
Data Collection (pengumpulan data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian,
mengamati dengan seksama materi isi cerpen yang sedang dipelajari dalam bentuk
foto peristiwa yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya
Membaca sumber lain selain buku teks,
mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi isi cerpen yang sedang dipelajari
Aktivitas
menulis cerpen dengan tema bebas sesuai pengalaman masing-masing.
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
Verification (pembuktian)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) dan COMMUNICATION
(BERKOMUNIKASI)
Peserta didik mendiskusikan hasil menulis cerpen melalui kegiatan :
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi isi cerpen yang akan selesai
dipelajari
Generalizatio (menarik kesimpulan)
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Guru :
Memeriksa hasil postes siswa yang selesai untuk materi pelajaran isi cerpen.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek /produk /portofolio /unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek /produk /portofolio /unjuk kerja pada materi pelajaran isi cerpen
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran isi cerpen kepada kelompok yang
Pertemuan Ke – 2 Materi : Cerpen
memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
CATATAN :
Selama pembelajaran isi cerpen berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kecintaan kepada sesama manusia, bersahaja, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah, tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli
lingkungan, tanah air, dan bangsa Indonesia, serta kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
(Karakter Kepramukaan, Kebangsaan, dan Kewirausahaan)
R. Penilaian
Sikap
Jurnal
LEMBAR PENILAIAN SIKAP - JURNAL
Nama Siswa : ………………..
Kelas : ………………
No. Hari/Tanggal Sikap/Perilaku
Keterangan Positif Negatif
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………………
………………
Penilaian Sikap – Jurnal
Nama Peserta Didik : …………...........................................……..
Kelas : …………...........................................……..
Aspek yang diamati : …………...........................................……..
No Hari/tanggal Kejadian Keterangan /
Tindak Lanjut
1
….
Nilai jurnal menggunakan skala Sangat Baik (SB)= 100, Baik (B) = 75, Cukup (C) = 50, dan
Kurang (K) = 25
Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
1 Kesesuaian respon dengan
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
…………………………………………………………………….
NIP. NIM. 1111013000058
Lampiran 4
Media Kelas Kontrol
Lampiran 5
Media Kelas Eksperimen
Lampiran 6
Instrumen Soal
Menulis Cerpen
Petunjuk
1. Buatlah cerpen berdasarkan tema yang telah di tentukan
2. Jawaban ditulis pada kertas selembar.
3. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Waktu pengerjaan 45 menit.
Soal
1. Tulislah sebuah cerpen dengan tema kebakaran
Kelengkapan aspek formal
cerpen
Kelengkapan Unsur Intrinsik
Keterpaduan Unsur/Struktur
Cerpen
Kesesuaian Penggunaan
Bahasa Cerpen
Lampiran 7
Penilaian Cerpen
No. Aspek yang dinilai Skor maksimal
1 Kelengkapan aspek formal
cerpen 25
2 Kelengkapan Unsur Intrinsik 25
3 Keterpaduan Unsur/Struktur
Cerpen 25
4 Kesesuaian Penggunaan
Bahasa Cerpen 25
Jumlah 100
Nilaiakhir =
No. Kategori Rentang Skor
1 Sangat Baik 76-100
2 Baik 51-75
3 Kurang Baik 26-50
4 Tidak Baik 1-25
Lampiran 8
Kriteria Penilaian
Aspek
Kriteria dan Skor
25 20 15 10
Kelengkapan
aspek formal
cerpen
1. Memuat Judul
2. Memuat Nama
Pengarang
3. Memuat Dialog
Hanya
memuat tiga
subaspek
Hanya
memuat dua
subaspek
Hanya
memuat satu
subaspek
4. Memuat Narasi
Kelengkapan
Unsur
Intrinsik
1.Memuat Plot,
Tokoh, dan latar
2. Memuat Sudut
Pandang dan
Simbolisme
3. Pengembangan
Tema yang relevan
dengan judul
Memuat tiga
subaspek
namun tidak
lengkap
(Misal, hanya
memuat
tokoh dan
plot tanpa
latar)
Hanya
memuat dua
subaspek
Hanya
memuat satu
subaspek
Keterpaduan
Unsur/Struktur
Cerpen
1. Plot (kelogisan,
rasa ingin tahu,
kejutan, dan
keutuhan) dan
Keutuhan (Awal,
Tengah, dan Akhir)
2. Dimen Tokoh
(Fisiologi, Psikologi,
dan Sosiologi)
3. Dimensi Latar
(Tempat, Waktu, dan
Sosial)
Memuat tiga
subaspek
namun tidak
lengkap
Hanya
memuat dua
subaspek
Hanya
memuat satu
subaspek
Kesesuaian
Penggunaan
Bahasa
Cerpen
1. Menggunakan
kaidah EYD yang baik
2. Kekonsistenan
penulisan
3. Ragam bahasa yang
digunakan dalam
dimensi tokoh dan
dimensi latar
Memuat tiga
subaspek
namun tidak
lengkap
Hanya
memuat dua
subaspek
Hanya
memuat satu
subaspek
Lampiran 09
Uji Normalitas Data Posttest
Uji normalitas pretest menggunakan uji Shapiro-Wilk. Berikut hasil perhitungan
uji normalitas posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen:
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor Kontrol .204 25 .008 .909 25 .029
Eksperimen .264 25 .000 .833 25 .001
a. Lilliefors Significance Correction
Analisa:
H0 : Data posttest terdistribusi normal.
H1 : Data posttest tidakterdistribusi normal.
Jika significance < 0.05, maka H0ditolakdan H1diterima.
Jika significance > 0.05, maka H0diterimadan H1ditolak.
Kesimpulan :
Posttest KelasKontrol, 0.029<0.05, maka H0 ditolakdan H1 diterima.
Posttest KelasEksperimen, 0.001< 0.05,maka H0 ditolakdan H1 diterima.
Lampiran 10
Uji Homogenitas Data Pretest
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest :
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Skor Based on Mean 1.682 1 48 .201
Based on Median 1.742 1 48 .193
Based on Median and with
adjusted df 1.742 1 47.876 .193
Based on trimmed mean 1.684 1 48 .201
Analisa:
H0 : Kedua data homogen.
H1 : Kedua data tidak homogen (heterogen).
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Kesimpulan :
Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 0.201 > 0.05, makaH0 diterima dan
H1 ditolak.
Lampiran 11
Uji Homogenitas Data Posttest
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest:
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Skor Based on Mean 1.572 1 48 .216
Based on Median 1.319 1 48 .256
Based on Median and with
adjusted df 1.319 1 47.182 .257
Based on trimmed mean 1.594 1 48 .213
Analisa:
H0 : Kedua data homogen.
H1 : Kedua data tidak homogen (heterogen).
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Kesimpulan :
Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 0.216 > 0.05, maka H0 diterima dan
H1 ditolak.
Lampiran 12
Uji Hipotesis Data Pretest
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Skor Kontrol 25 22.88 572.00
Eksperimen 25 28.12 703.00
Total 50
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 247.000
Wilcoxon W 572.000
Z -1.286
Asymp. Sig. (2-tailed) .198
a. Grouping Variable: Kelas
Analisa :
H0 : tidak terdapat pengaruh media audio visual (video peristiwa) terhadap
keterampilan menulis cerpen pada peserta didik kelas xi Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2017/2018
H1 : terdapat pengaruh media audio visual (video peristiwa) terhadap
keterampilan menulis cerpen pada peserta didik kelas xi Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2017/2018
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan:
0.198 > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Lampiran 13
Uji Hipotesis Data Posttest
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Skor Kontrol 25 18.86 471.50
Eksperimen 25 32.14 803.50
Total 50
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 146.500
Wilcoxon W 471.500
Z -3.272
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Grouping Variable: Kelas
Analisa :
H0 : tidak terdapat pengaruh media audio visual (video peristiwa) terhadap
keterampilan menulis cerpen pada peserta didik kelas xi Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2017/2018
H1 : terdapat pengaruh media audio visual (video peristiwa) terhadap
keterampilan menulis cerpen pada peserta didik kelas xi Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2017/2018
Jika significance > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika significance < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan:
0.001< 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Lampiran 12
Daftar Nama Kelas XI IIS 1
Nama Kelas Eksperimen XI IIS 1 Pretes Posttes No Urut
Ahmad Lutfi Iskandar 75 75 1
Alifa Zahrana 45 50 2
Alifia Nida Rinesa 40 55 3
Andhika Farhan Rajendra 50 75 4
Annisa Andiani Ihsan 70 70 5
Annisa Elyana Dewi 40 70 6
Cinta Ramadhani 60 55 7
Daema Cinderakasih Ilahi 70 70 8
Dheantaputri Jasmine Salsabila 55 80 9
Ghazali Hasan Nasakti 65 70 10
Indira Rafifah Kinanti 65 80 11
Jirhan Syahido Fikri 45 75 12
Muhammad Haekal Girindra 50 60 13
Nabila Mahesa Djenar 40 75 14
Nazwa Haritsah 65 75 15
Putri Azura 40 70 16
Rayhan Abrar Rizkan 55 75 17
Rayyan Jati Raharjo 60 80 18
Rifani Alifianisa Yuzfika 55 75 19
Shafa Alvia Rizka 65 85 20
Shania Zahra Nurfathima 65 75 21
Sheril Luthfiana Tobing 70 75 22
Siti Azury Putri 45 70 23
Yasmine Azzahra Putri 50 75 24
Yenodra Daffa Syaputra 40 75 25
Lampiran 13
Daftar Nama Kelas XI IIS 2
Nama Kelas Kontrol XI IIS 2 Pretes Posttes No Urut
Alfrida Rasendriya 70 80 1
Alma Devina 40 55 2
Alvin Faisal 45 45 3
Ananda Dzaki Muklis 55 60 4
Andi Nur Zaitun Akhsan 55 60 5
Gabby Rizky Nindy Putri 50 70 6
Hafizh Zahran Fadillah 60 50 7
Kemal Rafi Ardyansah 55 80 8
Lutfhy Fadillah Azhar 40 55 9
Muhamad Rafli 45 55 10
Muhammad Naufal Azmi 55 55 11
Muhammad Rivani 40 70 12
Muhammad Rosyad Bahanan 50 60 13
Muhammad Zakwan Ardiansyah 45 65 14
Nabilla Ananda Syafira 45 70 15
Nova Adellia Zahra 60 50 16
Nur Aisyah 65 80 17
Nur Azizah 60 65 18
Raihan Islami Meha 40 60 19
Raihandita Bagus Putri 40 55 20
Rika Andraini 50 55 21
Sadam Rifat Rayhansyah Bandi 70 75 22
Sekar Arrum 55 55 23
Syarifah Fauziah 45 60 24
Tiara Bintang Sumanti 40 55 25