model pembelajaran-hasil edit

78
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Nomor 6 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP-SMK), ternyata berbagai ketentuan tentang penyusunan KTSP yang termuat pada peraturan-peraturan tersebut, termasuk pedoman penyusunannya, masih memerlukan analisis dan upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama karena ada beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen yang berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya, Direktorat Pembinaan SMK berupaya merevisi Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2006 menjadi Edisi 2008 yang sepenuhnya diturunkan secara sistematis dari peraturan-peraturan tersebut dan pedoman pelaksanaannya. Bahan bimbingan teknis hasil revisi ini diharapkan dapat membantu para pihak yang terlibat i

Upload: fauziahmian2476

Post on 02-Jul-2015

4.301 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model pembelajaran-hasil edit

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Nomor 6 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP-SMK), ternyata berbagai ketentuan tentang penyusunan KTSP yang termuat pada peraturan-peraturan tersebut, termasuk pedoman penyusunannya, masih memerlukan analisis dan upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama karena ada beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen yang berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya, Direktorat Pembinaan SMK berupaya merevisi Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2006 menjadi Edisi 2008 yang sepenuhnya diturunkan secara sistematis dari peraturan-peraturan tersebut dan pedoman pelaksanaannya.

Bahan bimbingan teknis hasil revisi ini diharapkan dapat membantu para pihak yang terlibat dalam pengembangan dan implementasi KTSP-SMK serta satuan pendidikan SMK pada umumnya, dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK akan mampu menyiapkan sendiri KTSP yang akan diimplementasikannya.

i

Page 2: Model pembelajaran-hasil edit

Seri bahan bimbingan teknis (Bimtek) ini meliputi judul-judul berikut.

1. Teknik Penyusunan KTSP dan Silabus SMK;

2. Teknik Penyusunan RPP;

3. Teknik Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal SMK;

4. Teknik Penyusunan Modul Bahan Ajar);

5. Teknik Pelaksanaan Pengembangan Diri pada SMK;

6. Model-model Pembelajaran SMK;

7. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK;

8. Implementasi Sistem Kridit Semester pada SMK.

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga terwujudnya seri buku bahan bimbingan teknis ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Jakarta, November 2008Direktur PembinaanSekolah Menengah Kejuruan,

Dr. Joko Sutrisno

NIP. 131415680

ii

Page 3: Model pembelajaran-hasil edit

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran 2

BAB II MULTI KECERDASAN DALAM

PEMBELAJARAN

A. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence) 9

B. Kecerdasan Logika Matematika

(Logical Mathematic Intelligence) 11

C. Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence) 13

D. Kecerdasan Kinestetik

(Body Kinesthetic Intelligence) 14

E. Kecerdasan Musik (Music Intelligence) 15

F. Kecerdasan Interpersonal

(Interpersonal Intelligence) 17

G. Kecerdasan Intrapersonal

(Intrapersonal Intelligence) 18

H. Kecerdasan Natural (Naturalistic Intelligence) 20

BAB III MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Project Work 22

B. Quantum Teaching and Learning (QTL) 28

C. Contextual Teaching and Learning (CTL) 32

D. Problem-Based Learning (PBL) 38

E. Model Mengajar Inquiry Training 45

F. Model Bermain Peran (Role Playing) 46

iii

Page 4: Model pembelajaran-hasil edit

iv

Page 5: Model pembelajaran-hasil edit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), pasal 19,

dinyatakan bahwa:

1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

2. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan

keteladanan.

3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan

proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses

pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran

yang efektif dan efisien.

1

Page 6: Model pembelajaran-hasil edit

Dipertegas dengan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007

tentang Standar Proses bahwa standar proses untuk

satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan

pengawasan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses

pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel,

bervariasi dan memenuhi standar.

B.Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran terdiri dari 3 (tiga)

tahapan yaitu:

1 Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu

pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk

membangkitkan motivasi dan menfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan guru;

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran,

b. mengkondisikan peserta didik tentang apa yang

akan dipelajari, bagaimana mempelajarinya dan apa

2

Page 7: Model pembelajaran-hasil edit

yang akan didapatkan sebagai hasil belajar yang

akan mereka ikuti.

2 Kegiatan Inti

Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik.

Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran,

yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi.

a. Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi dimaksudkan untuk mencari

informasi yang luas dan mendalam berdasarkan

pengalaman peserta didik tentang materi yang

akan dipelajari. Dalam eksplorasi guru;

1) melibatkan peserta didik dengan menerapkan

prinsip alam ambang guru dan belajar dari

aneka sumber.

3

Page 8: Model pembelajaran-hasil edit

2) menggunakan berbagai metode dan media

pembelajaran serta sumber belajar lain yang

relevan

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta

didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,

dan sumber belajar lainnya.

4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam

setiap kegiatan pembelajaran.

5) memfasilitasi peserta didik melakukan

percobaan di laboratorium, studio atau

lapangan.

b. Elaborasi

Pada kegiatan elaborasi, guru;

1) membiasakan peserta didik

dalam membaca dan menulis melalui tugas-

tugas tertentu yang bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara

lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik

dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

4

Page 9: Model pembelajaran-hasil edit

5) memfasilitasi peserta didik

berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar;

6) memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tulisan, secara individu atau

kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik

melakukan pameran, turnamen, festival, atau

cara-cara lain yang efektif terhadap produk

yang dihasilkan;

8) memfasilitasi peserta didik

melakukan kegiatan yang menumbuhkan rasa

bangga dan percaya diri.

c. Konfirmasi

Kegiatan eksplorasi adalah memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai metoda. Guru perlu:

1) memberikan umpan balik positif

dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik;

2) memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan;

5

Page 10: Model pembelajaran-hasil edit

3) memfasilitasi peserta didik

untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

Dalam hal ini guru:

1) berfungsi sebagai narasumber

dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan

peserta didik yang menghadapi kesulitan,

dengan menggunakan bahasa yang baku dan

benar;

2) membantu menyelesaikan

masalah;

3) memberi acuan agar peserta

didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi;

4) memberi informasi untuk

bereksplorasi lebih lanjut;

5) memberi motivasi kepada

peserta untuk bereksplorasi lebih lanjut.

6

Page 11: Model pembelajaran-hasil edit

3. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan

dalam bentuk:

a.bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri

membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran;

b.melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap

kegiatan yang telah dilakukan;

c.memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran;

d.merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedial atau pengayaan, layanan

konseling dan atau memberikan tugas individu

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

peserta didik,

e.menyampaikan pembelajaran tahap berikutnya.

7

Page 12: Model pembelajaran-hasil edit

8

Page 13: Model pembelajaran-hasil edit

BAB II

MULTI KECERDASAN DALAM PEMBELAJARAN

Setiap peserta didik memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.

Kecerdasan peserta didik dalam belajar didasari beberapa jenis

kecerdasan yang ada, yang dikenal dengan multi kecerdasan.

Seorang guru perlu memahami berbagai jenis kecerdasan peserta

didik, agar dapat menerapkan strategi pembelajaran yang

bervariasi dalam menjembatani proses belajar peserta didik.

A. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)

Kecerdasan Linguistik merupakan kemampuan berpikir dalam

bentuk kata-kata dan penggunaan bahasa untuk

mengekspresikan dan memberi makna yang kompleks.

Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para pengarang, penyair,

jurnalis, pembicara, dan penyiar berita. Beberapa karakteristik

yang ada pada orang yang memiliki kecenderungan kecerdasan

bahasa antara lain adalah :

1. Mendengarkan dan merespon

setiap suara dan berbagai ungkapan kata;

2. Menirukan suara, bahasa,

membaca dan menulis;

3. Belajar melalui menyimak,

membaca dan menulis serta diskusi;

9

Page 14: Model pembelajaran-hasil edit

4. Menyimak secara efektif,

memahami, menguraikan, menafsirkan dan mengingat apa

yang diucapkan;

5. Membaca secara efektif,

memahami, meringkas, menafsirkan atau menerangkan;

6. Berbicara secara efektif kepada

beragam pendengar, beragam tujuan, dan mengetahui cara

berbicara secara sederhana, fasih, dan bergairah;

7. Menulis secara efektif,

memahami dan menerapkan aturan-aturan tata bahasa,

ejaan, tanda baca dan kosa kata yang efektif;

8. Memperlihatkan kemampuan

untuk mempelajari bahasa lainnya;

9. Menggunakan keterampilan

menyimak, berbicara, menulis dan membaca.

Kelas pada setiap pelajaran harus berupa lingkungan yang kaya

akan bahasa tempat peserta didik berbicara, berdiskusi dan

menjelaskan dan yang paling penting adalah mendorong rasa

ingin tahunya.

Pembentukan lingkungan pembelajaran Verbal-Linguistik :

1. Kondisikan peserta didik untuk

menceritakan suatu kisah atau suatu masalah yang terkait

dengan materi pelajaran;

2. Memberi kesempatan peserta

didik untuk memimpin suatu diskusi atau debat;

10

Page 15: Model pembelajaran-hasil edit

3. Menugaskan peserta didik

untuk membuat sebuah artikel;

4. Memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk menghubungkan suatu artikel/cerita

dengan realita atau materi pelajaran;

5. Menugaskan peserta didik

untuk mempresentasikan sesuatu pokok bahasan;

6. Mengkondisikan kegiatan ”talk

show” dalam suatu program/materi;

7. Menyusun suatu laporan/

resume/kajian pada suatu topik/ materi yang relevan.

B. Kecerdasan Logika Matematika (Logical Mathematic

Intelligence)

Merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur dan

mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta

menyelesaikan operasi-operasi matematika. Kecerdasan

matamatika biasanya dimiliki oleh para ilmuwan, ahli

matematika, akuntan, insinyur, dan pemrogram komputer.

Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan

kecerdasan matematika antara lain adalah:

1. Merasakan berbagai tujuan dan

fungsi mereka dalam lingkungannya;

2. Mengenal konsep-konsep yang

bersifat kuantitatif, waktu dan hubungan sebab akibat;

11

Page 16: Model pembelajaran-hasil edit

3. Menggunakan simbol-simbol

abstrak untuk menunjukkan realita;

4. Menunjukkan keterampilan

memecahkan masalah secara

logis;

5. Memahami pola-pola dan

hubungan-hubungan;

6. Mengajukan dan menguji

hipotesis;

7. Menggunakan bermacam-

macam keterampilan matematis,

seperti memperkirakan, perhitungan logaritma, menafsirkan

statistik, dan informasi visual dalam bentuk grafik;

8. Berpikir secara sistematis

dengan mengumpulkan bukti,

membuat hipotesis dan merumuskan berbagai model;

9. Mengungkapkan ketertarikan

dalam karir, seperti akuntansi,

teknologi informasi, mesin dan ilmu kimia.

Lingkungan belajar diupayakan berupa menu-menu yang terkait

dengan logika matematis, antara lain:

1. menerjemahkan suatu pokok

bahasan ke dalam rumus matematika;

12

Page 17: Model pembelajaran-hasil edit

2. merencanakan dan memimpin

suatu eksperimen;

3. menggunakan diagram venn

untuk menjelaskan;

4. menggunakan analogi untuk

menjelaskan;

5. mengkategorikan fakta-fakta;

6. merancang suatu simbol atau

kode.

13

Page 18: Model pembelajaran-hasil edit

C. Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)

Kemampuan membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga

dimensi seperti yang dilakukan pelaut, pilot, pemahat, pelukis,

dan arsitek. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang

merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan

kembali, mengubah dan memodifikasi bayangan dan obyek

melalui ruang untuk menghasilkan suatu gambar/grafik ataupun

suatu benda.

Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan

kecerdasan spasial antara lain adalah :

1. Belajar dengan melihat dan

mengamati;

2. Mengarahkan dirinya pada

benda-benda secara efektif dalam ruangan;

3. Merasakan dan menghasilkan

sebuah bayangan mental, berpikir dalam gambar dan

memvisualisasikan detail;

4. Membaca grafik, bagan, peta,

dan diagram visual;

5. Menikmati gambar-gambar tak

beraturan, lukisan, ukiran atau obyek repro lain dalam bentuk

yang dapat dilihat;

6. Menikmati bentukan hasil tiga

dimensi, seperti obyek origami, jembatan tiruan dan maket;

14

Page 19: Model pembelajaran-hasil edit

7. Cakap mendesain secara

abstrak;

8. Menciptakan bentuk baru dari

media visual spasial.

Lingkungan belajar diupayakan berupa menu-menu yang terkait

dengan kecerdasan spasial, antara lain:

1. Menciptakan sebuah

pertunjukkan;

2. Merancang sebuah poster,

buletin, dan sejenisnya;

3. Menggunakan suatu sistem

memori untuk mempelajari;

4. Menciptakan suatu karya;

5. Membuat variasi bentuk dan

ukuran dari suatu objek;

6. Membuat suatu ilustrasi, sketsa,

denah dari suatu obyek;

7. Menggunakan proyeksi untuk

mengajar.

D. Kecerdasan Kinestetik Tubuh (Bodily Kinesthetic

Intelligence)

Kemampuan seseorang untuk menggerakkan suatu obyek dan

keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Kemampuan atau

15

Page 20: Model pembelajaran-hasil edit

kecerdasan ini dimiliki oleh para atlit, penari, ahli bedah, dan

seniman.

Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan

kecerdasan kinestetik antara lain adalah :

1. menjelajahi lingkungan dan

sasaran melalui sentuhan dan gerakan;

2. mengembangkan kerjasama

dan rasa terhadap waktu;

3. belajar dengan lebih baik, jika

terlibat langsung dan berpartisipasi;

16

Page 21: Model pembelajaran-hasil edit

4. menikmati secara konkrit dalam

mempelajari pengalaman-pengalaman, seperti perjalanan ke

alam bebas, berpartisipasi dalam bermain peran dan

permainan ketangkasan;

5. menunjukkan keterampilan atau

mendemonstrasikan keahlian dalam bidangnya.

Lingkungan belajar diupayakan berupa menu-menu yang terkait

dengan kinestetik, antara lain:

1. Bermain peran atau menirukan;

2. Menciptakan suatu gerakan atau rangkaian gerakan untuk

menjelaskan;

3. Menciptakan suatu model;

4. Merancang suatu produk;

5. Merencanakan dan menghadiri suatu perjalanan lapangan;

6. Membuat suatu permainan atau sejenisnya.

E. Kecerdasan Musik (Musical Intelligence)

Merupakan kecerdasan yang memiliki sensitivitas pada pola

titian nada, melodi, ritme, dan nada seperti yang dimiliki oleh

komposer, musisi, kritikus, dan pembuat alat musik, atau

seorang pendengar yang sensitif.

Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan

kecerdasan musikal antara lain adalah :

1. Mendengar dan merespon

dengan ketertarikan terhadap berbagai bunyi;

17

Page 22: Model pembelajaran-hasil edit

2. Menikmati dan mencari

kesempatan untuk mendengarkan musik atau suara-suara

alam pada suasana belajar;

3. Merespon terhadap musik

secara kinestetik;

4. Mengenali dan mendiskusikan

berbagai gaya musik, aliran dan variasi budaya;

5. Mengoleksi musik dan informasi

mengenai musik dalam berbagai bentuk;

6. Mengembangkan kemampuan

menyanyi atau memainkan instrumen secara sendiri;

7. Mengembangkan referensi

kerangka berpikir pribadi untuk mendengarkan musik;

8. Mengembangkan improvisasi

dan bermain dengan suara/bunyi.

Lingkungan belajar diupayakan berupa menu yang terkait

dengan kecerdasan musikal, antara lain:

1. Meyajikan suatu pertunjukkan

dengan iringan musik yang tepat;

2. Menyanyikan sebuah kritikan

atau lagu;

3. Menyajikan kelas musik dalam

waktu singkat pada suatu materi/pokok bahasan;

18

Page 23: Model pembelajaran-hasil edit

4. Menggunakan musik untuk

mempertinggi semangat belajar;

5. Menuliskan suatu lirik lagu

untuk suatu pokok bahasan/materi.

19

Page 24: Model pembelajaran-hasil edit

F. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)

Merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi

dengan orang lain secera efektif, seperti yang dimiliki oleh guru,

pekerja sosial, artis atau politisi yang sukses.

Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan

kecerdasan interpersonal antara lain adalah :

1. terikat dengan dan berinteraksi

dengan orang lain;

2. membentuk dan menjaga hubungan

sosial;

3. mengetahui dan menggunakan cara-

cara yang beragam dalam berhubungan dengan orang lain;

4. merasakan perasaan, pikiran,

motivasi, tingkah laku dan gaya hidup orang lain;

5. berpartisipasi dalam kegiatan

kolaboratif dan menerima bermacam peran yang perlu

dilaksanakan;

6. mempengaruhi pendapat dan

perbuatan orang lain;

7. memahami dan berkomunikasi

secara efektif, baik secara verbal maupun non verbal;

8. menyesuaikan diri terhadap

lingkungan dan group yang berbeda;

9. mempelajari keterampilan yang

berhubungan dengan penengah sengketa;

20

Page 25: Model pembelajaran-hasil edit

10. Tertarik pada karir yang berorientasi

interpersonal, seperti mengajar, pekerjaan sosial dan

konseling.

21

Page 26: Model pembelajaran-hasil edit

Lingkungan belajar diupayakan berupa menu-menu yang terkait

dengan kecerdasan interpersonal, antara lain:

1. memimpin suatu rapat;

2. bersama seorang rekan

menggunakan penyelesaian masalah berat;

3. bermain peranan dengan berbagai

perspektif;

4. mengatur dan ikut serta dalam

sebuah kelompok;

5. mengajarkan orang lain tentang suatu

hal;

6. berlatih memberi dan menerima

umpan balik;

7. menciptakan suatu sistem /prosedur

dari suatu kegiatan.

G. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)

Merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat

tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuannya untuk

merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang, seperti

yang dimiliki oleh ahli agama, ahli psikologi dan ahli filsafat.

Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan

kecerdasan intrapersonal antara lain adalah :

1. sadar akan wilayah emosinya;

2. menemukan cara-cara dan jalan

keluar untuk mengekpresikan perasaan dan pemikirannya;

22

Page 27: Model pembelajaran-hasil edit

3. mengembangkan model diri yang

akurat;

4. termotivasi untuk mengidentifikasi

dan memperjuangkan tujuannya;

5. membangun dan hidup dalam suatu

sistem nilai etika (agama);

6. bekerja mandiri;

7. mengatur secara kontinyu

pembelajaran dan perkembangan tujuan personalnya;

8. berusaha mencari dan memahami

pengalaman batinnya sendiri;

9. berusaha untuk mengaktualisasikan

diri;

10. memberdayakan orang lain (memiliki

tanggung jawab kemanusiaan).

Lingkungan belajar diupayakan berupa menu-menu yang terkait

dengan kecerdasan intrapersonal, antara lain:

1. Menggambarkan bahwa kemampuan

yang dimilikinya dapat membantu menuju kesuksesan;

2. Merangkai dan mengejar suatu

tujuan;

3. Menggambarkan perasaannya

tentang sesuatu;

4. Menggunakan acuan belajar;

23

Page 28: Model pembelajaran-hasil edit

5. Membuat suatu jurnal;

6. Menerima umpan balik dari orang

lain;

7. Mengomentari atau menilai hasil

pekerjaannya.

24

Page 29: Model pembelajaran-hasil edit

H. Kecerdasan Natural (Naturalistic Intelligence)

Merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang terkait

dengan lingkungan alam dan merupakan kecerdasan kedelapan

dari kecerdasan yang tidak termasuk teori asli Multiple

Intelligences dari Gardner. Kecerdasan ini terkait dengan

sensitifitas terhadap alam dan faktor lingkungan, misalnya

mudah berinteraksi dengan hewan, mampu memprediksi

terjadinya perubahan alam, mudah mengenali berbagai spesies

hewan maupun tumbuhan. Kecerdasan ini akan lebih mudah

diwujudkan melalui pengumpulan dan penganalisaan suatu

subjek yang berhubungan dengan alam.

25

Page 30: Model pembelajaran-hasil edit

BAB III

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola

pembelajaran tertentu. Pola pembelajaran yang dimaksud dapat

menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik dalam

mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang

menyebabkan terjadinya proses belajar. Pola pembelajaran

menjelaskan karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh

guru-peserta didik. Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak

( Bruce Joyce, 1985)

Pada penjelasan pelaksanaan pembelajaran yang tertuang pada

Lampiran Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, tentang Standar

Proses, II poin C, dinyatakan tentang beberapa model

pembelajaran alternatif yang dapat dikembangkan dan digunakan

secara inovatif sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi

di kelas serta untuk mendukung iklim belajar PAKEM

(pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Iklim

belajar PAKEM diharapkan dapat menumbuhkembangkan secara

optimal multi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik.

Model-model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan

iklim belajar PAKEM antara lain:

26

Page 31: Model pembelajaran-hasil edit

A. Project Work

Project work adalah model pembelajaran yang mengarahkan

peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar

untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang atau

jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya.

Model pembelajaran project work sering digunakan untuk

program pembelajaran produktif.

Langkah-langkah pembelajaran project work

1. Perencanaan Project Work

a. Inventarisasi jenis pekerjaan (job), standar

kompetensi dan produk yang dapat dihasilkan.

1) Inventarisasi Standar Kompetensi Lulusan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi

standar kompetensi (SK) yang terdapat dalam

kurikulum/silabus.

SK1 …………………………..

SK2 …………….……………..

SK3 …………….……………..

Dst ….......…………...……….

b. Inventarisasi Pekerjaan (Job)

Pendataan jenis pekerjaan (job) dapat mengacu: kepada

jenis pekerjaan yang ada di kurikulum, Standar

Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku, dan atau standar

pekerjaan lain yang ada di DU/DI/masyarakat. Setiap

27

Page 32: Model pembelajaran-hasil edit

kompetensi keahlian pada umumnya memiliki lebih dari

satu bidang/jenis pekerjaan yang dapat di isi oleh lulusan.

P.1 ………………………………………….

P.2 ………………………………….………

P.3 …………………………………..…......

Dst.

c. Inventarisasi Produk (Barang/Jasa) Setiap Pekejaan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengiden-tifikasi produk

yang dapat dihasilkan oleh setiap bidang/jenis pekerjaan

sehingga peserta didik memilki orientasi produk yang akan

dihasilkan pada setiap pembelajaran.

28

Page 33: Model pembelajaran-hasil edit

Tabel 1. Daftar Nama Produk Setiap Bidang Pekerjaan

NoBidang/Jenis

Pekerjaan

Nama Produk

(barang/Jasa)

1 P1 Pr1

Pr2

2 P2 Pr3

Pr3

3 P3 Pr4

Pr5

d. Analisis Standar Kompetensi Terhadap Produk

(Barang/Jasa)

Hasil inventarisasi standar kompetensi lulusan, bidang

pekerjaan, dan produk tersebut, selanjutnya dianalisis

standar kompetensi yang dibutuhkan untuk menghasilkan

setiap produk dan bidang pekerjaan dengan

menggunakan tabel 2.

29

Page 34: Model pembelajaran-hasil edit

Tabel 2. Analisis Standar Kompetensi Terhadap

Jenis Produk

Standar

Kompe-

tensi

Produk

Kode Standar Kompetensi

SK1 SK2 SK3 SK4 SK5 SK6 SK7 SKn

Pr1 √ √ √

Pr2 √ √ √ √

Pr3

Prn

Baris pada kolom 1 diisi kode produk (nama barang/jasa),

sedangkan kolom berikutnya diisi dengan kode Standar

Kompetensi hasil inventarisasi (Kurikulum/Silabus).

Menentukan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan produk (barang/jasa) dengan memberi

tanda cek (√) pada kolom standar kompetensi terkait.

Hasil analisis Standar Kompetensi terhadap Jenis Produk

pada tabel 2 dapat dimaknai sebagai berikut.

1. Produk (Pr1) dapat dikerjakan pada pembelajaran

SK1, SK2, SK4

30

Page 35: Model pembelajaran-hasil edit

2. Produk (Pr2 ) dapat dikerjakan pada pembelajaran

SK1, SK2, SK3 dan SK 5, demikian selanjutnya untuk

Produk yang lain.

3. Produk (Pr1) dan (Pr2 ) dapat digunakan sebagai

pilihan peserta didik sebagai media pembelajaran SK1

dan SK2

4. Setelah seluruh standar kompetensi teridentifikasi

terhadap produk yang ada, maka guru menetapkan

alternatif produk yang akan dikembangkan untuk

setiap standar kompetensi yang dipelajari. Alternatif

produk dapat dipilih oleh peserta didik.

e. Penetapan Bukti Belajar/Evidence of Learning

Berdasarkan hasil analisis standar kompetensi terhadap

produk, guru diminta untuk menetapkan bukti-bukti belajar

(Evidence Of Learning) yang akan digunakan sebagi acuan

dalam penilaian hasil belajar peserta didik.

2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Pendekatan Project

Work

Pembelajaran dengan pendekatan Project Work

dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan:

1. tujuan pembelajaran yang akan dicapai

2. strategi pembelajaran dengan pendekatan project

work

31

Page 36: Model pembelajaran-hasil edit

3. alternatif judul/nama produk/jasa yang dapat dipilih

peserta.

4. ruang lingkup standar kompetensi yang akan

dipelajari oleh peserta didik untuk setiap judul/nama

produk/jasa

5. menyusun dan menetapkan pedoman penilaian

kompetensi sesuai dengan judul project work

6. memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik

dengan memanfaatkan lembar bimbingan.

b. Peserta didik

1. memilih salah satu judul/nama produk/jasa. Dan

menyusun rencana Project Work sesuai dengan judul

yang dipilih. Kerangka rencana Project Work sebagai

berikut.

1) LATAR BELAKANG

2) KEUNGGULAN DAN FUNGSI PRODUK/JASA.

3) SKETSA/GAMBAR KERJA (jika diperlukan)

4) BAHAN PRODUKSI

5) FASILITAS/PERALATAN PRODUKSI

6) PROSES PRODUKSI

RENCANA ANGGARAN BIAYA

SASARAN PASAR/KONSUMEN

JADWAL PELAKSANAAN

32

Page 37: Model pembelajaran-hasil edit

2. melakukan proses belajar sesuai dengan proses

produksi yang telah direncanakan. Kegiatan dilakukan

sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan

dalam proposal di bawah bimbingan dan pengawasan

guru. Proses belajar menekankan pada pencapaian

standar kompetensi yang dibuktikan dengan bukti

belajar (learning evidence) dan diorganisasi dalam

bentuk portofolio.

3. mengorganisasi bukti belajar sebagai portofolio.

4. melaksanakan kegiatan kulminasi (presentasi/

pengujian/penyajian/display).

5. menyusun laporan sesuai dengan pengalaman

belajar yang diperoleh.

3. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar dengan pendekatan project work pada

dasarnya adalah penilaian standar kompetensi yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap,

kesesuaian produk/jasa, dan kesesuaian waktu

pelaksanaan. Komponen project work yang dinilai terdiri dari

penyusunan rencana Project Work, pelaksanaan proses

produksi, laporan, kegiatan, dan kulminasi (presentasi/

pengujian/penyajian/display).

Peserta didik dinyatakan kompeten apabila memenuhi

standar minimal yang dipersyaratkan pada indikator dari

33

Page 38: Model pembelajaran-hasil edit

setiap kompetensi dasar. Penetapan pencapaian nilai

mengacu pada Pedoman Penilaian dan Pelaporan Hasil

Belajar Peserta Didik SMK.

B. Quantum Teaching and Learning (QTL)

Merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan

untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi

peserta didik. Filosofi pendekatan pembelajaran Quantum

dikenal dengan istilah TANDUR yang merupakan

kepanjangan dari :

T = Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan menunjukkan manfaat dari kompetensi yang dipelajari terhadap kehidupan peserta didik

A = Alami, ciptakan dan berikan pengalaman langsung yang dapat dimengerti oleh peserta didik

N = Namai, berikan kata-kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, untuk mudah diingat dan dipahami

D = Demonstrasikan, sediakan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang diperoleh selama proses pembelajaran

U = Ulangi, tunjukkan kepada peserta didik cara mengulangi materi dan tegaskan bahwa “Aku mampu bahwa aku memang mampu”

R = Rayakan, akui hasil belajar peserta didik, baik dalam bentuk penyelesaian, partisipasi, perolehan keterampilan ataupun ilmu pengetahuan dan beri penghargaan

34

Page 39: Model pembelajaran-hasil edit

1. Pendekatan Pembelajaran Quantum

Kelas merupakan komunitas belajar yang menjadi tempat

untuk meningkatkan kesadaran, daya dengar, partisipasi,

umpan balik dan pertumbuhan bagi peserta didik. Kelas

merupakan tempat bagi peserta didik mencari dan terbuka

terhadap umpan balik, mengalami perubahan, kegembiraan

dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar mengakui dan

mendukung orang lain, serta belajar dan tumbuh sesuai

dengan kebutuhan peserta didik.

Untuk membentuk lingkungan kelas yang dapat

mengakomodasi semua tempat belajar yang baik, diperlukan

langkah-langkah berikut:

a. Membangun ikatan emosional. Kunci untuk membangun

ikatan emosional adalah dengan menciptakan kesenangan

dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan

segala ancaman dari suasana belajar.

b. Menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Untuk

meningkatkan keterlibatan peserta didik pada proses

pembelajaran, guru harus membangun hubungan dengan

menjalin rasa simpati dan saling pengertian.

c. Menciptakan keriangan dan ketakjuban. Menumbuhkan

lebih banyak kegembiraan dalam pengajaran, melalui

pemberian afirmasi (penguatan atau penegasan),

pengakuan, dan perayaan,

d. Mengambil Resiko

35

Page 40: Model pembelajaran-hasil edit

Peserta didik belajar berani mengambil resiko. Sebagai

contoh peserta didik berani menghabiskan sebagian

waktunya untuk datang ke sekolah merupakan salah satu

resiko peserta didik dalam memasuki proses belajar.

36

Page 41: Model pembelajaran-hasil edit

e. Ciptakan rasa saling memiliki

Umumnya semua peserta didik ingin merasa saling

memiliki, karena dengan rasa saling memiliki akan

memberikan nilai tambah, merasa lebih berdaya dan

diterima di dalam kelompoknya. Dengan rasa saling

memiliki akan menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan,

kesepakatan dan dukungan dalam belajar.

f. Memberikan keteladanan

Keteladanan guru dalam segala hal menjadi cara yang

ampuh dalam membangun hubungan dan memahami

perasaan orang lain. Keteladanan akan memperkuat

proses pembelajaran yang dilakukan.

Langkah-langkah pembelajaran quantum:

1) Menentukan tujuan pembelajaran

2) Komunitas dalam belajar memiliki tujuan yang sama.

Dimanapun mereka berada, baik di kelas, di sekolah

maupun di lembaga diklat lain, memiliki tujuan sama

yaitu mengembangkan kecakapan peserta didik sesuai

dengan mata pelajaran yang diajarkan.

3) Meyakinkan kemampuan peserta didik dalam belajar,

dan kemampuan guru dalam mengajar

4) Menjaga agar komunitas kelas tepat berjalan agar

peserta didik tetap memiliki minat belajar tinggi

37

Page 42: Model pembelajaran-hasil edit

Lingkungan yang mendukung model pembelajaran

quantum antara lain :

1) Poster ikon, poster afirmasi, penggunaan warna, alat

2) bantu dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai

dengan tujuan pembelajaran, kemampuan guru dan

fasilitas yang dimiliki.

3) Pengaturan tempat duduk peserta didik memiliki peran

penting dalam proses pembelajaran. Peserta didik

diberi kebebasan untuk mengatur posisi tempat duduk

sehingga proses interaksi dapat berjalan dengan baik.

4) Tumbuhan, aroma dan unsur organik lainnya, dapat

memperkaya kesegaran ruangan kelas

5) Musik dapat digunakan untuk menata suasana hati,

mengubah keadaan mental peserta didik, serta

mendukung lingkungan belajar.

C. Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning)

merupakan suatu proses belajar yang holistik, bertujuan

membantu peserta didik untuk memahami makna materi

pelajaran yang dipelajari dengan mengkaitkan materi tersebut

dengan konteks kehidupan peserta didik sehari-hari (konteks

pribadi, sosial dan kultural). Dengan demikian, mereka memiliki

pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat

38

Page 43: Model pembelajaran-hasil edit

diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke

permasalahan/konteks lainnya.

Karakteristik Pembelajaran Berbasis CTL

1) Kerjasama

2) Saling menunjang

3) Menyenangkan

4) Tidak membosankan

5) Belajar dengan bergairah

6) Pembelajaran terintegrasi

7) Menggunakan berbagai sumber

8) Peserta didik aktif

Guru perlu mengkondisikan dan mempersiapkan materi

pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan

mengkaitkannya dengan realitas dan kebenaran

(konstruktivisme).

Guru perlu memahami:

1. Belajar adalah kegiatan aktif, yaitu peserta didik

membangun sendiri pengetahuannya, mencari sendiri arti

dari apa yang mereka pelajari dan bertanggung jawab

terhadap hasil belajarnya.

2. Belajar bukanlah suatu proses mengumpulkan sesuatu,

tetapi merupakan suatu proses menemukan sesuatu

melalui pengembangan pemikiran dengan cara membuat

kerangka pengertian yang baru.

39

Page 44: Model pembelajaran-hasil edit

3. Peserta didik mempunyai cara untuk mengerti sendiri,

sehingga setiap peserta didik perlu mengerti kekhasan,

keunggulan dan kelemahannya dalam menghadapi suatu

apapun.

4. Mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru

ke peserta didik, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan

peserta didik membangun sendiri pengetahuannya.

5. Mengajar berarti berpartisipasi dengan peserta didik dalam

membentuk pengetahuan, membuat makna,

mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan

justifikasi.

6. Guru berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk

membantu proses belajar peserta didik agar berjalan baik.

Proses belajar lebih ditekankan pada peserta didik yang

belajar.

1. Komponen CTL

a. INQUIRY (merumuskan masalah)

Bagaimana cara melukiskan suasana kerja di suatu unit

kerja? Dapat dilakukan antara lain melalui:

1) mengamati atau melakukan observasi.

2) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan

atau gambar.

40

Page 45: Model pembelajaran-hasil edit

3) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya

pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang

lain.

b. QUESTIONING ( bertanya)

Questioning dapat diterapkan antara peserta didik dengan

peserta didik, antara guru dengan peserta didik, antara

peserta didik dengan guru, antara peserta didik dengan

orang lain yang didatangkan ke kelas. Questioning juga

dapat dilakukan saat berdiskusi, bekerja dalam kelompok,

ketika mengamati atau menemui kesulitan.

c. KONSTRUKTIVISME

Merancang pembelajaran dalam bentuk peserta didik

bekerja praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik,

menulis karangan, mendemonstrasikan atau menciptakan

ide.

d. LEARNING COMMUNITY (masyarakat belajar)

Masyarakat belajar dapat diterapkan sesuai dengan

kebutuhan. Materi yang diberikan, antara lain berupa

pembentukan kelompok kecil, kelompok besar,

mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas

sederajat atau bekerja dengan kelas di atasnya, dan

bekerja dengan masyarakat di lingkungan sekolah.

e. AUTHENTIC ASSESSMENT (penilaian yang

sebenarnya)

1) Kemajuan belajar dinilai dari proses dan hasil.

41

Page 46: Model pembelajaran-hasil edit

2) Menilai pengetahuan, keterampilan dan sikap

(performansi) yang diperoleh peserta didik.

3) Penilai tidak hanya oleh guru, tetapi juga bisa teman

atau orang lain.

4) Karakteristik Penilaian dilaksanakan selama dan

sesudah proses pembelajaran. Penilaian dilakukan

dalam bentuk formatif maupun sumatif.

5) Obyek yang diukur adalah pengetahuan dan

keterampilan, bukan sekedar mengingat fakta, bersifat

berkesinambungan, terintegrasi dan dapat digunakan

sebagai feed back.

f. MODELING (pemodelan)

Guru bukan satu-satunya model, tetapi bisa juga model

dari peserta didik yang memiliki kelebihan dengan cara

mendemonstrasikan kemampuannya atau dari pihak luar

yang bertindak sebagai native speaker.

g. REFLECTION (refleksi)

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang

sudah diketahui, dan hal-hal yang belum diketahui agar

dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Realisasi

dari refleksi dapat berupa:

1) pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh

peserta didik

2) Catatan atau jurnal peserta didik.

42

Page 47: Model pembelajaran-hasil edit

3) Kesan dan saran peserta didik mengenai

pembelajaran

4) Proses dan hasil Diskusi.

5) Hasil karya.

Model pembelajaran CTL dilaksanakan dengan langkah

sebagai berikut:

1) Mengkaji materi ajar yang bersifat konsep atau teori

yang akan dipelajari peserta didik.

2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup

peserta didik melalui proses pengkajian secara

seksama.

3) Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal

peserta didik, selanjutnya memilih dan

mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan

dibahas.

4) Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep

atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan

pengalaman peserta didik dan lingkungan

kehidupannya.

5) Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong

peserta didik untuk mengkaitkan apa yang sedang

dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman

sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari,

serta mendorong peserta didik untuk membangun

43

Page 48: Model pembelajaran-hasil edit

kesimpulan yang merupakan pemahaman peserta

didik terhadap konsep atau teori yang sedang

dipelajarinya.

6) Melakukan penilaian autentik (authentic assessment)

yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan

penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam

terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang

bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara

untuk peningkatan pengetahuannya.

D. Problem-Based Learning (PBL)

1. Definisi PBL

PBL adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan

penyelesaian masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan

yang diutarakan oleh Barrows & Tamblyn:

“…the learning which result from the process of working

towards the understanding of, or resolution of a problem.”

(Barrows & Tamblyn, 1980).

Sebagai model pembelajaran, PBL menggunakan masalah

sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru.

2. Prinsip Dasar

a. Pembelajaran berawal dari adanya masalah (soal,

pertanyaan, dsb) yang perlu diselesaikan.

44

Page 49: Model pembelajaran-hasil edit

b. Masalah yang dihadapi akan merangsang peserta didik

untuk mencari solusinya; peserta didik

mencari/membentuk pengetahuan baru untuk

menyelesaikan masalah.

3. Tujuan PBL

a. Mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif

dalam proses belajar

b. Menilai sejauh mana pemahaman peserta didik tentang

materi yang dipelajari

4. Beberapa Kelebihan PBL

a. PBL merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong

peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang

reflektif, kritis dan aktif.

b. PBL merangsang peserta didik untuk bertanya dan

menggali pengetahuan secara mendalam.

c. PBL mencerminkan sifat alamiah pengetahuan, yaitu:

kompleks dan berubah-ubah sesuai kebutuhan, sebagai

respons terhadap masalah yang dihadapi.

5. Kompetensi yang dikembangkan

a. Beradaptasi dan berpartisipasi dalam perubahan.

b. Mengenali dan memahami masalah serta mampu

membuat keputusan yang beralasan dalam situasi baru.

c. Menalar secara kritis dan kreatif.

45

Page 50: Model pembelajaran-hasil edit

d. Mengadopsi pendekatan yang lebih universal atau

menyeluruh.

e. Mempraktikkan empati dan menghargai sudut pandang

orang lain.

f. Berkolaborasi secara produktif dalam kelompok.

g. Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta

menemukan cara untuk mengatasi kelemahan diri; self-

directed learning.

6. Karakteristik Masalah PBL

a. Masalah dapat berupa tugas melakukan sesuatu,

pertanyaan atau hasil identifikasi dari keadaan yang ada

di sekitar peserta didik.

b. Masalah berupa tugas yang tidak memiliki struktur yang

jelas sehingga merangsang peserta didik untuk mencari

informasi untuk memperjelasnya.

c. Masalah harus cukup kompleks dan ambigu sehingga

peserta didik terdorong untuk menggunakan berbagai

strategi penyelesaian masalah, teknik dan ketrampilan

berpikir.

d. Masalah harus bermakna dan ada hubungannya

dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik

termotivasi mengarahkan dirinya untuk menyelesaikan

masalah dan mengujinya secara praktis.

46

Page 51: Model pembelajaran-hasil edit

7. Sumber Pembelajaran

a. Bahan bacaan, baik yang disediakan secara langsung

maupun yang ada di sekitar tempat belajar.

b. Informasi dari narasumber (dijelaskan sekilas dan

berdasarkan pertanyaan peserta didik).

c. Lingkungan dan hasil uji coba praktis.

d. Sumber-sumber lain yang dapat diakses peserta didik.

8. Metode dalam PBL

a. Diskusi kelompok.

b. Belajar mandiri (individual).

c. Eksperimen kelompok.

d. Observasi gejala dan wawancara terhadap narasumber.

e. Komparasi dengan hasil-hasil penyelesaian masalah

yang sudah ada.

9. Karakteristik Kelompok

a. Peserta didik dibagi secara acak.

b. Jumlah anggota kelompok berkisar antara 5-8 orang.

c. Heterogen (latar belakang dan kemampuan cukup

beragam).

d. Waktu kerja disesuaikan dengan jadwal belajar dan

kesediaan anggota kelompok.

47

Page 52: Model pembelajaran-hasil edit

10. Peran Guru

a. Guru berperan sebagai fasilitator

b. Menyusun ‘trigger problems’

c. Guru juga dapat berperan sebagai narasumber

terutama utk informasi yang sulit diperoleh dari sumber

lain

d. Memastikan jalannya proses pembelajaran dan setiap

anggota kelompok terlibat

e. Melakukan evaluasi

11. Langkah-langkah PBL

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan

logistik yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk

terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang

dipilih.

b. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan

mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas,

jadwal, dll.)

c. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan

data, hipotesis, pemecahan masalah.

48

Page 53: Model pembelajaran-hasil edit

d. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan

membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

e. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka gunakan

49

Page 54: Model pembelajaran-hasil edit

Contoh Pelaksanaan PBL

Proses Sasaran Hasil

Tutor memulai sesi dengan presentasi masalah

Peserta didik dirangsang untuk dapat mengidentifikasi masalah konkret

Pembelajaran tentang konteks masalah dan ruang lingkup materi

Peserta didik mencari dan menyusun kerangka berpikir untuk menyelesaikan masalah

Peserta didik aktif menggali berbagai sumber untuk memperoleh info yang dibutuhkan

Belajar secara kumulatif dan mengaitkan berbagai pengetahuan

Peserta didik menguji pendekatan dan solusi masalah mereka

Peserta didik melatih kemampuan logika dan analisis

Meningkatkan perkembangan mental lebih kompleks

Peserta didik mengevaluasi dan merevisi solusi mereka; memanfaatkan feed-back

Membandingkan dengan kelompok lain dan menerima umpan balik

Memperoleh tambahan pengetahuan tentang masalah

Peserta didik menyusun ‘teori’ baru berdasarkan pengalaman penyelesaian masalah

Peserta didik belajar melakukan abstraksi dan generalisasi brdasarkan pengalaman

Mampu mengintegrasi pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman

Peserta didik menerapkan ‘teori’ untuk membahas masalah baru dan evaluasi kritis

Peserta didik menguji apakah pengetahuan yang diperolehnya berguna/ tidak.

Mampu membuat solusi yang realistik dan tepat-guna.

50

Page 55: Model pembelajaran-hasil edit

E. MODEL MENGAJAR INQUIRY TRAINING

1. Pengertian

Model mengajar Inquiry Training adalah model

pembelajaran yang diarahkan untuk membantu peserta

didik mengembangkan keterampilan intelektual yang

terkait dengan penalaran sehingga mampu merumuskan

masalah, membangun konsep dan hipotesis serta

menguji untuk mencari jawaban

2. Langkah-Langkah Kegiatan Belajar

a. Fase satu, mengidentifikasi masalah

b. Fase dua: mengumpulkan informasi yang dilihat

dan dialami terkait dengan masalah

c. Fase tiga , mengelompokkan data:

1) Memisahkan variabel-variabel yang

relevan.

2) Membuat hipotesa tentang hubungan-

hubungan penyebab.

d. Fase empat, mengorganisasikan data dan

memformulasikan suatu paparan.

e. Fase lima, menganalisis strategi inquiri dan

mengembangkan model pembelajaran yang lebih

efektif.

51

Page 56: Model pembelajaran-hasil edit

F. Model Bermain Peran (Role Playing)

1. Pengertian

Model pembelajaran yang digunakan untuk

mengembangkan kemampuan analogi tentang situasi

permasalahan kehidupan yang sebenarnya.

2. Langkah-Langkah Pembelajaran

a. Fase pertama memotivasi kelompok dengan

mengidentifikasi dan menjelaskan masalah,

menginterpretasikan; mengekplorasi isu-isu,

menjelaskan peran.

b. Fase kedua, memilih peran.

c. Fase ketiga, menyiapkan pengamat.

d. Fase keempat, menyiapkan tahap-tahap peran.

e. Fase kelima, pemeranan.

f. Fase keenam, diskusi dan evaluasi.

g. Fase ketujuh, pemeranan ulang.

h. Fase kedelapan, diskusi dan evaluasi.

i. Fase kesembilan, membagi pengalaman dan

menarik generalisasi.

52