makalah gambaran radiografi dento maksil fasial

36
RADIOGRAFI STRUKTUR NORMAL DAN KELAINAN RONGGA MULUT TUGAS RADIOLOGI GIGI DAN MULUT Aggota kelompok: 1. Jehan Suci S. (071610101012) 2. Daniati Tri E. (071610101018) 3. Rieza Adhanti (071610101028) 4. Nurdiana S. (071610101040) 5. Fabiola (071610101054) 6. Darra Ayu N. (071610101067) 7. Rika Anggraini (071610101094) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2011 I. STRUKTUR ANATOMI NORMAL DAN MANIFESTASINYA DALAM FOTO RONSEN 1. Enamel

Upload: dwi-riski-saputra

Post on 27-Oct-2015

134 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

RADIOGRAFI STRUKTUR NORMAL DAN KELAINAN RONGGA

MULUT

TUGAS RADIOLOGI GIGI DAN MULUT

Aggota kelompok:

1. Jehan Suci S. (071610101012)

2. Daniati Tri E. (071610101018)

3. Rieza Adhanti (071610101028)

4. Nurdiana S. (071610101040)

5. Fabiola (071610101054)

6. Darra Ayu N. (071610101067)

7. Rika Anggraini (071610101094)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2011

I. STRUKTUR ANATOMI NORMAL DAN MANIFESTASINYA DALAM

FOTO RONSEN

1. Enamel

Page 2: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun

gigi permanen. Berada hanya pada mahkota gigi paling koronal

dengan batas bawah adalah dentin.

b. Ukuran : mengikuti luas permukaan mahkota gigi

dan memiliki ketebalan kurang lebih 1-2,5 mm, dan tertipis di

perbatasan dengan sementum di CEJ.

c. Jumlah : melingkupi setiap mahkota gigi.

d. Bentuk : menyesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.

e. Radiodensitas : enamel menunjukkan suatu gambaran radiopak

yang sangat jelas, paling radiopak di antara semua struktur gigi.

Paling radiopak karena strukturnya yang berbeda dari struktur

jaringan keras lain yang terdapat pada tubuh manusia.

2. Dentin

enamel

Page 3: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun

gigi permanen. Berada pada mahkota dan akar gigi, pada mahkota

berada tepat dibawah enamel. Pada akar gigi, dentin mengelilingi

pulpa hingga ke ujung akar.

b. Ukuran : mengikuti luas permukaan mahkota gigi

dan memiliki ketebalan kurang lebih 10 mm, dan tertipis di apikal

gigi.

c. Jumlah : melingkupi setiap mahkota gigi.

d. Bentuk : menyesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.

e. Radiodensitas : dentin menunjukkan gambaran radiopak, tetapi

tidak lebih radiopak dari pada enamel dan sementum.

3. Sementum

a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun

gigi permanen. Berada pada seluruh permukaan akar gigi

mengelilingi dentin, ke arah koronal berbatasan dengan enamel

yang disebut pertautan enamel sementum (Cemento Enamel

Page 4: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

Junction). Bagian terluar dikelilingi oleh ligamen periodontal yang

nampak radiolusen pada gambar.

b. Ukuran : mengikuti luas permukaan akar gigi dan

memiliki ketebalan 10-60 mikron pada separuh koronal akar gigi,

dan paling tebal sekitar 150-200 mikron pada sepertiga apikal akar

gigi.

c. Jumlah : melingkupi setiap akar gigi.

d. Bentuk : menyesuaikan bentuk akar gigi, karena menyusuri

seluruh permukaan akar gigi.

e. Radiodensitas : sementum menunjukkan suatu gambaran radiopak,

hampir sama dengan enamel. Tetapi karena ukurannya yang sangat

tipis, sulit untuk menemukannya dalam foto ronsen.

4. Ruang pulpa (pulp chamber) dan saluran akar pulpa (pulp canal)

a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun

gigi permanen. Berada pada mahkota gigi dan akar gigi. Pulpa

dikelilingi oleh dentin.

b. Ukuran : mengikuti bentuk anatomi dari gigi, ukuran

bisa beragam.

c. Jumlah : ruang pulpa terdapat 1 pada tiap gigi, dan saluran

akar pulpa pada tiap gigi beragam dari 1 sampai 3 bahkan lebih

jika terdapat anomali. Pada gigi-gigi anterior normalnya terdapat 1

saluran akar pulpa dan premolar pertama dan kedua RB juga

memiliki 1 saluran akar pulpa, pada gigi premolar pertama RA

umumnya terdapat 2 saluran akar pulpa, pada semua gigi molar RA

terdapat 3 saluran akar, sedangkan molar RB terdapat 2 saluran

akar.

d. Bentuk : menyesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.

e. Radiodensitas : ruang pulpa dan saluran akar pulpa merupakan

gambaran radiolusen.

Page 5: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

5. Ligamen periodontal

a. Lokasi : ligamen periodontal terletak mengelilingi semua

permukaan akar gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen. Berada

diantara sementum dan lamina dura.

b. Ukuran : melingkupi seluruh permukaan akar gigi

dengan ketebalan berkisar antara 0,3-0,1 mm.

c. Jumlah : melingkupi permukaan akar setiap gigi.

d. Bentuk : seperti garis hitam melingkupi permukaan akar

setiap gigi.

e. Radiodensitas : ligamen periodontal menunjukkan gambaran

radiolusen berserat yang mengelilingi akar gigi, nampak berserat

karena ligamen periodontal terdiri dari serat-serat pendukung gigi.

6. Lamina dura

a. Lokasi : berada mengelilingi akar gigi.

Page 6: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

b. Ukuran : ketebalan beragam, jika terjadi kerusakan

maka garis putih tersebut akan nampak radiolusen atau ketebalan

radiopaknya berkurang.

c. Jumlah : terdapat melingkupi permukaan akar setiap gigi-

geligi.

d. Bentuk : seperti garis putih yang melingkupi seluruh

permukaan akar gigi.

e. Radiodensitas : lamina dura menunjukkan gambar garis radiopak

sepanjang akar gigi yang mengelilingi ligamen periodontal.

7. Tulang alveolar

a. Lokasi : terdapat pada RA dan RB.

b. Ukuran : menyesuaikan ukuran rahang.

c. Jumlah : seluas RA dan RB.

d. Bentuk : menyesuaikan rahang.

e. Radiodensitas : Serangkaian kompartemen radiolusen yang

mewakili sumsum tulang, dipisahkan oleh tulang trabekular yang

radiopak seperti sarang lebah.

Tulang alveolar

Page 7: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

8. Fossa nasalis

(yang ditunjuk oleh angka 10)

a. Lokasi : terletak pada rahang atas, di dekat apikal dari gigi

insisivus sentral.

b. Ukuran : seukuran jempol orang dewasa.

c. Jumlah : terdapat 1 fossa nasalis pada setiap tengkorak

kepala manusia.

d. Bentuk : membulat tapi tidak jelas.

e. Radiodensitas : gambaran radiolusen dengan tepi radiopak, dan

ditengah bulatan radiolusen tersebut terdapat garis radiopak difuse

yang memotong bulatan radiolusen menjadi 2 bagian kanan dan

kiri.

Page 8: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

9. Aveolar crest

a. Lokasi : terletak pada bagian dari rahang yang menopang

gigi geligi. Merupakan puncak dari lamina dura. Terletak kurang

lebih 2 mm dari apikal ke CEJ.

b. Ukuran : tidak menentu, tergantung dari jarak antar

gigi yang bersebelahan itu sendiri, jika jauh maka alveolar crest

datar dan luas, jika dekat maka alveolar crest sempit dan tajam.

c. Jumlah : menyesuaikan dengan jumlah gigi, terdapat satu

alveolar crest diantara 2 buah gigi.

d. Bentuk : pada daerah posterior mendatar, dan pada daerah

anterior meninggi atau meruncing ke koronal.

e. Radiodensitas : gambaran radiopak yang merupakan puncak dan

akhir dari lamina dura ke arah koronal.

Alveolar crest pada gigi anterior

Alveolar crest pada gigi posterior

Page 9: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

10. Nasal spinalis anterior

a. Lokasi : terletak di rahang atas, di daerah apikal dari gigi

insisivus sentral.

b. Ukuran : kecil, dengan panjang sekitar 1-5 mm.

c. Jumlah : terdapat 1 spina nasalis anterior pada setiap

tengkorak manusia.

d. Bentuk : berupa tonjolan tulang di bawah fossa nasalis,

yang merupakan perpanjangan dari dasar atau lantai dari fossa

nasalis.

e. Radiodensitas : perpanjangan radiopak dari septum nasalis.

11. Linea oblique eksterna

Page 10: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : terletak di rahang bawah kanan dan kiri, di daerah

posterior dari gigi molar dari arah anterior ramus asenden

mandibula ke arah molar.

b. Ukuran : sesuai dengan bentuk dari mandibula.

c. Jumlah : ada 2 pada mandibula, kanan dan kiri.

d. Bentuk : sesuai dengan bentuk dari mandibula.

e. Radiodensiti : garis radiopak dari arah anterior ramus asenden

mandibula ke arah molar.

12. Foramen insisivus

a. Lokasi : terletak di antara akar atau apikal insisif sentral

rahang atas.

b. Ukuran : berbeda-beda, bulatan dengan diameter

kurang lebih 3-5 mm.

c. Jumlah : terdapat 1.

d. Bentuk : bulat dan bisa juga oval.

e. Radiodensiti : bulatan radiolusen dengan batas difuse yang

kurang jelas.

Page 11: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

13. Linea oblique interna

a. Lokasi : terletak pada rahang bawah posterior, kanan dan

kiri, di daerah lingual.

b. Ukuran : sesuai dengan bentuk dari mandibula.

c. Jumlah : ada 2 pada mandibula, kanan dan kiri.

d. Bentuk : bentukan tulang menonjol yang memanjang di

daerah lingual, kanan dan kiri mandibula.

e. Radiodensitas : garis radiopak yang melintang sepanjang akar

molar rahang bawah.

14. Foramen lingual

Page 12: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : terletak di rahang bawah bagian anterior rahang di

daerah lingual. Berada di daerah apikal insisif sentral rahang

bawah.

b. Ukuran : kurang dari 1 mm.

c. Jumlah : 1.

d. Bentuk : bulat kecil.

e. Radiodensitas : bulatan radiolusen yang kecil.

15. Kanalis mandibularis

a. Lokasi : terletak pada rahang bawah kanan dan kiri,

melintang secara horizontal di bawah gigi molar.

b. Ukuran : lebarnya (dari garis radiopak hingga garis

radiopak di bawahnya) berkisar antara 3-4 mm.

c. Jumlah : 2 kanan dan kiri mandibula.

d. Bentuk : seperti tabung yang panjang.

e. Radiodensitas : berupa radiolusen yang dibatasi oleh garis

radiopak, dan memanjang di bawah gigi geligi molar.

16. Sinus maksilaris

Page 13: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

(ditandai dengan angka 5)

a. Lokasi : terletak pada rahang atas, kanan dan kiri, di daerah

apikal dari gigi molar pertama rahang atas, meluas sampai

premolar dan kadang kaninus.

b. Ukuran : sepanjang gigi molar pertama rahang atas

sampai gigi premolar atau kaninus.

c. Jumlah : 2 pada rahang atas, kanan dan kiri.

d. Bentuk : bulatan yang tidak beraturan.

e. Radiodensitas : ruang radiolusen dengan batas radiopak yang jelas.

17. Tuberositas maksilaris

a. Lokasi : terletak di rahang atas, kanan dan kiri di bagian

posterior dari geligi molar yang paling akhir di rahang tersebut,

dan merupakan batas akhir dari rahang atas.

Page 14: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

b. Ukuran : seukuran mahkota gigi molar.

c. Jumlah : terdapat 2 di rahang atas, kanan dan kiri.

d. Bentuk : seperti benjolan membulat di posterior gigi molar.

e. Radiodensitas : berupa gambaran radiopak di posterior gigi molar

paling akhir di rahang atas.

18. Sutura palatina mediana

a. Lokasi : terletak membujur di tengah palatum, dan

membagi palatum menjadi 2 bagian kanan dan kiri.

b. Ukuran : memanjang sepanjang palatum.

c. Jumlah : 1 pada rahang atas.

d. Bentuk : garis panjang di tengah palatum, mulai dari bagian

tengah insisif sentral rahang atas sampai ke posterior.

e. Radiodensitas : garis radiolusen tipis dengan batas radiopak.

19. Foramen mentalis

Page 15: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : terletak di rahang bawah kanan dan kiri, di daerah

apikal dari premolar kedua.

b. Ukuran : diameter kurang lebih 2 mm.

c. Jumlah : terdapat 2 di mandibula kanan dan kiri.

d. Bentuk : bulat dan kadang sedikit oval.

e. Radiodensitas : bulatan radiolusen.

20. Mental ridge

a. Lokasi : terletak pada rahang bawah bagian anterior daerah

lingual.

b. Ukuran : ketebalan sekitar 3-4 mm.

c. Jumlah : 1 pada rahang bawah.

d. Bentuk : garis tebal

e. Radiodensitas : garis radiopak yang tebal yang melintang di daerah

apikal dari geligi anterior rahang bawah.

Page 16: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

21. Prosessus zygomaticus

Page 17: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

(ditunjuk oleh angka 3)

a. Lokasi : terletak pada rahang atas kanan dan kiri, di daerah

apikal dari gigi molar.

b. Ukuran : garis panjang seperti panjang gigi molar

dan tebal.

c. Jumlah : melingkupi setiap mahkota gigi.

d. Bentuk : garis tebal seperti huruf J atau U.

e. Radiodensitas : garis tebal radiopak yang berbentuk seperti huruf J

atau U di daerah apikal gigi molar.

22. Nutrient canals

a. Lokasi : terletak pada akar gigi rahang atas dan rahang

bawah, tetapi biasanya lebih terlihat jelas pada gigi anterior rahang

bawah. Merupakan jalan masuk pembuluh darah dan nervus.

b. Ukuran : lebar kurang dari 1 mm, dan panjang

vertikal di bawah apikal gigi.

c. Jumlah : sesuai jumlah akar gigi yang ada.

Page 18: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

d. Bentuk : garis panjang.

e. Radiodensitas : terlihat seperti garis vertikal yang radiolusen di

bawah akar gigi. Mudah dilihat di regio anterior.

II. KELAINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGI DAN

MULUT SERTA MANIFESTASINYA DALAM FOTO RONSEN

1. Agenisi

a. Lokasi : bisa terjadi di rahang atas maupun rahang bawah

di regio posterior maupun anterior. Merupakan kelainan dimana

tidak terdapat benih gigi. Dapat terjadi pada gigi sulung maupun

Page 19: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

gigi permanen. Umumnya disebabkan karena herediter atau

keturunan.

b. Ukuran : -

c. Jumlah : tidak menentu, bisa hanya satu gigi bisa juga

banyak.

d. Bentuk : -

e. Gambar ronsen: tidak terdapat gambar bentukan benih gigi di

dalam rahang.

2. Fusi

a. Lokasi : terpenggabungan dua bakal gigi yang sedang

berkembang, menghasilkan satu bentuk gigi yang besar. Dapat

mengenai seluruh panjang gigi atau hanya akar saja, dimana

sementum dan dentin saja yang terhubung, saluran akar dapat

terpisah atau tidak.

b. Ukuran : gigi jadi seperti lebih lebar.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : 2 gigi yang menyatu.

Page 20: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

e. Gambar ronsen: gambar radiopak dari 2 enamel dan dentin yang

menyatu.

3. Dilaserasi

a. Lokasi : bisa terjadi pada gigi manapun. Kelainan ini

merupakan pembengkokan / lengkungan dari akar-akar gigi yang

lain dari biasanya. Etiologi dihubungkan dengan trauma ketika

terjadi pertumbuhan akar. Faktor herediter juga dapat terlibat pada

beberapa kasus.

b. Ukuran : bisa ujung ajar saja, tengah dan seluruh panjang

akar.

c. Jumlah : -

d. Bentuk : struktur akar atau apikal gigi yang bengkok.

e. Gambar ronsen: gambaran struktur gigi normal yang bengkok.

4. Dens invagenatuss

Page 21: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : kelainan ini disebut juga dense in dente yaitu gigi

di dalam gigi. Anomali gigi yang menunjukkan suatu pembesaran

dan penonjolan dari lingual pit. Gigi insisif lateral permanen RA

paling sering terkena, gigi anterior lain juga dapat terkena.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : bentukan gigi dalam gigi.

e. Gambar ronsen: gambaran ronsen struktur gigi yang terdapat di

dalam gigi dengan ukuran yang bisa sama atau lebih kecil.

5. Taurodonsia

a. Lokasi : gigi-gigi mempunyai mahkota yang panjang,

menyebabkan ruang pulpa bertambah tinggi dalam arah apiko-

oklusal. Lebih sering mengenai gigi permanen daripada gigi susu.

Dapat terjadi pada pasien dengan Down Syndrome, Klinefelter

Syndrome, amilogenesis imperfecta.

b. Ukuran : menyesuaikan bentuk gigi tersebut.

c. Jumlah : 1 pada 1 gigi, bisa terjadi pada lebih dari 1 gigi.

Page 22: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

d. Bentuk : seperti ruang pulpa hanya lebih besar dan lebih

tinggi puncaknya.

e. Gambar ronsen: gambaran ronsen pulpa yang radiolusen tetapi

lebih luas dari pada ukuran ruang pulpa normal.

6. Supernumerary tooth

a. Lokasi : merupakan akar tambahan, paling sering terjadi

pada caninus, premolar, molar rahang bawah terutama M3. Jarang

ditemukan pada gigi anterior rahang atas dan insisif rahang bawah.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : bentukan akar gigi tambahan.

e. Gambar ronsen: gambar ronsen bentukan akar gigi tambahan yang

abnormal pada gigi.

7. Batu pulpa

Page 23: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : kalsifikasi, bisa terjadi pada gigi manapun di

rahang atas maupun rahang bawah. Terdapat di tengah-tengah

ruang pulpa.

b. Ukuran : kecil tetapi tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu, bisa lebih dari 1.

d. Bentuk : bulat dan oval.

e. Gambar ronsen: gambaran radiopak di tengah-tengah gambaran

radiolusen dari ruang pulpa, radiopak seperti dentin.

8. Mikrodonsia

Page 24: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : Mikrodonsia adalah gigi yang memmiliki ukuran

lebih kecil daripada ukuran normalnya. Kelainan ini lebih sering

terjadi pada perempuan dari pada laki-laki, sering terjadi pada

geligi permanen, dan umumnya pada gigi insisif lateral rahang atas

dan molar tiga rahang atas.

b. Ukuran : tidak menentu, yang pasti lebih kecil dari normal.

c. Jumlah : tidak menentu, bisa lebih dari 1.

d. Bentuk : seperti bentukan gigi tetapi lebih kecil daripada

normal.

e. Gambar ronsen: bentukan ronsen struktur gigi, hanya ukurannya

lebih kecil daripada ukuran gigi normal.

9. Makrodonsia

Page 25: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : Makrodonsia adalah gigi yang memiliki ukuran

lebih besar daripada ukuran gigi normal. Kelainan ini bisa

mengenai semua gigi atau hanya sebagian saja. Kelainan ini lebih

sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.

b. Ukuran : tidak menentu, yang pasti lebih besar dari normal.

c. Jumlah : tidak menentu, bisa lebih dari 1.

d. Bentuk : seperti bentukan gigi tetapi lebih besar daripada

normal.

e. Gambar ronsen: bentukan ronsen struktur gigi, hanya ukurannya

lebih besar daripada ukuran gigi normal.

10. Impaksi

a. Lokasi : Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi ke

dalam lengkung rahang pada kisaran waktu yang diperkirakan. Hal

ini bisa diakibatkan karena gigi tetangga, lapisan tulang yang padat

atau jaringan lunak yang tebal, sehingga menghambat erupsi.

Umumnya terjadi pada gigi molar 3 rahang bawah, kaninus dan

premolar rahang atas.

b. Ukuran : normal.

c. Jumlah : normal.

d. Bentuk : normal.

e. Gambar ronsen: bentukan gigi normal yang berada di bawah

permukaan tulang alveolar, bisa vertikal ataupun horizontal.

Page 26: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

11. Persistensi

a. Lokasi : persistensi merupakan gigi susu yang masih ada

atau belum tanggal tetapi gigi permanen penggantinya sudah

erupsi. Bisa terjadi pada gigi manapun pada rahang atas maupun

rahang bawah.

b. Ukuran : normal

c. Jumlah : normal

d. Bentuk : normal

e. Gambar ronsen: gigi sulung masih nampak pada gambar ronsen

sedangkan gigi permanen pengganti sudah erupsi.

Page 27: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

11. Hipoplasia enamel

a. Lokasi : hipoplasia enamel merupakan gangguan pada

proses pembentukan matriks organik yang menyebabkan gangguan

struktur pada enamel. Dapat terjadi pada gigi manapun.

b. Ukuran : normal, ketebalan enamel berkurang.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : normal, hanya ketebalan enamelnya saja yang

berkurang atau kadang tidak ada.

e. Gambar ronsen: nampak gambar struktur geligi normal hanya saja

bagian oklusal hanya sampai dentin, tidak terdapat gambaran

Page 28: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

radiopak pada bagian koronal dari gigi, hanya radiopak dari dentin

saja.

12. Mutiara enamel

a. Lokasi : mutiara enamel merupakan tonjolan kecil dari

bahan enamel biasanya pada batas CEJ, dapat terjadi pada akar

tunggal maupun akar bifurkasi dan trifurkasi.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : bulat dan bisa juga oval.

e. Gambar ronsen: gambaran masa radiopak bulat seperti enamel yang

melekat pada struktur gigi.

Page 29: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

III. KELAINAN JARINGAN KERAS DAN MANIFESTASINYA DALAM

FOTO RONSEN

1. Karies proksimal

a. Lokasi : terdapat pada daerah proksimal gigi geligi, dapat

terjadi pada gigi manapun.

b. Ukuran : tidak menentu, tergantung besarnya kerusakan.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : cekungan yang tidak teratur.

e. Radiodensitas : radiolusen seperti cekungan pada proksimal gigi

geligi.

1. Karies profunda perforasi

Page 30: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : karies yang mengenai lebih dari setengah dentin

sampai ke mengenai pulpa.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : tidak teratur.

e. Radiodensitas : gambaran radiolusen yang meluas sampai ke ruang

pulpa, radiolusen karies dan radiolusen ruang pulpa terhubung.

1. Karies media

a. Lokasi : karies yang mengenai email dan dentin tetapi

belum melebihi setengah dentin.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : tidak teratur.

e. Radiodensitas : gambaran radiolusen yang perluasannya belum

sampai atau belum melebihi setengah dari ketebalan dentin.

1. Karies superfisial

Page 31: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

a. Lokasi : karies yang mengenai enamel dan belum mengenai

dentino-enamel junction (DEJ).

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : tidak beraturan.

e. Radiodensitas : gambaran radiolusen berupa cekungan kecil di

permukaan enamel gigi.

1. Fraktur mahkota

a. Lokasi : Fraktur mahkota merupakan keretakan pada emain

hingga dentin, kadang juga mencapai pulpa. Dapat terjadi pada gigi

manapun.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : tidak menentu.

e. Radiodensitas : radiolusen pada setengah dari mahkota (bisa

kurang atau lebih), gambaran radiopak dari enamel tidak ada,

gambaran radiografi dari dentin juga bisa saja tidak ada, dan jika

fraktur hingga mengenai pulpa, maka gambaran radiolusen tersebut

nampak sampai ke pulpa.

Page 32: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

1. Fraktur akar

a. Lokasi : dapat terjadi pada gigi manapun, dan terjadi pada

akar gigi.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : garis horizontal pada akar gigi.

e. Radiodensitas : gambaran garis radiolusen horizontal yang

melintang pada akar gigi, itu pada foto periapikal maupun

panoramik. Bisa juga pada pengambilan gambar dengan sudut yang

berbeda fraktur horizontal tidak nampak. Pada foto periapikal dan

panoramik fraktur gigi vertikal yang membagi gigi menjadi bagian

anterior dan posterior tidak nambak, tetapi jika membagi gigi

menjadi bagian mesial dan distal masih bisa nampak.

Page 33: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

1. Fraktur mahkota-akar

a. Lokasi : fraktur mahkota akar yang sering terjadi berjalan

dari insisal 2-3 mm di bawah pengikatan gingival pada elemen.

Pada arah vestibulolingual sering juga pula terlibat.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : garis melintang vertikal.

e. Radiodensitas : gambaran radiolusen garis vertikal memanjang

dari mahkota ke akar gigi.

1. Resorpsi interna

a. Lokasi : resorpsi interna adalah perusakan struktur gigi

yang berasal dari pulpa, kebanyakan sentral di dalam ruang pulpa.

b. Ukuran : tidak menentu.

Page 34: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : bulat dan juga oval.

e. Radiodensitas : radiolusen berbentuk cekungan pada bagian dalam

akar gigi, yaitu di ruang atau saluran akar pulpa. Untuk

membedakannya dengan karies profunda adalah pada pemeriksaan

klinis dan histopatologis. Apabila terdapat kalkulus dan plak di

daerah tersebut kemungkinan adalah karies, tetapi jika tidak ada

apa-apa dan jaringan pendukung gigi dalam keadaan baik,

kemungkinanannya adalah resorpsi interna.

1. Resorpsi eksterna

a. Lokasi : resorpsi eksterna dapat dimulai dari ujung akar,

atau dari permukaan akar yang tengah. Resorpsi ini dapat

dibedakaan menjadi resorpsi permukaan, radang, dan penggantian.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : tidak menentu.

e. Radiodensitas : gambaran ronsen dari struktur akar gigi yang

sebagian akarnya sudah hilang dan nampak memendek. Bisa juga

nampak gambaran radiolusen yang meluas pada permukaan akar

gigi, tapi untuk membedakannya dengan karies yaitu dengan

pemeriksaan klinis.

Page 35: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

1. Hipersementosis

a. Lokasi : dapat terjadi pada akar gigi manapun, umumnya

terjadi pada gigi molar rahang atas.

b. Ukuran : tidak menentu.

c. Jumlah : tidak menentu.

d. Bentuk : membulat meluas di akar gigi.

e. Radiodensitas : gambaran radiopak yang meluas dari sementum

pada akar gigi, dengan kondisi ligamen periodontal dan lamina

dura yang normal yang juga ikut melebar mengelilingi akar gigi

yang mengalami hipersementosis.

Page 36: Makalah Gambaran Radiografi Dento Maksil Fasial

DAFTAR BACAAN

Ghom. 2008. Textbook of oral radiology. India:Elsavier India

Ghom dan Mhaske. 2010. Textbook of oral pathology. India: Jaypee Brothers

Publishers

Jeni S., Amalia. 2009. Abnormalitas pada gigi. Jakarta: Departemen Gigi dan

Mulut FKUI

Langlais, Robert P. 1996. Latihan membaca foto rongga mulut. Jakarta:

Hipokrates

Pasler dan Visser. 2007. Pocket atlas of dental radiology. Germany: Thieme

Harshanur, Itjininigsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC