organized crime

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini begitu pesat tanpa ada pembatas yang menghalangi kita untuk mencegah terjadinya perubahan. Tentunya pada perkembangan yang berimbas pada perubahan kea rah yang positif menjadi harapan setiap manusia. Tanpa tersadari perkembangan zaman pun membawa perubahan yang negatif, timbulnya kejahatan-kejahatan yang menjadi momok menakutkan pada khalayak ramai. Pada dasarnya kejahatan saat ini sering terjadi, jarang sekali kejahatan yang secara-secara terang-terangan muncul di muka publik, kejahatan yang sekarang sering muncul adalah kejahatan yang kasad mata, tidak terlihat dan tidak mampu dirasakan terkecuali bagi yang mengalaminya. Jika kita berbicara tentang kejahatan terorganisir, terlebih dahulu kita harus dapat membedakannya dengan kejahatan organisasi. Karena umumnya orang sering salah memahami dengan menganggap dua istilah tersebut sebagai istilah yang memiliki definisi yang sama. Kejahatan organisasi atau organizational crime adalah kejahatan kerah putih (white collar crime) yang dilakukan dengan dukungan dan 1

Upload: yudha-irfan

Post on 09-Aug-2015

772 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Organized Crime

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman saat ini begitu pesat tanpa ada pembatas yang

menghalangi kita untuk mencegah terjadinya perubahan. Tentunya pada

perkembangan yang berimbas pada perubahan kea rah yang positif menjadi

harapan setiap manusia. Tanpa tersadari perkembangan zaman pun membawa

perubahan yang negatif, timbulnya kejahatan-kejahatan yang menjadi momok

menakutkan pada khalayak ramai. Pada dasarnya kejahatan saat ini sering terjadi,

jarang sekali kejahatan yang secara-secara terang-terangan muncul di muka

publik, kejahatan yang sekarang sering muncul adalah kejahatan yang kasad mata,

tidak terlihat dan tidak mampu dirasakan terkecuali bagi yang mengalaminya.

Jika kita berbicara tentang kejahatan terorganisir, terlebih dahulu kita

harus dapat membedakannya dengan kejahatan organisasi. Karena umumnya

orang sering salah memahami dengan menganggap dua istilah tersebut sebagai

istilah yang memiliki definisi yang sama. Kejahatan organisasi

atau organizational crime adalah kejahatan kerah putih (white collar crime) yang

dilakukan dengan dukungan dan dorongan dari sebuah organisasi formal dan

cenderung memiliki tujuan yang setidaknya dapat memajukan tujuan dari

organisasi. Sedangkan kejahatan terorganisir atau organized crime  lebih kepada

kejahatan transnasional, nasional, atau lokal yang dijalankan oleh kelompok

penjahat untuk tujuan hal-hal yang menjadi tujuan mereka sendiri.

Tentunya kita sebagai masyarakat enggan untuk terlibat secara langsung

dalam hal kejahatan seperti ini. Namun terkadang kita tidak tersadar menjadi

daging empuk yang sedang di intai untuk menjadi santapan lezat untuk para

pelaku kejahatan. Namun bagaimana baiknya kita mengetahui hal apa saja yang

menjadi dimaksud dengan “Organized Crime”

1

Page 2: Organized Crime

1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan tersebut maka dalam penelitian Studi kasus ini dapat di

jabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan “Organized Crime”?

2. Apa hal yang menjadi tujuan dari “ Organized Crime”?

3. Apa saja kategori yang termasuk kedalam “Organized Crime”?

4. Bagaimana sejarah para mafia ?

5. Bagaimana penegakan hukum terhadap “Organized Crime?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa itu “Organized Crime”

2. Memahami apa yang menjadi tujuan “Organized Crime”

3. Mengetahui beberapa kategori dari “Organized Crime”

4. Mengetahui sejarah para mafia

5. Mengetahui penegakan hukum terhadap “Organized Crime”

1.4 Manfaat Penulisan

1. Memberi sumbangan pengetahuan dan wawasan mengenai “Organized

Crime”

2. Memberi gambaran tentang bagaimana “Organized Crime” serta tata

struktur dalam kegiatan yang dilakukannya. Serta memberi cara

pencegahan agar tidak terlibat dalam hal tersebut.

1.5 Metode Penulisan

1. Kajian Pustaka

2. Browsing

2

Page 3: Organized Crime

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kejahatan Terorganisir

Kejahatan terorganisir atau yang disebut dengan Organized Crime sering

digolongkan ke dalam salah satu bentuk White Collar Crime. Meskipun kejahatan

teroganisir sering digolongkan kedalam white collar crime tidaklah berarti bahwa

Organized Crime murni semata-mata kasus non konveksional. "Kejahatan

terorganisir" (Organized Crime) harus dibedakan dengan "kejahatan organisasi"

(Organizational Crime), karena yang dimaksud dengan organizational crime

adalah kejahatan yang dilakukan oleh organisasi, baik berbentuk badan hukum,

korporat, atau organisasi non-badan hukum, sehingga sebenarnya "organiszational

crime" itu hanya merupakan istilah lain dari "kejahatan korporat" (Corporate

Crime).

Akan tetapi ada juga yang mengartikan. Organized crime sebagai suatu

indikasi dari penjahat profesional yang melakukan kegiatan ilegal sebagai cara

hidup (way of life) mereka (Steven Gifis, 1984: 330)

Beberapa pengertian lain yang pernah diberikan terhadap kejahatan terorganisir

adalah sebagai berikut: (J.E. Sahetapy, 1994: 29)

1. Menurut Timothy S. Bynum

Menurut Timothy S. Bynum, yang dimaksud dengan organized

crime adalah suatu perusahaan yang terus menerus beroperasi secara

rasional untuk memperoleh keuntungan, dengan menggunakan kekerasan,

atau paling tidak, ancaman kekerasan, atau menyebabkan dilakukannya

korupsi oleh pejabat pemerintah

2. Menurut Hagam3

Page 4: Organized Crime

Menurut Hagam, yang dimaksud dengan organized crime adalah

tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mempunyai

kegiatan utama yang berlawanan dengan hukum (pidana) dengan tujuan

untuk mencari keuntungan secara tidak ilegal dengan menggunakan

kekuasaan yang tidak sah dengan jalan melakukan kegiatan pemerasan

(racketeering) bahkan bila mungkin, melakukan manipulasi finansial yang

canggih.

3. Menurut Albini

Menurut Albini, yang dimaksud dengan Organized Crime adalah

perbuatan yang melibatkan 2 atau lebih individu, baik specialist atau

nonspecialist, yang memimpin suatu bentuk struktur sosial tertentu,

dimana tujuan akhir dari organisasinya adalah terlihat dalam maksud dan

tujuan yang khusus dari kelompok tersebut.

Selanjutnya, dengan mengambil pendapat beberapa ahli, Frank E. Hagan

menyimpulkan beberapa ciri dari suatu organized crime, yaitu sebagai berikut:

(J.E. Sahetapu, 1994: 31)

1. Merupakan kejatan nonideologi

2. Organisasi yang hierakis dan kontinu

3. Memakai kekerasan (violence), yakni menggunakan kekerasan fisik

atau ancaman kekerasan fisik.

4. Keanggotaannya terbatas

5. Mempunyai suati planning yang rapi dan terukur

6. Mendapatkan keuntungan yang rasional melalui kegiatan yang tidak

ilegal

7. Public demand

8. Korupsi/immunity

4

Page 5: Organized Crime

9. Monopoli, dengan menguasai wilayah tertentu

10. Spesialisasi.

11. Penuh rahasia

12. Mempunyai aturan main tertentu yang dipatuhi dengan taat oleh para

anggotanya.

13. Mempunyai tenaga ahli khusus dalam bidang tertentu, semisal

akuntan, ahli hukum, ahli perbankan, ahli medis, dan lain lain.

Salah satu model kejahatan utama dari kejahatan teroganisir, terutama

yang dilakukan oleh gembong mafia adalah tindakan yang secara populer disebut

dengan istilah "racketeering" (pemerasan). Yang dimaksud dengan kejahatan

racketeering adalah suatu perbuatan pidana yang dilakukan oleh sindikat

kejahatan/mafia, dengan jalan mengancam (exortion) fisik atau mental sehingga

menimbulkan rasa takut bagi yang di ancam, yang dilakukan, baik secara lisan

maupun tulis, lewat telepon, SMS, internet/e-mail, atau dengan mempergunakan

cara-cara kekerasan (coercion) dalam berbagai bentuk dan tingkat, termasuk

mengebom, membajak kendaraan, membunuh, mencederai, menculik dengan

tebusan, melukai, dan merampas, baik terhadap diri yang dituju maupun terhadap

anggota keluarga atau rekannya, dengan tujuan untuk mendapatkan uang, harta

benda, atau manfaat-manfaat lainnya.

Menurut hukum di Amerika Serikat, perbuatan racketeering dimaksud

sebagai suatu kejahatan terorganisir, yang dilakukan dengan jalan salah satu dari

kategori berikut:

1. Secara langsung atau tidak langsung melakukan investasi dalam

perusahandibidang bisnis, atas uangnya yang berasal dari kegiatan yang

termasuk ke dalam formula racketeering, atau yang berasal dari penagihan

terhadap hutang ilegal (unlawful debt)

5

Page 6: Organized Crime

2. Mendapatkan keuntungan dari suatau perusahaan melalui cara-cara yang

termasuk ke dalam kegiatan dengan formula rackteering, atau yang

termasuk ke dalam penagihan terhadap hutang yang ilegal (unlawful debt)

3. Menjalankan perusahaan atau berpatisipasi dalam kegiatan perusahaan

melalui formula rackteering atau penagihan terhadap hutang yang ilegal

(unlawful debt)

4. Ikut berkonspirasi dalam melakukan pelanggaran tterhadap ketentuan-

ketentuan tentang rackteering (Steven H Gifis, 1984; 383)

Beberapa contoh organisasi bawah tanah atau gembong mafia preman yang

terkenal adalah:

1. Yakuza (Jepang)

2. Triad (Cina dan Hongkong)

3. Al Capone (Mafia legendaris dari Chicago, Amerika Serikat)

4. Beberapa keluarga mafia di Amerika Serikat (Chicago dan New York) asal

Italy, seperti Genovese, Gambino, Lucchese, Bonanno, dan Colombo

5. Beberapa organisasi mafia di Italy, seperti Cosa Nostra (di Palermo dan

Sisilia), Camorra (di Napoli dan Campania), Ndrangheta (di Reggio dan

Calabria), atau Sacra Corona Unita (di Tarante, Brindisi, dan Pouilles).

6. Di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan

Bandung, juga ada organisasi mafia bawah tanah, baik mafia preman

maupun mafia non preman, yang menjalankan tugasnya sebagai

perdagangan obat bius/ganja/pil ecstasy, perdagangan dan penyelundupan

senjata api, pem- backing-an, pendemo bayaran, pencaloan, pemerasan,

pemborong dengan jalan pembakaran, dan lain-lain.

7. Di beberapa tempat di Indonesia juga terdapat beberapa sindikat organisasi

preman dengan mencantolkan dirinya pada partai politik, organisasi

massa, organisasi kedaerahan, organisasi pembela hak asasi, bahkan

6

Page 7: Organized Crime

organisasi keagaaman, yang melakukan tugasnya, seperti membunuh

bayaran, menculik, membakar, melakukan pengeboman, backing tempat

hiburan, dan lain-lain

Dilhat dari keabsahan bisnisnya, suatu kejahatan terorganisasi dapat

dikategorikan :

1. Kejahatan dengan bisnis gelap

Bekerja di bidang-bidang bisnis yang ilegal. Seperti,

perdagangan/penggunaan obat bius, main perempuan, perdagangan

senjata api, pembunuh bayaran, pencurian kendaraan bermotor,

pemerasan, dan lain-lain

2. Kejahatan dengan bisinis setengah gelap

Tindakan mafia yang digolongkan setengah gelap artinya, tindakan

tersebut tidak terpuji bahkan bertentangan dengan hukum, tetapi oleh

pemerintah dan masyarakat kegiatan tersebut dibiarkan saja. Misalnya

terhadap tindakan backing judi/pelacuran, pendemo bayaran, dan lain-lain.

3. Kejahatan bisnis terang-terangan

Banyak bisnis terang-terangan dan sebenarnya legal yang

dijalankan oleh para mafia. Inilah model mafia tradisional, seperti, suap-

menyuap, pembakaran pasar atau komplek pertokoan, penindasan,

pengancaman, pemusnahan pesaing, atau intrik-intrik tidak sehat lainnya.

2.2 Sejarah Para Mafia Dan Sekelumit Riwayat Al Capone

Adalah Alphonse Capone atau yang lebih populer dengan sebutan Al

Capone, yang merupakan seorang gembong mafia yang legendaris, yang

merupakan bos mafia paling terkenal sepanjang zaman di seluruh dunia. Dia

merupakan gembong sindikat organisasi gerakan bawah tanah yang bermarkas di

Chicago, Amerika Serikat pada sekitar awal abad ke-20.

7

Page 8: Organized Crime

Sebenarnya cerita tentang adanya bos-bos mafia yang mengendalikan

sindikat organisasi bawah tanah sebelumnya sudah ada di Sisilia, Italy yang

diperkirakan sudah ada sejak abad ke-18 dan sangat merajalela pada abad ke-19.

Bahkan sebenarnya kejahatan banditisme sudah ada sejak zaman pertengahan.

Jika dibandingkan jaringan mafia Sisilia yang sampai ke Amerika Serikat,

jaringan mafia Asia Timur seperti Yakuza (Jepang) atau Triad (Cina dan Hong

kong) tidak ada apa-apanya.

Sejarah lahirnya mafia di Sisilia tidak terlepas dari situasi kemasyarakatan

yang sangat feodal saat itu. Bahkan, istilah “mafia” itu sendiri muncul pertama

kalinya dalam sebuah dokumen di Sisilia pada tahun 1658. Para mandor atau

centeng ini yang kemudian berkembang lebih lanjut menjadi bos-bos mafia, yang

selanjutnya menjadi sindikat organisasi bawah tanah di abad ke-18. Tapi

kemudian feodalisme dihapuskan, dengan demikian sistem tuan-tuan tanah juga

berakhir. Sehingga para mafia memihak para petani untuk memprotes adanya

pajak yang tidak adil. Sehingga mereka dianggap pahlawan oleh para buruh tani

karena mereka terlihat seperti orang baik dan kejahatan mereka yang tersembunyi

rapi, bahkan sampai pada pertengahan abad ke-20 di Italy orang masih bertanya-

tanya apakah sebenarnya memang ada yang namanya organisasi bawah tanah atau

mafia itu.

Kemudian ketika Mussolini berkuasa di Italy menjelang tahun 1900

dengan rezimnya yang fascist, pada saat yang bersamaan mafia di Sisilia sudah

sangat berkuasa. Pada saat kekalahan rezim fascist Mussolini di Italy, posisi para

mafia berhati serigala, muncul ke permukaan sepertidewa penolong ala God father

atau Robin Hood sangat terasa. Bahkan, para mafioso tersebut mendukung

sepenuhnya pemberontakan kaum separatis di Sisilia untuk menjadi negara

merdeka atau mungkin menjadi bagian dari negara Amerika Serikat.

Apa yang terjadi di Sisilia bahkan lebih kejam daripada counterparts-nya

di Amerika Serikat. Di Sisilia para mafioso membunuh tanpa ampun siapa saja,

termasuk hakim, jaksa, polisi, dan pejabat pemerintah lainnya yang dianggap

8

Page 9: Organized Crime

menghalang-halangi pekerjaan para mafia. Bahkan, sejak dekade 1960-an, kerja

sama semakin intens antara mafia yang disebut “Cupola” di Sisilia dan mafia asal

Sisilia di Amerika Serikat yang disebut dengan “Comission”. Kerja sama mereka

terutama di bidang bisnis narkotika, padahal sebelumnya haram bagi para mafia

untuk masuk ke bisnis narkotika. Di mata para mafioso bisnis menyuap,

mengancam, menculik, atau membunuh jauh lebih terhormat daripada bisnis di

bidang narkotika.

Di Sisilia para mafia menguasai bisnis secara total. Mengapa di Sisilia

banyak gedung aneh tidak menentu, tanpa penghijauan dan tanpa tempat parkir

yang efisien? Hal ini disebabkan bsinis pembangunan gedung dikuasai/dicukongi

oleh para mafia di sana. Bahkan semenjak walikota Palermo ( di Sisilia ) yang

terkenal korup yaitu Salvo Lima dan penggantinya yaitu Vito Ciancimono.

Mereka menjual izin mendirikan gedung kepada para gembong mafia. Meskipun

kemudian Salvo Lima ditembak secara mengenaskan oreh para mafioso setelah

tidak dibutuhkan lagi. Itulah hukum dalam dunia mafia: tembak setelah tidak

dibutuhkan lagi.

Para mafia juga menguasai pasar daging, mendirikan dan menguasai hotel,

menguasai bisnis transportasi, banking, telekomunikasi, energi, dan yang lainnya

masih banyak, baik sebagai pelaku bisnis maupun sebagai calo. Seperti telah

disebutkan bahwa dalam sejarah kemafiaan, tidak ada gembong mafia yang

sepopuler Al Capone di Amerika Serikat yang bermarkas di kota Chicago.

Bahkan, nama Al Capone sudah menjadi legenda dunia tentang mafia.

Seperti biasanya, gembong-gembong mafia di Amerika Serikat adalah

keturunan imigran Italy yang ada di Amerika Serikat, khususnya yang berasal dari

kampung mafia Italy yang disebut dengan Sisilia. Melihat riwayat Al Capone,

pada awalnya Al Capone henya merupakan mafia tingkat pesuruh dalam satu

kelompok mafia di kota New York. Kemudian sekitar tahun 1921, oleh gembong

mafia di New York, Al Capone dikirim ke Chicago untuk bekerja dengan

gembong mafia yang lainyaitu Johnny Torrio. Akan tetapi diluar dugaan Johnny

9

Page 10: Organized Crime

Torrio pensiun, maka, sejak itulah Al Capone gembong maia ( mafioso ) yang

paling dikenal. Antara mafia di Sisilia dan New York tetap terjalin hubungan

bisnis. Dibidang perdagangan obat bius misalnya. Obat bius yang berada di New

York berasal dari Sisilia karena obat bius tersebut disuling di Sisilia dengan bahan

mentah dari negara lain. Karena mafia di New York juga berasal dari Italy, maka

terkenalah apa yang disebut dengan “pizza conection”. Artinya para mafia sering

memutihkan uang mereka dan merancanakan rancangan bisnisnya di restoran-

restoran pizza.

Para mafia di Amerika Serikat sama juga seperti mafia di Sisilia (Italy)

mempunyai organisasi yang sangat rapi dan bekerja dibawah tanah. Mereka

sangat berkuasa dan tentu saja sangat kejam. Bukan hanya menguasai bisnis-

bisnis di New York, tetapi mereka juga mengontrol politik nasional Ameria

Serikat. Oleh aparat penegak hukum, mereka tercium dan sangat terasa ada, tetapi

susah dibuktikan kesalahannya, sampai kemudian ke luar undang-undang di

penghujung abad ke-20, yang memberikan kewenangan yang lenih luas kepada

penegak hukum dalam hal ini FBI, dalam memberantas mefia. Undang-undang ini

dikenal dengan nama Recketeer Influenced and Corrupt Organization (RICO).

Di samping Italy dan Amerika Serikat, negara-negara lain juga ikut

mensuplai bibit mafia dan juga bersatu dalam jaringan organisasi bawah tanah.

Seperti Yakuza di Jepang, Triad di China. Kemudia mafia obat bius dari negara

Kolumbia, atau bahkan negara Afrika. Bahkan, di Indonesia sendiri sekarang

mulai tumbuh kejahatan yang terorganisasi. Misalnya mereka yang berdagang

obat bius, ataupun vcd porno, mafia preman backing judi atau tempat pelacuran,

memungut uang secar paksa dari pedagang/pemeras, sindikat pemalsu kartu

kredit, penyelundupan senjata, sindikat pencurian sepeda motor, atau mereka yang

berbisnis halal seperti biasa, tetapi dengan cara suap-menyuap terhadap aparat

penegak hukum dan pemerintah. Bahkan ada juga diantara para organisasi mafia

di Indonesia yang tidak lagi di bawah tanah, tetapi organisasi yang berkedok

organisasi keagamaan, organisasi politik dan sosial, atau mafia nonorganisasi

masayarakat, tetapi mempunyai jaringan tersendiri.

10

Page 11: Organized Crime

Karena cara kerja mereka yang cukup rapi dan kegiatan suap-menyuap

yang cukup gencar, ditambah dengan masih banyak aparat hukum yang haus

uang, maka para mafia dalam suatu organization crime semuanya tidak terjangkau

oleh hukum kita.

2.3 Law Enforcement Terhadap Kejahatan Terorganisir

Kejahatan terorganisir merupakan kejahatan yang cukup sulit diberantas.

Oleh sebab itu, setiap waktu kita mendengar ada pembasmian terhadap organisasi-

organisasi mafia atau organisasi penjahat lainnya. Akan tetapi, kenyataannya

organisasi-organisasi tersebut tetap saja eksis.

Ada beberapa hambatan dalam melakukan law enforcement (menegakkan

hukum) terhadap kejahatan terorganisasi ini, yang paling prinsip adalah sebagai

berikut:

1. Organisasi kejahatan tersebut cukup canggih sehingga tidak mudah

terdeteksi.

2. Organisasi kejahatan tersebut cepat menyesuaikan diri mengikuti

perkembangan tekhnologi penyidikan penegak hukum.

3. Oerganisasi kejahatan memegang penegak hukum dan pejabat

pemerintah dengan jalan menyuap.

4. Organisasi kejahatan membunuh penegak hukum dan pejabat

pemerintah yang tidak bisa disuap.

5. Penegak hukum dan pejabat pemerintah takut dengan ancaman

pembunuhan oleh organisasi kejahatan.

6. Para anggota organisasi kejahatan menjalankan kewajibannya

(perintah atasan) dengan disiplin yang tinggi karena taruhannya adalah

nyawa.

Dalam kenyataannya, keberhasilan dari suatu law enforcement (penegakan

hukum) terhadap kejahatan terorganisir ini bergantung pada beberapa faktor

sebagai berikut:

11

Page 12: Organized Crime

1. Adanya tekad dan semangat yang kuat dari penegak hukum dan

pemerintah untuk membasmi mafia.

2. Integritas para penegak hukum dan pemerintah yang tinggi sehingga

tidak gampang disuap oleh para mafia.

3. Adanya keberanian dari penegak hukum dan pemerintah sehingga

tidak takut dari ancaman para mafia, termasuk ancaman

pembunuhan.

4. Adanya undang-undang yang dapat benar-benar menunjang

pembasmian para mafia.

5. Menggunakan seefektif mungkin para informan yang berasal dari

anggota mafia yang membelot.

6. Keikutsertaan masyarakat untuk membasmi mafia, dengan tidak

menyembunyikan data para mafia dan berani mengungkapkannya.

Para mafia memang tidak segan-segan utnuk membunuh atau menyiksa

orang. Seperti para mafia di Italy, mereka sinis terhadap penegakan hukum disana

yang terlalu berbelit-belit, mahal dan time consuming, sedangkan penegakan

hukum cara mafia cukup to the point, singkat, praktis, dan hasilnya segera terlihat,

yakni suap, ancam, dan bunuh, tanpa terlalu banyak basa-basi.

12

Page 13: Organized Crime

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kejahatan terorganisir adalah kejahatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang yang melawan hukum atau ilegal dengan jalan

melakukan pemerasan. Tujuan dari kejahatan terorganisir ini adalah untuk

mendapatkan keuntungan dengan menggunakan kekerasan atau paling

tidak ancaman kekerasan. Kejahatan yang termasuk kedalam kejahatan

terorganisir terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kejahatan yang pertama

dilakukan oleh mafia preman dan non-preman.

Adapun dari keabsahan bisnisnya kejahatan terorganisir dapat

dikategorikan kedalam kejahatan dengan bisnis gelap, kejahatan dengan

bisinis setengah gelap, dan kejahatan bisnis terang-terangan. Kemudian

yang terkait dengan kejahatan terorganisir ini adalah mafia-mafia yang

terkenal didunia contonya Yakuza (Jepang), Triad (Cina dan Hongkong),

Al Capone (Mafia legendaris dari Chicago, Amerika Serikat), Beberapa

keluarga mafia di Amerika Serikat (Chicago dan New York) asal Italy,

seperti Genovese, Gambino, Lucchese, Bonanno, dan Colombo, Beberapa

organisasi mafia di Italy, seperti Cosa Nostra (di Palermo dan Sisilia),

Camorra (di Napoli dan Campania), Ndrangheta (di Reggio dan Calabria),

atau Sacra Corona Unita (di Tarante, Brindisi, dan Pouilles). Beberapa

mafia diatas bermula berasal dari daerah Sisilia Italy yang sejarah awal

lahirnya mafia di Sisilia tidak terlepas dari situasi kemasyarakatan yang

sangat feodal saat itu. Bahkan, istilah “mafia” itu sendiri muncul pertama

kalinya dalam sebuah dokumen di Sisilia pada tahun 1658. Para mandor

atau centeng ini yang kemudian berkembang lebih lanjut menjadi bos-bos

mafia, yang selanjutnya menjadi sindikat organisasi bawah tanah di abad

13

Page 14: Organized Crime

ke-18. Tapi kemudian feodalisme dihapuskan, dengan demikian sistem

tuan-tuan tanah juga berakhir. Sehingga para mafia memihak para petani

untuk memprotes adanya pajak yang tidak adil.

Dalam rangka memberantas kejahatan yang terorganisir secara

umum harus terdapat keinginan keras dari para penegak hukum dan

kerjasama seluruh elemen masyarakat sehingga kejahatan itu dapat

diberantas.

Dalam kenyataannya, keberhasilan dari suatu penegakan hukum

terhadap kejahatan terorganisir ini bergantung pada beberapa faktor

sebagai berikut:

1. Adanya tekad dan semangat yang kuat dari penegak hukum dan

pemerintah untuk membasmi mafia.

2. Integritas para penegak hukum dan pemerintah yang tinggi sehingga

tidak gampang disuap oleh para mafia.

3. Adanya keberanian dari penegak hukum dan pemerintah sehingga

tidak takut dari ancaman para mafia, termasuk ancaman

pembunuhan.

4. Adanya undang-undang yang dapat benar-benar menunjang

pembasmian para mafia.

5. Menggunakan seefektif mungkin para informan yang berasal dari

anggota mafia yang membelot.

6. Keikutsertaan masyarakat untuk membasmi mafia, dengan tidak

menyembunyikan data para mafia dan berani mengungkapkannya.

14

Page 15: Organized Crime

DAFTAR PUSTAKA

Fuady, Munir. (2004). Bisnis Kotor Anatomi Kejahatan Kerah Putih. Jakarta: PT.

Citra Aditya Bakti. 2004.

http://djicom.wordpress.com/2010/01/10/kejahatan-terorganisir/ diakses pada tanggal 26 September 2012

http://disinibos.blogspot.com/2012/06/mafia-mafia-di-seluruh-dunia.html diakses pada tanggal 26 September 2012

15