penerapan strategi active learning dalam …

17
PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TARIKH PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Oleh: FAJRIA SHAUMI ROOSYDIANA G000140074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN TARIKH PADA SISWA KELAS VII SMP

MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Oleh:

FAJRIA SHAUMI ROOSYDIANA

G000140074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

Page 2: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

i

Page 3: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

2

Page 4: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

3

Page 5: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

1

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING MATA PELAJARAN

TARIKH PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5

SURAKARTA

Abstrak

Sebagaimana yang tertera dalam permendiknas no 65 tahun 2013 tentang standar

proses pendidikan dasar dan menengah bahwa proses pembelajaran musti

dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang. Maka

dari itu penting untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai.

Strategi active learning adalah strategi yang dirasa sesuai dengan standar

pendidikan dari permendiknas. Strategi ini tidak hanya bersifat aktif seperti

namanya tetapi juga bersifat interaktif dan menyenangkan. Selain itu dengan

menerapkan beberapa metode dari strategi active learning seperti everyone is

teacher here, question student have, the power of two dan jigsaw learning maka

dapat membantu meningkatkan keaktifan peserta didik baik dari segi fisik, mental

maupun psikomotorik terkhusus pada pelajaran Tarikh. Dengan judul Penerapan

Strategi active learning mata pelajaran tarikh pada siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta, penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan

tentang penerapan strategi active learning dalam pembelajaran tarikh di dalam

kelas. Dengan jenis penelitian yaitu penelitian lapangan (Field Research) agar

diperoleh keakuratan dalam menyelidiki gejala objektif yang terjadi di lokasi

penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang

menghasilkan data deskriptif.. Pengumpulan data dilakukan dengan metode

wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam, guru kurikulum dan peserta

didik sebagai narasumber, metode observasi dengan melakukan pengamatan

langsung dikelas, dan dokumentasi yang berupa pengumpulan data berupa rpp,

buku pelajaran, dan dokumen lain yang bersangkutan dengan masalah yang

diteliti. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi active

learning di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta berjalan dengan lancar. Hanya saja

strategi ini tidak dapat diterapkan pada seluruh kelas. Dikarenakan kepustakaan

yang masih kurang.

Kata Kunci : strategi pembelajaran, active learning, guru, peserta didik.

Abstract

As stated in the Minister of Education Regulation no. 65 of 2013 regarding the

standard of the primary and secondary education process that the learning process

must be carried out in an interactive, inspirational, fun and challenging manner.

Therefore it is important to determine the appropriate and appropriate learning

strategy. The active learning strategy is a strategy that is deemed in accordance

with the educational standards of the National Education Ministerial Regulation.

This strategy is not only active as the name suggests but also interactive and fun.

In addition, by applying several methods of active learning strategies such as

everyone is teacher here, student have questions, the power of two and jigsaw

learning, it can help increase the activity of students both physically, mentally and

Page 6: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

2

psychomotor, especially in Date lessons. With the title Application of active

learning strategies in dating subjects in class VII SMP Muhammadiyah 5

Surakarta, this study aims to describe the application of active learning strategies

in date learning in the classroom. With this type of research, namely field research

(Field Research) in order to obtain accuracy in investigating objective symptoms

that occur at the research location. The research method used is qualitative

research that produces descriptive data. The data collection was done by

interviewing the Islamic Religious Education teacher, curriculum teacher and

students as resource persons, the observation method by making direct

observations in class, and documentation in the form of data collection in the form

of rpp, textbooks, and other documents related to the problem under study. Data

analysis was performed through data reduction, data presentation and conclusion

drawing. The results showed that the implementation of the active learning

strategy at SMP Muhammadiyah 5 Surakarta ran smoothly. It's just that this

strategy cannot be applied to all classes. Due to the lack of literature.

Keywords: learning strategies, active learning, teachers, students.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan aset yang paling berharga bagi keberlangsungan bangsa

ini. Oleh karena itu proses pendidikan musti berjalan dengan optimal dan

berkualitas. Inti dari pendidikan terletak pada proses pembelajaran, sebagaimana

yang tercantum dalam permendiknas no 65 tahun 2013 tentang standar proses

pendidikan yang menyatakan bahwa proses pembelajaran musti dilaksanakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. Maka untuk

mendukung hal tersebut dibutuhkan suatu strategi pembelajaran. Strategi

pembelajaran sendiri merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang disusun

untuk mencapai tujuan pendidikan.

Active Learning adalah salah satu strategi yang memuat unsur-unsur

diatas, itu karena strategi ini lebih menekankan keaktifan peserta didik dalam

belajar. Mel silberman, seorang tokoh pemilik strategi pembelajaran ini,

menerangkan dalam bukunya mengenai konsep belajar aktif atau Active Learning

yaitu “Apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya dengar dan lihat saya ingat

sedikit, apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan orang

lain saya mulai paham, apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya

memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, apa yang saya ajarkan pada orang lain

saya menguasainya.

Page 7: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

3

Didalam strategi Active Learning terdapat berbagai macam metode,

diantaranya the power of two, every one is teacher here, jigsaw learning, question

student have, reading guide, card sort, true or false dan masih banyak lagi.

Karena ada begitu banyak jenis metode, maka penulis hanya akan mengambil

beberapa metode yang dirasa cocok dengan pelajaran Tarikh atau Sejarah

Kebudayaan Islam.

Sejarah selalu berkaitan dengan cerita. Jika hanya sekedar membaca dan

mendengarkan cerita saja maka pelajaran yang disampaikan tidak akan bertahan

lama dalam ingatan. Seperti kutipan dari Mel silberman, “Apa yang saya dengar

saya lupa, apa yang saya dengar dan lihat (dalam hal ini baca) saya ingat sedikit.”

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin melakukan

penelitian dan pembahasan skripsi dengan judul “Penerapan Strategi Active

Learning Dalam Pembelajaran Tarikh pada Siswa Kelas VII SMP Muhammaiyah

5 Surakarta”.

Dengan rumusan masalah yaitu : Bagaimana penerapan strategi Active

Learning dalam pembelajaran Tarikh di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta ?

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang penerapan macam-

macam strategi active learning dalam pelajaran Tarikh di SMP Muhammadiyah 5

Surakarta. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu : manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Manfaat teoritis adalah dapat memberikan kontribusi terhadap

lembaga – lembaga pendidikan terutama dalam membuat kebijakan – kebijakan

yang berhubungan dengan pendidikan. Manfaat praktis adalah bagi lembaga

pendidikan yang bersangkutan, penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai

salah satu monitoring dan evaluasi untuk membantu pengembangan kualitas

pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam sedangkan bagi peneliti,

penelitian ini berguna untuk mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana hasil

dari implementasi strategi active learning pada pelajaran Tarikh.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field

Research). Sedangkan untuk pendekatannya, penelitian ini termasuk dalam

penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penlitian bertempat di SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta, Jl. Slamet Riyadi, kelurahan pajang, Kecamatan

Page 8: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

4

Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian ini

adalah guru dan peserta didik. Metode yang peneliti gunakan adalah metode

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

informasi tentang keadaan obyek penelitian, situasi umum, strategi dan metode

mengajar, media serta sarana dan prasarana pendukung proses penerapan strategi

active learning dalam pembelajaran Tarikh. Metode wawancara dilakukan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumber yang bersangkutan dengan

penelitian. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, guru bagian

kurikulum dan peserta didik kelas VII. Sedangkan Metode dokumentasi untuk

memperoleh data tentang sejarah berdiri, letak geografis, profil sekolah, struktur

organisasi, visi, misi, tujuan sekolah, daftar peserta didik dan tenaga kependidikan

di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta serta mengetahui dokumen tentang

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran

kontekstual.

Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah data deskriptif kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata –

kata baik lisan maupun tulisan dari orang – orang atau perilaku yang diamati.

Metode penelitian kualitatif deskriptif terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan

data dan sekaligus reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan verifikasi.

Pertama, setelah mengumpulkan data selesai dilakukan reduksi data yaitu

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian

sehingga data terpilah – pilah. Kedua, data yang telah di reduksi akan disajikan

dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan

pada tahap kedua dengan mengambil kesimpulan.

Hasil analisis data menggunakan metode induktif. Induktif merupakan cara

berfikir yang berawal dari fakta khusus, kejadian maupun peristiwa yang konkrit

kemudian digeneralisasikan yang mempunyai sifat umum.

Page 9: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

5

2. METODE

Istilah strategi diambil dari bahasa Yunani yaitu stratos yang berarti militer dan

Ag yang berarti memimpin. Yang bila disatukan menjadi strategos yang berarti

pemimpin militer atau jenderal. Dan dalam arti yang lebih luas diartikan sebagai

rencana yang dibuat oleh pemimpin perang atau jendral untuk memenangkan

peperangan. Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam kemiiteran, namun

maknanya meluas dan digunakan dalam berbagai bidang. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) strategi diartikan sebagai rencana yang cermat

mengenai suatu kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Atau lebih jelasnya

adalah suatu kegiatan yang terencana yang dibuat guna mencapai tujuan

pembelajaran. Sementara itu Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran

merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Menambahkan

pengertian dari Kemp, J. R. David mengatakan bahwa strategi pembelajaran

merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Jika kemp mengartikan strategi pembelajaran sebagai kegiatan pembelajaran

dan David mengartikan sebagai perencanaan mengenai rangkaian kegiatan, maka

Agus Suprijono mengartikan dalam bukunya bahwa strategi pembelajaran sebagai

kegiatan yang dipilih oleh guru untuk membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran dari beberapa pengertian diatas, kesimpulannya adalah strategi

pembelajaran merupakan susunan atau rangkaian kegiatan pembelajaran yang

terencana yang dipilih oleh guru agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara

efektif dan efisien. Dari sini dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran bersifat

konseptual, karena masih berupa “rencana”. Bila rencana sudah disusun dengan

baik maka saatnya diwujudkan dalam bentuk kegiatan nyata, dan ini dinamakan

dengan metode pembelajaran.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan telah diketahui bahwa di kelas 7 SMP Muhammadiyah 5

Surakarta sudah menggunakan strategi active learning. Beberapa metode dari

Page 10: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

6

strategi active learning yang digunakan diantaranya adalah everyone is teacher

here, question student have, the power of two, dan jigsaw learning. Berikut adalah

hasil dari pengamatan yang telah penulis lakukan. Observasi pertama dilakukan

dikelas VII A dengan metode yang digunakan adalah everyone is teacher here.

Metode ini diterapkan pada materi Abu bakar As-Shidiq, dengan langkah-langkah

sebagai berikut;

Pertama guru mengawali pelajaran dengan salam kemudian berdo’a dan

mulai mengabsen siswa. Setelah itu guru mulai menyampaikan kembali

rangkuman pelajaran pada pertemuan sebelumnya karena materi pembelajaran

pada hari itu adalah lanjutan dari materi di pertemuan yang sebelumnya. Setelah

itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kemudian masuk pada kegiatan inti yang dimulai dengan penyampaian

rangkuman materi lanjutan pada hari itu mengenai kisah lahirnya Nabi

Muhammad Saw sampai pada permulaan dakwah Islam beliau. Kemudian peserta

didik diberi waktu untuk membaca dan memahami materi tersebut. Dan diberikan

kesempatan bertanya bagi peserta didik yang merasa belum paham atau masih

bingung mengenai materi yang dipelajarinya. Setelah sesi tanya jawab usai, guru

memberi penjelasan mengenai langkah selanjutnya yang harus dilakukan peserta

didik yaitu membuat 5 pertanyaan dan setelahnya peserta didik akan dipanggil

berpasangan untuk maju kedepan dan saling melempar pertanyaan. Setelah guru

menjelaskan langkahnya, peserta didik mulai membuat soal dan mempelajari lagi

materi dengan membaca ulang beberapa kali dan saling tanya jawab pada peserta

didik lainnya. Waktu habis dan peserta didik maju berpasangan, ketika peserta

didik tidak mampu untuk menjawab guru kemudian membantu.

Terakhir sebagai penutup, guru mengadakan evaluasi dengan menanyakan

kembali materi pelajaran hari itu. Sebelum pelajaran berakhir guru memberikan

gambaran singkat mengenai materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Pelajaran diakhiri dengan do’a dan salam.

Tujuan dari metode everyone is teacher adalah pertama, untuk mendapat

partisipasi dan keaktifan seluruh peserta didik dalam kelas. Kedua memberi

kesempatan bagi peserta didik untuk memilki peran layaknya guru. Peserta didik

Page 11: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

7

harus bisa menjawab berbagai pertanyan yang diberikan oleh peserta didik lain.

Sehingga peserta didik memiliki semangat kompetitif dalam belajar untuk

menghayati perannya sebagai guru.

Langkah-langkah dari metode diatas sedikit mengalami modifikasi karena

menyesuaikan dengan kondisi kelas.

Diawal pembelajaran guru akan sedikit menerangkan mengenai materi

pembelajaran, kemudian peserta didik akan diberikan waktu untuk belajar serta

membuat soal sebanyak 5 macam. Untuk kemudian maju berpasangan dan

bertanya jawab. Ketika pasangan peserta didik ini maju maka total soal yang

dibacakan menjadi sepuluh soal. Dan jika semua peserta didik berkesempatan

untuk maju dan membacakan soal sekaligus menjawabnya maka jumlah soal pun

akan berlipat ganda. Namun dari banyaknya soal-soal tersebut pasti terdapat

beberapa soal yang mirip. Maka otomatis peserta didik akan mendengar soal dan

jawaban yang sama berulang kali. Ketika peserta didik mendapatkan informasi

yang sama berulang kali, maka informasi itu akan tersimpan dengan baik dalam

memori. Seperti dalam konsep yang diusung oleh Mel Silbermen dikatakan bahwa

hanya dengan mendengar pengetahuan cepat terlupakan namun bila ditanyakan

didiskusikan maka akan mudah diingat apalagi jika dilakukan secara berulang.

Jadi pesan yang tersampaikan secara berulang akan bertahan lebih lama dalam

memori. Kemudian observasi kedua dilakukan di kelas VII B dengan metode yang

digunakan adalah the power of two.Salah satu cara yang dapat membantu siswa

dalam meningkatkan daya ingatnya dengan menggunakan metode the power of

two yakni dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan menyatukan

pendapat atas permasalahan yang diberikan guru. Aktivitas ini mendorong para

peserta didik untuk terbiasa mengungkapkan gagasannya sendiri, maupun

mendengarkan orang lain yang berbicara dengan penuh perhatian. Berikut adalah

langkah-langkahnya;

Guru mengawali pelajaran dengan salam dan do’a dilanjutkan dengan

mengucapkan basmalah bersama dan mulai memeriksa kehadiran siswa. Tema

yang akan dipelajari adalah perjuangan nabi Muhammad Saw periode Mekkah.

Page 12: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

8

Setelah tujuan pembelajaran disampaikan guru mulai sedikit bercerita mengenai

kisah yang memotivasi tentang Nabi Muhammad.

Kemudian guru mengawali kegiatan inti dengan menjelaskan materi tentang

perjuangan Nabi Muhammad Saw di Mekkah, sembari meminta siswa untuk

menyimak materi dalam buku. Lalu guru memberikan waktu pada peserta didik

untuk memahami materi yang dibaca dan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bertanya. Setelah itu guru meminta pada setiap peserta didik untuk

berpasangan dengan teman sebangku. Kemudian masing-masing membuat daftar

pertanyaan mengenai materi yang sudah dipelajarinya. Sehingga mereka akan

saling memberi dan menjawab pertanyaan masing-masing dan jika ada yang salah

maka pasangannya bisa langsung membetulkan. Pada saat sesi ini berlangsung

guru berkeliling memeriksa peserta didik, sehingga ketika ada peserta didik yang

merasa kesulitan guru bisa langsung membantu. Setelah dirasa cukup guru pun

menyudahi sesi ini.

Sebagai penutup guru memberikan simpulan dari materi yang sudah

dipelajari hari itu. Dan diakhiri dengan memberikan evaluasi berupa beberapa

pertanyaan atau tebakan mengenai materi yang tadi sudah dipelajari. Kemudian

diakhir pembelajaran guru memberikan sedikit motivasi dan menyebutkan materi

pelajaran untuk pertemuan selanjutnya agar peserta didik dapat bersiap dengan

materi yang selanjutnya. Kemudian pelajaran diakhiri dengan do’a dan salam.

Menurut peneliti, pelaksanaan metode ini sangat efektif bila diterapkan pada

mata pelajaran PAI yang memerlukan banyak teori/materi untuk dipelajari seperti

pada pelajaran tarikh ini. Fokus metode ini adalah pada cara yang dilakukan

peserta didik saling bertukar peran terhadap pasangannya yang bertugas sebagai

pembicara dan pendengar. Peran peserta didik disini sangat dominan dan semua

aktifitas pembelajaran berpusat kepada peserta didik dikarenakan peserta didik

yang berperan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran sedangkan guru

hanya akan mengulas kembali poin-poin yang dibicarakan siswa untuk

diklarifikasi. Dari klarifikasi tersebut, siswa lebih mendapatkan kejelasan serta

pandangan secara menyeluruh, tentang materi yang dipresentasikan sebelumnya.

Observasi ketiga dilakukan dikelas VII B dengan materi mengenai Khalifah Abu

Page 13: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

9

Bakar As-shidiq dan metode yang digunakan adalah jigsaw learning, dengan

langkah-langkah sebagai berikut;

Pendahuluan. Sama seperti sebelumnya guru mengucapkan salam, berdo’a

dan memeriksa kehadiran peserta didik. Kemudian memberikan sedikit cerita

motivasi dan membacakan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti. Guru menjelaskan mengenai bagaimana metode jigsaw

dilakukan untuk memahamkan peserta didik sehingga peserta didik bisa bertanya

jika masih bingung. Setelah itu guru mulai membagi peserta didik menjadi 4

kelompok yaitu kelompok A, B, C, dan D, kemudian masing-masing kelompok

diberikan materi yang berbeda. Setelah itu guru meminta peserta didik untuk

mendiskusikan materi, jika masih ada yang perlu ditanyakan guru akan membantu

menerangkan. Setelah diskusi selesai guru meminta setiap kelompok berhitung

dari 1-4. Kemudian peserta didik dibuatkan kelompok baru berdasarkan dengan

nomer urut yang didapat tadi. Pada kelompok yang kedua ini masing-masing

peserta didik bertindak sebagai guru. Peserta didik harus mempresentasikan

materi dari kelompok sebelumnya dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan.

Setelah semua mendapat giliran untuk mempresentasikan materi, peserta didik

diminta untuk kembali ke mejanya masing-masing.

Penutup. Guru menanyakan kembali mengenai materi tadi dan memberi

klarifikasi. Kemudian guru memberitahu mengenai materi yang akan dibahas

dipertemuan berikutnya. Pelajaran diakhiri dengan do’a dan salam.

Metode ini lebih memfokuskan kegiatan pada peserta didik sementara guru

bertugas sebagai fasilitator dan motivator saat pembelajaran berlangsung. Setiap

kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu

mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Selain itu,

pola komunikasi terjadi secara dua arah, yaitu dari peserta didik ke guru atau

sebaliknya. Dengan begitu terjadilah suatu proses saling bekerjasama dengan

bertukar pikiran yang menguntungkan peserta didik dalam segala perbuatan

belajar dikarenakan dalam active learning peserta didik tidak hanya melihat,

mendengar serta menghafal apa yang disampaikan guru, namun lebih dari itu

peserta didik dituntut untuk bisa memikirkan, merasakan dan menerapkannya

Page 14: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

10

dalam kehidupan sehari-hari. Observasi keempat dilakukan dikelas VII B dengan

materi mengenai perjuangan Nabi Muhammad periode Madinah dengan metode

yang digunakan adalah question student have.

Metode ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik terhadap

materi pelajaran. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa setiap peserta didik

memiliki tingkat kepercayaan diri yang berbeda karena dalam setiap sesi tanya

jawab yang diberikan guru, tidak semua peserta didik berani untuk bertanya.

Melalui metode ini peserta didik dapat berpartisipasi melalui tulisan, sehingga

sangat baik bagi peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan,

keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan.

Diawal pembelajaran guru menerangkan materi sementara peserta didik

menyimak dan mendengarkan. Sebenarnya pada fase ini, pelajaran bisa saja

menjadi membosankan atau justru menyenangkan tergantung dari cara

penyampaian guru. Dalam pelajaran tarikh, ketika seorang guru mampu

merefleksikan sebuah kisah kedalam pikiran peserta didik, dan mampu

mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, maka hal ini dapat

membangkitkan minat peserta didik terhadap pelajaran. Sehingga peserta didik

dapat tetap fokus pada materi hingga langkah berikutnya.

Setelah guru selesai menerangkan siswa diminta untuk menyiapkan kertas

dan menulis pertanyaan mengenai materi pelajaran tersebut. Masalah yang sering

terjadi adalah ketika sesi tanya jawab peserta didik sangat jarang ada yang

bertanya, entah karena materi yang tidak menarik sehingga tidak memunculkan

rasa penasaran atau malu untuk bertanya. Dengan cara menuliskan pertanyaan

pada kertas dan tanpa nama, maka peserta didik tidak perlu malu untuk bertanya.

Sehingga tidak ada hambatan bagi peserta didik untuk mengeksplor materi lebih

jauh.

Selain itu wajib hukumnya bagi peserta didik untuk membuat pertanyaan,

maka tidak ada alasan untuk tidak fokus mendengarkan dan menyimak apa yang

disampaikan oleh guru. Setelah itu kertas pertanyaan akan digilir pada peserta

didik lain. Bagi peserta didik yang tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan

dikertas, dapat memberi tanda centang pada kertas tersebut. Kertas yang

Page 15: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

11

mendapatkan banyak tanda centang akan dikaji bersama. Dengan begitu terjalin

komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik.

4. PENUTUP

Dalam metode Question student have, pada observasi pertama yaitu metode

question student have ditemukan bahwa dalam prakteknya langkah-langkah dari

question student have tidak sepenuhnya sama, ada beberapa perubahan dari

langkah-langkah aslilnya. Dalam teori langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut; setelah peserta didik selesai menulis pertanyaan, maka kertas tersebut

diputar searah jarum jam (jika posisi duduk membentuk formasi lingkar) atau

disesuaikan dengan posisi duduk. Kemudian peserta didik diminta untuk meberi

centang pada kertas pertanyaan yang dirasa tidak tahu jawabannya. Setelah semua

kertas pertanyaan selesai berputar, guru akan memilih kertas yang endapat tanda

centang terbanyak untuk kemudian dibahas.

Namun dalam prakteknya, setelah peserta didik selesai menulis pertanyaan

guru meminta kertas tersebut untuk dikumpulkan. Kemudian guru membacakan

satu per satu pertanyaan tersebut dan meminta peserta didik untuk menjawabnya

bersama. Kemudian untuk pertanyaan yang tidak mendapat respon dari peserta

didik akan di jelaskan oleh guru.

Guru membuat perubahan pada beberapa poin diatas karena menyesuaikan

waktu pembelajaran dan utuk mempersingkat waktu.

Everyone is teacher here. Pada observasi kedua juga demikian. Ada sedikit

perubahan pada langkah-langkahnya. Jika berdasarkan pada teori langkah-

langkahnya adalah sebgai berikut; pseserta didik diminta menuliskan pertanyaan.

Kemudian kertas akan dibagikan secara acak. Peserta didik diminta menjawab

kertas pertanyan yang dia dapatkan. Langkah ini diubah menjadi peserta didik

diminta menulis beberapa pertanyaan. Kemudian dua orang dipanggil untuk maju

kedepan dan keduanya diminta bertanya jawab dengan soal masing-masing.

Perubahan ini dilakukan dengan harapan pesera didik tidak hanya membuat

satu pertanyaan. Dengan membuat lebih banyak soal serta menjawanb lebih

Page 16: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

12

banyak pertanyaan, maka peserta didik akan berusaha lebih keras dalam

memahami materi.

The power of two. Metode ini dalam prakteknya memiliki langkah-

langkah yang sesuai dengan teori. Metode ini sangat membantu peserta didik

dalam memahami suatu permasalahan. Dalam Tarikh ini berguna untuk

memahami suatu peristiwa dengan lebih terperinci. Dari mana akar permasalahan

itu bermula, dan bagaimana cara orang-orang di zaman itu mengatasinya. Lalu apa

dampak dari solusi yang ada pada saat itu, kemudian konflik apa saja yang

ditimbulkan karenanya. Kemudian untuk metode jigsaw learning. Metode ini

memiliki kesesuaian antara teori dengan prakteknya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab – bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Penerapan Strategi Active

Learning pada Mata Pelajaran Tarikh Kelas VII program khusus di SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta sudah terlaksana dengan baik, strategi active learning

diterapkan dengan tujuan mempermudah baik siswa maupun guru untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari strategi active learning yang

dilaksanakan berdasarkan RPP dengan metode everyone is teacher here, the power

of two, question student have, dan jigsaw learning. Meskipun diantara beberapa

metode tersebut sedikit mengalami perubahan untuk menyesuaikan kondisi kelas,

pelaksanaannya tetap menyesuaikan dengan SOP.

Selain itu, strategi active learning tidak hanya berperan dalam

meningkatkan keaktifan peserta didik dari segi fisik dan mental saja, melainkan

juga berpengaruh dalam membangun kecerdasan psikomotoriknya juga. Ada dua

factor penghambat terlaksananya strategi active learning dalam pembelajaran,

yaitu; kurangnya persiapan guru dalam merencanakan skenario pembelajaran dan

kepustakaan yang masih kurang.

Sementara itu dua faktor pendukung terlaksananya strategi active learning

yaitu; profesionalitas guru dan juga sarana prasarana yang mendukung. Peserta

didik pun merasa bahwa dengan strategi active learning pembelajaran dikelas jadi

menyenangkan dan mudah dipahami. Selain itu, strategi active learning tidak

hanya berperan dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dari segi fisik saja ,

Page 17: PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM …

13

melainkan juga berpengaruh dalam membangun kecerdasan dari segi mental

diantaranya adalah Meningkatkan dan menanamkan rasa percaya diri pada peserta

didik, Menjadikan peserta didik berfikir kreatif, Menjadi cepat tanggap,

Menghargai pendapat orang lain atau berfikiran terbuka, Meningkatkan

kecerdasasan emosional, Meningkatkan kecerdasan linguistic, Membangun

kerjasama tim yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ardy Wiyani, Novan. 2017. Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta : Ar-

Ruzz Media.

Baharun, Hasan. 2015. “Penerapan Pembelajaran Active Learning untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Madrasah. Jurnal Pendidikan

Pedagogig.januari-juni. Vol. 01

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. bandung : Pustaka Setia.

Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner Bidang Sosial, Budaya,

Filsafat, Seni, Agama dan Humaniora. Yogyakarta : Paradigm.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung : PT Refika Aditama.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Siauw, Felix Y. 2013. Muhammad al-Fatih 145. Jakarta : Alfatih Press.

Silberman, Mel. 2007. Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Penerjemah, Sarjuli. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka

Insan Madani.

Zuhairini, Abdul ghofir. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam. Malang : UIN Press