lp persalinan normal

44
LAPORAN PENDAHULUAN STASE MATERNITAS PERSALINAN NORMAL VK RSUD BANYUMAS Oleh: NAOMI FETTY G4D013024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PROFESI NERS PURWOKERTO

Upload: naomifetty

Post on 27-Dec-2015

1.138 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Lp Persalinan Normal

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Persalinan Normal

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE MATERNITAS

PERSALINAN NORMAL

VK RSUD BANYUMAS

Oleh:

NAOMI FETTY

G4D013024

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PROGRAM PROFESI NERS

PURWOKERTO

2014

Page 2: Lp Persalinan Normal

A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin dengan tanda-tanda rasa

sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar

lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-

robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan

sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan

telah ada (Saifuddin, 2006).

2. Tujuan

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan penyusunan laporan pendahuluan diharapkan

mahasiswa dapat mengelola pasien dengan persalinan normal

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melakukan penyusunan laporan pendahuluan diharapkan

mahasiswa dapat :

a. Mengetahui konsep persalinan normal

b. Melakukan pengkajian pada pasien dengan persalinan normal

c. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan persalinan

normal

d. Melakukan intervensi keperawatan.

e. Melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan.

f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan.

Page 3: Lp Persalinan Normal

B. TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

Beberapa pengertian mengenai persalinan normal sebagai berikut:

a Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir

spontan dengan presentasi  belakang kepala yang berlangsung 18

jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,

2006).

b Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang

dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Arif,

2002)

c Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plesenta, dan

membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005).

d Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan

aterm (bukan prematur atau postmatur), mempunyai omset yang

spontan (tidak di induksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24

jam sejak saat awitannya (bukan partus presipitatus atau partus

lama), mempunyai janin (tunggal) dengan persentasi verteks

(puncak kepala ) dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana

tanpa bantuan artifisial (seperti forseps), tidak mencakup

komplikasi (seperti perdarahan hebat), mencakup kelahiran

plasenta yang normal (Forrer, 2001).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian dari

persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada

kehamilan cukup bulan (aterm 37-42 minggu), pada janin letak

memanjang dan presentasi belakang kepala, yang disusul dengan

pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir

dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau pertolongan

buatan dan tanpa komplikasi.

Page 4: Lp Persalinan Normal

2. ETIOLOGI

Menurut Muchtar (2002) beberapa teori mengemukakan

etiologi dari persalinan adalah meliputi:

a Teori penurunan hormon, pada 1-2 minggu sebelum proses

persalinan mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan

progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos

rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah

sehingga timbul kontraksi otot rahim bila kadar progesterone

menurun.

b Teori placenta menjadi tua, dengan semakin tuanya plasenta akan

menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang

menyebabkan kekejangan pembuluh darah,hal ini akan

menimbulkan kontraksi rahim

c Teori distensi rahim, rahim yang menjadi besar dan meregang

menyebabkan iskemia otot-otot rahim,sehingga mengganggu

sirkulasi utero plasenter

d Teori iritasi mekanik, di belakang serviks terletak ganglion servikal

(fleksus frankenhauser), bila ganglion ini di geser dan di tekan

misalnya oleh kepala janin,akan timbul kontraksi rahim.

e Induksi partus, dengan jalan gagang laminaria, aniotomi, oksitosin

drip dan sexio caesarea.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

Berdasarkan Winkjosastro (2005) bahwa faktor yang mempengaruhi

persalinan sebagai berikut:

a Power : his dan tenaga mengejan.

b Passage : ukuran panggul dan otot-otot persalinan.

c Passenger : terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban.

d Personality (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu dalam

menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama proses

persalinan.

Page 5: Lp Persalinan Normal

e Provider (penolong) : tenaga terlatih dalam bidang kesehatan

4. FISIOLOGI PERSALINAN

Fisiologi persalinan berdasarkan (Winkjosastro, 2005) yang

menyatakan bahwa sebab-sebab terjadinya persalinan masih

merupakan teori yang komplek. Perubahan-perubahan dalam biokimia

dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya

partus antara lain penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen.

Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya

kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar

prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium.

Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi

otot-otot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga

plasenta  berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus

frankenhauser di belakang servik menyebabkan uterus berkontraksi. 

5. PATHWAY PERSALINAN NORMAL

Kehamilan umur 36-42 minggu

Progesteron menurun dan prostaglandin meningkat sehingga menimbulkan kontraksi myometrium

Uterus membesar dan tegang sehingga terjadi iskemi otot uterus, adanya

tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang

servik menyebabkan uterus berkontraksi

Kontraksi uterus dan tanda inpartu lainnya

Dx. Nyeri akut Partus

Perdarahan

Dx. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Episiotomi

Dx. Risiko infeksi

Dx. Ansietas

Dx. Kerusakan integritas jaringan

Page 6: Lp Persalinan Normal

6. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN

Berdasarkan Manuaba (2007) bahwa tanda menjelang

persalinan sebagai berikut:

a Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada minggu 36

yang disebut lightening

b Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.

c Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah dan

menekan kandung kemih.

d Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria

e Pemeriksaan tinggi fundus uteri semakin turun; serviks uteri mulai

lunak, sekalipun terdapat pembukaan

f Braxton Hicks semakin frekuen ditandai dengan:

- Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya dalam 10

menit

- Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan serviks dapat

mulai muncul.

- Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan.

- Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu his

semakin frekuen dan persalinan dapat dimulai.

Berdasarkan Manuaba (2007) bahwa tanda mulai persalinan

adalah timbulnya his persalinan dengan ciri :

a Fundul dominant

b Sifatnya teratur makin lama intervalnya makin pendek

c Terasa nyeri dari abdomen dan menjalar ke pinggang

d Menimbulkan perubahan progresif pada serviks berupa

perlunakan dan pembukaan

e Dengan aktivitas his persalinan makin bertambah

Berdasarkan Waspodo (2007) menyatakan bahwa

persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

Page 7: Lp Persalinan Normal

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum

inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan

serviks. Tanda dan gejala inpartu sebagai berikut:

a Penipisan dan pembukaan serviks

b Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).

c Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina

7. PROSES PERSALINAN

Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002), bahwa

proses persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu:

a Kala I : Pembukaan serviks.

b Kala II : Kala pengeluaran janin.

c Kala III : Kala pengeluaran plasenta.

d Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir.

Tanda-tanda dan gejala inpartu :

a Penipisan dan pembukaan serviks.

b Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit ).

c Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagina.

d Adanya HIS.

His sesungguhnya His palsu

a Rasa sakit :

teratur

Interval makin pendek

semakin lama semakin kuat

dirasakan paling sakit di

daerah punggung

intensitas makin kuat kalau

a Rasa sakit :

tidak teratur

interval panjang

kekuatan tetap

dirasakan kuat di daerah

perut

tak ada perubahan

Page 8: Lp Persalinan Normal

penderita berjalan.

b Keluar “show”

c Serviks membuka dan

menipis.

walaupun

penderita berjalan

b Tidak keluar “show”

c Serviks tertutup dan tak ada

pembukaan.

Tabel1. Pembeda his sesungguhnya dan his palsu

Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002),

menyatakan bahwa fase-fase dalam persalinan:

i. Kala 1

1) Fase Laten

Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks.

Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

2) Fase Aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontraksi dianggap adekuat, memadai jika terjadi tiga

kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama

40detik atau lebih).

Dari pembukaan 4 cm hingga mencaspai pembukaan lengkap atau

10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam

(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm

(multipara).

Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Page 9: Lp Persalinan Normal

Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan dapat dilakukan dengan

menggunakan partograf. Partograf adalah alat bantu yang digunakan

selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dari penggunaan partograf

adalah:

a Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

b Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan

demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan

terjadinya partus lama.

Halaman depan partograf  untuk mencatat atau memantau :

a Kesejahteraan janin, meliputi pemeriksaan denyut jantung janin (setiap

½ jam), warna air ketuban (setiap pemeriksaan dalam), penyusupan

sutura (setiap pemeriksaan dalam).

b Kemajuan persalinan, meliputi pemeriksaan frekuensi dan lamanya

kontraksi uterus (setiap ½ jam), pembukaan serviks (setiap 4 jam),

penurunan kepala (setiap 4 jam).

c Kesejahteraan ibu , meliputi pemeriksaan nadi (setiap ½ jam), tekanan

darah dan temperatur tubuh (setiap 4 jam), prodeksi urin , aseton dan

protein ( setiap 2 sampai 4 jam), makan dan minum.

Proses persalinan pada kala I :

a Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang

teratur, makin sering, makin nyeri; disertai pengeluaran darah-lendir

(tidak lebih banyak dari darah haid).

b Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa-

dalam bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya

pecah pada akhir kala I.

c Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida ± 12 jam, multigravida ±

7 jam.

d Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut :

kontraksisegmen atas uterus dan retraksi (regangan) segmen bawah

Page 10: Lp Persalinan Normal

uterus yang mengakibatkan pembukaan serviks. Akhirnya segmen

bawah uterus makin menipis, dan segmen atas uterus (korpus) makin

menebal.

Tabel2. Perbedaan antara his dan his palsu

His persalinan His palsu

Mules-mules teratur(1jam 5 kali)

Makin lama makin sering.

Makin lama makin nyeri dan makin

lama.

Nyeri dimulai dari belakang

menjalar ke depan

Berjalan menambah nyeri.

Berhubungan dengan pengerasan

uterus.

Keluar darah lendir.

Serviks mendatar dan membuka

Bagian terbawah sudah turun.

Kepala tidak dapat digerakkan pada

waktu mules.

Sedativa tidak menghentikan

mules-mules.

Tidak teratur.

Tidak ada perubahan.

Tidak ada perubahan.

Nyeri terutama di depan.

Tidak ada perubahan.

Tidak ada hubungan.

Tidak keluar apa-apa.

Tidak ada perubahan.

Belum turun.

Kepala tetap bebas.

Sedativa dapat menghentikan

mules-mules.

Pada primigravida retraksi (regangan, penipisan) mendahului

pembukaan serviks, sedangkan pada multigravida berlangsung bersama-

sama. Inilah yang menentukan lamanya kala I. Kecepatan pembukaan pada

sepertiga pertama lambat, dan pada dua per tiga kedua cepat. Pembukaan

lengkap = 10 cm.

e His

- Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali/10 menit

pada akhir kala I.

- Lamanya : kurang lebih satu menit.

Page 11: Lp Persalinan Normal

- Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka.

- Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg.

- Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan.

- Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan

uterus.

- Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran

darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan

menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat,

terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin.

f Darah lendir

- Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran

selaput ketuban dengan dinding uterus pada waktu pembukaan seviks.

ii. Kala 2

Persalinan kala 2 sebagai berikut:

a Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan

menemukan serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap,

pembukaan 10 cm). Tanda-tanda klinik lainnya ialah nyeri his yang sangat

hebat, pasien merasa “ingin mengejan”; “darah-lendir” bertambah banyak;

selaput ketuban pecah; perasaan seperti “mau buang air besar”; hemoroid

fisiologik mulai tapak.

b Berakhir dengan lahirnya janin.

c Lamanya, pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.

d Mengejan, disebab oleh turunnya kepala yang menekan rectum. Berakibat

meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuat kontraksi uterus.

Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukan di

luar his, karena regangan yang berlebihan pada ligamentum serviks

lateralis dapat menimbulkan prolapsus uteri (turun peranakan) di

kemudian hari.

e Perineum yang menggembung, terjadi pada waktu kepala janin mencapai

introitus vagina. Bertambah gembung pada setiap kontraksi uterus, yang

Page 12: Lp Persalinan Normal

dapat mengakibatkan robekan perineum, kecuali kalau dilakukan

episotomi.

f Kepala mulai tampak diantara labia minora (crowning).

g Mekanisme persalinan.

iii. Kala 3

Persalinan kala 3 meliputi:

a Terjadinya ketika dimulainya setelah bayi lahir lengkap, dan berakhir

dengan lahirnya plasenta.

b Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit.

c Perlepasan plasenta merupakan akibat dari retraksi otot-otot uterus setelah

lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu.

Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak memanjang lagi ototnya).

d Tanda lepasnya plasenta, sebagai berikut talipusat menjulur keluar, atau

kalau ditarik tidak ada tahanan, segumpal darah keluar dari vagina

iv. Kala 4Persalinan kala 4 terjadi ketika dua jam pertama setalah persalinan

merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami

perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi

sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan

harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam

kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan

stabilisasi.

Penanganan yang dapat dilakukan seorang penolong persalinan dalam

menghadapi persalinan kala 4 sebagai berikut:

- Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 - 30 menit

selama jam kedua, jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi

keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh

darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan

darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.

Page 13: Lp Persalinan Normal

- Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit

pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.

- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi dan tawarkan ibu

makanan dan minuman yang disukainya.

- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.

- Anjurkan ibu untuk istirahat.

- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi.

- Lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selain bermanfaat untuk kedekatan

bayi dan ibu serta dapat mencegah perdarahan karena uterus berkontraksi.

- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu

karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan

ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan.

Catatan penilaian selama kala IV antara lain :

a kontraksi uterus

b tinggi fundus

c tanda – tanda vital

d jumlah urine dan adanya distensi kandung kemih

e jumlah darah keluar

Tanda – tanda bahaya postpartum yaitu :

a demam

b perdarahan aktif

c keluar banyak bekuan darah

d bau busuk dari vagina

e pusing

f lemas luar biasa

g nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa

Page 14: Lp Persalinan Normal

8. MEKANISME PERSALINAN

Berdasarkan Cuningham (2005) dan Winkjosastro (2005) menyatakan

bahwa mekanisme persalinan normal sebagai berikut:

a Engagement (fiksasi) = masuk

Engangement adalah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar

(diameter Biparietal) melalui PAP. Pada primigravida kepala janin mulai

turun pada umur kehamilan kira-kira 36 minggu, sedangkan pada

multigravida pada kira-kira 38 minggu, kadang-kadang baru pada permulaan

partus. Engagement lengkap terjadi bila kepala sudah mencapai Hodge III.

Bila engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi lagi,

sehingga posisinya seolah-olah terfixer di dalam panggul, oleh karena itu

engagement sering juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk PAP, maka

kepala dalam posisi melintang dengan sutura sagitalis melintang sesuai

dengan bentuk yang bulat lonjong. Seharusnya pada waktu kepala masuk

PAP, sutura sagitalis akan tetap berada di tengah yang disebut Synclitismus.

Tetapi kenyataannya, sutura sagitalis dapat bergeser kedepan atau

kebelakang disebut Asynclitismus. Asynclitismus dibagi 2 jenis :

- Asynclitismus anterior : naegele obliquity yaitu bila sutura sagitalis

bergeser mendekati promontorium.

- Asynclitismus posterior : litzman obliquity yaitu bila sutura sagitalis

mendekati symphisis.

b Descensus = penurunan

Descensus adalah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul.

Faktor-faktor yang mempengaruhi descensus adalah tekanan air ketuban,

dorongan langsung fundus uteri pada bokong janin, kontraksi otot-otot

abdomen, ekstensi badan janin.

c Fleksi

Fleksi ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum

sehingga lingkaran kepala menjadi mengecil suboksipito bregmatikus

(9,5cm). Fleksi terjadi pada waktu kepala terdorong His kebawah kemudian

Page 15: Lp Persalinan Normal

menemui jalan lahir. Pada waktu kepala tertahan jalan lahir, sedangkan dari

atas mendapat dorongan, maka kepala bergerak menekan kebawah.

d Putaran Paksi Dalam (internal rotation)

Putaran paksi dalam adalah berputarnya oksiput ke arah depan,

sehingga ubun -ubun kecil berada di bawah symphisis (HIII). Faktor-faktor

yang mempengaruhi : perubahan arah bidang PAP dan PBP, bentuk jalan

lahir yang melengkung, kepala yang bulatdan lonjong.

e Defleksi

Defleksi ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor

yang menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan panggul sebelah

depan lebih pendek dari pada yang belakang. Pada waktu defleksi, maka

kepala akan berputar ke atas dengan suboksiput sebagai titik putar

(hypomochlion) dibawah symphisis sehingga berturut – turut lahir ubun –

ubun besar, dahi, muka dan akhirnya dagu.

f Putaran paksi luar (external rotation) ialah berputarnya kepala

menyesuaikankembali dengan sumbu badan (arahnya sesuai dengan

punggung bayi).

g Expulsi adalah lahirnya seluruh badan bayi. 

9. ASUHAN DALAM PERSALINAN

Tujuan Asuhan Persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup

dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui

berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga

prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang

optimal (Wiknjosastro, 2005)

Berikut upaya asuhan yang dapat dilakukan dalam persalinan:

a Kala I, asuhan yang dapat diberikan sebagai berikut:

1) Memberikan dorongan emosional, anjurkan suami dan anggota

keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama proses persalinan

2) Membantu pengaturan posisi, anjurkan suami dan pendamping lainnya

untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berdiri, berjalan-jalan,

Page 16: Lp Persalinan Normal

duduk, jongkok, berbaring miring, merangkak dapat membantu

turunnya kepala bayi dan sering juga mempersingkat waktu persalinan

3) Memberikan cairan atau nutrisi, makanan ringan dan cairan yang cukup

selama persalinan memberikan lebih banyak energi dan mencegah

dehidrasi. Apabila dehidrasi terjadi dapat  memperlambat atau membuat

kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.

4) Keleluasaan ke kamar mandi secara teratur, ibu harus berkemih paling

sedikit setiap 2 jam atau lebih sering jika ibu ingin berkemih. Jika

kandung kemih penuh dapat mengakibatkan :

a) Memperlambat penurunan bagian terendah janin dan mungkin

menyebabkan partus macet

b) Menyebabkan ibu merasa tidak nyaman

c) Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan yang disebabkan

oleh atonia uteri

d) Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu

e) Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan

5) Pencegahan infeksi, sangat penting dalam penurunan kesakitan dan

kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan ketrampilan menjelaskan

prosedur pencegahan infeksi yang baik melindungi penolong persalinan

terhadap resiko infeksi

6) Pantau kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan sesuai

partograf

b Kala II

Kala II asuhan yang dapat diberikan sebagai berikut:

1) Menjaga kebersihan ibu

2) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau

ketakutan ibu

3) Mengatur posisi ibu

4) Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk berkemih

5) Berikan cukup minum terutama minuman yang manis

Page 17: Lp Persalinan Normal

6) Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk mengambil

nafas diantara kontraksi

7) Perikda DJJ setiap selesai kontraksi

8) Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak divulva

9) Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat

10) Tahan perineum dengan satu tangan yang lain

11) Jika kepala telah lahir, usap dengan kasa dari lendir dan darah

12) Periksa adanya lilitan tali pusat

13) Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya

14) Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi

15) Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan bahu

anterior lalu keatas untuk melahirkan bahu posterior.

16) Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian dengan tangan

yang lain menyusuri badan bayi sampai seluruhnya lahir. Lakakukan

penilaian selintas meliputi: apakah bayi menangis/ bernafas tanpa

kesulitan, warna kulit dan bergerak aktif atau tidak.

17) Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai pernafasannya

APGAR) dalam menit pertama

18) Lakukan jepit, potong, ikat tali  pusat

19) Pastikan bayi tetap hangat

c Kala III

Asuhan yang dapat diberikan pada kala III adalah:

1) Pastikan tidak ada bayi yang kedua

2) Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah bayi lahir.

3) Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan menegangkan tali

pusat sementara tangan kiri dengan arah dorsokranial mencengkram uterus.

4) Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik tali pusat

kebawah lalu keatas sesuai dengan kurve jalan lahir sampai plasenta nampak

divulva lalu tangan kanan menerima plasenta kemudian memutar kesatu

Page 18: Lp Persalinan Normal

arah dengan hati-hati sehingga tidak ada selaput plasenta yang tertinggal

dalam jalan lahir

5) Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase fundus uteri

untuk menimbulkan kontraksi

6) Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya

7) Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari servik, vagina hingga

perineum.

8) Lakukan penjahitan jika diperlukan

d Kala IV

Asuhan yang dapat diberikan pada kala IV sebagai berikut:

1) Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman

2) Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi

3) Berikan bayinya pada ibu untuk disusui

4) Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit pada jam

pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

5) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :

a) Bagaimana memeriksa fundus uteri dan menimbulkan kontraksi

b) Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

c) Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pertama

10. LANGKAH PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

1. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5

sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang

kaku dapat dilakukan episiotomi median/mediolateral atau lateral

2. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi sakit.

Tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah

mengait dan melakukan adaptasi.

3. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak

terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk

mengendalikan ekspulsi

Page 19: Lp Persalinan Normal

4. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan

hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar

paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung

5. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam

kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan

bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa

badan bayi

6. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap

lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda

jalan nafas bebas dari hambatan

7. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :

a) Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah

berkembang dengan sempurna

b) Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi

yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc

c) Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga

darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk

mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus

8. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya

9. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan

a) Kateterisasi kandung kemih

b) Menjahit luka spontan atau luka episiotomy

11. KOMPLIKASI

Berdasarkan (Hachermoore, 2001) bahwa komplikasi dari

persalinan sebagai berikut:

a. Infeksi.

b. Retensi plasenta.

c. Hematom pada vulva.

d. Ruptur uteri.

e. Emboli air ketuban.

Page 20: Lp Persalinan Normal

f. Ruptur perineum .

12. PROSEDUR DIAGNOSTIK

Berdasarkan (Saifuddin, 2002) bahwa cara menentukan persalinan

sudah pada waktunya adalah :

a Melakukan anamnesa dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut:

- Permulaan timbulnya kontraksi

- Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan

ketuban

- Riwayat kehamilan, riwayat medik, riwayat sosial, masalah

kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi yang pernah dialami

b Pemeriksaan Umum meliputi tanda vital, BB, TB, oedema, kondisi

puting susu, kandung kemih

c Pemeriksaan Abdomen meliputi bekas luka operasi, Tinggi Fundus

Uteri (TFU), kontraksi, penurunan kepala, letak janin, besar janin,

denyut jantung janin (DJJ)

d Pemeriksaan vagina meliputi pembukaan dan penipisan servik, selaput

ketuban penurunan dan molase, anggota tubuh janin  yang sudah teraba

e Pemeriksaan Penunjang berupa:

- Urine            : warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain

- Darah           : Hb, BT/CT, dan lain-lain.

C. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat

kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam

proses membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan

mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai, meliputi :

1) Nama, umur, dan alamat

2) Gravida dan para

3) Hari pertama haid terakhir

Page 21: Lp Persalinan Normal

4) Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)

5) Riwayat alergi obat-obat tertentu

6) Riwayat kehamilan yang sekarang dan sebelumnya

7) Riwayat medis lainnya (masalah pernapasan, hipertensi, gangguan

jantung, berkemih, dan lain-lain)

8) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing

atau nyeri epigastrum bagian atas)

Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu

dan bayinya serta kenyamanan fisik ibu bersalin, meliputi; pemeriksaan

abdomen. Pemeriksaan abdomen digunakan untuk :

1) Menentukan tinggi fundus uterus

2) Memantau kontraksi usus

3) Memantau denyut jantung janin

4) Menentukan presentasi

5) Menentukan penurunan bagian terbawah janin

Berdasarkan (Prawirohardjo, 2006) bahwa pemeriksaan dalam

diperlukan untuk menilai:

1) Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang menyempit

2) Keadaan serta pembukaan serviks

3) Kapasitas panggul

4) Ada atau tidak adanya penghalang (tumor) pada jalan lahir

5) Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit umpamanya bartholmitis,

urethritis, sistitis, dan sebagainya

6) Pecah tidaknya ketuban

7) Presentasi kepada janin

8) Turunnya kepala dalam ruang panggul

9) Penilaian besarnya kepala terhadap panggul

10) Apakah partus telah mulai atau sampai dimanakah partus telah

berlangsung.

Page 22: Lp Persalinan Normal

Mendokumentasikan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik kedalam patograf

meliputi: informasi tentang ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, jam dan

waktu, kontraksi uterus, obat-obatan dan cairan yang diberikan, kondisi ibu dan

asuhan serta pengamatan klinik, mencatat dan mengkaji hasil anamnesis dan

pemeriksaan fisik (Waspodo, 2007)

2. DIAGNOSA

Herdman (2010), kemungkinan diagnosa yang muncul pada klien dengan

persalinan normal adalah

Kala I :

1) Nyeri akut berhubungan agen cedera biologi (tekanan mekanik pada bagian

presentasi,dilatasi atau regangan, tegangan emosional)

2) Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina

berulang

3) Ansietas b.d perubahan status kesehatan

Kala II :

1) Nyeri akut b.d agen cedera biologi (tekanan mekanik pada presentasi,

dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin

intensif)

2) Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanik (episiotomi, ruptur perinium)

Kala III :

1) Nyeri akut b.d agen cedera biologi trauma jaringan , respons fisiologis setelah

melahirkan

Kala IV :

1) Nyeri akut b.d agen cedera fisik (luka episiotomi)

2) Risiko infeksi b.d kerusakan jaringan (luka episiotomi)

3) Kekurangan volume cairan b.d kegagalan dalam regulasi

Page 23: Lp Persalinan Normal

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (KRITERIA HASIL, INTERVENSI, RASIONAL)

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALNyeri akut b.d agen cedera biologi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyerinya, nyeri berkurang dengan kriteria hasil:

Indikator Awal Target

1. Pasien mampu mengenali faktor penyebab nyeri

2. Mengenali onset nyeri

3. Memberikan analgesik (kolaborasi dengan tim kesehatan lain)

4. Melaporkan kontrol nyeri

5. Pasien mampu melaporkan nyerinya

6. Klien mengetahui frekuensi nyeri

3

3

3

3

3

3

5

5

5

5

5

5

NIC: Pain Management

1. Melakukan pengkajian secara komprehensif mengenai lokasi, karakteristik, lamanya, frekuensi, kualitas nyeri dan faktor presipitasi

2. Mengobservasi penyebab ketidaknyamanan klien secara verbal dan nonverbal

3. Menyakinkan klien akan pemberian analgesik4. Menggunakan komunikasi teraupetik untuk

mengetahui pengalaman nyeri pasien5. Mengkaji dampak dari pengalaman nyeri (ggg

tidur, ggg hubungan)6. Mengontrol faktor lingkungan yang

menyebabkan klien merasa tidak nyaman (ruangan, temperatur, cahaya)

7. Instruksikan pasien untuk melakukan teknik relaksasi seperti bimbingan imajinasi, nafas dalam

1. Mengetahui kualitas nyeri pasien

2. Dapat mengurangi rasa cemas dan takut sehingga mampu mengurangi rasa sakit

3. Menurunkan nyeri4. Komunikasi terapeutik

mampu menurunkan kecemasan

5. Mengetahui kondisi ketidaknyamanan klien yang kemungkinan mampu mengagnggu kualitas hidupnya

6. Meminimalkan nyeri dengan menciptakan lingkungan nyaman

7. Meningkatkan relaksasi

Page 24: Lp Persalinan Normal

Keterangan: 1: tidak pernah menunjukan2: jarang menunjukan3: kadang-kadang menunjukan4: sering menunjukan5: konsisten menunjukan

Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanik

Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 1x24 Jam Diharapkan Integritas Jaringan Baik Dengan Kriteria Hasil Segabai Berikut:

Indikator Awal Target 1. Integritas Kulit Yang Baik Bisa Dipertahankan (Sensasi, Elastisitas,Temperatur, Hidrasi, Pigmentasi)2. Perfusi Jaringan Baik3. Menunjukan Proses Perbaikan Kulit4. Mempertahankan Kelembaban Kulit5. Menunjukkan Terjadinya Proses penyembuhan luka

3

3

3

3

5

5

5

5

1. Anjurkan pasien untuk menggunakanpakaian yang longgar

2. Hindari kerutan pada tempat tidur3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih

dan kering4. Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi5. Monitor kulit akan adanya kemerahan6. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien7. Monitor status nutrisi pasien8. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman

luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal

9. Ajarkan pada keluarga tentang luka danperawatan luka

10. Lakukan tehnik perawatan luka

1. Mengurangi penekanan daerah luka

2. Mengurangi kelembapan3. Menjaga kebersihan luka4. Untuk mempercepat

penyembuhan luka5. Memungkinkan infeksi6. Mengetahui sejauh mana

klien dapat melakukan mobilisasi

7. Protein menyebabkan percepatan penyembuhan luka

8. Mengetahui kondisi luka untuk perbaikan luka

9. Mempercepat granulasi luka

Page 25: Lp Persalinan Normal

3 5

Keterangan: 1: tidak pernah menunjukan2: jarang menunjukan3: kadang-kadang menunjukan4: sering menunjukan5: konsisten menunjukan

Kecemasan b.d perubahan peran dan status kesehatan

Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 1x24 Jam Diharapkan kecemasan menurun dengan kriteria hasil sebagai berikut:Indikator Awal Target 1. Klien mampu

mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas

3. Vital sign dalam batas normal

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas

3

3

3

3

5

5

5

5

1. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

2. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

3. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

4. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien5. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan

tehnik relaksasi6. Dengarkan dengan penuh perhatian7. Identifikasi tingkat kecemasan8. Bantu pasien mengenal situasi yang

menimbulkan kecemasan9. Dorong pasien untuk mengungkapkan

perasaan, ketakutan, persepsi

1. Mengurangi kecemasan selama tindakan untuk kesehatan klien

2. Mengalihkan perhatian dengan berbincang-bincang

3. Mengurangi kecemasan4. Keluarga dapat

memberikan kenyamanan pada pasien

5. Untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kecemasan

Page 26: Lp Persalinan Normal

menunjukkan berkurangnya kecemasan

Keterangan: 1: tidak pernah menunjukan2: jarang menunjukan3: kadang-kadang menunjukan4: sering menunjukan5: konsisten menunjukan

Risiko infeksi b.d kerusakan jaringan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam risiko infeksi dapat teratasi dengan kriteria hasil :

Batasan karakteristik Awal Target Pemberian antibiotik 3 5Tidak terdapat demam, kemerahan, cairan purulen, bengkak disekitar luka

3 5

Mengetahui tanda dan gejala infeksi

3 5

Asupan nutrisi 3 5Robeknya kulit 3 5Luasnya tepi luka

Keterangan:1= tidak ada pengetahuan

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

b. Menyediakan lingkungan yang bersih dan kenyamanan tempat tidur

c. Batasi pengunjungd. Petugas kesehatan memakai sarung tangan

sebagai bentuk universal precautione. Memberikan antibiotikf. Menggunakan peralatan steril dalam melakukan

tindakan yang membutuhkan peralatan sterilg. Bersihkan dan sterilkan alat yang telah dipakaih. Observasi luka klieni. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam memberikan

dietj. Membantu dan mengajari kliren dalam

melakukan perawatan perineum

a. Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan

b. Mencegah infeksic. Mencegah kontak klien

dengan dunia luard. Mencegah infeksi demi

kesehatan klien dan petugas kesehatan

e. Membunuh bakterif. Peralatan steril dapat

mencegah kondisi infeksig. Mensterilkan alat untuk

dipaai ulang sebagai bentuk pencegahan infeksi antar klien

h. Mengetahui luka sebelum dilakukan tindakan dan sesudah

Page 27: Lp Persalinan Normal

2= pengetahuan sedikit3= pengetahuan sedang4=pengetahuan baik5= pengetahuan sangat baik

i. Meningkatkan stamina klien

j. Klien dapat melakukan perawatan perinium di rumah

Kekurangan

volume cairan

b.d kegagalan

dalam

regulasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan terjadi keseimbangan cairan dengan batasan karakteristik sebagai berikut:

Batasan karakteristik Awal Akhir TD dbn 3 3Nadi perifer teraba jelas 3 3Tidak ada hipotensi ortostastik

3 3

Intake dan output seimbang

3 3

Tidak ada asites 3 3Tidak pusing 3 3Membran mukosa lembab

3 3

Keterangan:1=keluhan ekstrim

a Timbang pembalutb Pertahankan catatan intake dan outputc Monitor status hidrasi (kelembapan mukosa,

nadi adekuat, TD ortostastik)d Monitor vital signe Pantau terapi IV linef Monitor status nutrisig Berikan cairan adekuath Berikan masukan orali Meminta keluarga untuk memberi tawaran

makanan dan minuman

a Untuk mengetahui perdarahan

b Untuk mengetahuk keseimbangan cairan

c Mengetahui status kesehatan

d Memberikan masukan cairan

e Mendorong pemulihan keseimbangan output

f Dukungan keluarga

Page 28: Lp Persalinan Normal

2=keluhan berat3=keluhan sedang4=keluhan ringan5= tidak ada keluhan

Page 29: Lp Persalinan Normal

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjoer. (2002). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3. Media Aesculapius. Jakarta.

Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Cunningham, Gary. (2005). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.

Johnson, Meridian Maas, & Sue Moorhead. (2000). Nursing Outcame Clasification. Mosby. Philadelphia.

Manuaba, Ida Bagus Gede. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

McCloskey & Gloria M Bulechek. (1996). Nursing Intervention Clasification. Mosby. USA.

Prawirohardjo, Sarwono. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Roestam, M. (2002). Obstetri Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Winkjosastro, Hanifa, (2005), Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.