national business case competition (mmt ii)-1
TRANSCRIPT
![Page 1: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/1.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 1/49
National Business Case Competition
Optimizing CSR Programs for Sustainable Competitive Advantage Using a
Strategy Tripod and Analytical Hierarchy Process (AHP) Benefit-Cost Ratio
A l i A h
![Page 2: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/2.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 2/49
A l i A h
BAB 1
CSR SEBAGAI BAGIAN DARI STRATEGI PERUSAHAAN UNTUK MENCAPAISUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE
Hingga saat ini, prioritas pertanggung jawaban beberapa perusahaan kepada pemilik
modal masih cenderung berorientasi pada keuntungan atau profit semata. Hal ini membuat
perusahaan untuk cenderung melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakatsosial secara tidak terkendali, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada
akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Para pemilik modal, yang hanya berorientasi pada
laba material, telah merusak keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi
pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi
kontribusi bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan merekamengalami penurunan kondisi sosial [Galtung &Kada (1995) dan Rich (1996) dalam
Anggraini (2006)].
Pada saat ini banyak perusahaan menjadi makin berkembang, sehingga sangat
memungkinkan terjadinya kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya. Maka
dari itu, muncul suatu konsep yang disebut sebagai Corporate social responsibility (CSR).
![Page 3: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/3.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 3/49
Responsibility (CSR). Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, sebagai lembaga
pemerintah yang menaungi dan mengayomi institusi BUMN, turut menindaklanjuti Pasal 88UU RI No. 19 Tahun 2003 tersebut dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara No. Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL) yang telah mulai
diberlakukan untuk tahun buku 2007 dan ditetapkan pada tanggal 27 April 2007.
Kementerian Negara BUMN menjabarkan peran dan partisipasi BUMN kedalam 2 program,yakni : Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Dengan berlakunya regulasi-
regulais tersebut, diharapkan dapat meningkatkan luas pengungkapan CSR yang dilakukan
perusahaan karena CSR yang semula bersifat voluntary menjadi bersifat mandatory bagi
perusahaan.
Pada kenyataanya, CSR pada saat ini tidak lagi hanya sebatas sebuah kewajiban atau
tindakan sukarela perusahaan dalam mematuhi regulasi- regulasi pemerintah. Penerapan CSR
tidak lagi dianggap sebagai cost , melainkan investasi perusahaan. Investasi dalam bentuk
CSR akan menjadi strategi bisnis dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya
saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Hal ini
tentu saja akan sangat berpotensi untuk menjadi suatu keunggulan kompetitif perusahaan
![Page 4: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/4.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 4/49
tujuan tersebut, program CSR pada perusahaan dilakukan dalam dua jenis program, yaitu
program kemitraan dan program bina lingkungan. Program kemitraan terdiri dari penyaluran pinjaman dan penyaluran hibah pelatihan dan promosi, sedangkan program bina lingkungan
terdiri dari bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang keagamaan, bidang sarana dan
prasaran umum, bidang bencana alam, dan pelestarian alam. Seiring dengan berkembangnya
operasional industri, isu, regulasi, dan pedoman CSR di tingkat domestik dan internasional,
maka pihak manajemen yang terkait harus mampu menentukan aplikasi program CSR yangdapat memenuhi semua kepentingan, baik kepentingan stakeholder dari internal perusahaan,
maupun stakeholder dari luar perusahaan.
Pada study case ini permasalahan umum ditekankan pada bagaimana PT. Semen
Gresik, Tbk dapat mengoptimalkan program CSR-nya, sehingga dapat menjadi sustainable
competitive advantage bagi perusahaan. Permasalahan tersebut di-breakdown menjadi
beberapa permasalahan strategis yang menyangkut pada tiga permasalahan utama. Masalah
pertama adalah tentang pemilihan program CSR, apakah lebih baik dilakukan seperti saat ini
atau lebih fokus kepada satu jenis program. Ke-dua, adalah bagaimana apabila kepengurusan
program CSR dikelola oleh yayasan yang dibentuk khusus untuk menanganinya, seperti PT.
Semen Gresik Tbk foundation atau yayasan terkait lainnya. Pada dua permasalahan ini akan
![Page 5: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/5.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 5/49
benefit and cost ratio ketika data kuantitatif yang digunakan untuk proses pengukuran tidak
mencukupi atau terbatas.
![Page 6: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/6.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 6/49
BAB 2
TEORI KONSEP STRATEGY TRIPOD UNTUK SUSTAINABLE COMPETITIVEADVANTAGE
Konsep Strategy Tripod terdiri dari tiga konsep utama, yaitu Industry-based
competition, Firm-spesific resources and capabilities, dan Institutional conditions and
transitions. Konsep strategy tripod tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.
![Page 7: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/7.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 7/49
memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk persepsi positif dari konsumen.
Program CSR juga disarankan untuk dilakukan membuka peluang pasar baru bagi perusahaan. Misalnya adalah pada perusahaan China Mobile yang turut membantu instalasi
jaringan komunikasi di daerah pedalaman. Program tersebut merupakan salah satu bentuk
CSR yang dapat membuka peluang pasar baru bagi perusahaan komunikasi tersebut.
Konsep berikutnya adalah Firm-spesific resources and capabilities. Konsep ini
melengkapi kelemahan konsep Industry-based competition yang hanya fokus ke ruanglingkup eksternal. kenyataanya, suatu industri akan dapat mencapai suatu “ sustainable
competitive advantage” apabila mereka juga memiliki keunggulan dalam lingkup internalnya.
Keunggulan dalam lingkup internal itu terwujud dalam konsep Firm-spesific resources and
capabilities. Konsep Firm-spesific resources and capabilities secara lebih lengkap dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
![Page 8: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/8.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 8/49
(unik, efisien, dan susah ditiru) apabila suatu perusahan memiliki keunggulan kompetitif
sumber daya yang Valuable, Rare, dan non-subtituable. Berdasarkan penjelasan ini, cukup jelas bahwa sebenarnya suatu perusahaan itu akan dapat bersaing tidak hanya apabila mereka
unggul di lingkungan eksternal, tetapi mereka juga harus memiliki kondisi internal (resource)
yang bagus.
Program CSR seharusnya direncanakan untuk memperkuat resource perusahaan.
Perencanaan CSR untuk konsep ini dapat diperoleh dalam waktu yang relatif panjang. Firm- spesific resources and capabilities terdiri dari 4 elemen, yaitu physical asset , financial
resource based , human resource based , dan organizational asset . Physical asset merupakan
aset fisik berupa fasilitas manufaktur, pabrik dan lokasi yang dapat memberikan efek
terhadap daya saing perusahaan. Financial resource based merupakan kekuatan perusahaan
dilihat dari sisi finansial yang berpengaruh terhadap daya saing perusahaan, kesuksesan
dalam pasar, dan kemungkinan investasi di masa yang akan datang. Human resource based
dapat berupa kepemimpinan perusahaan yang kuat, pekerja yang baik dan berdedikasi, dan
pekerja yang memiliki motivasi yang baik. Organizational assets merupakan aset perusahaan
yang dapat berupa firms manufacturing experience, brand equity, innovativeness, relative
cost position, and ability to adapt and learn as circumstances change (Eisenhardt, 2000).
![Page 9: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/9.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 9/49
khususnya yang mengatur tentang lingkungan. Dalam memposisikan diri sebagai formal
institution, perusahaan tentu saja wajib menjalankan regulasi tersebut. Sebagai informal institution, perusahaan harus peka terhadap norma atau budaya yang berlaku di perusahaan
dan lingkungan perusahaan pada saat memutuskan program CSR. Misalnya adalah,
perusahaan yang berada pada suatu lingkungan industri dengan norma dan budaya agama
yang kuat, maka salah satu program CSR yang dilakukan juga harus mempertimbangkan
aspek agama.
![Page 10: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/10.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 10/49
BAB 3
CASE ANALYSIS
3.1 Wacana untuk Reorientasi Sasaran Program CSR
Wacana reorientasi sasaran program CSR untuk menjadi lebih fokus kepada satu
bidang merupakan permasalahan strategis yang harus mampu diselesaikan dengan baik oleh
manajemen terkait PT. Semen Gresik, Tbk. Selama ini perusahaan telah melakukan program
CSR yang menyasar di berbagai bidang (kesehatan, pendidikan, perekonomian, pelestarian
alam, dan sosial). Wacana reorientasi program CSR tersebut tentu saja harus dirumuskan dan
diputuskan setelah perusahaan melakukan identifikasi dampak dan isu terhadap masalah
ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terjadi, khususnya di sekitar lokasi pabrik.
Keputusan untuk memilih tetap menyasar berbagai program CSR atau lebih fokus ke
satu bidang harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai implikasi yang akan
terjadi, yaitu implikasi terhadap reputasi dan keuangan perusahaan, implikasi terhadap
keberadan perusahaan perseroan dan BUMN yang kegiatan CSR-nya diatur oleh regulasi
pemerintah, serta implikasi terhadap pelaksanaan ISO 26000. Hasil pertimbangan dari
berbagai hal tersebut dapat digunakan perusahaan untuk memutuskan, apakah tetap memilih
![Page 11: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/11.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 11/49
Tiga lembaga internasional independen, Environics International (Kanada),
Conference Board (AS), dan Prince of Wales Business Leader Forum (Inggris)melakukan survey tentang hubungan antara CSR dan reputasi perusahaan. Survey
dilakukan terhadap 25 ribu konsumen di 23 negara yang dituangkan dalam The
Millenium Poll on CSR pada tahun 1999 (lihat Bisnis dan CSR, 2007: 88-90). Hasil
survey menunjukkan bahwa mayoritas responden (60%) menyatakan bahwa CSR
seperti etika bisnis, praktik sehat terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan,
merupakan unsur utama mereka dalam menilai baik atau tidaknya suatu perusahaan.
Sedangkan faktor fundamental bisnis, seperti kinerja keuangan, ukuran perusahaan,
strategi perusahaan atau manajemen, hanya dipilih oleh 30% responden (Ismuniarti,
2010).
Perusahaan dengan reputasi yang baik juga berpotensi untuk mendapatkan
profit yang tinggi. Misalnya adalah, perusahaan dengan reputasi positif tentu saja
akan lebih mudah melakukan ekspansi, baik dalam bentuk plant atau produk.
Perusahaan akan lebih mudah diterima keberadaanya, ketika perusahaaan tersebut
memiliki etika bisnis dan kredibilitas yang baik di mata masyarakat. Bagi perusahaan
Go Public, reputasi perusahaan yang baik juga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
![Page 12: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/12.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 12/49
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kaitannya untuk
mendapatkan penilaian positif dari masyarakat, pemerintah, dan calon investor, makaCSR PT. Semen Gresik, Tbk dituntut untuk menyentuh semua kepentingan eksternal
stakeholder yang secara langsung atau tidak langsung terkena dampak dari
keberadaan perusahaan. Dengan demikian, langkah awal yang dapat dilakukan untuk
menjawab permasalahan ini adalah dengan melakukan identifikasi dampak dan isu
ekonomi, sosial, dan lingkungan yang diakibatkan atau berhubungan dengan
keberadaan PT. Semen Gresik, Tbk. Identifikasi dampak dilakukan berdasarkan isu-
isu eksternal (ekonomi, sosial, dan lingkungan) sesuai dengan program- program CSR
perusahaan yang dicontohkan pada kasus awal ini. Identifikasi dampak dan isu di
lingkungan sekitar PT. Semen Gresik, Tbk dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Identifikasi Dampak dan Isu pada PT. Semen Gresik, Tbk
Variabel
Dampak dan
Isu
Dampak dan Isu Stakeholder Terkait
EkonomiIsu rendahnya kesejahteraan ekonomi
masyarakat sekitar
Pelaku usaha UKM,
Pemerintah daerah
I K j ti k t didik t P d d k kit
![Page 13: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/13.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 13/49
Berdasarkan pada identifikasi dampak dan isu di atas dapat disimpulkan
bahwa isu lingkungan terdistribusi cukup banyak pada ranah lingkungan dan sosial.Selain itu, stakeholder yang terkait secara langsung rata-rata terdiri dari penduduk
sekitar dan juga pemerintah setempat. Pemerintah setempat di sini berkedudukan
sebagai mediator dan fasilitator stakeholder antara perusahaan dengan penduduk
sekitar. Keberadaan perusahaan secara langsung juga akan berpengaruh terhadap
kebijakan- kebijakan dan program yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat,
baik di bidang pembangunan ekonomi, sosial, maupun pengelolaan lingkungan. Maka
dari itu, perusahaan juga perlu melakukan koordinasi dan mensinergikan program
CSR dengan pemerintah daerah sebagai bentuk tindakan CSR terhadap pemerintah.
Tabel 3.1 juga menjelaskan tentang luasnya dampak dan isu lingkungan
(eksternal) pada PT. Semen Gresik, Tbk. Dengan menggunakan dasar dampak dan isu
lingkungan tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus mempertanggung
jawabkan semuanya dalam bentuk program CSR yang sesuai. Artinya, Luas
pengungkapan sosial PT. Semen Gresik, Tbk harus setimpal dengan dampak yang
dihasilkan. Hal ini perlu dilakukan agar semua kepentingan stakeholder dapat
terpenuhi, sehingga penilaian positif sebagai perusahaan yang memiliki etika sosial
![Page 14: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/14.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 14/49
bersinggungan dengan berbagai isu ekonomi, sosial, dan lingkungan yang cukup
kompleks. Visi CSR perusahaan ini juga mengandung makna yang cukup luas, yaitu“menciptakan hubungan harmonis dengan masyarakat dan mewujudkan usaha kecil
yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing, serta mampu menyerap tenaga kerja”.
Penciptaan hubungan yang harmonis dengan masyarakat tentu saja tidak bisa hanya
dikaitkan dengan satu program CSR saja, karena kepentingan masyarakat sebagai
akibat dari keberadaan perusahaan juga sangat kompleks. Jika perusahaan
memutuskan untuk fokus dalam satu bidang saja, maka dapat dipastikan reputasi
perusahaan khususnya di mata masyarakat akan turun, karena tentu saja kepentingan
mereka pasti ada yang tidak terpenuhi. Akibatnya, dana sebesar apapun yang
dikeluarkan oleh perusahaan tidak akan optimal apabila hanya digunakan untuk fokus
pada satu jenis CSR saja. Seiring dengan menurunya reputasi, maka akan timbul
penolakan masyarakat atas keberadaan perusahaan, image konsumen terhadap produk
juga akan menurun, dan pada akhirnya para penanam modal sebagai shareholder akan
meninggalkan perusahaan. Akibatnya adalah, kondisi keuangan perusahaan pun juga
akan menurun.
Perusahaan ini telah mencoba untuk terus memberikan program- program
![Page 15: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/15.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 15/49
AHP ( Analytical Hierarchy Process). Pada model ini benefit diartikan sebagai
dampak positif yang diakibatkan oleh CSR, sedangkan cost adalah dampak negatif yang berpotensi ditimbulkan oleh alternatif program CSR. AHP adalah teknik
pengambilan keputusan yang memasukkan kriteria ganda, baik yang bersifat nyata
atau tidak nyata, kuantitatif maupun kualitatif, dan juga memperhitungkan adanya
konflik maupun perbedaan (Handojo dan Buliali, 2007). Selain itu, AHP juga dapat
membantu dalam penentuan bobot dari faktor terpenting yang digunakan dalam
proses pengambilan suatu keputusan (Hemaida and Everett, 2003).
Model AHP yang diusulkan ini merupakan sebuah usulan model, dengan
harapan nantinya kriteria dampak akan dapat dikembangkan oleh perusahaan
berdasarkan pada permasalahan dan isu yang sifatnya dinamis. Responden dari
kuesioner AHP dapat diberikan perusahaan kepada para ahli terkait yang kompeten
dan para stakeholder yang terkait. Output dari pendekatan ini dapat digunakan
perusahaan dalam mengambil keputusan terkait alokasi dana pada beberapa program
CSR yang akan disasar.
Pada model AHP tahap usulan ini, pengisian kuesioner dilakukan oleh anggota
kelompok bussiness case competition dengan jumlah tiga responden. Anggota lomba
![Page 16: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/16.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 16/49
CSR PT. Semen Gresik, Tbk
Dampak Positif
Internal Eksternal
SourceofDifferentia ti
on
SourceofOpportu
ni ty
Sourceof
Resource
s
GoodInsti tu
tionalimage
TingkatkanKualitas
Hidup
Masyarkatat
Danlingku
ngan
Potensime
ngurangi
Konflikso
sial
Dampak Negatif
ButuhDan
ayangTinggi
PotensiTim
bulkan
Kecembur u
anSosial
Baru
PotensiHanyaHasilk an
Pencitraan
Sementar a
Program
Kemitraan
BantuanBencana
Alam
Bantuan
Pendidikan
dan Pelatihan
PeningkatanKesehatan
MenbangunSarana dan
Prasarana
PelestarianLingkunganKeagamaan
Gambar 3.1 Model Usulan Struktur Benefits and Cost Ratio pada PT. Semen Gresik ,Tbk
![Page 17: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/17.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 17/49
Pengolahan Data perhitungan benefit and cost benefit ratio dengan
menggunakan AHP dapat dilihat pada Lampiran 1. Penentuan bobot terhadap semuakriteria dan alternatif akan dilakukan terlebih dahulu, kemudian akan dicari nilai rasio
benefit and cost -nya dengan membandingkan masing- masing alternatif melalui
perbandingan antara sigma kriteria dampak positif dengan sigma kriteria dampak
negatif. Hasil pengolahan Benefit and Cost Ratio menghasilkan usulan prioritas
program yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Usulan Prioritas Program CSR
35%
27%
14%
9%
9%
5%
1%
Pendidikan&Pelatihan
Pelestarian lingkungan
Program kemitraan
Peningkatan kesehatan
K eagamaan
Sarana dan PrasaranaUmum
Bencana Alam
![Page 18: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/18.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 18/49
merupakan salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan skill
Sumber Daya Manusia, khususnya di lingkungan PT. Semen Gresik, Tbk berada.
Dalam jangka panjang, SDM hasil program CSR ini berpotensi untuk menjadi source
of resource berupa human capital yang handal bagi perusahaan. Hal ini merupakan
salah satu strategi CSR yang tepat untuk mencapai keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan di masa yang akan datang. Selain itu, masalah pendidikan juga
merupakan akar dari berbagai permasalahan sosial yang lain. Tidak salah apabila
permasalahan pendidikan menjadi isu hangat yang dibicarakan di kota Gresik. Hal ini
dikarenakan bantuan program pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah masih
belum merata dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan. Selain
itu, isu biaya pendidikan yang tinggi juga menjadi pertimbangan perusahaan untuk
lebih fokus pada program itu. Maka dari itu, PT. Semen Gresik, Tbk sebagai BUMN
dengan reputasi yang baik dirasa perlu berkolaborasi dengan pemerintah untuk
menyelesaikan permasalahan ini.
Program lingkungan menempati urutan berikutnya dengan persentase 27 %.
Lingkungan harus tetap diprioritaskan oleh perusahaan, mengingat perusahaan adalah
salah satu BUMN yang memanfaatkan hasil Sumber Daya Alam pada bisnisnya.
![Page 19: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/19.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 19/49
b. Penyikapan terhadap Regulasi Pemerintah
Kebijakan reorientasi atau tidaknya program CSR di PT. Semen Gresik, Tbk
juga harus mempertimbangkan regulasi dari pemerintah. Posisi PT. Semen Gresik,
Tbk sebagai BUMN makin memperkuat bahwa perusahaan merupakan bagian dari
pemerintah dan harus memenuhi segala regulasi yang telah disahkan oleh pemerintah.
Salah satu konsep strategy tripod, yaitu Institutional conditions and
transitions dapat juga digunakan sebagai alasan kuat mengapa perusahaan harus
menjalankan regulasi pemerintah terkait dengan pelaksanaan CSR. Kedudukan
perusahaan sebagai suatu “ formal institution”, makin memperkuat bahwa salah satu
hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan pada saat merumuskan segala
strategi CSR-nya adalah dengan melakukan penyesuaian terhadap regulasi pemerintah
yang terkait, agar program CSR yang dilaksanakan dapat menjadi competitive
advantage yang berkelanjutan bagi perusahaan. Program CSR yang different atau
inovatif-pun tidak akan bisa berjalan dengan optimal ketika perusahaan tersebut
melanggar atau bertabrakan dengan regulasi- regulasi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Regulasi pemerintah berkaitan dengan CSR yang dikaji pada study case ini
![Page 20: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/20.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 20/49
saja apabila melaksanakan reorientasi program tersebut untuk menjadi lebih fokus
pada satu program saja.
Selain UU No.40 tahun 2007 tersebut, pemerintah melalui Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara juga mengeluarkan Permen No. 05 tahun 2007 yang berisi
tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan (PKBL) yang telah mulai diberlakukan untuk tahun buku
2007 dan ditetapkan pada tanggal 27 April 2007. Peraturan ini menggantikan
peraturan sejenis terdahulu yakni Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.
Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003. Dengan peraturan tersebut, pemerintah cq.
Kementerian Negara BUMN menjabarkan peran dan partisipasi BUMN ke dalam dua
program, yakni : Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.
Berdasarkan Pasal 1 Angka 5 Permen BUMN tersebut, yang dimaksud dengan
Program Kemitraan dengan usaha kecil adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana
dari bagian laba BUMN, sedangkan pada pasal 1 angka 6 ditambahkan bahwa yang
dimaksud dengan Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi
sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
![Page 21: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/21.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 21/49
bisang saja. Perusahaan harus tetap menyasar beberapa bidang sesuai ketentuan
regulasi pada Permen tersebut seperti dengan yang telah dilakukan pada tahun 2010.
Program- program tersebut dapat dilakukan PT. Semen Gresik, Tbk dengan prioritas
kegiatan dan alokasi dana yang berbeda- beda.
Hal ini tidak berlaku bagi perseroan swasta. Perseroan swasta hanya dikenai
kewajiban sesuai dengan UU. No 40 tahun 2007 saja, yaitu menjalankan CSR tanpa
kerterikatan dengan Permen No. 05 tahun 2007, sehingga mereka bisa menetapkan
program CSR-nya baik fokus, maupun menyasar beberapa bidang juga sesuai dengan
dampak yang mereka akibatkan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
c. Implikasi terhadap ISO 26000
Konsep terbaru yang berisi tenang pedoman dalam menjalankan program CSR
terangkum dengan lengkap di ISO 26000. ISO 26000 bukan sebagai suatu kewajiban
ataupun berbentuk sertifikasi, melainkan lebih kepada pedoman tentang bagaimana
menjalankan CSR yang telah disepakati oleh dunia. Konsep yang ditawarkan oleh
ISO 26000 adalah konsep holistik, dimana konsep CSR tidak hanya dilakukan secara
eksternal saja, melainkan juga harus menyentuh lingkup internal juga.
![Page 22: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/22.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 22/49
Gambar 3.3 Core Subject ISO 26000
(S b ISO C l S i 2010)
![Page 23: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/23.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 23/49
1. Memperhatikan prinsip-prinsip CSR yang akuntabilitas, transparansi, kode etis,
perhatian terhadap pemangku kepentingan, atau aturan hukum, norma- norma
internasional dan HAM
2. Identifikasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan
3. Core subject dari CSR, seperti tata kelola organisasi atau perusahaanm HAM,
buruh lingkungan, praktek- praktek yang fair, isu-isu konsumen dan pelibatan dan
pengembangan masyarakat. Masing- masing dari core subject ini memilki berbagi
isu- isu CSR terkait
4. Panduan teknis untuk menerapkan dan mengintegrasikan CSR di
organisasi/perusahaan
Dalam prakteknya, prinsip- prinsip CSR yang termasuk dalam ISO 26000 di atas
sebenarnya sudah terdapat pada perumusan GCG (Good Corporate Governance).
Begitu juga mengenai masalah identifikasi dan kerjasama dengan para stakeholder .
Definisi Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada PT.
Semen Gresik, Tbk adalah proses dan struktur yang digunakan oleh Organ Perusahaan
untuk menentukan kebijakan dalam rangka meningkatkan keberhasilan usaha dan
![Page 24: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/24.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 24/49
menjalankan perusahaan, juga kegiatan yang hanya ditugasakan pada unit, tim, divisi
corporate social (CS). Sementara paradigma baru dalam ISO 26000 menjelaskan,
CSR adalah bagian dari strategi bisnis untuk meningkatkan nilai perusahaan, serta
budaya perusahaan dan melekat pada semua unit kerja.
3.2 Wacana untuk Menyerahkan Pengelolaan Program CSR
Pada Kasus terdapat wacana untuk menyerahkan program CSR pada yayasan lain.
Keputusan ini tentu saja akan berdampak pada reputasi perusahaan, selain itu keputusan
untuk melaksanakan program ini juga perlu mempertimbangkan regulasi pemerintah
mengenai CSR dan implikasinya terhadap ISO 26000. Berikut adalah masing- masing
penjelasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
a. Implikasi terhadap reputasi dan keuangan
Saat ini PT. Semen Gresik, Tbk telah mempunyai wadah yayasan Semen Gresik
Foundation yang mengurusi kegiatan-kegiatan amal, pendidikan maupun sosial
keagamaan di lingkungan PT. Semen Gresik, Tbk. dan sekitarnya. Namun secara internal
PT. Semen Gresik Tbk. mendirikan unit organisasi khusus yang mengelola Program
Kemitraan dan Program BL yang merupakan bagian dari organisasi di bawah pengawasan
![Page 25: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/25.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 25/49
khususnya untuk bantuan bencana alam dapat diberikan kepada yayasan lain dalam
pengelolaanya.
Meskipun demikian, tidak semua jenis aktivitas CSR dalam program- program
tersebut termasuk dalam rencana srtategis. Khususnya adalah pada program pendidikan.
Program pendidikan yang sifatnya hanya sumbangan peralatan sekolah, perangkat
komputer, dan beasiswa bisa saja diberikan kepada yayasan lain. Jenis kegiatan- kegiatan
itu tidak terlalu memiliki dampak jangka panjang bagi perusahaan. Berbeda apabila
program pendidikan dilakukan dengan cara pelatihan. Pelatihan sifatnya berbeda dengan
hanya sekedar memberi bantuan dana atau peralatan. Pelatihan sangat erat kaitannya
dengan rencana strategis jangka panjang perusahaan ( source of resource). Hal ini
dikarenakan, program pelatihan yang diberikan bisa disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Maka dari itu, program tersebut
seharusnya tetap dikelola oleh internal perusahaan.
Dari segi reputasi PT. Semen Gresik, Tbk, penyerahan pengelolaan CSR kepada
yayasan lain tidak akan merusak reputasi perusahaan asalkan atribut perusahaan pada
program CSR tersebut masih terlihat dan pesan program tersebut sampai ke tangan
stakeholder yang dituju. Selain itu, perusahaan juga harus aktif dalam kontrol kegiatan
![Page 26: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/26.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 26/49
Terdapat rujukan pasal lagi pada Permen No.05 tahun 2007, yang dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan ini, yang menyatakan bahwa pelaksana daripada
kedua program tersebut (PK dan BL) adalah unit organisasi khusus yang merupakan
bagian dari organisasi BUMN yang berada dibawah pengawasan seorang direksi (Angka
16 Pasal 1 jo. Pasal 5 huruf a).
Pada pernyataan di atas jelas bahwa sebagai BUMN, PT. Semen Gresik, Tbk
dibatasi dalam suatu regulasi dalam pelaksanaan kerjasama CSR. BUMN bisa
bekerjasama, tetapi dalam lingkup kerjasama dengan BUMN penyalur dana. Selain itu,
pelaksana dari program CSR tersebut masih dikelola oleh organisasi khusus yang
merupakan bagian dari perusahaan. Berdasarkan pada penjelasan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa PT. Semen Gresik, Tbk sebagai BUMN tidak bisa melakukan
kerjasama dengan yayasan independen lainnya dimana pengelolaanya sepenuhnya akan
diserahkan kepada yayasan tersebut.
c. Implikasi terhadap implementasi ISO 26000
Pada konteks ini sudah sangat jelas bahwa ISO 26000 merupakan pedoman
pelaksanaan CSR yang holistik. Dalam pelaksanaanya, CSR harus menyentuh semua
![Page 27: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/27.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 27/49
penyesuaian dengan segala regulasi yang ada pada saat akan merumuskan suatu strategi,
termasuk strategi yang berkaitan dengan CSR.
3.3 Wacana Tentang Rancangan Peraturan Daerah Inisiatif Tentang
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) di Provinsi Jawa Timur
Seperti yang diutarakan oleh Ketua Pansus TSP yang sekaligus Ketua Komisi
E DPRD Jawa Timur Ahmad Iskandar dalam situs resmi Pemerintah Daerah Jawa Timur
(www.jatimprof.go.id) bahwa Rancangan Peraturan Daerah Jawa Timur mengenai
kewajiban perusahan-perusahaan yang beroperasi di Jawa Timur untuk melaksanakan
Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP)
dimaksudkan untuk memberikan perlindungan hukum atas pelaksanaan program CSR di
Jatim, serta memberikan arahan dan batasan yang jelas tentang kegiatan CSR. Kegiatan
CSR yang diatur dalam Perda ini meliputi bina lingkungan dan sosial, kemitraan UKM,
dan program langsung pada masyarakat. Tidak ada unsur paksaan dalam perda ini pada
pelaku usaha untuk menentukan program CSR mereka, yang diatur hanya langkah-
langkah koordinasi.
![Page 28: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/28.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 28/49
Tentunya dengan adanya wacana tentang Raperda TSP/CSR Jawa Timur ini,
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Jawa Timur termasuk PT. Semen Gresik, Tbk
harus siap dengan segala kemungkinan bergulirnya regulasi baru tersebut.
a. Beberapa Muatan Raperda yang Membutuhkan Perhatian
Ada beberapa muatan dalam Raperda CSR Jawa Timur yang sebenarnya perlu
mendapatkan perhatian, sebelum perusahaan bisa menentukan strategi yang tepat dalam
menghadapi regulasi yang baru ini nantinya. Menurut M. Subaidi Muchtar dalam
“Kajian Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Rangka Pembahasan
Raperda Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Provinsi Jawa Timur”, secara umum bahwa
Draf Raperda Tanggung jawab Sosial Perusahaan sudah cukup representatif untuk
dijadikan sebagai dasar hukum pelaksanaan Tanggung jawab Sosial Perusahaan di Jawa
Timur. Namun terdapat beberapa aspek yang cukup penting secara eksplisit belum
dijelaskan di dalam Raperda Tanggung jawab Sosial, yang meliputi:
![Page 29: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/29.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 29/49
2) Bagaimana batas-batas kewenangan Forum komunikasi perusahaan pelaksana
TSP,
3) Bagaimana pertanggung jawabannya Forum,
4) Bagaimana hubungan Forum dengan peran serta masyarakat sebagaimana diatur
dalam pasal 25 ayat (1).
Beberapa pertanyaan tersebut mungkin telah terjawab dengan telah dibentuknya
Forum PKBL/CSR per 18 Januari 2010. Forum PKBL/CSR ini dibentuk oleh
Bappeda untuk melakukan koordinasi, sharing informasi dan sinkronisasi dalam
upaya pengintegrasian program agar lebih konvergen antara program pemerintah
dengan corporate penyelenggara PKBL/CSR.
Forum yang telah terbentuk ini telah menjembatani terselenggaranya
penandatanganan atau MoU antara Gubernur dengan corporate tentang
penyelenggaraan PKBL/CSR di Jawa Timur. Penandatanganan kesepakatan ini telah
dilaksanakan di Ngawi yang disaksikan oleh Presiden RI Bapak D. Soesilo Bambang
Yudoyono. Adapun penyelenggara PKBL/CSR yang terlibat dalam penandatangan
![Page 30: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/30.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 30/49
Dengan disahkannya Raperda Provinsi Jawa Timur tentang Tanggungjawab
Sosial Perusahaan (TSP) bagi seluruh perusahaan yang ada di Jawa Timur termasuk
Semen Gresik, tentunya akan menjadi sebuah regulasi baru yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh perusahaan. Pada posisinya saat ini, PT. Semen Gresik, Tbk tentunya
harus melakukan beberapa penyesuaian kebijakan pelaksanaan CSR yang selama ini
telah dilaksanakan sebelumnya. Seperti yang telah diutarakan, bahwa dalam Rancangan
Perda TSP Jatim yang tengah digodok, masih banyak pertanyaan mengenai beberapa hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan program CSR masing-masing perusahaan nantinya,
termasuk mengenai pembentukan forum komunikasi perusahaan pelaksana TSP serta
peran serta masyarakat yang termuat dalam draf Raperda tersebut.
Selama ini, memang sebelum digulirkannya Raperda Inisiatif tentang
Tanggungjawab Sosial Perusahaan, PT. Semen Gresik, Tbk sebagai BUMN telah
memiliki dasar peraturan pelaksanaan program CSR/PKBL bagi BUMN yaitu UU no. 40
Tahun 2007 dan Permen no. 05 Tahun 2007. Sehingga secara kinerja keuangan
sebenarnya PT. Semen Gresik, Tbk tidak terlalu terpengaruh oleh regulasi baru yang
akan diterapkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur itu. Bahkan dibuktikan dengan
![Page 31: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/31.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 31/49
Jawa Timur digambarkan dalam skema berikut (sesuai dengan usulan dari riset tentang
PKBL/CSR melalui Kerjasama Pemprov Jatim dengan Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Malang berjudul “ Penyusunan Strategi Kebijakan Efektivitas Pemanfaatan
Corporate Social Responsibiliti (CSR) Untuk Kinerja Pembangunan Daerah”).
Kekhawatiran lain yang akhirnya muncul adalah tentang kontroling serta
pertanggungjawaban forum. Bagaimanapun kegiatan ini mesti dikontrol secara ketat baik
oleh perusahaan, pemerintah dan masyarakat setempat. Jangan sampai dana sosial dari
perusahaan ini diselewengkan oleh organisasi atau partai politik untuk kepentingan
politik maupun kekuasaan, sehingga melenceng jauh dari semangat CSR. Transparansi
dalam pengelolaan kegiatan ini juga diperlukan untuk menghindari terjadinya praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), sehingga program ini benar-benar dapat
menyelesaikan problem sosial dan lingkungan yang terjadi di sekitar lokasi industri.
![Page 32: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/32.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 32/49
Gambar 3.4. Skema pengembangan program CSR, yang dipadukan dengan
program pembangunan bidang ekonomi dan Program Kerjasama Kemitraankorporasi di Jawa Timur.
(Sumber : Universitas Negeri Malang, 2009)
c. Strategi Semen Gresik dalam Menghadapi Perda CSR Jatim
Sebagai sebuah BUMN yang mengelola sumber daya alam, mau tidak mau
Semen Gresik memiliki kewajiban untuk melaksanakan regulasi-regulasi pemerintah
yang telah ada termasuk Raperda CSR Jatim yang telah digodok DPRD Jatim nantinya.
Namun untuk mencapai keselarasan serta tujuan yang optimal dari pelaksanaan CSR
oleh Semen Gresik, tentunya perlu diingat konsep strategy tripod yang telah dijelaskan
di depan yang salah satu konsepnya adalah mengenai Institutional conditions and
![Page 33: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/33.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 33/49
- Kepentingan perusahaan yang menyangkut SCR seperti aspek promosi,
pencitraan, perlindungan asset, serta kepentingan lainnya akan kurang mengena
ke tujuan.
2. Apabila memang Raperda ini nantinya akan disahkan, maka PT. Semen Gresik, Tbk
harus terus ikut mengontrol perkembangan pelaksanaan regulasi tersebut termasuk
keikutsertaan aktif pada forum komunikasi perusahaan yang berkoordinasi dengan
pemerintah. Dalam keikutsertaannya yang aktif diharapkan PT. Semen Gresik, Tbk
dapat memberikan beberapa usulah menyangkut kepentingan perusahaan dalam
program CSR diantaranya :
- Bahwa keberadaan pemerintah adalah memfasilitasi pelaksanaan CSR oleh
korporasi, dengan tanpa membatasi kepentingan perusahaan terkait dengan CSR
(misal, aspek promosi, perlindungan aset, dll). Bentuk fasilitasi pemerintah
dapat berupa fasilitasi perijinan pelaksanaan CSR, penyediaan data, sosialisasi
tentang CSR kepada masyarakat, dan sharing program.
- Aturan yang disusun hendaknya mengacu pada filosofi CSR, yaitu tanggung
![Page 34: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/34.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 34/49
kebijakan lingkungan dll. Targetnya yakni membuat seluruh praktik bisnis tidak hanya
bertanggung jawab secara sosial, tapi juga akuntabel dan transparan dengan membuat
standar audit sosial atas praktik bisnis.
Selain itu, dalam pelaksanaannya nanti, perlu juga pengadopsian prinsip EITI
( Extractive Industries Transparency Initiative) dalam kegiatan CSR. Prinsip utama EITI
ini adalah membuka dan memverifikasi semua pembayaran baik dari perusahaan kepada
pemerintah maupun yang diterima pemerintah dari perusahaan, dan adanya auditor
independen. Dengan terbukanya apa yang diberikan perusahaan kepada pemerintah, dan
apa yang diperoleh pemerintah dari perusahaan itu, diharapkan masyarakat bisa
mengetahui kesesuainnya, termasuk anggaran untuk CSR. Kegiatan CSR dengan
demikian bisa dikelola secara transparan dan akuntabel.
3.4 Usulan Kegiatan CSR untuk mencapai Sustainable Competetive Advantage
Bab ini merupakan bab tambahan yang berisi tentang usulan- usulan program CSR
yang dapat dipertimbangkan oleh PT. Semen Gresik, Tbk. Program-program yang kami
usulkan dapat dilakukan sebagai pendekatan yang memperkaya program-program yang sudah
![Page 35: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/35.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 35/49
Dengan makin cepatnya pembangunan di luar Jawa, maka akan terbuka kesempatan
bagi perusahaan untuk mendapatkan pasar baru (competitive advantage).
3. Pelatihan dan pendampingan UKM yang business processnya berhubungan dengan
PT. Semen Gresik, Tbk. seperti industri genteng, batako, saluran air, pot tanaman, dll.
Selain dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing dan perekonomian masyarakat,
hal ini juga merupakan diversifikasi pangsa pasar semen yang pada akhirnya akan
meningkatkan penetrasi produk PT. Semen Gresik, Tbk. pada kalangan lebih luas. Hal
ini sama halnya dengan program nomer 2, di mana source of opportunity akan
terwujud apabila perusahaan melakukan program CSR ini.
4. Pelatihan dan pendampingan proses produksi, pengayaan industri garam yang baik di
Madura, dimana hal ini dilakukan untuk mendukung rencana strategis PT. Semen
Gresik, Tbk. untuk membuka lahan tambang kapur baru di Madura sebagai bagian
dari pengembangan komunitas sekitar. Hingga saat ini pulau Madura merupakan
produsen garam utama Indonesia dengan luas total lahan produksi garam rakyat lebih
dari 60% luas pulau secara keseluruhan yang didukung oleh iklim dan kondisi tanah
di daerah tersebut. Namun kondisi tersebut berjalan dengan kondisi kurang optimal
dimana dengan stakeholder BUMN pembina PT. Garam Persero saja yang
![Page 36: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/36.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 36/49
galian tambang di Gresik dan Tuban, pendampingan UKM yang mengolah sampah
kertas dan plastik menjadi kerajinan atau benda bernilai ekonomi tinggi, dll. Namun
yang belum dilakukan adalah membuat suatu kerangka kerja yang mewadahi semua
kegiatan dan program CSR tersebut dalam satu tema besar yang terarah dan sinergis.
Dengan berakhirnya Protokol Kyoto pada 2012 mendatang maka akan semakin
banyak industri besar khususnya di negara-negara maju yang menggalakkan investasi
hijau atau green investment untuk mendukung kerangka kerja tersebut. Dalam hal ini
PT. Semen Gresik, Tbk. dapat mengambil langkah strategis dengan melakukan audit
energi menyeluruh terhadap semua proses produksinya, kemudian menginventarisir
program apa saja yang sudah dilakukan dan mengukur dampaknya, serta kemudian
menentukan program apa saja yang perlu dilakukan kedepan untuk memperkuat posisi
PT. Semen Gresik, Tbk. dalam memasuki pasar global.
5.1 Sekilas mengenai Perdagangan Karbon
Istilah perdagangan karbon muncul sebagi respon terhadap Protokol Kyoto.
Ditandatangani di Kyoto, Jepang oleh lebih dari 180 negara pada Desember 1997,
![Page 37: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/37.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 37/49
Hutan kita yang dikenal sebagai “paru-paru dunia” karena masuk dalam hutan
tropis, dimana secara fisika dalam proses fotosintesis hutan menghasilkan O2 dan
menyerap CO2, merupakan siklus penting bagi kelangsungan seluruh makhluk
hidup di dunia. Fungsi hutan disini sebagai penyerap buangan atau emisi yang
dikeluarkan dari aktivitas makhluk hidup secara keseluruhan yakni CO2,
sehingga keseimbangan dapat terjaga.
Berkaitan dengan fungsi hutan tersebut, muncullah paradigma baru akan manfaat
hutan yang berperan didalam penyimpanan karbon. Disebutkan bahwa biomas
pohon dan vegetasi hutan berisi cadangan karbon yang sangat besar yang dapat
memberikan keseimbangan siklus karbon bagi keperluan seluruh makhluk hidup
di muka bumi ini. Mekanisme baru yang muncul dalam perdagangan karbon
berkaitan dengan hutan adalah negara-negara industri dan negara-negara
penghasil polutan terbesar diberi kesempatan untuk melakukan kompensasi
dengan cara membayar negara-negara berkembang untuk mencadangkan hutan
tropis yang mereka miliki sehingga terjadi “sequestration” (penyimpanan
sejumlah besar karbon). Lalu muncul pertanyaan hutan yang seperti apa yang
layak untuk dilakukan kompensasi. Mendasari Protokol Kyoto dengan
![Page 38: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/38.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 38/49
Perlu digaris bawahi bahwa didalam kegiatan penghutanan bukan hanya
penanaman, tetapi juga pemeliharaan, pengamanan dan lain-lain yang
membutuhkan dana tidak sedikit. Beberapa hal yang menyebabkan kurang
efektifnya sistim perdagangan karbon ini diterapkan di Indonesia terlepas dari
nominal harga yang ditawarkan antara lain adalah:
1. Kesiapan kelembagaan untuk mengkoordinir alokasi dana yang
dikompensasikan. Harapan dari kompensasi ini adalah dana tersebut dapat
dinikmati langsung oleh masyarakat, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
mereka, sehingga mengurangi akses mereka terhadap hutan.
2. Kesiapan regulasi yang mengatur secara detail mulai dari tata ruang wilayah,
sampai kepada sistim pembagian kompensasi yang diperoleh.
Sebagai wacana bahwa aktivitas perdagangan karbon telah dilakukan di Wana
Riset Semboja (kalimantan), kerjasama Gibon Indonesia dan BOS (Balikpapan
Orang Utan Survive Foundation), dimana terdapat areal hutan seluas 100 ha, yang
telah disertifikasi dan di jual ke Jerman dengan harga USD 5 /ton. Jumlah karbon
per hektar adalah 25 ton. Kompensasi yang dihasilkan pertahun adalah kurang
lebih Rp. 125.000.000,-/tahun. Jika dikaji secara ekonomis, maka ini cukup besar,
![Page 39: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/39.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 39/49
Gambar 3.5. Usulan skema aliran dana, kredit karbon dan distribusi pembayaran
dalam pelaksanaan proyek karbon kehutanan. (Boer et.al., 2009)
![Page 40: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/40.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 40/49
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2010. Visi dan Misi. http://www.sampoernafoundation.org/old/id/About-
PSF/visi-dan-misi.html. diakses pada 24 Agustus 2011
Ahmad, A. 2010. Benefit and Cost Analysis.Modul Mata Kuliah Evaluasi Proyek. Pendidikan
Ekonomi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta
Anggraini, Fr. R. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yangMempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan.
Simposium Nasional Akuntansi IX . Padang. 23-26 Agustus
ASDEP PEMBINAAN KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN. 2010. Penguatan
Kerjasama Pengelolaan Peluang Kerja Dan Peluang Usaha. Rakor. Bandung
Barney JB. 1991. Firm resources and sustained competitive advantage. Journal of Management 17(1): 99–120
Boer, Rizaldi, Bramasto Nugroho, Muhammad Ardiansyah. 2009. Analisis Potensi
Perdagangan Karbon Kehutanan dalam Rangka Mengatasi Krisis Keuangan.
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB, Pusat Studi Pengelolaan Peluang dan
Resiko Iklim LPPM IPB, Dep. Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor
![Page 41: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/41.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 41/49
Ismuniarti, W. 2010. SOSIAL DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN INFORMASI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL
DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN. Skripsi. Fakultas EkonomiUniversitas Sebelas Maret.Surakarta
Peng, M.W; Sunny Li Sun, Brian Pinkham, and Hao Chen. 2009. The Institution-Based View
as a Third Leg for a Strategy Tripod. Academy of Management Perspectives
Razak, Abdul. (2007), Kelayakan Kompensasi yang Ditawarkan dalam Perdagangan Karbon.
Makalah Manajemen Hutan Lanjutan Program Pasca Sarjana / S2 - Program Studi
Manajemen Konservasi Sumber Daya Aalam dan Lingkungan Universitas GadjahMada, Yogyakarta
Subaidi M. Muchtar . 2010. Kajian Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam
Rangka Pembahasan Raperda Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Provinsi Jawa
Timur, Jombang
Universitas Negeri Malang. 2009. Penyusunan Strategi Kebijakan Efektivitas PemanfaatanCorporate Social Responsibiliti (CSR) Untuk Kinerja Pembangunan Daerah,
Universitas Negeri Malang, Malang
![Page 42: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/42.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 42/49
Lampiran 1. Pengolahan Data AHP
1.1 Pembobotan Prioritas Kriteria Dampak Positif CSR terhadap Internal (Perusahaan)
a. Kuesioner Perbandingan Berpasangan
![Page 43: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/43.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 43/49
Lanjutan
1.2 Pembobotan Prioritas Kriteria Dampak Positif CSR terhadap Eksternal Perusahaan
a. Kuesioner Perbandingan Berpasangan
b. Bobot Prioritas Kriteria Dampak Positif Eksternal
![Page 44: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/44.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 44/49
Lanjutan
1.3 Pembobotan Prioritas Kriteria Dampak Negatif CSR yang dapat Menghambat
Pencapaian Optimal Program CSR Perusahaan
a. Kuesioner Perbandingan Berpasangan
b. Bobot Prioritas Kriteria Dampak Negatif
![Page 45: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/45.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 45/49
1.4 Pembobotan Kontribusi Alternatif terhadap terwujudnya Dampak CSR
a. Terhadap Dampak Positif Internal (benefit )
- Bobot Kontribusi Alternatif- Alternatif Bidang CSR terhadap “Good Institutional” image
- Bobot Kontribusi Alternatif- alternatif Bidang CSR terhadap Source of Resources
![Page 46: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/46.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 46/49
- Bobot Kontribusi Alternatif- Alternatif Bidang CSR terhadap Source of Differentiation
b. Terhadap Dampak Positif Eksternal (benefit )
- Bobot Kontribusi Alternatif- alternatif Bidang CSR terhadap Dampak “MeningkatnyaKualitas Hidup Masyarakat dan Lingkungan”
![Page 47: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/47.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 47/49
d. Terhadap Dampak Negatif (cost )
- Bobot Kontribusi Alternatif- alternatif Bidang CSR terhadap Dampak Negatif “Potensi
Menciptakan Pencitraan Sementara (tidak berkelanjutan)”
- Bobot Kontribusi Alternatif- alternatif Bidang CSR terhadap Dampak Negatif “Potensi
Timbulkan Kecemburuan Sosial Baru”
![Page 48: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/48.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 48/49
1.5 Perhitungan Cost and Benefit Ratio
a. Perhitungan Bobot Tingkat Kontribusi Alternatif Program pada Dampak Positif Internal dan Eksternal (Benefit)
Alternatif Program
Internal
Total
Eksternal
TotalSource of different
Source of
opportunity
Source
of resource Source of Institusional
Tingkatkan
kualitasMasy.&Ling.
Kurangi
konflik sosial
0.060311 0.115452 0.201907 0.62233 0.83333 0.16667
Program kemitraan 0.123056 0.155049 0.199333 0.19484
0.186826
3 0.16936 0.17934 0.17102
Bencana Alam 0.034698 0.048717 0.028851 0.02855
0.031311
1 0.04695 0.02664 0.04357
Pendidikan&Pelatihan 0.251224 0.086284 0.259411 0.25765 0.237831 0.30398 0.29407 0.30233
Peningkatan kesehatan 0.085368 0.055225 0.108663 0.16534
0.136359
1 0.10606 0.11147 0.10696
Sarana dan Prasarana
Umum 0.155737 0.265137 0.065557 0.09178
0.110356
5 0.13154 0.13493 0.1321
Keagamaan 0.066994 0.038885 0.125794 0.07823
0.082612
1 0.03641 0.20026 0.06371
Pelestarian lingkungan 0.282924 0.350703 0.212391 0.18361
0.214703
9 0.20571 0.05329 0.18031
Total 1 1 1 1 1 1
![Page 49: National Business Case Competition (MMT II)-1](https://reader030.vdocuments.site/reader030/viewer/2022020804/5571fe0449795991699a763a/html5/thumbnails/49.jpg)
5/12/2018 National Business Case Competition (MMT II)-1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/national-business-case-competition-mmt-ii-1 49/49
b. Perhitungan Bobot Tingkat Kontribusi Alternatif Program pada Masing- Masing Dampak Negatif (Cost)
c. Perhitungan Benefit and Cost Ratio pada
masing- masing Dampak (Internal dan Eksternal)
Alternatif Program
Pencitraan
sementara
Kecemburuan
Sosial
Butuh Dana
Tinggi Total
0.636986 0.258285 0.104729
Program kemitraan 0.069812 0.26434 0.206181 0.13434
Bencana Alam 0.332968 0.147635 0.057342 0.25623
Pendidikan&Pelatihan 0.053475 0.079211 0.234133 0.07904
Peningkatan kesehatan 0.160003 0.095357 0.107189 0.13777
Sarana dan Prasarana Umum 0.222519 0.307745 0.128377 0.23467
Keagamaan 0.100341 0.058931 0.047599 0.08412
Pelestarian lingkungan 0.060883 0.046781 0.21918 0.07382
Total 1 1 1Alternatif Program Dampak Total
Ratio
%
Internal Eksternal
Program kemitraan
1.390724
2 1.2730862.66381 14 %
Bencana Alam
0.122197
8 0.1700310.292229 1 %
Pendidikan&Pelatihan
3.008905
3 3.8248676.833772 35 %
Peningkatan kesehatan
0.989724
8 0.7763461.76607 9%
Sarana dan Prasarana
Umum
0.470258
10.562918 1.033176 5 %
0.9820531 739454 9%
Program berkontribusi kurang optimal
dalam Pencapaian dampak positif, baik
untuk perusahaan maupun eksternal
=