laporan hasil penelitian - bing.undana.ac.id
TRANSCRIPT
1
LAPORAN HASIL PENELITIAN
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA: Suatu Studi
Kasus Artikel Ilmiah
OLEH:
Dr. Agustinus Semiun, MA.
Prof. Dr. Felisianus Sanga, M.Pd.
Prof. Feliks Tans M.Ed., Ph.D.
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
MARET 2016
2
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Para
Akademisi: Suatu Studi Kasus Artikel Ilmiah
Ketua Peneliti :
a. Nama : Dr. Agustinus Semiun, MA.
b. NIP : 195612311983031026
c. Jabatan : Lektor Kepala
d. Prodi : Linguistik
Anggota 1 :
a. Nama : Prof. Dr. Felisianus Sanga, M.Pd.
b. NIP : 1950 0616 197603 1 002
c. Jabatan : Guru Besar
d. Prodi : Linguistik
Anggota 2 :
a. Nama : Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D.
b. NIP : 19630711 198803 1003
c. Jabatan : Guru Besar
d. Prodi : Linguistik
Waktu Penelitian :
a. Lama Penelitian: 5 Bulan (April s/d Agustus )
b. Tahun : 2016
Biaya Yang Diusulkan: Rp. 24.545.000,- (dua puluh empat juta lima ratus empat puluh
lima ribu rupiah)
Kupang, 12 April 2016
Mengetahui: Ketua Peneliti:
Ketua Program Studi Linguistik,
Prof. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D. Dr. Agustinus Semiun, MA
NIP: 19630711 198803 1003 NIP: 195612311983031026
Menyetujui:
Asdir 1 Program Pascasarjana Undana,
Prof. Dr. Jimmy Pello, SH, MS.
NIP: 19580831198104 1 001
3
DAFTAR ISI
hal
BAB I: PENDAHULUAN :………………………………………………......……….1
1.1 Latar belakang : ……………………………………………………… 1
1.2 Perumusan masalah penelitian : ……………………………………………… 2
1.3 Tujuan penelitian : ……………………………………………… 2
1.4 Temuan yang menjadi target : ……………………………………………… 5
1.5 Luaran yang diharapkan : ……………………………………………… 5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA : ……………………………….………… 6
2.1 Menulis sebagai suatu ilmu : ……………………………………… 6
2.2 Menulis sebagai suatu ketrampilan : ……………………………………… 7
2.3 Penerjemahan dan permasalahannya : ……………………………………… 8
BAB III: METODE PENELITIAN : ……………………………………… 10
3.1 Pendekatan : ……………………………………… 10
3.2 Sumber data : ……………………………………… 10
3.3 Prosedur memperoleh data : ……………………………………… 10
3.4 Teknik analysis data : ……………………………………… 10
BAB IV: BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN : …………...…………… 12
REFERENSI : ……………………………………………..………. 12
KURIKULUM VITAE : ……………………………………………...………… 14
4
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berbicara soal latar belakang mengapa topik ini menjadi
minat peneliti, fokus yang menjadi pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, temuan yang
menjadi target penelitian, dan luaran penelitian.
1.1 Latar belakang
Secara teoretis menulis yang baik adalah menulis yang mudah dibaca dan
dipahami para pembaca. Mudah dibaca (readable) dan dipahami (understandable)
artinya saat membaca tidak ada hambatan yang disebabkan oleh bahasa penulis seperti
memilih kata yang multi interpretasi,salah mengorganisasikan kata–kata untuk
membentuk frasa, kalusa, dan kalimat secara gramtikal benar. Keterbacaan dan
keterpahaman itu juga terhambat karena salah menyusun ide dalam paragraf. Banyak
kali misalnya, para penulis pemula menulis satu paragraf yang isinya lebih dari satu ide
pokok; atau satu paragraf hanya berupa satu kalimat panjang yang nampaknya wordy
sehingga tidak terpahami karena tidak jelas, mana induk kalimat dan mana anak kalimat.
Memahami ide suatu paragraf berkaitan dengan memahami makna atau ide setiap
kalimat.
Membangun ide dalam suatu paragraf membutuhkan kemampuan berpikir dan
ketrampilan merangkaikan kalimat yang mengandung ide pokok dengan ide-ide
pendukung. Hal ini disebut paragrapgh writingdalam ilmu dan ketrampilan menulis.
Setelah itu mengembangkan ide yang lebih besar atau lebih panjang dari ide sebuah
paragraf adalah merangkaikan paragraph-paragraf dengan menggunakan pemarkah
5
penghubung untuk membentuk tulisan yang lebih besar yang biasa disebut essay writing
(menulis esei) atau pun paper writing (menulis makalah) dan article writing (menulis
artikel).Sejatinya tulisan seperti ini hanya memperhatikan bagaimana merangkaikan ide-
ide dari paragraf ke paragraf misalnya dengan pemarkah konjungsi.
Yang menarik sekaligus menjadi alasan terkait penentuan topik penelitian ini
adalah beberapa hal berikut ini. Pertama, bahwa orang yang pandai berbicara tidak
dengan sendirinya pandai menulis. Kedua, orang yang menguasai bahasa secara baik
belum tentu trampil dalam menuangkannya lewat bahasa tulis. Ketiga, para akademisi
yang sering bergaul dengan bahasa tulis seperti koran-koran, jurnal-jurnal, dan buku-
buku tidak secara otomatis dapat menulis dengan mudah. Yang menarik pula bahwa
yang mengajar pun mempelajari menulis tidak otomatis dapat menulis dengan mudah
(Tans, 2015). Banyak hal atau contoh-contoh lain yang tidak serta-merta atau otomatis
dapat melakukan kegiatan menulis yang mudah dibaca dan dipahami oleh orang lain.
Pertanyaannya, mengapa demikian? Menjawab pertanyaan ini harus kembali
kepada hakekat menulis itu sendiri. Banyak para ahli mengemukakan pendapat tentang
apa itu menulis sesungguhnya. Tarigan (1986) atau Sumarno(2009) misalnya
berpendapat bahwa menulis merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan atau
pikiran bahkan perasaan melalui bahasa tulis.Heaton dalam Slamet (2008:141)
mengatakan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dan kompleks kalau
dibandingkan dengan ketrampilan berbicara. Itulah sebabnya orang yang pandai
berbicara belum tentu pandai menulis. Hal ini berkaitan dengan banyak hal yang harus
dipelajari seperti bagaimana membangun kalimat kompleks, bagaimana membangun
paragraph yang terdiri dari dua hal pokok yaitu ide pokok dan ide pendukung, dan
6
bagaimana merangkaikan paragraph-paragraf. Singkatnya menulis merupakan mengatur
kalimat-kalimat dan paragraph-paragraf supaya bermakna dan mudah dipahami para
pembaca. Hal ini akan lebih luas dibahas dalam bab II proposal ini.
Karena begitu kompleksnya menulis dari sisi ketrampilan, maka cara yang baik
untuk menulis yang baik adalah dengan menulis secara terus menerus supaya menjadi
trampil. Banyak pendapat bahkan teori bahwa sesuatu yang merupakan ketrampilan
dapat dilakukan dengan baik hanya dengan terus menerus melakukannya, termasuk
kegiatan menulis. Dalam kaitan dengan penulisan artikel yang merupakan fokus
proposal ini dapat dikatakan bahwa seseorang dapat menulis artikel ilmiah dengan baik
hanya dengan menulis artikel ilmiah secara terus menerus.
Hal berikut yang menarik mengapa topik ini diteliti adalah pengalaman peneliti
sendiri bahwa untuk sukses publikasi misalnya opini di koran pun karya ilmiah publikasi
nasional pun internasional perlu menulis berulangkali. Modal membaca saja untuk
meniru sangat tidak cukup; harus menulis dan menulis. Di samping pengalaman pribadi
bagaimana sulitnya untuk menjadi penulis yang “layak” untuk dikonsumsi pembaca, ada
juga pengalaman pribadi bagaimana peneliti menerjemahkan tulisan orang lain seperti
abstrak pun artikel ilmiah ke dalam bahasa Inggris. Tiada satupun terjemahan ke dalam
bahasa Inggris tulisan abstrak, misalnya abstrak tesis mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat (IKM) pun artikel ilmiah beberapa dosen untuk dipublikasikan di jurnal
internasional mudah dilakukan, terutama untuk menangkap ide yang hendak
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Inilah gap yang peneliti temukan melalui
pengalaman menerjemahkan karya tulis dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa
Inggris, bahwa para akademisis baik mahasiswa maupun dosen masih mengalamai
7
perasalahan serius dalam hal menulis dalam bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu
bahasa Indonesia, sementara di satu sisi mereka adalah calon magister, calon doktor,
bahkan sudah doktor.
Dari pengalaman itu peneliti hendak membuktikan bahwa menulis itu bukan
merupakan pekerjaan yang enteng untuk semua orang walaupun secara lisan sangat
dikuasai. Khusus untuk menulis artikel ilmiah bahwa dengan berpendidikan tinggi tidak
menjamin seseorang dapat melakukan kegiatan menulis dalam bahasa Indonesia secara
baik bila ditinjau dari sisi teori pun konsep menulis secara umum dan menulis artikel
secara khusus.
1.2 Perumusan masalah penelitian
Sesuaipermasalahan atau gap yang ditemukan dan dikemukakan dalam latar
belakang, proposal penelitian ini mau menjawab satu pertanyaan penelitian berikut:Apa
saja kesalahan bahasa yang lazim ditemukan dalam penulisan artikel ilmiah untuk
diterbitkan dalam jurnal terakreditasi internasional. Namun peneliti membatasi
pertanyaan ini pada dua hal kecil yaitu (1) kesalahan umum bahasa tulis pada tataran
membangun paragraph dan (2) kesalahan umum pada tataran membangun kalimat.
1.3Tujuan penelitian
Sesuaiperumusan masalah penelitian, tujuan peneitian ini adalah: menemukan
jenis-jenis kesalahan bahasa yang lazim ditemukan dalam penulisan artikel ilmiah untuk
diterbitkan dalam jurnal terakreditasi internasional, dengan fokus (1) kesalahan umum
bahasa tulis pada tataran paragraph dan (2) kesalahan umum membangun kalimat.
8
Sesuai tujuan tersebut, yang menjadi sasaran akhir penelitian ini adalah gambaran
tentang pernyataan bahwa kegiatan menulis artikel ilmiah tidak semudah kegiatan
menggunakan bahasa lisan. Dengan demikian semakin baik atau semakin tinggi
kemampuan menulis tidak selamanya sebanding atau sejalan dengan semakin tingginya
jenjang pendidikan seseorang.
1.4 Temuan yang menjadi target
Rekaman data tentang kesalahan-kesalahan menggunakan bahasa Indonesiadalam
menulis artikel ilmiah khususnya para akademisi. Dengan demikian akan
tersedianya dokumen tentang data gambaran umum kemampuan dan ketrampilan
menulis para akademisi sebagai penulis artikel ilmiah
(1) Tersedianya sumber pustaka tambahan tentang permasalahan penggunaan bahasa
Indonesia dalam penulisan artikel ilmiah di kalangan akademisi.
1.5 Luaran yang diharapkan
Selaras dengan target, luaran penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
(1) Laporan lengkap sebagai dokumentasi kinerja program studi linguistik sebagai
sumber data untuk menyusun bahan ajar matakuliah Analisis Kesalahan Berbahasa
di program studi Pendidikan Bahasa Indonesia (dan Linguistik) atau Error
Analysisdi program studi Pendidikan Bahasa Inggris (dan S2 Pendidikan Bahasa
Inggris).Laporan yang dimaksud merupakan dokumentasi program studi dalam
rangka memersiapkan akreditasi program studi linguistik.
(2) Aartikel ilmiah yang layak terbit di publikasi nasional atau publikasi internasional.
9
(3) Artikel yang dimaksud merupakan salah satu dokumentasi kinerja program studi
dalam Standar 4 dan standar 7 Borang Akreditasi BAN PT.
(4) Dokumen makalah yang dipresentasikan pada seminarprogram studi atau nasional
pun internasional.
(5) Sumbangan data atau referensi perkulihan matakuliah penerjmahan di prodi
Linguistik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan dua hal pokok menulis sebagai suatu ilmu dan ketrampilan
dan penerjemahan sebagai suatu ilmu dan ketrampilan yang lebih banyak dipelajari oleh
yang membidangi bahasa di program studi bahasa seperti program studi pembelajaran
bahasa dan linguistik di di jenjang S1 danS2.
2.1 Menulis sebagai suatu ilmu
Para pakar berpendapat bahwa menulis merupakan kegiatan menuangkan
idegagasan dengan menggunakan bahasa tulis (Tarigan, 1986:15). Sama dengan
Tarigan, Sumarno (2009) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan
mengekpresikan gagasan, ide, pendapat, atau pikiran serta perasaan dengan bahasa tulis.
Dengan cara lain, Sumarno (2009) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan
meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa tetapi yang harus mampu dimengerti
pembaca. Lalu Semi (2007:14) mengatakan bahwa menulis adalah suatu proses yang
kreatif mengalihkan atau mentransfer gagasan ke dalam lambang-lambang huruf. Mirip
dengan Semi, Nurgiantoro (1988) berpendapat bahwa menulis merupakan aktivitas aktif
dan produktifmenghasilkan bahsa tulis yang mengandung ide.
Banyak lagi pakar lain yang berpendapat kurang lebih sama, dan secara singkat
dapat diramu sebagai berikut. Menulis sebagai suatu ilmu merupakan kegiatan sistematis
dalam menuangkan ide, pikiran, pendapat, perasaan ke dalam bahasa tulis dengan suatu
syarat menggunakan aturan standar bahasa yang dimaksud supaya dapat dipahami atau
dimengerti dengan mudah oleh para pembaca. Syarat menguasai dan menggunakan
11
aturan standar (grammar) adalah mutlak seperti memilih kata, merangkaikan kata,
merangkaikan kalimat, merangkaikan paragraf, dan merangkaikan sub-sub bab menjadi
karya tulis
Karena syarat yang dimaksudkan itu, Solehan, dkk (2008: 9.4) mengatakan bahwa
kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Dengan kata
lain,kemampuan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
melalui tindak pembelajaran. Yang dipelajari adalah tentang bagaimana membangun
kalimat yang benar dan efektif, bagaimana mengembangkan ide pokok dengan ide
pendukung dalam paragraph, dan bagaimana mengembangkan ide untuk membentuk
suatu produk yang disebut esei, makalah, artikel, dan lain-lain.
Kegiatan kreatif ataupun produktif menulis untuk mengembangkan ide itu bukan
tanpa tujuan. Beda pakar terkadang bisa beda pendapat tentang hal ini. Semi (2007)
mengatakan tujuan menulis adalah untuk menceritakan sesuatu, untuk memberikan
petunjuk atau pengarahan, untuk menjelaskan sesuatu, untuk meyakinkan, untuk
merangkum, dan lain-lain. Beda dengan Semi, Sumarno, dkk. (2009) mengatakan tujuan
menulis adalah menginformasikan, membujuk, mendidik, menghibur, dan lain-lain.
Sesuai dengan apa kata para pakar itu, peneliti berpendapat, dan mudah-mudahan
tidak berbeda dengan yang lain, bahwa tujuan menulis sesuai dengan bentuk atau produk
yang mau dihasilkan, seperti makalah, artikel, skripsi, tesis, disertasi, buku, autobiografi,
dan lain-lain. Dalam skop yang lebih rinci, tujuan menulis dapat dibedakan berdasarkan
jenre seperti, narasi untuk menceritakan, prosedur untuk menjelaskan proses, deskripsi
untuk memeparkan, eksplanasi untuk menjelaskan, dan argumentasi untuk membuktikan
12
dan meyakinkan. Baca misalnya building up good paragraph dalam Writing An
Introduction oleh Tans (2014).
Dalam suatu karya produktif seperti artikel hasil penelitian, tujuan menulis sangat
jelas dalam formulasi tujuan penulisan artikel yang sesuai dengan rumusan masalah.
Tetapi yang perlu dicatat yaitu bahwa tujuan berdasarkan genre dapat terjadi dalam
produk tulisan apa saja termasuk artikel hasil penelitian untuk dipublikasi. Tidak ada
misalnya suatu karya tulis yang semata-mata menggunakan teknik narasari saja atau
deskripsi saja atau argumentatif saja dalam mengembangkan ide suatu karya tulis.
Banyak pakar mengemukakan pendapat yang hampir sama tentang bagaimana
menulis yang baik dengan menggunakan bahasa yang baik, seperti Tans (2014), Sofyan,
dkk. (2007), Nurhidayah (2006), atau Setiorini (tanpa tahun), dan Faisal (2008). Secara
umum dapat disimpulkan bahwa menulis dengan menggunakan bahasa yang baik,
termasuk bahasa Indonesia, harus memenuhi kriteria atau syarat-sarat yang berkaitan
dengan dua hal sebagai berikut:
(1) Bahasa yang digunakan yang meliputi:
Menulis kalimat yang utuh
Pemakaian bentuk kata yang tidak rancu
Pemakaian keterangan yang lengkap
Urutan kata yang tidak menyalahi aturan berbahasa
Pemakaian kata atau ungkapan penghubung yang tepat
Pemakaian bentuk dan pilihan kata yang cermat
Mmenggunakan ejaan yang benar
Menggunakan tanda baca yang tepat
13
(2) Ide tulisan yang yang: lugas, jelas, bertolak dari gagasan, formal, obyektif, ringkas
dan padat, konsisten, menggunakan paragraf yang benar, merangkaikan paragraf yang
benar.
Menutupi sub sesi ini, peneliti mau menggarisbawahi dua hal penting dalam
menulis yang efektif yang diterapkan dalam penulisan ilmiah, yaitu penggunaan bahasa
untuk tujuan efektif seperti unsur-unsur kohesif penulisan: referensi, substitusi, ellipsis,
dan konjungsi, dan pengorganisasian ide dalam paragaf dan ide antara paragraph dan
paragraph. Kedua hal ini menjadi indikator utama selain hal-hal teknis yang berkaitan
dengan writing mechanics.
2.2 Menulis sebagai suatu ketrampilan
Mengawali sub sesi ini, perlu dicatat dan dicermati bahwa kompetensi atau
kemampuan atau ilmu menulis melalui pembelajaran tidak secara otomatis dapat
menulis yang readable dan understandable. Dua hal ini hanya dapat diperoleh hanya
melalui latihan dan selalu menulis dan menulis. Pendapat ini berkaitan dengan
kemapuan menulis yang menggarisbawahi kemampuan menulis yang aktif dan
produktif. Dengan kata lain, tulisan yang baik dan memenuhi krieria readable dan
understandable adalah yang ditulis oleh orang yang sering menulis. Pertanyaannya yaitu
mengapa?
Seperti dikatakan di depan, kemapuan menulis dipelajari bukan dibawa sejak lahir.
Yang dibawa sejak lahir adalah kemampuan berbicara, artinaya tidak ada manusia yang
lahir dan kemudian tidak mampu berbicara, kecuali ada hambatan-hambatan fisik atau
alamiah. Dari sisi konsep atau pun sisi teori bahasa, seperti kata pakar di depan, bahwa
14
menulis adalah salah satu dari keempat ketrampilan berbahasa: mendengar, berbicara,
membaca, dan menulis. Mendengar dan membaca termasuk ketrampilanreceptive,
sedangkan berbicara dan menulis termasuk ketrampilan productive. Kalau menulis
termasuk ketrampilan produktif, harus secara aktif dilakukan untuk menghasilkan
produk yaitu karya tulis. Dalam menghasilkan produk yang layaksangat membutuhkan
ketrampilan. Tentu ini membutuhkan kerja keras fisik dan otak, seperti halnya pemain
bola kaki profesional membutuhkan fisik dan otak untuk berlatih kalau mau menjadi
pemain terbaik dan mahal.
2.3 Masalah penerjemahan dan solusi
Secara singkat, penerjemahan adalah suatu ilmu terapan linguistik atau
kebahasaan. Fokus ilmu penerjemahan adalah terjemahan bahasa sumber ke dalam
bahasa target (sasaran) (Munday, 2001). Dia mengatakan “...as changingof an
original written textin the original verbal language into a written text in a different
verbal language”(peralihan bahasa sumber ke bahasa target). Sama halnya dengan
Munday, Larson (1984)mengatakan bahwa penerjemahan adalah pengalihan makna
bahasa sumber (source language) ke dalam bahasa sasaran (target language) oleh
penerjemah dengan syarat (1) memiliki pengetahuan leksikon, tatabahasa, konteks
tutur, dan budaya bahasa sumber, (2) mampu menemukan makna bahasa sumber
dengan menganalisis teks bahasa sumber, dan (3) mampu mengungkapkan makna
bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan mengunakan kata, tatabahasa, dan
budaya bahasa sasaran. Baca juga, misalnyaCatford (1965).
15
Berdasarkan pendapat-pendapat itu, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
penerjemahan adalah ilmu yang berkonsentrasi pada kegiatan terjemahan itu sendiri,
yaitu pengalihan makna atau ide atau pikiran atau gagasan bahasa sumber ke dalam
bahasa sasaran yang berdeda dari bahasa sumber tetapi tanpa merubah makna.
Namun terjemahan hanya dapat berjalan mulus bila bahasa sumber memenuhi syarat
standar yang diketahui pula oleh penerjemah. Suatu artikel sulit diterjemahkan
karena susah menangkap ide bahasa sumber. Untuk memastikan bahasa sumber
suatu artikel sulit atau mudah diterjemahkan, penerjemah harus menguasai bahasa
sumber dan bahasa target yang dimaksud. Pertanyaannya adalah bagaimana strategi
menerjemahkan suatu karya tulis yang bahasnya sulit dimengerti.
Banyak strategi penerjemahan yang disampaikan para pakar penerjemahan.
Yang lazim diterapkan adalah strategi pergeseran atau kesepadananmakna dalam
bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran (Mustagim, 2010). Dia menggarisbawahi bahwa
tidak ada dua bahasa yang sama oleh karena itu tidak selamanya mudah untuk
diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran, apalagi kalau suatu tulisan tidak memenuhi
syarat standar bahasa sumber. Pergeseran yang dimaksud dapat dibedakan atas:
(1)pergeseran tingkatan atau struktur dan (2) pergeseran kategori. Pergeseran kategori
termasuk: pergeseran struktur, pergeseran kelas kata, pergeseran unit, pergeseran sistem
intra. Banyak referensi tentang masalah dan solusi trjemahan oleh pakar penerjemahan,
misalnya Simatupang (1993).
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
Penelitian ini menerapan pendekatan kualitatif dengan menonjolkan deskripsi data
kasus. Tujuannya hanya untuk menemukan data kesalahan berbahasa Indonesia yang
digunakan dalam menulis karya ilmiah untuk dipublikasi dijurnal internasional.
3.2 Sumber data
Yang menjadi sumber data adalah lima artikel ilmiah yang ditentukan dan diambil
secara acak dari akademisi Undana yang menulis artikel untuk diterjemahkan dan
diterbitkan di salah satu jurnal internasional terakreditasi.Secara kebetulan penulis
dimintai untuk menerjemahkan artikel-artikel tersebut.Dalam penelitian ini kelima
artikel itu diberi kode: AA, AB, AC, AD, dan AE.
3.3 Prosedur memperoleh data
Keenam artikel itu dibaca dengan teliti dan berulangkali. Setelah memperoleh
gambaran keseluruhan isi artikel dan kesan bahasa yang digunakan, artikel dibaca
kembali sambil memberikan tanda atau highlightdisertai catatan komentar di luar margin
kanan. Komentar itu berupa berbagai kesalahan berbahasa tulis bahasa Indonesia,seperti
pemilihan kata, bangun kalimat, pengembangan paragraf, dan keruntutan ide antara
paragraph.
3.4 Teknik analysis data
Analisis data meliputi empat tahap yaitu: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data,
(3) penyajian data, dan (4) deskripsi dan kesimpulan.
17
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca semua artikel secara cermat
dan memberi kode sebelum direkam. Reduksi data dilakukan dengan cara menentukan
dan memilih data dari rekaman keseluruhan data yang sesuai dengan kriteria kesalahan
menggunakan bahasa Indonesia. Penyajian data dilakukan dengan cara
mengelompokkan data menurut jenis-jenis kesalahan menggunakan bahasa Indonesia,
deskripsi data dilakukan dengan menjelaskan data berupa kalimata sebelum memberikan
perbaikan data. Perbaikan data mengandalkan pengetahuan dan kemampuan penulis
yang sudah berpengalaman (kalaupun belum banyak) menulis artikel ilmiah untuk
diterbitkan di jurnal internasonal.
18
BAB IV
DATA DAN DISKUSI
Artikel ilmiah yang menjadi sumber data penelitian ini menggunakan sistimatika
berbeda karena harus mengikuti sistimatika jurnal yang akan menerbitkan. Hal ini
lumrah karena setiap jurnal, baik nasional maupun internasional, menggunakan
sistimatika yang disepakati oleh pengelola. Kalaupun sistimatika berbeda, unsur-unsur
yang standar adalah, abstrak, kata kunci, pendahuluan (latar belakang), tujuan (dan
masalah penelitian), kerangka teori (tinjauan teoretis), metode penelitian, pembahasan
(hasil) penelitian, dan kesimpulan (simpulan). Namun penelitian ini mengabaikan
sistimatika seperti ini tetapi berkonsentrasi pada bahasa yang digunakan dalam setiap
unsusr-unsur sistimatika tersebut.Seperti judulnya, bab ini membicarakan dual hal pokok
sesuai rumusan penelitian, yaitu tentang kesalahan-kesalahan bahasa tulis pada tataran
paragraf dan kesalahan-kesalahan bahasa tulis pada tataran kalimat.
Banyak cara bagaimana memedakan kesalahan berbahasa sebagai data dalam
penelitian penggunaan bahasa. Penelitian ini menggunakan cara peneliti sendiri sesuai
langkah-langkah mengidentifikasi data dari tampilan bahasa tulis yang besar ke yang
kecil yaitu dari paragraf-paragraf ke kalimat-kalimat(termasukke kata). Dengan
demikian peneliti menggunakan caranya sendiri yang mungkin terkesan beda dari
peneliti lain.Demikianlah prosedur yang ditempuh, dan ikuti jenis-jenis kesalahan
bahasa dalam kelima karya ilmiah untuk diterbitkan dalam publikasi internasional
berikut. Kelima judul artikel terseut diberi nama atau kode untuk mudah merujuk, dan
kode-kode artikel tersebut adalah sebagai berikut: Artikel pertama diberi kode AA,
19
artikel kedua diberi kode AB, artikel ketiga diberi kode AC, artikel keempat diberi kode
AD dan artikel kelima diberi kode AE.
4.1 Kesalahan menulispada tataran paragraf.
Sub ini secara eksplisit mendeskripsikan seperti apa kesalahan-kesalahan pada tataran
membangun paragraf yang mencakup: panjang paragraf, mengembangkan ide paragraf,
dan merangkaikan paragraf, yang dibicarakan secara berurutan berikut ini.
4.1.1 Panjang paragraf
Yang dimaksud dengan kesalahan pada tataran paragraf dalam penelitian ini
adalah panjang paragraf dan banyaknya kata dalam satu paragraf yang tidak sesuai
dengan aturan menulis paragraf. Berdasarkan data, panjang paragraf bergerak dari 36
kata sampai 392 kata, dan rata-rata sembilan kata per baris dengan huruf font 12.
Perhatikan contoh paragrafKode AA, paragrafKode AB, dan paragraf KodeACberikut.
Kode AA:
(1)Perlindungan hukum pohon tuak (Borassus Sundaicus) dalam upaya pelestariannya dan
dalam rangka mengatasi kerawanan pangan lokal dan pelestarian budaya di Provinsi NTT
merupakan hal penting lebih di Kota Kupangkarena akan memperkokoh nilai-nilai budaya
masyarakat adat nusantara. (2) Hal tersbut juga penting bagi mempertahankan beragam
pangan lokal telah dihasilkan masyarakat dalam mengantisipasi kerawanan
pangan.(3)Interaksi masyarakat lokal dengan pohon tuah telah membentuk budaya
(kebiasaan) minum tuak (‘due), memakai topi ti’i langga, rumah-rumah adatpada
kelompok etnis Rote, Sabu.(4)Bagian pohon tuak yang sering digunakan: polok,daun,
pelepah, buah, batang dan akar tuak) untuk bahan pembuatan rumah, peralatan rumah-
tangga (tikar, hiasan rumah, perabot rumantangga, tempat siri dan pinang dalam ritual
adat).(5)Sebagai sumber bahan makanan (air tuak, gula lempeng, gula cair, sopi, alkohol,
dodol lontar, cuka tuak dan kulit ketupat, pembungkus makanan lainnya) serta sebagai
bahan baku pembuatan alat musicsasando, topi trasisional (Ti,i langga) yang sudah
terkenal didunia internasional.(6) Demikian pula tempurung buah tuak dapat digunakan
sebagai bahan arang yang jika dibakar sangat panas dll.(7)Secara ekologis pohon tuak
merupakan tanaman pelindung erosi tanah akibat banjir, terpaan angin kencang di Kota
Kupang.(8) Pohon tuak juga oleh Pemerintah Kabupaten Kupang telah dijadikan lambang
pemerintah daerah. (8 kalimat, 201 kata).
20
Kode AB
(1) Dari uraian di atas, maka diasumsikan bahwa pembangunan sarana transportasi
(jalan raya) menyebabkan terjadinya peningkatan ekonomi yang secara tidak langsung
akan mengundang arus pendatang, sehingga terjadi kepadatan penduduk, seiring
meningkatnya kepadatan penduduk maka, dibutuhkan lahan untuk membangun sarana
dan prasarana pendukung dalam hal ini adalah perumahan, maka kajian dalam
penelitian ini akibat dibangunnya sarana transportasi di daerah Kelurahan Sikumana,
Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia, adalah peningkatan
jumlah penduduk serta kebutuhan lahan untuk perumahan, sehingga permasalahannya
adalah akibat pembangunan jalan raya bagaimana pertumbuhan penduduk yang
terjadi di Kelurahan Sikumana, dan berapa luas lahan yang dibutuhkan untuk
pembangunan rumah dengan menggunakan model dinamik, serta bagaimana
kebutuhan lahan untuk pembangunan rumah dengan membuat skenario pertumbuhan
penduduk. (1 kalimat 116 kata).
Kode AC
(1)Salah satu kebijakan pemerintah Provinsi NTT yang menjadi prioritas peningkatan
ekonomi kemasyarakatan pada wilayah perbatasan salah satunyaadalah melalui
perdagangan (Heyn Peter Ahab, 2011).(2)Sarana dan prasarana perdagangan yang telah
dibangun seperti: adanya bangunan pasar tradisionil di perbatasan dengan maksud untuk
mengurangi angka penyelundupan barang kedalam kedua negara tersebut.(3)Adapun
komoditi yang diekspor dari Indonesia ke RDTL berupa komiditi migas, hasil perkebunan,
hasil perikanan, hasil industri dan kerajinan serta barang campuran.(4)Dalam beberapa
tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2066 sampai dengan tahun 2009 terjadi peningkatan
nilai ekspor sebesar tahun Rp 14.866.203,69 (tahun 2006); Rp 14.390.411,67 (tahun
2007); Rp. 41.598.147,02 (tahun 2008); dan Rp. 29.526.503,67 (tahun 2009).(5)Dari data
tersebut menggambarkan bahwa aktifitas perdagangan yang terjadi khususnya untuk
ekspor dari Indonesia ke Timor Leste setiap tahun menunjukkan perkembangan yang cukup
menggairahkan pasar sehingga kehidupan perekonomian masyarakat di kawasan
perbatasan dapat meningkat.(6)Selanjutnya, untuk impor dari Timor Leste ke Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir yakni Rp 38.719,62 (tahun 2006); Rp 149.205,95 (tahun
2007); Rp 921.448,16 (tahun 2008); Rp 124.487,16 (tahun 2009).(7)Adapun komiditi yang
diimpor dari Timor Leste ke Indonesia yaitu kacang hijau, kemiri, kopi biji, kopi kulit,
kopra, sapi potong dan kulit sapi.(8) Produk-produk utama lainnya dari NTT yang masuk
kedalam Timor Leste adalah bahan bangunan, makanan ringan, tekstil, perabot rumah
tangga, sabun, alat tulis kantor, barang elektronik, bumbu dapur, kasur, generator, semen,
ikan kering, bawang, sayuran, barang campuran dan migas.(8 kalimat, 229 kata)
Ketiga contoh paragraf di atas sangat menarik untuk didiskusikan.ParagrafKode
AAterdiri dari delapan kalimat dan 201 kata, sedangkan Paragraf Kode AB terdiri dari
satu kalimat sajadan 116 kata, dan ParagrafKode AC delapan kalimat 229 kata. Ketiga
paragraf itu tidak memenuhi kriteria paragraf yang baik dan layak dari sisi panjang
paragraf. Dari ketiga contoh itu kita bisa memastikan bahwa ketiga penulis sama sekali
Comment [A1]: Kalimat berupa paragraf, pemilihan kata uraian, harusnya kata PENDAPT, salah pemiliha kata MAKA, penggunaan bentuk pasif diasumsikan, dan dibuthkan, penggunaan kata ADALAH
Comment [A2]: Paragraf yg dikembangkan dengan beberapa kalimat yng tidak punya predikat. Pendobelan salah satu. Tdk punya predikat., tanda baca salah. Tdk punya predikat.
21
tidak memiliki ilmu tentang apa itu paragraf dalam bahasa tulis. Di sampng itu
ketiganya dapat diduga jarang menulis walaupun sangat sering membaca karena sudah
berstatus akademisi.Ketiga paragraf seperti itu sudah dapat dipastikan tidak layak
dipublikasikan dijurnal terakreditasi nasional pun internasional.
Jumlah kata pargraf Kode AA (201) dan AC(229) hanya dapatditerima sebagai
suatu paragraf yang baik dengan dua syarat. Pertama paragraf itu minimal terdiri dari
satu kalimat topik yang memuat ide pokok, dan kedua, kalimat topik itu diikuti oleh
banyakkalimat pendukung yang semuanya mendukung atau menjelaskan ide pokok.
Biasnaya paragraf seperti ini menggunakan kalimat pendukung yang terdiri dari urutan
atau rangkaian ide yang mengunakan kata konyungsi seperti:pertama, kedua, ketiga,
dan seterusnya, atau pertama, kedua, setelah itu,danyang terakhir. Kalau tidak, kedua
paragraf yang panjang seperti itu, atau lebih dari itu, harus dipenggal menjadi minimal
dua paragraf.
Sedangkan jumlah kata paragraf Kode AB hanya terdiri dari satu kalimat.Kalimat
seperti itu sangat tidak memenuhi sebagai suatu paragraf pun sebagai suatu kalimat.
Lebih lanjut kalimat seperti itu akan dibicarakan secara khusus pada poin kesalahan
membangun pkalimat.
Itulah beberapa contoh yang menarik sebagai data untuk menyertai deskripsi.
Masih banyak contoh-contoh lain yang juga tidak kalah menariknya tentang panjang
kalimat yang menurut peneliti tidak layak ditampilkan pada halaman-halaman
analisisini. Tentu semuanya akan dicantumkan berupa lampiran.
22
4.1.2 Mengembangkan ide paragraf
Paragraf yang memenuhi syarat adalah paragraf yang mengandung atau memuat
satu ide. Ide yang dimaksudkan itu terdiri atas satu ide pokok (main idea),yang lazim
disebut topik dan satu ide penjelas. Keduanya ini termuat dalam satu kalimat yang
disebut kalimat topik. Kalimat topik yang dimaksudkan ini mempunyai miimal satu
kalimat pendukung (supporting sentences) yang memuat ide pendukung (supporting
ideas), yang fungsinya mendukung atau menjelaskan ide pokok. Jadi setiap kalimat
harus memiliki ide pokok yang diungkap dengankalimat yang namanya kalimat topik
(topic sentence), dan ide-ide pendukung yang diungkap dengan kalimat-kalimat
pendukung (supporting sentences).
Banyak para pakar bahasa, khusunya bahasa Indonesia, berpendapat bahwa
paragraf dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, paragraf yang ide pokonya secara
jelas atau nyata (exlplicitly) terungkap dalam paragraf, dan yang lain adalah paragraf
yang ide pokoknya tidak dinyatakan secara jelas dalam kalimat (implied paragraph)
tetapi dapat dipahami atau dapat disimpulkan oleh pembaca. Seperti dikatakan di atas,
ide pokok jenis paragraf yang pertama termuat dalam kalimat topik yang posisinya bisa
pada awal paragraf, bisa di tengah paragraf, dan bisa di akhir paragraf. Dari ketiga posisi
itu, posisi kalimat topik pada awal paragraf adalah yang paling mudah untuk
dikembangkan dan mudah dipahami pembaca.
Kalau cara mengembangkan paragraf seperti yang dipaparkan itu dikaitkan dengan
data, peneliti menyimpulkan bahwa sangat banyak paragraf dari kelima artikel sebagai
sumber data tidak memenuhi syarat paragraf yang baik dan layak. Ada paragraf yang
diawali dengan kalimat topik, tetapi kalimat-kalimat berikutnya tidak menjelaskan ide
23
kalimat topik itu, sebaliknya mengandung ide-ide lain atau baru yang tidak ada
kaitannya sama sekali. Dengan kata lain paragraf merupakan kumpulan dari ide-ide yang
berbeda. Untuk hal ini penulis mengambil lagi contoh-contoh di depan yang dapat
dipakai sebagi representasi.
Paragraf 1 Artikel Kode AAdi depandapat dipahami lain seperti yang dijelaskan
berikut ini. Paragraf itu diawali dengan kalimat tentang bagaimana pohon Tuak harus
dilindungi dengan hukum. Kata-kata perlindungan pohon tuak dan seterusnya, sebagai
kalimat topik, sangat jelas berbicara tentang itu. Namun kalimat ke tiga berbicara hal
lain yaitu soal interaksi masyarakat lokal, bukan tentang ide-ide bagaimana pohon Tuak
itu dilindungi. Selain itu ada lagi ide lain tentang bagian pohon tuak pada kalimat
berikutnya, dan ide terakhir sumber bahan makanan. Jadi ada empat ide yang menurut
peneliti berada dalam satu paragraf.
Keempat ide ini sesungguhnya menjadi ide-ide pendukung, yaitu tentang alasan-
alasan mengapa pohon Tuak dilindungi, bila kalimat topik secara jelas menyatakan itu,
katakan seperti berikut:Perlindungan hukum pohon Tuak (sangat) penting karena
(beberapa) empat alasan berikut, atau Ada beberapa alasan mengapa perlindungan
hukum pohon Tuak penting. Dengan demikian, paragraf itu akan menjadi baik dan layak
bila kalimat topik direvisi dan tidak sepanjang kalimat topik dalam contoh itu.
Kecuali paragraf 3 Kode AC, paragraf 2 Kode Artikel AB sudah sangat jelas tidak
dapat dipakai untuk menjelaskan bagaimana mengembangkan kalimat karena Cuma
terdiri dari satu kalimat. Paragraff 3 Kode artikel AC merupakan contoh lain yang
termasuk baik untuk membuktikan kesalahan mengembangkan paragraf. Kalimat:
24
“Salah satu kebijakan pemerintah Provinsi NTT yang menjadi prioritas peningkatan
ekonomi kemasyarakatan pada wilayah perbatasan salah satunya adalah melalui
perdagangan (Heyn Peter Ahab, 2011)” memuat ide pokok tentang kebijakan
pemerintah. Ide pokonya sangat jelas dalam kalimat topik (kalaupun kalimat itu sudah
salah karena dua kali tertulis ‘salah satu’). Ide kedua kalimat berikutnya sudah jelas
mendukung ide pokok. Namun kalimat keempat mengandung ide lain (sub ide) tentang
peningkatn nilai ekspor yang disertai dengan kalimat-kalimat pendukungnya. Kalimat-
kalimat pendukung tersebut tidak menjelaskan kalimat topik tentang kebijakan
pemerintah provinsi. Dengan demikian paragraf 3, artikel Kode AC terdiri atas dua ide
pokok yang berbeda dan dapat dipilah atas dua paragraf.
4.1.3 Merangkaikan paragraf
Kesalahan berikut yang berkaitan dengan paragraf adalah merangkaikan paragraf
dengan paragraf berikut sehingga tidak memberi kesan paragraf berdiri sendiri atau tidak
ada hubungan ide dengan aragraf sebelumnya. Dalam tulis menulis, hubungan ide antara
paragraf ini disebut koherensi. Banyak cara untuk membuat paragraf koherent dalam
kegiatan menulis, di antaranya dengan menggunakan pemarkah berupa frase-frase
seperti, walaupun demikian, berdasarkan pikiran itu, sama dengan hal itu, berbeda
dengan hal itu, lebih lanjut, oleh karena itu, dan lain-lain. Menggunakan pemarkah-
pemarkah seperti ini bertujuan untuk secara jelas mengungkapan alur ide (flow of
thought) sehingga memudahkan pemahaman bagi pembaca.
Berdasarkan data, kelima artikel sumber data penelitian ini belum memenuhi
kriteria memebuat alur pikiran yang jelas dari paragraf ke paragraf berikut. Dengan kata
Comment [A3]: Paragraf yg dikembangkan dengan beberapa kalimat yng tidak punya predikat. Pendobelan salah satu. Tdk punya predikat., tanda baca salah. Tdk punya predikat.
25
lain, kelima penulis artikel masih sulit merangkaikan paragraf dengan paragraf.
Perhatikan beberapa contoh berikut.
Arrtikel Kode AA
Perencanaan hukum dalam suatu organisasi termasuk organisasi
pemerintah – menjadi sesuatu yang penting. Fase ini sangat menentukan tujuan
dan cara-cara atau strategi-strategi untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut
secara maksimal.Di dalam proses perencanaan juga ditentukan tentang dasar
hukum yang menjadi rujukan serta adanya prediksi dampak pelaksanaan
perencanaan dan cara penanggulangannya.
Hukum daerah yang bersifat substansi dibutuhkan pendekatan top down
dan bottom up dalam menjaring berbagai inspirasi agar sesuai dalam proses
pembentukannya dan efektif dalam pelaksanaannya sehingga memberi jaminan
kesejahteraan kepada rakyat dan juga melindungi lingkungan hidup.
Kedua paragraf bisa saja berkaitan karena paragraf yang pertama berbicara tentang
perencanaan hukum dan paragraf kedua hukum daerah.Tetapi tidak ada frase atau kata
bahkan kalusa sebagai pemarkah untuk membuat keduanya koheren. Hukum daerah di
paragraf kedua sebenarnya merupakan implementasi dari perencanaan hukum di
paragraf pertama. Keduanya sangat berkaitan bila ada pemarkah seperti: Hukum daerah
merupakan salah satu bentuk perencanaan hukum. Jadi pengulangan perlu untuk
membuat tetap terkait. Perhatikan dan pelajari pula contoh berikut yang diambil dari
artikel Kode AB. Kedua paragraf itu dibangun dengan kalimat yang panjang (lihat yang
tercetak hitam). Paragraf pertama berbicara tentang pertambahan penduduk dan paragraf
yang kedua tentang perkembangan kota; dua hal yang berbeda. Keduanya bisa terbaca
nyambung bila ada kata-kata atau frase, atau pengulangan hal tertentu, untuk membuat
kedua paragraf itu utuh. Masih banyak contoh lain dari kelima artikel sebagai sumber
data penelitian ini.
Comment [A4]: Salah DIKSI, tdk jelas rujukan kata TERSEBUT, penggunaan kata paralel juga, serta, dan dalam satu kalimat.
26
Artikel Kode AB
Pertambahan penduduk pada suatu kawasan atau wilayah akan mengakibatkan
dan membentuk lingkungan permukiman yang harus diikuti dengan pembangunan
sarana dan prasarana kebutuhan penduduk, Sujarto (dalam Suberlian, 2003),
perkembangan penduduk menyebabkan kebutuhan lahan untuk permukiman meningkat
sebagai akibat langsung dari pemenuhan kebutuhan permukiman. Peningkatan
kebutuhan lahan untuk permukiman sudah tentu diikuti oleh tuntutan kebutuhan lahan
untuk sarana dan prasarana serta fasilitas lainnya. Lebih lanjut berdasarkan Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar
Konstruksi Bangunan Indonesia, di mana sarana lingkungan adalah kelengkapan
lingkungan berupa fasilitas pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, pemerintah, pelayanan
umum, peribadatan, rekreasi, dan ruang terbuka hijau.
Perkembangan kota juga dapat ditinjau dari peningkatan aktivitas kegiatan sosial
ekonomi dan pergerakan arus mobilitas penduduk kota yang pada gilirannya menuntut
kebutuhan ruang bagi permukiman, karena dalam lingkungan perkotaan, perumahan
menempati persentase penggunaan lahan terbesar dibandingkan dengan penggunaan
lainnya, sehingga merupakan komponen utama dalam pembentukan struktur suatu kota
(Yunus, 2000).Hal yang sama menurut Jayadinata (1992)., dampak dari pembangunan
adalah akan membutuhkan lahan yang digunakan sebagai lahan industri, lahan
permukiman, lahan untuk sarana dan parasarana kota sebagai pendukung.
4.2 Membangun kalimat
Yang dimaksudakan dengan mmembangun kalimat adalah mengonstruksi kalimat
sesuai pola-pola kalimat untuk menyampaikan suatu ide yang lengkap. Dua unsur utama,
subyek dan predikat harus ada, baik dalam bentuk aktif maupun pasif. Urutan subyek
dan predikat, baik kalimat aktif maupun pasif, tidak boleh salah. Kata-kata keterangan
dapat mengambil posisi awal, di antara subyek dan predikat, atau posisi akhir kalimat.
Selain ini, banyak hal lain yang sangat diperhatikan dalam membangun kalimatseperti
pembentukan kata dengan imbuhan yang tepat, pemilihan kata atau diksi, penggunaan
kata depan yang tepat, hemat kata atau tidak rancu, dan lain-lain. Semua hal ini
dicakupkan dalam poin membangun kalimat dalam penelitian ini.
Perlu dicatat bahwa penelitian ini tidak mengkaji kalimat dari sisi keefektifan
kalimat secara khusus. Peneliti berkonsentrasi pada bagaimana menyusun kata-kata
secara tepat yang layak disebut kalimat dan dapat dipahami secara efektif. Dasar
Comment [A5]: Pemborosan kata mengakibatkan dan membentuk. Salah tanda baca. Tdaka ada predikat
Comment [A6]: Kalimat panjang sangat sulit dipahami
27
pemikirannya adalah bila setiap kalimat mudah dipahami maka kalimat-kalimat itu
termasuk kategori kalimat efektif. Berdasarkan data, banyak jenis kesalahan berbahasa
para penulis artikel yang menjadi sasaran analisis penelitian ini.Selengkapnya dapat
ditemukan pada poin tentang penggolongan jenis kesalahan tataran kalimat berikut.
4.2.1 Kalimat tidak utuh.
Data menunjukkan bahwa kesalahan membangun kalimat tidak utuh dapat
dibedakan atas tiga, yaitu kalimat yang subyek dan predikatnya tidak ada, kalimat yang
subyeknya saja tidak ada, dan kalimat yang predikatnya saja tidak ada. Perhatikan
beberapa contoh berikut.
(a) Kalimat tidak bersubyek dan tidak berpredikat
Kalimat tidak bersubyek dan tidak berpredikat bukanlah kalimat karena dua unsur utama
dalam membangun kalimat tidak ada, dan karena itu tidak bermakna. Kalau tidak
bermakna maka tulisan itu tidak dapat dikatakan bahasa tulis atau written discourse.
Bahasa tulis atau bahasa lisan hanya dapat dikatakan wacana atau diskursus manakala
memenuhi syarat bertatabahasa yang benar dan oleh karena itu bermakna. Contoh-
contoh berikut ini merupakan data untuk menjelaskan ha ini.
(1) Sehubungan dengan hal hukum bahwa manusia memiliki persepsi
terhadap hukum yang diartikan sebagai keyakinan, perasaan, dan sikap
tindak tentang nilai-nilai hukum oleh individu atau kelompok masyarakat.
(2)Hal ini menurutMarbunperlu persiapan perencanaan (UU No.25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional) menyatakan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia.
(3)Sebagian besar akibat ketidak-sadaran, bahwa ruang-ruang terbuka
(termasuk ruang terbuka hijau) ini justru bernilai ekonomis dan sekaligus
Comment [A7]: Perbanding TIDK HANYA ....MELAINKAN, Kutipan terlalu panjang dan salah posisi kutipan
28
ekologis tinggi yang sangat vital bagi keberlanjutan kehidupan warga
penghuni lingkungan perkotaan.
(4) Sub sistem lahan, adanya penduduk membutuhkan lahan untuk sarana
dan prasarana, semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar
permintaan akan lahan, keterbatasan lahan pada wilayah tersebut akan
menyebabkan menurunnya kemampuan menampung penduduk.
(b) Kalimat tidak bersubyek
Kalimat tidak bersubyek artinya salah satu unsur utama kalimat tidak ada, dan itu artinya
bukanlah suatu kalimat. Berikut ini tiga contoh yang merupakan data kalimat tidak
bersubyek.
(1) Di dalam proses perencanaan juga ditentukan tentang dasar hukum
yang menjadi rujukan serta adanya prediksi dampak pelaksanaan
perencanaan dan cara penanggulangannya.
(2) Selanjutnya menganalisis hubungan konsep perlindungan hukum
dengan pemikiran hukum empirical untuk memperkuat analisis
kenseptual dari norma hukum menurut Hadjon & Tatik Sri Djatmiati.
(3) Oleh karena itu diperlukan hal mempersiapkan data dan informasi
keberadaan pohon tuak dalam mendukung pengambilan keputusan
berbagai pihak yang berkepentingan dalam perencanaan pembuatan
hukum daerah dan pelestariannya
c) Kalimat tidak berpredikat
Kalimat tidak berpredikat sama saja halnya dengan butir (b) yaitu bukanlah suatu
kalimat karena unsur utama pembentuk kalimat yaitu predikat tidak ada. Perhatikan
contoh-contoh berikut sebagai data.
(1) Pohon tuak sebagai salah satu sumber pangan bagi masyarakat
terutama dalam hal pembuatan gula lempeng, air tuak untuk diminum
sebagai minuman segar dan juga buah tuak (seboak) sebagai makanan
tambahan bagi masyarakat.
(2) Ada pula kebiasaan masyarakat makan daging buah seboak yang
dipetik masih muda sebagai buah lokal.
Comment [A8]: Kalimat panjang tanpa predikat
Comment [A9]: Kalimat tdk punya predikat
29
(3)Tuak yang ada hubungannya dengan kebiasaan kerja bakti, atau
kumpul-kumpul melepaskan kepenatan atau sekedar kumpul bersama
kenalan dalam suatu pertemuan biasa lalu disuguhkan air tuak atau laru
yang berasal dari fermentasi air tuak.
(4) Persoalan yang sedang dihadapi saat ini pengiris tuak menyadap buah
tuak yang jantan dan betina akan mengancam proses pembuahan bakal
bibit.
Yang sangat menarik adalah contoh (4) di mana terdapat dua anak kalimat yang masing-
masing mempunyai kata kerja sebagai predikat, sedangkan kata kerja untuk predikat dari
kalimat itu tidak ada. Subyeknya adalah Persoalan, namun predikat tidak ada. Sehrusnya
ada kata ‘adalah’ sebelum kata pengiris, untuk membentuk kalimat yang mempunyai
predikat, dan kata ‘yang’ sebelum kata ‘akan’. Sehingga kalimat yang betul adalah:
Persoalan yang sedang dihadapi saat ini adalah pengiris tuak menyadap
buah tuak yang jantan dan betina yang akan mengancam proses
pembuahan bakal bibit
4.2.2 Kalimat rancu
Suatu kalimat dikatakan rancu bila ada campur aduk konstruksi yang satu dengan
bentuk konstruksi yang lain sehingga terjadi kekacauan, karena itu kalimatnya sulit
dipahami. Perhatikanlah contoh-contoh berikut.
Contoh (1):Pembangunan di Kota Kupang dilakukan dengan cara ......
Kalimat (1) ini membingungkan karena hadirnya bentuk preposisi di yang bisa
dimaknai (1) bahwa pekerjaan membangun sesuatu (katakan bangunan/gedung) terjadi
di kota Kupang atau (2) yang dibangun itu adalah kota Kupang. Sedangkan kalimat (2)
di bawah ini juga membingngkan. Adanya kata ‘pelindung’ yang bisa dimaknai
‘mempertahankan supaya tetap erosi’ atau ‘mencegah terjadinya erosi’.
Comment [A10]: PASIF SALAH
30
Contoh (2):Secara ekologis pohon tuak merupakan tanaman pelindung erosi
tanah akibat banjir, terpaan angin kencang di Kota Kupang.
Lalu, kalimat (3) di bawah ini juga mengacaukan makna. Kalimat itu bisa saja dimaknai
pengrusakan kehidupan pohon atau pengrusakan pohon. Kata kehidupan sesungguhnya
tida perlu ada
Contoh (3):Dengan kata lain bahwa pengrusakan kehidupan pohon tuak tidak
siknifikan dengan upaya...
Penggunaan kata ‘bagi’ dalam kalimat (4) juga mengacaukan makna. Sedianya
kata itu tidak perlu ada karena tanpa kata itu maknanya sudah jelas, yaitu intrumen untuk
melakukan tindakan melindungi pohon tuak.
Contoh (4): Ketentuan hukum daerah perlu dijadikan sebagai salah satu
instrument bagi perlindungan pohon tuak karena bernilai ekonomis
dan ekologis.
Lalu, hadirnya kata-kata ‘berkembang bahwa’ dalam kalimat (5) tidak membawa makna
apa-apa,sehingga tidak perlu. Hadirnya itu menyebabkan kerancuan tanpa merubah
makna.
Contoh (5):Hal ini dapat terjadi karena berkembang bahwa ketersediaan pohon
tuak masihdalam jumlah yang banyak di kawasan kota Kupang.
4.2.3 Kesalahan Urutan Kata
Kesalahan urutan kata berkaitan dengan urutan memposisikan atau menempatkan kata
sesuai tatabahasa untuk menyampaikan makana secara tepat. Perhatikan beberapa
contoh atau data berikut.
Contoh (1):Hal ini menurutMarbun perlu persiapan perencanaan ...
Comment [A11]: Hemat (boros)
31
Kalimat (1) seharusnya: Menurut Marbun, hal ini perlu persiapan perencanaan ...
Contoh (2): ... dilakukan pada kondisi dimana pohon tuak belum terganggu
populasinya...
Kalimat contoh (2) seharusnya: ... dilakukan pada kondisi di mana populasi pohon tuak
belum terganggu.
4.2.4Kesalahan pemakaian kata depan
Penggunaan kata depan ternyata masih merupakan kesalahan. Kesalahan pemakaian kata
depan (diberi garis bawah) yang dimaksud dapat ditunjukkan oleh ketiga contoh berikut
ini.
Contoh (1):Ketahanan pangan adalah situasi dimana semua orang
dalam segala waktu memiliki kecukupan pangan yang aman dan bergizi
demi kehidupan yang sehat dan aktif.
Contoh (2):Keberadaan pohon tuak memiliki nilai ekologis, sosial,
budaya dan ekonomis yang dalam pengelolaannya sangat dibutuhkan
perencanaan hukum secara serius dari fungsi perlindungan hukum.
Contoh (3):Alih fungsi lahan tuak dapat terjadi karena pembangunan
kawasan perkotaan pada berbagai sektor selalu mengincar lahan tempat
tumbuh pohon tuak karena hidupnya tersebar pada wilayah kota Kupang
dengan luasan yang terbatas.
Kata dimana dalam contoh (1) seharusnya terpisah antara ‘di’ dan ‘mana’ menjadi di
mana, lalu kata depan ‘dalam’ dalam contoh (2) tidak harus ada, dan kata depan ‘pada’
dalam frase ‘pada wilayah’ ... contoh (3) seharus diganti dengan kata depan ‘di’.
4.2.5 Kesalahan Pemakaian Bentuk Kata
Kesalahan pemakaian bentuk kata berkaitan dengan penambahan imbuhan pada kata-
kata, berupa prefiks dan sufiks atau tanpa imbuhan, atau penggunaan kelas kata.
Comment [A12]: Pembentukan kata keberadaan dan diksi, dan NYA, pasif, pembentkan kata, harusnya noun, boros, ppreosisi dalam, hrusnya UNTUK
Comment [A13]: Hemat, preposisi PADA, TERSEBUT
32
Perhatikan contoh-contoh yang merupakan data berikut ini. Kata ‘pengaturan’pada
contoh (1) seharusnya ‘aturan’, kata ‘substantif’ (kata sifat) pada contoh (2) seharusnya
substansi (kata benda). Lalu kata ‘perlu’ pada contoh (3) seharusnya memerlukan (kata
kerja), kata ‘penanggulangannya’ pada contoh (4) seharusnya ‘menanggulanginya (kata
kerja)’. Kata ‘keberadaan’ pada contoh (5) harusnya ‘adanya’ (kata benda), dan kata
‘perkotaan’ pada contoh (6) harusnya ‘kota’ (kata benda) saja sehingga menjadi
‘kawasan kota’.
Contoh (1):Penelitian ini ingin mengetahui pengaturan hukum daerah
terkait perlindungan pohon tuak dalam rangka
melestarikannya.
Contoh (2): Kebutuhan akan aspek hukum lingkungan yang responsif
tidak meninggalkan segi formalitas hukum dan substantif hukum
untuk...
Contoh (3):Hal ini menurutMarbunperlupersiapan perencanaan
Contoh (4):Di dalam proses perencanaan juga ditentukan tentang dasar
hukum yang menjadi rujukan serta adanya prediksi dampak
pelaksanaan perencanaan dan cara penanggulangannya
Contoh (5):Keberadaanpohon tuak memiliki nilai ekologis, sosial, budaya
dan ekonomis...
Contoh (6). Alih fungsi lahan tuak dapat terjadi karena pembangunan
kawasan perkotaan pada berbagai sektor selalu mengincar
lahan tempat tumbuh pohon tuak karena hidupnya tersebar
pada wilayah kota Kupang dengan luasan yang terbatas.
4.2.6 Kesalahan penyerapan istilah
Penyerapan istilah adalah perubahan istilah-istilah asing dengan cara
menyesuaikan dengan tatacara sebutan dalam bahasa Indonesia. Artinya baik
penyebutannya maupun penulisannya sama, seperti dalam tatacara sebutan dan tulisan
dalam bahasa Indonesia. Misalnya kata active menjadi aktif (bukan aktip),
Comment [A14]: Pembentukan kata keberadaan dan diksi, dan NYA, pasif, pembentkan kata, harusnya noun, boros, ppreosisi dalam, hrusnya UNTUK
Comment [A15]: Hemat, preposisi PADA, TERSEBUT
33
productivemenjadi produktif, competency menjadi kompetensi, efficiency menjadi
efisiensi, democracy menjadi demokrasi, dan lain-lain.
Demgam demikian, kata teoritisdalam contoh (1) dari kata theoretis harus disebut
dan ditulis dengan ‘teoretis’. Kata survey dalam contoh (2) darikata survey harus disebut
dan ditulis ‘survei’. Lalu kata frontierdalam contoh (3) dari bahasa Inggris frontier harus
disebut dan ditulis ‘frontir’. Kata siknifikan dalam contoh (4) dan kata instrument dalam
contoh (5) adalah dari bahasa Inggris. Keduanya harus disebut dan ditulis ‘signifikan’
dan ‘instrumen’.
(1) Metode desktriptif dan pendekatan empirikdigunakan untuk menganalisis
pengembangan kawasan perbatasan melalui proses perbandingan model teoritis
dari beberapa kasus di negara yang telah berhasil maupun gagal dalam
mengembangkan kawasan perbatasan.
(2) Data yang diperoleh berdasarkan survey primer melalui interview guide dan
schedule, diolah dengan menggunakan statistik deskriptif
(3) Berdasarkan nilai rata-rata efisiensi teknis pada lima model fungsi produksi
frontier tersebut dapat dikemukakan bahwa secara rata-rata petani responden
masih memilikki kesempatan untuk memperoleh hasil potensial yang lebih tinggi
hingga mencapai hasil maksimal seperti yang diperoleh petani paling efisien
secara teknis
(4) Peran hukum sangat strategis sebagai instrument lingkunganperlu dukungan
kelembagaan agar dapat mewujudkan prinsip-prinsip hukum.
(5) Dengan kata lain bahwa pengrusakan kehidupan pohon tuak tidak siknifikan
dengan upaya
4.2.7Kesalahan Diksi
Yang dimaksudkan dengan kesalahan diksi adalahkesalahan memilih dan menggunakan
kata tidak tepat atau salah sehingga mengganggu makna. Hal ini didukung oleh pendapat
Gorys Keraf (2005: 87) yang mengatakan bahwa ketepatan pemilihan kata berkaitan
dengan menggunakan kata secara tepat yang berarti menggunakan kata sesuai dengan
makna yang ingin dicapai.Pehatikan beberapa contoh-contoh berikut.
34
Contoh (1):Penelitian ini ingin mengetahui pengaturan hukum daerah terkait
perlindungan pohon tuak dalam rangkamelestarikannya.
Kata ‘ingin’ dalam contoh (1) seharusnya diganti dengan bertujuan dana kata ‘terkit’
seharusnya tentang, dan ‘dalam rangka’ seharusnya untuk. Kalimat itu sebenarnya
adalah: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaturan hukum daerah tentang
perlindungan pohon tuak dalam rangkamelestarikannya
Contoh (2): ... dan akibatnya banyak pohon tuak yang hidupnya tidak
tertata rapih dan tanpa introdusir manusia.
Kata ‘introdusir’ dalam contoh (2) juga tidak tepat dan sangat mempengaruhi arti kata
dan kalimat secara keseluruhan. Akan lebih baik kata itu diganti dengan perhatin atau
kepedulian. Dan kalimatnya menjadi: ... dan akibatnya banyak pohon tuak yang
hidupnya tidak tertata rapih dan tanpa perhatian (kepedulian) manusia.
Contoh (3):Ketahanan pangan adalah situasi dimana semua orang dalam segala
waktu memiliki kecukupan pangan yang aman dan bergizi demi
kehidupan yang sehat dan aktif.
Frase ‘dalam segala waktu’ dalam contoh (3) seharusnya dihilangkan saja, kata’aman’
diganti dengan layak, dan kata ‘aktif’ (termasuk kata dan) dihilangkan saja, sehingga
kalimatnya menjadi: Ketahanan pangan adalah situasi dimana semua orang memiliki
kecukupan pangan yang layak dan bergizi demi kehidupan yang sehat.
Contoh (4):Begitu pula Burenimenambahkan bahwa: ...
Frase ‘begitu pula’ dalam contoh (4) sangat tidak lazim digunakan dalam bahasa formal.
Frase itu mengandug arti kesamaan, dan seharusnya menggunakan frase demikian juga.
Kalimat itu sebaiknya: Demikian juga Bureni menambahkan bahwa ... atau Bureni
menambahkan juga bahwa...(tanpa kata demikian)
35
Contoh (5): Ketentuan hukum daerah perlu dijadikan sebagai salah satu
instrumentbagi (tdk perlu) perlindungan pohon tuak karena(yang)
bernilai ekonomis dan ekologis.
Kata ‘bagi’ dalam contoh (5) tidak tepat kecuali diikuti oleh mahluk hidup, dan kata itu
tdak perlu hadir. Tanpa kata itu maknanya sudah jelas, yaitu instrumen untuk diterapan
supaya pohon tuak dilindungi.
Contoh (6):Perda Kota Kupang tidak dapat dilaksanakan terhadap kasus
penebangan pohon tuak karena ....
Frase ‘dilaksanakan terhadap’ dalam contoh (6) tidak tepat. Perda itu bukan suatu
kegiatan tetapi suatu yang diikutiatau ditaati. Oleh karena itu kata yang tepat adalah
diterapkan. Lalu kata preposisi ‘terhadap’ sebaiknya diganti dengan preposisi ‘dalam’
yang menunjukkan proses penerapan. Oleh karena itu kalimat itu sebainya: Perda Kota
Kupang tidak dapat diterapkan dalam kasus penebangan pohon tuak karena ...
4.2.8Panjang Kalimat di atas 29 kata, termasuk kategori sangat sulit dipahami
Retno Asihanti Setiorini (LIPI) memberikan beberapa ukuran panjang kalimat yang
dikaitkan dengan tingkat kemampuan untuk dipahami. Perhatikan tabel berikut.
Panjang Kalimat Keterbacaan
8 kata atau kurang Sangat mudah dipahami
11 kata Mudah dipahami
14 kata Agak mudah dipahami
17 kata Standar
21 kata Agak sulit dipahami
25 kata Sulit dipahami
29 kata atau lebih Sangat sulit dipahami
Contoh-contoh berikut ini adalah data yang menunjukkan jumlah kata dalam
satukalimat di atas 29 kata. Dengan demikian contoh-contoh tersebut termasuk dalam
36
kelompok kalimat yang sangat sulit dipahami. Peneliti bisa saja sepakat dengan itu
manakala tidak mengikuti pola urutan ide utama dan ide penjelas. Artinya kalau idenya
diatur sesuai aturan urutan ide utama dan ide penjelas termasuk pemilihan dan
penggunaan kata yang tepat, bukan tidak mungkin kalimat seperti itu masih bisa
dipahami dengan jelas. Namun sebaiknya hindari membuat kalimat-kalimat seperti itu
untuk lebih mudah dipahami pembaca.
Contoh (1):Hukum daerah yang bersifat substansi dibutuhkan pendekatan top down dan
bottom up dalam menjaring berbagai inspirasi agar sesuai dalam proses
pembentukannya dan efektif dalam pelaksanaannya sehingga memberi
jaminan kesejahteraan kepada rakyat dan juga melindungi lingkungan
hidup. (36 kata)
Contoh (2): Hal yang sama terjadi di Kota Kupang bahwa perubahan fungsi ruang
telah terjadi dan mengakibatkan pengrusakan pohon tuak karena lahan
tempat tumbuhnya digunakan untuk pembangunan kawasan
perekonomian, perhotelan dan juga permukiman rakyat karena tidak
masuk dalam perencanaan ruang tempat tumbuh pohon tuak yang perlu
dilindungi. (45 kata)
Contoh (3):Keterbatasan perda Kota Kupang dalam merencanakan perlindungan
pohon tuak termasuk pohon tuak dalam keterbatasannya masih dapat
mengandalkan Perda Nomor. 7 Tahun 2000 tentang Ruang Terbuka Hijau
dan ketentuan PP No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota ditegaskan
dalam Pasal 1 angkat 3 tentang lahan yang dapat digunakan untuk
konservasi pohon tuak.
Contoh (4): Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting kawasan perbatasan
Belu (Republik Indonesia) khususnya di Pos Lintas Batas I (PLB I) dengan
Batu Gede (Timor Leste) mempunyai beberapa potensi yang bisa
dikembangkan sebagai daerah pertanian, perdagangan, jasa, dan
pariwisata. Hal ini dapat dilihat adanya interaksi komoditi yang diekspor
dari Indonesia ke RDTL dalam beberapa tahun terakhir sejak tahun 2006
semakin meningkat berupa komoditi migas, hasil perkebunan, hasil
perikanan, hasil industri dan kerajinan serta barang campuran.
Comment [A16]: Paragraf adalah kalimat atau kalimat adalah paragraf. Panjang kalimat di atas 29 kata terkadang sangat sulit dipahami.
Comment [A17]: Kalimat panjang
37
4.2.9 Perujukan tidak jelas
Kesalahan jenis ini menyangkut kata yang mau dirujuk misalnya oleh kata-kata ganti
diri seperti: dia, mereka, nya, dan lain-lain atau oleh kata ganti penunjuk seperti: itu
danini. Perhatikan kesalahan dalam dua contoh berikut.
Contoh (1): ... dan akibatnya banyak pohon tuak yang hidupnya tidak tertata
rapih dan tanpa introdusir manusia.
Contoh (2):Di dalam proses perencanaan juga ditentukan tentang dasar hukum
yang menjadi rujukan serta adanya prediksi dampak pelaksanaan
perencanaan dan cara penanggulangannya.
Imbuhan nya dalam kedua contoh itu tidak jelas kata yang mau dirujuk. Untuk contoh
(1) harusnya imbuhan itu tidak perlu ada, sehingga kalimatnya adalah sebagai berikut:
... dan akibatnya banyak pohon tuak yang hidup tidak tertata rapih dan tanpa
introdusir manusia.
Sedangakan nya dalam kata penanggulangannya contoh (2) sudah dapat diduga bahwa
nya itu merujuk ke dampak. Tetapi harusnya, kata dampak diulangi kemabali dan
ditambah denga kata itu atau tersebut. Sehingga kalimat itu enjadi:
Di dalam proses perencanaan juga ditentukan tentang dasar hukum yang
menjadi rujukan serta adanya prediksi dampak pelaksanaan perencanaan dan
cara penanggulangan dampak itu.
4.2.10 Harusnya aktif, atau pasif
Contoh-contoh berikut ini menunjukkan kontruksi kalimat yang tidak jelas. Kalimat-
kalimat tersebut tidak pasti apa kalimat aktif atau kalimat pasif.
Contoh (1):Keberadaan pohon tuak memiliki nilai ekologis, sosial, budaya dan
ekonomis yang dalam pengelolaannya sangat dibutuhkan
perencanaan hukum secara serius dari fungsi perlindungan hukum.
Comment [A18]: Pembentukan kata keberadaan dan diksi, dan NYA, pasif, pembentkan kata, harusnya noun, boros, ppreosisi dalam, hrusnya UNTUK
38
Harusnya kalimat ini sebagai berikut:
Keberadaan pohon tuak memiliki nilai ekologis, sosial, budaya dan ekonomis
yang (dalam) pengelolaannya sangat membutuhkan perencanaan hukum secara
serius dari fungsi perlindungan hukum.(aktif).
ATAU:
Keberadaan pohon tuak memiliki nilai ekologis, sosial, budaya dan ekonomis
yang dalam pengelolaannya, perencanaan hukum secara serius dari fungsi
perlindungan hukum sangatdibutuhkan.(pasif)
Perlu dicatat bahwa kata dalamdalam kostruksi pasif sebaiknya dihilangkan, dan kata
sangat dalam konstruksi pasif tetap mendahului kata kerja predikat.
Contoh (2):... sejumlah orang yang bekerja sebagai pengiris buah tuak untuk
disadap air nira. (aktif)
Contoh (3) harusnya dalam konstruksi aktif saja, sebagai berikut:
... sejumlah orang yang bekerja sebagai pengiris buah tuak untuk
menyadap air nira. (aktif)
Sama seperti contoh (2), contoh (3) berikut sebaiknay dalam konstruksi aktif saja
sehingga makna tidak terganggu.
Contoh (3): Pelestaran ruang terbuka hijau Kota Kupang dibutuhkan lembaga
yang konsisten dalam melaksanakan control perlindungan ruang
terbuka hijau dari ancaman alihfungsi lahan tersebut. (aktif)
Contoh (3) sebaiknya sebagai berikut:
Pelestaran ruang terbuka hijau Kota Kupang membutuhkan lembaga yang
konsisten dalam melaksanakan kontrol perlindungan ruang terbuka hijau dari
ancaman alihfungsi lahan tersebut. (aktif)
Comment [A19]: Pembentukan kata keberadaan dan diksi, dan NYA, pasif, pembentkan kata, harusnya noun, boros, ppreosisi dalam, hrusnya UNTUK
Comment [A20]: Pembentukan kata keberadaan dan diksi, dan NYA, pasif, pembentkan kata, harusnya noun, boros, ppreosisi dalam, hrusnya UNTUK
Comment [A21]: Kalimat panjang, dan pasif yang salah
Comment [A22]: Kalimat panjang, dan pasif yang salah
39
V. KESIMPULAN
Bahasa tulis dalam karya tulis ilmiah untuk publikasi sangat beda dengan bahasa
tulis lain yang non karya ilmiah apa lagi dengan bahasa lisan. Dengan kata lain bahasa
tulis dalamkarya tulis ilmiah adalah baku supaya artikel ilmiah itu bisa diterima untuk
diterbitkan. Selain itu kemampuan menggunakan bahasa tulis yang baku tidak
selamanya berkorelasi dengan jenjang pendidikan seseorang. Artinya semakin tinggi
jenjang pedidikan tidak selamanya diikuti dengan semakin baik penggunaan bahasa tulis
karya ilmiah. Hasil penelitian ini, walaupun tidak menjadi sasaran langsung, merupakan
salah satu bukti bahwa kemampuan menggunakan bahasa tulis karya ilmiah tidak secara
positip berkorelasi dengan semakin tingginya jenjang pendidikan. Karena itu,
menggunakan bahasa tulis yang baku untuk menulis karya ilmiah masih merupakan
kesulitan dan masalah bagi banyak orang terutama yang mau bergerak dalam
mengembangkan ide dalam bahasa tulis.
Seperti yang dikemukakan dalam bab IV laporan penelitian ini menyampaikan dua
hal yang menjadi kesulitan umum dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam karya
tulis ilmiah. Pertama, walaupun sangat sederhana, masih banyak kesalahan dalam
membangun paragraf dalam hal panjang paragraf, mengembangkan paragraf, dan
merangkaikan paragraf. Kedua masih banyak kesalahan dalam hal bagaimana
membangun kalimat yang baik, seperti: (1) kalimat tidak ber-subyek dan tidak
berpredikat atau keduanya, (2) kalimat rancu, (3) kesalahan urutan kata, (4) kesalahan
pemakaian kata depan, (5) kesalahan pemakaian bentuk kata, (6) kesalahan penyerapan
istilah, (7) kesalahan diksi, (8) panjang kalimat di atas 29 kata, termasuk kategori sangat
sulit dipahami, (9) perujukan tidak jelas, (10) harusnya aktif, atau sebaliknya.
40
REFERENSI
1. Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of Translation. London:
OxfordUniversity Press.
2. Faisal, A.J. 2008. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dalam Tesis Mahasiswa
S-2 Universitas Hasanuddin. Universitas Islam Makasar.
3. Larson, Mildred L. 1984.Meaning-Based Translation. New York: United
Press of America.
4. Maurits Simatupang. 1993. Enam Masalah tentang Terjemahan. Jakarta:
UKI Press. 5. Mustagim, A. H. 2010. Pergeseran dan Pemahaman Konteks dalam penerjemahan
novel. WANASTRA Vol.I No.2 SEPTEMBER 2010
6. Nurgiantoro, B. 1988. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta : BPFE
7. Nurhidayah. 2006. Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah ( Makalah PPM
Penulisan Karya Ilmiah Bagi Guru-Guru SMAN 10 Yogyakarta 2006. FBS
Universitas Negeri Yogyakarta
8. Semi, M.A. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa
9. Slamet, S.Y. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
Sekolah Dasar. Surakarta:UNS Press.
10. Sofyan, A.N., dkk. 2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah
(berdasarkan SK. Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006). Bandung: Universitas
Widyatama.
11. Solehan T.W, dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
12. Syarif, E. dll. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
13. Setiorini, R.A. 2006. Analisis Penggunaan Tata Bahasa Indonesia dalam
Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Studi Kasus Artikel Ilmiah. Jakarta: LIPI
14. Tans, F. 2014. Writing An Introduction. Kupang: Penerbit Lima Bintang
15. Tans, F. & Semiun, A. 2015. Teaching and Learning EFL Writing:An Indonesian
Context (unpublished article). Pascasarjana Undana Kupang.
16. Tarigan, D. & Tarigan, H.G. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa
41
LAMPIRAN:BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Sumber dana penelitian ini adalah Dipa Pascasarjana Undana tahun anggran 2016. Total
biaya yang dibutuhkan adalah Rp. 24.545.000(dua puluh empat juta lima ratus empat
puluh lima ribu rpiah) dengan rincian pengeluaran seperti yang terlihat dalam tabel
berikut.
NO JENIS SATUAN
BELANJA
BESARAN BIAYA
(Rp)
TOTAL
(Rp)
1. Honor operator atau
pelaksana (3 orang) sebagai:
pengumpul data, pengolah
data, penganalisis data,
(30% dari total biaya)
30% x 24.545.000,- Rp. 7.363.500,-
2. Pembelian bahan habis pakai
termasuk ATKuntuk
penjilidan, proposal, laporan,
cetak, seminar hasil, dan
publikasi
(50% dari total biaya)
50% x 24.545.000,- Rp.12.272.500,-
3. Sewa validasi data (20%
dari total biaya)
20% x 24.545.000,- Rp. 4.909.000,-
TOTAL Rp. 24.545.000,-
42
KURIKULUM VITAE PENELITI
1. Ketua Peneliti: Dr. Agustinus Semiun, M.A.
Keterangan Perorangan
1 Nama Lengkap Dr. Agustinus Semiun, M.A.
2 Nomor Induk Pegawai (NIP) 195612311983031026
3 NIDN 0031126177
3 Nomor Seri Karpeg C 0774461
5 Nomor Seri TASPEN 131282687
6 Pangkat & Golongan Ruang Pembina/IVa
7 Tempat & Tanggal Lahir Manggarai/31 Desember 1956
8 Jenis Kelamin Laki-laki
9 Agama Katolik
10 Status Perkawinan Kawin
11 Alamat Rumah: a. Jalan: Uyelewun N0. 15, Tofa
b. Kelurahan Maulafa
c. Kecamatan Maulafa
d. Kab/Kota Kupang
e. Provinsi NTT
Pendidikan
N0 Tingkat
Pendidikan
Nam pendi dikan Jurusan Tempat
1 SD SDK Borong/M’rai
2 SLTP SMP Seminari Kisol /M’rai
3 SLTA SMA Seminari SOSBUD Kisol/M’rai
4 SM FKg Pend Bhs Ing Kupang
5 S1 FKIP Pend Bhs Ing Kupang
6 S2 Master App. Ling. La Trobe Uni.
7 S3 Doktor Pend. Bhs Ing Malang
Riwayat Kepangkatan
N0 Pangkat Gol/Ruang/Jabatan Nomor SK TMT
1 IIb 75244/C/3/1983 01-03-1983
2 Pengatur Muda Tk 1/IIb 38/PT 18.2/G/A/SK/1984 01-07-1984
3 Penata Muda/IIIa/Ass. Ahli Madya 599/PT 18.H 15/C/A/SK 1987 01-04-1987
4 Penata Muda Tk 1/IIIb Ass. Ahli 53/PT 18.H 15/C/E/SK/1992 01-10-1991
5 Penata/IIIc/Lektor Madya 405/PT 18.H15/C/E/SK/1996 01-10-1996
6. Penata Tk 1/IIId/Lektor 17/J 15.11/KP/E/SK/2000 01-10-1999
7 Pembina/Iva/Lektor Kepala 18046/A 2.7/KP/2005 01—4-2005
43
IV. Pengalaman Jabatan
No. Jabatan Mulai-Sampai
1 Kepro Bhs Inggris 1997-2001
2 Kepala Pusat Kurikulum LP3 Undana Juli 2011 sd. Juli 2012
3 Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris, Pascasarjana Undana
2012-sekarang
V. Karya Ilmiah/Penelitian(3 Tahun Terakhir)
N0 Jenis
Karya
Judul Penerbit dan
Tahun Terbit
1 Penelitian Pemetaan Kompetensi Dasar
Kelompok Mata Pelajaran Ujian
Nasional (UN) SMA Se-kabupaten
Manggarai Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
LEMLIT UNDANA November 2011
2 Artikel
(jurnal lokal)
The Intensity of Using English: The
case of Senior High School EFL
Teachers in West Timor East Nusa
Tenggara,
REFERENCE Journal of
language and Language
Teaching, Pendidikan Bhs
Inggris FKIP UNIKA,
Kupang, Vol. 1 No. 1,
November 2009
3 Artikel
(jurnal lokal)
On Interactive English Classroom
REFERENCE Journal of
language and Language
Teaching, Pendidikan Bhs
Inggris FKIP UNIKA,
Kupang, Vol. 1 No. 2, Maret
2010
4 Artikel
(jurnal lokal)
Bloomfield’s Structural Linguistics:
Its Incorporation into Audiolingual
Method
REFERENCE Journal of
language and Language
Teaching, Pendidikan Bhs
Inggris FKIP UNIKA,
Kupang, Vol. 1 No. 3, May
2011
5 Artikel
(jurna lokall)
Ideas of Generative Grammar: Its
Critical Evaluation in Terms of
Second Language Acquisition
REFERENCE Journal of
language and Language
Teaching, Pendidikan Bhs
Inggris FKIP UNIKA,
Kupang, Vol. 1 No. 4,
November 2011
6 Artikel
(jurnal lokal)
The Use of English as a Medium of
Instruction by Senior-High School
EFL Teachers in West Timor NTT:
S Summary of Dissertation
Jurnal Flobamora Provinsi
NTT, Kupang, Vol. VI No. 04,
Tahun 2010
7 Artikel
(jurnal
Individual Preferences: A Reason
to Use Code Switching to Teach
Linguistika, Jurnal
Terakreditasi No.
44
Nasional) English 167/DJKT/Kep/2007. Maret
2011.
8 Artikel
(jurnal olkal)
Rationales of Using English to
Teach English Buletin ....... Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development
Bulletin) Indonesi Australia
Eastern Universities Project
Alumni Forum. Vol. 12 No. 3,
November 2011
9 Artikel
(jurnal loka)
On Using English to Teach English:
The Case of Senior High School
EFL Teachers in NTT
Majalah Ilmiah INDIKATOR
UNFLOR Ende. Vol. XIV,
No. 2, September 2011.
10 Artikel
(jurnal loka)
Perkuliahan Berbasis Pendidikan
Karakter
OPTIMISME Jurnal Bahasa,
Sastra, dan Budaya.
Pendidikan Bahasa dan Seni,
FKIP Undana. Edisi 6, Mei
2013
11 Artikel
(jurnal
internasional)
The Analysis of Cross-Border
Potential Economic Development
Strategies(ANGGOTA TIM)
Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 7(8):
50-59, 2013. Internasional
12 Artikel
(jurnal
internasional)
The Functions of Politeness Marker
"IO" in Manggarai Language:
Kempo Speech Community
LICEO JOURNAL HIGHER
EDUCATION
RESEARCH.Vol 9. No 1,
December 2013
13 Artikel
(jurnal lokal)
Empoering EFL Teachers for
Future Classroom Teaching: In
Relevance with the Cse of EFL
Practicing Teachers of East Nusa
Tenggara Province.
Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa (JIPB). Vol 01, No.
01, Januari 2014
14 Opini
(Harian)
Undana Berwawasan Global:
Kapan Go Globalnya?
Warta Undana, N0. 149/April
2011
15 Opini
(Harian)
KBK dan Character Building Warta Undana, N0. 159
/Februari 2012
16 Opini
(Harian)
Calon Guru Harus Berpikiran
Visioner
Warta Undana, N0. 164/Juli
2012
17 Opini
(Harian)
Melirik Titik-titik Dominan
Mempertanyakan Mutu Pendidikan
Pos Kupang, 5 Juni 2012
18 Opini
(Harian)
Investasi Nilai Terpuji Terancam
Gagal
Pos Kupang, 10 Juli 2012
19 Opini
(Harian)
Dicintai dan Ditakuti (Walikota dan
Wakil Walikota Kupang/Salam)
Pos Kupang, 2 Agustus 2012
20 Opini
(Harian)
Bahasa Inggris Mesin Undana
Berwawasan Global
Warta Undana, November
2012, No. 168
21 Artikel
(jurnal
internasional
Verb Nominalization of Manggarai
Language: The Case of Central
Manggarai Dialect in West Flores
Indonesia
International Journal of Language and Literature,
Vol. 4 No. 1. June 30, 2016.
45
VI. Riwayat Pengabdian Pada Masyarakat (3 Tahun Terakhir)
N0 Jenis Kegiatan Mulai dan S/D Tgl.
Bln/Thn/SK
1 Sebagai Pengawas Ujian Nasional di SMA-S
Nangaroro, kabupaten Nagekeo, periode Maret
2010
Surat Ket. Sebagai
Pengawas Kepala Sekolah
SMA-S Setiawan
No.59/124.28/SMA.STWN/
MN. Tgl. 27-03-2010
2 Sebagai Anggota Tim Juri Debat Bahasa Inggris
Mahasiswa Tingkat Universitas Nusa Cendana
periode April 2010.
SK REKTOR UNDANA
NO. 119/KM/2010.23 April
2010
4 Sebagai Instruktur Kegiatan Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Periode 2010, yang diselenggarakan
di Rayon 23 Universitas Nusa Cendana
Sertifikat: Tgl. 27 Juli 2010
5 Sebagai Peserta dalam Kegiatan Pelatihan
Penyiapan Dosen Pembimbing dan Guru Pamong
Program Pendidikan Profesi Guru pada Program
Studi Pendidikan Bahasa Inggris Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan
dan Ilmu pendidikan Universitas Nusa Cendana
Sertifikat: Tgl. 24 Desember
2010; 20 sampai 24
Desember 2010
6 Sebagai Ketua Tim dalam Kegiatan Penyusunan
Soal Uji Seleksi dan Uji Kompetensi Program
Pendidikan Profesi Guru pada Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Nusa Cendana
Sertifikat: Tgl. 18 Desember
2010; 14 sampai 18
Desember 2010
7 Sebagai Narasumber dalam Kegiatan Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam Jabatan
Periode 2010 Tahap I, yang Diselenggarakan di
Larantuka Kabupaten Flores Timur
Sertifikat: Tgl. 30
September 2010
21 sampai 30 September
2010(90 Jam)
8 Sebagai Narasumber dalam Kegiatan Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam Jabatan
Periode 2010 Tahap II, yang Diselenggarakan di
Larantuka Kabupaten Flores Timur
Sertifikat: Tgl. 10 Oktober
2010; 01 sampai 10 Oktober
2010(90 Jam)
9 Sebagai Ketua Tim Kegiatan Pendampingan
Pengembangan Penerapan Model Pembelajaran
Active Learning Mata Pelajaran Ujian Nasional
SMA untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru di
Kabupaten Manggarai Provinsi NTT
Copy Laporan Kegiatan
Pengabdian; Tgl 5 sampai 8
November 2012
VII. Kegiatan Seminar (3 Tahun Terakhir)
N0 Jenis Kegiatan Seminar Bukti/Tanggal Tahun
1 Sebagai peserta dalam Seminar Dies Natalis
Universitas Nusa Cendana ke-51 “Sewindu
Kepemimpinan Prof. Ir. Frans Umbu Datta,
M.App., Sc., Ph.D. Sebagai Rektor Universitas
Nusa Cendana 2005-2013”
Sertifikat: Tgl. 31
Agustus 2013
2013
46
2 Sebagai peserta dalam Seminar dan Peluncuran
Buku
Sertifikat: Tgl. 30
Juni 2012
2012
3 Sebagai peserta dalam Kegiatan seminar: The 58th
TELIN International Coference at IKIP PGRI
Semarang-Indonesia (3-5 November 2011)
Sertifikat: Tgl. 5
November 2011
2011
4 Sebagai peserta dalam Kegiatan seminar Nasional
Pendidikan dengan Tema “Pengembangan
Profesionalitas Guru Indonesia” yang
Diselenggarakan oleh Forum Komunikasi
(FORKUM) Pemimpin FKIP Negeri se-Indonesia
di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
Serifikat: Tgl. 9
April 2011
2011
VIII. Lokakarya/Workshop (3 Tahun Terakhir)
N0 Jenis Kegiatan Bukti/Tanggal Tahun
1 Sebagai Peserta Lokakarya Nasional tentang :
Pembelajaran antar Institusi tentang Pendidikan
dan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Indonesia
Timur, yang diselenggarakan oleh MDF Pacific
Indonesia Training and Consultancy di Kupang,
Indonesia (22 jam)
Sertifikat: Tgl 18
Juni 2011
16-18 Juni
2011
2 Sebagai Peserta dalam Kegiatan: Train the
Trainer: THE ULTIMATE SUCCESS
FORMULA, DI Universitas Nusa Cendana
Kupang.
Sertifikat: Tgl. 15
Oktober 2011
12-15
Oktober
2011
3 Sebagai Peserta dalam Kegiatan “Workshop
Penulisan dan Publikasi pada Jurnal
Internasional” bertempat di Aula Pascasarjana
Undana, Kupang (16 jam)
Sertifikat No:
2093/H15.4.1/PP/
2012; Tgl. 16
September 2012
14-16
September
2012
4 Sebagai Peserta dalam Kegiatan Lokakarya:
Pengembangan Pendidikan Karakter dalam
Matakuliah Umum di Universitas Nusa Cendana.
Srtifikat: Tgl. 7
Desember 2012
6 – 7
Desember
2012
Kupang, 12 April 2016
Yang Menerangkan;
Dr. Agustinus Semiun, M.A.
NIP.: 195612311983031026
47
2. Anggota Peneliti: Prof Dr. Felisianus Sanga, M.Pd.
Nama Lengkap :Prof.Dr. Felysianus Sanga, M.Pd.
Tempat/Tgl Lahir : Adonara - Flores Timur, 16 Juni 1950
Agama : Katolik
Pekerjaan : Dosen Universitas Nusa Cendana Kupang
N I P : 19500616197603 1 002
Jabatan/Pangkat : Pembina/ Lektor Kepala IV/b
Status perkawinan : Kawin
Alamat Rumah : Jl. Oe Ekam Rt/Rw. 07/03, Kelurahan Sikumana, Kec.
Maulafa – Kotamadya Kupang, NTT.
RIWAYAT PENDIDIKAN
1 Pendidikan Dasar dan Menengah
Tahun 1964 : Lulus SD Katolik di Adonara – Flores Timur
Tahun 1967 : Lulus SMPK Phaladyah di Waiwerang – Adonara
Tahun 1970 : Lulus SPG Podor, Ìarantuka – Flores Timur
2 Pendidikan Tinggi
Tahun 1974 : Memperolåh"gelar Sarjana Muda Pendidikan Bahasa Indonesia di FK
Undana Ende
Tahun 1977 : Memperoleh gelar Sarjana Muda Administrasi danSupervisi Pendidikan di
FIP Undana Kupang
Tahun 1982 :Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Bidang Studi Bahasa Indonesia)
pada Jurusan Bahasa dan Seni, FKIP Univ.Nusa Cendana Kupang
Tahun 1990 : Memperoleh gelar Magister Paedagogy (Bidang Bahasa dan sastra
Indonesia) pada IKIP Negeri Bandung.
Tahun 2005 :S3 pada Pascasarjana Univ. Airlangga; Bidang Ilmu Sosial, spesifik
Antropologi Budaya, keahlian Etnonumerologi
3 Pendidikan Tambahan
Tahun 1991 : P2TKPT di Sawangan – Bogor
Tahun 1995 : Manejement Organisasi Sosial di Kupang
Tahun 1995 : Pekerja Sosial Profesional
Tahun 1996 : Pola Calon Penatar P4 Tingkat Provinsi di Kupang
Tahun 1997 : Teknik Perekaman-Penganalisisan Kebudayaan di Jakarta
Tahun 1998 : Bimbingan Pelatih-Penyuluh Sosial Tingkat Regional di Jakarta
Tahun 2002 : Kursus Bahasa Belanda – oleh PINLABS, Unair – Surabaya
Tahun 2002 : Kursus Bahasa Inggris – oleh PINLABS, Unair - Surabaya
4 Penghargaan yang Pernah Diterima
Tahun 1993 : Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional – oleh Univ. Sebelas Maret
Tahun 1995 : Forum Komunikasi Relawan Sosial – oleh Kanwil Depsos Provinsi NTT
Tahun 1996 : Penatar TOT P-4 – oleh Gubernur KDH Tk. I NTT
Tahun 1999 : PSM Teladan/Berprestasi – oleh Mentri Sosial RI.
Tahun 2010 :Pengembangan Bidang Sastra dan Wanita Penulis Indonesia
5 Seminar, Simposium, atau Pertemuan Ilmiah (Peserta atau Pemakalah)
Tahun 1991 : Pemakalah & Peserta Seminar Sastra Nusantara“Makanan Rakyat dalam
sastra Nusantara” di Denpasar – Bali
Tahun 1993 : Peserta Munas BSMI di Surakarta - Solo
Tahun 2000 : Peserta Munas Altrabaku (Asosiasi LPSM Mitra Lembaga Keuangan) –
Jakarta
Tahun 2001 :Peserta Undangan Akademik Ujian Doktor Terbuka pada Univ. Airlangga,
atas nama Frans Salesman, S.E, M.Kes.
Tahun 2001 : Peserta Undangan Akademik Ujian Doktor Terbuka pada Univ. Airlangga,
48
atas nama John Piter Sinaga, Drs., M.Kes.
Tahun 2001 : Pemakalah Seminar sehari tentang “Rencana Calon Nama Provinsi dan Calon
Ibukota Provinsi Baru di Nusa tenggara Timur di Hotel Gren Alia – Jakarta
Tahun 2002 : Peserta “Seminar on Human Resources Development and Population” di
Surabaya
Tahun 2002 : Pemakalah & Peserta pada International Seminar “Local Elites in Eastern
Indonesia” di Universitas Hasanuddin – Makasar
Tahun 2002 : Pemakalah pada seminar tentang Fungsi dan Kedudukan Bahasa Melayu
Kupang yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Nusa Tenggara
Timur di Kupang
Tahun 2003 : Pemakalah pada Mubes (Musyawarah Besar) Masyarakat Flores di
Manggarai tentang kesepakatan pemekaran Propinsi Flores
Tahun 2003 : Pemakalah utama pada Seminar Penelitian Bahasa dan Sastra Daerah yang
dilaksanakan oleh UPTD Bahasa Dinas Pendidikan NTT di Kupang
Tahun 2004 : Pemakalah utamahasil kajian lokal untuk Penyusunan Buku Pendidikan
Matematika SD/MI Kelas V dan VI Berdasarkan Pendekatan Realistic
Mathematics Education di Kabupaten Manggarai
Tahun 2005 : Pemakalah utama pada Seminar tentang Kearifan Lamaholot Sebagai Pilar
Pembangunan di Kabupaten Flores Timur
CATATAN PENGALAMAN
1 Penelitian Ilmiah
1993 : Pembinaan Disiplin di Lingkungan Masyarakat Kota Kupang (Indiv.)
1993 : Sastra Lisan Abui (Individu)
1995 : Sastra Lisan Lamaholot (Individu)
1996 : Nama Bilangan Pokok dalam Bahasa-bahasa daerah di Nusa Tenggara Timur
(Individu)
1997 : Aktualisasi Nilai-nilai Budaya Bangsa pada Perilaku Generasi Muda Daerah Nusa
Tenggara Timur (Individu)
2000 : Penelitian untuk penyusunan Kamus Dwibahasa Lamaholot - Indonesia
2002 : Uji Coba Penerapan RME (Realistic Mathematics Education) di SD Kelas III dan
IV pada Kabupaten Timr Tengah Selatan dan Kabupaten Manggaai
2003 : Pengkajian dan Penyusunan Buku Suplemen Pendidikan Matematika SD/MI Kelas
V dan VI Berdasarkan Pendekatan Realistic Mathematics Education di Kabupaten
Manggarai
2003 : Penelitian dan Pengkajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Lokal untuk Penyusunan
Buku Suplemen Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Jenjang Pendidikan SD/MI
Kelas III dalam Masyarakat Dawan di Timor Tengah Utara
2004 : Bilangan Pokok dalam Konteks Budaya: Studi Etnonumerologi dalam Perspektif
Simbolik Masyarakat Lamaholot di Nusa Tenggara Timur (Disertasi Doktor)
2006 :Koda Kenenan Lamaholot: Studi Semiotik Tradisi Lisan dalam Perspektif
Perubahan Budaya Lokal
2008 : Etnonumerologi di Nusa Tenggara Timur: Klasifikasi, Penamaan, dan Nilai Magis
(Naskah) Indonesia
2009 : Mempersiapkan Anak Menjadi Juara: Membangun Persepspsi Bersama Orangtua
Murid.
2 Penulisan dan Penerbitan
1990 : Kamus Ekabahasa Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar(naskah)
1990 : Kamus Dwibahasa Indonesia – Dawan (buku beredar)
1992 : Pengantar Leksikografi (Naskah)
1992 : Bahasa Indonesia untuk PGSD (Naskah)
1993 : Metode Penelitian Bahasa dan Susastra dalam Bagan (Naskah)
1993 : Psikolinguistik dalam Bagan (Naskah)
49
1994 : “Jalan Terang sampai Mendung pun Berlalu” (Drama Radio)
1994 : Ceritera Rakyat Nusa Tenggara Timur Seri 1 (buku)
1995 : Ceritera Rakyat Nusa Tenggara Timur Seri 2 (buku)
1996 : Nama Bilangan Pokok dalam Bahasa-bahasa daerah di Nusa Tenggara Timur
Sebagai Pengetahuan Dasar Matematika bagi Siswa Pendidikan Dasar (Sarinya di
Majalah Guru Bahasa Edisi I tahun 1996)
1996 : Mencari Calon Orator (Naskah)
1997 : Bahasa dan Dunia Pers (Naskah)
2001 : Bahasa dan Kekuasaan (Naskah)
2002 : Kamus Dwibahasa Lengkap Lamaholot – Indonesia: Tatabahasa Singkat, Kota
Kata Umum, Bentuk Idiom, Antonim, Sinonim. Surabaya: Airlangga University
Press.
2006 : Bahasa Indonesia Langgam Umum: Perspektif Kaidah Normatif dan
Problematik. Kediri: Jenggala Pustaka Utama
2007 : Buku Pelajaran Bahasa lamaholot dengan Pendekatan Kontrastif: Untuk
Pendidikan Dasar Kelas III
2008 : Kamus Dwibahasa Ende-Lio - Indonesia (Naskah)
Kupang, 12 April 2016
Yang Menerangkan,
Prof. Dr. Felysianus Sanga, M.Pd. NIP: 1950 0616 197603 1 002
50
3. Pprof. Drs. Tans Feliks, M.Ed., Ph.D.
1. PERSONAL INFORMATION
N ame : Prof. Tans Feliks (Drs., B.Ed., M.Ed., Ph.D.)
N I P/Civil Servant : 19630711 198803 1003
Place and Date of Birth : Nara – Komod-Manggarai , 11 July 1963
Sex : Male
Religion : Catholic
MarritalStatus : Married
HP. : 081289338101 /085338899101
E-mail : [email protected]
2. EDUCATION
TERTIARY INSTITUTION DEGREE GRADUATION
YEAR FIELD OF STUDY
NUSA CENDANA UNIVERSITY, KUPANG, NTT, INDONESIA LA TROBE UNIVERSITY, MELBOURNE, AUSTRALIA LA TROBE UNIVERSITY, MELBOURNE, AUSTRALIA
DRS. M.ED. PH.D.
January 10, 1987 December 5, 1994 October 6, 2000
ENGLISH EDUCATION LANGUAGE EDUCATION WRITING DEVELOPMENT
51
3. POSITIONS, COURSES TAUGHT AND OTHER SERVICES PROVIDED
Dates (To–
From)
Position Name of Institution Responsibility
2010- Senate Member The University of
Nusa Cendana
Advising/controlling the executive
body of the School of Education
of the University of Nusa
Cendana
2010- Senate Member The University of
Nusa Cendana
Advising/controlling the executive
body of the University of Nusa
Cendana
2007-2008 Lecturer and
Head of
Postgraduate
Linguistic rogram
Nusa Cendana
University
Managing the program: teaching,
arranging seminars, doing
research, and carrying out social
service.
2006 -
2007
Head of
University Library
Nusa Cendana
University
Managing the library, arranging
public discussion and writing
competition, promoting “reading
culture,” and promoting library
networking.
1988-
Now
Lecturer Nusa Cendana
University
Teaching various subjects like
Psycholinguistics, Writing,
Introduction to Journalism,
Second Language Acquisition, and
Speech-Making and Debating
(four to five months per
semester);
Doing research (temporarily);
Carrying out some social services
(temporarily);
Supervising students' thesis
writing (per student per semester).
1999-2009 Vice Editor of
Jurnal Pendidikan
Bahasa dan
Sastra
Nusa Cendana
University
Helping the chief editor of the
journal in editing the articles to be
published in the journal.
2000-2011 Lecturer Artha Wacana
Christian University
Teaching such subjects as Writing
I, Writing II, and Writing III (four
to five months per semester);and,
Supervising students’ thesis
writing (per student per semester).
2001-2005 Head of English
Department
(Elected)
Nusa Cendana
University
Leading the department in
teaching, doing research, and
carrying out social services (per
semester)
52
2002-2005 Head of
Cakrawala
Nusantara Foreign
Languages
Studies Institute
Cakrawala
Nusantara Foreign
Languages Studies
Institute
Leading the institute in teaching
(i.e. to achieve its academic goal
of producing Sarjana Sastra
Inggris (Bachelors in English
Literature, doing research, and
carrying out some social services);
and,Leading the institute in
having local, national, and
international cooperation (per
semester).
2001-Now Chief Editor of
Journal Nusa
Cendana
Nusa Cendana
University
Editing articles to be published in
the journal and managing
administrative and financial
affairs for regular publication of
the journal (per semester/edition).
2001-2004 Lecturer Wydia Mandira
Catholic University
Teaching such subjects as
Psycholinguistics and Discourse
Analysis (per semester);
2003-2004 Lecturer St. Paul Teachers
Training and
Educational Studies
Institute, Ruteng,
Flores, NTT
Teaching English Curriculum and
Materials Development (per
semester); and,
Supervising students’ thesis
writing (per person per semester).
1999 Lecturer La Trobe University,
Melbourne,
Australia
Teaching Indonesian (per
semester).
1987-1988 Teacher Karya Junior High
School and Karya
Economic
Secondary School,
Ruteng, Flores,NTT.
Teaching English (per semester).
1983-1987 Teacher Pancasila Senior
High School
Teaching English (per semester).
53
4. SOCIAL ORGANIZATION
Year Position/Organization Responsibility
2011- Head of Intellectual Board
of Institut Pencerahan
Masyarakat (IPM)
Organizing Indonesian prominent
thinkers/intellectuals to help IPM conducting
seminars, trainings, and workshops.
2009- Member/Fulbright Alumni Keeping in touch with the Fulbright alumni
1999- Member/ADS Alumni
(Alumni of Australian
Development Scholarship
Scheme)
Keeping in touch with ADS alumni affairs
1994- Member/La Trobe
University Alumni
Keeping in touch with the university on alumni
affairs
2000-
Now
Tutor/Nusa Cendana
University Language Centre
Teaching English to those who want to improve
their English
2005-
Now
Advisor/Cakrawala
Nusantara Education
Foundation
Advising the board of the education foundation to
perform better yearly, particularly in managing
the Tertiary School of Foreign Languages
Studies.
2006-
Now
Member/Adiguna Credit
Union
Saving and borrowing some money for business
or non-business aims.
2006-
Now
Member/Indonesian Tertiary
Education Library Forum
Advocating the interest of Indonesian Tertiary
Education Libraries to ensure that they have
better quality year by year.
2007-
Now
Director/MGF Writing and
Publication Centre
Training students or any participants to be fluent
writers and to publish their writings in English or
Indonesian.
2004-
Now
Deputy
Secretary/Indonesian Private
Tertiary Education
Association in the Province
of East Nusa Tenggara,
Indonesia
Handling administrative affairs of the association
in the Province of East Nusa Tenggara, Indonesia.
2004-
2006
Member/Serviam Credit
Union
Helping members of the credit union improve
their welfare.
1991-
1994
Member/Indonesian
Australian Students
Association
Helping Indonesian students to be successful in
finishing their studies in Australia.
1996-
1999
Member/Indonesian
Australian Students
Association
Helping Indonesian students to be successful in
finishing their studies in Australia.
54
1994-
Now
Member/La Trobe
University Alumni
Association
Promoting La Trobe University and keeping in
touch with La Trobe alumni through the
university on educational, professional, social,
and many other important issues.
1983-
1987
Member/Indonesian
Catholic Students
Organization
Learning to be a great member of any
organization and/or to run a better and more
successful organization.
1982-
1987
Member/Komodo Students
Organization
Helping students from the western part of Flores
to be successful in their studies in Kupang,
Timor.
1985 Chairperson/ Komodo
Students Organization
Leading the organization to ensure the success of
its members (Elected)
1981-
1982
Chairperson/St. Pius XII
Senior High School
Seminary Intra-students
Organization
Planning and arranging students’ non-curricular
activities (Elected).
5. RESEARCH PROJECTS COMPLETED
Project name Position in the
project
Sponsored by Date
A Study on Grammatical Problems
Faced by English Students in
Translating English Agricultural
Texts
Single
Researcher
Self-sponsored
(Sarjana Thesis)
1986
Contribution of Tenses Mastery
towards Kupang Secondary School
Students’ Ability to Translate English
Texts into Indonesian
Head of
Research
Team
Department of
Education and
Culture
1989
Correlation between Mastery of
Content Words and Reading Skill of
the Students of the English
Department of Nusa Cendana
University
Member Department of
Education and
Culture
1990
Recent Approaches to Teaching
Writing in English as a Second
Language
Single
Researcher
The Australian
Government (M.Ed.
Thesis)
1993
Indonesian Reading Comprehension
of Elementary School Students
Head of
Research
Team
Department of
Education and
Culture
1994
Reactions of Prospective Teachers
and Secondary School Teachers to
English Compositions in the City of
Kupang
Head of
Research
Team
Department of
Education and
Culture
1995
55
Writing Development of Indonesian
Grade 11 Students: An Inquiry into
Becoming a Writer
Single
Researcher
The Australian
Government (Ph.D.
Dissertation)
1999
Phonetic Systems of Paluen, a
Language in Flores, NTT
Member of
Research
Team
Provincial Office of
the Department of
national Education
2003
Improving English Students’ Learning
Strategies: An Action Research
Member of
Research
Team
SP4 Project
(Department of
National Education
2004
An Analysis of Writing Components
in a Piece of an English Student’s
Writing
Single
Researcher
Self-sponsored 2006
Cooperative Principles in A Piece of
an English Student’s Writing
Single
Researcher
Self-sponsored 2006
Writing in EFL: An Analysis of
Developing Cognitive Processes
Single
Researcher
Self-sponsored 2006-
2007
Writing in Manggaraian: An Analysis
of A Tertiary Students’ Text
Single
Researcher
Self-sponsored 2007
A Descriptive Study on the Teaching
and Learning of English Writing in
the USA: A Case Study of A Primary
School
Single
Researcher
Fulbright 2008-
2009
Australian-Indonesian Labor Mobility Research
Consultant
ARC (Australian
Research Council)
Project
2011
6. PUBLSIHED ARTICLES/BOOKS
Title of publication Subject Type Date
Realistis, Walau Tak ideal Writing An article published
in Optimisme
April, 2012
Optimisme Social An article published
in Optimisme
January, 2012
Desentralisasi Pendidikan Education An article published
in Kompas
28 December,2011,
p. 7
10.000 Guru di NTT Ikut
PLPG
Education An article published
in Pos Kupang
24 October, 2011
Presiden Dahlan Iskan:
Mengapa Tidak?
Politics An article published
in Timor Express
24 October, 2011
Gong Belajar, No! Belajar
Keras, Yes!
Education An article published
in Pos Kupang
8 October, 2011, p. 1
& 7
Orang Indonesia di Perantauan Politics An article published
in Timor Express
19 August, 2011, p. 4
56
Suap Satu Miliar Rupiah? Politics An article published
in Timor Express
9 August, 2011, p. 4
Quo Vadis, Undana? Education An article published
in Media Informasi
dan Komunikasi
Undana
Agustus 2011, pp. 8
& 9
Misi Guru Profesional
Indonesia: Membangun Etos
Belajar Secara Total-Intensif-
Berkelanjutan dalam Diri
Murid
Education An article published
in J. Nusa Cendana,
Vol. XI (1), April
2011, pp. 1004-
1020
April 2011, pp. 1004-
1020
Menuju 2025 Politics An article published
in the Daily Timor
Express (Timex)
15 Juni 2011
Dari 110 Ke-1 Politics An article published
in the Daily Timor
Express (Timex)
11 Maret 2011
Teaching and Learning to
Write: A Case Study of a
Primary School in the City of
New York, the USA
Writing An academic article
published as a
chapter in
Proceedings of the
First
Multidisciplinary
International
Conference on
Education and
Culture, St. Paul
College of
Education, Ruteng,
Flores, Indonesia,
12-16 July 2010
2010
PAR, David Jenkins, dan
Balibo Lima
Politik An essay published
in Pos Kupang
26 November, 2010
Dicari: Pejabat Revolusioner
(Sebuah Catatan Reflektif
untuk Pejabat Baru,
Khususnya Kraeng AD di
Mabar)
Politics A Popular Essay
Published in Flores
Pos
Flores Pos, 25
August 2010
Tentang Belajar, Mengajar,
dan Imajinasi
Educationa
l Essay
A popular article
Published in Flores
Pos
23 November 2009
Setelah PILKADA, Perang! Political
Essay
A popular article
Published in Warta
NTT
July 2008
Writing in Manggaraian: An
Analysis if a Tertiay Student’s
Text
Writing An Academic
article published in
Linguistika
Maret 2008
Bilteracy: Teaching, Learning,
and research Insights
Bilteracy A book published
by Gita Kasih:
Kupang
February 2008
57
Writing in EFL: An Analysis
of Developing Cognitive
Processes
Writing An Academic
article published in
Jurnal Ilmu
Pendelikon (JIP)
Malang
October 2007
Diskursus Pencerahan:
Membangun Peradaban Sejati
Culture A book published
by Gita Kasih:
Kupang
November 2007
Cooperative Principles in a
Piece of an English Student’s
Writing
Writing An Academic
Article in Journal
Pendidikan Bahasa
dan Sastra
November 2006
An Analysis of Writing
Components in a Piece of an
English Student’s Writing
Writing An Academic
Article in Journal
Pendidikan Bahasa
dan Sastra
November 2006
Tentang Kasih di Kota
Kupang
Satire
(Politics)
Fortuna Magazine July 2007
Making Formal Education
Informal in Indonesia
Education An Academic
Article in Journal
Nusa Cendana
October 2006
Sistem Pendidikan Nasional:
Sebuah Kritik
Education An Academic
Article in Journal
Nusa Cendana
October 2006
Bill No. 14/2005 on Teachers
and Lecturers: A Discourse
Analysis
Politics An Academic
Article in Buletin
Penelitian dan
Pengembangan
July 2006
Making East Nusa Tenggara a
Province without a Single
Corruptor (A Public Note to
Our Governor)
Politics A Popular Article
in Nusra Post
Magazine
July 2006
UU Guru dan Dosen: Sebuah
Apresiasi dan Kritik
Politics A Popular Article
in Nusra Post
Magazine
July 2006
Butir-Butir Reformasi
Pendidikan Tinggi yang
Tercecer
Education An Academic
Article in Buletin
Penelitian dan
Pengembangan
Juli 2006
Dana BLT: Why Not? Politics A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
28 February 2006
Nusa Cendana University
Library is on the Move
Library A Popular Article
in Warta Undana
Magazine
June 2006
Dicari: Pemimpin Heroik Leadership A Popular Article
in Timor Express
Daily
20 June 2005
58
Leo Perik, SVD: Wela Runus
Lembah Kisol (Leo Perik,
SVD: A Great Man of Kisol
Valley)
Biography A Book, co-edited
with W. Berybe,
MW Gobang, A.
Darus, and S.
Nejang Published
by Lemlit Undana
2005
Belajar Bahasa Palue,
Indonesia, dan Inggris
(Learning Paluen, Indonesian,
and English)
Language
Teaching
A Book, co-
authored with Frans
Sanda Published by
UPTD Bahasa
2005
Meningkatkan Kompetensi
Hasil Didik
Education An Academic
Article in Buletin
Penelitian dan
Pengembangan
November 2004
On Competence Based
Curriculum, Imagination and
Independent Learning
Curriculu
m
An Academic
Article in Journal
Nusa Cendana
October 2004
Gubernur Tallo: Gubernur
Super?
Politics A Popular Article
in Radar Timor
Newspaper
9 September 2004
Demokrasi, Pempimpin, dan
KKN
Politics A Popular Article
in Radar Timor
Newspaper
2 September 2004
Negarawan Vs. Politikus Politics A Popular Article
in Radar Timor
Newspaper
10 August 2004
Pembelajaran Menulis di
Sekolah Dasar
Writing An Academic
Article in Journal
Pendidikan Bahasa
dan Sastra
June 2004
Menemukan Pemimpin Agung
bagi Indonesia Agung
Leadership A Popular Article
in Radar Timor
Newspaper
14 June 2004
Menjadi Kepala Daerah ala I
Gede Winarsa
Leadership A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
11 April 2004
Animal Farm dan Pemilu Politics A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
1 April 2004
Tentang Pendidikan Bermutu Education A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
5 May 2003
Korupsi: Bisakah Diberantas
Tuntas?
Corruption A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
5 March 2003
Australia: Dari Terra Nullius
sampai Ratu Inggris
Politics A Six Series Article
in Radar Timor
Daily.
24-26 and 29-31
October 2002
59
Mengakui Penyimpangan
Masa Silam: Mengapa Tidak?
Politics A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
14 September 2002
Dana Pembangunan: Untuk
Rakyat, Pelayan Rakyat atau
Wakil Rakyat?
Politics A Popular Article
in Referensi
Magazine
October 2002
Relasi Manusia dengan
Lingkungannya: Bermasalah,
tapi Bukan Tanpa Solusi
Environme
nt
A Two Series
Popular article in
Radar Timor
Newspaper
21 and 22 August
2002
Dicari: Negarawan, Bukan
Politikus
Politics A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
25 April 2002
Manusia dan Jebakan Logika Logics A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
18 March 2003
Referensi and Indonesian
Dream
Politics A Popular Article
in Referensi
Magazine
January 2002
Dicari: Walikota yang Tak
Mau Jadi Walikota
Politics A Popular Article
in Referensi
Magazine
January 2002
Early Reading Comprehension Reading An Academic
Article in Journal
Pendidikan Bahasa
dan Sastra
June 2002
Reformasi Pendidikan Tinggi Education A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
28 July 2001
Memperbaiki Kesalahan
Kolektif Nasional
Politics A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
20 June 2001
The Nature of Writing
Development
Writing An Academic
Article in Guru
Bahasa Journal
November 2001
Education for Freedom and
Development
Education An Academic
Article in Jurnal
Nusa Cendana
April 2001
Writing: A Question of
Assessment
Writing An Academic
Article in Guru
Bahasa Journal
June 2001
The Nature of Language
Teaching: With a Particular
Reference to EFL Writing
Language
Teaching
An Academic
Article in Guru
Bahasa Journal
December 2000
Writing: A Question of
Teaching
Writing An Academic
Article in Guru
Bahasa Journal
June 2000
Jajak Pendapat di Tim-Tim
dan Keagungan RI
Politics A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
20 July 1999
60
Pendidikan dan Masa Depan
Bangsa
Education A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
30 April 1999
Indonesia dan Arus Peradaban Culture A Popular Article
in Pos Kupang
Newspaper
28 October 1998
Di Negeri Orang Saat Krisis:
Menyenangkan?
General A Popular Article
in Dian Magazine
28 June 1998
Evaluating and Correcting
Writing in Indonesia
Writing An Academic
Article in The
Weaver
3 July 1999
Doa dan Kelompok Doa
(Prayer and Group Prayer)
Religion A Translated Book
Published by
Denpasar Diocese
1992
Telepon di Melbourne Fiction A short story
published in Suara
Karya Newspaper
2 March 1992
Belajar di Australia: Dari
Kondom Sampai Kebebasan
Mimbar
Budaya An informative
article published in
Suara Karya
Newspaper
11 March 1992
Doa dan Kelompok Doa:
Pesan Bunda Maria tentang
Kelompok Doa
Religion A book published
by Denpasar
Diocese; translated
from English,
Prayers Groups:
Medjugorje – The
Sunset and the
Needs for Prayers
Groups by J.
McNamara [The
Riehle Foundation:
the USA)
1992
Mengapa Kurendam Cintaku Fiction A short story
published in Dian
Magazine
18 July 1989
7. OTHER PROFESSIONAL ACTIVITES (WORKSHOPS, SEMINARS, AND CONSULTATIONS)
Title Subject Type Place and
Date
Ide, Narasi, dan Tata Letak
Artikel Jurnal Ilmiah
Menulis A paper presented in a
workshop by Research Center
of the University of Nusa
Cendana
4 July, 2011
Misi Guru Profesional
Indonesia: Membangun Etos
Belajar Total-Intensif-
Berkelanjutan dalam Diri
Murid
Education A paper presented on 9 April,
2011
Aula Undana,
9 April, 2011
61
Pemuda Mencari Peminpin:
Ditinjau dari Sudut
Pendidikan
Leadership A paper presented on 25
October, 2010
FISIP,
Undana, 25
October, 2010
Membangun Pendidikan
Bermutu di Era Otonomi
Daerah
Education A paper presented on 29 May
2010
Provincial
Office of
Education,
Kupang, 29
May 2010
Nationally Held Exams:
What’s Wrong?
Education A paper presented on 15 May
2010
Provincial
Office of
Education,
Kupang, 15
May 2010
Sistem Nasional Pendidikan
Indonesia: Apa yang Salah?
Education A paper presented on 8 May
2010
Provincial
Office of
Education,
Kupang, 8
May 2010
On Powerful English
Teaching
Teaching A paper presented on 13
March, 2010
St. Paul
College of
Education,
Ruteng,
13/3/2010
Bahasa Ibu Minoritas:
Mengapa Diperlukan?
Language A paper presented on 20
February 2010
The
University of
Nusa
Cendana,
Linguistic
Graduate
Program,
20/02/2010
Menjadi Guru yang
Profesional dan Bermartabat
Education A paper to be presented on 15
January 2010
Labuan Bajo,
15 January
2010
Tentang Guru yang
Profesional dan Bermartabat
Education A paper to be presented on 26
November 2009
Kupang, 26
November
2009
Tentang Relasi Antabahasa Language A paper to be presented on
January 19, 2008
Kupang, 19
January 2008
Developing English Syllabi Education Consultant for the Provincial
Office of the Department of
National Education
Since July
2007
Writing in Manggaraian: An
Analysis of a Tertiary
Students’ Text
Writing A paper presented in the
International Seminar of East
Nusantara Languages
Kupang, 1-3
August 2007
62
Kebijakan dan Strategi
Pengelolaan Perpustakaan
Library Workshop (participant) Jakarta, 11-12
April 2007
Membaca dan Menulis
dalam Dua atau Lebih
Bahasa
Literacy A paper presented in Ruteng,
NTT
Ruteng,
August 22,
2006
Library Management Library Workshop (participant) Yogyakarta,
April-May,
2006
Pemanfaatan Teknologi
Informasi untuk Pengelolaan
Lahan yang Berkelanjutan
Agriculture National Seminar
(participant)
Yogyakarta,
22 April 2006
Pengembangan “Local
Content” di Perguruan
Tinggi dan “Information
Skills Training”
Library National workshop
(participant)
Mataram, 24
May 2006
Peran Koleksi Lokal dalam
Pengembangan Potensi
Daerah
Library National Seminar Mataram, 22
May 2006
Belajar dalam Dua Bahasa Language
Learning
A paper presented in a seminar
in Ruteng
Ruteng, 21
December
2004 and
Maumere , 23
December
2004
Mereformasi Sistem
Pendidikan di Indonesia
Education A paper presented in a seminar
at the University of Nusa
Cendana
Kupang, 12
July 2004
Membangun Pendidikan di
Manggarai Barat
Education A paper presented in a seminar
anticipating the establishment
of West Manggarai Regency
15 April 2003
Kupang, 1 Mei 2012
Prof. Drs. Tans Feliks, M.Ed., Ph.D.