laporan proker
DESCRIPTION
ne beTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis SituasiDesa Jatiluwih merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Penebel,
Kabupaten Tabanan. Secara geografis Desa Jatiluwih berada pada ketinggian 500 -
700 m diatas permukaan laut. Kata Jatiluwih sendiri berarti Jati yaitu sejati dan Luwih
berarti indah, sehingga Jatiluwihdapat diartikan suatu tempat yang benar benar indah.
Jarak tempuh Desa Jatiluwih dari Ibukota Kabupaten / Kotamadya Daerah Tingkat II
kurang lebih 26 km dan 60 km dari Kota Denpasar. Desa Jatiluwih memiliki batas-
batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Hutan Lindung
Sebelah selatan : Desa Babahan dan Mengesta
Sebelah barat : Desa Wongaya Gede
Sebelah timur : Desa Senganan
Salah satu daya tarik wisata Jatiluwih yaitu hamparan persawahan dengan
teraseringnya yang indah dan memukau. Sebagian besar wilayah Desa Jatiluwih
merupakan persawahan dan ladang sawah seluas 303 Ha yang keseluruhannya
dikelola menggunakan sistem pengairan subak yaitu sistem pengairan atau irigasi
tradisional Bali yang berbasis budaya masyarakat sebagai warisan leluhur. Subak di
Desa Jatiluwih tetap dijaga keharmonisannya antara sesama petani sehingga setiap
petak sawah yang ada mendapatkan air yang merata. Masyarakat juga menjalin
keharmonisan dengan Tuhan melalui beberapa perantara pura yang dibangun sebagai
rasa syukur kepada Dewi Sri yang dipercaya menjadi dewi kemakmuran dan dewi
kesuburan. Desa Jatiluwih memiliki Pura Kahyangan Tiga yang berjumlah 2 buah dan
Pura Subak dengan jumlah 3 buah.
Keunikan sawah Jatiluwih yang berteras membuat desa tersebut masuk
kedalam daftar UNESCO World Heritage. Persawahan di Desa Jatiluwih telah
terjamah oleh masyarakat, namun adapula tanah yang belum dikelola secara optimal
seperti hutan dengan luas 1.328.281 Ha. Sawah yang ada di Desa Jatiluwih lebih
banyak ditanami tanaman padi, sedangkan untuk perkebunan terdiri dari tanaman
kelapa, kopi dan coklat.
Keberhasilan Desa Jatiluwih masuk dalam salah satu warisa dunia tidak
terlepas dari sumber daya manusia yang merupakan faktor pendukung utama
1
pembangunan dan kemajuan Desa Jatiluwih kearah lebih baik. Kuantitas penduduk
disuatu wilayah harus disetarakan dengan kualitas dari masing-masing penduduk,
sehingga peningkatan sumber daya manusia nantinya tidak menjadi beban
pembangunan di desa tersebut. Penduduk Desa Jatiluwih terdiri dari 1.294 laki-laki
dan 1.408 perempuan. Mayoritas pendidikan masyarakat Jatiluwih lulusan SMP dan
SMA dengan pekerjaan sebagai petani, karyawan, wiraswasta, penjual jasa dan
sebagainya.
Penduduk yang berjumlah 2.702 di Desa Jatiluwih, tersebar dibeberapa titik
pemukiman. Penduduk tersebut terbagi atas dua desa adat yaitu Gunung Sari dan
Jatiluwih. Desa Adat Gunung Sari memiliki tiga banjar dinas diantaranya Gunung
Sari Desa, Gunung Sari Kelod dan Gunung Sari Uma Kayu, sedangkan untuk Desa
Adat Jatiluwih terdiri dari lima banjar dinas yaitu Jatiluwih Kangin, Kawan,
Kesambahan Kelod, Kesambahan Kaja dan Kesambi. Koordinasi dan komunikasi
kepada masyarakat setiap banjar dinas dilakukan dengan membentuk perkumpulan-
perkumpulan masyarakat seperti sekaa banjar untuk kaum bapak / kepala keluarga,
Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) bagi kaum ibu-ibu, serta Sekaa Teruna
Teruni (STT) dan Karang Taruna untuk pemuda-pemudi desa. Perkumpulan tersebut
bertujuan disamping mempermudah koordinasi juga mempererat kerjasama dan rasa
memiliki, menghargai serta menghormati antara sesama makhluk ciptaan Tuhan.
1.2 Identifikasi Masalah
Desa Jatiluwih yang terkenal sebagai salah satu destinasi pariwisata juga
masih mengalami berbagai permasalahan yang harus segera dicarikan solusinya.
Berdasarkan data dan fakta yang dilihat ketika melakukan survey dan diskusi bersama
perangkat Desa Jatiluwih, maka didapatkan lima prioritas utama permasalahan baik
yang disadari oleh masyarakat dan yang kurang mendapatkan kepedulian dari
masyarakat, yang patut dicari solusi dan tindak nyata dari permasalahan tersebut.
Masalah pertama terkait potensi – potensi yang kurang digali, disamping
sebagai warisan budaya versi UNESCO. Masyarakat Jatiluwih sebenarnya masih
dapat menggali lebih banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat. Potensi yang belum mampu digali oleh
masyarakat tersebut dibutuhkan peningkatan mutu dan kualitas masyarakat agar lebih
inovatif, kreatif dan berdaya guna dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki.
Masalah yang kedua yaitu kurangnya perhatian masyarakat setempat dan para
wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Jatiluwih terhadap kebersihan
lingkungan setempat. Observasi yang dilakukan disekitar wilayah Jatiluwih,
mengindikasikan bahwa faktor utama penyebab banyaknya sampah tersebut yaitu
tidak adanya tempat pembuangan akhir maupun sementara yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat serta sarana tempat sampah yang kurang. Hal ini tentu akan
menghambat terciptanya lingkungan yang bersih di Desa Jatiluwih, apalagi pada saat
ini telah dinobatkan sebagai daerah wisata warisan dunia.
Permasalahan yang ketiga yaitu kurangnya perhatian dan kepedulian
pemerintah setempat bahkan pemerintah tingkat kabupaten terhadap keberadaan
infrakstruktur yang ada di Desa Jatiluwih. Salah satunya adalah mulai rusaknya plang
yang terdapat di beberapa titik di Desa Jatiluwih. Infrastruktur lainnya yang kurang
mendapat perhatian yaitu kondisi jalan yang rusak dan marka jalan atau penanda batas
jalan yang warnanya telah memudar. Selain itu, papan informasi yang ada disetiap
dusun juga terlihat dengan kondisi yang perlu diperbaiki. Papan yang terbuat dari
bahan non permanen seperti kayu, kini terlihat remuk dan informasi yang tertulis telah
memudar, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antara pihak masyarakat dan
kepedulian pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur tersebut.
Masalah selanjutnya yang dihadapi Desa Jatiluwih yaitu terkait finansial
dimana kurang maksimalnya pendapatan yang diperoleh masyarakat Jatiluwih, yang
secara mayoritas bekerja sebagai petani. Akan tetapi letak geografis dan sistem
distribusi produk merupakan beberapa faktor yang dapat menghambat masyarakat
dalam memperoleh penghasilan yang optimal. Dengan wilayah yang terletak di kaki
pegunungan Batukaru, dapat dirasakan suhu daerah ini sangat sejuk dan dingin, tidak
seperti daerah dataran yang lebih rendah dari Desa Jatiluwih, yang dapat memanen
hasil pertanian sebanyak tiga kali dalam setahun maka petani Jatiluwih hanya mampu
menghasilkan produk taninya sebanyak dua kali dalam satu tahun. Petani Jatiluwih
juga memiliki keunikan lain dibandingkan petani padi lainnya yaitu tidak langsung
memasarkan hasil tani ke distributor, melainkan disimpan dalam sebuah tempat yang
nantinya akan dijual ketika harga beras sudah naik. Persepsi yang demikian memang
menguntungkan secara finansial, akan tetapi ketika masa penyimpanan padi dilakukan
tentu saja terdapat kendala dalam hasil tani yaitu padi mungkin saja mengalami
kerusakan yang dapat menurunkan mutu dari beras merah tersebut. Petani yang
mendistribusikan hasil panennya kepada para pengepul, mendapatkan keuntungan
yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga yang dijual oleh pengepul, oleh
sebab itu dibutuhkan manajemen pemasaran yang baik dan transparan baik oleh pihak
petani maupun pihak pengepul.
Permasalahan lain yang dihadap oleh para peternak di Desa Jatiluwih adalah
terkait permodalan, pemasaran produk, dan pencatatan keuangan. Para pengusaha
ternak ayam di Desa mengalami masalah kekurangan modal, memasarkan produk,
dan juga belum melakukan pencatatan keuangan akuntansi untuk mengetahui
perkembangan usahanya. Padahal ketiga faktor tersebut sangat penting untuk
menunjang keberhasilan usaha ternak yang ditekuni.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut maka Desa Jatiluwih
memerlukan berbagai solusi dari masalah tersebut agar dapat mensejahterakan
masyarakat melalui pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam
untuk menuju desa agrowisata.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya KKN-PPM Universitas Udayana yang
berlokasi di Desa Jatiluwih adalah untuk mengoptimalisasi daya tarik wisata sekaligus
mensejahterakan masyarakat melalui pengembangan sumber daya manusia dalam
bidang kesehatan dan pertanian.
Secara spesifik tujuan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Inventarisasi dan identifikasi potensi sumber daya kepariwisataan Desa
Jatiluwih.
2. Mewujudkan daya tarik wisata di Desa Jatiluwih.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Desa Jatiluwih sebagai
penunjang kegiatan pariwisata.
4. Pelatihan pembukuan, pemasaran, dan prosedur dalam meningkatkan
produktivitas pengolahan beras merah.
5. Meningkatkan kepedulian dan empati mahasiswa kepada permasalahan
masyarakat, sehingga terjadi perubahan perilaku mahasiswa, institusi, dan
kelompok sasaran yang dituju untuk dikembangkan oleh program KKN-PPM.
1.3.2 Manfaat
Adanya manfaat dari pelaksanaa KKN-PPM Unud ini dapat dirasakan oleh
peserta KKN-PPM Periode X dan masyarakat desa Jatiluwih.
a. Manfaat Terhadap Mahasiswa
Dalam pelaksanaa KKN-PPM periode X menjadi sarana bagi mahasiswa
untuk meningkatkan rasa simpati, empati, dan jiwa sosial mahasiswa terhadap
masyarakat di desa Jatiluwih. Melalu pelaksanaaan KKN-PPM ini diharapkan
mahasiswa dapat mengasah kemampuan softskill dalam bersosialisasi terhadap
masyarakat lokal.
b. Manfaat Terhadap Masyarakat
Dengan pelaksanaan KKN-PPM di desa Jatiluwih diharapkan masyarakat
desa Jatiluwih memiliki kesadaran akan potensi wisata yang ada di desa Jatiluwih dan
dapat mengoptimalisasi daya tarik wisatanya yang sangat menarik. Dengan adanya
kesadaran akan potensi wisata dan upaya yang besar untuk mengoptimalisasinya
maka kehidupan masyarakat desa Jatiluwih akan semakin sejahtera. Selain itu,
manfaat yang dirasakan berdampak positif terhadap ekonomi masyarkat, kesehatan
masyarakat dan pendidikan masyarakat.
BAB II
REALISASI PENYELESAIAN MASALAH
2.1 TemaTema yang diangkat dalam pelaksanaaan KKN-PPM Universitas Udayana
Periode X tahun 2015 di Desa Jatiluwih adalah “Optimalisasi Sumber Daya Alam dan
Sumber Daya Manusia Untuk Menunjang Kemajuan Pariwisata di Desa Jatiluwih”.
Tema ini dipilih karena di Desa Jatiluwih terdapat potensi desa wisata yang masih
memerlukan pengoptimalisasian lebih lanjut untuk memberikan tambahan pendapatan
atau penghasilan yang diterima oleh masyarakat selain pertanian dan peternakan.
Dengan adanya pendapatan yang diterima oleh masyarakat, secara tidak langsung
akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Desa Jatiluwih.
2.2 Program
Adapun program-porogram yang kami laksanakan antara lain :
1. Program Pokok Tema
a. Pembuatan Tapal Batas Desa Jatiluwih
b. Pembuatan plang penunjuk lokasi antara Pura Petali dan Desa
Jatiluwih
c. Pengadaan tempat sampah di Jogging track
d. Pengembangan dan Penambahan konten website Desa Jatiluwih
e. Penanaman tanaman kelapa di area jogging track
f. Penyuluhan langsung kepada petani untuk menggunakan pestisida
organik agar mengurangi efek timbulnya efek negatif bagi lingkun gan
g. Mengajar bahasa asing pada siswa-siswi sekolah dasar
2. Program Pokok Non Tema
a. Program Pendampingan Keluarga
b. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Pengadaan POSYANDU LANSIA
d. Pelayanan Kesehatan Ternak
e. Penanaman tanaman pekarangan untuk masyarakat kurang mampu
f. Penyuluhan manajemen keuangan kepada bendahara Badan Pengelola
DTW Desa Jatiluwih
3. Program Bantu
a. Posyandu Balita
b. Ngayah persiapan piodalan di pemondokan
c. Pos mengajar
Berdasarkan fakta dan data-data yang ditemukan di desa Jatiuwih dan
diskusi dengan pihak kantor dinas Desa Jatiluwih, ditemukan empat
prioritas yang menjadi masalah di desa Jatiluwih. Permasalahan-
permasalahan tersebut tersebar di berbagai bidang kehidupan
masyarakat dan disadari oleh masyarkat desa Jatiluwih. Oleh karena itu
dibutuhkan tindakan nyata yang berguna untuk menyelesaikan dan
mengurangi masalah masalah yang ada. Masalah-masalah tersebut
digolongkan menjadi ke dalam 4 bagian, yaitu masalah prasarana fisik,
masalah sosial budaya, masalah peningkatan produksi, dan masalah
kesehatan masyarakat.
Permasalahan yang ditemukan:
No Permasalahan LokasiSumber
(P/M/D)
1 Kurang jelasnya batas dari desa Jatiluwih Desa Jatiluwih M
2 Kurangnya penunjuk arah yang menuju desa dan objek wisata
Desa Jatiluwih M
3Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan dan manfaat pestisida organic
Desa Jatiluwih M
4 Masyarakat di Desa Jatiluwih masih menggunakan pestisida kimia
Desa Jatiluwih M
5Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan pestisida organik yang ramah lingkungan
Desa Jatiluwih M
6
Terdapat masyarakat yang status sosial miskin yang tidak mempunyai lahan sawah tetapi memiliki lahan pekarangan yang tidak dimanfaatkan secara optimal
Desa Jatiluwih M
7
Website Desa Tidak Digunakan Secara Optimal
DesaJatiluwih D
8 Kurangnya pendidikan bahasa asing pada siswa sekolah dasar
Desa Jatiluwih D
9 Tidak adanya jaringan internet pada badan pengelola pariwisata (DTW)
Desa Jatiluwih P
10 Kurangnya pengetahuan karyawan mengenai pembukuan
Desa Jatiluwih D
11 Kurangnya tanaman hias di sepanjang jalan
Desa Jatiluwih P
12 Tidak adanya struktur organisasi dengan masa kepemimpinan yang baru
Desa Jatiluwih D
13 Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelestarian subak
Desa Jatiluwih D
14 Kurangnya pemberdayaan Posyandu Lansia
Desa Jatiluwih D
15
Banyaknya warga yang mengalami
penyakit rematik, hipertensi dan asam
urat
Desa Jatiluwih D
16
Kurangnya pengetahuan petani terhadap
bahaya pestisida tanpa penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) saat bekerja
Desa Jatiluwih D
17
Kurangnya pengetahuan PHBS mengenai
membuang sampah pada tempatnya bagi
anak-anak dalam lingkungan sekolah
Desa Jatiluwih M
*P = Perangkat Desa, M = Masyarakat, D = Dinas Instansi
2.2 Prioritas Pemilihan Permasalahan1. Identifikasi Permasalahan Prasarana FisikNo Permasalahan Alasan
7
1 Pengadaan Tapal Batas Desa Melengkapi desa Jatiluwih dengan memasang tapal batas desa. Berdasarkan analisis KUWAT kegiatan ini memungkinkan untuk dilaksanakan dan mendapat dukungan sepenuhnya dari kepala desa.
2 Pengadaan Penunjuk Arah Melengkapi desa Jatiluwih dengan pemasanganpenunjuk arah menjadi bagian penting untuk melengkapi fasilitas desa sebagai desa wisata.Berdasarkan analisis KUWAT pengadaan penunjuk arah dapat dilaksanakan.
2. Identifikasi Permasalahan Peningkatan ProduksiNo Permasalahan Alasan
1. Belum maksimalnya penggunaan
pestisida organik oleh petani
Berdasarkan analisis KUWAT
memungkinkan dijadikan program KKN
PPM, karena pestisida organik memiliki
kelebihan seperti : Teknologi
pembuatannya lebih mudah dan murah,
sehingga memungkinkan untuk dibuat
sendiri dalam skala rumah tangga,
Pestisida organik tidak menimbulkan efek
negatif bagi lingkungan maupun terhadap
makhluk hidup, sehingga, relatif aman
untuk digunakan, Hasil petanian yang
dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari
residu pestisida kimiawi.
2. Kurangnya maksimalnya
kesehatan hewan ternak
Berdasarkan analisis KUWAT
memungkinkan dijadikan program KKN
PPM, dukungan dari perangkat desa dan
masyarakat terutama peternak cukup
besar. Meningkatkan kesehatan hewan
ternak akan mampu membantu
peningkatan kesejahteraan masyarakat
khususnya peternak.
3 Terdapat masyarakat yang status
sosial miskin yang tidak
mempunyai lahan sawah tetapi
memiliki lahan pekarangan yang
tidak dimanfaatkan secara
optimal
Berdasarkan analisis KUWAT,
memungkinkan dijadikan program KKN
PPM, dukungan kepala desa dan
masyarakat besar. Diharapkan dengan
adanya program budidaya tanaman
pekarangan dengan memanfaatkan lahan
pekarangan akan mengurangi pengeluaran
keluarga masyarakat miskin
3. Identifikasi Permasalahan Sosial BudayaNo Permasalahan Alasan
1 Mengembangkan dan
menambahkan konten pada
website jatiluwih.
Untuk menuju desa agrowisata, dan
adanya objek wisata baru berupa air
terjun dan belum banyak wisatawan
yang mengetahuinya maka peran
media elektronik untuk
mempromosikan objek wisata ini
perlu diperdayakan terkait
kepentigan promosi desa kepada
wisatawan.
2 Mengajar bahasa asing kepada
siswa sekolah dasar
Mengajar bahsa asing sejak dini
sangat diperlukan pada daerah wisata
yang dominan pengunjung daerah
tersebut adalah orang asing oleh
karena itu kemampuan masyarakat
untuk berbahasa asing sangat
diperlukan utnuk menunjang sektor
pariwisata jatiluwih.
3 Pengadaan jaringan internet pada Pengadaan jaringan internet pada
badan pengelola pariwisata
jatiluwih
badan pengelolaan sangat diperlukan
dikarenakan untuk mempromosikan
kegiatan dan objek wisata jatiluwih
diperlukan media berupa internet
untuk memberi dan memperbarui
informasi wisata kepada masyarakat
luar.
4 Penyuluhan keuangan pada badan
pengelola DTW
Penyuluhan bagaimana cara
mengelola keuangan pada badan
pengelola dirasa sangat diperlukan
dikarenakan kurangnya pengetahuan
karyawan mengenai pembukuan,
pemasukan dana dan pengeluaran di
catat seadanya sehingga banyak dana
yang keteteran/hilang.
5 Pengadaan tanaman disepanjang
jalur/jalan pariwisata jatiluwih
Untuk membuat suasana wisata
jatiluwih semakin menarik maka
perlu untuk menambahkan tanaman
hias di pinggir jalan atau rumah
penduduk di sepanjang jalur
pariwisata jatiluwih
6 Penyempurnaan struktur
organisasi daya Tarik wisata
jatiluwih
mengingat masa kepemimpinan
sudah berganti maka badan
pengelola daya Tarik wisata (DTW)
di desa jatiluwih membutuhkan
struktur organisasi sesuai dengan
kepemimpinan yang baru baik dari
struktur organisasi pengelola dan
struktur organisasi manajemen
7Penyuluhan membuadayakan
Subak merupakan warisan budaya
subak agar tetap lesatri. dunia. Desa jatiluwih merupakan
daerah tujuan wisata yang memiliki
potensi. Dengan petensi yang
dimiliki dikhawirkan investor akan
mengambil alih kepemilikan lahan
sawah dan kemungkinan akan
mengalihfungsikan lahan. Jika lahan
sawah hilang maka subak pun akan
hilang. Untuk itu awig awig subak
harus mempertegas peraturan
mengenai “tidak diperkenankan
untuk mengalihfungsikan lahan”
4. Identifikasi Permasalahan Kesehatan MasyarakatNo Permasalahan Alasan
1. Kurangnya pemberdayaan Posyandu
Lansia
Posyandu lansia adalah suatu forum
komunikasi, alih teknologi dan
pelayanan kesehatan oleh masyarakat
dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia
khususnya pada lansia. Apabila
berkurangnya pemberdayaan terhadap
posyandu lansia maka akan
memberikan dampak yang tidak baik
bagi lansia. Karena melalui posyandu
lansia, lansia akan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan yang dibutuhkan lansia. Maka
perlunya dilakukan kembali
pemberdayaan posyandu lansia.
2. Kurangnya pengetahuan petani
terhadap bahaya pestisida tanpa
Bahaya pestisida bagi petani bisa
menimbulkan keracunan pestisida yang
penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) saat bekerja
bersifat kronik maupun akut.
Keracunan akut dapat terjadi karena
kontaminasi kulit, inhalasi (pernafasan)
dan mulut/saluran pencernaan, dan
apabila mencapai dosis tertentu dapat
mengakibatkan kematian. Maka perlu
menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) saat bekerja menggunakan
pestisida. Alat Pelindung Diri (APD)
adalah seperangkat alat keselamatan
yang digunakan oleh pekerja untuk
melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya dari kemungkinan adanya
pemaparan potensi bahaya lingkungan
kerja terhadap kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Maka pentingnya
penggunaan APD ini saat bekerja
menggunakan pestisida untuk
meghindari terjadinya keracunan dari
bahaya pestisida.
BAB III
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM
1. Judul : Mengembangkan dan menambahkan konten pada website
Desa Jatiluwih.
Sifat : Monodisipliner
Bidang : Sosial Budaya
No. Sektor : 08.1.1.02
a. Latar Belakang
Tema dari KKN PPM UNUD Periode X di Desa Jatiluwih, Kecamatan
Penebel, Kabupaten Tabanan adalah Optimalisasi Sumber Daya Manusia dan Sumber
Daya Alam untuk Menunjang Kemajuan Pariwisata di Desa Jatiluwih. Dalam
pengamatan yang telah dilakukan Desa Jatiluwih sudah memiliki website yang
memuat informasi mengenai potensi wisata dan profil Desa Jatiluwih namun konten
yang terdapat dalam website tidak selalu diperbaharui. Hal tersebut terlihat dari
konten – konten yang ada pada website masih kurang informasi yang disampaikan
yang berkaitan dengan potensi pariwisata Desa Jatiluwih. Oleh karena itu salah satu
program yang kami lakukan adalah mengembangkan dan menambahkan konten pada
website Desa Jatiluwih.
Dengan adanya program yang akan kami lakukan maka diharapkan dapat
membantu memberikan oinformasi kepada masyarakat global khususnya wisatawan
yang akan berkunjung ke Desa Jatiluwih.
b. Tujuan
Program mengembangkan dan menambahkan konten pada website Desa
Jatiluwih ini bertujuan agar wisatawan mendapatkan informasi yang valid mengenai
Desa Jatiluwih di website yang tersedia.
c. Proses
Kegiatan mengembangkan dan menambahkan konten pada website Desa
Jatiluwih diawali dari komunikasi antara mahasiswa dengan pihak Badan Pengelola
Daya Tarik Wisata (DTW) di Desa Jatiluwih kemudian dilanjutkan dengan proses
pengembangan dan penambahan konten website yaitu mencari refrensi, survey
informasi dan mengolah data tersebut ke dalam website. Setelah melakukan
pengembangan dan penambahan konten pada website Desa Jatiluwih selanjutnya
mesosialisasikannya ke pihak Badan Pengelola DTW Desa Jatiluwih.
d. Biaya
- Memelihara domain Rp. 150.000- Konsumsi untuk sosialisasi Rp. 30.000Total Rp. 180.000
Sumber pendanaan bersumber dari swadaya mahasiswa KKN PPM dan
anggaran dari LPPM UNUD.
e. Pelaksanaan
Hari/
Tanggal
Jenis Kegiatan Waktu
(WITA)
Tempat Peserta
Jumat, 20
Februari
2015
Kunjungan ke Badan
Pengelola DTW untuk
koordinasi mengenai
11.00 –
13.00
Badan
Pengelola
Daya Tarik
Mahasiswa KKN PPM
UNUD
konten website. Wisata
Minggu, 22
Februari
2015
Survey air terjun untuk
konten website.
15.00 –
15.00
Desa
Jatiluwih
Mahasiswa KKN PPM
UNUD
Senin, 23
Februari
2015
Melengkapi konten
website
09.00 –
10.00
Posko
KKN
Mahasiswa KKN PPM
UNUD
Selasa, 24
Februari
2015
Sosialisasi mengenai
pengembangan dan
penambahan konten
pada website Desa
Jatiluwih ke pada pihak
Badan Pengelola Dya
Tarik Wisata Desa
Jatiluwih.
10.00 –
11.00
Badan
Pengelola
Daya Tarik
Wisata
Mahasiswa KKN PPM
UNUD
f. Hasil
Pengeembangan dan penambahan konten website ini berhasil diselesaikan
pada tanggal 24 Februari 2015.
g. HambatanHambatan dalam pelaksanaan program ini adalah pada koneksi internet yang
kurang lancer. Dalam pembuatan website, koneksi internet menjadi modal utama yang
sangat penting, karena koneksi yang tidak lancer menyebabkan penambahan konten
website tersendat-sendat.
2. Judul : Mengajar Bahasa Asing Kepada Siswa Sekolah Dasar
Sifat : Monodisipliner
Bidang : Sosial Budaya
No. Sektor : 11.1.1.01
a. Latar Belakang
Desa Jatiluwih sebagai desa pariwisata sangat memerlukan adanya pendidikan
atau pengetahuan mengenai bahasa asing khususnya Bahasa Inggris. Mengajar bahasa
asing sejak dini sangat diperlukan apalagi Desa Jatiluwih adalah daerah pariwisata
yang dominan dikunjungi oleh wisatawan asing.
Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa KKN PPM Unud Periode X
mengadakan program Mengajar Bahasa Asing Kepada Siswa Sekolah Dasar. Program
ini dilaksanakan di SDN 1 Jatiluwih dengan menargetkan siswa kelas 4,5 dan 6.
Kegiatan ini kami adakan setiap hari kamis dan sabtu.
b. Tujuan
Program Mengajar Bahasa Asing Kepada Siswa Sekolah Dasar bertujuan
untuk memberikan pengetahuan bahasa asing terutama bahasa inggris bagi siswa
sekolah dasar. Kami disini juga memberikan motivasi bagi anak-anak sekolah dasar
betapa pentingnya pendidikan di era globalisasi ini. Kesadaran akan pentingnya
pendidikan terutama bahasa asing kami prioritaskan. Kesenangan anak untuk belajar
dengan giat kami tingkatkan dengan memberikan pengajaran melalui suasana santai
dan menyenangkan.
c. Proses
Program ini diawali dengan berkoordinasi antara mahasiswa dengan pihak
sekolah mengenai siswa yang mana saja yang akan diajar. Selanjutnya
mempersiapkan materi dan alat-alat yang akan dipergunakan dalam pengajaran.
Setelah persiapan selesai dilanjutkan dengan melakukan pengajaran bahasa inggris di
SDN 1 Jatiluwih sesuai dengan jadwal yang ditetapkan .
d. Biaya
Pembelian Kapur Tulis Rp. 9.000
Snack Rp. 20.000
Total Rp. 29.000
Sumber pendanaan bersumber dari swadaya mahasiswa KKN PPM dan
anggaran dari LPPM UNUD.
e. Pelaksanaan
Hari/
Tanggal
Jenis Kegiatan Waktu
(WITA)
Tempat Peserta
Senin, 16
Februari
Koordinasi dengan
pihak sekolah
09.00 –
10.00
SDN 1
Jatiluwih
Mahasiswa KKN PPM
UNUD
2015
Kamis, 19
Februari
2015
Melakukan pengajaran
untuk siswa kelas 4 dan
5
15.00 –
17.00
SDN 1
Jatiluwih
Siswa kelas 4 dan 5
Sabtu, 21
Februari
2015
Melakukan pengajaran
untuk siswa kelas 6
15.00 –
16.00
SDN 1
Jatiluwih
Siswa Kelas 6
Kamis, 26
Februari
2015
Melakukan pengajaran
untuk siswa kelas 4 dan
5
15.00 –
17.00
SDN 1
Jatiluwih
Wisata
Siswa kelas 4 dan 5
Sabtu, 28
Februari
2015
Melakukan pengajaran
untuk siswa kelas 6
15.00 –
16.00
SDN 1
Jatiluwih
Siswa Kelas 6
Kamis, 05
Maret 2015
Melakukan pengajaran
untuk siswa kelas 4 dan
5
15.00 –
17.00
SDN 1
Jatiluwih
Wisata
Siswa kelas 4 dan 5
Sabtu, 07
Maret 2015
Melakukan pengajaran
untuk siswa kelas 6
15.00 –
16.00
SDN 1
Jatiluwih
Siswa Kelas 6
f. Hasil
Mengajar Bahasa Asing kepada Siswa Sekolah Dasar ini terakhir dilaksanakan
pada tanggal 07 Maret 2015
g. HambatanHambatan dalam pelaksanaan program ini adalah kurangnya minat siswa
untuk mengikuti kelas tambahan bahasa asing. Selain kurangnya minat siswa, buku
panduan untuk mengajar juga terbatas.
3. Judul : Penyuluhan Keuangan pada Badan Pengelola DTW
Sifat : Monodisipliner
Bidang : Sosial Budaya
No. Sektor : 09.3.1.03
a. Latar Belakang
Badan Pengelola Pariwisata Desa Jatiluwih memerlukan pendalaman
mengenai pengelolaan dana yang baik dan benar sesuai dengan pos-pos pembagian
dana yang ada. Sehingga dapat mempermudah badan pengelola untuk
mengalokasikan pemasukan serta pengeluaran pariwisata Desa Jatiluwih.
b. Tujuan
Program Penyuluhan Keuangan pada Badan Pengelola DTW bertujuan untuk
memberi pemahaman kepada bendahara di badan pengelola DTW mengenai
pembukuan anggaran. Sehingga pembukuan yang dibuat oleh Badan Pengelola
menjadi efektif dan efisien.
c. ProsesProgram ini diawali dengan berkoordinasi antara mahasiswa dengan
Badan Pengelola DTW. Setelah melakukan koordinasi kami dari mahasiswa
melakukan persiapan materi dan alat untuk program yang akan kami jalankan
kemudian melakukan penyampaian materi kepada Badan Pengelola DTW.
d. BiayaPrint Rp. 10.000
Total Rp. 10.000
Sumber pendanaan bersumber dari swadaya mahasiswa KKN PPM dan
anggaran dari LPPM UNUD.
e. Pelaksanaan
Hari/
Tanggal
Jenis Kegiatan Waktu
(WITA)
Tempat Peserta
Selasa, 17
Februari
2015
Koordinasi dengan
pihak Badan Pengelola
DTW
09.00 –
10.00
Badan
Pengelola
DTW
Mahasiswa KKN PPM
UNUD
Kamis, 19
Februari
2015
Penyampaian materi 10.00 –
12.00
Badan
Pengelola
DTW
Mahasiswa KKN PPM
UNUD
f. Hasil
Penyuluhan Keuangan pada Badan Pengelola selesai dilaksanakan pada
tanggal 19 Februari 2015
g. HambatanHambatan dalam pelaksanaan program ini adalah pengelola belum mengerti
secara detail dan memahami dasar dari pembukuan dan disamping itu
pengelola kurang memahami tabel pembukuan yang dibuat.
4. Pengadaan Tanaman Upakara untuk Desa Jatiluwih
Sifat : Interdisipliner
Bidang : Sosial Budaya
No. Sektor : 08.1.1.01
a. Latar Belakang
Desa Jatiluwih yang seyogyanya merupakan salah satu lokasi wisata spiritual,
hendaknya memiliki berbagai jenis tanaman upakara seperti tanaman kelapa, pinang,
nagasari, dan berbagai jenis tanaman upakara yang lainnya sebagai penunjang dalam
upacara keagamaan. Namun, kenyataannya di Desa Jatiluwih belum banyak terdapat
tanaman upakara sehingga salah satu program yang kami lakukan adalah melakukan
penanaman tanaman upakara di Desa Jatiluwih, khususnya di halaman sekitar pura
petali. Program yang kami lakukan adalah dengan melakukan penanaman kelapa.
Diharapkan dengan melakukan penanaman tanaman upakara di Desa
Jatiluwih, dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menemukan sarana
dalam melaksanakan persembahyangan.
b. Tujuan
Tujuan dalam program penanaman tanaman upakara di Desa Jatiluwih
bertujuan agar masyarakat Desa jatiluwih mendapat kemudahan untuk menemukan
sarana dalam melaksanakan persembahyangan, khususnya dalam menemukan
tanaman upakara.
c. Proses
Penanaman tanaman upakara di Desa Jatiluwih diawali dengan melakukan
koordinasi dengan kepala Desa Jatiluwih mengenai wakti penanaman secara gotong
royong dengan masyrakat sekitar Desa Jatiluwih. Jumlah tanaman yang kami tanam
adalah sebanyak 220 buah tanaman.
d. Biaya
Sumber pendanaan : Anggaran dari Ipteks Bagi Wilayah (IBW)
e. Pelaksanaan
Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Waktu
(WITA)
Tempat Peserta
Rabu, 4 Maret 2015 Melakukan
penanaman
tanaman
upakara
15.00 – 18.00 Jogging Track
Besikalung
Mahasiswa KKN
PPM dan
Masyarakat Desa
Jatiluwih
f. Hasil
Penanaman tanaman upakara di Desa Jatiluwih ini berhasil dilaksanakan pada
tanggal 4 maret 2015.
g. Hambatan
Hambatan dalam pelaksanaan program ini terletak pada faktor cuaca yang
kurang mendukung.
5. Judul : Pelayanan Kesehatan Hewan Ternak
Sifat : monodisipliner
Bidang Program : peningkatan produksi
No Sektoral :
a. Latar Belakang
Desa Jatiluwih merupakan desa wisata yang kaya akan hasil pertanian,
perkebunan, serta peternakannya. Hasil dari sektor peternakan seperti daging
misalnya dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam usaha pemenuhan
kebutuhan yang maksimal dari sektor peternakan maka juga diharuskan terdapat
ternak yang sehat. Untuk menghasilkan ternak yang sehat tentunya dibutuhkan
usaha pencegahan penyakit, maka dibuatlah program pelayanan kesehatan ternak.
Dalam pelayanan kesehatan ternak dilakukan upaya pencegahan penyakit dengan
pemberian vitamin pada ternak, pemberian obat cacing, dan penyemprotan
antiektoparasit.
b. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari
kegiatan ini adalah :
1. Meningkatkan kesehatan hewan ternak, khususnya sapi dan babi.
2. Meningkatkan pertambahan berat badan ternak.
3. Meningkatkan nafsu makan sapi dan babi
4. Menghilangkan cacing pada hewan ternak sapi dan babi
5. Mengurangi lalat yang mengganggu tubuh hewan ternak
c. Proses
Kegiatan pelayanan kesehatan hewan ternak didesa Jatiluwih
dilaksanakan oleh seluruh peserta KKN PPM Universitas Udayana. Adapun
proses pelaksanaan kegiatan ini yakni berkomunikasi dan memohon ijin
kepada Kepala Desa Jatiluwih untuk mengadakan pelayanan kesehatan hewan
ternak. Survei secara langsung dilakukan kekandang sapi milik warga untuk
melihat kondisi kandang serta tanda-tanda klinis dari hewan ternak,
mempersiapkan alat dan bahan untuk pelayanan kesehatan ternak, pemberian
vitamin ternak, obat cacing, dan penyemprotan anti ektoparasit pada ternak
sapi.
d. Biaya
No Nama Pengeluaran Satuan Harga per satuan Total (Rp)
(Rp)
1 Pembelian Vitamin Ternak 3 botol 15.000 45.000
2 Pemberian obat cacing 10 bolus 6.000 60.000
3 Alkohol 1 botol 3.000 3.000
4 Spuit 3 cc 1 buah 2.000 2.000
Total 110.000
e. Pelaksanaan
No. Hari/Tanggal Waktu
(WITA)
Jumlah Jam Tempat Peserta
1. 20 Febuari 2014 10.00-
12.00
2 jam Kandang Sapi Mahasiswa
dan Peternak
2. 20 Febuari 2014 15.00-
17.00
2 jam Kandang Sapi Mahasiswa
dan Peternak
3. 21 Febuari 2014 10.00-
11.00
1 jam Kandang Sapi Mahasiswa
dan Peternak
f. Data Pelayanan Kesehatan Ternak
No Nama Pemilik Alamat Jenis Ternak Obat yang diberikan Ket
1 Ketut Nurata Gunung Sari
Sapi Jantan
Sapi Betina
Vitamin 5 ml, Obat Cacing
Obat Cacing Bunting
2 Rastini Gunung Sari
Sapi Betina
Sapi Betina
Sapi Betina
Vitamin 5 ml, Obat Cacing
Vitamin 5 ml, Obat Cacing
Obat Cacing Godel/
Anakan
3 Dodi Gunung Sari
Sapi Jantan
Sapi Jantan
Sapi Betina
Sapi Betina
Vitamin 5 ml, Obat
Cacing,Butox
Vitamin 5 ml, Obat Cacing
-
-
Bunting
Bunting
4 SariJatiluwih
Kangin
Sapi Jantan
Sapi Betina
Sapi Betina
Sapi Betina
Vitamin 5 ml, Obat Cacing
Vitamin 5 ml, Obat Cacing
Obat Cacing
Obat Cacing
Godel/
Anakan
Godel/
Anakan
5 Manda Kesambahan
Kaja
Babi
Babi
Babi
Babi
Babi
Babi
Babi
Sapi Betina
Sapi Betina
Vitamin 3 ml
Vitamin 3 ml
Vitamin 3 ml
Vitamin 3 ml
Vitamin 3 ml
Vitamin 3 ml
Vitamin 3 ml
Vitamin 5 ml, Obat Cacing
Obat Cacing Godel/
Anakan
6 Nyoman PatraJatiluwih
Kangin
Sapi Betina
Sapi Betina
-
Vitamin 3 ml, Obat Cacing
Bunting
7Nyoman
Sunarta
Jatiluwih
Kangin
Sapi Betina Obat Cacing Bunting
8Dimas
Sastrawan
Jatiluwih
Kawan
Sapi Jantan
Sapi Betina
Vitamin 5 ml, Obat Cacing,
Butox
Vitamin 5 ml, Obat Cacing,
Butox
9 Komang Gunung SariSapi Jantan
Sapi Betina
Vitamin 5 ml
Vitamin 5 ml
10 AyuGunung Sari
Kelod
Sapi Betina
Sapi Betina
Sapi Jantan
Vitamin 5 ml, Obat Cacing
Vitamin 5 ml, Obat Cacing
Vitamin 3 ml, Obat Cacing
11 PrimaGunug Sari
Kelod
Sapi Jantan Vitamin 5 ml, Obat Cacing
g. Kendala
Kendala yang dihadapi saat melakukan pelayanan kesehatan hewan
ternak adalah sulitnya bertemu pemilik ternak karena lokasi kandang hewan
ternak terdapat diladang dan pemilik ternak sedang mengikuti upacara,
sulitnya medan, dan kendala cuaca.
6 Judul :Sosialisasi Informasi Teknis Perawatan Kesehatan Sapi
Bali, Cara Pembuatan Pestisida Nabati, Pengendalian Hama Tikus Terpadu,
Dan Membuat Kompos Dengan Dekomposes Mikro Organisme Lokal (Mol).
Sifat Program : monodispliner
Bidang Program : peningkatan produksi
No. Sektoral :
a. Latar Belakang
Desa jatiluwih merupakan desa wisata dengan keindahan alam
persawahan yang luas. Keindahan alam jatiluwih menjadikan desa ini sebagai
salah satu situs warisan dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO.
Keunggulan desa ini tidak lepas dari cara Petani merawat sawah, padi dan
terasering persawahannya. Dan keunggulan lainnya yaitu komoditi utamanya
adalah padi beras merah. Dalam memaksimalkan hasil pertanian dibutuhkan
pengetahuan dan keahlian dari petani. Untuk itu diadakan program mengenai
sosialisasi cara pembuatan pestisida nabati, pengendalian hama tikus terpadu,
dan membuat kompos dengan dekomposes mikro organisme lokal (mol).
b. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka
tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Untuk memberikan tambahan informasi kepada petani dan peternak
mengenai teknis perawatan kesehatan sapi bali, cara pembuatan pestisida
nabati, pengendalian hama tikus terpadu, dan membuat kompos dengan
dekomposes mikro organisme lokal (mol).
2. Untuk menambah pengetahuan petani dan peternak mengenai teknis
perawatan kesehatan sapi bali, cara pembuatan pestisida nabati,
pengendalian hama tikus terpadu, dan membuat kompos dengan
dekomposes mikro organisme lokal (mol).
c. Proses
Kegiatan sosialisasi mengenai teknis perawatan kesehatan sapi bali,
cara pembuatan pestisida nabati, pengendalian hama tikus terpadu, dan
membuat kompos dengan dekomposes mikro organisme lokal (mol). di Desa
Jatiluwih dilaksanakan oleh seluruh peserta KKN PPM Universitas Udayana.
Adapun proses pelaksanaan kegiatan ini yakni berkomunikasi dan memohon
ijin kepada Kepala Desa Jatiluwih mengenai kegiatan sosialisasi. Proses
selanjutnya adalah menemui para petani, pertemuan tersebut tidak dilakukan
secara resmi, kegiatan sosialisasi ini dilakukan melalui pertemuan langsung
sekaligus memberikan penjelasan singkat mengenai teknis perawatan
kesehatan sapi bali, cara pembuatan pestisida nabati, pengendalian hama tikus
terpadu, dan membuat kompos dengan dekomposes mikro organisme lokal
(mol). Dengan petani dan peternak di lokasi-lokasi tertentu seperti di lahan
persawahan, kandang sapi, dan rumah petani. Kegiatan sosialisasi ini hanya
melibatkan mahasiswa KKN periode X di Desa Jatiluwih dan para petani yang
ada di Desa Jatiluwih.
d. Biaya
No Nama Pengeluaran SatuanHarga per satuan
(Rp)Total (Rp)
1
Fotocopy leaflet “teknis
perawatan kesehatan sapi
bali”
50 lembar 300 15.000
2Fotocopy leaflet “cara
pembuatan pestisida nabati”50 lembar 300 15.000
3
Fotocopy leaflet
“pengendalian hama tikus
terpadu
50 lembar 300 15.000
4
Fotocopy leaflet “membuat
kompos dengan decomposes
mikro organisme local (mol)
50 lembar 300 15.000
Total 60.000
e. Pelaksanaan
No. Hari/Tanggal Waktu
(WITA)
Jumlah Jam Tempat Peserta
1. 25 Febuari 2014 10.00- 2 jam Kandang Sapi, Mahasiswa,
12.00 Sawah, Rumah
Petani dan
Peternak
Petani dan
Peternak
2. 26 Febuari 2014 15.00-
17.00
2 jam Kandang Sapi,
Sawah, Rumah
Petani dan
Peternak
Mahasiswa,
Petani dan
Peternak
3. 27 Febuari 2014 10.00-
11.00
1 jam Kandang Sapi,
Sawah, Rumah
Petani dan
Peternak
Mahasiswa,
Petani dan
Peternak
f. Data Peserta Sosialisasi
No Nama Alamat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Ketut Nurata
Rastini
Dodi
Sari
Manda
Nyoman Patra
Nyoman Sunarta
Dimas Sastrawan
Komang
Wayan Suartini
Nyoman Sinarti
Wayan Sukasa
Pankayan
Nanik
Ayu
Prima
I Made Mekir
I Gede Ketut Pariasa
Ni Wayan Sidan
Ni Wayan Raden
I Wayan Suwandi
Gunung Sari
Gunung Sari
Gunung Sari
Jatiluwih Kangin
Kesambahan Kaja
Jatiluwih Kangin
Jatiluwih Kangin
Jatiluwih Kawan
Gunung Sari
Gunung Sari
Gunung Sari
Gunung Sari
Gunung Sari
Gunung Sari Kelod
Gunung Sari Kelod
Gunung Sari Kelod
Gunung Sari Kelod
Gunung Sari Kelod
Kesambahan Kaja
Kesambahan Kaja
Kesambahan Kaja
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
I Ketut Lada
I Ketut Nudita
I Nengah Sukiana
I Wayan Segel
I Nengah Sudira
Ni Nyoman Santun
I Made Jamandana
I Ketut Tarik
I Nengah Kardiasa
I Gede Ariaka
I Wayan Suka Merta
I Nyoman Murdi
I Ketut Sunardi
I Nengah Pugeg
I Gede Ketut Jedeng
Ni Ketut Sukerni
I Made Suastika
I Gede Sunarta
Kesambahan Kaja
Jatiluwih Kawan
Jatiluwih Kangin
Jatiluwih Kangin
Jatiluwih Kangin
Jatiluwih Kangin
Gunung Sari Desa
Gunung Sari Desa
Kesambi
Kesambi
Kesambi
Kesambi
Kesambahan Kelod
Kesambahan Kelod
Gunung Sari Umakayu
Gunung Sari Umakayu
Gunung Sari Umakayu
Gunung Sari Umakayu
g. Kendala
Kendala yang dihadapi saat melakukan sosialisasi adalah cuaca. Cuaca
yang buruk dan hujan menjadi penghambat dalam menemui petani dan
peternak. Selain itu kesibukan petani dan peternak di lokasi juga menjadi
penghambat karena proses sosialisasi memerlukan waktu dan bisa saja petani
merasa terganggu.
7. Judul : Penyuluhan PHBS Membuang Sampah Pada Tempatnya dan
Mencuci
Tangan Pakai Sabun
Sifat : Monodisipliner
Bidang : Kesehatan Masyarakat
No. Sektor : 13. 1. 1. 55
a. Latar Belakang
PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
atas hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. PHBS dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan
tatanan, yaitu : PHBS di rumah tangga, PHBS di sekolah, PHBS di tempat kerja,
PHBS di institusi kesehatan, dan PHBS di tempat umum.
Pada program ini PHBS yang kami ambil adalah PHBS di tatanan sekolah. Salah
satu tatanan PHBS adalah di lingkungan sekolah, dimana sekolah merupakan
tempat kedua bagi anak berinteraksi setelah keluarga. Sementara itu populasi anak
dalam suatu komunitas sangat besar antara 40%-50%. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2009, Indonesia memiliki sekitar 79,4 juta anak usia 8-18
tahun. Namun upaya menjaga kesehatan mereka masih menjadi tantangan bagi
semua pihak, sehingga promosi kesehatan terkait PHBS di institusi pendidikan
merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit. Institusi
pendidikan dianggap sebagai tempat yang strategis sebagai tempat untuk
mempromosikan kesehatan sekolah karena munculnya berbagai penyakit yang
menyerang anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan rendahnya PHBS yang
dapat menyebabkan angka kejadian penyakit semakin meningkat dari tahun ke
tahun sehinggamenjadi kejadian luar biasa (KLB)
Adapun PHBS di tatanan sekolah meliputi : mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,
menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur,
memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan
dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, dan membuang sampah pada
tempatnya. Salah satu indikator PHBS yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas
anak sekolah setiap hari adalah perilaku membuang sampah pada tempatnya.
Konsumsi makanan oleh anak di sekolah akan menyisakan limbah berupa sampah
yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan bahkan
memunculkan vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, kecoa, serta tikus yang
menimbulkan berbagai macam penyakit antara lain diare, kecacingan, DBD, dan
lain sebagainya. Badan kesehatan dunia atau WHO menyatakan setiap tahun
100.000 anak meninggal dunia akibat diare dan data dari Departemen Kesehatan
tahun 2005 menyatakan prevalensi kecacingan pada anak sekolah mencapai 40%-
60% kasus.
b. Tujuan
Kegiatan penyuluhan PHBS membuang sampah pada tempatnya bertujuan untuk :
1. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya untuk berperilaku yang bersih
dan sehat terutama cara mencuci tangan yang baik dan benar sertamembuang
sampah pada tempatnyakepada siswa-siswi di SDN1, 2 dan 3 Jatiluwih.
2. Memberikan pengetahuan mengenai manfaat mencuci tangan yang baik dan
benar serta membuang sampah pada tempatnya kepada siswa-siswi di SDN
1,2, dan 3 Jatiluwih
3. Mendorong dan memotivasi siswa-siswi SDN 1,2, dan 3 Jatiluwih agar dapat
mengaplikasikan cara mencuci tangan yang baik dan benar serta membuang
sampah pada tempatnya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Proses
Penyuluhan PHBS ini dilaksanakan pada tingkat dasar di Jatiluwih yaitu di SDN
1,2, dan 3 Jatiluwih. PHBS merupakan perilaku atau suatu kebiasaan seseorang
untuk mencapai kehidupan yang bersih dan sehat. Penyuluhan mengenai PHBS
dimulai dari pukul 08.00 hingga 10.00 WITA pada tanggal 21, 27 Pebruari, dan 7
Maret. Pada tahap pertama diberikan materi mengenai membuang sampah pada
tempatnya dan mencuci tangan meggunakan sabun, dan tahap berikutnya
dilanjutkan dengan praktek langsung cara mencuci tangan dengan sabun. Sasaran
dalam program ini adalah siswa-siswi kelas satu sampai dengan kelas enam. Di
SDN 1 terdiri dari 73 siswa, SDN 2 terdiri dari 80 siswa, dan SDN 3 terdiri dari 46
siswa. Pihak-pihak yang terlibat dalam program ini adalah mahasiswa, kepala
sekolah, dan guru-guru SDN 1,2, dan 3 Jatiluwih.
d. Biaya
No
.
Pengeluaran Rincian Harga
Satuan
Jumlah
1 Snack 180 bungkus Rp. 3.000 Rp. 540.000
2 Print Poster 10 lembar Rp. 2.500 Rp. 25.000
3 Hadiah 9 buah Rp. 8.000 Rp. 72.000
4 Handsoap 2 buah Rp. 13.000 Rp. 26.000
5 Tissue 6 buah Rp. 4.000 Rp. 24.000
T
otal
Rp. 687.000
e. Pelaksanaan
Kegiatan Sasaran Waktu Tempat
Persiapan kegiatan
PHBS (persiapan
materi persentasi,
proyektor,
peralatan cuci
tangan yang baik
dan benar (sabun
cair, tissue).
Pengajuan surat
permohonan izin
ke masing-masing
sekolah.
Kepala sekolah
SD, petugas
Puskesmas
14-20 Pebruari
2015
Posko KKN, SDN
1,2, dan 3
Jatiluwih
Sosialisasi PHBS Siswa-siswi SD
kelas I-VI
21 Pebruari 2015 SDN 3 Jatiluwih
Sosialisasi PHBS Siswa-siswi SD
kelas I-VI
28 Pebruari 2015 SDN 1 Jatiluwih
Sosialisasi PHBS Siswa-siswi SD
kelas I-VI
7 Maret 2015 SDN 2 Jatiluwih
f. Hasil
Secara umum program ini telah memenuhi target yang diharapkan. Pada
kelompok siswa yang diberikan penyuluhan tentang PHBS tolak ukur
keberhasilan program yang kami inginkan pada saat awal perencanaan program
ini ialah 70% siswa mengetahui dan mampu melakukan langkah-langkah mencuci
tangan dan membuang sampah pada tempatnya. Dari seluruh siswa kurang lebih 3
orang mampu menjawab pertanyaan panitia seputar topik yang akan diberikan
dengan benar. Setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi, semua siswa dapat
mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar (100%) dan sebanyak 3
orang dari mampu menjawab pertanyaan seputar topik yang diberikan.
g. Hambatan
Adapun permasalahan yang terjadi adalah :
SDN 1 Jatiluwih:
1. Prasarana saat simulasi mencuci tangan kurang memadai berupa tempat cuci
tangan.
2. Keterlambatan mulainya kegiatan dikarenakan oleh masih adanya kegiatan
siswa-siswi sehingga hanya sebgian siswa-siswi saja yang menjadi peserta
penyuluhan.
SDN 2 Jatiluwih:
1. Prasarana saat simulasi mencuci tangan kurang memadai berupa tempat cuci
tangan.
2. Tidak tersediannya LCD sehingga dalam penyampaian materi agak sulit.
SDN 3 Jatiluwih:
1. Prasarana saat simulasi mencuci tangan kurang memadai berupa tempat cuci
tangan.
2. Anak-anak kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan setelah pemberian
materi.
Lampiran
SDN 1 Jatiluwih
SDN 2 Jatiluwih
SDN 3 Jatiluwih
8. Judul : Program Pembuatan Tapal Batas Desa
Sifat : Interdisipliner
Bidang Program : Prasarana Fisik
No Sektoral : 15.1.9.99
h. Latar Belakang
Program pembuatan tapal batas desa ini dilakukan untuk memperjelas batas
dari desa Jatiluwih. Dimana batas desa merupakan salah satu syarat mutlak adanya
suatu desa dan merupakan penanda territorial dalam suatu desa. Batas desa juga
bertujuan untuk memberikan alamat suatu lokasi di desa tersebut. Program ini
menurut kami masuk dalam Perencanaan prasarana perumahan dan pemukiman
karena berdasarkan pengertiannya, Pemukiman merupakan tempat atau area luas
tempat suatu masyrakat tinggal, dan hidup beserta sarana dan prasarana fisik yang ada
untuk menunjang masyarakat yang tinggal di area itu.
i. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari
kegiatan ini adalah :
6. Memperjelas batas dari desa Jatiluwih
7. Memberikan penanda teritorial desa Jatiluwih.
8. Memberikan alamat dari desa tersebut
j. Proses
Kegiatan pemasangan tapal batas didesa Jatiluwih dilaksanakan oleh seluruh
peserta KKN PPM Universitas Udayana. Adapun proses pelaksanaan kegiatan ini
yakni berkomunikasi dan memohon ijin kepada Kepala Desa Jatiluwih untuk
melakukan pemasangan tapal battas. Survei secara langsung dilakukan di titik yang
nantinya akan dibuatkan tapal batas, mempersiapkan alat dan bahan untuk
pemasangan tapal batas selanjutnya proses pemasangan tapal batas.
k. Biaya
No Barang Satuan HargaJumlah
Harga
1 Tapal Batas 2 unit Rp 425.000 Rp 850.000
2 Pasir 1/4 angkel Rp 175.000 Rp 175.000
3 Semen 4 sack Rp 52.000 Rp 208.000
4 Batako 40 buah Rp 2.400 Rp 96.000
6 Kuas 5 buah Rp 10.000 Rp 50.000
7 Cat 4 kaleng Rp 50.000 Rp 200.000
8 Amplas 1 Meter Rp 6.000 Rp 6.000
TOTAL Rp 1.585.000
l. Pelaksanaan
No Hari/TanggalWaktu
(WITA)Tempat Peserta
1 Selasa, 24 Febuari 2015 09.00-15.00
Dusun
Kesambahan
Kelod
Mahasiswa
2 Rabu, 25 Febuari 2015 13.00-14.00
Dusun
Kesambahan
Kelod
Mahasiswa
3 Kamis, 21 Febuari 2015 10.00-14.00 Dusun Kesambi Mahasiswa
4 Jum’at, 27 Februari 2015 10.00-12.00 Dusun Kesambi Mahasiswa
9. Judul : Pengadaan Penunjuk Arah
Sifat : Interdisipliner
Bidang Program : Prasarana fisik
No Sektoral : 15.1.9.99
a. Latar Belakang
Fasilitas penunjuk arah merupakan salah satu fasilitas penting dalam
menunjang tingkat kunjungan wisata di suatu objek wisata. Desa Jatiluwih yang
dikenal dengan wisata karena ciri khas sawah yang dimiliki. Desa yang memiliki luas
33,22 km2 ternyata masih memiliki fasilitas yang kurang memadai dalam hal penunjuk
arah. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan wisatawan sulit untuk mengakses tempat
wisata atau lokasi lainnya di desa Jatiluwih.
Kondisi kurangnya fasilitas penunjuk arah tersebut menjadi program KKN
PPM X untuk melengkapi fasilitas desa wisata Jatiluwih dalam pembangunan
prasarana fisik yaitu pembangunan penunjuk arah yang berupa plang. Penunjuk arah
tersebut akan dipasang pada percabangan jalan yang menuju desa Jatiluwih dan juga
akan dipasang penunjuk arah menuju objek wisata air terjun yang terdapat di desa
Jatiluwih. Diharapkan dengan adanya plang penunjuk arah tersebut akan memberikan
kemudahan bagi pengunjung yang berkunjung ke desa Jatiluwih dan juga pemasang
penunjuk arah ke air terjun akan semakin membuat objek wisata tesebut lebih dikenal
oleh wisatawan, sehingga potensi wisata di desa Jatiluwih akan semakin meningkat.
b. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari
kegiatan ini adalah :
1. Untuk mempermudah wisatawan berkunjung ke desa jatiluwih.
2. Untuk memperjelas arah menuju objek wisata air terjun.
c. Proses
Kegiatan pengadaan penunjuk arah di desa Jatiluwih dilaksanakan oleh
seluruh peserta KKN PPM Universitas Udayana di desa Jatiluwih. Adapun proses
pelaksanaan kegiatan ini yakni berkomunikasi dan memohon ijin kepada Kepala Desa
Jatiluwih untuk melakukan pengadaan penunjuk arah. Survei secara langsung
dilakukan di titik yang nantinya akan dipasang penunjuk arah, mempersiapkan alat
dan bahan untuk pemasangan penunjuk arah dan selanjutnya proses pemasangan
penunjuk arah
d. Biaya
No Barang Satuan HargaJumlah
Harga
1 Plang Arah Air terjun +
Tiang
1 Unit Rp 175.000 Rp 175.000
2 Plang Arah Pura Petali &
desa jatiluwih + Tiang
2 Batang Rp 235.000 Rp 235.000
TOTAL Rp 410.000
e. Pelaksanaan
No Hari/TanggalWaktu
(WITA)Tempat Peserta
1 Minggu, 8 Maret 2015 09.00-12.00Dusun
Kesambi
Mahasiswa
2 Senin, 9 Maret 2014 09.00-12.00Dusun Gunung
Sari
Mahasiswa
10. Judul : Pengadaan Tempat Sampah
Sifat : Interdisipliner
Bidang Program : Prasarana Fisik
No Sektoral : 15.1.3.06
a. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menunjang kesejahteraan suatu masyarakat adalah
kebersihan lingkungan. Dengan terciptanya dan terwujudnya lingkungan yang bersih,
maka kesehatan masyarakat akan mengalami peningkatan kuaalitas. Selain itu desa
Jatiluwih merupakan salah satu desa wisata yang ada di Bali. Dimana kebersihan
lingkungan merupakan salah satu faktor yang menunjang dari pariwisata di desa
jatiluwih dan kebersihan juga dapat meningkatkan kesehatan dari masyarakat. Salah
satu cara untuk menjaga kebersihan adalah dengan pengadaan tempat sampah, dimana
pengadaan tempat sampah ini merupakan kegiatan bagian bidang prasarana fisik yang
bertujuan untuk membantu meningkatkan kebersihan di desa Jatiluwih dengan
menyediakan fasilitas yang diletakan di area umum. Peletakan tempat sampah
diletakkan di beberapa titik di jogging track di desa Jatiluwih karena pada area
tersebut masih terlihat memiliki titik yang kekurangan tempat sampah.
b. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan dari
kegiatan ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan.
2. Memberikan fasilitas tempat membuang sampah.
c. Proses
Kegiatan pengadaan tempat sampah pada area jogging track di desa Jatiluwih
dilaksanakan oleh seluruh peserta KKN PPM Universitas Udayana di desa Jatiluwih.
Adapun proses pelaksanaan kegiatan ini yakni berkomunikasi dan memohon ijin
kepada Kepala Desa Jatiluwih beserta Badan Pengelola Pariwisata Desa Jatiluwih,
untuk melakukan pengadaan tempat sampah. Survei secara langsung dilakukan di titik
yang nantinya akan diletakkan tempat sampah, dan selanjutnya proses peletakan
tempat sampah.
d. Biaya
No Barang Satuan HargaJumlah
Harga
1 Tong Sampah 1 Unit Rp 250.000 Rp 250.000
TOTAL Rp 250.000
e. Pelaksanaan
No Hari/TanggalWaktu
(WITA)Tempat Peserta
1 Kamis, 12 Maret 2015 09.00-10.00 Jogging Track Mahasiswa
11. Judul :Sosialisasi Budidaya Tanaman Pekarangan dengan
Memanfaatkan Lahan Pekarangan
Sifat Program : monodispliner
Bidang Program : peningkatan produksi
No. Sektoral :
a. Latar Belakang
Desa Jatiluwih merupakan desa wisata yang kaya akan hasil pertanian,
perkebunan, serta peternakannya. Khususnya di bidang pertanian, hasil pertanian
merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. pertanian identik
dengan budidaya tanaman. budidaya dapat dilakukan pada lahan sawah dan lahan
pekarangan rumah.
Masyarakat jatiluwih pada umumnya bekerja sebagai petani dan
mempunyai lahan persawahan sebagai tempat melakukan usahatani, namun bagi
masyarakat yang tergolong miskin biasanya tidak memiliki lahan sawah,
masyarakat tersebut biasanya menyakap lahan sawah milik orang lain. Masyarakat
di Desa Jatiluwih umumnya melakukan teknik budidaya tanaman di lahan
persawahan.
Teknik budidaya tanaman dapat dilakukan disegala tempat asalkan dapat
memenuhi syarat seperti jumlah tanah yang cukup, mendapatkan sinar matahari
yang cukup, dan ketersediaan air yang memadai. Lahan pekarangan milik warga
Desa Jatiluwih dapat dimanfaatkan sebagai tempat melakukan pembudidayaan
tanaman yang sering dikenal sebagai “Budidaya Tanaman Pekarangan dengan
Memanfaatkan Lahan Pekarangan”. Budidaya tanaman pekarangan bermanfaat
bagi pemilik pekarangan asalkan pekarangan tersebut dapat dimanfaatkan secara
tepat. Beberapa tanaman yang dapat ditanam di pekekarangan yang tentunya dapat
bermanfaat seperti tanaman rempah, tanaman sayuran, dan tanaman bunga.
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Desa Jatiluwih yang memiliki lahan
pekarangan. Budidaya yang dilakukan nantinya diharapkan dapat membantu
dalam mengurangi biaya pembelihan kebutuhan untuk dikonsumsi.
b. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dari kegiatan “Budidaya Tanaman Pekarangan
dengan Memanfaatkan Lahan Pekarangan”, maka tujuan dari pelaksanaan
kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat Desa Jatiluwih mengenai
Budidaya Tanaman Pekarangan.
2. Untuk mengoptimalkan produktivitas lahan pekarangan milik warga Desa
Jatiluwih.
3. Untuk mengurangi biaya pengeluaran konsumsi masyarakat Desa Jatiluwih.
c. Proses
Kegiatan sosialisasi mengenai “Budidaya Tanaman Pekarangan dengan
Memanfaatkan Lahan Pekarangan di Desa Jatiluwih dilaksanakan oleh seluruh
peserta KKN PPM X Universitas Udayana dengan melibatkan beberapa warga
Desa di Jatiluwih. Adapun proses tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan
sosialisasi ini adalah sebagai berikut :
Tahap I :
Melakukan survei ke rumah-rumah warga di Desa Jatiluwih sekaligus memohon
ijin
kepada warga pemilik pekarangan sehingga nantinya terdapat warga yang setuju
dengan kegiatan ini dan ada yang tidak setuju.
Tahap II :
Menyiapkan bibit, media tanam, dan pupuk untuk melakukan kegiatan budidaya
tanaman pekarangan. Bibit yang digunakan dalam kegiatan ini adalah bibit cabai
kecil, bibit cabai besar, dan bibit terong.
Tahap III :
Peserta KKN langsung terjun kelapangan menuju rumah-rumah warga dan
langsung melakukan sosialisasi mengenai budidaya tanaman pekarangan.
Sosialisasi tersebut berupa penjelasan-penjelasan singkat mengenai manfaat dalam
melakukan budidaya tanaman dipekarangan. Setelah memberikan penjelasan
singkat, partisipan pemilik rumah tersebut diajak praktek langsung untuk
menanam tanaman di pekarangan.
d. Biaya
No Jenis BiayaJumlah
(unit, kg,)
Harga per satuan
(unit, kg)
Total Harga
(Rp)
1 Bibit cabai kecil 200 unit Rp 375 Rp 75.000
2 Bibit cabai besar 200 unit Rp 375 Rp 75.000
3 Bibit terong 200 unit Rp 375 Rp 75.000
4 Pupuk 80 kg Rp 700 Rp 56.000
5 Polybag 250 unit Rp 600 Rp 150.000
Total Biaya Rp 431.000
Pada table diatas, terlihat bahwa total biaya yang dikeluarkan dalam
melakukan program sosialisasi “Budidaya Tanaman Pekarangan dengan
Memanfaatkan Lahan Pekarangan” adalah sebesar Rp 431.000.
e. Pelaksanaan
No Hari, Tanggal Kegiatan Waktu (WITA)Ja
mTempat Peserta
1Rabu, 26
Pebruari 2015
Pembelian
polybag, bibit
tanaman, dan
pupuk kompos
13.00 - 18.00 5
Mengwi
dan
Denpasar
Mahasiswa
2Jumat, 27
Pebruari 2015
Sosialisasi dan
praktek
penanaman
08.30 -10.00
2.5Pekarangan
Warga
Mahasiswa dan
warga pemilik
pekarangan17.00 - 18.00
3Sabtu, 28
Pebruari 2015
Sosialisasi dan
praktek
penanaman
08.30 -10.00
2.5Pekarangan
Warga
Mahasiswa dan
warga pemilik
pekarangan17.00 - 18.00
4Senin, 2
Maret 2015
Sosialisasi dan
praktek
penanaman
16.00-18.00 3Pekarangan
Warga
Mahasiswa dan
warga pemilik
pekarangan
5Kamis, 5
Maret 2015
Sosialisasi dan
praktek
penanaman
09.00-11.00 3Pekarangan
Warga
Mahasiswa dan
warga pemilik
pekarangan
6Minggu, 8
Maret 2015
Sosialisasi dan
praktek
penanaman
15.00.18.00 3Pekarangan
Warga
Mahasiswa dan
warga pemilik
pekarangan
Pada tabel diatas terlihat bahwa pelaksanaan sosialisasi budidaya tanaman
pekarangan dengan memanfaatkan lahan pekarangan selama enam hari. Alokasi
waktu program ini selama 14 jam sudah termasuk persiapan sampai proses
penanaman selesai. Pihak-pihak yang terkait dalam program ini adalah mahasiswa
KKN PPM X Universitas Udayana dan warga pemilik pekarangan.
f. Daftar Peserta Sosialisasi
No Nama
Luas
Pekarang
an (m2)
Jumlah Bibit
(unit) Alamat
Cabai Terong
1 I Nengah Kardiasa 50 6 6 Kesambi
2 I Nyoman Murdi 100 6 6 Kesambi
3 I Gede Ariaka 50 6 6 Kesambi
4 I Wayan Sukamerta 50 6 6 Kesambi
5 I Gede Ariaka 50 6 6 Kesambi
6 I Ketut Nudita 250 6 6 Kesambahan Kaja
7 I Wayan Suwandi 150 6 6 Kesambahan Kaja
8 I Ketut Sunardi 100 10 6 Kesambahan Kelod
9 I Nengah Pugeg 200 10 6 Kesambahan Kelod
10 I Wayan Segel 200 6 6 Jatiluwih Kangin
11 I Nyoman Santun 100 14 6 Jatiluwih Kangin
12 I Nengah Sudira 200 6 6 Jatiluwih Kangin
13 Ni Ketut Srining 100 10 6 Jatiluwih Kawan
14 Wayan Pebi 100 6 6 Jatiluwih Kawan
15 I Gede Made Widastra 100 20 6 Gunung Sari Kelod
16 Made Mekir 100 6 6 Gunung Sari Kelod
17 Ni Ketut Sulendri 50 6 6 Gunung Sari Kelod
18 Ketut Sukanasih 50 6 6 Gunung Sari Kelod
19 I Gede Ketut Pariasa 50 6 6 Gunung Sari Kelod
20 I Gede Made Suwastika 150 6 6 Gunung Sari Umakayu
21 I Gede Ketut Jedeng 100 6 6 Gunung Sari Umakayu
22 Ni Ketut Sukerni 100 6 6 Gunung Sari Umakayu
23 I Gede Nyoman Smarianta 50 6 6 Gunung Sari Desa
24 Ni Nyoman Santun 50 14 6 Gunung Sari Desa
25 Mbah Padma 100 10 4 Gunung Sari Desa
26 I Nyoman Jaman Danayasa 50 12 6 Gunung Sari Desa
Jumlah 208 154
Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah peserta sosialisasi budidaya tanman
pekarangan dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebanyak 26 orang atau 26
pekarangan. Total bibit yang digunakan sebanyak 208 bibit untuk tanaman cabai
dan 154 untuk tanaman terong ungu. Lokasi sosialisasi tersebar di beberapa
banjar/dusun diantaranya adalah Banjar/Dusun Kesambi, Kesambahan Kelod,
Kesambahan Kaja, Jatiluwih Kangin, Jatiluwih Kawan, Gunung Sari Kelod,
Gunung Sari Umakayu, dan Gunung Sari Desa.
g. Kendala
Kendala yang dihadapi saat melakukan sosialisasi adalah cuaca. Cuaca
yang buruk dan hujan menjadi penghambat dalam melakukan terjun langsung ke
rumah-rumah warga. Kesibukan pemilik pekarangan juga menjadi suatu kendala.
Terkadang pada saat mengunjungi rumah warga. Pemilik pekarangan tidak
ditemukan dilokasi karena mereka memiliki kesibukan. Kendala yang terakhir
adalah terdapat pekarangan warga yang tidak memiliki tanah sehingga pada saat
melakukan praktek, mahasiswa kesulitan mencari tanah sebagai nutrisi dari
tanaman tersebut.