makalah demografi negara singapura
TRANSCRIPT
MAKALAH
DEMOGRAFI NEGARA SINGAPURA
Dosen Pengampu: M. Al Haris, M.Si
Disusun Oleh:
1. Nadia Khoirunnafisa Salma (B2A019019)
2. Happyta Nilam Sari (B2A019023)
3. Iqlima Hanifizzulfa (B2A019032)
4. Muhaen Maya Wulandari (B2A019052)
PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
I
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahas Esa, atas berkat rahmat,
hidayah, dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalh ini sebagai tugas
mata kuliah Demografi Asean dengan baik.
Makalah ini berjudul “Demografi Negara Singapura”. Makalh ini berisi tentang
definisi demografi, profil Negara Singapura, demografi berdasarkan kelahiran,
kematian, dan migrasi, kompisis penduduk Singapura, bonus demografi, kondisi
sosial, kondisi ekonomi, dan sistem pendidikan Singapura yang dianggap terbaik
di dunia.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Demografi Asean yaitu Bapak M. Al-Haris, S.Si., M.Si. Kami
sepenuhnya sadar, penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik
tanpa arahan, bimbingan, dan petunjuk dari beliau.
Kami berharap penyusunan makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi atau
bahan bacaan bagi semua pihak yang ingin mengetahui bagaimana demografi di
Singapura. Kami sepenuhnya sadar, makalah ini masih jauh dari sempurna dan
membutuhkan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kami sangat
senang menerima saran dan kritik dari semua pihak yang dapat dikirimkan melalui
alamat e-mail salah satu anggota kami di [email protected].
Semarang, 16 Mei 2021
Penyusun
II
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................... I
Daftar Isi ............................................................................................................. II
BAB I .................................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................. 5
2.1 Profil Negara ......................................................................................... 5
2.2 Demografi Negara Singapura ................................................................. 7
1. Angka Kelahiran .................................................................................... 7
2. Angka Kematian .................................................................................... 9
3. Migrasi ................................................................................................ 10
2.3 Komposisi Penduduk Negara Singapura............................................... 11
2.4 Bonus Demografi ................................................................................. 14
2.5 Kondisi Sosial ...................................................................................... 16
2.6 Kondisi Ekonomi ................................................................................. 17
2.7 Pendidikan ........................................................................................... 20
BAB III.............................................................................................................. 24
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 24
3.2 Saran ................................................................................................... 25
Daftar Pustaka ................................................................................................... 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Demografi atau ilmu kependudukan adalah ilmu yang mempelajari
dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan
distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap
waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Namun variabel
utama demografi yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Angka kelahiran <
20% termasuk dalam kategori rendah, apabila pemerintah tidak mengatasi
permasalahan angka kelahiran rendah maka dikhawatirkan populasi di
daerah tersebut akan punah. Demografi memiliki maksud dan tujuan yaitu
untuk mengetahui perkembangan penduduk pada masa lampau,
pertumbuhan serta penyusutan penduduk, mempelajari sebaran data
penduduk dalam daerah tertentu, serta menelaah kependudukan pada masa
yang akan datang.
Singapura adalah sebuah negara di lepas ujung selatan Semenanjung
Malaya, 137 kilometer (85 mil) di utara khatulistiwa di Asia tenggara.
Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari
Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura
adalah pusat keuangan terdepan ketiga di dunia dan sebuah kota dunia
kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan
keuangan internasional. Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang.
Penduduknya yang beragam berjumlah kira-kira 6 juta jiwa, terdiri dari
Orang Tionghoa, Melayu, India, Arab, berbagai keturunan Asia, dan
Kaukasoid. 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan
menuntut ilmu di sana. Jumlah penduduk Singapura memiliki presentase
warga asing tertinggi keenam di dunia. Negara ini merupakan yang terpadat
kedua di dunia setelah Monako. Menurut statistik pemerintah, jumlah
penduduk Singapura pada 2009 sebanyak 4,99 juta jiwa, 3,73 juta jiwa di
antaranya merupakan warga negara dan penduduk tetap Singapura.
2
Karena presentase warga asing yang tinggi, membuat berbagai
masalah pada pertumbuhan penduduk di Singapura. Angka kelahiran di
Singapura cenderung menurun setiap tahun, sedangkan angka kematian di
Singapura terus mengalami peningkatan namun masih dalam kategori
rendah. Dan ketidakseimbangan jumlah laki-laki dan perempuan ketika usia
dewasa. Singapura termasuk ke dalam 5 negara dengan angka kelahiran
paling rendah di dunia dan diperkirakan akan punah ketika abad ke-21.
Pemerintah Singapura menganggap bahwa hal ini akan membuat
perekonomian menurun. Namun pada dasarnya Singapura memiliki prinsip
perekonomian yang bagus, yiatu berorientasi pada perdagangan yang maju.
Perekonomian Singapura merupakan salah satu yang paling terbuka di dunia,
korupsi paling terendah ke-7, paling pro-bisnis, pajak rendah, serta memiliki
PDB per kapita tertinggi ketiga dunia.
Latar belakang dari keberhasilan negara Singapura dalam
pembangunan ekonomi tak lepas dari sistem pendidikannya, karena
pendidikan merupakan pondasi atau tiang terbentuknya penerus bangsa.
Sistem sekolah Singapura dianggap terbaik secara global karena pemerintah
menekankan pada perubahan untuk membentuk dunia pendidikan agar
sesuai dengan kemampuan dan minat siswa, sehingga memberi mereka
fleksibilitas dan variasi. Selain menekankan hal tersebut, pemerintah juga
menekankan keterlibatan orang tua untuk memastikan nilai-nilai yang
diajarkan di sekolah. Sistem sekolah Singapura adalah supertar pendidikan
bagi negara-negara secara global. Ini terutama karena sistem pendidikan
kelas satu negara dan budayanya. Bukan rahasia lagi bahwa dunia dapat
belajar banyak dari sistem sekolah Singapura untuk meningkatkan sektor
pendidikannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas maka dapat
diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa identitas Negara Singapura?
2. Bagaimana demografi Singapura menurut variabel utamanya?
3
3. Bagaimana komposisi penduduk Singapura?
4. Bagaimana bonus demografi Negara Singapura?
5. Bagaimana kondisi sosial Negara Singapura?
6. Bagaimana kondisi ekonomi Negara Singapura?
7. Mengapa sistem pendidikan Singapura dianggap terbaik secara
global?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui profil Negara Singapura
2. Untuk mengetahui demografi Negara Singapura berdasarkan
kelahiran, kematian, dan migrasi
3. Untuk mengetahui komposisi penduduk Singapura
4. Untuk mengetahui bonus demografi Negara Singapura
5. Untuk mengetahui kondisi sosial di Negara Singapura
6. Untuk mengetahui kondisi ekonomi di Negara Singapura
7. Untuk mengetahui alasan dari sistem pendidikan Singapura
dianggap terbaik secara global
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi mengenai profil Negara Singapura
2. Memberikan informasi mengenai kependudukan Singapura
berdasarkan kelahiran, kematian, dan migrasi
3. Memberikan informasi mengenai komposisi penduduk
Singapura
4. Memberikan informasi mengenai bonus demografi di Negara
Singapura
5. Memberikan informasi mengenai kondisi sosial di Negara
Singapura
4
6. Memberikan informasi mengenai kondisi ekonomi di Negara
Singapura
7. Memberikan informasi mengenai sistem pendidikan yang
dipakai Negara Singapura untuk penduduk usia sekolah hingga
menjadi rujukan sistem pendidikan global
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Negara
Nama Singapura
Nama resmi Republik Singapura
Ibu Kota Downtown Core, Central
Semboyan Majulah Singapura
Lagu Kebangsaan Majulah Singapura
Bentuk Pemerintahan Republik Parlementer
Sistem Pemerintahan Parlementer Unikameral Westminster
Kemerdekaan 9 Agusus 1965
Kepala Negara Presiden
Kepala Pemerintahan Perdana Menteri
Badan Legislatif Parlemen
Bahasa Nasional Inggris, Melayu, Mandarin, Tamil
Agama Budha, Kristen, Atheis, Islam,
Taoisme, Hindu
Suku Bangsa Melayu
Mata Uang Dollar Singapura (S$) (SGD)
Zona Waktu Waktu Standar Singapura (SST)
UCT +8
Kode Telepon +65
Domain .sg
Situs Resmi Pemerintahan https://www.gov.sg/
Sebutan Lain Kota Singa, Negeri Merlion
Jumlah penduduk 6.209.660 (estimasi Juli 2020)
6
Bendera
Secara resmi, bendera ini diperkenalkan pada 3 Desember 1959
sewaktu pelantikan Yang di-Pertuan Negara pertama, Encik Yusof bin
Ishak. Diciptakan oleh sebuah komite yang dipimpin oleh Wakil
Perdana Menteri pada masa itu, Dr. Toh Chin Chye. Bendera ini
menggantikan bendera Union Jack milik Britania Raya yang berkibar di
Singapura selama 140 tahun (1819-1959) dan digunakan hingga kini.
Arti bendera Singapura:
Warna merah memiliki makna persaudaraan dan kesamaan
derajat.
Putih melambangkan kesucian dan kebaikan.
Bulan sabit melambangkan sebuah negara muda yang maju.
5 bintang memiliki arti lima prinsip Singapura yakni demokrasi,
keamanan, kemajuan, keadilan, dan kesaksamaan.
Bendera Singapura dikibarkan oleh mayoritas rakyat Singapura
pada bulan Agustus selama satu bulan untuk merayakan hari kebangsaan.
Bendera Singapura dibuat berdasarkan ide mayoritas masyarakat
Melayu di Singapura. Berdasarkan sejarah budaya, Singapura berasal
dari budaya Melayu yang lekat dengan Islam, maka bendera itu
mempunyai makna lain. Yakni, bulan sabit melambangkan kejayaan
Islam dan bintang 5 melambangkan 5 rukun islam yang dijunjung tinggi.
Bendera Juang Singapura
7
Profil negara ini tak lengkap jika tidak membahas ikon ikonik
Singapura di atas. Merlion adalah patung ikan berkepala singa yang
sangat ikonik. Merlion dirancang oleh Fraser Brunner untuk Badan
Pariwisata Singapura (STB) pada tahun 1964 dan digunakan sebagai
logo STB hingga tahun 1997. Meski demikian, merlion tetap menjadi
lambang merek dagang STB hingga sekarang. Merlion seringkali
nampak dalam suvenir untuk wisatawan luar negeri. Patung asli Merlion
berdiri di mulut Sungai Singapura. Sementara sebuah replika yang lebih
tinggi berada di Pulau Sentosa. Tinggi Merlion tersebut 8,6 meter
dengan berat 70 ton. Bahan dasar Merlion adalah campuran semen yang
kemudian diolah oleh seniman Singapura, Lim Nang Seng.
2.2 Demografi Negara Singapura
1. Angka Kelahiran
Angka kelahiran atau fertilitas adalah frekuensi kelahiran hidup
dalam suatu populasi. Singapura adalah salah satu negara di Asia
dengan tingkat kelahiran terendah di dunia. Berikut adalah tabel dan
grafik angka kelahiran di Singapura :
35000
36000
37000
38000
39000
40000
41000
42000
43000
44000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Grafik Angka Kelahiran
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah 37967 39654 42663 39720 42232 42185 41251 39615 39039 39279 38705
8
Pada tahun 2010 angka kelahiran di Singapura sebesar 37.967 dan
terus meningkat sampai pada tahun 2012. Namun, pada tahun 2013
angka kelahiran mengalami penurunan akibat keluhan dari warga
tentang kepadatan penduduk , persaingan penduduk Singapura dengan
pekerja asing untuk mendapat pekerjaan dan kebencian atas kebiasaan
buruk dari orang asing telah membuat isu panas imigrasi. Pada tahun
2014, angka kelahiran mengalami kenaikan karena pemerintah
Singapura telah mengambil langkah untuk memperlambat perekrutan
orang asing dan pemberian status tinggal permanen serta Perdana
Menteri Singapura yang mendesak para pasangan muda untuk memulai
memiliki lebih banyak bayi pada Tahun Kuda. Namun hal itu tidak
berlangsung lama, setelah tahun 2014 angka kelahiran di Singapura
terus mengalami penurunan hingga tahun 2018. Pada tahun 2019 angka
kelahiran di Singapura mengalami kenaikan karena pemerintah
setempat memberikan beberapa kebijakan istimewa kepada orang tua
yang melahirkan bayinya guna meningkatkan jumlah kelahiran di
Singapura. Namun pada tahun 2020 angka kelahiran kembali
mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena pandemi covid-19
yang membuat masyarakat kehilangan pekerjaan. Karena faktor
ekonomi itu lah, membuat beberapa pasangan memilih untuk bercerai.
Untuk meningkatkan jumlah kelahiran, pemerintah Singapura
memberikan kebijakan seperti :
a. Bentuk keuangan dalam bentuk Baby Bonus
Untuk merawat dan membesarkan bayi, lalu untuk biaya
kesehatan dan pendidikannya, pemerintah Singapura
memberikan subsidi kepada orang tua yang melahirkan anaknya.
b. Pembayaran cuti melahirkan
Cuti melahirkan mendapatkan hak selama 16 minggu (sekitar 4
bulan) di Singapura. Untuk anak pertama dan kedua, 8 minggu
pertama gaji cuti hamil dibayar oleh perusahaan, sedangkan 8
9
minggu kedua gaji dibayar pemerintah (perusahaan mengklaim).
Kemudian untuk anak ketiga dan seterusnya, cuti 16 minggu dan
gaji dibayar sepenuhnya oleh negara.
c. Pembebasan pajak penghasilan
Bagi yang anaknya lahir normal dapat mengklaim pembebasan
pajak penghasilan sampai $4.000, sedangkan yang lahir cacat
bisa mengklaim sampai $7.500. selain itu ada juga bantuan untuk
ibu pekerja yang melahirkan yaitu klaim sampai 15% dari
penghasilannya.
d. Intensif bagi perusahaan yang menerapkan pengaturan kerja
yang fleksibel.
e. Mengintensifkan dan mendukung lembaga perjodohan, agar
pemuda Singapura lebih cepat melangsungkan pernikahan.
2. Angka Kematian
Angka kematian atau mortality adalah angka yang menunjukkan
jumlah kematian per 1000 dalam waktu satu tahun.
Berikut adalah tabel dan grafik angka kematian di Singapura :
0
5000
10000
15000
20000
25000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Grafik Angka Kematian
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah 17610 18027 18481 18938 19393 19862 20017 20905 21282 21446 22000
10
Pada tahun 2010 – 2020, angka kematian di Singapura terus
mengalami peningkatan. Kematian ini disebabkan oleh berbagai sebab.
Namun, kasus kematian yang paling tinggi karena disebabkan penyakit
sistem peredaran darah misal hipertensi, serangan jantung, stroke, dll.
Pada tahun 2020 sebanyak 7.260 orang meninggal dunia karena
penyakit ini. Hal ini disebabkan masyarakat Singapura yang gila kerja
atau workaholic sehingga risiko terkena serangan jantung atau bahkan
stroke lebih besar. Selain disebabkan oleh penyakit ini, kasus kematian
karena Covid-19 pada tahun 2019-2020 juga menambah angka kematian
di Singapura.
3. Migrasi
Migrasi adalah aktivitas perpindahan dari satu lokasi ke lokasi
lainnya, baik dalam lingkup satu negara maupun luar negara. Karena
Singapura memiliki angka kelahiran yang rendah dan demi mengganti
populasi pada masa depan maka pemerintah setempat mendorong warga
asing untuk pindah ke Singapura.
Berikut adalah tabel dan grafik penduduk yang bermigrasi ke Singapura :
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah 1670000 1650000 1640000 1680000 1640000
1620000
1630000
1640000
1650000
1660000
1670000
1680000
1690000
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah Imigran Yang Masuk Ke Singapura
11
Jumlah pendatang pada tahun 2020 sebanyak 1.640.000 jiwa, angka
ini turun 2,1% dari tahun 2019. Hal ini dikarenakan adanya pengurangan
lapangan kerja pada tahun 2019-2020 akibat pandemi Covid-19.
Meskipun jumlahnya menurun, Singapura tetap menjadi negara dengan
imigran terbanyak se-ASEAN. Banyaknya orang yang memilih pindah
ke Singapura berarti menunjukkan bahwa negara ini memang layak
untuk keperluan migrasi. Salah satu alasan mengapa banyak orang yang
bermigrasi ke Singapura karena di Singapura merupakan populasi
ekspatriat (pekerja asing dengan pendidikan tinggi dan kaya). Kualitas
hidup Singapura juga salah satu yang tertinggi di dunia. Beberapa faktor
yang berkontribusi pada kualitas hidup yang tinggi di Singapura adalah
rendahnya tingkat kriminalitas, rendahnya kasus korupsi, tingkat
stabilitas politik yang tinggi, dan tingkat pembangunan yang tinggi.
Alasan lain, karena Singapura merupakan negara dengan ekonomi
yang kuat. Negara ini adalah salah satu kekuatan ekonomi di kawasan
Asia-Pasifik dan paling makmur secara finansial di Asia Tenggara.
Kekuatan ekonomi Singapura dan lingkungan yang ramah bisnis
membuat orang-orang yang bermigrasi ke Singapura tidak akan
menghadapi masalah dalam menemukan peluang kerja yang
memuaskan dan dapat mencari nafkah di sana.
2.3 Komposisi Penduduk Negara Singapura
Singapura adalah negara multiras dan multikultural dengan etnis
Tionghoa (76,2%) dari populasi warganya), Melayu (15,0%), dan etnis
India (7,4%). Warga Tionghoa Singapura merupakan mayoritas dari
populasi. Ada juga orang Eurasia di Singapura. Orang Melayu diakui
sebagai komunitas adat. Sejak kemerdekaan, demografi Singapura telah
diatur secara luas di bawah sistem kategorisasi CMIO (Tionghoa-
Melayu-India-Lainnya).
12
Pertumbuhan populasi di Singapura untuk waktu yang lama
didorong oleh imigrasi, dimulai segera setelah Stamford Raffles
mendarat di Singapura pada tahun 1819, ketika populasi pulau itu
diperkirakan sekitar 1.000. Sensus resmi pertama yang diambil pada
Januari 1824 menunjukkan bahwa populasi penduduk Singapura telah
bertambah menjadi 10.683: 4.580 Melayu, 3.317 Cina, 1.925 Bugis, 756
penduduk asli India, 74 orang Eropa, 16 orang Armenia, dan 15 orang
Arab. Laki-laki Cina jauh melebihi perempuan; Dalam angka populasi
1826 ada 5.747 laki-laki Tionghoa tetapi hanya 341 perempuan
Tionghoa, berbeda dengan 2.501 laki-laki Melayu dan 2.289 perempuan
Melayu. Angka untuk sekitar seribu orang India pada tahun 1826 juga
condong ke arah yang sama terhadap laki-laki; 209 laki-laki dan 35
perempuan Bengali, 772 laki-laki dan 5 perempuan dari Pantai
Coromandel. Pada tahun 1836, jumlah penduduk meningkat menjadi
29.980, dan menandai perubahan demografi karena orang Melayu kalah
jumlah untuk pertama kalinya; 45,9% dari populasi adalah Tionghoa
versus 41,9% untuk Melayu (termasuk Jawa dan Bugis). Wanita dari
China dilarang beremigrasi, dan sebagian besar wanita China pada
periode awal Singapura ini kemungkinan besar adalah nyonyas dari
Malaka; tercatat pada tahun 1837 bahwa tidak ada wanita Tionghoa di
Singapura yang beremigrasi langsung dari Tiongkok.
Ketidakseimbangan jenis kelamin berlangsung lama, misalnya,
angka sensus tahun 1901 menunjukkan jumlah laki-laki Tionghoa
130.367 laki-laki dibandingkan dengan perempuan Tionghoa 33.674.
Ketidakseimbangan tersebut juga berarti bahwa lebih sedikit orang yang
lahir di Singapura awal, dan dalam seratus tahun pertama, sebagian
besar penduduk Tionghoa di Singapura adalah imigran. Pada akhir
1890-an, hanya sekitar 10% populasi Tionghoa di Singapura yang lahir
di sana. Banyak pekerja migran awal dari Cina dan India tidak berniat
menetap secara permanen untuk membesarkan keluarga mereka di
13
Singapura; mereka bekerja untuk mengirim uang kembali ke keluarga
mereka di rumah, dan akan kembali ke China atau India setelah mereka
mendapatkan cukup uang. Belakangan, semakin banyak orang
Tionghoa memilih untuk menetap secara permanen di Singapura,
terutama pada tahun 1920-an ketika lebih disukai untuk tinggal di
Singapura daripada kembali ke Tiongkok. Perubahan sikap sosial di era
modern juga membuat perempuan Tionghoa lebih bebas beremigrasi
dari Tiongkok, dan rasio jenis kelamin mulai normal. Normalisasi rasio
jenis kelamin secara bertahap ini menyebabkan peningkatan jumlah
kelahiran asli. Imigrasi terus menjadi alasan utama peningkatan populasi
Tionghoa di Singapura hingga periode 1931–1947 ketika peningkatan
alami populasi melampaui angka imigrasi bersih.
Period Population increase Natural increase Net immigration
1881–1891 43,857 −30,932A 74,798
1901–1911 75,729 −59,978A 135,707
1921–1931 139,387 18,176 212,211
1947–1957 507,8 395,6 112,2
1970–1980 339,4 315,4 24
1990–2000 970,601 330,03 640,571
^A Negative figures are due to low birth rate and high death rate
Pertumbuhan populasi dan imigrasi dalam periode tertentu
Setelah Perang Dunia II, pada periode 1947 hingga 1957, Singapura
mengalami peningkatan populasi besar-besaran terutama karena
peningkatan jumlah kelahiran asli. Angka kelahiran naik dan angka
kematian turun; tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata adalah 4,4%,
dimana 1% disebabkan oleh imigrasi; Singapura mengalami angka
kelahiran tertinggi pada tahun 1957 sebesar 42,7 per seribu individu.
Jumlah penduduk didasarkan pada definisi penduduk secara de facto,
yang menghitung semua penduduk tanpa memandang status hukum atau
kewarganegaraan, kecuali untuk pengungsi yang tidak menetap secara
permanen di negara suaka, yang umumnya dianggap sebagai bagian dari
14
penduduk negara asalnya. Nilai yang ditampilkan adalah perkiraan
tengah tahun. Pada tahun 2020, jumlah penduduk Singapura adalah 5,75
juta jiwa. Jika dilihat dari sisi jenis kelamin, jumlah laki-laki di
Singapura mencapai 53,34 persen atau sebanyak 2.788.086 jiwa.
Dibandingkan perempuan lebih banyak laki-laki. Penduduk perempuan
di Singapura yaitu 2.788.086 atau 47,66 persen. Sex rasio laki-laki
disbanding perempuan penduduk Singapura yaitu 1:10.
2.4 Bonus Demografi
Parameter yang digunakan dalam menilai fenomena Bonus
Demografi adalah Dependency Ratio atau Rasio Ketergantungan, yaitu
merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara jumlah
penduduk usia nonproduktif (kurang dari 15 tahun dan di atas 64 tahun)
dan penduduk usia produktif (15 – 64 tahun). Angka Rasio
Ketergantungan ini menunjukkan beban tanggungan penduduk usia
produktif terhadap penduduk usia nonproduktif. Pada saat angka rasio
ketergantungan rendah, kondisi ini memperlihatkan bahwa penduduk
usia produktif hanya menanggung sedikit penduduk usia nonproduktif.
Angka rasio ketergantungan yang rendah akan berimplikasi pada
perekonomian negara yang dapat dijadikan sebagai sebuah kesempatan
untuk meningkatkan produktivitas sebuah negara. Kondisi ini dapat
menjadi sumber pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber
daya manusia yang produktif yang akan mampu menghasilkan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan
tabungan mereka yang pada akhirnya dapat dimobilisasi menjadi
investasi (Maryati, 2015). Jadi teori Bonus Demografi pada dasarnya
merupakan sebuah teori yang menghubungkan antara dinamika
kependudukan dengan ekonomi. Semakin sedikit jumlah usia
nonproduktif yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif akan
berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Idealnya
pertumbuhan ekonomi secara maksimal akan terjadi pada saat Rasio
15
Ketergantungan berada di bawah angka 50. Kondisi ini juga disebut
sebagai the window of opportunity (jendela kesempatan).
Variables 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Total 3.771.721 3.789.251 3.818.205 3.844.751 3.870.739 3.902.690 3.933.559 3.965.796 3.994.283 4.026.209 4.044.210
0 - 14 654.409 636.904 626.317 615.243 607.955 602.415 596.164 594.481 591.124 591.056 588.206
15 - 64 2.778.925 2.799.702 2.813.252 2.825.071 2.831.183 2.840.560 2.849.825 2.854.623 2.855.305 2.853.473 2.841.636
65+ 338.387 352.645 378.636 404.437 431.601 459.715 487.570 516.692 547.854 581.680 614.368
Rasio Ketergantungan % 35,73 35,34 35,72 36,09 36,72 37,39 38,03 38,93 39,89 41,10 42,32
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0
JUM
LAH
PEN
DU
DU
K
TAHUN
JUMLAH PENDUDUK SINGAPURA BERDASARKAN UMUR
0 - 14 Years 15-64 Years 65 Years & Over
30.00
32.00
34.00
36.00
38.00
40.00
42.00
44.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Ras
io
Tahun
Rasio Ketergantungan %
16
Dependency Ratio Singapura sejak 2010 hingga 2020 menunjukkan
kecenderungan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa dependency
ratio yang besar berarti beban ketergantungan penduduk usia produktif
kepada penduduk produktif semakin tinggi. Jumlah penduduk usia
produktif mulai menurun sehingga angka dependency ratio makin besar.
Dari grafik di atas, penduduk lansia ( 65+) mengalami kenaikan
sehingga akan mempengaruhi angka dependency ratio yang semakin
besar. Bonus Demografi di Singapura tersebut dapat dilihat dengan
parameter dependency ratio yang cukup tinggi, yaitu mencapai 42,32 .
Yang berarti bahwa dalam setiap 100 penduduk usia produktif (15-64
tahun) hanya menanggung sekitar 42 penduduk tidak produktif (0-14
dan 65 tahun ke atas).
2.5 Kondisi Sosial
Singapura menjadi salah satu anggota ASEAN dan menjadi pelopor
industri yang maju di wilayah Asia Tenggara. Keadaan sosial budaya di
Singapura dapat dilihat dari perkembangan penduduknya. Singapura
merupakan negara pulau di Semenanjung Malaya. Negara yang dijuluki
The Lion City ini terpisah oleh Malaysia oleh Selat johor di bagian utara
dan Kepulauan Riau oleh Selat Singapura di selatan. Singapura
termasuk negara yang padat penduduk. Penduduk Singapura terdiri dari
kelompok etnik, terdiri dari Tionghoa sebanyak 74,3 persen, Melayu
sebanyak 13,3 persen, India sebanyak 9,1 persen, dan lainnya sebanyak
3,3 persen.
Agama yang dianut rakyat Sungapura adalah Buddha, Islam, Kristen,
dan Tao. Bahasa yang digunakan berbahasa Inggris, Mandarin, Melayu,
dan Tamil. Rakyat Singapura sangat disiplin mengenai masalah
kebersihan. Bahkan negara tersebut terpilih menjadi paling bersih di
Asia. Karena keragaman penduduk dan latar imigrannya, budaya
Singapura sering disebut sebagai campuran dari budaya Britania,
Melayu, Tionghoa, India, Arab, dan Peranakan. Warga asing juga
17
membentuk 42% penduduk Singapura dan memainkan peran penting
dalam memengaruhi budaya Singapura.
2.6 Kondisi Ekonomi
1. Produk Domestik Bruto
Hampir 70% dari nilai tambah nominal dihasilkan oleh industri jasa ,
sedangkan sekitar 25% dihasilkan oleh industri penghasil barang.
Produk Domestik Bruto (PDB) mengacu pada nilai agregat barang dan
jasa yang diproduksi di dalam wilayah ekonomi Singapura. Perkiraan
PDB disusun dengan pendekatan keluaran, pengeluaran dan
pendapatan.Pendekatan keluaran adalah pendekatan utama yang
digunakan untuk menyusun PDB di Singapura.
2. PDB Per Capita Singapura
PDB Per Kapita Singapura dilaporkan sebesar 59,819.000 USD
pada 2020. Rekor ini turun dibanding sebelumnya yaitu 65,641.000
USD untuk 2019. Data Pdb Per Kapita Singapura diperbarui tahunan,
dengan rata-rata 12,764.000 USD dari 1960 sampai 2020, dengan 61
18
observasi. Data ini mencapai angka tertinggi sebesar 66,664.000 USD
pada 2018 dan rekor terendah sebesar 428.000 USD pada 1960.
Penurunan PDB per kapita di Singapura pada tahun 2020 mengalami
penurunan di karenakan langkah-langkah Circuit Breaker (CB) yang
diterapkan dari 7 April hingga 1 Juni 2020 untuk memperlambat
penyebaran COVID-19 di Singapura, serta permintaan eksternal yang
lemah di tengah penurunan ekonomi global yang disebabkan oleh
pandemi COVID19.
Menurut pemerintah Singapura lockdown parsial menghentikan
hampir semua aktivitas konstruksi di kuartal kedua, mengakibatkan
sektor ini jatuh 59,3% tahun ke tahun di kuartal kedua, data Kementerian
Perdagangan dan Industri menunjukkan. Wabah di antara pekerja
migran yang tinggal di asrama banyak di antaranya bekerja di konstruksi
menambah kelemahan sektor tersebut.
Berikut performa sektor lain pada kuartal April hingga Juni:
Manufaktur menyusut 0,7% tahun ke tahun;
Layanan akomodasi dan makanan turun 41,4% per tahun;
Transportasi dan penyimpanan turun 39,2% dari tahun sebelumnya;
Perdagangan grosir dan eceran turun 8,2% tahun ke tahun;
Keuangan dan asuransi tumbuh 3,4% dibandingkan periode yang
sama satu satunya sektor yang mencatat pertumbuhan.
3. 2021 indeks skor kebebasan ekonomi di Singapura
Negara Singapura menduduki peringkat 1dunia dalam kebebasan
ekonomi.
UKURAN PEMERINTAH
Beban Pajak 90,5 ∧
Pengeluaran pemerintah 94,1 ∧
Kesehatan Fiskal 80,0 ̶
PASAR TERBUKA
Kebebasan Dagang 95,0 ∧
Kebebasan Investasi 85,0 ̶
Kebebasan Finansial 80,0 ̶
SUPREMASI HUKUM
Hak Milik 97,5 ∧
Efektivitas Yudisial 90,8 ∨
Integritas Pemerintah 93,2 ∧
EFISIENSI REGULASI
Kebebasan Bisnis 93,8 ∧
Kebebasan Buruh 91,5 ∧
Kebebasan Moneter 85,4 ∨
19
Skor kebebasan ekonomi Singapura adalah 89,7, menjadikan
ekonominya paling bebas di Indeks 2021. Skor keseluruhannya telah
meningkat sebesar 0,3 poin, terutama karena peningkatan skor untuk
belanja pemerintah. Singapura menempati peringkat pertama di antara
40 negara di kawasan Asia-Pasifik, dan skor keseluruhannya jauh di atas
rata-rata kawasan dan dunia.
Ekonomi Singapura kembali menduduki peringkat terbebas di dunia
tahun ini untuk tahun kedua berturut-turut. Singapura tetap menjadi
satu-satunya negara di dunia yang dianggap bebas secara ekonomi di
setiap kategori Indeks, meskipun skor indikatornya untuk kesehatan
fiskal dan kebebasan finansial nyaris tidak mencapai ambang batas ke
kategori tertinggi.
Singapura adalah salah satu negara paling makmur di dunia, dengan
lingkungan peraturan yang ramah bisnis dan tingkat pengangguran yang
sangat rendah. Meskipun oposisi parlementer aktif, ia telah diperintah
oleh satu partai, Partai Aksi Rakyat (PAP), selama beberapa dekade.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong telah memimpin pemerintahan sejak
2004 dan menyarankan transisi kepemimpinan pada 2022. Meskipun
kebebasan sipil tertentu tetap dibatasi, PAP telah memperjuangkan
liberalisasi ekonomi dan perdagangan internasional. Jasa mendominasi
perekonomian, tetapi Singapura juga merupakan produsen utama
elektronik dan bahan kimia dan mengoperasikan salah satu pelabuhan
terbesar di dunia. Ekspor utama meliputi sirkuit terpadu, minyak
sulingan, dan komputer.
Hak milik diakui dan ditegakkan secara efektif. Proses peradilan
secara prosedural kompeten, adil, dan dapat diandalkan, dan peradilan
dianggap independen. Singapura berada di peringkat ke-12 dalam
Indeks Rule of Law 2020 World Justice Project dan dianggap sebagai
20
salah satu negara paling korup di dunia. Pemerintah secara aktif
menegakkan undang-undang antikorupsi yang kuat, meskipun ada
kekhawatiran tentang nepotisme dan kronisme.
Tarif pajak penghasilan perorangan tertinggi adalah 22 persen, dan tarif
pajak perusahaan tertinggi adalah 17 persen. Pajak lainnya termasuk pajak
barang dan jasa. Beban pajak keseluruhan sama dengan 13,1 persen dari total
pendapatan domestik. Belanja pemerintah mencapai 14,0 persen dari total
output (PDB) selama tiga tahun terakhir, dan surplus anggaran mencapai rata-
rata 4,3 persen dari PDB. Utang publik setara dengan 111,8 persen dari PDB.
Pemerintah telah meningkatkan pendekatan berbasis risiko untuk inspeksi
konstruksi dan menyederhanakan proses perizinan. Hukum umumnya tidak
mengganggu praktik perekrutan dan pemberhentian bisnis. Pemerintah
mendanai subsidi perumahan, transportasi, dan perawatan kesehatan;
mempengaruhi harga lain melalui regulasi dan perusahaan terkait negara; dan
memiliki program hibah untuk membantu perusahaan lokal yang berkembang
pesat untuk berinovasi, tumbuh, dan menginternasionalkan.
Singapura memiliki 25 perjanjian perdagangan preferensial yang berlaku.
Tingkat tarif rata-rata tertimbang perdagangan adalah 0 persen, dan 182
langkah non-tarif berlaku. Keterbukaan yang terlembaga dengan baik
terhadap investasi global mendorong aktivitas komersial yang dinamis.
Pemerintah melanjutkan kepemilikannya di sektor keuangan tetapi terus
membuka pasar domestik untuk bank asing. Tidak ada tindakan pembatasan
yang diambil di sektor ini selama setahun terakhir.
2.7 Pendidikan
Sistem sekolah Singapura dianggap yang terbaik di dunia. Tidak hanya
terbatas pada sekolah menengah tetapi juga di tingkat universitas, dengan
Universitas Nasional Singapura menjadi peringkat tertinggi di Asia dan
mengungguli institusi terkenal di seluruh dunia. Singapura juga termasuk di
antara negara-negara dengan peringkat teratas untuk matematika dan sains,
21
selain Finlandia, Kanada, Estonis, dan Irlandia. Alasan sistem sekolah
Singapura dianggap terbaik secara global sebagai berikut :
a. Pendidikan merupakan prioritas dalam pembangunan ekonomi
Singapura telah melampaui beberapa negara terkaya di Eropa,
Asia, dan Amerika Utara untuk menjadi pemimpin dunia dalam
pendidikan. Hal ini dimungkinkan karena negara memandang pendidikan
sebagai ekosistem. Artinya agar ekosistem dapat berkembang, sistem
sekolah harus menjadi yang terdepan dan sebaliknya. Sistem sekolah di
Singapura mengalami beberapa perubahan dengan tujuan untuk
membentuk dunia pendidikan agara sesuai dengan kemampuan dan minat
siswa, sehingga bersifat fleksibilitas dan variasi.
b. Kurikulum berfokus pada pengajaran mata pelajaran tertentu dan
keterampilan memecahkan masalah
Sistem sekolah Singapura mendorong kerja proyek dan pemikiran
kreatif. Karenanya, kelas fokus pada membekali siswa dengan
keterampilan dan pengetahuan pemecahan masalah tertentu dan mata
pelajaran tertebtu. Tujuannya adalah membekali siswa dengan
pengetahuan dan keterampilan praktis yang akan membantu memecahkan
tantangan di dunia nyata.
c. Budaya kondusif
Di Singapura, orang tua memainkan peran mendasar dalam
pendidikan anak-anak mereka. Apalagi semua anak dianggap sama-sama
pandai. Artinya, bagi kebanyakan orang tua Singapura, upaya lebih dipuji
daripada warisan ‘kecerdasan’. Selain itu, siswa dimintai
pertanggungjawaban atas keberhasilan dan pemikiran strategis mereka
sendiri dengan penerapan praktis. Kementerian pendidikan Singapura
menekankan keterlibatan orang tua untuk memastikan nilai-nilai yang
diajarkan diperkuat. Dengan demikian terdapat 2 platform, Parent Support
Group (PSG) dan pertemuan tahunan di setiap sekolah untuk mendorong
partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah.
22
d. Sistem yang akuntabel
Komponen penting dari sistem pendidikan Singapura adalah para
guru. Negara menargetkan guru dari 5% lulusan teratas yang harus
menjalan pelatihan di Institut Pendidikan Nasional (NIE). Selain itu,
Singapura telah berinvestasi secara signifikan dalam tenaga pengajarnya
yang telah meningkatkan status dan prestise profesinya untuk menarik
lulusan terbaik.
e. Tujuan pendidikan yang tepat
Di antara ciri khas sistem sekolah Singapura adalah artikulasi yang
jelas dan identifikasi hasil pendidikan yang diinginkan. Alasan tersebut
merampingkan pembuatan kurikulum nasional, adopsi berbagai pedagogi
sambil memastikan tingkat persiapan yang tinggi dan pengembangan
profesional guru. Selain itu, tujuan ini mendorong hubungan antara
konseptualisasi dan implementasi kebijakan yang mengikuti visi
pendidikan nasional.
f. Jalur pembelajaran yang dibedakan
Sistem pendidikan Singapura dirancang untuk memberikan
pandangan dan preferensi belajar yang bervariasi kepada siswa dengan
menggunakan berbagai profil pengajaran. Menurut Menteri Singapura,
bahwa pendidikan bertujuan untuk mempertahankan berbagai keunggulan
dan mendorong semua anak muda untuk menemukan hasrat mereka dan
mendaki sejauh yang siswa bisa. Dari usia 6 tahun, siswa masuk sekolah
dasar selama 10 – 11 tahun yang kemudian dilanjutkan dengan sekolah
menengah selama 4-5 tahun. Selain itu, siswa memiliki pilihan untuk 2
jalur pembelajran kejuruan, politeknik, dan perguruan tinggi junior yang
keduanya mengarah ke pendidikan universitas.
Yang jelas dalam jalur pembelajaran yang dbedakan ini adalah
penerimaan bahwa setiap siswa belajar secara berbeda dan memiliki
kekuatan tertentu. Dengan demikian sistem ini dirancang untuk
mempromosikan berbagai kemampuan belajar untuk mendorong setiap
siswa mencapai yang terbaik dengan kecepatannya sendiri. Ini
23
memastikan bahwa semua siswa mendapatkn kesempatan yang sama di
dunia nyata.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya angka kelahiran di Singapura akan terus menurun
setiap tahunnya ketika masyarakat hanya bekerja dan terus bekerja tanpa
mementingkan keturunan mereka. Untuk sebagian orang, kebijakan
yang diberikan pemerintah adalah hal kecil, berbeda ketika mereka
bekerja mungkin saja mereka akan mendapatkan tunjangan atau intensif
yang lebih besar. Angka kematian di Singapura akan terus bertambah
setiap tahunnya, masyarakat yang gila kerja cenderung tidak
mementingkan kesehatannya. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan
kematian di usia produktif. Ditambah pandemi covid-19 dan varian
virus barunya yang menurut beberapa ahli cepat bermutasi juga akan
menambah angka kematian.
Karena Singapura merupakan negara dengan ekonomi yang kuat,
membuat banyak pendatang baru dari berbagai negara untuk mencari
nafkah. Hal ini juga menimbulkan pro dan kontra, di satu sisi pemerintah
ingin menambah populasi tetapi di sisi lain penduduk Singapura menjadi
sulit mendapatkan pekerjaan karena harus bersaing dengan pekerja
asing.
Singapura adalah negara multiras dan multikultural dengan etnis
Tionghoa (76,2%) dari populasi warganya), Melayu (15,0%), dan etnis
India (7,4%). Pertumbuhan populasi di Singapura untuk waktu yang
lama didorong oleh imigrasi, dimulai segera setelah Stamford Raffles
mendarat di Singapura pada tahun 1819, ketika populasi pulau itu
diperkirakan sekitar 1.000. Ketidakseimbangan tersebut juga berarti
bahwa lebih sedikit orang yang lahir di Singapura awal, dan dalam
seratus tahun pertama, sebagian besar penduduk Tionghoa di Singapura
adalah imigran. Pada akhir 1890-an, hanya sekitar 10% populasi
Tionghoa di Singapura yang lahir di sana. Setelah Perang Dunia II, pada
25
periode 1947 hingga 1957, Singapura mengalami peningkatan populasi
besar-besaran terutama karena peningkatan jumlah kelahiran asli.
Jumlah penduduk didasarkan pada definisi penduduk secara de facto,
yang menghitung semua penduduk tanpa memandang status hukum atau
kewarganegaraan, kecuali untuk pengungsi yang tidak menetap secara
permanen di negara suaka, yang umumnya dianggap sebagai bagian dari
penduduk negara asalnya.
Singapura adalah salah satu negara paling makmur di dunia, dengan
lingkungan peraturan yang ramah bisnis dan tingkat pengangguran yang
sangat rendah. Meskipun oposisi parlementer aktif, ia telah diperintah
oleh satu partai, Partai Aksi Rakyat (PAP), selama beberapa dekade.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong telah memimpin pemerintahan sejak
2004 dan menyarankan transisi kepemimpinan pada 2022. Meskipun
kebebasan sipil tertentu tetap dibatasi, PAP telah memperjuangkan
liberalisasi ekonomi dan perdagangan internasional. Jasa mendominasi
perekonomian, tetapi Singapura juga merupakan produsen utama
elektronik dan bahan kimia dan mengoperasikan salah satu pelabuhan
terbesar di dunia. Ekspor utama meliputi sirkuit terpadu, minyak
sulingan, dan komputer.
Sistem sekolah Singapura adalah superstar pendidikan bagi negara-
negara secara global. Ini terutama karena sistem pendidikan kelas satu
negara dan budayanya. Bukan rahasia lagi bahwa dunia dapat belajar
banyak dari sistem sekolah Singapura untuk meningkatkan sektor
pendidikannya.
3.2 Saran
Pemerintah Singapura perlu mengeluarkan peraturan baru seperti
kewajiban menikah di usia produktif dan kewajiban ‘one house one
baby’ atau satu rumah satu bayi (kandung) untuk meningkatkan jumlah
kelahiran. Perlu adanya sosialisasi pentingnya melestarikan keturunan
karena ketika mereka meninggal dan tidak mempunya keturunan maka
pekerjaan yang selama ini mereka kerjakan bersifat sia-sia karena tidak
26
ada ahli warisnya. Selain itu, perlu juga diadakan kebijakan baru tentang
pekerja asing agar penduduk tetap Singapura tidak merasa tersaingi
dalam mencari pekerjaan di negara sendiri dan tidak timbul perasaan
benci terhadap warga asing yang suatu saat dapat menimbulkan
perpecahan.
27
Daftar Pustaka
https://www.singstat.gov.sg diakses pada 15 Mei 2021
https://id.wikipedia.org/wiki/Singapura diakses pada 15 Mei 2021
http://www.mcalumni.org/6-alasan-sistem-pendidikan-di-singapura-sukses/
diakses pada 16 Mei 2021
https://www.singstat.gov.sg/modules/infographics/economy diakses pada 12 Mei
2021
https://bqztfc4cdccucllfy5xgri5owq-achv5f5yelsuduq-www-heritage-
org.translate.goog/index/country/singapore diakses pada 12 Mei 2021
Singapore Department of Statistics. (2021, April 30). Dipetik Mei 17, 2021, dari
Singapore Department of Statistics: https://www.singstat.gov.sg/find-data/search-
by-theme/population/population-and-population-structure/latest-data diakses pada
17 Mei 2021
Sutikno, A. N. (2020). Bonus Demografi di Indonesia. 12(2), 421-438. Dipetik Mei
17, 2021
Yusmarni. (2016). ANALISIS BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI
KESEMPATAN. 16(1), 67-82. Dipetik Mei 17, 2021