menanti perhatian untuk pekerja migran

2
Pendukung Gita: Lindungi Buruh Migran Indonesia Mereka disebut pahlawan devisa. Bagaimana tidak, jumlah mereka kurang dari satu persen total penduduk Indonesia. Akan tetapi triliunan rupiah masuk ke dalam negeri setiap tahunnya sebagai buah jerih payah mereka di negeri orang. Mereka adalah para pekerja migran atau yang lebih lazim disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Data Migrant Care menunjukkan jumlah TKI saat ini mencapai 6,5 juta orang. Data tahun 2013 menunjukkan, hingga Oktober kontribusi TKI melalui remitansi atau pengiriman uang ke dalam negeri bernilai tak kurang dari 7,3 triliun, suatu nilai yang fantastis. Sayangnya, sumbangsih besar dan gelar pahlawan yang disematkan belum sepadan dengan apresiasi yang mereka terima. Masalah perlindungan bagi para pekerja migrant Indonesia masih menjadi persoalan serius. Persoalan tersebut mencakup aspek-aspek yang sangat luas, mulai dari proses pemberangkatan, status pekerjaan dan keberadaan mereka di luar negeri hingga saat kepulangan dan menjadi purna-TKI. Persoalan legalitas status sebagai pekerja migran menjadi persoalan lain, baik lantaran permainan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS), menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking), hingga masuk negara lain secara ilegal. Situasi ini menjadi keprihatinan Gita Indonesia sebagai organ advokasi akar rumput yang mendukung pencapresan Gita Wirjawan sebagai capres RI 2014. Gita Wirjawan adalah peserta konvensi capres Partai Demokrat yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI dan Ketua Umum DPP Barindo. Untuk itu, Gita Indonesia yang dideklarasikan di Yogyakarta oleh sejumlah komunitas kreatif pada medio November 2013 lalu menggagas berbagai kegiatan berbasis komunitas yang tujuannya adalah mengadvokasi kepentingan-kepentingan warga, mencari solusi sembari mensosialisasikan figur dan pemikiran Gita Wirjawan.

Upload: imanuel-more

Post on 28-Mar-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Gita Indonesia menilai perhatian yang lebih besar perlu diberikan kepada para pekerja migran (TKI/TKW). Selain sebagai warga Negara, mereka telah berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kontribusi devisa yang mencapai nilai triliunan rupiah per tahun. BNP2TKI, Kementerian Tenaga Kerja, Imigrasi PPTKIS, menjadi pihak-pihak yang perlu memperluas upaya perlindungan terhadap para pekerja atau buruh migran.

TRANSCRIPT

Page 1: Menanti Perhatian untuk Pekerja Migran

Pendukung Gita: Lindungi Buruh Migran Indonesia Mereka disebut pahlawan devisa. Bagaimana tidak, jumlah mereka kurang dari satu persen total penduduk Indonesia. Akan tetapi triliunan rupiah masuk ke dalam negeri setiap tahunnya sebagai buah  jerih payah mereka di negeri orang.

Mereka adalah para pekerja migran atau yang lebih lazim disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Data Migrant Care menunjukkan jumlah TKI saat ini mencapai 6,5 juta orang. Data tahun 2013 menunjukkan, hingga Oktober kontribusi TKI melalui remitansi atau pengiriman uang ke dalam negeri bernilai tak kurang dari 7,3 triliun, suatu nilai yang fantastis.

Sayangnya, sumbangsih besar dan gelar pahlawan yang disematkan belum sepadan dengan apresiasi yang mereka terima. Masalah perlindungan bagi para pekerja migrant Indonesia masih menjadi persoalan serius. Persoalan tersebut mencakup aspek-aspek yang sangat luas, mulai dari proses pemberangkatan, status pekerjaan dan keberadaan mereka di luar negeri hingga saat kepulangan dan menjadi purna-TKI.

Persoalan legalitas status sebagai pekerja migran menjadi persoalan lain, baik lantaran permainan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS), menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking), hingga masuk negara lain secara ilegal.

Situasi ini menjadi keprihatinan Gita Indonesia sebagai organ advokasi akar rumput yang mendukung pencapresan Gita Wirjawan sebagai capres RI 2014. Gita Wirjawan adalah peserta konvensi capres Partai Demokrat yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI dan Ketua Umum DPP Barindo.

Untuk itu, Gita Indonesia yang dideklarasikan di Yogyakarta oleh sejumlah komunitas kreatif pada medio November 2013 lalu menggagas berbagai kegiatan berbasis komunitas yang tujuannya adalah mengadvokasi kepentingan-kepentingan warga, mencari solusi sembari mensosialisasikan figur dan pemikiran Gita Wirjawan. Salah satu hal yang menjadi sorotan Gita Indonesia adalah persoalan pekerja migran atau TKI.

Persoalan ini diangkat Gita Indonesia sebagai topik khusus dalam diskusi yang digelar di Balai Desa Balearjo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jumat (20/12/2013) siang. Tema yang dipilih adalah "Memperjuangkan Perlindungan dan Legalitas Buruh Migran". Diskusi ini menghadirkan dua narasumber, yakni Haris El-Mahdi (akademisi Unibraw) dan Mutmainah (Ketua Paguyuban Jinggo Putri). Selain itu, diskusi ini dihadiri oleh para calon tenaga kerja wanita (TKW) dan mantan TKW yang membagi kisah dan pengalaman sebagai pekerja migran.

Page 2: Menanti Perhatian untuk Pekerja Migran

Dalam diskusi tersebut Haris menyoroti masalah pendampingan atau advokasi bagi TKI. "Sekian puluh tahun tidak ada infrastuktur disiapkan untuk mendampingi dan membekali TKI secara baik, " ungkap Haris. Sementara itu, Juru Bicara Gita Indonesia, Intan Selni menjelaskan, serial diskusi ini merupakan upaya Gita Indonesia untuk mengangkat persoalan-persoalan lokal ke level nasional. "Desa Balearjo merupakan salah satu wilayah penyumbang TKI terbesar dari Kabupaten Malang. Karena itu warga Balearjo merupakan pemangku kepentingan perlindungan dan perhatian pemerintah pada TKI," kata Selni.

Selni menyatakan acara ini juga berkaitan dengan peringatan Hari Buruh Migran Sedunia yang diperingati setiap tanggal 18 Desember. Kegiatan di Malang merupakan bagian dari serial tur diskusi lintas Nusantara yang digelar Gita Indonesia. Malang menjadi kota ketiga, setelah sebelumnya tur Gita Indonesia menyinggahi Yogyakarta dan Palangkaraya.