kuinolon dan floro

28
MAKALAH FARMAKOLOGI Antibiotik Golongan Kuinolon dan Florokuinolon Disusun Oleh : Tria Wahyu Irtanti 201310410311123 Abdul Mahmud Yumassik 201310410311138 Witri Rochaeni Husniar 201310410311145

Upload: wrochaenihusniar

Post on 08-Aug-2015

46 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kuinolon dan floro

MAKALAH FARMAKOLOGI

Antibiotik Golongan Kuinolon dan Florokuinolon

Disusun Oleh :

Tria Wahyu Irtanti 201310410311123

Abdul Mahmud Yumassik 201310410311138

Witri Rochaeni Husniar 201310410311145

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 2: Kuinolon dan floro

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik

dan Inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk

maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah

satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam ilmu pendidikan.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami

miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, 10 Mei 2015

Penulis

Page 3: Kuinolon dan floro

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Antibiotika adalah segolongan senyawa baik alami maupun sintetik, yang mempunyai

efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya

dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum

atau kisaran kerja, mekanisme aksi, strain penghasil, cara biosintesis maupun berdasarkan

struktur biokimianya. Berdasarkan spektrum atau kisaran kerjanya antibiotik dapat dibedakan

menjadi antibiotik berspektrum sempit (narrow spectrum) dan antibiotik berspektrum luas

(broad spectrum). Antibiotik berspektrum sempit hanya mampu menghambat segolongan

jenis bakteri saja, contohnya hanya mampu menghambat atau membunuh bakteri gram

negative saja atau gram positif saja. Sedangkan antibiotik berspektrum luas dapat

menghambat atau membunuh bakteri dari golongan gram positif maupun gram negatif.

Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi lima :

1. Antibiotik dengan mekanisme penghambatan sintesis dinding sel

2. Perusakan membran plasma

3. Penghambatan sintesis protein

4. Penghambatan sintesis asam nukleat

5. Penghambatan sintesis metabolit esensial

Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga

untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Secara profilaktis juga diberikan

pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum cabut gigi. Penghambatan

pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap transkripsi replikasi

mikroorganisme. Yang termasuk antibiotik penghambat sintesis asam nukleat ini adalah

antibiotik golongan kuinolon dan rifampin atau rifampisin.

Pada awal tahun 1980, diperkenalkan golongan Kuinolon baru dengan atom Fluor pada

cincin Kuinolon ( karena itu dinamakan juga Fluorokuinolon). Perubahan struktur ini secara

dramatis meningkatkan daya bakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki

penyerapannya di saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat.

Golongan Kuinolon ini digunakan untuk infeksi sistemik. Yang termasuk golongan

ini antara lain adalah Spirofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin,

Norfloksasin, Sparfloksasin, Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin.

Page 4: Kuinolon dan floro

Rumusan Masalah

1. Bagaimana sintesis asam nukleat?

2. Bagaimana mekanisme kerja obat antibiotik golongan kuinolon dan florokuinolon?

3. Apa saja contoh obat yang termaksud golongan kuinolon dan florokuinolon?

4. Bagaimana Farmakokinetik dari obat antibiotik golongan kuinolon dan florokinolon?

Tujuan

1. Untuk mengetahui sintesis asam nukleat.

2. Untuk mentahui mekanisme kerja obat antibiotik golongan kuinolon dan

florokuinolon

3. Untuk mengetahui obat yang termaksud golongan kuinolon dan florokuinolon

4. Untuk mengetahui Farmakokinetik dari obat antibiotik golongan kuinolon dan

florokinolon

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sintesis Asam Nukleat

Asam nukleat tersusun atas monomer-monomer berupa nukleotida, yang masing-

masing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah basa N. dengan

demikian, setiap nukeotida pada asam nukleat dapat dilihat sebagai nukleosida monofosfat.

Namun, pengertian nukleotida secara umum sebenarnya adalah nukleosida dengan sebuah

Page 5: Kuinolon dan floro

atau ebih gugus fosfat. Sebagai contoh, molekul ATP (adenosine trifosfat) adalah nukleotida

yang merupakan nukleosida dengan tiga gugus fosfat.

         Nukleosida terdiri atas nukleosida purin dan nukleosida purimidin. Nukleosida purin

merupakan kelompok nukleosida yang mengandung basa purin, sedangkan nukleosida

pirimidin merupakan kelompok nukleosida yang mengandung basa piimidin. Jika gula

pentosanya adalah ribose seperti halnya pada RNA, maka nukleosidanya dapat berupa

adenosine, guanosin, sitidin, dan uridin. Begitu pula, nukleotidanya akan ada empat macam,

yaitu adenosine monofosfat, guanosin monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin monofosfat.

Sementara itu, jika gula pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya DNA, maka

nukleosidanya terdiri atas deoksiguanosin, deoksisitidin, dan deoksitimin.

Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA) adalah :

2.2. Kuinolon

Kuinolon merupakan bakterisida karena menghambat lepasnya untai DNA yang

terbuka  pada proses superkoil dengan menghambat DNA girase (enzim yang menekan

DNA bakteri menjadi superkoil).

Mekanisme Kerja

Untuk memasukkan DNA untai ganda yang panjang kedalam sel bakteri, DNA diatur

dalam loop (DNA terrelaksasi) yang kemudian diperpendek oleh proses superkoil. Sel

eukariotik tidak mengandung DNA girase. Sifat penting dari Kuinolon adalah

penetrasinya yang baik ke dalam jaringan dan sel (bandingkan dengan Penisilin),

efektivitasnya bila diberikan secara oral, dan toksisitasnya relatif rendah. Pada saat

perkembangbiakkan kuman ada yang namanya replikasi dan transkripsi dimana terjadi

pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA.

Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan (Overwinding) pada

double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan

bantuan enzim DNA girase (topoisomerase II) yang kerjanya menimbulkan negative

supercoiling. Golongan kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan

bersifat bakterisidal.

Efek Samping dan Interaksi Obat

Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek

sampingnya yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunan saraf pusat. Manifestasi

Page 6: Kuinolon dan floro

pada saluran cerna,terutama berupa mual dan hilang nafsu makan, merupakan efek

samping yang paling sering dijumpai. Efek samping pada susunan syaraf pusat umumnya

bersifat ringan berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia. Efek samping yang lebih berat

dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi, depresi dan kejang jarang terjadi. Penderita

berusia lanjut, khususnya dengan arteriosklerosis atau epilepsi, lebih cenderung

mengalami efek samping ini. Enoksasin menghambat metabolisme Teofilin dan dapat

menyebabkan  peningkatan kadar Teofilin. Siprofloksasin dan beberapa Kuinolon lainnya

juga memperlihatkan efek ini walaupun tidak begitu dramatis.

Penggunaan Klinik

a. Infeksi saluran kemih Seperti Prostatitis, Uretritis, Servisitis dan Pielonfritis.

b. Infeksi saluran cerna Seperti demam Tifoid dan Paratifoid

c. Infeksi saluran nafas bawah Seperti Bronkitis, Pneumonia, Sinusitis Penyakit yang

ditularkan melalui hubungan kelamin Gonore

Obat golongan kuinolon :

Asam Nalidiksat

Asam Nalidiksat adalah kuinolon pertama yang ditemukan memiliki aktivitas

antibakteri, tapi Asam Nalidiksat tidak mencapai kadar antibakteri sistemik dan sampai

saat ini hanya digunakan pada infeksi saluran kemih.

Peringatan

Hindari pada porfiria dan riwayat kejang; hindari paparan berlebihan terhadap sinar

matahari. Dapat mempengaruhi hasil uji reduksi urin, hitung jenis sel darah, uji fungsi

hati dan ginjal bila pengobatan lebih dari 2 minggu. Hindari penggunaan pada

defisiensi G6PD, peningkatan tekanan intrakranial, riwayat konvulsi, paralisis nervus

kranialis, kolestasis, asidosis metabolik.

Dosis

1 gram tiap 6 jam selama 7 hari. Untuk infeksi kronis: 500 mg tiap 6 jam. ANAK di

atas 3 bulan, maksimum 50 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi. Untuk jangka panjang,

30 mg/kg bb/hari.

Namun, golongan kuinolon ini tidak punya manfaat klinik untuk pengobatan infeksi

sistemik karena kadarnya dalam darah terlalu rendah. Selain itu daya bakterinya agak

Page 7: Kuinolon dan floro

lemah dan resistensi juga cepat timbul. Indikasi kliniknya terbatas sebagai antiseptik

saluran kemih.

2.3. Fluorokuinolon

Obat ini disebut demikian karena adanya atom fluor pada posisi 6 dalam struktur

molekulnya. Daya antibakteri fluorokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan kelompok

kuinolon lama. Selain itu, kelompok obat ini diserap dengan baik pada pemberian oral,

dan beberapa derivatnya tersedia juga dalam bentuk parenteral sehingga dapat digunakan

untuk penanggulangan infeksi berat, khususnya yang disebabkan oleh kuman Gram-

negatif.

Mekanisme Kerja

Florokuinolon bekerja dengan mekanisme yang sama dengan kelompok kuinolon

terdahulu. Florokuinolon baru menghambat topoisomerase II (=DNA girase) dan IV pada

kuman. Enzim topoisomerase II berfungsi menimbulkan relaksasi pada DNA yang

mengalami positive supercoiling (pilinan positif yang berlebihan) pada waktu transkripsi

dalam proses replikasi DNA. Topoisomerase IV berfungsi dalam pemisahan DNA baru

yang terbentuk setelah proses replikasi DNA kuman selesai.

Obat yang termasuk dalam golongan ini, yakni :

A. Siprofloksasin

Siprofloksasin aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif.

Siprofloksasin terutama aktif terhadap kuman Gram negatif termasuk salmonella,

shigella, kampilobakter, neisseria, dan pseudomonas. Siprofloksasin hanya

memiliki aktivitas yang sedang terhadap bakteri Gram positif seperti Streptococcus

pneumoniae dan Enterococcus faecalis karena itu tidak boleh digunakan untuk

pneumonia pneumokokus. Siprofloksasin aktif terhadap klamidia dan beberapa

Page 8: Kuinolon dan floro

mikobakteria. Sebagian besar kuman anaerob tidak sensitif terhadap siprofloksasin.

Penggunaan siprofloksasin termasuk untuk infeksi saluran napas (tapi bukan

pneumonia pneumokokus), saluran kemih, sistem pencernaan (termasuk demam

tifoid) dan gonore serta septikemia oleh organisme yang sensitif.

Pada anak, siprofloksasin digunakan untuk infeksi pseudomonas pada fibrosis

sistik (pada anak di atas usia 5 tahun) dan juga untuk mengatasi dan mencegah

antrax inhalation. Jika manfaat pemberian melebihi risiko yang dapat ditimbulkan,

siprofloksasin dapat digunakan untuk mengatasi infeksi saluran nafas, saluran

kemih dan sistem saluran cerna (termasuk demam tifoid). Selain itu juga

digunakan untuk mengobati septikemia yang disebabkan organisme yang multi

resisten (biasanya infeksi yang diperoleh di rumah sakit) dan gonore (walaupun

resistensi meningkat). Siprofloksasin juga digunakan untuk mencegah penyakit

meningokokus. Untuk anak, tetes mata ofloksasin digunakan untuk infeksi mata.

Data mengenai pengunaaan kuinolon lain pada anak masih terbatas.

Efek Samping

flatulen, disfagia, pankreatitis, takikardia, hipotensi, udem, kemerahan,

berkeringat, gangguan dalam bergerak, tinnitus, vaskulitis, tenosinovitis, eritema,

nodosum, hemorrhagic bullae, petechiae dan hiperglikemia; nyeri dan flebitis pada

tempat penyuntikan.

Dosis

oral: infeksi saluran napas, 250-750 mg dua kali sehari. Infeksi saluran kemih, 250-

500 mg dua kali sehari (untuk akut tanpa komplikasi, 250 mg dua kali sehari selam 3

hari). Gonore 500 mg dosis tunggal.

Infeksi Pseudomonal saluran pernafasan bawah pada cystic fibrosis 750 mg dua kali

sehari; ANAK 5-17 tahun (lihat Peringatan di atas), sampai 20 mg/kg bb dua kali

sehari (maksimal 1,5g sehari). Infeksi lain, 500-750 mg dua kali sehari. Profilaksis

bedah, 750 mg 60-90 menit sebelum operasi.

Injeksi intravena: (selama 30-60 menit), 200-400 mg dua kali sehari. Infeksi

Pseudomonal saluran pernafasan bawah pada cystic fibrosis 400 mg dua kali sehari.

Page 9: Kuinolon dan floro

ANAK 5-17 tahun (lihat Peringatan di atas), sampai 10 mg/kg bb tiga kali sehari

(maksimal 1,2 g sehari). Infeksi saluran kemih, 100 mg dua kali sehari. Gonore, 100

mg dosis tunggal. ANAK: tidak dianjurkan.Tapi bila pertimbangan manfaat risiko

menguntungkan, oral: 10-30mg/kg bb/hari dibagi dua dosis; intravena: 8-16 mg/kg

bb/hari dibagi dua dosis.

Antraks (pengobatan dan profilaksis setelah terpapar, lihat keterangan diatas), oral,

500 mg sehari dua kali; ANAK 30 mg/kg bb/hari dibagi dua dosis (maksimal 1 g per

hari) Injekasi intravena, 400 mg sehari dua kali; ANAK 20 mg/kg bb/hari dibagi 2

dosis (Maksimal 800 mg per hari).

B. Levoksasin

Aktif terhadap organisme Gram positif dan Gram negatif. Memiliki

aktivitas yang lebih besar terhadap pneumokokus dibandingkan siprofloksasin.

Levofloksasin diindikasikan untuk community acquired pneumonia tapi sebagai

terapi lini kedua. Di Indonesia, ketiga obat ini tidak disetujui untuk pengobatan

infeksi kulit dan jaringan lunak karena banyak ditemukan stafilokokus yang

resisten. Penggunaan obat ini sebaiknya dihindarkan pada MRSA.

Indikasi

Infeksi sinusitis maksilaris akut, eksaserbasi bakterial akut pada bronkitis

kronik, pneumonia komunitas (community-acquired pneumonia), uncomplicated

skin dan skin structure infections, infeksi saluran kemih kompleks (complicated

urinary tract infection), dan pielonefritis akut karena mikroorganisme yang

sensitif.

Peringatan

Kejang, psikosis toksik, peningkatan tekanan intrakranial, stimulasi sistem

saraf pusat, hipersensitifitas, reaksi anafilaksis, kolitis pseudomembran, kolitis

terkait dengan antibiotik, ruptur tendon, hidrasi yang adekuat harus dipertahankan,

insufisiensi ginjal, reaksi fototoksisitas sedang hingga berat, diketahui atau

dicurigai gangguan sistem saraf pusat, gangguan glukosa darah, diabetes

Interaksi

Berpotensi membentuk kelat bersama ion logam (Al, Cu, Zn, Mg, Ca),

antasida mengandung aluminium atau magnesium dan obat mengandung besi

menurunkan absorpsi levofloksasin, penggunaan bersama AINS dengan kuinolon

Page 10: Kuinolon dan floro

dapat meningkatkan risiko stimulasi SSP dan serangan kejang, gangguan glukosa

darah, termasuk hiperglikemia dan hipoglikemia jika diberikan bersama obat

antidiabetik, levofloksasin dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Mycobacterium tuberculosis, sehingga dapat memberikan hasil negatif palsu pada

diagnosis bakteri tuberkulosis.

Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap levofloksasin dan antimikroba golongan kuinolon,

epilepsi, riwayat gangguan tendon terkait pemberian florokuinolon, anak atau

remaja, kehamilan, menyusui.

Efek Samping

Diare, mual, vaginitis, flatulens, pruritis, ruam, nyeri abdomen, genital

moniliasis, pusing, dispepsia, insomnia, gangguan pengecapan, muntah, anoreksia,

ansietas, konstipasi, edema, lelah, sakit kepala, palpitasi, parestesia, sindrom

Stevens-Johnson, vasodilatasi tendon rupture

Dosis

Oral dan parenteral, 250 mg –750 mg sekali sehari selama 7-14 hari,

tergantung pada jenis dan keparahan penyakit serta sensisitifitas patogen yang

dianggap penyebab penyakit, sinusitis akut, 500 mg per hari selama 10-14 hari,

eksaserbasi dari bronkitis kronik, 250-500 mg per hari selama 7-14 hari,

pneumonia yang didapat dari lingkungan, 500 mg sekali atau dua kali sehari

selama 7-14 hari, infeksi saluran kemih, 250 mg selama 7-10 hari (selama 3 hari

untuk infeksi tanpa komplikasi), prostatitis kronik, 500 mg sekali selama 28 hari.

Infeksi kulit dan jaringan lunak, 250 mg sehari atau 500 mg sekali atau dua kali

sehari selama 7-14 hari, intravena (500 mg selama paling tidak 60 menit),

pneumonia yang didapat dari lingkungan, 500 mg sekali atau dua kali sehari,

infeksi saluran kemih dengan komplikasi, 250 mg sehari, dapat ditingkatkan pada

infeksi parah, infeksi kulit dan jaringan lunak, 500 mg dua kali sehari.

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal: bersihan kreatinin >50 mL/menit, tidak

ada penyesuaian dosis, bersihan kreatinin 20-50 mL/menit, dosis awal 250 mg,

selanjutnya 125 mg setiap 24 jam, atau dosis awal 500 mg, selanjutnya 250 mg

setiap 24 jam, bersihan kreatinin 10-19 mL/menit atau <10 mL/menit (termasuk

hemo-dialisis dan CAPD), dosis awal 250 mg, selanjutnya 125 mg setiap 24 jam,

atau dosis awal 500 mg selanjutnya 125 mg setiap 24 jam.

Page 11: Kuinolon dan floro

C. Moksifloksasin

Obat ini sebaiknya digunakan untuk mengobati eksaserbasi akut dari bronkitis

kronis hanya bila terapi konvensional tidak berhasil atau dikontraindikasikan dan

sebagai terapi lini kedua dari community acquired pneumonia. Moksifloksasin

aktif terhadap organisme Gram positif dan Gram negatif Moksifloksasin memiliki

aktivitas yang lebih besar dibandingkan siprofloksasin terhadap organisme Gram

positif termasuk pneumokokus. Moksifloksasin tidak aktif terhadap Pseudomonas

aeruginosa atau meticillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

Indikasi

Eksaserbasi akut bronkitis kronik; pneumonia dari lingkungan (community-

acquired pneumonia); sinusitis bakterial akut yang didiagnosis dengan baik,

infeksi kulit complicated atau infeksi struktur kulit yang memerlukan terapi inisial

parenteral dan dilanjutkan dengan oral.

Kontraindikasi

Gangguan fungsi hati berat; memiliki riwayat perpanjangan interval QT,

bradikardia, memiliki riwayat aritmia simtomatik, gagal jantung dengan penurunan

fraksi ejeksi ventrikular kiri, gangguan elektrolit, pemberian bersama dengan obat

yang diketahui dapat memperpanjang interval QT.

Efek Samping

Mulut kering, stomatitis, glossitis, flatulens, konstipasi, aritmia, palpitasi,

udem perifer, angina, perubahan tekanan darah, dyspnoea, ansietas, dan

berkeringat; jarang: hipotensi, hi- perlipidemia, agitasi, mimpi yang tidak normal,

inkordinasi, hiperglikemia dan kulit kering.

Dosis

400 mg sekali sehari selama 10 hari untuk pneumonia yang didapat dari

lingkungan, 5-10 hari untuk eksaserbasi (akut) dari bronkitis kronik, 7 hari untuk

sinusitis. Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada manula, pasien dengan berat

badan rendah atau pasien rawat jalan dengan gangguan fungsi ginjal ringan sampai

sedang (Bersihan kreatinin di atas 30 mL/menit/1,73 m2)

D. Ofloksasin

Indikasi: Digunakan untuk mengobati infeksi pada mata yang disebabkan oleh bakteri yang sensitifPeringatan: 

Page 12: Kuinolon dan floro

Hindarkan pemakaian yang lama karena dapat menyebabkan pertumbuhan organisme yang tidak sensitif termasuk jamur, yang dapat menimbulkan super infeksi; kehamilan (lihat Lampiran 4); menyusui (lihat Lampiran 5)Interaksi: Antibiotika sejenis topikal β-laktamEfek Samping: Pedih, rasa gatal, dan merah-merah pada konjungtiva; rasa menyengat, kemerahan, gatal, konjungtivitis kimia/keratitis, udem okular/perikular/wajah, sensasi asing pada tubuh,photophobia, pandangan tidak jelas, mata berair, mata kering, dan nyeri pada mata; jarang pusingPenggunaan: 1-2 tetes setiap 4-6 jam. Dosis dapat ditingkatkan 1-2 tetes tiap 2 jam selama 24-48 jam pertama. Kemudian frekuensi harus diturunkan bertahap sesuai tanda-tanda perbaikan klinis.

E. Fleroksasin

Indikasi

Infeksi saluran pernafasan bagian bawah, infeksi saluran kemih (disertai

komplikasi atau tanpa komplikasi), gonore (infeksi gonokok, tanpa komplikasi),

infeksi salmonela yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau paratyphi, infeksi

kulit dan jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi.

Peringatan

Dianjurkan memonitor secara berkala bakteriologi untuk menjaga kemungkinan

timbulnya resistensi bakteri bilamana respon klinik tidak memuaskan; dapat

menyebabkan stimulasi susunan saraf pusat pada pasien yang diketahui atau

diduga mempunyai kelainan neurologi; lansia dengan penurunan fungsi ginjal dan

berat badan rendah; turunkan dosis pada gangguan fungsi ginjal, sirosis hati

dengan asites dan lansia; fotosensitif; hati-hati apabila menjalankan mesin atau

mengendarai kendaraan bermotor karena menyebabkan pusing

Interaksi

Pemberian bersama dengan antasid yang mengandung aluminium hidroksida

dan/atau magnesium hidroksida menurunkan absorpsi sebanyak 20-25%.

Kontraindikasi 

Pasien yang hipersensitif terhadap kuinolon termasuk asam nalidiksat; anak-anak

dan remaja berusia di bawah 18 tahun, kehamilan dan menyusui

Efek Samping 

Page 13: Kuinolon dan floro

Mual, muntah, diare, insomnia, sakit kepala, pusing, lelah, pruritus, plebitis; mulut

kering, rasa tidak enak pada mulut, anoreksia, konstipasi, sakit perut, infeksi

vagina, hipotensi, artralgia, fotosensitif, erupsi, berkeringat, mimpi buruk, perasaan

terbakar, pruritus, merah pada tempat penyuntikan, jumlah eosinofil tinggi, jumlah

sel-sel darah merah meningkat, leukosit rendah, jumlah bilirubin tinggi, SGPT

tinggi, SGOT tinggi, alkalin fosfatase tinggi, BUN tinggi, urea tinggi, glukosa

bebas tinggi, dan protein dalam urin tinggi.

Dosis

Oral atau infus intravena selama 1 jam, 400 mg sekali sehari; lama pengobatan

umumnya 7- 14 hari, tetapi pada infeksi yang lebih serius atau infeksi kronis kulit

dan jaringan lunak dan infeksi tulang dan sendi dibutuhkan pengobatan yang lebih

lama (hingga 12 minggu); Infeksi gonokok tanpa komplikasi, infeksi saluran kemih

tanpa komplikasi (sistitis pada ibu-ibu muda) dosis tunggal, oral, 400 mg.Infeksi

saluran kemih, oral, 200 mg selama 7-10 hari.Infeksi saluran pernafasan bagian

bawah, infus intravena, 400 mg sekali sehari, oral, 400 mg sekali sehari. Infeksi

saluran kemih (disertai komplikasi atau tanpa komplikasi), oral, 200 mg sekali

sehari.Gonore (infeksi gonokok tanpa komplikasi), oral, 400 mg sekali

sehari.Infeksi salmonella yang disebabkan Salmonella typhi atau paratyphi, infus

intravena, 400 mg sekali sehari, oral, 400 mg sekali sehari. Infeksi kulit dan

jaringan lunak, infus intravena, 400 mg sekali sehari; oral, 400 mg sekali sehari.

Infeksi tulang dan sendi, infus intravena, 400 mg sekali sehari, oral, 400 mg sekali

sehari. Penyesuaian dosis tidak diperlukan pada infeksi-infeksi yang diobati

dengan dosis ganda 200 mg atau dosis tunggal 400 mg, tetapi penyesuaian dosis

diperlukan untuk golongan pasien tertentu, pengobatan dimulai dengan dosis

tunggal 400 mg, kemudian dilanjutkan dengan dosis tetap 200 mg sekali sehari

selama pengobatan; golongan pasien ini adalah pasien dengan bersihan kreatinin <

40 mL per menit atau yang menjalani hemodialisa dan chronic ambulatory

peritoneal dialysis (CAPD), pasien dengan berat badan < 50 Kg, pasien wanita

berumur 65 tahun atau lebih dan pasien berusia 75 tahun atau lebih dimana

ekskresi ginjalnya menurun; pasien dengan kasus sirosis hati yang disertai asites;

pasien dengan kegagalan fungsi hati.

F. Sparfloksasin

Indikasi

Page 14: Kuinolon dan floro

Pneumonia akut berasal dari komunitas (CAP/Community-acquired

pneumonia) yang diduga disebabkan oleh bakteri pneumokokus dan non-

pneumokokus; eksaserbasi dari penyakit obstruksi paru menahun (COPD); sinusitis

purulen akut; infeksi yang sudah resisten terhadap penisilin atau antibiotik beta-

laktam lain.

Peringatan

Reaksi fototoksisitas; penderita dengan riwayat pemanjangan QTc, kongenital

atau didapat (misal infark miokard akut); penderita dengan riwayat hipokalemia

(periksa kadar kalium sebelum pengobatan dengan sparfloksasin); bradiaritmia;

tendinitis dan/atau ruptur tendon (terutama mempengaruhi tendon Achilles); rasa

nyeri atau inflamasi; pasien yang diduga menderita tuberkulosis (perhatikan

aktivitas potensial sparfloksasin terhadap mikobakteria); negatif palsu pada biakan

mikobakteria; efek terhadap sistim saraf pusat (dianjurkan untuk tidak mengendarai

atau menjalankan mesin); pasien hemodialisis atau dialisis peritoneum; hindari

pemaparan terhadap sinar matahari, sinar terang dan sinar ultraviolet selama masa

pengobatan ditambah lima hari setelah pengobatan selesai

Interaksi 

Penggunaan bersama amiodaron, sotalol dan bepridil menimbulkan risiko

torsades de pointes karena perpanjangan interval Q-T (efek aditif

elektrofisiologis); tidak dianjurkan kombinasi dengan obat yang dapat

memperpanjang interval Q-T dan/atau menimbulkan torsades de pointes seperti

antiaritmia (bretilium, disopiramid, prokainamid, kuinidin), dan obat-obat lain

seperti astemisol, eritromisin, kuinin, klorokuin, halofantin, cisaprid, pentamid,

probukol, terfenadin, vinkamin, beberapa antidepresan trisiklik, neuroleptik

tertentu (seperti sulfoprid, fenotiasin) karena menimbulkan risiko torsades de

pointes akibat pemanjangan interval Q-T (efek aditif elektrofisiologi); diperlukan

pemantauan klinis dan elektrokardiografi secara seksama; hati-hati kombinasi

bersama dengan garam magnesium, aluminium dan kalsium oksida dan hidroksida

(dapat menurunkan penyerapan sparfloksasin sehingga selang waktu (lebih dari 4

jam) harus diberikan antara pemberian antasida dan sparfloksasin), garam besi dan

seng (dosis oral > 30 mg per hari) harus diberikan minimal 2 jam

setelah pemberian sparfloksasin; hati-hati pemberian pada kondisi hipokalemia

Page 15: Kuinolon dan floro

yang disebabkan diuretik, laksatif, stimulan, amfoterisin B (intravena),

kortikosteroid dan tetrakosaktid yang menyebabkan torsades de pointes, pada

kondisi ini hipokalemia sebaiknya diatasi dahulu sebelum memulai pengobatan

dengan sparfloksasin; hati-hati pemberian pada kondisi bradikardi yang disebabkan

obat-obat seperti digoksin dan beta-bloker (dapat menyebabkan torsades de

pointes); penggunaan dengan Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) dan teofilin

mengurangi ambang batas kejang

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap sparfloksasin atau golongan kuinolon lainnya; penggunaan

bersama dengan amiodaron, sotalol dan bepridil (lihat interaksi); kehamilan dan

menyusui; anak-anak hingga akhir masa pertumbuhan; penderita dengan riwayat

penyakit tendon berhubungan dengan floroluinolon; penderita dengan defisiensi

glukosa 6 fosfat dehidrogenase; riwayat pemanjangan interval Q-T (faktor

kongenital atau non-kongenital); penggunaan bersama dengan obat anti-aritmia

atau obat lain yang menimbulkan aritmia

Efek Samping

Fototoksisitas termasuk manifestasi terbakar sinar matahari, eritema, dan lesi

lepuh, (gejala fototoksik masih timbul setelah pengobatan dihentikan beberapa

minggu); kemerahan, pruritus, bengkak, lepuh, gejala Steven-Johnson Syndrome,

nyeri otot dan sendi, tendinitis, ruptur/ kerusakan tendon, gangguan irama jantung,

termasuk torsades de pointes, aritmia, bradikardi, takikardi, takikardi ventrikel,

mual, muntah, diare, nyeri perut, gastralgia, peningkatan enzim hati, ikterus,

tremor, rasa mabuk, paraestesia, gangguan sensorik, sakit kepala, vertigo,

halusinasi, gangguan tidur awal pengobatan, hipersensitifitas, urtikaria,

angioedema, shok anafilaktik, edema quincke, trombositopenia yang sporadis,

purpura trombositopenia, konjungtivis, uretritis, peningkatan transaminase sedang

atau untuk sementara.

Dosis 

Fungsi ginjal normal : dosis awal 400 mg sebagai dosis tungggal pada hari

pertama, dilanjutkan 200 mg per hari dalam dosis tunggal, lama pengobatan rata-

rata 10 hari untuk infeksi saluran pernafasan bagian bawah dan 4 hari untuk

Page 16: Kuinolon dan floro

sinusitis, peningkatan dosis per hari tidak akan menambah manfaaat pengobatan;

Gangguan fungsi ginjal: bersihan kreatinin lebih besar dari atau sama dengan 30

mL/menit, tidak diperlukan penyesuaian dosis, bersihan kreatinin lebih kecil dari

30 mL/menit, 400 mg dosis awal pada hari pertama, pada hari kedua pengobatan

tidak diberikan, dilanjutkan dengan 200 mg pada hari ketiga, kemudian diberikan

setiap 48 jam selama 10 hari; Tidak terdapat data untuk pasien gangguan hati berat.

Obat ini dapat digunakan dengan atau tanpa makanan.

Tabel Dosis Dan Sediaan Beberapa Kuinolon Dan FluorokuinolonObat Sediaan Dosis per hari

Oral ParenteralAsam Nalidiksat Tablet 500 mg 4 kali 500-1000 mgAsam pipemidat Tablet 400 mg 2-4 kali 400 mgSiprofloksasin - Tablet 250, 500 dan

750 mg2 kali 250-500 mg 2 kali 200-400mg IV

- Infus 400 mg/5ml, 400mg/125 ml

Untuk gonore:1x250 mg

Pefloksasin - Tablet 400 mg 2 kali 400 mg 2 kali 400 mg IV- Infus 400 mg/5ml,

400mg/125mlOfloksasin - Tablet 200 dan 400 mg 1-3 kali 100-200mg 1-3 kali 100-200 mg IV

- Injeksi 200mg/200mlNorfloksasin Tablet 400 mg 2-3 kali 200-400 mgLevofloksasin - Tablet 250 dan 500 mg 1 kali 250-500 mg 1 x 500 mg IV tiap 24

jam- Infus 500 mg/100 ml

Moksifloksasin - Tablet 400 mg 1 kali 400 mg 1 x 400 mg IV tiap 24 jam

- Infus 400 mg/mlGatifloksasin - Tablet 400 mg 1 kali 400 mg 1 kali 400 mg IV

- Infus 400 mg/250 mlDiberikan dengan infus lambat (± 60 menit)

2.4. Spektrum Antibakteri Golongan Kuinolon

Kuinolon yang lama aktif terhadap beberapa kuman gram-negatif, antara lain E. coli,

Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter. Kuinolon bekerja dengan menghambat subunit A

dari enzim DNA girase kuman. Akibat nya replikasi DNA terhenti.

Florokuinolon lama (siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin dll) mempunyai daya

antibakteri yang sangat kuat terhadap E. coli, Klebsiella, Enterobacter, proteus, H.

Page 17: Kuinolon dan floro

influenza, Providencia, Serratia, Salmonella, N. meningitides, N. Gonorrhoeae, B.

catarrhalis dan Yersinia enterocolitica. Terhadap kuman Gram-positif, daya

antibakterinya kurang baik.

Florokuinolon terlalu aktif terhadap beberapa mikrobakterium. Kuman-kuman

anaerob pada umumnya resisten terhadap florokuinolon. Florokuinolon umumnya juga

aktif terhadap P. aeruginosa, namun yang paling kuat daya antibakterinya ialah

siprofloksasin.

Florokuinolon baru (moksifloksasin, levofloksasin) mempunyai daya antibakteri yang

baik terhadap kuman Gram-positif, Gram-negatif, serta kuman-kuman atipik

(mycoplasma, chlamydia, dll). Uji klinik menunjukkan bahwa kuinolon baru ini efektif

untuk community acquired pneumonia, eksaserbasi akut bekterial bronchitis kronis, dan

sinusitis. Kelompok florokuinolon baru ini terkadang disebut “respiratory quinolones”.

2.5. Resistensi Terhadap Antibiotik Golongan Kuinolon

Mekanisme resistensi melalui plasmid seperti yang banyak terjadi pada antibiotika lain tidak

dijumpai pada golongan kuinolon, namun resistensi terhadap kuinolon dapat terjadi melalui 3

mekanisme yaitu:

1. mutasi gen gyr A yang menyebabkan subunit A dari DNA girase kuman berubah

sehingga tidak dapat diduduki molekul obat lagi.

2. Perubahan pada permukaan sel kuman yang mempersulit penetrasi obat kedalam sel

3. peningkatan mekanisme pemompaan obat luar sel (efflux). Ini merupakan mekanisme

penting yang menyebabkan resistensi S. pneumoniae terhadap florokuinolon.

2.6. Farmakokinetik Antibiotik Golongan Kuinolon

Asam nalidiksat diserap baik melalui saluran cerna tetapi dieksresi dengan cepat

melalui ginjal. Obat ini tidak bermanfaat untuk infeksi sistemik. Florokuinolon diserap

lebih baik melalui saluran cerna dibandingkan dengan asam nalidiksat. Ofloksasin,

levofloksasin, gatifloksasin dan moksifloksasin adalah florokuinolon yang di serap baik

sekali pada pemberian oral.

Pefloksasin adalah florokuinolon yang absorbsi nya paling baik dan masa paruh

eliminasinya paling panjang. Bioavailabilitasnya pada pemberian peroral sama dengan

pemberian parenteral. Penyerapan siprofloksasin dan mungkin juga florokuinolon lainnya

Page 18: Kuinolon dan floro

terhambat bila diberikan bersama antasida. Florokuinolon hanya sedikit terikat dengan

protein. Golongan obat ini didistribusi dengan baik pada berbagai organ tubuh.

Dalam urin semua florokuinolon mencapai kadar yang melampaui kadar hambat

minimal untuk kebanyakan kuman pathogen selama minimal 12 jam. Salah satu sifat

florokuinolon yang menguntungkan ialah bahwa golongan obat ini mampu mencapai

kadar tinggi dalam jaringan prostat. Beberapa golongan florokuinolon seperti

siprofloksasin dan ofloksasin dapat mencapai kadar tinggi dalam cairan serebrospinal bila

ada meningitis.

Sifat lain florokuinolon yang menguntungkan ialah masa paruh eliminasinya panjang

sehingga obat cukup diberi 2 kali sehari. Kebanyakan florokuinolon dimetabolisme dihati

dan diekskresikan melalui ginjal. Masa paruh eliminasi ofloksasin akan sangat memanjang

dalam keadaan gagal ginjal. Sebagian kacil obat akan dikeluarkan melalui empedu.

Hemodialysis mengeluarkan florokuinolon dari tubuh sehingga penambahan dosis

umumnya tidak diperlukan.

TABEL PARAMETER FARMAKOKINETIK BEBERAPA FLUOROKUINOLON SETELAH PEMBERIAN PER ORAL

Obat Dosis(mg)

Cmax(mg/L)

Bioavailabilitasoral(%)

Vd(L/kg)

T½(jam)

Eliminasi Renal(%)

Siprofloksasin 500 1,5-3 60-80 2,5-5 3-5 30-50Ofloksasin 400 3,5-5,5 85-95 1,2 5-7 70-85Pefloksasin 400 4 >90 1,5-2 10 30-60

Levofloksasin 200 2 >90 1,5 4,6 85-90Norfloksasin 400 1,5-2 40 1,5 4,5 25-40

Moksifloksasin 400 2,5-5 82-89 2,5-3,6 12,5 26Gatifloksasin 400 3,8 96 1,5 7,8 72