laporan acara 1 biokimia dasar

26
ACARA 1 KARBOHIDRAT Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya gugus pereduksi pada karbohidrat, mengetahui pengaruh asam pada karbohidrat (identifikasi karbohidrat), adanya gugus keton (fruktosa) pada karbohidrat atau untuk membedakan glukosa dan fruktosa serta mengetahui perbedaan bentuk fisik karbohidrat. Tinjauan Pustaka Karbohidrat merupakan bahan makanan bagi kita, pada tumbuhan karbohidrat terdapat sebagai selulosa, yaitu senyawa yang membentuk dinding sel tumbuhan. Molekul karbohidrat terdiri atas atom–atom karbon, hidrogen dan oksigen dengan rumus empiris C n (H2O) n . Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksi keton serta senyawa yang menghasilkannya pada proses hidrolisis (Poedjiadi,1994). Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai moleku yang berbeda–beda. Senyawa–senyawa tersebut digolongkan dalam tiga golongan yaitu golongan monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida ialah karbohidrat yang 1

Upload: meidinainasa

Post on 27-Oct-2015

174 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

ACARA 1

KARBOHIDRAT

Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya gugus pereduksi

pada karbohidrat, mengetahui pengaruh asam pada karbohidrat

(identifikasi karbohidrat), adanya gugus keton (fruktosa) pada karbohidrat

atau untuk membedakan glukosa dan fruktosa serta mengetahui

perbedaan bentuk fisik karbohidrat.

Tinjauan Pustaka

Karbohidrat merupakan bahan makanan bagi kita, pada tumbuhan

karbohidrat terdapat sebagai selulosa, yaitu senyawa yang membentuk

dinding sel tumbuhan. Molekul karbohidrat terdiri atas atom–atom karbon,

hidrogen dan oksigen dengan rumus empiris Cn (H2O)n . Berdasarkan

gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka karbohidrat dapat

didefinisikan sebagai polihidroksi keton serta senyawa yang

menghasilkannya pada proses hidrolisis (Poedjiadi,1994).

Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat

mempunyai moleku yang berbeda–beda. Senyawa–senyawa tersebut

digolongkan dalam tiga golongan yaitu golongan monosakarida,

oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida ialah karbohidrat yang

tersusun dari 3 sampai 6 atom karbon. Monosakarida yang paling

sederhana adalah gliseraldehid atau dihidroksiaseton. Gliseraldehid

disebut aldotriosa karena terdiri atas 3 atom karbon dan mempunyai

gugus aldehid. Pentosa adalah monosakarida yang mempunyai 5 atom

karbon. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa.

Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar

cahaya terpolarisasi. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis dari pada

glukosa dan kurang larut dalam air (Poedjiadi,1994).

1

Page 2: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Polisakarida mempunyai molekul lebih besar dan lebih kompleks

dari pada mono dan oligosakarida. Sifat kimia karbohidrat berhubungan

erat dengan gugus fungsi yang terdapat pada molekulnya yaitu gugus-OH,

gugus aldehid, dan gugus keton. Pada pereaksi fehling, pada larutan

glukosa 1 % akan menghasilkan endapan warna merah bata. Pada

pereaksi benedict lebih nayak digunakan untuk pemeriksaan glukosa

dalam urine (Poedjiadi,1994).

Monosakarida didefinisikan sebagai aldehida atau keton polihidrik,

senyawa yang mengandung hidroksil atau karbonil. Monosakarida atau

gula sederhana diketahui terdapat dalam campuran bentuk tautomer yang

seimbang, sehingga dalam keadaan sebenarnya bentuk bebas hidroksi

aldehida atau hidroksi keton hanya terdapat dalam jumlah yang sedikit.

Konsep gliseraldehid sebagai zat induk ternyata sangat menguntungkan,

karena sebagian besar monosakarida yang terdapat dalam alam memang

bersal dari D-gliseraldehida melalui reaksi–reaksi yang tetap

mempertahankan konfigurasi D. Maltosa merupakan contoh suatu

homooligosakarida karena terdiri dari monosakarida yang sama yaitu

glukosa. Gula yang paling sederhana adalah monosakarida. Polimer yang

terdiri dari macam–macam monosakarida disebut heterooligosakarida.

Contoh suatu heterodisakarida ialah laktosa, gula yang ada dalam susu.

Sekelompok disakarida terbentuk melalui gugusan hidroksi hemiasetilnya.

Contoh yang sudah dikenal adalah sukrosa yang terdiri dari satuan

glukosa dan fruktosa. Sukrosa merupakan sumber energi makanan

penting bagi manusia. Dari segi kimia sukrosa sedikit berbeda dengan

disakarida yang lain. Pada sukrosa masing–masing gugusan karbonil

potensialnya saling terikat sebagai asetal. Tidak ada aldehid bebas atau

keton bebas (McGilvery and Goldstein,1996)

Senyawa yang termasuk disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan

maltosa. Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal

dari tebu maupun dari bit. Sukrosa juga terdapat pada tumbuhan lain,

misalnya buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis, sukrosa akan

2

Page 3: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Molekul sukrosa tidak

mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, atau tidak mempunyai

gugus–OH glikosidik. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya

terpolarisasi ke kanan. Laktosa merupakan gabungan dari galaktosa dan

glukosa. Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu.

Dibandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang

manis. Maltosa juga merupakan disakarida yang terbentuk dari dua

molekul glukosa. Maltosa larut dalam air dan mempunyai rasa yang lebih

manis daripada laktosa, tetapi tetap kurang manis daripada sukrosa

(Poedjiadi,1994).

Amilum merupakan salah satu jenis polisakarida yang terdapat

banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam

bahasa sehari-hari sering disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang

dan biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung pati yang setelah

dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan. Umbi yang terdapat pada ubi

jalar atau akar pada ketela pohon atau singkong mengandung pati yang

cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut selain dapat digunakan

sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan sebagai bahan

baku dalam pabrik tapioka (McGilvery and Goldstein,1996)

Cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya

karbohidrat dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi, cara

fisik, cara enzimatik dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat

polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan

yaitu hidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Untuk

keperluan ini maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu

keadaan yang tertentu (Anonim,2009).

Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula

(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis

monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa.

Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid,

kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh

3

Page 4: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena

memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi

glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif

(Riadi,2009).

Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat,

natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++

dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai

Cu2O. Adanya natriumkarbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi

benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna

hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan tergantung konsentrasi

karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan

untuk pemeriksaan gula dalam urine (Poedjiadi,1994).

Pada uji luff, monosakarida secara mereduksi senyawa-senyawa

pengoksidasi seperti Ferisianida, hidrogen peroksida, atau ion cupri

(Ca2+). Pada reaksi seperti ini  gula dioksidasi pada gugus karbonil dan

senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi. Senyawa pereduksi adalah

pemberi elektron dan senyawa pengoksidasi adalah penerima elektron.

Glukosa dan gula-gula lain yang mampu mereduksi senyawa-senyawa

pengoksidasi disebut gula pereduksi (Poedjiadi,1994).

Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton

bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrasin

berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur

yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting untuk

mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk

membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara glukosa dan

galaktosa. Reaksi antara glukosa dan fenilhidrasin, mula-mula terbentuk

D-glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-

glukazon (Poedjiadi,1994).

Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua – duanya

adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Molekul

amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih

4

Page 5: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

dari 1.000 unit glukosa. Butir – butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi

apabila suspensi dalam air dipanaskan, akan terjadi suatu larutan koloid

yang kental. Larutan koloid ini apabila diberi iodium akan berwarna biru.

Warna biru disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa.

Amilopektin dengan iodium akan memberikan warna ungu atau merah

lembayung (Poedjiadi,1994).

Perbedaan antara gula ketosa dan aldosa adalah gula ketosa lebih

mudah mengalami dehidrasi daripada gula aldosa, hal ini dikarenakan

pada gula ketosa, terdapat dua alkil yang membuatnya lebih mudah

membentuk stuktur berantai tertutup yang disebut dengan hidroksimetil

furfural daripada struktur aldosa yang memiliki gugus karbonil pada ujung

rantainya. Gula ketosa memiliki gugus keton ( R1 – CO – R2 ), sedangkan

gula aldosa memiliki gugus aldehid ( R1 – CO – H) (Poedjiadi,1994).

5

Page 6: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Materi dan Metode

Materi

Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum karbohidrat antara lain

tabung reaksi, penangas air, saringan mikroskop dan cawan porselin.

Bahan. Bahan yang digunakan antara lain larutan benedict,

glukosa ( 0,01 M; 0,02 M; 0,04 M ), fruktosa 0,02 M, sakarosa 0,02 M,

larutan pati 0,7 %, larutan luff encer, selulosa 0,01 M, furfural 0,01 M,

naftol 5%, asam sulfat, asam klorida, larutan resersinol 0,5%, larutan

pentosa A & B 0,01M, Na2CO3 , arabinosa,0,1 M, asam asetat anhidrida,

fenilhidrazina, Na asetat, timol merah, larutan amilum, larutan yod, larutan

glikogen, dekstrin, dan larutan amonium jenuh.

Metode

Daya Mereduksi

Uji Benedict. Metode yang digunakan pada uji benedict adalah tiga

tabung reaksi diisi larutan benedict sebanyak 3 ml kemudian pada

masing-masing larutan ditambahkan 1 ml 0,01 M ; 0,02 M dan 0,04 M

glukosa. Kemudian dipanaskan pada air mendidih selama 10 menit dan

diamati perubahan dan dibandingkan kecepatan perubahannya.

Uji Luff. Pada uji luff lima tabung reaksi diisi 2 ml 0,02 M fruktosa,

2 ml 0,02 M glukosa, 2 ml 0,02 M laktosa, 2 ml 0,02 M sakarosa dan 2 ml

0,7 % larutan pati. Setiap tabung ditambah 1ml larutan luff encer,

dicampur dan dicelupkan ke dalam penangas air mendidih selama 15

menit dan diamati perubahannya.

Pengaruh Asam

Uji Molish. Empat tabung reaksi diisi 0,02 M glukosa,1 ml 0,01 M

selulosa, 1 ml 0,7 % larutan pati, 1 ml furfural 0,01 M,. Setiap tabung

ditambahkan dua tetes larutan 5% naftol dalam alkohol, dicampur.

6

Page 7: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Kemudian ditambahkan 3ml asam sulfat melalui dinding tabung dan

diamati warna yang terbentuk.

Uji Selliwanof. Pada uji seliwanof dua tabung reaksi diisa 2 ml

0,01 M glukosa dan 2 ml 0,01 M fruktosa ditambahkan 2 ml asam klorida

pekat. Dicampur dan dipanaskan selama 30 menit kemudian ditambahkan

0,5 ml 0,5% larutan resersinol dan dicatat perubahan warnanya.

Pembentukan Osazon

Uji Fenilhidrasina. Pada tabung 1 diisi 5 ml glukosa 0,01 M

ditambah 10 tetes asam asetat glasial ditambah fenilhidrasina padat dan

Na asetat padat (2x fenilhidrasina) kemudian dipanaskan selama 5 menit

dan ditunggu sampai semua padatan larut. Pada tabung 2 diisi 5 ml

fruktosa 0,01 M ditambah 10 tetes asam asetat glasial ditambah

fenilhidrasina padat dan Na asetat padat (2x fenilhidrasina) kemudian

dipanaskan selama 5 menit dan ditunggu sampai semua padatan larut.

Pada tabung 3 diisi 5 ml arabinosa 0,03 M ditambah 10 tetes asam asetat

glasial ditambah fenilhidrasina padat dan Na asetat padat (2x

fenilhidrasina) kemudian dipanaskan selama 5 menit dan ditunggu sampai

semua padatan larut. Kemudian hasil masing-masing saring dalam tabung

kosong kemudian dipanaskan dalam penangas selama 30 menit. Setelah

dingin dilihat dengan menggunakan mikroskop.

Hasil Hidrolisis

Uji Benedict. 5 ml larutan sakarosa dimasukkan ke tabung reaksi.

Ditambahkan 1 tetes timol merah dan 1–2 tetes HCl sampai warna biru

menjadi pink. Larutan dibagi dalam dua tabung. Tabung pertama

dididihkan selama 30 menit dan didinginkan. Kedua tabung dinetralkan

denagn 2 % Na2CO3 (warna kembali menjadi biru). Kedua tabung diuji

dengan benedict dan percobaan dilakukan juga pada maltosa dan laktosa.

7

Page 8: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Uji Selliwanof. Pada uji seliwanof tabung reaksi diisi 2 ml sakarosa

dan 2 ml HCl pekat. Dididihkan selama 30 menit, didinginkan dan

ditambah 0.5 % resorsinol. Diamati warnanya.

Polisakarida

Uji Hidrolisis Amilum. Pada percobaan polisakarida pada uji yod

metodenya adalah larutan amilum diteteskan pada cawan porselin kering.

Ditambah yod dan dicatat warnanya. Pada uji pengendapan tabung reaksi

diisi 5 ml 1% larutan amilum dituangkan 5 ml larutan amonium jenuh

digojog dan dibiarkan selama 5 menit, disaring dan endapannya diuji

dengan yod. Pada uji hasil hidrolisis amilum 10 ml 1% amilum dicampur

dengan 3 ml 3 M HCl. Tabung yang berisi campuran ditaruh di penangas

air mendidih. Setiap 3 menit setetes diambil untuk diuji dengan yod.

Pengambilan dihentikan jika yod sudah negatif. Dicatat waktu dan

perubahan warna tetes. Larutan dinetralkan dengan Na2CO3 dan larutan

diuji dengan uji benedict.

8

Page 9: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Hasil dan Pembahasan

Daya Mereduksi

Uji Benedict

Tabel 1. Uji benedict pada daya mereduksi

Tabung EndapanI +II ++III +++

Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa pada tabung pertama

terdapat sedikit endapan merah bata karena konsentrasi glukosanya

paling sedikit. Pada tabung kedua endapan merah batanya lebih banyak

karena konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan tabung pertama. Pada

tabung ketiga endapan merah batanya paling banyak karena konsentrasi

larutannya paling banyak. Hasil ini sesuai dengan pustaka,yaitu pereaksi

benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat menjadi ion Cu+

yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Endapan yang terbentuk dapat

berwarna kuning ,hijau atau merah bata. Warna endapan tergantung pada

konsentrasi karbohidrat yang diperiksa (Poedjiadi,1994).

Uji Luff

Tabel 2. Uji luff pada daya mereduksi

Tabung EndapanI ++II ++++III +++++IV +++V +

Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa larutan yang endapan

merah batanya paling banyak adalah larutan laktosa karena laktosa

memiliki gugus reduksi bebas (aldehid) yang dapat mereduksi Cu2+

menjadi Cu+ sedangkan yang paling sedikit terdapat endapan merah bata

adalah larutan pati karena larutan pati merupakan polisakarida yang tidak

mempunyai gugus reduksi sehingga tidak terdapat merubah Cu2+ menjadi

Cu+.

9

Page 10: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Pengaruh Asam (Dehidrasi)

Uji Molish

Tabel 3. Uji molish pada pengaruh asam

Tabung CincinI ++II +III +++IV ++++

Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa larutan yang paling

banyak terdapat cincin berwarna ungu adalah tabung IV yang berisi

larutan furfural, sedangkan yang paling sedikit terdapat cincin berwarna

ungu adalah pada larutan selulosa. Larutan selulosa menghasilkan cincin

warna ungu paling sedikit karena selulosa merupakan polisakarida,

sehingga untuk menjadi furfural harus menjadi monosakarida terlebih

dahulu. Hasil yang didapatkan sesuai dengan pustaka, yaitu apabila pada

perealsi molish ditambahkan glukosa akan terbentuk dua lapisan zat cair.

Pada batas kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi

reaksi kondensasi antara furfural dengan α naftol (Poedjiadi,1994).

Uji Selliwanoff

Tabel 4. Uji seliwanoff pada pengaruh asam

Tabung Perubahan warnaI Warna menjadi beningII Warna menjadi merah bata

Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa larutan glukosa apabila

ditambah dengan larutan seliwanoff, warna larutan akan menjadi

berwarna bening. Larutan fruktosa ditambah larutan seliwanoff terjadi

perubahan warna menjadi warna merah bata. Terbentuknya warna merah

pada fruktosakarena didalam fruktosa terdapat gugus keton sedangkan

pada glukosa tidak terdapat gugus keton tetapi gugus aldehid sehingga

tidak bisa membentuk warna merah. Hasil ini sesuai dengan pustaka

bahwa fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff,

yaitu larutan resersinol dalam asam HCl. Dengan pereaksi ini mula-mula

10

Page 11: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi

dengan resersinol membentuk senyawa berwarna merah. Pereaksi

seliwanoff ini khas menunjukkan adanya ketosa (Poedjiadi,1994).

Pembentukan Osazon

Uji Fenilhidrazina

Tabel 5. Uji fenilhidrazina pada pembentukan osazon

Tabung Struktur fenilosazonI Paling renggangII Sedang III Paling menggumpal

Gambar hasil percobaan adalah sebagai berikut :

Gb.1. Glukosa Gb.2. Fruktosa Gb.3. Arabinosa

Berdasarkan pustaka gambar pembentukan osazon pada glukosa,

fruktosa dan arabinosa adalah sebagai berikut :

Gb. 4.Glukosa (Materihematologi,2008)

Gb.5. Fruktosa (Granul,2007)

11

Page 12: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Gb.6. Arabinosa

Monosakarida dan beberapa sakarida yang lain dapat membntuk

osazon atau kristal kuning apabila direaksikan dengan fenilhidrazin.

Rumus molekul dari fenilhidrazin adalah C6H5NHNH2. Proses

pembentukan kristal osazon berawal dari satu molekul gula yang

bergabung dengan satu molekul dari fenilhidrazin untuk membentuk

hidrazon. Kemudian, kelebihan dari fenilhidrazin berikatan dengan molekul

gula lainnya. Kemudian diikuti adanya perubahan kelompok alkohol dari

hidrazon menjadi keton dan selanjutnya molekul dari ketiga reagen masuk

ke dalam reaksi membentuk kristal osazon (Rid4’s,2010).

Hidrolisis Amilum

Uji Benedict

Tabel 6. Uji benedict pada hasil hidrolisis

Tabung Warna LarutanI a BiruI b BiruII a Biru pekatII b Biru

Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa pada larutan maltosa

dan laktosa apabila dipanaskan terbentuk warna biru. Hasil percobaan ini

tidak sesuai dengan pustaka bahwa pada pereaksi benedict terdapat

natriumkarbonat dan natrium sitrat sehingga membuat pereaksi benedict

bersifat basa lemah. Endapan yang terbebtuk dapat berwarna merah

bata,hijau atau kuning. Warna endapan yang terbentuk tergantung pada

konsentasi karbohidrat yang diperiksa (Poedjiadi,1994). Uji benedict pada

hidrolisis amilum hasil yang didapat seharusnya adalah terbentuk

12

Page 13: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

endapan merah bata dan larutan yang dididihkan,endapan merah batanya

akan lebih banyak dari pada yang tidak dididihkan karena terjadi proses

hidrolisis sehingga gugus reduksi bebasnya lebih banyak jumlahnya.

Uji seliwanoff

Tabel 7. Uji seliwanoff pada hasil hidrolisis

Tabung Warna LarutanI Ada warna merahII BeningIII Bening

Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa larutan sukrosa apabla

diuji seliwanoff membentuk larutan berwarna merah karena terjadi

hidrolisis sakarosa menjadi fruktosa dan glukosa dan fruktosa mempunyai

gugus keton yang positif pada uji seliwanoff. Larutan maltosa

(glukosa+glukosa) dan laktosa (glukosa dan galaktosa) tidak mempunyai

gugus keton sehingga tidak terbentuk larutan berwarna merah.

Hasil yang didapat sesuai dengan pustaka bahwa beberapa

karbohidrat memiliki gugus keton, adanya gugus keton tersebut dapat

dibuktikan melalui uji seliwanoff. Jika karbohidrat yang mengandung

gugus keton direaksikan dengan seliwanoff akan menunjukkan warna

merah. Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol

yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural.

Proses pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari

fruktosa oleh asam klorik panas yang kemudian menghasilkan asam

livulenik dan hidroksi metil furfural (Hopeless,2009).

13

Page 14: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Polisakarida

Uji Hidrolisis Amilum

Waktu Warna larutan pada uji iod3 menit ke 1 Tidak berwarna4 menit ke 2 Tidak berwarna5 menit ke 3 Tidak berwarna3 menit ke 4 Eritrodekstrin3 menit ke 5 Eritrodekstrin3 menit ke 6 Tidak berwarna3 menit ke 7 Tidak berwarna3 menit ke 8 Eritrodekstrin3 menit ke 9 Eritrodekstrin3 menit ke 10 Eritrodekstrin

Setelah diuji iod dan di uji benedict larutan dapat diidentifikasikan

warnanya mendekati eritrodekstrin. Hasil percobaan sesuai dengan

pustaka bahwa amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua –

duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin.

Larutan koloid ini apabila diberi iodium akan berwarna biru. Warna biru

disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa. Amilopektin

dengan iodium akan memberikan warna ungu atau merah lembayung.

Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam

sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan

bantuan enzim amilase. Oleh enzim amilase, amilumdiubah menjadi

maltosa dalam bentuk β maltosa. Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum

terpecah menjadi molekul – molekul yang lebih kecil yang disebut dekstrin

(Poedjiadi,1994)

Jika amilosa dipanaskan dengan asam, akan terurai menjadi

molekul yang lebih kecil secara berurutan terbentuk satuan glukosa.

Diduga karena terjadi absorbi molekul Iodium yang masuk dalam aliran

spiral amilosa (pati) polisakarida. Apabila dipanaskan, spiral molekul akan

merenggang dan kehilangan daya absorbsinya terhadap Iodin sehingga ia

kembali menjadi tidak berwarna (warna sama seperti warna sampel awal).

Iodium yang dipakai disini berfungsi sebagai indikator suatu senyawa

polisakarida. Bila suatu larutan dipanaskan dan diberi iod menjadi biru,

14

Page 15: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

maka senyawa itu adalah polisakarida. Apabila senyawa itu dipanaskan

membentuk koloid, yang jika ditambah iod, warna menjadi bening (tidak

berwarna) hal ini menandakan bahwa polisakarida itu telah terhidrolisis

sempurna menghasilkan glukosa (Ulfah,2006).

Tahap – tahap proses hidrolisis amilum serta warna yang terjadi

pada reaksi dengan iodium :

Tahap hidrolisis Warna dengan iodium

Amilum Biru

↓ ↓

Amilum terlarut Biru

↓ ↓

Amilodekstrin Lembayung

↓ ↓

Eritrodekstrin Merah

↓ ↓

Akrodekstrin Tidak berwarna

Maltosa

Larutan dekstrin yaitu amilum yang terpecah menjadi molekul-molekul

yang lebih kecil. Larutan dekstrin banyak digunakan sebagai bahan

perekat (Poedjiadi,1994).

15

Page 16: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa pada uji benedict larutan yang paling banyak endapan merah

batanya adalah larutan yang konsentrasinya paling besar karena reagen

benedict mengandung Cu++ yang direduksi oleh gugus reduksi menjadi

Cu+ membentuk endapan merah bata ( Cu2O ). Pada uji luff larutan yang

paling banyak endapan merah batanya adalah laktosa karena laktosa

memiliki gugus reduksi bebas yang dapat mereduksi Cu++ menjadi Cu+.

Pada uji molish cincin ungu akan timbul apabila reaksi dehidrasi lebih

cepat namun pada pati ditemukan indikator lain dan hal ini dapat

menunjukkan pengaruh asam pada karbohidrat. Pada uji selliwanof, suatu

larutan akan berwarna merah apabila larutan tersebut mengandung gugus

keton.

Karbohidrat selain dapat dioksidasi gugus aldehid dan gugus

ketonnya dapat pula direduksi menjadi gugus alkohol. Untuk

mengidentifikasi fisik monosakarida adalah dengan cara pembentukan

fenil – osazon. Gula-gula yang mengandung gugus aldehid atau keton

bebas dikenal sebagai gula pereduksi misalnya glukosa dan fruktosa.

Maltosa adalah disakarida yang bersifat sebagai gula pereduksi,

sedangkan sukrosa adalah gula nonreduksi karena gugus aktifnya sudah

terikat satu sama lain. Beberapa gula misalnya glukosa, fruktosa, maltosa,

sukrosa dan laktosa mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda

misalnya dalam hal rasa manisnya, kelarutan di dalam air, energi yang

dihasilkan, mudah tidaknya difermentasi oleh mikroba tertentu, daya

pembentukan karamel jika dipanaskan dan pembentukan kristalnya.

16

Page 17: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

Daftar Pustaka

McGilvery,Robert W and Gerald W Goldstein.1996.Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional.Airlangga University Pers : Surabaya

Poedjiadi, Anna.1994. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Pers: Jakarta

Anonim.2009.KumpulanJurnalKimia.http://www.kumpulanjurnalkimia.blogspot.com/2009/karbohidrat.html.diakses pada tanggal 13 Maret 2010 pukul 20.34 WIB

Rid4’s.2010.SiteKarbohidrat.http://www.sweetir1s.multiply.com/journal/item/5/karbohidrat.diakses pada tanggal 13 Maret pukul 21.04 WIB

Hopeless.2009.UjiKarbohidrat.http://www.blogpribadi.com/2009/07/karbohidrat.html.diakses pada tanggal 3 April 2010 pukul 12.55 WIB

Ulfah.2006.http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/hidrolisis-polisakarida.diakses pada tanggal 10 April 2010 pukul 11.45 WIB

.

17

Page 18: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR

ACARA 1

KARBOHIDRAT

Disusun oleh :

Kelompok X

Sinta Maharani PT/05627

Fawzia Adhani PT/05688

Asisten : Natasha Milzandra F

LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISIBAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2010

18

Page 19: Laporan Acara 1 Biokimia Dasar

19