laporan infus ringer

Upload: metharezqi-suci-arsih

Post on 30-Oct-2015

1.102 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

Sediaan Infus RingerPembimbing: Bu Nelly SuryaniFarida Kusumaningrum, Zakiya Kamila M, Metharezqi SA, Lisa Khairani

PENDAHULUANSediaan steril adalah sediaan terapeutis dalam bentuk terbagi bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keaadan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup.Adapun syarat-syarat sediaan parenteral volume besar yaitu steril, bebas pirogen, isotonis, isohidris, bebas partikel asing, aman, jernih, stabil baik secara fisika, kimia, maupun mikrobiologi, tidak terjadi reaksi antar bahan dalam formula, dikemas dalam wadah dosis tunggal, tidak mengadung bahan baktersid karena volume cairan terlalu besar, penggunaan wadah yang sesuai, sehingga mencegah terjadinya interaksi dengan bahan obat, dan sesuai antara bahan obat yang ada dalam wadah dengan etiket, dan tidak terjadi pengurangan kualitas selama penyimpanan.Salah satu sediaan yang termasuk sediaan steril parenteral volume besar adalah sediaan infus. Infus adalah suatu sediaan steril berupa larutan atau emulsi bebas pirogen sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah yang disuntikkan langsung kedalam vena dalam volume relatif banyak yang dikemas dalam wadah kapasitas 100-1000 ml yang digunakan untuk memperbaiki gangguan elektrolit cairan tubuh yang serius yang menyediakan nutrisi dasar dan digunakan sebagai pembawa untuk bahan-bahan obat.Salah satu contoh infus yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan elektrolit tubuh adalah infus ringer. Infus ringer adalah larutan steril yang mengandung kalsium klorida, kalium klorida, dan natrium klorida dalam aqua pro injeksi.Infus ringer dibuat dengan metode sterilisasi akhir, yaitu sterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121C selama 15 menit. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan infus ringer adalah ketepatan penimbangan bahan serta saat proses penyaringan. Ketepatan penimbangan bahan sangat penting mengingat infus ringer mengandung elektrolit-elektrolit yang sudah terukur kadarnya, sehingga jika kekurangan atau kelebihan akan berpengaruh pada tubuh. Sedangkan proses penyaringan berperan penting agar tidak ada partikel-partikel asing yang masih lolos dalan infus karena dapat menyebabkan emboli.METODE PENELITIANAlat alat yang digunakan dalam pembuatan infus ringer antara lain botol infus, tutup karet botol infus, beacker glass, gelas ukur, erlenmeyer, kaca arloji, spatula, batang pengaduk, corong, pinset, autoklaf, timbangan analitik digital, hot plate. Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan infus ringer NaCl, KCl, CaCl2, dan Api (Aqua Pro Injeksi)Tahap kerja nya adalah sebagai berikut:1. Penyiapan Alat Dan BahanSeluruh alat yang akan digunakan disiapkan dan ditaruh ke dalam keranjang. Karena sediaan akan disterilisasi akhir, maka pada praktikum kali ini alat alat yang akan digunakan tidak disterilisasi terlebih dulu. Bahan yang akan digunakan disiapkan, kemudian ditimbang. Bahan dan alat yang telah disiapkan dilewatkan melalui passbox menuju white area.2. FormulasiSediaan yang akan dibuat pada praktikum kali ini adalah infus ringer. Sediaan infus ringer dibuat steril dan harus bebas pirogen. Menggunakan formula yang mengacu pada Formularium Nasional edisi II tahun 1978. Sediaan mengandung NaCl 2,15 g, KCl 75 mg, CaCl2 82,5 mg dan Api ad 250 ml3. Pembuatan Infus Ringera. Proses pencampuran bahan (mixing).Pembuatan dilakukan dengan menggunakan cara steril dan bebas pirogen. Untuk sediaan infus ringer biasanya dilebihkan 10% dari volume yang akan dibuat, maka 10% dari 250 ml adalah 25 ml sehingga volume total yang dibuat akan menjadi 250 ml + 25 ml = 275 ml. Pada proses penimbangan pun setiap bahan dilebihkan 5%. Kenapa volume dan serbuk harus dilebihkan karena pada proses pembuatan akan ditambahkan karbon aktif dan karbon aktif ini dikhawatirkan selain dapat menyerap pirogen juga dapat menyerap zat aktif. Serbuk NaCl yang telah ditimbang sebanyak 2,15 g, KCl 75 mg, CaCl2 82,5 mg dimasukkan kedalam beacker glass dilarutkan dengan menggunakan api. Kaca arloji dibilas dengan beberapa tetes api. Aduk menggunakan batang pengaduk hingga NaCl, KCl, dan CaCl2 terlarut sempurna kemudian ketiganya dicampur aduk homogen, kemudian cek pH larutan pH 5-7 (Martindale ed.28 hal. 638). Untuk membuat sediaan menjadi bebas pirogen pada larutan ditambahkan 0,1 karbon aktif yang telah ditimbang terlebih dahulu dimasukkan kedalam larutan. Sediaan ditutup dengan menggunakan kaca arloji dengan disisipi juga batang pengaduk. Larutan dihangatkan pada suhu 60-700C selama 15 menit lamanya sambil sesekali diaduk. Setelah dihangatkan kemudian dilakukan proses penyaringan dimana larutan infus ringer disaring hangat-hangat ke dalam erlenmeyer. Kertas saring ganda dan terlipat dibasahi terlebih dahulu dengan air bebas pirogen. Kertas saring dan corong dipindahkan ke erlenmeyer steril bebas pirogen, lakukan penyaringan. Kemudian setelah proses penyaringan selesai volume larutan diukur tepat 255ml dan diisikan langsung kedalam botol infus. b. Proses pengisian sediaan ke dalam botolSediaan yang sebelum nya berada di beacker glass kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur untuk dilakukan pengukuran 255 ml. Langsung dituangkan kedalam botol infus ringer.c. Proses penutupan botolBotol yang telah berisi larutan sediaan infus ringer ditutup dengan menggunakan penutup karet. Kemudian tutup karet diikat dengan menggunakan tali kasur.d. Proses sterilisasi sediaan Botol yang berisi larutan infus ringer disterilisasikan dengan menggunakan autoklaf dengan suhu 1210 C selama 15 menit.4. Pemberian Etiket Dan Pengemasan Sediaan Infus RingerSediaan yang telah disterilkan diberi etiket yang berisi komposisi dan dosis sediaan dengan tertera banyaknya ion kalium, ion ca, ion klorida dan ion natrium masing-masing dalam mEq per liter, rute pemberian diinjeksikan secara infusi, No. Batch, tanggal produksi dan kadaluarsa. Serta diberikan keterangan obat keras yang berupa lingkaran merah dengan huruf k ditengah dan garis hitam dipinggir lingkaran.5. PenyimpananPenyimpanan dalam wadah dosis tunggal.PEMBAHASANPada praktikum kali ini dibuat sediaan parenteral volume besar yaitu infuse ringer. Sediaan parenteral volume besar harus steril dan bebas pirogen karena sediaan diinjeksikan langsung pada aliran darah (intravena). Volume sediaan infuse ringer dibuat sebanyak 250 ml. Infuse ringer digunakan untuk mengganti cairan tubuh terdiri dari NaCl, KCl, dan CaCl2, sehingga perlu dilakukan perhitungan mol equivalen untuk mengetahui jumlah ion yang terkandung dalam sediaan infuse ringer tersebut. Sediaan infuse ringer harus bersifat isotonis oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan osmolaritas nya, dimana sediaan isotonis memiliki nilai osmolaritas 270 328 m osmole/ liter. Infus Ringer yang dibuat memiliki nilai osmolaritas 311,28 m osmol/ liter sehingga sediaan yang dibuat bersifat isotonis. Hal lain yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan infuse ringer adalah ketepatan penimbangan bahan, karena infuse ringer mengandung elektrolit elektrolit yang sudah terukur kadarnya, sehingga jika kekurangan atau kelebihan akan berpengaruh pada tubuh.Tahap pertama dalam pembuatan infuse ringer adalah melarutkan tiap zat aktif (NaCl, KCl, CaCl2). Setelah tiap tiap zat aktif larut secara sempurna, maka dilakukan proses pencampuran (mixing). Pembawa yang digunakan untuk membuat sediaan infuse ringer adalah API (Aqua Pro Injection) bebas CO2 dan pirogen. Sediaan infuse ringer tidak boleh mengandung bakterisida.Selain bersifat isotonis sediaan infuse ringer harus bebas dari pirogen, sehingga dalam proses pembuatan, dilakukan pembebasan pirogen dengan cara sediaan yang telah dibuat di campur dengan karbon aktif sebanyak 10 % kemudian dipanaskan pada suhu 60 70oC selama 15 menit. Kemudian sediaan disaring menggunkan kertas saring dua lapis. Jika, pada hasil penyaringan pertama masih terdapat partikel melayang maka dilakukan penyaringan kembali. Oleh karena itu, pembuatan volume sediaan dilebihkan 10 % sehingga menjadi 275 ml. Zat aktif yaitu NaCl, KCl, CaCl2 dilebihkan masing masing sebanyak 5 % karena dikhawatirkan karbon aktif tidak hanya menyerap pirogen tetapi juga menyerap zat aktif tersebut. Mengacu pada formulasi standar dari formularium nasional, proses pembuatan sediaan dilakukan dengan cara sterilisasi akhir cara A yaitu menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC, karena bahan bahan yang digunakan stabil terhadap panas. Sediaan yang telah jadi, kemudian dilakukan evaluasi. Evaluasi meliputi organoleptik dan pH. Dari uji organoleptik diperoleh hasil sediaan berupa larutan jernih tidak berwarna, sedangkan pH sediaan yang dibuat adalah 5, nilai pH sediaan yang dihasilkan telah sesuai dengan rentang pH berdasar literatur yaitu 5 sampai 7.5.Volume sediaan yang dimasukkan kedalam botol infuse dilebihkan sebanyak 2 % menjadi 255 ml, karena penambahan volume 2 % merupakan ketentuan penambahan volume untuk sediaan berupa cairan encer dengan volume lebih dari 50 ml yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi III.SIMPULAN DAN SARANSimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Infus merupakan sediaan steril volume besar berupa larutan atau emulsi bebas pirogen sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah yang disuntikkan langsung kedalam vena.2. Infus Ringer merupakan infus yang mencukupi kebutuhan elektrolit tubuh dan mengandung kalsium klorida, kalium klorida, dan natrium klorida dalam aqua pro injeksi.3. Sediaan infus yang dibuat bersifat isotonis karena nilai osmolaritasnya 311,28 m osmol/liter dan sediaan dikatakan isotonis jika nilai osmolaritasnya berada diantara 270 328 m osmole/ liter.4. pH sediaan 5 sehingga sediaan memenuhi persyaratan karena menurut literature rentang pH dari Infus Ringer adalah 5-7,5.Saran1. Sterilisasi alat harus tetap dilakukan walaupun sediaan disterilisasi akhir.2. Pencampuran zat aktif sebaiknya dilakukan dengan melarutkan terlebih dahulu masing-masing zat aktif ditempat yang berbeda, sehingga dapat diketahui penyebab dari tidak larutannya zat yang dicampur.

DAFTAR PUSTAKAFarmakope Indonesia Edisi IIISulistiawati, farida. Suryani, Nelly. Formulasi Sediaan Steril. 2009. Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Jakarta.Formularium Nasional Edisi Kedua. 1978. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.