meniere disease.docx

49
BAB I PENDAHULUAN Penyakit meniere merupakan salah satu masalah yang sulit dan merupakan tantangan yang besar bagi dokter umum maupun spesialis THT. Ini dikarenakan masih belum pastinya etiologi dari penyakit tersebut, sehingga pengobatan yang diberikan belum dapat maksimal. Hal-hal tersebut mengakibatkan banyaknya klinikus mengalami kebingungan dan hilangnya kasus pada saat pengobatan. Penyakit Meniere ditandai dengan penurunan pendengaran berfluktuasi, vertigo, tinnitus, dan rasa tertekan pada telinga. Penyakit ini dikenal juga sebagai hidrops endolimfatik yaitu suatu gangguan telinga dalam (labirintin) yang mana terdapat peningkatan volume dan tekanan endolimfe telinga dalam. Terdapat bentuk klasik penyakit Meniere dan beberapa varian yang disebut sebagai sindroma lermoyez, hidrops vestibular, dan hidrops kohlea. Pada tipe klasik terdapat serangan vertigo dalam beberapa menit sampai beberapa jam, tetapi ada juga bentuk lain berupa kehilangan pendengaran yang berfluktuasi, tinnitus, dan atau tekanan tetapi tidak disertai vertigo, atau hanya serangan vertigo saja. 1,2,3,4,5,6 Beberapa kumpulan gejala dan tanda yang ditemukan membantu dalam menegakkan diagnosis dan ini termasuk suatu ketulian tipe sensorineural yang dilihat pada audiometri dan sering pada satu telinga. Pasien dengan penyakit Meniere yang berat sering 1

Upload: desti

Post on 09-Dec-2015

313 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: meniere disease.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit meniere merupakan salah satu masalah yang sulit dan merupakan tantangan

yang besar bagi dokter umum maupun spesialis THT. Ini dikarenakan masih belum pastinya

etiologi dari penyakit tersebut, sehingga pengobatan yang diberikan belum dapat maksimal. Hal-

hal tersebut mengakibatkan banyaknya klinikus mengalami kebingungan dan hilangnya kasus

pada saat pengobatan.

Penyakit Meniere ditandai dengan penurunan pendengaran berfluktuasi, vertigo, tinnitus,

dan rasa tertekan pada telinga. Penyakit ini dikenal juga sebagai hidrops endolimfatik yaitu suatu

gangguan telinga dalam (labirintin) yang mana terdapat peningkatan volume dan tekanan

endolimfe telinga dalam. Terdapat bentuk klasik penyakit Meniere dan beberapa varian yang

disebut sebagai sindroma lermoyez, hidrops vestibular, dan hidrops kohlea. Pada tipe klasik

terdapat serangan vertigo dalam beberapa menit sampai beberapa jam, tetapi ada juga bentuk lain

berupa kehilangan pendengaran yang berfluktuasi, tinnitus, dan atau tekanan tetapi tidak disertai

vertigo, atau hanya serangan vertigo saja.1,2,3,4,5,6

Beberapa kumpulan gejala dan tanda yang ditemukan membantu dalam menegakkan

diagnosis dan ini termasuk suatu ketulian tipe sensorineural yang dilihat pada audiometri dan

sering pada satu telinga. Pasien dengan penyakit Meniere yang berat sering mengalami vertigo

yang berulang. Gangguan keseimbangan dapat juga membuat pasien sulit konsentrasi.3

Pada tahun 1861, Prosper Meniere seorang dokter Perancis menggambarkan manifestasi

klinik yang berkaitan dengan hidrops endolimfatik yang dibuktikan oleh Hailpike dan Cairn

tahun 1938.5,12 Pemeriksaan fisik diperlukan hanya untuk menguatkan diagnosis penyakit ini.8

Di Amerika Serikat sebanyak 50 % pasien dengan penyakit Meniere memiliki riwayat

keluarga yang sama. Prevalensi diperkirakan 150 kasus per 100.000 populasi.

Pada banyak kasus kedua jenis kelamin ditemukan secara sebanding pada usia dekade ke-3 atau

ke-4.5,6,7,9

1

Page 2: meniere disease.docx

BAB IIANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN VESTIBULER

Aparatus vestibuler merupakan organ yang dapat dipakai untuk mendeteksi sensasi

yang berhubungan dengan keseimbangan. Alat ini terdiri atas suatu sistem tabung tulang dan

ruangan-ruangan yang terletak dalam bagian petrosus (bagian seperti batu, bagian keras) dan

tulang temporal yang disebut labirin tulang (bony labyrinth) dan dalam labirin tulang ada

tabung membran dan ruangan yang disebut membran labirin, yang merupakan bagian

fungsional dari aparatus ini.1.3

Gambar 2.1 Anatomi vestibuler

Labirin membran, terutama terdiri atas duktus koklearis, tiga kanalis semisirkularis,

dan dua ruangan besar yang dikenal sebagai utrikulus dan sakulus. Duktus koklearis meru-

pakan area sensorik luas dari pendengaran dan sama sekali tak berhubungan dengan

keseimbangan. Biarpun begitu, utrikulus, kanalis semisirkularis dan mungkin sakulus,

semuanya ini merupakan bagian integral (suatu kesatuan) dari mekanisme keseimbangan.

2

Page 3: meniere disease.docx

Makula merupakan organ sensorik utrikulus dan sakulus untuk mendeteksi orientasi kepala

sehubungan dengan gravitasi. Di bagian permukaan dalam dari setiap utrikulus dan sakulus

ada daerah sensorik kecil yang diameternya lebih sedikit dari dua mm dan disebut sebagai

makula. 1.3

Makula dari utrikulus terletak pada bidang horizontal permukaan inferior utrikulus dan

memegang peran penting dalam menentukan orientasi yang normal dari kepala sesuai dengan

arah gaya gravitasi atau gaya percepatan. Sebaliknya, makula yang dari sakulus terletak dalam

bidang vertikal dinding medial sakulus. Dari beberapa penelitian diduga kerja makula dari

sakulus erat hubungannya dengan duktus koklearis yang dipakai untuk mendeteksi tipe-tipe

suara tertentu dan oleh karena mungkin tak begitu berperan sebagai alat keseimbangan.

Biarpun begitu, mungkin tapi tak pasti sakulus juga bekerja sebagai alat keseimbangan,

khususnya sewaktu kepala tak dalam posisi vertikal.

Setiap makula ditutupi oleh lapisan gelatinosa yang dilekati oleh banyak kristal

kalsium karbonat kecil-kecil yang disebut statokonia (atau otolit). Dalam makula juga

didapati beribu-ribu sel rambut. 1.3

Gambar 2.2 Diagram membran di dalam canalis semicircularis

saculus dan urticulus 3

3

Page 4: meniere disease.docx

Sel rambut ini akan memprojeksikan silia ke dalam lapisan gelatinosa tadi. Pangkal dan

sisi-sisi sel-sel rambut bersinaps dengan akson-akson sensorik saraf vestibuler. Bahkan dalam

keadaan istirahat, sebagian besar serat saraf di depan sel-sel rambut terus-menerus menjalarkan

rangkaian impuls saraf, rata-rata bcrkisar 200 impuls per detiknya. Tertekuknya silia sel rambut

ke salah satu sisinya akan menyebabkan penjalaran impuls pada serat saraf meningkat secara

nyata; sedangkan bila silia tertekuk ke sisi yang berlawanan akan menurunkan penjalaran impuls,

seringkali dapat menghentikan penjalaran secara total. Oleh karena itu, oleh karena ada

perubahan orientasi kepala pada ruangan dan oleh karena beratnya otokonia (di mana gravitasinya

kurang lebih tiga kali gravitasi jaringan sekitarnya) akan menekuk silia, maka sinyal-sinyal

yang sesuai akan dijalarkan ke otak untuk mengatur keseimbangan. 1.3.4

Gambar 2.3 Sel-sel rambut

Dalam setiap makula, bermacam-macam sel rambut ditempatkan dalam arah yang

berbeda-beda sehingga beberapa di antaranya dapat terstimulasi sewaktu kepala tertekuk ke

depan, beberapa sewaktu kepala tertekuk ke belakang, lainnya sewaktu kepala tertekuk ke

salah satu sisi, dan sebagainya. Karena itu, untuk setiap posisi kepala dalam makula dapat

timbul pola eksitasi yang berbeda-beda. Pola inilah yang nantinya akan memberitahukan pada

otak perihal orientasi kepala. 1.3.4

4

Page 5: meniere disease.docx

Gambar 2.4 Posisi sel sel rambut 1

Kanalis Semisirkularis. Dalam setiap aparatus vestibuler terdapat tiga buah kanalis

semisirkularis, yang dikenal sebagai kanalis semisirkularis anterior, posterior, dan

horizontal, yang satu sama lain saling tegak lurus, sehingga ketiga kanalis ini terdapat dalam

tiga bidang. Bila kepala tunduk kira-kira 30 derajat ke depan, maka kedua kanalis

semisirkularis horisontalis akan terletak kira-kira pada bidang horisontal sesuai dengan

permukaan bumi. Maka kemudian kanalis anterior akan terletak pada bidang vertikal yang

arah proyeksinya akan ke depan dan 45 derajat keluar dan kanalis posterior juga akan

terletak pada bidang vertikal tapi projeksinya ke belakang dan 45 derajat keluar. Jadi,

kanalis anterior pada setiap sisi kepala akan terletak pada bidang yang sejajar dengan kanalis

posterior sisi kepala yang berlawanan, sedangkan kedua kanalis horisontalis pada kedua sisi

kepala kira-kira terletak pada bidang yang sama. . 1.3.4

Pada ujung akhir setiap kanalis semisirkularis ada pembesaran yang disebut ampula,

dan kanalis ini terisi dengan cairan kental yang disebut endolimfe. Adanya aliran atau

pengaliran cairan dalam kanalis akan merangsang organ sensorik yang terdapat dalam

ampula. Dalam setiap ampula ada kuncung kecil (small crest) yang disebut krista ampularis,

dan pada puncak krista ada massa gelatinosa seperti yang terdapat pada utrikulus dan dikenal

sebagai kupula.

5

Page 6: meniere disease.docx

Gambar 2.5 Cupula 6

Ke dalam kupula ada projeksi silia dari sel-sel rambut yang terletak di sepanjang

krista ampularis, dan sebaliknya sel-sel rambut ini berhubungan dengan serat-serat saraf

sensorik yang berjalan ke nervus vestibularis. Pembengkokan kupula ke salah satu sisi akan

menyebabkan timbulnya aliran cairan dalam kanalis, merangsang sel-sel rambut, sedangkan

pembengkokan ke arah yang berlawanan akan menghambat sel-sel rambut. Jadi, sinyal yang

sesuai akan dikirimkan melewati nervus vestibularis untuk memberitahukan sistem saraf

pusat tentang adanya gerakan cairan dalam kanalis yang sesuai. 1

6

Page 7: meniere disease.docx

Gambar 2.6 Kepekaaan Sel-sel Rambut-Kinosilium dan aliran Endolymph

Arah Kepekaaan Sel-sel Rambut-Kinosilium. pada setiap sel rambut, baik dalam makula

atau dalam kupula, mempunyai kira-kira 50 silia kecil, yang disebut sebagai stereosilia, serta

ada satu silia yang sangat besar yang disebut kinosilium. Kinosilium ini terletak pada salah

satu sisi sel rambut, jadi selalu terletak pada sisi yang sama dari sel yang sesuai dengan

orientasinya pada krista ampularis. Keadaan ini merupakan penyebab timbulnya sensitivitas

langsung sel-sel rambut itu: yaitu, perangsangan bila silia membengkok ke arah sisi

kinosilium dan penghambatan bila ada pembengkokan ke sisi yang berlawanan.

7

Page 8: meniere disease.docx

Gambar 2.7 Kinocilium dan Stereocilia 1

Hubungan Neuronal antara Aparatus Vestibuler dengan Sistem Saraf Pusat.

Sebagian besar serat-serat saraf vestibuler ini berakhir di dalam nuklei vestibuler, yang

terletak dekat dengan tempat gabungan antara medula dan pons, namun beberapa serat saraf

ini lewat tanpa bersinaps ke nuklei fastigial, uvula, dan lobus flokulonoduler serebeli. Serat-

serat yang berakhir di nuklei vestibuler akan bersinaps dengan neuron urutan kedua yang

juga akan mengirimkan serat-serat menuju ke area serebelum maupun ke korteks bagian lain

dari serebelum, ke dalam traktus vestibulospinal, ke dalam fasikulus longitudinalis

medialis, dan bagian-bagian lain batang otak, khususnya formasio retikularis.1,3

Gambar 2.8 Hubungan saraf Vestibuler .4

Perhatikan secara khusus adanya hubungan yang sangat erat antara aparatus

vestibuler, nuklei vestibuler, dan serebelum. Lintasan primer refleks-refleks keseimbangan

dimulai dalam saraf vestibuler dan selanjutnya akan berjalan menuju ke nuklei vestibuler

dan serebe1um. Selanjutnya, bersama-sama dengan penjalaran dua arah dari kedua impuls,

sinyal-sinyal juga dikirim ke nuklei retikuler batang otak maupun ke bawah melalui traktus

vestibulospinal dan traktus retikulospinal menuju ke medula spinalis. Sebaliknya, sinyal-

sinyal ke medula dipakai untuk mengatur fasilitasi dan inhibisi otot-otot antigravitasi yang

saling mengatur satu sama lain, jadi secara otomatis mengatur keseimbangan. .1,3.4

Tampaknya lobus flokulonoduler khusus berhubungan dengan fungsi keseimbangan dari

8

Page 9: meniere disease.docx

kanalis semisirkularis sebab bila ada kerusakan lobus ini maka gejala-gejala klinik yang

timbul hampir sama dengan gejala-gejala akibat kerusakan kanalis semisirkularis sendiri.

yaitu, bila ada cedera berat pada salah satu struktur ini maka keseimbangan akan hilang

selama ada perubalran arah gerak yang cepat, namun pada keadaan statik gangguan

keseimbangan ini tak begitu serius, seperti yang akan dibicarakan dalam bagian bab ini

selanjutnya. Juga ada anggapan bahwa bagian uvula serebelum juga mempunyai peran yang

sama pentingnya dalam keseimbangan statik. 1,3.4

Sinyal-sinyal dari nuklei vestibuler dan serebelum melalui fasikulus longitudinalis

medial akan dijalarkan ke atas menuju ke batang otak dan akan menyebabkan perbaikan dari

gerakan mata setiap kali kepala berputar, agar mata tetap terfiksasi pada suatu objek peng-

lihatan yang spesifik. Sinyal-sinyal juga akan dijalarkan ke atas (baik melalui traktus yang

sama atau melalui traktus retikularis) menuju ke korteks serebri, mungkin akan berakhir di

pusat korteks primer untuk keseimbangan, yang terletak di bagian dalam fisura Sylvian

lobus parietalis, yakni di sisi lain fisura dari area auditorik girus temporalis superior. Sinyal-

sinyal iru akan mengabarkan tentang keadaan jiwa akibat dari keadaan keseimbangan tubuh. 1,3.4

Nuklei vestibuler pada kedua sisi batang otak terbagi dalam empat bagian yang terpisah. Yakni:

(1 dan 2) Nuklei vestibuler medial dan nuklei vestibular superior yang terutama menerima

sinyal-sinyal dari kanalis semisirkularis dan nuklei-nuklei ini sebaliknya akan mengirimkan

banyak sekali sinyal saraf ke jasikrdus longitudinalis medial guna menimbulkan gerakan

koreksi dari mata seperti halnya sinyal-sinyal yang melalui traktus vestibulospinal medial

guna menimbulkan gerakan yang sesuai dari leher dan kepala.

(3) Nukleus vestibuler lateral yang menerima persarafan terutama dari utrikulus dan mungkin

dari sakulus, dan nuklei ini sebaliknya akan mengeluarkan

sinyal yang melalui traktus vestibulospinal lateral menuju ke medula spinalis guna mengatur

gerakan tubuh.

(4) Nukleus vestibuler inferior yang menetima sinyal-sinyal dari kanalis semisirkularis dan

utrikulus dan sebaliknya nuklei ini akan mengirimkan sinyal menuju ke serebelum dan

formasio retikularis batang otak

9

Page 10: meniere disease.docx

.

Gambar 2.10 Nuklei Vestibuler 3

10

Page 11: meniere disease.docx

Gambar 2.11 Tractus Vestibuler 3

2.1 FUNGSI UTRIKULUS DAN SAKULUS DALAM KESEIMBANGAN STATIK 3.4

Kiranya penting diingatkan bahwa bermacam-macam sel rambut ditempatkan dengan

bermacam-macam arah dalam makula dari utrikulus dan sakulus sehingga pada berbagai

posisi kepala yang terangsang juga bermacam-macam sel rambut. Pola perangsangan

bermacam-macam sel rambut akan mengabarkan pada sistem saraf tentang posisi kepala

sehubungan dengan daya tarik dari gravitasi. Sebaliknya, sistem motorik vestibuler, sistem

11

Page 12: meniere disease.docx

motorik serebelar dan sistem motorik retikuler secara refleks akan merangsang otot-otot yang

menjaga keseimbangan yang tepat.

Makula di dalam utrikulus berfungsi secara ekstrem efektif dalam menjaga keseimbangan

sewaktu kepala pada posisi hampir vertikal. Memang, seseorang akan dapat menentukan

ketidakseimbangan sebesar setengah derajat bila kepala dimiringkan dari posisi tegak. Seba-

liknya, bila kepala semakin miring dari posisi tegaknya, maka penentuan orientasi kepala

oleh indera vestibuler akan semakin berkurang. Jadi jelasnya, sensitivitas yang ekstrem dari

posisi tegak mempunyai peran yang penting untuk menjaga keseimbangan statik dalam bi-

dang vertikal yang tepat, yang merupakan fungsi utama aparatus vestibuler. 1,3.4

Deteksi Percepatan Linear oleh Makula. Bila tubuh tiba-tiba didorong dengan kasar ke

depan-yakni, sewaktu tubuh mengalami percepatan-maka statokonia, yang mempunyai

kelembaman (inersia) yang lebih besar dari cairan sekelilingnya, akan jatuh ke belakang

yakni ke silia sel-sel rambut, dan informasi mengenai ketidakseimbangan akan dikabarkan ke

pusat-pusat saraf, sehingga orang akan merasakan sepertinya ia akan jatuh ke belakang.

Keadaan ini akan menyebabkan orang secara automatis menyondongkan badannya ke arah

depan sampai pergeseran ke anterior dari statokonia akibat gerakan condong tadi sama dengan

kecenderungan statokonia untuk jatuh ke belakang. Pada titik ini, sistem saraf akan dapat

mendeteksi keadaan sebenarnya dari keseimbangan sehingga gerakan condong ke depan dari

tubuh tak akan berlanjut. Jadi, makula bertugas untuk menjaga agar keadaan keseimbangan

selama ada penambahan kecepatan secara linear dengan pola yang tepat sama seperti sewaktu

makula bekerja pada keseimbangan statik. 1,3.

Makula tak bekerja untuk mendeteksi kecepatan linear. Bila seorang pelari mau mulai lari,

pelari harus mencondongkan diri jauh ke depan dulu agar tak sampai jatuh ke belakang oleh

karena mengalami percepatan, namun begitu ia dapat mencapai kecepatan lari yang

maksimum, bila pelari lari dalam ruang yang hampa, pelari itu tak usah lagi menyondongkan

badannya terlalu ke depan. Bila pelari lari dalam udara (ruang ada udaranya), pelari akan

menyondongkan dirinya ke depan untuk menjaga agar keseimbangannya tetap dan kcadaan

ini tercapai hanya oleh karena adanya tahanan udara terhadap badan pelari, dan pada contoh

ini, bukan makula yang menyebabkan condongnya badan ke depan tapi tekanan udara yang

bekerja pada reseptor tekanan yang terdapat pada kulit, yang akan memulai terjadinya

12

Page 13: meniere disease.docx

penyetelan keseimbangan yang sesuai agar tak sampai jatuh. 1,3.4

Gambar 2.12 Deteksi Percepatan Linear oleh Makula 6

13

Page 14: meniere disease.docx

2.2FUNGSI KANALIS SEMISIRKULARIS

Bila kepala tiba-tiba mulai berputar kearah setiap arah (ini disebut sebagai percepatan

angular/bersiku-siku), maka endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis membranosa,

oleh karena adanya inersia, cenderung untuk menetap, sedangkan kanalis semisirkularis akan

berbelok/berputar. Keadaan ini akan menimbulkan aliran cairan kanalis relatif dengan arah yang

berlawanan dengan arah perputaran kepala. 1,3.4

Penyebab timbulnya adaptasi pada reseptor yang timbul sewaktu diputar selama satu detik

atau lebih adalah adanya gesekan di dalam kanalis semisirkularis yang akan menyebabkan

endolimfe berputar dengan kecepatan yang sama cepatnya dengan kecepatan kanalis

semisirkularis itu sendiri, dan selanjutnya selama 15 sampai 20 detik berikutnya kupula

secara perlahan kembali ke posisi istirahat, yakni di bagian tengah ampula sebab sifat rekoil

elastiknya. Bila putaran dengan tiba-tiba dihentikan, maka jelas akan timbul akibat yang

sebaliknya: cairan endolimfe tetap terus bergerak sedangkan kanalis semisirkularisnya

berhenti. Pada saat ini, kupulanya akan berbelok ke arah yang berlawanan, sehingga

sel-sel rambut tak akan mengeluarkan rabas samasekali. Sesudah beberapa detik kemudian,

cairan endolimfe akan berhenti bergerak dan dalam waktu kira-kira 20 detik kupula secara

bertahap akan kembali ke posisi istirahat , jadi pengeluaran rabas dari sel-sel rambut akan

kembali ke nilai normal yang tonik. 1,3.4

Jadi bila kepala mulai berputar, kanalis semisirkularis akan menjalarkan sinyal-sinyal

positif dan bila kepala berhenti berputar ,maka kanalis semisirkularis akan menjalarkan sinyal-

sinyal negatif. Selanjutnya paling sedikitnya ada beberapa sel rambut yang selalu

mengeluarkan respon terhadap perputaran yang terjadi dalam setiap bidang-bidang horizontal,

sagital atau koronal.

14

Page 15: meniere disease.docx

Gambar 2.13 Respon sel rambut terhadap perputaran 4

Telinga dalam mendapat sumber perdarahan dari arteri auditiva interna. Arteri ini

merupakan cabang dari arteri serebelaris anterior inferior atau langsung dari arteri basilaris atau

dari arteri vertebralis. Arteri auditiva interna kemudian bercabang menjadi arteri vestibularis

anterior yang memperdarahi makula sakuli, sebagian kanalis semisirkularis posterior, kanalis

semisirkularis lateral, dan arteri kohlearis komunis yang memperdarahi sebagian besar kohlea.

Arteri kohlearis komunis kemudian bercabang menjadi arteri vestibulokohlearis dan arteri

kohlearis. Arteri vestibulokohlearis bercabang menjadi arteri vestibulo posterior dan ramus

kohlearis. Arteri vestibularis posterior memperdarahi sakulus, kanalis semisirkularis posterior,

dan utrikulus. 1,3.4

Gambar 2.14 Suplai Pembuluh Darah Telinga Dalam 2

15

Page 16: meniere disease.docx

BAB III

MENIERE DISEASE

III.1.DEFINISI

Penyakit Meniere pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli dari Perancis bernama

Prospere Meniere dalam sebuah artikel yang diterbitkannya pada tahun 1861. Penyakit Meniere

adalah suatu penyakit pada telinga dalam yang bisa mempengaruhi pendengaran dan

keseimbangan. Sindroma Meniere adalah gangguan pada telinga dalam yang ditandai dengan

serangan vertigo spontan, sensorineural hearing loss frekuensi rendah yang berfluktuasi, telinga

terasa penuh dan tinnitus. Dapat diarahkan pada sindroma Meniere apabila idiopatik dan

penyebab lain dapat disingkirkan. (Bailey) Penyakit bisa didapatkan dengan keluhan berulang,

biasanya pada satu telinga. (A,5) Seiring dengan perkembangan penelitian, definisi penyakit ini

pun berkembang, adanya kondisi degenerasi telinga dalam yang dapat menyebabkan

menurunnya homeostasis, penurunan penengaran dan vertigo.(A) Penyakit ini disebabkan oleh

peningkatan volume dan tekanan dari endolimfe pada telinga dalam.5

III.2.EPIDEMIOLOGI

Dari penelitian yang dilakukan didapat data sekitar 200 kasus dari 100.000 orang di dunia

menderita penyakit Meniere. Prevalensi penyakit Meniere di beberapa negara berbeda-beda, di

Amerika terdapat 190 penderita dari 100.000 penduduk, di Jepang terdapat 34,5 penderita dari

100.000 penduduk, di Inggris terdapat 157 penderita dari 100.000 penduduk dan 513 penderita

dari 100.000 penduduk terdapat di Finland. Kebanyakan penderita adalah yang berumur 40

hingga 60 tahun dengan perbandingan 1,3-1,9 : 1 didominasi penderita wanita. (Bailey)

Presentasi gejala pada penyakit Meniere yaitu serangan berulang vertigo (96,2%).

Tinnitus (91,1%) dan ipsilateral hearing loss (87,7%). (Bailey)

III.3 ETIOLOGI

Penyebab pasti dari penyakit Meniere sampai sekarang belum diketahui secara pasti,

banyak ahli mempunyai pendapat yang berbeda. Sampai saat ini dianggap penyebab dari

penyakit ini disebabkan karena adanya gangguan dalam fisiologi sistem endolimfe yang dikenal

16

Page 17: meniere disease.docx

dengan hidrops endolimfe, yaitu suatu keadaan dimana jumlah cairan endolimfe mendadak

meningkat sehingga mengakibakan dilatasi dari skala media, sakulus, dan utrikulus. Tetapi,

penyebab hidrops endolimfe sampai saat ini belum dapat dipastikan.2

Ada beberapa anggapan mengenai penyebab terjadinya hidrops, antara lain :

1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri 2

2. Berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler2

3. Meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler2

4. Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan endolimfa2

5. Infeksi telinga tengah7

6. Infeksi traktus respiratorius bagian atas7

7. Trauma kepala7

8. Konsumsi kafein dan makanan yang mengandung garam tinggi7

9. Konsumsi aspirin, alkohol, dan rokok yang berkepanjangan7

10. Infeksi virus golongan herpesviridae

11. Herediter

Berikut akan dijelaskan mengenai penyebab yang dianggap dapat mencetuskan penyakit

Meniere:

1. Virus Herpes (HSV).

Dari penelitian yang dilakukan didapat data sekitar 200 kasus dari 100.000 orang di dunia

menderita penyakit Meniere. Kebanyakan penderita adalah yang berumur 40 tahun keatas dan

tidak ada perbedaan yang berarti antara antara jumlah penderita pria dan wanita. Prevalensi

penyakit Meniere di beberapa negara berbeda-beda, di Amerika terdapat 218 penderita dari

100.000 penduduk, di Jepang terdapat 36 penderita dari 100.000 penduduk, dan 8 penderita

dari 100.000 penduduk terdapat di Italia.6

2. Herediter.

Pada penelitian didapatkan 1 dari 3 orang pasien mempunyai orang tua yang menderita

penyakit Meniere juga. Predisposisi herediter dianggap mempunyai hubungan dengan

kelainan anatomis saluran endolimfatikus atau kelainan dalam sistem imunnya.8

3. Alergi.

17

Page 18: meniere disease.docx

Pada pasien Meniere didapatkan bahwa 30% diantaranya mempunyai alergi terhadap

makanan. Hubungan antara alergi dengan panyakit Meniere adalah sebagai berikut :8

Sakus endolimfatikus mungkin menjadi organ target dari mediator yang dilepaskan

pada saat tubuh mengadakan reaksi terhadap makanan tertentu.

Kompleks antigen-antibodi mungkin menggangu dari kemampuan filtrasi dari sakus

endolimfatikus.

Ada hubungan antara alergi dan infeksi virus yang menyebabkan hidrops dari sakus

endolimfatikus.

3. Trauma kepala.

Jaringan parut akibat trauma pada telinga dalam dianggap dapat menggangu aliran

hidrodinamik dari endolimfatikus. Anggapan ini diperkuat dengan adanya pasien Meniere

yang mempunyai riwayat fraktur tulang temporal.8

4. Autoimun.

Ada pula anggapan dari ahli yang menyatakan bahwa hidrops endolimfe bukan merupakan

penyebab dari penyakit Meniere. Ini dikatakan oleh Honrubia pada tahun 1999 dan Rauch

pada tahun 2001 bahwa pada penelitian otopsi ditemukan hidrops endolimfe pada 6% dari

orang yang tidak menderita penyakit Meniere. Penelitian yang banyak dilakukan sekarang

difokuskan pada fungsi imunologik pada sakus endolimfatikus. Beberapa ahli berpendapat

penyakit Meniere diakibatkan oleh gangguan autoimun. Brenner yang melakukan penelitian

pada tahun 2004 mengatakan bahwa pada sekitar 25 % penderita penyakit Meniere didapatkan

juga penyakit autoimun terhadap tiroid. Selain itu Ruckenstein pada tahun 2002 juga

mendapatkan pada sekitar 40 % pasien penderita penyakit Meniere didapatkan hasil yang

positif pada pemeriksaan autoimun darah seperti Rheumatoid factor, Antibodi

antiphospholipid dan Anti Sjoegren.

III.4.PATOFISIOLOGI

Hidrops endolimfe telah lama diketahui sebagai dasar patologi dari penyakit Meniere.

Pada endolimfe, cairan yang kaya dengan potassium pada telinga dalam, terjadi sintesa yang

berlebih atau penyerapan yang kurang adekuat sehingga terjadi perluasan ruang endolimfe.

Hidrops endolimfe dapat terjadi pada bagian inferior labirin meliputi sakkulus dan kokhlea.

18

Page 19: meniere disease.docx

Bagian superior labirin yaitu utrikulus dan kanalis semisirkularis dapat juga mengalami hidrops

endolimfe walaupun hal ini jarang terjadi.(Bailey)

Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal didapatkan pelebaran dan perubahan

pada morfologi pada membran Meissner. Terdapat penonjolan ke dalam skala vestibuli, terutama

di daerah apeks koklea, helikotrema. Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan

utrikulus. Pada awalnya pelebaran skala media dimulai dari apeks koklea, kemudian dapat

meluas mengenai bagian tengah dan basal koklea.2

Vertigo pada penyakit Meniere dianggap sebagai hasil dari akumulasi berlebihan dari

cairan telinga dalam. Tekanan cairan meregangkan membran yang membagi kompartemen

telinga dalam. Karena rnembran telinga dalam meregang, terjadi penurunan pendengaran dan

tinitus yang hebat. Ketika membran mengalami peregangan yang berat, cairan dan telinga dalam

dapat ruptur. Hasil dari tercampurnya kedua cairan(endolimfe dan perilimfe), dimana satu kaya

natrium dan yang lain kaya potassium yang dianggap mengakibatkan timbulnya vertigo. Hal ini

juga menyebabkan gangguan pendengaran sementara yang kembali pulih setelah membrana

kembali menutup dan komposisi kimiawi cairan endolimfe dan perilimfe kembali nomal.1,5,11

Penyakit Meniere adalah suatu gangguan pengaturan cairan endolimf yang secara khas

ditandai oleh adanya dilatasi ruangan endolimfatik dari labirintus membranosa. Dilatasi atau

hidrops ini dapat disebabkan akibat penyerapan endolimf dalam skala media oleh stria vaskularis

terhambat. Bagian otopsy memasukkan pasien dengan penyakit Meniere yang telah

memperlihatkan peningkatan volume dari endolimf dengan tahanan dan sistem endolimfatik.

Tahanan dan peningkatan dari cairan mengakibatkan kerusakan permanen pada kedua aparatus

vestibular dan kohlear.5,8,10,12

Dilatasi kohlea ini dibuktikan dengan adanya peregangan membrana Reissner di dalam

labirin, membrana ini dapat robek atau mengalami prolaps rnasuk ke dalam ruang labirin yang

lain. Terdapat penonjolan ke dalam skala vestibuli, terutama di daerah apeks kohlea

Helikotrema. Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan utrikulus. Pada awalnya

pelebaran skala media dimulai dari daerah apeks kohlea, kemudian dapat meluas mengenai

bagian tengah dan basal kohlea. Hal ini yang dapat menjelaskan terjadinya tuli saraf nada rendah

pada penyakit meniere.1,7,8,9,13

19

Page 20: meniere disease.docx

Setelah membran ruptur, akhirnya terjadi penyembuhan, tetapi pendengaran biasanya

hilang. Ternyata, dengan pengurangan garam, perencanaan makan dan diuretik sedang, gejala

dan Meniere’s Disease akan hilang. Dan beberapa kasus pendengaran dapat menjadi normal

Secara patologis, penyakit Meniere disebabkan oleh pembengkakan pada kompartemen

endolimfatik, bila proses ini berlanjut dapat terjadi ruptur membran Reissner sehingga endolimfe

bercampur dengan perilimfe. Hal ini meyebabkan gangguan pendengaran sementara yang

kembali pulih setelah membrana kembali menutup dan cairan endolimfe dan perilimfe kembali

normal. Hal ini yang menyebabkan terjadinya ketulian yang dapat sembuh bila tidak terjadinya

serangan1

Terjadinya Low tone Hearing Loss pada gejala awal yang reversibel disebabkan oleh

distorsi yang besar pada daerah yang luas dari membrana basiler pada saat duktus koklear

membesar ke arah skala vestibuli dan skala timpani.10

Mekanisme terjadinya serangan yang tiba-tiba dari vertigo kemungkinan disebabkan

terjadinya penonjolan-penonjolan keluar dari labirin membranasea pada kanal ampula.

Penonjolan kanal ampula secara mekanis akan memberikan gangguan terhadap krista.10 Tinitus

dan perasaan penuh di dalam telinga pada saat serangan mungkin disebabkan tingginya tekanan

endolimfatikus.2

III.5. GEJALA KLINIS

Sifat yang khas pada penyakit Meniere adalah terdapatnya periode aktif/serangan yang

bervariasi lamanya yang diselingi dengan periode remisi yang lebih panjang dan juga bervariasi

lamanya. Pola serangan dan remisi pada individu tidak dapat diramalkan, walaupun gejala

berkurang setelah beberapa tahun.3 Pada saat serangan biasanya terdapat trias Meniere yaitu

vertigo, tinitus, dan gangguan pendengaran2

Biasanya terdapat adanya suatu periode rasa penuh atau tertekan pada telinga yang

dirasakan penderita selama berjam-jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu. Namun sensasi ini

terlupakan karena adanya serangan vertigo yang hebat yang timbul tiba-tiba disertai mual dan

muntah. Serangan vertigo episodic ini dapat terjadi sekitar 30 menit sampai 2 jam. Terdapat

adanya kurang pendengaran yang hampir tidak dirasakan pada telinga yang bersangkutan karena

genuruh tinitus yang timbul bersamaan dengan vertigo. Episode awal biasanya berlangsung

selama 2-4 jam, setelah itu vertigo mereda, meskipun pusing (dizziness) pada gerakan kepala

20

Page 21: meniere disease.docx

menetap selama beberapa jam. Pendengaran membaik dan titnitus berkurang, tetapi tidak

menghilang dengan redanya vertigo. Setelah serangan yang berat pasien dapan merasakan pusing

yang akan membaik keesokan harinya.(KJ

Kemudian ada periode bebas vertigo. Selama periode ini penderita mungkin hanya

merasakan tinitus yang bergemuruh. Gejala-gejala ini kemudian diselingi oleh episode vertigo

spontan lain yang mirip dengan yang pertama dengan derajat yang lebih ringan. Frekuensi

serangan ini bervariasi, tetapi biasanya timbul sebanyak satu atau dua kali dalam seminggu, atau

sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan. Pada kasus-kasus berat dapat timbul serangan

setiap hari. Biasanya setelah periode tersebut, yang dapat berlangsung beberapa minggu, terjadi

remisi spontan atau akibat pengobatan, yang pada waktu itu gejala hilang sama sekali, kecuali

gangguan pada pendengaran pada telinga yang bersangkutan. Namun fase remisi tersebut

ternyata tidak permanen, dapat terjadi pengulangan fase akut seperti sebelumnya yang timbul

dalam beberapa bulan. Sementara pola aktif dan remisi berjalan, gejala pada periode akut

melemah oleh karena hilangnya secra bertahap kemampuan organ akhir dalam memberikan

respon akibat degenerasi elemen-elemen sensorik. Variasi dalam simtomatologi telah di uraikan

dan kadang-kadang dapat ditemukan. Sindrom Lermoyes merupakan satu contoh dimana

gangguan pendengaran terjadi berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum timbulnya serangan

vertigo pertama.3

Guidline yang banyak digunakan untuk mendiagnosa penyakit Meniere adalah Guidline

yang dikeluarkan oleh American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery (AAO-

HNS), dimana yang disebut dengan Penyakit Meniere secara pasti yaitu dua atau lebih episode

serangan sponta vertigo, gangguan pendengaran yang dapat dibuktikan pada audiogram serta

tinnitus dan telinga terasa penuh pada sisi yang terkena dan penyebab lain telah disingkirkan.

(Bailey)

21

Page 22: meniere disease.docx

III.6.PEMERIKSAAN PENYAKIT MENIERE

Pemeriksaan fisik diperlukan hanya untuk menguatkan diagnosis penyakit ini. Bila dalam

anamnesis terdapat riwayat fluktuasi pendengaran, sedangkan pada pemeriksaan ternyata

terdapat tuli saraf, maka kita sudah dapat mendiagnosis penyakit Meniere, sebab tidak ada

penyakit lain yang bisa menyebabkan adanya perbaikan dalam tuli saraf, kecuali pada penyakit

Meniere. Dalam hal yang meragukan kita dapat membuktikan adanya hidrops dengan tes

22

Page 23: meniere disease.docx

gliserin. Selain itu tes gliserin ini berguna untuk menentukan prognosis tindakan operatif pada

pembuatan “shunt”.8

Tidak ada tes definitive untuk memeriksa penyakit meniere. Ada beberapa penyakit dan

kondisi yang memiliki gejala yang sama dengan penyakit meniere. Penyakit meniere tidak dapat

didiagnosa hanya dari gejala yang ada. Berbagai kemungkinan harus dapat dibedakan dengan

penyakit lain. Ketika dokter mengeliminasi penyakit lain dari gejala yang ada, maka dari situ

baru penyakit meniere ditegakkan. 2 Beberapa pemeriksaan penunjang yang mendukung untuk

pemeriksaan penyakit meniere yaitu : 4)

1. Pemeriksaan laboratorium2,5,6,9

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk penyakit Meniere, kecuali jika

penyebabnya adalah infeksi dapat dilakukan pemeriksaan kultur darah, kultur urin dan

pemeriksan cairan serebro spinal. Sifilis bisa terdapat pada telinga dalam setelah 20 sampai 30

tahun sesudah infeksi pertama. Individu dengan penyakit autoimun tertentu seperti lupus dan

arthritis rheumatoid yang berat atau yang menderita penyakit tiroid seperti penyakit grave dan

hashimoto dapat berasiko tinggi menderita penyakit Meniere. Pemeriksaan urinalisis, kimia

darah, skrining penggunaan obat-obatan dan alkohol dapat membantu jika diduga terdapat

penyebab lain.

2.Pemeriksaan radiologi5,7

Pada sebagian besar kasus, tidak ada pemeriksaan radiologi yang tersedia untuk pasien-pasien

dengan riwayat penyakit Meniere. Jika penyebabnya adalah infeksi dapat dilakukan foto

thorax. Jika secara klinik terdapat lesi pada sentral vestibuer dapat dilakukan MRI kepala

dengan atau tanpa kontras gadolinium. MRI dengan kontras gadolinium secara spesifik

memperlihatkan N.VIII dan struktur telinga dalam termasuk kohlea dan kanalis semisirkularis.

Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan kemungkinan neuroma akustik atau tumor otak lainnya.

3. Tes penala5, 10

Pada tes penala didapatkan kesan tuli sensorineural pada penyakit meniere.

4. Otoskopi

Normal.(5)

5. Tes kalori2,5

Tes ini dilakukan untuk menilai fungsi keseimbangan, Setiap telinga dites secara terpisah,

Pada telinga masing – masing disemprotkan secara bergantian air dingin dan air hangat.

23

Page 24: meniere disease.docx

Setelah beberapa saat akan timbul nistagmus yang arahnya berlawanan dengan arah

semprotan. 6) Tes ini cukup berarti dengan kepekaan 60% (black-1980). Tes ini berguna

untuk menentukan labirin yang hipoaktif dengan gambaran grafik adanya parese dari kanal. 7)

Pada alat vestibuler biasanya menunjukkan penurunan fungsi pada telinga yang bersangkutan

baik terhadap rangsangan panas maupun dingin.

6. Audiogram2,5,7,9,10

Hasil audiogram pada penyakit meniere didapatkan tuli sensorineural, terutama nada rendah

dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutmen.

7. Tes gliserin10

Pasien diberikan minum gliseirin 1,2 mI/kgBB setelah diperiksa tes kalori dan audiogram.

Setelah 2 jam diperiksa kembali dan dibandingkan. Perbedaan bermakna menunjukkan adanya

hidrops endolimf.

8. Elektrokokleografi (ECoG)7,9

Menilai akumulasi cairan yang berlebihan pada telinga tengah, tes ini juga untuk menilai

peningkatan tekanan akibat cairan berlebihan di telinga dalam.

9. Brainstem evoked response audiometry (BERA)5,7

Untuk mengetahui kerusakan sistem keseimbangan telinga bagian dalam. Biasanya normal

meskipun terdapat kehilangan pendengaran, setidaknya terdapat kerusakan sentral.

10.Electronystamography

Tes ini untuk menilai fungsi keseimbangan

11.VEMPs (Vestibular Evoked Myogenic Potensials)

Dilakukan untuk menilai fungsi dari otolith. Pemeriksaaan VEMPs menjanjikan untuk menilai

beratnya penyakit Meniere dan dapat memperkirakan prognostic terjadinya gangguan

bilateral. (Bailey)

III.7.DASAR DIAGNOSIS PENYAKIT MENIERE

Diagnosis penyakit meniere ditegakkan berdasarkan kombinasi dari gejala yang ada, tes

pendengaran dimana terdapat gangguan pendengaran setelah serangan yang berangsur-angsur

membaik lagi, serta setelah pengeliminasian dari penyakit lain. 3)

Diagnosis dipermudah dengan dibakukan kriteria diagnosis yaitu :

1. Vertigo hilang timbul

24

Page 25: meniere disease.docx

2. Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf

3. Menyingkirkan kemungkinan penyebab dari sentral

Bila gejala khas dari penyakit meniere pada anamnesis ditemukan maka diagnosis

penyakit meniere dapat ditegakkan. 1)

Pemeriksaan fisik hanya diperlukan untuk menguatkan diagnosis penyakit ini. Bila dalam

anamnesis terdapat riwayat fluktuasi pendengaran, sedangkan pada pemeriksaan terdapat tuli

saraf, maka kita sudah dapat mendiagnosa penyakit meniere. Sebab tidak ada penyakit lain yang

bisa menyebabkan perbaikan dalam tuli saraf, kecuali pada penyakit meniere. Dalam hal yang

meragukan kita dapat membuktikan adanya hydrops dengan tes gliserin. Selain itu tes gliserin ini

berguna untuk menentukan prognosis tindakan operatif pada pembuatan “ shunt “. Bila terdapat

hydrops, maka operasi diduga akan berhasil dengan baik. 1)

III.8.DIAGNOSIS BANDING

1. Tumor nervus akustikus

Vertigo sebagai gejala dini dari meningioma, schwannoma dan lain – lain. Schwannoma

atau neurinoma akustikus mula timbul dengan tuli perspektif unilateral yang progresif. Pada

tahap dini terdapat vertigo. Kalau tumor itu menjalar dan merusak meatus akustikus interna,

maka hemihipestesia fasialis dengan reflek kornea yang menurun atau lenyap dapat detemukan

bersama adanya hemiparesis fasialis ringan akibat terlibatnya nervus trigeminus / ganglkion

gasseri dan nervus facialis. Pemeriksaan kalorik dan audiogram sudah dapat memperlihatkan

kerusakan disusunan vestibularis dan auditorik sesisi. Perjalanan penyakitnya sangat lambat. 9)

2. Labirintitis

Labirintitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Labirintitis bakteri merupakan

komplikasi dari mastoiditis, otitis media atau meningitis. Sedangkan pada labirinitis virus

berkembang dalam perjalanan penyakit parotis epidemika dan rubeola. Pada labirinitis virus daya

pendengaran normal atau sedikit terganggu. Sedangkan pada labirintitis bakteri dijumpai adanya

tuli berat. Demam, sakit kepala dan nyeri di dalam telinga tidak selamanya ada. 9)

3. Neuritis vestibularis

Penyakit ini timbul secara mendadak dengan serangan vertigo berat diiringi mual dan

muntah. Nistagmus spontan menyertai serangan vertigo ini. Komponen cepat mengarah ke sisi

yang normal. Pada tes kalorik ditemukan paresis vestibular unilateral. Tetapi yang membedakan

25

Page 26: meniere disease.docx

dengan penyakit meniere yaitu pada penyakit ini pendengaran tidak terganggu. Dan dengan atau

tanpa pengobatan serangan vertigo dapat hilang sama sekali dalam beberapa minggu atau dengan

gejala sisa berupa vertigo posisional yang berlangsung sejenak dan bangkit sekali – sekali saja.

9)

4. Vertigo posisionil benigna

Vertigo benigna dikenal juga sebagai vertigo barany. Sindrome vestibuler ini paling

umum, dan dijuluki posisional karena vertigonya timbul kalau kepala berputar kekanan atau ke

kiri. Hal ini terjadi jika kepala menoleh ke kanan atau ke kiri dan jika merebahkan badan untuk

berbaring atau berbalik ke samping waktu berbaring. 9)

III.9.PENGOBATAN PENYAKIT MENIERE

Untuk saat ini, belum ada guidelines yang didasarkan dari penelitian. Beberapa terapi dan

obat sangat bermanfaat dalam mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Dengan merubah gaya hidup terbukti dapat mengurangi gejala serta memperbaiki kkualitas

hidup pasien.

Perubahan Gaya Hidup

Pengaturan diet. Pasien yang didiagnosa penyakit meniere menunjukkan perbaikan dengan diet

rendah sodium, dengan membatasi asupan sodium harian sebesar 1000 hingga 2000 mg. diet

rendah sodium dipercaya memiliki efek positif terhadap hemostasis cairan telinga dalam dengan

meningkatkan retensi cairan dan mengurangi hidrops endolimfatik. Mengurangi konsumsi

alcohol dan kafein juga direkomendasikan untuk pengobatan penyakit Meniere. Tujuan dari diet

ini adalah untuk membatasi perpindahan cairan dan elektrolit yang dapat mempengaruhi

keseimbangan telinga dalam.

Selama masa serangan, pasien dianjurkan untuk berbaring pada tempat datar.

Menggerakkan anggota badan sesedikit mungkin, dengan mata terbuka dan melihat suatu fokus

tempat secara tetap. Hal ini dapat membantu untuk mengurangi perasaan berputar. Tetaplah pada

posisi ini sampai serangan vertigo hilang, kemudian bangun secara perlahan – lahan. Setelah

serangan pasien merasa sangat kelelahan dan butuh tidur untuk beberapa jam. 3)

Jika perasaan mual dan berputar tetap muncul dalam jangka waktu lebih dari 24 jam, maka yang

dilakukan pertama adalah pemberian obat – obat simtomatik, seperti sedative, dan bila terdapat

26

Page 27: meniere disease.docx

mual dapat diberikan anti muntah. Setelah diagnosis telah ditemukan, baru diobati penyebabnya.

1)

Untuk mengurangi tekanan hydrops endolimfa, maka diberikan obat – obatan vasodilator.

Tekanan endolimfa juga dapat dikurangi dengan cara disalurkan ketempat lain dengan jalan

operasi, yaitu dengan membuat shunt. 1)

Untuk memperkuat saraf pada penyakit meniere, dapat diberikan obat- obatan neurotonik

dan obat – obatan anti iskemik. 1)

Rehabilitasi penting diberikan, sebab dengan melatih system vestibuler, terapi ini sangat

menolong. Kadang – kadang vertigo dapat diatasi dengan latihan teratur dan baik. Orang – orang

yang kerena profesinya menderita vertigo servikal dapat diatasi dengan latihan yang intensif,

sehingga gejala yang timbul tidak lagi menggangu pekerjaan sehari – harinya. Misalnya pada

pilot, pemain sirkus, dan olahragawan. 1)

Obat – obat yang sering digunakan selama serangan berlangsung :

1. Diuretik

· Triamterine

Harus diberikan secara kombinasi dengan asam folat pada wanita hamil, karena

triamterine bersifat sebagai antagonis folat. Pemakaian dalam jangka panjang dapat

menyebakan batu ginjal. 3)

· Amiloride

· Acetazolamide

· Furosemide

Furosemide dapat diberikan bila terdapat alergi pada pemakaian obat – obat di atas.

Dosis yang digunakan dalam pemakaian obat ini harus kecil, karena obat ini sedikit

bersifat ototoksik. 3)

2. Obat supresi vestibular

· Klonazepam, diberikan 0,5 mg 2 kali sehari / sebanyak yang dibutuhkan

· Lorazepam, diberikan 0,5 mg 2 kali sehari / sebanyak yang dibutuhkan

· Diazepam, diberikam 2 mg 2 kali sehari / sebanyak yang dibutuhkan

· Meclizine, diberikan 12,5 -25 mg 3-4 kali sehari

3. Kalsium chanel bloker

· Verapamil, berikan 120 -240 mg sehari

27

Page 28: meniere disease.docx

· Nimodipine

· Flunarizine

4. Steroid

· Dexamethasone

· Prednisone

· methylprednisolon

5. Imunosupresan

· methotrexate

· Steroid

· Enbrel

Penatalaksanaan

Ketika diagnosis penyakit Meniere ditegakkan, pengobatan secara langsung perlu dilakukan

untuk menghentikan atau mengurangi frekuensi dan beratnya serangan.

a. Medikamentosa2,6,8,10,11,13

• Terapi profilaksis

1. Vasodilator (as. Nikotinat): terdapat teori bahwa hidrops endolimfatik disebabkan oleh gangguan

fungsi autonom yang menyebabkan spasme arteriola yang memperdarahi telinga dalam.

2. Antikolinergik (probantin): terdapat teori bahwa hidrops endolimfatik penyebabnya adalah

disfungsi susunan saraf autonom pada telinga dalam.

3. Penggunaan hormon tiroid : terdapat teori bahwa hipotiridisme ringan penyebab hidrops

endolimfatik.

4. Pantang makanan : oleh karena kadang-kadang alergi makanan tertentu dibuktikan tuencetuskan

serangan vertigo.

5. Diuretik (furosemid, hicfroklortiazid), diet rendah garam : membatasi asupan garam dan

membantu tubuh mengurangi retensi cairan sebingga akumulasi cairan pada telinga dalam dapat

berkurang dan mengurangi tekanan berlebihan pada ujung saraf pendengaran dan keseimbangan.

6. Kebiasaan hidup merokok harus segera dihentikan karena dapat menahan dan mengurangi aliran

darah ke pembuluh vena kecil yang memelihara ujung saraf telinga dalam. Kafein yang terdapat

pada kopi atau teh dan coklat harus dihindari karena dapat merangsang ujung saraf secara

berlebihan. Biasakanlah berolahraga seperti jalan kaki karena akan merangsang sirkulasi dan

membantu aliran darah.

28

Page 29: meniere disease.docx

• Terapi simptomatik

1. Sedativa (diazepam) : mendepresi fungsi vestibular dan pasien dapat rileks sehingga menurunkan

frekuensi serangan vertigo.

2. Antiemetik (proklorperazine)

3. Antivertigo (dimenhidrinat, prometazine)

4. Istirahat dan berbaring dalam posisi yang meringankan keluhan. Fisioterapi dan rehabilitasi dapat

melatih sistem vestibuler sehingga dengan latihan yang baik dan teratur dapat menolong pasien.

III.10.MANAJEMEN OPERASI PADA PENYAKIT MENIERE

Meskipun etiologi dari penyakit meniere belum diketahui secara pasti, penemuan

histopatologi berupa hydrops pada saluran endilomfe ditemukan secara konsisten. Hydrops

diduga berasal dari proses rusaknya fungsi resorpsi dari sacus endolimfatikus. 4)

Pada beberapa pasien, penyakit meniere tidak dapat diobati hanya dengan medikantosa,

dan pembedahan harus dipertimbangkan. 4)

Beberapa kriteria pasti untuk pembedahan harus dibuat. Pendengaran harus baik pada

telinga yang berlawanan dan tidak ditemukan ataksia. Harus ada data – data objektif dari

penyakit telinga dalam unilateral, meliputi hilang pendengaran sensorineural, biasanya lebih

berat pada frekuensi rendah. Pada pemeriksaan ENG menunjukkan penurunan respon

vestibularis di telinga yang bergejala pada 50 % kasus, dan kadang – kadang terdapat

peningkatan potensial akhir pada elektrocochleograf. Harus ada fungsi keseimbangan yang baik

dan tidak ada gejala penyakit menyertai yang berat, seperti disabilitas. Pembedahan

dikontraindikasikan pada penyakit meniere dengan telinga pendengaran satu – satunya, dan pada

penyakit meniere yang menyerang telinga bilateral. 5)

Penting untuk diketahui, bahwa pembedahan yang ideal sebisa mungkin harus seminimal

mungkin untuk melakukan teknik – teknik infasif. Membutuhkan tidak lebih dari anastesi lokal,

diyakini bisa menyebabkan penurunan respon vestibular yang menyeluruh, dan memelihara

pendengaran dengan meminimalkan angka kesakitan pasien. 5)

Teknik – teknik pembedahan pada penyakit meniere :

1. Dekompresi sakus endolimfatikus (pykt mnr

29

Page 30: meniere disease.docx

Untuk mempertahankan pendengaran pada telinga yang mengalami gangguan.

Tindakan ini dapat mencegah berlanjutnya penyakit dan mengatasi serangan vertigo

tapi dapat menyebabkan kerusakan pendengaran. Bila sakus yang mendrainase cairan

dari telinga dalam diikat, maka akan dapat menyebabkan perubahan jumlah cairan

sehingga dapat sebanding. Operasi ini dilakukan dengan membuat insisi disamping

telinga dan meliputi tulang mastoid. Operasi ini memakan waktu kira-kira satu jam.

2. Perfusi telinga dalam dengan gentamicin

Prosedur pengobatan bedah ini adalah yang paling tidak invasive pada pengobatan

penyakit meniere. Tujuan prosedur operasi adalah untuk mengobati telinga yang

bergejala dengan obat vestibulotoksik untuk menghasilkan deficit vestibular

menyeluruh selama meminimalisasi hilang pendengaran. Keuntungan dari pemberian

obat secara langsung pada telinga dalam adalah :

· Penyakit telinga diobati secara langsung tanpa mempengaruhi fungsi sistemik tubuh

· Mencegah efek samping sistemik

· Konsentrasi tinggi obat pada pengobatan telinga dalam dapat diperoleh

Hal – hal yang diperlukan pada prosedur meliputi anastesi telinga dengan suntikan,

yang setelahnya dilanjutkan dengan myringotomy vertical lewat membran timpani.

Telinga tengah diamati dengan endoskopi untuk menentukan apakah ada obstruksi

membrane diatas kokhlea. Jika terdapat membrane maka harus diambil terlebih

dahulu. Tabung ventilasi dimasukkan kedalam tympanostomy, dan obat dimasukkan

lewat tabung ventilasi kedalam kokhlea sampai terdapat tahanan. 5)

Tujuan pengobatan ini adalah untuk memperoleh penurunan 100% dari respon

vestibuler terhadap tes kalori ENG tes tanpa menyebabkan hilangnya pendengaran.

Lama pengobatan biasanya 2 – 3 minggu. Selama masa pengobatan, jika fungsi

pendengaran menurun, sedangkan fungsi keseimbangan masih ada, pengobatan

dihentikan selama 1 minggu dan steroid direkomendasikan untuk menyelamatkan

pendengaran. Kemudian pasien dievaluasi ulang satu minggu kemudian, dan terapi

diteruskan bila terdapat peningkatan pendengaran. Jika penurunan fungsi vestibularis

terhadap tes kalori telah mencapai 100%, maka pengobatan dapat dihentikan. 5)

3. Vestibular Neurectomy

30

Page 31: meniere disease.docx

Jika keluhan vertigo tetap muncul pada penyakit meniere unilateral, walaupun telah

dijalankan satu atau lebih tindakan dengan perfusi gentamicin pada telinga dalam,

maka dapat dipilih alternative proses pembedahan yang lain. Untuk pendengaran

yang lebih dari 80 dB dan memiliki lebih dari 20% dalam proses pengenalan kata –

kata, pilihan prosedur operasi adalah mikrosurgeri neurektomi vestibularis fosa

posterior. Yang secara umum memungkinkan untuk memelihara pendengaran. 5)

Pertama kali digambarkan dengan metode retrolabirin pada tahun 1979, kombinasi

retrolabirin dengan retrosigmoid vestibular neurektomi adalah suatu evolusi teknik

dan metode yang disukai. Pada prosedur ini, setelah insisi kulit post auricula dibuat,

dilakukan sedikit mastoidektomi, dan sinus venosus lateralis dikerangkakan dalam

jalannya menuju mastoid. Fosa posterior di tembus lewat insisi dural yang dibuat di

belakang sinus venosus lateralis. Setelah cairan spinal dilepaskan dan arachnoid

terbuka, maka nervus vestibulocochlearis dapat terlihat lewat sudut cerebellopontine.

Pada nervus ini, terdapat celah diantara nervus cochlearis dan nervus vestibularis.

Ahli bedah harus menggunakan alat pembesar dengan resolusi tinggi untuk melihat

pembagian antara kedua nervus itu. Nervus vestibularis biasanya terdapat pada fosa

posterior. Kadang – kadang pembagian tidak dapat diidentifikasi, dan bibir posterior

dari kanalis auditorius internus harus dibor untuk lebih melihat celah antara nervus

vestibularis dan nervus cochlearis. 5)

Penting untuk diketahui, bahwa kebanyakan pasien dengan vestibular neurectomy

mempunyai kehilangan pendengaran yang signifikan sebelum proses pembedahan.

Dan sangat sedikit komplain yang didapatkan untuk kasus kehilangan pendengaran

yang muncul paska operasi. Secara umum pasien merasa senang terbebas dari gejala

vertigo. Tinitus dan tekanan yang terus menerus tidak menjadi masalah utama, dan

kebanyakan pasien dapat menjalani hidup dengan normal.

Secara umum, fossa posterior vestibular neurectomy relatif aman dan mempunyai

prosedur yang efektif baik. Secara pengalaman pembedahan didapatkan tingkat

keberhasilan yang tinggi (93%) dalam mengobati serangan vertigo. 5)

4. Labyrinthectomy

Ketika pendengaran kurang dari 80 dB atau kurang dari 20% skore pengenalan kata,

labyrinthectomy dengan atau tanpa transcochlear cochleovestibular neurectomy di

31

Page 32: meniere disease.docx

rekomendasikan. Prosedur ini dilakukan lewat kanalis auricularis dan mengorbankan

fungsi pendengaran. Setelah flap timpanomeatal diangkat melalui kanalis auricularis,

labyrinthectomy yang meliputi pengeboran promontorium dan pembukaan menbran

basalis dari kokhlea. Kemudian neuroepitelium dari labyrinth diangkat dengan sudut

yang tepat. Berhubungan kadang – kadang pengontrolan vertigo gagal dengan

labirinthectomy sendirian, maka transcochlear cochleovestibulari neurectomy

ditambahkan pada prosedur operasi untuk meningkatkan keberhasilan. Teknik ini

cepat dan merupakan standar emas pembedahan penyakit meniere. Memiliki tingkat

penyembuhan sebanyak 88% dari seluruh kasus. Hampir pada 70% pasien, prosedur

ini mampu mengurangi tinitus, tekanan, dan rasa penuh ditelinga. Teknik ini terbukti

aman, dengan insiden komplikasi yang rendah, hal ini dibuktikan dengan tidak

adanya kasus paralisis fasialis setelah pembedahan. 5) Setelah pembedahan sering

timbul vertigo berat selama 1-2 hari, hal ini dapat diatasi dengan obat. Sesudah

seminggu, pasien merasakan periode keseimbangan tanpa vertigo. Telinga sebelahnya

mengambil alih fungsi keseimbangan dan melakukan kontrol sepenuhnya Semakin

aktif individu sesudah operasi, semakin cepat pemulihan fungsi keseimbangan.

5. Chemical labirintektomi

Telah dikenal lebih 40 tahun bahwa streptomisin toksik untuk nervus keseimbangan.

Informasi ini digunakan untuk meneliti pemberian dosis kecil streptomisin (yang

terbaru gentamisin) langsung ke dalam telinga. Tujuan terapi ini untuk stabilisasi atau

merusak sebagian nervus keseimbangan. Pada kasus Meniere mempengaruhi kedua

telinga secara bersamaan, pemberian secara intramuskular dapat mengobati serangan

vertigo dan pendengaran.

6. Vestibular neurektomi

Jika kemampuan pendengaran masih ada, vestibular neurektomi dapat menjadi

pilihan operasi yang dapat mengobati vertigo dan memperbaiki pendengaran.

Vestibular neurektomi meliputi pemotongan tertentu nervus keseimbangan yang

keluar dari otak pada bagian pendengaran dan nervus ini tetap dijaga. 90-95% dari

vestibular neurektomi dapat mengobati vertigo.

32

Page 33: meniere disease.docx

Prognosis

Pada beberapa pasien bisa pulih setelah serangan pertama dan selanjutnya bebas dan gejala-

gejala. Bagaimanapun ada beberapa pasien pada kasus ini tidak dapat sembuh sempurna.

Kebanyakan dibutuhkan pengobatan secara pembedahan sebelum timbul gelala berikutnya. Kira-

kira 5-10% pasien memerlukan pembedahan yang berulang untuk vertigo yang berat.2,5,13

KESIMPULAN

Penyakit Meniere adalah gangguan komplek yang secara signifikan dapat mempengaruhi

kualitas hidup seseorang. Penyebab pasti atau patofisiologi yang mendasari peyakit Meniere

telah dipahami, beberapa teori telah diteliti dan berkontribusi pada pemilihan terapi. Klinisi dapat

menentukan diagnosis berdasarkan anamnesis yang lengkap dan penilaian komprehensif dari

gejala vertigo berulang, tinnitus, penurunan pendengaran, dan mungkin juga perasaan penuh

pada telinga. Dalam menegakkan diagnosis dari penyakit Meniere perlu mengesampingkan

adanya penyebab lain dari vertigo.

Perubahan gaya hidup dengan cara pengaturan asupan sodium, kafein, dan alcohol juga

mengurangi stress dianjurkan untuk pasien dengan penyakit Meniere. Obat-obatan seperti anti

emetic, anti kolinergik, anti histamine, benzodiazepine dan diuretic sedang dapat dipakai untuk

mengurangi symptom akut dan kronik.

Pasien yang tidak respon dengan terapi konservatif disarankan untuk berobat pada dokter

spesialis THT-KL agar dapat dilakukan pengobatan intratimpanic atau intervensi pembedahan.

cme

33