upaya peningkatan hasil pembelajaran lempar
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING
GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
BERMAIN PADA SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 3 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009 /2010
SKRIPSI
Oleh :
PURWO ADI SANYOTO
K5606046
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 3 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009 /2010
Oleh : PURWO ADI SANYOTO
K5606046
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 30 Juli 2010
Pembimbing I
Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes. NIP. 19620518 198702 1 001
Pembimbing II
Slamet Widodo, S.Pd,M.Or NIP.19711228 200312 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Senin
Tanggal : 2 Agustus 2010
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. H. Agustyanto, M.Pd __________________
Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or __________________
Anggota I : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes __________________
Anggota II : Slamet Widodo, S.Pd, M.Or __________________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Purwo Adi Sanyoto. UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
lempar lembing gaya hop melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X 9 SMA
Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X.9 SMA Negeri 3 Surakarta, tahun
ajaran 2009 / 2010 berjumlah 34 orang yang terdiri atas 20 siswa putri dan 14
siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaian hasil
belajar lempar lembing gaya hop. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif
dengan prosentase.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa: pembelajaran
dengan pendekatan bermain, dapat meningkatkan hasil belajar lempar lembing
gaya hop pada siswa kelas X.9 SMA Negeri 3 Surakarta. Dari hasil analisis yang
diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. hasil belajar
lempar lembing gaya hop pada siklus I dalam kategori tuntas adalah 47,04%
jumlah siswa yang tuntas adalah 16 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan
prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 92,73%, sedangkan
siswa yang tuntas 33 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Purwo Adi Sanyoto. THE STRATEGY TO IMPROVE LEARNING ACHIEVEMENT ON HOP STYLE OF JAVELIN THROWING APPROACHED BY GAME LEARNING AT THE X 9 GRADE IN SMA NEGERI 3 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR 2009 / 2010. Skripsi, Surakarta: Education Faculty, Sebelas Maret University Surakarta, July. 2010.
The objective of this research is to know the improvement of learning
achievement of hop style javelin throwing by game learning at the X 9 grade in
SMA Negeri 3 Surakarta in the academic year 2009/2010.
This research used the Class Action Research (CAR) method. The data
source for this research is the students of X 9 grade in SMA Negeri 3 Surakarta,
academic year 2009/2010, amount 34 students which consists of 20 girls and 14
boys. The data collection technique is by observation and hop style javelin
throwing learning achievement valuation. The data analysis technique used in this
research is descriptive based on quantitative analysis by percentage.
Based on the research results, it is concluded that: study by game approach
can improve learning achievement on hop style javelin throwing at the X 9 grade
students of SMA Negeri 3 Surakarta. From the analysis results, a significant
improvement from cycle I and cycle II, hop style javelin throwing learning
achievement on cycle I in pass category is 47,04 %, total students are 16 students.
On cycle II the improvement on student learning achievement percentage in pass
category is 92,73 %, total students are 33 students.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
� Jangan berpikiran kamu harus menang tapi berpikirlah kamu tidak boleh
kalah.
(Penulis)
� Orang dikatakan hebat ababila mampu melawan kebiasaan buruk yang ada
pada dirinya.
(penulis)
� Bagaimana kamu ingkar kepada Allah,padahal kamu ( tadinnya ) mati,lalu Dia
menghidupkan kamu,kemidian Dia mematikan kamu lalu Dia mengidupkan
kamu kembali.Kemudian kepada –Nyalah kamu dikembalikan.
(Al Baqarah : 28 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu Tersayang atas sumua perhatian dan bimbinganya
Mbak mul,Mas Aziz, Irsyad, dan Adnan
Ika artinda lustiani
Teman – teman Atletik UNS dan Garuda Atletik Surakarta
Teman –teman JPOK UNS angkatan 2006
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan
skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes, Ketua Program Pendidikan Kepelatihan
Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, sekaligus sebagai pembimbing I
4. Bapak Slamet Widodo, S.Pd, M.Or selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Kepala SMA Negeri 3 Surakarta, beserta staf dan jajarannya.
6. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Juli 2010
PAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI ................................................................................ ii
PERSETUJUAN............................................................................................ iii
PENGESAHAN............................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN.......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ..................... 7
A. Kajian Pustaka ............................................................................... 7
1. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan ......................... 7
2. Lempar Lembing..................................................................... 9
3. Pembelajaran........................................................................... 13
4. Bermain .................................................................................. 20
5. Modifikasi sarana pembelajaran lempar lembing..................... 23
B. Kerangka Pikir............................................................................... 28
C. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 30
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 31
A. Tempat Dan Waktu Penelitian........................................................ 31
B. Subjek Penelitian ........................................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data ................................. 32
D. Teknik Analisis data ...................................................................... 33
E. Prosedur Penelitian ........................................................................ 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 39
A. Deskripsi Tiap Siklus..................................................................... 39
1. Pra Siklus .................................................................................. 39
Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Sebelum Diberikan
Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain ............................... 40
2. Siklus I...................................................................................... 41
a. Rencana Tindakan I .............................................................. 42
b. Pelaksanaan Tindakan I ........................................................ 43
c. Observasi dan Interpelasi Tindakan I .................................... 52
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I........................................... 55
e. Deskripsi Data Tindakan I .................................................... 57
3. Siklus II..................................................................................... 58
a. Rencana Tindakan II ............................................................. 58
b. Pelaksanaan Tindakan II ....................................................... 60
c. Observasi dan Interpelasi Tindakan II ................................... 64
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II ......................................... 66
e. Deskripsi Data Tindakan II ................................................... 67
B. Pembahasan Hasil Penelitiam......................................................... 69
BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 71
A. Simpulan........................................................................................ 71
B. Implikasi........................................................................................ 71
C. Saran ............................................................................................. 73
Daftar Pustaka ............................................................................................... 75
Lampiran ....................................................................................................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan............................... 31
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian .......................................... 32
Tabel 3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar .............................................. 38
Tabel 4. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop
Sebelum Diberi Tindakan Melalui Pendekatan Bermain .............. 40
Tabel 5. Diskripsi Data Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop
Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan
Bermain Tindakan I ..................................................................... 58
Tabel 6. Diskripsi Data Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop
Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan
Bermain Tindakan II.................................................................... 68
Tabel 7. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop
Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan
Bermain Siklus I Dan Siklus II .................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lembing.................................................................................... 10
Gambar 2. Sektor Lempar Lembing............................................................ 10
Gambar 3. Pegangan Cara Amerika ............................................................ 11
Gambar 4. Pegangan Cara Finlandia ........................................................... 11
Gambar 5. Pegangan Cara Menjepit............................................................ 12
Gambar 6. Cara Membawa Lembing .......................................................... 12
Gambar 7. Lempar Lembing Gaya Hop ...................................................... 13
Gambar 8. Alur Kerangka Pikir .................................................................. 30
Gambar 9. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas ........................ 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .......................... 76
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 84
Lampiran 3. Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Pada
Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010.............................................................................. 93
Lampiran 4. Data Siklus I Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Pada
Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010.............................................................................. 94
Lampiran 5. Data Siklus II Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Pada
Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010.............................................................................. 95
Lampiran 6. Rekapitulasi Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya
Hop Pada Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010................................................................... 96
Lampiran 7. Rekapitulasi Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya
Hop Pada Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010................................................................... 98
Lampiran 8. Rekapitulasi Siklus II Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya
Hop Pada Siswa Kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010................................................................... 100
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian.......................................................... 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan olahraga di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, hal itu ditandai dengan prestasi olahraga Indonesia yang
semakin meningkat serta semakin banyaknya aktifitas olahraga dalam semua
golongan masyarakat. Olahraga sebagai bagian dari upaya kehidupan berperan
mengingatkan bahwa tubuh manusia adalah alat yang utama bagi kehidupan. Hal
itu telah disadari bersama, sehingga pada masa kini terlihat banyak manusia
melakukan aktifitas olahraga. Setelah merasakan manfaatdari oktifitas olahraga
yang dilakukan, olahraga menjadi kebutuhan hidup bagi setiap individu.
Pentingnya olahraga sebagai suatu media bagi perkembangan fisik, motorik,
mental, sosial, dan emosional. Begitu pula pentingnya olahraga dalam dunia
pendidikan atau sering dikenal dengan pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai melalui
pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh.
Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi
juga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor selain itu pendidikan jasmani juga
mencakup aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.
Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki
peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat
dan bugar sepanjang hayat.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani didalamnya diajarkan
beberapa macam cabang olahraga yang terangkum kurikulum pendidikan jasmani.
Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu atletik.
Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang diajarkan dari sekolah
tingkat paling rendah (SD) bahkan Perguruan Tinggi (PT). Seperti dikemukakan
Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman (2000: 1) bahwa, “atletik
merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani kepada siswa dari
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)”.
Seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran atletik, harus memperhatikan perkembangan anak, karakteristik
anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus di capai.
Cabang olahraga atletik didalamnya terdiri dari empat nomor utama yaitu jalan,
lari dan lempar atau tolak. Dari setiap nomor tersebut didalamnya terdapat
beberapa nomor yang diperlombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak
pendek, jarak menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung, dan
lari cross county. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat
jangkit, lompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar
lembing, tolak peluru dan lontar martil.
Berkaitan dengan nomor-nomor atletik, penelitian ini akan mengkaji dan
meneliti tentang pembelajaran nomor lempar khususnya lempar lembing gaya
hop. Lempar lembing gaya hop merupakan suatu rangkaian gerakan yang diawali
dengan awalan , lemparan dan gerak lanjut. Upaya membelajarkan lempar
lembing gaya hop pada siswa sekolah perlu diterapkan cara mengajar yang baik
dan tepat. Hal ini karena, para siswa pada umumnya belum menguasai teknik
lempar lembing gaya hop, bahkan para siswa kurang senang dengan pembelajaran
atletik.
Anak tidak pada tempatnya bila mereka dilatih untuk mencapai prestasi
tinggi dalam olahraga tetapi sebaliknya mereka harus dibimbing sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kemampuannya. Dalam pengajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah atas
harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa baik ditinjau dari segi fisik
maupun ditinjau dari segi mental.
Sering kita ketahui dan kita temui diketahui bahwa masih banyak guru
pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi di dalam pembelajaran atletik
cenderung pada penguasaan teknik dan prestasi, sehingga banyak siswa yang tidak
berminat atau tidak tertarik pada cabang olahraga atletik tersebut. Akibat tidak
berminat dan kurang tertarik banyak siswa enggan untuk mengikuti tambahan atau
ekstrakurikuler pada cabang ini.
Dunia anak lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang serius,
di dalam pembelajaran disajikan banyak variasi-variasi agar tidak mudah jenuh
sebab siswa kerap kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya (Djumidar,
2007: 11)
Model pendekatan bermain, dimaksudkan untuk mengembangkan aspek-
aspek kemampuan motorik melalui aktivitas bermain yang variatif, berjenjang
tingkat kesulitannya. Permainan atletik merupakan kombinasi antara kegembiraan
gerak dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman nyata. Dengan
demikian guru dapat memanfaatkan pendekatan bermain ini untuk memotivasi
siswa melakukan lempar lembing dengan memberikan materi yang merangsang
untuk bermain, yaitu menggunakan pemanasan dengan permainan agar siswa
senang dalam mengikuti pembelajaran lebih lanjut. Seperti halnya yang
diungkapkan oleh Djumidar (2007: 103) merangsang minat siswa khususnya
atletik dapat dilakukan dengan cara:
1. Memberikan bentuk permainan anak yang dapat meningkatkan keterampilan
2. Bermain dengan aktifitas yang behubungan dengan rasa sosial, untuk mempertinggi rasa kesadaran individu-individu
3. Memberikan penghargaan dan menambah pengetahuan dalam kerjasama kelompok atau gotong royong
4. Mengadakan suatu permainan yang berisikan rasa jujur, sportivitas, kebersamaan untuk meningkatkan nilai-nilai spiritual Pembelajaran lempar lembing menggunakan alat bantu bola berekor
sebagai rangsangan terhadap lembing yang sesunguhnya merupakan bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelajaran lempar lembing yang bertujuan untuk merangsang siswa tehadap
peningkatan penguasaan lempar lembing. Namun dari model pembelajaran
tersebut belum diketahui efektivitasnya, karena pembelajaran tersebut memiliki
kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui apakah pembelajaran tersebut
mempengaruhi hasil belajar lempar lembing gaya hop. Untuk itu perlu adanya
penelitian yang menggunakan model tersebut.
Kenyataan di lapangan kita temukan siswa merasa kurang senang dan
kurang suka ketika guru menyampaikan materi atletik khususnya lempar lembing,
terlebih lagi setelah melihat alat yang akan di pakai untuk pembelajaran berupa
lembing yang sesungguhnya anak akan merasa bosan dan enggan untuk mengikuti
dengan berbagai alasan misalnya: alat terlalu berat, sulit memegangnya sulit
melakukan tekniknya dan lain sebagainya. Selain itu materi lempar lembing
merupakan materi yang sulit dan membosankan bagi siswa.
Pembelajaran lempar lembing menggunakan alat bantu bola tenis berekor
dan simpai sebagai rangsangan siswa terhadap penguasaan lempar lembing
dengan baik. Di sisi lain juga bertujuan untuk mengembangkan penguasaan teknik
lempar lembing gaya hop. Namun demikian, lemparan dapat dicapai dengan baik
tidak hanya dipengaruhi pembelajaran yang baik dan terprogram tetapi juga tenik
merupakan unsur penting dalam lempar lembing.
Dari berbagai penyebab di atas masalah yang muncul sesungguhnya
adalah kualitas proses belajar mengajar yang kurang baik, sehingga
mengakibatkan penguasaan peserta didik terhadap materi atletik nomor lempar
lembing gaya hop mengalami kesulitan.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
pada siswa kelas X 9 di SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010,
dengan judul ”Upaya Peningkatan Hasil Pembelajaran Lempar Lembing Gaya
Hop Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas X 9
SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapat
perumusan masalah sebagai berikut:
Apakah pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil
pembelajaran lempar lembing gaya hop pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3
Surakarta tahun pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran lempar
lembing gaya hop melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X 9 SMA Negeri
3 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Melalui model pembelajaran dengan pendekatan bermain, penguasaan
teknik dasar dalam pembelajaran lempar lembing meningkat diharapkan
siswa lebih bersemangat dan terpacu dalam mengikuti pelajaran di
sekolah dan lebih berprestasi lagi.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru Penjaskes di SMA
Negeri 3 Surakarta yaitu bahwa model pembelajaran dengan pendekatan
bermain dapat meningkatkan penguasaan teknik siswa, sehingga dapat
mendukung pencapaian prestasi belajar secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui model pembelajaran dengan
pendekatan bermain dapat meningkatkan penguasaan teknik atau materi
dalam pembelajaran.
d. Bagi Peneliti Lainnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain
dengan objek penelitian yang sama.
2. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan baru tentang cara meningkatkan penguasaan
teknik pada pembelajaran lempar lembing melalui model pembelajaran
dengan pendekatan bermain.
b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.
c. Dapat dipergunakan sebagai media alternatif bagi guru Penjas di sekolah
lain dalam meningkatkan penguasaan teknik atau materi yang lebih
efektif dan menyenangkan bagi siswa yaitu melalui model pembelajaran
dengan pendekatan bermain sehingga siswa dapat meningkat kesegaran
jasmaninya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Ruang lingkup Penjasorkes pada umumnya terletak pada pendidikan
yang bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada
siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru penjasorkes.
Pada dasarnya pengertian penjasorkes sendiri merupakan terjemahan dari physical
education yang digunakan di Amerika. Sedangkan makna dari
penjasorkesnsendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang.Jadi
arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang
atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan
pelatihan. Dengan demikian penjasorkes adalah suatu proses aktivitas jasmani,
yang dirancang dan disusn secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan,meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan
dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga
negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjasorkes sendiri yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan yang
sama. Meskipun demikian, dari rumusan – rumusan mengenai penjasorkes
terdapat beberapa kesamaan komponen yang terlibat, dan menjadi dasar serta
tujuan pelaksanaan penjasorkes.Berikut pengertian penjas menurut Adang
Suherman (2000 : 22).Bahwa ;
”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat di pilah–pilah yaitu jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik).Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”.
Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan muhadi
(1992 : 04).Bahwa :
”Tujuan umum penjasorkes di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat,memacu aktivitas sistem peredaran darah, pencernanaan, pernapasan, dan persyarafan. Penjasorkes dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjasorkes, menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”.
Oleh karena itu apabila pembelajaran penjasorkes yang dilaksanakan di
sekolah dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang
sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang
harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang
mengarah kepada usaha – usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan
jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan
kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam
lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran
penjasorkes harus menunjang tujuan dalam pengajaran penjasorkes itu sendiri.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjasorkes adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha
pendewasaan sikap seseorang , melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang
dalam hal ini proses atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Tujuan penjasorkesharus berorientasi pada setiap siswa .pendekatn
pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam
pengajaran atau plajaran pendidikan jasmani. Karena pendekatan ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
meningkatkan partisipasi maksimum, memberikan keleluasasn gerak yang
memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.
Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman
(2000 : 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu :
1) Perkembangan fisik, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
2) Perkembangan gerak. tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).
3) Perkembangan mental, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
4) Perkembangan sosial, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pad suatu kelompok atau masyarakat.
Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani berkaitan dengan
pengembangan aktivitas fisik maupun jiwa, sehingga nantinya mempersiapkan
siswa untuk dapat terjun dalam masyarakat secara maksimal.
2. Lempar Lembing
b. Pengertian Lempar Lembing
Melempar merupakan proses gerak seseorang melakukan gerakan
terhadap suatu benda agar suatu benda tersebut dapat dipindahkan sejauh
mungkin. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 67) pengertian lempar lembing
adalah “merupakan salah satu kemampuan dalam melemparkan benda berbentuk
lembing, sejauh mungkin”. Sedangkan menurut Soenarjo Basoeki (2003:89)
lempar lembing adalah “salah satu nomor perlombaan dalam kelompok lempar di
dalam cabang olahraga atletik”. Dari pengertian yang telah diberikan para ahli
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian lempar lembing adalah salah
satu nomor dalam perlombaan atletik yang melemparkanbenda berbentuk
lembing, sejauh mungkin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Sedangkan lembing merupakan suatu benda yang terdiri dari mata
lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing. Mata lembing terbuat dari
metal, badan lembing terbuat dari kayu atau metal atau bambu. Badan lembing
yang terbuat dari metal dipergunakan dalm perlombaan resmi nasional ataupun
internasional, dalam pendidikan biasa menggunakan bambu. Tali lembing terletak
melilit pada titk pusat lembing.
Gambar 1. Lembing (Soenarjo Basoeki, 2003: 92)
Unsur gerak dan tujuan dari proses gerakan menjadi bagian dari kegitan
melempar. Kedua hal tersebut merupakan satuan yang utuh dan berupa gerakan
yang sering disebut teknik melempar lembing,yang selanjutnya diungkapkan
dalam teknik lempar lembing.
Kemampuan seorang atlet dalam melempar lembing dipengaruhi faktor
eksternal yang berupa lapangan dan alat lembing.Suatu cara mengatasi tahanan
eksternal ini,dapat diatasi dengan berlatih secara intensif.Adapun lapangan atau
sektor lembing adalah sebagai berikut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 2. Sektor lempar lembing (Soenarjo Basoeki, 2003: 93)
Sesuai dengan gambar panjang lintasan awalan sepanjang 8 m lebar
lintasan awalan sepanjang 4 m, garis perpanjangan sektor sepanjang 1,5 m disisi
kanan dan kiri sektor.
c. Teknik lempar lembing.
Teknik merupakan pelaksanaan gerakan secara efektif dan rasional yang
memungkinkan pencapaian hasil yang maksimal di dalam preoimbaan ataupun
pembelajaran. Suatu teknik selalu berkembang sesuai dengan tujuan dan peraturan
olahraga dimana makin lama makin tinggi persaratannya. Kegunaan teknik dalam
olahraga disamping untuk mencapai prestasi maksimal, juga biasa untuk
mencegah terjadinya cidera.
Adapun teknik teknik dalam lembing diantaranya terdiri dari:
1) Cara memegang lembing
Tujuan dari memegang lembing ini adalah agar atlet dapat melakukan
lemparan dengan benar dan efisien,sehingga lembing stabil saat melayang diudara
Berbagai cara memegang lembing berdasarkan cara menempatkan jari–
jari tangan menurut Soenarjo Basoeki (2003: 96) dibedakan menjadi tiga cara,
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
a) Cara Amerika Letak ibu jari dan jari telunjuk saling bertemu dibelakang balutan
(tempat pegangan) dan semua jari-jari pada lembing.
Gambar 3. Pegangan cara Amerika (Soenarjo Basoeki, 2003: 97)
b) Cara Finlandia Ibu jari ruas jari tengah saling bertemu di belakang pada tem pat
pegangan sedangkan telunjuk lurus kebelakang di bawah lembing.
Gambar 4. Pegangan cara Finlandia (Soenarjo Basoeki, 2003: 97)
c) Cara menjepit (tang) Jari telunjuk dan jari tengah menjepit lembing tepat di belakang
tempat pegangan (balutan).
Gambar 5. Pegangan cara menjepit (Soenarjo Basoeki, 2003:97)
2) Cara membawa lembing
Yang dimaksud cara membawa lembing adalah cara membawa lembing
pada saat melakukan lari mengambil awalan saat akan melempar lembing,
menurut Soenarjo Basoeki, (2003: 97 ) dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Cara membawa lembing di bawah Tangan yang membawa lembing lurus ke belakang serong ke
bawah.Lembing dipegang di samping badan segaris dan menempel pada lengan,ujung lembing di samping dada.
b) Cara membawa lembing di atas bahu Tangan yang membawa lembing dilipat ± 90°.Lembing dipegang
setinggi telinga tepat di atas bahu .Posisi lembing dapat menuju sorong atas atau sorong bawah dan dapat pula lurus mendatar.
c) Cara memegang lembing di atas kepala Seperti cara b (yang kedua), tetapi sikap tangan yang membawa
lembing diangkat lebih tinggi lagi. Posisi lembing di atas kepala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Gambar 6. Cara membawa lembing (Soenarjo Basoeki, 2003: 97)
3) Lempar lembing dengan awalan.
Engkos Kosasih (1984: 97) mengemukakan bahwa “pada nomor lempar
lembing diperlukan suatu awalan, pada nomor lompat ,jadi pada lempar itu
dipergunakan kecepatan dan perpaduan tenaga pada saat melempar“.Tujuan dari
awalan adalah untuk mencapai kontak maksimal terhadap kecepatan gerak dan
untuk untuk menentukan posisi lempar yang efisien sebelum lemparan
dilakukan.Awalan yang dimaksud adalah lari cepat dalam percepatan dalam garis
lurus.Pada waktu lari lengan lemparnya hanya sedikit digerakkan,lengan yang
bebas membantu irama lari.
Soeigito dan A. Hamidsyah Noer (1992: 68) mengatakan bahwa dalam
lempar lembing dikenal dua macam gaya yang sangat efisien,yaitu: Gaya finlandia
atau gaya langkah silang dan Gaya Amerika atau gaya langkah jengket.
Selanjutnya akan dijelaskan salah satu teknik lempar lembing dengan
awlan yaitu gaya Amerika sebagai berikut:
Gaya Amerika merupakan salah satu gaya yang paling sederhana dalam
pelaksanaan lempar lembing,karena hanya dengan satu kali berjangkit dari kaki
kanan lembing sudah dapat dilemparkan. Namun dalam kenyataan masih banyak
kesulitan untuk melakukan gaya paling sederhana ini kebanyakan masih kesulitan
untuk melakukan jengket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gambar 7. Lempar lembing gaya hop (Soenarjo Basoeki, 2003: 109)
3. Pembelajaran
a. Definisi pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada
kegiatan, yaitu bagaimana peserta didik belajar dan peserta didik mengajar atau
dapat dikatakan proses belajar mengajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia
(1984: 108) pembelajaran adalah ”proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar”. Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono
(2006: 297) adalah sebagai berikut: ”pembelajaran adalah kegiatan secara
terprogam dalam disain intruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Selanjutnya pengetian
pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007: 136) yaitu ”suatu sistem
yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian isi/materi ajar, strategi pemelajaran
(metode, media, waktu, sistem penyampaian), serta asesmen belajar”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga berguna untuk
mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan
pembelajaran merupakan apek yang sangat penting dan mempunyai hubungan
fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu seorang guru atau
pelatih harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sesuai untuk pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk
terjadinya proses pembelajaran secara efektif dalam kegiatan iteraksional.
Pembelajaran yang tepat ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal-hal tertentu.
Dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan sendirinyaharus memperhatikan
fektor-faktor internal dan eksternal yang merupakan faktor yang penting dalam
menentukan pembelajaran.
b. Ciri-Ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi
atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan
pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka
dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu.
Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru
mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan
belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk, (1998: 36) menyatakan, “Ciri-ciri
pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4)
suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri
pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar,
suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus
diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran
dijelaskan sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat
melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan
sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas
ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar
tumbuh motivasi pada dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu
dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka
tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu
tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.
2) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi
belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip
dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan
yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang
daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri
siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran.
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran
adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar
materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.
Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka
siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik,
apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping
itu juga, adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
akan berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik
siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi
juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan
memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan
kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam
proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan
dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan
sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.
Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi
perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran
meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan
individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan
benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara
singkat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Perhatian dan Motivasi Belajar
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan,
“Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar
dengan penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih
terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada ingatan”.
Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan,
maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan
yang dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah,
“Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan
motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.
Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar
yang optimal.
2) Keaktifan Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan
belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan
emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.
Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur
belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar
sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang
belajar”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam
bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa.
Menurut S. Nasution yang dikutip dari H.J. Gino. (1998: 52) macam-macam
keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral activities, listening
activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional
activities”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak
terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung
keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat
dilakukan bermacam-macam keaktifan.
3) Keterlibatan Langsung Siswa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses
belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-
organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang
diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab
pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas
perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi
perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar
adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang
didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara
siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan
kondisi serta kemampuan setiap siswa.
4) Pengulangan Belajar
Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan
melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan
akan dikuasai dengan baik. Menurut Davies yang dikutip dari Dimyati dan
Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah
memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah
pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan
Suharno H.P. (1993: 22) berpendapat bahwa, “Untuk mengotomatisasikan
penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet
harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya
secara kontinyu”.
Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat
penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan
yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.
5) Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam
pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat
H.J. Gino (1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai
sifat merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung banyak
masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat
mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”.
Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat
penting. Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa
dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk
memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang
dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar
yang optimal.
6) Balikan dan Penguatan
Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri
siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan
meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan
siswa yang baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian
yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu
tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan
ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
7) Perbedaan Individu
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu
dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau
kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi
dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran
yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan
kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka
guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam
membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
individu.
4. Bermain
a. Pengertian Bermain
Bermain sangat di sukai oleh anak karena sifat dari bermain sendiri
menyenangkan. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) menyatakan bahwa
”bermain adalah kegiatan yang menyenangkan”. Sedangkan menurut Aip
Syarifudin (2004: 17) ” bermain adalah bentuk kegiatan yang
bermanfaat/produktif untuk menyenangkan diri”. Sedangkan menurut M Furqon
Hidayatullah (2008;4) mendeskripsikan bermain, sebagai :
Aktivitas yang menyenangkan serius dan sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang tidak nyataatau sesungguhnya. Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain bersifat serius karena bermain memberikan sifat kesempatan untuk meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan untuk memunculkan rasa untuk menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di luar kenyataan, denganmemasuki suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu arena di mana anak masuk dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan asas anak kadang-kadang menemukan dirinya dari bermain.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
aktifitas jasmani siswa yang dilakukan dengan rasa senang dan mempunyai tujuan
pegembangan pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga melalui bermain
dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Siswa dan bermain merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Bermain bagi siswa merupakan kebutuhan hidup seperti halnya
kebutuhan akan makan,minum, tidur, dan lain-lain. Melalui bermain anak dapat
mengaktualisasikan diri dan mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa. Seperti
halnya atletik adalah nuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang
kaya yang membangkitkan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi. Menurut
Yudha M. Saputra (2001:9) kegiatan atletik bernuansa permainan mengandung
beberapa ciri sebagai berikut:
1) siswa terlibat dalam tugas gerak yang berfariasi dengan irama tertentu. 2) mengakibatkan kegemaran berlomba/bersaing secar sehat. 3) menyalurkan hasrat siswa untuk mencoba menggunakan alat-alat berlatih 4) tugas gerak yang mengandung resiko yang sepadan dengan kemampuan
siswa dan menjadi tantangan. 5) Menguji ketangkasan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang baru.
Hibanna S. Rahman (2002: 85) mengartikan ”bermain adalah segala
kegatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak”. Sedangkan menurut
Agus Mahendra (2004: 4) yaitu ”bermain adalah dunia anak, sambil bermain
mereka belajar, dalam belajar, anak-anak adalah ahlinya”.
Dari pengertian di atas di tarik kesimpulan yang di maksud bermain
adalah dunia anak yang menjadi aktifitas jasmani dengan cara melakukan sesuatu
untuk bersenang-senang.
b. Fungsi Bermain
Anak yang bermain akan melakukan aktifitas bermain dengan sukarela
dan akan melakukan aktifitas bermain tersebut dengan kesungguhan, demi untuk
memperoleh kesenangan dari aktifitas tersebut. Menurut Sukintana (1992: 7)
”bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, kadang
memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui
kemampuan teman, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan dirinya”.
Sedangkan menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) kegiatan bermain dapat
meningkatkan siswa dengan sasaran aspek yang dapat di kembangkan menurut
lima aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
1) manfaat bermain untuk perkembangan fisik. 2) manfaat bermain untuk perkembangan motorik. 3) manfaat bermain untuk perkembangan sosial. 4) manfaat bermain untuk perkembangan emosional. 5) manfaat bermain untuk perkembangan keterampilan olahraga.
c. Dorongan Dasar Anak dalam Bermain
Dorongan dasar bagi anak sangat penting terutama dalam masa
pertumbuhan maupun perkembangan anak. Anak yang aktif biasanya mempunyai
dorongan yang cukup besar dalam perkembangannya. Menurut Agus Mahendra
(2002:8) pengertian dorongan dasar ialah:
Suatu keinginan untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu. Semua anak memiliki perasaan seperti ini yang kemungkinan besar merupakan sifat turunan atau pengaruh lingkungan. Dorongan dasar dikaitkan dengan pengaruh masyarakat, guru, orang tua, dan teman-teman sendiri. Biasanya dorongan besar akan berpola sama pada setiap anak dan tidak dipengaruhi oleh sifat kematangan. Dorongan tersebut niscaya mengarahkan pengembangan kurikulum pendidikan jasnmani dan untuk menciptakan program yang sesuai dengan sifat-sifat anak.
Sedangkan dorongan-dorongan tersebut menurut Agus Mahendra (2004:
9) sebagai berikut:
1) Dorongan untuk bergerak. 2) Dorongan untuk berhasil dan mendapatkan pengakuan 3) Dorongan untuk mendapatkan pengakuan teman dan masyarakat 4) Dorongan untuk bekerja sama dam bersaing 5) Dorongan untuk kebugaran fisik dan daya tarik 6) Dorongan untuk bertualang 7) Dorongan untuk kepuasan kreatif 8) Dorongan untuk menikmati irama 9) Dorongan untuk mengetahui
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada berbagai
macam dorongan diantaranya: untuk bergerak, mendapatkan pengakuan, bekerja
sama, bertualang dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
5. Modifikasi Sarana Pembelajaran Lempar Lembing
a. Pengertian modifikasi
Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pembelajaran dengan cara merununkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang
potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan
untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya bisa
menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memilki tingkat yang
lebih tinggi (Yoyo Bahagia, 2000: 41)
b. Prinsip Pengembangan Modifikasi
Modifikasi adalah salah satu usaha para guru agar pembelajaran
menceerminkan kreatifitas, termasuk didalamnya ”body scaling” atau
penyesuaian dengan ukuran bentuk tubuh siswa yangsedang belajar. Aspek inilah
yang harus dijadikan prinsip utama dalam modifikasi pembelajaran penjas,
termasuk pembelajaran atletik.
Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran agar tercermin dari aktifitas
pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pelajaran.
Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru
tentang: (a) Tujuan, (b) Karasteristik materi,(c) Kondisi lingkungan, dan (d)
Evaluasi.
c. Tujuan Modifikasi
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran
dari mulai tujuan yang paling rendah sampai tujuan yang paling tinggi. Modifikasi
tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi ke dalam
tiga komponen, yakni:
1) Tujuan Perluasan
Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau
wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
eefektifitas. Misalnya: siswa mengetahui dan dapat memberikan contoh lempar
dalam nomor lempar lembing. Dalam contohini, tujuan pembelajaran lebih
menekankan agar siswa dapat mengetahui esensi tolak dalam bentuk peragaan ,
dalam kasus ini peragaan tidak terlalu dipermasalahkan apakah lempar itu sudah
dilakukan secara efektif dan efisien atau belum, yang penting siswa dapat
mengetahui esensi wujud lempar dalam nomor lempar lembing pada cabang
olahraga atletik.
2) Tujuan Penghalusan
Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak
secara efisien. Misalnya, siswa mengetahui dan melakukan gerak melempar
dengan sudut tolakan 45°. Dalam contoh ini, tujuan tidak lagi pada level agar
siswa dapat mengetahui esensi gerak melempar (misalnya, menggunakan sudut
yang tepat untuk medapatkan hasil yang baik dan maksimal) melalui peragaan.
3) Tujuan Penerapan
Tujuan penerapan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif
tidaknya gerakan yang dilkakuan melalui pengenalan kriteria-kriteria tertentu
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
d. Sarana Pembelajaran Lempar Lembing
Istilah sarana adalah terjemahan dari ” facylities” yaitu sesuatu yang
dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan. Sedangkan yang
dimaksud dengan sarana olahraga yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan dan
dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan
jasmani. sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1) Peralatan (apparatus), adalah sesuatu yang digunakan, contoh: peti lompat,
palang tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, kuda-kuda dan lain-lain.
2) Perlengkapan (device), yaitu:
a) sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net, bendera
untuk tanda, garis batas dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b) Sesuatu yang dapat dimainkan dan dapat dimanipulasi dengan tangan atau
kaki, misalnya: bola raket, pemukul dan lain-lain.
Salah satu faktor yang mendorong berlangsungnya proses belajar
mengajar agar sempurna adalah penyediaan sarana pendidikan yang menunjang.
Menurut Tim Penyusunnan Pedoman Pembakuan Media Pendidikan dan
Kebudayaan, yang dikutip dari Suharsimi Arikunto (1989: 82) menerangkan
bahwa ”Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam
prosesbelajar, mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien”.
Media pendidikan merupakan sarana pengajaran yang dapat
dipergunakan untuk membantu tercapainya suatu ujuan. Di dalam dunia
pendidikan, media sebagai suatu alat yang dapat di jangkau oleh panca indra
(terutama penglihatan/pendengaran).
Alat peraga merupakan suatu alat yang dapat dipergunakan untuk
membantu, mempermudah, menjelaskan, bagi guru guna menrangkan suatu
peristiwa, globe, peta dan sebagainya. Alat peraga ini akan memberikan
realisme(sesuai dengan kenyataan) kepada yang dijelaskan, diterangkan, yaitu
siswa. Sehingga siswa akan lebih menaruh perhatian atau lebih berminat terhadap
sesuatu yang disampaikan.
Sarana pendidikan jasmani adalah sarana sederhana untuk pelaksanaan
materi pembelajaran pendidikan jasmani tertentu dalam bentuk permainan.
Seringkali di sekolah terdapat alat-alat sederhana yang tidak pernah keluar dari
gudang karena guru tidak dapat memanfaatkannya, misalnya bila plastik, bola
kasti, bola tenis bekas, simpai, gada senam dan lain-lain. Dengan kreasi guru
dapat memanfaatkan alat-alat tersebut dalam pendidikan jasmani.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan jasmani
adalah benda-benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang berfungsi
sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Sarana dalam pembelajaran lempar lembing yaitu segala sesuatu yang
dapat dipergunakan dan dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
lempar lembing. Sarana itu berupa lembing yang memiliki berat yang berbeda-
beda. Berat lembing yang di gunakan untuk perlombaan atletik adalah: untuk putri
600 gram, untuk putra 800 gram. Sedangkan untuk siswa sekolah beratnya adalah:
untuk putra 700 gram, dan untuk putri 500 gram.
e. Modifikasi Sarana Lempar Lembing
Modifikasi sarana dalam mata pembelajaran penjas dilakukan dengan
tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran,
meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, siswa dapat
melakukan pola gerak dengan benar.
Pendekatan modifikasi ini di maksudkan agar materi yang ada dalam
kurikulum dapat disajikan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif,
dan psikomotor siswa, sehinnga pembelajaran penjas di tingkat sekolah dapat
dilakukan secara intensif.
Tugas gerak dalam pengembangan ketrampilan lempar lembing
prinsipnya sama, modifikasi dilakukan pada proses pendekatan bermain dengan
alat yang dapat digunakan seperti:
1) Gerak melempar bola tangan atau bola tenis dengan satu tangan
2) Gerak melempar bila tangan atau bola tenis dengan sasaran simpai yang di
gantung
3) Gerakan melempar bila tangan atau bola tenis dengan sasaran kaleng yang
disusun.
4) Gerak melempar dengan alat lembing yang di sesuaikan.
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan bermain dengan alat modifikasi dapat digunakan sebagai suatu
alternatif dalam pembelajaran penjas di SMA, karena pendekatan ini
mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristih siswa, sehingga
siswa akan mengikuti pelajaran penjas dengan senang dan gembira. Dengan
melakukan permainan dengan alat modifikasi guru penjas akan lebih mudah
menyajikan materi pelajaran. Materi pelajaran yang sulit akan menjadi lebih
mudah dan disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna dari apa yang ia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
berikan. Siswa akan lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi
bermain dengan alat modifikasi.
Dari pengertian modifikasi dan sarana pembelajaran lempar lembing di
atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan modifikasi saran
pembelajaran lempar lembing yaitu: ”suatu cara yang dilakukan untuk
mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk
aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar
dengan memanfaatkan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran lempar lembing”.
B. Kerangka Pikir
Penelitian ini bertitik tolak pada jenuhnya siswa terhadap pembelajaran
PENJASORKES khususnya pembelajaran atletik nomor lempar lembing. Model
pembelajaran yang konvensional dirasa membosankan bagi semua siswa sehingga
kurang maksimalnya hasil pembelajaran lempar lembing.
Dalam memberikan pelajaran pendidikan jasmani harus dilakukan
dengan baik dan tepat. Pendidikan jasmani merupakan program pendidikan
melalui gerak atau permainan dan olahraga yang di dalamnya terkandung bahwa
gerakan, permainan atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk
mendidik. Dalam hal ini mendidik keterampilan fisik, motorik, keterampilan
berfikir dan keterampilan memecahkan masalah dan juga keterampilan emosional
dan sosial.
Dalam membelajarkan pendidikan jasmani harus diterapkan model
pembelajaran yang baik dan tepat. Banyaknya model pembelajaran menuntut
seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahami model-model
pembelajaran pendidikan jasmani. Model pendekatan bermain dengan alat-alat
modifikasi merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Model pendekatan bermain dengan alat-
alat modifikasi merupakan pembelajaran yang menuntut guru untuk aktif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kretif menciptakan suasana pembelajaran, sehingga memicu siswa untuk aktif
terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Inovatif menuntut seorang guru untuk
menemukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kreatif
menuntut seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
beragam atau bervariasi, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Efektif yaitu menghendaki tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan
menyenangkan menuntut seorang guru mencitptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, siswa tidak memiliki rasa takut, sehingga perhatian siswa lebih
terarah terhadap pelajaran yang diterimanya.
Berdasarkan kajian teori di atas, maka di kemukakan kerangka berfikir
bahwa keberhasilan pembelajaran lempar lembing gaya hop ditentukan oleh
model pendekatan bermain dan alat modifikasi alat pembelajaran yang
dugunakan.
Ditinjau dari ragam alat atau sarana yang sudah dimodifikasi dengan
bermain dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop, maka diharapkan
dapat memperbaiki dan meningkatkan penguasaan lempar lembing gaya hop
sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai secara optimal
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitiani ini, alur kerangka
pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 8. Alur Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan:
melalui model pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan
hasil pembelajaran lempar lembing gaya hop SMA 3 Negeri kelas X 9 tahun
pelajaran 2009/2010 dapat meningkat.
Kondisi awal
Guru: kurang kreatif & inovatif dalam
mengajar pelajaran lempar lembing gaya
hop
Siswa: - siswa kurang tertarik &
cepat bosan dengan model pembelajaran lempar lembing
- hasil belajar lempar lembing gaya hop rendah
Tindakan Meningkatkan penguasaan lempar lembing menggunakan metode bermain dengan alat
modifikasi
Kondisi akhir
Siklus I: guru & peneliti menyusun bentuk gerakan & permainan melalui pembelajaran lempar lembing dengan melempar bola tenis berekor menggunakan sasaran dengan tujuan meningkatkan kemampuan siswa.
Siklus II: upaya perbaikan dari tindakan dari siklus I sehingga melalui pendekatan bermain dengan alat modifikasi dapat berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran lempar lembing.
Melalui pendekatan bermain dengan alat modifikasi belajar siswa terhadap pembelajaran lempar lembing gaya hop meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2010 sampai 8 Mei
2010. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian sebagai
berikut:
Tabel 1: Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Bulan No
Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei
1 Persiapan survei awal sampai penyusunan proposal
X X
2 Seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat
X
3 Pengumpulan data dan treatment
X X X
4 Analisis data X 5 Penyusunan laporan X
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Surakarta.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa
kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 34
siswa,yang terdiri dari 14 siswa laki laki dan 20 siswa perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
C. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini diantaranya melalui
tes praktek, observasi lapangan, dan penyebaran angket atau kuisioner. Secara
terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat dideskripsikan dalam
tabel berikut :
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber Data
Jenis Data Teknik Pengumpulan
Instrumen
Afektif Skala sikap melalui observasi lapangan (sesuai dengan rubrik penilaian aspek afektif pada RPP)
Kognitif Soal tes (sesuai dengan rubrik penilaian aspek kognitif pada RPP)
1 Siswa Hasil belajar siswa
Psikomotor Ujuk kerja praktik yang meliputi kemampuan teknik melempar gaya hop (sesuai dengan rubrik penilaan aspek psikomotorik pada RPP)
2 Observer (kolaboran)
Hasil Observasi Afektif Daftar ceklist sesuai pada RPP
Menurut H.E. Mulyasa (2009: 183) data penelitian dikumpulkan dan
disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data, teknik
pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni
hasil pengukuran kemampuan penguasaaan lempar lembing pada siswa kelas X 9
SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Sedangkan aspek kualitatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama penelitian
berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya :
a) Informasi mitra kolaboratif (guru pendidikan jasmani yang bersangkutan) dan
siswa
b) Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran
c) Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario
pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku refrensi mengajar.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah desfriptif kuantitatif. Menurut Sugianto (1994: 52), “penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian
berlangsung”. Penelitian dengan data kuantitatif memperoleh hasil perhitungan
berupa angka-angka. Suharsimi Arikunto (1989: 244), pengukuran data kuantitatif
dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase
2. Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut data (arrai), untuk selanjutnya dibuat tabel, baik yang hanya berhenti sampai tabel saja, maupun yang diproses lebih lanjut menjadi perhitungan pengambilan kesimpulan ataupun untuk kepentingan visualiasi datanya.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan
dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan
tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Langkah–langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai
dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama,
diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi – evaluatif
atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian
mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan
penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi
sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan
Kelas. Meninjau sejauhmana pelaksanaan pembelajaran lempar lembing gaya
hop diterapkan dalam sekolah tersebut.
2. Tahap Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen, dan Alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian
yang terdiri atas :
a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul
berupa uraian diskrptif tentang perkembangan belajar serta hasil test
keterampilan lempar lembing gaya hop. Serta hasil test ketangkasan lempar
lembing gaya hop siswa yang dideskriptifkan memalui hasil kuantitatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam
penelitian
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Supadi (2008:
104) yakni penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan (planning),
penerapan tidakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi tindakan
(observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya
sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan). Penjelasan mengenai prosedur penelitian tindakan tersebut
dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planing) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan.
2. Penerapan Tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan
rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan (Observation and Evaluation) adalah tahap
pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian
berlangsung.
4. Refleksi (Reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan
evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan
untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya
Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas merupakan rancangan
tindakan dalam satu siklus penelitian. Pada siklus berikutnya rancangan program
penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada
siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian tercapai. Adapun
tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diterangkan melalui
gambar sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 9. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari :
1. Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) lempar lembing gaya
hop.
2. Menyusun instrument tes lempar lembing gaya hop
3. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
4. Menyusun lembar observasi
5. Menyiapkan lembar tes dan angket
6. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
7. Penyipakan tempat penelitian
8. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
9. Sosialisaisi kepada subjek
Tahap I Perencanaan
Tahap II Pelaksanaan
Tahap III Pengamatan
Tahap IV Refleksi
Siklus I
Tahap I Perencanaan
Tahap II Pelaksanaan
Tahap III Pengamatan
Tahap IV Refleksi
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan
tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan
yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan
dengan langakah - langkah kegiatan adalah :
- Guru bersama peneliti menyusun bentuk gerakan dan permainan dengan
alat modifikasi untuk meningkatkan kemampuan siswa
- Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam
pembelajaran lompat khususnya pada cabang lempar lembing gaya hop
yaitu meliputi pembelajaran melempar bola tenis berekor beroperan
kepada teman,mmelempar kearah dinding dengan diberi rangsangan
berupa garis jarak pantulan.Media yang digunakan yaitu bola tenis
berekor,bilah
c. Tahap Observasi
Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model
pembelajaran langsung pendidikan jasmani model pendekatan bermain dengan
alat modifikasi yang diterapkan terhadap proses pembelajaran lempar lembing
gaya hop.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja
yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari
pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 3. Idikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Prosentase target capaian
Aspek yang diukur Siklus
I Siklus
II
Cara Mengukur
Sikap siswa dalam mengikuti pelaksanaan materi lempar lembing gaya hop
45% 70% Melalui skala sikap sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP
Pemahaman siswa terhadap materi lempar lebing gaya hop
45% 70% Melalui tes kemampuan kognitif siswa sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP
Kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa
45% 65% Diamati melalui proses pembelajaran dan unjuk kerja praktik sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP
Ketuntasan hasil belajar siswa
45% 70% Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi lempar lembing gaya hop melalui hasil penjumlahan (aspek afektif, kognitif dan psikomotorik) sesuai dengan KKM sekolah : 65
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran lempar lembing gaya hop sesuai dengan silabus mata
pelajaran pendidikan jasmani yang dibuat guru kemudian setelah pembelajaran
berlangsung siswa disuruh mengerjakan angket model pendekatan bermain
dengan alat modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop. Dari itu bisa
dilihat apakah mengalami peningkatan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada
di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010, yang
mengikuti materi pelajaran penjas khususnya atletik adalah 34 Siswa, yang terdiri
atas 20 siswa putri dan 14 siswa putra. Dilihat dari proses pembelajaran atletik
khususnya materi lempar lembing, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam
kategori kurang berhasil.
b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran atletik, sebab
guru kurang memiliki motode mengajar yang tepat dalam materi lempar lembing
gaya hop dalam jumlah siswa yang terlampau banyak. Selain itu keterbatasan
sarana seperti; lapangan, lembing, dsb, menjadi kendala lain dalam memperoleh
hasil yang maksimal dalam materi atletik tersebut.
c. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung
sulit diatur saat materi atletik berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti
saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi
atletik, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan
penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang
berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.
d. Guru kurang bisa menghandel keadaan kelas, sebab jumlah siswa yang terlampau
banyak dengan situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan
siswa dalam lempar lembing gaya hop tidak dapat maksimal
e. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat. Model
pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar
siswa menurun, sehingga akan berdapak pada rendahnya kemampuan lempar
lembing gaya hop pada siswa.
Sebelum melakukan pelaksanaan tidakan maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal
keadaan kelas pada materi lempar lembing gaya hop pada kelas X 9 SMA Negeri 3
Surakarta. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; kemampuan melakukan
lempar lembing gaya hop; afektif siswa dan hasil belajar lempar lembing gaya hop
siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 /2010.
a. Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Sebelum Diberikan Model
Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.
Kondisi hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA Negeri
3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 sebelum diberikan tidakan model pembelajaran
langsung disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Sebelum Diberikan Tidakan Melalui Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 0 0%
75 – 79 Baik Tuntas 0 0% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 0 0% 65 – 69 Cukup Tuntas 0 0%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 34 100% Jumlah 34 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan
tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menujukan hasil yang
baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 0% siswa.
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tesebut masing masing
aspek menujukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang Kurang. Maka disusun
sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi lempar lembing
gaya hop pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010,
dengan model pembelajaran langsung. Pelaksanaan tidakan akan dilakukan sebanyak
2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2)
Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.
2. Siklus I
Pembelajaran lempar lembing dengan mengunakan pembelajaran dengan
pendekatan bermain pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar pada lempar
lembing gaya hop, yang meliputi; (1) Mempraktekan teknik melempar tanpa awalan
dengan menggunakan bola tangan, (2) Mempraktekan teknik melempar menggunakan
bola tangan di ikuti gerakan lari setelah melempar, (3) Mempraktikan teknik
melempar dengan menggunakan bola tenis berekor diikuti gerakan lari setelah
melempar, (4) Mempraktekan teknik melempar menggunakan bola tenis berekor
dengan sasaran simpai, (5) Mempraktekan teknik melempar dengan menggunakan
bola tangan dengan awalan berlari, (6) mempraktekan teknik melempar menggunakan
bola tenis berekor pada dinding denagan rangsanngan jarak pantulan.
Pembelajaran teknik dasar lempar lembing gaya hop pada Siklus I tersebut dilakukan
selama dua kali pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a. Rencana Tindakan I
Kegiatan perencanaan tidakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Pebruari
2010, di SMA Negeri 3 Surakarta. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra
kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP siklus I tersebut maka
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama dua kali
pertemuan. Guru bersama peneliti melakukan pengukuran kemampuan lempar
lembing gaya hop dada pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta, tahun ajaran
2009 / 2010, dengan melakukan tes ketangkasan lempar lembing gaya hop. Dari hasil
pengukuran ketangkasan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas X 9 SMA Negeri
3 Surakarta, tahun ajaran 2009 / 2010 diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari
keseluruhan siswa yang meingkuti tes keseluruhannya sama sekali belum mengetahui
teknik melakukan lempar lembing gaya hop.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang
rencana pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran melalui
pendekatan bermain dengan sarana pembelajaran yang di mpdifikasi, untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam lempar lembing gaya hop.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lempar
lembing gaya hop dengan model bermain menggunakan sarana yang di
modifikasi
3) Peneliti dan guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksaan
proses pembelajaran lempar lembing seperti; bola tangan, bola berekor, dsb.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.
Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan lempar lembing gaya hop
dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran dengan pendekatan
bermain . Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktivan dan sikap siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian /
rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik lempar
lembing gaya hop.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan I, yakni di lapangan olah
raga SMA N 3 Surakarta dan di lapangan alun alun utara kraton Surakarta.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tidakan I dilaksanakan tiga kali pertemuan, selama tiga minggu yakni pada
setiap hari sabtu tanggal 6 Maret 2010, 13 Maret 2010,dan sabtu tangal 20 Maret di
lapangan olah raga SMA N 3 Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan
selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan
oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Sabtu, 6 Maret
2010) adalah praktik teknik melempar dengan menggunakan bola tangan tangan
awalan, materi kedua adalah praktik melempar dengan menggunakan bola tangan
diikuti gerakan lari setelah melempar,materi ketiga adalah praktik melempar
menggunakan bola tennis berekor diikuti gerakan lari setelah melempar,materi
keempat adalah praktik melempar dengdn menggunakan bola tenes berekor dengan
sasaran simpai,materi kelima adalah praktik melempar menggunakan bola tangan
dengan awalan berlari,materi keenam adalah praktik melempar dengan menngunakan
bola tennis berekor pada dinding dengan rangsangan jarak pantulan. Urutan pelaksaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
dengan berdoa kemudian mempresensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi
lempar lembing dan permainan-permainan yang dimodifikasi yaitu dengan
lempar memasukkan bola kegawangnya sendiri untuk memasukkan sebanyak
mungkin.
5) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni
teknik dasar melempar dengan melempar bola tangan tanpa awalan. Siswa
diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh peneliti.
6) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar melempar, yakni melempar
dengan menggunakan dua tangan lemparan dari atas kepala, sesuai dengan
contoh yang demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
7) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melempar,dengan formasi siswa saling
berhadapan agar lemparannya bisa di tangkap dan dapat dilempar lagi atau saling
ber operan, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan yang dilakukannya.
9) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi pertama
10) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan teknik melempar
menggunakan bola tangan dengan diikuti gerakan lari setelah melempar. Siswa
memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan yang dilakukan oleh guru dan
peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
11) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar melempar menggunakan bola
tangan diikuti gerakan lari setelah melempar, sesuai dengan contoh yang
dilakukan oleh peneliti dan guru.
12) Sebelum melakukan gerakan melempar siswa dibagi menjadi 4 kelompok,
sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 8 dan 9 orang siswa.
13) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melempar dengan melakukan lemparan
dengan diikuti gerakan lari menuju kelompok di depannya sehingga terjadi
pertukaran tempat setelah setiap kelompok melakukan lemparan, sesuai dengan
instruksi dari peneliti dan guru.
14) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan melempar yang akan dilakukannya serta memberikan kesempatan
bertanya apabila terjadi kesulitan.
15) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi kedua.
16) Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga yakni gerakan teknik melempar
menggunakan bola tenis berekor dengan gerakan lari setelah melempar. Siswa
diminta memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan melempar dengan
menggunakan bola tenis berekor diikuti gerakan lari setelah melempar yang
dilakukan oleh guru dan peneliti.
17) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar melempar menggunakan bola
tenis berekor dengan diikuti gerakan lari setelah melempar, sesuai dengan contoh
yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
18) Sebelum melakukan instruksi siswa dibagi menjadi 4 kelompok berpasangan.
19) Siswa secara bergantian sesuai dengan pasangan kelompok masing - masing
melakukan gerakan teknik melempar menggunakan bola tenis berekor diikuti
gerakan lari setelah melempar, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan
guru,pelaksanaan lemparan ini sama dengan materi kedua yaitu melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
lemparan kemudian diikuti gerakan lari secara bergantian dengan pasangan yang
telah di bagi sehingga dapat berganti posisi setelah keseluruhan siswa melakukan
lemparan.
20) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang
gerakan teknik melempar yang akan dilakukannya,serta kesempatan untuk
bertanya tentang materi praktik yang dilakukan.
21) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi ketiga.
22) Peneliti dan guru menyampaikan materi keempat yakni gerakan teknik melempar
menggunakan bola tenis berekor dengan sasaran simpai. Siswa diminta
memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan melempar dengan menggunakan
bola tenis berekor dengan sasaran simpai yang dilakukan oleh guru dan peneliti
23) Siswa di bagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan lemparan ke arah sasaran
simpai.
24) Siswa melakukan lemparan dengan menggunakan bola tenis berekor kearah
simpai yang telah di gantung pada dinding,dalam pelaksanaan kegiatan ini
dijadikan sebagai kompetisi dalam tiap kelompok untuk memasukkan lemparan
dengan bola tenis berekor pada simpai kelompok yang paling banyak
memasukkan menjadi pemenang.
25) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan lemparan
dengan benar dan masuk ke sasaran simpai agar kelompoknya menjadi
pemenang.
26) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi keempat.
27) Peneliti dan guru menyampaikan materi kelima yakni gerakan teknik melempar
menggunakan bola tangan dengan awalan berlari. Siswa diminta memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pelaksanaan contoh gerakan melempar dengan menggunakan bola tangan dengan
awalan berlari yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
28) Siswa di bagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan lemparan dengan bola
tangan dengan awalan berlari.
29) Siswa melakukan lemparan diawali awalan lari antara 4 sampai 6 langkah
sebelum melempar.Arah lemparan menuju kelompok yang berada di depannya
sehingga siswa yang berada di kelompok depannya menangkap lemparan yang
selanjutnya secara bergantian melakukan lemparan dengan awalan berlari.
30) Peneliti dan guru memberikan motivasi dan bimbingan kepada para siswa agar
melakukan gerakan melempar dengan benar.
31) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi kelima.
32) Peneliti dan guru menyampaikan materi keenam yakni gerakan teknik melempar
menggunakan bola tenis berekor pada dinding dengan rangsangan jarak pantulan.
Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan melempar yang
dilakukan oleh guru dan peneliti.
33) Pada materi keenam ini penelliti dan guru mempunyai maksud agar para siswa
melakukan gerakan melempar secara maksimal agar nantinya siswa dapat
melempar dengan mencapai jarak maksimal.namun pada materi ini siswa
melakukan lemparan pada dinding dan pada lantai di depan dinding tersebut di
beri tanda jarak dengan menggunakan bilah bambu yang berjarak 3 meter sampai
6 meter agar nantinya siswa dapat melempar dengan jarak pantulan sejauh
mungkin.
34) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melempar
secara maksimal agar mendapatkan jarak pantulan sejauh mungkin bahkan
melebihi batas jarak pantulan yang telah dipersiapkan oleh peneliti dan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
35) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
36) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya
mengikuti pelajaran selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (sabtu, 13 maret 2010)
adalah praktik teknik dasar lempar lembing gaya hop, serta pengulangan materi yang
telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan mempresensi
siswa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi
lempar lembing dan permainan-permainan yang dimodifikasi yaitu dengan .
5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah
disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik melempar
menggunakan bola tangan tanpa awalan, teknik gerakan melempar dengan
menggunakan bola tangan diikuti gerakan lari setelah melempar,teknik melempar
dengan menggunakan bola tenis berekor diikuti gerakan lari setelah melakukan
lemparan,teknik melempar dengan menggunakan bola tenis berekor dengan
sasaran simpai,teknik melempar dengan menggunakan bola tangan diawali
dengan gerakan lari.pengulangan dilakukan secara singkat,serta tambahan materi
pembelajaran teknik gaya hop pada lempar lembing bagi para siswa.
6) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan kedua yakni
pengulangan materi yang dilakukan pada pertemuan minggu sebelumnya . Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
tidak perlu di berikan contoh karena kebanyakan dari siswa masih mengingat
gerakan teknik dasar melempar yang telah di ajarkan.
7) Siswa diminta melakukan teknik gerakan teknik melempar dengan benar adapun
pengulangan gerakan teknik melempar yang pertama yaitu melempar
menggunakan bola tangan tanpa awalan,lemparan dilakukan dengan kedua
tangan.
8) Untuk formasi siswa di bagi menjadi 8 kelompok agar dapat melakukan
lemparan secara bergantian dan benar sesuai dengan intruksi dari peneliti dan
guru.
9) Setelah dirasa cukup melakukan pengulangan materi pertama dilanjutkan dengan
pengulangan materi kedua yakni melakukan lemparan menggunakan bola tangan
dengan diikuti gerakan lari setelah melempar.
10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan tentang gerakan teknik yang kedua
agar siswa mau melakukan gerakan lari setelah melempar,dengan formasi siswa
seperti pada materi pertama tetapi terjadi pergantian tempat karena melakukan
gerakan lari setelah melempar.
11) Setelah melakun lemparan menggunakan bola tangan dengan diikuti gerakan lari
di lanjutkan dengan melakukan lemparan pada sasaran simpai menggunakan bola
tenis berekor.sasaran berupa simpai di gantung menempel pada dinding.
12) Peneliti dan guru mengamati gerakan lemparan siswa untuk masuk pada sasaran
simpai yang di maksud untuk melatih sudut lempar saat melempar dengan
menggunakan lembing yang sesungguhnya..
13) Setelah siswa melakukan lemparan dengan sasaran simpai dilanjutkan
pengulangan materi melempar menggunakan bola tangan dengan awalan berlari.
14) Untuk formasi siswa sama saat melakukan lemparan dengan menggunakan
lemparan dengan bola tangan tanpa awalan namun untuk materi ini diawali
dengan awalan lari,lemparan dilakukan dengan kedua tangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
15) Setelah siswa melakukan pengulangan materi yang diberikan siswa di bariskan
untuk sejenak istirahat dan diberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
16) Peneliti dan guru mempersipkan materi ke dua yaitu melakukan gaya hop pada
lempar lembing dengan mengajarkan langkah-langkah hop.
17) Peneliti dan guru memberikan penjelasan tentang gaya hop dan memberikan
contoh gerakan gaya hop tanpa menggunakan lembing,siswa di minta untuk
memperhatikan contoh yang diberikan dan bertanya apabila kurang jelas tentang
penjelasan dan contoh yang di berikan oleh peneliti dan guru.
18) Siswa di bagi menjadi 4 baris dan di atur jaraknya agar saat belajar langklah hop
tidak menginjak atau bersentuhan dengan siswa yang lain.
19) Peneliti dan guru membimbing dengan melakukan gerakan langkah hop bersama
dengan diikuti oleh para siswa.Gerakan yang di ajarkan yaitu di mulai dengan
awalam 3 langkah,langkah pertama dengan kaki kanan langkah kedua dengan
kaki kiri langkah ketiga dengan kaki kanan bersamaan melakukan jengket (hop).
20) Peneliti dan guru membimbing siswa melakukan gerakan langkah hop dengan
awalan 3 langkah seperti yang telah di contohkan dan dilakukan bersama,jika ada
kesulitan dilakukan pendekatan dan pencontohan ulang.Setiap melakukan teknik
langkah hop peneliti dan guru memberikan aba – aba agar gerakan dilakukan
secara bersamaan dan dapat diketahui siswa yang masih kesulitan melakukan
praktik langkah gaya hop.
21) Setelah para siswa diberikan materi langkah hop dengan awalan 3 langkah
selanjutnya ditambahkan awlan dengan berlari kecil antara 5 sampai 7 langkah
sebelum melakukan hop ( jengket ).
22) Para siswa mengulang – ulang garakan tersebut sampai waktu yang telah
ditentukan peneliti dan guru.
23) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
yang akan disampaikan minggu depan dan memberikan kesempatan apabila para
siswa mengalami kesulitan.
24) Peneliti dan guru mengakhiri pelajaran dengan ber doa dan siswa di bubarkan
untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan ketiga (Sabtu, 20 Maret 2010)
adalah rangkaian lempar lembing gaya hop, pengulangan materi langkah gaya hop,
dan posttest untuk siklus I. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses
pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah
disampaiakan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik langkah melakukan
gaya hop mulai dengan awalan langkah hingga dengan awalan lari pelan.
5) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang
dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa
yang melakukan praktik gaya hop, serta menyiapkan materi selanjutnya.
6) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I
dengan memanggil satu persatu untuk melakukan lempar lembing dengan gaya
hop yang telah diajarkan.
7) Peneliti dan guru melakukan posttest untuk siklus I, dengan mencatat dan menilai
kualitas gerakan lempar lembing gaya hop pada blangko penilaian yang telah
disiapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
8) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
c. Observasi Dan Interpelasi Tindakan I
Observasi dan interpelasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun
pelaksanaan tindakan I, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lempar lembing gaya hop melalui
pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3
Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan pertama (sabtu, 6 Maret
2010 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan materi teknik dasar lempar
lembing gaya hop, yakni teknik dasar melempar tanpa awalan dengan
mengunakan bola tangan, teknik dasar melempar dengan diikuti gerakan lari
setelah melempar menggunakan bola tangan, dan teknik dasar melempar
menggunakan bola tenis berekor diikuti gerakan lari setelah melempar. Pada
pertemuan kedua (sabtu,13 Maret 2010, selama 2 x 45 menit) peneliti
memberikan materi kelanjutan dari teknik dasar lempar lembing gaya hop, yakni
teknik dasar gerakan melempar menggunakan bola tenis berekor dengan sasaran
simpai,teknik melempar menggunakan bola tangan dengan sasaran dinding
dengan rangsangan jarak pantulan.serta rangkaian teknik langkah melakukan
gaya hop. Pada pertemuan ketiga (Sabtu, 20 Maret 2010),Di pertemuan ketiga
peneliti melakukan tes akhir siklus I, untuk mengetahi hasil perkembangan
proses pembelajaran selama siklus I.
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam
proses pelaksanaan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan pretest sebagai
bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus I
4) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi
langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada
model pemebelajaran langsung, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi /
unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa.
5) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh
permainan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah
oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
a) Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik dasar lempar lembing gaya
hop sebesar 30%, sedangkan 70% lainnya tampak berbicara dengan
temannya, melamun, dan bermain sendiri bersama teman yang lain. Dari hasil
wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang
menyukai materi, dan tidak bisa melakukan ujuk kerja praktik lempar
lembing gaya hop.
b) Siswa yang antusias selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar
20%, sedangkan 80% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari peneliti.
Siswa tersebut bermain sendiri dengan temannya. Karena peneliti berada
pada satu tempat yang kurang dapat menjangkau siswa yang lain, sebab
kondisi tempat yang cukup luas dan ramai, sehingga siswa yang tidak
terjangkau merasa diabaikan, sehingga mereka cenderung bermain sendiri.
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pembelajaran materi lempar lembing gaya hop melalui model pembelajaran
bermain.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan I
berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop setelah Tidakan I
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali adalah
8,82%, sedangkan sisanya ( Baik 17,64%; Cukup Baik 8,82%; Cukup 11,76%;
Kurang 52,94%). Dalam hal ini sejumlah 16 siswa telah masuk dalam kriteria
Tuntas, dan sedangkan 18 siswa Tidak Tuntas.
Dalam pelaksanaan Tidakan I terdapat kelebihan yang dapat diguanakan
sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan
pelaksanaan Tindakan I diantaranya :
1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni
dengan penyampaian materi model inovatif dengan permainan, sebab siswa
merasa senang dengan kegiatan belajar dengan metode bermain, melalui
penjelasan guru dan peneliti, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini
dianggap langka dan jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes.
2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi langsung,
sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik, dan
siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang
diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti.
3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang
diberikan terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1) Sistuasi lapangan olah raga yang ramai/ crowded membuat pelaksanaan
pembelajaran kurang maksimal, serta menggangu konsentrasi siswa dalam
melaksanakan instruksi materi dari peneliti dan guru.
2) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekan beberapa gerakan teknik dasar
lempar lembing yang didemonstrasikan oleh peneliti secara benar.
3) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian
siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan
guru.
4) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi
pada minggu lalu.
5) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan maupun
teknik dasar yang dilakukan siswa kurang dapat dipantau oleh guru dan peneliti.
6) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan teknik dasar karena
malu.
7) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan lengan dan
memutar pinggang pada lempar lembing gaya hop sehingga sebagian siswa belum
dapat menunjukan kualitas gerakan yang maksimal
d. Analisis dan Reflesi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan I tersebut, peneliti melakukan
analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukan hasil yang sesuai,
mengingat jumlah materi yang disampaiakan banyak dan berfariasi serta alokasi
waktu dalam mengajar yang sedikit.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3) Tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum diberikan
tidakan cukup mengambarkan kondisi awal kelas sebelum mendapatkan tindakan.
4) Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur
kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat
berlangsung lebih maksimal.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukan hasil yang
maksimal walaupun telah menujukan peningkatan akan tetapi belum sesuai
dengan target capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama
Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop setelah Tidakan I
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik sekali 8,82
%;Baik 17,64%; Cukup Baik 8,82%; Cukup 11,76%; Kurang 52,94%. Dalam
hal ini sejumlah 11 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 22
siswa Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses Siklus I,
hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop dalam kaegori
Cukup. Namun apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil
belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop menujukan hasil yang
meningkat dari data awal yakni dengan rata - rata peningkatan sebesar 18.18%
6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I, akan
dipertahankan dan ditingkatkan.
7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama
pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :
a) Untuk mengantisipasi situasi lapangan yang ramai maka siswa diminta untuk
sesegera mungkin menuju lapangan.
b) Siswa diminta mengingat gerakan melempar sesuai yang telah diajarkan.
c) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan
teknik gerakan melempar secara benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
d) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada
siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang,
agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
e) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat memabntu
mengatur jalannya proses pembelajaran.
Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir sebagian
materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik diantaranya;
Teknik dasar melempar tanpa awalan,teknik melempar diikuti gerakan lari setelah
melempar, serta menguatkan materi materi yang dianggap kurang seperti; Teknik
gerakan melempar maksimal dengan materi melempar dengan sasaran diding untuk
mencapai jarak pantulan sejauh mungkin,gerakan teknik melakukan lempar lembing
gaya hop.
e. Data Diskripsi Tindakan I
Selama pelaksanaa Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari;
ketangkasan lempar lembing gaya hop; kemampuan melakukan lempar lembing gaya
hop; aktifitas siswa dan hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA
Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
1) Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.
Kondisi hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA Negeri
3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan I model pembelajaran
dengan penekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan Model Pembelajaran Dengan pendekatan Bermain Tindakan I
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase >80 Baik Sekali Tuntas 3 8,82%
75 – 79 Baik Tuntas 6 17,64% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 3 8,82% 65 – 69 Cukup Tuntas 4 11,76%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 18 52,94% Jumlah 34 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lempar lembing gaya hop
siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan
Tidakan I adalah Cukup dengan prosentase 11,76%, Kurang dengan prosentase
52,94%, dan sisanya (Baik 17,64%; Cukup Baik 8,82%). Sejumlah 16 siswa telah
mencapai kriteria Tuntas sedangkan 18 siswa Tidak Tuntas.
1. Siklus II
Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang
dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata –
rata siswa menunjukan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena
merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakuan pada Siklus II ini
diantarannya;
a. Rencana Tindakan II
Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Senin, 15 Maret
2010, di SMA Negeri 3 Surakarta. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra
kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang
rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran dengan
pendekatan bermain, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa dalam
lempar lembing gaya hop. Dengan sintaks pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mepersiapkan siswa untuk belajar
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan
informasi tahap demi tahap
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik
e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan
kehidupan sehari-hari.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
lempar lembing gaya hop melalui pembelajaean dengan pendekatan bermain
3) Peneliti dan guru menyiapkan media,serta menyiapkan sarana yang akan
digunakan seperti; bola tangan, bola berekor, lembing, dsb.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes.
Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan lempar lembing gaya hop
dengan model pembelajaran melalui pendekatan bermain. Sedangkan instrumen
non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang
tercantum dalam RPP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan teknik dasar
lempar lembing gaya hop.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan II, yakni pada lapangan
olah raga SMA Negeri 3 Surakarta serta lapangan Alun alun utara Keraton
Surakarta.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tidakan II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan kali pertemuan, selama
tiga minggu yakni pada setiap hari sabtu tanggal 27 Maret 2010, 3 April 2010,dan 10
April 2010 di lapangan olah raga SMA Negeri 3 Surakarta dan di pertemuan ke tga di
lapangan Alun alun utara keraton Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan
selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan
oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan II ini
adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tidakan
sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Sabtu, 27 Maret
2010) yaitu melakukan lemparan dengan menggunakan bola tangan dengan gerakan
lari setelah melempar lemparan menggunakan satu tangan dan melempar dengan
menggunakan bola tenis berekor dengan sasaran dinding dengan rangsangan jarak
pantulan, dan materi . Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa, serta memulai proses pembelajaran dengan
berdoa dan mempresensi siswa.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan
kegiatan melempar dengan permainan meriam bola.Kelas dibagi menjadi dua
regu kemudian berada di tepi luar samping lapangan tenis,bola tangan diletakkan
ditengah lapangan kemudian para siswa berusaha melempar dengan bola tenis
berekor supaya bola tangan yang berada ditengah lapangan masuk kedaerah
lawan/teman yang berada di seberang lapangan.
5) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni gerakan melempar
menggunakan bola tangan diikutigerakan lari setelah melempar. Siswa diminta
menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan
peneliti.
6) Sebelum melakukan gerakan menlempar siswa dibagi menjadi 4
kelompok,kemudian di jadikan dua baris berhadapan dengan jarak kurang lebih
20 m.
7) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melempar dengan menggunakan satu
tangan, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
8) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang gerakan
melempar yang akan dilakukannya.
9) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat
melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi
selanjutnya.
10) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada
siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi kedua.
11) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni gerakan melempar dengan
bola tenis berekor pada dinding dengan rangsangan jarak pantulan tujuannya
lemparan maksimal dari siswa. Siswa diminta menyimak secara detail
pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
12) Siswa diminta melakukan lemparan, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh
peneliti dan guru.
13) Siswa secara bergantian sesuai dengan urutan melakukan gerakan melempar,
sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
14) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang lemparan yang
akan dilakukannya.
15) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat
melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal.
16) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Sabtu, 3 April 2010)
adalah rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop. Urutan pelaksaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan berdoa, serta memulai proses
pembelajaran dengan mempresensi.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemua kedua yakni
teknik rangkaian lempar lembing gaya hop. Siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
5) Pada sesi ini siswa diminta untuk melakukan koordinasi rangkaian gerakan
lemparlembing gaya hop dengan porsi sebenarnya yakni mulai dari
awalan,gaya,saat melempar,dan gerak lanjut setelah melempar.
6) Siswa diminta melakukan teknik rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop
dengan benar, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
7) Sebelum melakukan rangkaiangerakan lempar lembing gaya hop siswa dibagi
menjadi 4 kelompok.
8) Siswa melakukan rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop, sesuai dengan
instruksi dari peneliti dan guru.
9) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal kepada siswa
tentang gerakan lempar lembing gaya hop yang akan dilakukannya.
10) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa
yang melakukan tugas.
11) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi
yang akan disampaikan minggu depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ketiga (Sabtu, 10 April
2010) adalah lempar lembing gaya hop, serta pengambilan data akhir tindakan II.
Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan bardoa, serta memulai proses
pembelajaran dengan mempresensi.
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching
atau penguluran.
4) Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh gerakan lempar
lembing gaya hop yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
5) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan lempar lembing gaya hop
secara bergantian.
6) Siswa melakukan lempar lembing gaya hop, sesuai dengan instruksi dari peneliti
dan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
7) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Peneliti dan Guru mengadakan
observasi, serta memberikan penguatan kepada siswa dalam pelaksanaan lempar
lembing gaya hop.
8) Pengambilan data akhir siklus II
9) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Observasi Dan Interpelasi Tindakan II
Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun
pelaksanaan Tindakan II, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lempar lembing gaya hop melalui
pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siswa kelas X 9 SMA Negeri 3
Surakarta tahun ajaran 2009/ 2010. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 9 April 2010
selama 2 x 45 menit), (Sabtu, 16 April 2010, selama 2 x 45 menit) . Pada
pertemuan ketiga (Sabtu, 24 April 2010, selama 2 x 45 menit)
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai pedoman atau acuan
dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi
langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada
model pemebelajaran dengan pendekatan bermain, yakni adanya penjelasan
materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara
langsung oleh siswa.
4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh
permainan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung, yaitu Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik
dasar lempar lembin meningkg gaya hop sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya
masih memberikan respon yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil
wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang
menyukai materi, dan tidak bisa melakukan ujuk kerja praktik lempar lembing
gaya hop.
5) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan
siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus
sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup
dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi.
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran materi lempar lembing melalui model pembelajaran dengan
pendekatan bermain.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan II\
berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop setelah Tidakan II
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 16,27%
sedangkan sisanya ( Baik 11,76%; Cukup Baik 29,41%; Cukup 35,29%; Kurang
2,94%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas sedangkan 1 siswa Tidak
Tuntas. Telah memenui target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian
yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat diguanakan
sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan
pelaksanaan Tindakan II diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
1) Sebagian siswa telah mampu menunjukan gerakan lempar lembing gaya hop
dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang sama sekali belum dapat
menunjukan gerakan lempar lembing gaya hop.
2) Melalui proses pengelompokan siswa dalam permainan sebagian besar siswa
dapat perpartisipasi dalam permainan yang dibuat oleh guru dan peneliti
Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan dalam
proses transfer materi kepada siswa.
Melalui penguatan kegiatan permainan siswa lebih berani dan beradaptasi dengan
kegiatan melempar.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah:
1) Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran
kurang maksimal diterima.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan II tersebut, peneliti melakukan
analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai
yakni 2 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan untuk pengambilan data akhir
siklus II, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian
siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.
3) Model pembelajaran dengan pendekatan bermain yang diterapkan oleh peneliti
dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta
transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang
dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II,
cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses
belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi
karena peneliti dan guru meminta bantuan teman dalam membantu memberikan
pengawasan dan control terhadap siswa dalam belajar.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukan hasil yang
meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih
detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dalam materi lempar lembing gaya hop setelah Tidakan II
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali
16,27% sedangkan sisanya ( Baik 11,76%; Cukup Baik 29,41%; Cukup
35,29%; Kurang 2,94%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas
sedangkan 1 siswa Tidak Tuntas. Telah memenui target dengan capaian
berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan.
Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas telah
memenuhi target dari, rencana target yang diharapkan
e. Diskripsi Data Tindakan II
Selama pelaksanaa Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari;
ketangkasan lempar lembing gaya hop; kemampuan melakukan lempar lembing gaya
hop, dan hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA Negeri 3
Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
1) Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan Model
Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.
Kondisi hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas X 9 SMA Negeri
3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan Tidakan II model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
pembelajaran dengan pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan
Model Pembelajaran Denngan Pendekatan Bermain Tindakan II. Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 7 16,27% 75 – 79 Baik Tuntas 4 11,76% 70 – 74 Cukup Baik Tuntas 10 29,41% 65 – 69 Cukup Tidak Tuntas 12 35,29%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 1 2,94% Jumlah 34 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lempar lembing gaya hop
siswa kelas X 9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010 setelah diberikan
Tidakan II adalah Baik Sekali 16,27% sedangkan sisanya ( Baik 11,76%; Cukup Baik
29,41%; Cukup 35,29%; Kurang 2,94%). Sejumlah 33 Siswa mencapai kriteria Tunas
sedangkan 1 siswa Tidak Tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pembelajaran lembing gaya hop siswa kelas
X.9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010.
Tabel 7. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Setelah Diberikan Model Pembelajaran Denngan Pendekatan Bermain Siklus I dan Siklus II
Prosentasi Rentang Nilai
Keterangan Data Awal Siklus I Siklus II
>80 Baik Sekali 0% 8,82% 16,27% 75 – 79 Baik 0% 17,64% 11,76% 70 – 74 Cukup Baik 0% 8,82% 29,41% 65 – 69 Cukup 0% 11,76% 35,29%
< 64 Kurang 100% 52,94% 2,94%
Melalui tabel perbandingan hasil belajar diatas apabila didistribusikan dalam
grafik perbandingan, disajikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Melalui grafik perbandingan hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa
kelas X.9 SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2009 / 2010, terjadi peningkatan
hasil belajar siswa mulai dari data awal, Siklus I dan Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X.9 Negeri 3 Surakarta
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis
dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang
telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa:
Pembelajaran dengan pendekatan bermain, dapat meningkatkan hasil
pembelajaran lempar lembing gaya hop pada siswa kelas X.9 SMA Negeri 3
Surakarta. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I
dan siklus II. hasil belajar lempar lembing gaya hop pada siklus I dalam kategori
tuntas adalah 47,04% jumlah siswa yang tuntas adalah 16 siswa. Pada siklus II terjadi
peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 92,73%,
sedangkan siswa yang tuntas 33 siswa.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari
pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari
pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru
dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media
pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa
sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan.
Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan
dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang
sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut
akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang
tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
pendekatan bermain dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini
dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan
media pengajaran dengan pendekatan bermain. Bagi guru bidang studi Pendidikan
Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif
dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar lempar lembing gaya hop yang efektif dan menarik yang
membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran
Penjas yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat
model-model pembelajaran yang lebih banyak. Ia dapat menyalurkan kemampuannya
tersebut dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya
meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan pendekatan bermain
untuk peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran lempar lembing gaya
hop, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses
pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi
siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan
tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian
dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya
peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan
peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan
model pembelajaran melalui pendekatan bermain ini dapat merangsang aspek motorik
siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang
nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap
kompetitif yang kesemuanya ini santa penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya pada guru SMA Negeri 3 Surakarta, sebagai berikut:
1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring
dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya
mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan
agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan
materi pembelajaran.
3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar.
4. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan
bermain hendaknya mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran Penjas sehingga
nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak didiknya.
5. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun tentu
saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi
seperlunya sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masing-masing. Hal ini
disebabkan meskipun sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini pada dasarnya
hampir sama satu dengan yang lainnya, namun tetap memiliki suatu karakteristik
khusus yang hanya dimiliki oleh masing-masing kelas atau sekolah sebagai akibat
dari keanekaragaman yang dimiliki oleh masing-masing individu yang ada di
kelas atau sekolah tersebut.