makalah pips

25
2.1. Fluida Kerja Geotermal dan Pemanfaatannya Pada PLTP Fluida kerja geothermal diproduksi di dalam suatu reservoir yang terperangkap di dalam perut bumi. Kualitas dari fluida kerja panas bumi bergantung dari kualitas reservoir itu sendiri. Reservoir sebagai penghasil fluida kerja panas bumi diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu : 1. Entalpi rendah, mempunyai batas suhu <125 o C dengan rapat daya spekulatif 10 MW/km2 dan konversi energi 10%. 2. Entalpi sedang, mempunyai kisaran suhu antara 125 o C hingga 225 o C dengan rapat daya spekulatif 12,5 MW/km2 dan konversi energi 10%. 3. Entalpi tinggi, mempunyai batas suhu >225 o C dengan rapat daya spekulatif 15 MW/km2 dan konversi energi 15%. [6] Fluida kerja yang dihasilkan dari reservoir panas bumi tentu tidak hanya terdiri dari satu atau dua zat atau unsur saja, kandungan berbagai unsur yang berada dalam perut bumi akan ikut terbawa hingga ke permukaan sumur produksi. Beberapa diantaranya adalah Chlorida (Cl), Silika (SiO 2 ), Sodium (Na), Potasium (K), Calcium (Ca), dan komponen gas meliputi H 2 S dan CO 2 . Karakteristik reservoir yang berbeda di seluruh dunia menyebabkan potensi fluida kerja yang dihasilkan juga akan berbeda, tergantung dari parameter-parameter yang telah dijelaskan sebelumnya. Secara umum, pemanfaatan fluida kerja geothermal diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu untuk pemanfaatan suhu tinggi (high-temperature applications) dan pemanfaatan suhu rendah (low- temperature applications). Untuk temperature rendah, fluida panas bumi

Upload: fajar-muhammad

Post on 15-Feb-2016

243 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hgdgjfkhh

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pips

2.1. Fluida Kerja Geotermal dan Pemanfaatannya Pada PLTP

Fluida kerja geothermal diproduksi di dalam suatu reservoir yang terperangkap di dalam

perut bumi. Kualitas dari fluida kerja panas bumi bergantung dari kualitas reservoir itu sendiri.

Reservoir sebagai penghasil fluida kerja panas bumi diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :

1. Entalpi rendah, mempunyai batas suhu <125oC dengan rapat daya spekulatif 10 MW/km2

dan konversi energi 10%.

2. Entalpi sedang, mempunyai kisaran suhu antara 125oC hingga 225oC dengan rapat daya

spekulatif 12,5 MW/km2 dan konversi energi 10%.

3. Entalpi tinggi, mempunyai batas suhu >225oC dengan rapat daya spekulatif 15 MW/km2

dan konversi energi 15%.[6]

Fluida kerja yang dihasilkan dari reservoir panas bumi tentu tidak hanya terdiri dari satu atau dua

zat atau unsur saja, kandungan berbagai unsur yang berada dalam perut bumi akan ikut terbawa

hingga ke permukaan sumur produksi. Beberapa diantaranya adalah Chlorida (Cl), Silika (SiO2),

Sodium (Na), Potasium (K), Calcium (Ca), dan komponen gas meliputi H2S dan CO2.

Karakteristik reservoir yang berbeda di seluruh dunia menyebabkan potensi fluida kerja yang

dihasilkan juga akan berbeda, tergantung dari parameter-parameter yang telah dijelaskan

sebelumnya. Secara umum, pemanfaatan fluida kerja geothermal diklasifikasikan menjadi dua

jenis yaitu untuk pemanfaatan suhu tinggi (high-temperature applications) dan pemanfaatan

suhu rendah (low-temperature applications). Untuk temperature rendah, fluida panas bumi dapat

dimanfaatkan untuk akuakultur (20°C), pemanas greenhouse (90°C), pengering bahan organik

seperti rumput laut dan sayuran (100°C), distilasi (120°C), dll.pemanfaatan high-temperature

applications dapat digunakan sebagai penghasil daya (180°C-200°C), dan pembangkit listrik

(200°C-230°C).

Sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi pada dasarnya memanfaatkan fluida kerja

panas bumi sebagai energi penggeraknya. Dalam pemanfaatannya sebagai pembangkit listrik,

fluida kerja panas bumi diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu fluida kerja satu fasa dan fluida

kerja dua fasa atau fasa campuran. Fluida kerja satu fasa terdiri dari hanya fasa air saja atau fasa

uap saja, sedangkan fluida kerja dua fasa yaitu terdiri dari campuran fasa air dan uap, baik

dengan dominasi air (water dominated system) ataupun dominasi uap (vapor dominated system).

Page 2: Makalah Pips

Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan reservoir dengan

fluida kerja satu fasa yaitu dengan metode flashing, double-flashing, dan dry-steam.

2.1.1. Fluida Kerja Fasa Air

Dalam suatu reservoir panas bumi, jika temperaturnya lebih rendah dari temperatur saturasi

atau temperatur titik didih air pada tekanan reservoir tersebut, maka fluida yang dihasilkan hanya

terdiri dari satu fasa saja, yaitu fasa air.[7] Fluida yang keluar dari sumur produksi berupa air

panas bertekanan tinggi, atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan fluida ini diperlukan

suatu perlakuan untuk merubah fasa cair tersebut menjadi uap sebagai fluida kerja. Metode yang

dapat digunakan untuk proses penguapan tersebut yaitu metode flashing dan double-flashing,

keduanya merupakan metode penguapan dengan mengubah parameter fluida, tergantung dari

bagaimana karakteristik fluida yang dihasilkan oleh reservoir.

a. Metode Flashing

Fluida kerja satu fasa baik itu fasa air ataupun fasa uap tentu akan mendapatkan

perlakuan yang berbeda dalam siklusnya. Jika diambil contoh kasus, untuk fluida kerja

dengan fasa air perlu dilakukan perubahan nilai parameter agar didapatkan kualitas uap yang

baik, karena fluida yang keluar dari reservoir dengan komposisi air yang tinggi dapat

mengakibatkan kerusakan pada komponen turbin sehingga kinerja pembangkit menjadi

rendah. Dalam proses perubahan fasa dari fluida kerja panas bumi dapat digunakan metode

flashing

Flashing adalah sistem yang paling banyak digunakan oleh reservoir panas bumi yang

menghasilkan fluida dengan fasa air. Proses ini terjadi diantara reservoir dan separator dimana

fluida panas bumi mengalami penurunan tekanan dan temperatur secara drastis yang

mengakibatkan pengembunan sehingga terjadi perubahan fasa cair menjadi uap. Proses ini

menggunakan komponen throttle valve yang merupakan suatu katup pada pipa untuk

mengatur tekanan fluida.

Page 3: Makalah Pips

Throttling valve

b. Double-Flashing

Alas an double flashing

Metode double-flashing merupakan perbaikan dari metode single-flashing guna

menghasilkan efisiensi pembangkit yang lebih tinggi hingga 15%-25%. Metode ini jelas

lebih kompleks dari single-flashing karena menggunakan dua proses pemisahan fluida

yaitu pada separator dan flasher dan digunakan komposisi dua turbin yaitu pada tekanan

tinggi (high pressure) dan pada tekanan rendah (low pressure)

2.1.2. Fluida Kerja Fasa Uap

Reservoir panas bumi yang memiliki temperatur lebih tinggi dari temperatur saturasi atau

temperatur titik didih air pada tekanan reservoir tersebut, maka fluida yang terbentuk adalah fasa

uap saja. Pada kondisi tersebut, uap disebut sebagai superheated steam. Fluida dengan fasa uap

jenuh atau disebut dry-steam merupakan fluida dengan kualitas uap yang baik karena tidak

terdapat kandungan airnya dan dapat langsung dimanfaatkan untuk ekspansi pada turbin. Dry-

steam merupakan jenis fluida panas bumi yang pertama kali digunakan sebagai fluida kerja

pembangkit listrik. Reservoir penghasil fluida ini jumlahnya terbatas di seluruh dunia, beberapa

diantaranya terdapat di Jepang (Matsukawa), Indonesia (Kamojang), New Zealand (Poihipi

Road), dan Amerika (Utah). Namun, untuk memanfaatkan fluida panas bumi uap kering

dibutuhkan beberapa syarat tertentu antara lain: uap memiliki suhu yang relatif tinggi (>230°C),

memiliki tekanan uap yang cukup besar (>3,5 atm), memiliki volume uap yang cukup banyak

(10 ton/jam), letak reservoir tidak terlalu dalam (maksimal 2,5 KM), dan fluida tidak bersifat

korosif. Fluida jenis dry-steam ini memiliki komponen yang lebih sederhana karena tidak

membutuhkan pemisahan fasa uap dan air pada siklusnya, hanya dibutuhkan separator sebagai

pemisah uap dengan partikel yang ikut terbawa dari sumber panas bumi.

Page 4: Makalah Pips

2.1.3. Fluida Kerja Dua Fasa

Fluida dua fasa adalah fluida yang fasanya tidak terdiri dari substansi kimia yang sama.

Sebagai contoh, fasa uap air (H2O)gas – air (H2O)liquid adalah fluida dua fasa.[5] Dalam konteks

geotermal fluida dua fasa terdiri dari dua jenis, yaitu fluida dengan dominasi uap atau vapor

dominated dan fluida dengan dominasi air atau water dominated.

Sistem dominasi uap atau vapor dominated system adalah jenis sistem pembangkit listrik

tenaga panas bumi dimana sumur produksinya menghasilkan uap. Pada reservoir dengan sistem

ini terdapat rongga-rongga yang berisi uap panas. Berdasarkan perubahan fasa dan suhunya,

sistem dominasi uap dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Sistem dominasi uap : Air berubah fasa seluruhnya menjadi uap. Suhu yang dibutuhkan

>500˚C(posisinya dimana?). Energi panasbumi sistem uap kering umumnya ditemukan di

daerah intrusi magma yang sumber panasnya dangkal, dimana sirkulasi aliran air di dalam batuan

dalam kondisi uap kering dan perpindahan panasnya berbentuk aliran uap kering. Dari hasil analisis

kimia, sistem panas bumi ini menunjukan kandungan khlorida dan derajat keasaman yang rendah

serta mempunyai temperature permukaan antara 200°C sampai 240°C pada tekanan 35 kg/cm2 dan

entalpi sebesar 669,7 kal/grm

2. Sistem dominasi uap basah : pada sistem ini terjadi penurunan panas dan air bergerak

ke permukaan. Suhu yang dibutuhkan minimal 100°

2.2. Siklus Termodinamika

Dalam menganalisis sistem, kerja dan konsep energi yang terjadi pada sebuah pembangkit

listrik tenaga panas bumi digunakan siklus termodinamika. Siklus termodinamika

menggambarkan suatu pembangkit pada satu keadaan atau titik awal dan berubah pada keadaan

lain hingga akhirnya kembali lagi pada keadaan awal. Pemahaman dan analisis berdasarkan

siklus termodinamika sangatlah penting dalam sebuah pembangkit listrik, selain untuk

mempertahankan kualitas pembangkit, kita dapat meningkatkatkan efisiensi pembangkit dengan

meninjaunya dari siklus termodinamika. Siklus termodinamika juga didasari oleh hukum

Page 5: Makalah Pips

termodinamika, sehingga pemahaman mengenai hukum-hukum termodinamika juga menjadi

sangat penting.

SIKLUS RANKIN IDEAL

Siklus rankin atau rankine cycle adalah siklus ideal yang mendasari siklus kerja dari suatu

pembangkit listrik dengan daya uap. Siklus rankin memiliki prinsip perubahan fasa selama

proses siklus terutama terjadi pada saat evaporasi dan kondensasi. Transfer panas selama siklus

ini berlangsung terjadi secara isotermal. Siklus rankin ideal digambarkan dalam diagram T-s

pada gambar dibawah ini.

Diagram T-s siklus rankin

Siklus rankin ideal terdiri dari 4 tahapan proses :

1-2 Kompresi isentropik dengan pompa.

2-3 Penambahan panas dalam boiler secara isobar.

3-4 Ekspansi isentropik pada turbin.

4-1 Pelepasan panas pada kondenser secara isobar dan isotermal.

Pada siklus ini terjadi beberapa proses, pertama air masuk menuju pompa pada keadaan 1

dan terjadi kompresi hingga keadaan 2. Fluida yang mengalir melalui pompa kemudian menuju

boiler dan terjadi perubahan fasa cair menjadi uap pada keadaan 3. Pada boiler terjadi transfer

panas yang berasal dari bahan bakar yang menyebabkan fluida cair menguap dengan tekanan

operasi boiler. Uap superheated yang dihasilkan pada keadaan 3 memasuki turbin dan terjadi

ekspansi hingga menghasilkan kerja.

W t

m=h1−h2

Page 6: Makalah Pips

Efisiensi pembangkit dengan siklus rankin dideskripsikan oleh bwr (back work ratio), yang

merupakan rasio kerja pompa dengan kerja pada turbin, sehingga dapat dituliskan,

bwr=W p/mW t/m

=(h4−h3)(h1−h2)

2.2.1. Single-Flash Power Plant

Sistem single-flash menunjukkan bahwa geofluida telah mengalami proses flashing

tunggal, yaitu, proses transisi dari cairan bertekanan ke campuran cair dan uap, sebagai akibat

dari penurunan tekanan geofluida di bawah tekanan saturasi sesuai dengan temperatur fluida.

Proses flash dapat terjadi di beberapa tempat: (1) di reservoir sebagai fluida yang mengalir

melalui pembentukan permeabel yang disertai penurunan tekanan; (2) di sumur produksi dari

titik masuk ke kepala sumur sebagai akibat hilangnya tekanan akibat gesekan dan gravitasi; atau

(3) di inlet ke pemisah siklon sebagai hasil dari proses throttling disebabkan oleh control valve

atau pelat orifice.

Skema

pembangkit listrik tenaga panas bumi sistem

single-flash

Page 7: Makalah Pips

Diagram siklus single-flash

Urutan proses dimulai dengan fluida kerja di bawah tekanan pada keadaan 1, dekat dengan

kurva saturasi. Proses flashing dimodelkan pada entalpi konstan, yaitu proses isenthalpic, karena

terjadi secara steady, spontan, adiabatik, dan tanpa keterlibatan kerja. Kita juga mengabaikan

setiap perubahan energi kinetik atau energi potensial fluida. Jadi, kita dapat menulis

h1=h2

Proses pemisahan diilustrasikan pada keadaan isobarik, setelah terjadi flashing. Faktor

kualitas x, dari Campuran yang terbentuk setelah flashing, keadaan 2, dapat dirumuskan

x2=h2−h3

h4−h3

dengan menggunakan aturan termodinamika. Hal ini membuat fraksi massa uap campuran dan

jumlah uap yang masuk ke turbin per unit massa mengalir ke separator.

Kerja yang dihasilkan oleh turbin per satuan massa uap yang mengalir diberikan oleh

W t=h4−h5

dengan asumsi tidak ada heat loss dari turbin dan mengabaikan perubahan kinetik dan energi

potensial fluida yang masuk dan meninggalkan turbin. Kerja maksimum yang dapat dihasilkan

Page 8: Makalah Pips

jika turbin beroperasi secara adiabatik dan reversibel, yaitu pada entropi konstan atau

isentropically. Proses yang ditunjukkan gambar, dari 4-5s adalah proses ideal. Kita dapat

mendefinisikan efisiensi turbin isentropik, ηt, sebagai rasio kerja yang sebenarnya per kerja

isentropik, yaitu,

ηt=h4−h5

h4−h5 s

Daya yang dihasilkan turbin adalah sebesar

W t=ms W t=x2mtotal W t

Persamaan diatas merupakan daya mekanik kotor dari turbin. Daya listrik kotor akan sama

dengan daya turbin dikalikan dengan efisiensi generator :

W e=ηg W t

Semua daya tambahan untuk pembangkit harus dikurangi untuk mendapatkan daya bersih.

Beban tersebut mencakup semua pompa listrik, menara pendingin, dan pencahayaan pembangkit.

Efisiensi isentropik dari turbin dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung selama proses

ekspansi; semakin tinggi kelembaban, semakin rendah efisiensi. Efek ini dapat diukur dengan

menggunakan apa yang disebut aturan Baumann yang mengatakan bahwa rata-rata kelembaban

1% menyebabkan sekitar penurunan 1% efisiensi turbin. Selama turbin panas bumi beroperasi di

wilayah basah, kita harus memperhitungkan degradasi kinerja. Mengadopsi aturan Baumann,

efisiensi isentropik untuk turbin dengan uap basah adalah sebesar

ηtw=η td×[ x4+x5

2 ]

Page 9: Makalah Pips

di mana efisiensi turbin kering, ηtd, secara konservatif dapat diasumsikan konstan, katakanlah,

85%:

ηtd=0.850

EFISIENSI

Hokum pertama termodinamika menyebutkan bahwa kalor bersih yang diberikan ke sistem

harus sama dengan kerja bersih yang dihasilkan oleh sistem, sehingga kita dapat rumuskan daya

termal dan mekanik adalah :

Q¿−Qo=W e

Juga untuk siklus pembangkit, kita dapat definisikan efisiensi termal sebagai berikut :

ηth

W e

Q¿

Pembangkit listrik tenaga panas bumi biner memiliki efisiensi termal dalam rentang 10-13%.

Dan kita dapat tuliskan kembali efisiensi termal sebesar :

Qo

W e= 1

ηth−1

2.2.2. Double-Flash Power Plant

Pada siklus ini dipakai komposisi dua turbin, HP-turbin dan LP-turbin yang disusun ganda.

Dimana pada bagian HP-Turbin adalah turbin bertekanan tinggi (High Preassure) dan bagian

LP-Turbin adalah turbin bertekanan rendah (Low Preassure).[1] Pada siklus ini juga digunakan

dua pemisahan fluida yaitu separator I dan separator II. Karakteristik dan Sistem siklus

penguapan ganda dapat dilihat pada gambar 2.2 dan 2.3

Page 10: Makalah Pips

Skema pembangkit listrik tenaga panas bumi

sistem double-flash

diagram siklus double-flash

Perhitungan daya listrik menggunakan sistem penguapan ganda (double flash) dengan

tahapan prosesnya yang dimulai dari kepala sumur produksi ke separator. Entalpi separator h2

sama dengan enthalpi kepala sumur h1.

h1=h2

Page 11: Makalah Pips

maka jumlah fraksi uap x2 yang masuk ke turbin dihitung:

x2=h2−h3

h4−h3

h3=h6

x6=h3−h7

h8−h7

Laju aliran massa uap untuk high-pressure dan low-pressure dirumuskan sebagai berikut :

mhp=x2 mtotal=m4=m5

mhp=(1−x2) mtotal=m3=m6

mlp=(1−x2 ) x6mtotal=m8

mlp=(1−x2 ) (1−x6 ) mtotal=m7

Aliran massa tersebut akan digunakan untuk menghitung daya yang dihasilkan dari dua ekspansi

turbin high-pressure dan low-pressure.

PROSES EKSPANSI TURBIN

2.2.3. Dry Power Plant

Pembangkit listrik uap kering adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama yang

digunakan secara komersial. Selama fluida kerja yang dihasilkan reservoir hanya terdiri dari uap,

maka pengoperasian dan penggunaan komponen pembangkit akan lebih mudah. Pembangkit uap

Page 12: Makalah Pips

kering lebih sederhana dan murah dibandingkan dengan sistem flash sejenisnya. Jika dilihat dari

siklusnya, sistem dry-steam memiliki alur yang lebih sederhana dibandingkan siklus

termodinamika jenis lainnya.

Skema

pembangkit listrik tenaga panas bumi sistem dry-steam

Diagram siklus dry-steam

Kerja yang dihasilkan oleh turbin per satuan massa uap yang mengalir melaluinya diberikan

oleh,

W t=h1−h2

Page 13: Makalah Pips

Dengan asumsi turbin dalam keadaan adiabatik dan perubahan energi kinetik dan potensial fluida

yang masuk dan keluar turbin diabaikan. Kerja maksimum dapat dihasilkan jika turbin yang

dioperasikan adiabatik dan reversibel, yaitu pada entropi konstan atau isentropically. Efisiensi

turbin isentropik, ηt, adalah rasio kerja aktual dengan kerja isentropik, yaitu

ηt=h1−h2

h1−h2 s

daya yang dibangkitkan turbin diberikan oleh

W t=ms w t=ms ( h1−h2 )=ms ηt(h1−h2)

Dan daya listrik bruto akan sama dengan daya turbin dikalikan efisiensi pembangkit:

W e=ηg W t

Untuk mendapatkan daya bersih maka jumlah daya kotor harus dikurangi dengan semua

beban termasuk daya pompa kondensat, menara pendingin, kipas dan pencahayaan pembangkit.

Dengan menggunakan aturan Baumann untuk menghitung degradasi kinerja dari turbin uap

basah, maka kita dapatkan

ηtw ¿ηtd ×[ 1+x2

2 ]

di mana efisiensi turbin kering, ηtd, secara konservatif dapat bernilai konstan pada 85%. Karena

kita menganggap bahwa efisiensi turbin kering diketahui dan konstan untuk proses 1-4, kita

dapat menulis

Page 14: Makalah Pips

ηd=h1−h4

h1−h4 s

kemudian daya output spesifik dari dari ekspansi uap kering adalah :

W td=h1−h4

dan daya output spesifik dari ekspansi uap basah adalah :

W tw=h4−h2

EFISIENSI

Persamaan kerja untuk kondensor, menara pendingin, dan pemanfaatan efisiensi sama

seperti untuk pembangkit single-flash. Kita dapat definisikan efisiensi termal sebagai berikut :

ηth

W e

Q¿

Dan kita dapat tuliskan kembali efisiensi termal sebesar :

Qo

W e= 1

ηth−1

2.2.4. Binary Cycle Power Plant

Pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan binary cycle atau siklus biner pertama kali

digunakan di Paratunka dengan dengan kota Petropavlovsk di Russia pada tahun 1967.

Pembangkit tersebut menghasilkan daya sebesar 670kW dan menghidupi sebuah desa dan

beberapa perkebunan dengan listrik dan panas yang dihasilkan untuk greenhouse.[2] Jika kita

Page 15: Makalah Pips

tinjau histogram sumber panas bumi berdasarkan temperaturnya di seluruh dunia, kita akan

mendapatkan hasil sumber panas bumi dengan dominasi temperatur yang rendah. Jika temperatur

geofluida sebesar 150°C (300°F) atau kurang, maka akan sulit dan menjadi masalah untuk

teknologi flashing.

Dalam sebuah pembangkit binary cycle, sumur produksi dilengkapi dengan pompa yang

diletakan diatas kepala sumur untuk menarik fluida panas bumi yang kemudian dialirkan

kedalam Heat Exchanger (HE), dimana energi termal ditransfer ke fluida kerja, setelah keluar

dari HE fluida panas bumi tersebut diinjeksikan kembali ke dalam bumi.[3]

Skema pembangkit

listrik tenaga panas bumi sistem binary-cycle

Diagram siklus binary-cycle

Page 16: Makalah Pips

Anilisis yang digunakan untuk turbin biner sama seperti analisis pada turbin uap, dengan asumsi

energi potensial dan kinetik dalam keadaan steady dan adiabatik, dan daya turbin dapat

dituliskan

W t=mwf (h1−h2)=mwf ηt (h1−h2)

Dengan ɳt adalah efisiensi turbin isentropik.

Analisis heat exchanger untuk transfer panas fluida panas bumi ke fluida kerja

menggunakan prinsip termodinamika dan konservasi massa. Kita asumsikan heat exchanger

sebagai sumur yang terisolasi sehingga transfer panas berada di antara fluida panas bumi dan

fluida kerja. Transfer panas kita tinjau dalam dua komponen yaitu preheater dan evaporator yang

diberikan sebagai berikut:

QE=mb cb ¿

QPH=mb cb ¿

EFISIENSI

performa siklus dapat kita dapatkan dengan menggunakan efisiensi termal :

ηth=W net

QPH /E

Karena daya bersih siklus berbeda dengan input daya termal dan thermal power rejected, maka

dapat kita tulis

Page 17: Makalah Pips

ηth=1−h2−h3

h1−h4

Dan rasio heat rejection,

Qc

W net= 1

ηth−1

[1] Raihansyah, Muhammad. 2011. STUDI ANALISA KAPASITAS ENERGI LISTRIK

PANAS BUMI GUNUNG SEULAWAH AGAM ACEH.

[2] DiPippo, Ronald. 2008. Geothermal Power Plants: Principles, Applications, Case Studies

and Enviromental Impact. Oxford OX2 8DP, UK: Elseiver.

[3] SETYA ISMAWATI, AYU. 2012. ANALISIS EKSERGI PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA PANAS BUMI SIKLUS BINER DENGAN REGENERATIVE ORGANIC

RANKINE CYCLE

[4] WIBAWA, READYAS. 2012. SIKLUS TERMODINAMIKA SIKLUS RANKINE

ORGANIK DENGAN FLUIDA KERJA R-22. UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK.

[5] Heru Adiwibowo, Priyo. 2010. Eksperimental Karakterisitik Pressure Drop pada Aliran Dua

Fase Gas-Cairan Melewati Pipa Vertikal. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

[6] Z Herman, Danny. 2012. POTENSI PANAS BUMI DAN PEMIKIRAN

KONSERVASINYA http://psdg.bgl.esdm.go.id/

[7] Miryani Saptadji, Nenny. 2009. KARAKTERISASI RESERVOIR PANAS BUMI. Institut

Teknologi Bandung, Bandung.

Page 18: Makalah Pips

Abstrak

- Kelangkaan energy fosil menjadikan energy geothermal diakselerasi untuk digunakan agar bisa mengatasi krisis energy. Mengapa sumber ini digunakan, karena bersifat renewable dan ramah lingkungan.

- Fluida geothermal Fakta bahwa fluida geothermal memiliki rentang temperature yang cukup lebar dari 140-….. menyebabkan jenis pembangkit geothermal yang dipilih harus menyesuaikan diri dengan kondisi fluida geotermalnya.

- Di dunia, telah dilakukan upaya untuk merespon kondisi di atas dengan membuat pembangkit (single flash, double flash, dry cycle, binary cycle, dan beberapa pengembangannya yang masih dalam bentuk model).

- Prinsip kerja pembangkit listrik geothermal adalah upaya rekayasa engineering untuk mengaplikasikan siklus termodinamika. Oleh karena itu, prinsip kerja pembangkit geothermal dapat diwakili oleh sebuah siklus termodinamika.

- Dalam tulisan ini dijelaskan berbagai macam siklus termodinamika baik yang sudah ada maupun yang akan dikembangkan untuk merespon rentang temperature fluida kerja yang sangat lebar. Dibandingkan pula efisiensi dari masing-masing siklus tersebut.

- Sekalipun sumber geothermal disebut energy yang renewable, ternyata tekanan dan temperature sumur geothermal dari waktu ke waktu menurun.

- Isu lain yang dibahas adalah upaya untuk peningkatan efisiensi dari pembangkit listrik tenaga geothermal yang telah ada dengan memodifikasi siklus termodinamika yang sudah ada sehingga diperoleh berapa persen peningkatan efisiensinya.