kolera

3
Kolera Penyakit taun atau kolera (juga disebut Asiatic cholera) adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakterium Vibrio cholerae. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak benar atau dengan memakan ikan yang tidak dimasak benar, terutama kerang. Gejalanya termasuk diare, perut keram, mual, muntah, dan dehidrasi. Kematian biasanya disebabkan oleh dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawat, maka penderita berisiko kematian tinggi. Perawatan dapat dilakukan dengan rehidrasi agresif "regimen", biasanya diantar secara intravenous secara berkelanjutan sampai diare berhenti. Pengobatan Rehidrasi Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai (biasanya 1 hingga 5 hari tanpa pemberian antibiotik).Rehidrasi dapat dilakukan cara infus intravena cairan (pada kasus yang parah) atau dengan rehidrasi oral dengan oralit (oral rehydration solution). Antibiotik Antibiotik memiliki peran sekunder namun penting dengan mengurangi derajat penyakit dan durasi ekskresi penyakit. Pemberian antibiotik sebaiknya dilakukan setelah gejala muntah-muntah mereda (atau setelah rehidrasi pertama dan pemulihan dari asidosis). Pilihan pertama antibiotik yang digunakan di Indonesia adalah tetrasiklin dan pilihan

Upload: diah-verawati

Post on 21-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Kolera

Kolera

Penyakit taun atau kolera (juga disebut Asiatic cholera) adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakterium Vibrio cholerae. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak benar atau dengan memakan ikan yang tidak dimasak benar, terutama kerang. Gejalanya termasuk diare, perut keram, mual, muntah, dan dehidrasi. Kematian biasanya disebabkan oleh dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawat, maka penderita berisiko kematian tinggi. Perawatan dapat dilakukan dengan rehidrasi agresif "regimen", biasanya diantar secara intravenous secara berkelanjutan sampai diare berhenti.

Pengobatan

Rehidrasi

Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai (biasanya 1 hingga 5 hari tanpa pemberian antibiotik).Rehidrasi dapat dilakukan cara infus intravena cairan (pada kasus yang parah) atau dengan rehidrasi oral dengan oralit (oral rehydration solution).

Antibiotik

Antibiotik memiliki peran sekunder namun penting dengan mengurangi derajat penyakit dan durasi ekskresi penyakit. Pemberian antibiotik sebaiknya dilakukan setelah gejala muntah-muntah mereda (atau setelah rehidrasi pertama dan pemulihan dari asidosis). Pilihan pertama antibiotik yang digunakan di Indonesia adalah tetrasiklin dan pilihan keduanya adalah trimethoprim/sulfamethoxazole (bila V. cholerae pada pasien resisten terhadap tetrasiklin).

Demam tifoid

Demam tifoid, atau typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja.

Gejala

Page 2: Kolera

Setelah infeksi terjadi akan muncul satu atau beberapa gejala berikut ini:

▪ demam tinggi dari 39° sampai 40 °C (103° sampai 104 °F) yang meningkat secara perlahan

▪ tubuh menggigil▪ denyut jantung lemah (bradycardia)▪ badan lemah ("weakness")▪ sakit kepala▪ nyeri otot myalgia▪ kehilangan nafsu makan▪ konstipasi▪ sakit perutpada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda ("rose spots")

Perawatan

Tifus dapat berakibat fatal. Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat demam tipoid di negara-negara barat.

Bila tak terawat, demam tifoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang tidak terawat. Vaksin untuk demam tifoid tersedia dan dianjurkan untuk orang yang melakukan perjalanan ke wilayah penyakit ini biasanya berjangkit (terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin).

Penyakit Rickettsia

Penyakit Rickettsia atau tifus adalah berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri familia Rickettsiae.[1][2][3][4] Penyakit ini disebarkan oleh arthropoda, khususnya kutu, tungau, dan caplak.[2][3][4] Tiga jenis typhus utama adalah tifus epidemik, tifus endemik, dan tifus belukar.[2][4] Jenis lain tifus yang juga sering ditemukan adalah penyakit Brill-Zinsser, yang merupakan tifus epidemik yang muncul kembali setelah bertahun-tahun sembuh.[5][4][2][6] Tifus epidemik dan penyakit Brill-Zinsser disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazekii.[4][2] Tifus epidemik disebarkan oleh kutu badan.[4][2] Tifus endemik disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi, yang disebarkan oleh kutu.[4][2] Tifus belukar disebabkan oleh bakteri Rickettsia tsutsugamushi (dahulu bernama Orientia tsutsugamushi), dan disebarkan oleh tungau dan caplak.[4][2][5][7] Jenis tifus lainnya antara lain demam berbintik gunung Rocky, Rickettsialpox, demam Boutonneuse, tifus caplak Siberia, tifus caplak Australia, dan demam berbintik Oriental.