laporan praktek pemberdayaan masyarakatpls.pps.uny.ac.id/sites/pls.pps.uny.ac.id/files... ·...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN PRAKTEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Studi Kasus Strategi Pemsaran Objek Wisata di Dusun Munengan DesaSidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktek pemberdayaanmasayarakat
Dosen Pengampu: Dr. Iis Prasetyo, M.M
Oleh :
Suci Hari Mulyani
16704251008
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
2018
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek
pemberdayaan masyarakat ini dengan baik. Tulisan ini disusun untuk melengkapi
tugas perkuliahan sebagai tanggung jawab mahasiswa setelah melaksanakan
praktek pemberdayaan masyarakat. Laporan ini disusun berdasarkan hasil dari
kegiatan dan pengalaman yang didapatkan selama di lapangan, yakni di Dusun
Munengan, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.
Penulis sampaikan terimakasih kepada Bapak Dosen dan semua pihak lain
yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya kepada penulis dan kelompok,
sehingga tugas penulisan laporan ini dapat terselesaikan. Selain itu penulis juga
mohon maaf dan mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan praktek ini. Apabila terdapat kekurangan dalam
pelaksanaan program-program yang dilaksanakan dalam praktek, penulis
memohon maaf kepada semua pihak.
Dalam penulisan laporan ini tentunya penulis tahu bahwa masih terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menantikan saran
dan kritik dari berbagai pihak untuk bahan perbaikan dan penyempurnaan laporan
ini.
Yogyakarta, 27 Desember 2017
Suci Hari Mulyani, S.Pd
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi Wilayah
Dusun Munengan merupakan salah satu wilayah Desa Sidoluhur
terletak di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Batas wilayah Dusun
Munengan:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Margoluwih, Kecamatan
Seyegan
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Siderejo, Kecamtan Godean
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sumbersari, Kecamatan
Moyudan
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidoagung, Kecamatan
Godean
Program praktek pemberdayaan masyarakat dilaksanakan di Dusun
Munengan dengan konsentrasi terdalam pada sekumpulan penggagas obyek
wisata di sekitar aliran sungai. Dari hasil pra survei di lapangan, didapatlah
data Dusun Munengan sebagai berikut.
1. Demografi Masyarakat
Dusun Munengan merupakan daerah transisi, yakni daerah perbatasan
kota dan desa. Dengan tipologi daerah tersebut, maka berdampak pada
jenis pekerjaan masyarakatnya yang beragam. Mayoritas pekerjaan warga
4
Dusun Munengan adalah karyawan swasta, akan tetapi ada juga yang
memiliki pekerjaan lain seperti buruh, petani, dll. Data ini diperoleh dari
catatan data pekerjaan kependudukan Desa Sidoluhur Dusun Munengan
pada Tabel 1.1. Penduduk Dusun Munengan juga memiliki potensi pada
sektor usaha rumahan seperti pembuatan atap genteng, terdapat 8 rumah
penduduk yang memiliki usaha pembuatan atap genteng. Data penganut
agama rata-rata penduduk dusun munengan memeluk agama Islam.
Table. 1.1. data Pekerja Penduduk
Pekerjaan L P
PNS 15 10
TNI 1 -
POLRI 7 -
Pensiunan 21 -
Karyawan Swasta 79 37
Petani 17 4
Pedagang 11 54
Peternak 1 1
Pertukangan 8 -
Wisaswata 14 2
Buruh 69 46
Jasa 17 9
Pengrajin 17 18
5
2. Potensi Alam dan Budaya
Dari hasil analisis wawancara dan observasi ditemukan bahwa potensi
alam dusun Munengan ini berupa ekowisata yang mana ekowisata
merupakan wisata berbasis alam. Potensi tersebut diantaranya air dari
irigasi selokan Mataram dan sungai, sektor perikanan ini ditandai dengan
banyaknya kolam pemancingan, sektor pertanian, dan perkebunan selain
itu di Dusun Munengan juga terdapat sentra ekonomi usaha kecil dan
menengah yaitu pembuatan genteng dari bahan utama tanah liat.
3. Potensi Sumber Daya Manusia
Di Dusun Munengan terdapat kelompok karang taruna selalu aktif
dalam kegiatan seperti mempersiapkan lomba kegiatan di 17 Agustus,
bulan ramadahan dan gotong royong pada saat ada kegiatan di Dusun.
Selain komunitas karang taruna di Dusun Munengan juga memiliki
komunitas remaja islam masjid (Risma) yang cukup aktif dalam
menjalankan kegiatan di masjid-masjid dusun Munengan.
Keterlibatan karang taruna dalam proses pembangunan destinasi
wisata ini menjadikan destinai wisata ini semakin hari semakin nampak
bagaiman bentuknya dengan desain tanpa petunjuk kerja, para karang
taruna ini berkerja sesuai arahakan pengkonsep. Dari segi sumber daya
manusia dalam pengelolaan destinasi wisata ini dapat dilihat para
pengelola dengan rata-rata lulusa Sekolah Mengah Akhir. Hal ini tidak
menjadi patokan atau syarat untuk mengelola destinasi wisata, sumber
daya manusia yang memiliki potensi dalam pelaksanaan aksi dalam
6
pembangunan destinasi wisata ini saja sudah dirasa cukup dalam proses.
Dalam proses pengembangan destinasi wisata pengelola belum terlihat
dalam mengembangan potensi sumber daya manusia dalam hal ini terlihat
ketika salah satu dari tim praktek kami menawarkan praktek atau magang
dilokasi detinasi wisata lain para pengeloa masih terlihat ragu-ragu dalm
tidak begitu respon untuk menangkap tawaran ini. Selain itu masih
kertegantungan para pengelola dalam hal ini kepada salah satu tokoh
msayarakat dalam ini menjadi pemimpin sosial mereka untuk
mengarahkan bagaiaman pembangunan destinasi wisata ini kedepannya
masih bergitu terlihat.
Adapun beberapa yang terlibat dalam proses pembangunan
destinasi wisata adalah para masyarakat yang diwakili oleh komunitas
karang taruna namun tidak semuanya terlibat ada beberapa yang tidak ikut
serta, upaya para pengelola sudah mengajak namun tidak begitu direspon
dengan baik maka dari itu dari pada hal tersebut menjadi masalah dan
memacetkan jalanya kinerja hal ini tidak menjadikan masalah oleh para
pengelola destinasi wisata pada saat ini merka sudah mulai mengajak lagi
namun tidak begitu terlihat upaya apa yang dilakukan dikarenakan para
pengelola masih terfokus pada pembangunan destinasi wisata. Para
petinggi desa sudah diajak dan disosialisasikan untuk kegiatan ini namun
tidak begitu ikut campur, beberapa warga yang sudah tahu dengan adanya
kegiatan pembangunan destinasi wisata namun tidak begitu banyak yang
terlalu untuk ikut campur, salah satu wargna yang berhasil diwawancarai
7
mengatakan bahwa biarkan pembanguanan itu berjalan nantinya jika sudah
jadi maka saya akan menunpang untuk berjualalan disana, hal ini adalah
hal yang positif karena dengan adanya destinasi wisata nantinya dapat
membantu sedtikdanya para kaum ibu-ibu untuk dapat menjajalkan
dagangan yang dibuthhkan dalam sektor wisata. Hal ini dapat
meningkatkan dimensi ekonomi dengan berupa adanya pengembangan
komunitas, tercipatkanya lapngan pekerjaan di sektor pariwisata,
berkambanganya pedapatan masyarakat lokal dari sektor pariwisata.
8
BAB II
METODOLOGI
Sasaran dari praktek pemberdayaan masyarakat ini adalah kelompok
masyarakat yang menggagas daerah wisata di sekitar sungai di Dusun Munengan.
Setelah melalui diskusi kelompok, disepakati bahwa penulis mendapatkan tugas
untuk mengkonsep pemasaran obyek wisata.
Metode yang digunakan untuk memperoleh informasi mulai dari tahap
analisis masalah yaitu wawancara, observasi, kajian dokumentasi serta diskusi.
Pada tahap awal analisis masalah, kelompok mahasiswa menggunakan metode
observasi, guna melihat keadaan masyarakat dan potensi pada saat itu. Setelah itu,
untuk memperoleh informasi secara mendalam, maka dilanjutkan dengan metode
wawancara secara mendalam dan juga diskusi kelompok. Wawancara dan diskusi
dilakukan secara in formal, agar terkesan santai dan mendapatkan informasi yang
valid. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah, bahwa kelompok POKDARWIS
ini lebih menyukai keadaan informal ketimbang formal. Oleh karena itu, untuk
memperlancar aksinya, kelompok mahasiswa kemudia melakukan pendekatan dan
penggalian informasi secara informal. Walaupun demikian, dari kampus
mahasiswa telah membuat daftar pertanyaan, sehingga proses pencarian informasi
tetap terarah. Kajian dokumentasi digunakan unttuk melegkapi data yang di dapat
di lapangan. Data tersebut mayoritas hanyalah data mengenai demografi
masyarakat Munengan, seperti pekerjaan, agama, dll.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Potensi Wisata
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang dilakukan mulai tanggal 13
September hingga akhir Desember 2017 di Dusun Munengan, potensis wisata
yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata Dusun Munengan adalah:
1. Wisata Alam
Potensi alam dusun Munengan ini berupa air dari irigasi slokan
mataram dan sungai serta daerah aliran sungainya yang cukup rindang.
Melimpahnya debit air yang ada di Daerah Dusun Munengan digunakan
warga untuk mengembangkan sektor perikanan. Beberapa warga memiliki
kolam ikan yang digunakan untuk konsumsi sendiri, untuk di jual dan juga
sebagai usaha pemancingan. Air yang melimpah juga didukung sistem
irigasi yang baik, sehingga memungkinkan sebagian warga untuk bertani
dan berkebun sebagai sumber mata pencahriannya. Selain itu, di Dusun
Munengan juga terdapat sentra ekonomi usaha kecil dan menengan yaitu
pembuatan genteng dari bahan utama tanah liat. Dahulu, usaha membuat
genteng ini menjadi primadona, dan banyak warga yang bergelut
dibidangnya. Namun seiring tumbuhnya perekonomian di daerah ini,
sehingga ketersediaan bahan utama pembuatan genteng, yakni tanah liat
menjadi terbatas. Namun, beberapa warga masih bertahan bergelut di bidang
usaha ini.
10
Dari potensi alam ini dapat dirumuskanlah sebuah potensi destinasi
wisata yang berbasis alam dengan mengaitkan teknologi tepat guna. Konsep
obyek wisata yang seperti inilah yang sudah disusun oleh salah satu tokoh
masyarakat yang ada di dusun Munengan. Beliau mengajak para kaum
muda yaitu para pemuda komunitas karang taruna dalam megkonsep
pembangunan destinasi wisata. Tokoh masyarakat ini memperkenalkan
teknologi tepat guna untuk dapat dimanfaatkan dalam sektor perairan yang
ada. Dengan potensi kekuatan air dari selokan Mataram tersebut alat turbin
yang dibuat oleh tokoh masyarakat ini nantinya digunakan untuk menjadi
pembangkit listrik. Hal ini menjadikan wisata lebih menarik pada bidang
edukasi bagaimana upaya turbin dan air dapat menghasilkan enegri listrik
itu adalah tujuan dari adanya wisata berbasis teknologi tepat guna yang
rancang di Dusun Munengan.
Percepatan pembelajaran melalui belajar dari alam merupakan suatu
hal yang ingin disampaikan pada proses pendidikan yang ada disekolah
dengan materi yang begitu banyak diharapkan dari destinasi wisata edukasi
ini nanti yang berbasis pada teknologi tepat guna dapat mengsingkronkan
teori dan praktek nyata untuk pada anak-anak sekolah. Pengalaman salah
satu pengelola destinasi wisata dijadikan basis yang kuat dalam
pengkonspan destinasi wisata dengan dorongan modal sosial yang tinggi
dan pemberdayaan pada komunitas karang taruna yang nantinya akan
menghasilakan kinerja yang singkron yang diharapakan antara pengkonsep
dan pekerja destinasi wisata.
11
2. Kesenian
Pada potensi kesenian yang ada di Dusun Munengan terdapat
komunitas kesenian jatilan (kuda lumping) yang masih aktif dalam kegiatan
pada acara tertentu. Jatilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan
antara unsur gerakan tari dengan magis. Jenis kesenian ini dimainkan
dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu
atau kepang. Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran
kepang ini dapat dijumpai di daerah-daerah Jawa. Sebenarnya kesenian
jatilan ini bukanlah kesenian khas daerah Munengan, namun cukup menjadi
potensi wisata yang baik apabila dipadu padankan dengan wisata alam yang
tersedia. Gelar kesenian jatilan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
atraksi untuk menarik perhatian dan minat pengunjung, terutama masyarakat
kota yang kini mulai jarang menyaksikan tarian tradisional ini.
B. Strategi Pemasaran Objek Wisata
Pemasaran merupakan kegiatan utama yang harus dan terus dilakukan
oleh POKDARWIS objek wisata Dusun Munegan karena masih tergolong
sebagai objek wisata sangat baru nantinya. Di POKDARWIS ini terdapat tim
pemasaran yang beranggotakan tiga orang yang dibentuk dari musyawarah.
Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk
memperkenalkan, menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen pada waktu
yang tepat dan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen. Saat ini
12
pemahaman pemasaran tidak hanya membuat penjualan tetapi juga harus
memahami kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa yang
menyediakan nilai unggul bagi pelanggan, menetapkan harga, mempromosikan
secara efektif sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan.
Kotler & Amstrong (2013) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai seni
dan ilmu dalam memilih target pasar dan membangun hubungan yang
menguntungkan dengan target pasar tersebut. Tujuan manajer pemsaran adalah
menemukan, menarik, mempertahankan dan menumbuhkan pelanggan sasaran
dengan menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan keung-gulan nilai
bagi pelanggan.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai
kepada pihak lain (Kotler & Keller,2012). Program pemasaran itu sendiri
terdiri dari sejumlah keputusan tentang bauran alat-alat pemasaran yang
digunakan. Untuk itu Kotler & Amstrong (2013) mendefinisikan bauran
pemasaran sebagai kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran, yang
dilakukan untuk mempengaruhi permintaan produk-nya.
Adapun alat bauran pemasaran terdiri dari: produk yang meliputi
keragaman, kualitas, desain, fitur, nama, merek dan kemasan; harga yang
terdiri dari daftar harga, diskon, periode pembayaran dan syarat kredit; tempat
yang terdiri dari saluran distribusi, cakupan, kombinasi, lokasi dan persediaan;
13
promosi yang memegang peranan penting dalam proses pemasaran yaitu
menyebarkan informasi, mempe-ngaruhi atau membujuk dan mengingatkan
pasar pada sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,
membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Sedangkan bauran Promosi meliputi: iklan, penjualan langsung,
promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Konsep pemasaran mempunyai
perspektif dari luar ke dalam yang dimulai dengan pasar yang terdefinisi
dengan baik, fokus pada kebutuhan pelanggan dan mengintegrasikan semua
kegiatan pemasaran yang mempengaruhi pelanggan. Sebagai imbalannya,
pemasaran mencapai keuntungan dengan menciptakan hubungan yang
langgeng dengan pelanggan yang tepat, berdasarkan nilai dan kepuasan
pelanggan.
Dalam kaitannya dengan pengembangan pariwisata ini, Pinata & Diarta
(2009), menyatakan bahwa untuk mengembangkan sebuah kawasan perdesaan
menjadi kawasan pariwisata yang memiliki daya tarik, diperlukan beberapa
tahapan pendekatan, yakni:
1. Pertama, tahap perencanaan yang terdiri atas dua bagian yaitu perencanaan
secara individu dan kolektif. Tahap ini harus dimulai dengan
membangkitkan kesadaran individu penduduk lokal dan kemudian
pengadopsian secara kolektif peluang pe-manfaatan sumberdaya local
dalam perencanaan sosial ekonomi.
2. Kedua, penguatan sistem sosial.
14
Pada tahap ini mulai dibangun kemitraan antara komunitas lokal dengan
lembaga pariwisata formal untuk menjamin keberlanjutan atraksi
pariwisata kawasan.
3. Ketiga, implementasi rencana pengembangan pariwisata per-desaan,
yang dicirikan oleh telah berlangsungnya kegiatan pari-wisata perdesaan.
Terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan desa wisata yang
harus diperhatikan diantaranya adalah:
1. Lokasi. Tidak semua lokasi atau hamparan wilayah pedesaan menarik bagi
wisatawan. Pe-nyediaan sarana akomodasi tidak secara otomatis akan
menarik minat wisatawan tanpa meng-integrasikannya dalam paket produk
secara terintegrasi dengan elemen penunjang lainnya.
2. Investasi. Perlunya investasi untuk diversifikasi produk yang akan
ditawarkan dalam pengem-bangan pariwisata pedesaan. Walaupun
penekanan pada pemanfaatan sumber daya lokal, induksi luar masih
diperlukan mengingat modal, manajemen, pemasaran memerlukan
integrasi holistik dengan model pariwisata lainnya yang telah ada.
3. Pemasaran. Biasanya bisnis pariwisata pedesaan kurang didukung oleh
sumberdaya manusia yang memiliki skill memadai sesuai yang diperlukan
untuk pemasaran yang efektif sebagai syarat kesuksesan. Oleh karenanya
kerja sama kolektif sangat penting dalam pemasaran kawasan secara
regional, nasional dan internasional.
15
4. Isu kualitas dan pelayanan produk. Yang dimaksud adalah produk dan
pelayanan jasa yang belum bisa memenuhi ekspektasi wisatawan yang
mempunyai harapan tertentu dari setiap uang yang akan dikeluarkannya.
C. Usulan Kegiatan
Rancangan kegiatan yang dapat dilakukan untuk menarik wisatawan
berkunjung ke Dusun Munengan:
1. Semarak acara grand launching objek wisata
Untuk memperkenalkan kepada masyrakat luas dengan keberadaan
objek ekowisata di dusun Munengan, maka harus diadakan grand
launching atau acara opening yang mampu menyedot perhatian. Acara
pembukaan ini misalnya mengundang tokoh penting atau pemangku
kebijakan, hal ini juga bermanfaat untuk membangun jejaring dengan
dinas terkait guna meningkatkan daya dukung. Serangkaian acara bisa diisi
dengan acara pentas jatilan Munengan, lomba memancing, dan gelar
produk maupun wisata kuliner lokal.
Tim pemasaran berperan penting dalam proses ini. Jauh sebelum
acara berlangsung, marketting harus sudah gencar mempromosikan dan
menyebarluaskan informasi mengenai acara opening ini. Promosi dapat
dilakukan melalui media online maupun offline. Melalui media online
pemasaran dapat dilakukan melalui sosial media dengan bekerja sama
dengan akun-akun yang menjual jasa untuk mempromosikan acara yang
16
akan dilakukan disekitar daerah Yogyakarta. Sedangkan melalui media
offline, penyampaian informasi terampuh adalah dengan cara dari mulut
ke mulut. Hal ini tentu membutuhkan koneksi yang baik untuk memilih
agen yang diyakini mampu memberikan pengaruh yang kuat. Promosi dari
dua lini harus dilakukan dengan maksimal dan tanpa henti, sehingga
kemungkinan acara untuk berhasil itu tinggi.
2. Mengadakan lomba memancing
Lomba memancing kini semakin familiar di kalangan penduduk
Jogja, khususnya bagi Bapak-bapak. Lomba ini memanfaatkan kolam yang
telah terdapat ikan peliharaan yang memang dirancang pengelola untuk
menjadi kolam pemancingan. Lomba memancing tidak hanya dilakukan
ketika grand opening saja, namun untuk meninggalkan ingatan di
masyakat sekitar mungkin bisa dilakukan secara berkala sehingga menjadi
khas. Selain itu, untuk menarik perhatian modifikasi pada lomba juga
perlu diadakan. Misalnya, selama ini lomba memancing ini identik dengan
pesertanya Bapak-bapak, maka supaya menarik bisa diganti anak-anak
atau Ibu-ibu. Dari lomba memancing ini juga untuk memperkenalkan
daerah wisata di pinggir sungai yang rindang dan nyaman. Dengan begitu,
harapannya mereka kembali lagi untuk berwisata.
3. Bekerja sama, mengajukan proposal kepada sekolah untuk program belajar
sambil bermain
Wisata belajar yang berkonsep percepatan pembelajaran akan lebih
efektif apabila dalam pemasarannya membidik langsung sekolah-sekolah
17
disekitar Munengan. Kerja sama dapat diawali dengan menawarkan
proposal kerja sama dengan pihak sekolah. Dalam proposal tersebut,
pengelola haruslah dapat menyiapkan paket wisata belajar yang asyik dan
menarik serta edukatif, sehingga dapat menarik minat pihak sekolah untuk
berkunjung. Pengiriman proposal penawaran kerja sama dapat dilakukan
secara langsung oleh pihak marketing, maupun melalui email. Dengan
email, jangkauan dapat lebih luas hingga luar daerah Yogyakarta. Namun
hal yang perlu diingat adalah, ketika kita sudah berani menawarkan
proposal atau paket wisata, aksesibilitas dan kemampuan pengelola untuk
menyiapkan kegiatan wisata haruslah sudah mampu
dipertanggungjawabkan. Hal ini tentu saja untuk menghindari kekecewaan
dari satu pihak, yang kemudian sangat mungkin untuk menyebarluaskan
ketidakpuasannya ke banyak orang.
4. Gelar atraksi budaya jatilan
Jatilan sejatinya bukanlah kesenian khas Dusun Munengan. Di
banyak daerah jatilan menjadi suatu paguyuban seni yang identik dengan
budaya jawa. Meskipun bukan asli Munengan, namun kesenian jatilan ini
dapat digunakan untuk menarik wisatawan datang ke Munengan. Atraksi
budaya Jatilan dapat dilakukan setiap tanggal tertentu pada setiap bulan,
sehingga wisatawan sudah memiliki jadwal dan menjadi khas. Kesenian
jatilan yang syarat dengan unsur magis, masih menjadi tontonan yang
menarik bagi warga desa, maupun kota yang sudah jarang menyaksikan
kebudayaan tradisional.
18
5. Menciptakan spot yang instragammable
Tidak dipungkiri lagi perkembangan media sosial yang amat pesat
berdampak pada trend wisata saat ini. Belakangan, yang menjadi
primadona untuk berlibur adalah tempat tempat yang indah atau istilahnya
instragammable dan hits. Untuk tempat-tempat seperti ini, wisawatan rela
merogoh kocek dan antri panjang demi mendapatkan foto ditempat yang
sedang hits tersebut. Potensi yang mungkin dapat dikembangkan dengan
memanfaatkan konsep ini yaitu daerah aliran sungai. Dengan
meningkatkan debit air sungai, kemudian di sediakan ban pelampung yang
beraneka bentuk untuk menjadi daya tarik wisata. Wisatawan yang datang
berkunjung dapat membayar per sekali naik, disediakan pula fotografernya
sehingga jaminan foto yang mereka dapatkan bagus dan tidak
mengecewakan. Selain itu, upaya modifikasi daerah pinggiran sungai
dengan tanaman merambat bunga warna-warni juga perlu dilakukan.
Sehingga pemandangannya bagus ketika di foto. Upaya-upaya kreatif
seperti inilah yang harus dikembangkan untuk menunjang objek wisata
Munengan apabila ingin dikunjungi banyak wisatawan. Mengingat akses
ke dusun Munengan dari jalan besar Godean sangatlah gampang, sehingga
harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
D. Kegiatan Pemasaran
1. Riset
Riset disini lebih mengacu pada upaya untuk mengetahui dengan pasti apa
19
yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen. Tim pemasaran tidak
hanya bertugas untuk memasarkan namun juga mengetahui selera pasar.
Hasil riset digunakan utuk membangun daerah wisata seuai kebutuhan
konsumen. Tidak hanya itu, bahan hasil riset ini juga nantinya bisa
dipergunakan dalam upaya mempromosikan produk tersebut ke khalayak
luas.
2. Komunikasi atau Promosi
Hal ini merupakan salah satu langkah strategis dalam strategi pemasaran.
Upaya promosi ini pada dasarnya adalah upaya untuk mengkomunikasikan
atau memberitahukan kepada masyarakat, terutama segmen pasar yang
dituju mengenai keberadaan objek wisata tersebut. Bentuk promosinya
bisa berbagai macam mulai dari iklan di radio, majalah, TV, internet atau
bisa juga melalui bentuk promosi secara terbuka misalnya dengan
pengadaan acara peluncuran produk atau misalnya pengadaan acara yang
disponsori oleh produk tersebut. Intinya adalah membuat masyarakat
menyadari akan adanya keberadaan produk tersebut dan membuat mereka
merasa tertarik untuk mempergunakannya.
3. Penjualan
Aspek penjualan yang dimaksud disini lebih mengacu pada bagaimana
cara produsen membuat produk tersebut bisa didapatkan oleh masyarakat.
Hal ini erat kaitannya dengan distribusi dan pemilihan lokasi penjualan
yang tepat. Selain itu, aspek yang satu ini juga mencakup upaya kerjasama
antara produsen dengan para penjual sehingga mereka bisa
20
menyebarluaskan produk mereka dengan lebih mudah dan tentunya dapat
menjangkau konsumen dalam jumlah yang lebih besar. Dalam skala objek
wisata, bagaimana produk wisata ini dapat dijangkau konsumen sehingga
laku di pasaran.
E. Bagian Tim Pemasaran
1. Manajer Pemasaran
a. Merencanakan dan jenis promosi yang dibutuhkan untuk produk
terbaru dari perusahaan
b. Memohon persetujuan dari atasan
c. Bila persetujuan sudah didapatkan, maka dilanjutkan dengan
penugasan tim kreatif dalam merancang desain iklan yang ada
2. Tim Kreatif
a. Menetapkan materi promoo yang akan dimasukkan dalam iklan yang
akan dibuat
b. Membuat desain iklan sesuai yang diperintahkan oleh manajer
pemasaran baik dalam bentuk tertulis atau media elektronik
c. Meminta persetujuan dari atasan atau dalam hal ini manajer pemasaran
mengenai jenis desain yang cocok dan sesuai dengan visi misi
POKDARWIS
3. Tim Teknis
a. Membuat desain iklan yang sudah ada menjadi bentuk nyata baik
secara fisik misalnya brosur atau mensyuting adegan iklan bila hendak
disebarkan melalui media televisi
21
b. Pemasangan iklan di media yang sudah ditentukan oleh tim kreatif
Jelas terlihat bahwa dalam pembuatan sebuah promosi atau iklan,
dibutuhkan beberapa pihak dan masing-masing pihak memiliki jenis
pekerjaan mereka sendiri seperti yang tercantum jelas diatas.
F. Strategi Pemasaran
22
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan praktek di atas adalah:
1. Praktek kurang maksimal dilakuka khususnya dalam hal pembinaan
pemasaraan karena keterbatasan sumber daya
2. Pembentukan tim pemasaran harus segara diikuti dengan konsep nyata
dan kemampuan yang baik
B. Saran
Adapun saran yang bisa penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Pengelola objek wisata harus menyiapkan kemampuan anggotanya
terlebih dahulu sebelum go publik
2. Sarana dan prasarana untuk kelancaran pemasaran perlu disiapkan.
23
Daftar Pustaka
Kotler, P., & Armstrong, G. 2013. Principles of Marketing, 15th Global Edition.Pearson.
Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. 2012. Marketing Management. 14th ed.New Jersey: Prentice Hall.
Pitana, I Gde & Diarta, I Ketut Surya.(2009). Pengantar IlmuPariwisata.Yogyakarta. Andi Publishing
Yohana Ari Ratnaningtyas & Agnes Widyasmoro. 2016. Pemasaran Desa WisataKalibuntung dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata di KabupatenBantul. Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 11 No. 1 Juni 2016: 1907-9419
24
LAMPIRAN
Intsrumen Wawancara
1. Apakah seluruh masyarakat telah menyetujui dengan ide dibentuknya desa
wisata di daerah sini?
2. Bagaimana jalan yang akan ditempuh apabila ada beberapa pihak yang
tidak menyetujui dan diperjalanan yang akan datang mempengaruhi
masyarakat yang pro?
3. Budaya khas daerah sini yang dapat digunakan untuk menarik
pengunjung?
4. Makanan khas daerah, dan persiapan tim produksinya.
5. Apakah pemuda disini sudah siap untuk terjun langsung ambil bagian
dalam program desa wisata?
6. Apakah sudah dibentuk POKDARWIS dan bagan strukturnya?
7. Bagaimana konsep pemasaran yang sudah difikirkan?
8. Kemampuan apa yang sudah dimiliki dan masih dibutuhkan oleh bagian
pemasaran?
Instrumen Observasi
1. Observasi keadan Dusun Munengan
2. Observasi potensi alam Dusun Munengan yang akan dikembangkan
3. Memantau keberlanjutan pembuatan objek wisata