pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah sebagai upaya ... · tesis ini dengan judul...
TRANSCRIPT
i
i
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI PEDESAAN DI
MASYARAKAT KECAMATAN MANYARAN
KABUPATEN WONOGIRI
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi
SUPRIYONO
A 991202014
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
PERSETUJUAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
v
MOTTO
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar maha pengampun lagi
maha penyayang”.
(An-Nahl: 18)
“Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan
boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”.
(Al-Baqarah: 216)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu
sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka ”.
(Ar-Ra`d: 11)
“Lebih baik pusing banyak pekerjaan daripada pusing tidak punya pekerjaan”.
(Djalal Fuadi)
“Kalau kau ingin tahu dunia, bacalah. Tetapi kalau ingin dunia tahu kamu,
menulislah”.
( Jamil Azzaini)
Don`t Be Afraid To Dream
“Jangan Takut Untuk Bermimpi”.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
vi
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, atas limpahan
nikmat yang diberikan-Nya. Tesis ini aku persembahkan untuk:
Ayah (Diyono) dan Ibuku (Wiji) yang tercinta, yang telah memberikan
semua kasih sayangnya untukku, yang telah membimbing dan
membesarkanku, dan memberikan untaian do‟a yang senantiasa
menyertai langkahku.
Mbak Giyatmi, Mas Sriyono, Mbak Marni, Mas Giyatno, Mas Sukatno,
Mas Mulyono yang telah memberi motivasi dan dukungan finansial
perkuliahanku.(Maturnuwun mas/mbak).
Seseorang gadis yang selalu mendukungku (Dian Istanti
Kusumaningrum) yang senantiasa selalu memberikan perhatiannya
kepadaku, dan memotivasiku untuk selalu bersemangat.
Sahabatku di kos(mas tintus).
Rekan-rekan Magister Pendidikan Ekonomi Angkatan VI Pak Basuki,
Pak Gunawan, Pak Bambang, Bu Prihatin, Mas Budi, Mas Rapii, Mas
Zulianto, Mbak Bakti Widyaningrum, Niken Nurnovitasari, Try Effiyanti,
Mas Lukman dan Devina Melinawati.
Almamaterku.
Aku dan masa depanku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala atas
segala bentuk nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan
tesis ini dengan judul Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah(Umkm)
Dan Koperasi Sebagai Upaya Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Di
Masyarakat Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri. Sholawat dan salam
peneliti haturkan kepada Nabi Besar Muhammad Shalallahu „Alaihi Wassalam
sebagai suri tauladan bagi seluruh umat. Tesis ini ditulis untuk memenuhi
persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Peneliti menyadari bahwa tesis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Direktur Pascasarjana dan para Asisten Direktur Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Dekan dan para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Trisno Martono, selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusuna tesis ini.
4. Bapak Prof. Dr. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd., selaku pembimbing pertama
yang telah memberikan ijin dan meluangkan waktu serta penuh kesabaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
viii
memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga
tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Bapak Prof.Dr.Kohar Sulistyadi, M.SIE., selaku pembimbing kedua yang
telah bersedia meluangkan waktu serta penuh kesabaran memberikan
bimbingan, petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik.
6. Tim Penguji Tesis Program Studi Pendidikan Ekonomi Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan
menguji tesis ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
7. Bapak Drs. Dwi Sudarsono, MM., selaku kepala bidang UMKM dan
Koperasi wonogiri, yang telah mendukung dan memberikan ijin untuk
penelitian.
8. Bapak Drs. Achmad Trisetyawan Bambang Hermawan, M.Si., selaku Camat
Manyaran yang telah mendukung dan memberikan ijin untuk penelitian.
9. Bapak Sasmoyo, selaku Kepala Bidang pemberdayan masyarakat Kecamatan
Manyaran yang telah bersedia membantu proses penelitian untuk tesis ini.
10. Seluruh staf dan pengajar Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
11. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Pendidikan Ekonomi UNS dan semua
pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan
dukungan kepada peneliti.
Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada pada diri
peneliti, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ix
Semoga hasil tesis ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya maupun bagi
pembaca umumnya.
Surakarta, 12 Oktober 2014
Peneliti,
Supriyono
S991202014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
ABSTRAK .......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................. 07
1. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) .............................. 07
2. Pemberdayan ........................................................................... 19
3. Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Masyarakat ........................ 28
B. Penelitian Yang Relevan .............................................................. 33
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 41
D. Hipotesis ........................................................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 43
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ..................................................... 44
C. Sumber Data ................................................................................. 44
D. Teknik Sampling ......................................................................... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
xi
F. Validitas Data ..................................................................................... 48
G. Analisis Data ........................................................................................ 49
H. Prosedur Penelitian ............................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................. 66
B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 68
1. Pemberdayaan UMKM serta dampaknya terhadap pertumbuhan
ekonomi pedesaan Kecamatan Manyaran ..................................... 68
a. Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran .................... 68
b. Persebaran UMKM Kecamatan Manyaran ........................... 71
c. Strategi Pemberdayan UMKM Kecamatan Manyaran ......... 74
d. Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Kecamatan Manyaran ....... 78
e. Analisa Cluster dan Multidimention Scalling
Dampak Pemberdayaan UMKM dan Koperasi terhadap
pertumbuhan Ekonomi Pedesaan ........................................... 88
2. Kendala Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran serta cara
mengatasinya ............................................................................... 93
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 97
1. Pemberdayaan UMKM serta dampaknya terhadap
pertumbuhan ekonomi pedesaan Kecamatan Manyaran ....... 97
2. Kendala Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran serta
cara mengatasinya .................................................................104
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN
A. Kesimpulan .........................................................................................107
B. Implikasi .............................................................................................109
C. Implementasi Di Bidang Pendidikan ..................................................111
D. Saran ...................................................................................................112
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Industri Di Kecamatan Manyaran ................................... 03
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun (2007-2011) ...... 04
Tabel 2.1 Kriteria UMKM berdasarkan jumlah asset dan omzet......................... 09
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian................................... 43
Tabel 4.1 Jumlah UMKM Desa Pijiharjo, KecamatanManyaran ........................ 71
Tabel 4.2 Jumlah UMKM Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran..................... 72
Tabel 4.3 Jumlah UMKM Desa Punduhsari, Kecamatan Manyaran ................... 72
Tabel 4.4 Jumlah UMKM Desa Gunungan, Kecamatan Manyaran .................... 72
Tabel 4.5 Jumlah UMKM Desa Bero, Kecamatan Manyaran ............................. 73
Tabel 4.6 Jumlah UMKM Desa Pagutan, Kecamatan Manyaran ........................ 73
Tabel 4.7 Jumlah UMKM Desa KarangLor, Kecamatan Manyaran ................... 73
Tabel 4.8 Program Dinas Koperasi dan UMKM KabupatenWonogiri ................ 78
Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Lulusan Tahun 2011 s/d 2013 ........... 83
Tabel 4.10 Lembaga di Kecamatan Manyaran .................................................... 84
Tabel 4.11 Lembaga Berdasarkan Jenis Usahanya di Kecamatan Manyaran ....... 85
Tabel 4.12 Perusahaan Transportasi dan Armada di Kecamatan Manyaran ........ 86
Tabel 4.13 Prosentase Pinjaman Untuk Kredit UMKM Yang Diberikan Kepada
Masyarakat ......................................................................................... 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Road Map Penelitian Yang Relevan ................................................ 40
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................ 41
Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ....................................................................... 50
Gambar 4.1 Bentuk Pemberdayaan UMKM Instansi Terkait ...................................... 74
Gambar 4.2 Map Dendogram Hasil uji claster single linkage ........................... 88
Gambar 4.3 Map Euclidean Distance Model ...................................................... 89
Gambar 4.4 Map Stimulus Coordinat Dimensional .......................................... 91
Gambar 4.5 Scatterplot of Linier Fit ................................................................. 92
Gambar 4.6 Keterkaitan pemberdayaan UMKM sebagai upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi ...................................................................106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Perijinan Penelitian ....................................................................... 118
Lampiran 2.Hasil Pengumpulan Data ............................................................... 123
a. Pedoman Wawancara Indikator Pemberdayaan ............................. 124
b. Matrik Jawaban Hasil Wawancara Pemberdayaan ........................ 125
c. Pedoman Wawancara Indikator Pertumbuhan Ekonomi ............... 145
d. Matrik Hasil Wawancara Pertumbuhan Ekonomi .......................... 146
e. Pedoman Wawancara Kendala Pemberdayaan .............................. 159
f. Matrik Jawaban Hasil Wawancara Kendala Pemberdayaan .......... 160
Lampiran 3. Foto UMKM Kecamatan Manyaran ............................................. 167
Lampiran 4. Hasil Uji Cluster dan Multidimensional Scaling ......................... 186
Lampiran 5. Manual Operation Program. ......................................................... 189
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
xv
Supriyono S991202014. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah
sebagai upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan di masyarakat
Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri. Tesis: Pembimbing: Prof. Dr.
Soetarno Joyoatmojo, M.Pd., Prof.Dr.Kohar Sulistyadi, M.SIE. Program Pasca
Sarjana Pendidikan Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2014.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui 1) bagaimana pemberdayaan
UMKM serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan di
Kecamatan Manyaran, 2) apa saja kendala yang terjadi serta bagaimana usaha
untuk mengatasinya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskreptif kualitatif.
Populasi penelitian ini adalah UMKM di Kecamatan Manyaran. Sampel penelitian
ini diambil dengan teknik purposive sampling. Terdiri dari pelaku UMKM dan
Koperasi, Dinas Koperasi dan UMKM, Kecamatan Manyaran. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data
dianalisis dengan analasis analisis interaksi yang terdiri atas pengumpulan data,
Reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan dasn Analisis Cluster dan
Multidimensional Scaling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan UMKM mampu
memberdayakan potensi sumber daya alam dan Sumber daya manusia, serta
berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan
Manyaran. Selain itu terdapat kendala pada aspek permodalan, Sumber daya
Manusia dan Pemasaran. Pemberian pinjaman modal lunak melalui koperasi dari
pemerintah dan pembinaan melalui pelatihan dengan menghadirkan tenaga
profesional pengelolaan UMKM merupakan cara mengatasi kendala tersebut.
Kata kunci: Pemberdayaan, UMKM, Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
xvi
Supriyono S991202014. The Empowerment of Micro-, Small-, and Medium-
Scale Enterprises as an Effort of Improving the Rural Economic Growth of
the Community of Manyaran Sub-district, Wonogiri Regency. Thesis:
Principal Advisor: Prof. Dr. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd., Co-advisor: Prof. Dr.
Kohar Sulistyadi, M.SIE. The Graduate Program in Economics Education,
Sebelas Maret University, Surakarta 2014
ABSTRACT
The objectives of this research are to investigate 1)the empowerment of
micro-, small-, and medium-scale enterprises, its impact on the rural economic
growth in Manyaran sub-district, the constraints to the empowerment of micro-,
small-, and medium-scale enterprises and cooperatives, 2) the efforts to deal with
such constraints.
This research used the descriptive qualitative method. The population of
research was micro-, small-, and medium-scale enterprises in Manyaran sub-
district. The samples of research were taken by using the purposive sampling
technique. They consisted of the agents of micro-, small-, and medium-scale
enterprises, the Office of Cooperatives and Micro-, Small-, and Medium-Scale
Enterprises, the Office of Manyaran Sub-district. The data of research were
collected through in-depth interview, observation, and documentation. They were
analyzed by using the Cluster and Multidimensional Scaling technique of analysis
and interactive model of analysis comprising data gathering, data grouping, data
display, and conclusion drawing.
The results of research show that the empowerment of micro-, small-, and
medium-scale enterprises utilizes and develops human and natural resource
potentials; the empowerment has a positive impact on the rural economic growth
in Manyaran sub-district; the constraints to the empowerment include several
aspects such as capital, human resources, and marketing; and the efforts done to
deal with the constraints are extending soft capital loans from government through
cooperatives, and conducting nurturing programs through training by inviting
professionals of micro-, small-, and medium-scale enterprises and cooperatives as
instructors.
Keywords: Empowerment, micro-, small-, and medium-scale enterprises, and
rural economic growth.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemakmuran sebuah negara dapat di ukur dari berbagai bidang atau sudut
pandang yang berbeda, salah satunya dari sudut pandang kondisi perekonomian
sebuah negara tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang,
sangat adanya pembenahan dan perombakan sistem perekonomian untuk
mencapai taraf ekonomi yang lebih tinggi dalam rangka mencapai kemakmuran
sebuah negara.
Dalam upaya meningkatkan taraf perekonomian yang ada di indonesia
salah satunya dengan memberdayakan masyarakat indonesia melalui program
UMKM. UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan
kerja dan berperan dalam proses peningkatan pendapatan masyarakat, bahkan
pada masa krisis UMKM dikenal mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah mendorong sektor UMKM untuk terus tumbuh sehingga bisa lebih
banyak menyerap tenaga kerja. UMKM diharapkan semakin berperan dalam
menekan angka pengangguran. Menteri Koperasi dan UMKM Hasan (Depkop,
2012) mengungkapkan, pertumbuhan UMKM di Indonesia meningkat pesat dua
tahun terakhir. Bila dua tahun lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha,
pada Tahun 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. UMKM yang terus
meningkat ini diharapkan bisa sebanding dengan penyerapan tenaga kerja.
Dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit UMKM, dalam dua tahun terakhir,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
jumlah tenaga yang terserap bertambah 15 juta orang. Melihat peran UMKM yang
begitu strategis maka UMKM dapat mewujudkan salah satu tujuan pembangunan
yaitu menanggulangi kemiskinan.
Gunadi, (2010) menjelaskan tentang UMKM mempunyai peran penting
bagi masyarakat di tengah krisis ekonomi. Memberdayakan UMKM diyakini
dapat mencapai pemulihan ekonomi. UMKM sendiri pada dasarnya sebagian
besar bersifat informal dan karena itu cenderung lebih mudah untuk dimasuki oleh
beberapa pelaku usaha yang baru
UMKM memainkan peranan penting dalam perekonomian nasional.
Kontribusi UMKM tidak hanya pada penyelidikan lapangan pekerjaan tetapi juga
memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kenyataan di
lapangan (data empiris), banyak pelaku UMKM yang memiliki kekuatan untuk
mempertahankan usaha dalam menghadapi konjungtur perekonomian serta
berbagai ketidakpastian dalam pasar input maupun output.
Fasilitas atau kemudahan yang diberikan pemerintah seperti proteksi dan
fasilitas kredit kepada pelaku ekonomi, ternyata sebagian besar dinikmati oleh
usaha besar (konglomerat). Berarti UMKM kurang memperoleh berbagai akses
terhadap sumberdaya dan iklim usaha yang diperlukan mereka.
Kondisi di atas bukannya tidak disadari oleh pemerintah. Berbagai upaya
telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan telah dilakukan. Salah
satu kebijakan tersebut adalah pola kemitraan antara usaha besar dengan usaha
menengah dan kecil. Pola kemitaraan yang besar harapannya untuk menjembatani
UMKM yang ada di Indonesia dalam rangka menghimpun dana sebagai sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
modal belum berfungsi secara optimal. Lembaga penyedia dana yang mudah
dijangkau oleh pelaku usaha kecil adalah cenderung kepada Lembaga keuangan
mikro berbentuk Koperasi yang ada disekitar lokasi berdirinya usaha. Adanya
pemberdayaan UMKM belum menunjukkan klasifikasi hasil terhadap
perekonomian pedesaan pada Kecamatan Manyaran .
Rekapitulasi jumlah industri yang ada di Kecamatan Manyaran sampai
saat ini ditunjukkan pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Rekapitulasi Industri DiKecamatan Manyaran
No Jenis Industri Jumlah
Unit Usaha
Jumlah
Tenaga Kerja
1 Tempe 161 314
2 Mebel 66 141
3 Anyaman Bambu 229 289
4 Natah Wayang 35 83
5 Makanan Olahan 7 14
6 Penjahit 7 14
7 Wayang Kulit 55 118
8 Rancak Gamelan 20 45
9 Tape 22 22
10 Tahu 7 14
11 Jamu Gendong 6 6
12 Emping Mlinjo 20 40
JUMLAH 635 1100 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonogiri (2013)
Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, hanya sektor UMKM yang bertahan
dari runtuhnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh
krisis. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi
berubah. Usaha besar satu persatu pailit karena bahan baku impor meningkat
secara drastis,biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah
terhadap dollar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankkan yang ikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak
perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang
tinggi.
Kondisi perekonomian suatu daerah menjadi indikator utama keberhasilan
daerah tersebut dalam rangka pembangunan untuk mencapai kemakmuran.
Kondisi yang terjadi saat ini tentang perekonomian yang ada di dikabupaten
wonogiri menjadi masalah untuk dicari jalan keluar agar terwujud perekonomian
yang mapan.
Berdasarkan data yang di ambil pada saat observasi di BPS (Badan Pusat
Statistik) kabupaten Wonogiri, selama kurun waktu lima tahun tekarhir ( 2007 –
2011) terjadi pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi. Jika pada tahun 2007
pertumbuhan ekonomi mencapai 5,07 % maka pada tahun 2008 pertumbuhan
tersebut melambat menjadi 4,27 %. Namun demikian, pada tahun 2010
pertumbuhan ekonomi kembali meningkat menjadi sekitar 5,87 % dan melambat
lagi pada tahun 2011. Keadaan pertumbuhan ekonomi di daerah kabupaten
wonogiri secara menyeluruh terangkum dalam tabel 1.2 di bawah ini:
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun (2007 - 2011)
Tahun / Year Pertumbuhan ekonomi (persen)
Economic Growth (Percent)
(1) (2)
2007 5,07
2008 4,27
2009 4,73
2010 5,87
2011 2,03
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab.Wonogiri (2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu dilakukan
penelitian tentang “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
Sebagai Upaya Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Di
Masyarakat Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti memberikan
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemberdayaan UMKM serta dampaknya dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran ?
2. Apa saja kendala yang dihadapi serta bagaimana usaha untuk mengatasi
kendala dalam pemberdayaan UMKM di Kecamatan Manyaran?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendiskripsikan:
1. Sejauh mana pemberdayaan UMKM mampu dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran.
2. Kendala-kendala UMKM dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
Kecamatan Manyaran, serta usaha-usaha yang telah dilakukan oleh
UMKM dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan di
Kecamatan Manyaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan ide dan gagasan mengenai pentingnya pemberdayaan
UMKM.
b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi UMKM
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
pengusaha UMKM dalam mengoptimalkan usahanya dengan
memanfaatkan jasa keuangan yang ada seperti koperasi.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman dan penerapan ilmu
yang telah diperoleh dalam perkuliahan, terutama Manajemen UMKM.
c. Bagi Pembaca:
Sebagai referensi bacaan guna memperdalam pengetahuan mengenai
UMKM yang saling berhubungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)
a. Definisi dan Karakteristik UMKM
Membicarakan masalah kelompok usaha yang termasuk dalam
usaha mikro, kecil dan menengah disingkat UMKM tidak mudah.
Banyak istilah yang muncul dalam hubungannnya dengan UMKM.
Menurut Kambewa dan Tekere (2007: 18) menyatakan: The definition of
the SMEs is based on three parameters namely capital investment,
number employees and turnover. (Definisi dari UMKM adalah
berdasarkan tiga parameter/tolok ukur yaitu besarnya modal, jumlah
karyawan dan omset).
Aremu dan Adeyemi (2011: 201), Mengemukakan bahwa:
countries do not use same definition for classifiying their SMEs sector.
The parameters generally applied by most countries, singly or in
combination are: capital investment on plant and machinery; number of
workers employed;and volume of production or turnover of business.
(Negara tidak menyatakan definisi yang sama untuk mengklasifikasikan
sektor UMKM. Ada tiga parameter umum yang digunakan oleh sebagian
besar negara, salah satu kombinasi dari besarnya asset/modal dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
penggunaan mesin/teknologi; jumlah pekerja yang bekerja; dan volume
produksi atau omset bisnis/usaha).
Pengertian UMKM ada yang menyebut golongan ekonomi lemah
(GEL) atau pengusaha ekonomi lemah (pegel), usaha mikro ada juga
yang menggunakan istilah industri kecil dan sedang, serta ada juga
menyebut dengan industri rumah tangga. Dalam study ini digunakan
istilah UMKM.(Astawa, 2007). Berbeda dengan yang diungkapkan oleh
Garg dan Van Weele (2012: 97) bahwa: The number of employees (the
most common mode of definition) per enterprise size category combined
with the annual turnover categories, the gross assets (excluding fixed
property) and differentiates these according to sub-sectors. (Kategori
UMKM digolongkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan asset yang
dimiliki oleh pemilik usaha UMKM serta omset tahunan).
Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yangberdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan ataubadan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan ataucabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
4) Kriteria UMKM berdasarkan jumlah asset dan omzet.
Kriteria UMKM berdasarkan jumlah asset dan omset dapat dilihat
pada tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1
Kriteria UMKM berdasarkan jumlah asset dan omzet.
Jenis usaha Asset Omzet
Usaha mikro Max 50jt Maks 300juta
Usaha kecil Besar dari 50jt-500jt Besar dari 300juta-3M
Usaha menengah Besar dari 500jt-10M Besar dari 2,5M-50M
Sumber : Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008
Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 di atas jelas menunjukkan
perbedaan yang cukup besar baik dari segi asset ataupun omzet antara
usaha mikro dengan kecil dan usaha kecil dengan menengah. Namun
yang jelas secara keseluruhan UMKM berperan dalam pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
perekonomian nasional, hal ini sesuai juga dengan UU No.20 Tahun
2008 Bab II pasal yang berbunyi:
Usaha Mikro Kecil dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan.
Krishnamurti dalam Amran Husen (2011: 43) mengutip definisi
beberapa lembaga atau instansi termasuk Undang-Undang mengenai
Usaha Mikro Kecil Menengah. Menurut Kementerian Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa
Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UM), adalah entitas usaha
yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan
tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000.
Namun demikian, beberapa lembaga lain mendefinisikan UMKM
menjadi dua pengertian dengan membedakan Usaha Kecil dan Usaha
Mikro. Menurut UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM, dinyatakan
bahwa:
Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut:
(1) kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
menurut Bank Indonesia:
Usaha Mikro adalah usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin,
bersifat usaha keluarga, menggunakan sumber daya lokal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
menerapkan teknologi sederhana, dan mudah keluar masuk
industri. Yang disebut dengan usaha kecil memiliki aset paling
banyak Rp 200.000.000 dan memiliki penjualan tahunan paling
banyak Rp 1.000.000.000.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai sebuah tujuan,
Agyapong (2010: 197) mengemukakan: The goal of MSMes development
programs is to harness the potential human capital and entrepreneurship
that already exist in most economies because the account for a large
share of firms and employment. Further argue that MSMEs are the
emerging private sector in poor countries, and thus form the base for
private sector-led growth required as an istrument of powerty
alleviation.(Tujuan program pengembangan UMKM adalah untuk
mendayagunakan sumber daya manusia dalam kewirausahaan yang
sudah ada di sebagian besar perekonomian semua sektor. UMKM lebih
banyak muncul / tumbuh di negara-negara miskin. Maka dari itu dasar
tumbuhnya UMKM sebagai langkah untuk mengentaskan kemiskinan).
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu:
Usaha mikro merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja
kurang dari 5 orang termasuk tenaga kerja keluarga, usaha kecil
merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s/d
9 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha
yang memiliki tenaga kerja 20 s/d 99 orang.
Sementara Bank Dunia memberikan definisi UMKM berdasarkan
kuantitas tenaga kerja dan entitas ekonomi:
Usaha Mikro memiliki tenaga kerja kurang dari 10 orang,
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp $ 100.000, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
penjualan tahunan paling banyak $ 100.000. Usaha Kecil
memiliki tenaga kerja 10 s.d 50 orang, memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp $ 3.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling
banyak $ 3.000.000.
UMKM terdiri dari Usaha Kecil dan Usaha Mikro. Keduanya
memiliki perbedaan baik dari segi jumlah kekayaan maupun tenaga kerja,
yaitu kekayaan kurang dari Rp 50.000.000 dan tenaga kerja kurang dari
10 orang untuk kriteria usaha mikro serta kekayaan antara Rp 50.000.000
sampai dengan Rp 200.000.000 dan tenaga kerja antara 10 sampai
dengan 50 orang. Jadi UMKM memiliki jumlah kekayaan dan tenaga
kerja lebih sedikit daripada usaha kecil.
b. Permasalahan UMKM
Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia memang sangat
penting, namun UMKM masih memiliki banyak permasalahan yang
perlu mendapatkan penanganan dari pemerintah.
Berdasarkan ungkapan Mason dalam Newberry dan Bosworth
(2010: 183): These micro-firms are vulnerable to the regulatiory burden
associated with VAT registration and employment and this may tie in
with a fear of being identified, taxed and regulation that is linked with
HBB sector. (Bentuk usaha mikro/kecil ini banyak mengalami kendala
dalam peraturan perizinan pendirian usaha dan besarnya biaya
termasuk pajak yang harus dibayar oleh pemilik usaha).
Menurut Njanja dan Pelissier (2010: 67) Innovation and
enhanching the enterprise culture which in necessery for private sector
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
development and industrialaization.It is expected by the year 2030,
Kenya will be transformed in to a newly industrialized nation. If the
country has to make this leap, then the small enterprises are expected to
play a key role in this transformation. (Inovasi dan perngembangan usaha
kecil yang mana perlu membutuhkan perhatian khusus pada sektor
pengembangan industri. Dengan harapan pada masa 2030, Kenya akan
menjadi pembaharu industri di dunia. Jika Pemerintah membuat
lompatan atau kebijakan yang mendorong UMKM untuk memenuhi
prosedur sebagai transformasinya).
Masih banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh UMKM
membuat kemampuan UMKM berkiprah dalam perekonomian nasional
tidak dapat maksimal. Secara umum, UMKM menghadapi dua
permasalahan utama, yaitu masalah finansial dan nonfinansial (organisasi
manajemen).
Menurut Urata, dalam Sri Adiningsih, (2009: 3) masalah
finansial disebutkan bahwa:
1) Kurangnya kesesuaian (terjadinya mismatch) antara dana yang
tersedia yang dapat diakses oleh UMKM
2) Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UMKM
3) Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur kredit
yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah
kredit yang dikucurkan kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4) Kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik disebabkan oleh
ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang
memadai
5) Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi
6) Banyak UMKM yang belum bankable, baik disebabkan belum
adanya manajemen keuangan yang transparan maupun kurangnya
kemampuan manajerial dan finansial
Masalah organisasi manajemen (non-finansial) disebutkan bahwa:
1) Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control
yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti
perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
2) Kurangnya pengetahuan pemasaran, yang disebabkan oleh
terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai
pasar, selain karena keterbatasan kemampuan UMKM untuk
menyediakan produk/jasa yang sesuai dengan keinginan pasar
3) Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) karena kurangnya
sumber daya untuk mengembangkan SDM
4) Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi.
Di samping dua permasalahan utama di atas, UMKM menghadapi
permasalahan lain seperti yang dinyatakan Hafsah sebagaimana dikutip
oleh Amran Husen (2010: 41) bahwa permasalahan yang dihadapi
UKMM di antaranya sebagai berikut:
1) Rendahnya profesionalisme tenaga pengelola usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Keterbatasan permodalan dan kurangnya akses terhadap perbankan.
3) Kemampuan penguasaan teknologi masih kurang.
Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa faktor penyebab
kegagalan sektor usaha kecil untuk berkembang di antaranya:
1) Lemahnya kemampuan di dalam pengambilan keputusan (poor
decision making ability).
2) Ketidakmampuan di dalam manajemen (management incompetence).
3) Kurang berpengalaman (lack of experience).
4) Lemahnya pengawasan keuangan (poor financial control).
Brom dan Longenecker dalam Amran Husen (2010: 42)
menyatakan kegagalan yang dialami usaha kecil disebabkan oleh:
1) Kemerosotan posisi modal kerja (deterioration of working capital)
2) Penurunan volume penjualan (declining sales)
3) Penurunan laba atau keuntungan (declining profits)
4) Meningkatnya utang (increasing debt)
Usaha Mikro Kecil Menengah memiliki banyak permasalahan
yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk mengatasi keterbatasan
akses ke kredit bank/sumber permodalan lain dan akses pasar. Selain itu
kelemahan dalam organisasi, manajemen, maupun penguasaan teknologi
juga perlu dibenahi. Beberapa permasalahan yang masing-masing telah
diungkapkan diatas oleh para ahli, maka penulis menyimpulkan bahwa
masalah permodalan merupakan faktor yang mendasar. Kemerosotan
modal kerja menyebabkan volume penjualan menurun sehingga laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang diperoleh juga menurun sehingga berimbas pada utang yang
meningkat untuk menutupi segala kekurangan. Hal ini tentunya
membutuhkan penanganan yang serius serta terkait erat dengan kebijakan
pemerintah yang dibuat untuk mengembangkan UMKM.
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan sumber pembiayaan
UMKM, pemerintah melakukan upaya seperti yang tercantum dalam
pasal 21 Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM
sebagaimana ayat (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan
pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil, dan ayat (2) Badan Usaha
Milik Negara dapat menyediakan pembiayaandari penyisihan bagian laba
tahunan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk
pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.
Selanjutnya pada pasal 22 juga disebutkan bahwa dalam rangka
meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil,
Pemerintah melakukan upaya:
1) Pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan
lembaga keuangan bukan bank.
2) Peningkatan kerjasama antara Usaha Mikro dan Usaha Kecil melalui
koperasi simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan konvensional
dan syariah.
c. Peran UMKM Dalam Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
Pedesaan.
Menurut Rudjito (2010: 40) setidaknya ada empat aspek utama
yang menjadi alasan mengapa UMKM memiliki peran strategis, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
a) Aspek Manajerial, yaitu meliputi: peningkatan produktivitas/
omzet/tingkat utilisasi/tingkat hunian, meningkatkan kemampuan
pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia.
b) Aspek permodalan, yaitu meliputi: bantuan modal (penyisihan 1-5%
keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi
usaha kecil minimum 20%) dari portofolio kredit bank dan
kemudahan kredit.
c) Pengembangan program kemitraan dengan usaha besar baik lewat
sistem. Bapak-anak angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir (forward
linkage), keterkaitan hilir-hulu (backward linkage), modal ventura,
atau subkontrak.
d) Pengembangan sistem sentra industri kecil dalam suatu kawasan
apakah berbentuk PIK (Pemukiman Industri Kecil), LIK
(Lingkungan Industri Kecil) yang didukung UPT (Unit Pelayanan
Teknis) dan TPI (Tenaga Penyuluh Industri).
e) Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB
(kelompok Usaha Bersama), Kopinkra (Koperasi Industri Kecil dan
Kerajiinan).
Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil
dan Menengah dalam pasal disebutkan bahwa:
usaha mikro dan kecil bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonommian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
UMKM selain memiliki peran penting dalam penyerapan tenaga
kerja, juga sebagai mediasi proses industrialisasi suatu negara. Secara
umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran: (1)
sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi, (2) penyedia lapangan
kerja terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan perekonomian
lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber
inovasi, serta (5) kontribusinya terhadap neraca pembayaran
(Departemen Koperasi dan UMKM, 2008). Oleh karena itu
pemberdayaannya harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan,
dengan arah peningkatan produktivitas dan daya saing, serta
menumbuhkan wirausahawan baru yang tangguh.
Menurut Zuhall (2010), bahwa Salah satu keunggulan UMKM
adalah, UMKM lebih berpeluang untuk berinovasi untuk menentapkan
teknologi baru ketimbang perusahaan-perusahaan besar yang telah
mapan. Tidak mengherankan jika dalam era persaingan global saat ini
banyak perusahaan besar yang bergantung pada pemasok-pemasok kecil-
menengah. Sesungguhnya ini peluang bagi kita untuk turut berkecimpung
di era global sekaligus menggerakkan sektor ekonomi riil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2. Pemberdayaan
a. Pengertian Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan dapat dikatakan merupakan jawaban atas
realitas ketidakberdayaan. Mereka yang tidak berdaya adalah pihak yang
tidak memiliki daya atau kehilangan kekuatan. Pemberdayaan merupakan
istilah lain dari empowerment atau penguatan. Artinya pemberian
kekuatan, sehingga bisa lebih mempunyai kekuatan atau daya untuk
melaksanakan segala aktivitas dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Pemberdayaan merupakan makna membuat orang menjadi
berdaya, bahwa kekuatan tersebut berasal dari diri sendiri yang
digunakan untuk mendorong terjadinya perubahan. Oleh karena itu
pemberdayaan sangat jauh dari konotasi ketergantungan. Pemberdayaan
pada intinya adalah pemanusiaan, dalam artian mendorong dengan
menampilkan dan merasakan hak-haknya.
Menurut Robbins dalam Abadi dan Chegini (2013),
mengemukakan bahwa: Empowerment is belief that thinks it as a unite
structure and simple while it is a continous process that occur in
dynamic envirounments an contains many elements that can be analyzed
in different levels. (Pemberdayaan adalah memberi kepercayaan akan
pemikiran suatu struktur untuk proses yang mebutuhkan cukup waktu
dengan cara yang tepat dari berbagai lapisan sehingga dapat dianalisis
seberapa besar kemampuannya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Chambers dalam Rifa`i (2013), Pemberdayaan
masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkul nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru
pembangunan yakni yang bersifat people centered (sekelompok orang),
participatory (partisipatif), empowering (memberdayakan), dan
sustainable (berkelanjutan).
Menurut Eylon dalam Erturk dan Cakar (2012), mengemukakan:
We define empowerment as an energizing process that expands the
feelings of trust and control in one as well as in one`s organization,
which leads to outcomes such as enhannced self-efficacy and
performance. (Kami mendefinisikan pemberdayaan sebagai energi proses
yang memperluas perasaan kepercayaan dan kontrol dalam satu
organisasi, yang mengarah ke hasil seperti peningkatan self-efficacy dan
kinerja).
Menurut Shardlow dalam Rifa`i (2013), menjelaskan bahwa,
pengertian mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana
individu, kelompok maupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan
mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
dengan keinginan mereka.
Menurut Bowen and Lawler dalam Erturk dan Cakar (2012)
mengemukakan bahwa: Empowerment focused on those management
practices designed to “empower” employees, such as the delegation of
decision-making and the provision of increased access to information
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
and resources for individuals at lower levels of the organization.
(Pemberdayaan lebih fokus pada praktek-praktek rencana pengelolaan
untuk "memberdayakan" para karyawan, seperti pengambilan keputusan
dan penyediaan peningkatan akses ke informasi dan sumber daya untuk
individu di organisasi pada lini bawah).
Menurut Kutut Suwondo (2002: 74), dalam pemberdayaan atau
empowerment terdapat tujuan, yaitu: pertama, meningkatkan sumberdaya
masyarakat dalam penguatan kelembagaan, organisasi sosial ekonomi
melalui sosialisasi, pembinaan pelatihan ketrampilan. Kedua,
mewujudkan masyarakat dengan peran keswadyaan dari masyarakat
sebagai pelaku pembangunan. Ketiga, meningkatkan kesejahteraan
mengurangi masyarakat miskin dengan mengembangkan sistem
perlindungan sosial dan dukungan bantuan sebagai upaya stimultan atau
menurut Bill Ginnodo (1997), bahwa: “a simple, straight-forward
definition of empowerment is, “to provide with the means and
opportunity to make decisions and take actions which directly affect the
coetumer”. (sederhana, pengertian pemberdayaan secara langsung
adalah, "penyediaan sarana dan kesempatan untuk membuat
keputusan dan mengambil tindakan yang secara langsung dalam
mempengaruhi pelanggan).
Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007: 115) dalam pengertian
konvensional, konsep pemberdayaan sebagai terjemahan empowerment
mengandung dua pengertian yaitu:
1) To give power autority to atau memberi kekuasaan,
mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas ke
pihak lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2) To give ability to atau to enable atau usaha untuk memberi
kemampuan atau pemberdayaan.
Konsep pemberdayaan tersebut yang sesuai dengan penelitian ini
adalah to give ability to atau to enable, usaha untuk memberi
kemampuan atau keberdayaan. Karena dalam hal ini strategi ini
dimaksudkan agar UMKM tersebut menjadi mampu bersaing dan lebih
berdaya guna.
Menurut Dewangga (2013), mengemukakan bahwa
pemberdayaan adalah suatu kondisi yang memungkinkan orang merasa
mampu, memiliki daya berinisiatif dan mampu melaksanakan tugas
serta memberikan kekuatan bagi motivasi pribadi. Pemberdayaan dapat
berasal dari diri sendiri dan teman sejawat atau teman sekerja dan dari
atasan atau pimpinan. Jadi pemberdayaan harus dapat menumbuhkan
kemampuan untuk berubah arah ke arah yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya.
b. Strategi Pemberdayaan
Menurut Suharto (2005), strategi pemberdayaan dapat dilakukan
melalui tiga aras matra pemberdayaan, yaitu :
1) Aras Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui
bimbingan, konseling, stress management, Crisis intervention.
Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering
disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas.
2) Aras Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok
sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika
kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi. Dalam
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-
sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalah
yang dihadapinya.
3) Aras Makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar, karena
sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih
luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi
sosial, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah
beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar
memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi
untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk
memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
Berbagai masalah yang dialami baik secara aindividual, kelompok,
dalam keluarga, lembaga tetrtentu atau bahkan bagian masyarakat secara
lebih luas, untuk itu ditentukan adanya bimbingan sebagai suatu usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pemberdayaan atau bantuan yang diberikan kepada individu dalam
kelompok.
Aras makro merupakan strategi pemberdayaan yang ditunjukan
pada masyarakat secara individual (perorangan), seperti bimbingan dan
konseling pada individu (klien) untuk menumbuhkan kepercayaan bahwa
ia memiliki kemapuan untuk mengambil keputusan, menumbuhkan
kepercayaan untuk menerima pengalaman orang lain yang bermanfaat,
menyadarkan bahwa dirinya bagian dari lingkungan sosial budaya,
membantu mengembangkan kapasitas diri menggunakan sumber daya
yang ada.
Aras mezzo dimaksudkan strategi pemberdayaan melalui
kelompok, untuk membantu sekelompok masyarakat memecahkan
masalah-masalah yang dirasakan secara individu tetapi dirasakan juga oleh
individu individu yang lain dalam kelompok. Menumbuhkan kesempatan
partisipasi individu dalam perencanaan pemecahan masalah, belajar dan
diskusi kelompok. Kegiatan kelompok merupakan teknik yang baik dalam
bimbingan pemberdayaan, karena memberikan kesempatan individu untuk
berpartisipasi sebaik-baiknya.
Aras makro merupakan tujuan pemberdayaan pada sistem yang
lebih luas, yaitu individu–individu, kelompok–kelompok dalam suatu
sistem kemasyarakatan. Aras makro merupakan perpaduan antara aras
mikro dan aras mezzo dalam suatu sistem yang lebih besar atau luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
c. Indikator pemberdayaan
Menurut Kartasasmita dalam Mardikanto (2013), mengemukanan
bahwa upaya memberdayakan rakyat harus dilakukan tiga cara, yaitu:
1) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
berkembang. Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap
individu dan kelompok memiliki potensi yang dapat
dikembangkan.
2) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat
dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung
berbagai masukan, menyediakan prasarana dan sarana baik fisik
maupun sosial.
3) Melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah.
Dalam pemberdayaan harus dicegah yang lemah atau semakin
terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat.
Simatauw (2001), mengungkapkan bahwa tidak ada jalan lain bagi
pemberdayaan tanpa membangun satu kekuatan tersendiri terlebih
dahulu. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pemberdayaan atau
pembentukan kelompok-kelompok masyarakat. Ukuran pemberdayaan
bisa juga dilihat dengan cara lain yaitu :
1) Proses pembuatan keputusan dalam masyarakat. Apakah proses
pembuatan sudah mengakomodasi peran masyarakat? Apakah
kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan masuk dalam hasil
keputusan yang telah dibuat?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2) Dalam kegiatan, apakah sudah mengakomodasi untuk
menentukan lokasi, manfaat, peluang, pengelolaan dan
penguasaaan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
serta evaluasi suatu kegiatan.
3) Perubahan pembagian peran produktif dan reproduktif dalam
rumah tangga. Laki-laki dan perempuan sama-sama mengerti
dan mengerjakan pekerjaan tanpa membedakan pekerjaan
perempuan dan pekerjaan laki-laki.
4) Kebijakan harus dapat dipastikan bahwa kebijakan baru
mengandung keadilan gender. Miasalnya kepala keluarga tidak
harus suami, pengelolaan lingkungan harus memperhatikan
dampak terhadap perempuan dan anak-anak, dan bagaimana
menempatkan perempuan sebagai actor yang penting dalam
pengelolaan sumber daya alam.
Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007: 9), Sebagai konsep
manajemen, pada akhirnya pemberdayaan harus mempunyai indikator
keberhasilan:
1) Akses, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya
mempunyai akses dan risorsis yang diperlukannya untuk
pengembangan diri.
2) Partisipasi, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya
dapat berpartisipasi mendayagunakan risorsis yang diaksesnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Kontrol, dalam arti target yang diberdayakan pada akhirnya
mempunyai kemampuan mengontrol proses pendayagunaan
risorsis tersebut.
4) Kesetaraan, dalam arti pada tingkat tertentu saat terjadi konflik,
target mempunyai kedudukan sama dengan yang lain dalam hal
pemecahan masalah.
Kegiatan pemberdayaan harus mampu mengembangkan teknik-
teknik pendidikan tertentu yang imajinatif untuk menggugah kesadaran
masyarakat. Menurut Silkhondze dalam Karsidi (2007), Orientasi
pemberdayaan masyarakat haruslah membantu masyarakat agar
mampu mengembangkan diri atas dasar inovasi-inovasi yang ada,
ditetapkan secara partisipatoris yang pendekatan berorientasi pada
kebutuhan masyarakat sasaran dan hal-hal yang bersifat praktis, baik
dalam bentuk layanan individu maupun kelompok.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberdayaan adalah
proses menyeluruh: suatu proses aktif antara motivator, fasilitator, dan
kelompok masyarakat yang perlu diberdayakan melalui peningkatan
pengetahuan ketrampilan, pemberian berbagai kemudahan serta
peluang untuk mencapai akses sistem sumberdaya dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Proses pemberdayaan
hendaknya meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1) Enabilling (menciptakan suasana kondusif)
2) Empowering (penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat)
3) Protecting (perlindungan dari ketidakadilan)
4) Supporting (bimbingan dan dukungan)
5) Foresting (memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang)
3. Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan
a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan/Daerah
Menurut Arsyad (2010: 374) bahwa pertumbuhan ekonomi
daerah/pedesaan adalah suatu proses pemerintah daerah dan
masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai sebuah proses artinya yaitu proses yang
mencakup pembentukan institusi baru, pembangunan industri-industri
alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan
produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu
pengetahuan, dan pengembangan usaha-usaha baru.
Menurut Myrdal dalam Ermawati (2010: 12), pertumbuhan
ekonomi dalam suatu wilayah tertentu bergantung pada lokasi dari
sumberdaya alam dan keuntungan-keuntungan lokasi lainnya.
Pertumbuhan ini akan terjadi pada daerah belakangnya melalui efek
komulatif yaitu efek sebar (spread effect) dan efek serap (backwash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
effect). Prinsip pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh
adanya industri propulsive tertentu, cenderung hanya akan menarik
modal dari daerah sekitarnya, karena keuntungan lokasi pada wilayah
tersebut.
Menurut Herath dan Gebremedhin (2012) mengemukakan bahwa:
Introduction of appropriate technologies enhances the efficiency of
existing agricultural productivity, agricultural research, economic
development education, and extension are important for rural economic
development. (awal yang tepat dengan mempergunakan teknologi sebagai
pendukung puduktivitas komoditas desa, serta penelitian merupakan
upaya pengembangan/pertumbuhan ekonomi pedesaan)
Melihat definisi pertumbuhan ekonomi diatas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi pedesaan adalah suatu
proses yang dilakukan masyarakat dalam mengelola sumberdaya yang
ada di desa dengan membentuk suatu pola kemitraan dengan pemerintah
maupun swasta yang ditandai adanya industri propulsive tertentu dengan
tujuan menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan ekonomi pedesaan.
b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan/Daerah
Pada hakekatnya, pengembangan metode yang menganalisis
perekonomian suatu daerah penting sekali kegunaannya untuk
mengumpulkan data tentang prekonomian daerah yang bersangkutan
serta proses pertumbuhannya yang kemudian dapat dipakai sebagai
pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
untuk mempercepat laju pertumbuhan yang ada menurut Arsyad (2010:
375) inti dari pembahasan tentang teori tersebut berkisar pada dua hal,
yaitu berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu
daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu.
1) Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)
Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama
pertumbuhan ekonomi pedesaan adalah berhubungan langsung
dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah.
Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal,
termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan
menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation).
2) Teori Lokasi
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
pedesaan yaitu: lokasi, lokasi dan lokasi. Pernyataan tersebut sangat
masuk akal jika dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri.
Perusahaan cenderung untuk meminimumkan biaya dengan cara
memilih lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati
pasar. Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi
yang terbaik adalah yang terdekat antara bahan baku dengan pasar.
3) Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral (central place theory) mengangggap
bahwa ada hirarki tempat ( hierarchy of places). Setiap tempat
sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
menyediakan sumberdaya pemukiman yang menyediakan jasa-jasa
bagi penduduk daerah yang mendukungnya.
4) Teori Kausasi Kumulatif
Kekuatan-kekuatan pasar cenderung memperparah
kesenjangan antara daerah-daerah tersebut (maju versus
terbelakang). Daerah yang maju mengalami akumulasi keunggulan
kompetitif dibanding daerah-daerah lainnya.
5) Model daya tarik
Teori daya tarik industri adalah model
pembangunan/pertumbuhan ekonomi daerah yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya
adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya
terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.
c. Indikator Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan
Dalam pembangunan pedesaan, perencanaan ekonomi dan sosial
adalah merupakan prasyarat. Suatu desa dianalisis sebagai suatu sistem
ekonomi dan sosial terbuka yang berhubungan dengan desa-desa lain
melalui arus perpindahan faktor produksi, pertukaran komoditas dan
informasi serta mobilitas penduduk.
Menurut Arsyad (2010: 115) bahwa, suatu desa/daerah
mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi meliputi beberapa
indikator:
1) Peningkatan Kualitas SDM( Sumber Daya Manusia)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2) Membangun Kelembagaan Masyarakat
3) Menyediakan Fasilitas Produksi
4) Akses Modal
5) Kemudahan Dalam Akses Pasar
Merupakan persoalan yang penting pula yaitu bagaimana
mengukur peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan sosial, peningkatan
produksi, sumberdaya pembangunan, perbaikan sistem tranportasi.
Beberapa indikator dalam pembangunan ekonomi pedesaan yang
dikemukakan oleh Adisasmita, (2006) adalah sebagai berikut:
1) Perubahan Struktur Perekonomian
Umumnya, struktur perekonomian daerah pedesaan masih
berat sebelah pada sektor pertanian (kontribusi sektor pertanian
masih sangat besar). Meskipun kontribusi sektor pertanian masih
sangat besar, namun pembangunan daerah pedesaan
memperlihatkan perkembangan yang nyata, seperti diterapkannya
mekanisme sistem pertanian, penggunaan bibit/benih unggul, dan
sarana produksi lainnya yang lebih baik, telah menunjukan
perkembangan yang menjanjikan. Orientasi pembangunan daerah
pedesaan diarahkan pada sasaran:
a) Penguatan ketahanan pangan
b) Menunjang pengembangan kegiatan sektor industri dan
mendorong ekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
c) Memperluas lapangan kerja di daerah pedesaan yang diharapkan
dapat mengurangi arus penduduk pedesaan berurbanisasi ke
kota-kota besar.
d) Mengembangkan kerjasama antar daerah pedesaan untuk
memperkokoh struktur perekonomian pedesaan
2) Pertumbuhan Kesempatan Kerja
Masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja merupakan
suatu masalah mendesak dalam pembangunan pedesaan karena
mencakup secara langsung upaya pencapaian Trilogi Pembangunan,
yaitu:
a) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
b) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
c) Terciptanya stabilitas yang dinamis
B. Penelitian Yang Relevan
1. Resume Review Penelitian Yang Relevan
Banyak ahli yang telah meneliti tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah ( UMKM ). Beberapa penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penelitian W L Njanja and Rene` Pelissier (2010) dengan judul An
Investigation into the Effect of Management Factors on Performance of (
Micro, Small and Medium Enterprises ) in Kenya. Pada penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
tentang study kasus faktor yang mempengaruhi pengolahan kinerja
UMKM di Kenya. Penelitian ini bertujuan menyelidiki secara kritis faktor
yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kenya. Penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data dan desain. Jenis penelitian ini
adalah sebuah study kasus Cross-sectional, data yang relevan
dikumpulkan pada titik waktu tertentu. Desain yang digunakan adalah
random sampling, desain ini untuk membantu meminimalkan data yang
bias dari populasi. Sampel yang digunakan di ambil 8 kota di provinsi
Kenya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor pengelolaan UMKM
sangat penting dan berbeda dengan pengelolaan perusahaan skala besar,
dan UMKM menjadi faktor yang besar dalam pemulihan ekonomi di
Kenya.
b. Penelitian Daniel Agyeapong (2010) dengan judul Micro, Small and
Medium Enterprises` Activities, Income Level and Poverty Reduction in
Ghana – A Synthesis Of Related Literature.
Pada penelitian ini mengenai pentingnya UMKM terhadap pembangunan
ekononmi dan pengentasan kemiskinan di Ghana. Dalam penelitian ini
ditemukan dua pandangan yang berbeda dari UMKM yakni antara yang
pro UMKM dan yang kontra UMKM. UMKM dipercaya dapat berperan
penting terhadap kemamuran ekonomi dalam sebuah negara, sedangkan
yang anti UMKM menganggap hanya perusahaan – perusahaan besar yang
lebih berperan dibandingkan UMKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Disimpulkan pada penelitian ini bahwa UMKM menjadi kunci dalam
pelajaran (terutama perempuan). Berkontribusi terhadap pendapatan pajak,
ekspor dan impor, menfasilitasi distribusi barang dan mampu
berkontribusi terhadap pembangunan dan melahirkan inovasi
kewirausahaan di Ghana.
c. Penelitian T.Eshetu, M. Ketema, B.Kassa (2013), dengan judul Economic
Impact of Support Service Program on Micro and Small Entreprises: The
Case of Dire Dawa Administration, Ethiopia.
Pemberian pelayanan dan perhatian khusus diberikan sebagai upaya
mengatasi kendala UMKM di Ethiopia selama ini merupakan peranan
penting untuk mengatasi tantangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan pembangunan di negara Ethiopia. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis dampak terhadap ekonomi ditunjang dari program
pelayanan UMKM pada penjualan perusahaan, tenaga kerja dan
pembentukan aset modal di Dire Dawa Administrasi, Ethiopia. Dengan
metode Propencity Score Matching dan matching samped enterprises
peneliti dapat memperkirakan besarnya dampak pelayanan/dukungan
UMKM terhadap perekonomian.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa program dukungan /
pelayanan UMKM rata – rata meningkatkan penjualan bulanan sebesar 28
%, jumlah tenaga kerja sebesar 42 %, dan Pembentukan modal aset
sebesar 60 %. Maka dari itu diperlukan perhatian khusus yang lebih kuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
terhadap masalah-masalah utama yang menjadi kendala perkembangan
UMKM.
d. Penelitian Garg dan Erich Van Weele (2012) dengan judul Successsion
Planning and Its Impact on the Performance of Small Micro Medium
Enterprises within the manufacturing Sector in Johannesburg.
Rencana sukses dan kinerja UMKM pengaruhnya terhadap sektor
pembangunan di Johannesburg. Pada penelitian ini menunjukkan sebagian
besar di kelola secara mandiri dan dalam skala kecil. Diperlukan
perencanaan yang baik dan tepat. Perencanaan yang baik dalam UMKM
merupakan salah satu masalah yang paling menentukan dalam
keberhasilan mengelola UMKM. Masalah ini diselidiki dengan cara
survey yang tujuannya memastikan kondisi sektor pembangunan
(manufaktur) di wilayah Johannesburg. Metode yang digunakan adalah
kombinasi metodologi kualitatif dan kuantitatif, sehingga dapat ditemukan
kesenjangan antara perencanaan pengelolaan yang baik dengan kondisi
UMKM yang sebenarnya. Disimpulkan juga bahwa perencanaan
pengelolaan yang baik dapat mempengaruhi keberhasilan UMKM dan
meningkatkan pertumbuhan pada sektor pembangunan suatu wilayah.
e. Penelitian Wioleta Samitowska (2011) dengan judul Barrier of The
Development of Entrepreneurship Demonstrated By Micro, Small And
Medium enterprises in Poland.
Kendala dalam mengembangkan kewirausahaan di tinjau dari UMKM di
Polandia. Dalam penelitian ini bertujuan menyampaikan fungsi daripada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pengembangan UMKM dan pengaruhnya di Polandia. Penelitian ini
mengungkap apa saja yang jadi kendala dalam pengembangan
kewirausahaan ditinjau dari UMKM di polandia. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini bahwa UMKM memungkinkan menjadi dasar tumbuhnya
perekonomian. Hal ini ditunjukkan dengan timbulnya lapangan pekerjaan
yang baru. Hambatan yang dihadapi dalam pengembangan kewirausahaan
di Polandia adalah kurangnya dukungan yang memadai dari pemerintah
dan pengelolaan UMKM yang tidak efektif.
f. Penelitian Ade Raselawati (2011). dengan judul Pengaruh Perkembangan
Usaha Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor
UKM Di Indonesia. Dalam penelitiannya menggunakan metode penentuan
sampel dan pengumpulan data dengan analisis data panel dan estimasi
model data panel. Bahwa disimpulkan bahwa dari hasil estimasi data panel
Fixed Effect Model (FEM) ditemukan bahwa ekspor UKM, Jumlah unit
UKM, dan investasi UKM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM di Indonesia pada tahun 2000 sampai 2009.
Sedangkan tenaga kerja UKM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM di Indonesia pada tahun 2000 sampai 2009.
Dalam penelitian ini, variabel yang paling dominan yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di indonesia
adalah ekspor UKM, hal ini sejalan dengan teori beberapa ahli ekonomi
David Ricardo, Adam Smith dan Mill yang telah menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perdagangan luar negeri dapat memberikan beberapa sumbangan yang
pada akhirnya akan mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara.
g. Penelitian Dr. Aremu, Mukaila Ayanda dan Dr. (Mrs) Adeyemi, Sidikat
Laraba (2011). Dengan judul Small and Medium Scale Enterprises as A
Survival Strategy for Employment Generation in Nigeria.
Usaha mikro kecil dan menengah strategi untuk meningkatkan generasi
kerja di Nigeria. Pada penelitian ini menyimpulkan bahwa selain
pertumbuhan sektor ekonomi dan manufaktur UKM menjadi faktor
pendorong utama di Nigeri. UKM berdampak menciptakan lapangan
pekerjaan, mengurangi pengangguran, penciptaan kekayaan, pengurangan
kesenjangan pendapatan negara. Sektor UKM juga berpandangan ke pasar
modern dan menunjukkan kemampuan mandiri untuk mendoro laju
perekonomian di Nigeria. Kebijakan pemerintah yang lemah menjadi
kendala perkembangan UMKM di Nigeria.
h. Penelitian Newbery dan Bosworth (2010) dengan judul Home-based
business sectors in the rural economy.
Dalam penelitian ini memperkenalkan konsep HBBs, dengan
konsep tersebut berusaha memaksimalkan kontribusi usaha kecil / industri
rumahan dalam rangka meningkatkan sosial dan ekonomi pedesaan yang
dinamis dan berkelanjutan. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa
perlunya memperhatikan dan memahami akan potensi dan keterbatasan
bisnis rumahan/SMEs.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
i. Penelitian Almasdi Syahza (2008) dengan judul The Acceleration of Rural
Economic Through Agribusiness Based cooperation Development In Rural
Area.
Dalam penelitian di atas disimpulkan bahwa untuk memajukan
ekonomi di daerah sebagai percepatan pembangunan ekonomi yang
berbasis kerakyatan, maka perlu dikembangkan koperasi sebagai soko
guru perekonomian masyarakat. Koperasi memegang peranan penting
pada kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama di pedesaan.
Supaya koperasi bisa berfungsi dengan baik, maka perlu
dikembangkan faktor pendukung pembangunan ekonomi daerah melalui
pengembangan koperasi, antara lain: 1) potensi masyarakat; 2) pengusaha;
3) lembaga pengkreditan; 4) instansi terkait; dan 5) Koperasi sebagai
badan usaha.
j. Penelitian Nigar Demircan cakar dan Alper Erturk (2010) dengan judul
Comparing Innovation Capability of Small and Medium-Sized
Enterprises: Examining the Effects of Organizational Culture And
Empowerment.
Pada penelitian ini menganalisis dampak dari budaya organisasi
UMKM dan pemberdayaan pada kemampuan berinovasi. Data yang
dijadikan sampel adalah 743 karyawan dari 93 perusahaan kecil dan
menengah yang berlokasi di Turki. Hasil dari penelitian ini bahwa proses
pemberdayaan berhubungan positiv dengan inovasi pada UMKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Sedangkan dua jalur baru antara kolektivisme dan kemampuan
inovasi menjadi sebuah fokus yang perlu ditegaskan dalam proses
pemberdayaan UMKM.
2. Road Map Penelitian Yang Relevan
Secara keseluruhan hasil penelitian yang relevan dapat ditunjukkan
pada gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Road Map Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan penjelasan logis dan teoritis keterkaitan
antar variabel penelitian. Berdasarkan judul penelitian ini yaitu Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil, Menengah sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.
Njanja and
Pelissier (2010)
Study kasus
tentang faktor yang
mempengaruhi
pengelolaan kinerja
UMKM
Wioleta
Samitowska (2011)
Kendala dalam
mengembangkan
kewirausahaan di
tinjau dari UMKM
Daniel Agyeapong
(2010)
Pentingnya UMKM
terhadap
pembangunan
ekononmi dan
pengentasan
kemiskinan
Supriyono
(2014)
Pemberdayaan
UMKM sebagai
upaya peningkatan
ekonomi pedesaan
di Kecamatan
masyarakat
Manyaran
Kabupaten
Wonogiri
Nigar Demircan
cakar dan Alper
Erturk (2010)
Analisis dampak
dari budaya
organisasi UMKM
dan pemberdayaan
pada kemampuan
berinovasi
Robert Newbery
dan Gary Bosworth
(2010)
Memaksimalkan
kontribusi UMKM
dalam
meningkatkan
sosial dan ekonomi
pedesaan
Ade Raselawati
(2011)
Pengaruh
Perkembangan
UKMTerhadap
Pertumbuhan
Ekonomi Di
Indonesia
Aremu dan
Adeyemi, 2011
Usaha mikro kecil
dan menengah
strategi untuk
meningkatkan
generasi kerja
Almasdi Syahza
(2008)
Peningkatan
ekonomi pedesaan
melalui
pengembangan
koperasi berbasis
agribisnis di daerah
pedesaan
Garg dan Erich
Van Weele (2012)
Rencana sukses
dan kinerja UMKM
pengaruhnya
terhadap sektor
pembangunan di
Johannesburg
T.Eshetu, M.
Ketema, B.Kassa
(2013)
Pemberian
pelayanan dan
perhatian khusus
sebagai upaya
mengatasi kendala
UMKM di Ethiopia
Pertumbuhan Ekonomi
Pedesaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Secara teknis instansi pemerintah Dinas Koperasi dan UMKM bersinergi
dengan masyarakat Kecamatan Manyaran berusaha menggali potensi sumber daya
alam dan sumber daya manusia untuk dikembangkan menjadi produk yang
bernilai jual melalui industri produktif UMKM. Pemberdayaan UMKM dan
Koperasi, dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan di
Kecamatan Manyaran. Bahwa meningkatnya pertumbuhan ekonomi pedesaan
merupakan dampak dari adanya pemberdayaan UMKM dan Koperasi. Indikator
pertumbuhan ekonomi pedesaan merupakan pedoman apakah pemberdayaan
UMKM dan Koperasi di Kecamatan Manyaran memberikan dampak yang
signifikan.
Maka kerangka pemikiran penelitian ini ditunjukkan pada gambar 2.2 berikut ini:
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir.
Pemberdayaan UMKM Di Kecamatan Manyaran
Kabupaten Wonogiri
Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Kecamatan
Manyaran Kabupaten Wonogiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
D. Hipotesis
Hipotesis mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan penelitian.
Hipotesis diartikan sebagai dugaan pemecahan masalah yang bersifat sementara.
Untuk pembuktiannya maka harus dilakukan pengujian terhadap data dengan
metode yang sesuai. Berdasarkan tinjauan pustaka yang mencakup kajian teori,
hasil penelitian yang relevan dan kerangka berfikir di atas, maka pengajuan
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberdayaan UMKM yang memberdayakan potensi sumber daya
manusia dan sumber daya alam, sehingga berdampak meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pedesaan pada Kecamatan Manyaran.
2. Terdapat kendala dalam pemberdayaan UMKM serta usaha
penanggulanganya, yang dilakukan lembaga pemerintah dengan instansi
terkait pada kecamatan Manyaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat atau obyek penelitian di Kecamatan
Manyaran Kabupaten Wonogiri. Alasan dalam pemilihan tempat tersebut
karena Kecamatan Manyaran merupakan lokasi Kecamatan yang mempunyai
potensi pemberdayaan UMKM. Selain itu, penelitian ini bertujuan
mengetahui peningkatan produktivitas UMKM.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dari Bulan Desember 2013
sampai dengan Bulan Maret 2014. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan
sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal ditunjukan pada tabel
3.1 berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian.
NO
Jadwal Penelitian
Bulan Pelaksanaan Penelitian Tahun 2014
Desember Januari Februari Maret
2013 2014 2014 2014
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Persiapan x
Penyusunan proposal x
Mengurus Perijinan x
Menyusun Instrumen x x
2. Tahap pelaksanaan x x x
Pengumpulan Data x
Analisis Data x
Perumusan Hasil
Penelitian
x
3. Tahap penyelesaian x x
Penyelesaian kerangka
laporan
x
Penulisan Laporan x x
Revisi dan Editing x
Penyerahan Laporan x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif yang
dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa adanya.
“Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pengamatan pada manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
dalam peristilahannya” (Moleong 2010: 3).
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
strategi tunggal terpancang. Menurut Sutopo (2009: 112) “Suatu penelitian
disebut sebagai studi tunggal terpancang bilamana penelitian tersebut hanya
dilakukan pada satu sasaran”. Sasaran dalam penelitian ini terfokus pada
Pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.
C. Sumber Data
Menurut Moleong (2010: 112), “ Sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain”. Artinya, sumber data dibagi ke dalam kata-kata dan
tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Informan
Menurut Moleong (2001: 90), “Informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian”. Informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
penelitian. Pemanfaatan informan bagi peneliti yaitu agar dalam waktu yang
relatif singkat banyak informasi yang terjangkau, jadi sebagai internal
sampling, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran,
atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya
(Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2010: 90). Informan dalam penelitian
ini yaitu Petugas instansi terkait meliputi: Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi (Disprindagkop) Kabupaten Wonogiri, Pegawai Kecamatan
Manyaran, dan masyrakat Kecamatan manyaran pada khususnya
Pemilik/Pengrajin UMKM. Wawancara dilakukan mulai tanggal 10 Maret
2014 s/d 30 April 2014.
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa yang digunakan sebagai sumber data dalam
penelitian ini adalah peristiwa yang terjadi di Deperindagkop dan UMKM.
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang
berhubungan dengan obyek penelitian, dapat berupa laporan-laporan atau
catatan-catatan, studi kepustakaan atau instansi terkait.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan
permasalahan agar pemilihan sample lebih mengarah pada tujuan penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling atau sampel bertujuan. Sampel yang diambil ditekankan pada kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pemahamannya kepada masalah yang akan diteliti. Peneliti tidak menentukan
sejumlah sampel, tetapi menentukan jumlah informan untuk diwawancarai guna
memperoleh informasi tentang permasalahan yang diteliti. Informan yang akan
diwawancarai yaitu Petugas Disprindagkop dan UMKM Kabupaten Wonogiri,
Pengurus Koperasi dan pengrajin UMKM.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian dengan menggunakan
suatu alat tertentu. Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan:
1. Wawancara
Definisi wawancara oleh Moleong (2010: 135) yaitu “Percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Jadi, wawancara
dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari informan. Penelitian
ini menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interviewing).
Wawancara dilakukan kepada petugas Deperindagkop, Pengurus Koperasi,
dan pengrajin UMKM.
Teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang:
a. Kebijakan pemerintah daerah terhadap UMKM
b. Tujuan dilakukannya program pemberdayaan UMKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c. Pelaksanaan pemberdayaan UMKM
d. Kendala-kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan pemberdayaan.
e. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala atau masalah yang
terjadi.
f. Presentase keberhasilan Pemberdayaan
g. Respon dari masyarakat terhadap pemberdayaan UMKM.
2. Observasi
Pengamatan atau observasi dapat diklasifikasikan atas pengamatan terbuka
dan pengamatan tertutup. Pengamatan terbuka adalah pengamatan secara
terbuka, diketahui oleh subjek dan sebaliknya para subjek dengan sukarela
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengamati peristiwa yang
terjadi. Sementara pada pengamatan tertutup peneliti beroperasi dan
mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh subjek (Moleong, 2010: 126).
Jenis pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan
terbuka. Peneliti secara legal meminta izin kepada pihak terkait untuk
mengadakan penelitian di sana. Instansi terkait tersebut meliputi:
Deperindagkop, dan pengrajin UMKM serta instansi yang terkait. Observasi
dilakukan dengan mengamati pemberdayaan UMKM, serta kendala yang
dialami serta upaya penanggulangannya.
3. Dokumentasi
Nana Syaodih Sukmadinata (2009) menyatakan bahwa dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik.
Hadari Nawawi (1908: 133) berpendapat bahwa studi dokumentasi
adalah, “Cara mengumpulkan data melalui peninggalan arsip-arsip dan
termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/ hukum-hukum dan
lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”. Penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data berupa dokumen, arsip, catatan-catatan, serta benda-
benda lainnya yang terdapat pada obyek penelitian, yang berhubungan dengan
besarnya pinjaman yang diberikan oleh koperasi, struktur organisasi, sejarah
koperasi, deskripsi pemberian kredit, kegiatan UMKM, dan sebagainya.
F. Validitas Data
Data yang diperoleh dari penelitian harus diusahakan kebenarannya.
Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan metode trianggulasi. Menurut
Moleong (2010: 178), “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi data (trianggulasi sumber). Teknik ini mengarahkan peneliti agar di
dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang
tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya
bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Fokus dari trianggulasi data
yaitu pada perbedaan sumber data bukan pada teknik pengumpulan datanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Penggalian data dari berbagai sumber yang berbeda ini kelak menghasilkan data
sejenis yang teruji kemantapan dan kebenarannya.
Arahan tersebut oleh peneliti menjadi acuan bahwa informasi yang
diperoleh baik dari hasil wawancara dengan pihak yang berwenang, observasi,
atau dokumen terkait produktivitas UMKM Kecamatan Manyaran. Selanjutnya
diolah dan diuji sehingga dapat menentukan ada tidaknya kesesuian antara satu
jenis informasi yang berasal dari berbagai sumber data.
G. Analisis Data
Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2010: 103) adalah “Proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar”. Sedangkan pengertian analisis data menurut Moleong (2010:
103) yaitu “Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Jadi analisis data
merupakan urutan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, dan
mengategorikan data yang diperoleh dari obyek penelitian.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan model
teknik
1. Teknik Analisis Interaksi
Teknik analisis datayang dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan ditunjukkan pada gambar 3.1
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 3.1 Analisis Model Interaksi menurut Milles dan Huberman
(Sutopo, 2009: 96)
2. Teknik Analisis cluster
Menurut Supranto (2010: 143) mengemukakan Analisis cluster merupakan
suatu kelas teknik, dipergunakan untuk mengklasifikasi obyek atau kasus
(responden) ke dalam kelompok yang relatif homogen, yang di sebut klaster
(clusters). Objek / kasus dalam setiap kelompok cenderung mirip satu sama lain
dan berbeda jauh (tidak sama dengan obyek dari cluster lainnya). Analisis cluster
juga disebut analisis klasifikasi atau taksonomi numeric (numerical taxonomy).
Kita berkenaan dengan prosedur pengklasteran di mana setiap obyek hanya masuk
kedalam satu cluster saja, tidak terjadi tumpang tindih (overlapping atau
interaction).
Pengumpulan Data (1)
Sajian Data
(3) Reduksi Data
(2)
Penarikan Kesimpulan /
Verifikasi
(4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Pengklasteran Ideal
Fokus dari analisis cluster adalah membandingkan objek berdasarkan
set variabel, hal inilah yang menyebabkan para ahli mendefinisikan set variabel
sebagai tahap kritis dalam analisis cluster. Set variabel cluster adalah suatu set
variabel yang merpresentasikan karakteristik yang dipakai objek-objek.
Bedanya dengan analisis faktor adalah bahwa analisis cluster terfokus pada
pengelompokan objek sedangkan analisis faktor terfokus pada kelompok
variabel.
Solusi analisis cluster bersifat tidak unik, anggota cluster untuk tiap
penyelesaian/solusi tergantung pada beberapa elemen prosedur dan beberapa
solusi yang berbeda dapat diperoleh dengan mengubah satu elemen atau lebih.
Solusi cluster secara keseluruhan bergantung pada variabel-variaabel yang
digunakan sebagai dasar untuk menilai kesamaan. Penambahan atau
pengurangan variabel-variabel yang relevan dapat mempengaruhi substansi
hasi analisisi cluster.
X 1
X 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. Cara Kerja Analisis Cluster
Secara garis besar ada tiga hal yang harus terjawab dalam proses kerja
analisis cluster, yaitu:
1) Bagaimana mengukur kesamaan
Ada tiga ukuran untuk mengukur kesamaaan antar objek, yaitu ukuran
korelasi, ukuran jarak, dan ukuran asosiasi.
2) Bagaimana membentuk cluster
Prosedur yang diterapkan harus dapat mengelompokkan objek-objek yang
memiliki kesamaan yang tinggi ke dalam sutau cluster yang sama.
3) Berapa banyak cluster/kelompok yang akan dibentuk
Pada prinsipnya jika jumlah cluster berkurang maka homogenitas alam
cluster secara otomatis akan menurun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
c. Klasifikasi Prosedur Pengklasteran
Supranto (2010 : 151)
Clustering Procedures
Hierarchical Non - Hierarchical
Aglomerative Devisive
Squential Threshold
OptimizingPartitioning
Paralle Treshold
Linkage Methods
Centroid Methods
Variance Methods
Ward`s Methods
Single Linkage
Complete Linkage
Average Linkage
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
d. Proses Analisis Cluster
1. Tahap Pertama : Tujuan Analisis Cluster
Tujuan utama analisis cluster adalah mempartisi suatu set objek
menjadi dua kelompok atau lebih berdasarkan kesamaan karakteristik khusus
yang dimilikinya.Dalam pembentukan kelompok/cluster dapat dicapai tiga
tujuan, yaitu:
a) Deskripsi Klasifikasi (Taxonomy Description)
Penerapan analisis cluster secara tradisisonal bertujuan
mengeksplorasi dan membentuk suatu klasisfikasi/taksonomi secara
empiris. Karena kemampuan partisinya analisis cluster dapat diterapkan
secara luas. Meskipun secara empiris merupakan teknik eksplorasi
analisis cluster dapat pula digunakan untuk tujuan konfirmasi.
b) Penyederhanaan Data
Penyederhanaan data merupakan bagian dari suatu taksonomi.
Dengan struktur yang terbatas observasi/objek dapat dikelompokkan
untuk analisis selanjutnya.
c) Identifikasi Hubungan (Relationship Identification)
Hubunganantar objek diidentifikasi secara empiris. Struktur
analisis cluster yang sederhana dapat menggambarkan adanya hubungan
atau kesamaan dan perbedaan yang tidak dinyatakan sebelumnya.
Tujuan analisis cluster tidak dapat dipisahkan dengan pemilihan
variabel yang digunakan untuk menggolongkan objek ke dalam clucter-
cluster. Cluster yang terbentuk merefleksikan struktur yang melekat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
data seperti yang didefinisikan oleh variabel-variabel. Pemilihan variabel
harus sesuai dengan teori dan konsep yang umum digunakan dan harus
rasional. Rasionalitas ini didasarkan pada teori-teori eksplisit atau penelitian
sebelumnya. Variabel-variabel yang dipilih hanyalah variabel yang dapat
mencirikan objek yang akan dikelompokkan dan secara spesifik harus sesuai
dengan tujuan analisis cluster.
2. Tahap Kedua : Desain Penelitian dalam Analisis Cluster
Tiga hal penting dalam tahap ini adalah pendeteksian outlier,
mengukur kesamaan, dan standarisasi data:
a) Pendeteksian Outlier
Outlier adalah suatu objek yang sangat berbeda dengan objek
lainnya.Outlier dapat digambarkan sebagai observasi yang secara nyata
kebiasaan, tidak mewakili populasi umum, dan adanya undersampling
dapat pula memunculkan outlier. Outlier menyebabkan struktur yang
tidak benar dan cluster yang terbentuk menjadi tidak representatif.
b) Mengukur Kesamaan antar Objek
Konsep kesamaan adalah hal yang fundamental dalam analisis
cluster. Kesamaan antar objek merupakan ukuran korespondensi antar
objek. Ada tiga metode yang dapat diterapkan, yaitu ukuran korelasi,
ukuran jarak, dan ukuran asosiasi.
c) Ukuran Korelasi
Ukuran ini dapat diterapkan pada data dengan skala metrik,
namun jarang digunakan karena titik bertnya pada nilai suatu pola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
tertentu, padahal tisik berat analisis cluster adalah besarnya objek.
Kesamaan antar objek dapat dilihat dari koefisien korelasi antar pasangan
objek yang diukur dengan beberapa variabel.
d) Ukuran Jarak
Merupakan ukuran yang paling sering digunakan. Diterapkan
untuk data berskala metrik. Sebenarnya merupakan ukuran
ketidakmiripan, dimana jarak yang besar menunjukkan sedikit kesamaan
sebaliknya jarak yang pendek/kecil menunjukkan bahwa suatu objek
makin mirip dengan objek lain. Bedanya dengan ukuran korelasi adalah
bahwa ukuran jarak fokusnya pada besarnya nilai. Cluster berdasarkan
ukuran korelasi bisa saja tidak memiliki kesamaan nilai tapi memiliki
kesamaan pola, sedangkan cluster berdasarkan ukuran jarak lebih
memiliki kesamaan nilai meskipun polanya berbeda.
Ada beberapa tipe ukuran jarak antara lain jarak Euclidian, jarak
city-Box, dan jarak Mahalanobis. Ukuran yang paling sering digunakan
adalah jarak Euclidian. Jarak Euclidian adalah besarnya jarak suatu garis
lurus yang menghubungkan antar objek.
e) Ukuran Asosiasi
Ukuran asosiasi dipakai untuk mengukur data berskala nonmetrik
(nominal atau ordinal).
f) Standarisasi Data
1) Standarisasi Variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Bentuk paling umum dalam standarisasi variabel adalah
konversi setiap variabel terhadap skor atandar (dikenal dengan Z
score) dengan melakukan substraksi nilai tengan dan membaginya
dengan standar deviasi tiap variabel.
2) Standarisasi Data
Berbeda dengan standarisasi variabel, standarisasi data
dilakukan terhadap observasi/objek yang akan dikelompokkan.
3. Tahap Ketiga : Asumsi-asumsi dalam Analisis Cluster
Seperti hal teknik analisis lain, analisis cluster juga menetapkan
adanya suatu asumsi. Ada dua asumsi dalam analisis cluster, yaitu:
a) Kecukupan Sampel untuk merepresentasikan/mewakili Populasi.
Biasanya suatu penelitian dilakukan terhadap populasi diwakili
oleh sekelompok sampel. Sampel yang digunakan dalam analisis cluster
harus dapat mewakili populasi yang ingin dijelaskan, karena analisis ini
baik jika sampel representatif. Jumlah sampel yang diambil tergantung
penelitinya, seorang peneliti harus yakin bahwa sampel yang diambil
representatif terhadap populasi.
b) Pengaruh Multukolinieritas
Ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel sangat
diperhatikan dalam analisis cluster karena hal itu berpengaruh, sehingga
variabel-variabel yang bersifat multikolinieritas secara eksplisit
dipertimbangkan dengan lebih seksama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
4. Tahap Keempat : Proses Mendapatkan Cluster dan Menilai kelayakan
secara keseluruhan
Ada dua proses penting yaitu algoritma cluster dalam pembentukan
cluster dan menentukan jumlah cluster yang akan dibentuk. Keduanya
mempunyai implikasi substansial tidak hanya pada hasil yang diperoleh tetapi
juga pada interpretasi yang akan dilakukan terhadap hasil tersebut.
a) Algoritma Cluster
Algoritma cluster harus dapat memaksimalkan perbedaan relatif
cluster terhadap variasi dalam cluster. Dua metode paling umum dalam
algoritma cluster adalah metode hirarkhi dan metode non hirarkhi.
Penentuan metode mana yang akan dipakai tergantung kepada peneliti
dan konteks penelitian dengan tidak mengabaikan substansi, teori dan
konsep yang berlaku. Keduanya memiliki kelebihan sendiri-sendiri.
Keuntungan metode hirarkhi adalah cepat dalam proses pengolahan
sehingga menghemat waktu, namun kelemahannya metode ini dapat
menimbulkan kesalahan. Selain itu tidak baik diterapkan untuk
menganalisis sampel dengan ukuran besar. Metode Non Hirarkhi
memiliki keuntungan lebih daripada metode hirarkhi. Hasilnya memiliki
sedikit kelemahan pada data outlier, ukuran jarak yang digunakan, dan
termasuk variabel tak relevan atau variabel yang tidak tepat.
Keuntungannya hanya dengan menggunakan titik bakal nonrandom,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
penggunaan metode non hirarkhi untuk titik bakal random secara nyata
lebih buruk dari pada metode hirarkhi.
Alternatif lain adalah dengan mengkombinasikan kedua metode
ini. Pertama gunakan metode hirarkhi kemudian dilanjutkan dengan
metode non hirarkhi.
b) Metode Hirarkhi
Tipe dasar dalam metode ini adalah aglomerasi dan pemecahan.
Dalam metode aglomerasi tiap observasi pada mulanya dianggap sebagai
cluster tersendiri sehingga terdapat cluster sebanyak jumlah observasi.
Kemudian dua cluster yang terdekat kesamaannya digabung menjadi
suatu cluster baru, sehingga jumlah cluster berkurang satu pada tiap
tahap. Sebaliknya pada metode pemecahan dimulai dari satu cluster besar
yang mengandung seluruh observasi, selanjutnya observasi-observasi
yang paling tidak sama dipisah dan dibentuk cluster-cluster yang lebih
kecil. Proses ini dilakukan hingga tiap observasi menjadi cluster sendiri-
sendiri.
Hal penting dalam metode hirarkhi adalah bahwa hasil pada tahap
sebelumnya selalu bersarang di dalam hasil pada tahap berikutnya,
membentuk sebuah pohon.
5. Tahap Kelima: Interpretasi terhadap Cluster
Tahap interpretasi meliputi pengujian tiap cluster dalam term untuk
menamai dan menandai dengan suatu label yang secara akurat dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
menjelaskan kealamian cluster. Proes ini dimulai dengan suatu ukuran yang
sering digunakan yaitu centroid cluster.
Membuat profil dan interpretasi cluster tidak hanya untuk
memperoleh suatu gambaran saja melainkan pertama, menyediakan suatu
rata-rata untuk menilai korespondensi pada cluster yang terbentuk, kedua,
profil cluster memberikan arah bagi penilaian terhadap signifikansi praktis.
6. Tahap Ke enam: Proses Validasi dan Pembuatan Profil (Profiling) Cluster
a) Proses validasisolusi cluster
Proses validasi bertujuan menjamin bahwa solusi yang dihasilkan
dari analisis cluster dapat mewakili populasi dan dapat digeneralisasi
untuk objek lain. Pendekatan ini membandingkan solusi cluster dan
menilai korespondensi hasil. Terkadang tidak dapat dipraktekkan karena
adanya kendala waktu dan biaya atau ketidaktersediaan objek untuk
analisis cluster ganda.
b) Pembuatan Profil (Profiling) Solusi Cluster
Tahap ini menggambarkan karakteristik tiap cluster untuk
menjelaskan cluster-cluster tersebut dapat dapat berbeda pada dimensi
yang relevan. Titik beratnya pada karakteristik yang secara signifikan
berbeda antar cluster dan memprediksi anggota dalam suatu cluster
khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Analisis Multidimensional Scaling (MDS)
a. Konsep dan ruang lingkup Multidimensional Scaling
Analisis Multidimensional Scaling merupakan salah satu teknik peubah
ganda yang dapat digunakan untuk menentukan posisi suatu obyek lainnya
berdasarkan penilaian kemiripannya. Multidimensional Scaling disebut juga
Perceptual Map, Multidimenional Scaling berhubungan dengan pembuatan
map untuk menggambarkan posisi sebuah obyek dengan obyek lainnya
berdasarkan kemiripan obyek-obyek tersebut. Multidimensional Scaling juga
merupakan teknik yang bisa membantu peneliti untuk mengenali
(mengidentifikasi) dimensi kunci yang mendasari evaluasi obyek dari
informan.
Konsep penskalaan (Multidimensional Scaling = MDS) dalam riset
pemasaran dan menguraikan berbagai aplikasinya; menguraikan langkah-
langkah yang harus dilalui di dalam penskalaan Multidimensional Scaling
tentang data persepsi, meliputi perumusan masalah, mendapatkan data input,
memilih prosedur Multidimensional Scaling, memutuskan banyaknnya
dimensi, memberikan penilaian (to asces) keandalan dan kesahihan (reability
and validity), menjelaskan penskalaan data preferensi; menjelaskan analisis
korespondensi dan kebaikan serta kelemahannya; memahami hubungan antar
Multidimensional Scaling, analisis diskriminan, dan analisis faktor.
Multidimensional Scaling dapat menentukan:
1) Dimensi apa yang dipergunakan oleh informan ketika mengevaluasi
obyek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2) Berapa dimensi yang akan dipergunakan untuk masalah yang dihadapi
(sedang diteliti).
3) Kepentingan relatif dari setiap dimensi
4) Bagaimana obyek dikaitkan atau dihubungkan secara perseptual
Dua teknik yang terkait untuk menganalisis persepsi dan preferensi
obyek ialah analisis penskalaan multidimensional dan analisis konjoin
(Multidimensional Scaling and Conjoint Analysis). Namun di dalam makalah ini
akan ditunjukkan langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan analisis
penskalaan dimensional.
Multidimensional Scaling digunakan untuk mengetaui hubungan
interdepensi atau saling ketergantungan antar variabel atau data. Hubungan ini
tidak diketahui melalui reduksi ataupun pengelompokan variabel, melainkan
dengan membandingkan variabel yang ada pada setiap obyek yang bersangkutan
dengan menggunakan perceptual map. Konsep dasar Multidimensional Scaling
adalah pemetaan.
Analisis penskalaan multidimensional ialah suatu kelas prosedur untuk
menyajikan presepsi dan preferensi obyek secara spasial dengan mengunakan
tayangan yang bisa dilihat (a visual display). Persepsi atau hubungan antara
stimulus secara psikologis ditunjukkan sebagai hubungan geografis antara titik-
titik didalam suatu ruang multidimensional. Sumbu dari peta spasial diasumsikan
menunjukkan dasar psikologis (psychological basic) atau dimensi yang mendasari
(underlying dimensions) yang dipergunakan oleh informan untuk membentuk
persepsi dan preferensi untuk stimulus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Analisis penskalaan multidimensional dipergunakan didalam penelitian
untuk mengenali (mengidentifikasi), hal-hal berikut.
1) Banyaknya dimensi dan sifat/cirinya yang dipergunakan untuk
mempersepsikan obyek yang berbeda di suatu wilayah.
2) Penempatan(positioning) obyek yang diteliti dalam dimensi ini
3) Penempatan merek ideal dari pelanggan dakam dimensi ini.
Berdasarkan skala pengukuran dari data kemiripan, Multidimensional
Scaling dibedakan atas:
1) Multidimensional Scaling berskala metrik
Multidimensional Scaling metrik mengasumsikan bahwa data
adalah kuantitatif ( interval dan ratio). Dalam prosedur Multidimensional
Scaling metrik tidak dipermasalahkan apakah data input ini merupakan
jarak yang sebenarnya atau tidak.
2) Multidimensional Scaling berskala nonmetrik
Multidimensional Scaling nonmetrik mengasumsikan bahwa
datanya adalah kualitatif (nominal dan ordinal). Program
Multidimensional Scaling nonmetrik menggunakan transformasi
monoton(sama) ke terdekat.
Pada penelitian ini menggunakan Multidimensional Scaling
beskala non metrik karena pada kasus ini perhitungan kriteria dalam
menghubungkan nilai kemiripan suatu jarak ke nilai kemiripan antar
obyek di pilih yang terdekat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
b. Penskalaan Multidimensional Scaling
1) Pertimbangan Kemiripan (similarity judgements) ialah penilaian (ratings)
pada semua kemungkinan pasangan dari obyek atau stimulus dinyatakan
dalam kemiripan obyek-obyek tersebut dengan menggunakan skala
(1 = sangat mirip, 5 = sangat tidak mirip).
Pada penelitian ini dalam memberikan penilaian kemiripan pada
oyek penelitian yaitu UMKM menggunakan skala 1 sampai 5 dimana skala
1 berarti dua obyek tertentu atau lebih yang dibandingkan sangat mirip
satu dengan yang lain. Skala 5 berarti dua obyek tertentu atau lebih yang
dibandingkan sangat tidak mirip (berbeda) satu dengan yang lain.
2) Peta Spasial (spatial map)
Ialah hubungan antara obyek atau stimulus lain yang dipersiapkan,
dinyatakan sebagai hubungan geometris antara titik-titik di dalam ruang
yang multidimensional koordinat (Multidimensional coordinates),
menunjukkan posisi ( letak) suatu obyek atau suatu stimulus dalam suatu
peta spasial.
3) Unfolding ialah representasi obyek dan responden secara bersama-sama
sebagai titik dalam ruang yang sama.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap kegiatan yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1. Penyusunan Proposal
Rencana penelitian ini berisi semua yang akan dilakukan dalam penelitian
yang meliputi pendahuluan, kajian teori dan metodologi penelitian.
2. Ijin Penelitian
Ijin penelitian dilakukan apabila proposal telah disetujui oleh dosen
pembimbing dan ketua program Pendidikan Ekonomi.
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan
penelitian melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
4. Analisis Data
Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data untuk
menghindari data yang tercecer.
5. Penyusunan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses penelitian. Semua data
yang telah diolah dan dianalisis dilaporkan dalam bentuk Tesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Suatu daerah dikatakan mandiri dan berkembang dilihat dari berbagai
aspek-aspek tertentu. Aspek perekonomian merupakan standar tolok ukur
berkembang atau tidaknya suatu daerah. Penggerak perekonomian suatu daerah
ditentukan oleh kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan potensi sumber daya
alam dan sumber daya manusia. Dalam rangka pemanfaatan tersebut pemerintah
daerah berupaya memberikan program-program sebagai stimulus kepada
masyarakat agar mampu menggali dan mengembangkan potensi daerah yang ada.
Daerah Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri, merupakan satu dari
25 Kecamatan dari seluruhKabupaten Wonogiri yang memiliki potensial sumber
daya alam maupun sumber daya manusia. Potensi sumber daya manusia suatu
daerah terlihat dari skill (keahlian) masyarakatnya. Kecamatan Manyaran yang
dihuni oleh 41.569 penduduk, memiliki potensial sumber daya manusia berupa
sklill (keahlian) pada sekelompok masyarakat tertentu. Melihat kondisi tersebut,
lembaga pemerintah Kecamatan Manyaran, mengupayakan pemberdayaan
UMKM bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi alam dan sumber daya
manusia yang ada. Masyarakat dituntut untuk maju mengelola potensi Desa yang
ada melalui kelompok usaha yang terwadahi. UMKM merupakan kelompok yang
mampu mewadahi kreativitas Desa Kecamatan Manyaran dalam menyalurkan
potensi masyarakat. Melalui pemberdayaan UMKM, masyarakat menghasilkan
produk-produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Kecamatan manyaran mempunyai luas wilayah sebesar 72,61 km2.
Berdasarkan letak wilayah, Kecamatan Manyaran merupakan batas wilayah paling
barat Kabupaten Wonogiri. Sehingga berbatasan langsung dengan wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebagai daerah yang mempunyai nilai
potensial masyarakat tinggi, setiap Desa di Kecamatan Manyaran mampu
menghasilkan produk kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis. Kecamatan
Manyaran terbagi menjadi 7 Desa/Kelurahan.Wujud adanya potensi masyarakat
dalam mengelola sumber daya alam, Kecamatan Manyaran terkenal sebagai sentra
industri kerajinan terutama kerajinan wayang kulit dan rancak gamelan.
Program pemberdayaan yang dicanangkan oleh pemerintah daerah,
masyarakat Manyaran selalu ikut serta didalamnya. Setiap kelurahan di
Kecamatan Manyaran terdapat UMKM sebagai wadah kreativitas warga
masyarakat dalam menghasilkan produk kerajinan maupun industri. Terdapat
beberapa kelurahan yang menjadi One Village One Product (satu desa satu
produk) artinya dalam satu desa sebagian besar masyarakatnya sebagai pengrajin
yang menghasilkan produk sama/satu jenis.
Kecamatan Manyaran terkenal sebagai daerah sentra industri kerajinan
wayang kulit. Skill (Keahlian) yang dimilki oleh masyarakat Kecamatan
Manyaran merupakan potensi sumber daya manusia sebagi asset daerah yang
perlu dilestarikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
B. Hasil Penelitian
1. Pemberdayaan UMKM serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi
pedesaan Kecamatan Manyaran.
a. Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran
Pemberdayaan merupakan makna membuat seorang menjadi berdaya,
dimana kekuatan tersebut berasal dari diri sendiri yang digunakan untuk
mendorong terjadinya perubahan. Pemberdayaan UMKM adalah suatu kedaan
dimana masyarakat mampu dan berinisiatif baik secara individu maupun
kelompok dalam mengelola dan mengembangkan UMKM dan Koperasi
sebagai wujud pembangunan ekonomi.
Pada dasarnya indikator sebuah pemberdayaan meliputi, proses
pembuatan keputusan; mengakomodasi penentuan lokasi manfaat, peluang
dan pengelolaan; pembagian peran produktif dan reproduktif; Pengambilan
keputusan mengandung keadilan gender (kesetaraan).
1) Proses Pembuatan Keputusan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dilapangan,
masyarakat desa Kecamatan Manyaran dalam mengelola UMKM,
menjadi komoditas mata pencaharian utama masyarakat desa. Setiap satu
keluarga mengatas namakan satu perusahaan sebagai pengrajin. Kaitannya
dengan pengambilan keputusan dalam mengelola usaha (sebagai seorang
pengrajin) sepenuhnya ada di tangan Ayah sebagai kepala rumah tangga.
Seorang ayah merupakan kepala dalam keluarga dan sekaligus
memimpin industri yang bertugas menentukan kebijakan terhadap usaha
tersebut, namun tidak menutup kemungkinan anggota kelurga (anak, istri,
sodara) ikut serta dalam membantu proses produksi dan pemasarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Jadi, dalam rangka pemberdayaan UMKM di Kecamatan
Manyaran, pengeloaan UMKM dipimpin langsung oleh kepala keluarga
masing-masing, yang notabennya setiap rumah terhitung satu perusahaan
(pengrajin). Kaitannya pengambilan keputusan dalam industri ditentukan
oleh kepala rumah tangga.
2) Mengakomodasi penentuan lokasi, manfaat, peluang dan pengelolaan.
UMKM yang ada di Kecamatan Manyaran jika dilihat dari sudut
pandang keberadaan atau sejarah berdirinya, warga masyarakat Manyaran
sendiri sudah sejak lama berprofesi sebagai pengrajin jauh sebelum
diadakannya program dari pemerintah. Berdasarkan Pengamatan yang
dilakukan dilapangan, dari segi manfaat keberadaan UMKM di Kecamatan
Manyaran, peneliti memperoleh data berdasarkan yang dipaparkan oleh
informan Bp.Sasmoyo:
“Luar biasa mas pengaruhnya dengan adanya industri UMKM
dikecamatan Manyaran, terutama manfaat bagi masyarakat
Manyaran sendiri, masyarakat sebagai pelaku UMKM akan
mendapatkan tambahan pendapatan keluarga, dan manfaat
secara sosial budaya, setiap desa yang menjadi sentra industri
kerajinan akan dikenal oleh daerah lain bahkan manca negara,
bahwa desa di Kecamatan Manyaran sebagai basis pegrajin
industri tatah sungging wayang kulit.”
Berdasarkan pemaparan informan diatas, bahwa keberadaan
UMKM yang ada dikecamatan manyaran memberikan manfaat baik secara
internal maupun eksternal.
3) Pembagian Peran Produktif Dan Reproduktif.
Manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam sebuah
perusahaan merupakan faktor penentu tercapainya tujuan perusahaan.
Dalam penelitian ini peran manusia (pengrajin) merupakan faktor utama
keberhasilan UMKM dalam membuat produk. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan di Desa Kepuhsari, Industri kerajinan “Tatah Sungging”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sangat ditentukan oleh Skill (ketrampilan) manusia sebagai pengrajin.
Manusia (pengrajin) berperan penuh dalam menghasilkan produk.
Mengingat pentingnya faktor skill (ketrampilan) manusia pada
industri ini, setiap pengrajin secara turun menurun mewariskan Skill
(ketrampilan) yang dimiliki kepada anak, cucu dan keluarga. Sehingga
ketrampilan masyarakat menatah wayang sulit untuk punah. Jadi, peran
produktif maupun reproduktif manusia dalam pengelolaan UMKM di
Kecamatan Manyaran menjadi faktor utama.
4) Pengambilan keputusan mengandung keadilan gender.
Dalam Undang-UndangUMKM tidak ada pasal yang mengatur
tentang Gender (jenis kelamin) pelaku industri UMKM. Pelaku Industri
UMKM mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan. Dalam penelitian ini,
berdasarskan data yang diperoleh dilapangan, bahwa pelaku industri
UMKM di kecamatan manyaran tidak mengkhususkan gender(jenis
kelamin) perempuan atau laki-laki saja.
Seperti hasil pengamatan peneliti di Desa Karang Lor Kecamatan
Manyaran, merupakan sentra industri kerajinan anyaman bambu. Setiap
rumah/pengrajin anyaman bambu selalu mengoptimalkan tenaga manusia
baik perempuan maupun laki-laki. Berdasarkan produk yang dihasilkan,
mayoritas adalah peralatan memasak, rumah tangga yang dibuat dari
bambu. Hal tersebut, membuat kecenderungan keikutsertaan perempuan
dalam produksi maupun pemasaran produk anyaman bambu. Sehingga
dalam pengambilan kebijakan/keputusan tidak di dominasi oleh kaum laki-
laki saja, melainkan perempuan justru berperan.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga Karang Lor
Kecamatan Manyaran pengrajin anyaman bambu, Ibu sutiyem:
“Njih nek sing ngirat pring niko bapak`e mas, tapi menawi
nganyam niku kulo njih saget, trus menawi disade wonten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
pasar meniko kulo ingkang teng pasar, adol tompo, tenggok,
kukusan, mengke menawi nyang-nyangan rego njih kalih
kulo”
Peran perempuan dalam pengambilan keputusan meru.pakan wujud
kemampuan perempuan ikut berdaya guna dalam pengelolaan industri
UMKM. Jadi, pengambilan keputusan pada pemberdayaan UMKM di
Kecamatan Manyaran mengandung keadilan gender (jenis Kelamin).
b. Persebaran UMKM Kecamatan Manyaran
1) UMKM
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan persebaran jumlah
UMKM yang berada di Kecamatan Manyaran dirinci setiap desa
mempunyai keberagaman, disajikan dalam tabel berikut:
a) UMKM Desa Pijiharjo
Jumlah UMKM Desa Pijiharjo disajikan dalam tabel 4.1di bawah ini:
Tabel 4.1
Jumlah UMKM Desa Pijiharjo, Kecamatan Manyaran
No Nama Industri Produksi/Th Jumlah Unit Usaha
1 Pembuat Tempe 3.600 kg 29
2 Mebel 64,125 m3 22
3 Anyaman Bambu 3000 buah 20
4 Pengrajin Kulit Tatah
Sungging Wayang
300 buah 35
5 Makanan Olahan 2.600 kg 7
6 Penjahit 80 dzn 7
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
b) UMKM Desa Kepuhsari
Jumlah UMKM Desa Kepuhsari disajikan dalam tabel 4.2 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.2
Jumlah UMKM Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran
No Nama Industri Produksi/Th Jumlah Unit Usaha
1 Pembuat Tempe 3.600 kg 26
2 Mebel 64,125 m3 20
3 Anyaman Bambu 3000 buah 38
4 Pengrajin Kulit Tatah
Sungging
300 buah 55
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
c) UMKM Desa Punduhsari
Jumlah UMKM Desa Punduhsari disajikan dalam tabel 4.3 di bawah
ini:
Tabel 4.3
Jumlah UMKM Desa Punduhsari, Kecamatan Manyaran
No Nama Industri Produksi/Th Jumlah Unit Usaha
1 Pembuat Tempe 3.600 kg 20
2 Rancak Ukir Gamelan 300 buah 20
Sumber: Data Diperindagkop &UMKM diolah (2014)
d) UMKM Desa Gunungan
Jumlah UMKM Desa Gunungan disajikan dalam tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4
Jumlah UMKM Desa Gunungan, Kecamatan Manyaran
No Nama Industri Produksi/Th Jumlah Unit Usaha
1 Pembuat Tempe 3.600 kg 50
2 Pembuatan Tape 3000 kg 22
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
e) UMKM Desa Bero
Jumlah UMKM Desa Bero disajikan dalam tabel 4.5 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.5
Jumlah UMKM Desa Bero, Kecamatan Manyaran
No Nama Industri Produksi/Th Jumlah Unit Usaha
1 Pembuat Tempe 3.600 kg 20
2 Mebel 64,125 m3 17
3 Pembuat Tahu 37.500 kg 7
4 Pembuatan Wajan 10.000 buah 1
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
f) UMKM Desa Pagutan
Jumlah UMKM Desa Pagutan disajikan dalam tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6
Jumlah UMKM Desa Pagutan, Kecamatan Manyaran
No Nama Industri Produksi/Th Jumlah Unit Usaha
1 Pembuat Tempe 3.600 kg 16
2 Rancak Ukir Gamelan 300 buah 20
3 Mebel 64,125 m3 7
4 Anyaman Bambu 900 buah 5
5 Jamu Gendhong 4.500 ltr 6
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
g) UMKM Desa Karang Lor
Jumlah UMKM Desa Karang Lor disajikan dalam tabel 4.7 di bawah
ini:
Tabel 4.7
Jumlah UMKM Desa Karang Lor, Kecamatan Manyaran
No Nama Industri Produksi/Th Jumlah Unit Usaha
1 Pembuat Emping
Mlinjo
900 kg 20
4 Anyaman Bambu 4.500 buah 107
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
c. Strategi Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran
Secara konseptual pemberdayaan UMKM terutama dapat dilakukan
dengan sistem pemberdayaan pelaku UMKM itu sendiri. Keberhasilan
pemberdayaan sangat bergantung pada partisipasi UMKM sebagai pelaku
maupun stakeholder lain yang turut dalam pengembangannya. Dalam hal ini
lebih banyak metode bottom up, bahwa perencanaan lebih diupayakan sasaran
dan dilakukan secara partisipatif. Dalam praktek untuk menggugah partisipasi
masyarakat sasaran langkah-langkah yang dilakukan oleh Dinas Instansi
Terkait di Kecamatan Manyaran disajikan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Bentuk Pemberdayaan UMKM Instansi Terkait
(Dinas Koperasi dan UMKM Wonogiri, 2013 dimodifikasi)
1) Identifikasi Potensi
Identifikasi potensi, dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik
Sumberdaya Manusia (SDM) UMKM Kecamatan Manyaran dan
1) Identifikasi Potensi
2) Analisis Kebutuhan
3) Rencana Kerja Bersama
4) Pelaksanaan Program
Kerja Bersama
5) Monitoring dan Evaluasi
6) Kerja Bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
lingkungan internalnya baik lingkungan sosial, ekonomi, dan
Sumberdaya Alam (SDA) khususnya yang terkait dengan usahanya,
maupun lingkungan eksternal UMKM. Dengan langkah ini diharapkan
setiap gerak kemajuan dapat bertumpu dan memanfaatkan kemampuan
dan potensi wilayah masing-masing. Dalam identifikasi ini melibatkan
stakeholder UMKM Kecamatan Manyaran dan tokoh masyarakat
maupun instansi terkait.
2) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan, tahapan analisis ini dilakukan oleh perwakilan
UMKM Kecamatan Manyaran yang dapat difasilitasi oleh perguruna
Tinggi/LSM/Swasta, maupun instansi terkait tentang berbagai kebutuhan
dan kecenderungan produk dan pasar. Pola analisis semacam ini
diharapkan mampu mendorong terwujudnya manifestasi kebutuhan
UMKM selaku individu pengusaha dan sebagai anggota kelompok dapat
diharapkan saling beriringan dan saling mendukung dalam mencapai
tujuan kemajuan bersama.
3) Rencana Kerja Bersama
Rencana program kerja bersama, setelah kebutuhan dapat
ditentukan maka kemudian disusun sebuah rencana program kerja
bersama untuk mencapai kondisi yang diinginkan berdasarkan skala
prioritas yang ditetapkan bersama. Dalam tahap ini baik Perguruan
Tinggi/LSM/Swasta, maupun isntansi terkait di Kecamatan Manyaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
4) Pelaksanaan Program Kerja Bersama
Dalam tahap ini fungsi instansi pemerintah terkait selaku
fasilitator, sedangkan Perguruan Tinggi/LSMI swasta dapat bertindak
selaku pemberi jasa konsultasi. Sebagai konsultan, idealnya Perguruan
Tinggi harus mendapatkan jasa dan layanan yang diberikan kepada
pelaku UMKM.
5) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi berfungsi tidak saja untuk mengetahui
hasil pelaksanaan program pemberdayaan apakah yang dikerjakan sesuia
dengan program kerja yang telah ditetapkan, namun juga untuk membuat
penyesuaian-penyesuaian jika diperlukan sesuai dengan perubahan
kondisi di lapangan.
Kebijakan Pemberdayaan UMKM secara umum diarahkan terutama
untuk mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional melalui (1)
peningkatan Ekonomi lokal dengan mengembangkan usaha skala mikro dalam
rangka mendukung peningkatan pendapatan kelompok masyarakat
berpendapatan rendah; dan (2) peningkatan produktivitas dan akses UMKM
pada sumber daya produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,
termasuk ekonomi pedesaan, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan.
Dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan masyarakat
berpendapatan rendah melalui peningkatan ekonomi lokal, kota dan pedesaan,
pemberdayaan usaha mikro difokuskan untuk mendorong pertumbuhan yang
berpihak pada rakyat miskin. Langkah kebijakannya yaitu; (1) Meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
kapasitas dan memperluas jangkauan lembaga keuangan mikro (LKM) dan
dengan pola bagi hasil, konvensional, maupun melalui dan bergulir; (2)
menigkatkan kemampuan pengusaha mikro dalam aspek manajemen usaha dan
teknis produksi; (3) meningkatkan fasilitas pengembangan sarana dan
prasarana usaha mikro; (4) meningkatkan fasilitas pembinaan sentra-sentra
produksi tradisional dan usaha ekonomi produktif terisolir dan daerah
tertinggal/perbatasan.
Peningkatan akses UMKM kepada sumber daya produktif, langkah
kebijakannya meliputi: (1) meningkatkan akses modal UMKM kepada lembaga
keuangan dengan mendorong pemanfaatan skim penjamin kredit dan Kredit
Usaha Rakyat (KUR), khususnya untuk investasi produktif di sektor agribisnis
dan industri; (2) meningkatkan kemampuan UMKM dalam pengajuan investasi
usaha dengan skim penjaminan kredit melalui pembinaan oleh lembaga
layanan usaha; (3) meningkatkan fasilitas pemasaran dan promosi ekspor
produk-produk UMKM dan koperasi; dan (4) meningkatkan akses teknologi
dan inovasi dengan menyediakan fasilitas layanan teknologi dan pusat inovasi.
Seiring dengan peningkatan akses tersebut, langkah kebijakan pemberdayaan
UMKM lainnya adalah meningkatkan Wirausaha yang tangguh dan kompetitif,
serta berwawasan iptek dan inovatif.
Berdasarkan wawancara dan observasi Dinas Koperasi dan UMKM
tentang program tahunan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan UMKM dan Koperasi disajikan dalam tabel 4.8 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.8
Program Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonogiri dalam meningkatkan
pertumbuhan UMKM
No Nama Program Tahun Pelaksanaan
1 Program Pengembangan Sistem Pendukung
bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
2012
2 Penyelenggaraan Promosi Produksi
KUMKM Dalam Rangka Hari Koperasi
Tingkat Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013
2013
3 Pembinaan Pengawasan dalam rangka
pengembangan KUKM
2013
4 Pembinaan KUMKM Penerima Dana
Bergulir Pemerintah dan BUMN
2013
5 Penyusunan Database UMKM Se-kabupaten
Wonogiri
2013
6 Penyuluhan UMKM bagi masyarakat Difabel 2013
Sumber: Data Diperindagkop&UMKM diolah (2014)
Berdasarkan program yang dilaksanakan pemerintah Dinas Kabupaten
Wonogiri diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap pembangunan
Desa dalam bidang perekonomian.
d. Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Kecamatan Manyaran
1) Teori Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan
Pertumbuhan ekonomi pedesaan adalah suatu proses yang dilakukan
masyarakat dalam mengelola sumber daya yang ada di desa dengan
membentuk suatu pola kemitraan dengan pemerintah maupun swasta yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
ditandai adanya industri tertentu dengan tujuan menciptakan suatu lapangan
kerja baru dan merangsang perkembangan ekonomi pedesaan.
Pada bab Sebelumnya dikatakan bahwa terdapat teori yang membahas
tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu desa yaitu
Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory), teori lokasi, teori tempat
sentral, teori kausasi kumulatif, model daya tarik.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian tentang teori
yang menentukan pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran.
a) Teori basis ekonomi (Economic Base Theory)
Teori basis ekonomi (Economic Base Theory) merupakan teori
yangmenyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi pedesaan
adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari
luar daerah. Teori basis ekonomi jika dilihat dalam penelitian ini, Kecamatan
Manyaran merupakan daerah yang memiliki potensi dalam mengelola sumber
daya yang tersedia, bentuk pengelolaan tersebut ditunjukkan dengan
terciptanya industri, pengrajin, dan pelaku usaha dalam mengelola sumber daya
yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh Bp Sasmoyo (Kabid
PemeberdayaanUMKM ) Kecamatan Manyaran.
“Untuk Kecamatan Manyaran sendiri wujud pemberdayaan
UMKM nya dengan diclaster mas (dikelompokkan) seperti di
Desa Kepuhsari itu hampir satu desa berprofesi pengrajin tatah
sungging(pemanfaatan kulit hewan ditatah menjadi wayang
kulit), dan di Desa Punduh Sari itu juga mas, disana banyak
sekali pengrajin rancak gamelan, memang kedua produk UKM
tersebut menjadi unggulan di Kecamatan Manyaran bahkan
pemasarannya sudah sampai internasional Ekspor:Australi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Malaysia, Amerika, Jepang dll untuk rancakan gamelan dan
wayang kulit.
Wawancara di atas sebagai hasil pengumpulan data oleh peneliti,
menunjukkan bahwa di Kecamatan Manyaran termasuk daerah tempat sentral
dimana terdapat permintaan dari daerah lain akan barang/produk yang
dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri.
b) Teori Lokasi
Pada teori ini mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu desa di
pengaruhi oleh lokasi, lokasi dan lokasi. Lokasi disini diartikan suatu wilayah
tersebut dekat dengan bahan baku dan pasar. Teori lokasi jika dilihat dalam
penelitian ini, bahwa semua UMKM yang ada di Kecamatan Manyaran
terutama daerah yang menjadi “One Vilage One Produk”(satu desa satu
produk) merupakan desa yang letak wilayahnya dekat dengan bahan baku,
misalnya Desa Punduhsari, mayoritas warganya berprofesi pengrajin Rancakan
Gamelan, Produk Rancakan berbahan dasar kayu, bahan baku unggulan yang
digunakan adalah kayu jati, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti
dilapangan, Desa Punduhsari merupakan daerah yang banyak ditumbuhi
pepohonan kayu jati, hampir setiap rumah dipekarangan terdapat tanaman
pohon jati.
Bahan baku yang diperoleh tidak hanya khusus dari desa tersebut,
melainkan desa sekitar juga ikut serta menyediakan bahan baku, dikarenakan
terdapat agen atau pengepul gelondongan kayu jati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
c) Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)
Pada teori ini bahwa setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat
yang lebih kecil dan menyediakan sumberdaya pemukiman sehingga
tersedianya jasa-jasa bagi penduduk desa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan, teori tempat
sentral dapat dijelaskan bahwa di Kecamatan Manyaran terdapat suatu desa
yang menjadi sentral (pemukiman) pengrajin tatah sungging(wayang kulit)
yaitu di desa Kepuhsari. Desa tersebut hampir seluruh warganya menekuni
usaha kerajinan tatah sungging(wayang kulit).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada salah satu pengrajin tatah
sungging (wayang kulit) di Desa Kepuh Sari Bp.Wagimin.
“Dusun mriki meniko sampun turun temurun mas dados
tukang natah sungging, awit kulo alit nggih sampun dipun
ajari natah wayang, Cikal bakalipun meniko namung
tiyang sekedik, nanging soyo dangu sami nderek ndamel
piyambak dados njih sedanten sedeso saget natah
sungging sedanten.
Hal ini didukung pernyataan bapak Sasmoyo sebagai kabid Pemberdayaan
Kecamatan Manyaran:
“Memang mas, di Desa Kepuh itu untuk pelatihan
SDM dalam ketrampilan menatah wayang sudah mandiri,
artinya sudah berjalan secara alami, setiap pengrajin
mengajarkan secara rutin kepada anaknya setiap pulang
sekolah, sehingga hal ini yang menjadikan ketrampilan
menatah sungging masyrakat desa kepuh tidak punah,
begitu mas”
Hasil pengumpulan data diatas menunjukkan bahwa salah satu desa di
Kecamatan Manyaran memang sudah memenuhi teori tempat senstral sebagai
faktor pertumbuhan ekonomi pedesaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
d) Teori Kausasi Kumulatif
Teori kausasi kumulatif diartikan bahwa desa/daerah yang maju
mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah lainnya
dikarenakan kekuatan pasar yang mengakibatkan kesenjangan/persaingan antar
desa.
Di Kecamatan Manyaran terdiri dari 7 (tujuh) Desa, setiap Desa
mempunyai potensi dan keunggulan membuat produk. Hal tersebut menjadikan
kesenjangan antar desa yang ada dikecamatan manyaran. Masyarakat yang
berprofesi sebagai pengrajin tatah sungging dan pengrajin rancakan gamelan,
mempunyai jangkauan pasar yang luas dibandingkan masyarakat yang
berprofesi sebagai pembuat makanan olahan tempe, tape, emping mlinjo, yang
ada di Kecamatan Manyaran.
e) Model daya tarik
Teori ini mendasarkan bahwa masyarakat dapat memperbaiki posisi
pasarnya terhadap industri melalui pemberian subsidi dan insentif dari
pemerintah maupun swasta.
Pemerintah Kecamatan Manyaran bekerjasama dengan instansi kelurahan
meberikan subsidi kepada pelaku UMKM yang ada di Kecamatan Manyaran
berupa pinjaman modal lunak. Hal tersebut merupakan program pemerintah
dalam rangka membina dan memberdayakan masyarakat Kecamatan Manyaran
pada bidang UMKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
2) Indikator Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan
Suatu daerah/Desa dapat dikatakan mengalami pertumbuhan secara
ekonomi dapat dilihat menggunakan indikator sebagai bersikut:
a. Peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)
Sumber daya manusia merupakan unsur pertama dalam mengukur
pertumbuhan/perkembangan dalam sebuah desa. Pengamatan adanya
peningkatan SDM di Kecamatan Manyaran, peneliti melakukan observasi dan
dokumentasi terhadap tingkat pendidikan masyarakat Manyaran dari tahun ke
tahun disajikan pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Lulusan Pendidikan Tahun 2011 s/d 2013.
Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013
Tamat Perguruan Tinggi(S2) 150 150 150
Tamat Perguruan Tinggi(S1) 1450 3333 5692
Tamat SMA/SMK 15319 5409 4804
Tamat SMP 16218 6822 6415
Tamat SD 7626 7626 6619
Tidak Tamat SD 4076 9114 4147
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
b. Kelembagaan Masyarakat
Peran lembaga masyarakat dalam pengembangan/pemberdayaaan Desa
menjadi faktor penentu. Masyrakat dalam mengakses informasi tidak bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
terlepas dari keberadaan lembaga masyrakat. Lembaga masyarakat disini
merupakan lembaga yang mampu mewadahi bentuk kerjasama antar
masyarakat. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti
di lapangan tentang keberadaan lembaga masyarakat di Kecamatan
Manyaran, seperti yang diungkapkan oleh bapak suyadi warga desa
Punduhsari selaku pengrajin industri rancak gamelan:
“Rien Nate Wonten mas, paguyuban ingkang nglumpukke poro
tukang rancak gamelan wonten dusun mriki, lajeng saking
pemerintah didawuhi ndamel koperasi tiap RT ingkang
menampung masyarakat pengrajin rancakan gamelan dados
anggota koperasi”
Lembaga masyarakat yang berada di tingkat Desa adalah koperasi
RT(Rukun Tetangga), koperasi serba usaha dan KUD (Koperasi Unit Desa)
merupakan biro akses informasi bagi masyarakat Kecamatan Manyaran. Data
tentang koperasi di kecamatan Manyaran berdasarkan pengamatan dan
Dokumentasi peneliti, disajikan dalam tabel 4.10 dan tabel 4.11 sebagai
berikut:
Tabel 4.10.
Lembaga Koperasi di Kecamatan Manyaran.
No Tahun Jenis Koperasi Jumlah
KUD KPN(KPRI) Non KPN Kop.RT
1 2010 1 2 10 203 216
2 2011 1 2 27 256 286
3 2012 1 2 27 287 316
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel 4.11.
Lembaga Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya di Kecamatan Manyaran.
No Tahun Jenis Usaha Koperasi Jumlah
Simpan
Pinjam
Sarana
Produksi
Serba
Usaha
Sembako
1 2010 212 2 2 216
2 2011 279 3 6 1 289
3 2012 284 4 7 299
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
Berdasarkan tabel diatas, keberadaan koperasi di Kecamatan
Manyaran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan ditinjau dari jenis
koperasi dan usahanya.
c. Tersedianya Fasilitas/Sarana Produksi
Ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, sarana transportasi
merupakan faktor penunjang keberhasilan pengelolaan sebuah industri.
Bahan baku merupakan faktor produksi yang harus utamakan bagi sebuah
industri. Dalam penelitian ini, faktor produksi berupa bahan baku untuk
industri UMKM di Kecamatan Manyaran memanfaatkan sumber daya
alam yang tersedia di alam sekitar.
Penggunaan sarana transportasi, merupakan fasilitas penunjang
keberhasilan industri UMKM dalam memperoleh bahan baku maupun
pemasaran produk. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peniliti
dilapangan mengenai sarana transportasi yang ada di Kecamatan
Manyaran disajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 4.12.
Jumlah Perusahaan Transportasi dan Armada di Kecamatan Manyaran.
Tahun Angkutan Antar Pedesaan/Micro Bus
Jumlah
Perusahaan
Jumlah
Armada
Jumlah
Perusahaan
Jumlah
Armada
2010 - - 4 32
2011 - - 6 44
2012 - - 8 58
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bp.Sasmoyo bahwa:
“Untuk Kecamatan Manyaran sendiri keadaan akses jalan
menuju pedesaan maupun kecamatan sudah termasuk baik
dibandingkan kecamatan yang lainnya mas”
Jadi bisa disimpulkan bahwa di kecamatan manyaran, dalam hal
ketersediaan faktor produksi seperti saran transportasi sudah memadai.
d. Akses Modal
Selain manusia sebagai pelaku industri, faktor modal turut serta
menentukan keberhasilan manajemen pengelolaan sebuah industri
terutama UMKM yang masih berskala menengah dan kecil.
Besar kecilnya modal yang bisa dihimpun oleh masyarakat
dipengaruhi oleh dari mana sumber modal diperoleh. Jika dalam penelitian
ini, Akses permodalan yang dapat dihimpun oleh masyarakat dalam
mengelola industri UMKM banyak pilihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Berdasaraskan pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti
dilapangan bahwa industri UMKM yang ada di Kecamatan Manyaran
mayoritas memanfaatkan peran Koperasi sebagai akses sumber
permodalan. Kemudahan dalam memperoleh informasi dan persyratan
permohonan modal kepada koperasi berdampak positif kepada masyarakat
pelaku industri UMKM.
Pernyataan tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bp.Khomari
selaku pengrajin Rancak Gamelan:
“ Njih menawi modal niku penting mas, mriki lak wonten
koperasi (paguyuban industri rancak) lha meniko sewulan
pisan wonten klempakkan, meniko saget nyambut arto
kagem tambahan modal lan aktivitasipun wonten arisan lan
pembahasan babakan usaha rancak.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat dapat
menghimpun permodalan dari lembaga keuangan lain, baik milik swasta
maupun pemerintah. Data observasi yang diperoleh peniliti tentang
besarnya prosentase pinjaman untuk kredit UMKM yang diberikan kepada
masyarakat disajikan pada tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13.
Prosentase Pinjaman
Untuk Kredit UMKM Yang Diberikan Kepada Masyarakat
No Tahun Kredit Kredit UMKM Presentasi UMKM
Terhadap Kredit
1 2010 1.537.533 1.377.710 89,6 %
2 2011 1.908.570 945.588 50 %
3 2012 2.265.230 1.119.410 49 %
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik) Wonogiri diolah 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
e. Analisa Data Cluster Dan Multidimention Scalling Pemberdayaan UMKM
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pedesaaan.
Sebelum melakukan kesimpulan, terlebih dahulu dilakukan
pengelompokan data UMKM berdasarkan aspek persebaran jumlah keberadaan
UMKM di Kecamatan Manyaran. Pengelompokan data tersebut mengunakan
Cluster Single Linkage. Hasil uji Cluster Single Linkage tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Uji Cluster Single Linkage
Hasil uji claster single linkage di interpretasikan dalam map
Dendogram Gambar 4.2 sebagai berikut :
Gambar 4.2 Map DendogramHasil uji claster single linkage
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Berdasarkan gambar di atas di ketahui bahwa, persebaran jumlah UMKM
yang ada di Kecamatan Manyaran terbagi menjadi 3 Cluster(kelompok)
berdasarkan persebarannya. Cluster 1 meliputi Rancak Gamelan, Mebel, Lukis
Kaca, Ukir, Kerajinan kulit, Gamelan, Wajan, Batako, Jamu Genhong, Kakao,
Tape, Kripik Pisang, Karak, Emping Mlinjo, Intip, Tahu, Sangkar Burung; Cluster
2 Meliputi Wayang; Cluster 3 meliputi Anyaman Bambu.
2. Euclidean Distance Model
Gambar 4.3 Map Euclidean Distance Model
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa semakin ke kanan,
maka angka dimensi 1 semakin besar pula. Terlihat bahwa UMKM Rancak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
gamelan, Wayang, Ukir, Gamelan, Lukis Kaca dan Mebel berada di ujung kanan
garis horizontal . Hal ini berarti berarti UMKM Rancak Gamelan, Wayang, Ukir,
Gamelan, Lukis Kaca dan Mebel mempuyai faktor-faktor pada dimensi 1 yang
sangat membedakan dibanding UMKM lainnya. Artinya bahwa UMKM tersebut
memberikan dampak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaaan di
Kecamatan Manyaran. Maka bisa dikatakan bahwa faktor ketersedian Bahan
Baku, Keahlian Masyarakat, Permintaan pasar dan Omset pada UMKM
Rancakan Gamelan, Wayang, Ukir, Gamelan, Lukis Kaca dan Mebel adalah
Aspek yang paling membedakan dengan UMKM lainnya. Sedangkan UMKM
emping, tahu, jamu gendong, karak, tape, tempe, karena terletak paling kiri
dengan angka paling kecil, maka dapat dikatakan faktor permintaan Pasar, Harga,
keahlian masyarakat, Omset tidak berdampak dominan terhadap pertumbuhan
ekonomi pedesaan Kecamatan Manyaran.
Berdasarkan gambar dimensi 2, terlihat semakin ke atas maka angka
dimensi 2 semakin besar. UMKM wayang terlihat berada di paling dekat dengan
angka dimensi 2 yang terbesar (di ujung garis vertikal). Hal ini berarti UMKM
wayang mempunyai faktor-faktor dimensi 2 yang paling membedakan
dibandingkan UMKM yang lainnya. Sedangkan UMKM emping, tahu, jamu
gendong, karak, tape, tempe, karena terletak paling bawah dengan angka paling
kecil maka dapat dikatakan faktor permintaan Pasar, Harga, keahlian masyarakat,
Omset tidak berdampak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan
Kecamatan Manyaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
3. Stimulus Coordinat Dimention
Gambar 4.4 Stimulus Coordinat Dimention
Gambar di atas merupakan hasil proses INDSCAL untuk
menampilkan map MDS dalam bentuk 3 Dimensi. Berdasarkan gambar
tersebut terlihat bahwa UMKM Wayang, Rancak gamelan, Kerajinan
Kulit, Anyaman Bambu, Sangkar burung, Mebel, Ukir, Gamelan, yang
mempunyai faktor dominan dan kemiripan, walaupun dari sudut pandang
dimensi 1 dan dimensi 3 UMKM tersebut paling berbeda dengan UMKM
lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
4. Scatterplot of Linier Fit ( Uji Keselarasan ).
Gambar.4.5 Scatterplot of Linier Fit
Pada gambar diatas bahwa, dalam grafik yang berisi sekumpulan
kemiripan tersebut, terlihat titik –titik membentuk berbagai kelompok koordinat
sendiri, namun relatif menggerombol, hal ini membuktikan kesamaan sikap para
Informan dalam memberikan informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
2. Kendala Pemberdayaan UMKM dan Koperasi Kecamatan Manyaran dan
cara mengatasinya.
a. UMKM
Program pemberdayaan yang dilakukan Dinas dalam rangka
mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, selalu diikuti oleh setiap
Kecamatan seKabupaten Wonogiri terutama Kecamatan Manyaran. Masyarakat
Manyaran termasuk daerah yang memilik potensi dalam mengembangkan industri
UMKM, hampir setiap kelurahan mempunyai ciri khas hasil produk UMKM.
Program Pemberdayaan yang diikuti oleh sebagian besar masyarakat
Manyaran dalam rangka mengembangkan UMKM sering kali mengalami kendala
dan permasalahan. Keterbatasan modal dan strategi pemasaran menjadi persoalan
utama masyarakat Kecamatan Manyaran baik individu maupun kelompok sebagai
pelaku usaha. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Mujinah salah satu
pelaku industri pembuatan tempe:
“Dodol tempe niku rekoso mas, sok-sok yen rego delai
mundak q ra wani dodol, mergone bahane larang tur regone
tempe niku nek diundakne ora payu, dadi yo ngenteni rego
delai muduk, lagi wani kulak, masalahe modale gur sithik
mas”
Demikian juga yang diungkapkan bapak Sasmoyo selaku Kabid
Pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran:
“Sepengetahuan saya selama ini, bahwa masalah yang
dihadapi oleh pelaku UMKM di seluruh kecamatan manyaran
adalah dari segi SDM (sumber Daya Manusia) pelaku Usaha,
Karena ini mempengaruhi tentang strategi pemasaran produk
dan Manajemen pengelolaan usaha”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Jadi, kendala yang dihadapi dalam pemberdayaan UMKM di Kecamatan
Manyaran adalah pada Sisi Segmentasi Pasar hasil produksi masyarakat, hal
tersebut dipengaruhi oleh lemahnya sumber daya manusia (SDM) pelaku UMKM.
b. Koperasi
Program pemberdayaan koperasi yang pernah diikuti masyarakat
Kecamatan Manyaran adalah salah satunya program Wonogiri Seribu Koperasi
pada tahun 2003, Program tersebut membuat serentak hampir seluruh kelurahan di
Kecamatan Manyaran mendirikan badan hukum koperasi RT(Rukun Tetangga)
sebanyak 287 koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Wonogiri. Selama pelaksanaan program tersebut banyak mengalami kendala yang
dihadapi, pendirian koperasi secara masal tersebut menuai permasalahan,
pengurus koperasi RT setiap desa dibantu aparatur desa ternyata hanya sekedar
mendirikan secara badan hukum saja tanpa mengetahui timbal balik yang
diperoleh dari keikutsertaan menjadi anggota koperasi. Hal ini seperti yang di
ungkapkan Bapak Dwi selaku Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Wonogiri.
“Masyarakat masih sangat awam terhadap perkoperasian,
mereka hanya sekedar ikut serta menjadi anggota dan
menjalankan kewajiban sebagai anggota, selebihnya tidak
mengetahui keuntungan dari seorang anggota dalam sebuah
koperasi, dan Anggota yang mempunyai tanggung jawab
sebagai pengurus lemah dalam perkoperasian sehingga
dalam pengelolaan dan pengaplikasian nilai nilai koperasi
tidak secara optimal”
Demikian juga yang diungkapkan oleh bapak Sudarna(Kabid
Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Wonogiri):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
“Program seribu koperasi yang telah dilaksanakan
pemerintah menuai permasalahan pada tindak lanjut setelah
berdirinya koperasi tersebut, pengurus koperasi meski
membuat Laporan Pertanggungjwaban (LPJ) setiap tahun
namun realitanya secara administrtatif laporan tersebut
penyusunannya masih belum memenuhi standar yang
ditentukan, sehingga secara pengelolaan manajemen
koperasi masih lemah”
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan tentang
pemberdayaan koperasi di Kecamatan Manyaran, dapat di simpulkan bahwa
kendala dalam program tersebut mengerucut pada SDM(Sumber Daya Manusia)
pengelola/pengurus didalam kopersai, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi
dan peran koperasi bagi masyarakat.
Pemberdayaan UMKM dan Koperasi di Kecamatan Manyaran tidak serta
merta berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Banyak kendala dan
rintangan yang dihadapi baik dari masyarakat Manyaran sebagai pelaku UMKM
dan koperasi, juga dirasakan oleh instansi pemerintah terkait yang bersinergi
didalamnya. Berbagai kendala pemberdayaan UMKM dan Koperasi telah di
paparkan diatas. Bentuk tindak lanjut atas kendala tersebut direspon positif oleh
Diperindagkop dan UMKM kabupaten Wonogiri. Seperti yang diungkapkan oleh
bapak Dwi selaku Kepala Dinas Diperindagkop dan UMKM kabupaten wonogiri.
“Merupakan hal yang wajar mas jika kendala itu terjadi, mengingat
warga masyarakat kita masih kurang dalam kemampuan Sumber
daya Manusia dari segi pendidikan atau pengetahuan modern
manajemen bisnis UMKM dan Perkoperasian. Maka dari itu kita atas
nama tim lembaga pemerintah daerah, melakukan penanggulangan
atas kendala tersebut .Wujud penanggulangan tersebut berupa
program pelatihan dan Seminar/Workshop kepada pelaku UMKM
dan Koperasi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Demikian juga diungkapkan oleh bapak Samoyo selaku Kabid
Pemberdayaan UMKM dan Koperasi Kecamatan Manyaran.
“ Bagi pengrajin industri kerajinan yang mengalami kendala
pada permodalan, dari Dinas sendiri ada program pinjaman
modal lunak mas, dana itu penyalurannya melalui koperasi RT
disetiap kelurahan. Program itu dimaksudkan supaya pelaku
UMKM dan Koperasi mampu bangkit kembali”
Bentuk penanggulangan atas kendala pemberdayaan UMKM dan Koperasi
pada aspek permodalan juga dilakukan oleh pemerintah dinas kabupaten
wonogiri. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sukirman (Kabid bagian UMKM
diperindagkop wonogiri)
“ Bagi masyarakat pelaku UMKM yang membutuhkan pinjaman
dana untuk tambahan modal, dinas memberikan pinjaman Lunak
kepada masyarakat, teknisnya penyaluran dana di berikan kepada
koperasi RT di masing- masing Kelurahan, Supaya pencairannya
dapat dengan mudah dan cepat”.
Berdasarkan data dan informasi dari informan yang diperoleh di lapangan
tentang upaya penanggulangan kendala pemberdayaan UMKM dan koperasi di
Kecamatan Manyaran, bahwa Dinas Koperasi dan UMKM bekerjasama dengan
instansi pemerintah tingkat Kecamatan dan kelurahan melakukan serangkaian
program pelatihan/Workshop dan bimbingan dari tahun ke tahun yang di ikuti
oleh masyarakat manyaran dan melakukan evaluasi.
Kendala UMKM dan Koperasi pada aspek modal juga ditanggulangi oleh
Dinas dengan memberikan pinjaman modal secara lunak berupa Hibah melalui
koperasi RT di setiap kelurahan Desa Kecamatan Manyaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pemberdayaan UMKM serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi
pedesaan Kecamatan Manyaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya
bahwa program pemberdayaan yang dilakukan instansi terkait seperti Dinas
Diperindagkop dan UMKM kabupaten Wonogiri bekerja sama dengan aparatur
Kecamatan dan Kelurahan, mampu memberikan dampak yang berarti bagi
masyarakat terutama pada pertumbuhan perokonomian desa.
Pemberdayaan UMKM dan koperasi diKecamatan Manyaran terbukti
memberdayakan warga masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
potensi sumber daya manusia. Sebagaitolok ukur wujud terberdayanya masyrakat
Kecamatan Manyaran di rumuskan dalam bentuk matrik indikator pemberdayaan.
a. Pemberdayaan UMKM
Sebuah proses pemberdayaan dapat dikatakan berhasil diukur dengan
melihat beberapa indikator yaitu:
5) Proses pembuatan keputusan dalam masyarakat.
6) Dalam kegiatan, apakah sudah mengakomodasi untuk menentukan lokasi,
manfaat, peluang, pengelolaan
7) Perubahan pembagian peran produktif dan reproduktif.
8) Ditingkat kebijakan harus dapat dipastikan bahwa kebijakan baru
mengandung keadilan gender.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, dapat dirumuskan Matrik
pemberdayaan UMKM disajikan pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15
Matrik Indikator Pemberdayaan UMKM
No Indikator
Pemberdayaan
Kondisi dilapangan
1 Proses Pembuatan
Keputusan
Seorang ayah merupakan kepala dalam keluarga
dan sekaligus memimpin industri yang bertugas
menentukan kebijakan terhadap usaha tersebut,
namun tidak menutup kemungkinan anggota
kelurga (anak,istri,sodara) ikut serta dalam
membantu proses produksi dan pemasarannya.
2 Mengakomodasi
penentuan lokasi,
manfaat, peluang dan
pengelolaan.
Dari sudut pandang keberadaan atau sejarah
berdirinya industri, warga masyarakat Manyaran
sendiri sudah sejak lama berprofesi sebagai
pengrajin jauh sebelum diadakannya program
dari pemerintah. Dan keberadaan UMKM yang
ada dikecamatan manyaran memberikan manfaat
baik secara internal maupub eksaternal.
3 Pembagian peran
produktif dan
reproduktif.
Industrri kerajinan “Tatah Sungging” sangat
ditentukan oleh Skill (ketrampilan) manusia
sebagai pengrajin. Manusia (pengrajin) berperan
penuh dalam menghasilkan produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Setiap pengrajin secara turun menurun
mewariskan Skill(ketrampilan) yang dimiliki
kepada anak,cucu dan keluarga. Sehingga
ketrampilan
masyarakat menatah wayang sulit untuk punah
4 Pengambilan
keputusan
mengandung keadilan
gender(kesetaraan).
Desa Karang Lor Kecamatan Manyaran,
merupakan sentra industri kerajinan anyaman
bambu. Setiap rumah/pengrajin anyaman bambu
selalu mengoptimalkan tenaga manusia baik
perempuan maupun laki-laki. Sehingga dalam
pengambilan kebijakan/keputusanpun tidak di
dominasi oleh kaum laki-laki saja, melainkan
perempuan justru lebih berperan.
Pada matrik pemberdayaan diatas, menunjukkan kondisi dilapangan
merupakan wujud pencapaian atas indikator sebagai tolok ukur bahwa masyarakat
Kecamatan Manyaran sudah berdaya dalam pengelolaan UMKM. Wujud
terberdayanya masyarakat merupakan hasil program-program pemberdayaan yang
dilakukan oleh pemerintah daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
b. Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan.
Pertumbuhan ekonomi pedesaan dapat diukur indikator sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas SDM(Sumber Daya Manusia)
b. Kelembagaan Masyarakat
c. Tersedianya fasilitas/sarana Produksi
d. Akses Modal
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, dapat dirumuskan Matrik
indikator pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran yang
disajikan pada tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16.
Matrik Indikator Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan
No Indikator Kondisi dilapangan
1 Peningkatan kualitas
SDM(Sumber Daya
Manusia)
Jumlah penduduk menurut pendidikan yang
ditamatkan, pada tahun ke tahun mengalami
peningkatan, jumlah penduduk yang tidak tamat
SD semakin berkurang dan meningkatnya
penduduk lulusan perguruan tinggi.
2 Kelembagaan
Masyarakat
Lembaga masyarakat yang berada di tingkat Desa
adalah koperasi RT(Rukun Tetangga), koperasi
serba usaha dan KUD (Koperasi Unit Desa)
merupakan biro akses informasi bagi masyarakat
Kecamatan Manyaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
3 Tersedianya
Fasilitas/Sarana
Produksi
Bahan baku sebagai faktor produksi industri
UMKM di Kecamatan Manyaran memanfaatkan
SDA (sumber daya alam) yang tersedia di alam
sekitar. Penggunaan sarana transportasi antar
pedesaan, sebagai fasilitas industri UMKM dalam
memperoleh bahan baku dan pemasaran juga
mengalami peningkatan. Hal tersebut ditandai
dengan semakin banyaknya masyarakat yang
memiliki usaha armada transportasi seperti truk,
Colt diesel dll.
4 Akses Modal
Industri UMKM yang ada di Kecamatan
Manyaran mayoritas memanfaatkan peran
Koperasi sebagai akses sumber permodalan.
Kemudahan dalam memperoleh informasi dan
persyratan permohonan modal kepada koperasi
berdampak positif kepada masyarakat pelaku
industri UMKM. Presentase kredit modal UMKM
juga ditunjukkan oleh LKM(Lembaga Keuangan
Mikro) di kabupaten wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Matrik teori pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi pedesaan
disajikan pada tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.17
Teori Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Kecamatan Manyaran
No Teori faktor
Pertumbuhan
Ekonomi Desa
Kondisi
dilapangan
1 Teori Basis Ekonomi
(Economic Base
Theory)
Permintaan pasar akan hasil produk UMKM
Kecamatan Manyaran dari daerah lain sudah ada,
bahkan untuk produk tertentu sampai ke tingkat
internasional(ekspor).
2 Teori Lokasi Tersedianya bahan baku untuk menunjang proses
produksi industri UMKM di kecamatan manyaran,
tersedia secara alami dan dipelihara dengan baik
oleh masyarakat setempat.
3 Teori Tempat Sentral
(Central Place
Theory)
Ada beberapa Desa di Kecamatan Manyaran yang
menjadi Pemukiman(sentra) industri kerajinan
produk tertentu, yaitu Desa Kepuhsari dan
Punduhsari sebagai pengrajin wayang kulit dan
rancakan gamelan.
4 Teori Kausasi
Kumulatif
Adanya kesenjangan antar desa di Kecamatan
Manyaran, yang diakibatkan persaingan pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
akan permintaan produk hasil Industri UMKM
dikecamatan Manyaran sebagai proses sosial
masyarakat,
5 Model daya tarik Pemerintah maupun swasta memberikan
bantuan/subsidi berupa pinjaman modal secara
lunak kepada pelaku ibdustri UMKM di
Kecamatan Manyaran sebagai wujud
pemberdayaan masayarakat.
c. Analisa Data Cluster Dan Multidimention Scalling Pemberdayaan UMKM
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pedesaaan.
Berdasarkan analisa data yang telah disajikan di bab sebelumnya, bahwa
pemberdayaan dan persebaran UMKM di Kecamatan Manyaran dikelompokkan
dengan teknik cluster dan Multidimensional Scaling. Berdasarkan hasil uji analisis
bahwa persebaran UMKM di Kecamatan Manyaran terbagi menjadi 3 cluster
(kelompok). Cluster 1 meliputi Rancak Gamelan, Mebel, Lukis Kaca, Ukir,
Kerajinan kulit, Gamelan, Wajan, Batako, Jamu Genhong, Kakao, Tape, Kripik
Pisang, Karak, Emping Mlinjo, Intip, Tahu, Sangkar Burung; Cluster 2 Meliputi
Wayang; Cluster 3 meliputi Anyaman Bambu.
Berdasarkan hasil uji Multidimensional Scaling UMKM Wayang, Rancak
gamelan, Kerajinan Kulit, Anyaman Bambu, Sangkar burung, Mebel, Ukir,
Gamelan, adalah jenis UMKM yang memberikan dampak dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi pedesaaan di Kecamatan Manyaran. Karena berdasarkan
uji Stimulus Coordinat Dimensional UMKM tersebut memilki posisi Paling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
mendekati dengan angka dimensi. Artinya UMKM tersebut memiliki kemiripan
tingkat ketersedian Bahan Baku, Keahlian Masyarakat, Permintaan pasar dan
Omset pada UMKM tersebut.
2. Kendala pemberdayaan UMKM Kecamatan Manyaran serta cara
mengatasinya.
a. UMKM
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, dapat dirumuskan Matrik
Kendala pemberdayaan UMKM di Kecamatan Manyaran yang disajikan pada
tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.18.
Matrik Kendala Pemberdayaan UMKM
No Aspek Permasalahan Keterangan Di lapangan
1 Permodalan Pelaku UMKM di Kecamatan Manyaran belum
mampu menyiapkan cadangan modal jika
terjadi kenaikan harga bahan baku.
2 SDM (Sumber Daya
Manusia)
Latar belakang pendidikan para pelaku UMKM
yang masih rendah sehingga menyebabkan
kedangkalan dalam manajemen pengelolaan
UMKM.
3 Segmentasi Pasar Selain strategi pemasaran yang kurang,
pengemasan produk yang masih tradisional
menjadi keterbatasan dan kendala pada industri
UMKM di Kecamatan Manyaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Kendala yang dihadapi pelaku UMKM di Kecamatan Manyaran mendapat
respon positif dari instansi pemerintah terkait. Ada beberapa Aspek yang menjadi
permasalahan dalam pengelolaan UMKM, maka dilakukan penganggulangan
yang sesuai juga dalam pelaksanaanya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disajikan sebelumnya, bentuk upaya penanggulangan yang dilakukan sebagai
berikut:
1. Pada aspek lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku UMKM, Dinas
UMKM dan koperasi daerah menanggulangi hal tersebut dengan mengadakan
berbagai program pelatihan dan workshop kepada pelaku UMKM, dengan
harapan masyarakat dapat belajar bagaimana pengelolaan UMKM yang baik.
2. Pada Aspek lemahnya Modal yang dimiliki oleh Pelaku UMKM, pemerintah
bekerja sama dengan Kecamatan memberikan pinjaman modal secara lunak
berupa hibah kepada pelaku UMKM melalui Koperasi RT setiap Kelurahan.
Harapannya koperasi juga ikut serta berupaya sebagai perantara penjualan
produk-produk hasil UMKM
3. Pada aspek pemasaran produk hasil industri UMKM, dinas selalu
mengadakan pelatihan dan workshop tentang bagaimana strategi pemasaran
dan pengemasan produk yang baik. Dinas mengadakan kegiatan pameran
produk UMKM tingkat kabupaten sebagai bentuk kegiatan pelatihan promosi
yang dilakukan oleh pelaku industri UMKM.
4. Pemerintah Dinas selalu mengadakan Lomba koperasi se-kabupaten setiap
tahun dalam rangka memperingati hari koperasi Indonesia. Dengan harapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Pemberdayaan UMKM
Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan
Dipengaruhi Mempengaruhi
masayarakat pelaku anggota koperasi RT mampu memahami prinsip-prinsip
koperasi.
Berdasarkan analisa data yang dikelompokkan ke dalam sebuah matrik di
atas, dapat di tarik sebuah keterkaitan antara pemberdayaan UMKM sebagai
upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran.
Hubungan keterkaitan pemberdayaan UMKM sebagai upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi pedesaan di Kecamatan Manyaran digambarkan pada
gambar 4.5 berikut:
Keterangan:
Gambar.4.5
Keterkaitan antar variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pemberdayaan UMKM serta dampaksnya terhadap pertumbuhan ekonomi
pedesaan di Kecamatan Manyaran.
a. Pemberdayaan UMKM dan Koperasi di Kecamatan Manyaran mampu
memberdayakan potensi Sumber Daya Alam. Hasil uji Analisis
Multidimensional Scaling dan Cluster menunjukkan ada 3 cluster
(Kelompok) persebaran UMKM yang mempuyai faktor-faktor dan
memberikan dampak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaaan
di Kecamatan Manyaran. Cluster 1 adalah kelompok UMKM yang
memberikan dampak tinggi, Cluster 2 adalah kelompok UMKM yang
memberikan dampak sedang, Cluster 3 adalah kelompok UMKM yang
memberikan dampak sedang. Setiap cluster mempunyai faktor yang
berbeda dengan cluster lainnya yang ditunjang dari bahan baku, skill
(kemampuan) yang diperlukan, pemasaran dan hasil penjualan produk.
2. Kendala Pemberdayaan UMKM di Kecamatan Manyaran serta cara
mengatasinya.
a. Hasil analisis data dilapangan dengan matrik menunjukkan bahwa pelaku
UMKM belum mampu menyiapkan cadangan modal jika terjadi kenaikan
harga bahan baku, latar belakang pendidikan pelaku UMKM yang masih
rendah sehingga menyebabkan kedangkalan dalam manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
pengelolaan UMKM, dan strategi pemasaran serta pengemasan produk
yang masih tradisional. Maka terdapat kendala/permasalahan dalam
pemberdayaan UMKM dan Koperasi di Kecamatan Manyaran. Sebagai
upaya mengatasi kendala tersebut Dinas Koperasi dan UMKM
bekerjasama dengan instansi pemerintah tingkat Kecamatan dan kelurahan
melakukan serangkaian program pelatihan/workshop dan bimbingan dari
tahun ke tahun yang di ikuti oleh masyarakat manyaran dan melakukan
evaluasi.
Pada aspek modal, Dinas memberikan hibah pada koperasi RT
setiap kelurahan sebagai modal pinjaman lunak kepada pelaku UMKM.
Melalui koperasi segala aspek permasahan pengelolaan industri UMKM
dapat di diskusikan oleh masyarakat untuk mencari solusinya. Instansi
pemerintah melalui koperasi memberikan pembinaan dengan
menghadirkan tenaga profesional baik dari lembaga perguruan tinggi
maupun profesi lainnya kaitannya manajemen industri UMKM.
Pada aspek pemasaran produk UMKM, koperasi berupaya bekerja
sama sebagai pelaksana penuh pemasaran. Koperasi sebagai
perantara/penyalur informasi pemesanan produk dan penyedia sarana
produksi berupa alat/mesin kepada pelaku industri UMKM. Melalui
pelatihan dan workshop pelaku industri UMKM diberikan strategi
pemasaran, pengemasan produk, promosi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
B. Implikasi
1. Potensi pada suatu daerah jika dikelola dan dikembangkan dengan baik, akan
memberikan dampak dalam berbagai bidang kepada masyarakat. Potensi
masyarakat yang sudah ada merupakan keunggulan suatu daerah yang belum
tentu dimiliki oleh daerah lain. Skill (kemampuan) merupakan modal awal
suatu masyarakat untuk medirikan sebuah UMKM sehingga mampu
menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual di pasar. UMKM yang
sudah mampu berdiri dan memiliki pasar, secara tidak langsung akan
mempengaruhi masyarakat sekitar untuk berupaya melakukan hal yang sama
sehingga terbentuk suatu lingkungan industri UMKM dalam menghasilkan
produk yang sejenis. Perubahan yang terjadi di masyarakat tersebut dapat
dikatakan sebagai pemberdayaan.
Masyarakat dalam mengelola industri UMKM perlu kerja sama dengan
beberapa intansi terkait. Peran instansi dan lembaga ikut serta menjadi faktor
penentu keberhasilan industri UMKM. Lembaga pengkreditan sebagai
penyedia kredit kepada UMKM melalui koperasi. Lembaga pengkreditan
hanya berhubungan langsung dengan koperasi dan pengusaha. Kredit
disalurkan melalui koperasi di pedesaan yang sudah mempunyai bentuk usaha
apakah dalam bentuk agribisnis maupun agroindustri atau usaha lainnya.
Koperasi mengajukan kredit untuk modal kerja bagi anggota (UMKM) dan
modal kerja bagi koperasi itu sendiri. Keterlibatan pihak pemerintah dalam
pemberdayaan masyarakat pedesaaan melalui pengembangan UMKM
diharapkan hanya sebatas pembuat kebijakan dan pembinaan. Kebijakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
menyangkut dengan ketentuan dan peraturan administrasi perkoperasian dan
UMKM. Pembinaan diberikan kepada koperasi dan pelaku industri UMKM
tentang manajemen pengelolaan dan penanggulangan masalah. Instansi dinas
dalam melakukan pembinaan dan penanggulangan masalah industri UMKM
dan koperasi dapat memakai tenaga profesional dari luar, baik dari lembaga
perguruan tinggi maupun profesi lainnya.
2. Terbentuknya cluster (kelompok) industri UMKM berdasarkan jenis bahan
baku dan produk yang dihasilkan, akan berdampak pada kebijakan yang
diambil oleh instansi terkait. Dampak yang timbul dengan diketahuinya
cluster(kelompok) industri UMKM, akan memudahkan dalam melihat berapa
besar pengaruh industri UMKM terhadap perekonomian desa serta
memudahkan bagaimana bentuk pembinaan yang sesuai kepada pelaku
industri UMKM. Untuk mencapai skala pertumbuhan ekonomi pedesaan
yang rendah, sedang dan tinggi, perlu mengacu pada Cluster (kelompok)
industri UMKM. Pada cluster UMKM yang berdampak pertumbuhan
ekonomi tinggi, perlu adanya informasi yang mengarah pada perluasan pasar
ekspor dan pengawasan kwalitas produk. Pada cluster UMKM yang
berdampak ekonomi sedang perlu penguatan melalui serangkaian program,
workshoop dan bimbingan bekala. Pada Cluster UMKM yang berdampak
ekonomi rendah perlu dilakukan percepatan (acceleracy).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
C. Implementasi di Bidang Pendidikan
UMKM yang dijalankan masyarakat umumnya mengembangkan
kreativitas keahlian masyarakat daerah, serta memanfaatkan sumber daya alam
menjadi produk yang bernilai jual. Berdasarkan simpulan dan implikasi
sebelumnya, Implementasi dalam bidang pendidikan pada penelitian ini adalah
Sekolah dapat mengajarkan kepada siswa pada mata pelajaran pendidikan
kewirausahaan tentang manajemen pengelolaan UMKM yang dikutsertakan
menjadi mata pelajaran/mata kuliah di sekolah dan perguruan tinggi. Keberadaan
UMKM di sekitar dapat mempermudah sekolah dalam rangka pengadaan sarana
pendidikan pada mata pelajaran kesenian jawa seperti gamelan, wayang kulit, dan
lain-lain.
Masyarakat sebagai pelaku UMKM dapat memberikan pelatihan bagi
siswa yang berminat sebagai bekal keahlian setelah lulus sekolah sehingga siap
menjadi lulusan yang terdidik dan mandiri. Kegiatan pelatihan kepada siswa
dapat di lakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun intrakurikuler sekolah.
Keberadaan UMKM juga berperan membentuk lingkungan yang dapat
mempengaruhi siswa pada saat di masyarakat untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaan dan kemandirian.
Adanya UMKM dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa/mahasiswa
dalam melakukan penelitian terutama tentang berbagai masalah UMKM di
masyarakat. Merupakan sebuah peluang bagi peserta didik yang memiliki
gagasan untuk mengembangakan dan melakukan inovasi manajemen UMKM dan
koperasi yang sudah ada melalui sebuah penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
D. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada Instansi Dinas Koperasi dan UMKM
a. Lebih menggalakkan lagi terhadap pemberdayaan UMKM sehingga
mencapai tujuan yang maksimal.
b. Meningkatkan sistem pengawasan dan pembinaan industri UMKM.
2. Kepada Pelaku Industri UMKM
a. Pelaku industri UMKM hendaknya lebih antusias lagi dalam
mengikuti program pemberdayaan dari pemerintah baik secara teknis
maupun non teknis.
b. Pelaku industri UMKM hendaknya lebih menigkatkan kualitas
produknya sehingga mampu diandalakan dibanding hasil produk
daerah lain.
3. Kepada Peneliti Lain
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan
penelitian sejenis, terutama penelitian mengenai pemberdayaan
UMKM dan Koperasi.
b. Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan mengubah
atau menambah antecedent pertumbuhan ekonomi pedesaan, selain itu
dapat juga dilakukan studi lanjut pada skala yang lebih luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
DAFTAR PUSTAKA
Agyapong, D. 2012. Micro, Small and Medium Enterprises` Activities, Income
Level and Poverty Reduction in Ghana–A Synthesis Of Related Literature.
International Journal of Business and Management.Vol.5 No.12, (Pp 196
– 197).
Abadi, M. dan Chegini, M. G. 2013. Process of Employee Empowerment, Kwait
Chapter of Arabian Journal of Business and Management Review. Vol.2
No.11 (Pp 76 – 77).
Aremu, M. A. dan Adeyemi, S. L. 2011. Small and Medium Scale Enterprises as
A Survival Strategy for Employment Generation in Nigeria. Journal of
Sustainable Development. Vol.4 No.1, (pp 200 – 206).
Arsyad, L. 2010. Ekonomi Pembangunan, Edisi ke lima, Penerbit UPP STIM
YKPN Yogjakarta.
Adiningsih, S. 2003. Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah di
Indonesia.
http://64.226.64.234/english/pdf/baliseminar/Regulasi%20dalam%20revita
lisasi%20-%20sri%20adiningsih.pdf, 21 Januari 2013.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Astawa, D. dan Nengah, I. 2007. Pemberdayaan UKM dan Koperasi di Kabupaten
Jembrana Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi/Tahun XXI, No.01, Maret 2007
(pp:78-95).
Cakar, N. D. dan Erturk, A. 2010. Comparing innovation Capbility of small and
Medium–Sized Enterprises: Examining the Effects of Organizational
Culture and Empowerment, Journal of small Business Management. Vol.3
No.48, (Pp 325 – 359)
Coffey, A. dan Athinson, P. 1994. Occupational Socialization and Working
Lives. Aldershot: Avebury.
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Deperindag KUKM).
2008. Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Industri dan UKM.
www.dephut.go.id/Halaman/PP/PP_38_07/Koperasi_UKM.pdf, 10
Januari 2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Dwidjowijoto, R. dan Wrihatnolo, R. 2007. Manajemen pemberdayaan sebuah
pengantar dan panduan untuk pemberdayaan masyarakat. Jakarta: PT
Elexmedia Komputindo Gramedia.
Ermawati, 2010. Analisis Pusat Pertumbuhan Ekonomi Pada Tingkat Kecamatan
Di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Surakarta: Fakultas
Ekonomi, Universitas Sebelas Maret.
Ginnodo, B. 1997. The Power Of Empowerment: What The Experts Say and 16
Actionable Case Studies.
Garg, A. K. Dan Erich, V. W. 2012. Succession Planning And Its impact on the
Performance of small Micro Medium Enterprises Within the
Manufacturing Sector in Johannesburg. International Journal of Business
and Management. Vol.7, No.9, (Pp 97- 97).
Husen, A. 2006. Strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (ed.
Ahmad Erani Yustika). Perekonomian Indonesia. Malang: Bayumedia
Publishing.
Herath, J. dan Gebremedhin, T. 2012. “An Analysis of Farming in the Rural
Economic Development of west Virginia” Journal Of Agricultural Science
And Technology. Vol.2 No.11 ( Pp 848 – 855 )
Sutopo. H. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Kambewa, P. dan Tekere, M. 2007. The impact of economic partnership
agreements on micro, small and medium sized enterprises in Malawi.
International Journal Conference on E-business. Vol.3 No.5 ( pp 21-28 )
Karsidi, R. 2007. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Usaha Kecil dan
Mikro.(Pengalaman Empiris di Wilayah Surakarta Jawa Tengah). Jurnal
Penyuluhan. Vol.3 No.2 ( Pp 137-138).
Kartasasmita, G. 1996. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui Kemitraan Guna
Mewujudkan Ekonomi Nasional yang Tangguh dan Mandiri.
www.ginandjar.com, 1 Januari 2013
Primiana, I. 2011. Mengembangkan Alternatif Pembiayaan Dan Pemasaran
UKM.http://bisnis-jabar.com/berita/mengembangkan-alternatif-
pembiayaan-dan-pemasaran-ukm.html, 1 Februari 2013
Abdullah, I. 2004. Berbagai MasalahYang Dihadapi Oleh Usaha Simpan Pinjam
Koperasi Sebagai Lembaga Keuangan Mikro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2024/ismeth.htm,
27 Desember 2013@.
Simatauw, M. 2001. Gender dan Pengelolaan sumber daya alam: Sebuah
Panduan Analisis. NTT :Yaysan PIKUL(Penguatan Institusi dan Kapasitas
Lokal).
Mardikanto, T. 2010. Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Sebelas Maret
University Press, Surakarta.
Moleong, L. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Dewangga, N. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program
Corporate Social Responsibility. Sebelas Maret University Press,
Surakarta.
Njanja, W. L. dan Pelissier, R. 2010 An Investigation Into the Effect of
Management Factors on Performance Of ( Micro,Small and Medium
Enterprises) in Kenya, International Journal of Business and Management.
Vol.5,No.11,(Pp 67).
Newbery, R. dan Bosworth. G. 2010. Home – based business sectors in the rural
economy, International Journal of society and Business Review, Emerald
Group Publishing Limited. Vol.5 No.2, ( pp 183 – 197 ).
Rifa`i, Bachtiar. 2013. Efektifitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite
Pemberdayaan masyarakat Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon
Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Kebijakan dan Manjemen Publik. Vol.1, No.9,
( Pp 130- 136 ).
Rudjito. 2003. Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Otonomi Daerah Guna
Menggerakkan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan
Kemiskinan: Studi Kasus Bank Rakyat Indonesia. Jurnal Keuangan
Rakyat Tahun II, No 1, Maret 2003. Jogjakarta.
Samitowska, W. 2011. Barrier of The Development of Entrepreneurship
Demonstrated By Micro, Small And Medium enterprises in Poland.
International Journal of Recent Issues in Economic Development.Vol.4
No.2 ( pp 42 – 49 ).
Suwondo, K. 2002. Perubahan Pola Pemerintahan dan Kepemimpinan Lokal.
Salatiga: Forsa Pustaka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Suharto, E. 2005. Pembangunan Kebijakan sosial dan pekerja sosial: Spektrum
Pemikiran. Lembaga Study Pembangunan STKS. Bandung.
Supranto, J. 2010. Analisis Multivariat arti dan Interpretasi. Rineka Cipta,
Jakarta.
Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.
Suarja, W. 2007. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui Program
Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Usaha Menengah.
Samarinda: Konvensi Nasional Media Massa Se-Indonesia.
Zuhal, 2010. Knowledge and Innovation Platform Kekuatan Daya Saing. Jakarta:
Gramedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
LAMPIRAN 1 Perijinan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Kepada Yth:
Bapak/Ibu / Saudara Informan Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat ,
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program
Pasca Sarjana, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Nama : Supriyono
Nim : S 991 20 20 14
Alamat : Klampok RT 03 RW 09 Pulutan Wetan
Wuryantoro,Wonogiri
Sedang melaksanakan Penelitian yang berwudul “
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
DAN KOPERASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERTUBUHAN
EKONOMI PEDESAAN PADA MASYARAKAT KECAMATAN
MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI” untuk keperluan penyelesaian
tesis, memohon kesediaan bapak/ibu/saudara untuk menjadi informan dan
berkenan menjawab pertanyaan yang saya ajukan.
Atas kesediaanya dan bantuannya, saya haturkan terimakasih, sebagai
suatu penelitian ilmiah, kerahasiaan indentitas informan akan tetap kami
jaga.
Surakarta, 28 Maret 2014
Peneliti
Supriyono,S.pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
LAMPIRAN 2 Hasil
Pengumpulan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
PEDOMAN WAWANCARA
PEMBERDAYAAN
1. Proses pembuatan keputusan
2. Akomodasi Lokasi, Manfaat, Peluang, dan Pengelolaan
3. Pembagian Peran Produktif dan Reproduktif
4. Pengambilan Keputusan Mengandung Keadilan Gender
Matrikulasi Pedoman wawancara:
No Indikator Petanyaan
1 Proses pembuatan keputusan
a. Siapa yang menjadi pemimpin
industri UMKM?
b. Bagaimana dalam pengambilan
keputusan pengelolaan industri
UMKM?
c. Keputusan/kebijakan apa yang
biasa dilakukan?
2 Akomodasi Lokasi, Manfaat,
Peluang, dan Pengelolaan
a. Kenapa Lokasi industri UMKM
berada di sini?
b. Apa manfaat industri UMKM
baik secara intern dan ekstern?
c. Bagaimana pengelolaan industri
UMKM?
d. Dengan adanya Industri UMKM,
peluang apa yang diperoleh
masyarakt?
3 Pembagian Peran Produktif dan
Reproduktif
a. Apakah dalam pengelolaan
industri UMKM terdapat
pembagian kerja berdasarkan
bidang dan keahlian?
b. Jika ada, seperti apa?
4 Pengambilan Keputusan
Mengandung Keadilan Gender
a. Apakah selain pemimpin industri
(istri,anak,sodara)UMKM bisa
ikut menentukan keputusan?
b. Siapakah yang memasarkan
produk hasil industri UMKM?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama :Khomari
Umur :57 th
Bagian : Pelaku UMKM Rancak Gamelan
Jabatan : Pemilik UMKM
Variabel : Identifikasi Pemberdayaan
No Indikator Petanyaan Jawaban
1 Proses pembuatan
keputusan
a. Siapa yang menjadi pemimpin
industri UMKM?
Yang memimpin ya saya sendiri mas, sebagai kepala keluarga
sekaligus juga yang memimpin usaha ini.
b. Bagaimana dalam pengambilan
keputusan pengelolaan industri
UMKM?
Semua keputusan tentang industri ini ya saya mas yang
memutuskan.
c. Keputusan/kebijakan apa yang
biasa dilakukan?
Yaa,,,biasanya masalah menentukan jumlah harga jual produk
itu yang memutuskan saya mas, tapi kalu pas saya sedang pergi
dan ada orang yang membeli sebelumnya saya sudah berpesan
dengan tukang saya jumlah harga produk masing-masing. Nant
kl belum jelas tak suruh telp.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
2 Akomodasi
Lokasi, Manfaat,
Peluang, dan
Pengelolaan
a. Kenapa Lokasi industri UMKM
berada di sini?
Dulu itu sejarahnya, banyak warga desa sini yang bekerja
disolo menjadi pengrajin rancak gamelan mas, trus pulang
kembali ke kampung dan mendirikan sendiri usaha rancaka
gamelan. Akhirnya banyak warga sini yang mendirikan usaha
rancakan gamelan. Kebetulan rumah saya di pinggir jalan jadi
hasil produk saya ya Cuma dipajang ddpan rumah sudah
terkihat dari jalan, supaya nant mudah kalau ada yang mau
membeli rancak gamelan.
b. Apa manfaat industri UMKM baik
secara intern dan ekstern?
Manfaatnya besar sekali mas, setidaknya para pengrajin disini
dapat menambah penghasilan keluarga masing masing
meskipun tidak dalam jumlah yang besar. Kemudia warga sini
junga terkenal menjadi suatu desa pengrajin rancak gamelan.
c. Bagaimana pengelolaan industri
UMKM?
Pengelolaan industri ini, ya dikelola oleh pemilik industri
masing masing mas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
d. Dengan adanya Industri UMKM,
peluang apa yang diperoleh
masyarakat?
Yang jelas mengurangi penggangguran di desa sini mas,
karena kalau ada remaja yang sudah lulus sekolah biasanya
langsung menjadi tukang(pengrajin) industri rancak gamelan.
3 Pembagian Peran
Produktif dan
Reproduktif
a. Apakah dalam pengelolaan
industri UMKM terdapat
pembagian kerja berdasarkan
bidang dan keahlian?
Iya jelas ada mas, karena setiap tukang memiliki bagian
pekerjaan tertentu dalam membuat produk.
b. Jika ada, seperti apa? Biasanya ada tukang yang bagian pengukiran, dan juga ada
yang bagian finishing.
4 Pengambilan
Keputusan
Mengandung
Keadilan Gender
a. Apakah selain pemimpin industri
(istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut
menentukan keputusan?
Biasanya istri saya yang saya pesenin kalau pas saya pergi,
tentang memutuskan harga jual produk kalau ada pembeli
yang menawar harga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
b. Siapakah yang memasarkan
produk hasil industri UMKM?
Yang memasarkan ya saya sendiri dibantu keluarhga mas,
terkadang malah dari pelanggan yang sudah lama malah
menyampaikan ke orang-orang, jadi mereka langsung datang
sendiri kesini mas.
Refleksi: Menurut bapak Khomari bahwa pembuatan keputusan di industri rancak gamelan dipimpin langsung oleh satu orang yaitu
Pemilik industri itu sendiri, serta adanya industri rancak gamelan tersebut memberikan dampak dan peluang bagi masyarakat
manyaran sendiri, dalam proses pembuatan produk mengandung pembagian peran produktif sesuai dengan bagian keahlian(skill).
Pengambilan keputusan kaitannya tentang industri tersebut mayoritas dilakuakn langsung oleh laki-laki sekaligus sebagai kepala
rumah tangga, namun tdak menutup kemungkinan seorang istri juga dapat membantu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Ibu Sumarni
Umur : 37 th
Bagian : Pelaku UMKM wajan penggoreng (almunium).
Jabatan : Kepala Produksi
Variabel : Identifikasi Pemberdayaan
No Indikator Petanyaan Jawaban
1 Proses pembuatan
keputusan
a. Siapa yang menjadi pemimpin
industri UMKM?
Yang memimpin industri wajan ini ya saya sendiri mas...tapi
juga dibantu dengan suami saya.
b. Bagaimana dalam pengambilan
keputusan pengelolaan industri
UMKM?
Kalau pengambilan keputusan semuanya terpusat pada saya..
c. Keputusan/kebijakan apa yang
biasa dilakukan?
iya semuanya mas..misale jumlah kulakkan bahan baku, berapa
jumlah yang mau diproduksi, pemasaran dan pendistribusian ke
pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
2 Akomodasi Lokasi,
Manfaat, Peluang,
dan Pengelolaan
a. Kenapa Lokasi industri UMKM
berada di sini?
Alasan kenapa lokasi industrinya disini karena, pertama
upah tenaga kerja disini tidak semahal yang dikota,
kemudian dekat dengan bahan baku jadi ngirit biaya,
tenaga ahli pembuat wajan juga sebagian besar dari
warga sini.
b. Apa manfaat industri UMKM baik
secara intern dan ekstern?
Kalau bagi diri saya sendiri yang jelas manfaatnya, saya
berupaya untuk mengolah limbah aluminium menjadi
bahan baku dan diolah menjadi wajan.
Dan juga bagi masyarakat selain manyaran untuk
membeli wajan tidak perlu jauh-jauh. Disini sudah ada
industrinya.
c. Bagaimana pengelolaan industri
UMKM?
Mengelolanya industri ini sudah 15 tahun lamanya, dari
tahun ke tahun kami belajar dengan para pengrajin yang
ada di luar daerah seperti klaten, jogja dll
d. Dengan adanya Industri UMKM,
peluang apa yang diperoleh
masyarakat?
Masyarakat di sekitar sini akan mendapatkan peluang
pekerjaan sebagai tukang/pembantu dalam proses industri
wajan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
3 Pembagian Peran
Produktif dan
Reproduktif
a. Apakah dalam pengelolaan
industri UMKM terdapat
pembagian kerja berdasarkan
bidang dan keahlian?
Iya, ada..
b. Jika ada, seperti apa? yang bagian nyetak sendiri, yang bagian bubut, memoles dan
finishing serta pemasaran. Partner saya yang ada dijakarta
khusus memasarkan hasil industri ini
4 Pengambilan
Keputusan
Mengandung
Keadilan Gender
a. Apakah selain pemimpin industri
(istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut
menentukan keputusan?
Bisa,termasuk suami biasanya juga ikut mengambil keputusan
mengenai taksiran jumlah barang yang akan diproduksi dan
jumlah bahan baku, kalau harga biasanya saya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
b. Siapakah yang memasarkan produk
hasil industri UMKM?
Yang memasarkan produk ini sebagian besar dikirim kejakarta
hampir 60 % jumlah produksi dikirim untuk dipasarkan. Disana
ada partner saya yang khusus memasarkan di jakarta.
Refleksi: Meurut ibu sumarni salah satu pengrajin industri wajan bahwa pengambilan keputusan mutlak dilakukan oleh pemilik
industri, seperti jumlah barang yang akan diproduksi, jumlah pemebelian bahan baku dan pemasaran. Pemilihan lokasi industri
didasarakan atas faktor tersedianya bahan baku, skill masyarakat yang mendukung proses produksi dan biaya produksi yang lebih
murah dibanding daerah lain. Dampak yang diberikan pada masyarakat adalah mengurangi pengangguran, mengembangkan
kreativitas dan mengolah limbah sebagai bahan baku. Ada pembagian peran/tugas yang jelas pada proses produksi. Jangkauan
pemasaran dilakukan hingga luar kota dan provinsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Sasmoyo
Umur :42
Bagian :Kecamatan Manyaran
Jabatan : Kabid Pemberdayaan UMKM
Variabel : Identifikasi Pemberdayaan
No Indikator Petanyaan Jawaban
1 Proses
pembuatan
keputusan
a. Siapa yang menjadi pemimpin
industri UMKM?
Biasanya yang menjadi pemimpin dalam industri UMKM yang
ada di Kecamatan Manyaran dipimpin langsung oleh
pemiliknya.
b. Bagaimana dalam pengambilan
keputusan pengelolaan industri
UMKM?
Kaitannya pengambilan keputusan dalam pengelolaan UMKM
juga otomatis dari pemilik langsung.
c. Keputusan/kebijakan apa yang biasa
dilakukan?
Biasanya ya berkaitan tentang harga jual produk, jumlah
produk yang dihasilkan, dan jumlah perolehan bahan baku
yang dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
2 Akomodasi
Lokasi, Manfaat,
Peluang, dan
Pengelolaan
a. Kenapa Lokasi industri UMKM
berada di sini?
Lokasi industri UMKM yang ada di kecamatan manyaran,
dilatarbelakangi karena masyarakat memiliki potensi
skill(kemampuan) untuk menghasillkan produk, dan
tersedianya sumber daya alam sebagai bahan baku industri
UMKM.
b. Apa manfaat industri UMKM baik
secara intern dan ekstern?
Manfaat secara intern adanya industri UMKM adalah
masyarakat kecamatan manyaran sendiri akan tergali dan
terberdayakan potensi daerah baik skill maupun bahan baku.
c. Bagaimana pengelolaan industri
UMKM?
Pengelolaan yang dilakukan oaleh pelaku industri UMKM,
memang awalnya masih otodidak dan dibantu pembinaan oleh
dinas sehingga ada arahan yang sifatnya berkala kepada pelaku
UMKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
d. Dengan adanya Industri UMKM,
peluang apa yang diperoleh
masyarakat?
Masyarakat kecamatan manyaran akan terserap tenaga
kerjanya untuk ikut serta dalam pemberdayaan industri
UMKM, sehingga kreativitas dan kemampuan untuk jumlah
pendapatan keluarga dapat ditingkatkan.
3 Pembagian Peran
Produktif dan
Reproduktif
a. Apakah dalam pengelolaan industri
UMKM terdapat pembagian kerja
berdasarkan bidang dan keahlian?
Dalam pengelolaanya sebagian besar UMKM yang ada
dikecamatan manyaran ada pembagian kerja dalam
menghasilkan produk, namun juga ada bebrapa UMKM yang
tidak perlu pembagian kerja disebabkan karena untuk
mennghasilkan satu produk hanya membutuhkan satu orang
saja.
b. Jika ada, seperti apa? Contohnya pada industri kerajinan tatah sungging wayang, itu
ada bagian orang yang menatah sendiri, ada yang bagian
mengecat sendiri, ada bagian yang memasang gapit sendiri,
dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
4 Pengambilan
Keputusan
Mengandung
Keadilan Gender
a. Apakah selain pemimpin industri
(istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut
menentukan keputusan?
Bisa sekali, terutama pada industri kerajinan anyaman bambu
justru gender wanita sangat berperan disitu, dia sebagai
pengrajin juga sekaligus yang menjual produk di pasar dan
penentu harga jual produk tersebut.
b. Siapakah yang memasarkan produk
hasil industri UMKM?
Mayoritas ada beberapa industri UMKM yang masih dalam
taraf merintis, tugas memasarkan juga masih dilakukan oleh
pemillik industri UMKM, tapi juga bebrapa industri yang sudah
berkembang mereka memiliki orang khusus yang bertugas
memasarkan hasil produk industri UMKM.
Refleksi:
Industri UMKM yang ada dikecamatan manyaran mayoritas dipimpin langsung oleh pemilik industri, pengambilan
keputusan dilakuan oleh pemilik industri kaitannya tentang jumlah produksi, bahan baku dan penentuan harga. Lokasi industri
berdiri merupakan sentra kerajinan, jadi mayoritas penduduknya sebagai pengrajin. Karena ketersediaan bahan baku alam dan
potensi masyarakat yang ada lokasi industri terkelompok dalam satu desa. Pengelolaan industri yang dilakukan masyarakat belajar
secara otodikan dan dibantu oleh dinas. Dampak yang dirasakan, masyarakat mendapatkan tabahan penghasilan keluarga.
Pembagian peran produktif bersifat menyeluruh, artinya dengan memberdayakan anggotakeluarga saling membantu untuk
melakuka proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Wakiyem
Umur : 55 th
Bagian : Pelaku industri UMKM Anyaman Bambu
Jabatan : Pemilik UMKM
Variabel : Identifikasi Pemberdayaan
No Indikator Petanyaan Jawaban
1 Proses pembuatan
keputusan
a. Siapa yang menjadi pemimpin
industri UMKM?
Njih sing mimpin kulo kiyambak mas(yang memimpin saya
sendiri mas)
b. Bagaimana dalam pengambilan
keputusan pengelolaan industri
UMKM?
Saya sendiri mas...
c. Keputusan/kebijakan apa yang
biasa dilakukan?
Biasane njih rego-rego niku (biasanya masalah harga jual)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
2 Akomodasi Lokasi,
Manfaat, Peluang, dan
Pengelolaan
a. Kenapa Lokasi industri UMKM
berada di sini?
Amargi njih sing saget ndamel ngeten niki njih namung
tiyang mriki
(karena ya yang bisa membuat barang seperti ini ya
masyarakat sini)
b. Apa manfaat industri UMKM
baik secara intern dan ekstern?
Manfaate njih supados angsal arto lan mboten
nganggur.(agar mendapatkan hasil berupa uang dan
mengantisispasi pengangguran).
c. Bagaimana pengelolaan industri
UMKM?
Njih menawi pesenane kathah njih mburuhke tiyang, tapi
menawi mboten njih namung ndamel biasane di beto teng
pasar.(ya kalau banyak pesanan saya mencari tenaga kerja,
tapi kalau tidak ya biasa saja hanya cukup untuk dijual
dipasar)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
d. Dengan adanya Industri UMKM,
peluang apa yang diperoleh
masyarakat?
Saget ndaosaken deso mriki terkenal tukang ndamel
anyaman lan saget nambah pengahasilan(bisa menciptakan
desa sebagai pengarajin anyaman bambu dan menambah
penghasilan masyarakatnya.)
3 Pembagian Peran
Produktif dan
Reproduktif
a. Apakah dalam pengelolaan
industri UMKM terdapat
pembagian kerja berdasarkan
bidang dan keahlian?
Wonten mas..(ada mas)
b. Jika ada, seperti apa? Nek sing ngirat pring njih bojo kulo kadang kulo njih
ngewangi tapi sing nganam njih kulo piyambak dibantu
keluarga.(kalau yang mencari bahan baku dan menyayat
bambu suami saya, tapi untuk yang menganyam saya
sendiri dibantu dengan keluarga).
4 Pengambilan Keputusan
Mengandung Keadilan
Gender
a. Apakah selain pemimpin industri
(istri,anak,sodara)UMKM bisa
ikut menentukan keputusan?
Bojo kulo niku njih kadang nderek dodol teng pasar(suami
saya itu kadang juga ikut dalam penjualan dan memtuskan
harga dipasar).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
b. Siapakah yang memasarkan
produk hasil industri UMKM?
Kulo piyambak kalih bojo kulo(saya sendiri dibantu
denagan suami saya).
Refleksi:
Industri dipimpin sendiri oleh pemiliknya, begitu pula dalam pengambilan keputusan juga langsug oleh pemilik, kepputusan
yang diambil biasanya harga jual produk dan jumlah barang yang diproduksi. Salah satu alasan lokasi industri berada di sini karena
ketersediaan bahan baku lam yang melimpah, dan kemampuan dan kreativitas yang tinggi dimiliki oleh masyarakat pada umumnya.
Pengaruhnya terhadap masyarakat sangat berarti selain menambah penghasilan juga merupakan bentuk upaya pelestarian budaya dan
seni yang memiliki nilai jual. Peran produktif pengrajin mencakup sendiri proses produksi, baik dari awal samai akhir. Industri
dikelola langsung oleh masyarakat, pelaku industri anyaman bambu didominasi kaum wanita. Segementasi pasar adalah pasara
tradisional maupun lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Ibu Jumadi
Umur :40 th
Bagian : Pelaku industri UMKM Makanan Intip
Jabatan : Pemilik UMKM
Variabel : Identifikasi Pemberdayaan
No Indikator Petanyaan Jawaban
1 Proses
pembuatan
keputusan
a. Siapa yang menjadi pemimpin
industri UMKM?
Saya sendiri sebagai pemilik usaha ini.
b. Bagaimana dalam pengambilan
keputusan pengelolaan industri
UMKM?
Ya keputusan apa dulu mas, kalau masalah harga jual intip ya
kita melihat harga bahan bakunya.
c. Keputusan/kebijakan apa yang
biasa dilakukan?
Ya kalau berapa jumlah intip yang diproduksi biasanya
tergantung pesanan mas, dan harganya ya saya sendiri yang
menentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
2 Akomodasi Lokasi,
Manfaat, Peluang,
dan Pengelolaan
a. Kenapa Lokasi industri UMKM
berada di sini?
Alasannya sudah sejak dulu industri ini berdiri, dan untuk
mencari tenaga karyawan yang bisa membuat intip ya disini.
b. Apa manfaat industri UMKM baik
secara intern dan ekstern?
Manfaatnya dapat menambah jumlah pendapatan keluarga
meskipun sedikit mas, dan juga warga masyarakat sini yang
menganggur bisa menjadi pengrajin industri intip.
c. Bagaimana pengelolaan industri
UMKM?
Dikelola sendiri mas, yang pokok menjalankan usaha ini ya
pemiliknya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
d. Dengan adanya Industri UMKM,
peluang apa yang diperoleh
masyarakat?
Banyak masyarakat disini yang juga ikut mendirikan industri
pembuatan intip.
3 Pembagian Peran
Produktif dan
Reproduktif
a. Apakah dalam pengelolaan industri
UMKM terdapat pembagian kerja
berdasarkan bidang dan keahlian?
Ada mas..
b. Jika ada, seperti apa? Pembagian kerja sebatas proses pembuatannya saja mas, kalau
yang menggoreng sendiri, yang memasak sendiri.
4 Pengambilan
Keputusan
Mengandung
Keadilan Gender
a. Apakah selain pemimpin industri
(istri,anak,sodara)UMKM bisa ikut
menentukan keputusan?
Biasanya suami saya yang menentukan jumlah barang yang
mau diproduksi, dan menerima pesanan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
b. Siapakah yang memasarkan produk
hasil industri UMKM?
ya mas, ,kadang-kadang anak saya dan suami saya ikut
memasarkan produk intip.
Refleksi:
Pemimpin industri adalah pemilik sendiri, pengambilan keputusan agak sedikit fleksibel seperti tentang jumlah barang yang
diproduksi juga tergantung pesanan. Pengelolaan dilakuan secara mandiri, adanya industri intip ini berimbas pada masyarakata
sekitar yang ikut serta mendirikan industri yang sama. Pengalokasian tenaga kerja disesuaikan dengan tugas masing-masing dari awal
sampai finishing. Kepala keuarga suatu saat ikut erta membantu pengambilan keputusan.Pemasaran dilakukan secara menyeluruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
PEDOMAN WAWANCARA
PERTUMBUHAN EKONOMI PEDESAAN
a. Peningkatan Kualitas SDM(Sumber Daya Manusia)
b. Membangun Kelembagaan Masyarakat
c. Tersedianya Fasilitas/sarana produksi
d. Akses Modal
Matrikulasi Pedoman wawancara:
N
o
Indikator Petanyaan
1 Peningkatan Kualitas
SDM(Sumber Daya Manusia)
d. Bagaimana mata pencaharian
masyarakat kecamatan manyaran?
e. Bagaimana tingkat pendidikan
masyarakat kecamatan manyaran?
f. Apakah ada pembinaan/pelatihan
kepada masyarakat ?
2 Membangun Kelembagaan
Masyarakat
a. Apakah ada lembaga yang
mewadahi para pelaku industri di
masyarakat?
b. Adakah lembaga swasta maupun
pemerintah yang mendukung
industri UMKM di masyarakat
3 Tersedianya Fasilitas/sarana
produksi
a. Bagaimana pemanfaatan sarana
transportasi sebagai pendukung
industri UMKM yang ada
dimasyarakat?
b. Bagaimanakah penggunaan
sumber daya Alam di masyarakat
sebagai bahan baku?
c. Bagaimana penggunaan teknolog
pada industri UMKM di
masyarakat?
4 Akses Modal
a. Darimanakah masyarakat dapat
mengakses modal?
b. Bagaimana pengalokasian Modal
pada pengelolaan industri
UMKM?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Sasmoyo
Umur : 47
Bagian : Kecamatan Manyaran
Jabatan : Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Variabel : Identifikasi Pertumbuhan Ekonomi
No Indikator Petanyaan Jawaban
1 Peningkatan Kualitas
SDM(Sumber Daya
Manusia)
a. Bagaimana mata pencaharian
masyarakat kecamatan
manyaran?
Secara global masyarakat kecamatan manyaran mempunyai
mata pencaharian yang beraneka ragam, ya... ada yang jadi
petani, pengrajin, pegawai negeri,pengusaha dan lain-lain.
Kalau di kelurahan tertentu memang ada beberapa yang seluruh
warganya mempunyai profesi/pekerjaan yang sama, semisal di
desa Kepuhsari, disana hampir seluruh warganya berprofesi
menjadi pegrajin tatah sungging wayang kulit. Dan didesa
kelurahan punduhsari juga mayoritas penduduknya sebagai
pengrajin rancak gamelan.
b. Bagaimana tingkat pendidikan
masyarakat kecamatan manyaran?
Kalau tingkat pendidikan di kecamatan manyaran bisa
dikatakan sudah bagus mas dari taun ke tahun, artinya jumlah
penduduk yang mengenyam pendidikan baik
SMA,SMK,Pertgruan Tinggi, sekarang hampir tidak ada anak
yang tidak
sekolah, minimal lulus SMA mas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
c. Apakah ada pembinaan/pelatihan
kepada masyarakat ?
ada mas,itu bersifat program tahunan, jadi hampir setiap tahun
dari dinas diperindagkoperasi dan UMKM kabupaten wonogiri
menyelenggarakan program-program yang kaitannya tentang
pembinaan terhadap warga masyarakat kematan manyaran,
terutama dalam mengelola industri industri potensial di setiap
kelurahan.
2 Membangun
Kelembagaan
Masyarakat
a. Apakah ada lembaga yang
mewadahi para pelaku industri di
masyarakat?
Sebagai suatu lembaga yang berperan sebagai wadah dari para
pelaku industri setiap kelurahan memmpunyai koperasi RT,
dimana koperasi tersebut selain berperan sesbagai penyedia
asmodal usaha juga sekaligus sebagai paguyuban atau tempat
para pelaku industri untuk melakukan koordinasi.
b. Adakah lembaga swasta maupun
pemerintah yang mendukung
industri UMKM di masyarakat
Lembaga pemerintah secara sberkala ikut berpartisispasi dan
memantau industri UMKM yang ada dikecamatan manyaran,
hal tersebut terlihat adanya partisipasi aktif dari pelaku industri
dan pengurus Koperasi RT dengan mengikuti ajang lomba
koperasi setiap tahunnya ke tingkat kabuipaten.
3 Tersedianya
Fasilitas/sarana
produksi
a. Bagaimana pemanfaatan sarana
transportasi sebagai pendukung
industri UMKM yang ada
dimasyarakat?
Pemanfaatan saran atransportasi di sini sudah bagus mas,
karena mengingat kondisi geografis sdi kecamatan manyaran
sendiri yang jauh maka perlu sekali para spelaku industri
menggunakan moda transportasi Truk dan pick up dan
kendaraan pengangkut jenis slainnya sebagai moda transportasi
untuk mendistribusikan hasil industri keluar kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
b. Bagaimanakah penggunaan
sumber daya Alam di masyarakat
sebagai bahan baku?
Hampir seluruh industri UMKM yang ada di kecamatan
manyaran, bahan baku dasar pembuatan produknya
menggunakan potensi alam sekihtar, seperti produk UMKM
rancak gamelan yang ada adi desa punduhsari misalnya, kayu
jati merupakan hasil alam masyarakat yang diolah masyarakat
sebagai bahan unggulan untuk membuat rancak gamelan.
c. Bagaimana penggunaan teknologi
pada industri UMKM di
masyarakat?
Sebagian besar industri UMKM yang ada dikecamatan
manyaran sudah menggunakan teknologi dalam proses
produksi. Hal itu dilakukan untuk menghemat biaya tenaga
kerja dan waktu. Misalnya penggunaan mesin serut kayu,
pengamplas, penggergaji, pada industri pengrajin Rancak
Gamelan di kelurahan punduhsari.
4 Akses Modal
a. Darimanakah masyarakat dapat
mengakses modal?
Masyarakat sebabai pelaku usaha industri UMKM
mendapatkan informasi dan sumber modal dari lembaga
pemerintah dan swasta. Peran Koperasi RT yang ada di setiap
kelurahan mampu menjadi sumber modal dalam jumlah
tertentu, tidak menutup kemungkinan masyarakat juga ada yang
menggunakan modal pribadi.
b. Bagaimana pengalokasian Modal
pada pengelolaan industri
UMKM?
Jika ada program dari pemerintah kaitannya tentang pinjaman
modal secara lunak kepada masyarakat, biasanya aparatur
kelurahan bekerja sama dengan kecamatan untuk memberikan
sosialisasi pada masyarakat tentang tersedianya pinjaman
modal. Modal hanya diberikan pada masyarakat untuk
tambahan atau suntikan modal pelaku industri sebagai bentuk
upaya pengembangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Dwi
Umur : 47
Bagian : Dinas Koperasi dan UMKM
Jabatan : Kepala Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Wonogiri
Variabel : Identifikasi Pertumbuhan Ekonomi
No Indikator Petanyaan Jawaban
1 Peningkatan Kualitas
SDM(Sumber Daya
Manusia)
a. Bagaimana mata pencaharian
masyarakat kecamatan
manyaran?
Masyarakat mayoritas bermatapencaharian sebagai
pengrajin/pelaku industri UMKM mas, namun juga sebagian
yang bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta.
b. Bagaimana tingkat pendidikan
masyarakat kecamatan manyaran?
Untuk pelaku UMKM kebanyakan malah pendidikan terakahir
biasanya SMK mas, tapi memang juga ada sebagian yang juga
sudah bependidikan sarjana. Pendidikan masyarakat biasanya
juga tergantung pekerjaan dari orang tersebut.
c. Apakah ada pembinaan/pelatihan
kepada masyarakat ?
kaitannya tentang pengembangan UMKM dan Koperasi dinas
selalu mengadakan program dalam rangka pembinaan dan
pelatihan UMKM bagi masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
2 Membangun
Kelembagaan
Masyarakat
a. Apakah ada lembaga yang
mewadahi para pelaku industri di
masyarakat?
Bentuk wadah yang menyatukan mereka menjadi sebuah
paguyuban pengrajin. Jadi selain sebagai UMKM dan koperasi
masyarakat mendirikan paguyuban desa khusus para pengrajin
industri UMKM.
b. Adakah lembaga swasta maupun
pemerintah yang mendukung
industri UMKM di masyarakat
Kalau dari pemerintah memang tugas kami mendukung para
pelaku UMKM untuk berkembang, kalaupun dari pihak swasta
yag ikut mendukung biasanya karena lembaga tersebut sebagai
mitra usaha sebagai pemberi modal usaha pada masyarakat.
3 Tersedianya
Fasilitas/sarana
produksi
a. Bagaimana pemanfaatan sarana
transportasi sebagai pendukung
industri UMKM yang ada
dimasyarakat?
Sarana transportasi umum maupun pribadi di daerah sangat
diperlukan oleh masyarakat untuk mendistribusikan produk.
Biasanya para pelaku industri menyewa sarana transportasi
milik masyarakat untuk mendistribusikan produk.
b. Bagaimanakah penggunaan
sumber daya Alam di masyarakat
sebagai bahan baku?
Sebagai daerah yang memiliki potensi sumber daya alam
(bahan baku) industri UMKM, masyarakat mengelolanya
dengan baik dan dilestarikan agar tetap ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
c. Bagaimana penggunaan teknologi
pada industri UMKM di
masyarakat?
Penggunaan alat yang lebih modern sudah digunakan oleh para
pelaku industri UMKM pada khususnya industri yang dalam
proses pengolahannya dapat dikerjakan dengan mesin. Seperti
mesin serut, aplas. Tetapi untuk UMKM yang dalam
pengolahnnya harus manual dan membutuhkan skill manusia,
maka juga tidak bisa dikerjakan dengan mesin. Seperti
menatah sungging pada wayang kulit, mmengukir rancak
gamelan.
4 Akses Modal
a. Darimanakah masyarakat dapat
mengakses modal?
Koperasi RT yang sudah ada disetiap kelurahan diharapkan
sebagai lembaga keuangan mikro yang dapat dijangkau oleh
masyarakat pelaku UMKM untuk memperoleh pinjaman
modal secara lunak dan cepat. Namun juga tidak menutup
kemungkinan ada lembaga keuangan swasta yang bermitra
pada pelaku UMKM, ikut serta meberikan pinjaman modal.
b. Bagaimana pengalokasian Modal
pada pengelolaan industri
UMKM?
Setelah masyarakat memperoleh pinjaman modal secara lunak
dari koperasi, masyarakat engalokasikannya sebagai penunjang
penambahan jumlah oproduksi dan peralatan yang dibutuhkan.
Refleksi:
Masyarakat mayoritas bermata pencaharian sebagai pengrajin. Latar belakang pendidikan masyarakat mayoritas SMA dan
SMK damun ada beberapa yang sarjan. Dinas selalu mengadakan kegiatan pembinaan dan pelatihan. Masyarakat tergabung dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
sebuah paguyuban pengrajin industri. Penggunaan fasilitas umum seperti transportasi untuk mengangkut bahan baku dan
pendistribusian barang. Masyarakat dapat menghimpun modal dari lembaga keuangan mikro baik swasta maupun pemerintah.
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Sudarna
Umur : 39 th
Bagian : Kabid Pemberdayaan UMKM
Jabatan : Dinas Koperasi dan UMKM
Variabel : Identifikasi Pertumbuhan Ekonomi
No Indikator Petanyaan Jawaban
1 Peningkatan Kualitas
SDM(Sumber Daya
Manusia)
a. Bagaimana mata pencaharian
masyarakat kecamatan manyaran?
Mata pencaharian masyarkat tidak bisa disebutkan sat per satu,
heterogen namun memang didominasi oleh pengrajin industri
UMKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
b. Bagaimana tingkat pendidikan
masyarakat kecamatan manyaran?
ini juga menyangkut profesi masyarakat dulu, kalau pengrajin
industri UMKM mereka justru pendidikan rata-rata lulusan
SMA dan SMK namun tidak menutup kemungkinan ada yang
tingkat sarjana.
Beda lagi dengan pegawai swasta maupun negeri pasti sudah
setaraf sarjana.
c. Apakah ada pembinaan/pelatihan
kepada masyarakat ?
Tentu, karena setiap tahun kami selaku dinas ada program
program rutin dalam rangka mengembangkan industri UMKM
dan Koperasi. Dan program yang kami lakukan tentunya
berdasarkan kebututhan masyarakat dalam mengelola industri
UMKM.
2 Membangun
Kelembagaan
Masyarakat
a. Apakah ada lembaga yang
mewadahi para pelaku industri di
masyarakat?
Awalanya sebelum masyarakat dikenalkan dengan UMKM dan
koperasi mereka berinisiatif membuat sebuah perkumpulan atau
paguyuban dalam rangka wadah mereka untuk bermusyawarah
dan pemecahan masalah secara bersama.
b. Adakah lembaga swasta maupun
pemerintah yang mendukung
industri UMKM di masyarakat
Lembaga pemerintah sudah pasti mendukung dan mensuport
adanya UMKM, namun lembaga swasta juga tidak kalah,
Lembaga swasta selain bermitra dengan pelaku UMKM tapi
juga ikut serta dalam peminjaman modal dan pembinaan
kepada masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
3 Tersedianya
Fasilitas/sarana
produksi
a. Bagaimana pemanfaatan sarana
transportasi sebagai pendukung
industri UMKM yang ada
dimasyarakat?
Sarana transportasi di manyaran sangat dibutuhkan mengingat
jarak antar kelurahan yang cukup jauh memungkinkan semua
pelaku industri UMKM pasti membutuhkan sarana transportasi
untuk memasarkan hasil produk industri UMKM.
b. Bagaimanakah penggunaan sumber
daya Alam di masyarakat sebagai
bahan baku?
Sumber daya alam(bahan Baku) yang tersedia di daerah sangat
berperan penting disini. Masing –masing masyarakat sudah
memiliki lahan yang tersedia bahan baku ,jadi mereka mampu
memaanfaatkan secara langsung bahan baku yang ada.
c. Bagaimana penggunaan teknologi pada
industri UMKM di masyarakat?
Teknologi yang digunakan dalam menunjang proses industri
perlu terlebih dahulu melihat produk apa yang dihasilkan, jika
produk yang dihasilkan berupa hand made, maka tidak bisa
seluruh proses produksi menggunakan mesin.
4 Akses Modal
a. Darimanakah masyarakat dapat
mengakses modal?
Masyarakat dapat menghimpun modal dari berbagai sumber,
bisa juga dari lembaga penyedia modal swasta (bank,
Koperasi) dan koperasi RT yang tersedia di setiap kelurahan.
b. Bagaimana pengalokasian Modal pada
pengelolaan industri UMKM?
Modal yang sudah diterima oleh masyarakat dari lembaga
swasta maupun pemerintah dialokasikan untuk pengadaan
peralatan yang menunjang proses produksi dan sebagai biaya
pemasaran.
Refleksi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Mata pencaharian kebanyakan sebagai pelaku industri UMKM namun juga ada yang sebagai pegawai. Tingkat pendidikan
rata-rata lulusan SMK dan SMK. Lembaga yang mewadahi masyarakat terikat dalam UMKM dan koperasi sebagai tempat untuk
melakukan perkumpulan. Penggunaan Sarana transportasi sangat penting karena untuk leancaran infrastruktur pemasran, distribusi
dan pencarian bahan baku. Pada aspek permodalan, masyarakat dapat memperoleh informasi dan meminjam pada lembaga keungan
mikro koperasi dan lembaga keuangan non bank lainnya.
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Suyatno
Umur : 47 th
Bagian : Kelurahan Desa
Jabatan : Kepala Desa kelurahan Punduh Sari
Variabel : Identifikasi Pertumbuhan Ekonomi
No Indikator Petanyaan Jawaban
1 Peningkatan
Kualitas
SDM(Sumber
Daya Manusia)
a. Bagaimana mata pencaharian
masyarakat kecamatan
manyaran?
Mayoritas pekerjaan masyarakat disini sebagai pengrajin
industri rancak gamelan mas.
b. Bagaimana tingkat pendidikan
masyarakat kecamatan manyaran?
Pendidikan masyarakat disini ya macam-macam mas, ada yang
sudah lulus SMK dan SMA dan juga sarjana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
c. Apakah ada pembinaan/pelatihan
kepada masyarakat ?
Ada mas, kalau waktu dekat ini programnya ada PNPM
mandiri dari pemerintah dan lomba koperasi.
2 Membangun
Kelembagaan
Masyarakat
a. Apakah ada lembaga yang
mewadahi para pelaku industri di
masyarakat?
Kalau di desa sini selain sebagai anggota koperasi RT, ada
paguyuban perkumpulan pengrajin rancakan gamelan mas.
b. Adakah lembaga swasta maupun
pemerintah yang mendukung
industri UMKM di masyarakat
Ya justru dari dari dinas sendiri yang telah banyak mendukung
para pengusaha UMKM disini mas, ada yang melalui
pembinaan, pelatihan dan pinjaman modal.
3 Tersedianya
Fasilitas/sarana
produksi
a. Bagaimana pemanfaatan sarana
transportasi sebagai pendukung
industri UMKM yang ada
dimasyarakat?
Transportasi digunakan masyarakat untuk mendukung proses
industri UMKM, biasanya untuk mengangkut bahan baku
industri UMKM.
b. Bagaimanakah penggunaan
sumber daya Alam di masyarakat
sebagai bahan baku?
Kebanyakan industri yang ada disini bahan bakunya yang
digunakan dari alam, jadi untuk memperolehnya juga cukup
mudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
c. Bagaimana penggunaan teknologi
pada industri UMKM di
masyarakat?
Untuk penggunaan teknologi sudah mulai digunakan
masyarakat dalam proses produksi. Seperti penggunaan mesin
serut, mesin bubut.
4 Akses Modal
a. Darimanakah masyarakat dapat
mengakses modal?
Masyarakat memperoleh modal dari lembaga keuangan seperti
koperasi dan bank, tapi juga ada sebagian ada juga yang
menggunakan modal pribadi.
b. Bagaimana pengalokasian Modal
pada pengelolaan industri
UMKM?
Modal yang diberikan dari mitra usaha atau lembaga keuangan
digunakan untuk menambah peralatan dan perlengkapan proses
produksi, dan menambah jumlah produksi dan bahan baku.
Refleksi:
Masyarakat kebanyakan berprofesi sebagai pengrajin, pendidikan mereka rata-rata SMK dan SMA. Masyrakat ikut aktif
dalam pelaksanaan program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah. Koperasi RT sebagai lembaga masyrakat yang
berangggotan para pengrajin. Seiring perkembangan modernisasi masyrakat dalam proses produksi sudah menggunakan peralatan
modern, begitu pula pada transportasinya. Akses model masyarakat memperole dari lembaga keuangan mikrio desa yaitu koperasi
RT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
PEDOMAN WAWANCARA
KENDALA PEMBERDAYAAN UMKM DAN KOPERASI
1. Bagaimana respon/tanggapan masyarakat terhadap pemberdayaan
UMKM dan Koperasi?
2. Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
3. Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka menaggulangi kendala
pemberdayaan ?
4. Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan UMKM dan koperasi?
5. Seberapa besar presentase keberhasilan adanya program pemberdayaan
UMKM dan Koperasi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Dwi Soedarsono
Umur : 52
Bagian :Dinas Koperasi dan UMKM
Jabatan :Kepala Dinas Koperasi dan UMKM
Kendala Pemberdayaan UMKM
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana respon/tanggapan masyarakat terhadap
pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Masyarakat merespon positif dengan adanya pemberdayaan
UMKM yang diprogramkan dari dinas. Ditandai dengan adanya
antusias dari masyarakat dalam mengikuti pemberdayaan.
2 Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan
UMKM dan Koperasi?
Kendala yang dihadapi oleh pelaku indstri UMKM di kecamatana
manyaran rata rata masyarakat kurang mampu menyiapkan
cadangan modal dan terbatasnya strategi pemasaran dalam
memasarkan produk dikarenakan SDM mereka yang masih
kategori rendah.
Sedangkan pada koperasi yang statusnya sebagai lembaga
keuangan mikro, masyarakat sebagai anggota koperasi kurang
memahami tentang perkoperasian dan tindak lanjut adanya
koperasi yang telah dibentuk, hal tersebut dikarenakan SDM
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
3 Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka
menaggulangi kendala pemberdayaan ?
Dinas koperasi dan UMKM sebagai instansi terkait
menanggulangi/mengatasi kendala yang dihadapi masyarakat
dengan berbagai tindakan, diantaranya memberikan pelatihan dan
workshoop dengan menghadirkan tenaga profesional manajemen
pengelolaan UMKM dan koperasi dari perguruan tinggi maupun
instansi lain.
Sedangkan pada aspek permodalan masyarakat, pemerintah juga
berupaya memberikan pinjaman lunak kepada masyarakat melalui
koperasi RT setiap kelurahan dengan tujuan proses pencairannya
lebih mudah dan cepat.
4 Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan
UMKM dan koperasi?
Dampak yang dirasakan desa dengan adanya pemberdayaan,
dirasakan masyarakat mulai berinisiatif untuk memperluas
jangkauan pasar dan meningkatnya penghasilan keluarga pada
masyarakatnya. Selain itu, akan mengurangi tingkat pengangguran
yang ada, meskipun belum dalam jumlah yang banyak
5 Seberapa besar presentase keberhasilan adanya
program pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Kalau bisa diprosentase keberhasilan pemberdayaan UMKM dan
koperasi di kecamatan manyaran sudah 75 % berhasil, karena ada
beberapa desa yang sudah menjadi one village one produk, artinya
profesi sebagai pengrajin menjadi komoditas utama mata
pencaharian masyarakatnya.
Refleksi:
Masyarakat merespon baik adanya pemberdayaan UMK dan Koperasi. Kendala yang dilami masyarakat saat pemberdayaan
UMKM dan Koperasi diataranya masyarakat belum mampu menyiapkan cadangan modal, pengelolaan industri UMKM yang belum
optimal baik dalam pemasaran, strategi pemasan yang disebabkan karena rendahnya SDM masyarakat. Serta rendahnya pemahaman
masyarakat tentang perkoperasian. Kendala tersebut ditanggulangi oleh dinas dengan pemberian pelatihan dan pembinaan pada
masyarakat. Prosentasi keberhasilan pemberdayaan UMKM dirasa cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama :Sasmoyo
Umur : 42
Bagian :Kecamatan manyaran
Jabatan : Kabid Pemberdayaan UMKM
Kendala Pemberdayaan UMKM
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana respon/tanggapan masyarakat
terhadap pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Masyarakat menanggapi dengan aktif adanya pemberdayaan UMKM
ini, karena dengan adanya kerja sama instansi pemerintah maupun
swasta masyarakat merasa terbantu.
2
Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan
UMKM dan Koperasi?
Kendalanya , masyarakat masih kurang dalam hal pendidikannya,
bisa dikatakan SDMnya masih rendah sehingga dalam mengelola
UMKM masih blm bisa dioptimalkan. Serta permasalahan modal
yang masih kurang dirasakan oleh masyarakat.
3 Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka
menaggulangi kendala pemberdayaan ?
Secara mandiri masyarakat justru berusaha bermitra dengan lembaga
keuangan swasta untuk memperoleh modal. Pemerintah juga
melakukan pelatihan kepada masyrakat tentang pengelolaan UMKM
yang baik, seperti bagaimana pengemasan produk yang baik,dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
4 Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan
UMKM dan koperasi?
Secara khusus dampaknya, pendapatan/penghasilan masyarakat
menjadi bertambah.
Secara umum,masyarakat memiliki kegiatan yang dijadikan
komoditas sebagai mata pencaharian.
5 Seberapa besar presentase keberhasilan adanya
program pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Ya kalau boleh dipresentase mungkin sudah 60 % berjalan, atau bisa
dianggap kategori sedang lah mas.
Refleksi:
Masyrakat merasa terbantu dengan adanya pemberdayaan UMKM dan Koperasi. Permasalahan yang dihadapi adalah
pengelolaan UMKM dan Koperasi yang disebabkan lemahnya SDM masyarakat sebagai pengrajin maupun anggota koperasi.
Keterbatasan modal merupakan hal yang dialami pengrajin Industri UMKM. Sebagai bentuk penanggulangan beberapa masyarakat
mencoba berusaha sendiri bermitara dengan lembaga keuangan swasta untuk bekerja sama. Secara khusus damapak pemberdayaan
terhadap masyarakat menambah penghasilan keluarga. Prosentase keberhasilan pemberdayaan dirasakan masyarakat diperkirakan
kategori sedang.
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Drs. Achmad Trisetyawan Bambang Hermawan, M.Si.
Umur : 39
Bagian :Kecamatan Manyaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
Jabatan : Camat
Kendala Pemberdayaan UMKM
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana respon/tanggapan masyarakat
terhadap pemberdayaan UMKM dan Koperasi ?
Respon dari kecamatan Manyaran bagus, bahkan setiap ada lomba
koperasi dan pameran produk UMKM tingkat kabupaten
kecamatan manyaran selalu ikut serta, dan tahun kemarin
mendapatkan juara 3.
2 Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan
UMKM dan Koperasi?
Kendala yang dihadapi adalah Sumber daya manusia para pelaku
UMKM, masyarakat masih belum mampu bagaimana melakukan
inovasi strategi pemasaran. Seperti, pengemasan produk, promosi
dll.
3 Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka
menaggulangi kendala pemberdayaan ?
Kami dari kecamatan selalu melakukan pembinaan dan sosialisai
kepada masyarakat jika ada program-program dari pemerintah.
4 Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan
UMKM dan koperasi?
Dampaknya lumayan, cukup untuk menambah pengasilan
keluarga pada masyarakat dan mengurangi penggangguran. Selain
itu ada bilang masyarakat kecamatan manyaran terkenal sebagai
kawasan sentra industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
5 Seberapa besar presentase keberhasilan adanya
program pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
75 %
Refleksi:
Tanggapan masyarakat bagus, dibuktikan setiap ada lomba koperasi tingkat kabupaten, Kecamatan Manyaran selalu ikut
serta. Dan pernah menjadi juara 3 se- Kabupaten. Kendala yang dihadapi adalah Sumber daya manusia para pelaku UMKM.
masyarakat masih belum mampu bagaimana melakukan inovasi strategi pemasaran. Seperti, pengemasan produk, promosi dll.
Bentuk penanggulangan yang dilakukan dengan pembinaan dan sosialisai kepada masyarakat. Masyarakat kecamatan manyaran
terkenal sebagai kawasan sentra industri. Presentase keberhasilan pemberdayaan UMKM di kecamatan manyaran termasuk kategori
bagus.
MATRIK PERUMUSAN JAWABAN
Identitas Informan
Nama : Sularjo
Umur : 52
Bagian : Kelurahan
Jabatan : Kepala Desa Kepuhsari
Kendala Pemberdayaan UMKM
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana respon/tanggapan masyarakat terhadap
pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Responnya baik mas, masyarakat pada seneng mendapatkan
pinjaman modal dari pemerintah untuk menambah modal para
pengrajin.
2 Apa saja Kendala – kendala dalam pemberdayaan Kendalanya kebanyakan pada bagian modal mas, dan kesulitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
UMKM dan Koperasi?
memasarkan produk secara modern dengan komputer. Karena
para pengrajinan kebanyakan sudah tua, jadi ya Cuma ninggu
pesanan saja.
3 Bagaimana usaha yang dilakukan dalam rangka
menaggulangi kendala pemberdayaan ?
Biasanya kita mendapat info dari kecamatan kalau akan ada
bantuan pinjaman modal dengan syarat membuat pengajuan
proposal. Dulu pernah ada pelatihan di kelurahan tentang
pemasaran barang- barang hasil industri.
4 Bagaimana dampak desa setelah pemberdayaan
UMKM dan koperasi?
Saya sendiri senang mas, karena anak-anak muda yang
menganggur dapat kegiatan yang positif untuk mengisi waktu
luang, meskipun penghasilan yang diperoleh dari menatah
wayang tidak begitu besar. Harapan saya ya mudah-mudahan
industri di desa sini tidak punah.
5 Seberapa besar presentase keberhasilan adanya
program pemberdayaan UMKM dan Koperasi?
Ya mungkin 90 persen bisa dibilang berhasil mas, karena hampir
di desa sini semua pekerjaannya pengrajin wayang.
Refleksi:
Masyarakat merasa senang mendapaytkan pinjaman modal dari pemerintah. Kendala yang dialami masyarakat adalah pada
sisis modal dan strategi pemasaran produk. Pemerintah dinas mengadakan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat. Dampak
yang dirasakan masyarakat dirasa dapat mengurangi pengangguran. Bisa dikatakan berhasil dalam pemberdayaan UMKM yang ada
di desa tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
LAMPIRAN 3 Foto UMKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
FOTO UMKM DAN KOPERASI
KECAMATAN MANYARAN
1. UMKM RANCAK GAMELAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
2. UMKM WAYANG KULIT
3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
4. ANYAMAN BAMBU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
5. UMKM WAJAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
6. UMKM BATAKO
7. UMKM SANGKAR BURUNG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
8. UMKM TAHU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
9. UMKM INTIP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
10. UMKM JAMU GENDHONG
11. UMKM KAKAO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
12. UMKM EMPING MLINJO
13. UMKM KRIPIK PISANG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
14. UMKM KARAK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
15. UMKM UKIR
16. UMKM TAPE
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
17. UMKM MEBEL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
18. UMKM TEMPE
19. UMKM LUKIS KACA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
LAMPIRAN 4 Hasil Uji Analisis Cluster
dan Multidimention Schalling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
TABEL SKALA KEMIRIPAN
UMKM KECAMATAN MANYARAN
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
0 1 0
5 1 0 5 2 1 0
5 3 1 1 0 2 1 3 4 5 0
5 2 1 1 2 5 0 2 2 3 4 5 1 5 0
5 3 1 1 2 5 1 5 0 3 3 1 2 2 5 1 5 1 0
3 2 1 1 2 5 2 5 1 2 0 3 4 1 4 5 2 5 1 5 5 5 0
4 5 3 2 2 4 3 5 3 1 3 5 0 3 5 2 2 2 5 3 5 2 2 4 5 4 0
3 5 1 1 2 5 3 5 2 2 1 5 4 2 0 2 1 5 5 5 3 5 2 5 5 1 2 4 5 5 0
3 3 5 5 5 3 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 0 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 0
3 4 3 5 5 5 5 2 5 5 5 5 4 5 5 3 3 4 0 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 0
keterangan:
A : Rancak Gamelan
K : Karak
B : Wayang
L : Sangkar Burung
C : Anyaman Bambu
M : Kakao
D : Tempe
N : Emping Mlinjo
E : Tahu
O : Intip
F : Mebel
P : Ukir
G : Jamu Gendhong
Q : Kerajinan Kulit
H : Lukis Kaca
R : Batako
I : Tape
S : Gamelan
J : Kripik Pisang
T : Wajan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
HASIL UJI ANALISIS CLUSTER
DAN MULTIDIMENTION SCHALLING
f. Analisa Data Cluster Dan Multidimention Scalling Pemberdayaan UMKM
1. Uji Cluster Singgle Linkage
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
2. Scatterplot of Linier Fit ( Uji keselarasan Responden dalam memberi
penilaian).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
LAMPIRAN 5 Manual Operation
Program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
MANUAL OPERATION PROGRAM
CLUSTER DAN MULTIDIMENTION SCHALLING(MDS)
Beberapa langkah menggunakan Cluster dan Multidimention Schalling.
A. Cluster
1. Buka Program SPSS versi 21
2. Tunggu sampai aplikasi terbuka
3. Masukkan (input) data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
4. Klik analyze, pilih Classify, Pilih Hierarchical Cluster
5. Pindahkan data Desa ke kolom label cases by, pindahkan data jenis
UMKM ke kolom variables(s) satu persatu dengan urut.
6. Klik statistics, pilih aglomeration schedule, pilih range of solutions,
masukkan minimum number of cluster 1 dan maximum number of clusters
3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
7. Klik plots, pilih dendogram, pilih specified range of clusters, masukkan
start dan stop cluster, pilih horizontal pada orientation.klik continue.
8. Klik methods, pada kolom cluster method pilih Furthes neighbor
9. Pada kolom interval pilih Uclidean Distance, Kemudian klik Continoue.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
10. Klik OK. Pada tampilan Hierarsicall Cluster Analysis. Akan muncul hasil
Cluster dalam bentuk Map Dendogram.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
B. Multidimention Schalling.
1. Buka New SPSS versi 21
2. Masukan data jenis UMKM ke variabel View
3. Masukkan Data skala kemiripan berdasarkan jenis UMKM pada data view
4. Klik Analyze, Pilih Scale, Pilih Multidimention Schalling ALSCAL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
5. Akan muncul dialog, pindahkan subyek ke kolom variables, satu persatu
secara urut.
6. Klik Model, pada kolom Dimention isiakan angakan minimum dan max.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
7. Klik Continoue, akan kembali pada dialog Multidimention Shalling, Klik
Shape, Pilih Square Symmetric, Klik Continoue.
8. Klik OK, akan muncul hasil Output sebagai berikut
Devired Stimulus Configuration, Euclidiean distance Model.
Devired Stimulus Configuration, Euclidiean distance Model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user