laporan dasar agroteknologi acara 1
TRANSCRIPT
1
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGROTEKNOLOGI
Disusun oleh :
1. Edi Nugroho (11011025 )
2. Lina Astuti (11011019 )
3. Setiya Tri Pinardi (10011030)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2013
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhasil
menyelesaikan Laporan Praktikum ini tepat pada waktunya. Laporan ini akan
penulis gunakan sebagai Laporan akhir mata kuliah praktikum dasar-dasar
agroteknologi.
Dengan laporan ini kita bisa mengetahui bagai mana tentang menghitung
luas daun dengan beberapa metode. Diharapkan laporan ini dapat memberikan
banyak informasi untuk kita semua khususnya di bidang pertanian. Tidak lupa,
penulis mengucapkan terimakasih khususnya kepada Bpk. Dr.Ir.F.Didiet H S,M.P
dan Ibu Ir.Tyastuti Purwani,M.P selaku dosen pengajar mata kuliah Praktikum
Dasar- dasar agrondustri dan juga kepada Wisnu selaku pendamping praktikum.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Yogyakarta, 21 Januari 2013
Penyusun
ii
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II.DASAR TEORI
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan
B. Cara kerja
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman
budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis
tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis
dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna
semusim,berakar serabut,batang sangat pendek,struktur serupa batang
terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna
dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset,warna hijau muda hingga hijau
tua,berurat daun sejajar,tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,bagian
bunga tersusun majemuk,tipe malai bercabang,satuan bunga disebut floret
yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula,tipe buah bulir atau
kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya,bentuk hampir
bulat hingga lonjong,ukuran 3mm hingga 15mm,tertutup oleh palea dan
lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,struktur dominan padi
yang biasa dikonsuksi yaitu jenis enduspermium.
Jambu air adalah tumbuhan dalam suku jambu-jambuan atau Myrtaceae
yang berasal dari Asia Tenggara. Jambu air sebetulnya berbeda dengan jambu
semarang (Syzygium samarangense), kerabat dekatnya yang memiliki pohon
dan buah hampir serupa. Beberapa kultivarnya bahkan sukar dibedakan,
sehingga kedua-duanya kerap dinamai dengan nama umum jambu air atau
jambu saja.
Angsana atau sonokembang (Pterocarpus indicus) adalah sejenis pohon
penghasil kayu berkualitas tinggi dari suku Fabaceae (=Leguminosae, polong-
polongan). Kayunya keras, kemerah-merahan, dan cukup berat, yang dalam
perdagangan dikelompokkan sebagai narra atau rosewood.
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan padi,jambu air dan tanaman
angsana ialah fakor internalnya yangterdiri dari kemasakan benih, ukuran
benih, dormansi dan fitohormon, serta dipengaruhi juga oleh faktor
5
eksternalnya yaitu air, temperatur, oksigen, dan cahaya. Faktor cahaya ini
berhubungan dengan luasan daun yang menunjukan intensitas cahaya yang
dapat diterimanya.
B. Tujuan Praktikum
Mengamati dan mempelajari penentuan indeks luas daun pada tanaman Padi,
jambu air dan angsana
6
BAB II
DASAR TEORI
Menghitung luas daun dan menentukan rumus regresi hubungan luas
daun dengan parameter tertentu
Kehutanan pada dasarnya merupakan sistem pemanfaatan energi cahaya
matahari melalui proses fotosintesis. Apabila faktor genetik seragam, maka
proses fotosintesis dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Daun merupakan organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis. Oleh
karena itu jumlah daun yang optimum memungkinkan distribusi (pembagian)
cahaya antar daun lebih merata. Distribusi cahaya yang lebih merata antar
daun mengurangi kejadian saling menaungi antar daun sehingga masing-
masing daun dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Faktor internal yang turut mempengaruhi laju fotosintesis daun adalah
kandungan klorofil daun. Daun yang memiliki kandungan klorofil tinggi
diharapkan lebih efisien dalam menangkap energi cahaya matahari untuk
fotosintesis.
Salah satu pendekatan untuk mengetahui jumlah klorofil daun adalah
dengan mengukur tingkat kehijauan daun. Daun yang lebih hijau diduga
memiliki kandungan klorofil yang tinggi.
Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang
kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang
semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak.
Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan
waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan
dengan bertambahnya umur tanaman.
Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun
terhadap luas tanah yang ditempati oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi
bersih yang tinggi dan indeks luas daun yang optimum akan meningkatkan
laju pertumbuhan tanaman.
7
Dalam hal ini, intensitas cahaya matahari sangat mempengaruhi
pertumbuhan optimum tanaman dengan indeks luas daun yang berbeda – beda
tergantung tinggi tanaman dan banyaknya sinar matahari yang diterima oleh
tanaman tersebut.
Salah satu faktor lain yang mempengaruhi indeks luas daun adalah
ajumlah ketersediaan air yang diterima oleh tanaman. Semakin optimum air
yang tersedia, maka semakin maksimal pertumbuhan tanaman dapat tercapai.
Menghitung luas daun di lapangan tanpa memetik daun yang bersangkutan
sering diperlukan, terutama dalam menduga besarnya indeks luas daun pada
suatu waktu. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan pertable leaf area meter
atau dengan para meter yang lain. Apabila telah ada hubungan antara luas
daun dan parameter tertentu dari daun tersebut. Biasanya perameter yang
digunakan untukm hubungan luas daun adalah hasil perkalian panjang dan
lebar daun. Rumus hubungan antara luas dan hasil kali panjang dengan lebar
daun adalah linier, dan satu rumus hanya berlaku untuk daun-daun yang
bentuknya sama. Untuk bentuk lain perlu rumus hubungan yang lain pula.
Daun dari satu klon, satu varietas atau bahkan sering satu jenis tanaman
bentuk sama, sehingga untuk kelompok demikian hanya memerlukan satu
rumus. Sebaliknya ada kalanya satu tanaman daun pertama berbeda bentuk
dengan daun – daun yang terbentuk kemudian, misalnya pada tanaman kacang
– kacangan untuk tembakau daun bawah, tengah berbeda bentuknya, sehingga
untuk tanaman ini perlu tiga rumus untuk menduga luas daunnya.
Membuat rumus tersebut hanya dapat dilakukan dengan menggunakan
tanaman korban, yaitu tanaman yang diambil daunya untuk diukur atau
dihitung luas yang sebenarnya, seelumnya perlu dipilih secara acak beberapa
sampel/tanaman korban, kemudian ditentukan ada berapa macam bentuk daun
pada satu tanaman tersebut.
8
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Menghitung luas daun dan menentukan rumus regresi hubungan dengan
parameter tertentu.
a. Alat dan Bahan
Alat :
1. Pensil
2. Penggaris
3. Milimeter block
4. Timbangan
5. Gunting kertas
Bahan :
1. Sampel daun Padi
2. Sampel daun Jambu air
3. Sampel daun Angsana
b. Cara kerja :
1. Daun tanaman sampel dari tiap macam tanaman dilepaskan dari
batangnya, dan dipisahkan atas dasar bentuknya.
2. Dari tiap bentuk daun diambil secara acak 3 helai daun sampel
3. Menghitung panjang kali lebar dari tiap daun sampel tunggal, atau
anak daun tertentu dari tiap daun sampel majemuk atau menyirip,
misal x
4. Menghitung atau mengukur luas tiap daun sampel ( misal = y ), dan
mencatat secara berpasangan dengan hasil kali panjang dan
lebarnya/ panjang dan lebar anak daunnya ( misal = x1 – y1, x2 –
y2, x3 – y3, . . . . . . . . . . . . . .x10 – y10 )
5. Menghitung rumus regresi y = a + bx berdasarkan data no.4
6. Mengecek kembali besarnya kesesuaian/ penyimpangan, rumus
tersebut dengan sebenarnya. Misainya = z% atau ( 100 – z ) %
9
b. Cara menghitung/mengukur luas daun, dimulai dengan :
1. Menggambar proyeksi tiap daun sampel pada kertas milimeter,
kemudian menggunting gambaran tersebut
2. Menimbang tiap gambar daun pada a, misal = k gram
3. Menggunting kertas milimeter yang sama dengan ukuran 10 cm x
10 cm = 100 cm²
4. Meninmbang kertas milimeter 100 cm² tersebut, misal = 1 gram
c. Cara menghitung luas daun cara 1 langsung :
Gambaran daun di kertas milimeter pada a dihitung langsung
luas kotak 1 persegi, dan taksiran luas potongan – potongan kotak di
tepi gambar tersebut, kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan
merupakan luas daun yang didapat dengan cara ini, misal = y ( 1 ).
d. Menghitung luas daun cara 2 ( timbangan proyeksi ) :
Untuk ini perlu adanya rumus hubungan antara luas daun dan
kurangnya dapat ditentukan seperti pada penenetuan rumus hubungan
antara luas daun dan hasil kali panjang dan lebarnya, pada cara kerja 3,
4, dan 5. Rumus hubungannya misal y = 0 + mx, dimana y = luas daun,
x = kurangnya penyinaran, o dan m = konstanta.
Dengan rumus berbentuk langsung dapat digunakan
menghitung luas daun, misal = y ( 111 ).
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan:
a. Metode Gravimetri ( Daun Angsana )
Rumus :
x 100 cm²
Keterangan : a → berat pola
b → berat kertas konversi ( gr ) = gr
c → Luas kertas konversi ( cm² ) = 100 cm²
T1 =
T2 =
T3 =
b. Metode Langsung ( Daun Jambu )
111,37 cm²
103,34cm²
90,80cm²
113,02cm²
56,96cm²
c. Metode Langsung ( Daun Padi )
22,5 cm²
18,5 cm²
21 cm²
11
Tabel 4 Metode Gravimetri ( Daun Jambu ) Ulangan J23, J21, J31,
J33, J11 dan J12
No X ( pxl ) y(gravimetri) x² y² xy
1 140,13 137, 25 19636,42 18837,56 19232,84
2 120,7 156,87 14568,49 24608,2 18934,21
3 108,5 137,25 11772,25 18837,56 14891,63
4 136,94 156,87 18752,56 24608,2 21481,78
5 82,7 117,64 6839,29 13839,17 9728,83
6 136,9 98,039 18741,61 9611,645521 13421,5391
7 135,36 78,43 18322,3296 78,4378.43 10616,2848
8 137,52 98,039 18911,7504 9611,645521 13482,32328
9 206.15 156,862 42497,8225 24605,68704 32337,1013
10 173,9 117,647 30241,21 13840,81661 20458,8133
11 205,8 161,176 42353,64 25977,70298 33170,0208
12 135 120 18225 14400 16200
13 220,5 150,588 48620,25 22676,74574 33204,654
14 187,06 130,196 34991,4436 16950,99842 24354,46376
15 212,16 149,6 45011,8656 22380,16 31739,136
16 162,8 196,08 26503,84 38446,58 31921,49
17 130,26 156,86 16967,67 24605,68 20432,84
18 119 137,25 14161 18838,66 16333,22
19 129 176,47 16641 31141,66 22764,63
20 124,1 156,86 15400,81 24605,68 19466,57
21 148 108,627 21904 11799,83 16076,8
22 176,4 130,98 31116,96 17155,76 23104,87
23 166 131,568 27556 17310,14 21840,29
24 199,5 141,96 39800,25 20152,64 28321,02
25 163,8 125,098 26830,44 15649,51 20491,05
26 175,5 235,29 30800,25 55361,38 41293,4
27 204,4 254,9 41779,36 64974,01 52101,56
28 197 274,5 38809 75350,25 54076,5
29 195,65 235,29 38278,923 55361,38 46034,49
30 199,5 294,12 39800,25 86506,57 58676,94
Ʃ 4830,23 4722,31 815835,6847 818045,8 786189,2963
12
Rumus :
b = n. Ʃxy – Ʃx.Ʃy = 30. 786189,296 - 4830,23 = 0,678208
n. Ʃx² - (Ʃx)² 30. 815835,6847 – (4830,23)2
a = Ʃy – b.Ʃx = 4722,31 - 0,678208 x 4830,23 = 48,2136
n 30
√
= √
= 45,18461
13
Tabel 5 Metode Langsung ( Daun Jambu ) J23, J21, J31, J33, J11 dan J12
No X ( pxl ) y(gravimetri) x² y² xy
1 140,13 111,37 19636,42 12403,28 15606,28
2 120,7 103,34 14568,49 10679,16 12473,14
3 108,5 90,8 11772,25 8244,64 9851,8
4 136,94 113,02 18752,56 12773,52 15476,96
5 82,7 56,96 6839,29 3244,44 4710,59
6 136,9 98,52 18741,61 9706,1904 13487,388
7 135,36 98,28 18322,3296 9658,9584 13303,1808
8 137,52 106,76 18911,7504 11397,6976 14681,6352
9 206,15 158,33 42497,8225 25068,3889 32639,7295
10 173,9 144,9 30241,21 20996,01 25198,11
11 205,8 368,5 42353,64 135792,25 75837,3
12 135 1125 18225 1265625 151875
13 220,5 380,25 48620,25 144590,0625 83845,125
14 187,06 393 34991,4436 154449 73514,58
15 212,16 490,5 45011,8656 240590,25 104064,48
16 162,8 117,9 26503,84 13900,41 19194,12
17 130,26 107,88 16967,67 11638,09 14052,44
18 119 85,25 14161 7267,56 10144,75
19 129 102,08 16641 10420,32 13168,32
20 124,1 89,28 15400,81 7970,91 11079,64
21 148 106 21904 11236 15688
22 176,4 127,8 31116,96 16332,84 22543,92
23 166 112,25 27556 12600,06 18633,5
24 199,5 131,22 39800,25 17218,69 26178,39
25 163,8 116,56 26830,44 13586,23 19092,53
26 175,5 135,28 30800,25 18300,68 23741,64
27 204,4 154,39 41779,36 23836,27 31557,32
28 197 154,32 38809 23814,66 30401,04
29 195,65 153,71 38278,923 23626,76 30073,36
30 199,5 150,25 39800,25 22575,06 29974,88
Ʃ 4830,23 5683,7 38830951,44 2109261 962089,1485
14
Rumus :
b = n. Ʃxy – Ʃx.Ʃy = 30 . 962089,1485 - 4830,23 . 5683,7 = 0,001234
n. Ʃx² - (Ʃx)² 30 . 38830951,44 – (4830,23)2
a = Ʃy – b.Ʃx = 5683,7 - 0,001234 . 4830,23 = 189,2579
n 30
√
√
192,0182
15
B. Pembahasan
Metode Kertas Millimer ini menggunakan kertas millimeter. Luas daun
ditaksir berdasarkan jumlah kotak .
Sedangkan gravimetri Luas daun ditaksir berdasarkan perbandingan berat
replica daun dengan berat total kertas. Dapat dilihat dari hasil pengukuran
antara metode gravimetri dengan metode Kertas Milimeter mempunyai selisih
angka yang tidak terlalu jauh. pada tabel selisih rata rata 20 cm.
Standart eror atau tingkat kesalahan juga lebih tinggi ditemukan pada
metode langsung yaitu sebesar 192,0182 dan untuk metode gravimetri
memiliki tingkat kesalahan lebih rendah yaitu sebesar 45,18461.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa standart eror metode langsung
empat kali lebih besar dibanding dengan metode gravimetri.
16
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan pada
praktikum Dasar-Dasar Agoteknoligi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan,
antara lain :
Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan metode gravimetri.
Metode gravimetri cukup akurat untuk menentukan luas
permukaan daun.
Dibutuhkan ketelitian pengukuran dan perhitungan dalam
menggunakan metode gravimatri
17
DAFTAR PUSTAKA
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Plant Physiology, 4th ed. (Fisiologi
Tumbuhan jilid 2, alih bahasa oleh Lukman, D.R. dan Sumaryono). Institut
Teknologi Bandung. 173 p.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop
Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa oleh Susilo, H.).
Universitas Indonesia Press. Jakarta. 428 p. Harjadi, S.S. 1979. Pengantar
Agronomi. Gramedia. Jakarta. 197 p.
http://www.plantamor.com (diakses 20 januari 2013)
http://agromaret.com/artikel/647/car (diakses 20 januari 2013)