laporan klimatologi dasar acara 1

57
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR ACARA 1 PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI Disusun oleh : 1. Yuli Ayu Lutvi (13183) 2. Aprilia Dwi K. (13187) 3. Andri Septian C. (13195) 4. Fitri Ginarti (13211) 5. Nina Rosaliyana (13216) 6. Mayra Rizky A. (13247) Golongan/Kelompok : A3/2 Asisten : Ratna Leli Nurjanah LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI JURUSAN TANAH

Upload: andri-septian-cahyadi

Post on 01-Feb-2016

248 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Praktikum Dasar-dasar Klimatologi, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjahmada

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR

ACARA 1

PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI

Disusun oleh :

1. Yuli Ayu Lutvi (13183)

2. Aprilia Dwi K. (13187)

3. Andri Septian C. (13195)

4. Fitri Ginarti (13211)

5. Nina Rosaliyana (13216)

6. Mayra Rizky A. (13247)

Golongan/Kelompok : A3/2

Asisten : Ratna Leli Nurjanah

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI

JURUSAN TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seseorang merasakan keadaan udara pada suatu saat adalah panas sekali akan tetapi orang

lain hanya merasakan panas biasa saja. Jadi apa yang dirasakan dan dilihat oleh indera adalah

sangat subjektif. Untuk menghilangkan subjektivitas ini kemudian digunakan alat-alat

pengamatan (instrumen).

Meteorologi ilmiah (scientific meteorology) telah berkembang sejak ditemukannya

termometer oleh Galileo (1593), barometer oleh Toricelli (1643) sistem penghubung yang

cepat. Ini adalah tonggak pertama dalam perkembangan pertanian meteorologi. Masih banyak

lagi yang harus di lakukan untuk menyempurnakan peralatan baik dalam prinsip dan

mekanismenya maupun dalam ketelitian alat-alat pengamatan masing-masing komponen

cuaca.

Manusia  tidak bisa  lepas dari kesalahan. Operator bisa saja salah dalam mengamati

data atau tidak disiplin dalam jadwal pencatatan. Perilaku ini menyebabkan data yang

dikumpulkan menjadi keliru sehingga dapat merugikan bagi masyarakat yang membutuhkan

informasi tersebut.

Untuk mengatasi semua itu kini telah banyak diciptakan stasiun cuaca (Automatic

Weather  Station)  yang  dijual  di  pasaran.  Hal  ini  tentunya memudahkan  bagi lembaga

masyarakat,  instansi pemerintah maupun swasta  terkait dalam melakukan kegiatan

pengamatan cuaca. Akan tetapi harganya yang masih relatif mahal membuat kalangan

tertentu manjadi  sulit  untuk memperolehnya.Oleh  karena  itu  stasiun  cuaca  otomatis  yang

murah, akurat dan mudah dioperasikan akan menjadi pilihan di masa-masa sekarang ini.

 B. Tujuan Praktikum

1. Mengenal stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukur anasir cuaca yang

biasa digunakan dalam bidang meteorologi pertanian.

2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta maca dan kualitas data

yang dihasilkan dari suatu alat pengukur anasir cuaca.

2

Page 3: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang

menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di

bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik matematika.

Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan

stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun

meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis atau data-

data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau

hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan

keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorologis yang secara rutin

diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan

tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan durasi penyinaran matahari (Trenberth et.

al., 2002).

Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan

mengirimkan kutipan statistik. Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit.

Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir

disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida,

pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Shelton, 2009).

Dampak perubahan iklim terhadap neraca air memainkan peran kunci dalam sistem

biosfer. Untuk mempelajari perubahan iklim global dampak pada keseimbangan air selama

periode tahun, data grid jangka panjang iklim global berarti termasuk bulanan suhu.

Kecenderungan dan variasi perubahan iklim, suhu udara bulanan dan data curah hujan adalah

agregat aritmatika tahunan untuk dua extra periode (1901-1920 dan 1990-1995).

Evapotranspirasi potensial (Eto) dihitung menggunakan metode Thornthwaite. Perubahan

nilai rata-rata tahunan diperoleh dengan mengurangkan data periode maksimum dari 1990

1995 (Max) dengan Data jangka waktu minimum 1901-1920 (Min). Hasil mengungkapkan

bahwa selama periode tersebut, suhu udara glohal meningkat sebesar 0,57 oC (Runtunuwu

and Kondoh, 2008).

Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau

stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di Indonesia, berdasarkan ketersediaan

data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang

menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun

metode Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih

3

Page 4: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan (Runtunuwu et.al.,

2008).

Model-model peramalan deret waktu umumnya cenderung tidak tajam dalam

membahas aspek keterkaitan ruang. Sebaliknya pada model-model prediksi yang

menggunakan analisis keterkaitan ruang antar stasiun atau analisis hubungan antar parameter

umumnya diterapkan pada satu periode waktu tertentu dan mengabaikan keterkaitan deret

waktu ( Pramudia et.al., 2008). Berdasarkan cara pembacaannya, alat meteorologi terdiri atas

dua jenis, yaitu recording (alat yang dapat mencatat data secara terus-menerus) dan non-

recording (alat yang dibaca pada saat tertentu untuk memperoleh data). Jenis-jenis peralatan

meteorologi yang digunakan untuk mengukur cuaca dan iklim adalah termometer,

higrometer, alat penakar hujan, Campbell Stokes, dan anemometer (Satu dan Murdwiati,

2009).

Sub bidang Instrumentasi dan Rekayasa Meteorologi mempunyai tugas melakukan

penyusunan spesifikasi, inventarisasi, monitoring dan evaluasi, pengadaan, perbaikan dan

pemeliharaan, penyusunan tabel umur pakai (life time), pelaksanaan rekayasa dan kerjasama

fungsional di bidang instrumentasi dan rekayasa peralatan operasional meteorologi. Berikut

ini adalah beberapa contoh instrumen yang digunakan untuk pengamatan meteorologi. Alat

untuk mengukur temperatur adalah thermometer. Alat yang digunakan untuk mengukur

tekanan udara diantaranya barometer air raksa, barometer aneroid, aneroid barograph, serta

bourdon tube barograph. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu cup

counter anemometer. Higrometer rambut adalah sebuah alat pengukur kelembaban udara

dengan satuan persen yang menggunakan prinsip muai panjang rambut dimana rambut akan

memanjang ketika kelembaban udara bertambah. Penakar hujan jenis Hellman merupakan

suatu instrument/alat untuk mengukur curahhujan (Anonim, 2011).

4

Page 5: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

III. METODOLOGI

Pada praktikum hari ini kami melakukan pengamatan acara 1 dengan judul

Pengenalan Alat-alat Meteorologi, pada hari rabu 17 september 2014 di laboratorium

agroklimatologi dan di stasium metereologi fakultas pertanian, Universitas Gadjah Mada.

Adapun alat yang kami gunakan pada praktikum kali ini adalah ombrometer tipe

observatorium, ombrograf, psikimeter sangkar, sling psikometer, psikometer tipe assmann,

higrograf, termometer biasa, termometer maksimum udara, termometer maksimum minimum

six bellani, termohigrometer, termohigrograf, termometer maksimum-minimum permukaan

air, alat pengukur suhu tanah, termometer tanah selubung kayu, termometer tanah tipe

bengkok, termometer tanah tipe sysmons, stick termometer, termometer maksimum-

minimum tanah, solarimeter tipe jordan, solarimeter tipe campbell-stokes, aktinograf dwi

logam, cup anonemeter, hand anomometer, biram anomometer, piche evaporimeter, panci

evaporasi klas A.

Mahasiswa peserta praktikum mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian

mencatat nama, kegunaan, satuan, ketelitian, keterangan singkat, prinsip kerja, cara kerja,

cara pengamatan dan cara pemasangan alat. Mahasiswa peserta praktikum diperkenalkan

pada stasiun meteorologi khusus bidang pertanian serta dijelaskan tentang hal-hal yang

berhubugan dengan stasiun pengamatan. Dari hasil pengamatan, dibuat uraian singkat

mengenai alat pengukur anasir cuaca yang diamati serta perbandingan mengenai kelebihan

dan kekurangan antar alat yang diamati, baik dari segi ketelitian pengamatan dan kepraktisan.

5

Page 6: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

IV. HASIL PENGAMATAN

A. ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN

1. Ombrometer Tipe Observatorium

Prinsip: Penampungan curah hujan

Keterangan:

a. Mulut penakar seluas 100 cm2

Mulut corong berbentuk lingkaran dengan luas permukaan 100 cm2 (garis tengah =

11,3 cm), kapasitas tabung kolektor 3—5 dm3 atau setara dengan 300—500 mm curah

hujan.

b. Corong sempit

c. Tabung penampung dengan kapasitas setara 300—500 mm CH

d. Kran

Satuan alat: mm (millimeter)

Ketelitian: 0,5 mm

Cara kerja:

Alat ditempatkan pada tempat yang sesuai untuk pengamatan. Pengamatan dilakukan

tiap pukul 07.00. Mendapatkan data curah hujan harian dengan menghitung volume air dari

air yang ditampung. Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada curah hujan meskipun

tercatat. Luas penampang corong pada alat pengukur curah hujan adalah 100 cm2, setiap

volume 100 cc air hujan sama dengan 1 mm tinggi muka air.

6

Page 7: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

2. Ombrograf

Prinsip: Berdasarkan sistem pelampung

Keterangan:

a. Mulut penakar

b. Corong sempit

c. Tabung penampung

d. Tabung penampung utama dengan kapasitas setara dengan 60 mm CH

e. Saluran pembuangan air dengan sistem bejana berhubungan

f. Silinder kertas grafik

g. Pelampung

Satuan alat: mm (millimeter)

Ketelitian: 2 mm

Cara kerja:

Alat ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan pengamatan. Pengamatan

dilakukan dengan mengamati kertas grafik yang dipasang pada silinder berputar. Banyaknya

curah hujan dan terjadinya hujan (waktu dan intensitasnya) dapat dibaca pada kertas grafik.

Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif sehingga kertas grafik diganti tiap seminggu sekali.

7

Page 8: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

B. ALAT PENGUKUR KELEMBABAN NISBI UDARA

1. Psikrometer Sangkar

Prinsip: Berdasar sistem termodinamika. Psikrometer ini digunakan pada kecepatan angin

sekitar 3-5 m/s

Keterangan:

a. Statif

b. Termometer bola basah

c. Termometer bola kering

d. Kain kasa yang dibasahi

e. Bejana tempat air

Satuan alat: 0C

Ketelitian: 0,5 0C

Cara kerja:

Psikrometer sangkar dipasang pada sangkar meteo. Perhatikan bahwa kain kassa pada

termometer bola basah harus tetap bersih dan selalu dibasahi secara kapilaritas. Pengamatan

dilakukan 3 kali sehari pada pukul 07.00, 13.00, atau 14.00, dan 18.00. Mula-mula dilakukan

pembacaan suhu TBB, kemudian TBK. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,1 0C.

Kelembaban dicari dalam tabel berdasarkan nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.

2. Sling Psikrometer

Prinsip: Berdasar sistem termodinamika. Psikrometer ini digunakan pada kecepatan angin

sekitar 2,5 m/s

8

Page 9: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Keterangan:

a. Termometer bola basah

b. Termometer bola kering

c. Pegangan

Satuan alat: 0C

Ketelitian: 0.2 0C

Cara kerja:

Sebelum digunakan, kain kassa pada TBB ditetesi air secukupnya. Sling kemudian

diputar 33 kali dengan kecepatan sekitar 4 putaran per detik. Kemudian dilakukan pembacaan

suhu TBB, kemudian TBK. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,2 0C. Kelembaban

dicari dalam tabel berdasarkan nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.

3. Psikrometer Tipe Assman

Prinsip: Berdasar sistem termodinamika. Psikrometer ini digunakan pada kecepatan angin

sekitar 5 m/s

Keterangan:

a. Termometer bola basah

9

Page 10: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

b. Termometer bola kering

c. Kipas

d. Sekrup pemutar pegas

e. Saluran angin

Satuan alat: 0C

Ketelitian: 0,2 0C

Cara kerja:

Sebelum digunakan, kain kassa pada TBB ditetesi air secukupnya. Pegas kipas diputar

sehingga kipas akan mengalirkan udara dengan kecepatan 5 m/s pada bagian reservoir

termometernya. Setelah suhu termometer konstan, dilakukan pembacaan suhu TBB,

kemudian TBK. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,2 0C. Kelembaban dicari dalam

tabel berdasarkan nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.

4. Higrograf

Prinsip: Sifat kembang kerut benda higroskopis

Keterangan:

a. Rambut

b. Sistem tuas

c. Pena/ penera grafik

d. Silinder kertas grafik

Satuan alat: %

Ketelitian: 1%

Cara kerja:

10

Page 11: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Alat dipasang dalam sangkar meteo.Pengamatan kelembaban nisbi udara dapat

diamati dengan melihat pada kertas grafik. Kertas grafik terpasang pada bagian silinder yang

dapat berputar secara otomatis. Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali.

C. ALAT PENGUKUR SUHU UDARA

1. Termometer biasa

Prinsip: Muai ruang zat cair

Keterangan:

a. Reservoir

b. Pipa kapiler berisi air raksa/ alkohol

Satuan alat: 0C

Ketelitian: 0,5 0C

Cara kerja:

Suhu udara dapat dibaca pada skala termometer dengan ketelitian pembacaan 0,10C.

Mata pengamat tegak lurus terhadap kolom air raksa. Pengamatan dilakukan 3 kali sehari,

yaitu pada pukul 07.00, 13.00 atau 14.00, dan 18.00. Juga diamati suhu tertinggi dan

terendah.

2. Termometer Maksimum Udara

Prinsip: Muai ruang air raksa yang dimodifikasi dengan celah sempit

11

Page 12: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Keterangan:

a. Reservoir

b. Celah sempit

c. Pipa kapiler berisi air raksa

Satuan alat: 0C

Ketelitian: 0,250C

Cara kerja:

Alat dipasang pada sangkar meteo dengan dimiringkan 2 cm terhadap sumbu

horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah. Suhu maksimum dapat dibaca pada posisi

bagian reservoir di sebelah luar dan dikibaskan sampai tidak terdapat pemutusan kolom air

raksa pada celah sempit. Selanjutnya, alat dipasang untuk pengamatan selanjutnya.

Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.

3. Termometer Minimum Udara

Prinsip: Muai ruang alkohol yang dimodifikasi dengan adanya indeks

Keterangan:

a. Reservoir

b. Index penunjuk suhu minimum

c. Pipa kapiler berisi alkohol

Satuan alat: 0C

Ketelitian: 0,250C

Cara kerja:

Suhu udara minimum dapat diketahui dengan membacatepat pada skala yang ditunjuk

oleh ujung indeks yang berdekatan dengan ujung kolom alkohol. Ujung kolom alkohol

12

Page 13: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

menunjuk suhu udara sesaat. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00. Setelah pengamatan,

indeks harus dikembalikan tepat pada ujung kolom alkohol untuk pengamatan berikutnya.

4. Termometer Maksimum-Minimum Six Bellani

Prinsip: Muai ruang zat cair (air raksa dan alkohol)

Keterangan:

a. Reservoir

b. Pipa kapiler berisi air raksa

c. Pipa kapiler berisi alkohol

d. Indeks penunjuk suhu maksimum

e. Indeks penunjuk suhu minimum

f. Tombol pengembali indeks

Satuan alat : 0C

Ketelitian : 2,50C

Cara kerja :

Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah indeks. Indeks bagian kanan

menunjukkan suhu maksimum, indeks bagian kiri menunjukkan suhu minimum. Diamati

pada pukul 16.00. Setelah pengamatan, tombol kemudi ditekan sedemikian rupa sehingga

ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan kolom air raksa, untuk pengamatan

selanjutnya.

13

Page 14: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

D. ALAT PENGUKUR SUHU UDARA SEKALIGUS KELEMBABAN NISBI

UDARA

1. Termohigrometer

Prinsip: Muai dwi logam, benda higroskopis

Keterangan:

a. Spiral Dwi logam/ bimetal

b. Spiral benda higroskopis

c. Jarum penunjuk skala suhu

d. Jarum penunjuk skala kelembaban

e. Ventilasi

Satuan alat : 0C, %

Ketelitian : 0,50C, 1%

Cara kerja:

Alat dapat digunakan dengan dijinjing atau dipasang pada sangkar meteo. Pada saat

pengamatan, alat harus terlindung dari pengaruh matahari secara langsung dan tidak terkena

teteasan air hujan. Suhu udara dan kelembaban udara dapat dibaca langsung pada alat.

14

Page 15: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

2. Termohigrograf

Prinsip: Muai dwi logam, higroskopis rambut

Keterangan:

a. Lempeng dwi logam/ bimetal

b. Rambut (menggunakan rambut ekor kuda)

c. Sistem tuas higrograf

d. Sistem tuas termograf

e. Pena

f. Silinder kertas grafik

Satuan alat : 0C, %

Ketelitian : 0,50C, 1%

Cara kerja:

Pemasangan alat sama dengan termohigrometer. Pengamatannya dilakukan dengan

mengamati kertas grafik yang berjalan otomatis yang menunjukkan suhu udara dan

kelembaban udara. Kertas grafik diganti tiap seminggu sekali.

E. ALAT PENGUKUR SUHU AIR

Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air

Prinsip: Muai ruang zat cair

15

Page 16: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Keterangan:

a. Reservoir

b. Pipa kapiler berisi air raksa

c. Pipa kapiler berisi alkohol

d. Indeks penunjuk suhu maksimum

e. Indeks penunjuk suhu minimum

f. Pelindung reservoir

g. Pelampung

Satuan alat : 0C

Ketelitian : 0,50C

Cara kerja:

Alat diletakkan terapung pada permukaan air, dapat juga diletakkan pada panic

evaporasi kelas A. Diamati suhu maksimum dan minimum pada ujung bawah indeks. Indeks

bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, indeks bagian kiri menunjukkan suhu

minimum. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00. Setelah pengamatan dilakukan tombol

kemudi ditekan sedemikian rupa sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan

kolom air raksa, untuk pengamatan selanjutnya.

F. ALAT PENGUKUR SUHU TANAH

1. Termometer Permukaan Tanah (jeluk 0 cm)

Prinsip: Muai ruang zat cair

16

Page 17: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Keterangan:

a. Termometer zat cair

b. Reservoir

c. Statif kaki tiga

d. Tabung pelindung reservoir berventilasi

Satuan alat : 0C

Ketelitian : 0,50C

Cara kerja : alat diletakkan di atas permukaan tanah. Setelah stabil, suhu tanah diamati

dengan membaca skala yang ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian.

2. Termometer Tanah Selubung Kayu

Prinsip: Muai ruang zat cair

Keterangan:

17

Page 18: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

a. Ujung sensor sampai jeluk 5 cm

b. Termometer zat cair

c. Pegangan tangan

d. Selubung kayu pelindung termometer

Satuan alat : 0F

Ketelitian : 10F

Cara kerja: bagian ujung ditancapkan ke dalam tanah sesuai dengan jeluk yang akan diamati.

Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca pada skala yang ditunjuk.

3. Termometer Tanah Tipe Bengkok

Prinsip: Muai ruang zat cair

Keterangan:

a. Reservoir untuk jeluk tanah 20 cm

b. Pipa kapiler berisi air raksa

Satuan alat : 0C

Ketelitian : 0,10C

Cara kerja : dibuat lubang di tanah dengan jeluk tertentu dengan bor. Kemudian bagian

reservoir thermometer dimasukkan ke dalam lubang lalu ditimbun kembali dengan tanah

bekas galian. Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca pada skala yang

ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian

4. Termometer Tanah Tipe Symons

Prinsip: Muai ruang zat cair

18

Page 19: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Keterangan:

a. Pipa pelindung termometer

b. Bagian sensor

c. Termometer zat cair

d. Reservoir

e. Rantai

Satuan alat : 0C

Ketelitian : 0,5 0C

Cara kerja : dibuat lubang di tanah dengan jeluk tertentu dengan bor. Kemudian bagian

reservoir thermometer dimasukkan ke dalam lubang lalu ditimbun kembali dengan tanah

bekas galian. Thermometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca

langsung pada skala yang ditunjuk. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.

5. Stick Termometer

Prinsip: Muai kawat dengan liitan kumparan pada tabung bejana

Keterangan:

a. Tangkai pemutar

19

Page 20: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

b. Jarum penunjuk suhu

c. Tabung bejana berisi spiral logam sebagai penghantar

d. Ujung peka

Satuan alat : 0C

Ketelitian : 10C

Cara kerja : alat dimasukkan ke dalam tanah dan ditekan menurut jeluk yang akan

diamati dengan cara memutar pegangannya. Setelah jarum penunjuk suhu konstan, suhu

dapat dibaca pada skala yang ditunjuk.

6. Termometer Maksimum-Minimum Tanah

Prinsip: Muai ruang zat cair pada tabung Bourdan

Keterangan:

a. Bagian sensor

b. Pipa berisi zat cair (air raksa)

c. Jarum hitam penunjuk suhu sesaat

d. Jarum hijau penunjuk suhu maksimum

e. Jarum merah penunjuk suhu minimum

Satuan alat : 0C

Ketelitian : 0,5 0C

Cara kerja : portable bagian sensor dibenamkanke dalam tanah hingga kedalaman 20 cm

dan dibiarkan selama periode pengamatan. Sebelum pengamatan ketika jarum petunjuk

dibuat saling berhimpit dengan cara memutar skrup. Pada saat pembacaan, jarum merah

menunjukkan suhu maksimum, jarum hijau menunjukkan suhu minimum, jarum hitam

menunjukkan suhu sesaat.

20

Page 21: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

G. ALAT PENGUKUR PANJANG PENYINARAN

1. Solarimeter Tipe Jordan

Prinsip: Reaksi fotokhemis

Keterangan:

a. Silinder setengah lingkaran dengan sudut 600

b. Celah sempit tempat masuknya sinar

c. Pelindung celah sempit

d. Sekrup pengatur kemiringan

Satuan alat : jam

Ketelitian : 0,5 jam

Cara kerja :alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang tinggi

sedemikian rupa sehingga sensor dapat menangkap sinar matahari dalam keadaan normal

pada ketinggian di atas horizon. Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga arah utara

sampai selatan dari alat sesuai dengan utara-selatan dari tempet pemasangan. Kemudian tutup

kotak menghadap khatulistiwa. Alat dipasang dengan kemiringan ke arah khatulistiwa

terhadap sumbu horizontal sebesar derajat lintang tempat pemasangan (Yogyakarta pada

7oLS)

2. Solarimeter Tipe Compbell-Stokes

Prinsip: Pemfokusan sinar matahari

21

Page 22: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Keterangan:

a. Lensa bola kaca pejal dengan jari-jari 7.3 cm

b. Busur pemegang bola kaca pejal

c. Sekrup pengunci kedudukan lensa

d. Sekrup pengatur kemiringan

e. Mangkuk tempat kertas pias

Satuan alat : jam

Ketelitian : 0,5 jam

Cara kerja : alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang agak

tinggi sehingga sensor dapat menerima sinar matahari dalam keadaan normal pada ketinggian

300 meter di atas horizon. Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga tempat mangkuk

pemasangan kertas pias harus menunjukkan arah timur-barat. Bagian bawah alat harus benar-

benar datar. Lensa bola bersama dengan tempat kertas pias dimiringkan sesuai dengan letak

lintang tempat pengamatan.

H. ALAT PENGUKUR INTENSITAS PENYINARAN

Aktinograf Dwi Logam

Prinsip: Beda muai logam hitam-putih

22

Page 23: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Keterangan:

a. Lempeng logam warna putih

b. Lempeng logam warna hitam

c. Lembar kaca pyrex

d. Pena/ penera grafik

e. Silinder kertas grafik

Satuan alat : cm2

Ketelitian : 1 cm2

Cara kerja : kertas grafik dipasang dan diganti setiap sore hari pada pukul 18.00. Grafik

akan tergambar pada kertas grafik. Kemudian diukur luasan di bawah grafik tersebut dengan

alat planimeter. Titik luasan yang terukur disetarakan dengan satuan kal/cm2/hari.

I. ALAT PENGUKUR KECEPATAN ANGIN

1. Cup Anemometer

Prinsip: Sistem GGL induksi

Keterangan:

23

Page 24: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

a. Mangkuk anemo

b. Pencatat jarak

c. Tiang penyangga

Satuan alat : km/jam

Ketelitian :1 km

Cara kerja : alat dipasang pada tiang atau menara pada ketinggian 0.5, 2, atau 10 meter,

sesuai dengan masing-masing penggunaan. Pembacaan pada alat pencatat dilakukan pada

pukul 07.00. Rerata kecepatan angin dapat dihitung dengan selisih pembacaan hari kedua

dengan pembacaan hari kesatu dibagi dengan waktu antara beda pengamatan tersebut.

2. Hand Anemometer

Prinsip: Sistem mekanik

Keterangan:

a. Kipas anemo

b. Speed meter

c. Skala Beauford

d. Tangkai pegangan tangan

Satuan alat : m/s

Ketelitian : 0,5 m/s

Cara kerja : kecepatan angin sesaat dapat diketahui dengan membaca langsung pada

pencatat.

3. Biram Anemometer

Prinsip: Sistem mekanik

24

Page 25: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Keterangan:

a. Kipas Anemo

b. Jarum pencatat jarak per 100 m

c. Jarum pencatat jarak per 1000 m (dihitung menggunakan stopwatch)

Satuan alat : m

Ketelitian : 0,5 m

Cara kerja : umumnya alat digunakan untuk pengukuran rerata kecepatan angin pada

periode pendek dengan satuan dalam m/s. rerata kecepatan angin dapat dihitung dengan

selisih pembacaan hari kedua dengan pembacaan hari kesatu dibagi dengan waktu antara

beda pengamatan tersebut

J. ALAT PENGUKUR EVAPORASI

1. Piche Evaporimeter

Prinsip: Pengukuran selisih tinggi permukaan air

Keterangan:

a. Tabung kaca tempat air yang berskala dalam satuan mm

b. Kawat penjepit tempat meletakkan kertas berpori

c. Penggantung

Satuan alat : ml (milliliter)

25

Page 26: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Ketelitian : 0,05 ml

Cara kerja : pengamatan dilakukan sehari sekali. Mula mula diamati tinggi permukaan

air. Pengamatan kedua dilakukan keesokan harinya. besarnya penguapan adalah selisih antara

P1 dengan P2.

2. Panci Evapori Klas A

Prinsip: Pengukuran selisih tinggi permukaan air

Keterangan:

a. Panci evaporasi dengan diameter 120,7 cm

Tinggi 25 cm dan tebal panic 0.8 cm

b. Rangka kayu/besi

c. Tabung peredam riak/ gelombang dengan diameter 10 cm

d. Hook (batang kait) dan skala pengukur (nonius)

e. Sekrup pemutar batang pengukur

Satuan alat : mm (millimeter)

Ketelitian : 0,02 mm

Cara kerja : panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar di atas permukaan

tanah. Air bersih dimasukkan ke dalam panic setinggi 20 cm. Mula-mula ujung kail diatur

dengan sekrup pemutar tepat menyentuh permukaan air. Tinggi air kemudian dapat dibaca

pada penera. Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai menyentuh

permukaan air. Selisih pembacaan kesatu dengan pembacaan kedua merupakan besarnya

penguapan air.

26

Page 27: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

K. AUTOMATIC WEATHER STATION (AWS)

AWS menggunakan tenaga matahari atau Solar Cell, kemudian terhubung ke battery

(Accu) yang ada di box. Battery (Accu) ini berfungsi sebagai penyimpanan tenaga dari Solar

Cell atau untuk menstabilkan aliran listrik.

AWS menggunakan Radio (Walky Talky), kemudian dipancarkan dengan frekuensi

yang sudah ditentukan dan diterima oleh Radio (Walky Talky) yang ada di Laboratorium

Agroklimatologi. Selanjutnya dihubungkan ke monitor komputer yang sudah terinstal

software AWS sehingga akan terbaca atau dapat dilihat semua data-data yang ada di AWS.

Sensor alat yang ada mengirim data dalam bentuk analog, kemudian oleh data logger diubah

menjadi data digit.

Pengamatan

1. Wind Speed (kecepatan angin)

Fungsi : mengukur kecepatan angin secara horizontal

Keterangan : Terlampir

a. Resolusi : 0.1 m/s

b. Ketelitian : ±2 %

2. Wind Direction (arah angin)

Fungsi : mengukur arah angin secara horizontal

Keterangan :

a. Resolusi : 1 %

27

Page 28: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

b. Ketelitian : ±2 %

3. Solar Radiation (radiasi matahari)

Fungsi : mengukur radiasi matahari

Keterangan :

a. Resolusi : 0.1 W/m/s2

b. Ketelitian : ± 2o

4. Relative Humidity (kelembaban nisbi)

Fungsi : mengukur kandungan lengas di udara

Keterangan :

a. Resolusi : 1 %

b. Ketelitian ± 2 %

5. Air Temperature (suhu udara)

Fungsi : mengukur suhu udara

Keterangan :

a. Resolusi : 0.1 %

b. Ketelitian : 0.1oC

28

Page 29: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

6. Soil Temperature (suhu tanah)

Fungsi : mengukur suhu tanah

Keterangan : Terlampir

a. Resolusi : 0.1o

b. Ketelitian : 0.2

c. Jangkauan : -40o

7. Raingauge (curah hujan)

Fungsi : mengukur curah hujan

Keterangan :

a. Resolusi : 0.2 mm

b. Ketelitian : 1 %

c. Jangkauan : -40oC

8. Barometric Pressure (tekanan udara)

Fungsi : mengukur tekanan udara

Keterangan :

a. Resolusi : 1 mbar

b. Ketelitian : 1 mbar

c. Jangkauan : 600-1250 mbar

29

Page 30: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

LAMPIRAN

30

Page 31: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

V.

31

Page 32: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

V. PEMBAHASAN

Pada pratikum acara 1 diperkenalkan macam-macam peralatan pengamatan cuaca

yang biasa digunakan untuk mengamati anasir cuaca dalam bidang pertanian. Dalam

mengamati satu anasir cuaca dapat digunakan beberapa jenis peralatan yang mempunyai

prinsip kerja sama tetapi memiliki beberapa perbedaan seperti dari segi ketelitian

pengamatan, kepraktisan, maupun cara penggunaan. Oleh karena itu, setiap alat yang

digunakan dalam pengukuran anasir cuaca ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing.

1. Alat Pengukur Curah Hujan

a. Ombrometer tipe observatorium

Alat ini memiliki fungsi mengukur curah hujan harian dan dapat diamati setiap waktu

dengan cara mengukur air yang berada di dalam ombrometer dengan gelas ukur. Penempatan

atau penanaman tiang kolektor ombrometer tipe observatorium ini jika terlalu dekat dengan

tanah bisa menimbulkan kesulitan yang diakibatkan percikan air dari permukaan tanah,

sehingga ketinggian telah dibakukan untuk menyamakan pengamatan yaitu 120 cm dari

permukaan tanah. Pengaturan ini berfungsi agar turbulensi dan percikan air hujan yang

memantul dari tanah sangat kecil kemungkinannya. Kelebihan alat ini yaitu pemakaiannya

mudah dan praktis. Selain itu, ketelitian alat cukup kecil sehingga memungkinkan untuk

memperoleh data hasil pengukuran yang lebih valid. Kekurangan peralatan ini yaitu

memerlukan pengamatan berulang untuk mendapatkan data hasil karena diamati harian.

b. Ombrograf

Alat ini digunakan untuk mengukur curah hujan dalam periode mingguan dengan

dilengkapi pena beserta silinder kertas grafik yang digunakan untuk mencatat curah hujan.

Pada umumnya, ombrograf ini ditempatkan di atas permukaaan tanah dengan prinsip kerja

berdasarkan sistem pelampung. Kelebihan dari ombrograf ini yaitu pengamatannya lebih

efisien karena grafik akan terbentuk secara otomatis dengan perubahan volume air di dalam

tabung penampung. Dengan data yang berbentuk grafik dapat diperoleh informasi mengenai

curah hujan secara bersinambungan dalam periode tertentu. Alat ini mempunyai kelemahan

yaitu daya tampungnya hanya 60 mm sehingga tidak bisa mengamati curah hujan lebih dari

ukuran itu. Selain itu ketelitian alat ini hanya mencapai 2 mm sehingga data yang dihasilkan

kurang valid dibandingkan ombrometer. Hal ini disebabkan data yang dihasilkan berdasarkan

gerakan pena yang dimungkinkan bisa bergerak juga akibat factor selain pena seperti halnya

akibat tersenggol pengamat.

32

Page 33: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

2. Alat Pengukur Kelembaban Udara Nisbi

a. Psikometer sangkar

Alat ini terdiri dari dua termometer yang identik dan letaknya saling berdekatan.

Termometer yang satu tetap kering, sedang termometer yang lain dibalut kain tipis (kasa)

yang dibasahi. Kelebihan dari termometer ini yaitu dapat diketahui titik uap dan titik embun

sekaligus serta penggunaannya mudah. Kelemahan pada alat ini yaitu kemampuan terbatas

pada kecepatan angin 3-5m / detik.

b. Sling psikometer

Alat ini memiliki mekanis yang berbeda dengan alat lain dalam mengeringkan

termometer bola basah yaitu dengan memutar sling psikometer dan harus diayunkan empat

putaran tiap detik untuk memenuhi laju ventilasi yang diperlukan sebesar 2,5 meter tiap detik.

Kelebihan alat ini yaitu ketelitian alat hingga 0,2 C. Kelemahan dari alat ini banyak

mengeluarkan tenaga untuk mengoprasikannya dan kurang praktis.

c. Psikometer tipe Assman

Tipe ini mengunakan teknik kipas (energi kipas) untuk mengeringkan bola basahnya

dengan besar laju ventilasi kira-kira 2,4 meter tiap detik. Tipe ini memiliki keunggulan dalam

pengoperasian dan data yang didapat yaitu praktis dalam pengoperasian dengan memutar

sekrup pengatur pegas satu kali dan kipas akan berputar sehingga dapat mengeringkan bola

basah. Selain itu, data yang dihasilkan cukup valid. Kemampuannya terbatas pada kecepatan

angin sekitar 5m/detik.

d. Higrograf

Alat ini menggunakan metode yang berdasarkan pada perubahan ukuran atau dimensi

bahan higroskopik yaitu rambut. Panjang rambut bervariasi sebagai fungsi dari kandungan

kelengasannya atau air. Kelengasan ini berkaitan dengan kelembaban udara di sekeliling. Jika

kelembaban di sekeliling maka rambut akan mengembang atau mengkerut dan akan

menggerakan tuas sehingga pena dapat bergerak menurun atau meningkat untuk membentuk

grafik. Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif secara langsung dan

terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara. Hubungan

kelembaban dan pemasangan tidak linear, tidak terlalu teliti (sekitar 5%), meskipun rambut

kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik.

3. Alat Pengukur Suhu Udara

a. Termometer biasa

33

Page 34: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

Alat ini diisi oleh air raksa sebagai bahan pengukur suhu. Jika suhu tinggi, maka air

raksa akan memuai dan menunjukan angka tertentu .Jika suhu turun (rendah) maka volume

air raksa itu akan menyusut dan suhu akan mengecil, biasanya alat ini untuk mengukur suhu

udara terbuka. Kelebihan alat ini adalah mudah cara pemakaian dan pengamatannya karena

air raksa yang digunakan tampak mengkilap. Kekurangannya adalah air raksa yang

digunakan sebagai isian hanya memiliki tingkat pemuaian kecil (volume naik hanya 0,0182

% per K).

b. Termometer maksimum udara

Pada termometer ini terdapat penyempitan pada tabung dekat bola tandonya. Jika

suhu naik, maka air raksa akan mengembang dan melewati penyempitan. Jika terjadi

penurunan suhu, raksa menyusut tetapi tidak melewati penyempitan di dalam tabung menuju

tanda. Dari panjang kolom air raksa yang tinggal di dalam tabung dapat dibaca suhu tertinggi

yang telah dicapai. Termometer ini kelebihannya adalah adanya penyempitan pipa kapiler di

dekat reservoir. Kekurangannya adalah air raksa memiliki tingkat pemuaian kecil.

c. Termometer minimum udara

Termometer ini tidak menggunakan air raksa tetapi alkohol sebagai unsur

pengukurnya. Jika suhu naik, alkohol yang memuai dapat melewati benda kecil (barbell). Jika

terjadi penurunan suhu, alkohol akan menyusut. Ujung induk yang paling jauh dari tandon

menunjukan suhu paling rendah yang dialami selama waktu pengamatan. Termometer

minimum memiliki kelebihan yaitu menggunakan zat cair alkohol yang titik bekunya rendah

sehingga dapat digunakan mengukur suhu yang sangat rendah. Kekurangannya adalah

alkohol tidak semengkilap air raksa sehingga pengamatannya tidak terlalu jelas.

d. Termometer maksimum-minimun Six Bellani

Termometer Six Bellani ini memiliki dua termometer yaitu yaitu termometer

maksimum yang diisi oleh air raksa dan termometer minimum yang diisi oleh alkohol. Semua

memiliki prinsip kerja pemuaian. Alat ini memiliki kelemahan yaitu data yang didapat kurang

valid karena ada beda tingkat pemuaian antara raksa dan alkohol. Kelebihannya yaitu dapat

diperoleh data suhu maksimum dan minimum secara bersamaan.

4. Alat Pengukur Suhu Udara sekaligus Kelembaban Nisbi Udara

a. Termohigrometer

Alat ini memiliki kelebihan karena dari satu alat terdiri atas dua data yang didapat

yaitu suhu udara dan kelembaban nisbi udara. Kelembaban nisbi udara didasarkan pada

prinsip termodinamika dan suhu udara dengan prinsip pemuaian air raksa. Selain itu alat ini

34

Page 35: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

sederhana dan praktis dalam pengoperasiannya. Kekurangannya adalah harus terlindungi dari

sinar matahari dan tetesan hujan sehingga tidak dapat diletakkan di tempat yang terbuka.

b. Termohigrograf

Prinsip kerja alat ini yaitu dengan pengembangan dan pengkerutan rambut akibat

kelembaban didalamnya. Alat ini memberikan kejelasan data dengan gambar yang ada di

kertas grafik berupa data kelembaban nisbi udara dan suhu udara dengan goresan yang

tercatat dalam kertas grafik. Kelemahannya yaitu rambut yang digunakan harus benar-benar

bersih untuk menjaga sifat higroskopisnya.

5. Alat Pengukur Suhu Air

a. Termometer Maximum-Minimum Permukaan Air

Alat ini berprinsip kerja pada pemuaian zat cair. Kenaikan suhu permukaan air

menyebabkan alkohol dan air raksa memuai. Pemuaian air raksa mendorong stif pada suhu

tertentu. Kelebihan thermometer ini adalah dapat menunjukkan suhu maksimum dan

minimum air sekaligus dan reservoirnya aman di bawah pelindung. Kekurangannya adalah

ada beda muai antara air raksa dan alkohol sehingga alat ini kurang teliti.

6. Alat Pengukur Suhu Tanah

a. Termometer permukaan tanah

Alat ini berprinsip kerja pada pemuaian air raksa. Kelebihannya yaitu mudah dan

praktis dibawa, sederhana dalam pengoperasiannya, hanya saja tanah yang akan diukur

udaranya harus ditata terlebih dahulu. Kekurangannya yaitu kemampuannya terbatas hanya

untuk mengukur suhu di atas permukaan tanah.

b. Termometer Tanah Selubung Kayu

Alat ini memiliki prinsip, kelebihan dan kekurangan yang sama seperti thermometer

permukaan tanah, hanya saja alat ini digunakan untuk mengukur suhu tanah dengan jeluk 0-

10 cm.

c. Termometer Tanah Tipe Bengkok

Kelebihan alat ini yaitu mudah dilihat skalanya setelah ditanam karena bentuknya

bengkok. Kekurangannya yaitu harus menggunakan bor untuk melubangi tanah 20 cm

Penggunaan bor ini dimaksudkan karena alat bisa rusak jika dipaksa masuk ke dalam tanah

secara langsung.

35

Page 36: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

d. Termometer Tipe Simons

Kelebihan alat ini yaitu termometer zat cairnya terlindung oleh pipa pelindung.

Kekurangannya yaitu tanah harus dilubangi sedalam 50 cm dengan bor dan pembacaan skala

suhu harus dilakukan dengan cepat saat skala terlihat agar tidak terpengaruh oleh suhu udara

permukaan luar.

e. Stick Termometer

Termometer ini adalah termometer yang prinsip kerjanya berdasarkan termometer

biasa yang yang dimodifikasi untuk pengamatan suhu tanah, yaitu dengan dibuat pelindung

termometer atau dibuat bengkok agar mudah dalam pengamatannya. Kelebihan alat ini yaitu

mampu mengukur hingga kedalaman 100 cm dan skala mudah diamati karena berupa jarum

penunjuk. Kekurangannya yaitu harus mengebor tanah 100 cm terlebih dahulu untuk

memasukkan stick-nya.

f. Termometer Maksimum-Minimum Tanah

Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur suhu maksimum dan minimum tanah

sekaligus karena menggunakan tiga jarum penunjuk dalam pembacaan skala. Kelemahannya

yaitu tidak praktis dalam penggunaannya.

7. Alat Pengukur Panjang Penyinaran

a. Solarimeter Tipe Jordan

Alat ini berprinsip kerja pada reaksi fotokhemis yaitu pengaruh adanya cahaya

terhadap kalium ferro sianida atau ferro ammonium sitrat yang dioleskan pada kertas pias.

Kelebihannya adalah melalui noda yang terlihat pada kertas pias dapat menunjukkan

pengukuran pasang penyinaran yang aktual secara jelas. Kekurangannya yaitu standar dari

kepekaan baku terhadap sinar ditentukan oleh ketelitian penyiapan kertas pias,

penyimpanannya harus rapat dan pengamatan atau pencatatan data tidak boleh ditunda

sehingga kurang praktis penggunaannya. Pemakaian yang kurang praktis menyebabkan alat

ini sering kali tidak dipergunakan.

b. Solarimeter Tipe Compbell-Stokes

Pada solarimeter tipe combell-stokes, gerakan matahari akan merubah fokus

sepanjang hari dan jalur lubang sempit dapat diukur dalam satuan jam matahari yang bersinar

terang sebagai panjang penyinaran aktual. Kelebihannya adalah biasanya alat ini dipasang di

atas pilar beton yang ditanam sehingga posisinya tidak berubah dan alatnya tidak bergetar.

Kelemahannya, panjang garis pembakaran / waktu terjadinya pengukuran tergantung pada

kepekaan pias dan kejernihan bola kaca. Radiasi harga umumnya antara 0,2 cal/cm2/menit

36

Page 37: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

sampai 0,4 cal/cm2/menit, dimana di bawah intensitas ini tidak terjadi pencatatan. Selain itu,

pembakaran pias ada kecenderungan melebar sehingga ada resiko hitungan terlalu besar.

8. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran

a. Aktinograf Dwi-Logam

Alat ini berprinsip pada beda muai logam hitam-putih yang memiliki sifat berlawanan

terhadap adanya cahaya. Perbadaan muai inilah yang digunakan untuk menunjukkan

besarnya intenstas matahari yang ditangkap sensor. Sebagai standar, kubah kaca harus

permiable untuk panjang gelombang untuk panjang gelombang 0,28-2,8 angstrom. Untuk

memberikan rekaman yang baik maka alat ini harus ditempatkan di tempat yang lebih luas.

Kelebihan dari alat ini adalah dapat dipergunakan untuk keperluan pencatatan rutin,

relatif tidak mahal, dan dapat dijinjing. Kekurangannya, aktinograf dwi logam hanya

merekam intensitas radiasi gelombang pendek matahari total, sehingga sensor yang

disungkup dengan kubah kaca yang disyaratkan kedap terhadap radiasi gelombang panjang

serta kelambanan dalam pembacaan sekitar 5 menit dengan nilai kesalahan sekitar 10-15%.

9. Alat Pengukur Kecepatan Angin

a. Cup Anemometer

Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan angin rerata, bekerja pada prinsip

sistem mekanik gir. Adapun satuan pengamatan yang digunakan menggunakan km/jam. Cup

anemometer ini digunakan untuk pengamatan harian yang dipasang pada tiang atau menara.

Kelebihannya adalah hasil pengukurannya dapat mewakili angin sampai ketinggian 10 m dari

tanah jika tidak ada penghalang. Kekurangan dari alat ini adalah penempatannya di atap

bangunan akan menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.

b. Hand Termometer

Alat ini bekerja pada sistem GGL induksi. Kelebihannya, alat ini bersifat porstable

dan dilengkapi skala beauford (skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari

gejala alam). Alat ini hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat sehingga pengamatan

skala harus cepat.

c. Biram Termometer

Alat ini bekerja pada sistem mekanik roda gigi motor dan digunakan untuk

pengamatan periode pendek. Kelebihan alat ini yaitu praktis digunakan, namun kekuranganya

pengamatan baru bisa dilakukan pada hari berikutnya.

37

Page 38: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

10. Alat Pengukur Evaporasi

a. Piche Evaporimeter

Alat ini bekerja pada pengukuran selisih tinggi permukaan air yaitu selisih tinggi air

hari pertama dan hari kedua. Kelebihan dari piche evporimeter adalah penggunaanya lebih

mudah dan murah. Kekurangannya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung baik

penguapan dari permukaan air dalam alam, evapotranspirasi nyata, maupun evapotransporasi

potensial.

b. Panci Evaporasi Kelas A

Alat ini berprinsip sama dengan pitche evaporimeter, bedanya yaitu menggunakan

Hook dan skala nonius dengan prinsip pelampung untuk pengamatannya. kelebihan alat ini

ketelitian dapat mencapai 0.02 m dan merupakan dasar berbagai teknik untuk memperkirakan

penguapan danau atau evapotranspirasi. Namun kekurangannya, kesalahan yang besar dari

pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam panci, muka air selamanya dikembalikan

pada tinggi semula yaitu 5cm di bawah bibir panci.

11. Automatic Weather system.

Dengan menggunakan AWS data pengamatan secara otomatis dapat langsung

didapatkan setiap jam. Pengamatan data dengan AWS dilakukan dengan program cumulus.

Kapasitas data yang tersimpan sesuai dengan kapasitas memori yang dimiliki komputer. Jika

sudah melebihi kapasitas memori maka data yang tersimpan paling awal secara otomatis akan

hilang.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan data

meteorologi dapat dilakukan dengan cara manual maupun otomatis (AWS). Pengamatan

dengan cara manual menggunakan alat – alat sederhana seperti yang telah dijelaskan.

Sebelum adanya sistem otomatis, alat – alat meteorologi manual ini paling sering digunakan.

Dari alat-alat manual, banyak kelemahan yang ditemukan seperti pada cara pengambilan data

setiap hari. Hal ini bisa berpengaruh pada terjadinya kesalahan jika dalam satu hari ada data

yang tidak diambil tentu saja akan mengakibatkan kesalahan fatal pada data. Kelebihan alat

sederhana yaitu bila salah satu alat rusak tidak akan menggangu atau mempengaruhi kinerja

alat yang lainnya. Begitu pula dengan AWS yang telah diprogram untuk mempermudah

pengamat mendapatkan data. Dalam AWS data hanya perlu diamati setiap hari karena data

setiap harinya telah terkumpul pada sistem komputer. Kekurangannya bila salah satu alat atau

komponen ada yang rusak bisa mengganggu kinerja alat yang lain. Hal ini disebabkan kinerja

38

Page 39: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

beberapa alat meteorologi diatur oleh suatu sistem komputer yang bisa tak berfungsi bila

salah satu alat rusak.

39

Page 40: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

VI. KESIMPULAN

1. Alat-alat anasir cuaca yang digunakan pada stasiun klimatologi antara lain alat pengukur

curah hujan yaitu ombrometer tipe observation dan ombrograf, kelembaban nisbi udara

yaitu pskrometer sangkar, sling psikometer, psykometer tipe assmann, higrograf,

pengukur suhu udara yaitu termometer biasa, termometer maksimum udara, termometer

minimum udara, termometer maksimum minumum six-bellani, pengukur suhu dan

kelembaban nisbi udara yaitu termohigrometer, termohigrograf, pengukur suhu air yaitu

termometer maksimum minimum permukaan air , pengukur suhu tanah yaitu termometer

permukaan tanah, termometer tanah selubung, termometer tanah tipe bengkok,

termometer tanah tipe symons, stick termometer, termometer maksimum-minimum

tanah, pengukur panjang penyinaran matahari yaitu solarimeter tipe jordan, solarimeter

tipe compbell-stokes, pengukur intensitas penyinaran yaitu aktinograf dwi logam ,

pengukur kecpatan angin yaitu cup anemometer, hand anemometer, biram anemometer,

dan pengukur evaporasi yaitu piche evaporimeter dan panci evaporasi Klas A . Data yang

dihasilkan oleh masing-masing alat pengukur anasir cuaca memiliki kualitas yang

berbeda-beda. Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin

dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat yang lain.

Pada AWS data yang didapatkan akan masuk secara otomatis dalam sistem komputer

sehingga lebih mudah dalam pengamatan, namun jika pada salah satu alat terdapat

kerusakan akan menggangu kinerja alat yang lain.

2. Ombrometer prinsip kerja sebagai penampung curah hujan, ombrograf prinsip kerjanya

berdasar sistem pelampung, psikrometer sangkar prinsip kerjanya berdasar sistem

termodinamika, sling psikometer prinsip kerjanya berdasar sistem termodinamika,

psikometer tipe assmann prinsip kerjanya berdasar sistem termdinamika, higrograf

bersifat kembng kerut benda higroskopis, termometer biasa muai ruang zat cair,

termometer maksimum sebagai muai ruang alkohol yang dimodifikasi sebagi indeks,

termometer maksimum-minimum six-bellani prinsip kerja muai ruang zat cair,

termohigrometer prinsip kerja muai dwi logam, higroskopis rambut, termometer

minimum air, termometer permukaan tanah, termometer tanah selubung kayu dan

termometer tanah tipe bengkok memiliki prinsip kerja yang sama yaitu muai ruang zat

cair, stic termometer prinsip kerjanya muai kawat dengan lilitan kumparan pada tabung

bejana, termometer maksimum minumum tanah sebagai muai ruang zat cair pada tabung

bourdan, termometer tanah tipe symons prinsip kerja muai ruang zat cair, solarimeter tipe

jordan prinsip kerja reaksi fotokhemis, solarimeter compbell-stokes prinsip kerja

40

Page 41: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

pemfokusan sinar matahari, aktinograf dwi logam prinsip kerja beda muai logam hitam

putih, cup anenometer prinsip kerja sistem mekanik gelar, hand anenometer prinsip kerja

sistem GGL induksi, biram anonemeter prinsip kerja sistem mekanik, piche anemometer

prinsip kerja pengukuran selisih tinggi permukaan air, panci evaporasi kelas A prinsip

kerja pengukuran selisih tinggi permukaan air dan termohigrograf prinsip kerja muai dwi

logam, benda higroskopis

41

Page 42: Laporan Klimatologi Dasar Acara 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Instrumentasi dan Rekayasa Teknologi.

<http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Sarana_Teknis/Instrumentasi/default.bmkg>.

Diakses tanggal 20 September 2014.

Pramudia, A., Y. Koesmaryono, I. Las, T. June, I W. Astika, dan E. Runtunuwu. 2008.

Penyusunan model prediksi curah hujan dengan teknik analisis jaringan syaraf (neural

network analysis) di sentra produksi padi di Jawa Barat dan Banten. Jurnal Tanah dan

Iklim 27: 11-12.

Runtunuwu, E. and A. Kondoh. 2008. Assessing global climate variability under coldest and

warmest periods at different latitudinal regions. Indonesian Journal of Agricultural

Science 9 (1): 7—18.

Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model pendugaan

evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim nasional. Jurnal Tanah dan

Iklim 27: 8 – 9.

Satu, V. dan F. Murdwiati. 2009. SPEB Geografi. Grasindo, Jakarta.

Shelton, M. L. 2009. Hydroclimatology: Perspectives and Applications. Cambridge

University Press, California.

Trenberth, K. E., Caron, J. M., Stepaniak, D. P. dan Worley, S. 2002. Evolution of el nino-

southern oscillation and global atmospheric surface temperatures. J. Geophys.

page 107.

42