laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang

Download Laporan pelatihan tata kelola bos smp islam sunan bonang

If you can't read please download the document

Upload: mahriyoto-s-kom

Post on 21-Jan-2017

370 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL KEGIATANPELATIHAN TATA KELOLA BOS JENJANG SMP TAHUN 2015

SMP ISLAM SUNAN BONANG

TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan taufiq serta karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Pelatihan Tata Kelola BOS Tahun 2015 jenjang SMP dengan lancar dan tanpa hambatan apapun yang sangat berarti.Pelatihan Tata Kelola Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan usaha untuk menilai dan memperbaiki keberhasilan dana BOS dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, diperlukan evaluasi yang akurat, berbagai system telah dikembangkan dalam mempebaiki pengelolaan terhadap dana BOS pada tingkat sekolah atau satuan pendidikan.Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih semua pihak terutama pemerintah dan panitia pelaksana dalam memfasilitasi kegiatan pelatihan tata kelola BOS, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata terutama pemahaman tentang BOS kepada semua pihak, baik Kepala sekolah, bendahara, terutama komite.Mudah-mudahan pengetahuan yang kami dapat dari pelatihan tersebut dapat bermanfaat kepada kita semua terutama penanggung jawab di tingkat satuan pendidikan sehingga program ini dapat berjalan sesuai juknis.

Penyusun

MAHRIYOTO, S.Kom

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

BAB I.PENDAHULUANLatar BelakangLandasan HukumMaksud danTujuan

BAB II.HASIL KEGIATANPenyusunan RKS dan RKASPenggunaan dana BOSAplikasi Pertanggungjawaban Keuangan (Alpeka BOS)Pelaporan BOS Secara OnlineSekolah AmanSekolah SehatSekolah Ramah AnakSekolah Menyenangkan

BAB III.PERMASALAHANPermasalahanSolusi Pemecahan

BAB IV.PENUTUPKesimpulanSaran

BAB IPENDAHULUAN

LATAR BELAKANGBOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Menurut PP 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak dan lain-lain.

Semua itu bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu, meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta serta membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun di swasta.Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional pasal 6 ayat 1 mengamanatkan bahwa setiap warga Negara yang berusia 7 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Sehingga konsekwensi dari amanat tersebut adalah pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari peningkatan tata kelola BOS sebagai instrument dari amanat undang-undang perlu pembekalan kepada pemangku jabatan dan stekholder yang terlibat di dalamnya.LANDASAN HUKUMPerpres 162 Tahun 2014 tentang Alokasi BOS tiap Provinsi Tahun 2015 PMK No. 241 Tahun 2014 Tentang Mekanisme penyaluran dana BOS dari RKUN ke RKUDPermendagri No. 62 Tahun 2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan Dana BOS di daerah dan Mekanisme penyaluran ke Sekolah.Permendikbud No. 161 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS tahun 2015.UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;PP No. 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar;PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik DaerahMenteri Dalam Negeri Republik Indonesia Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ( BAB, XVA ) Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Pasal 329B.

MAKSUD DAN TUJUANMaksud dan tujuan pelatihan tata kelola BOS SMP Tahun 2015 adalah meningkatkan kemampuan manager sekolah dalam mengelola SMP untuk pencapaian mutu pembelajaran yang lebih baik; serta meningkatkan pengetahuan pengelola SMP mengenai sekolah sehat dan aman dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan. Endingnya adalah meningkatnya sumber daya manusia (SDM) yang unggul, prestasi dan berakhlak.

BAB IIHASIL KEGIATAN

PENYUSUNAN RKS DAN RKASPenyusunan RKS dan RKT merupakan pengetahuan dasar yang bersifat komprehensif, yang harus dipahami oleh penyelenggara dan pengelola sekolah/madrasah sebelum melakukan penyusunan RKS dan RKT. Penyusunan RKS dan RKT merupakan suatu hal yang amat penting karena RKS dan RKT dapat dijadikan sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan sekolah/madrasah, dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengem-bangan sekolah, serta bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumberdaya pendidikan yang diperlukan dalam pengembangans ekolah/madrasah. Untuk itu, di samping RKS dan RKT harus mengacu kepada aturan perundangan yang berlaku seperti Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta aturan lainnya yang relevan, juga mengacu kepada prinsip-prinsip dasar dan proses penyusunan yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan proses penyusunan RKS dan RKT tersebut menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat dipertanggung jawabkan.

PENGGUNAAN DANA BOSPenggunaan Dana BOS sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 161 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2015, yang meliputi; Komponen Pembiayaan, Larangan Penggunaan Dana BOS, Mekanisme Pembelian Barang / Jasa di Sekolah, Pencatatan Barang Inventaris, Serah Terima Aset Milik Negara.

Penggunaan dana BOS di sekolah harus memperhatikan hal - hal sebagai berikut :Prioritas utama penggunaan dana BOS adalah untuk kegiatan operasional sekolah; Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama. Sebaliknya jika dana BOS tidak mencukupi untuk pembelanjaan yang diperbolehkan (13 item pembelanjaan), maka sekolah dapat mempertimbangkan sumber pendapatan lain yang diterima oleh sekolah, yaitu pendapatan hibah (misalnya DAK) dan pendapatan sekolah lainnya yang sah dengan tetap memperhatikan peraturan terkait; Biaya transportasi dan uang lelah guru yang bertugas di luar kewajiban jam mengajar harus mengikuti batas kewajaran yangditetapkan oleh Pemerintah Daerah; Bunga Bank/Jasa Giro akibat adanya dana di rekening sekolah menjadi milik sekolah dan digunakan untuk keperluan sekolah (beradasarkan Surat Edaran Ditjen Perbendaharaan Nomor: S5965/PB/2010 tanggal10Agustus2010 perihal Pemanfaatan Bunga Bank yang berasal dari Dana BOS di rekening Sekolah).

APLIKASI PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN (ALPEKA BOS)Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BOS, masing-masing pengelola Sekolah diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihak terkait (Dinas Pendidikan Kabupaten). Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyediakan software/perangkat lunak untuk membantu sekolah dalam menyusun laporan keuangan tingkat sekolah. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (Alpeka BOS) yang dapat di gunakan oleh satuan lembaga pendidikan (SD dan SMP).

PELAPORAN BOS SECARA ONLINESebagai bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanaan Program BOS (penerimaan dana), maka masing-masing pengelola Sekolah penerima diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihak terkait secara online.

Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh satuan lembaga pendidikan (SD dan SMP) yang berkaitan dengan pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Adapun Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS secara online melalui www.bos.kemdikbud.go.id. Oleh karena itu,. Bilamana terdapat kesulitan dalam membuat laporan secara online, sekolah dapat berkonsulatasi dengan tim BOS Kabupaten.

SEKOLAH AMANSekolah Aman adalah komunitas pembelajaran yang berkomitmen akan budaya aman dan sehat, sadar akan resiko, memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saat darurat dan bencana. Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin adalah sekolah yang warga sekolahnya bebas dari rasa takut, kondusif untuk belajar dan hubungan antar warga sekolahnya positif. Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin menyediakan lingkungan fisik (gedung, kelas, halaman) sekolah yang bersih dan aman.

SEKOLAH SEHATSalah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatkatan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik adalah tingkat perilaku hidup bersih dan sehat, derajat kesehatan peserta didik serta upaya dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Wadah yang tepat untuk menciptakan kondisi tersebut adalah melalui program Sekolah Sehat. Namun kenyataan di lapangan sesuai hasil pengamatan ternyata masih cukup banyak sekolah yang belum melaksanakan Sekolah Sehat secara baik dan benar, hal ini disebabkan antara lain kurangnya pemahaman dan kesadaran dari warga sekolah serta kurangnya sarana prasarana pendukung.

Untuk mewujudkan Sekolah Sehat sesuai dengan program pemerintah tahun 2015, sekolah dapat mengalokasikan sumber dana BOS atau bantuan-bantuan lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan; peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit; mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal baik yang dilakukan di sekolah maupun di puskesmas sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya.Pembinaan lingkungan sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikulum, maka kegiatan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembinaan lingkungan Sekolah Sehat.Lingkungan sekolah adalah bagian dari lingkungan yang menjadi wadah/tempat kegiatan pendidikan. Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu : (a) Lingkungan Fisik dan (b) Lingkungan Non Fisik. Sedangkan Lingkungan Sekolah Sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta membentuk perilaku hidup sehat dan terhidar dari pengaruh negatif.Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikuler, maka kegiatan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler.Untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat sebaiknya dilakukan kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, intervensi, pemantauan, dan evaluasi serta pelaporan.Pelaksanaan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat terhadap : Kepala Sekolah, Guru, Peserta Didik, Pegawai Sekolah, Komite Sekolah dan Masyarakat.Setelah mengetahui dan memahami pengertian, tujuan, pendekatan dan metode yang berkaitan dengan Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, maka untuk mencapai tujuan tersebut pada masing-masing komponen di atas perlu disusun program-program dan kegiatan, dan strateginya secara terstruktur, terencana, terjadwal secara sistematis dan diharapkan menjadi budaya dan kultur sekolah.Program dan kegiatan bersifat operasional, terukur dan dapat dilaksanakan oleh semua stakeholder dengan mengintegrasikan pada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Program, kegiatan, dan strategi yang disusun terkait dengan: (1) Pendidikan Kesehatan; (2) Pelayanan Kesehatan; (3) Lingkungan Sekolah Sehat.

SEKOLAH RAMAH ANAKSekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab. Dalam pelaksanaannya meliputi:

Melakukan konsultasi anak untuk memetakan pemenuhan hak-hak dan menyusun rekomendasi dilakukan oleh guru Bimbingan dan Penyuluhan;Pimpinan Satuan Pendidikan, Komite Sekolah, Orang tua/wali, dan siswa berkomitmen untuk mengembangkan Sekolah Ramah Anak. Komitmen ini berbentuk kebijakan Sekolah Ramah Anak. Pimpinan Satuan Pendidikan bersama Komite Sekolah, dan peserta didik untuk membentuk Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak. Tim ini bertugas untuk mengoordinasikan berbagai upaya pengembangan Sekolah Ramah Anak ; Sosialisasi pentingnya Sekolah Ramah Anak; Menyusun dan melaksanakan rencana Sekolah Ramah Anak; Memantau proses pengembangan Sekolah Ramah Anak; dan evaluasi Sekolah Ramah Anak; Tim Pengembangan Sekolah Ramah mengidentifikasi potensi, kapasitas, kerentanan, dan ancaman di satuan pendidikan untuk mengembangkan Sekolah Ramah Anak;

SEKOLAH MENYENANGKANSenang berarti perasaan puas, lega, tidak kecewa ataupun susah. Dengan demikian, sekolah menyenangkan dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu membuat semua warga sekolah senang, puas, lega akan situasi sekolah. Sekolah menyenangkan tidak hanya tertuju pada upaya bagaimana membuat peserta didik betah ke sekolah, namun juga menyenangkan bagi guru, tenaga kependidikan, bahkan orang tua peserta didik.

Pada prinsipnya konsep sekolah menyenangkan merupakan perpaduan dari konsep sekolah sehat, amat, dan ramah anak. Mengapa demikian ? Karena ketika prinsip-prinsip sekolah sehat, aman, dan ramah anak sudah terpenuhi, maka secara otomatis sekolah tersebut menjadi menyenangkan bagi peserta didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan warga sekitar sekolah. Dengan begitu, sekolah menyenangkan menjadi tempat terbaik bagi setiap warga sekolah untuk mengekspresikan bakat, minat, dan prestasi yang dimilikinya, bukan menjadi tempat yang mengasingkan. Mereka pun menjadi bagian dari sekolah itu karena sekolah memberi ruang bagi perkembangan warga sekolah, terutama peserta didik. sehingga mereka tidak terasing dari sekolah tersebut.

BAB IIIPERMASALAHAN

PERMASALAHANDalam kegiatan pelatihan tata kelola BOS jenjang SMP Tahun 2015 di Kabupaten Situbondo pada gelombang pertama bukan tanpa permasalahan. Namun demikian, permasalahan tersebut tidak terlalu signifikan, yakni masalah tempat pelatihan yang dibagi menjadi beberapa waktu pelaksanaan, kadangkala agak menyulitkan peserta, karena banyak peserta yang bingung mencari tempat yang dimaksud.

SOLUSI PEMECAHANUntuk mengetahui tempat pelatihan tata kelola BOS, teutama bagi peserta yang berasal dari Kecamatan yang jauh, berkoordinasi dengan panitia atau telpon ke panitia akan tempat tersebut.

BAB IVPENUTUP

KESIMPULANPelaksanaan pelatihan Tata Kelola BOS untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama Tahun 2015 telah banyak memberikan kontribusi keilmuan terutama masalah BOS, kepada kami selaku pengelola atau Menejemen BOS Sekolah (Kepala Sekolah, Bendahara, Komite). Namun demikian, mengingat waktu yang terlalu sedikit, yakni 3 hari (mulai jam 08.00 s.d 16.30) begitu sangat kurang bagi kami. Sehingga kami perlu mempelajari dan memperdalam materi yang telah diberikan nara sumber melalui soft copy (CD) yang diberikan kepada peserta.

SARANMengingat waktu yang terlalu singkat dalam pelaksanaan pelatihan tata kelola BOS tahun 2015, maka kami berharap masih ada kelanjutan pelatihan yang sama, terutama kaitannya dengan masalah BOS.