laporan

43
LAPORAN STUDI KASUS PRAKTEK DIETETIKA HEMIPARESE (S) TYPICA EC HS DI BAGIAN INTERNA RSUP UNIVERSITAS HASNUDDIN MAKASSAR OLEH : HARNA K211 09 309 1

Upload: harna

Post on 05-Aug-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan

LAPORAN STUDI KASUSPRAKTEK DIETETIKA

HEMIPARESE (S) TYPICA EC HSDI BAGIAN INTERNA

RSUP UNIVERSITAS HASNUDDINMAKASSAR

OLEH :

HARNAK211 09 309

PROGRAM STUDI ILMU GIZIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2012

1

Page 2: laporan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Penyakit

Stoke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,

progesif cepat, berupa deficit neurologis fokal, atau/dan global, yang

berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian,

dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak

non traumatic (Kapita Selekta Kedokteran Jilid II)

Pasien masuk rumah sakit karena ada luka pada pinggul dan

tekanan darah pasien meningkat. Luka sudah dialami sejak bulan

september. Dua bulan lalu pasien masuk rumah sakit karena serangan

strok sejak saat itu pasien tidak pernah bangun.

B. Data Dasar Pasien

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. J

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tanggal MRS : 24 september 2012

Diagnosa Medis : Hemiparese (S) Tipica ec. HS

No.Registrasi : 004982

2. Data Subyektif

a. Keluhan Utama

Lemah badan sebelah kiri dialami saat makan sejak ± 9,5

jam sebelum MRS disertai nyeri kepala pada bag puncak kepala

dan belakang lehe, muntah (-) tidak ada riwayat demam dan

trauma kelapa.

2

Page 3: laporan

b. Kebiasaan Makan

Pasien makan 3x sehari disertai dengan 2x selingan. Pasien

mengkonsumsi makanan yang diberikan di rumah sakit dan tiap hari

mengkonsumsi buah. Pasien sangat suka mengkonsumsi bakso dan

ikan kering, frekuensinya 2x seminggu. Pasien tidak memilki riwayat

alergi. Pasien mengkonsumsi daging jika hanya menghadiri resepsi

pernikahan. Pasien hampir setiap hari mengonsumsi makanan

bersantan. Tidak ada ketergantungan obat.

.

c. Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Agama: Islam

Alamat: Enrekang

Pekerjaan: Pensiunan

Suku : Bugis

Masuk RS dengan menggunakan Askes.

3. Data Objektif

a. Antropometri

U = 60 tahun

TB = 145 cm

BBI = 45 kg

Status Gizi berdasarkan LLA:

LLA = 32cm

= 32/30.3 x 80

= 84 %(Status Gizi Normal

b. Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pasien saat baru masuk

rumah sakit sampai awal intervensi dapat dilihat pada tabel

berikut:

3

Page 4: laporan

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan

12 September 2012

Pemeriksaan

Hb 13,2 13-16 N

GDS 147 80-180 N

Ureum 33 10-50 N

Kreatinin 0.6 <13 N

Na 139 136-145 N

K 4 - N

Klorida 10,8 - N

SGOT 22 <35 N

Kolesterol total 217 T

HDL 43,5 N

LDl 146,9 T

trigliserida 133 N

Asam Urat 4,6 N

Sumber: Data Sekunder 2012

c. Pemeriksaan Fisik Klinis

Hasil pemeriksaan fisik dan klinis pasien sebelum

intervensi adalah:

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil

4

Page 5: laporan

24 / 09 /201 2

Keadaan Umum

Pernapasan

Nadi

Suhu

Tekanan Darah

Odema

sedang

23x/menit

72x/menit

36.50 C (Tinggi)

150/80 mmHg

(-)

Sumber : Data Sekunder 2012

d. Riwayat Makan

Saat ini pasien tidak mendapatkan diet khusus dari rumah

sakit. Konsumsi makanan serta data asupan zat gizi sehari sebelum

intervensi dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 berikut:

Tabel 3. Konsumsi pasien sebelum intervensi

Waktu Menu Bahan MakananJumlah

URT Gram

Pagi Bubur Beras giling 2/3 gls 25

Ayam jamur

kukus

Ayam

Kecap

Minyak kelapa

1 ptg sdg

1 sdm

2/3 sdm

20

5

3

Sup bola-bola

jagung

Jagung muda kuning

Tahu

Telur ayam

Wortel

Tepung terigu

Minyak kelapa

½ bji sdg

¼ ptg bdr

1/5 biji

1 ½ sdm

2 sdm

2/3 sdt

20

25

10

15

10

3

Snack buah apel ½ buah 50

Siang bubur Bers giling 2/3 gls 25

Perkedel tahu Tahu 1/5 ptg sdg 25

5

Page 6: laporan

Telur ayam

Minyak kelapa

1/5 biji

2/3 sdt

10

3

  Sup koktail

Wortel

Kol kembang

Kentang

Minyak kelapa

1 ½ sdm

2 sdm

1 ½ sdm

½ sdt

15

15

15

2

Snack buah Apel ½ biji kcl 50

Malam bubur Beras giling 2/3 gls 25

Ikan goreng bb

rica

Ikan segar

Tomat masak

Minyak kelapa

1 ptg kcl

1 buah

2/3 sdt

25

10

3

buah pepaya ½ ptg sdg 45

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan hasil recall konsumsi makanan di atas diketahui

asupan energi dan zat-zat gizi sebagai berikut :

Tabel 4. Asupan zat Gizi sebelum intervensi

Energi Protein Lemak KH

Asupan 705.21 kkal 23,25 gr 24 gr 101,9 gr

Kebutuhan 1307 kkal 49 gr 29,04 gr 212,3 gr

% Asupan 53 % 47 % 82 % 47%

Sumbr : Data Primer Terolah 2012

e. Skrining Gizi

Tabel 5. Hasil Skrining Gizi Terhadap Pasien

No Indikator Hasil

1 Perubahan BB -

2 Nafsu makan kurang +

3 Kesulitan mengunyah/menelan -

4 Mual dan muntah -

5 Diare -

6

Page 7: laporan

6 Konstipasi -

7 Alergi/intoleransi zat Gizi -

8 Diet khusus -

9 Enteral/parenteral -

BAB II

7

Page 8: laporan

PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE

A. Diagnosis Gizi

Tabel 6. Diagnosis Gizi

Domain Intake

Problem Etiologi Sign

Asupan kurang Intake makanan oral

yang lebih rendah dari

kebutuhan disebabkan

meningkatanya

kebutuhan energi

terkait penyakit yang

diderita makan

berkurang

Asupan kurang :

- E= 720,95 kkal

(50%)

- P= 23,23gram

(43%)

- L= 26 gram

(75.7%)

KH= 102 gram (44%

(NI-2.1)

Intake oral yang lebih rendah dari kebutuhan disebabkan kebutuhan

energi terkait penyakit yang diderita ditandai dengan rata-rata asupan

berdasarkan Recall 24 jam sebelum intervensi yaitu:

- E= 720,95 kkal (50%)

- P= 23,23gram (43%)

- L= 26 gram (75.7%)

- KH= 102 gram (44%)

Domain Intake

8

Page 9: laporan

Problem Etiologi Sign

Kolesterol (↑) Menurunnya

kebutuhan zat

gizi yang spesifik

dibandingkan

dengan

kebutuhan

standar yang

disebabkan

karena

perubahan

metabolisme

kolesterol

Kolesterol total =

217 mg/dl (↑)

LDL =146,9 mg/dl

(↑)

(NI-5-4)

Menurunnya kebutuhan zat gizi yang spesifik dibandingkan dengan

kebutuhan standar yang disebabkan karena perubahan metabolisme

kolesterol yang ditandai dengan

Kolesterol total = 217 mg/dl (↑)

LDL =146,9 mg/dl (↑)

Domain Behaviour

Problem Etiologi Sign

Pola makan salah Kebiasaan yang

salah mengenai

makanan yang

disebabkan

kebiasaan makan

tidak untuk

memenuhi

Pasien sangat suka

mengkonsumsi bakso

dan ikan kering,

Pasien hampir setiap

hari mengonsumsi

makanan bersantan.

9

Page 10: laporan

kebutuhan zat

gizi/pola makan

NB-1.2)

Kebiasaan yang salah mengenai makanan yang disebabkan

kebiasaan makan tidak untuk memenuhi kebutuhan zat gizi/pola

makan yang ditandai dengan Pasien sangat suka mengkonsumsi

bakso dan ikan kering, Pasien hampir setiap hari mengonsumsi

makanan bersantan.

B. Diagnosis Medis

Hemiparese (S) Tipica ec. HS

BAB III

10

Page 11: laporan

RENCANA TERAPI GIZI

A. Rencana Asuhan Gizi

1. Tujuan Diet

- Menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

- Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan

gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi

penyakit.

- Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Syarat Diet

- Cukup energi,

- Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit

- Protein cukup yaitu 15%

- Lemak cukup yaitu 20 %

- Karbohidrat cukup yaitu 65 %.

- Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi

garam atau air dan/hipertensi.

- Serat Cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol

darah dan mencegah konstipasi

- Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium.

Penggunaan natrium dibatasi.

- Cairan cukup yaitu sekitar 6-8 gelas/hari.

- Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.

3. Perencanaan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

Kebutuhan energy dan zat gizi berdasarkan Harris Benedict :

BEE = 655+(9,6 BBI) + (1,7TB) – (4,7U)

= 655+(9,6 X 45) + (1,7 x 145) – (4,7 x 60)

= 655 + 432 + 246,5 - 282

= 1051,5 kkal

TEE = BEE x FA x FS

11

Page 12: laporan

= 1051,5 x1,1x1,13

= 1307 kkal

P = 15%x1307

4

= 49,01 gr

L = 20%x1307

9

= 29,04 gr

KH = 65% x 1307

4

= 212,3 gr

4. Rencana Motivasi dengan Penyuluhan Konsultasi

a. Tujuan

- Memberikan informasi edukasi kepada keluarganya

- Memahami diet yang diberikan

- Pasien menghabiskan makanan yang diberikan

- Pasien menjalankan diet yang benar

b. Sasaran

Pasien dan keluarganya

c. Waktu

Setiap kali kunjungan

d. Tempat

Bagian interna

e. Metode

Ceramah dan diskusi

f. Materi

- Menjelaskan tentang diet yang diberikan

12

Page 13: laporan

- Manfaat makanan dalam proses pemulihan dan penyembuhan

- Menjelaskan jenis makanan yang menunjang proses

penyembuhan pasien

5. Rencana Monitoring Dan Evaluasi

a) Penimbangan BB (setiap 3 hari)

b) Diet asupan dalam tiga hari

c) Pemeriksaan laboratorium

d) Evaluasi :

- Menanyakan kembali materi yang diberikan

- Melihat kepatuhan pasien menjalankan diet dalam hal ini

menimbang sebelum dan sesudah makan makanan yang

disediakan

B. Implementasi Asuhan Gizi

1. Diet Pasien

Diet yang diberikan untuk kasus ini adalah diet Rendah

Garam II dan diet stroke IIB. Kebutuhan energi sebesar 1307 kkal,

protein sebesar 79,27 gram, lemak sebesar 46,98 gram, dan

karbohidrat sebesar 343,54 gram.

Susunan Menu

Pagi (pukul 07.00) : bubur Ayam

Ayam suwir

Pepes Tahu

Snack (pukul 09.00) : Apel

Siang (pukul 12.00) : Bubur

Pepes kakap Kemangi

Sup sayuran

Jus Pepaya

Snack (pukul 02.00) : Pisang ambon

Malam (pukul 07.00) : Bubur

13

Page 14: laporan

Ikan Pallumara

Sayur labu kuning

Jus mangga

2. Distribusi Makanan Pasien

Pembagian Makanan pasien dibagi menjadi 3 kali makanan

utama, dan 2 kali makanan selingan dengan distribusi dan porsi

sebagai berikut :

Tabel 7. Pembagian Makanan Sehari

Waktu MenuBahan

Makanan

Jumlah

URT Gram

Pagi Bubur ayam Beras giling 3/8 gls 50

  Ayam suwir Ayam 1/2 ptg sdg 25

  Minyak kelapa 1 sdm 5

   Pepes tahu Tahu ½ ptg bsr 50

  Telur ayam ¼ biji 15

Snack Buah Apel ½ buah sdg 50

Siang Bubur Beras giling 1 ½ gls 200

  Pepes kakap kemangi Kakap 1 ptg 50

  Kemangi 3 sdm 25

Sup sayuran Wortel 2 ½ sdm 25

   

Jagung giling

kuning ½ biji sdg 25

Kentang 2 ½ sdm 25

Buncis 2 ½ sdm 25

Minyak kelapa 2/3 sdt 3

Jus pepaya Pepaya 1 ptg bsr 100

Snack Pukul 02.00 Pisang ambon

1 ½ buah

kcl 75

 Mlm Bubur Beras giling 3/8 gls 50

  Ikan pallumara Ikan segar 1 ptg 45

14

Page 15: laporan

  Tempe bacem

Tempe kedelai

murni 2 ptg sdg 50

  Minyak kelapa 1 sdt 5

Sayur labu kuning LAbu waluh 6 sdm 30

Kacang

panjang 2 ½ sdm 25

Jus mangga

Mangga

harumanis 1 biji kcl 100

Nilai gizi, Energi = 1283 kkal (98%), Protein =53,8 gr (109%), Lemak =

29,8 gr (102%), KH = 205 gr (96%).

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

15

Page 16: laporan

A. STROKE HEMIPARESE

1. DEFINISI

Stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang

cepat akibat gangguan fungsi otak fokal/ global dengan gejala-

gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang

menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas

selain vaskuler (WHO, 1997).  Stroke merupakan suatu gangguan

neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses

patologi pada pembuluh darah serebral, misalnya trombosis,

embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular dasar,

misalnya arterosklerosis, artritis, trauma, aneurisma dan kelainan

perkembangan (Sylvia A. Price, 1995).

2. Faktor Resiko

Faktor yang sama yang sudah dikenal sebagai resiko untuk

penyakit jantung aterosklerosis juga merupakan faktor resiko untuk

stroke. Faktor resiko demografik mencakup usia lanjut, ras, dan

etnis dan riwayat stroke dalam keluarga. Faktor resiko yang

memodifikasi adalah fibrilasi atrium, diabetes melitus, hipertensi,

apneatidur, kecanduan alkohol dan merokok. Faktor resiko untama

untuk stroke adalah hipertensi, sehingga terapi hipertensi adalah

fokus utama.

Kegemukan merupakan faktor resiko independen untuk

stroke. Faktor resiko yang lain adalah penyakit-penyakit yang

diperparah oleh kegemukan seperti hipertensi, diabetes, dan

peningkatan kolesterol tetapi juga melalui mekanisme lain yang

belum terindentifikasi (Mary, 2006).

3. Gejala dan Tanda Stroke

16

Page 17: laporan

Stroke adalah suatu kedaruratan medis, karena intervensi

dini dapat menghentikan dan bahkan memulihkan kerusakan pada

neuron akibat gangguan perfusi. Tanda utama stroke atau

cerebrovaskuler accident tersebut mungkin mengalami perbaikan

dengan neurologik fokal. Defisit tersebut mungkin mengalami

perburukan progresif, atau menetap. Aktifitas kejang biasanya

bukan merupakan gambaran stroke. Gejala umum berupa baal

atau lemas mendadak di wajah, lengan, atau tungkai, terutama di

salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan seperti penglihatan

ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, bingung

mendadak, tersandung selagi berjalan, pusing.

4. Evaluasi Etiologi Stoke

Salah satu evaluasi untuk kasus stroke adalah analisis

laboratorium standar mencakup urinalisis, HDL, laju endap darah

(LED), panel metabolik dasar (natrium, kalium, klorida, bikarbonat,

glukosa, nitrogen urea darah, dan kreatinin), profil lemak serum,

dan serologi untuk sifilis. Pada pasien yang dicurigai mengalami

stroke iskemik, panel laboratorium yang mengevaluasi keadaan

hiperkoagulasi termasuk perawatan standar. Pemeriksaan yang

lazim dilakukan adalah protrombin dengan rasio normalisasi

internasional (INR), waktu tromboplastin parsial, dan hitung

trombosit. Pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan adalah

antibodi antikardiolipin, protein C dan S, antitrombin III,

plasminogen, faktor V Leiden, dan resistensi protein C aktif. Efek

dari stroke yang lama adalah ulkus dekubitus.

5. Manifestasi Klinis

1.  Kehilangan Motorik.

Disfungsi motor paling umum adalah :

17

Page 18: laporan

a. Hemiplegia yaitu paralisis pada salah satu sisi yang sama

seperti pada wajah, lengan dan kaki (karena lesi pada

hemisfer yang berlawanan).

b.  Hemiparesis yaitu kelemahan pada salah satu sisi tubuh

yang sama seperti wajah, lengan, dan kaki (Karena lesi pada

hemisfer yang berlawanan).

2.  Kehilangan atau Defisit Sensori.

a. Parestesia (terjadi pada sisi berlawanan dari lesi)

Seperti kebas dan kesemutan pada bagian tubuh dan

kesulitan dalam propriosepsi (kemampuan untuk merasakan

posisi dan gerakan bagian tubuh).

b. Kesulitan dalam menginterpretasikan stimuli visual, taktil dan

auditorius.

3.  Kehilangan Komunikasi (Defisit Verbal).

Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah

bahasa dan komunikasi.Disfungsi bahasa dan komunikasi

dapat dimanifestasikan oleh hal berikut :

a. Disartria adalah kesulitan berbicara atau kesulitan dalam

membentuk kata. Ditunjukkan dengan bicara yang sulit

dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang

bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.

b. Disfasia atau afasia adalah bicara detektif atau kehilangan

bicara, yang terutama ekspresif atau reseptif (mampu bicara

tapi tidak masuk akal).

c. Apraksia adalah ketidak mampuan untuk melakukan

tindakan yang dipelajari sebelumnya, seperti terlihat ketika

pasien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir

rambutnya.

d. Disfagia adalah kesulitan dalam menelan.

18

Page 19: laporan

4.  Gangguan Persepsi.

Persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterprestasi

kan sensasi. Stroke dapat mengakibatkan :

a. Disfungsi persepsi visual, karena gangguan jaras sensori

primer diantara mata dan korteks visual.

b. Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang

pandang)

c. Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan hubungan

dua atau lebih objek dalam area spasial).

5.  Defisit Kognitif.

a. Kehilangan memori jangka pendek dan panjang.

b. Penurunan lapang perhatian.

c. Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi.

d. Alasan abstrak buruk.

e. Perubahan Penilaian.

6. PENCEGAHAN STROKE

1. Hindari merokok, kopi, dan alcohol

2. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan ideal

(cegah kegemukan).

3. Batasi intake garam bagi penderita hipertensi

4. Konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur

5. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin

6. Hindari stress berlebihan

7. PENATALAKSANAAN DIET

a. Diet stroke I

Diet stroke 1 diberikan kepada pasien dalam fase akut

atau bila ada gangguan fungsi menelan. Makanan yang

19

Page 20: laporan

diberikan dalam bentuk cairan kental atau kombinasi cair jernih

dan cair kental yang diberikan secara oral atau NGT sesuai

dnegan kedaan penyakit. Lama pemberian makanan

disesuaikan dengan keadaan pasien.

b. Diet stroke II

Diet stroke Iidiberikan sebagai makanan perpindahan

dari diet stroke I atau kepada pasien pada fase pemulihan. Diet

stroke II terbagai atas :

i. Diet stroke II A : makanan cair + bubur saring

ii. Diet stroke II B : Lunak

iii. Diet Stroke II C : Biasa

B.Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah

persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan

tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,

hipertensi didefinikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan

tekanan diastolik 90 mmHg.

2. Klasifikasi

Berdasarkan ada atau tidaknya penyebab, hipertensi dibagi

menjadi :

1. Hipertensi primer (esensial) yaitu tidak diketahui penyebabnya

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi dengan penyebab tertentu.

Berdasarkan tingginya tekanan darah, hipertensi dibedakan

menjadi:

Ringan (Tk.I) : 140-150/90-99

Sedang (Tk.II) : 160-179/100-109

Berat (Tk.III) : 180-209/110-119

Sangat Berat (Tk.IV) : >210/120

20

Page 21: laporan

3. Etiologi

Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang

berlebihan, rangsangan kopi dan tembakau dapat berperan

terhadap terjadinya hipertensi primer, tetapi penyakit ini sangat

dipengaruhi faktor keturunan sedangkan penyempitan arteri renalis

atau penyakit parenkihn ginjal, berbagai obat, disfungsi organ,

tumor dan kehamilan merupakan penyebab hipertensi sekunder.

4. Gambaran Klinis

Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelaianan

apa pun selain tekanan darah yang tinggi tetapi dapat pula

ditemukan perubahan pada retina seperti perdarahan, eksudat

(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah dan pada kasus

berat, edema pupil.

5. Komplikasi

1. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan-tinggi di otak,

atatu akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non-otak

yang terpajan tekanan tinggi.

2. Dapat terjadi infark miokardium apabila arteri koroner yang

aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke

miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat

aliran darah melalui pembuluh tersebut.

3. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat

tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal,glomerulus.

4. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada

hipertensi maligna

5. Wanita dengan PIH (Pregnancy-Induced Hypertension) dapat

mengalami kejang.

21

Page 22: laporan

6. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah

terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi. Ini

berarti tekanan darah harus diturunkan serendah mungkin yang

tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung maupun kualitas

hidup sambil dilakukan pengendalian faktor-faktor resiko

kardiovaskuler lainnya. Intervensi farmakologis dan non

farmakologis dapat membantu seseorang mengurangi tekanan

darahnya.

Terapi farmakologis hipertensi meliputi:

1. Diuretik

2. Penghambat adrenergik (β-bloker, ά-bloker).

3. Vasodilator (hidralazin, minoksidil, diazoksid, natrium

nitroprusid)

4. Penghambat enzim konversi angiotensin (ACE inhibitor)

Terapi non farmakologis atau modifikasi pola hidup meliputi:

1. Menurunkan berat badan bila gemuk

2. Latihan fisik secara teratur

3. Mengurangi makan garam

4. Makan Kalium, Kalsium, dan Magnesium yang cukup dari diet

5. Membatasi minum alkohol

6. Berhenti merokok serta mengurangi makan kolesterol dan

lemak jenuh untuk kesehatan kardiovaskuler secara

keseluruhan.

7. Penatalaksanaan Diet

Pasien dengan hipertensi diberikan diet rendah garam untuk

menurunkan tekanan darahnya. Tujuan diet garam rendah adalah

membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan

tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

22

Page 23: laporan

a. Syarat Diet:

Syarat-syarat diet garam rendah adalah:

1) Cukup energi, protein, mineral dan vitamin

2) Bentuk makana sesuai dengan keadaan penyakit

3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi

garam atau air dan/atau hipertensi.

b. Macam Diet Dan Indikasi Pemberian

Sesuai dengan keadaan penyakit, dapat diberikan berbagai

tingkat diet garam rendah yaitu:

1. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)

Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan

edema, asites dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan

makanannya tidak ditambahkan garam dapur.

Dihindaribahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

2. Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)

Diet garam rendah II diberikan kepada pasien dengan

edema, asites, dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pada

pengolahan makanannya boleh mrnggunakan ½ sdt garam

dapur (2 g). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar

natriumnya.

3. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

Diet garam rendah III diberikan kepada pasien dengan

edema dan/atau hipertensi ringan. Pada pengolahan

makanannnya boleh menggunakan 1 sdt (4 g) garam dapur.

23

Page 24: laporan

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Monitoring

1. Monitoring Diet Pasien

Selama pasien di rumah sakit, pasien diberikan diet Rendah

Garam III. Asupan makanan pasien sebelum intervensi dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 8. Asupan zat Gizi sebelum intervensi

Energi Protein Lemak KH

Asupan 705.21 kkal 23,25 gr 24 gr 101,9 gr

Kebutuhan 1307 kkal 49 gr 29,04 gr 212,3 gr

% Asupan 53 % 47 % 82 % 47%

Sumber : Data Primer Terolah 2012

Berdasarkan tabel di atas, diagnosa gizi pasien dapat

ditentukan yaitu NI-2.1, kekurangan intake makanan dan minuman

oral yang disebabkan karena meningkatnya kebutuhan energi.

Peningkatan energi ini disebabkan karena penyakit stroke yang

lama. Menurut Almatsier (2006) bahwa pada penderita stroke,

aliran zat-zat gizi ke otak terhambat, akibatnya dapat terjadi

beberapa kelainan yang berhubungan dengan kemampuan makan

pasien yang pada akhirnya berakibat penurunan status gizi .

Berdasarkan hasil assesmen, maka diet yang diberikan

kepada pasien adalah diet Rendah Garam II. Dan diet Stroke IIB

Asupan pasien selama intervensi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9. Monitoring asupan Zat Gizi:

Tanggal

Zat Gizi

Energi Protein Lemak KH

02/1

0/1

2

Asupan 802 29,49 31 102

Kebutuhan 1932 72,4 53,6 289,8

% kebutuhan 61,3% 60,17% 107% 48%

24

Page 25: laporan

03/1

0/1

2 Asupan 771,45 28,9 22,2 113

Kebutuhan 1932 72,4 53,6 289,8

% kebutuhan 54,1% 53,7% 69,9% 49%04

/10

/12 Asupan 1016 43,1 47,6 106

Kebutuhan 1932 72,4 53,6 289,8

% kebutuhan 77,8% 87,96% 164% 50%

Sumber : Data Primer Terolah 2012

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa selama intervensi,

asupan pasien sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan

dengan asupan sebelum intervensi, walaupun asupan pasien

masih tergolong asupan kurang. Selama intervensi domain intake

pasien tidak mengalami perubahan karena sampai hari ketiga

intervensi asupan pasien masih tergolong kurang.

2. Monitoring Pemeriksaan Fisik Dan Klinis

Berdasarkan data klinis, khususnya tekanan darah sebelum

intervensi. Peningkatan tekanan darah tersebut karena riwayat

hipertensi yang telah ada sebelum pasien mengalami serangan

stroke. hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya stroke (Mary,

2005).

Tabel 10. Perkembangan Pemeriksaan Fisik/Klinis

Jenis

Pemeriksaan

Nilai

Normal

Tanggal

02/10/12 03/10/12 04/10/12

KU

Kesadaran

TD (mmHg)

Nadi (x/mnt)

R (x/mnt)

Suhu (0C)

Odema

110-140

80-120

30-50

36

sedang

Normal

140/100

80x/mnt

24x/mnt

36,5 0C

-

sedang

Normal

150/80

88x/mnt

24x/mnt

36,5 0C

-

sedang

Normal

140/180

80x/mnt

24x/mnt

36,7 0C

-

25

Page 26: laporan

Sumber : Data Sekunder, 2012

Berdasarkan tabel diatas maka diketahui bahwa selama

intervensi tekanan darah pasien masih tinggi sehingga pasien perlu

menerapkan lagi diet rendah garam.

3. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium

Tabel 11. Perkembangan Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Jenis

Pemeriksaa

n

Nilai Normal

Tanggal

01/10/12 02/10/12 03/10/12

Kol tot

LDL

Hb

Albumin

Na

K

Klorida

GDS

SGOT

SPGT

HDL

Kreatinin

Asam urat

< 200 mg/dl

< 130 mg/dl

13-17 g/dl

4-2,5 g/dl

136-145

-

-

80-180

<35

<45

>35

0,6-1,3

-

217 mg/dl

146,9 mg/dl

13,2 g/dl

2,64 gr/dl

139 mmol/l

4 N

10,8 mol/l

147 mg/dl

22 u/l

11 u/l

43,5

0,6

4,6 mg/dl

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

-

-

-

-

-

-

-

168 mg/dl

-

-

-

-

-

Sber : Data Sekunder, 2012

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium maka pasien

didiagnosa gizi dengan NC-2.2, yaitu perubahan nilai laboratorium

yakni nilai kolesterol total dan LDL yang abnormal hal ini

disebabkan karena salah satu faktor pemicu stroke adalah

tersumbatnya pembuluh darah akibat endapan dari kolesterol,

sehingga pada penderita stroke ditemukan kadar kolesterol dan

LDL yang tinggi (Mary, 2006).

26

Page 27: laporan

4. Monitoring Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada hasil pemeriksaan penunjang.

B. Hasil Motivasi Diet Pasien

1. Perkembangan Pengetahuan Gizi

Pengetahuan keluarga pasien tentang diet Rendah Garam II

dan diet stroke II B masih sangat kurang, hal ini diketahui dari

jawaban keluarga pasien pada saat sebelum intervensi. Keluarga

pasien tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Akan

tetapi setelah diberikan penjelasan keluarga pasien sudah mampu

menjawab pertanyaan yang diajukan.

2. Sikap dan Perilaku Pasien Terhadap Diet

Dengan bertambahnya pengetahuan pasien maka terjadi

perubahan sikap dan perilaku pasien dengan patuhnya pasien

terhadap diet yang diberikan dari rumah sakit. Asupan pasien

sudah menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelum

intervensi, walaupun masih jauh dari asupan normal.

C. Evaluasi asuhan Gizi Pasien

1. Konsumsi Energi dan Zat Gizi Pasien

Asupan energi dan zat gizi pasien selama intervensi dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Monitoring asupan Zat Gizi:

Tanggal

Zat Gizi

Energi Protein Lemak KH

02/1

0/1

2 Asupan 802 29,49 31 102

Kebutuhan 1932 72,4 53,6 289,8

% kebutuhan 61,3% 60,17% 107% 48%

27

Page 28: laporan

03/1

0/1

2 Asupan 771,45 28,9 22,2 113

Kebutuhan 1932 72,4 53,6 289,8

% kebutuhan 54,1% 53,7% 69,9% 49%

04/1

0/1

2 Asupan 1016 43,1 47,6 106

Kebutuhan 1932 72,4 53,6 289,8

% kebutuhan 77,8% 87,96% 164% 50%

Sumber data terolah, 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa asupan pasien

selama intervensi masih sangat jauh dari standar kebutuhan. Tetapi

bila dibandingkan sebelum intervensi asupan pasien sudah

mengalami perubahan yang cukup baik . Grafik asupan zat gizi

dapat dilihat sbb:

Grafik 1. Asupan Zat Gizi Pasien selama IntervensI

HARI I HARI II HARI III0.00%

20.00%40.00%60.00%80.00%

100.00%120.00%140.00%160.00%180.00%

61% 54%

78%60% 54%

87%107%

70%

164%

48% 49% 50%

GRAFIK ASUPAN

EPLKH

ASUP

AN

2. Evaluasi Status Gizi

Status gizi pasien sebelum intervensi tergolong normal. Status

gizi pasien tidak mengalami perubahan.

Tabel 13. Perkembangan Status Gizi

28

Page 29: laporan

Antropometri

Awal

Intervensi

(01/10/12)

Status

Gizi

Akhir

Intervensi

(03/10/12)

Status

Gizi

BB

TB

45 kg

145 cm

Normal 45

145

Normal

Selama tiga hari intervensi tidak ada perubahan data

antropometri pada pasien.

3. Perkembangan Pengobatan yang berhubungan Dengan Gizi

Tidak ada pengobatan yang berhubungan dengan gizi

4. Perkembangan Terapi Diet

D. Diet awal yang diberikan sebelum intervensi

Sebelum intervensi, pasien diberi diet Rendah Garam III bentuk

makanan lunak. Adapun hasil recall sebelum intervensi adalah :

Tabel 14. Asupan zat Gizi sebelum intervensi

Energi Protein Lemak KH

Asupan 705.21 kkal 23,25 gr 24 gr 101,9 gr

Kebutuhan 1307 kkal 49 gr 29,04 gr 212,3 gr

% Asupan 53 % 47 % 82 % 47%

Sumber : Data Primer 2012

E. Diet Setelah Intervensi

Selama intervensi, pasien tetap diberi diet Rendah Garam

III. Berdasarkan hasil recall selama intervensi diketahui bahwa

asupan makanan pasien sudah meningkat walaupun masih

tergolong rendah. Asupan pasien dapat dilihat sbb :

Tabel 15. Konsumsi Zat Gizi Pasien Selama Intervensi

Zat Gizi

29

Page 30: laporan

Tanggal

Energi Protein Lemak KH

02/1

0/1

2 Asupan 802 29,49 31 102

Kebutuhan 1932 72,4 53,6 289,8

% kebutuhan 61,3% 60,17% 107% 48%

03/1

0/1

2 Asupan 771,45 28,9 22,2 113

Kebutuhan 1932 72,4 53,6 289,8

% kebutuhan 54,1% 53,7% 69,9% 49%

04/1

0/1

2 Asupan 1016 43,1 47,6 106

Kebutuhan 1932 72,4 53,6 289,8

% kebutuhan 77,8% 87,96% 164% 50%

Sumber : Data Primer 2012

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

30

Page 31: laporan

1. Ny. M didiagnosa Hemiparese (S) Tipica ec. HS

2. Terapi diet yang diberikan berupa terapi Diet Rendah Garam II dan

diet Stroke IIB

3. Asupan pasien sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan

dengan asupan sebelum intervensi walaupun masih belum

mencapai standar asupan normal.

4. Diagnosis gizi setelah intervensi masih tetap yaitu NI-2.1, NI-5.2dan

N-B-1.2.

B. Saran

1. Keluarga pasien harus terus meningkatkan pengetahuannya

tentang makanan yang perlu bagi penderita hipertensi Hemiparese

(S) Tipica ec. HS

2. Perlu adanya dukungan dan motivasi yang kuat dari pihak keluarga

agar pasien tetap menjalankan diet yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

31

Page 32: laporan

Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku saku diagnosa keperawatan dan

dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EG

Liliana, 2010. Study Kasus Hipertensi. www.wikipedi. Com. Diakses pada

tanggal 1 November 2012.

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta kedokteran, Media Aesculapius,

Jilid II, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta

Price, Sylvia, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-

proses Penyakit. Jakarta: EGC, 2005.

Supariasa, Nyoman, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Yustini, St, Fatimah. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap

Edisi Revisi. Instalasi Gizi RS Wahidin Sudirohusodo, Makssar

2008.

Yustini, Translate International Dietetic & Nutrition Terminology (IDNT)

Reverence Manual (Standardized Language For Nutrition Care

Proces) First Edition american Dietetics Association. Instalasi Gizi

RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar 2009.

32