4-laporan-pips-2007 (1)

150
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum biologi telah beberapa kali mendapat penyempurnaan untuk meningkatkan mutu pendidikan biologi secara nasional. Namun perubahan tersebut belum memberi makna bila tidak ditunjukkan melalui berbagai inovasi proses belajar mengajar di kelas. Pada pemberlakuan kurikulum biologi terbaru (kurikulum 2006) terdapat dua isu strategis yang perlu mendapat perhatian, yakni: bagaimana mendesain pembelajaran biologi yang mampu (1) meningkatkan daya saing bangsa dan (2) mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi khususnya ekonomi lokal. Untuk meningkatkan daya saing bangsa berarti meningkatkan kemampuan siswa di bidang biologi yang setara dengan kemampuan siswa-siswa lain di tingkat nasional maupun global. Kemudian dengan meningkatkan keterkaitan Sains, Teknologi, dan Masyarakat (Salingtemas) pada pembelajaran biologi diharapkan dapat mempercepat pemanfaatan sumberdaya lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah (lokal). Merespon perubahan yang sangat cepat yang terjadi pada akhir-akhir ini, khususnya di bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) tim guru biologi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditempuh melalui pelatihan guru, pemberdayaan MGMP, penelitian tindakan kelas (PTK) dengan berkolaborasi dengan mahasiswa tingkat akhir dan dosen Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.......................1

Upload: heru-chuckill

Post on 27-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: 4-laporan-pips-2007 (1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum biologi telah beberapa kali mendapat penyempurnaan untuk

meningkatkan mutu pendidikan biologi secara nasional. Namun perubahan tersebut belum

memberi makna bila tidak ditunjukkan melalui berbagai inovasi proses belajar mengajar di

kelas. Pada pemberlakuan kurikulum biologi terbaru (kurikulum 2006) terdapat dua isu

strategis yang perlu mendapat perhatian, yakni: bagaimana mendesain pembelajaran

biologi yang mampu (1) meningkatkan daya saing bangsa dan (2) mempercepat akselerasi

pertumbuhan ekonomi khususnya ekonomi lokal. Untuk meningkatkan daya saing bangsa

berarti meningkatkan kemampuan siswa di bidang biologi yang setara dengan kemampuan

siswa-siswa lain di tingkat nasional maupun global. Kemudian dengan meningkatkan

keterkaitan Sains, Teknologi, dan Masyarakat (Salingtemas) pada pembelajaran biologi

diharapkan dapat mempercepat pemanfaatan sumberdaya lingkungan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah (lokal).

Merespon perubahan yang sangat cepat yang terjadi pada akhir-akhir ini,

khususnya di bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) tim guru biologi

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan terus berupaya meningkatkan kualitas

pembelajaran yang ditempuh melalui pelatihan guru, pemberdayaan MGMP, penelitian

tindakan kelas (PTK) dengan berkolaborasi dengan mahasiswa tingkat akhir dan dosen

Universitas Negeri Medan (Unimed), inisatif inovasi dari guru, dan sebagainya. Namun

hasil diagnosis kesulitan belajar siswa MAN 1 Medan, sebagaimana dilaporkan oleh

Apriyanti (2004), ditemukan beberapa kesulitas belajar yang dihadapi oleh siswa yang

berkaitan dengan: (1) rendahnya kebebasan berpikir dan kematangan dalam pengambilan

keputusan; (2) motivasi berprestasi siswa rendah; dan (3) persepsi negatif siswa terhadap

mata pelajaran biologi.

Hasil diagnosis juga ditemukan bahwa umumnya ingatan siswa terhadap materi

pelajaran sangat rendah; siswa kurang mampu menjawab dengan benar pertanyaan-

pertanyaan yang berkenaan dengan materi sebelumnya. Khusus pada pembelajaran topik

kajian Metabolisme dan Sel hal ini sangat sering ditemukan. Akumulasi kesulitan belajar

ini terjadi di kelas III, dimana pembelajaran topik kajian Metabolisme dan Sel

membutuhkan ingatan terhadap topik kajian di kelas I dan II siswa umumnya tidak

mengingatnya lagi. Misalnya, ketika materi sel membicarakan perbedaan sel hewan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................1

Page 2: 4-laporan-pips-2007 (1)

Prokaryota dengan Eukaryota, dibutuhkan ingatan siswa terhadap perbedaan ciri-ciri

hewan/tumbuhan Prokaryota dan Eukaryota yang dipelajarinya di kelas I. Akibatnya,

sebagian dari alokasi waktu pembelajaran biologi di kelas III digunakan untuk mengulang

sekilas materi sebelumnya yang menjadi prasyarat materi yang akan diajarkan,

pembelajaran menjadi tidak efisien.

Hasil diskusi tim peneliti (dosen Unimed dan guru MAN 1 Medan), ada 2 alternatif

pemecahan masalah di atas, yakni memperbaiki model dan strategi pembelajaran di kelas I

dan II atau membenahi model dan strategi pembelajaran di kelas III. Tampaknya untuk

waktu yang singkat perbaikan model dan strategi pembelajaran di kelas III adalah solusi

yang paling mungkin dilakukan dalam hal ini. Selanjutnya secara perlahan-lahan dilakukan

perbaikan terhadap pembelajaran di kelas I dan II. Keterlibatan guru kelas I dan II pada

PTK ini memungkinkan untuk melakukan perubahan tersebut sebagai keberlanjutan dari

tindakan yang dilakukan.

Permasalahan pembelajaran lain, khusus berkaitan dengan topik kajian

Metabolisme dan Sel adalah sulitnya siswa memahami materi karena peristiwa yang

dibicarakan dalam kajian ini cenderung abstrak (tidak dapat dilihat dalam proses nyata).

Guru telah berupaya membuatnya menjadi lebih nyata dengan melakukan praktikum,

namun karena keterbatasan peralatan yang dimiliki dan waktu yang tersedia tidak semua

fenomena biologi yang dapat diungkap. Dampaknya adalah terjadi miskonsepsi terhadap

konsep-konsep Metabolisme dan Sel yang diajarkan, misalnya banyak siswa beranggapan

bahwa kontraksi otot, penghantaran impuls pada sistem syaraf semata-mata karena adanya

reaksi yang berkaitan dengan ATP. Padahal pada kenyataannya ATP hanya berperan

sumber energi reaksi sehingga terjadi transport ion Ca+ ke dalam sel dan atau terjadi

transport Na+ dan K+ ke dalam dan atau ke luar sel.

Kemajuan TIK tentunya telah dapat mengatasi hal ini. Penyediaan model

transportasi materi pada sel mulai dari media presentasi Microsoft Power Point hingga

Macromedia’s Flash, QuickTime animations or movies, dan sebagainya. Beberapa situs

animasi memberikan fasilitas ini dan telah diakses antara lain Protein Structure Sites:

Protein Folding and Enzymes dan program visualisasi molecular melalui

http://www.pubmedcentral.nih.gov.; cell and molecular biology diakses pada

http://highered.mcgraw-hill.com. Media yang telah didownload tersebut telah dikemas

sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan siswa dalam bentuk multi media di dalam dan

di luar kelas. Pembelajaran dengan multimedia di dalam kelas di MAN 1 Medan sangat

mungkin dilakukan mengingat saat ini tersedia sarana komputer dan perangkat presentasi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................2

Page 3: 4-laporan-pips-2007 (1)

yang cukup memadai untuk kebutuhan ini dan telah dapat digunakan untuk mengakses

internet. Minat siswa MAN 1 Medan terhadap pemanfaatan fasilitas informasi yang

disediakan di internet juga tinggi.

Inovasi desain dan strategi pembelajaran yang dilakukan menjadi sangat penting,

mengingat salah satu paradigma pembelajaran yang dikelola oleh guru di sekolah adalah

proses komunikasi yang sarat dengan muatan konsep-konsep lama dan konsep-konsep

baru. Konsep-konsep lama dapat diperoleh dari buku-buku teks yang telah dipublikasi,

sedang konsep-konsep baru diperoleh dari berbagai media komunikasi yang setiap saat di

up to date. Dengan perkataan lain, informasi yang dikomunikasikan dalam satu proses

pembelajaran harus selalu di up to date agar sesuai dengan perkembangan informasi yang

sedang berlangsung. Dalam hal ini guru sering terlambat dalam memperoleh informasi

terkini; guru disibukkan dengan tugas-tugas mengajar sebagai divergensi dari

permasalahan content based pada implementasi kurikulum 1994. Sehingga dengan

menciptakan iklim akademik dalam bentuk tukar-tukar menukar informasi diharapkan

dapat meminimasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki guru dalam meng-update informasi

yang dimilikinya.

Penerapan model strategi-strategi belajar pada tahap awal pembelajaran telah

dilakukan untuk memperkenal dan atau membiasakan siswa untuk belajar dan memanfaat-

kan sumber belajar (khususnya) bentuk cetakan/buku dengan baik. Pembelajaran

selanjutnya dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran langsung, model inquiri

(praktikum), dan diskusi. Integrasi model diskusi dengan kooperatif Jigsaw dalam

penerapan model diskusi membiasakan siswa untuk bertanggung jawab menguasai dengan

benar materi yang menjadi tanggung jawab belajarnya dan melakukan sharing informasi

dengan siswa lain. Pemanfaatan berbagai model pembelajaran tersebut disesuaikan dengan

materi ajar sehingga pembelajaran lebih menyenangkan karena memberikan pengalaman

belajar yang berbeda-beda kepada siswa.

Kolaborasi guru mata pelajaran biologi, khususnya yang mengajar pada kelas

paralel menumbuhkan iklim akademik yang kondusif di MAN 1 Medan, khususnya pada

mata pelajaran biologi. Juga melalui kolaborasi tim guru mata pelajaran dengan dosen

Unimed menumbuhkan iklim akademik yang baik dalam pelaksanaan pendidikan khusus-

nya di kota Medan, dan menumbuhkan kepedulian LPTK terhadap kualitas pelaksanaan

pendidikan yang diselenggarakan oleh alumni LPTK di sekolah.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................3

Page 4: 4-laporan-pips-2007 (1)

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

Sebagaimana telah dipaparkan dalam uraian pendahuluan di atas, beberapa

fenomena/gejala permasalahan yang dihadapi guru MAN 1 Medan pada pembelajaran

topik kajian Metabolisme dan Sel adalah:

1. Rendahnya kemampuan siswa mengingat materi prasyarat (konsep terdahulu).

2. Miskonsepsi biologi khususnya pada beberapa konsep yang tidak dapat dilihat dan

dibuktikan dalam kehidupan nyata.

3. Pembelajaran cenderung membosankan.

4. Aktivitas belajar siswa di dalam dan di luar kelas rendah.

Akar permasalahannya adalah: pembelajaran topik kajian Sel dan Metabolisme

belum dikemas dengan memanfaatkan berbagai model pembelajaran dengan memanfaat-

kan berbagai media yang telah tersedia.

Solusi pemecahan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di atas

adalah dengan menerapkan berbagai model pembelajaran untuk memanfaatkan berbagai

media/sumber belajar yang tersedia antara lain:

Model PembelajaranMedia/Sumber Belajar

yang dimanfaatkanKegunaan

Model pembelajaran strategi-strategi belajar (learning strategy)

Buku dan berbagai sumber belajar tercetak

Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan memaknai sumber bacaan

Model pembelajaran langsung

Presentasi dalam bentuk Power Point dan paket animasi.

Memberikan informasi kepada siswa. Kemasan presentasi dalam bentuk CD dapat dimanfaatkan siswa di luar kelas (di rumah)

Model pembelajaran diskusi-kooperatif tipe Jigsaw

Buku, jurnal, presentasi Power Point, paket animasi, browsing di internet, dan lain-lain.

Meningkatkan kemampuan siswa menggali informasi, mengolah informasi, mengkomunikasikan dan melaporkan hasil kerja kelompok

Praktikum Peralatan laboratorium Membuktikan beberapa dampak dari proses metabolisme pada sel

Berdasarkan fenomena, akar permasalahan, dan solusi yang dipilih yang telah

dikemukakan di atas, maka masalah penelitian tindakan kelas dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah guru mampu mendesain dan mengelola pembelajaran topik kajian Meta-

bolisme dan Sel dengan menggunakan multimodel dan multimedia?

2. Apakah siswa mampu menggunakan berbagai sumber belajar topik kajian

Metabolisme dan Sel secara mandiri?

3. Apakah implementasi multimodel dan multimedia pada pembelajaran Metabolisme

dan Sel dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

4. Apakah pembelajaran yang diterapkan guru dapat memotivasi siswa untuk belajar?

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................4

Page 5: 4-laporan-pips-2007 (1)

Indikator keberhasilan tindakan yang diukur meliputi:

1. Kemampuan guru mendesain dan mengelola pembelajaran: diukur dengan meng-

gunakan instrumen tingkat kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas guru di dalam kelas.

2. Kemampuan siswa menggunakan berbagai sumber belajar: diukur dengan

menggunakan instrumen aktivitas siswa di dalam kelas dan aktivitas siswa di luar

kelas.

3. Peningkatan hasil belajar siswa: diukur menggunakan perangkat tes kognitif, pre-test

dan post-test menurut blok waktu dan atau lingkup kajian tertentu.

4. Motivasi belajar siswa diukur menggunakan angket motivasi di awal pembelajaran dan

setelah pembelajaran dilakukan.

C. Tujuan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain dan teknik

pengelolaan pembelajaran menggunakan multimodel dan multimedia untuk memecahkan

permasalahan pembelajaran topik kajian Metabolisme dan Sel di MAN 1 Medan. Secara

khusus tindakan yang dilakukan bertujuan untuk:

1. Melatih kemampuan guru biologi MAN 1 Medan mendesain dan mengelola

pembelajaran dengan menggunakan mutimodel dan multimedia.

2. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan berbagai sumber belajar.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa MAN 1 Medan tahun ajaran 2007/2008.

D. Manfaat

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai

pihak, antara lain:

1. Hasil tindakan dapat dijadikan tim guru biologi MAN 1 Medan sebagai model

pengembangan pembelajaran biologi yang berkualitas di masa mendatang.

2. Laporan kegiatan tindakan kelas dapat dijadikan sekolah sebagai bahan perbandingan-

/contoh (benchmarking) bagi guru-guru lainnya untuk kemudian dijadikan bagian dari

program peningkatan kualitas pembelajaran di MAN 1 Medan.

3. Publikasi hasil tindakan ini pada berbagai jurnal dapat dimanfaatkan oleh guru-guru

biologi lain sebagai bahan perbandingan untuk memecahkan masalah spesifik yang

dihadapinya dalam pembelajaran biologi di SMA/MA.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................5

Page 6: 4-laporan-pips-2007 (1)

4. Pemanfaatan berbagai sumber belajar dalam PBM diharapkan dapat mempercepat

perubahan paradigma pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum 2006.

5. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan dosen Unimed sebagai bahan pengembangan

program pendidikan biologi.

E. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran topik kajian Metabolisme dan Sel menggunakan multimodel dan

multimedia dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh peningkatan

aktivitas belajar siswa di dalam dan di luar kelas.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................6

Page 7: 4-laporan-pips-2007 (1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Strategi-Strategi Belajar

Menurut Arends (1997), strategi-strategi belajar merujuk kepada perilaku dan

proses-proses pikiran yang digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajarinya,

termasuk ingatan dan proses metakognitif. Beberapa hal penting yang dapat dilakukan

siswa agar dapat belajar mandiri antara lain: (a) mendiagnosis secara tepat situasi belajar

khusus; (b) memilih strategi belajar untuk mengatasi masalah belajar yang  dihadapi, (c)

memonitor keefektifan strategi yang digunakan, dan (d) memotivasi diri sendiri.

Penggunaan strategi belajar dalam pembelajaran didukung oleh karya Vygotsky

dalam Arends (1997) yang menekankan tiga ide pokok, yaitu (1) kecerdasan berkembang

jika individu dihadapkan pada ide-ide baru dan dikaitkan pada apa yang telah mereka

ketahui, (2) interaksi dengan orang lain untuk memperkaya perkembangan intelektual, dan

(3) peran pokok guru adalah sebagai penolong dan mediator belajar siswa.

Alasan utamanya adalah: (a) pentingnya pengetahuan awal, (b) memahami apa

pengetahuan itu, dan membedakan variasi jenis pengetahuan, dan (c) membantu

menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh oleh manusia dan diolah dalam sistem

ingatan.

Menurut Arends (1998), ada empat jenis utama strategi belajar, yaitu rehearsal

(menghafal), elaborasi, strategi organisasi dan strategi metakognitif. Strategi rehearsal ada

dua, yaitu rehearsal sederhana dengan cara mengulang (dihafal) dan rehearsal komplek

dengan cara menggarisbawahi (underlining) ide-ide utama dan membuat catatan pinggir

(marginal note). Elaborasi adalah proses menambahkan rincian sehingga informasi baru

lebih bermakna dan membuat belajar lebih mudah. Jenis elaborasi ada tiga, yaitu membuat

catatan (note taking), analogi, dan metode PQ4R.

Selanjutnya, bahan ajar yang diorganisasi dengan baik lebih mudah untuk dipelajari

dari pada yang tidak diorganisasi dengan baik (Degeng, 1997). Strategi organisasi ini

terdiri dari tiga jenis, yaitu pembuatan kerangka (outlining), pemetaan (mapping), dan

jembatan keledai (mnemonic)(Arends, 1998).

Strategi metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri

sendiri atau berpikir tentang berpikir dan kemampuannya untuk menggunakan strategi

belajar tertentu dengan benar (Arends, 1998). Siswa dapat diajarkan strategi-strategi untuk

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................7

Page 8: 4-laporan-pips-2007 (1)

menilai pemahaman mereka sendiri, menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk

mempelajari sesuatu, dan memilih rencana yang efektif untuk belajar atau memecahkan

masalah (Slavin, 1994).

Mengajar strategi belajar tidak banyak perbedaannya dengan pengajaran isi

pengetahuan atau keterampilan. Mengajar strategi dengan pembelajaran langsung

mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif

dan pengetahuan prosedural yang tersusun baik secara bertahap (Arends, 1998).

Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan untuk mengetahui tentang sesuatu. Dalam

waktu singkat keterampilan dasar pengetahuan dapat dikuasai siswa dengan belajar

langsung.

Tabel 1. Fase-fase Pembelajaran Model Strategi Belajar dan Dukungan Teori

TAHAP-TAHAP DUKUNGAN TEORIFase 11. Menyampaikan tujuan

pembelajaran2. Memotivasi siswa

Teori pemrosesan informasi (membimbing siswa menerima stimulus)Mengarahkan perhatian dan menginforma-sikan tujuan pembelajaran (Bell Gredler)

Fase 23. Secara klasikal menjelaskan

strategi beajar khusus yang akan digunakan

4. Memodelkan strategi belajar khusus yang digunakan secara lisan

Teori Vygotski (menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh.Teori Bandura (tahap atensi; mendemonstrasikan suatu keterampilan).

Fase 35. Melatih siswa menggunakan

strategi belajarTeori pemrosesan informasi (memper-lancar pengkodean).Teori Bandura (tahap retensi; pengulangan secara mental dan latihan yang sebenar-nya.

Fase 46. Memeriksa pemahaman siswa

terhadap strategi belajar yang diterapkan..

7. Memberikan umpan balik dan hasil pemahaman siswa terhadap strategi belajar yang digunakan

Teori pemrosesan informasi (pengulangan informasi).

Fase 58. Melatih siswa untuk menerapkan

strategi belajar yang dilatihkan secara mandiri

Teori pemrosesan informasi (penerapan tipe-tipe strategi belajar).Teori Bandura (tahap produksi); keyakin-an seorang siswa akan kemampuan me-lakukan tugas.

Fase 69. Mengevaluasi tugas latihan10. Membimbing siswa merangkum

Teori pemrosesan informasi (pengulangan informasi).

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................8

Page 9: 4-laporan-pips-2007 (1)

TAHAP-TAHAP DUKUNGAN TEORIpelajaran

2. Model Pembelajaran Langsung

Menurut Arends (1997), tahap pembelajaran langsung digambarkan pada Tabel 2.

Ada lima tahap yang harus diketahui guru untuk  menggunakan pembelajaran langsung

tersebut, yaitu:

1) Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran khusus serta

informasi latar belakang dan pentingnya materi pembelajaran.

2) Guru  menginformasikan pengetahuan secara bertahap atau mendemonstrasikan secara

benar.

3) Guru membimbing pelatihan awal dengan cara meminta siswa untuk melakukan

kegiatan yang sama dengan kegiatan  yang telah dilakukan guru dengan panduan LKS.

4) Guru mengamati kegiatan siswa untuk mengetahui kebenaran pekerjaannya sambil

memberi umpan balik.

5) Guru memberi kegiatan pemantapan supaya siswa berlatih sendiri serta menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan tugas.

Tabel 2. Tahap-tahap Pembelajaran Langsung

TAHAP-TAHAP TINGKAH LAKU GURUTahap 1Menginformasikan tujuan dan menjelaskan latar belakang

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)

b. Guru menginformasikan latar belakang dan pentingnya materi pembelajaran

c. Guru mempersiapkan siswaTahap 2Menginformasikan pengetahuan atau mendemonstrasikan keterampilan

a. Guru memberikan informasi pengetahuan langkah demi langkah.

b. Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar.

Tahap 3Memberikan praktek terbimbing

Guru membimbing pelatihan awal dengan cara meminta siswa untuk melakukan kegiatan yang sama dengan yang telah dilakukan guru (Tahap 2) melalui panduan LKS

Tahap 4Memeriksa kebenaran dan memberikan umpan balik

a. Guru mengamati atau memeriksa kegiatan siswa untuk mengetahui apakah siswa telah melakukan dengan benar

b. Guru memberikan umpan balikTahap 5Memberikan pemantapan atau aplikasi

Guru memberikan kegiatan pemantapan agar siswa berlatih mandiri serta menerap-kannya dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk tugas.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.............................................................9

Page 10: 4-laporan-pips-2007 (1)

Meskipun tujuan pembelajaran pada pembelajaran langsung direncanakan bersama

oleh guru dan siswa, model ini lebih berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran

menjamin terjadinya proses belajar yang efektif pada siswa terutama melalui pengamatan,

mendengarkan dan resitasi yang terencana. Beberapa penelitian yang dilakukan sekitar

tahun 1970 oleh Stallings dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa guru yang

mengorganisasikan kelasnya dengan baik, yang memungkinkan berlangsungnya

pembelajaran yang terstruktur, mengahsilkan rasio keterlibatan siswa yang tinggi dan hasil

belajar yagn lebih tinggi daripada guru yang menggunakan pendekatan yang kurang formal

dan kurang terstruktur (Arends, 1997).

3. Model Pembelajaran Diskusi

a. Teori-Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Diskusi

Teori Belajar Perilaku

Beberapa prinsip teori belajar perilaku yang menjadi landasan teori dalam model

pembelajaran diskusi, adalah peranan konsekuensi, kesegeraan konsekuensi-konsekuensi,

dan pembentukan. Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan akan “memperkuat”

perilaku, sedang konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan “memper-

lemah” perilaku (Slavin, 1994). Implikasi prinsip ini dalam model pembelajaran diskusi

adalah pada saat siswa menjawab pertanyaan dengan benar, mengungkapkan ide dengan

lancar dan mudah dimengerti, mengutarakan pendapatnya dengan baik, dan melakukan

keterampilan diskusi lainnya dengan baik, dosen dan pemandu diskusi hendaknya langsung

memberikan pujian misalnya dengan memberikan “applaus”. Namun bila jawaban siswa

salah atau kurang sempurna, sebaiknya dosen dan atau pemandu diskusi sebaiknya

langsung memberikan pertanyaan membimbing sehingga jawaban itu menjadi benar.

Kata pembentukan digunakan dalam teori belajar perilaku mengacu pada pem-

berian keterampilan atau perilaku baru dengan cara memberikan penguatan kepada siswa

untuk mencapai perilaku akhir yang diinginkan (Slavin, 1994). Perilaku akhir yang

diharapkan dalam hal ini meliputi: 1) menetapkan tujuan; 2) mengindentifikasi kemampu-

an dan karakteristik siswa, sehingga dapat diketahui kompetensi awalnya sebelum me-

nguasai kompetensi baru, Implikasi prinsip ini dalam model pembelajaran diskusi diterap-

kan oleh dosen pada saat melakukan tugas perencanaan diskusi dan membimbing siswa

dalam melakukan diskusi sesuai dengan tahap-tahap dan aturan diskusi yang telah

ditetapkan.

Teori Pembelajaran Sosial

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................10

Page 11: 4-laporan-pips-2007 (1)

Bandura (dalam Woolfolk, 1995) mengemukakan, bahwa seseorang dapat belajar

melalui pengamatan (observational learning) terhadap suatu model, Bandura (dalam

Slavin, 1994) berpendapat, bahwa apa yang kita ketahui dapat lebih banyak daripada apa

yang diperlihatkan. Misalnya, seorang siswa sebenarnya memahami proses yang terjadi

pada pertumbuhan tumbuhan yang ada disekitarnya dan kaitannya dengan sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat (salingtemas), namun pada saat diberikan tes yang

berkaitan dengan hal itu, siswa tersebut mendapatkan nilai yang jelek. Hal ini mungkin

disebabkan karena dia gugup atau sakit atau salah membaca dan memahami persoalan.

Sementara siswa dapat saja telah memahami suatu materi, namun pemahaman tersebut

dapat tidak terdemonstrasikan sampai situasinya memungkinkan.

Satu faktor yang terabaikan dari teori pelajar perilaku dalah fakta adanya pengaruh

yang kuat yang dimiliki oleh permodelan dan pengitimasian terhadap belajar, Dalam hal

ini terjadi interaksi antara penguatan eksternal dan proses kognitif internal untuk menjelas-

kan bagaimana seseorang belajar dari orang lain. Dalam proses ini, yang hadir adalah

model tingkah laku, konsekuensi-konsekuensi dari tingkah laku yang menjadi model, dan

proses internal pembelajar. Pengaruh kuat dari pemodelan dan pengimitasian terhadap

belajar mengakibatkan seseorang memperhatikan, meniru, dan adanya keinginan untuk

melakukan. Jika diberi penguatan, motivasi, dan insentif, diharapkan konsekuensi-

konsekuensi langsung dari tingkah laku menjadi dilakukan.

Dalam konteks penelitian ini, pembelajaran juga bermakna sebagai upaya

memotivasi siswa untuk dapat mempelajari suatu pengetahuan tersebut sesuai dengan

tujuannya.

Teori Pembelajaran Kognitif

PBM biologi yang dikehendaki kurikulum Unimed 2005 menekankan pada

pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan. Perwujudan dari penekanan tersebut

melalui penerapan teori-teori pembelajaran kognitif. Dalam teori belajar modern, strategi

kognitif adalah proses penjajagan, suatu proses internal yang melibatkan siswa untuk

menyeleksi dan memodifikasi arah pikir mereka dalam memperhatikan, belajar,

mengingat, dan berpikir (Gagne, 1977).

Inti dari teori pembelajaran kognitif adalah, bahwa siswa secara individual mencari

dan mentransformasi informasi yang kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-

aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak sesuai lagi. Dengan

perkataan lain, ide pokok teori ini adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................11

Page 12: 4-laporan-pips-2007 (1)

mereka sendiri. Prinsip belajar aktif sesuai dengan pandangan teori pembelajaran kognitif

(Slavin, 1994).

Penekanan teori pembelajaran kognitif adalah siswa haruslah sebagai prosessor

yang aktif, bukan hanya sebagai penerima informasi yang pasif. Informasi yang berupa

pengetahuan itu merupakan suatu proses pembentukan dan dalam pembentukannya siswa

harus aktif mengatur/mengaitkan skema-skema yang dimilikinya sehingga pengetahuan

dipandang sebagai suatu hasil ciptaan, bukan perolehan atau mengcopy, tetapi belajar

sebagai proses pencarian bermakna.

Beberapa teori belajar yang terkait dalam teori pembelajaran kognitif adalah: 1)

teori pemrosesan informasi dan 2) teori konstruktivis. Teori pemrosesan informasi teori

pembelajaran kognitif yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan

kembali informasi dari otak, Atkinson dan Shiffrin (dalam Slavin, 1994) membagi tiga

struktur memori manusia, yaitu register penginderaan, memori jangka pendek, dan memori

jangka panjang. Pengulangan informasi yang diperoleh dari pengumpulan informasi dan

pengolahan informasi dalam pembelajaran diskusi, dan pengulangan kembali dalam model

kooperatif jigsaw diharapkan akan menjadikan informasi yang diperoleh siswa menjadi

memori jangka panjang.

Sejalan dengan paradigma yang terkandung dalam kurikulum Unimed 2005, dosen

bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus

membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Dosen membantu dan memberikan

kesempatan kepada siswa agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara

sadar dalam mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.

b. Model Pembelajaran Diskusi

Pada pengunaan model pembelajaran apapun di kelas, saat-saat tertentu selama

berlangsungnya pembelajaran, diperlukan dialog antara dosen dan siswa, serta antara siswa

dengan siswa, Diskusi merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan ber-

langsungnya dialog sintaks diskusi berbeda dengan sintaks model pembelajaran yang lain.

Diskusi dapat terjadi pada pembelajaran kooperatif, antara dosen dengan sejumlah siswa

pada pembelajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas pada pembelajaran langsung

(Arends, 1997).

Pengertian pembelajaran diskusi menurut Arifin (1994) adalah pelibatan satu

kelompok belajar yang saling berinteraksi secara verbal di dalam kelas dimana interaksi

yang dimaksud dapat berlangsung antara siswa dengan siswa atau siswa dengan dosen.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................12

Page 13: 4-laporan-pips-2007 (1)

Semiawan (1985), menambahkan bahwa yang dapat menjadi pemimpin diskusi tidak

hanya dosen, tetapi lebih baik jika dosen membimbing siswa agar mampu memimpin

diskusi tidak hanya dosen, tetapi lebih baik jika dosen membimbing siswa agar mampu

memimpin diskusi, sehingga karenanya dosen dapat dikatakan berhasil. Hal ini sesuai

dengan yang dianjurkan dalam kurikulum 2004, di mana dosen hanya berfungsi sebagai

desainer (fasilitator) yang mendesain pengalaman belajar agar siswa dapat mencapai

kompetensi dasar yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.

Tidak semua persoalan patut didiskusikan. Persoalan yang patut didiskusiskan

hendaknya memiliki syarat-syarat: (1) menarik perhatian siswa (2) sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa, (3) memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan atau jawaban,

bukan kebenaran tunggal, dan (4) pada umumnya tidak mencari mana jawaban yang benar,

melainkan mengutamakan pertimbangan dan perbandingan (Semiawan, 1985).

Penggunaan model pembelajaran diskusi harus disertai petunjuk pelaksanaan yang

ekstensif untuk melaksanakannya. Bagi dosen yang belum berpengalaman, menjadi pe-

ngelola yang berhasil melaksanakan diskusi kelas seringkali memerlukan ketekunan dan

pelatihan yang lebih banyak daripada model-model pembelajaran yang lain.

Model pembelajaran diskusi dapat digunakan untuk mempelajari semua mata pel-

ajaran di sekolah. Langkah-langkah dalam model pembelajaran diskusi ini mencakup lima

tahap (Arends, 1997), yaitu:

Tahap pertama : Menyampaikan TPK dan membangkitkan motivasi

Tahap kedua : Memfokuskan diskusi

Tahap ketiga : Mengendalikan diskusi

Tahap keempat : Mengakhiri diskusi

Tahap kelima : Mengiktisarkan diskusi

Pelaksanaan aktivitas dalam model pembelajaran diskusi ini terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatikan (Arends, 1997:207), yaitu :

Tugas Perencanaan

Perencanaan yang tepat pada pembelajaran diskusi meningkatkan kesempatan

untuk terjadinya spontanitas dan fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran, 1)

meningkatkan tujuan, 2) Mempertimbangkan siswa, dan 3) memilih pendekatan. Ada tiga

jenis pendekatan diskusi yaitu: 1) pertukaran resitasi, 2) diskusi berdasarkan masalah, dan

3) diskusi berdasarkan tukar pendapat. Ada beberapa teknik diskusi yang digunakan untuk

meningkatkan partisipasi siswa antara lain: 1) berpikir berpasangan berbagi (Think Pair

Share), 2) kelompok bebas (Buzz Group), dan bola pantai (Beach Ball).

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................13

Page 14: 4-laporan-pips-2007 (1)

Tugas interaktif

Seorang dosen sebagai pimpinan diskusi, seharusnya memfokuskan diskusi, men-

jaganya pada jalur yang sudah direncanakan, mendorong partisipasi, mencatat hasilnya dan

hal-hal yang penting lainnya (Arends,1997). Menetapkan aturan diskusi dan memfokuskan

diskusi dan melaksanakan diskusi. Penyimpangan-penyimpangan dari tujuan yang terjadi

selama kegiatan pembelajaran, harus dapat diatasi oleh dosen yang efektif dengan cara

menegur siswa yang menyimpang tersebut dan kemudian memfokuskan ulang perhatian

mereka pada topik yang sedang dibicarakan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

melaksanakan diskusi adalah sebagai berikut (Arends: 1997): 1) mencatat hal-hal penting

dalam diskusi, 2) mendengarkan gagasan siswa, 3) mengunakan waktu jeda/waktu tunggu,

dan 4) menanggapi jawaban siswa.

Pedoman yang diarahkan oleh Madeline Hunter (1982) dalam Arends (1997)

adalah sebagai berikut:

1) Hargailah jawaban atau penampilan yang tidak benar dengan memberikan

pertanyaan agar jawaban itu menjadi benar

2) Bantulah siswa itu dengan dorongan

3) Berikan pada siswa itu rasa bertanggung jawab

4) Menanggapi jawaban/gagasan atau pendapat siswa

5) Mengekspresikan pendapat/ide sendiri

Tugas penilaian

Tugas penilaian dan evaluasi merupakan tindak lanjut dari sebuah pengajaran,

begitu pula pengajaran dengan diskusi. Pertama adalah bagaimana dosen menindaklanjuti

pengajaran dengan diskusi pada pelajaran berikutnya, kedua adalah menetapkan peringkat

diskusi kelas, dan ketiga adalah menggunakan soal uraian dalam ujian Arends (1997):

1) Menindaklanjuti pengajaran dengan diskusi pada pelajaran berikutnya.

2) Meningkatkan peningkatan diskusi kelas

3) Menggunakan tes uraian/esei dalam ujian

Agar kegiatan diskusi dapat dilakukan lebih efektif dengan tujuan agar siswa

memiliki tanggung jawab untuk mempelajari seluruh materi dan tugas-tugas perkuliahan

yang diberikan, kegiatan diskusi selanjutnya didesain menurut kaidah-kaidah pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw. Dengan model ini, siswa bertukar dari kelompok asal (focus group)

ke kelompok ahli (home group) dengan suatu perbedaan penting; setiap siswa siswa

mempelajari sesuatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh siswa

lain dan mengajarkan sesuatu tersebut kepada anggota kelompoknya. Integrasi dua model

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................14

Page 15: 4-laporan-pips-2007 (1)

pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja sharing informasi antar siswa-

siswa, siswa-sumber belajar, dan siswa dengan dosen. Menurut Nur, dkk. (1994), agar

siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja

memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah

payah dengan berbagai ide. Berikut ini diuraikan kajian teori berkaitan dengan pem-

belajaran kooperatif tipe Jigsaw.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan

faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah

siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja

sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran

kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum

menguasai bahan pelajaran.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut

(Lungdren, 1994).

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.”

2) Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam

kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi

yang dihadapi.

3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota

kelompok.

5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh

terhadap evaluasi kelompok.

6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja

sama selama belajar.

7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

Menurut Thompson, et al, (1995), pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-

unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa

belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain.

Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................15

Page 16: 4-laporan-pips-2007 (1)

yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan

siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima

perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar

dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang

baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan

untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai

ketuntasan (Slavin, 1995).

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah; (a) setiap anggota memiliki

peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (c) setiap anggota kelompok

bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru

membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, (e) guru

hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan (Carin, 1993).

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif

sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu penghargaan kelompok, pertanggung-

jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

1) Penghargaan kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh

penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di

atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu

sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling

mendukung, saling membantu, dan saling peduli.

2) Pertanggungjawaban individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota

kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok

yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga

menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara

mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai

perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu.

Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah,

sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan

yang terbaik bagi kelompoknya.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................16

Page 17: 4-laporan-pips-2007 (1)

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang me-

nerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan

orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di

mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhioleh keberhasilan kelompoknya

(Slavin, 1994). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al,

(2000), yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga mem-

perbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli ber-

pendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.

Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan

kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan

norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang ber-

hubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik

pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan

tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari

orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan

ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai

latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas

akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu

sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa

keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting di-

miliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan

sosial.

Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa

atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut

keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan

hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun

tugas anggota kelompok selama kegiatan.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................17

Page 18: 4-laporan-pips-2007 (1)

Keterampilan-keterampilan selama kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut

(Lungdren, 1994):

1) Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal

a) Menggunakan kesepakatan

Yang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat

yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.

b) Menghargai kontribusi

Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau

dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat

saja kritik yang diberikan itu ditujukan terhadap ide dan tidak individu.

c) Mengambil giliran dan berbagi tugas

Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia meng-

gantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggungjawab tertentu dalam kelompok.

d) Berada dalam kelompok

Maksud di sini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan

berlangsung.

e) Berada dalam tugas

Yang dimaksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi

tanggungjawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.

f) Mendorong partisipasi

Mendorong partisipasi berarti mendorong semua anggota kelompok untuk

memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.

g) Mengundang orang lain

Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap

tugas.

h) Menyelesaikan tugas dalam waktunya

i) Menghormati perbedaan individu

Menghormati perbedaan individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya,

suku, ras atau pengalaman dari semua siswa atau peserta didik.

2) Keterampilan Tingkat Menengah

Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati,

mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan arif,

bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir, dan mengurangi ketegangan.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................18

Page 19: 4-laporan-pips-2007 (1)

3) Keterampilan Tingkat Mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat,

menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.

Urutan langkah-langkah prilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif yang

diuriakan oleh Arends (1997) adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1:

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2:

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informai kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3:

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif.

Fase 4:

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5:

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6:

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber: Arends, 1997 dan 1998.

Terdapat enam fase utama dalam pembelajaran kooperatif (Arends, 1997),

Pembelajaran dalam kooperatif dimulai dengan guru menginformasikan tujuan dari

pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti dengan penyajian

informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Kemudian dilanjutkan langkah-langkah

di mana siswa di bawah bimbingan guru bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan

tugas-tugas yang saling bergantung. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif meliputi

penyajian produk akhir kelompok atau mengetes apa yang telah dipelajari oleh siswa dan

pengenalan kelompok dan usaha-usaha individu.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang

terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................19

Page 20: 4-laporan-pips-2007 (1)

penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengarjarkan bagian tersebut kepada

anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran

kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara

heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas

ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi

tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembel-

ajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi

yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi

tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung

satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi

yang ditugaskan” (Lie A., 1994).

Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk

diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang di-

tugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal

untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka

pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan

kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa

dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal

merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri

dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan

mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan

topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara

kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 1998).

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................20

X *

+ =

X *

+ =

X *

+ =

X *

+ =

Kelompok Asal

X X

X X

* *

* *

+ +

+ +

= =

= =

Kelompok Ahli

Page 21: 4-laporan-pips-2007 (1)

Gambar 1. Ilustrasi Kelompok jigsaw

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama

dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada

masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik

mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali

pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka

dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkat-

kan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang

positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir pem-

belajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah

dibahas. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim

yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis

dengan baik.

Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, disusun langkah-angkah

pokok sebagai berikut; (1) pembagian tugas, (2) pemberian lembar ahli, (3) mengadakan

diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini

diatur secara instruksional sebagai berikut (Slavin, 1995):

a. Membaca: siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut ntuk

mendapatkan informasi.

b. Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu ntuk

mendiskusikan topik tersebut.

c. Diskusi kelompok: ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan opik pada

kelompoknya.

d. Kuis: siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.

e. Penghargaan kelompok: penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan

kelompok.

Setelah kuis dilakukan, maka dilakukan perhitungan skor perkembangan individu

dan skor kelompok. Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan pada skor

kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor

terakhir, Arends (1997) memberikan petunjuk perhitungan skor kelompok sebagaimana

terlihat dalam Tabel berikut.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................21

Page 22: 4-laporan-pips-2007 (1)

Tabel 4. Konversi Skor Perkembangan

Skor Kuis Individu Skor Perkembangan1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 52. 10 poin sampai 1 poin di bawah skor awal 103. Skor awal sampai 10 point di atasnya 204. Lebih dari 10 di atas skor awal 305. Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

Untuk menentukan tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok,

menurut Arends (1997) dapat dilihat dalam Tabel berikut.

Tabel 5. Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-rata Kelompok Penghargaan15 Good Team (tim yang bagus)20 Great Team (tim yang hebat)25 Super Team (tim yang super)

Pembelajaran Jigsaw adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang spesifik

yang telah mencapai sukses dalam tiga dekade. Pada pembelajaran dengan model Jigsaw,

tiap siswa dikelompokkan dengan mekanisme tukar-menukar kelompok, dan tiap anggota

kelompok berperan penting dalam penguasaan materi secara menyeluruh dan menentukan

produk akhir (Aronson, 2005).

Menurut Siberman (2002), pelaksanaan belajar dengan teknik Jigsaw (Jigsaw

Learning) dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pilihlah materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian. Sebuah

bagian dapat disingkat seperti sebuah kalimat atau beberapa halaman. Contohnya:

sebuah berita memiliki banyak maksud; bagian-bagian ilmu pengetahuan

eksperimental; sebuah teks yang mempunyai bagian berbeda; daftar defenisi;

sekelompok majalah yang memuat artikel panjang atau jenis bacaan lain yang

materinya pendek; dan lain-lain.

b. Hitunglah jumlah bagian belajar dan jumlah peserta didik. Dengan satu

cara yang pantas, bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda.

Contoh: bayangkan sebuah kelas terdiri atas 12 orang peserta. Anggaplah Anda dapat

membagi materi pelajaran dalam tiga bagian, kemudian Anda dapat membuat kwartet,

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................22

Page 23: 4-laporan-pips-2007 (1)

berikan tugas setiap kelompok bagian 1, 2, 3, mintalah kwartet atau “kelompok belajar”

membaca, menduskusikan, dan mempelajari materi yang ditugaskan kepada mereka.

c. Setelah selesai, bentuklah kelompok “Jigsaw Learning”, Setiap kelompok

ada seorang wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas. Seperti dalam contoh,

setiap anggota masing-masing kwartet menghitung 1, 2, 3, dan 4. Kemudian bentuklah

kelompok peserta “Jigsaw learning” dengan jumlah sama. Hasilnya akan terdapat 4

kelompok yang terdiri dari 3 orang (trio). Dalam setiap trio kan ada orang peserta yang

mempelajari bagian 1, seorang untuk bagian 2, dan seorang lagi bagian 3.

d. Mintalah anggota kelompok “jigsaw” untuk mengajarkan materi yang

telah dipelajari kepada yang lain.

e. Kumpulkan kembali peserta didik ke kelas besar untuk memberi ulasan

dan sisakan pertanyaan guna memastikan pemahaman yang tepat.

Langkah-langkah di atas dapat dilakukan variasi sebagai berikut:

a. Berikan tugas baru, seperti menjawab pertanyaan kelompok tergantung

akumulasi pengetahuan anggota kelompok Jigsaw.

b. Berikan tanggung jawab kepada peserta didik yang lain guna mempelajari

kecakapan daripada informasi kognitif. Mintalah peserta didik mengajar peserta lain

kecakapan yang telah mereka pelajari.

Menurut Aronson (2005), ada 10 langkah bila guru ingin menggunakan model

kooperatif Jigsaw dalam pembelajaran di kelas, yakni:

a. Mahasiswa-siswa dikelompok ke dalam kelompok jigsaw yang beranggota 5–6 orang.

Pembagian kelompok dapat menurut jender, etnik, kemampuan, dan lain-lain.

b. Pilih salah seorang kelompok sebagai pemimpin kelompok, dengan memperhatikan

kedewasaan setiap anggota kelompok.

c. Kelompokkan hari-hari belajar ke dalam 5–6 segmen.

d. Lakukan pengaturan agar setiap siswa mempelajari sati segmen pelajaran. Setiap siswa

hanya dituntut untukmenguasai segmen yang dipelajarinya saja.

e. Berikan tugas agar setiap siswa mempelajari semua segmen, tetapi tidak dituntut untuk

menguasainya.

f. Kelompokkan siswa-siswa yang mempelajari segmen yang sama ke dalam satu

kelompok. Mahasiswa-siswa mendiskusikan materi di dalam kelompok masing-

masing.

g. Kemudian kelompokkan kembali siswa-siswa ke dalam kelompok yang di dalamnya

terdapat siswa-siswa yang menguasai semua segmen pelajaran (kelompok Jigsaw).

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................23

Page 24: 4-laporan-pips-2007 (1)

h. Setiap siswa ditugaskan untuk mempresentasekan penguasaannya, dan siswa-siswa lain

memberikan pertanyaan untuk mengklarifikasi.

i. Lakukan pengamatan dari satu ke kelompok ke kelompok lainnya. Bila timbul masalah,

lakukan intervensi.

j. Pada sesi terakhir, berikan quiz yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Berdasar pada paparan teori di atas, memberikan indikasi bahwa model pembel-

ajaran diskusi akan lebih efektif dan efisien bila sebelumnya siswa-siswa dikelompokkan

ke dalam kelompok-kelompok Jigsaw, sehingga setiap siswa menguasai setiap segmen pel-

ajaran, yang pada gilirannya saling memberikan informasi sesama siswa dalam kelompok

kecil maupun dalam kelompok besar, sehingga semua siswa akan dapat menguasai semua

segmen pelajaran yang telah ditetapkan, Integrasi kedua model ini akan saling melengkapi

guna pencapaian kompetensi dasar seefektif dan seefisien mungkin.

5. Pembelajaran dengan Multimedia

Pembelajaran dengan multimedia dikembangkan sesuai dengankriteria proses

belajar mengajar inovatif menurut Eggen dan Kauchak (1996) meliputi hal-hal berikut:

a. Pembelajaran didasarkan pada deskripsi pembelajaran kognitif

b. Guru menyediakan informasi yang dianalisisi siswa selama PBM berlangsung.

c. Strategi-strategi belajar didasarkan pada penelitian

d. Guru secara aktif mengarahkan analisis siswa

e. Pelajaran berorientasi pada pemecahan masalah.

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh penggunaan media yang sesuai dengan tujuan

tertentu. Media pembelajaran yang dipilih dan disiapkan secara hati-hati dapat memenuhi

satu atau lebih tujuan pembelejaran berikut: memotivasi siswa, melibatkan siswa dalam

pengalaman belajar yang bermakna, melaksanakan pengajaran individual, menjelaskan dan

menggambarkan materi pelajaran dan keterampilan kinerja, menyumbang pembentukan

sikap dan perkembangan perhargaan, serta memberi kesempatan untuk menganalisis

sendiri kinerja individual dan perilaku (Kemp, 1994).

Jerome Bruner dalam Heinich, et al (1999) mengemukakan, bahwa pembelajaran

seharusnya dimulai dengan urutan pengalaman langsung menuju representasi iconic

pengalaman (seperti gambar dan film), baru kemudian representasi simbolik (seperti kata-

kata dan persamaan-persamaan matematis). Bruner lebih jauh menyatakan, bahwa urutan

pembelajaran tersebut berpengaruh langsung terhadap pencapaian ketuntasan tugas, di

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................24

Page 25: 4-laporan-pips-2007 (1)

mana hal ini ipermudah bila pembelajaran mengikuti urutan dari pengalaman konkrit,

peresentasi iconic, kemudian representasi akbstrak.

Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu pembelajaran, Edgar Dale

dalam Heinich, et al (1999) mengemukakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat kontrit

sampai abstrak yang dikenal sebagai kerucut pengalaman.

Verbal abstract

Simbol visual simbolic

Rekaman, radio, gambar

Gambar hidup iconic

Televisi

Pameran

Karyawisata enactive

Dramatisasi

Pengalaman tiruan yang diatu

Pengalaman langsung bertuju concrete

Gambar 3. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Heinich, et al, 1999)

Pemilihan media yang sesuai dengan pertimbangan ciri-ciri setiap media dalam

strategi pembelajaran yang telah diidentifikasi, ukuran kelompok target, dan keperluan

penyebaran digambarkan oleh Hackbarth (1996) sebagai berikut:

Tabel 6. Jenis Media Pembelajaran

Media Ciri-ciriUkuran

KelompokDistribusi

Buku Bentuk, tanda baca, organisasi, pertanyaan, gaya bahasa, sajak, metafora, drama, komedi

Kecil Lokal

Gambar Subjek, komposisi, perpektif, warna, kontras, fokus, petunjuk

kecil Lokal

Audiotape Volume, tinggi-rendah nada, irama, perubahan suara, tingkat/kecapatan

sedang Lokal

Slide Semua ciri di atas sedang LokalFilm/Videotape Semua ciri di atas sedang LokalRadio Sama dengan audio, batas waktu sedang LokalTelevisi Semua ciri di atas besar Jauh

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................25

Page 26: 4-laporan-pips-2007 (1)

Media Ciri-ciriUkuran

KelompokDistribusi

Komputer Semua ciri di atas, interaktif kecil LokalTutor Hampir semua ciri di atas,

fleksibel, empati, perhatiankecil Lokal

Guru Sama dengan tutor, wewenang, kebijaksanaan

sedang Lokal

Pada penelitian ini pembelajaran multimedia ditekankan pada kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi menggunakan komputer. Penggunaan komputer digunakan

untuk presentasi, pemecahan masalah, dan mengakses informasi melalui internet.

Mengingat luasnya penggunaan komputer saat ini, maka pembelajaran dengan multimedia

diharapkan dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar. Kriteria siswa mandiri

menurut Arends (1977) adalah siswa yang dapat melakukan empat hal penting berikut:

1. Mendiagnosis suatu situasi pembelajaran khusus secara tepat.

2. Memilih strategi belajar untuk mengatasi masalah pembelajaran

3. Memantau kefektifan strategi

4. Cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi pembelajaran sampai selesai

B. Kerangka Pikir

Rendahnya motivasi belajar siswa yang diindikasikan oleh rendahnya aktivitas

belajar dan hasil belajar siswa umumnya disebabkan oleh rendahnya keterampilan siswa

dalam melakukan proses belajar secara mandiri dan atau berkelompok. Karena itu

pemberian strategi-strategi belajar (learning strategi) pada tahap awal proses pendidikan

siswa merupakan awal pembiasaan siswa melakukan proses belajar sesuai dengan strategi

yang sesuai dengan masing-masing pribadi siswa.

Kebiasaan belajar berkelompok dengan melakukan praktikum dan diskusi secara

umum akan menumbuhkan iklim akademik yang baik dalam proses belajar mengajar di

sekolah. Namun sering sekali pengelolaan diskusi kelompok justru membuat siswa aktif

menjadi lebih aktif sedang siswa kurang aktif justru tertinggal. Ini disebabkan karena tugas

diskusi sering sekali diserahkan kepada satu atau beberapa orang anggota kelompok saja.

Karena itu, penerapan model kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran model diskusi

akan membiasakan siswa untuk mengemban tanggung jawab belajar pada kelompok asal

maupun kelompok ahli.

Selanjutnya dukungan fasilitas sarana dan sumber belajar merupakan penentu

utama dalam mendorong motivasi dan aktivitas belajar siswa khususnya pada

pembelajaran biologi yang cenderung bersifat abstrak seperti sel dan metabolisme.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................26

Page 27: 4-laporan-pips-2007 (1)

Penggunaan multimedia dapat mengatasi kendala pembelajaran ini. Gambar-gambar,

animasi proses dan atau rekaman langsung terhadap proses-proses biologi di tingkat sel

akan memberikan penjelasan yang lebih lengkap bagi siswa untuk menjawab berbagai

pertanyaan berkaitan dengan topik kajian yang menjadi tugas diskusinya. Namun

penyediaan sarana multimedia ini perlu dikemas sedemikian rupa agar memiliki arah dan

tugas belajar yang menjadi panduan bagi siswa dalam melakukan proses belajar secara

mandiri dan atau berkelompok.

BAB III

PELAKSANAAN

A. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di kelas II dan III Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan

tahun ajaran 2007/2008, Jl. Willem Iskandar No. 7B Medan. Waktu pelaksanaan penelitian

8 bulan (April sampai November 2007), terdiri dari tahap perancangan tindakan dan tahap

pelaksanaan tindakan.

B. Subjek

Subjek penelitian ini meliputi subjek kajian yang mendapat tindakan, yakni materi

pokok “Sel”, pada Kurikulum 2006 disajikan pada kelas II semester ganjil, dan materi

pokok “Metabolisme” yang disajikan pada kelas III semester ganjil. Subjek kajian juga

berkenaan dengan guru dan siswa yang dikenai tindakan. Subjek guru adalah guru mata

pelajaran yang mengajar di kelas II dan III. Subjek siswa yang mendapat tindakan adalah

siswa kelas II IPA dan III IPA MAN 1 Medan tahun ajaran 2007/2008.

B. Prosedur

1. Tahap Perancangan

Pada tahap perancangan ini (3 bulan) secara intensif tim peneliti melakukan

pertemuan untuk mendiskusi strategi tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap ini

dilakukan telaah kurikulum, pengemasan materi ajar dan media yang dimanfaatkan,

penyusunan Rencana Pembelajaran, penyusunan dan uji coba instrumen penelitian, serta

simulasi pembelajaran (peer teaching) dan observasi tindakan. Pertemuan intensif

dilakukan setiap minggu dengan melibatkan dosen Unimed (ketua peneliti), guru model

(anggota peneliti), dan observer (anggota peneliti 2, guru Biologi lainnya, dan mahasiswa

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................27

Page 28: 4-laporan-pips-2007 (1)

Jurusan Biologi FMIPA Unimed yang sedang melakukan tugas akhir). Pelibatan guru

biologi lainnya dalam tindakan ini ditujukan untuk menumbuhkan semangat Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam melakukan inovasi pembelajaran. Sedang pelibatan

mahasiswa yang sedang melakukan tugas akhir dimaksudkan untuk lebih memudahkan

mahasiswa program kependidikan memperoleh permasalahan yang akan ditelitinya

sehingga dapat mempercepat penyelesaian tugas akhirnya. Bersamaan dengan pelaksanaan

penelitian ini telah dibina 8 (depan) orang siswa yang sedang melakukan penelitian untuk

kepentingan penyelesaian tugas akhirnya, 3 (tiga) orang melakukan kajian tindakan kelas

di sekolah yang sama, 5 (lima) orang lainnya melakukan kajian tindakan di sekolah lain.

Pada tahap persiapan tindakan tim peneliti melakukan pengembangan desain

pembelajaran sesuai dengan mekanisme pengembangan silabus dan penilaian yang

dianjurkan oleh Depdiknas (2003). terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:

1) Identifikasi, meliputi identitas mata pelajaran, kelas/program dan semester.

2) Pengurutan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran Biologi dirumuskan berdasarkan struktur keilmuan

Biologi dan tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar kompetensi dan

kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara sistematis.

3) Penentuan Materi Pokok dan Uraian Materi pokok. Materi pokok dan uraian

materi pokok adalah butit-butir bahan pelajaran yang dibutuhkan sisiwa untuk

mencapai suatu kompetensi dasar. Pengurutan materi pokok dapat menggunakan

pendekatan prosedural, hirarkis, konkrit ke abstrak. pendekatan tematik.

Prinsip yang yang digunakan dalam menentukan materi pokok dan uraian materi pokok

adalah; a) prinsip relevansi. yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan

kompetensi dasar yang ingin dicapai; b) prinsip konsistensi. yaitu adanya kecukupan

materi pelajaran yang diberikan untuk mencapai dasar yang telah ditentukan. Materi

pokok inipun telah ditentukan Depdiknas.

4) Pemilihan Pengalaman Belajar. Proses pencapaian kompetensi dasar

dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran

tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupan kegiatan fisik

maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar.

Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang

telah ditentukan. Baik pembelajaran tatap muka maupun pengalan belajar. dapat

dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Untuk itu. pembelajarannya dilakukan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................28

Page 29: 4-laporan-pips-2007 (1)

dengan metode yang bervariasi. yang kemudian didesain untuk kepentingan model

pembelajaran terintegrasi diskusi dengan learning strategies.

Pengalaman belajar yang disusun memuat kecakapan hidup (life skills) yang harus

dimiliki oleh siswa. Misalnya mendiskusikan ragam persoalan biologi dari berbagai

tingkat organisasi kehidupan yang ada di lingkungan sekitarnya (kecakapan hidup:

kesadaran sebagai makhluk Tuhan. kesadaran akan eksistensi diri. kesadaran akan

potensi diri. menggali informasi. mengolah informasi. bekerja sama dan mengambil

keputusan).

5) Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator. Indikator yang ditetapkan dalam

kurikulum lebih bersifat sebagai indikator. dalam pengembangannya masih mem-

butuhkan indikator penunjang sesuai dengan tujuan spesifik pembelajaran.

6) Penjabaran Indikator ke dalam Instrumen Penilaian. Indikator dijabarkan lebih

lanjut ke dalam instrumen penilaian yang meliputi jenis tagihan. bentuk instrumen dan

contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen penilaian

yang meliputi ranah kognitif. psikomotor dan efektif.

g) Menentukan Alokasi Waktu. Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama siswa

mempelajari suatu materi pelajaran. Untuk menentukan alokasi waktu. prinsip yang

perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi. cakupan materi. frekuensi

penggunaan materi baik di dalam maupun di luar kelas. Karya-karya ini dipilih dan

kemudian dinilai. sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan siswa.

h) Sumber/Bahan/Alat. Istilah sumber yang digunakan di sini berarti buku-buku

rujukan. referensi atau literatur. baik untuk menyusun silabus maupun mengajar.

Sedangkan yang dimaksud dengan bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-alat

yang diperlukan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat di

sini dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi.

Sebelum memasuki tahap implementasi, terlebih dilakukan simulasi pembelajaran

dengan melibatkan tim peneliti dan mahasiswa. Simulasi dilakukan sebagai saranan latihan

bagi guru dalam mengelola KBM biologi yang berorientasi model strategi belajar. Juga

menjadi sarana latihan bagi pengamat (observer) ketika melakukan pengamatan KBM di

dalam kelas tindakan. Simulasi juga berguna untuk mengkoreksi perangkat pembelajaran

dan instrumen penelitian sebelum dilakukan KBM di dalam kelas.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................29

Page 30: 4-laporan-pips-2007 (1)

Pelaksanaan tindakan dilakukan mengikuti kaidah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi

dan refleksi (Gambar 1). Setiap tindakan dilakukan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran spesifik setiap

materi ajar. Pembelajaran menggunakan model-model sebagai berikut:

1. Model strategi-strategi belajar (learning strategy)

2. Model pembelajaran langsung

3. Model diskusi-kooperatif tipe Jigsaw

4. Model pembelajaran prosedural (praktikum)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................30

Desain Awal Pembelajaran Multimodel & Multimedia

Informasi Umum dan Simulasi

Tindakan-1 dan Observasi

Analisis dan Refleksi SIKLUS-1

Simulasi

Tindakan-2 dan Observasi

Analisis dan Refleksi SIKLUS-2

Rencana Tindakan ke-2

Rencana Tindakan ke-n

SIKLUS-n

Analisis Umum tentang: Kemampuan guru mendesain dan mengelola pembelajaran Kemandirian siswa menggunakan sumber-sumber belajar Hasil belajar siswa, dan Motivasi siswa terhadap desain pembelajaran yang kembangkan.

REKOMENDASI DESAINPembelajaran Metabolisme dan Sel menggunakan multimetode dan

multimedia

Pengukuran indikator

keberhasilan

Pengukuran indikator

keberhasilan

Page 31: 4-laporan-pips-2007 (1)

Gambar 1. Mekanisme PTK Pemanfaatan Multimetode dan Multimedia pada Pembelajaran Topik Kajian Metabolisme dan Sel di MAN 1 Medan.

Model strategi-strategi belajar (learning strategy) dilakukan di awal pertemuan

untuk melatih siswa menggunakan sumber bacaan dengan teknik menandai konsep-konsep

penting, meringkas dan membuat catatan penting. Model pembelajaran langsung dilakukan

untuk memberikan informasi awal kepada siswa dengan menggunakan teknik presentasi

materi menggunakan power point dan paket animasi yang dipadukan dengan tanya jawab.

Pada pembelajaran model diskusi-kooperatif tipe Jigsaw siswa dibagi atas beberapa

kelompok asal (focus group) dan kelompok ahli (home group). Pada kelompok asal siswa

mendiskusi materi yang menjadi tanggung jawabnya untuk disampaikan pada siswa lain

pada kelompok ahli. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan

sebagai berikut (Arends, 1998).

Kelompok Asal

Gambar 2. Ilustrasi Kelompok Diskusi-Kooperatif tipe Jigsaw

Keterangan:

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda. bertemu dengan topik yang sama dalam

kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-

masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................31

A AB BC C

A AB BC C

A AB BC C

A AB BC C

A AB BC C

I II III IV V VI

A AB BC C

A A A

A A A

A A AB B B

B B B

B B B

C C C

C C C

C C C

KelompokAhli I Kelompok

Ahli II

KelompokAhli III

Page 32: 4-laporan-pips-2007 (1)

tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada

kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka

dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Pola pengelompokan ini didesain selain

untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling

ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya.

Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik

materi yang telah dibahas.

Untuk mempermudah pengaturan kelas dilakukan teknik pengelompokan tempat

dukuk dan meja sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Model tempat duduk Six-Cluster Setting dalam pembelajaran diskusi (di adopsi dari Arends, 1998)

Model pembelajaran prosedural (praktikum) ditujukan untuk membuktikan

beberapa konsep yang telah dipelajari untuk mendapatkan penguatan dan menjadi memori

jangka panjang pada siswa. Model ini juga dapat dijadikan sebagai sumber permasalahan

untuk dipecahkan pada diskusi kelompok.

Pada tahap persiapan tindakan, dengan melibatkan tenaga ahli pendidikan dosen

dan guru model (anggota peneliti) menyusun Rencana Pembelajaran yang kemudian

didiskusikan dan disimulasikan dengan anggota peneliti dan guru biologi lainnya. Anggota

peneliti 2, dosen, dan beberapa orang mahasiswa bertindak sebagai observer.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................32

Meja Guru

Kelompok IV Kelompok I

Kelompok V Kelompok II

Kelompok VI Kelompok III

Page 33: 4-laporan-pips-2007 (1)

Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru model melakukan pembelajaran dan proses

pembelajaran diamati oleh observer (terdiri dari dosen, anggota peneliti, guru biologi lain,

dan mahasiswa). Hasil observasi dari tiap pertemuan langsung dianalisis oleh tim peneliti

untuk menyusun perbaikan pada siklus berikutnya. Setiap siklus tindakan dapat terdiri dari

2-4 pertemuan sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran suatu

lingkup materi ajar. Selanjutnya hasil evaluasi tindakan setiap siklus kemudian dijadikan

bahan penyusunan rencana tindakan tahap berikutnya. Perbaikan yang dilakukan berkaitan

dengan teknis pemanfaatan model pembelajaran dan media/sumber belajar yang

digunakan. Rencana tindakan dilakukan sebanyak tiga kali meliputi lingkup materi: (1)

Pertumbuhan dan Perkembangan; (2) Katabolisme; dan (3) Anabolisme.

3. Tahap Analisis Akhir dan Publikasi

Analisis akhir tindakan dilakukan oleh tim peneliti untuk menghasilkan

rekomendasi desain pembelajaran topik kajian Metabolisme dan Sel menggunakan

multimetode dan multimedia, dengan menganalisis kemampuan guru mendesain dan

mengelola pembelajaran, kemandirian mahasiswa menggunakan sumber-sumber belajar,

hasil belajar siswa, dan motivasi siswa terhadap desain pembelajaran yang kembangkan.

Teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Rencana Pembelajaran (RP) dianalisis dengan statistik deskriptif evaluatif secara

langsung terhadap RP yang telah disusun oleh guru mitra.

b. Hasil observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru. keterampilan siswa

dalam melakukan diskusi selama KBM, dan motivasi siswa terhadap pengelolaan

pembelajaran dianalisis dengan deskriptif presentase secara kuantitatif.

c. Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar yang

ditetapkan dalam kurikulum 2004, yakni siswa dinyatakan tuntas belajar secara

individu bila telah memperoleh skor 75% dari skor total, dan ketuntasan klasikal

tercapai bila di kelas tersebut terdapat 85% siswa tuntas belajar.

d. Pendeskripsian tiap-tiap aktivitas baik secara kuantitatif maupun kualitatif disesuaikan

dengan kegiatan siswa, guru, serta respon yang diberikan. yang disajikan dalam bentuk

tabel-tabel dan grafik.

Pemilihan analisis deskriptif ini didasarkan pada pemikiran. bahwa penelitian ini

tidak membebani guru mitra dengan statistik inferensial yang umumnya menjadi momok

bagi banyak guru yang ingin melakukan penelitian tindakan kelas.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................33

Page 34: 4-laporan-pips-2007 (1)

Hasil analisis selanjutnya digunakan sebagai bahan penyusunan laporan dan artikel

tindakan kelas yang telah dilakukan. Seminar hasil penelitian dilakukan untuk

mensosialisasikan hasil tindakan kepada guru-guru lain yang difasilitasi di Kepala Sekolah

MAN 1 Medan. Melalui seminar ini praktik baik (good practice) yang dilakukan melalui

PTK ini dapat disampaikan kepada guru-guru yang kemudian diharapkan akan mencontoh

dan melakukan tindakan terhadap mata pelajaran yang diampunya.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................34

Page 35: 4-laporan-pips-2007 (1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pengelolaan Pembelajaran

Tindakan yang dilakukan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP

1 s.d 6). Pada siklus I dan II tindakan yang diberikan adalah siswa mempelajari materi ajar

yang telah disusun guru menggunakan strategi-strategi belajar seperti menggarisbawahi

dan memberi menandai konsep penting, membuat catatan pinggir dan sebagainya. Agar

kegiatan belajar siswa terkendali, pembelajaran dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa

(LKS-1). Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran ditampilkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Biologi dengan Model Strategi Belajar pada Siklus I dan II.

No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Rerata Kategori

I Fase 1        1. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3,8 4,0 3,9 Baik2. Memotivasi siswa 3,8 3,5 3,6 BaikFase 2        3. Menjelaskan strategi belajar khusus yang akan Digunakan 4,0 3,5 3,8 Baik4. Memodelkan strategi strategi belajar khusus yang digunakan secara lisan 3,5 4,0 3,8 BaikFase 3        5. Melatih siswa menggunakan strategi belajar di bawah bimbingan guru 3,3 3,5 3,4 Cukup BaikFase 4        6. Memeriksa pemahaman siswa terhadap strategi belajar yang diterapkan. 3,8 3,5 3,6 Baik7. Memberikan umpan balik dari hasil pemaham- an siswa terhadap strategi belajar yang diguna- kan. 3,3 4,0 3,6 BaikFase 5        8. Melatih siswa untuk menerapkan strategi belajar yang dilatihkan secara mandiri 3,3 3,8 3,5 BaikFase 6        9. Mengevaluasi tugas latihan 3,8 3,5 3,6 Baik10. Membimbing siswa merangkum pelajaran 4,0 3,8 3,9 Baik

II Suasana Kelas        1. Siswa antusias 4,0 4,0 4,0 Baik2. Guru antusias 4,0 4,0 4,0 Baik

III Pengelolaan waktu 4,0 4,0 4,0 Baik

 Jumlah 44,3 45,0    

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................35

Page 36: 4-laporan-pips-2007 (1)

Hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 menunjukkan, bahwa selama

penelitian tindakan pada siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan kemampuan guru

mengelola pembelajaran berorientasi model strategi belajar, di antaranya pada aspek

pengamatan: (a) Menyampaikan tujuan pembelajaran; (b) Memodelkan strategi belajar; (c)

melatihkan strategi belajar; dan (d) Memberikan umpan balik. Selanjutnya selama

pembelajaran tampak bahwa guru dan siswa antusias melaksanakan pembelajaran.

Pada siklus III telah pembelajaran telah dikembangkan dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Urutan langkah-langkah pembelajaran yang

digunakan pada pembelajaran tindakan mengacu pada tahap-tahap: pendahuluan–kegiatan

inti–penutup, yang didalamnya diintegrasikan fase-fase pembelajaran sesuai dengan syntax

pembelajaran kooperatif. Hasilnya diperoleh, bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh

guru mata pelajaran biologi tergolong cukup baik dalam hal penyampaian tujuan

pembelajaran, memotivasi siswa dan menjelaskan mekanisme belajar model diskusi-

kooperatif Jigsaw (fase I dan III); dan tergolong baik dalam hal menyajikan materi,

mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya, membimbing siswa, mendorong dan

melatihkan keterampilan diskusi, mengevaluasi hasil kerja kelompok, membimbing siswa

dalam presentasi, membimbing siswa membuat kesimpulan, memberi tugas rumah, dan

mengumumkan penghargaan (Gambar 4.1). Hasil ini mengindikasikan, bahwa proses

pembelajaran pada kelas tindakan berlangsung dengan baik. Hal ini didukung oleh adanya

kecenderungan perubahan pengelolaan pembelajaran dari kategori cukup baik ke baik,

sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.2.

3,203,253,303,353,403,453,503,553,603,653,703,75

Fase I Fase II Fase III Fase IV Fase V Fase VI

Fase Pembelajaran

Sko

r R

ata-

Rat

a

Gambar 4.1. Rata-Rata Skor Pengelolaan Pembelajaran pada Fase-Fase Menurut Syntax Pembelajaran Diskusi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................36

Page 37: 4-laporan-pips-2007 (1)

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

Tahap Tindakan

Ra

ta-R

ata

Sk

or

3,18 3,50 3,76 3,89

1 2 3 4

Gambar 4.2. Rata-Rata Skor Pengelolaan Pembelajaran Pada Tindakan siklus-3 hingga Tindakan siklus 6

2. Aktivitas Siswa dan Guru selama Pembelajaran Berlangsung

Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam KBM pada

pembelajaran biologi dengan model strategi belajar, disajikan dalam Tabel 4.2.

Pada Siklus I aktivitas guru cenderung merata pada pemberian keterampilan

strategi belajar kepada siswa (13,9–18,8%), dan aktivitas siswa lebih cenderung men-

dengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,5%) dan berdiskusi antar siswa (12,8%).

Tabel 4.2 Rata-rata Aktivitas Guru Pada Pembelajaran dengan Model Strategi-Strategi Belajar.

Aktivitas GuruNo. Aktivitas Siklus I Siklus II Jumlah1  Menyampaikan tujuan pembelajaran 3,5 2,5 6,02  Memotivasi siswa 6,0 2,5 8,53  Secara klasikal menjelaskan strategi belajar

khusus yang akan digunakan 5,0 1,0 6,0

4 Memodelan dan melatihkan strategi belajar yang Digunakan  5,8 4,3 10,1

5 Membimbing siswa mempraktekkan strategi Belajar yang dilatihkan 6,8 5,8 12,6

6  Mengevaluasi tugas latihan 5,5 7,3 12,87  Membimbing siswa merangkum pelajaran 2,0 6,8 8,88  Bukan kategori di atas 1,5 2,5 4,0

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................37

Page 38: 4-laporan-pips-2007 (1)

Tabel 4.2 Rata-rata Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran dengan Model Strategi-Strategi Belajar.

Aktivitas SiswaNo. Aktivitas Siklus I Siklus II Jumlah1  Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 6,3 3,3 9,62  Diskusi antar siswa dan guru 0,9 0,9 1,83  Diskusi antar siswa 4,6 4,3 8,94  Mempraktekkan strategi yang dilatihkan 1,8 2,3 4,15  Merangkum pelajaran 2,9 2,4 5,36  Bukan kategori di atas. 2,0 1,7 3,7

Pada siklus II guru lebih cenderung melakukan aktivitas seperti memodelkan

strategi yang digunakan (11,8%), membimbing praktek siswa (16,0%), mengevaluasi

(20,1%) dan membimbing siswa merangkum pelajaran (18,8%). Sedang aktivitas siswa

yang dominan adalah berdiskusi dengan sesama temannya (12,1%).

Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Aktivitas Guru dalam KBM Biologi Berorientasi Strategi Belajar Siklus I dan II

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................38

Page 39: 4-laporan-pips-2007 (1)

Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa dalam KBM Biologi Ber-orientasi Strategi Belajar Siklus I dan II

Mencermati hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam KBM biologi

berorientasi model strategi belajar pada siklus I dan II menunjukkan terjadi peningkatan

aktivitas guru dalam mengevaluasi tugas latihan dan membimbing siswa merangkum

pelajaran, serta penurunan aktivitas lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cenderung

telah mandiri dalam menerapkan strategi belajar dalam KBM. Hal ini ditunjukkan oleh

peningkatan aktivitas diskusi dengan sesama siswa dan mempraktekkan strategi belajar,

serta penurunan aktivitas mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru.

Pada tahap awal pembelajaran (tindakan Siklus III), kegiatan guru cenderung

didominasi oleh aktivitas menjelaskan materi dan mendorong keterlibatan dan

keikutsertaan siswa (memotivasi siswa). Pada tahap tindakan IV dan VI, guru cenderung

lebih banyak mengamati kegiatan siswa, mengajukan pertanyaan, dan menerapkan waktu

tunggu. Di sisi lain, pada tahap awal (tindakan III dan IV), siswa cenderung lebih

memperhatikan penjelasan guru dan membaca dan atau menanggapi guru, selanjutnya pada

tindakan V dan VI sudah lebih cenderung melakukan aktivitas-aktivitas produktif seperti

menanggapi pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan menulis hal-hal yang relevan dengan

KBM. Keadaan ini mengindikasikan bahwa guru mata pelajaran dan siswa telah mampu

menerapkan model pembelajaran yang diperkenalkan melalui PTK ini dengan baik.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................39

Page 40: 4-laporan-pips-2007 (1)

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

1 2 3 4

Tahap Tindakan

Rat

a-ra

ta A

ktiv

itas

Akt-1

Akt-2

Akt-3

Ak-4

Akt-5

Akt-6

Akt-7

Akt-8

Akt-9

Akt-10

Akt-11

Akt-12

Gambar 4.5. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Diskusi

Keterangan:

Akt-1: Menyampaikan pendahuluanAkt-2: Menjelaskan materiAkt-3: Mengajukan pertanyaanAkt-4: Menanggapi pertanyaan/gagasan siswaAkt-5: Mengekspresikan ide sendiriAkt-6: Mendorong keterlibatan dan keikutsertaan

siswa (memotivasi siswa)

Akt-7: Menulis yang relevan dengan KBMAkt-8: Mengamati kegiatan siswaAkt-9: Membimbing siswaAkt-10: Menerapkan waktu tungguAkt-11: Menutup pelajaranAkt-12: Perilaku yang tidak relevan

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

1 2 3 4

Tahap Tindakan

Akt

ivit

as S

isw

a (%

) Akt-1

Akt-2

Akt-3

Akt-4

Akt-5

Akt-6

Akt-7

Akt-8

Akt-9

Akt-10

Gambar 4.6. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Diskusi

Keterangan Gambar 10:

Akt-1: Memperhatikan penjelasan siswaAkt-2: Membaca (buku siswa, LKS)Akt-3: Menanggapi pertanyaan guruAkt-4: Menanggapi pertanyaan siswaAkt-5: Mengajukan pertanyaan tingkat rendah

Akt-6: Mengajukan pertanyaan tingkat tinggiAkt-7: Menulis (yang relevan dengan KBM)Akt-8: Bekerja dengan menggunakan alatAkt-9: Menyatakan ide dengan jelasAkt-10: Perilaku yang tidak relevan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................40

Page 41: 4-laporan-pips-2007 (1)

Melalui empat tahapan tindakan yang dilakukan (pada siklus III, IV, V dan VI)

diperoleh adanya kecenderungan peningkatan keterampilan siswa mengajukan pertanyaan

tinggi, diiringi dengan penurunan aktivitas mengajukan pertanyaan tingkat rendah.

Mengajukan pertanyaan pada mulanya mengalami penurunan (pada tindakan siklus IV

dan V), tetapi menunjukkan kecenderungan menaik kembali pada tindakan VI. Gambar 4.7

di bawah ini menunjukkan kecenderungan penurunan aktivitas siswa dalam menyatakan

ide. Ini diduga karena pada tindakan V kegiatan siswa adalah paktikum, dan pada tindakan

VI cenderung menyimpulkan hasil diskusi dan praktikum yang telah dilakukan pada tahap

tindakan sebelumnya.

0

10

20

30

40

50

60

Tindakan1

Tindakan2

Tindakan3

Tindakan4

Tahap Tindakan

Rer

ata

Sko

r K

etr.

Dis

kusi

Menyatakan ide

Menanggapi pertanyaan

Mengajukan pert- tkrendah

Mengajukan pert. tk. tinggi

Gambar 4.7 Perkembangan Keterampilan Diskusi Siswa Selama Pelaksanaan Tindakan

3. Hasil Belajar dan Respon Siswa Terhadap Tindakan Pembelajaran yang

Diberikan

Hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan model

pembelajaran strategi-strategi belajar dan diskusi menggunakan model Jigsaw dengan

memanfaatkan multimedia berupa slide dan animasi diperoleh, 88,4% siswa mencapai

ketuntasan belajar dengan penguasaan 70% dan frekuensi terbesar berada pada rentang

skor 70-79. Hanya 11,6% siswa (5 dari 43 siswa) yang tidak mencapai ketuntasan belajar

(Gambar 4.8). Kepada siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar dilakukan pembel-

ajaran remedial dengan memanfaatkan tutor sebaya, di mana siswa yang telah mencapai

ketuntasan belajar dijadikan tutor untuk membantu rekan-rekannya yang belum mencapai

ketuntasan belajar. Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan iklim akademik di

lingkungan sekolah MAN 1 Medan.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................41

Page 42: 4-laporan-pips-2007 (1)

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99

Rentang Skor

Jum

lah

Sis

wa

(%)

Ulangan harian Ulangan PTK

Gambar 4.8. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Ulangan Harian dan Setelah Mendapat Tindakan.

Bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum mendapatkan tindakan, hasil

belajar siswa setelah mendapatkan tindakan menunjukkan kecenderungan peningkatan

yang cukup memuaskan, di mana pada ulangan harian sangat sering terjadi hampir

keseluruhan siswa tidak mencapai ketuntasan belajar.

Hasil diskusi mendalam dengan guru diperoleh informasi bahwa saat ini telah

terjadi penurunan minat dan motivasi siswa untuk sungguh-sungguh belajar. Tindakan

yang diberikan melalui penelitian menunjukkan respon siswa terhadap pembelajaran yang

menggembirakan, dimana 75% siswa menyatakan senang dengan desain pembelajaran

yang disusun. Respon senang karena pembelajaran yang diselenggarakan banyak praktek

atau kegiatan, guru menerangkan dengan jelas, gurunya menyenangkan, cara mengajar

bervariasi dan tidak membosankan, banyak memperoleh kesempatan berbicara,

mengeluarkan pendapat, atau bertanya kepada guru atau teman.

Pembelajaran sebelumnya kurang menyenangkan, sebab guru lebih banyak

menerangkan (ceramah), dalam menerangkan sering tidak jelas (karena tidak dilengkapi

dengan LKS, model, dan atau media pembelajaran), membosankan, dan soal-soal tes

sering terasa asing bagi siswa.

Secara keseluruhan, setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

strategi-strategi belajar dan diskusi menggunakan model Jigsaw dengan memanfaatkan

multimedia, respon siswa: 1) cara mengajar seperti ini agar diterapkan untuk pelajaran lain;

2) banyak hal-hal baru yang menyenangkan selama pelajaran; dan 3) penjelasan guru

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................42

Page 43: 4-laporan-pips-2007 (1)

mudah dipahami (sebab sebelumnya siswa telah diberi bahan berupa LKS, slide dan

animasi biologi).

B. Pembahasan

Kunci kesuksesan pembelajaran di sekolah yang pertama dan utama adalah terletak

pada kemampuan profesional guru dalam mengelola pembelajaran. Meskipun tujuan pem-

belajaran dapat direncanakan bersama oleh guru dan siswa, model strategi belajar lebih

berpusat pada guru. Sistem perencanaan dan pengelolaan pembelajaran yang baik akan

menjamin terjadinya proses belajar yang efektif pada siswa, terutama melalui pengamatan,

mendengarkan, dan resitasi yang terencana. Hal ini didukung oleh pendapat Gagne dan

Briggs (1987) dalam Arends (1998) yang menyatakan, bahwa pengajaran yang dirancang

secara sistematis banyak berpengaruh terhadap perkembangan individu manusia.

Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru berupa tindakan

pembelajaran model strategi-strategi belajar memanfaatkan multimedia secara deskriptif

telah menunjukkan peningkatan dari 76,9% kategori baik pada tindakan siklus I menjadi

100% baik pada tindakan siklus II, terutama dalam pengelolaan pembelajaran yang

berorientasi model strategi-strategi belajar. Dengan demikian, untuk pembelajaran

selanjutnya, guru sudah dapat secara mandiri mengembangkan kemampuannya merencana-

kan dan melaksanakan pembelajaran khususnya yang berorientasi model strategi-strategi

belajar. Keterampilan ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa ketika akan menerapkan

model pembelajaran inovatif lainnya (misalnya model diskusi), karena siswa telah

memiliki keterampilan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang dianjurkan dan atau

ditugaskan oleh guru dalam PBM.

Pandangan ini didukung oleh hasil penelitian Stallings dan rekan-rekannya (1970

dalam Arends, 1997) menunjukkan, bahwa guru yang mengorganisasikan kelasnya dengan

baik, yang memungkinkan berlangsungnya pembelajaran yang terstruktur, menghasilkan

rasio keterlibatan siswa yang tinggi (time – task – ratio) dan hasil belajar yang lebih tinggi

daripada guru yang menggunakan pendekatan kurang formal dan kurang terstruktur.

Perencanaan dan pengelolaan pembelajaran yang baik oleh guru tentunya akan

membantu guru untuk lebih mengarahkan aktivitasnya di kelas kepada upaya-upaya

membelajarkan siswa. Dari hasil penelitian ini ditunjukkan bahwa aktivitas yang tinggi

yang dilakukan guru di siklus I pada kategori: (2) memotivasi siswa; (3) menjelaskan

strategi belajar khusus yang akan digunakan; (4) memodelkan dan melatihkan strategi

belajar yang digunakan; dan (5) membimbing siswa mempraktekkan strategi belajar yang

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................43

Page 44: 4-laporan-pips-2007 (1)

dilatihkan; dapat menurunkan aktivitas: (1) mendengarkan/memperhatikan penjelasan

guru; dan (2) diskusi antara siswa dan guru; serta meningkatkan aktivitas: (3) diskusi antar

siswa; dan (4) mempraktekkan strategi belajar yang dilatihkan pada siklus II.

Slavin (1997) mengemukakan, bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit apabila meraka dapat mendiskusikan dengan temannya.

Konstruktivisme memandang perkembangan kognitif sebagai suatu hasil pertumbuhan dari

perkembangan sosial melalui interaksi dengan orang lain yang terjadi dalam zona

perkembangan terdekat anak-anak, dimana anak-anak dapat melakukan tugas-tugas baru

yang berada dalam kemampuan meraka dengan bantuan guru atau teman sebaya.

Diskusi merupakan komunikasi, dimana siswa berbicara dengan siswa yang lain,

saling membagi gagasan dan pendapat. Menurut Arends (1997) diskusi dapat mencapai

tiga tujuan pembelajaran, yaitu: (a) memperbaiki pemikiran siswa dan membantu mereka

menyusun pemahaman materi akademis; (b) mendorong keterlibatan dan keikutsertaan

siswa, memberi kesempatan luas kepada siswa untuk mengutarakan ide-ide mereka sendiri,

serta memotivasi siswa untuk ikut terlibat dalam pembicaraan di kelas; (c) membantu

siswa belajar keterampilan komunikasi dan proses berpikir.

Atas dasar pada pemikiran tersebut, tindakan pembelajaran yang dilakukan

berikutnya adalah menerapkan model pembelajaran diskusi dengan pembagian kelompok

tipe Jigsaw. Kualitas pembelajaran diindikasikan dari: a) kemampuan guru mata pelajaran

mengelola pembelajaran; b) kecenderungan aktivitas guru selama proses pembelajaran; c)

kecenderungan aktivitas siswa selama proses pembelajaran; d) keterampilan siswa dalam

berdiskusi; dan e) respon siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan. Selanjutnya

kualitas hasil belajar akan tergambar dari ketuntasan belajar klasikal siswa.

Pengalaman selama melakukan penelitian tindakan, mulai dari perencanaan,

implementasi, dan evaluasi menunjukkan, bahwa guru mata pelajaran telah siap

mengimplementasikan pembelajaran berbasis kompetensi pada tahun pelajaran mendatang.

Hal ini ditunjukkan oleh capaian kategori “baik” dalam pengelolaan pembelajaran pada

kelas tindakan. Walaupun pada awal-awal pelaksanaan tindakan kelihatan guru masih

mendominasi pembelajaran, tidak menyampaikan aturan diskusi kelompok, pertanyaan

awal guru (untuk kepentingan motivasi) cenderung tidak dilakukan, dan guru terlalu cepat

memberikan respon/jawaban yang tidak dapat dijawab oleh siswa.

Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa juga menunjukkan kecenderungan

peningkatan aktivitas mengamati kegiatan siswa dan mengajukan pertanyaan.

Penyampaian materi dalam bentuk ceramah sudah sedikit sekali dilakukan guru. Selama

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................44

Page 45: 4-laporan-pips-2007 (1)

proses pembelajaran guru hanya menyajikan cuplikan materi sebagai kerangka awal bagi

siswa untuk berpikir atau belajar lebih lanjut secara kelompok.

Seperti yang dikemukakan oleh Carin (1993), bahwa salah satu ciri pembelajaran

kooperatif adalah, selama proses belajar mengajar berlangsung, guru membantu

melatihkan dan mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal siswa dalam

kelompok. Menurut Vygotsky dalam Slavin (1994), di sinilah letaknya konsep scaffolding,

di mana guru memberikan kepada siswa sejumlah bantuan atau pengetahuan selama tahap-

tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan

kesempatan pada anak untuk mengambil alih tanggung jawab. Fungsi mental yang lebih

tinggi bagi siswa, pada umumnya muncul dalam kerjasama antar individu. Rendahnya

persentase aktivitas menjelaskan juga didukung oleh pandangan konstruktivis dalam

pembelajaran IPA (Slavin, 1994), bahwa prinsip yang paling penting dalam psikologi

pendidikan adalah guru memberikan kepada siswa anak tangga yang membawa siswa akan

pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan, siswa sendiri yang harus memanjat tangga

tersebut.

Perubahan perilaku mengajar guru yang diimplementasikan melalui penelitian

tindakan ini telah berdampak bagi perubahan perilaku belajar siswa, sebagaimana

ditemukan melalui penelitian ini; di akhir tindakan proporsi aktivitas pembelajaran terbesar

telah berada aktivitas siswa bertanya (dengan pertanyaan tingkat rendah dan tingkat tinggi)

dan mencatat hal-hal yang relevan dengan kegiatan pembelajaran. Dari gambaran aktivitas

siswa tersebut tampak, bahwa pembelajaran menggunakan multimodel telah menunjukkan

kegiatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar mengajar,

sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan pendorong siswa belajar. Hal ini

sejalan dengan pendapat Abruscato (1999) dan Vol Glaserferl dalam Soeparno (1997)

tentang teori konstruktivisme dalam pembelajaran IPA, bahwa, pembelajaran merupakan

kerja mental aktif, bukan menerima pengajaran dari guru secara pasif. Dalam kerja mental

siswa, guru memegang peranan penting dengan cara memberikan dukungan, tantangan

berpikir, melayani sebagai pelatih atau model, namun siswa tetap merupakan kunci

pembelajaran

Pada akhirnya, perubahan perilaku mengajar guru dan perubahan perilaku belajar

siswa yang difasilitasi melalui penelitian tindakan ini berdampak bagi peningkatan hasil

belajar siswa, di mana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mencapai ketuntasan

belajar, suatu keadaan yang sulit untuk dicapainya sebelumnya. Fenomena ini mengandung

makna, bahwa pembelajaran dengan menerapkan multimodel (model strategi-strategi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................45

Page 46: 4-laporan-pips-2007 (1)

belajar dan model diskusi dengan memanfaatkan media slide dan animasi) yang

diimplementasikan peneliti, mempunyai kualitas proses dan kualitas hasil belajar yang

baik. Hasil tersebut sejalan dengan yang dikemukaan oleh Slavin (1994), bahwa

pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki prestasi akademik siswa dan membantu siswa

memahami konsep-konsep yang sulit.

Seluruh hasil penelitian yang telah dipaparkan di muka selanjutnya akan

memberikan dampak yang lebih luas bila guru mata pelajaran lain khususnya di MAN 1

Medan juga melakukan inovasi dalam pembelajarannya melalui penerapan model-model

pembelajaran inovatif dan kreatif. Satu model pembelajaran tidak selalu baik diterapkan

pada semua kajian dan semua mata pelajaran di SMA/MA, karena itu guru harus terus

mencoba dan mengembangkan kreativitasnya untuk mendesain pembelajaran yang mampu

memotivasi siswa untuk belajar. Pemberdayaan MGMP adalah salah satu alternatif yang

dapat ditempuh untuk mencapai tujuan ini yang dinaungi di bawah panji-panji manajemen

peningkatan mutu berbasis sekolah.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................46

Page 47: 4-laporan-pips-2007 (1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Mengacu pada uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya, dapat disusun simpulan bahwa:

1. Desain pembelajaran biologi kelas SMA/MA dengan multimodel (strategi-strategi

belajar dan diskusi kelompok tipe Jigsaw) dan multimedia (slide presentasi dan

animasi) dapat dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dengan “baik”.

2. Dengan model pembelajaran strategi-strategi belajar siswa mampu menggunakan

berbagai sumber belajar (buku literatur) yang dimanfaatkan dalam bertukar informasi

pada pembelajaran diskusi.

3. Ada kecenderungan perubahan dan peningkatan aktivitas guru dan siswa dalam

melakukan pembelajaran ke arah yang lebih baik.

4. Penerapan pembelajaran topik kajian sel dan metabolisme dengan multimodel dan

multimedia memberikan dampak bagi peningkatan hasil belajar siswa.

5. Siswa merespon dengan baik variasi metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru

pada pembelajaran topik kajian Sel dan Metabolisme.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman melakukan PTK dan analisis hasil tindakan, disampaikan

beberapa saran yang diharapkan berguna bagi perbaikan desain model pada penerapan

model dan atau pengembangannya serupa di masa mendatang, sebagai berikut:

1. Siswa telah mampu menggunakan sumber belajar yang beragam, namun sebatas buku-

buku pelajaran yang mereka miliki dan tersedia di perpustakaan sekolah. Karena itu ke

depan, perpustakaan sekolah perlu disiapkan dengan berbagai sumber belajar (berupa

buku) terutama buku-buku teks dan CD-ROOM pembelajaran. Siswa kelas-kelas

rendah perlu dibekali terlebih dahulu dengan keterampilan strategi belajar seperti

keterampilan membaca, memberi tanda, pemetaan konsep, dan sebagainya agar dapat

memanfaatkan sumber belajar yang tersedia untuk menggali informasi terkait dengan

materi kajian pembelajaran.

2. Dengan desain model yang telah disusun ini, diharapkan guru mata pelajaran biologi

dapat mengembangkan dan mendesain sesuai dengan kebutuhan/kondisi siswa dan

sekolah.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................47

Page 48: 4-laporan-pips-2007 (1)

3. Pembelajaran dengan hanya menggunakan satu model saja tidak selamanya baik untuk

semua topik kajian mata pelajaran, karena itu kreativitas guru dalam melakukan

tindakan yang berulang-ulang akan memberikan hasil berupa model-model

pembelajaran yang sesuai dengan kekhasan tiap topik kajian mata pelajaran.

4. Pemberdayaan MGMP adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah dan

pemerintah dalam meningkatkan kemampuan profesional guru. Melalui pertemuan

rutin, guru-guru dapat mendiskusikan berbagai persoalan yang ditemukan dalam

pembelajaran, mencari akar masalah, mengindentifikasi alternatif pemecahan masalah,

dan menetapkan prioritas pemecahan sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah

dan siswa.

5. Desain pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian tindakan kelas ini belum

sepenuhnya sempurna. Karena itu, bagi guru yang ingin mengimplementasikannya

dalam pembelajaran Biologi, hendaknya melakukan telaah terlebih dahulu, sehingga

akan dihasilkan strategi yang mungkin berbeda dan lebih bersifat inovatif.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................48

Page 49: 4-laporan-pips-2007 (1)

DAFTAR PUSTAKA

Arends. R. I. (1998). Learning to Teach. New York: McGraw Hill Companies.Arends. R.I. (1997). Classroom Instructional and Management. New York: McGraw-Hill

Book Co.Arends. Richard I. (1998). Learning to Teach. New York: McGraw-Hill Book Co.Aronson. Elliot. 2005. Classrom Jigsaw. http://www.jigsaw.org.Abruscato, J. (1999). Teaching Children Science: A Discovery Approach. New York:

Allyn and Bacon.Bryce, T.G.K., McCall, J., MacGregor, J., Robertson, I.J., dan Weston, R.A.J. (1990).

Tecniques process skills in practical science: Teacher’s guide. Oxford: Heinemann Educational Books.

Carin, A. (1993). Teaching Modern Science. New York: McMillan Publishing Company.Drost, J. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kompas Online, http://-

www.kompas.com. 26 Januari 2004.Eggen, P.D. and Kauchak, D.P. (1996). Strategies for Teachers Teaching Content and

Thingking Skills. Boston: Allyn and Bacon.Gagne. R.M. (1977). The Condition of Learning. Third Edition. New York: Holt Rinehart

and Winston.Gronlund, Norman E. (1971). Measurement and Evaluation in Teaching. New York: The

MacMillan Publ. Co.Hackbarth, S. (1996) The Educational Technology Handbook. New Jersey: Educational

Technology Publications, Inc.Hall, Gene E. (1986). Competency – Base Education: A Process for the improvement of

education, New Jersey: Englewood Cliffs, Inc.Harris, Sue and Kington, Alison (2002). The use of ICT in the classroom. Tersedia pada

http://www.nfer.ed.gov. Diakses tanggal 3 Juni 2006.Harris, Sue and Kington, Alison. (2002). Innovative Classroom Practices Using ICT in

England: the Second Information Technology in Education Study (SITES). Tersedia pada http://www.nfer.ed.gov. Diakses tanggal 3 Juni 2006.

Heinich, R., et al. (1999) Instructional Media and Technologies for Learning. USA: Prentice-Hall Inc.

Howe, A.C. and Jones, L. (1993). Engaging Children in Science. New York: MacMillan Publishing Company.

Ibrahim. M.. Fida R.. Nur. M. dan Ismono. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa Press.

Kemp, J.E. (1994). Designing Effective Instruction. New York: MacMillan College Publishing Company.

Lie. A.. (1994). Jigsaw: A Cooperative Learning Method for the Reading Class. Waco. Texas: Phi Delta Kappa Society.

Lungdren. L. (1994). Cooperative Learning in The Science Classroom. New York: McGraw Hill Companies.

Mayer, W. V. (Ed.). (1978). BSCS: Biology teachers’ handbook. 3-rd ed. New York: John willey and Sons.

Natawidjaja. R. (1997). Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Menengah.Ditjen Dikti. Departemen Pendikikan dan Kebudayaan.

Nur. Mohamad dan Wikandari, Prima Retno. (1998). Pendekatan-Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran. Surabaya: IKIP Surabaya.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................49

Page 50: 4-laporan-pips-2007 (1)

Rahadi, Suko. (2004). Kurikulum Berbasis Kapitalis. Kurikulum Online, http://-www.puskur.or.id. 22 Desember 2004.

Raven, et. a. 2006. Biology. Seventh Edition. http://highered mcgraw-hill com=sites= dl=free=0072437316=120060=ravenanimation.html

Reed, A.J.S., Bergemann, V.E., and Olson, M.W. (1998). A Guide to Observation and Participation In the Classroom: An Introduction to Education. Boston: McGraw Hill Companies, Inc.

Siberman, Mel. (2002). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Pendidikan Islam (Yapendis).

Simatupang, Zulkifli. (2003). Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa Melalui Implementasi Model Strategi-Strategi Belajar. Suara Pendidikan. Vol. 21. No. 3. November 2003.

Slavin, (1994). Educational Psychology, Theory and Practice. Needham Heights: Allyn & Bacon.

Slavin, (1995). Cooperative Learning Theory. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher.

Stith, Bradley J. (2004). Use of Animation in Teaching Cell Biology. Cell Biol Educ. 2004 Fall; 3(3): 181–188. Tersedia pada http://www.pubmedcentral.nih.gov. Diakses tanggal 1 Juni 2006.

Tim Pelatih Proyek PGSM (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Proyek PGSM Ditjen Dikti. Depdikbud.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kanisius.Thompson. M.. McLaughlin. C.W.. & Smith. R.G. (1995). Merril Physical Science

Teacher. Wraparound Edition. New York: Glencoe McGraw-Hill.Whitaker, U. (1989). Assessing Learning: Standards, Principles, & Procedures.

Philadelphia: Council for Adult and Experiential Learning.Woolfolk, A. (1993). Educational Psychology. Fifth Edition. Needham Heights: Allyn and

Bacon Publishers.-----------, (2003). Layanan Profesional: Kurikulum dan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Biologi SMA/MA. Jakarta: Puskur, Balitbang, Depdiknas.-----------, (2003). Layanan Profesional: Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Puskur,

Balitbang, Depdiknas.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................50

Page 51: 4-laporan-pips-2007 (1)

LAMPIRAN 1

Contoh Perangkat Pembelajaran

1. Silabus

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3. LKS

4. Slide-Slide Pembelajaran

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................51

Page 52: 4-laporan-pips-2007 (1)

SILABUS

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupanKompetensi Dasar : Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

Menyatakan ciri-ciri kehidupan Ciri-ciri kehidupan: nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, irritabilitas, bernafas, dan ekskresi.

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi tentang ciri-ciri kehidupan.

PortofolioPerformance

Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidentifikasi organel-organel sel berdasarkan fungsinya

Organela sel yaitu: (1) nukleus berfungsi mengendalikan dan mengatur pembelahan; (2) retikulum endoplasma berfungsi sintesis lemak, transpor materi di sel; (3) ribosom berfungsi sintesis protein; (4) badan mikro berfungsi metabolisme lemak; (5) kompleks golgi berfungsi manambah glikosilat pada protein; (6) lisosom berfungsi pencernaan intrasel; (7) mitokondria berfungsi respirasi sel

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi tentang organel-organel sel, struktur dan fungsinya.

PortofolioPerformance

Buku biologi,LKS,CD Room

Menghubungkan ciri-ciri kehidupan dengan fungsi organel-organel sel.

Mendiskusikan hubungan fungsi organel-organel sel sebagai unit terkecil kehidupan dengan ciri-ciri kehidupan

PortofolioPerformanceIsian singkat.

Buku biologi,LKS,CD Room

Membedakan struktur nukleus sel prokaryotik dengan eukaryotik berkaitan dengan

Sel prokaryotik yaitu tidak memiliki membran inti dan sistem endomembran.

Menggunakan model sel untuk membedakan struktur nukleus sel prokaryotik dan eukaryotik terkait dengan fungsinya sebagai

Objektif testTes penugasan

Buku biologi,LKS,CD Room

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................52

Page 53: 4-laporan-pips-2007 (1)

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

fungsinya pada proses reproduksi sel.

Sel eukaryotik yaitu memiliki membran inti dan sistem endomembran

unit proses reproduksi sel

Kompetensi dasar : Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan sel hewan

Organel sel tumbuhan mempunyai dinding sel, plastida dan vakuola yang menetap dan berukuran lebih besar.Organel sel hewan mempunyai dua sentriol di dalam sentrosom dan lisosom.

Melakukan pengamatan terhadap gambar-gambar organel sel dan melakukan diskusi kelompok mendiskusikan hasil penampakan organel dinding sel, plastida, vakuola menggunakan multimedia.

PerformanceIsian singkatUraian bebas

Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidentifikasi struktur kimiawi mitokondria berkaitan dengan fungsinya sebagai unit terkecil proses respirasi sel.

Menggunakan model struktur mitokondria untuk mengidentifikasi struktur kimiawi berkaitan dengan fungsinya sebagai unit proses respirasi sel.

Tes penugasan Test uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidentifikasi struktur kimiawi retikulum endoplasma dan ribosom berkaitan dengan fungsinya sebagai unit terkecil proses sintesis protein.

Menggunakan model struktur retikulum endoplasma dan ribosom untuk mengidentifikasi struktur kimiawi berkaitan dengan fungsinya sebagai unit proses sintesis protein.

Tes penugasan Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidentifikasi struktur kimiawi badan golgi berkaitan dengan fungsinya sebagai unit terkecil proses ekskresi

Menggunakan model struktur badan golgi untuk mengidentifikasi struktur kimiawi berkaitan dengan fungsinya sebagai unit proses ekskresi.

Tes penugasan Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidentifikasi struktur kimiawiaktin dan miosin berkaitan dengan fungsinya sebagai unit terkecil gerakan sel

Menggunakan model struktur kimiawi Aktin dan Miosin untuk mengidenfikasi sturktur kimiawi berkaitan dengan fungsinya sebagai unit proses gerakan sel.

Tes penugasan.

Buku biologi,LKS,CD Room

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................53

Page 54: 4-laporan-pips-2007 (1)

Kompetensi Dasar : Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis)

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Mengidentifikasi cara transpor pada membran

Cara transpor lewat membran: (1) transpor pasif, yaitu difusi dan osmosis; (2) transpor aktif, yaitu endositosis dan eksositosis

Melakukan diskusi kelompok mendiskusikan transpor lewat membran

PortofolioPerformanceIsian singkat.

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan mekanisme terjadinya difusi dan osmosis melalui membran

Difusi yaitu penyebaran molekul zat dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah.Osmosis yaitu perpindahan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi dengan melewati suatu membran

Melakukan diskusi kelompok mendiskusikan mekanisme terjadinya difusi dan osmosis melalui membran

PortofolioPerformanceIsian singkat.

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan mekanisme transpor aktif pada memran

Endositosis yaitu pemasukan zat kedalam sel.Eksositosis yaitu pengeluaran zat dari dalam sel.

Melakukan diskusi kelompok mendiskusikan mekanisme terjadinya transpor aktif pada membran

PortofolioPerformanceIsian singkat.

Buku biologi,LKS,CD Room

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................54

Page 55: 4-laporan-pips-2007 (1)

SILABUS

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XII/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam metabolisme

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

Menyatakan penggolongan organisme berdasarkan cara memporoleh energi (makanan)

Penggolongan organisme berdasarkan cara memperoleh energi dibedakan atas organisme autotrof dan organisme heterotrof.

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi penggolongan organisme berdasarkan cara memperoleh energi

PortofolioPerformance

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan konsep dasar metabolisme

Metabolisme adalah keseluruhan proses kimia enzimatis yang terjadi dalam tubuh organime.

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi konsep proses metabolisme

PortofolioPerformance

Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidentifikasi sifat-sifat enzim Sifat-sifat enzim: (1) sebagai katalisator; (2)suatu protein; (3) bekerja secara khusus; (4) dapat digunakan berulang kali; (5) rusak oleh panas; (6) diperlukan dalam jumlah sedikit; (7) dapat bekerja bolak-balik; (8) bekerjanya dipengaruhi lingkungan yaitu suhu, pH, hasil akhir, dan zat penghambat

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi tentang sifat-sifat enzim

PortofolioPerformance

Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidengidentifikasi cara kerja enzim

Enzim bekerja secara spesifik dan enzim dapat bekerja apabila ada ikatan antara substrat dengan enzim

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi tentang cara kerja enzim

PortofolioPerformance

Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidentifikasi faktor-faktor mempengaruhi kerja enzim dan zat yang dapat menghambat cara kerja enzim

Faktor mempengaruhi kerja enzim: (1) temperatur; (2) pH; (3) konsentrasi enzim; (4) hasil akhir; (5) zat penggiat; (6) zat penghambat; (7) konsentrasi substrat.Zat penghambat (inhibitor): inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif.

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim dan zat yang dapat menghambat kerja enzim

PortofolioPerformance

Buku biologi,LKS,CD Room

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................55

Page 56: 4-laporan-pips-2007 (1)

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

Mengidentifikasi enzim-enzim yang berperan dalam katabolisme dan anabolisme karbohidrat

Enzim heksokinase, enzim fosfoglukoisomerase, enzim fosfofruktokinase, enzim aldolase, enzim isomerase, enzim enolase, enzim piruvatkinase, enzim fosfogliserokinase

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi tentang enzim-enzim yang berperan dalam katabolisme dan anabolisme karbohidrat

Portofolio,PerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

Menjelaskan konsep dasar proses katabolisme

Proses katabolisme yaitu: respirasi aerobik dan respirasi anaerobik.Proses anabolisme yaitu fotosintesis dan kemosintesis

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi tentang konsep dasar proses katabolisme.

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan proses-proses enzimatis pada katabolisme pati

Proses pada katabolisme yaitu glikolisis, siklus krebs dan transpor elektron

Menggunakan model/gambr proses katabolisme menjelaskan proses glikolisis, siklus krebs dan transfor elektron

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidentifikasi hasil-hasil katabolisme pati

Hasil katabolisme: (1) glikolisis menghasilkan 2ATP + 2 NADH; (2) siklus krebs menghasilkan 2ATP + 2 FAD +6 NADH; (3) transpor elektron menghasilkan ATP dan air.

Menggunakan model/gambr proses katabolisme mengidentifikasi hasil-hasil katabolisme pati

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Membedakan respirasi aerob dan respirasi anaerob

Respirasi aerob yaitu respirasi yang memerlukan oksigen.Respirasi anaerob yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen.

Menggunakan model/gambr proses respirasi membedakan respirasi aerob dan respirasi anaerob.

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan proses respirasi anaerob (fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol)

Proses respirasi anaerob ada dua yaitu fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol

Disajikan contoh-contoh berbagai fermentasi (fermentasi asam laktat dan fermentasi akohol) dan reaksinya mengidentifikasi katabolisme yang terjadi dengan melakukan diskusi

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................56

Page 57: 4-laporan-pips-2007 (1)

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar PenilaianAlokasi Waktu

Sumber Belajar

Mengidentifikasi hasil-hasil fermentasi

Fermentasi asam laktat menghasilkan 2 ATP dan fermentasi alkohol menghasilkan karbondioksida, etanol dan 2 ATP

Dengan model/gambar fermentasi (fermentasi asam laktat dan alkohol) dan reaksinya mengidentifikasi hasil-hasil fermentasi

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan konsep dasar anabolisme

Anabolisme merupakan proses penyusunan senyawa kompleks dari senyawa sederhana yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup.

Melakukan studi pustaka, mengumpulkan informasi tentang konsep dasar proses katabolisme.

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Menyebutkan proses enzimatis pada anabolisme karbohidrat

Proses anabolisme yaitu fotosintesis dan kemosintesis

Menggunakan model/gambr proses anabolisme menjelaskan proses enzimatis pada anabolisme

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan proses fotosintesis pada tumbuhan

Fotosintesis merupakan peristiwa penyusunan zat organik dan zat anorganik dengan pertolongan energi cahaya.

Menggunakan/menyaksikan video/gambar-gambar proses fotosintesis menjelaskan proses fotosintesis pada tumbuhan

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan proses reaksi terang pada proses fotosintesis yang berlangsung dalam grana

Tahap reaksi terang pada proses fotosintesis berlangsung didalam grana

Menggunakan/menyaksikan video/gambar-gambar proses reaksi terang menjelaskan proses reaksi terang fotosintesis pada tumbuhan

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan proses reaksi gelap pada proses fotosintesis yang berlangsung dalam stroma

Tahap reaksi gelap pada proses fotosintesis berlangsung didalam stroma

Menggunakan/menyaksikan video/gambar-gambar proses reaksi terang menjelaskan proses reaksi terang fotosintesis pada tumbuhan

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Mengidentifikasi hasil-hasil anabolisme karbohidrat

Hasil anabolisme karbohidrat yaitu: (1) fotosintesis menghasilkan glukosa (

), oksigen ( ), dan air (); (2) kemosintesis menghasilkan karbohidrat

Menggunakan model/gambr proses katabolisme mengidentifikasi hasil-hasil katabolisme pati

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antara proses metabolisme karbohidrat dengan metabolisme lemak dan protein

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................57

Page 58: 4-laporan-pips-2007 (1)

Indikator Materi dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Membuat diagram keterkaitan antara metabolisme karbohidrat, lemak dan protein

Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat, lemak dan protein

Berdasarkan gambar anabolisme dan katabolisme karbohidrat membuat diagram/keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Menjelaskan penyebab lemak menghasilkan energi lebih besar dibanding dengan dari karbohidrat dan protein untuk jumlah berat yang sama

Menjelaskan penyebab protein menghasilkan energi setara dengan karbohidrat untuk jumlah berat yang sama

1 gram karbohidrat menghasilkan energi 4,1 kalori, dan 1 gram lemak menghasilkan energi 9 kalori.

1 gram protein menghasilkan energi yang sama dengan 1 gram karbohidrat.

Melakukan diskusi kelompok membandingkan satu gram senyawa karbohidrat, protein, lemak dari rusmus molekulnya dan dari kajian pustaka.

PortofolioPerformanceTes Uraian

Buku biologi,LKS,CD Room

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................58

Page 59: 4-laporan-pips-2007 (1)

TOPIK KAJIAN: SEL

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 1Alokasi Waktu : 3 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Indikator : Menyatakan ciri-ciri kehidupanMengidentifikasi organel-organel sel berdasarkan fungsinya

Materi Pokok dan : Ciri-ciri kehidupan Uraian Materi : Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas,

bernafas, dan ekskresi.Organela Sel;Nukleus, retikulum endoplasma, ribosom, badan mikro, kompleks golgi, lisosom, mitokondria

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman BelajarAlokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi (guru menggali pemahaman siswa terhadap defenisi

kehidupan) Orientasi (guru memberikan contoh konstektual dengan membawa

ranting tumbuhan bunga raya) Memotivasi Guru menyampaikan bahwa pembelajaran pertemuan ini bertujuan

mampu memahami struktur dan fungsi sel dari sifat-sifat kehidupan, serta menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu ciri-ciri hidup dan organela sel.

15’

2. Kegiatan Inti Dengan menggunakan materi ajar guru membimbing siswa mempelajari

materi ciri-ciri kehidupan menggunakan strategi-strategi belajar. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

materi pembelajaran yang kurang dimengerti. Dengan menggunakan materi ajar guru membimbing siswa mempelajari

materi ajar organel-organel sel dengan strategi-strategi belajar. Melakukan tanya jawab (umpan balik) terhadap pembelajaran yang

telah dijelaskan oleh guru

105’

3. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Guru mengumumkan rencana pembagian kelompok untuk persiapan

pertemuan ke-3 hingga ke-6 Guru menugaskan siswa untuk membaca buku pegangan tentang bahan

pembelajaran pada pertemuan berikutnya dengan topik hubungan ciri

15’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................59

Page 60: 4-laporan-pips-2007 (1)

No Pengalaman BelajarAlokasi Waktu

kehidupan dan organel sel.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-2)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 2Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Indikator : Menghubungkan ciri-ciri kehidupan dengan fungsi organel-organel sel.

Materi Pokok dan : Ciri-ciri kehidupan Uraian Materi Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, irritabilitas,

bernafas, dan ekskresi. Organela Sel

Nukleus, retikulum endoplasma, ribosom, badan mikro, kompleks golgi, lisosom, mitokondria

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman BelajarAlokasi Waktu

1.

.

Kegiatan Pendahuluan Apersepsi (menanyakan kembali tentang ciri kehidupan dan organel sel

yang telah dipelajari sebelumnya) Guru menunjukkan kembali gambar sel hewan, sel tumbuhan dan

bakteri Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu hubungan

antara ciri kehidupan dengan organel di dalam sel

10’

2. Kegiatan Inti Setiap siswa diminta memperhatikan tayangan slide tentang sel hewan,

sel tumbuhan dan sel bakteri yang ditayangkan di depan kelas Setiap siswa diminta menyusun intisari dari tayangan slide presentasi. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Siswa diminta untuk aktif bertanya apabila belum memahami materi

yang ditayangkan. Siswa diminta menyampaikan simpulan dari pelajaran hari ini.

70’

3. Kegiatan Penutup Guru memandu siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan benar

dan tepat. Guru mengumumkan pembagian kelompok dengan nama anggota

10’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................60

Page 61: 4-laporan-pips-2007 (1)

kelompok yang telah ditentukan. Guru memberi tugas belajar di luar kelas agar membaca materi dengan

topik sel prokariotik dan sel eukariotik untuk pertemuan berikutnya.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-3)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 3Alokasi Waktu : 3 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Indikator : Membedakan struktur nukleus sel prokaryotik dengan eukaryotik berkaitan dengan fungsinya pada proses reproduksi sel.

Materi Pokok dan : Sel Prokaryotik dan Sel EukaryotikUraian Materi Sel prokaryotik tidak memiliki membran inti dan sistem

endomembran.Sel eukaryotik memiliki membran inti dan sistem endomembran

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman BelajarAlokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan Guru menggali pemahaman siswa terhadap pembelajaran sebelumnya Guru menjelaskan bahwa pembelajaran hari ini akan dilakukan

dengan cara diskusi. Siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai

pembagian kelompok yang telah ditentukan oleh guru sebelumnya. Sementara guru mempersiapkan peralatan tayang.

15’

2. Kegiatan Inti Setiap anggota kelompok melihat pemutaran slide model sel. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. Di dalam LKS

tersebut tertulis beberapa pertanyaan yang perlu didiskusikan oleh anggota kelompok.

Dengan melihat slide model sel dan dengan menggunakan literatur yang ada setiap anggota kelompok mendiskusikan perbedaan struktur nukleus sel prokaryotik dan eukaryotik terkait dengan fungsinya sebagai unit proses reproduksi sel.

Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.

Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.

Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari kelompok lain.

Siswa diminta untuk membuat simpulan pelajaran hari ini.

105’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................61

Page 62: 4-laporan-pips-2007 (1)

No Pengalaman BelajarAlokasi Waktu

3. Kegiatan Penutup Guru memandu siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan benar

dan tepat. Guru memberi tugas belajar di luar kelas agar membaca materi untuk

pertemuan berikutnya dengan topik identifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.

15’

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-4)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 4Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.Indikator : Mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan sel hewanMateri Pokok dan : Organel Sel Tumbuhan dan Sel HewanUraian Materi Organel sel tumbuhan mempunyai dinding sel, plastida dan vakuola

yang menetap dan berukuran lebih besar. Organel sel hewan mempunyai dua sentriol di dalam sentrosom dan

lisosom.

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman Belajar Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan Guru meminta siswa mengingat kembali nama-nama organel baik

pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Guru menjelaskan topik yang akan dipelajari hari ini yaitu

mengidentifikasi organel sel hewan dan sel tumbuhan. Pembahasan topik ini dilakukan dengan cara diskusi.

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya.

Guru menjelaskan aturan-aturan diskusi yang akan dilaksanakan.

10’

2. Kegiatan Inti Setiap kelompok diberi LKS yang berisi tugas untuk didiskusikan

dikelompoknya. Setiap anggota kelompok melihat pemutaran animasi model sel

hewan dan sel tumbuhan. Dengan melihat animasi model sel hewan, setiap anggota kelompok

70’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................62

Page 63: 4-laporan-pips-2007 (1)

No Pengalaman Belajar Alokasi Waktu

mendiskusikan organel sel hewan dan sel tumbuhan. Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi

kelompoknya. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi

kelompoknya kepada seluruh anggota kelas. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil

diskusi dari kelompok lain. Setiap kelompok diminta membuat kesimpulan

3. Kegiatan Penutup Guru memandu siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada

pertemuan ini. Guru memberi tugas belajar di luar kelas agar membaca materi untuk

pertemuan berikutnya tentang identifikasi struktur organel mitokondria, retikulum endoplasma dan rangka sel .

10’

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-5)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 5Alokasi Waktu : 3 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.Indikator : Mengidentifikasi struktur kimiawi mitokondria berkaitan dengan

fungsinya sebagai unit terkecil proses respirasi sel. Mengidentifikasi struktur kimiawi retikulum endoplasma dan

ribosom berkaitan dengan fungsinya sebagai unit terkecil proses sintesis protein.

Mengidentifikasi struktur kimiawi badan golgi berkaitan dengan fungsinya sebagai unit terkecil proses ekskresi.

Mengidentifikasi struktur kimiawi aktin dan miosin berkaitan dengan fungsinya sebagai unit terkecil gerakan sel.

Materi Pokok : Organel Sel dan Ciri-Ciri Kehidupan

Kegiatan Belajar Mengajar

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................63

Page 64: 4-laporan-pips-2007 (1)

No Pengalaman Belajar Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan Guru mengingatkan kembali tentang organel mitokondria, retikulum

endoplasma, badan golgi dan rangka sel. Guru menjelaskan topik pembelajaran yang akan dibahas hari ini

yaitu mengidentifikasi struktur organel secara mendetail. Pembahasan topik ini dilakukan secara diskusi (jigsaw).

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang disebut kelompok asal. Tiap kelompok akan membahas satu topik saja. Tiap kelompok diberi nama kelompok mitokondria, kelompok retikulum endoplasma, kelompok badan golgi dan kelompok aktin dan miosin.

20’

3. Kegiatan Inti Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. Setiap anggota kelompok asal melihat pemutaran slide model

masing-masing organel yang telah ditentukan. Dengan melihat slide model organel setiap anggota kelompok

mendiskusikan struktur kimiawi dari organel tersebut yang berkaitan dengan fungsinya.

Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.

Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.

Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari kelompok lain.

Tiap kelompok diminta membuat simpulannya.

100’

3. Kegiatan Penutup Guru memandu siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada

pertemuan ini. Guru memberi tugas belajar di luar kelas untuk pertemuan berikutnya

dengan topik transportasi pada membran.

15’

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-6)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 6Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Kompetensi Dasar : Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis)

Indikator : Mengidentifikasi cara transpor pada membran Menjelaskan mekanisme terjadinya difusi dan osmosis melalui

membran

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................64

Page 65: 4-laporan-pips-2007 (1)

Menjelaskan mekanisme transpor aktif pada memranMateri Pokok : Cara transpor lewat membran: (1) transpor pasif, yaitu difusi dan

osmosis; (2) transpor aktif, yaitu endositosis dan eksositosisUraian Materi : Definisi difusi

Definisi osmosis Endositosis yaitu pemasukan zat kedalam sel. Eksositosis yaitu pengeluaran zat dari dalam sel.

Kegiatan Belajar MengajarNo Pengalaman Belajar Alokasi

Waktu1. Kegiatan Pendahuluan

Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sebelumnya

Guru mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini

Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari adalah mekanisme transpor pada membran.

Guru menjelaskan agar siswa membentuk kelompok ahli yang telah ditentukan untuk mendiskusikan mekanisme transpor pada membran.

Guru menjelaskan aturan permainan diskusinya

10’

2. Kegiatan Inti Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Setiap anggota kelompok ahli membaca tugas bacaannya dan melihat

pemutaran animasi mekanisme transpor pada membran Anggota kelompok menyusun intisari bacaannya. Setiap anggota kelompok asal diberi masalah yang berkaitan dengan

materi pelajaran yang telah dipelajari untuk didiskusikan. Anggota kelompok mendiskusikan masalah yang telah diberikan Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi

kelompoknya. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi

kelompoknya kepada seluruh anggota kelas. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil

diskusi dari kelompok lain. Setiap kelompok diminta membuat simpulan.

70’

3. Kegiatan Penutup Guru memandu siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada

pertemuan ini. Guru memberi tugas belajar di luar kelas untuk persiapan Ulangan

harian yang dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.

10’

TOPIK KAJIAN: METABOLISME

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................65

Page 66: 4-laporan-pips-2007 (1)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XII/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 1Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organismeKompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam metabolisme.Indikator : Menyatakan penggolangan organisme berdasarkan cara memper-

oleh makanan (energi) Menjelaskan konsep dasar metabolisme Mengidentifikasi sifat-sifat enzim. Mengidentifikasi cara kerja enzim

Materi Pokok : EnzimUraian Materi : Sifat-sifat enzim: sebagai katalisator, suatu protein, bekerja secara

khusus, dapat digunakan berulang kali, rusak oleh panas, diperlukan dalam jumlah sedikit, dapat bekerja bolak-balik, bekerjanya dipengaruhi lingkungan yaitu suhu, pH, hasil akhir, dan zat penghambat

Enzim bekerja secara spesifik dan enzim dapat bekerja apabila ada ikatan antara substrat dengan enzim

Kegiatan Belajar MengajarNo Pengalaman Belajar Alokasi

Waktu1. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi (Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi kelas II yaitu materi sistem pencernaan makanan dan materi sel)

Orientasi (Memberikan contoh konstektual dengan langsung menyuruh siswa untuk berjalan atau lari-lari kecil)

Guru memotivasi dengan cara menjelaskan bagaimanan kita memperoleh energi

Guru menyampaikan bahwa pembelajaran bertujuan agar mampu mendeskripsikan fungsi enzim dalam metabolisme dan materi pokok yang akan dipelajari adalah sifat-sifat enzim.

10’

2. Kegiatan Inti Dengan menggunakan slide guru menjelaskan penggolongan

organisme berdasarkan memperoleh energi Guru memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa “Apakah

yang menyebabkan kita bergerak?” Guru menjelaskan pengertian, fase-fase dan fungsi metabolisme

dengan menggunakan slide Guru menjelaskan pengertian, sifat-sifat enzim dan penamaan enzim

dengan menggunakan slide-slide Melakukan tanya jawab (umpan balik) terhadap pembelajaran yang

telah dijelaskan oleh guru.

70’

3. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Guru menugaskan siswa untuk membaca buku pegangan mengenai

10’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................66

Page 67: 4-laporan-pips-2007 (1)

No Pengalaman Belajar Alokasi Waktu

bahan pembelajaran pada pertemuan berikutnya dengan topik mengidentifikasi peran enzim dalam metabolisme .

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-2)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XII/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 2Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organismeKompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam metabolisme.Indikator : Mengidentifikasi faktor-faktor mempengaruhi kerja enzim dan

yang dapat menghambat cara kerja enzim. Mengidentifikasi enzim-enzim yang berperan dalam proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat.

Materi Pokok : EnzimUraian Materi : Faktor mempengaruhi kerja enzim: temperatur, pH, konsentrasi

enzim, hasil akhir, zat penggiat, zat penghambat, konsentrasi substrat.

Kegiatan Belajar MengajarNo Pengalaman Belajar Alokasi

Waktu1. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi (Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Guru menyampaikan bahwa pembelajaran kali ini melanjutkan pembelajaran sebelumnya dan materi yang akan dipelajari yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi cara kerja enzim

10’

2. Kegiatan Inti Guru menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja

enzim dan zat yang dapat menghambat cara kerja enzim dengan menggunakan animasi.

Melakukan tanya jawab (umpan balik) terhadap materi yang telah dijelaskan oleh guru.

Guru menjelaskan enzim-enzim yang berperan dalam proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat.

Melakukan tanya jawab (umpan balik) terhadap materi yang telah dijelaskan oleh guru.

70’

3. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Guru membentuk kelompok untuk membuat charta respirasi. Guru menugaskan kelompok 1, 2 dan 3 membuat charta tahap

glikolisis, kelompok 4, 5 dan 6 charta siklus krebs dan kelompok 7, 8

10’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................67

Page 68: 4-laporan-pips-2007 (1)

No Pengalaman Belajar Alokasi Waktu

charta transpor elektron. Guru menjelaskan langkah kerja dalam pembuatan charta dan

memberitahukan bahwa tugas tersebut akan dikumpulkan 2 minggu setelah pertemuan hari ini.

Guru juga menginformasikan pada siswa bahwa topik pembelajaran pada pertemuan berikutnya adalah akan dilakukan dengan cara diskusi .

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-3)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XII/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 3Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organismeKompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidratIndikator : Menjelaskan konsep dasar proses katabolisme

Menyebutkan proses-proses enzimatis pada katabolisme pati. Mengidentifikasi hasil-hasil katabolisme pati

Materi Pokok : KatabolismeUraian Materi : Katabolisme adalah proses pemecahan molekul-molekul kompleks

menjadi senyawa sederhana (respirasi aerob dan respirasi anaerob)Proses enzimatis pada katabolisme (respirasi aerob) yaitu glikolisis, siklus krebs, dan transpor elektron.

Hasil katabolisme pati: glikolisis menghasilkan 2ATP + 2 NADH, siklus krebs menghasilkan 2ATP + 2 FAD +6 NADH, transpor elektron menghasilkan ATP dan air.

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman Belajar Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi (Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi yang

telah dipelajari sebelumnya) Orientasi (Guru memberikan contoh konstektual pada siswa dengan

menceritakan pada siswa tentang jogging yang merupakan salah satu proses katabolisme)

Guru menjelaskan bahwa pembelajaran pada hari ini melakukan diskusi

Guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok belajar Guru menjelaskan aturan-aturan diskusi yang akan dilaksanakan. Masing-masing anggota kelompok juga diberi tugas melihat slide Guru menyampaikan bahwa pembelajaran kali bertujuan

mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat dan

10’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................68

Page 69: 4-laporan-pips-2007 (1)

No Pengalaman Belajar Alokasi Waktu

materi yang akan dipelajari adalah proses katabolisme.2. Kegiatan Inti

Guru menjelaskan konsep metabolisme dan contohnya yaitu respirasi dan macamnya (respirasi aerob dan anaerob)

Guru menjelaskan proses glikolisis, daur krebs, dan proses transpor elektron dan energi yang dihasilkan dengan menggunakan slide.

Setiap siswa membaca kembali tugas bacaannya di dalam kelompok, dan memaparkan intisari bacaannya kepada anggota satu kelompoknya secara bergiliran.

Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.

Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.

Setiap kelompok diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari kelompok lain.

70’

3. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan dan

membaca buku pegangan mengenai bahan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Guru juga menginformasikan pada siswa bahwa pembelajaran pada pertemuan berikutnya akan dilakukan diskusi.

10’

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-3)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XII/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 4Alokasi Waktu : 2 x 45’

Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organismeKompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidratIndikator : Membedakan respirasi aerob dengan respirasi anaerob

Menjelaskan proses respirasi anaerob (fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol)Mengidentifikasi hasil-hasil fermentasi

Materi Pokok : Respirasi AnaerobUraian Materi : Respirasi anaerob adalah respirasi yang terjadi tanpa adanya

oksigen (fermentasi).Fermentasi ada dua macam, yaitu fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol.Fermentasi asam laktat terjadi di dalam otot dan fermentasi alkohol biasanya terjadi pada ragi atau khamir.

Kegiatan Belajar Mengajar

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................69

Page 70: 4-laporan-pips-2007 (1)

No Pengalaman Belajar Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi (Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi

yang telah dipelajari sebelumnya) Orientasi (Guru memberikan contoh konstektual pada siswa

dengan menceritakan pada siswa tentang tape yang biasa kita makan)

Guru menjelaskan bahwa pembelajaran hari ini seperti pertemuan sebelumnya melakukan diskusi.

Setiap kelompok diberi tugas melihat animasi materi respirasi anaerob untuk mendiskusikan tentang fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol.

10’

2. Kegiatan Inti Guru menjelaskan perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi

anaerob (fermentasi) berdasarkan penggabungan hidrogen yang dilakukan.

Guru menjelaskan fermentasi asam laktat di otot dan fermentasi alkohol pada ragi (khamir) dengan menggunakan animasi

Dengan melihat animasi dan menggunakan literatur yang ada setiap anggota kelompok mendiskusikan tentang fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol.

Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.

Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya kepada seluruh anggota kelas.

Setiap kelompok diberiakn kesempatan untuk mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari kelompok lain.

70’

3. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan dan

membaca buku pegangan mengenai bahan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan dilakukan pembelajaran dengan diskusi jigsaw

10’

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-4)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XII/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 5

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................70

Page 71: 4-laporan-pips-2007 (1)

Alokasi Waktu : 2 x 45’Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organismeKompetensi Dasar : Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidratIndikator : Menjelaskan konsep dasar proses anabolisme

Menyebutkan proses-proses enzimatis pada anabolisme karbo-hidratMenjelaskan proses fotosintesis pada tumbuhanMenjelaskan reaksi terang yang terjadi di dalam grana.

Menjelaskan proses reaksi terang pada proses fotosintesis yang berlangsung dalam grana

Menjelaskan proses reaksi gelap pada proses fotosintesis yang berlangsung dalam stroma

Mengidentifikasi hasil-hasil anabolisme karbohidratMateri Pokok : AnabolismeUraian Materi : Anabolisme adalah proses penyusunan zat dari senyawa sederhana

menjadi senyawa kompleks yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup. Proses anabolisme yaitu fotosintesis dan kemosintesis.

Fotosintesis merupakan proses penyusunan dari senyawa anorganik menjadi senyawa organik dengan bantuan cahaya matahari. Fotosintesis berlangsung dalam dua tahap yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.Reaksi terang terjadi di grana, dan reaksi gelap terjadi di stroma

Kegiatan Belajar Mengajar

No Pengalaman Belajar Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi (Guru menanyakan pemahaman siswa tentang proses

pembentukan zat makanan pada tumbuhan) (Guru memberikan contoh kontekstual pada siswa dengan

menceritakan pada siswa tentang tape yang biasa kita makan) Guru menyampaikan bahwa pembelajaran kali bertujuan

membedakan respirasi aerob dan respirasi anaerob, dan materi yang akan dipelajari adalah respirasi anaerob (fermentasi).

10’

2. Kegiatan Inti Guru menjelaskan perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi

anaerob (fermentasi) berdasarkan penggabungan hidrogen yang dilakukan.

Guru menjelaskan fermentasi asam laktat di otot dan fermentasi alkohol pada ragi (khamir) dengan menggunakan animasi

Melakukan tanya jawab (diskusi) terhadap pembelajaran yang telah dijelaskan oleh guru.

70’

3. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan dan

membaca buku pegangan mengenai bahan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................71

Page 72: 4-laporan-pips-2007 (1)

LEMBARAN KERJA SISWA

TOPIK KAJIAN: SEL

LEMBAR KERJA SISWA (LKS-1)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................72

Page 73: 4-laporan-pips-2007 (1)

Pertemuan Ke : 1Alokasi Waktu : 2 x 45’

Tujuan1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan2. Mampu mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit

terkecil kehidupan

Indikator1. Menyatakan ciri-ciri kehidupan2. Mengidentifikasi organel-organel sel berdasarkan fungsinya

Gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam pembelajaran untuk menjawab pertanyaan berikut:1. Sebutkan ciri-ciri kehidupan yang kamu ketahui!

............................................................................................................................................

........................................................................................................................................ ...

............................................................................................................................................

.........................................................................................................................2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan iritabilitas dan regulasi!

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

........................................................................................................................3. a. Berikan keterangan tentang konsep membran sel pada gambar dibawah ini!

b. Apakah perbedaan konsep membran sel antara Danieli - Davson dengan Singer Nicholson?

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

....................................................................................................................................4. Menurut Robert Brown, nukleus merupakan bagian yang penting dari sel, sebab......

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

....................................................................................................................................5. Apa hubungan antara kromosom dengan kromatin?

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

....................................................................................................................................

6. Apa hubungan antara aparatus golgi dengan retikulum endoplasma dalam sekresi protein sel? ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

7. Apa yang dimaksud dengan respirasi sel?

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................73

Page 74: 4-laporan-pips-2007 (1)

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

....................................................................................................................................8.

No Organel Keterangana. Nama Organel : ................................

Strukturnya : ................................ Fungsi : ................................

........................................................... Organel tersebut ada beberapa

macam. Tuliskan!..........................................

b. Nama Organel : ................................ Strukturnya : ................................ Fungsi : ................................

...........................................................

c. Nama Organel : ................................ Strukturnya : ................................. Fungsi : .................................

...........................................................

d. Nama Organel : ................................ Strukturnya : ................................. Fungsi : ................................................................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................74

Page 75: 4-laporan-pips-2007 (1)

No Organel Keterangan

e. Nama Organel : ................................ Strukturnya : ................................. Fungsi : ................................................................................................

f. Nama Organel : ................................ Strukturnya : ................................. Fungsi : ................................................................................................

LEMBAR KERJA SISWA (LKS-2)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : Alokasi Waktu : 2 x 45’

Tujuan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................75

Page 76: 4-laporan-pips-2007 (1)

1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan2. Mampu mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit

terkecil kehidupan

Indikator1. Menghubungkan ciri-ciri kehidupan dengan fungsi organel-organel sel.

Pengalaman Belajar SiswaA.

1. Setiap siswa membaca tugas bacaanya, melihat pemutaran animasi materi dan menyusun intisari bacaannya.

2. Salah satu siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS-3)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 3Alokasi Waktu : 2 x 45’

Tujuan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................76

Page 77: 4-laporan-pips-2007 (1)

1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan2. Mampu mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit

terkecil kehidupan

Indikator1. Membedakan struktur nukleus sel prokaryotik dengan eukaryotik berkaitan dengan

fungsinya pada proses reproduksi sel.

Pengalaman Belajar SiswaA.

1. Setiap anggota kelompok melihat pemutaran animasi model sel 2. Dengan melihat animasi model sel dan literatur yang ada setiap anggota kelompok

mendiskusikan perbedaan struktur nukleus sel prokaryotik dan eukaryotik terkait dengan fungsinya sebagai unit proses reproduksi sel.

3. Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.4. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya

kepada seluruh anggota kelas.5. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari

kelompok lain.

B. Selanjutnya gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam diskusi untuk menjawab pertanyaan berikut:1. Ingatkah kamu apa nama organel penghasil energi pada sel prokariotik? Terberntuk

dari apakah organel tersebut? Coba jelaskan apa perbedaannya dengan mitokondria!............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Jelaskan perbedaaan sel prokariotik dengan sel eukariotik, berdasarkan:- Inti- Membran inti- organel sel

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.................................................................................................................................

3. Setelah membaca uraian sturktur sel, kalian dapat membedakan sel prokaritik dan sel eukariotik. Isilah tabel di samping dengan tanda + (ada) atau – (tidak ada) pada kolom yang sesuai sehingga perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik menjadi jelas.............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

4. Setelah anda membaca dan mengamati gambar-gambar dalam buku ini, buatlah ringkasannya bagaimana inti dan organel sel prokariotik!

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................77

Page 78: 4-laporan-pips-2007 (1)

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.................................................................................................................................5. Buatlah bagan fungsi membran dan organel sel eukariotik!

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

................................................................................................................................

LEMBAR KERJA SISWA (LKS-4)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 4Alokasi Waktu : 2 x 45’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................78

Page 79: 4-laporan-pips-2007 (1)

Tujuan1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan2. Mampu mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit

terkecil kehidupan

Indikator1. Mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan sel hewan

Pengalaman Belajar SiswaA.

1. Setiap anggota kelompok melihat pemutaran animasi model sel hewan dan sel tumbuhan.

2. Dengan melihat animasi model sel hewan setiap anggota kelompok mendiskusikan organel sel hewan dan sel tumbuhan.

3. Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.4. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya

kepada seluruh anggota kelas.5. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari

kelompok lain.B. Selanjutnya gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam diskusi untuk menjawab

pertanyaan berikut:1. Sel tumbuhan berbeda dengan hewan, yaitu bentuknya yang lebih tetap, sebab........

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.................................................................................................................................2. Bentuk sel hewan tidak selalu tetap, sebab...

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.................................................................................................................................3. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan!

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.............................................................................................................................

LEMBAR KERJA SISWA (LKS-5)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 5Alokasi Waktu : 2 x 45’

Tujuan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................79

Page 80: 4-laporan-pips-2007 (1)

1. Mampu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan2. Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.

Indikator1. Mengidentifikasi struktur kimiawi mitokondria berkaitan dengan fungsinya sebagai

unit terkecil proses respirasi sel.2. Mengidentifikasi struktur kimiawi retikulum endoplasma dan ribosom berkaitan

dengan fungsinya sebagai unit terkecil proses sintesis protein.3. Mengidentifikasi struktur kimiawi badan golgi berkaitan dengan fungsinya sebagai

unit terkecil proses ekskresi.4. Mengidentifikasi struktur kimiawi aktin dan miosin berkaitan dengan fungsinya

sebagai unit terkecil gerakan sel.Pengalaman Belajar SiswaA.

1. Setiap anggota kelompok asal melihat pemutaran animasi model organel mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi dan rangka sel.

2. Dengan melihat animasi model organel sel tersebut, setiap anggota kelompok mendiskusikan satu jenis organel saja secara mendetail.

3. Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.4. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya

kepada seluruh anggota kelas.5. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari

kelompok lain

B. Selanjutnya gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam diskusi untuk menjawab pertanyaan berikut ini :1. Baik sel hewan maupun sel tumbuhan memiliki mitokondria. Tuliskan bagian bagian mitokondria dan fungsi dari tiap bagiannya.........................................................................................................................................................................................................................................................................................

2.Tuliskan bagian-bagian dari retikulum endoplasma dan ribosom...........................................................................................................................................................................................................................................................................................3. Tuliskan bagian-bagian badan golgi secara lengkap...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................4. Tuliskan komponen penyusun rangka sel dan kegunaannya bagi sel .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

LEMBAR KERJA SISWA (LKS-6)

Sekolah : MAN 1 MedanMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI/1Tahun Pelajaran : 2007/2008Pertemuan Ke : 6Alokasi Waktu : 2 x 45’

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................80

Page 81: 4-laporan-pips-2007 (1)

Tujuan1. Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif,

endositosis, dan eksositosis)

Indikator1. Mengidentifikasi cara transpor pada membran2. Menjelaskan mekanisme terjadinya difusi dan osmosis melalui membran3. Menjelaskan mekanisme transpor aktif pada memran

Pengalaman Belajar SiswaA.

1. Setiap anggota kelompok asal membaca tugas bacaannya dan melihat pemutaran animasi mekanisme transpor pada membran

2. Setiap kelompok mendiskusikan mekanisme transpor pasif (difusi, osmosis) dan transpor aktif (eksositosis dan endositosis)

3. Anggota kelompok menyusun intisari bacaannya.4. Setiap anggota kelompok asal diberi masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran

yang telah dipelajari untuk didiskusikan.5. Anggota kelompok mendiskusikan masalah yang telah diberikan6. Masing-masing kelompok menyusun intisari hasil diskusi kelompoknya.7. Salah satu anggota kelompok memaparkan intisari dari hasil diskusi kelompoknya

kepada seluruh anggota kelas.8. Setiap siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan intisari hasil diskusi dari

kelompok lain.

B.Selanjutnya gunakan pengetahuan yang kamu peroleh dalam diskusi untuk menjawab pertanyaan berikut:

1. Adakah perbedaan antara transpor aktif dengan transpor pasif? Jelaskan jawaban anda! .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Jika sebuah sel ditempatkan pada larutan hipertonis, ke manakah air akan bergerak?............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

3. Buatlah bagan/skema perbandingan sistem transpor pada membran sel secara:- Difusi- Osmosis- Transpor aktif- Endositosis- eksositosis

4.

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................81

Page 82: 4-laporan-pips-2007 (1)

a. Jelaskan perbedaan antara proses osmosis dengan difusi!........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................b. Di dalam tubuh manusia dan tumbuhan dimanakah kedua proses itu berlangsung?........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

5.

a. Jelaskan proses yang sedang berlangsung pada gambar tersebut!..................................................................................................................................................................................................................................................................................b. Apakah perbedaan antara pinositosis dengan fagositosis?.................................................................................................................................................................................................................................................................................. Tanaman yang disiram dengan larutan pupuk yang pekat akan mati, mengapa demikian?.................................................................................................................................................................................................................................................................................. Coba jelaskan cara masuknya molekul garam ke dalam telur pada proses pembuatan telur asin dengan cara merendam telur bebek ke dalam larutan garam!...........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

SLIDE PRESENTASI

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................82

Page 83: 4-laporan-pips-2007 (1)

LAMPIRAN 2

Instrumen

LEMBAR PENGAMATANPENGELOLAAN PEMBELAJARAN DISKUSI

Nama Sekolah : Nama Guru :

Mata Pelajaran : Tanggal :

Sub Konsep : Pukul :

Petunjuk :

1. Daftar pengelolaan pembelajaran berikut ini berdasarkan prinsip pembelajaran diskusi yang dilakukan praktikan di kelas. Berikan penilaian dengan menuliskan tanda cek () pada kolom penilaian yang

2. Untuk kegiatan melatihkan keterampilan pembelajaran dengan diskusi, berikan tanda tally (IIII) untuk setiap tingkah laku praktikan dalam melatihkan keterampilan pembelajaran diskusi tersebut yang muncul.

No Aspek yang diamati Penilaian1 2 3 4

I A. Pendahuluan

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran2. Memotivasi/membangkitkan minat siswa3. Menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran terdahulu

II B. Kegiatan Inti/Pelaksanaan1. Mengarahkan diskusi

a) Menguraikan aturan-aturan diskusib) mengajukan pertanyaan awal/permasalahan

2. Mengendalikan diskusi

a) Mengajukan pertanyaan membimbingb) Mendengarkan gagasan siswac) Menanggapi gagasan siswad) Menerapkan waktu tunggue) Mengekspresikan ide guru sendirif) Mendorong keterlibatan dan keikutsertaan siswa (memotivasi siswa untuk aktif)

III C. Penutup1. Mengikhtisarkan hasil diskusi2. Meminta siswa mengikhtisarkan proses diskusi

IV Pengelolaan waktu

V Pengamatan suasana kelas1. Siswa antusias2. Guru antusias3. siswa mendengarkan pertanyaan/pendapat orang lain4. Siswa membaca5. Siswa melakukan diskusi kelompok6. Siswa berada dalam tugas

Keterangan :1. Kurang baik2. Cukup baik Pengamat,3. Baik4. Baik sekali

...................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................83

Page 84: 4-laporan-pips-2007 (1)

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN DISKUSI

Sekolah : Tanggal :Semester : Waktu : Materi Pokok :

PETUNJUK PENGISISAN

Amatilah aktivitas guru dan siswa dalam kelompok sampel selama kegiatan pembelajaran berlangsung.Isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut :3. Pengamat dalam melakukan pengamatan berada di tempat strategis yang berdekatan dengan siswa sampel.4. Setiap 40 detik pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, dan 20 detik berikutnya

pengamat menuliskan kode kategori pengamatan.5. Pengamatan ditujukan untuk siswa sampel (4-5 orang) yang dilakukan secara bergantian setiap periode waktu 2

menit.6. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.7. Pengamatan terhadap guru dan siswa dilakukan secara bersamaan sejak dimulai kegiatan pembelajaran

KATEGORI PENGAMATANAktivitas Guru : Aktivitas siswa :1. Menyampaikan pendahuluan 1. Memperhatikan penjelasan guru2. Menjelaskan materi 2. Membaca (buku siswa, LKS)3. Mengajaukan pertanyaan 3. Menanggapi pertanyaan/pendapat guru4. Menanggapi pertanyaan/gagasan siswa 4. Menanggapi pertanyaan/pendapat siswa5. Mengekspresikan ide sendiri 5. Mengajukan pertanyaan tingkat rendah (C1-C2)6. Mendorong keterlibatan dan keikutsertaan siswa (motivasi siswa) 6. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi (C3-C6)7. Menulis yang relevan dengan (KBM) 7. Menulis (yang relevan dengan KBM)8. Mengamati kegiatan siswa 8. Bekrja dengan menggunakan alat9. Membimbing siswa 9. Menyatakan ide dengan jelas10. Menerapkan waktu tunggu 10. Perilaku yang tidak relevan dengan kbm11. Menutup pelajaran12. Perilaku yang tidak relevan

Pengamat,

...................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................84

Nama Guru:

Nama Siswa:

Nama Siswa:

Nama Siswa:

Nama Siswa:

Nama Siswa:

Nama Siswa:

Nama Siswa:

Nama Siswa:

Page 85: 4-laporan-pips-2007 (1)

LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN DISKUSI

Bahan Kajian : Pertemuan Ke :Nama Guru : Waktu :Hari/tanggal : Kelas :

Petunjuk ;1. Pengamat menemptakan diri di tempat yang strategis.2. Pengamatan ditunjukan pada semua siswa di kelas secara bersama.3. Pengamatan menuliskan kelompok dan nomor siswa pada baris keterampilan diskusi yang terjadi4. Penjelasan keterampilan siswa dalam pembelajaran diskusi sebagai berikut ;

a. menyatakan ide dengan jelasb. menanggapi pertanyaan/pendapat orang lainc. mengajukan pertanyaan tingkat rendah (C1-C2)d. mengajukan pertanyaan tingkat rendah (C3-C6)

Keterampilan Diskusi Kelompok & Nomor Siswa

a. menyatakan ide                                                                                              

b. menanggapi pertanyaan/pendapat orang lain                                                                                              

c. mengajukan pertanyaan tingkat rendah                                                                                              

d. mengajukan pertanyaan tingkat tinggi                                               

                                             

Pengamat,

...................................................

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................85

Page 86: 4-laporan-pips-2007 (1)

LAMPIRAN 3

Personalia

1. Ketua Peneliti

Nama Lengkap : Dra. Maida Nugrahalia, M.Sc. Pangkat/Gol./NIP : Penata Muda/ IIIa / 132176582 Pekerjaan : Dosen Jurusan Biologi – Fakultas MIPA Instansi/Lembaga : Universitas Negeri Medan Alamat Instansi : Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate. Medan.

Telepon/Fax : 061 - 6641347 Alamat Rumah : Jl. Darmais II/4, KCVRI, Lau Dendang, Medan

Telepon : (061) 7395346; 081533745686

2. Anggota Peneliti-1

Nama Lengkap : Dra. Dewi Apriyanti Pangkat/Gol./NIP : Pembina / IVa / 150256745 Pekerjaan : Guru Mata Pelajaran Biologi Instansi/Lembaga : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan Alamat Instansi : Jl. Willem Iskandar No. 7B. Medan 20221

Telepon : 061 - 4159623 Alamat Rumah : Jl. Pelajar Timur, Griya Unimed No. 42 Medan 20227

Telepon : HP. 0812 606 3937Email : [email protected]

3. Anggota Peneliti-2

Nama Lengkap : Herawati Dongoran, S.Pd. Pangkat/Gol./NIP : Penata / IIIc / 150280569 Pekerjaan : Guru Mata Pelajaran Biologi Instansi/Lembaga : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan Alamat Instansi : Jl. Willem Iskandar No. 7B. Medan. 20221

Telepon : 061 - 4159623 Alamat Rumah : Jl. Durung No. 49A Medan

Telepon : R. 061-6632916; HP. 0813 6204 0787

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................86

Page 87: 4-laporan-pips-2007 (1)

LAMIRAN 4

Data

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................87

Page 88: 4-laporan-pips-2007 (1)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................88

Page 89: 4-laporan-pips-2007 (1)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................89

Page 90: 4-laporan-pips-2007 (1)

Lampiran 2. Curriculum Vitae

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................90

Page 91: 4-laporan-pips-2007 (1)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................91

Page 92: 4-laporan-pips-2007 (1)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................92

Page 93: 4-laporan-pips-2007 (1)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................93

Page 94: 4-laporan-pips-2007 (1)

Curriculum Vitae Anggota Peneliti 1

a. Identitas

Nama Lengkap : Dra. Dewi Apriyanti Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/Tgl. Lahir : Simalungun. 4 April 1967 Alamat Rumah : Perumahan Sumber Melati Permai Blok L-30. Desa

Muliorejo. Kec. Sunggal. Deli Serdang.Telp. : HP. 08126063937

Institusi : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 MedanAlamat : Jl. Willem Iskandar No. 7B Medan. 20222.Telepon : 061-4159623

Email : [email protected]

b. Pendidikan

Universitas/Institusi dan Lokasi

GelarTahun Selesai

Bidang

IKIP Medan Dra. 1991 Pendidikan Biologi

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................94

Page 95: 4-laporan-pips-2007 (1)

c. Pengalaman Kerja dalam Penelitian dan Pengalaman Profesional

No. Jenis Pengalaman Tahun Keterangan1. Pelatihan Pengembangan Silabus dan Penilaian

pada KBK2003 MAN I Medan

Peserta2. Workshop Evaluasi Hasil Belajar 2004 Wisma Haji. Jl.

Jaksa. Jakarta.Peserta

3. Implementasi Pembelajaran Biologi SMA/MA Berbasis Kompetensi dengan Model Integrasi Diskusi-Kooperatif Jigsaw

2005 Ditjen DiktiAnggota Peneliti

d. Daftar Penelitian dan Publikasi 5 Tahun Terakhir

No. Judul Publikasi Tahun Keterangan1. Diagnosis Kesulitan Belajar Biologi Siswa Kelas I

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan.2003 Suara Pendidikan;

Vol. 21 No.3. November 2003

Curriculum Vitae Anggota Peneliti 2

a. Identitas

Nama Lengkap : Herawati Dongoran, S.Pd. Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/Tgl. Lahir : Mandalasena, 1 Januari 1972 Alamat Rumah : Jl. Durung No. 49-A Medan

Telp. : R. 061-663 2916; HP. 0813 6204 0787 Institusi : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan

Alamat : Jl. Willem Iskandar No. 7B Medan. 20222.Telepon : 061-4159623

Email : -

b. Pendidikan

Universitas/Institusi dan Lokasi Gelar Tahun Selesai BidangIAIN Medan S.Pd. 1996 F.T Biologi

c. Pengalaman Kerja dalam Penelitian dan Pengalaman Profesional

No. Jenis Pengalaman Tahun Keterangan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................95

Page 96: 4-laporan-pips-2007 (1)

1. Penataran IMTAQ Bidang Studi Umum (biologi) 1999 Peserta2. Penataran Guru Mata Pelajaran Biologi 2001 Peserta3. Workshop Penyusunan Pembelajaran KBK 2003 Peserta4. Pelatihan Integrasi KKG dan PUG dalam PBM 2003 Peserta5. Pelatihan Penelitian Kependidikan 2004 Peserta

Lampiran 3. Surat Keterangan Ketua Lembaga Penelitian

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................96

Page 97: 4-laporan-pips-2007 (1)

Lampiran 4. Surat Keterangan Dekan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................97

Page 98: 4-laporan-pips-2007 (1)

Contoh Presentasi dalam bentuk Power Point yang telah dikembangkan

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................98

Page 99: 4-laporan-pips-2007 (1)

Contoh animasi yang telah dikoleksi sebagai sumber belajar

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007...........................................................99

Page 100: 4-laporan-pips-2007 (1)

Maida Nugrahalia, dkk.: Laporan PTK/PIPS, Nopember 2007.........................................................100