pbl skenario 1 step 3

27
SKENARIO 1 (step 3) LI . 1 Memahami dan menjelaskan larutan dan cairan LO 1.1 Definisi Larutan Dan Cairan Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada bagian ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alkohol. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Cairan tubuh terdapat dalam dua kompartemen besar, yaitu cairan intrasel dan ekstrasel. Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Sekitar 60% dari cairan tubuh total berupa cairan intrasel. Persentase cairan intrasel pada usia dewasa lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak karena jumlah sel semakin banyak dan ukuran sel lebih besar. Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, penggunaan energi, serta proses perbaikan sel. Cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi serta sebagai cadangan air untuk mempertahankan

Upload: rizky-gumelar

Post on 20-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

Page 1: PBL Skenario 1 Step 3

SKENARIO 1 (step 3)

LI . 1 Memahami dan menjelaskan larutan dan cairan

LO 1.1 Definisi Larutan Dan Cairan

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion

dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.

Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada bagian ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alkohol.

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Cairan tubuh terdapat dalam dua kompartemen besar, yaitu cairan intrasel dan ekstrasel. Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Sekitar 60% dari cairan tubuh total berupa cairan intrasel. Persentase cairan intrasel pada usia dewasa lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak karena jumlah sel semakin banyak dan ukuran sel lebih besar. Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, penggunaan energi, serta proses perbaikan sel. Cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi serta sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan .

Cairan ekstrasel terletak di luar sel tubuh. Cairan ekstrasel terdiri dari cairan intersistium (cairan antar sel), cairan intravaskuler (cairan dalam pembuluh darah), serta cairan trans-sel (cairan dalam rongga khusus, seperti otak, bola mata, dan sendi). Cairan ekstrasel berperan sebagai pengantar semua keperluan sel, misalnya zat gizi dan oksigen. Cairan ekstrasel juga berperan sebagai pengangkut CO2, sisa metabolisme, serta bahan toksik .

LO 1.2 Perbedaan Larutan Dan Cairan

Cairan terdiri dari 1 zat,sedangkan larutan terdiri dari 2 zat atau lebih yang terdiri dari solute dan solvent

Page 2: PBL Skenario 1 Step 3

LO 1.3 Fungsi Larutan Dan Cairan

Fungsi Larutan1. Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan

sehari-hari seperti padaobat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsipenerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh.

2. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana system penyangga utama dalam cairan intraselnya

3. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darahyang hampir konstan yaitu sekitar 7,4.

4. Menjaga pH plasma darah5. Menjaga pH cairan tubuh agar ekskresi ion H pada ginjal tidak

terganggu.

Fungsi Cairan1. Mencegah terjadinya kelelahan pada otot. Salah satu penyebab

kelelahan adalah terhambatnya glikosis (pemecahan glikogen) menjadi tenaga yang dipicu oleh kekurangan ion dalam tubuh.

2. Menjaga suhu tubuh tetap normal pada saat istirahat maupun saat beraktivitas pada suhu 37°C.

3. Alat transportasi untuk mengedarkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh, serta membuang racun dari tubuh.

LO 1.4 Jenis-jenis Larutan Dan Cairan

Larutan

Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja.

Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan. Proses pelarutan dapat diilustrasikan seperti Gambar di atas.

Page 3: PBL Skenario 1 Step 3

Jenis-jenis larutan

Gas dalam gas – seluruh campuran gas Gas dalam cairan – oksigen dalam air Cairan dalam cairan – alkohol dalam air Padatan dalam cairan – gula dalam air Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium Cairan dalam padatan – Hg dalam perak Padatan dalam padatan – alloys

Larutan Elektrolit

Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya ionisasi), larutan dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit, yang terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Larutan Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu ( = 1). Yangα tergolong elektrolit kuat adalah :

Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain

: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl,

KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.

Larutan Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < <>α

Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain. Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain. Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan

lain-lain.

Page 4: PBL Skenario 1 Step 3

Larutan non-Elektrolit

Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak meng-ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :

Larutan urea Larutan sukrosa Larutan glukosa Larutan alkohol dan lain-lain

Cairan

Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air.Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler (cairan dalam sel) dan ruang ekstra seluler (cairan luar sel). Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal.

Kompartemen cairan ekstra sel lebih jelas dibagi menjadi ruang:

- Intra vascular (cairan dalam pembuluh darah), mengandung plasma. - Ruang interstitial, mengandung cairan yang mengelilingi sel dan jenisnya 8 pada orang dewasa.              Contohnya limfe. - Ruang muskuler, merupakan bagian terkecil dari cairan ekstra seluler dan mengandung kurang lebih 1  liter cairan setiap waktu.

LO 1.5 Faktor yang Mempengaruhi Larutan Dan Cairan

Larutan

a. Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan, Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur (like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut

Page 5: PBL Skenario 1 Step 3

nonpolar.

b. Pengaruh Temperatur pada KelarutanKelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jikaair dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm. Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le Chatelier (Henri Louis Le Chatelier: 1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih tinggi.

c. Pengaruh tekanan pada kelarutanPerubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat.Perubahan tekanan sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan NaCl sekitar 2,3 % dan NH4Cl sekitar 5,1 %. Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali. Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau NH3 dalam air.

Cairan

Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi karena adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan elektrolit antar kompartmen. Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi keseimbangan kembali.

Page 6: PBL Skenario 1 Step 3

Perpindahan Substansi Antar Kompartmen

Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atan membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeable untuk substansi tersebut. Membran disebut semipermeabel (permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat menembusnya.

Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak membutuhkan energi.

DifusiPartikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’ s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:

Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.

Peningkatan permeabilitas.

Peningkatan luas permukaan difusi.

Berat molekul substansi.

Jarak yang ditempuh untuk difusi

OsmosisBila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkat, konsentrasi air akan menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat yang terlarut, maka terjadi perpindahan air/ zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.

Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran, dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.

Page 7: PBL Skenario 1 Step 3

Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.

LI 2 Memahami Dan Menejelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh

LO 2.1 Kompartemen

KOMPOSISI TUBUH

CAIRAN TUBUH TOTAL

Pria dewasa muda :18% berat badan terdiri dari protein 7% adalah mineral,15% adalah lemak.60% adalah air.

Komponen intrasel air tubuh 40% BB, Komponen ekstrasel : 20%.

Sekitar 25% komponen ekstrasel terdapat dalam sistem vaskular (plasma = 5% berat badan) dan 75% di luar pembuluh darah (cairan inter-stisium = 15% berat badan).

Volume darah total adalah sekitar 8% dari berat badan.

Page 8: PBL Skenario 1 Step 3

LO 2.2 Faktor Yang Mempengaruhi

Umur :Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

Iklim :Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

Diet :Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

Stress :Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

Kondisi Sakit :Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya : - Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

Tindakan Medis :Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.

Pengobatgan :Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.h.Pembedahan :Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan

Page 9: PBL Skenario 1 Step 3

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

LO 2.3 Sumber input dan output

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

Pengaturan volume cairan ekstraselPenurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma. Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang.

Pengaturan volume cairan ekstrasel dapat dilakukan dengan cara sbb.:a. Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake & output) air

Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka harus ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dengan lingkungan luarnya. Water turnover dibagi dalam:1. External fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar. (Gambar 3)

1.1. Pemasukan air melalui makanan dan minuman air metabolisme/oksidasi

1.2. Pengeluaran air melalui insensible loss (paru-paru & kulit) urin

Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen, seperti proses

filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal.

Memperhatikan keseimbangan garamSeperti halnya keseimbangan air, keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan keluarannya. Permasalahannya adalah seseorang hampir tidak pernah memperhatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi, seseorang mengkonsumsi garam sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih dari kebutuhan.Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urin untuk mempertahankan keseimbangan garam.

Page 10: PBL Skenario 1 Step 3

Ginjal mengontrol jumlah garam yang diekskresi dengan cara:1. Mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi

Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate(GFR). 2. Mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal

+Jumlah Na yang direabsorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol

+ tekanan darah. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na dan

++retensi Na di tubulus distal dan collecting. Retensi Na meningkatkan retensi air

sehingga meningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri .

Selain sistem renin-angiotensin-aldosteron, Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Hormon ini disekresi oleh sel atrium jantung jika mengalami distensi akibat peningkatan volume plasma. Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urin sehingga mengembalikan volume darah kembali normal.

LO 2.4 Mekanisme

Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak membutuhkan energi.

DifusiPartikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’ s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:

Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.

Peningkatan permeabilitas.

Peningkatan luas permukaan difusi.

Berat molekul substansi.

Jarak yang ditempuh untuk difusi

OsmosisBila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume

Page 11: PBL Skenario 1 Step 3

yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkat, konsentrasi air akan menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat yang terlarut, maka terjadi perpindahan air/ zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.

Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran, dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.

Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.

LI 3 Memahami Dan Menjelaskan Mineral

LO 3.1 Jenis Mineral

a. Kalsium.b. Fosfor.c. Natrium.d. Kalium.e. Klorida.f. Magnesium.

LO 3.2 Fungsi Mineral

Kalsium, unsur pembentuk tulang, gigi, dan pengaturan fungsi sel dan impuls saraf.

Fosfor, unsur pembentuk tulang, gigi, ATP intermediat metabolik terfosforilasi, asam nukleat.

Natrium, Kation utama di dalam cairan ekstrasel. Mengatur volume

plasma, keseimbangan asam-basa, fungsi saraf dan otot, Na+

/ K+

-ATPase

Kalium, Kation utama didalam cairan intrasel; fungsi saraf dan otot,

Na+

/K+

- ATPase,keseimbangan asam basa Klorida, Keseimbangan cairan dan elektrolit, keseimbangan asam

Page 12: PBL Skenario 1 Step 3

basa, getah lambung, pergeseran klorida pada transpor HCO3

-

didalam eritrosit Magnesium, Unsur pembentuk tulang, gigi, kofaktor enzim (kinase,

dll).

LO 3.3 Sumber Mineral

Kalsium = susu, suplemen kalsium, kalsium (karbonat, glukonat, laktat)

Fosfor = coca cola, daging Natrium = garam meja Kalium = sayuran, buah, kacang-kacangan Klorida = garam meja Magnesium = sayuran hijau

LO 3.4 Kadar normal

Kalsium = 1,5-2% dari berat badan, 99% pada jaringan keras Fosfor = 1% dari berat badan Natrium = 35-40% dalam kerangka tubuh Kalium = mencapai 95% Klorida = 0,15% berat tubuh Magnesium = 60% di tulang, 26% di otot

LO 3.5 Metabolisme Mineral

Mineral diperlukan bagi fungsi fisiologik dan biokimia.

Makromineral: diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari 100 mg/ hari.

Mikromineral ( trace element ) diperlukan dalam jumlah yang kecil dari pada 100 mg/hari.

Kalsium (metabolism dan ekskresi) = Konsentrasei Ca extraseluler sekresi PTH me absorbsi Ca dari filtrat glomerulus dan me absorbsi Fosfat . PTH vitamin D aktif merangsang pengeluaran Ca dari tulang dan meningkatkan transport aktif Ca dari intestinal ke plasma darah. Meningkatnya konsentrasi Ca dalam cairan extraseluler sekresi calcitonin Ca plasma karena pe resorpsi Ca pada tulang dan pe pengeluaran Ca melalui urin.

Natrium (metabolism dan ekskresi) = Konsentrasi Na rendah angiotensin

dalam darah aldosteron dari korteks adrenal meningkatkan resorpsi Na+

Page 13: PBL Skenario 1 Step 3

oleh ginjal Me kehilalangan K melalui urin. Kalium = Juga diatur oleh aldosteron. Klorida = dilakukan di usus halus bersamaan dengan natrium, dan eksresi

dilakukan melalui urin

LI 4 Memahami dan menjelaskan gangguan mineral

LO 4.1 Kelebihan dan kekurangan Mineral

Natrium = Hipernatremia, hiponatremia, penyakit Addison pada saat abnormal

Kalium = Hipokalemia (diare,muntah,asiduria,penyakit cushing) Hiperkalemia (kerusakan jaringan da ginjal)

Klorida = Bayi yang mendapat susu formula bebas garam. Terjadi sekunder karena vomitus, terapi diuretik, penyakit ginjal

LI 5 Memahami dan menjelaskan Dehidrasi

LO 5.1 Definisi Dehidrasi

Dehidrasi adalah dimana keadaan volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium cairan diekstrasel.

Akibat dari keadaan ini akan terjadi peningkatan dan natrium dalam ekstrasel sehingga cairan intrasel akan masuk ke ekstrasel (cairan intrasel berkurang) dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intra dan ekstra sel secara bersamaan (pengurangan volume air tubuh total); 40% dari carian yang hilang berasal dari ekstrasel dan 60% berasal dari intrasel.

Secara klinik perbedaan antara deplesi volume dan dehidrasi terletak pada kadar natrium dan plasma. Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik) atau diabetes osmotik.yang kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau gangguan akses cairan.

Dehidrasi dapat terjadi pada keadaan masuknya cairan ekstrasel ke intrasel secara berlebihan,kejang hebat,setelah melakukan latihan berat, atau pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan. Dehidrasi dapat timbul pula jika diare hebat dan asupan oral terbatas karena nausen atau muntah,terutama pada anak kecil atau lanjut usia.

LO 5.2 Jenis-jenis Dehidrasi

Page 14: PBL Skenario 1 Step 3

Dehidrasi dapat dibedakan atas : Dehidrasi hipertonik yaitu hilangnya air lebih banyak dari natrium. Ditandai

dengan tingginua kadar natrium serum ( lebih dari 145 mEq/L), dan peningkatan osmolalitas efektif serum ( lebih dari 285 mOsmol/L).

Dehidrasi isotonik yaitu hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama.Ditandai dengan normalnya kadar serum (135-145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mOsmol/L)

Dehidrasi hipotonik yaitu hilangnya natrium lebih banyak daripada air.Ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mEq/L), dan penurunan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mOsmol/L).

LO 5.3 Gejala Dehidrasi

Rasa haus yang meningkat Berkurangnya jumlah buang air kecil Warna urine yang gelap Tidak mampu berkeringat Perubahan ortostatikpada keadaan berat Mulut dan bibir kering Mata kering dan terlihat cekung Mual dan muntah Lesu, lelah dan mudah marah Pusing

LO 5.4 Penyebab Dehidrasi

Biasanya dehidrasi terjadi karena infeksi yang menyebabkan muntah dan diare. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi. Kira-kira satu dari sepuluh anak yang lahir di negara berkembang meninggal karena diare sebelum mencapai umur 5 tahun.

Page 15: PBL Skenario 1 Step 3

LO 5.5 Akibat Dehidrasi

Tanda dan gejala Tanda dan gejala Dehidrasi ringan Dehidrasi

sedangDehidrasi berat

1.keadaan umum dan kondisi bayi dan anak kecil.

Anak lebih besar

Haus,sadar, gelisah

Haus,sadar,gelisah

Haus, gelisah

Haus, sadar merasa pusing pada perubahan

Mengantuk, lemas, extremitas dingin, berkeringat,sianotik,mungkin koma.Biasanya sadar.gelisah,extremitas dinigin dan sianotik.Kulit jari berkeriput, kejang otot.

2. nadi redialis Normal Cepat dan lemah

Cepat,halus, kadang-kadang tak teraba.

3. pernafasan Normal Dalam,mungkin cepat

Dalam dan cepat

4. ubun-ubun besar Normal cekung Sangat cekung

5. elastisitas kulit Pada pencubitan,elastisitas kulit kembali segera

lambat Sangat lambat

6. mata Normal cekung Sangat cekung7. air mata Ada kering Sangat kering

8. selaput lendir Lembab kering Sangat kering9. pengularan urine Normal Berkurang dan

warna tuaTidak ada urine dalam beberapa jam, kandung kencing kosong.

10. tekanan darah sistolik , kehilangan berat

4-5 % 6-9% 10 % atau lebih

Page 16: PBL Skenario 1 Step 3

prakiraan kehilangan cairan (%)

40- 50 ml/kg 60-90ml/kg 100-110ml/kg

Selain itu, keadaan klinis dari rehidrasi dapat dilihat dari pertimbangan dehidrasi, yaitu:

Dehidrasi ringan : turgor berkurang, suara serak Dehidrasi sedang : turgor buruk, suara serak, nadi cepat nafas cepat dan

dalam Dehidrasi berat : sama seperti dehidrasi sedang , tetapi kesadaran

menurun (apatis sampai koma) , otot-otot kaku, sianosis.

LO 5.6 Penanggulangan Dehidrasi

Pengobatan cairan pada dehidrasi : Dehidrasi ringan diberikan cairan per oral, berupa oralit, larutan gula-garam,

air tajin, kuah sayur. Banyaknya cairan yang dianjurkan adalah 50ml/kg BB, yang dapat diberikan

dalam waktu 4-6 jam. Dehidrasi sedang diberikan cairan oralitper oral sebanyak 100ml/kg BB

selama 4-6 jam.

LI 6 Memahami dan menjelaskan Etika Minum Dalam Islam

Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Alloh, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.

Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menuturkan: �Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan�. (Muttafaqalaih).

Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak. Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: �… dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan

Page 17: PBL Skenario 1 Step 3

dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak�. (Muttafaqalaih).

Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah. Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: �Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan jika lupa menyebut nama Alloh Subhanahu wa Ta’ala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi�. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Adapun meng-akhirinya dengan Hamdalah, karena Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: �Sesungguhnya Alloh sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memuji-Nya�. (HR. Muslim).

Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum. Hadits Ibnu Abbas menuturkan �Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya�. (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Karena Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: �Tiada tempat yang yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya, cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja untuk menegakkan tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minu-mannya dan sepertiga lagi untuk bernafas�. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika.

Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas beliau berkata, �Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir bejana wadah air.� (HR. Al Bukhari)

Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits Anas disebutkan �Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri�. (HR. Muslim).

Page 18: PBL Skenario 1 Step 3
Page 19: PBL Skenario 1 Step 3
Page 20: PBL Skenario 1 Step 3