kidney injury molecule-1 (kim-1) as early biomarker of ... · differences in urine kim-1 levels and...

13
367 Jurnal Info Kesehatan Vol 15, No.2, Desember 2017, pp. 367-379 P-ISSN 0216-504X, E-ISSN 2620-536X Journal homepage: http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/infokes Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of Diabetic Nephropathy in Diabetes Mellitus Type 2 Patients Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) Sebagai Biomarker Dini Nefropati Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Marni Tangkelangi Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Kupang Email: [email protected] ARTICLE INFO: ABSTARCT/ABSTRAK Keywords: KIM-1 Diabetic nephropathy Albuminuria Diabetic nephropathy is a chronic complication of type 2 diabetes mellitus (DM). To prevent the onset or progression of nephropathy, a biomarker is needed that can detect kidney problems at an early stage. This study aims to determine differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy DM, Insipien Nephropathy and Diabetic Nephropathy and the role of KIM-1 as an early biomarker of Diabetic Nephropathy. This research was conducted at Dr. Wahidin Sudirohusodo and his networking hospital. This study used a cross sectional design with the number of type 2 DM patients as many as 78 people who met the inclusion criteria. The results showed that KIM-1 levels in patients with Non-Nephropathy DM (albuminuria [uALB] <20 mg/L), Ineffective Nephropathy (uALB 20-300 mg / L) and Diabetic Nephropathy (uALB> 300 mg/L) respectively is 0.862 ± 0.246 ng / mL, 2.409 ± 0.816 ng/mL and 3.503 ± 0.370 ng / mL. There were differences in mean KIM-1 levels between Non Nephropathy and Nephropathy Insipid (sig = 0.000 p <0.05), Non Nephropathy and Diabetic Nephropathy (sig = 0.000 p <0.05), Insipid Nephropathy and Diabetic Nephropathy (sig = 0.000 p <0.05) Correlation between KIM-1 level with albuminuria concentration in patients with Non Nephropathy DM (r = 0.948; sig <0.05), Nephropathy Insipien (r = 0.969; sig <0.05) and Diabetic Nephropathy (r = 0.911; sig <0.05). There are levels of KIM-1 that exceed the normal limit (> 0.837 ng / mL) in patients with non-nephropathy DM (normoalbuminuria) so that KIM-1 can be considered as an early biomarker of diabetic nephropathy. Kata Kunci: KIM-1 Nefropati Diabetik Albuminuria Nefropati Diabetik merupakan komplikasi kronis dari Diabetes Melitus (DM) tipe 2. Untuk mencegah timbulnya atau progresi nefropati maka dibutuhkan biomarker yang dapat mendeteksi adanya gangguan ginjal pada tahap dini. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar KIM-1 urin dan korelasi kadar KIM-1 dengan albuminuria pada pasien DM Non Nefropati, Insipien Nefropati dan Nefropati Diabetik serta peran KIM-1 sebagai biomarker dini Nefropati

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

367

Jurnal Info Kesehatan Vol 15, No.2, Desember 2017, pp. 367-379 P-ISSN 0216-504X, E-ISSN 2620-536X Journal homepage: http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/infokes

Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of Diabetic Nephropathy in Diabetes Mellitus Type 2 Patients Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) Sebagai Biomarker Dini Nefropati Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Marni Tangkelangi

Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Kupang Email: [email protected]

ARTICLE INFO: ABSTARCT/ABSTRAK

Keywords: KIM-1 Diabetic nephropathy Albuminuria

Diabetic nephropathy is a chronic complication of type 2 diabetes mellitus (DM). To prevent the onset or progression of nephropathy, a biomarker is needed that can detect kidney problems at an early stage. This study aims to determine differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy DM, Insipien Nephropathy and Diabetic Nephropathy and the role of KIM-1 as an early biomarker of Diabetic Nephropathy. This research was conducted at Dr. Wahidin Sudirohusodo and his networking hospital. This study used a cross sectional design with the number of type 2 DM patients as many as 78 people who met the inclusion criteria. The results showed that KIM-1 levels in patients with Non-Nephropathy DM (albuminuria [uALB] <20 mg/L), Ineffective Nephropathy (uALB 20-300 mg / L) and Diabetic Nephropathy (uALB> 300 mg/L) respectively is 0.862 ± 0.246 ng / mL, 2.409 ± 0.816 ng/mL and 3.503 ± 0.370 ng / mL. There were differences in mean KIM-1 levels between Non Nephropathy and Nephropathy Insipid (sig = 0.000 p <0.05), Non Nephropathy and Diabetic Nephropathy (sig = 0.000 p <0.05), Insipid Nephropathy and Diabetic Nephropathy (sig = 0.000 p <0.05) Correlation between KIM-1 level with albuminuria concentration in patients with Non Nephropathy DM (r = 0.948; sig <0.05), Nephropathy Insipien (r = 0.969; sig <0.05) and Diabetic Nephropathy (r = 0.911; sig <0.05). There are levels of KIM-1 that exceed the normal limit (> 0.837 ng / mL) in patients with non-nephropathy DM (normoalbuminuria) so that KIM-1 can be considered as an early biomarker of diabetic nephropathy.

Kata Kunci: KIM-1 Nefropati Diabetik Albuminuria

Nefropati Diabetik merupakan komplikasi kronis dari Diabetes Melitus (DM) tipe 2. Untuk mencegah timbulnya atau progresi nefropati maka dibutuhkan biomarker yang dapat mendeteksi adanya gangguan ginjal pada tahap dini. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar KIM-1 urin dan korelasi kadar KIM-1 dengan albuminuria pada pasien DM Non Nefropati, Insipien Nefropati dan Nefropati Diabetik serta peran KIM-1 sebagai biomarker dini Nefropati

Page 2: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

368

Diabetik. Penelitian ini dilakukan di Rmah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit jejaringnya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah pasien DM tipe 2 sebanyak 78 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar KIM-1 pada pasien DM Non Nefropati (albuminuria [uALB] <20 mg/L), Insipien Nefropati (uALB 20-300 mg/L) dan Nefropati Diabetik (uALB >300 mg/L) berturut-turut adalah 0.862±0.246 ng/mL, 2.409±0.816 ng/mL dan 3.503±0.370 ng/mL. Terdapat perbedaan rerata kadar KIM-1 antara DM Non Nefropati dan Insipien Nefropati (sig=0.000 p<0.05), DM Non Nefropati dan Nefropati Diabetik (sig=0.000 p<0.05), Insipien Nefropati dan Nefropati Diabetik (sig=0.000 p<0.05). Korelasi antara kadar KIM-1 dengan konsentrasi albuminuria pada pasien DM Non Nefropati (r= 0.948; sig<0.05), Insipien Nefropati (r= 0.969; sig<0.05) dan Nefropati Diabetik (r= 0.911; sig<0.05). Terdapat kadar KIM-1 yang melewati batas normal (>0.837 ng/mL) pada pasien DM Non Nefropati (normoalbuminuria) sehingga KIM-1 dapat dipertimbangkan sebagai biomarker dini Nefropati Diabetik.

Copyright©2017 Jurnal Info Kesehatan All rights reserved

Corresponding Author: Marni Tangkelangi, Analis - Poltekkes Kemenkes Kupang - 85111 Email: [email protected]

1. PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus (DM) adalah

kelompok penyakit metabolik yang ditandai

dengan hiperglikemia yang dihasilkan dari

kerusakan pada sekresi insulin, kerja

insulin, atau keduanya (ADA, 2010).

Konsistensi kadar glukosa darah yang tinggi

dapat menyebabkan penyakit serius yang

mempengaruhi jantung dan pembuluh

darah, mata, ginjal, saraf dan gigi. Dihampir

semua negara-negara berpenghasilan

tinggi, DM merupakan penyebab utama

penyakit kardiovaskular, kebutaan, gagal

ginjal, dan amputasi tungkai bawah (IDF,

2014). World Health Organization (2014),

merilis data jumlah penderita DM diseluruh

dunia tahun 2000 sebanyak 171 juta dan

pada tahun 2030 diperkirakan mencapai

366 juta, indonesia menempati urutan

keempat penderita DM di dunia dengan 8

juta penderita.

Tahun 2008 prevalensi DM

termasuk dalam urutan keempat Penyakit

Tidak Menular (PTM) terbanyak yaitu

sebesar 6,65% dan urutan kelima terbesar

PTM penyebab kematian yaitu sebesar

6,28%, bahkan Tahun 2010 DM menjadi

penyebab kematian tertinggi PTM di

Sulawesi Selatan yaitu sebesar 41,56%

(Dinkes Provinsi Sulsel, 2012). Angka

kejadian penyakit DM di Kota Makassar

pada tahun 2011 yaitu 5.7 ribu kasus pada

Tahun 2012 meningkat menjadi 7 ribu kasus

(Dinkes Kota Makassar, 2012). Nefropati

Diabetik merupakan komplikasi kronik dari

DM Tipe 1 (kerusakan sel beta-kekurangan

insulin absolut) maupun DM Tipe 2

(resistensi insulin dan/atau berkurangnya

Page 3: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

369

sekresi insulin) (Vujicic et al., 2012).

Nefropati Diabetik ditetapkan apabila kadar

albumin urin penderita DM >300 mg/24 jam

secara persisten (Rossing, 2007). Tanpa

intervensi spesifik, 20-40% dari

keseluruhan penderita DM akan

berkembang menjadi Nefropati Diabetik

yang ditandai dengan hipertensi,

peningkatan progresif albuminuria, resiko

kardiovaskuler, penurunan Glomelurus

Filtration Rate (GFR) yang berakhir pada

Gagal Ginjal Terminal (Parving et al., 2004;

Obineche & Adem, 2005). Insidensi

nefropati pada penderita DM Tipe 2 berkisar

24-40% dalam durasi 20 tahun, dengan

10% diantara penderita mengalami

gangguan ginjal dalam durasi 10 tahun

(Vora, 2004).

Kidney Injury Molecule 1 (KIM-1)

adalah sebuah protein transmembran

dengan berat molekul berat molekul 80-85

kDa yang mempunyai domain ekstraselular

(terdiri dari domain mirip immunoglobulin

dan domain musin) dan domain sitoplasmik

(Ichimura et al., 2004; Timmeren et al.,

2006). KIM-1 muncul pada membran apikal

dari sel epithelial tubulus ginjal tikus yang

mengalami iskemik atau keracunan tetapi

tidak terdeteksi pada jaringan normal ginjal

(Ichimura et al., 2008).

Penelitian Ichimura et al (2008),

dengan menggunakan epitel tikus

menunjukkan ektodomain KIM-1 berfungsi

sebagai reseptor fagositik yang mengenali

fosfatidilserin di permukaan sel mati. Epitel

tubulus kemudian memfagosit sel mati,

membawanya ke lisosom sehingga dapat

membersihkan lumen tubulus dari debris

untuk mencegah obstruksi. Dengan

bantuan metaloproteinase, ektodomain

KIM-1 dapat dilepaskan secara simultan

namun peran ektodomain KIM-1 yang

dilepaskan ke lumen ini belum diketahui

(Ichimura et al., 2008; Borst et al., 2007).

Hasil Pengamatan Carlsson et al

(2014) dan Nielsen et al (2012),

menyimpulkan terdapat perbedaan yang

signifikan kadar KIM-1 pada kelompok

normoalbuminuria, mikroalbuminuria dan

makroalbuminuria. Penelitian lain

menemukan KIM-1 urin meningkat pada

semua penderita dihubungkan dengan

kadar albumin urinnya (Sang Soo et al,

2012). KIM-1 Urin juga diasosiasikan

dengan progresi Nefropati Diabetik yang

mengarah pada Penyakit Ginjal Stadium

Akhir (Nielsen et al, 2012). Dalam sebuah

review menyebut KIM-1 sebagai “Novel

Biomarkers of Diabetic Nephropathy” selain

enam biomarker ginjal lainnya (Pasific

Biomarker, 2013).

Banyak penelitian yang telah

menunjukkan peran KIM-1 sebagai

Biomarker Tubulus dalam kasus baik DM

Tipe 1 maupun DM Tipe 2, bahkan terdapat

pendapat ahli yang mengatakan KIM-1

dapat memprediksi adanya gangguan pada

ginjal sebelum terjadinya mikroalbuminuria,

hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk

mengetahui perbedaan kadar KIM-1 urin

dan korelasi kadar KIM-1 dengan

albuminuria pada pasien DM Non Nefropati,

Insipien Nefropati dan Nefropati Diabetik

serta peran KIM-1 sebagai biomarker dini

Nefropati Diabetik.

Page 4: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

370

2. METODE PENELITIAN

Desain dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain

cross sectional dilaksanakan pada

poliklinik, laboratorium dan ruang rawat inap

RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo (RSWS)

dan RS Jejaring lainnya (RSPTN Unhas, RS

Pelamonia dan RSUD Maros) selama bulan

Juli-September 2016.

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah

semua pasien DM Tipe 2 yang menjalani

rawat jalan dan rawat inap di RSWS dan RS

Jejaring lainnya yang memenuhi kriteria

inklusi penelitian (penderita DM tipe 2, usia

>30 tahun dan menandatangani Informed

consent). Sampel penelitian ini berjumlah

78 pasien yang terbagi menjadi 3 kelompok

(DM Non Nefropati, Insipien Nefropati dan

Nefropati Diabetik) masing-masing

berjumlah 26 orang.

Pengumpulan Data

Subyek penelitian yang memenuhi

kriteria inklusi melalui tahap

wawancara/anamnesis untuk memperoleh

informasi tentang karakteristik umum

subjek, misalnya umur, riwayat penyakit,

dan seterusnya. Sampel urin pertama dipagi

hari (porsi tengah) pasien, dikumpulkan

secara aseptik ke dalam pot urin dan

disentrifuse. Urin disimpan pada suhu ≤ -20

°C.

Konsentrasi albuminuria dalam urin

pagi (porsi tengah) pasien diperiksa dengan

metode immunoturbidimetri. Konsentrasi

<20 mg/L digolongkan normoalbuminuria,

konsentrasi 20-300 mg/L digolongkan

mikroalbuminuria dan konsentrasi >300

mg/L digolongkan makroalbuminuria,

menggunakan kit Tina-quant Albumin Gen.

2 (Roche, USA).

Kadar KIM-1 diperiksa dari urin pagi

(porsi tengah) pasien Non Nefropati,

Insipien Nefropati dan Nefropati Diabetik

dengan kit Quantikine ELISA Human TIM-

1/KIM-1/HAVCR menggunakan Metode

ELISA Sandwich (R&D Systems, USA).

Kriteria objektif kadar KIM-1 normal apabila

kadarnya 0,006-0,837 ng/mL.

Analisis Data

Hasil pemeriksaan berupa

konsentrasi albuminuria dan kadar KIM-1

pada Pasien Non Nefropati, Insipien

Nefropati dan Nefropati Diabetik digunakan

Uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui

perbedaan rerata kadar KIM-1, selanjutnya

menggunakan uji Mann-Whitney sebagai uji

post hoc. Uji korelasi menggunakan uji

Spearman untuk mengetahui korelasi

antara konsentrasi albumin dengan kadar

KIM-1. Untuk melihat perbedaan rerata

kadar KIM-1 pada pasien DM Non Nefropati

antara meninggi dan normal digunakan t-

independent test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 78

pasien rawat jalan dan rawat inap yang

memenuhi kriteria inklusi pada bulan Juli-

September 2016. Tabel 1 menjelaskan

subjek penelitian ini terdiri dari laki-laki

sebanyak 47 orang (60.3%) dan perempuan

sebanyak 31 orang (39.7%), frekuensi usia

Page 5: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

371

terbanyak adalah 40-60 tahun (59%),

sedangkan lamanya pasien menderita DM

terbanyak adalah 5-10 tahun (57.7%).

Pengukuran tekanan darah pasien

ditemukan pre hipertensi (sistol 120-139

mmHg; diastol 80-89 mmHg) sebanyak 30

orang (38.5%) dan hipertensi (sistol ≥140

mmHg; diastol ≥80 mmHg) sebanyak 34

orang (43.6%), perhitungan Indeks Massa

Tubuh (IMT) ditemukan pasien over weight

(IMT Lk >25.0; Pr >23.8) sebanyak 37 orang

(47.4%) (Tabel 1).

Subjek penelitian dibagi ke dalam 3

kelompok terdiri dari 26 pasien per

kelompok berdasarkan konsentrasi

albuminuria (uALB) dan data rekam medik.

DM Non Nefropati dengan uALB: <20 mg/L

(normoalbuminuria), Insipien Nefropati

dengan uALB: 20-300 mg/L

(mikroalbuminuria) dan Nefropati Diabetik

dengan uALB >300 mg/L

(makroalbuminuria).

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik n=78 Persentase

(%)

Jenis Kelamin Laki-laki (Lk) 47 60.3

(JK) Perempuan (Pr)

31 39.7

Umur <40 6 7.7

(Tahun) 40-60 46 59

61-80 25 32.1

>80 1 1.3

Lama DM <5 23 29.5

(Tahun) 5-10 45 57.7

11-15 7 9.0

16-20 1 1.3

21-25 2 2.6

Tekanan Darah Normal 14 17.9

(mmHg) Pre hipertensi 30 38.5

(TD) Hipertensi 34 43.6

Indeks Massa Under Weight 8 10

Tubuh (IMT) Normal 33 42

Over Weight 37 48

Analisis statistik dilakukan untuk

mengetahui keterkaitan antara kadar KIM-1

dengan beberapa karakteristik pasien

terpapar pada Tabel 2. Hasil analisis

statistik memperlihatkan karakteristik

subjek penelitian yang korelasi dengan

kadar KIM-1 yaitu tekanan darah sistol, IMT,

dan GDP. Kadar KIM-1 tidak berbeda

bermakna pada laki-laki dan perempuan,

umur dan lama DM juga tidak berkorelasi

dengan KIM-1.

Page 6: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

372

Tabel 2. Analisis Statistik Kadar KIM-1 dengan Karakteristik Subjek Penelitian

Rerata kadar KIM-1 (min-max) berturut-turut

pada DM Non Nefropati, Insipien Nefropati

dan Nefropati Diabetik adalah 0.862 (0.399-

1.305) ng/mL, 2.409 (1.258-2.386) ng/mL

dan 3.503 (2.959-3.998) ng/mL. Uji beda

pada 3 kelompok pasien dengan uji Kruskal-

Wallis, nilai significancy: 0,000 (p<0,05)

sehingga disimpulkan setidaknya terdapat

perbedaan kadar KIM-1 yang bermakna

diantara 3 kelompok pasien. Selanjutnya

dilakukan uji Post Hoc dengan uji Mann-

Whitney (Tabel 3) pada tiap uji disimpulkan

terdapat perbedaan bermakna kadar KIM-1

terdapat pada Pasien DM Non Nefropati dan

Insipien Nefropati (p=0.000<0.050), Pasien

DM Non Nefropati dan Nefropati Diabetik

(p=0.000<0.050) serta Pasien Insipien

Nefropati dan Nefropati Diabetik

(p=0.000<0.050).

Tabel 3. Perbandingan Rerata Kadar KIM-1 pada Pasien DM Non Nefropati, Insipien Nefropati, Nefropati Diabetik

Gambar 1 menunjukkan hubungan antara

kadar KIM-1 dengan konsentrasi albumin

pada tiap kelompok pasien. Hasil uji korelasi

Spearman antara kadar KIM-1 dengan

konsentrasi albuminuria pada pasien DM

Non Nefropati (r= 0.948; sig<0.05), pasien

Insipien Nefropati (r= 0.969; sig<0.05) dan

pasien Nefropati Diabetik (r= 0.911; sig

<0.05) disimpulkan terdapat korelasi positif

yang bermakna antara kadar KIM-1 dengan

Konsentrasi Albumin pada masing-masing

kelompok dan kekuatan korelasinya sangat

kuat.

Karakteristik Min. Max. Mean SD Sig. (p)b

r+

JK Lk 0,594a 3,998 a 2,182 a 1,277 a

0.397*

Pr 0,399 a 3,994 a 2,372 a 1,118 a

Umur (Tahun) 30 83 55.42 11.09 0.256#

Lama DM (Tahun) 2 24 7.27 4.20 0.520#

T D Sistol 100 220 146.09 30.04 0.004# 0.323 (mmHg) Diastol 70 100 84.04 6.40 0.190#

IMT 16.3 32 24.56 3.67 0.000# 0.502

Kelompok Albuminuria

Kadar KIM-1 (ng/mL) Sig. (P)

n Min. Max. Mean SD

DM Non Nefropati Insipien Nefropati DM Non Nefropati Nefropati Diabetik Insipien Nefropati Nefropati Diabetik

26 26 26 26 26 26

0,399 1,258 0,399 2,959 1,258 2,959

1,305 2,386 1,305 3,998 2,386 3,998

0,862 2,409 0,872 3,503 2,409 3,503

±0.246 ±0.816 ±0.244 ±0.370 ±1.816 ±0.370

0.000*

0.000*

0.000*

Page 7: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

373

Gambar 1. Distribusi Kadar KIM-1 Terhadap Konsentrasi Albumin pada pasien DM Non

Nefropati, Insipien Nefropati dan Nefropati Diabetik

Rentang normal kadar KIM-1 yaitu 0.060-

0.837 ng/mL, rerata kadar KIM-1 normal (n =

14) yaitu 0.663±0.110 ng/mL dan rerata

kadar KIM-1 meninggi (n= 12) yaitu

1.094±0.116 ng/mL (Gambar 2). Hasil

analisa uji t-independent p = 0.000 <0,05

yang berarti terdapat perbedaan bermakna

kadar KIM-1 pada kelompok normal dan

meninggi (Gambar 2). Catatan penting dari

hasil ini adalah pada pasien DM Non

Nefropati (normoalbumin) terdapat kadar

KIM-1 yang meninggi dan hal ini

mengindikasikan kemungkinan besar telah

terjadi kerusakan tahap dini pada organ

ginjal.

Gambar 2. Hubungan Kadar KIM-1 dan Konsentrasi Albumin pada pasien DM Non

Nefropati (Normoalbuminuria).

Page 8: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

374

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan

kadar KIM-1 pada pria adalah 2.182±1.277

ng/mL dan wanita 2.372±1.118 ng/mL, uji

beda menyimpulkan tidak ada perbedaan

kadar KIM-1 yang bermakna pada laki-laki

maupun perempuan. Umur rata-rata subjek

dalam penelitian ini adalah 55,42±11,09

tahun dengan umur terbanyak adalah 40-60

tahun, uji korelasi antara umur dengan kadar

KIM-1 sig.>0,05 atau tidak terdapat korelasi

yang bermakna antara umur dengan kadar

KIM-1.

Lamanya pasien menderita DM rata-

rata 7.27 tahun dengan durasi 2 hingga 24

tahun, uji korelasi antara kadar KIM-1

dengan lamanya menderita DM disimpulkan

tidak ada korelasi yang bermakna. Rata-rata

tekanan sistol 146.09 mmHg dan tekanan

diastol 84.04 mmHg, korelasi yang

bermakna terdapat pada kadar KIM-1

dengan tekanan sistol namun kekuatan

korelasinya lemah (r = 0.323), tekanan

diastol tidak berkorelasi bermakna dengan

kadar KIM-1.

Analisa korelasi kadar KIM-1 dengan

IMT pada subjek penelitian. Rerata IMT

adalah 24.56±3.67, hasil analisis dengan uji

korelasi Spearman (p: 0,000) menyimpulkan

terdapat hubungan yang bermakna antara

kadar KIM-1 dengan IMT. Faktor resiko

terjadinya Nefropati Diabetik menurut

Zelmanovitz et al (2009), antara lain usia,

durasi menderita diabetes, tekanan darah

serta IMT, keadaan yang abnormal pada

faktor-faktor tersebut akan memperparah

keadaan nefropati pada penderita diabetes.

Pada Penelitian ini urutan rerata

kadar KIM-1 tertinggi hingga terendah

adalah Nefropati Diabetik (3.503±0.370

ng/mL), Insipien Nefropati (2.409±0.816

ng/mL) dan pasien DM Non Nefropati

(0.862±0.246 ng/mL), hasil uji statistik

disimpulkan terdapat perbedaan yang

bermakna kadar KIM-1 pada pasien DM Non

Nefropati, Insipien Nefropati dan Nefropati

Diabetik. Hal ini sesuai dengan pengamatan

Carlsson et al (2014) dan Nielsen et al

(2012), yang juga menyimpulkan terdapat

perbedaan yang signifikan kadar KIM-1 pada

kelompok normoalbuminuria,

mikroalbuminuria dan makroalbuminuria.

Kesepakatan penelitian ini dapat

disimpulkan terdapat kadar KIM-1 tertinggi

pada Nefropati Diabetik, kemudian disusul

pada Insipien Nefropati dan terendah pada

DM Non Nefropati.

Pengujian terhadap hubungan antara

kadar KIM-1 dan konsentrasi albumin pada

kelompok pasien DM Non Nefropati, Insipien

Nefropati dan Nefropati Diabetik, hasil uji

korelasi disimpulkan terdapat korelasi positif

yang bermakna antara kadar KIM-1 dengan

konsentrasi albumin yang berarti kadar KIM-

1 mengalami peningkatan searah dengan

peningkatan konsentrasi albumin. Hasil

tersebut sejalan dengan penelitian oleh

Ahmed & Hamed yang menyimpulkan terjadi

peningkatan signifikan kadar KIM-1 pada

pasien diabetes dan nefropati diabetes.

Penelitian Sang Soo et al (2012) dan Nielsen

et al (2012), juga menyimpulkan hal yang

sama. Hasil yang kontas ditunjukkan oleh

Nauta et al (2011), yang menyimpulkan

konsentrasi marker kerusakan urin lainnya

Page 9: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

375

yaitu NAG, NGAL, and H-FABP meningkat

menurut strata albuminuria dan

berhubungan signifikan dengan albuminuria

kecuali marker KIM-1.

Disfungsi glomelurus diduga menjadi

faktor utama untuk perkembangan dan

progresi Nefropati Diabetik namun

kerusakan tubulointestinal juga

memerankan peran penting dalam

pathogenesis Nefropati Diabetik (Bangstad

et al., 2009; Philips & Steadman, 2002;

Wolkow et al., 2008). Salah satu parameter

kerusakan tubulointestinal adalah marker

KIM-1 (Bonventre, 2009).

KIM-1 adalah reseptor fosfatidilserin

yang mengenali sel apoptosis dan

mengarahkannya ke lisosom, juga bertugas

sebagai reseptor untuk lipoprotein

teroksidasi dengan mudah mengenali signal

sel apoptosis (Ichimura et al., 2008). KIM-1

memegang peran dalam membatasi respon

autoimmun terhadap cedera. Pasien dengan

gagal ginjal kronis mengekspresi protein

Kim-1 pada tubulus proksimalnya (Vaidya et

al., 2007). Ektodomain KIM-1 ‘tumpah’ ke

dalam urin setelah cedera pada tubulus

proksimal (Han et al., 2002). Diregulasi oleh

MAP kinase signalling pathways yang

diaktivasi oleh stress, aktifitas

Metalloproteinase menghasilkan pelepasan

soluble KIM-1 (Zhang et al., 2007).

Kadar KIM-1 pada pasien DM Non

Nefropati yaitu 0.872±0.243 ng/mL,

penelitian pada subjek yang sama dengan

hasil yang lebih tinggi diperoleh dari

penelitian Tecke et al (2014), yaitu

1.847±0.486 ng/mL. Hasil uji t-independent

terhadap kadar KIM-1 normal dengan

meninggi menyimpulkan terdapat perbedaan

bermakna. Kedua penelitian ini menemukan

adanya kadar KIM-1 yang melebihi batas

atas rentang normal (>0.837 ng/mL) pada

pasien dengan normoalbumin. Chaudhary et

al (2010) dan Rossing (2007), menyatakan

early renal tubular damage biomarker levels

(termasuk kadar KIM-1 urin) meningkat pada

pasien diabetes, bahkan pada pasien

dengan normoalbuminuria. Kadar KIM-1

berguna untuk memprediksi progresi

nefropati pada DM Tipe 2 dan merupakan

biomarker yang menjanjikan untuk deteksi

dini Nefropati Diabetik (Tecke et al., 2014;

Alter et al., 2010; Nielsen et al., 2012).

Mikroalbumin secara umum

digunakan sebagai marker dini non-invasif

untuk perkembangan Nefropati Diabetik

(Narita et al., 2006). Akan tetapi

mikroalbuminuria baru terdignosa setelah

terjadinya kerusakan signifikan pada

glomelurus (Barratt & Topham, 2007) dan

tidak dapat memperlihatkan disfungsi ginjal

karena nefropati kadang terjadi pada pasien

normoalbuminuria (Retnakaran et al., 2006).

Hasil dari penelitian ini

menyimpulkan KIM-1 dapat dipertimbangkan

sebagai salah satu biomarker sensitif untuk

memprediksi nefropati pada tahap dini

dibuktikan pada keadaan normoalbuminuria

(Pasien DM Non Nefropati) ditemukan

adanya peningkatan kadar KIM-1 yang

melebihi normal, hal ini dapat membantu

para klinisi untuk mengambil langkah

penanganan yang lebih baik untuk kejadian

nefropati pada pasien DM tipe 2.

Keterbatasan penelitian ini antara lain

kurang akuratnya informasi/data mengenai

lamanya pasien menderita DM, tidak

dilakukan pemeriksaan kadar kreatinin urin

Page 10: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

376

(hanya kreatinin serum/plasma) yang dapat

dijadikan pembanding kadar KIM-1.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Disimpulkan terdapat perbedaan

bermakna kadar KIM-1 dan terdapat korelasi

positif yang bermakna kadar KIM-1 dengan

konsentrasi albuminuria maka kadar KIM-1

semakin meninggi pada Pasien DM Non

Nefropati, Insipien Nefropati dan Nefropati

Diabetik, serta ditemukan kadar KIM-1 yang

meninggi pada pasien DM Non Nefropati

(normoalbuminuria), sehingga KIM-1 dapat

dipertimbangkan sebagai biomarker dini

Nefropati Diabetik. Perlu dilakukan penelitian

lanjutan yang membandingkan kadar KIM-1

dengan kadar kreatinin urin, sehingga dapat

mempertegas diagnosa terutama pada

pasien Nefropati Diabetik.

Page 11: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

377

REFERENCES Ahmed SA. & Hamed MA. (2015). Kidney Injury Molecule-1 as a predicting factor for inflamed

kidney, diabetic and diabetic nephropathy in egypthian patients. Diabetes Care

Alter Ml. et al. (2010). Early Urinary and Plasma Biomarkers for Experimental Diabetic

Nephropathy. Clin. Lab. 58:659-671

American Diabetes Association (ADA). (2010). Standart of Medical Care in Diabetes. Diabetes

Care Journals.

Bangstad HJ., Seljeflot I., Berg TJ., & Haussen KF. (2009). Tubulointersitial expansion is

associated endhotelial dysfunction and infalammation in Type 1 Diabetes. Scand J Clin

Lab Invest 69:138-49

Barratt J. & Topham P. (2007). Urine proteomics: the present and future of measuring urinary

protein components in disease. CMAJ 177:361-8

Bonventre JV. (2009). Kidney injury molecule-1 (KIM-1): a urinary biomarker and much more.

Nephrol Dial Transplant.

Borst MHd. et al. (2007). Induction of kidney injury molecule-1 in homozygous Ren2 rats is

attenuated by blockade of the renin- angiotensin system or p38 MAP kinase. Am J Physiol

Renal Physiol.

Carlsson AC. et al. (2014). Kidney injury molecule (KIM)-1 is associated with insulin resistance:

Results from two community-based studies of elderly individuals. Diab Resh Clin Pract.

Chaudhary K. et al. (2010). The emerging role of biomarkers in diabetic and hypertensive chronic

kidney disease. Curr Diabetes Rep.

Dabla PK. (2010). Renal function in diabetic nephropathy. World J Diabetes

Dinas Kesehatan Kota Makassar. (2012). Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Makassar

Tahun 2012. Makassar: Dinkes Kota Makassar

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2012). Prevalensi Penderita Diabetes Mellitus Kota

Makassar. Makassar: Dinkes Prov Sulsel.

Han WK. et al. (2002). Kidney Injury Molecule-1 (KIM-1): a novel biomarker for human renal

proximal tubule injury. Kidney Int.

Ichimura T., Hung CC., Yang SA., Stevens JL., & Bonventre JV. (2004). Kidney Injury Molecule-

1: A Tissue and Urinary Biomarker for Nephrotoxicant-Induced Renal Injury. Am J Physiol

Renal Physiol.

Ichimura T. et al. (2008). Kidney injury molecule–1 is a phosphatidylserine receptor that confers a

phagocytic phenotype on epithelial cells. J Clin Invest.

Page 12: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

378

International Diabetes Federation (IDF). (2014). Complications of Diabetes. Akses:

www.idf.org.com

Narita T., Hosoba M., Kakei M., & Ito S. (2006). Increased urinary biomarker of immunoglobulin

G, ceruloplastin, and transferrin predict development of microalbuminuria in patients with

type 2 diabetes mellitus. Diabetes care 29:142-4

Nauta FL. et al. (2011). Glomerular and tubular damage markers are elevated in patients with

diabetes. Diabetes Care. 34:975–81.

Nielsen SE. et al. (2012). Tubular Markers Are Associated with Decline in Kidney function in

Proteinuric type 2 Diabetic patients. Diabetic Reseacrh and Clinical Practice.

Obineche EN. & Adem A. (2005). Update in Diabetic Nephropathy. Int J Diabetes & Metabolism

(2005) 13: 1-9

Pacific Biomarkers. (2013). Novel Biomarkers of Diabetic Nephropathy. Pacific Biomarker Press

Release

Parving H. et al. (2004). Diabetic Nephropathy, chap. 38, in Brenner and Rector's the Kidney, 7th

ed., edited by Brenner BM, Philadelphia, WB Saunders, pp 1777-1818.

Philips AO. & Steadman R. (2002). Diabetic Nephropathy: the central role of renal tubulus proximal

cells in tubulointersitial injury. Histo Histopathol 17:247-52

Retnakaran R., Cull CA., thorne KI., Adler AI., & Holman R. (2006). Risk factor of renal dysfuction

in type 2 diabetes: UK prospective diabetes study 74. Diabetes 55:1832-9

Rossing K. (2007). Progression and remission of nephropathy in type 2 diabetes: new strategies

of treatment and monitoring. Dan Med Bull.

Sang Soo K. et al. (2012). Clinical implication of urinary tubular markers in early stage of

nephropathy with type 2 diabetes patients. Diabetes research and Clinical Practice 97 251-

257

Tecke BK., Tecke H., Aktas G., & Sit M. (2014). Evaluation of the kidney injury molecule (KIM--1)

levels in patients with nephropathy diabetic. Clin Invest Med Vo. 37 No. 6

Timmeren MMv. et al. (2006). Tubular Kidney Injury Molecule-1 In Protein Overload Nephropathy.

Am J Physiol Renal Physiol.

Vaidya VS. et al. (2007). Urinary kidney injury molecule-1: a sensitive quantitative biomarker or

early detection of kidney tubular injury. Am J Physiol Renal Physiol.

Vora J. (2004). Diabetic Nephropathy: Detection and Treatment of RenalDisease In Patients with

Diabetes. Proceeding presented on 12th International Congress of Endocrinology Vol. 4

Vujicic B. et al. (2012). Diabetic Nephropathy. Intech Open Acess.

Wolkow PP., Niewczas MA., & Perkins B. (2008). Association of urinary inflammatory and renal

decline in microalbuminuric type 1 diabetics. J Am Soc Nephrol 19:789-97

Page 13: Kidney Injury Molecule-1 (Kim-1) as Early Biomarker of ... · differences in urine KIM-1 levels and correlation of levels of KIM-1 with albuminuria in patients with Non-Nephropathy

379

World Health Organization (WHO). (2014). Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus. Akses:

www.who.int

Zelmanovitz T. et al. (2009). Diabetic nephropathy. Diabetology and Metabolic Syndrome.

Zhang Z., Humpreys BD., & Bonventre JV. (2007). Shedding of urinary biomarker kidney injury

molecule-1 (KIM-1) is regulated by MAP kinase and Juxtamembrane region. J Am Soc

Nephrol 18: 2704–2714