modul mahasiswa blok 10 angk_14
DESCRIPTION
modulTRANSCRIPT
MODUL TUTORIALUNTUK MAHASISWA
SEMESTER 4
BLOK XPENCERNAAN
PENYUSUN:dr. Dini Agustina, M.Biomed
dr. Enny Suswati, M.Kes.dr.Diana Chusna Mufida, M.Kes.
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER
2016
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta,ala yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya, sehimhha penyusunan modul blok pencernaan ini dapat
terselesaikan. Terima kasih kami ucapkan kepada narasumber, sejawat dan seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan modul ini, sehingga dapat selesai pada waktunya.
Modul blok pencernaan ini merupakan modul pegangan bagi tutor dan
mahasiswa dalam Kurikulum Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas
Jember. Pada modul ini mahasiswa belajar tentang penyakit sistem pencernaanyang
bermanfaat dalam menunjang tugasnya sebagai dokter di masa depan.
Dalam modul ini terdapat lima skenario sebagai pencetus dalam diskusi tutorial
yang diselesaikan dalam waktu lima minggu dan dilanjutkan dengan minggu keenam
untuk ujian. Modul ini dilaksanakan dengan strategi PBL dengan metode kuliah,
praktikum, ketrampilan medik dan diskusi tutorial. Setelah menyelesaikan modul ini
diharapkan peserta didik telah siap menjalani seluruh rangkaian pendidikan dokter..
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan modul ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan demi
kesempurnaan modul ini.
Jember, Februari 2016
Tim Penyusun
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul 1
Pengantar 2
Daftar Isi 3
Pendahuluan 4
Metode Belajar 9
Jadwal 11
Topik Kuliah 12
Daftar Tutor 13
SKDI 2012 14
Skenario 1 17
Skenario 2 18
Skenario 3 19
Skenario 4 20
Skenario 5 21
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 3
PENDAHULUAN
1. GAMBARAN UMUM BLOK
Blok ini akan membahas tentang berbagai masalah kesehatan yang berhubungan
dengan gangguan pencernaan baik, akut, kronik maupun komplikata yang ada di
Indonesia dengan pendekatan humanis
2. TUJUAN UMUM BLOK
Blok ini diberikan dengan tujuan agar mahasiswa dapat memiliki kemampuan
mengidentifikasi upaya kesehatan promosi, preventif, kurasi, rehabilitasi medis
dan sosial terhadap penyakit-penyakit akut, kronik dan komplek organ pencernaan
melalui pendekatan molekuler, seluler, individu, keluarga, komunitas dan
masyarakat.
3. KETERKAITAN DENGAN BLOK LAIN
Blok ini merupakan kelanjutan dari blok sebelumnya. Artinya untuk dapat
mengikuti blok ini, maka sebelumnya mahasiswa harus mengikuti sembilan blok
sebelumnya.
4. DASAR PENGETAHUAN
a. Biomedik sistem gastroinsteinal (anatomi, histologi, fisiologi, biokimia,
mikrobiologi, parasitologi, patologi anatomi, patologi klinik, farmakologi,
gizi)
b. Penyakit-penyakit dan gangguan sistem pencernaan (Ilmu Penyakit Dalam,
Ilmu Bedah dan Ilmu Kesehatan Anak )
5. PRAKTIKUM PENUNJANG
a. Anatomi saluran gastrointestinal, hepatobilier
b. Histologi saluran gastrointestinal, hepatobilier
c. Biokimia metabolisme porfirin
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 4
d. Mikrobiologi: identifikasi bakteri, jamur dan virus yang menyebabkan infeksi
pada sistem pencernaan
e. Parasitologi: identifikasi parasit-parasit pada sistem pencernaan
f. Patologi anatomi: kelainan-kelainan pada sistem pencernaan dan kelenjar
yang terkait
g. Pemeriksaan laboratorium untuk meunjang diagnosis gangguan pada sistem
pencernaan
6. BAGIAN YANG TERLIBAT
a. Utama : Interna, Pediatri, Bedah.
b. Penunjang : Forensik, Radiologi
c. Biomedik : Anatomi, Histologi, Fisiologi, Biokimia, Mikrobiologi,
Parasitologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik,
Farmakologi, Gizi
d. IKM : Kedokteran keluarga
7. POHON TOPIK
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 5
PENCERNAAN
KELAINAN KONGENITAL
INFEKSI
PERDARAHAN & GANGGUAN FUNGSI
TRAMUA/AKUT ABDOMEN
HEPATOBILIER
8. PRASYARAT BLOK
Sebelum menempuh blok gastrointestinal, mahasiswa harus telah menempuh 9
( Sembilan ) blok sebelumnya
9. REFERENSI
1. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE. Neonatology, management, procedures, on call problems disease and drugs; edisi ke-5. New York : Lange Books/Mc Graw-Hill, 2004; 247-50.
2. Martin CR, Cloherty JP. Neonatal hyperbilirubinemia. Dalam: Cloherty JP, Stark AR, eds. Manual of neonatal care; edisi ke-5. Boston : Lippincott Williams & Wilkins, 2004; 185-222.
3. Khosim MS, Surjono A, Setyowireni D, et al. Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan dan perawat di rumah sakit. Jakarta : IDAI, MNH-JHPIEGO, Depkes RI, 2004; 42-8.
4. WHO. A Manual for The Treatment of Diarrhoea. 1990.
5. Alessio Fasano. Intestinal Infections. In Walker, Durie, Hamilton, Walker-Smith, Watkins. Pediatric Gastrointestinal Disease. Pathophysiology, Diagnosis, Management.B.C Decker:Edisi III 2000; 463-478.
6. Larry K.Pickering and John D.Snyder. Gastroenteritis. In: Nelson. Texbook of Pediatrics. Saunders, Philadelphia, Edisi 17 2004; p.1272-1276.
7. April Ernest W. 2012. Quick ReviewAnatomi Klinik Edisi 1. Tanggerang: BINARUPA AKSARA Publishing.
8. Murray, P R. dan Rosenthal, K S. 2000. Medical Microbiology fourth edition. United States: Mosby Inc
9. MH,abdoerachman dkk,Kelainan Bedah,Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak,editor Hussen,Rusepno dkk,Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ,2007
10. Pierce,A Grace,Barley,Neil R,At Glance Ilmu Bedah,editor Safitri,Amalia,Ed .3,Surabaya :Erlangga,2007
11. Behrman,Richard E,Kliegman ,Robert R,Arvin,Ann M, Ilmu Kesehatan Anak Nelson.Vol 2,editor edisi bahasa Indonesia:Wahab,A Samik,Ed.15,Jakarta : EGC,1999
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 6
12. Dejong, W. Sjamsuhidajat, R. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta::penerbit buku Kedokterean ECG
13. Apuranto,H. & Hoediyanto. 2006. Buku ajar ilmu Kedokteran 7cenario dan medikolegal. Surabaya: FK Unair.
14. Budiyanto, A., dkk. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik Bagian Kedokteran FKUI Jakarta.
15. Djumhana, Ali. Buku Ajaran Penyakit Dalam, jilid II. Edisi III. Depaertemen Ilmu Penyakit Dalam FK UKI. Jakarta 2001
16. Soelarto reksopradjo.ilmi bedah FK UI. Jakarta: Bina Rupa Aksara
17. Pierce A.grace.at glance ilmu bedah. Jakarta: Erlangga
18. Fawcett DW, Jensh RP: Bloom & Fawcett’s Concise Histology, 2nd ed, London, Arnold, 2002
19. Finn Geneser, Alih bahasa: Arifin Gunawijaya, Buku Teks Histologi Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta, 1994
20. Junquerra LC, Carneiro J, Kelley RO, Editors: Jason Malley, Harriet Lebowitz, Peter J. Boyle, Basic Histology, 11th ed., The Mc Graw-Hill Companies, New York, 2005
21. Johnson A.G, Ziegler R.J, dan Hawley L. 2011. Mikrobiologi dan Imunologi. Ed 5. Bina rupa Aksara, Tangerang.
22. Tim Mikrobiologi FK UB, 2003. Bakteriologi Medik.. Ed 1. Bayumedia Publishing, Malang.
23. Berdanier Carolyn D., Johanna Dwyer, Elaine B. Feldman, 2007. Handbook of Nutrition and Food 2nd Ed. New York: CRC Press.
24. Sudoyo, Aru W., et all. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing
25. Lesmana L. Batu empedu. Dalam : Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 3. Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000.
26. I J Beckingham. 2001. ABC Of Diseases Of Liver, Pancreas, And Biliary Sistem Gallstone Disease. Dalam: British Medical Journal Vol 13, Januari 2001: 322(7278): 91–94. Avaliable from : Sjamsuhidajat R, de Jong W.
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 7
Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. 570-579.
27. Schwartz S, Shires G, Spencer F. Prinsip-prinsip Ilmu Bedah (Principles of Surgery). Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2000. 459-464.
28. Pherson dan Pincus. 2006. Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods, 21st Ed. W. B. Saunders Company.
29. Sacher, R.A. dan McPherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi II. Alih Bahasa oleh Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari. Jakarta: EGC.
30. Strasinger, S.K. dan Lorenzo, M.S.D. 2008. Urinalysis and Body Fluids. 5th
Edition. Philadelphia: F. A. Davis Company.
31. Gandosoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.
.32. Katzung B. G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology, 10th Edition. San
Fransisco
33. Ian D.K.H. 2011. Sinopsis Biokomia edisi kedus jilid 2. Binarupa Aksara pub Tangerang
34. Murray R.K. 2009. Biokimia Harper edisi 27. EGC. Jakarta
35. Volk, W A., Gebhart, B M., Hammarskjöid, M L. dan Kadner, R J. 1997. Basic Microbiology the Eight Edition. United States: Addison-Wesley Educational Publisher Inc.
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 8
II. METODE BELAJAR
Kurikulum berbasis kompetensi ini dilaksanakan dengan strategi belajar
berdasarkan 9cenario baru pendidikan dokter yang dikenal dengan SPICES. Dengan
strategi utama belajar berdasarkan masalah PBL (Problem Based Learning). Kegiatan
belajar dilaksanakan berdasarkan modul yang berisi 9cenario masalah yang menjadi
trigger (pemicu) dalam belajar dmelalui diskusi tutorial. Informasi diperoleh melalui
belajar mandiri, kuliah, konsultasi pakar dan praktikum. Informasi yang telah diperoleh
didiskusikan dalam kelompok sesuai jadwal dengan seorang fasilitator.
1. DISKUSI TUTORIAL
Diskusi tutorial dalam kelompok beranggotakan 10-15 mahasiswa dan dipandu oleh
tutor yang bertugas sebagai fasilitator. Dalam berdiskusi mahasiswa akan dihadapkan
pada masalah dalam bentuk skenario modul sebagai pencetus dalam diskusi. Satu
skenario modul diselesaikan dalam dua kali pertemuan, dengan selang waktu 3 sampai 4
hari. Diskusi dilakukan dengan metode seven jumps (tujuh langkah) yang terdiri dari:
1. Mengklarifikasi istilah/konsep,
2. Menetapkan permasalahan,
3. Menganalisis masalah,
4. Menarik kesimpulan langkah,
5. Menentukan tujuan,
6. Belajar mandiri,
7. Menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada,
Langkah 1 sampai dengan 5 dilaksanakan pada pertemuan I, langkah 6 dilaksanakan di
luar kelompok, sedangkan 7 dilaksanakan pada pertemuan II.
2. KULIAH
Kuliah dilaksanakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit/khusus
sehingga membutuhkan pakar untuk meningkatkan pemahaman. Kuliah dilaksanakan
dalam bentuk konsultasi interaktif berdasarkan masalah. Kuliah dapat diselenggarakan
secara terjadwal maupun atas permintaan mahasiswa bila diperlukan.
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 9
3. PRAKTIKUM
Praktikum bertujuan untuk meningkatkan atau memperjelas pemahaman suatu
materi dan menambah ketrampilan bekerja di laboratorium.
4. KONSULTASI PAKAR
Konsultasi pakar dilaksanakan atas permintaan mahasiswa apabila menemui
kesulitan dalam memahami konsep atau teori ketika diskusi kelompok maupun belajar
mandiri. Konsultasi pakar bisa dilaksanakan dalam kelompok kecil maupun besar
tergantung kebutuhan.
5. BELAJAR MANDIRI
Belajar mandiri dilaksanakan dalam rangka menggali informasi yang lebih luas atau
lebih dalam tentang suatu materi yang terkait dengan masalah yang sedang dipelajari
sehingga dapat memahami kasus secara interdisiplin ilmu.
6. EVALUASI
Evaluasi blok dilaksanakan pada minggu VI dengan mempertimbangkan proses
selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar, etika, dan penguasaan pengetahuan. Dengan
ketentuan pencapaian masing-masing komponen nilai tidak boleh kurang dari 60 untuk
dapat lulus blok. Bobot masing-masing komponen nilai adalah sebagai berikut:
1. Ujian (80%) , dengan proporsi ujian teori 70% , ujian
praktikum 30%
2. Tutorial (20%)
Nilai akhir blok berupa angka 0-100 dengan penjenjangan
seperti matriks berikut:
ANGKA HURUF NILAI KETERANGAN
80,00-100 A 4 SANGAT BAIK
70,00-79,99 B 3 BAIK
60,00-69,99 C 2 CUKUP
50,00-59,99 D 1 KURANG
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 10
0-49,99 E 0 SANGAT KURANG
JADWAL KEGIATAN BELAJAR SEMESTER 4MINGGU JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
I
9 Februari-12 Februari
2016
07.30-08.00
LIBUR
Overview skillab
08.00-09.00
SKIL LABTUTORIAL 1.2 KULIAH 5
BIOKIMIA09.00-10.00 KULIAH 1Overview blok
10.00-11.00TUTORIAL 1.1 PRAKTIKUM 1
ANATOMI11.00-12.00sholat jum’at
12.00-13.00 KULIAH 3HISTOLOGI13.00-14.00
KULIAH 2ANATOMI
KULIAH 4BEDAH 114.00-15.00
II
15-19 FEBRUARI
2016
08.00-10.00 TUTORIAL 2.1 PRAKTIKUM 3HISTOLOGI SKIL LAB
TUTORIAL 2.2 KULIAH 11PARASITOLOGI 1
10.00-11.00PRATIKUM 2
BIOKIMIA
KULIAH 9BEDAH 211.00-12.00
sholat jum’at12.00-13.00 KULIAH 7
KULIAH PK 1KULIAH 8
IKA13.00-14.00 KULIAH 6IPD 1
KULIAH 10RADIOLOGI14.00-15.00
III
22-26 FEBRUARI
2016
08.00-10.00 KULIAH 12FORENSIK
KULIAH 13MIKROBIOLOGI SKIL LAB
TUTORIAL 3.2 PRATIKUM 5PARASITOLOGI 1
10.00-11.00 KULIAH 14PK 2
KULIAH 16FARMAKOLOGI11.00-12.00
sholat jum’at12.00-13.00
PRAKTIKUM 4PK13.00-14.00
TUTORIAL 3.1 KULIAH 15IKA14.00-15.00
IV
29 FEBRUARI-4 MARET
2016
08.00-10.00 TUTORIAL 4.1 KULIAH 19IPD 2 SKIL LAB
TUTORIAL 4.2 KULIAH 21FISIOLOGI
10.00-11.00 KULIAH 17PARASIT 2 PRAKTIKUM 6
MIKROBIOLOGI11.00-12.00 KULIAH 20BEDAH 3 sholat jum’at
12.00-13.00PRAKTIKUM 7
PARASITOLOGI 213.00-14.00 KULIAH 18GIZI
PRAKTIKUM 8FARMAKOLOGI
14.00-15.00
V
7-11 MARET
2016
08.00-10.00 TUTORIAL 5.1 PRAKTIKUM 9PA
LIBURTUTORIAL 5.2
10.00-11.00 KULIAH 22PA11.00-12.00
SKIL LAB12.00-13.00
13.00-14.00
VI14-18
MARET 2016
08.00-SELESAI
UJIAN UTAMACBT
UJIAN UTAMAPRAKTIKUM
VII21-24
MARET 2016
08.00-SELESAI
UJIAN REMEDIASICBT
UJIAN REMEDIASIPRAKTIKUM LIBUR
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 11
BLOK 10 PENCERNAAN TAHUN AJARAN 2015 -2016
Jember, Februari 2016Koordinator Blok 10
dr. Dini Agustina, M.BiomedikNIP. 19830801 200812 2 003
Modul Tutor Blok X Pencernaan Page 12
TOPIK KULIAH DAN PRAKTIKUMNO MATERI Lab Nama Pengampu
1. Overview Blok 10 Koor Blok dr. Dini Agustina, M.Biomed
2. Anatomi dan embriologi sistem pencernaan Anatomi dr. Septa Surya Wahyudi, Sp.U
3. Histologi sistem pencernaan Histologi dr. Sheila Rachmania
4 Kelainan kongenital sistem pencernaan Bedah 1 SMF Bedah
5. Metabolisme PORFIRIN Biokimia dr. Sugiyanta, M.Ked
6 Penyakit hepatobilier IPD 1 SMF IPD
7 Test Faal hepar PK 1 dr. Rini Riyanti, Sp PK
8 Ikterus neonatorum IKA1 SMF IKA
9 Penyakit Akut dan kegawatan Abdomen Bedah 2 SMF Bedah
10 Pemeriksaan radiologi penyakit abdomen Radiologi SMF Radiologi
11 Cestoda dan trematoda Parasit 1 dr. Bagus Hermansyah, M.Biomed
12 Trauma abdomen Forensik SMF Forensik (UNAIR)
13 Mikroorganisme penyebab infeksi pada saluran cerna Mikro dr. Enny Suswati, M.Kes
14 Analisis cairan lambung dan duodenum PK 2 dr. Rini Riyanti, Sp PK
15 Diare dan terapi diare IKA 2 SMF IKA
16 Obat sistem saluran cerna Farmako dr. Cicih Komariah, Sp M
17 Nematoda dan protozoa Parasit 2 Dr. rer. biol. hum. dr. Erma Sulistyaningsih. M.Si
18 Nutrisi pada penyakit Gastrointestinal Tract Gizi dr. Dwita Aryadina R, M.Kes
19 Gangguan fungsi gastrointestinal IPD 2 SMF IPD
20 Penyakit perdarahan saluran cerna dan ca Bedah 3 SMF Bedah
21 Fisiologi Sistem Pencernaan Fisiologi dr. Jauhar Firdaus
22 Patologi anatomi penyakit hepatobilier PA dr. Rena Normasari , M. Biomed
NO MATERI LAB Nama Pengampu
1 Anatomi sistem pencernaan Anatomi dr. Septa Surya Wahyudi, Sp.U
2 Empedu- Indol Biokimia dr. Sugiyanta, M.Ked
3 Histologi sistem pencernaa Histologi dr. Sheila Rachmania
4 Tes faal hepar PK dr. Rini Riyanti, Sp PK
5 Cestoda dan trematoda Parasit1 dr. Yudha Nurdian, M.Kes
6 Enterobactericeae Mikro dr. Enny Suswati, M.Kes
7 Nematoda dan Protozoa Parasit 2 Dr. rer. biol. hum. dr. Erma Sulistyaningsih. M.Si
8 EBM GIT Farmako dr. Cicih Komariah, Sp M
9 Patologi anatomi penyakit hepatobilier dan saluran cerna PA dr. Rena Normasari, M. Biomed
DAFTAR TUTOR
No Nama tutor Grup No. HP
1 dr. Dini Agustina, M. Biomed A 081336611668
2 dr. Enny Suswati, M. Kes B 08123482238
3 dr. Rena Normasari, M. Biomed C 081336715290
4 dr. Al Munawir, M.Kes , PhD D 081559600145
5 dr. Yudha Nurdian, M. Kes E 083847203010
6 dr. M. Afiful Jauhani F 081234563738
7 dr. Alif Mardijana, SpKJ G 08155209411
8 dr. Desie Dwi W, M. Biomed H 08384719870
SKDI TAHUN 2012
SISTEM GASTROINTESTINAL,
HEPATOBILIER, & PANKREAS
Keterangan Tingkat Kemampuan
1: Mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
2: Mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3: Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan
pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan
yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
4: Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
SKENARIO 1
Muntah Hijau
1. Skenario
SKENARIO 2
Nyeri Perut
Seorang bayi berusia 2 hari dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan muntah yang berwarna hijau. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan adanya pengeluaran mekonium yang terlambat, perut yang membuncit, diare dan saat dilakukan colok dubur, tinja keluar menyemprot. Bayi tersebut lahir normal, spontan, langsung menangis keras dengan BBL: 2800 gram dengan ditolong seorang bidan
Dari keluhan-keluhan tersebut, Dokter menyarankan kepada ibu bayi agar bayi tersebut dirawat di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi umum dan untuk menegakkan diagnosisnya. Beberapa pemeriksaan penunjang yang diusulkan seperti pemeriksaan darah lengkap dan kimia darah. Pemeriksaan radiologi seperti pemeriksaan enema barium dan biopsi rektum juga direncanakan.
1. Skenario
SKENARIO 3
Tidak bisa BAB
Seorang perempuan usia 44 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut sejak tiga hari yang lalu. Nyeri tersebut terus menetap disertai anoreksia, mual, muntah dan, lemas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan ikterik, nyeri lokal pada abdomen kuadran kanan atas, dan Murphy sign yang positif. Dokter curiga adanya infeksi pada kandung empedu, lalu menyarankan pemeriksaan laboratorium darah lengkap, bilirubin serum, fosfatase alkali, transaminase dan amilase.
Dari keterangan pasien ternyata ayah pasien pernah menderita penyakit dengan gejala yang serupa. Saat itu usia ayahnya 50 tahun, mengeluh nyeri perut kanan atas sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit, memberat sejak 1 minggu sebelum MRS. Nyeri dirasakan terus menerus, berkurang bila penderita membungkuk. Keluhan disertai panas badan, mual namun tidak muntah dan adanya benjolan di perutnya. Dokter menduga ayah pasien tersebut menderita infeksi pada hepar karena bakteri atau cacing.
1. Skenario
Skenario 4
INFEKSI SALURAN CERNA
Seorang laki-laki berusia 39 tahun, dibawa oleh keluarganya ke UGD RS dengan keluhan tidak bisa BAB sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai nyeri perut yang hilang timbul, seperti ditusuk-tusuk, dan tidak menjalar. Selain itu didapatkan muntah yang proyektil dan tidak adanya flatus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 100/70 mmHg, Nadi: 110 x/mnt, RR: 25 x/mnt. Tax: 37,2°C, darm contour, darm steifung, bising usus meningkat. Dokter kemudian melakukan foto polos abdomen untuk menegakkan diagnosisnya.
Dari anamnesis pasien ternyata memiliki riwayat penyakit berupa benjolan di lipatan paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan dan menghilang setelah berbaring. Tidak pernah dilakukan pemeriksaan ataupun pengobatan pada keluhan tersebut.
1. Skenario
SKENARIO 5
Seorang mahasiswi berusia 19 tahun datang memeriksakan dirinya ke UNEJ Medical Centre dengan keluhan diare. Diare terjadi sejak 2 hari yang lalu, >4 x/hari, dan feses tampak sedikit berbuih dan bercampur lemak, darah (-), tenesmus (+). Keluhan disertai nyeri di ulu hati, demam, mual dan muntah. Keluhan tersebut timbul setelah dia makan lalapan ayam di pedagang kaki lima sekitar kampus, yang diketahui sayuran yang digunakan untuk lalapan tersebut sayuran mentah. Dari anamnesis juga diketahui bahwa pasien alergi seafood.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tax: 38°C, TD: 120/70 mmHg, Nadi: 80 x/mnt, RR: 20 x/mnt. Didapatkan juga nyeri tekan epigastrium, bising usus meningkat dan pada pemeriksaan rongga mulut didapatkan sariawan dan karies gigi. Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan feses lengkap untuk menegakkan diagnosis.
Muntah Darah
1. Skenario
Seorang laki-laki berusia 54 tahun, dibawa oleh keluarganya ke UGD RS dengan keluhan muntah darah sejak 2 jam yang lalu. Muntah terjadi mendadak, berwarna merah gelap, kira-kira setengah gelas. Keluhan juga disertai berak darah yang terjadi 1 tahun terakhir ini. Setiap BAB dengan feses keras selalu keluar darah segar dan tidak bercampur dengan feses. Riwayat pasien seringkali mengkonsumsi obat anti nyeri dan jamu untuk mengatasi linu-linu yang sering dialaminya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, compos mentis, tanda-tanda vital dalam batas normal, terdapat spider nevi dan ginekomasti. Dari pemeriksaan Rectal Touche terdapat benjolan berdiameter 2 cm dan panjang 3 cm, pada handschoen darah (+). Sedangkan pada pemeriksaan abdomen, teraba massa di hipokondria sinistra, berdungkul-dungkul, konsistensi keras. Dokter menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen dan biopsi untuk mendiagnosis benjolan tersebut.