laporan pukesmas

5
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu, kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. 1. Kematian Bayi (AKB) dan Bayi Lahir Mati Jumlah bayi lahir mati tahun 2014 sebanyak 1 orang dari 553 kelahiran hidup yang berasal dari Desa Ceurih disebabkan oleh plasenta previa. Sedangkan kematian bayi di Wilayah kerja Ulee kareng tahun 2014 berjumlah 2 orang dari 553 kelahiran hidup dari Desa Lambhuk 1 orang karena kelahiran prematur, 1 orang karena gizi buruk dan alergi. Jumlah ini bertambah bila dibandingkan pada tahun 2013 tidak ditemukan bayi lahir mati dan kematian bayi. Grafik 3 Ada banyak faktor yang mempengaruhi Kematian Bayi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas dan faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dengan tenagan medis yang terampir, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat AKB. 2. Angka Kematian Balita (AkBa) Tahun 2014 tidak ditemukan kemaian pada Balita pada wilayah kerja UPTD Pukesmas Ulee Kareng. 3. Kematian Ibu Maternal (AKI) Tahun 2014, tidak ditemukan kematian Ibu pada wilayah kerja UPTD Pukesmas Ulee Kareng.

Upload: liza-aulia-putri

Post on 09-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Situasi kesehatan

TRANSCRIPT

BAB IIISITUASI DERAJAT KESEHATANA. MORTALITASGambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu, kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.1. Kematian Bayi (AKB) dan Bayi Lahir MatiJumlah bayi lahir mati tahun 2014 sebanyak 1 orang dari 553 kelahiran hidup yang berasal dari Desa Ceurih disebabkan oleh plasenta previa. Sedangkan kematian bayi di Wilayah kerja Ulee kareng tahun 2014 berjumlah 2 orang dari 553 kelahiran hidup dari Desa Lambhuk 1 orang karena kelahiran prematur, 1 orang karena gizi buruk dan alergi. Jumlah ini bertambah bila dibandingkan pada tahun 2013 tidak ditemukan bayi lahir mati dan kematian bayi.Grafik 3

Ada banyak faktor yang mempengaruhi Kematian Bayi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas dan faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dengan tenagan medis yang terampir, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat AKB.2. Angka Kematian Balita (AkBa)Tahun 2014 tidak ditemukan kemaian pada Balita pada wilayah kerja UPTD Pukesmas Ulee Kareng.3. Kematian Ibu Maternal (AKI)Tahun 2014, tidak ditemukan kematian Ibu pada wilayah kerja UPTD Pukesmas Ulee Kareng.

B. MORBIDITAS1. 20 Penyakit Terbesar Untuk 20 penyakit terbesar yng dijumpai di Pukesmas Ulee Kareng tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Grafik 4

2. Acute Flaccid ParalysisHasi pantauan petugas surveilans Pukesmas di wilayah kerja Pukesmas Ulee Kareng tahun 2014 tidak ditemukan kasusu AFP non polio.

3. TuberculosisPenderita Tuberkulosis dengan BTA positif yag ditemuakn di wilayah pukesmas Ulee Kareng tahun 2014 sebanyak 8 orang, dengan penderita laki-laki 6 orang dan perempuan sebanyak 2 orang.Grafik 5

4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang dapat berlangsug sampai 14 hari, yang secara klinis ditandai dengan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan saluran pernafasan. Upaya pemberantasan penyakit infeksi saluran pernapasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pnemonia balita yang ditemukan.Tahun 2014 tidak ditemukan balita penderita pnemonia yang ditemukan di wilayah Pukesmas Ulee Kareng.

5. HIV/AIDSPerkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonsia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebar HIV/AIDS. Di wilayah kerja Pukesmas Ulee Kareng pada tahun 2014 tidak ditemukan kasusu AIDS.

6. Infeksi Menular Seksual (IMS)Di wilayah Pukesmas Ulee Kareng pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus penyakit infeksi Menular Seksual (IMS).

7. DiareJumlah kasus diare tahun 2014 yang ditemukan di wilayah Pukesmas Ulee Kareng sebanyak 353 orang.

Grafik 6

8. KustaDi wilayah Pukesmas Ulee Kareng pada tahun 2014 dijumpai 1 orang yang berasal dari desa Doy dengan jenis kelamin laki-laki.

9. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan ImunisasiPD3I merupakan penyakit yang dihadapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri, pertusis, tetanus non neonatorum, tetanus neonatorum, campak, polio dan hepatitis B.a. DifteriDifteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae dengan bentuk basil Gram positif. Kuman ini menginfeksi saluran pernapasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antra hidung dan faring/tenggorokan) dan laring. Difteri mudah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian atas dengan gejala demam tinggi, pembengkakan pada amandel (tonsil) dan terlihat selaput putih kotor yang makin lama membesar dan dapat menuntup jalan napas. Tahun 2014 tidak dijumpai kasus difteri yang terjadi pada masyarakat di wilayah Pukesmas Ulee Kareng.b. Pertusis Pertusis atau disebut juga dengan batuk rejan adalah infeksi bakteri pada saluran pernapasan yang sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara pernapasan dalam bernada tinggi (melengking). Sama halnya dengan penyakit difteri, penyakit pertusis tidak dijumpai terjadi di wilayah kerja Pukesmas Ulee Kareng pada tahun 2014.c. TetanusUpaya pencegahannya terutama untuk tetanus neonatorum melalui pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil. Pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus tetanus dan tetanus neonatorum di wilayah Pukesmas Ulee Kareng.d. CampakCampak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB). Sepanjang tahun 2014 ditemukan kasus campak di wilayah Pukesmas Ulee Kareng sebanyak 16 orang. Kasus terbanyak dilaporkan terjadi di Desa Ceurih sebanyak 4 oran namun demikian tidak ada kematian yang terjadi diakibatkan oleh penyakit campak. Kasus campak menurut desa dapat dilihat pada grafik berikut:Grafik 7e. Demam Berdarah DengueDemam berdarah dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah Kota Banda Aceh. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan angka kematian yang relatif tinggi. Jumlah kasus DBD di wilayah Pukesmas Ulee Kareng selama kurun waktu 2014 adalah sebanyak 32 kasus, laki-laki sebanyak 17 kasus dan kasus terbanyak dijumpai di Desa Lambhuk sebanyak 7 kasus dan Pango Raya sebanyak 6 kasus.Untuk kasus DBD tidaka ditemukan kematian pada tahun 2014. Jumlah kasus DBD menurut Desa menurut desa dapat dilihat pada grafik berikut:Grafik 8Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untu dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Kegiatan lain dalam upaya pemberantasan DBD adalah pengasapan (fogging).

f. MalariaMalaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana perkembanagan penyakit malaria ini dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API). Di wilayah Pukesmas Ulee Kareng tahun 2014 tidak ditemukan kasud malaria.g. FilariasisProgram eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020. Tidak ada kasus filariasis yang dilaporkan sepanjang tahun 2014 di wilayah Pukesmas Ulee Kareng. C. STATUS GIZIStatus gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Rendah (BBLR), status gizi balita dan Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah (TB-ABS).

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)Berat Badan dari Lahir Rendah (kurang 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Hasil pantauan selama kurun waktu 2014, dilaporkan ada 1 bayi yang lahir dengan kasus BBLR di wilayah Pukesmas Ulee Kareng yang berasal dari Desa Ie Masen Ulee Kareng.