laporan creel mentawai 2008 -...
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunianya hingga laporan kegiatan pelatihan pemantauan perikanan berbasis
masyarakat (CREEL) di wilayah Kabupaten Mentawai ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Pemantauan perikanan berbasis masyarakat (CREEL) merupakan
salah satu komponen Benefit Monitoring Evaluation (BME) dalam program
COREMAP II, yang menjadi tanggung jawab CRITC dengan bantuan CBM.
Pelatihan CREEL di Kabupaten Mentawai dilaksanakan pada tanggal 23 – 27
Juli 2008. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi
semua pihak yang terlibat dalam CREEL, seperti CRITC daerah, komponen
CBM (motivator, fasilitator, LPSTK) dan pencatat dari masyarakat nelayan
sebagai pihak yang terlibat langsung dalam proses pengambilan data.
Pelatihan ini diikuti oleh 14 orang yang terdiri dari anggota CRITC Daerah,
fasilitator serta motivator dari desa-desa COREMAP Kabupaten Mentawai.
Dengan pelatihan ini, diharapkan kualitas maupun kuantitas data
CREEL yang diambil menjadi lebih akurat dan berkesinambungan.
Selanjutnya, data perikanan yang terkumpul dapat dijadikan acuan bagi
daerah masing-masing untuk merumuskan kebijakan yang mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak lingkungan,
khususnya terumbu karang.
Laporan ini berisi rincian seluruh kegiatan yang dilakukan selama
pelatihan sesuai dengan materi yang telah direncanakan. Dalam kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Ir. Ono
Kurnaen Sumadhiharga sebagai direktur NPIU CRITC, Bapak Rudi Sorga, S.Pi
sebagai Koordinator CRITC daerah Kabupaten Mentawai, serta semua pihak
yang telah membantu terselenggaranya pelatihan ini sampai dengan laporan
ini dibuat.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini, untuk itu saran maupun kritik yang membangun sangat kami
harapkan.
Jakarta, Agustus 2008
Tim Pelatihan CREEL CRITC Jakarta
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
BAGIAN I : LAPORAN PELATIHAN CREEL MENTAWAI....................... 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................ 2
1.2. Tujuan .......................................................................... 4
1.3. Hasil yang diharapkan ...................................................... 4
II. MATERI DAN METODE
2.1. Metode Pelatihan ............................................................ 5
2.2. Alat dan Bahan ............................................................... 5
2.3. Waktu dan Tempat Pelatihan ............................................ 5
2.4. Materi Pelatihan ............................................................. 6
2.5. Peserta Pelatihan ............................................................ 7
2.6. Instruktur ...................................................................... 7
2.7. Kepanitiaan ................................................................... 8
III. DINAMIKA PELATIHAN ............................................................. 8
IV. EVALUASI KEGIATAN
4.1. Materi Pelatihan ............................................................. 18
4.2. Pelaksanaan Pelatihan ..................................................... 21
4.3. Instruktur ...................................................................... 22
4.3. Komentar Peserta Mengenai Pelatihan ............................... 23
V. CATATAN .................................................................................... 23
LAMPIRAN
BAGIAN II : SURVEI CREEL .............................................................. 55
1. STUDI AWAL ............................................................................... 56
2. PEMANTAUAN PENDARATAN IKAN .............................................. 60
3. CATCH PER UNIT EFFORT ............................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 67
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 1
BAGIAN I
LAPORAN PELATIHAN CREEL
MENTAWAI
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 2
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Coral Reef Rehabilitation and Management Program
(COREMAP) merupakan program pemerintah yang bertujuan
untuk menyelamatkan terumbu karang di Indonesia. Program
COREMAP sekarang telah memasuki fase kedua yaitu
implementasi, yang akan berakhir pada tahun 2009.
Pada fase kedua Asian Development Bank
(ADB)mendanai COREMAP di wilayah Indonesia bagian barat,
meliputi: Kota Batam, Lingga, Kepulauan Natuna, Bintan, Nias,
Nias Selatan, Tapanuli Tengah, dan Mentawai.
Dalam rangka melihat pencapaian program, ADB telah
menentukan indikator keberhasilan. Keberhasilan ini antara
lain dilihat dari aspek ekologi dan sosial-ekonomi yang
ditetapkan sebagai berikut :
Indikator keberhasilan
Biofisik Sosial ekonomi Presentase tutupan karang hidup naik sebesar 2% per tahun.
Jumlah ikan kepe-kepe untuk spesies yang ada bertambah rata-rata 20% selama 10 th.
Pendapatan per kapita masyarakat di lokasi target COREMAP naik sebesar 2% per tahun
Penangkapan per satuan usaha (CPUE) meningkat
Untuk mengukur pencapaian indikator keberhasilan
COREMAP tersebut di atas, maka telah didesain suatu metode
monitoring yang dikenal sebagai Benefit Monitoring Evaluation
(BME). Kegiatan utama dari BME antara lain :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 3
INDIKATORKEBERHASILAN
METODAMONITORING
FREKUENSI MONITORING
Kesehatan Terumbu Karang
Reef Health Monitoring
1 x setahun
Penangkapan per Satuan Usaha (Catch per Unit Effort)
Pemantauan perikanan berbasismasyarakat(CREEL)
1 bulan sekali
Kesejahteraanmasyarakat
Survei sosial ekonomi
Pertengahan dan akhir program
CRITC Nasional maupun CRITC daerah memegang
peranan utama dalam kegiatan BME. Dalam prakteknya,
kegiatan Reef Health Monitoring dan Survei sosial ekonomi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab CRITC, sementara
kegiatan pemantauan perikanan berbasis masyarakat (CREEL)
adalah tanggung jawab bersama antara CBM dan CRITC.
Untuk menunjang pelaksanaan survei CREEL ini, telah
dilakukan Training of Trainers (TOT) bagi staf CRITC daerah
pada tahun 2006 di Jakarta. TOT ini lebih ditujukan untuk
menyamakan persepsi mengenai metode pengumpulan dan
analisa data di daerah. Sedangkan untuk pelaksanaan di
lapangan, diharapkan staf CRITC daerah dapat berkoordinasi
dan bekerjasama dengan komponen CBM daerah seperti
Fasilitator Lapangan, Motivator Desa maupun LPSTK.
Dari hasil survei CREEL di lokasi COREMAP yang telah
diterima oleh CRITC Nasional, masih didapatkan banyak
kekurangan, antara lain dalam hal kelengkapan maupun
analisa data. Hal ini dimungkinkan karena kondisi lapangan
yang berbeda-beda untuk setiap lokasi. Sebagai antisipasi hal
ini, CRITC nasional telah mengupayakan beberapa perbaikan
metode pengambilan data maupun software entry data CREEL.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 4
Untuk itu perlu diadakan observasi langsung ke lokasi
COREMAP untuk mengidentifikasi kendala yang dialami setiap
lokasi, sekaligus memberikan pelatihan lanjutan dalam rangka
meningkatkan kompetensi staf CRITC dan CBM daerah dalam
mengambil dan menganalisa data CREEL, serta deseminasi
revisi metode pengumpulan data serta software entry data
CREEL.
1.2 Tujuan
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
staf CRITC daerah Mentawai dan Komponen CBM (Fasilitator,
Motivator dan LPSTK) di Mentawai dalam pelaksanaan survei
pemantauan perikanan berbasis masyarkat (CREEL)
1.3 Hasil yang diharapkan
Dengan pelaksanaan pelatihan ini, diharapkan : Peserta
mengerti maksud dan tujuan survei pemantauan perikanan
berbasis masyarakat
Peserta dari komponen CBM Mentawai mampu
melakukan pengambilan data secara baik dan kontinu, serta
melakukan pengisian formulir 1 - 5 sesuai dengan pedoman
yang ada.
Peserta dari komponen CRITC daerah Mentawai mampu
menggunakan software entry data CREEL yang telah direvisi,
serta mampu melakukan analisa data dan pelaporan hasil data
CREEL secara baik dan kontinu.
Melalui pelatihan ini diharapkan para peserta
memahami pentingnya pelaksanaan program pemantauan
perikanan di wilayahnya masing-masing serta mampu
melaksanakan program pemantauan perikanan di daerahnya
dengan dukungan oleh CRITC daerahnya.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 5
II. METODOLOGI PELATIHAN 2.1. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Pemantauan Perikanan Berbasis
Masyarakat atau sering disebut CREEL ini dilaksanakan pada
tanggal 23-27 Juli 2008 di Sekretariat COREMAP Mentawai.
2.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
peralatan yang sering digunakan dalam kegiatan presentasi
seperti: LCD projector, komputer, poster, whiteboard serta
alat tulis. Materi pelatihan dirangkum dalam dua buku
manual CREEL. Untuk mengambil data di lapangan
disediakan formulir-formulir isian (form 1 – form 5) serta
kuesioner tentang evaluasi pelaksanaan pelatihan.
2.3. Metode Pelatihan
Kegiatan pelatihan ini terdiri dari pengenalan dan
asistensi CREEL di kelas. Pada pelaksanaan pelatihan di
Mentawai dibagi menjadi 2 hari. Hal ini disebabkan karena
seluruh peserta tidak dapat hadir pada hari pertama. Peserta
yang dapat hadir pada hari pertama adalah yang berasal dari
desa Tuapejat dan Sikakap. Sedangkan peserta yang berasal
dari desa Saibi Samokup, Saliguma dan Katurai baru dapat
hadir pada hari kedua dikarenakan kondisi laut yang tidak
memungkinkan untuk berangkat pada hari pertama. Praktek
pengambilan data CREEL di lapangan pada hari kedua sampai
hari ketiga, selanjutnya praktek teknik entry data CREEL ke
dalam komputer kepada petugas entry data yang berasal
dari tim CRITC daerah.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 6
Masing-masing peserta diberi dua buku manual CREEL.
Salah satu buku berisi tentang pengertian, tujuan, manfaat
dan teknik pengisian formulir-formulir CREEL, sedangkan
buku lainnya berisi tentang gambar dari spesies-spesies ikan
karang dalam tiap familianya beserta nama latin dan kode
ikannya.
2.4. Materi Pelatihan
Materi Pelatihan yang diberikan adalah sebagai berikut:
No. Materi Pelatihan Uraian Materi Pelatihan
1 Penjelasan tentang CREEL
Pengertian CREEL, kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan dalam melaksanakan CREEL serta manfaat CREEL bagi masyarakat pesisir
2 Penjelasan masing-masing formulir CREEL
Formulir 1: Studi awal, diisi di awal kegiatan CREEL Formulir 2: Survei pendaratan ikan, diisi sebulan sekali, selama 3 hari berturut turut Formulir 3: Catatan harian pendaratan ini, diisi sebulan sekali selama 3 hari berturut-turut Formulir 4: Kapasitas penangkapan ikan, diisi setiap musim (3 bulan sekali, sejumlah responden)Formulir 5 : Inventarisasi nelayan, alat tangkap dan perahu, diisi tiap 6 bulan sekali
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 7
3 Asistensi pengisian masing-masingformulir CREEL
Peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap kelompok didampingi oleh seorang instruktur
4 Praktek pengambilan data di lapangan
Masing-masing peserta diberi waktu selama 2 hari untuk langsung mengambil data CREEL di lokasi-lokasi yang telah disepakati dan langsung diserahkan kepada panitia pada sore harinya. Instruktur langsung mengoreksi hasil pengisian formulir dari masing-masing peserta
5 Praktek entry data Sebagai tahap akhir, dilakukan pelatihan entrydata kepada para petugas entry data dari staf CRITC-COREMAP setempat
2.5. Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan CREEL adalah CBM (nelayan,
motivator desa, fasilitator lapangan dan LPSTK) dan staf
CRITC daerah. CBM berperan dalam pengambilan data di
lapangan, sedangkan staf CRITC daerah berperan dalam
entry data.
2.6 Instruktur
Instruktur pelatihan CREEL tahun 2008 ini adalah staf
CRITC COREMAP Pusat yang terdiri dari Dra. Sasanti Retno
Suharti, M.Sc, Supono, Pipin Kusumawati dan Eliya Nurul
Khasanah.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 8
2.7. Kepanitiaan
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh CRITC
Nasional, dibantu oleh beberapa tenaga lokal dari CRITC
daerah Mentawai.
III. DINAMIKA PELATIHAN Pelatihan CREEL di Mentawai tahun 2008 merupakan
sosialisasi kembali karena program pelatihan CREEL ini sudah
dilakukan pada tahun 2006, akan tetapi karena banyaknya
kendala mengakibatkan tidak adanya keberlanjutan program
tersebut pada tahun 2007. Beberapa kendala tersebut adalah
desa-desa yang merupakan desa binaan COREMAP di
Mentawai terletak saling berjauhan sehingga sulit untuk
dijangkau. Selain itu adanya keterbatasan sumber daya
manusia di daerah Mentawai mengakibatkan kesulitan para
pencatat untuk memahami teknik pencatatan CREEL. Atas
pertimbangan tersebut maka proses pengambilan data
CREEL Mentawai dilakukan oleh tenaga kontrak dari LSM
setempat.
Tim CREEL yang terdiri dari 4 orang berangkat dari
Jakarta pukul 11.00 dan tiba di Padang pukul 12.40. Tim
telah dijemput oleh staf COREMAP Padang dan singgah
sebentar di kantor COREMAP untuk bertemu dengan Bp.
Maylan. Selanjutnya tim menuju tempat Pak Sam (LSM
Minang Bahari) untuk beristirahat sebelum naik kapal menuju
Mentawai pada malam harinya. Pukul 21.00 tim berangkat ke
Mentawai menggunakan Kapal Ambu-Ambu.
Tim sampai di Mentawai pukul 08.30 dan langsung
menuju penginapan Hotel Bintang. Pukul 11.00 tim menuju
kantor COREMAP Mentawai. Di sana tim disambut oleh
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 9
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Mentawai yaitu
Bapak Edi Sukarni dan dilanjutkan koordinasi acara CREEL
dengan Ibu Gusfayanti dan Koordinator CRITC Mentawai
yaitu Bapak Rudi Sorga. Di sini diperoleh informasi bahwa
pelatihan CREEL 2008 pesertanya berasal dari para Fasilitator
Lapangan (FL) daerah binaan COREMAP serta tenaga
pendamping lapangan. Motivator desa (MD) tidak dapat
dihadirkan karena sedang ada reorganisasi atau pergantian
MD baru. Peserta dari jauh (Saibi, Saliguma dan Katurai)
tidak bisa hadir karena kendala cuaca sehingga pelatihan
yang direncanakan pada hari Kamis tanggal 24 Juli 2008
hanya dihadiri peserta dari desa Tuapejat dan Sikakap,
sedangkap peserta dari daerah lain mengikuti pelatihan pada
hari Jumat 25 Juli 2008. Di samping itu diperoleh juga
informasi bahwa CREEL Mentawai pada tahun 2006 tidak
berjalan karena pada saat pelatihan peserta berasal dari para
camat yang tidak memungkinkan mereka untuk mengambil
data secara langsung di lapangan. Akhirnya pengambil data
dilakukan oleh staf CRITC. Akan tetapi karena kesibukan
pekerjaan, pengambilan data menjadi terbengkalai.
Gambar 1. Koordinasi tim dengan CRITC Mentawai
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 10
Hari I (Kamis, 24 Juli 2008)
Tim berangkat pukul 09.00, akan tetapi tim diminta
terlebih dahulu mengikuti acara pembukaan Duta Karang di
Kabupaten Mentawai. Acara Duta Karang merupakan
program DKP yang dipihakketigakan kepada WALASE (CV.
Wahana Lautan Sejati). Pukul 10.00 tim tiba di sekretariat
COREMAP. Pelatihan dihadiri oleh 7 orang peserta, yaitu :
desa Tuapejat terdiri dari 2 fasilitator lapangan, 1 motivator
desa dan 2 tenaga teknis (penyuluh), 1 fasilitator lapangan
dari desa Sikakap dan 1 tenaga teknis dari desa Katurai.
Gambar 2. Suasana pelatihan CREEL Mentawai
Acara diawali dengan perkenalan peserta dan tim dari
LIPI. Kemudian acara dilanjutkan oleh Ibu Santi dengan
penyampaian materi tentang CREEL. Acara selanjutnya
adalah penjelasan tentang pengisian formulir sekaligus
penetapan lokasi pendaratan ikan di desa Tuapejat dan
Sikakap. Hasil sementara yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
Desa Tuapejat
Lokasi pendaratan : Tauke Lius, Tauke Joni dan Tauke
Erni
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 11
Desa Sikakap
Lokasi pendaratan : Masabuk, Tauke Aris dan Sikakap
Timur
Selain penetapan lokasi pendaratan ikan juga diketahui
bahwa di Mentawai terdiri dari tiga musim yaitu musim jelek,
musim baik dan musim peralihan. Musim jelek terjadi antara
bulan Juli – September, musim baik terjadi antara bulan
Januari–Juni sedangkan musim peralihan berlangsung antara
bulan Oktober – Desember.
Gambar 3. Kesepakatan penetapan lokasi pendaratan dan asistensi peserta CREEL hari pertama
Setelah makan siang, acara dilanjutkan dengan
asistensi masing-masing peserta untuk pengisian tiap
formulir CREEL. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok dan tiap
kelompok didampingi oleh satu orang instruktur. Acara
selesai pukul 15.00 kemudian peserta dari desa Tuapejat
sepakat untuk latihan mengambil data pada malam harinya.
Di kabupaten Mentawai, jenis nelayannya bervariasi, ada
nelayan yang full time dan ada pula yang paruh waktu.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 12
Nelayan tidak hanya melaut satu kali dalam sehari.
Terkadang nelayan melaut 2 kali yaitu berangkat pagi dan
pulang pada sore hari. Setelah menjual hasil tangkapan pada
tauke kemudian nelayan tersebut kembali melaut dan pulang
pada malam atau esok harinya. Bahkan ada nelayan yang
berubah profesi menjadi tukang angkut becak pada saat ada
kapal yang merapat di pelabuhan. Nelayan memilih menjadi
tukang angkut dibandingkan melaut karena hasil sudah bisa
dipastikan jika menjadi tukang angkut menggunakan becak.
Terkadang setelah menjadi tukang angkut baru mereka
melaut pada sore harinya jika keadaan cuaca sedang bagus.
Hari II (Jumat, 25 Juli 2008)
Tim menuju ke kantor COREMAP pukul 08.30. setelah
itu acara dimulai dengan sambutan dari Bu Santi selaku
ketua rombongan pusat dilanjutkan sambutan sekaligus
pembukaan oleh Bp. Edi Sukarni selaku Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan. Acara dilanjutkan dengan
perkenalan masing-masing peserta dan rombongan dari
Jakarta. Pada hari kedua acara dihadiri oleh seluruh peserta
termasuk peserta yang sudah mengikuti pelatihan pada hari
pertama. Setelah itu, acara pelatihan diberikan oleh Bu Santi
sekaligus penentuan kesepakatan lokasi pendaratan. Berikut
adalah lokasi pendaratan ikan tiap desa yang ditetapkan
untuk diambil data respondennya:
NAMADESA
KODE LOKASI
LOKASIPENDARATAN
IKANPENCATAT
TPTL Tauke Lius Riki Martoni TPTJ Tauke Joni Candra Saputra
Tuapejat
TPTE Tauke Erni Nurmai Salfitri
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 13
SKMS Masabuk Mariana SKTA Tauke Aris Alam
Sikakap
SKST Sikakap Timur Hermawan KTTA Tauke Aritonang Ananias Katurai KTTB Tauke Babe Ananias SBTT Tauke Tobing Sukisman Saibi
Samokup SBTM Tauke Mikael Jafrika - Pulau Buggei Yamfrida Saliguma - Marta
Setelah penetapan lokasi selesai kemudian diskusi antara
peserta dan instruktur mengenai permasalahan yang
dihadapi oleh para pengambil data. Setelah itu acara
dipending untuk sholat jum’at dan makan siang dilanjutkan
asistensi pengisian formulir untuk peserta yang baru hadir
pada hari pertama. Sedangkan peserta yang sudah mengikuti
pelatihan pada hari pertama setelah makan siang langsung
menuju lokasi pendaratan untuk mengambil data responden.
Gambar 4. Kesepakatan penetapan lokasi pendaratan dan asistensi peserta CREEL hari kedua
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 14
Pada saat pelatihan berlangsung ada sedikit
kesalahpahaman antara tim dengan salah seorang tenaga
teknis lapangan. Sebenarnya tenaga teknis berperan dalam
mendampingi masyarakat mengenai program MPA (mata
pencaharian alternatif). Karena program tersebut belum
dimulai akhirnya tenaga teknis boleh mengikuti pelatihan
sekedar untuk menambah wawasan mengenai CREEL.
Setelah diberikan penjelasan oleh kepala CRITC dan senior
fasilitator di daerah Mentawai akhirnya bisa diluruskan dan
ditetapkan yang mengambil data hanya fasilitator lapangan
dan motivator desa, sedangkan tenaga teknis boleh
mengikuti pelatihan untuk menambah pengetahuan sekaligus
mendampingi fasilitator lapangan dan motivator desa jika
ada kesulitan atau permasalahan saat mengambil data
lapangan. Pelatihan selesai pada pukul 14.00.
Pada malam harinya salah satu pengambil data dari
desa Tuapejat datang ke penginapan untuk menyerahkan
formulir yang telah diisi. Setelah dievaluasi secara
keseluruhan sudah terisi dengan lengkap. Hanya saja
responden yang dicatat hanya 2 orang karena cuaca tidak
bagus sehingga tidak banyak nelayan yang melaut.
Hari III (Sabtu, 26 Juli 2008)
Hari ketiga adalah praktek pengambilan data
responden. Awalnya pengambilan data akan dilakukan pada
pagi hari akan tetapi pada pagi hari ternyata ada kapal yang
mendarat sehingga banyak nelayan yang menjadi tukang
angkut barang. Setelah mendapatkan informasi dari salah
satu tenaga teknis desa Tuapejat ternyata ada nelayan yang
sudah pulang melaut. Setelah itu tim bersama peserta
pelatihan berangkat jam 09.00 menuju tauke yang berada di
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 15
desa Tuapejat. Seluruh peserta dan anggota tim berhasil
mendapatkan data dari 4 tauke yang ada di desa Tuapejat.
Masing-masing peserta berlatih mengisi formulir CREEL.
Setelah selesai semua peserta dan anggota tim menuju
penginapan untuk beristirahat dan akan melanjutkan
pengambilan data pada sore harinya.
Gambar 5. Suasana pengambilan data formulir CREEL di desa Tuapejat
Pada sore hari peserta dan tim dibagi menjadi 2
kelompok. Ternyata kapal yang mendarat hanya 1 kapal
sehingga hanya didapatkan satu data saja. Selanjutnya
peserta dan panitia menuju penginapan untuk melakukan
evaluasi pengisian data ke dalam formulir CREEL.
Setelah dievaluasi secara keseluruhan, hampir sebagian
besar peserta sudah memahami cara pengisian formulir.
Kekurangannya adalah responden yang bisa diambil hanya
sedikit sekali. Selain itu susah untuk mendapatkan nelayan
yang bekerja full time. Hampir sebagian besar nelayan tidak
bisa dipastikan berapa hari dia melaut dalam seminggu. Hal
ini menyebabkan pencatat kesulitan untuk mendapatkan
responden yang sama selama tiga hari berturut-turut. Hal ini
juga terjadi di desa Saliguma. Di desa ini nelayan menjual
hasil tangkapan di tengah laut dan di desa lain bukan di
desanya sendiri. Hal ini menyulitkan pencatat untuk
mendapatkan data. Selain transportasi mahal kadang
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 16
nelayan yang akan diambil datanya baru pulang setelah
seminggu melaut. Sedangkan pencatat harus mencatat hasil
tangkapan tiap harinya selama tiga hari berturut-turut.
Setelah dibicarakan bersama akhirnya diberikan satu
alternatif yaitu setelah ditentukan responden yang akan
dicatat maka sebelum berangkat melaut nelayan dititip pesan
untuk mencatat hasil tangkapan yang dijual didesa lain
selama tiga hari berturut-turut.
Hari IV (Minggu, 27 Juli 2008)
Acara penutupan dimulai pada pukul 09.00. Acara
dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan yang
sekaligus menutup acara pelatihan. Selain itu, juga hadir tim
dari MAC (Marine Aquarium Culture) yang sekaligus
memberikan pengarahan kepada para fasilitator lapangan.
Mereka memberikan tips untuk pendekatan pada
masyarakat, bagaimana memposisikan masyarakat agar
mereka merasa memegang peran penting dalam program
CREEL. Selain itu juga diberikan mengenai wawasan ikan-
ikan hias yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang.
Apa peran terumbu karang terhadap kehidupan ikan secara
umum dan pengaruhnya terhadap perekonomian nelayan
melalui kegiatan perikanan. Narasumber juga menjelaskan
potensi kabupaten Mentawai dari data-data yang sudah ada,
termasuk pentingnya data CREEL sebagai indikator kondisi
terumbu karang.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 17
Gambar 6 . Suasana acara penutupan pelatihan CREEL Mentawai
Setelah acara ditutup maka dilakukan pembagian
sertifikat bagi peserta dan panitia serta uang saku.
Sementara itu petugas entry data melakukan pelatihan entry
data yang didampingi oleh tim CREEL Jakarta. Pelaksanaan
pelatihan entry data hingga pukul 15.00. Peserta pelatihan
entry data sudah mengerti mengenai cara entry data karena
pada tahun 2006 sudah dilakukan. Kesulitan dari peserta
adalah software yang digunakan kadang masih bermasalah.
Seperti pada saat mau mengisikan data ternyata data
tersebut tidak mau diinput. Setelah diberikan penjelasan
mengenai cara mengatasi hal tersebut peserta sudah
mengerti. Selain itu peserta juga disampaikan cara
menampilkan informasi sederhana dalam bentuk grafik.
Informasi bisa disampaikan untuk periode bulanan maupun
musiman.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 18
Gambar 7. Penyerahan sertifikat kepada peserta dan foto bersama peserta, panitia dan tim dari Jakarta
IV. EVALUASI KEGIATAN A. Materi Pelatihan
Pemahaman maksud dan tujuan pengisian masing-
masing formulir
Histogram 1. Pemahaman maksud dan tujuan pengisian formulir 1 sampai 5
Secara umum, di akhir pelatihan peserta telah
memahami maksud dan tujuan pengisian formulir 1
sampai 5.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 19
Pemahaman maksud dan tujuan pengisian entry data
Histogram 2. Pemahaman maksud dan tujuan pengisian entry data
Pada akhir pelatihan dari 7 orang peserta
pelatihan entry data, 5 orang diantaranya sudah
mengerti dan 2 orang menyatakan kurang mengerti.
Hal ini wajar karena pengisian entry data ditujukan
kepada staf CRITC daerah, sedangkan yang menjawab
kurang mengerti adalah pencatat.
Pemahaman maksud dan tujuan pelaporan CREEL
Histogram 3. Pemahaman maksud dan tujuan pelaporan CREEL
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 20
Evaluasi terhadap pemahaman maksud dan
tujuan pelaporan CREEL hanya diisi oleh 6 responden
dari keseluruhan 15 responden. Keenam responden
menyatakan mengerti terhadap maksud dan tujuan
pelaporan CREEL. Di sini menunjukkan hanya sebagian
kecil peserta yang memahami maksud dan tujuan
pelaporan CREEL. Hal ini bisa dimaklumi karena
pelaporan CREEL menjadi tanggung jawab utama CRITC
daerah.
Bagian yang dianggap sangat sulit
Histogram 4. Bagian yang dianggap sulit oleh peserta
Dari histogram menunjukkan bahwa keseluruhan
peserta mengerti dengan baik formulir 1. Hal ini
dikarenakan formulir 1 secara tidak langsung telah diisi
pada saat penetapan lokasi pendaratan saat pelatihan
CREEL. Begitu pula dengan formulir 4, semua peserta
telah dapat mengisinya dengan baik. Hanya ada
beberapa peserta yang menganggap sulit form 2, 3 dan
5. Kebanyakan peserta merasa kesulitan dalam
pengisian formulir 5. Hal ini dikarenakan pencatat
bukan penduduk asli desa setempat dan merupakan
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 21
Fasilitator Lapangan yang direkrut oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat sehingga tidak mengetahui secara
pasti keadaan desa setempat. Padahal data formulir 5
dapat diperoleh melalui monografi desa di masing-
masing lokasi. Entry data dan pelaporan pada dasarnya
bukan merupakan hal yang sulit bagi peserta karena
petugas entry data telah mendapatkan pelatihan pada
tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2006.
B. Pelaksanaan Pelatihan
Waktu pelatihan
Histogram 5. Waktu pelatihan
Waktu pelaksanaan pelatihan dinilai cukup oleh
sebagian besar peserta pelatihan. Namun terdapat
beberapa peserta yang menyatakan waktu pelatihan
kurang atau sangat singkat. Mereka menilai untuk
mendapatkan hasil yang maksimal seharusnya waktu
pelatihan lebih lama. Hal ini untuk mengantisipasi jika
setelah pengambilan data terdapat kekurangan masih
ada waktu untuk evaluasi kekurangan yang harus
dilengkapi.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 22
Pelaksanaan pelatihan
Histogram 6. Pelaksanaan pelatihan
Pelaksanaan pelatihan dinilai telah baik oleh para
peserta. Para instruktur telah berusaha secara
maksimal untuk melatih para peserta. Selain
memberikan penjelasan tentang CREEL secara
menyeluruh, juga dilakukan asistensi secara langsung
tentang pengisian masing-masing formulir sehingga
pemahaman peserta terhadap pengisian formulir lebih
optimal. Dengan demikian data yang diperoleh dapat
lengkap dan akurat.
C. Instruktur
Cara penyampaian instruktur
Histogram 7. Cara penyampaian instruktur
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 23
Histogram menunjukkan bahwa instruktur telah
menyampaikan materi dengan baik sehingga dapat
dimengerti oleh seluruh peserta pelatihan. Hal ini
ditunjang oleh latar belakang peserta yang sebagian
besar adalah sarjana atau lulusan SMA sehingga daya
tangkap mereka lebih cepat. Namun juga diharapkan
dengan tingginya tingkat pendidikan, kinerja mereka
dalam mengambil data menjadi lebih baik.
D. Komentar peserta tentang pelatihan CREEL Mentawai
2008:
a. Untuk pelatihan selanjutnya, diharapkan peserta dapat
difasilitasi dengan baik
b. Pelatihan CREEL telah menambah pengetahuan peserta
tentang ikan-ikan di terumbu karang
c. Peserta tidak dibekali dengan pengetahuan melakukan
survey yang baik sehingga peserta kesulitan dalam
melakukan survei di lapangan
V. CATATAN Dari hasil pelatihan disimpulkan beberapa point :
Sebagian besar materi pelatihan cukup dimengerti oleh para
peserta.
Para peserta telah memahami cara pengisian masing-masing
formulir (form 1 – form 5). Hal ini terlihat dari hasil
pengambilan data di lapangan, pengisian formulir 2-4 relatif
bagus dan hampir semuanya terisi. Akan tetapi, data yang
diperoleh baru dari desa Tuapejat karena lokasi lain tidak
memungkinkan untuk diambil datanya akibat faktor jarak yang
terlalu jauh.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 24
Adanya buku panduan ikan–ikan karang cukup membantu
peserta dalam penulisan jenis ikan yang ditangkap.
Selain itu, para peserta terlihat sangat antusias menjalankan
program ini. Walaupun ini baru pertama kali tetapi mereka
yakin akan menghasilkan dampak baik di masa mendatang.
Kendala utama di sini adalah para pengambil data yang berasal
dari Fasilitator Lapangan dan Motivator Desa merupakan
tenaga kontrak LSM sehingga terjadi kekhawatiran akan
keberlanjutan pengambilan data jika masa kontrak mereka
selesai. Selain itu, jarak lokasi pengambilan data yang jauh
serta terbatasnya sarana transportasi menghambat proses
penyerahan data ke CRITC daerah.
Dari saran dan komentar yang diberikan peserta menunjukkan
tim instruktur telah menjalankan tugasnya dengan baik, hanya
saja perlu lebih memperhatikan fasilitas akomodasi peserta
selama pelatihan. Peserta juga membutuhkan pembekalan
tentang teknik survei yang baik.
Adanya insentif dan uang transport perlu diperhatikan agar
mereka bisa lebih baik dan fokus dalam menjalankan tugas.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 25
LLAAMMPPIIRRAANN
1. Daftar Peserta Pelatihan CREEL di Mentawai
Nama Jabatan Desa No. telepon
AnitaTresnawati, S.Pi
Tenaga Teknis Pendamping MPA Katurai 085274781777
Sonni Olivia, S. Pi
PPTK (Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak)
Tuapejat 081374120877
Alam Sukar, SKM Fasilitator Lapangan Sikakap 081363133457
Bayu S. Piliang Penyuluh Kontrak Tuapejat 08126896771
Riki Martoni, S. H. Fasilitator Lapangan Tuapejat 081266087058
CandraSaputra, S.Pi Tenaga Teknis Tuapejat 085265223126
Nurmaisalfitri Motivator Desa Tuapejat -
SukismanSanerek Motivator Desa Saibi
Samokup -
Jasfrika Motivator Desa SaibiSamokup -
Marta Sabojiat Motivator Desa Saliguma -
Klementina Motivator Desa Katurai 081266749437
Yamfrida Yuliane, SE Fasilitator Lapangan Saibi
Samokup 081374142344
Ananias, SE Fasilitator Lapangan Katurai 085263278792
Damril Yulisman Motivator Desa Tuapejat -
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 262. Formulir-Formulir CREEL
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 27
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 28
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 29
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 30
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 31
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 32
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 33CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROJECT (COREMAP) Phase II
Coral Reef Information and Training Centers (CRITC)
Panduan Data Entry
Data Creel (Fish Landing)
Menggunakan MS Excel
September 2007
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 341. PENDAHULUAN
COREMAP merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan keberadaan terumbu karang di Indonesia. Terjaganya terumbu karang akan mempunyai efek berantai pada berbagai segi kehidupan khususnya untuk daerah-daerah di pesisir dimana sebagian besar masyaraktnya menggangtungkan hidupnya pada sumber daya laut termasuk terumbu karang di dalamnya. Terumbu karang yang baik dan terjaga merupakn jaminan akan tersedianya ikan serta biaota laut lain yang sangat diperlukan oleh sebagian besar masyarakt di pesisir untuk menopang hidupnya. Dengan demikian keberhasilan maupun sebaliknya dari COREMAP akan sangat bepengaruh langsung kepada masyarakat pesisir yang secara sosial ekonomi ‘agak terpinggirkan’.
Salah satu indicator pencapaian keberhasilan COREMAP adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar terumbu karang atau yang menggantungkan hidupnya di daerah terumbu karang adalah adanya peningkatan pendapatan biota laut/ikan dari waktu ke waktu yang berarti juga peningkatan pendapatan rumah tangga. Muaranya adalah peningkatan kesejahteraan social ekonomi dari masyarakat yang dalam kehidupan sehari-harinya berhubungan dengan laut dan terumbu karang sebagai habitat biota laut dan ikan. Indikator pencapaian tersebut diukur dengan upaya-upaya yang telah dilakukan nelayan dari hasil yang diperoleh setiap kali melaut dari waktu ke waktu secara periodik. Dan salah satu cara mengukur indicator pencapaian ini adalah mencatat, mengamati dan menghitung pada suatu tempat pendaratan ikan tentang apa yang diperoleh nelayan secara kontinu yang biasa dinamakan dengan Creel (fish landing). Creel dilakukan langsung di lapangan dan hasilnya kemudian dicatat dan dikumpulkan untuk kemudian diolah untuk dapat memberikan gambaran tentang hasil yang diperoleh nelayan.
Untuk membantu para pengelola data Creel, telah dikembangkan aplikasi ringan menggunakan Microsoft Excel yang selanjutnya digunakan sebagai tempat menampung, mengelola dan mengeolah data Creel di wilayah kerja COREMAP. Pengembangan aplikasi dengan MS Excel ini semata untuk memudahkan staf CRITC daerah dalam mengelola data Creel serta melakukan analisa untuk selanjutnya mempublikasikan hasil analisa dalam perbagai bentuk yang sesuai dengan tingkat pengguna yang memerlukan data Creel ini.
Dan buku manual data entry data Creel ini dibuat untuk lebih memudahkan staf pengelola data di daerah dalam melekukan data entry dari data Creel yang sebelumnya telah dikumpulkan petugas lapangan. Secara tahap demi tahap langkah memasukkan data dan selanjutnya mengolah data diharapkan tidak menjadi beban tambahan bagi staf CRITC daerah selaku pengelola database COREMAP di daerah, namun menjadi pemicu untuk lebih memanfaatkan dan mendayagunakan perangkat lunak yang selama ini sudah akrab dalam kegiatan administrasi sehari-hari serta dalam upaya membangun dan mengembangkan database terumbu karang di masing-masing wilayah kerja COREMAP.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 35PENAMAAN FILE
Penamaan file dalam melakukan data entry dari data Creel dibuat sedemikian rupa secara sistematis dan terstruktur agar nantinya file data Creel dapat dengan mudah ditemukan dan dikenali isinya dari nama filenya saja, hal ini mengingat bahwa data creel ini merupakan salah satu dari sekian banyak data pada database terumbu karang. Cara penamaan file untuk data Creel seperti berikut:
XXX : Kode nama dari nama Kabupaten (lihat tabel di bawah )
yy : dua digit terakhir dari tahun dilakukannya survei
Pemberian nama area ini mengikuti penamaan kabupaten seperti berikut :
Tabel Nama dan kode nama untuk penamaan file
NO NAMA AREA/WILAYAH SINGKATAN KODE NAMA
1. Batam Batam BTM 2. Kepulauan Riau/Bintan Kepri KRI 3. Natuna Natuna NTN 4. Lingga Lingga LIN 5. Nias Nias NIA 6. Nias Selatan Niasel NIS 7. Tapanuli Tengah Tapteng TPT 8. Kepulauan Mentawai Mentawai MTW 9. Biak Numfor Biak BIA 10. Buton Buton BTN 11. Pangkajene Kepulauan Pangkep PGK 12. Raja Ampat Rajampat RJA 13. Kepulauan Selayar Selayar SLY 14. Sikka Sikka SIK 15. Wakatobi Wakatobi WKT
MEMBUAT FILE BARU DARI FILE TEMPLATE
Sebelum melakukan pemasukan data (data entry) perlu dipersiapkan terlebih dahulu file MS Excel (workbook) yang akan dipergunakan sebagai penyimpan datanya. Berikut ini adalah cara membuat file baru tersebut:
CREEL_XXX_yy.XLS
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 36
1). Buka/aktifkan aplikasi Microsoft Excel
2). Klik menu File dilanjutkan klik sub-menu Open… atau shortkey Ctrl + O
3). Posisikan kursor pada direktori dimana file template dengan nama : Creel_Template.XLS berada
4). Klik tombol Open untuk membuka file template tersebut
5). Setelah aplikasi aktif dan file sudah terbuka, klik menu View atau tekan tombol Alt+I.
6). Setelah itu pada sub-menu klik Toolbars dan akan ditampilkan pilihan sub-menu berikutnya
7). Arahkan kursor ke baris menu Visual Basic dan klik menu tersebut.
8). Selanjutnya akan dimunculkan toolbar Visual Basic seperti gambar berikut ini :
9). Arahkan kursor pada toolbar Visual Basic dan klik menu Security..., dan kemudian akan muncul form seperti berikut :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 37
10). Pada tab Security Level pilih Low, kemudian klik tombol OK
11). Simpan file tersebut dengan nama lain, caranya : klik menu Filedilanjutkan klik sub-menu Save As…, kemudian posisikan kursor pada direktori sebagai tempat file baru akan disimpan
12). Ubah nama dengan mengetikan pada text box File Name : Creel_xxx_yy.xls nama file tersebut disesuaikan dengan cara pemberian nama file pada bagian di depan (halaman 4)
13). Klik tombol Save untuk menyimpan file baru yang dibuat
14). Tutup file yang baru dibuat dengan klik menu File dilanjutkan klik Close
PEMASUKAN DATA (Data entry)
Setelah file baru dibuat selanjutnya adalah mengaktifkan dan membuka file baru tersebut untuk siap melakukan proses pemasukan data. Prinsip data entry adalah memasukkan data satu persatu karena pemasukkan data dengan cara copy-paste menyebabkan beberapa pemrosesan data tidak bisa berjalan.
Langkah-langkah pemasukan data adalah sebagai berikut :
1). Buka dan aktifkan aplikasi Microsoft Excel
2). Klik menu File dilanjutkan klik sub-menu Open… atau shortkey Ctrl + O
3). Posisikan kursor pada direktori dimana file Creel_BIA_06.xls (data Creel kab. Biak tahun survey tahun 2006)
4). Klik tombol Open untuk membuka file tersebut
5). Selanjutnya akan ditampilan form dialog Security Warning ( Namun bila form dialog ini tidak muncul abaikan langkah 6 dan langsung ke langkah 7)
6). Klik tombol Enable Macro
7). Dan akan ditampilkan Menu Utama seperti gambar berikut ini :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 38
Menu pada sheet Menu Utama disajikan dalam bentuk tekstual. Untuk memilih menu tinggal memposisikan kursor pada teks menu yang dikehendaki (pilihan menu ini juga ditunjukkan dengan segitiga berwarna hijau yang terletak dibagian kiri teks menu), kemudian klik pada teks tersebut.
Studi Awal Lokasi Pendaratan Ikan
Data Studi Awal Lokasi Pendaratan Ikan berisi data yang mencatat segala sesuatu yang dalam kegiatan studi awal Creel. Gambar di bawah ini menunjukkan sheet data entry untuk Survey Awal.
1). Posisikan kursor pada Menu Utama ke teks Studi Awal Lokasi Pendaratan Ikan.
2). Klik pada teks tersebut, selanjutnya ditayangkan lembar kerja seperti ini:
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 39
3). Masukkan data survei awal dengan mengetikkan pada tiap kolom yang disediakan.
Kolom Tanggal : diisi dengan tanggal dilakukannya survei awal dengan format data : dd-mmm-yy (contoh : 12-Des-06 atau 09-Jun-05)
Kolom Pencatat : diisi nama petugas pencatat pada survei awal
Kolom Desa :diisi dengan data nama desa tempat survei dilakukan
Kolom Jml RT : diisi dengan jumlah rumah tangga di desa yang disurvei
Kolom RT Nelayan : diisi dengan data jumlah rumath tangga (RT) nelayan di di desa yang disurvei
Kolom Jml Nelayan : diisi dengan jumlah nelayan (jiwa) yang ada
Kolom Jml Tauke : diisi dengan jumlah tauke/juragan di desa yang disurvei
4). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S.
5). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Menu Utama yang terdapat pada bagian bawah worksheet.
Informasi Lokasi & Skala Pendaratan
Data informasi lokasi dan skala pendaratan di Desa merupakan bagian dari studi awal untuk mensurvei keberadaan dan skala pendaratan hasil tangkapan ikan yang ada di desa yang disurvei. Langkah-langkah berikut untuk memasukkan informasi ini adalah :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 40
1). Dari sheet Data Desa posisikan kursor pada kolom paling kanan, dimana pada kolom tersebut terdapat susunan beberapa tombol perintah.
2). Klik pada tombol Lokasi & Skala Pendaratan (tombol pertama).
3). Kemudian akan ditampilkan tabel seperti gambar berikut ini :
4). Isikan data desa pada kolom Desa (dengan memilih nama desa yang sebelumnya telah diinput), Nama Lokasi Pendaratan Ikan serta Skala Pendaratan dengan memilih salah satu pilihan (Kecil, Sedang, Besar).
5). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan dengan klik menu Filedilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S.
6). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Data Desa dilanjutkan klik sheetMenu Utama.
Informasi Musim
Setelah mengisi semua data dari Studi Awal, selanjutnya data yang akan dimasukkan adalah Infomasi musim yang berisi data catatan musim yang ada di daerah yang bersangkutan. Cara mengaktifan sheet Info musim seperti berikut :
1). Pada sheet Data Desa (dengan judul tabel Formulir 1. Survei Awal)posisikan kursor pada kolom paling kanan, dimana pada kolom tersebut terdapat susunan beberapa tombol perintah.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 41
2). Klik pada tombol Informasi Musim dan selanjutnya akan ditampilkan sheet yang nampak gambar seperti berikut :
3). Masukkan data musim dengan ketentuan sebagai berikut :
Kolom Nama Musim :diisi dengan nama-nama musim (nama lokal) yang ada di lokasi survei. Disediakan tempat maksimum 4 musim.
Kolom Periode Musim : diisi dengan nama bulan mulai berlangsung dan berakhirnya musim yang bersangkutan. Nama bulan tinggal memilih dari pilihan yang disediakan.
4). Setelah selesai mengisikan data informasi musim, selanjutnya klik sheet Info Lokasi Penangkapan yang terletak pada deretan sheet bar. Gambar berikut menampilkan sheet yang dibuka :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 42
5). Isikan pada kolom Desa dengan nama desa tempat survei dilaksanakan. Selanjutnya isikan pada kolom Nama Lokasi dengan nama lokasi tempat penangkapan ikan.
6). Kolom Nama Lokasi diisi dengan nama lokasi tempat kegiatan di lakukan (misal : Lokasi A atau Karang Kapota dsb)
7). Pada kolom Periode Musim diisi dengan pilihan Ya atau Tidak pada masing-masing kolom musim sesuai dengan waktu/periode jenis kegiatan dilakukan.
8). Setelah selesai memasukkan semua simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau tombol Ctr + S.
9). Untuk kembali ke Menu Utama, klik sheet Data Desa selanjutnya kliksheet Menu Utama.
Lokasi Survei Pendaratan Ikan
Data Lokasi pendaratan ikan berisi data tempat-tempat pendaratan ikan yang telah disepakati (keputusan bersama) sebagai lokasi tempat survei Creel dilakukan. Berikut ini langkah-langkah untuk mengisi datanya :
1). Dari sheet Data Desa posisikan kursor pada kolom paling kanan, dimana pada kolom tersebut terdapat susunan beberapa tombol perintah.
2). Klik pada tombol Lokasi Survei (tombol ketiga).
3). Selanjutnya akan nampak tabel seperti gambar berikut ini :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 43
4). Isikan kolom Desa dengan nama desa tempat lokasi survei dilakukan.
Kolom No Di Peta diisi dengan nomor lokasi pendaratan ikan di peta
Kolom Kode diisi dengan kode/inisial lokasi pendaratan ikan
Kolom Nama Lokasi diisi denga nama lokasi pendaratan ikan
Kolom Latitude dan Longitude diisi dengan angka koordinat lintang dan bujur lokasi pendaratan ikan yang telah ditetapkan sebagai lokasi survei
5). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S
6). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Data Desa dilanjutkan klik sheetMenu Utama.
Kapasitas Penangkapan Ikan
Data kapasitas penangkapan ikan oleh masyarakat nelayan berisi data individual dari nelayan (responden) yang menjadi sumber data dari survei Creel ini. Langkah-langkah untuk memasukkan data kapasitas penangkapan ikan oleh masyarakat masyarakat nelayan seperti berikut :
1). Posisikan kursor pada Menu Utama ke Kapasitas Penangkapan Ikan.
2). Selanjutnya akan ditampilkan sheet Data Nelayan yang berisi tabel informasi data Reponden individu seperti gambar berikut :
3). Isikan kolom Tanggal, Pencatat, Musim, Desa, Nama Responden (nelayan), Umur, jumlah Anggota Keluarga serta Status Usaha sesuai dengan data yang tercatat pada Formulir 4.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 44
4). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S.
5). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Menu Utama.
Perahu Yang Dimiliki
Untuk memasukkan data perahu yang dimiliki oleh responden, ikuti langkah-langkah berikut ini :
1). Pada sheet Data Nelayan posisikan kursor pada kolom paling kanan, dimana pada kolom tersebut terdapat susunan beberapa tombol perintah.
2). Klik pada tombol Perahu Yang Dimiliki (tombol pertama).
3). Kemudian akan ditayangkan sheet Perahu yang berisi data/tabel Perahu yang dimliki oleh reponden seperti gambar berikut ini :
4). Isikan pada kolom yang ada sesuai dengan catatan pada formulir tentang perahu yang dimiliki oleh responden.
5). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S.
6). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Data Nelayan dilanjutkan klik sheet Menu Utama.
Alat Tangkap Yang Dimiliki
1). Pada sheet Data Nelayan posisikan kursor pada kolom paling kanan, dimana pada kolom tersebut terdapat susunan beberapa tombol perintah.
2). Klik pada tombol Alat Tangkap (tombol kedua).
3). Tampilan sheet Alat Tangkap yang dimiliki Responden seperti berikut:
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 45
4). Isikan pada kolom yang ada sesuai dengan catatan pada formulir tentang alat tangkap yang dimiliki oleh responden.
5). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S.
6). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Data Nelayan dilanjutkan klik sheet Menu Utama.
Kegiatan Penangkapan Ikan
1). Pada sheet Data Nelayan posisikan kursor pada kolom paling kanan, dimana pada kolom tersebut terdapat susunan beberapa tombol perintah.
2). Klik pada tombol Kegiatan Penangkapan Ikan (tombol terakhir).
3). Tampilan sheet Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh responden seperti gambar berikut :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 46
4). Isikan pada kolom yang ada sesuai dengan catatan pada formulir tentang kegiatan dalam penangkapan ikan yang dilakukan oleh responden.
5). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S.
6). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Data Nelayan dilanjutkan klik sheet Menu Utama.
Inventarisasi Nelayan, Alat Tangkap & Perahu
Inventarisasi nelayan, alat tangkap dan perahu adalah upaya untuk memperoleh gambaran jenis alat tangkap yagn digunakan serta armada penangkapan ikan yang ada. Langkahh berikut untuk mengisi data inventariasi perahu :
1). Dari sheet Data Desa posisikan kursor pada kolom paling kanan, dimana pada kolom tersebut terdapat susunan beberapa tombol perintah.
2). Klik pada tombol Inventarisasi Perahu (atau bila berada pada MenuUtama klik pada teks Inventarisasi Nelayan/Alat Tangkap.
3). Selanjutnya akan ditampilkan tabel Formulir 5. Inventarisasi Nelayan, Alat Tangkap & Perahu seperti gambar di bawah ini :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 47
4). Isikan kolom Tanggal, Pencatat, Musim, Desa, Nama Responden (nelayan), Jumlah Anggota keluarga, Nama anggota keluarga yang menjadi nelayan , waktu kerja dst sesuai dengan data yang tercatat pada formulir 5.
5). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S.
6). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Data Desa dilanjutkan klik sheetMenu Utama.
Survei Di Lokasi Pendaratan Ikan
Pada bagian ini akan dilakukan pemasukan data hasil tangkapan yang dilakukan oleh masing-masing responden. Data yang akan dimasukkan adalah data responden selama tiga hari berturut-turut setiap bulannya. Langkah-langkah untuk memasukkan data hasil tangkapan seperti berikut ini :
1). Posisikan kursor pada Menu Utama ke teks Hasil Penangkapan Ikan.
2). Selanjutnya akan ditampilkan sheet Formulir 2. Survei Pendaratan Ikanyang berupa tabel seperti gambar berikut :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 48
3). Tabel Daftar Hasil Tangkapan terdiri dari beberapa kolom yang cara pengisiaannya seperti berikut :
Kolom Tanggal diisi dengan tanggal survei dilakukan dengan format data : dd-mmm-yyKolom Pencatat diisi dengan nama petugas pencatat Kolom Desa diisi dengan nama desa tempat survei dilakukan Kolom Lokasi Pendaratan diisi dengan nama kode lokasi tempat pedaratan (hasil keputusan bersama) Kolom Nama Responden diisi dengan nama responden (nelayan) Kolom Penanganan Hasil Tangkap diisi dengan memilih salah satu cara penanganan terhadap hasil tangkapan Kolom Lokasi Penangkapan diisi dengan nama lokasi penangkapan ikan Kolom Alat Tangkap dengan alat tangkap yang digunakan oleh respondenKolom Jml Alat diisi dengan jumlah alat tangkap yang dipergunakan respondenKolom Lama Waktu diisi dengan angka jumlah jam dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan Kolom Jenis Ikan diisi dengan nama ikan (lokal) yang diperoleh Kolom Berat Total berisi data berat total dari jenis ikan yang diperoleh Kolom Jml Ikan berisi data jumlah ikan (ekor) dari jenis ikan yang diperolehKolom Harga diisi dengan informasi harga pasaran dari jenis ikan yang diperoleh
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 49
4). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S.
5). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Survei di Lokasi Pendaratan dilanjutkan klik sheet Menu Utama.
ANALISA DATA
Disamping untuk keperluan pemasukan data (data entry), aplikasi ini juga dilengkapi dengan kemampuan untuk mengolah data awal/dasar dari data-data yang ada. Analisa data yang disediakan dalam pengelolaan data Creel ada tiga jenis yang masing-masing hasil analisanya seperti berikut ini :
Tangkapan Per Jenis Alat Tangkap
1). Dari Main Menu posisikan kursor ke teks Tangkapan Per Jenis Alat Tangkap yang terdapat di bawah teks menu Analisa Data.
2). Klik pada teks tersebut, dan tunggu sebentar karena akan dilakukan pegolahan dan analisa data yang hasilnya seperti terdapat pada gambar berikut ini :
3). Hasil analisa tangkapan bulanan per jenis alat tangkap tersebut dapat diproses berikutnya untuk ditampilkan dalam bentuk grafik atau untuk keperluan pembuatan laporan, dapat dicopy dengan tombol Ctrl+C (copy)dan selanjutnya hasilnya di letakkan pada file MS Excel lain dengan menekan tombol Ctrl+V (paste).
4). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Menu Utama.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 50Tangkapan Per Jenis Ikan
1). Dari Main Menu posisikan kursor ke teks Tangkapan Per Jenis Ikan yang terdapat di bawah teks menu Analisa Data.
2). Klik pada teks tersebut, dan tunggu sebentar karena akan dilakukan pegolahan dan analisa data yang hasilnya seperti terdapat pada gambar berikut ini :
3). Hasil analisa tangkapan bulanan per jenis ikan tersebut dapat diproses berikutnya untuk ditampilkan dalam bentuk grafik atau untuk keperluan pembuatan laporan, dapat dicopy dengan tombol Ctrl+C (copy) dan selanjutnya hasilnya di letakkan pada file MS Excel lain dengan menekan tombol Ctrl+V (paste).
4). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Menu Utama.
Catch Per Unit Effort (CPUE)
1). Dari Main Menu posisikan kursor ke teks Catch Per Unit Effort (CPUE) yang terdapat di bawah teks menu Analisa Data.
2). Klik pada teks tersebut, dan tunggu sebentar karena akan dilakukan pegolahan dan analisa data yang hasilnya seperti terdapat pada gambar berikut ini :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 51
3). Hasil analisa CPUE bulanan per jenis alat tangkap tersebut dapat diproses berikutnya untuk ditampilkan dalam bentuk grafik atau untuk keperluan pembuatan laporan, dapat dicopy dengan tombol Ctrl+C (copy) dan selanjutnya hasilnya di letakkan pada file MS Excel lain dengan menekan tombol Ctrl+V (paste).
4). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Menu Utama.
CATATAN HARIAN (Logbook)
Catatan harian atau Logbook merupakan rekaman kegiatan dari petugas pencatat di lapangan. Catatan harian ini akan merekam kondisi di sekitar daerah yang disurvei serta berisi catatan kegiatan kegiatan penangkapan dan pendaratan di lokasi survei.
Berikut diuraikan langkah-langkah untuk memasukkan data Catatan Harian ke dalam aplikasi :
1). Dari Main Menu posisikan kursor ke teks Catatan Harian (Logbook).
2). Klik pada teks tersebut, dan hasilnya seperti terdapat pada gambar berikut :
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 52
3). Isikan pada kolom yang ada sesuai dengan catatan pada formulir tentang catatan harian survei yang dilakukan di lokasi pendaratan ikan.
4). Setelah selesai memasukkan semua data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S
5). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Menu Utama.
tabel bantu (lookup tables)
Tabel pendukung (supporting table) merupakan sekumpulan data dalam bentuk tabel yang berfungsi untuk mendukung proses-proses data entry dan pengolahan data. Tabel pendukung ini sifatnya statis dan tidak dapat diubah-ubah isinya oleh siapapun kecuali oleh pengguna yang mempunyai ijin untuk melakukan perubahan isi. Pada aplikasi data entry Creel terdapat dua tabel pendukung yaitu table LUT Alat Tangkap dan table LUT Ikan.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuka table-tabel tersebut dan mengubah isisnya.
1). Dari Main Menu posisikan kursor ke teks menu Lookup Tables dan klik pada teks tersebut.
2). Selanjutnya akan ditampilkan sheet seperti pada gambar berikut ini:
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 53
3). Untuk melakukan pengubahan (penambahan, pengurangan maupun pembaruan data) terhadap isi dari tabel tersebut, lakukan dengan mengisikan atau mengubah pada kolom-kolom yang dikehendaki
4). Setelah selesai melakukan pengubahan data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S
5). Untuk mengubah data Jenis Ikan, dari sheet tersebut klik sheet LUTIKan dan akan ditampilkan tabel sepeti berikut ini :
6). Untuk melakukan pengubahan (penambahan, pengurangan maupun pembaruan data) terhadap isi dari tabel tersebut, lakukan dengan mengisikan atau mengubah pada kolom-kolom yang dikehendaki
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 54
7). Setelah selesai melakukan pengubahan data, simpan data (Save) dengan klik menu File dilanjutkan klik menu Save… atau dengan tekan tombol Ctr + S
8). Untuk kembali ke menu utama, klik sheet Menu Utama.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 55
BAGIAN II
SURVEI CREEL MENTAWAI 2008
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 56STUDI AWAL
COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management
Program) merupakan salah satu program pemerintah yang
bertujuan untuk melindungi dan merehabilitasi ekosistem terumbu
karang yang kondisinya sekarang sangat memprihatinkan.
COREMAP yang direncanakan berlangsung dalam 2 fase, saat ini
memasuki fase II yang merupakan tahap akselerasi untuk
menetapkan sistem pengelolaan terumbu karang yang handal di
lokasi-lokasi COREMAP. Salah satu lokasi COREMAP yang terletak di
Sumatra Barat dan didanai oleh ADB adalah Kabupaten Mentawai
(Dhewani, N., 2007).
Kabupaten Mentawai terdiri dari 4 pulau Besar, yaitu Pulau
Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan
serta beberapa pulau kecil di sekitarnya. Ibukota kabupaten
Mentawai terletak di desa Tuapejat yang berada di Pulau Sipora.
Kabupaten Mentawai merupakan kabupaten termuda di Provinsi
Sumatera Barat sebagai hasil dari UU no.49 tahun 1999.
Sebelumnya kabupaten ini merupakan wilayah kabupaten Padang
Pariaman (Winardi, dkk., 2007).
Penduduk kabupaten Mentawai merupakan campuran dari
beberapa suku, baik suku asli maupun pendatang yang telah
bermukim sejak lama. Mata pencaharian penduduk umumnya
sebagai petani dan nelayan (Bandiyono dan Antariksa, 2005).
Khususnya di ibukota kabupaten yaitu di Tuapejat, kegiatan melaut
berhenti jika ada kapal penumpang dari Padang datang di dermaga
pelabuhan. Sebagian besar penduduk akan beralih profesi menjadi
kuli angkut barang penumpang kapal. Jika tidak ada kapal datang
atau tidak sedang meladang baru mereka melaut. Oleh karena itu,
di sini jarang ditemukan nelayan full time, kebanyakan dari mereka
merupakan nelayan paruh waktu.
Di kabupaten Mentawai, menjadi nelayan bukanlah menjadi
mata pencaharian utama. Sebagian besar penduduk juga bekerja
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 57sebagai petani. Jadi mereka menangkap ikan di laut jika tidak
sedang bekerja di ladang. Selain itu, banyak anak dan ibu rumah
tangga yang menangkap ikan di laut hanya untuk kebutuhan
makan sehari-hari. Waktu melaut juga tidak sama. Ada yang
berangkat pagi dan pulang sore, tetapi ada pula yang berangkat
malam dan pulang pagi. Jadi waktu pendaratan dapat pagi atau
sore hari. Hal ini sesuai dengan kebutuhan nelayan atau cuaca di
laut. Karena tidak tentunya waktu nelayan yang melaut, maka
untuk mendapatkan data yang kontinu dengan responden yang
sama sulit dilakukan.
Di kabupaten Mentawai terdapat 3 jenis musim, yaitu musim
baik, musim jelek dan musim peralihan. Musim baik berlangsung
antara bulan Januari – Juni, musim jelek berlangsung antara bulan
Juli – September sedangkan musim peralihan berlangsung antara
bulan Oktober – Desember. Pada saat survey dilakukan, musim
yang terjadi adalah musim jelek. Cuaca di laut tidak menentu dan
sering terjadi badai. Oleh karena itu, nelayan jarang ada yang
melaut dan hasil tangkapan ikan berkurang. Nelayan lebih memilih
bekerja di ladang atau menjadi kuli angkut di pelabuhan.
A. Lokasi Penangkapan Ikan
Para nelayan di kabupaten Mentawai menangkap ikan hanya di
sekitar wilayah Mentawai saja. Hal ini dikarenakan kebanyakan
nelayan hanya menggunakan perahu sampan saja. Lokasi-lokasi
penangkapan itu diantaranya : Gosong Jafar, Gosong Satu, Gosong
Dua, Gosong Sijao, Pulau Binuang, Teluk Katurai, Batu Tongga,
Gunung Siteut, dan lain-lain.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 58
Gambar 1. Peta Lokasi Desa CREEL Mentawai
B. Lokasi Pendaratan Ikan Kabupaten Mentawai pada tahun 2008 mempunyai 5 lokasi
COREMAP, yaitu :
Desa Tuapejat, terletak di Pulau Sipora
Desa Sikakap, terletak di Pulau Pagai Utara
Desa Saibi Samukop, terletak di Pulau Siberut
Desa Saliguma, terletak di Pulau Siberut
Desa Katurai, terletak di Pulau Siberut
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 59Dari kelima lokasi COREMAP di atas, diperoleh kesepakatan lokasi-
lokasi pendaratan ikan yang akan diambil datanya tiap bulan
sebagai data CREEL. Tiap lokasi terdiri dari dua atau tiga lokasi
pendaratan, tergantung pada kondisi daerah setempat. Lokasi
pendaratan ikan yang dipilih harus memenuhi kriteria yaitu: ikan
yang didaratkan sebagian besar merupakan ikan-ikan karang dan
nelayan respondennya bekerja dengan alat tangkap yang
berhubungan dengan terumbu karang, misalnya bubu, pancing,
sero dan sebagainya. Lokasi-lokasi pendaratan ikan yang akan
disurvey setiap bulan disajikan dalam Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Lokasi Pendaratan di Mentawai
NAMADESA
KODE LOKASI
LOKASIPENDARATAN
IKAN
SKALA PENDARATAN
TPTL Tauke Lius Besar TPTJ Tauke Joni Besar
Tuapejat
TPTE Tauke Erni Sedang SKMS Masabuk Besar SKTA Tauke Aris Besar
Sikakap
SKST Sikakap Timur Besar KTTA Tauke Aritonang Besar Katurai KTTB Tauke Babe Sedang SBTT Tauke Tobing Sedang Saibi
Samukop SBTM Tauke Mikael Sedang Saliguma - Pulau Buggei -
Khusus untuk desa Saliguma, tidak ada ikan hasil tangkapan
nelayan yang didaratkan di desa ini. Biasanya ikan dijual dalam
keadaan hidup di tengah laut kemudian dimasukkan dalam
keramba. Lokasi pendaratan ikan di tengah laut itu adalah di Pulau
Buggei. Tidak setiap hari nelayan pulang ke desa karena biasanya
setelah menjual ikan di tengah laut mereka akan mencari ikan lagi.
Akan tetapi para pencatat dari Saliguma telah sepakat untuk tetap
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 60mengambil data dengan cara menitip pesan pada nelayan
responden untuk mencatat setiap hasil tangkapannya sebelum
dijual. Baru setelah nelayan mendarat data bisa diambil. Selain itu,
tiap hari ibu-ibu dan anak-anak di desa Saliguma mencari ikan
karang di laut untuk konsumsi sendiri. Mereka bisa dijadikan
responden sebagai salah satu solusi jika para pencatat kesulitan
mengambil data dari nelayan yang menjual ikan di tengah laut.
1. PEMANTAUAN PENDARATAN IKAN
Data CREEL yang diperoleh di kabupaten Mentawai kali ini
sangat terbatas. Kendalanya adalah waktu pendataan yang relatif
singkat dan kondisi laut yang tidak mendukung sehingga tidak
semua lokasi bisa diambil datanya. Data yang diperoleh hanya
berasal dari desa Tuapejat. Walaupun data yang diperoleh sedikit,
tetapi setidaknya bisa memberikan gambaran awal untuk
berlanjutnya program CREEL Mentawai ke depan. Pengambilan
data CREEL di kabupaten Mentawai dimulai dari desa Tuapejat
pada tanggal 25 Juli 2008. Adapun desa yang lain diharapkan bisa
mengambil data untuk bulan-bulan selanjutnya.
A. Jumlah Tangkapan
Di desa Tuapejat terdapat 3 lokasi pendaratan ikan yang
disepakati. Ketiganya merupakan tauke yang menampung ikan
hasil tangkapan nelayan. Biasanya tiap tauke sudah mempunyai
nelayan-nelayan yang akan menyetorkan hasil tangkapannya tiap
kali melaut.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 61
Gambar 2. Histogram jumlah tangkapan nelayan di desa Tuapejat
Untuk desa Tuapejat nama tauke yang akan diambil datanya
adalah tauke Erni, tauke Joni dan tauke Lius. Jumlah tangkapan
nelayan di masing-masing lokasi pendaratan (tauke) ditunjukkan
dalam Gambar 1. Walaupun Tauke Erni (TPTE) termasuk dalam
skala pendaratan sedang, namun menunjukkan hasil tangkapan
ikan yang paling banyak yaitu sebesar 63,9 kg. Hal ini disebabkan
waktu pendataan bertepatan dengan waktu kedatangan nelayan
dari Tauke Erni. Sedangkan nelayan dari Tauke Lius (TPTL) dan
Tauke Joni (TPTJ) tidak semuanya merapat pada waktu pendataan
berlangsung.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 62B. Jumlah Tangkapan Per Alat Tangkap
Para nelayan di desa Tuapejat menggunakan alat tangkap
yang beragam. Ada yang menggunakan pancing, jaring atau
tombak. Hasil survey hanya mendapati nelayan menggunakan alat
tangkap pancing dan jaring. Hasil tangkapan nelayan dengan
menggunakan kedua alat tangkap tersebut ditunjukkan dalam
Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 3. Jumlah tangkapan per alat tangkap di desa
Tuapejat
Hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing
sebesar 82,9 kg. Jumlah ini jauh lebih besar daripada yang
menggunakan jaring yang hanya sebesar 17 kg. Saat melaut,
sambil menunggu jaring diangkat, nelayan akan menggunakan
pancing dalam menangkap ikan. Pancing yang digunakan banyak
sehingga hasil yang diperolehpun juga besar. Tiap nelayan
biasanya mempunyai sepuluh jenis pancing dengan berbagai
ukuran mata pancing. Setiap melaut kesepuluh pancing itu selalu
dibawa dan digunakan berdasarkan jenis dan ukuran ikan yang
akan ditangkap.
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 63C. Jenis Tangkapan
Jenis ikan hasil tangkapan nelayan sangat bervariasi dan terdiri
dari beberapa famili. Sebagian besar ikan berasal dari famili
Serranidae (kerapu), Lethrinidae (lencam), Lutjanidae (kakap),
Carangidae (ikan kue), Mullidae (janggut, biji nangka), dll.
Biasanya nelayan menyebut ikan dengan nama yang sama
walaupun berasal dari jenis atau spesies yang berbeda. Oleh
karena itu, untuk mempermudah proses analisa maka diberikan
kode ikan yang sesuai berdasarkan pada familinya.
Tabel 2. Jenis Tangkapan Ikan
Nama Lokal Kode Nama Latin Total
tangkapan (kg)
Capa - 6 Gabua CAR 1 Caranx caeruleopinnatus 1Gabur CAR 4 Caranx melampygus 4Gole-Gole - - 1 Gurapu Hitam - - 1Gurapu Merah SER 1 Cephalopholis miniata 13
Sawai SER 4 Epinephelus caeruleopunctatus 3.5
Gurapu Merah SER 5 Epinephelus fasciatus 5Gurapu SER 7 Epinephelus merra 2Gurapu SER 8 Epinephelus spilotoceps 2Kamle - - 7Kuriak LUT 3 Lutjanus decussatus 1Tanduk LUT 7 Lutjanus ehrenbergi 8.5Laisa - - 4Marang SIG 1 Siganus guttatus 4
Pinang-Pinang MUL 3 Parupeneus chrysopleuron 4
Ramung - - 3Salam - - 5Tambak - - 1Tambak LET 1 Lethrinus amboinensis 12.4Tambak LET 7 Lethrinus ornatus 3.5
Tambak LET 8 Lethrinus rubrioperculatus 8
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 64 Hasil tangkapan nelayan di daerah ini semuanya merupakan
jenis ikan karang. Ikan dengan keragaman tangkapan paling
banyak adalah ikan kerapu yang berasal dari famili Seranidae. Di
Mentawai ikan ini sering disebut dengan nama gurapu atau sawai.
Ikan jenis kakap juga banyak ditangkap dan sering diberi sebutan
ikan tambak. Selain itu, juga ada beberapa ikan karang yang tidak
ditemukan di dalam buku panduan ikan karang. Hal ini bisa
disebabkan kekurangcermatan dalam melihat buku panduan atau
memang ikan karang yang ada belum dimasukkan ke dalam buku
panduan. Adanya beberapa jenis ikan baru ini dapat dijadikan
bahan untuk perbaikan buku panduan ikan karang selanjutnya.
Gambar 4. Histogram 10 ikan tangkapan yang paling dominan
Dari Gambar 4 di atas terlihat 10 ikan hasil tangkapan nelayan
yang paling dominan. Ikan tambak (Lethrinus amboinensis)
merupakan ikan yang paling dominan ditangkap. Walaupun
demikian, ukuran yang diperoleh termasuk kecil, kurang lebih 2
ons/ekor. Ikan kerapu merah (Cephalopholis miniata) juga banyak
ditemukan nelayan pada saat melaut. Harga ikan ini relatif mahal
sehingga sering dijadikan target penangkapan tanpa
mempertimbangkan besar kecilnya ikan. Akibatnya saat ini ikan
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 65yang tersisa hanya yang berukuran relatif kecil (kurang lebih 3
ons/ekor). Selanjutnya ikan yang paling banyak ditangkap adalah
Epinephelus fasciatus, Lutjanus ehrenbergi, Lethrinus
rubrioperculatus, Kamle, Capa, Salam, Caranx melampygus dan
Parupeneus chrysopleuron.
Gambar 5. Beberapa jenis ikan karang di Mentawai
Di Mentawai, ketersediaan es untuk mengawetkan ikan agar
tetap segar masih sangat terbatas. Oleh karena itu, jika ikan tidak
habis dijual akan dikeringkan menjadi ikan asin. Pengawet yang
digunakan hanya garam dapur sehingga ikan asin di sini baik untuk
dikonsumsi.
D. Harga Ikan Harga tiap jenis ikan hasil tangkapan nelayan juga beragam.
Hal ini tergantung pada jenis ikan, kelimpahannya di laut serta
mudah tidaknya ditemukan. Walaupun dalam suatu daerah,
kadang-kadang harga satu jenis ikan tidak sama. Harga dari satu
tauke bisa berbeda dengan harga dari tauke lain, bahkan bedanya
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 66bisa berkisar sampai Rp. 5.000,-. Harga ikan yang paling tinggi
adalah ikan gurapu hitam, gabur (Caranx melampygus) dan gurapu
merah (Cephalopholis miniata) yaitu Rp. 20.000,-/kg. Ikan dari
familia Seranidae mempunyai nilai ekonomis paling tinggi. Rata-
rata tiap jenisnya dijual dengan harga minimal Rp. 15.000,-/kg.
Sedangkan ikan yang mempunyai nilai ekonomis paling rendah
adalah ikan marang (Siganus guttatus).
Tabel 3. Daftar harga ikan
Nama Lokal Kode Harga Ikan (Rp/kg)
Gurapu Hitam - 20.000 Gabur CAR 4 20.000 Gurapu Merah SER 1 20.000 Gurapu SER 7 18.000 Gurapu SER 8 18.000 Gola-Gole - 18.000 Sawai SER 4 18.000 Capa - 17.000 Tanduk LUT 7 17.000 Gabua CAR 1 17.000 Pinang-Pinang MUL 3 15.000 Ramung - 15.000 Laisa - 15.000 Tambak - 15.000 Kuriak LUT 3 15.000 Gurapu Merah SER 5 12.000 Tambak LET 8 12.000 Tambak LET 1 12.000 Tambak LET 7 11.000 Salam - 10.000 Kamle - 10.000 Marang SIG 1 8.000
Laporan Kegiatan CREEL di Mentawai, 2008 672. Catch Per Unit Effort (CPUE)
Untuk memantau aktivitas penangkapan per unit usaha maka
dihitung nilai Catch Per Unit Effort (CPUE). CPUE dihitung
berdasarkan tangkapan yang diperoleh dari alat tangkap
dominan.
Untuk menghitung CPUE maka perlu menjumlahkan total
tangkapan semua nelayan responden dalam satu lokasi yang
menggunakan alat tangkap sama kemudian dibagi dengan
jumlah hari penangkapan. Akan tetapi dalam format entry data
yang terbaru ini sudah bisa dihitung secara langsung nilai
CPUE-nya.
Tabel 4. Nilai CPUE bulan Juli 2008
Dari Tabel 4 diatas terlihat lokasi pendaratan Tauke Erni (TPTE)
dengan alat tangkap pancing mempunyai nilai CPUE terbesar
yaitu 23,5. Hal ini berarti tiap nelayan dengan alat tangkap
pancing mampu menangkap ikan sebesar 23,5 kg tiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyono, S dan Antariksa, I.G.P. 2005. Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang Indonesia : Dusun Tuapejat, Kabupaten Mentawai. Hal : 1. Jakarta.
Dhewani, Nurul M.S. 2007. Pemantauan Perikanan Berbasis Masyarakat (CREEL). COREMAP LIPI. Jakarta. Hal : iv – v
Winardi, Manuputty, A.E.W, Abrar, M., 2007. Monitoring Ekologi Mentawai. COREMAP LIPI. Jakarta. Hal : 6-7
Lokasi Alat Jumlah Berat CPUE TPTE Jaring 1 17 17.0 TPTE Pancing 2 46.9 23.5 TPTJ Pancing 1 13 13.0 TPTL Pancing 1 23 23.0