laporan praktik keperawatan komprehensif 2015
DESCRIPTION
laporan praktik puskesmasTRANSCRIPT
LAPORAN KELOMPOK
PUSKESMAS KECAMATAN TEBET
Keperawatan Komprehenshif
Logo poltekkes
Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi Keperawatan Bogor
2015
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Tujuan................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................7
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KOMPREHENSIF...............................................................7
A. Gambaran Kondisi Lahan Praktik Puskesmas Kecamatan Tebet......................................7
1. Data Geografi....................................................................................................................7
2. Data Demografi.................................................................................................................9
3. Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya...........................................................................11
4. Faslitas Pelayanan Kesehatan..........................................................................................12
5. Sejarah Puskesmas Kecamatan Tebet..............................................................................13
6. Ketenagaan......................................................................................................................13
7. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas...............................................................................14
8. Sarana dan Prasarana.......................................................................................................19
9. Pendanaan........................................................................................................................21
10. Manajemen Puskesmas....................................................................................................22
B. Laporan Hasil Kegiatan Selama Melaksanakan Praktik Di PUSKESMAS....................26
BAB III..........................................................................................................................................39
PEMBAHASAN............................................................................................................................39
A. Upaya Kesehatan.............................................................................................................39
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kegitan Puskemas......................................41
BAB IV.........................................................................................................................................43
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................43
A. KESIMPULAN...............................................................................................................43
B. SARAN............................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................46
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU
no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan). Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan pemerintah dan/atau masyarakat. Adapun untuk mewujudkan upaya kesehatan
tersebut tidak terlepas dari adanya tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. (UU no. 75 tahun 2014 tentang tenaga puskesmas) Salah satu tenaga kesehatan
diantaranya adalah profesi keperawatan.
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat (UU No. 36 tahun
2014). Keperawatan terbagi menjadi lima bidang yaitu praktik keperawatan medikal bedah,
praktik keperawatan anak, praktik keperawatan jiwa, praktik keperawatan maternitas, dan
praktik keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas adalah bidang ilmu keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat atau public
health dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan
atau nursing process untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Di Indonesia
keperawatan komunitas lebih dikenal sebagai perkesmas. Perkesmas adalah pelayanan
keperawatan professional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat
dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok beresiko tinggi (Kementrian Kesehatan, 2006).
5
Puskesmas merupakan salah satu penanggungjawab penyelenggara upaya
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan No. 128 tahun 2004, puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. Menurut UU no 75 (2014) tujuan puskesmas adalah mewujudkan
masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam
lingkungan sehat dan memiliki derajat kesehatan yang optimal baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Memicu kepada KMK No.128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
menyebutkan bahwa upaya kesehatan perorangan dan masyarakat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya
kesehatan wajib meliputi upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya
kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi, upaya pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular dan upaya pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan
pengembangan meliputi upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga, upaya
perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut,
upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut dan upaya
pembinaan pengobatan tradisional.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami upaya kesehatan Basic Six Program dan program
pengembangan di Puskesmas Kecamatan Tebet.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui gambaran kondisi Puskesmas Kecamatan Tebet
6
b. Mahasiswa mampu mengetahui program kegiatan promosi kesehatan dan program
pengembangannya dalam melaksanakan upaya kesehatan di puskesmas baik di
dalam maupun di luar gedung.
c. Mahasiswa mampu mengetahui program kegiatan kesehatan lingkungan dan
program pengembangannya dalam melaksanakan upaya kesehatan di puskesmas
baik di dalam maupun di luar gedung.
d. Mahasiswa mampu mengetahui program kegiatan kesehatan ibu dan anak serta
keluarga berencana dan program pengembangannya dalam melaksanakan upaya
kesehatan di puskesmas baik di dalam maupun di luar gedung.
e. Mahasiswa mampu mengetahui program kegiatan perbaikan gizi dan program
pengembangannya dalam melaksanakan upaya kesehatan di puskesmas baik di
dalam maupun di luar gedung.
f. Mahasiswa mampu mengetahui program kegiatan pencgahan dan pemberantasan
penyakit menular dalam melaksanakan upaya kesehatan di puskesmas baik di
dalam maupun di luar gedung.
g. Mahasiswa mampu mengetahui program kegiatan pengobatan dalam
melaksanakan upaya kesehatan di puskesmas baik di dalam maupun di luar
gedung.
h. Mahasiswa mampu melaporkan hasil kegiatan selama melaksanakan praktik
keperawatan komprehensif di puskesmas Kecamatan Tebet.
BAB IILAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KOMPREHENSIF
A. Gambaran Kondisi Lahan Praktik Puskesmas Kecamatan Tebet
1. Data Geografi
Kecamatan Tebet merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) kecamatan dalam
lingkungan Kotamadya Jakarta Selatan, dengan luas wilayah 905,10 Ha yang terdiri dari 7
(tujuh) Kelurahan, 80 RW dan 938 RT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kali Ciliwung dan Kali Malang
b. Sebelah Timur : Kali Ciliwung dan Kali Cikini/Terusan
c. Sebelah Selatan : Jln. Gatot Soebroto dan Jln. MT. Haryono
d. Sebelah Barat : Kali Cideng, Jln. Dr. Saharjo dari Jembatan Merah sampai
Jln. Minangkabau.
Wilayah Kecamatan Tebet terletak pada 1060 460 Bujur Timur dan 60 140 13
Lintang Selatan. Wilayah Kecamatan Tebet 75% adalah wilayah yang padat penduduk dari
lingkungan pemukimannya banyak yang belum teratur dan terencana dengan baik. Daerah-
daerah yang sering rawan banjir terletak di wilayah sebelah Utara dan sebelah Timur yang
terletak di daerah :
a. Kelurahan Kebon Baru
RW. 01 : RT. 03, 04, 05
RW. 02 : RT. 01, 02, 03, 04
RW. 03 : RT. 013, 014
RW. 08 : RT. 09, 010
RW. 010 : RT. 09, 010, 011
b. Kelurahan Bukit Duri
RW. 01 : RT. 010, 011, 012
RW 09 : RT. 09
RW. 010 : RT. 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 010, 011, 012, 013, 014,
015
RW. 011 : RT. 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 010, 011, 012, 013
RW. 012 : RT. 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08
8
c. Kelurahan Manggarai Selatan
RW. 02 : RT. 04
RW. 06 : RT. 01, 02, 03
d. Kelurahan Manggarai
RW. 01 : RT. 02, 03, 09
RW. 04 : RT. 01, 02, 03, 07
RW. 010 : RT. 01, 02
Daerah aliran sungai di Kecamatan Tebet ada 3 (tiga) Kelurahan :
a. Kelurahan Manggarai : RW. 01, 04, 010
b. Kelurahan Bukit Duri : RW. 010, 011, 012
c. Kelurahan Kebon Baru : RW. 01, 02, 04, 08, 010
Tabel 2.1 : Data Luas Wilayah dan Jumlah RT/RW Se-Kecamatan Tebet
Tahun 2013
No. Kelurahan Luas RW RT
1. Menteng Dalam 210,60 Ha 13 139
2. Tebet Barat 171,60 Ha 8 103
3. Tebet Timur 138,92 Ha 11 109
4. Kebon Baru 129,29 Ha 14 153
5. Bukit Duri 107,40 Ha 12 152
6. Manggarai Selatan 51,43 Ha 10 128
7. Manggarai 95,30 Ha 12 154
Jumlah 905,60 Ha 80 938
9
2. Data Demografi
Tabel 2.2 : Data Jumlah KK dan Jumlah Penduduk Se-Kecamatan Tebet
Tahun 2013
No. KelurahanKecamatan Tebet
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Menteng Dalam 21.248 19.169 38.417
2. Tebet Barat 12.728 12.746 25.474
3. Tebet Timur 11.909 9.583 21.492
4. Kebon Baru 18.021 18.828 36.847
5. Bukit Duri 16.611 16.068 32.679
6. Manggarai Selatan 12.439 11.723 24.162
7. Manggarai 15.468 15.597 31.065
Jumlah 106.424 103.712 210.136
Tabel 2.3 : Perincian Menurut Jumlah KK dan Kepadatan Penduduk
No. Kelurahan Jumlah KK Jumlah
Penduduk
Luas
Wilayah
(Km2)
Kepadatan
Pend/Km2
1. Menteng Dalam 15.661 33.417 2,10 15.797
2. Tebet Barat 8.474 25.474 1,71 15.642
3. Tebet Timur 5.132 21.492 1,38 15.702
4. Kebon Baru 10.253 36.847 1,29 28.782
5. Bukit Duri 9.233 32.679 1,07 35.870
6. Manggarai Selatan 6.199 24.162 0,51 54.311
7. Manggarai 10.804 31.065 0,95 25.514
Jumlah 65.756 210.136 9,05 23.098
Tabel 2.4 : Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Tebet
No. Kelurahan Lahir Mati Datang Pindah
1. Menteng Dalam 378 185 673 735
2. Tebet Barat 112 67 294 231
10
3. Tebet Timur 105 86 652 584
4. Kebon Baru 288 129 577 521
5. Bukit Duri 274 217 432 448
6. Manggarai Selatan 225 144 287 497
7. Manggarai 213 174 403 275
Jumlah 1595 1002 3228 3291
Sumber Data : Kantor Kecamatan Tebet
Tabel 2.5 : Perincian Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Golongan
Umur/TahunLaki-laki Perempuan Jumlah
<1 8.886 8.474 17.360
5-9 8.354 7.643 15.997
10-14 7.478 6.913 14.391
15-19 7.089 6.835 13.924
20-24 8.338 8.978 17.316
25-29 10.406 10.304 20.710
30-34 10.690 10.196 20.886
35-39 9.507 9.431 18.938
40-44 8.534 8.364 16.898
45-49 8.337 7.430 15.767
50-54 5.717 5.095 10.812
55-59 5.432 4.678 10.110
60-64 2.991 3.392 6.383
65-69 2.103 2.671 4.774
70-74 1.508 1.770 3.278
75< 1.054 1.538 2.592
Jumlah 106,424 103,712 210,136
Sumber Data : Kantor Kecamatan Tebet
11
3. Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Tabel 2.6 : Berdasarkan Pendidikan
No. Kelurahan Tidak
Tamat SD
Tamat
SD
Tamat
SLTP
Tamat
SLTA
Akademi
Perguruan
Tinggi
1. Menteng Dalam 570 1.417 3.867 16.498 5.112
2. Tebet Barat 1.249 3.469 3.440 16.254 4.685
3. Tebet Timur 512 4.251 4.127 12.234 1.265
4. Kebon Baru 635 4.585 3.883 15.287 2.584
5. Bukit Duri 643 7.403 6.032 18.431 1.862
6. Manggarai
Selatan
317 11.354 6.837 15.361 1.773
7. Manggarai 513 5.128 6.078 9.432 1.478
Jumlah 4.439 37.607 34.264 103.499 18.759
Tabel 2.7 : Berdasarkan Agama
No. Kelurahan Islam Katholik Protestan Hindu Budha
1. Menteng Dalam 27.033 877 1.434 187 159
2. Tebet Barat 21.706 589 793 231 289
3. Tebet Timur 19.805 848 893 101 112
4. Kebon Baru 30.035 1.145 1.084 121 231
5. Bukit Duri 33.566 1.146 1.252 99 314
6. Manggarai Selatan 22.635 384 536 47 54
7. Manggarai 26.711 986 1.688 223 286
Jumlah 181.491 5.975 7.707 1.009 1.445
Tabel 2.8 : Berdasarkan sosial ekonomi
No Kelurahan PNS Swasta ABRI Pedagang Buruh Jasa
1 Menteng
Dalam
1168 3022 534 4207 2640 297
2 Tebet Barat 3288 23087 39 7358 6848 480
12
3 Tebet Timur 4327 7041 481 3215 643 771
4 Kebon Baru 736 3205 42 2605 2756 889
5 Bukit Duri 1360 3963 367 13616 2018 317
6 Mang.Selatan 870 2676 78 3689 261 75
7 Manggarai 4700 1939 129 3650 2578 721
Jumlah 16449 44933 1670 38340 17754 3350
4. Faslitas Pelayanan Kesehatan
Tabel 2.9 : Data fasilitas pelayanan kesehatan se-Kecamatan Tebet
Tahun 2013
No Jenis MD TB TT KB BD MS MG JML
1 Puskesmas Kecamatan 1 1
2 Puskesmas Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 7
3 RB Pemda 1 1
4 RB Swasta 2 1 1 1 1 6
5 Balai Pengobatan 1 1 1 3
6 KIA Swasta 2 1 1 1 1 1 7
7 Apotek 2 2 4 3 3 1 1 16
8 Laboraturium 2 1 2 1 1 1 1 9
9 Bidan Swasta 2 1 5 4 2 14
10 Optik 1 1 1 3
11 Pest.Control 1 1 2
12 Rumah Sakit Swasta 1 1
13 Praktek Dokter Umum 12 32 25 15 10 14 108
14 Praktek Dokter Gigi 14 17 14 7 8 7 1 68
15 Prakter Dr.Spesialis 5 10 8 3 4 3 2 35
16 Klinik Gigi 1 1 2
17 Klinik Praktek 1 1 1 2 2 7
18 Klinik 24 Jam 1 2 2 1 2 8
13
5. Sejarah Puskesmas Kecamatan Tebet
Puskesmas Kecamatan Tebet berdiri tahun 1967 dengan nama “Klinik Kesehatan”
yang beralamat di jalan Tebet Barat IX/64,pada waktu itu pelayanan hanya terdiri dari
balai pengobatan umum,Balai pengobatan Gigi dan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
Kepala Puskesmas yang pertama adalah Dr. Noorsyamsi Prijono dilanjutkan oleh Dr.Sri
Sudarmilah,Dr.Zulhaini Hadi,Dr.Yvonne Maas, Dr. CH. Indrarini,MM,Dr.Dewi R.
Anggraini,M.Kes, dan sekarang Drg.yeni Restuti.
Pada tahun 1972 didirikan lagi gedung puskesmas kecamatan yang beralamat di
Jl.Prof. Soepomo SH No.54 dengan memberikan pelayanan KIA, Keluarga Berencana, dan
Persalinan, jadi Puskesmas Kecamatan Tebet mempunyai 2 gedung yang terpisah.
Pada tahun 1987 Gedung Puskesmas Kecamatan Tebet yang di Jln.Prof.Soepomo
SH No.54 Tebet Jaksel, di rehab total menjadi 3 lantai sehingga semua pelayanan
disatukan di Puskesmas Kecamatan Tebet dan bangunan lama di Jalan Tebet Barat IX/64
sekarang dijadikan puskesmas Kelurahan Tebet Barat. Pada bulan Agustus Tahun 2011
Puskesmas Kecamatan Tebet direhab total sampai Februari 2012,kemudian pada Maret
2012 gedung baru 5 lantai sudah dapat difungsikan. Gedung Puskesmas diresmikan oleh
Walikota Jakarta Selatan dan dipergunakan sampai dengan saat ini.
6. Ketenagaan
Puskesmas kecamatan Tebet pada tahun 2013 memiliki pegawai sebanyak 167
orang terdiri dari 73 orang PNS dan 94 orang tenaga kontrak/honoreryang tersebar di
Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan.
Tabel 2.10 : Data Jumlah pegawai Puskesmas se-Kecamatan Tebet
Tahun 2013
No UNIT KERJA JUMLAH %
1 PKM Kecamatan Tebet 97 58
2 PKM Kel.Tebet Barat 9 5,4
3 PKM Kel.Tebet Timur 9 5,4
4 PKM Kel. Kebon Baru 11 6,6
5 PKM Kel. Bukit Duri 12 7,2
6 PKM Kel. Manggarai Selatan 9 5,4
14
7 PKM Kelurahan Manggarai 11 6,6
8 PKM Kel.Menteng Dalam 9 5,4
Jumlah 167 100
Tabel 2.11: Data Distribusi Jenis Pegawai Kec.Tebet Tahun 2013
No JENIS PEGAWAI KEC TB TT MG MS M
D
BD KB JML
1 Dokter Umum 16 1 1 1 1 1 1 1 23
2 Dokter Gigi 5 1 1 1 1 1 1 1 12
3 Bidan 16 2 1 2 1 2 2 2 28
4 Perawat 17 2 2 2 2 2 3 3 33
5 Perawat Gigi 2 1 3
6 Ahli Gizi 4 1 1 1 1 1 9
7 Kesling 1 1 2
8 Apoteker 2 2
9 Ass Apoteker 3 1 1 1 1 1 1 1 10
10 Analis 6 6
11 Radiografer 1 1
12 Administrasi 24 2 2 2 2 2 2 2 38
JUMLAH 97 9 9 11 9 9 12 11 167
7. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan yang
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan,pembinaan dan pengendalian puskesmas
Kelurahan, pengembangan upaya Kesehatan, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan di
wilayah kerjanya. Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, puskesmas kecamatan
mempunyai fungsi
a. Memberikan pelayanan kesehatan klinis yang meliputi :
1) Kesehatan dasar (BP Umum, BP Gigi, KIA, KB, MTBS, Imunisasi)
2) Semi spesialis dan spesialis (Poli Mata, Anak, Kandungan, Neurologi, Paru,
Konsultasi Jiwa, Remaja, DM, Gizi)
15
3) Penunjang (Lab, EKG, USG, Apotek)
4) Pelayanan kesehatan lainnya (Med Check Up Karyawan, Pemeriksaan Haji,
dsb)
b. Melakukan penyediaan, pengelolaan, dan pelayanan puskesmas Kelurahan
c. Mengkoordinasi pelayanan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan Pukesmas
Kelurahan,yang meliputi : Program KIA, KB, perbaikan gizi, perawatan
kesehatan masyarakat, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
termasuk imunisasi, pembinaan kesehatan lingkungan, PKM, UKS, pengobatan
termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut,
laboraturium sederhana, upaya kesehatan jiwa, mata, khusus lainnya dan
pencatatan serta pelaporan.
d. Mengkoordinasi pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang meliputi
pembinaan kader kesehatan, Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
seperti posyandu, karang wreda, serta peningkatan kegiatan gerakan
pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain untuk mandiri dalam bidang kesehatan
e. Mengkoordinasikan temu lintas sektoral dalam penanggulangan masalah
kesehatan
f. Menilai dan melaporkan kinerja Puskesmas Kecamatan
g. Organisasi Puskesmas Kecamatan Tebet terdiri dari :
h. Kepala Puskesmas Kecamatan
i. Subbag Pelayanan Kesehatan
j. Urusan Pelayanan Kesehatan
k. Urusan Kesehatan Masyarakat
Setiap urusan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan dan bertanggung Jawab kepada
Kepala Puskesmas Kecamatan. Subbag Tata Usaha mempunyai tugas membuat
perencanaan Puskesmas mengelola administrasi keuangan, mengurus administrasi
kepegawaian,a dministrasi umum, pengadaan sarana dan prasarana dan pemeliharaan
sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, subbag Tata Usaha mempunyai fungsi
a. Membuat perencanaan Puskesmas.
16
b. Mengatur alur proses penggunaan dan pertanggung jawaban keuangan
Puskesmas.
c. Mengatur administrasi pemungutan dan penyetoran pendapatan Puskesmas
sesuai dengan peraturan.
d. Menyelesaikan masalah pertanggungjawaban, verifikasi dan tindak lanjut
hasil pemeriksaan.
e. Melaksanakan pengelolaan administrasi surat menyurat, kearsipan, kerumah
– tanggan, perlengkapan, kepegawaian.
f. Menyiapkan, melaksanakan dan menilai pelaksanaan pengadaan sarana
prasarana serta pemeliharaan prasarana Puskesmas dan jaringannya.
g. Melaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan
h. Menilai dan melaporkan kinerja Subbag Tata Usaha.
Urusan Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas mengelola kegiatan operasional
pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan. Untuk melaksanaan tugas tersebut Urusan
pelayanan kesehatan mempunyai fungsi :
a. Mengatur alur proses setiap jenis pelayanan kesehatan Puskesmas
Kelurahan dan Kecamatan.
b. Mengatur tugas bagi tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan di
Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan.
c. Menyelia kesiapan penyediaan obat, alat kesehatan dan logistik lainnya di
Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan.
d. Menyelia kesiapan ruang tempat pelayanan di Puskesman Kelurahan dan
Kecamatan.
e. Menyelesaikan keluhan pelanggan Puskesman Kelurahan dan Kecamatan.
f. Memantau dan menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan yangterjadi
setiap hari di puskesmas Kelurahan dan Kecamatan.
g. Memantau pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin, pasien rujukan dan
peserta Askes / Jamsostek.
h. Mengatur pelaksanaan operasional pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan yang menggunakan Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan serta
lapangan.
17
i. Menyiapkan dan mengendalikan biaya operasional pelayanan.
j. Menganalisa pasar pelayanan kesehatan Puskesmas dan melaksanakan
pemasaran sosial pelayanan kesehatan.
k. Menyelia pelaksanaan pencatatan dan pelaporan data pelayanan kesehatan
di Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan.
l. Memimpin pertemuan bulanan pelayanan kesehatan untuk mengkaji ulang
pelaksanaan pelayanan kesehatan dan menyiapkan kegiatan operasional
bulan berikutnya di Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan.
m. Menyelia pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas kelurahan.
n. Menialai dan melaporkan kinerja Seksi Pelayanan.
Urusan Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan program kesehatan
masyarakat yang meliputi surveilans, pencegahan dan penanggulangan penyakit,
penyehatan lingkungan, gizi komunitas, farmasi komunitas, pemberdayaan masyarakat dan
pemasaran sosial ksehatan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Urusan
Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi :
a. Mengatur pengumpulan data dasar sasaran kesehatan masyarakat dan status
vital menurun Kelurahan.
b. Menganalisa dan menentukan masalah prioritas kesehtan masyarakat di
Kecamatan.
c. Menyusun program dan anggaran ksehatan masyarakat di Kecamatan.
d. Mengatur tugas bagi tenaga kesehatan masyarakat di Puskesmas Kecamatan
dan Kelurahan.
e. Menyedia pelaksanaan tugas tenaga kesehatan masyarakat.
f. Menyedia kesipanan logistik program, tenaga, masyarakat sasaran,
trsanportasi, lokasi dan jadwal kegiatan pelaksaan.
g. Mensosialisasikan program kesehatan masyarakat.
h. Menyedia pelaksanan program kesehatan masyarakat di Puskesmas
Kelurahan.
i. Menyedia masalah pelaksanaan program di lapangan.
j. Menyelesaikan keluhan masyarakat terhadap pelaksanaan program.
k. Mengatur alur proses setiap jenis kegiatan program kesehatan masyarakat.
18
l. Mengusulkan tenaga kesehatan yang membutuhkan pendidikan formal dan
atau pelatihan teknis tentang kesehatan masyarakat setiap bulan.
m. Mengendalikan biaya oprasional program kesehatan masyarakat.
n. Menyelia pelaksanaan pencatatan dan pelaporan data kesehatan masyarakat
di Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan.
o. Memimpin pertemuan bulanan untuk mengkaji ulang pelaksanaan program
kesehatan masyarakat dan menyiapkan kegiatan operasional bulan
berikutnya.
p. Menilai dan melaporkan kinerja Urusan Kesehatan Masyarakat.
Puskesmas Kelurahan merupakan bagian dari Puskesmas Kesehatan yang berada di
Kelurahan, mempunyai tugas member pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan
kesehatan klinis dan melaksanakan pembinaan emberdayaan masyarakat di Wilayah
Kelurahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas Kelurahan mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan administrasi yang meliputi : registrasi kematian, pencatatan
dan pelaporan puskesmas;
b. Melaksanakan pembinaan kesehatan untuk kelompok bayi, balita, anak
prasekolah, anak usia sekolah, remaja, ibu, usia lanjut;
c. Melaksanaan pembinaan kader kesehatan yang meliputi : dokter kecil, kader
kesehatan remaja, kader Posyandu, kader Pengawasan Minum Obat (PMO)
dan kader kesehatan lainnya;
d. Melaksanakan Pengamatan dan Penanggulangan Penyakit Menular yang
meliputi : Surveilans penyakit, Penyelidikan Epidemologi untuk Demam
Berdarah, keracunan makanan, pengasapan focus, Pemantauan Jentik
Berkala untuk penyakit Demam Berdarah dan penyakit yang berpotensi
menjadi wabah, melakukan survei cepat penyakir bepotensi menjadi wabah;
e. Mengadakan kunjungan rumah untuk menentkan kasus, kasus drop out pada
kasus TBC, kusta, imunisasi, ibu hamil, KB dan lainnya;
f. Memberikan pelayanan Kesehatan Masyarakat yang meliputi : program
KIA, KB, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, imunisasi;
g. Melaksanakan pemasaran sosial untuk seluruh kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat di Puskesmas Kelurahan;
19
h. Melaksanakan pertemuan lintas sektoral dalam penanggulangan masalah
kesehatan;
i. Memberikan pelayanan kesehatan klinis meliputi : Loket, Poli, Umum, Poli
Gigi, Poli Kesehatan Ibu/Anak, Poli KB dan Poli lainnya sesuai kebutuhan,
Laboratoriun sederhanan, Ruang tindakan, Ruang obat, pemeriksaan jnazah;
j. Melihat dan melaporkan kinerja Puskesmas Kelurahan.
8. Sarana dan Prasarana
Gedung Puskesmas Kecamatan Tebet dibangun pada tahun 1971 dengan
Luas tanah :1.900 M2
Luas bangunan :1.500 M2
Sumber air :PAM
Telephone :4 Bh
Fax :1 Bh
Daya listrik :150.000 watt
Rehab terakhir :2012
Ruangan yang tersedia:
a. Lantai I
1) Gedung ATK
2) R. Radiologi
3) R. Metadhon
b. Lantai II
1) R. Satpam
2) R. Loket Pendaftaran/Input p Care/SIK Rumah Bersalin 24 Jam
3) R. IGD/Layanan 24 Jam
4) Gudang obat
5) KM/ WC karyawan
c. Lantai III
1) R. Rawat Inap 24 Jam
2) R. Satker
3) R. Gzi
20
4) R. KB
5) R. Imunisasi
6) R. Laboratorium
7) R. Dapur
8) KM / WC karyawan
d. Lantai IV
1) R. Rekam Medik
2) R. Arena Bermain
3) R. Poli Umum
4) R. Poli Gigi
5) R. Poli KIA
6) R. Poli Kulit
7) R. Poli PTM/Haji
8) R. Poli Paru
9) R. Poli MTBS
10) KM / WC karyawan
e. Lantai V
1) R. Poli Mata/Neurologi
2) R. Tata Usaha
3) R. Kesmas
4) R. Keuangan
5) R. MR/pangadaan
6) R. Aula
7) R. Mushola
8) R. Dapur
9) KM / WC karyawan
Table 2.12 : Sarana Puskesmas Kec. Tebet Tahun 2013
No JENIS BARANG JUMLAH
1 Gedung Puskesmas Kecamatan 1
2 Gedung Puskesmas Kecamatan 7
21
3 Gedung Obat 2
4 Mobil Ambulance 3
5 Mobil Operasional 3
6 Motor 15
Gedung puskesmas di kecamatan sudah sesuai standar sedangkan di kelurahan. Ada
beberapa yang sudah sesuai dengan standard an ada juga yang belum. Untuk yang belum
standar sudah diusulkan untuk di Rehab Total. Sarana medis dan non medis secara umum
cukup walaupun masih ada kekurangan tetapi tidak sampai menimbulkan hambatan yang
serius dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
9. Pendanaan
Dengan semakin tingginya peningkatan mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang
telah memenuhi persyaratan maka Pemerintah daerah Khusus Ibukota Jakarta memberikan
wewenang kepada Puskesmas Kecamatan se DKI Jakarta untuk menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang telah ditetapkan melalui SK
Gubernur Profinsi DKI Jakarta no.2086/2006 tanggal 28 Desember 2006. Berdasarkan hal
tersebut maka mulai tahun 2007, pola pengelolaan Puskesmas Kecamatan Tebet
menggunakan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD secara bertahap.
Sesuai Pergub Profinsi DKI Jakarta no. 29 tahun 2006, Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) adalah satuan kerja perangkat daerah atau unit kerja pada saruan kerja
perangkat daerah Pemda Profensi DKI Jakarta yang mempunyai tugas dan fungsi
membeikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatan didasarkan pada
prinsip efisiensi, efektifitas dn produktifitas.
Pada pengelolaan keungan BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mengetahui pendapatan
Puskesmas BLUD tahun 201 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.13 : Data Pendapatan Puskesmas Kec. Tebet 2011s/d
22
Tahun 2013
Tahun Pendapatan Prosentase Kenaikan (%)
2011
2012
2013
3.280.493.950
3.44.2.939.055
4.479.033.452
-
1%
13%
Sumber pendapatan BLUD Puskesmas Kecamatan Tebet terdiri dari :
a. Rawat jalan kesehatan dasar
b. Rawat jalan semi spesialis
c. Rawat jalan tindakan khusus
d. Rawat jalan penunjang kesehatan sederhana
e. Rawat inap
f. Lain-lain pendapatan Puskesmas
Tabel 2.14 : Data Jumlah Pendapatan Puskesmas BLUD Kec. Tebet
Berdasarkan Sumber Pendapatan Tahun 2013
Jenis Pendapatan Jumlah Pendapatan
Rawat jalan kesehatan dasar
Rawat jalan semi spesialis
Rawat jalan tindakan khusus
Rawat jalan penunjang kesehatan
sederhana
Rawat inap
Lain-lain pendapatan puskesmas
870.906.328
79.467.000
218.536.500
243.348.000
111.411.000
2.955.364.624
Total 4.479.033.452
10. Manajemen Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Tebet sebagai saranan pelayanan kesehatan di wilayah
Kecamatan Tebet bertanggung jawab melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat
maupun pelayanan kesehatan medis. Puskesmas Kecamatan Tebet sebagai sebuah
organisasi melaksanakan pengelolaan seluruh kegiatannya melalui proses manajemen
23
dengan tujuan utuk mencapai efektifitas dan efesiensi sumber daya manusia, sarana dan
prasarana serta keungan yang tersedia dalam rangka pencapaian seluruh tujuan
oranganisasi.
Manajemem Puskesmas Kecamatan Tebet dijalankan dengan melakukan tahap-
tahap kegiatan sebagai berikut :
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan di Puskesmas Kecamatan Tebet dilaksanakan melalui kegiatan-
kegiatan :
1) Penyususnan rencana strategi puskesmas yang mencangkup kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam waktu lima tahun ke depan dalam
rangka pencapaian visi dan misi puskesmas. Renstra Puskesmas Kecamatan
Tebet menghasilkan 5 bidang presentasi kuunci yang menjadi strategi
puskesmas, yaitu :
a) Peningkatan HDR
b) Peningkatan sarana dan prasarana
c) Peningkatan promosi dan informasi
d) Peningkatan sistem manajemen mutu
e) Kemitraan
2) Penyususnan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) untuk periode 1 tahun.
3) Perencanaan kegiatan lintas sektoral yang dilaksanakan melaui rapata
koordinasi lintas sektoral bulanan yang dipimpin oleh camat.
4) Penyususnan rencana kegiatan puskesmas selama 1 tahun.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Struktur organisasi Puskesmas Kecamatan Tebet dibuat berdasarkan KEPUTUSAN
Gubernur Propinsi DKI Jakarta tahun 2001 tentang susunan organisasi dan tata kerja dinas
kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Puskesmas Kecamatan Tebet dipimpin Oleh seorang
Kepala Puskesmas yang bertanggung jawab kepada kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI
Jakarta melalui kepala suku dinas kesehatan kota administrasi Jakarta Selatan. Organisasi
Puskesmas Kecamatan Tebet secara garis besar terdiri dari :
1) Kepala Puskesmas Kecamatan
2) Subbag tata usaha
24
3) Urusan pelayanan kesehatan
4) Urusan kesehatan masyarakat
5) Puskesmas kelurahan yang tersebar pada 7 kelurahan
Sejak Agustus 2003 Puskesmas Kecamatan Tebet menerapkan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2000 pada kegiatan-kegiatan yang berada dalam lingkup tata
usaha/keuangan dan pelayanan kesehatan sehingga struktur organisasi puskesmas
mengalami pengembangan dengan penunjukan management representative yang
mempunyai tugas bertanggung jawab terhadapa penerapan sistem manajemen mutu di
seluruh unit.
a. Actuating (Penggerakan/pelaksaan)
Puskesmas Kecamatan Tebet melaksanakan operasional kegiatannya dalam
bentuk-bentuk sebagai berikut :
1) Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan secara harian, bulanan, dan tahunan
sesuai dengan kebutuhan dan permintaan.
2) Kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien yang berkunjung ke puskesmas
setiap hari pada unit-unit BP Umum, BP Gigi, KIA, KB, Poli Gizi, Poli Paru,
Poli Spesialis Anak, laboratorium dan apotik yang didukung layanan 24 jam
untk penangan keadaan-keadaan darurat.
3) Kegiatan kesehatan masyarakat (Public Health Services) direalisasikan sebagai
kegiatan operasional di lapangan dengan pendekatan secara aktif kepada
masyarakat dan dilaksanakan oleh puskesmas kelurahan.
4) Pengelolaan, penerimaan, pemkaian dan penyimpanan obat, vaksin dan bahan
medis lainya dilaksankan dengan prosedure logistik yang masih sederhana.
5) Pemanfaatan dan perawatan alat medis dan non medis serta keberhasilan dan
kerapihan ruangan dilaksanakan oleh seluruh staf puskesmas.
b. Controlling (Pengawasan atau pengendalian)
1) Monitoring dan supervisi kegiatan luar gedung dan dalam gedung dilaksanakan
dilaksanakan secara insidential sesuai dengan permasalahan yang timbul.
2) Evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap bulan melalui :
a) Laporan Bulanan kegiatan program, kegiatan unit pelayanan dan
cangkupan kunjungan.
25
b) Laporan ketidaksesuaian unit yang merupakan indicator dilaksanakannya
perbaikan mutu sejak September 2003.
c) Laporan pencapaian sasaran mutu unit yang menerapkan sistem
manajemen mutu.
d) Laporan profil/kegiatan puskesmas yang dibuat 1 tahun sekali.
Tabel 2.14 : 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2013
No. Jenis Penyakit Jumlah %
1. Infeksi akut lain pernafasan atas 28.309 16,5
2. Peny. Lain pada sal. Pernafasan atas 18.737 10,9
3. Peny. Darah tinggi 13.478 7,8
4. Peny. Pada sistem otot dan jar. pengikat 11.535 6,7
5. Peny. Kulit alergi 10.414 6,1
6. Peny. Pulpa dan jar. Perlapikal 10.268 6,0
7. Diare 6.783 3,9
8. Peny. Kulit infeksi 6.695 3,9
9. Tonsilitis 4.822 2,8
10. Gangguan psikotik 3.668 2,1
Penyakit lainnya 57.080 33,2
Total 171.789 100,0
26
B. Laporan Hasil Kegiatan Selama Melaksanakan Praktik Di PUSKESMAS
Dalam tiga minggu praktek di puskesmas kecamatan tebet, terdapat beberapa
kegiatan dalam pelaksaan basic six program yaitu :
1. Upaya Promosi Kesehatan
Dalam kegiatan promosi kesehatan ada 5 kegiatan promosi kesehatan yaitu :
a. Hipertensi
Promosi kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2015, hasil
kegiatannya berjalan sesuai SAP, Peserta promosi kesehatan wanita lebih
antusias dibandingkan dengan peserta promosi kesehatan laki-laki. Pada
promosi kesehatan ini dihadiri 14 orang peserta.
b. ISPA
Promosi kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2015, hasil
kegiatannya berjalan sesuai SAP, Peserta promosi kesehatan antusias . Pada
promosi kesehatan ini dihadiri 14 orang peserta.
c. TB Paru
Promosi kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2015, hasil
kegiatannya berjalan sesuai SAP, Peserta promosi kesehatan mampu
mengetahui informasi kesehatan yang diberikan dibuktikan dengan peserta
mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh. Pada promosi kesehatan ini
dihadiri 19 orang peserta.
d. Perubahan Fisiologis pada ibu hamil
Promosi kesehatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2015, hasil
kegiatannya berjalan dengan lancar, peserta dapat memahami dan menambah
wawasan dari promosi kesehatan yang diberikan, dibuktikan dengan hasil
evaluasi perserta dapat menjawab pertanyaan dari penyuluh. Pada promosi
kesehatan ini dihadiri oleh 17 orang peserta.
27
e. Pencegahan dan Penularan HIV/AIDS
Promosi kesehatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2015, hasil
kegiatan berjalan dengan lancar, peserta sangat antusias dengan mengajukan
beberapa pertanyaan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah peserta dapat
memahami serta menambah wawasan dari promosi kesehatan yang diberikan,
dan perserta mengetahui cara mencegah dan penularan HIV/AIDS. Pada
promosi kesehatan ini dihadiri oleh 24 peserta.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Untuk mendukung program kesehatan lingkungan, salah satunya adalah dengan
dilaksanakan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) setiap satu minggu
sekali pada hari Jum’at. Kegiatan ini, melibatkan Puskesmas Kelurahan, mahasiswa
Kedokteran, mahasiswa Keperawatn yang sedang praktek di PuskesmasTebet dan
dibantu oleh kader dari RW yang bersangkutan.
Bentuk kegiatan ini adalah dengan berkeliling kerumah-rumah warga untuk
memeriksa penampungan air yang ada di rumah warga, seperti bak mandi, kolam
ikan, tampungan air pada dispenser, tempayan, dan tempat-tempat yang terdapat
genangan air lainnya. Serta mendata rumah-rumah warga yang terdapat jentik
nyamuk untuk mendapatkam tindak lanjut.
a. Laporan PSN tanggal 9 Januari 2015
1. Kebon Baru RT 8/5, dari 18 rumah yang dikunjungi oleh petugas PSN
terdapat 2 rumah yang postif terdapat jentik nyamuk. Terdapat pada
bak mandi, dan pot bunga.
2. Tebet Barat RT 11, dari beberapa rumah terdapat 2 rumah yang positif
terdapat jentik nyamuk beradapada kolam ikan, dispenser, dan
tampungan tempat mencuci tangan.
3. Bukit Duri RW 09, karena dalam wilayah ini ditemukan kasus positif
DBD maka pemeriksaan jentik nyamuk difokuskan pada rumah
28
penderita dan tiga rumah samping kanan dan kiri saja. Dari 6 rumah
yang diperiksa tidak ditemukan jentik nyamuk.
b. Laporan PSN tanggal 16 Januari 2015
1. Tebet Barat RW 05, dari 18 rumah yang dikunjungi oleh petugas PSN
terdapat 4 rumah yang positif terdapat jentik nyamuk berada pada
kolam ikan, dispenser, dan tampungan air.
2. Bukit Duri RW 01, dari 18 rumah yang dikunjungi oleh petugas PSN
terdapat 4 rumah yang positif terdapat jentik nyamuk berada pada
kolam ikan, dispenser, dan tampungan air.
3. Kebon Baru RW , dari 25 rumah yang dikunjungi oleh petugas PSN,
semua rumah tidak terdapat jentik nyamuk berada pada kolam ikan,
dispenser, dan tampungan air.
4. Tebet Timur RW , dari 5 rumah yang dikunjungi oleh petugas PSN,
terdapat 1 rumah yang postif terdapat jentik nyamuk berada pada
kolam ikan, dispenser, dan tampungan air.
5. Manggarai RW , dari 24 rumah yang dikunjungi oleh petugas PSN,
terdapat 3 rumah yang posif terdapat jentik nyamuk berada pada kolam
ikan, dispenser, dan tampungan air.
c. Laporan PSN tanggal 23 Januari 2015
Tidak terlaksana dikarenakan hujan di daerah yang akan dilakukan
kegiatan PSN.
4. KIA
Dalam mendukung program KIA dilakukan kegiatan didalam dan diluar
gedung. Didalam gedung terdapat poli KIA, poli KB, Poli Imunisasi. Untuk kegiatan
diluar gedung dilakukan posyandu setiap sebulan sekali pada tiap RW dari lima
29
kelurahan yaitu ; Kelurahan Tebet Barat, Manggarai, Bukit Duri, Menteng Dalam,
Kebon Baru.
Kegitan Posyandu menerapkan system 5 meja, meja pertama adalah meja
pendaftaran, kedua penimbangan berat badan dan tingi badan, ketiga pengisian KMS,
keempat penyulahan, dan meja kelima pelayanan kesehatan seperti pengobatan oleh
dokter atau bidan, serta pemberian imunisasi. Dalam pelaksaan ini dibantu oleh kader
dari setiap RW, dalam pelaksanaannya kader terlihat sangat antusias dan sukarela
dalam membantu kegiatan ini.
a. Rabu, 14 Januari 2015
No Kelurahan RW Jumlah Peserta Posyandu
1 Tebet Barat RW 01 25 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
namun 2 balita kurang
gizi dan satu balita
obesitas.
2 Bukit Duri RW 03 67 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
namun 2 balita kurang
gizi dan ada 3 balita
obesitas.
3 Manggarai RW 04 38 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan tidak ada
yang balita obesitas.
4 Kebon Baru RW 06 73 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
namun 2 balita kurang
gizi dan ada 1 balita
30
obesitas.
5 Menteng Dalam RW 02 :
Flamboyan 1
Flamb
oyan 2
42 balita, tidak
terdapat gizi buruk
dan balita kurang gizi
dan ada 1 balita
obesitas.
b. Kamis, 15 Januari 2015
No Kelurahan RW Jumlah Peserta Posyandu
1 Tebet Barat RW 04 20 balita, 2 balita
gizi buruk, namun 1
balita kurang gizi dan
ada 2 balita obesitas.
2 Bukit Duri RW 07 :
Teratai 1
Terat
ai 2
92 balita, terdapat 2
balita gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan ada 3 balita
obesitas.
3 Manggarai RW 06 123 balita, terdapat
gizi buruk, namun 4
balita kurang gizi dan
ada 2 balita obesitas.
4 Kebon Baru RW 02 30 balita, terdapat 2
balita gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan tidak ada
yang balita obesitas.
5 Menteng Dalam RW 10 :
Posyandu 1
15 balita, tidak terdapat
gizi buruk, namun 1 balita
kurang gizi dan tidak ada
31
Posya
ndu 2
yang balita obesitas.
c. Jum’at, 16 Januari 2015
No Kelurahan RW Jumlah Peserta Posyandu
1 Bukit Duri RW 12 :
Dahlia 1
Dahli
a 2
TIDAK TERLAKSANA
2 Manggarai RW 05 95 balita, terdapat 1 balita
gizi buruk, namun 1 balita
kurang gizi dan tidak ada
yang balita obesitas.
3 Kebon Baru RW 01
RW 04
TIDAK TERLAKSANA
d. Senin, 19 Januari 2015
No Kelurahan RW Jumlah Peserta Posyandu
1 Tebet Barat RT 12 / 01 76 balita, terdapat 1
gizi buruk, namun 3
balita kurang gizi dan
ada 2 balita obesitas.
2 Manggarai RW 07 52 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
dan balita kurang gizi
32
dan tidak ada yang
balita obesitas.
5 Menteng Dalam RW 03 58 balita, terdapat 2 balita
gizi buruk, namun 1 balita
kurang gizi dan ada 1 balita
obesitas.
e. Selasa, 20 Januari 2015
No Kelurahan RW Jumlah Peserta Posyandu
1 Tebet Barat RW 03 20 balita, terdapat 2
balita gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan tidak ada 2
balita obesitas.
2 Bukit Duri RW 08 :
Melati1
Melati 2
100 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan ada 3 balita
obesitas.
3 Manggarai RW 08 85 balita, tidak ada
balita gizi buruk.
Kegiatan tambahan
dari puskesmas
kelurahan penyuluhan
tentang menggosok
gigi pada anak.
4 Kebon Baru RW 10 52 balita, terdapat 2
balita gizi buruk,
namun tidak ada balita
kurang gizi dan tidak
33
ada yang balita
obesitas.
5 Menteng Dalam RW 04 82 balita, terdapat 3
balita gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan ada 2 balita
obesitas.
f. Rabu, 21 Januari 2015
No Kelurahan RW Jumlah Peserta Posyandu
1 Tebet Barat RW 06 40 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan tidak ada
yang balita obesitas.
2 Bukit Duri RW 05 :
Rose 1
Rose 2
56 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan tidak ada
yang balita obesitas.
3 Manggarai RW 09 88 balita, tidak
terdapat gizi buruk
dan tidak ada balita
kurang gizi dan tidak
ada yang balita
34
obesitas.
4 Kebon Baru RW 07
RW 11
73 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan ada 3 balita
obesitas.
5 Menteng Dalam RW 11 :
Anggrek 1
Angg
rek 2
30 balita, terdapat 2
balita gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan tidak ada
yang balita obesitas.
g. Kamis, 22 Januari 2015
No. Kelurahan RW Jumlah Peserta Posyandu
1 Manggarai RW 10 50 balita, terdapat 6
balita gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan ada 3 balita
obesitas.
2 Kebon Baru RW 06 70 balita, terdapat 3
balita gizi buruk,
namun 1 balita kurang
gizi dan ada 3 balita
obesitas.
h. Jum’at, 23 Januari 2015
No
.
Kelurahan RW Jumlah Peserta Posyandu
1 Manggarai RW 11 25 balita, tidak
35
terdapat gizi buruk dan
kurang gizi dan tidak ada
yang balita obesitas.
2 Kebon Baru RW 12
RW 06
40 balita, tidak
terdapat gizi buruk,
namun 2 balita kurang
gizi dan ada 3 balita
obesitas.
5. Pengobatan
Dalam mendukung program basic six pengobatan dilakukan kegiatan didalam
gedung. Didalam gedung terdapat poli Umum, apotik dan Rawat Inap. Namun jika
ada pasien yang tidak dapat di tangani, pasien dirujuk ke rumah sakit yang memadai
pengobatannya.
Kegiatan di poli umum :
Saat melakukan praktek di poli umum selama 3 minggu jumlah klien yang datang
untuk memeriksakan kesehatannya atau berobat jumlahnya sekitar 50 sampai lebih
dari 100 orang setiap harinya, rata-rata klien dengan penyakit Hipertensi terbanyak
sekitar 40%, klien dengan penyakit diabetes mellitus sekitar 25%, klien dengan
penyakit diare sekitar 10%, klien dengan penyakit Dispepsia sekitar 15% dan
penyakit lainnya sekitar 10%. Setelah dilakukan anamnesa klien diberi pengobatan
oleh dokter dengan dosis yang sesuai.
6. Gizi
Dalam mendukung basic six program Gizi dilakukan kegiatan di dalam
gedung dan di luar gedung. Di dalam gedung terdapat poli Gizi dan kegiatan di luar
gedung diadakan pos gizi dan posyandu.
Kegiatan di poli gizi :
36
Selama 3 minggu melaksanakan praktek di poli Gizi, jumlah klien yang
datang setiap harinya berjumlah sekitar 10 orang. Mayoritas pasien yang datang
menderita penyakit DM, Hipertensi, Asam Urat, dan Kolesterol, selain itu ada pula
pasien dengan Gizi buruk, dan ibu hamil. Upaya perbaikan gizi yang dilakukan
adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan dan konsultasi mengenai
kebutuhan gizi, pola makan, cara pengolahan bahan makanan, makanan yang harus
dihindari atau dikurangi jumlahnya, serta makanan yang harus dikonsumsi.
Kegiatan di Pos gizi :
Selain kegiatan yang dilakukan di dalam gedung, upaya perbaikan gizi juga
dilakukan di luar gedung, salah satunya adalah pos gizi. Pos gizi dilakukan setiap
bulan di setiap kelurahan. Pada pos gizi dilakukan pendidikan kesehatan dan
konsultasi mengenai kebutuhan gizi, pola makan, cara pengolahan bahan makanan,
makanan yang harus dihindari atau dikurangi jumlahnya, serta makanan yang harus
dikonsumsi. Pendidikan kesehatan yang diberikan di pos gizi dilakukan oleh kader
yang telah diberi pendidikan mengenai gizi sebelumnya. Satu kader biasanya
menangani satu pasien, agar gizi pasien tersebut dapat terkontrol dengan baik tiap
bulannya.
7. P2M ( Pencegahan Penyakit Menular )
Dalam mendukung basic six program Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
dilakukan kegiatan didalam gedung dan diluar gedung. Didalam gedung terdapat poli
paru, Konsultasi HIV dan Kulit Umum.
a. Kegiatan di poli Paru :
Saat melakukan praktek di poli Paru selama 3 minggu jumlah klien yang
datang setiap hari untuk memeriksakan kesehatannya atau berobat berjumlah
sekitar 10-40, kebanyakan dari mereka mengidap penyakit TB Paru, baik TB
Paru biasa maupun TB Paru MGR, dan sisanya mengidap penyakit paru
lainnya (Bronkhitis, Pneumonia dan lain-lain). Pencegahan penularan
dilakukan dengan memberikan penkes kepada klien pengidap TB Paru untuk
37
selalu menggunakan masker agar tidak menularkan kepada orang lain dan
selalu patuh obat agar pengobatannya berjalan lancar untuk kesembuhan yang
optimal. Kegiatan yang biasa dilakukan di poli paru adalah melakukan
pemeriksaan fisik terutama di bagian system pernafasan, memberikan obat
melalui suntik IM untuk penderita TB dan pelayanan obat TB serta pemberian
obat untuk penyakit paru yang lain.
b. Kegiatan di Poli Konsultasi keluarga dan remaja
Saat melakukan praktek di Poli Konsultasi Keluarga dan Remaja selama 3
minggu jumlah klien yang datang setiap harinya berkisar 20 – 50 orang
dengan keluhan yang terbanyak adalah konsultasi masalah jiwa, pelayanan
yang diberikan untuk konsultasi jiwa adalah pembinaan mental melalui solusi-
solusi yang diberikan oleh dokter, selain itu ada beberapa klien yang
melakukan control obat rutin untuk pasien HIV yang menjalani program
pengobatan ARV. Tidak hanya itu poli KKR ini juga melayani pemeriksaan
narkoba dan HIV yang juga sering disebut VCT. Dalam sehari jumlah orang
yang melakukan tes narkoba berkisar 2- 10 orang dan tes VCT sebanyak 3- 10
orang.
c. Kegiatan di Poli Kulit
Saat melakukan praktek di Poli Kulit selama 3 minggu jumlah klien yang
datang setiap hari untuk memeriksakan kesehatan kulitnya atau berobat
berjumlah sekitar 15-40, kebanyakan dari mereka mengidap penyakit kulit
seperti dermatitis, tinea kruris, tinea korporis, facialis dan penyakit lainnya.
Selain itu beberapa pasien juga datang dengan keluhan penyakit IMS seperti
herves simplex, kondiloma dan yang lainnya. Biasanya mereka mendapat
penkes tentang menjaga kesehatan dan kebersihan daerah kulit yang
mengalami gangguan dan untuk yang mengalami IMS biasanya perawat poli
memberikan kondom agar mereka tidak menularkan kepada pasangannya.
Selanjutnya pelaksaan program pengembangan sesuai dengan puskesmas, yaitu:
38
1. PTM
Dalam mendukung program pengembangan Penyakit Tidak Menular
dilakukan kegiatan didalam gedung dan diluar gedung. Didalam gedung terdapat
poli PTM. Untuk kegiatan di luar gedung terdapat Posbindu.
Kegiatan di poli PTM, yaitu:
Saat melakukan praktek di poli PTM selama 3 minggu jumlah klien yang
datang untuk memeriksakan kesehatannya atau berobat jumlahnya sekitar 20-
40 klien. Rata-rata klien dengan penyakit Hipertensi terbanyak sekitar 45%,
klien dengan penyakit diabetes mellitus sekitar 25%, klien dengan penyakit
asam urat sekitar 10%, klien dengan penyakit rhematik sekitar 10% dan
penyakit lainnya sekitar 10%. Setelah dilakukan anamnesa klien diberi
pengobatan oleh dokter dengan dosis yang sesuai.
2. Lansia
Dalam mendukung program pengembangan, Lansia dilakukan kegiatan
didalam dan diluar gedung. Didalam gedung terdapat poli lansia. Untuk kegiatan
diluar gedung diadakan kegiatan senam lansia dan posyandu lansia.
3. Jiwa
Dalam mendukung program pengembangan, kesehatan jiwa dilakukan
kegiatan didalam dan diluar gedung. Didalam gedung terdapat poli konsultasi dan
kesehatan remaja. Untuk kegiatan diluar gedung dibentuk komunitas bernama
RUMAH KITA.
BAB IIIPEMBAHASAN
A. Upaya Kesehatan
Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 untuk tercapainya visi
pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju
Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
40
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya
pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan
pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan
masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat dijadikan
sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,
yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan
telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam keadaan tertentu, upaya kesehatan
pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk ini di
puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam
41
pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana
sesuai standar yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaan ini, apabila ada kemampuan, di
puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik tersebut, baik dalam bentuk
rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan medik spesialistik di puskesmas
hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang
membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di puskesmas dapat
sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik
dan memiliki tenaga medis spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kegitan Puskemas
Di tinjau dari teori Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 dengan
kenyataan yang ada di lahan praktik yaitu di Puskesmas Kecamatan Tebet. Di Puskesmas
Kecamatan Tebet melaksanakan Upaya Kesehatan Puskesmas baik kegiatan di dalam
maupun di luar gedung (UKP dan UKM). Puskesmas Kecamatan Tebet sudah
melaksanakan pelayanan sesuai dengan Basic Six Program yaitu KIA/KB, Kesehatan
Lingkungan, P2M, Pengobatan, Gizi dan Promkes. Dan juga melaksanakan program
pengembangan yang terdiri dari PTM, Mata, Neurologi, Spesialis Anak, Konsultasi Jiwa
dan HIV, UKS, Lansia, Gigi dan Mulut. Setiap upaya kesehatan terdapat faktor pendukung
dan faktor kendala diantaranya :
1. Basix Six Program, dintaranya KIA/KB, Kesehatan Lingkungan, P2M,
Pengobatan, Gizi, Promosi Kesehatan terdapat faktor pendukung dan
penghambat seperti :
a. Faktor Pendukung
Ditinjau dari kegiatan disetiap Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Pengembangan (UKP), fasilitas yang terdapat di
42
Puskesmas sudah memadai dan sesuai dengan upaya pelayanan kesehatan
masyarakat. Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kecamatan Tebet
sudah memiliki tanggung jawab dalam setiap program dan sudah berjalan
secara terstruktur. Tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan dll.) yang ada
di Puskesmas selalu membimbing mahasiswa dan selalu berkoordinasi
dengan baik. Masyarakat berperan aktif dan ikut mendukung program
puskesmas dalam upaya kesehatan masyarakat.
b. Faktor penghambat
Dilihat dari kegiatan dalam gedung, setiap pelayanan di puskesmas terutama
pada poli terdapat faktor penghambat yaitu pengiriman status pasien dari
rekam medik yang terlambat sehingga menyebabkan pelayanan di poli
terhambat. Lalu kegiatan di luar gedung contohnya posyandu yang mungkin
menjadi penghambat dalam berjalannya kegiatan program upaya kesehatan
pengembangan yaitu kurangnya komunikasi dari kader-kader posyandu
setempat kepada petugas kesehatan.
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kecamatan Tebet merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) kecamatan dalam
lingkungan Kotamadya Jakarta Selatan, dengan luas wilayah 905,10 Ha yang terdiri dari 7
(tujuh) Kelurahan, 80 RW dan 938 RT.
Puskesmas Kecamatan Tebet berdiri tahun 1967 dengan nama “Klinik Kesehatan”
yang beralamat di jalan Tebet Barat IX/64.
Kepala Puskesmas yang pertama adalah Dr. Noorsyamsi Prijono dilanjutkan oleh
Dr.Sri Sudarmilah,Dr.Zulhaini Hadi,Dr.Yvonne Maas, Dr. CH. Indrarini,MM,Dr.Dewi R.
Anggraini,M.Kes, dan sekarang Drg.yeni Restuti.
Puskesmas kecamatan Tebet pada tahun 2013 memiliki pegawai sebanyak 167
orang terdiri dari 73 orang PNS dan 94 orang tenaga kontrak/honoreryang tersebar di
Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan.
Puskesmas Kecamatan Tebet sebagai saranan pelayanan kesehatan di wilayah
Kecamatan Tebet bertanggung jawab melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat
maupun pelayanan kesehatan medis. Puskesmas Kecamatan Tebet sebagai sebuah
organisasi melaksanakan pengelolaan seluruh kegiatannya melalui proses manajemen
dengan tujuan utuk mencapai efektifitas dan efesiensi sumber daya manusia, sarana dan
prasarana serta keungan yang tersedia dalam rangka pencapaian seluruh tujuan
oranganisasi.
Selama melakukan praktek selama 3 minggu di Puskesmas Tebet kegiatan yang
dilakukan yaitu :
a. Promkes meliputi penkes tentang Hipertensi, ISPA, Tb, perubahan fsikologi
pada ibu hamil, pencegahan dan penularan HIV.
b. P2M meliputi kegiatan yang berada di luar gedung meliputi PSN, dan
didalam gedung meliputi kegiatan poli paru, poli kulit, poli konsultasi
keluarga dan remaja.
c. Pada Poli PTM terdapat penyakit seperti Hipertensi, DM, Asam Urat.
d. Pelayanan khusus untuk lansia adanya poli lansia dan senam lansia yang
berada didalam gedung serta posyandu lansia yang berada diluar gedung.
44
e. Pelayanan khusus jiwa adanya poli konsultasi kesehatan remaja dan yang
berada diluar yaitu komunitas yang bernam RUMAH KITA.
f. Untuk pelayanan gizi adanya poli konsultasi gizi yang berada didalam
gedung serta pelayanan gizi disetiap posyandu untuk para balita yang
kurang Gizi.
Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004, Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:
1. Upaya Kesehatan Wajib
- Upaya Promosi Kesehatan
- Upaya Kesehatan Lingkungan
- Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
- Upaya Perbaikan Gizi
- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
- Upaya Kesehatan Sekolah
- Upaya Kesehatan Olah Raga
- Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
- Upaya Kesehatan Kerja
- Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
- Upaya Kesehatan Jiwa
- Upaya Kesehatan Mata
- Upaya Kesehatan Usia Lanjut
- Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
45
B. SARAN
1. Distribusi rekam medik lebih baik menggunakan komputer dan scan agar lebih
mudah mencara data input dan output sebelumnya dan klien tidak menunggu terlalu
lama serta rekam medik tidak terlambat sampai ke ruangan.
2. Untuk kegiatan promosi kesehatan mungkin jadwal bisa dibuat menjadi kegiatan
rutin setiap minggunya, agar program promosi kesehatan bisa berjalan.
3. Untuk kegiatan KIA alangkah lebih baiknya kepegawaian diruangan ditambah karena
terlihat adanya ketidakseimbangan antara petugas pelayanan dengan jumlah
pengunjung. Contohnya untuk anamese klien, tensi klien serta pengumpulan data,
pemeriksaan ibu hamil serta konsultasi kehamilan.
4. Untuk program kerja bidang gizi, sudah baik dan semoga dipertahankan kegitan yang
sudah dilakukan yaitu adanya poli khusus konseling, fokus pada gizi agar gizi buruk
di indonessia menurun sudah baik. baik itu dilakukan didalam gedung maupun diluar
gedung (pelayanan gizi seimbang diposyandu)
5. Untuk pelayanan jiwa dan konsultasi alangkah lebih baiknya untuk dipisah pelayanan
agar pasien HIV lebih nyaman dan lebih terbuka tentang keadaan dirinya tanpa di
bayang-bayangi pasien jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat
Mubarak, et al. 2006.
UU No. 38 tahun 2014
UU no 75 tahun 2014 tentang puskesmas