nyeri miofascial

17
TUGAS REFRAT RSUD KAB. BEKASI Nyeri Miofascial

Upload: reza-ervanda-zilmi

Post on 02-Jan-2016

88 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

refrat ini adalah refrat

TRANSCRIPT

Page 1: Nyeri Miofascial

TUGAS REFRAT RSUD KAB. BEKASI

Nyeri Miofascial

Page 2: Nyeri Miofascial

Definisi

Nyeri pada daerah otot dan fasia sekitarnya dan diduga terjadi karena penggunaan otot berlebihan atau trauma pada otot.

Sifatnya kronisDitandai dengan adanya titik pemicu (trigger

point)

Page 3: Nyeri Miofascial

Etiologi

Diperkirakan terjadi akibat penggunaan otot yang berlebihan atau trauma pada otot.

Pada tulang belakang servikal, otot-otot yang paling sering terlibat pada nyeri myofascial adalah : m. trapezius, m. levator skapula, m. rhomboids, m. supraspinatus, dan infraspinatus.

Nyeri myofascial trapezius terjadi pada seseorang yang melakukan pekerjaan di depan meja kerja yang tidak memiliki lengan kursi yang sesuai atau harus bekerja mengetik pada keyboard yang terlalu tinggi

Page 4: Nyeri Miofascial

Patofisiologi

Nyeri myofascial muncul dari otot yang hipersensitif yang disebut trigger points.

Jaringan otot pada area ini, perlekatan tendon, atau keduanya seringkali dirasakan sebagai pita taut (taut band) yang ketika dipalpasi, akan menghasilkan nyeri.

Asal dari trigger points tidak diketahui. Tetapi, diperkirakan karena adanya ujung saraf di otot tersensitisasi oleh substansi algogenik yang menghasilkan zona hipersensitif.

Page 5: Nyeri Miofascial

Patofisiologi

Karakteristik yang unik dari trigger point sumber nyeri yang konstan menghasilkan efek ekstatori sentral.

Jika trigger point mengeksitasi group interneuron afferen reffered pain akan terjadi pasien mengeluh nyeri kepala

Page 6: Nyeri Miofascial

Patofisiologi

Akibat adanya trauma atau adanya salah posisi tidur ketegangan otot menjadi lebih lama dari fase relaksasi menimbulkan kelelahan otot (penimbunan asam laktat yang berlebihan) menimbulkan spasme lokal menimbulkan taut band menstimulus fibroblast yang ada pada fascia untuk menghasilkan kolagen membuat perlengketan yang tidak beraturan nyeri

Page 7: Nyeri Miofascial

Gejala Klinis

Karakteristik nyeri pada nyeri miofascial adalah : Nyeri terlokalisir Adanya taut band pada group otot-otot tertentu nyeri dapat menyebar Kelemahan pada otot tertentu/sekelompok otot Nyeri pada trigger point Kemungkinan nyeri aktif (pada saat gerak) dan laten

(pada saat di palpasi) Adanya kaku dirasakan pada malam hari Penurunan ROM

Page 8: Nyeri Miofascial

Palpasi secara mendatar pada suatu pita taut (taut band) dan trigger point-nya

Gambar skematik longitudinal dari taut band, trigger point myofascial, dan respon kedutan lokal

Pemeriksaan Fisik

Page 9: Nyeri Miofascial

Tata laksana

Pengobatan untuk nyeri myofascial servikal termasuk dengan melakukan terapi fisik, injeksi trigger point, terapi stretch-and-spray, dan kompresi iskemik.

Berbagai obat penghilang rasa sakit juga dapat digunakan dalam pengobatan, termasuk obat berikut:1,2,3

Obat-obatan anti-inflamasi non steroid (NSAID) Antidepresan trisiklik Relaksan Otot Analgesik non-narkotik Antikonvulsan

Page 10: Nyeri Miofascial

Terapi Fisik

Tujuan utama dari terapi fisik untuk mengembalikan keseimbangan antara kerja otot sebagai suatu unit fungsional.

fisioterapi

Page 11: Nyeri Miofascial

Injeksi pada Trigger Point

Dalam prosedur TPI (Trigger Point Injektion) Injeksi mengandung anestesi lokal yang kadang-kadang mencakup kortikosteroid.

Dengan injeksi, Trigger Point dibuat tidak aktif dan rasa sakit diringankan.

Beberapa pasien dapat disuntikkan dalam satu kunjungan. Jika pasien memiliki alergi terhadap obat tertentu, suatu teknik jarum-kering (tidak melibatkan obat) dapat digunakan.

Page 12: Nyeri Miofascial

Gambar 2.3 Palpasi datar untuk melokalisasi dan menahan trigger point untuk dilakukan injeksi. (A) dan (B) menunjukkan menekan 2 jari secara bergantian untuk mengkonfirmasi lokasi dari modul trigger point yang dapat teraba. (C) menunjukkan trigger point diposisikan di tengah antara ujung jari agar tidak geser ke sisi lain selama injeksi.2

Page 13: Nyeri Miofascial

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan semprotan vapocoolant yang disemprotkan pada otot yang terkena setelah ditempatkan dalam keadaan peregangan pasif.

Gambar 2.4 Urutan langkah yang dilakukan saat peregangan dan penyemprotan otot pada trigger points myofascial

Stretch and spray

Page 14: Nyeri Miofascial

Stretch and spray

Gambar 2.5 Gambar skematik yang memperlihatkan bagaimana aliran vapocoolant yang disemprotkan.2

 

Page 15: Nyeri Miofascial

Kompresi iskemik

Kompresi iskemik dilakukan dengan menerapkan tekanan berkelanjutan pada trigger point.

Perintahkan pasien untuk menempatkan otot dalam posisi meregang sepenuhnya.

Tekan dengan kuat pada trigger point dengan ibu jari. Secara bertahap tingkatkan tekanan untuk mengurangi rasa sakit

Page 16: Nyeri Miofascial

TERIMA KASIH

Page 17: Nyeri Miofascial

Daftar pustaka

Duyur Cakit B, Genc H, Altuntas V, et al. Disability and related factors in patients with chronic cervical myofascial pain. Clin Rheumatol. Feb 18 2009.

Phillips D. 2012. Cervical Myofascial Pain. Medscape Reference. Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/305937. Tanggal akses 3 Mei 2013.

Travell JG, Simons DG. Myofascial Pain and Dysfunction. vol 2. Baltimore, Md: Lippincott Williams & Wilkins; 1992.

Harden RN, Cottrill J, Gagnon CM, et al. Botulinum toxin A in the treatment of chronic tension-type headache With cervical myofascial trigger points: a randomized, double-blind, placebo-controlled pilot study. Headache. Oct 10 2008.

Hong CZ, Simons DG. Pathophysiologic and electrophysiologic mechanisms of myofascial trigger points. Arch Phys Med Rehabil. Jul 1998;79(7):863-72.

Ballyns JJ, Shah JP, Hammond J, Gebreab T, Gerber LH, Sikdar S. Objective sonographic measures for characterizing myofascial trigger points associated with cervical pain. J Ultrasound Med. Oct 2011;30(10):1331-40.

[Best Evidence] Sherman KJ, Cherkin DC, Hawkes RJ, Miglioretti DL, Deyo RA. Randomized trial of therapeutic massage for chronic neck pain. Clin J Pain. Mar-Apr 2009;25(3):233-8.

Ma C, Szeto GP, Yan T, Wu S, Lin C, Li L. Comparing biofeedback with active exercise and passive treatment for the management of work-related neck and shoulder pain: a randomized controlled trial. Arch Phys Med Rehabil. Jun 2011;92(6):849-58.

Bronfort G, Evans R, Anderson AV, Svendsen KH, Bracha Y, Grimm RH. Spinal manipulation, medication, or home exercise with advice for acute and subacute neck pain: a randomized trial. Ann Intern Med. Jan 3 2012;156(1 Pt 1):1-10.

Lee SH, Chen CC, Lee CS, et al. Effects of needle electrical intramuscular stimulation on shoulder and cervical myofascial pain syndrome and microcirculation. J Chin Med Assoc. Apr 2008;71(4):200-6.

Jabbari B. Botulinum neurotoxins in the treatment of refractory pain. Nat Clin Pract Neurol. Dec 2008;4(12):676-85.

Jeynes LC, Gauci CA. Evidence for the use of botulinum toxin in the chronic pain setting--a review of the literature. Pain Pract. Jul-Aug 2008;8(4):269-76