kell 12 hipertiroidisme.pdf

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama kehamilan,menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa tanda tidak spesifik yang mirip dengan disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit ditegakkan. Sebagai contoh, wanita hamil dengan eutiroid dapat menunjukkan keadaan hiperdinamik seperti peningkatan curah jantung, takikardi ringan, dan tekanan nadi yang melebar, suatu tanda-tanda yang dapat dihubungkan dengan keadaan hipertiroid.Disfungsi tiroid autoimun umumnya menyebabkan hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin ini sering terjadi pada wanita muda dan dapat mempersulit kehamilan, demikian pula sebaliknya. Penyakit Graves terjadi sekitar lebih dari 85 % dari semua kasus hipertiroid, dimana Tiroiditis Hashimoto adalah yang paling sering untuk kasus hipotiroidisme. Tiroiditis postpartum adalah penyakit tiroid autoimun yang terjadi selama tahun pertama setelah melahirkan. Penyakit ini memberikan gejala tirotoksikosis transien yang diikuti dengan hipotiroidisme yang biasanya terjadi pada 8-10% wanita setelah bersalin.

Upload: anisah-muallifah

Post on 02-Sep-2015

316 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang

    ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik

    terjadi selama kehamilan,menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid

    maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid

    menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita

    hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa tanda tidak spesifik yang mirip

    dengan disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit ditegakkan. Sebagai

    contoh, wanita hamil dengan eutiroid dapat menunjukkan keadaan

    hiperdinamik seperti peningkatan curah jantung, takikardi ringan, dan tekanan

    nadi yang melebar, suatu tanda-tanda yang dapat dihubungkan dengan keadaan

    hipertiroid.Disfungsi tiroid autoimun umumnya menyebabkan hipertiroidisme

    dan hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin ini sering terjadi

    pada wanita muda dan dapat mempersulit kehamilan, demikian pula

    sebaliknya. Penyakit Graves terjadi sekitar lebih dari 85 % dari semua kasus

    hipertiroid, dimana Tiroiditis Hashimoto adalah yang paling sering untuk kasus

    hipotiroidisme. Tiroiditis postpartum adalah penyakit tiroid autoimun yang

    terjadi selama tahun pertama setelah melahirkan. Penyakit ini memberikan

    gejala tirotoksikosis transien yang diikuti dengan hipotiroidisme yang biasanya

    terjadi pada 8-10% wanita setelah bersalin.

  • 2

    B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian hipertiroidisme?

    2. Apa etiologi dari hipertiroidisme?

    3. Apa klasifikasi dari hipertiroidisme?

    4. Bagaimana patofisiologi dari hipertiroidisme?

    5. Apa tanda dan gejala pada hipertiroidisme?

    6. Komplikasi apa saja yang bisa terjadipada penderita hipertiroidisme?

    7. Bagaimana pemeriksaan dan penatalaksanaan medis dalam menangani

    kasus hipertiroidisme?

    8. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dengan diagnosa medis

    hipertiroidisme?

    C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

    Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Endokrin

    untuk mengeksplorasi secara lebih dalam tentang asuhan keperawatan pada

    pasien hipertiroidisme.

    2. Tujuan khusus

    a. Memahami pengertian hipertiroidisme

    b. Mengetahui etiologi dari hipertiroidisme

    c. Mengetahui klasifikasi dari hipertiroidisme

    d. Mengetahui bagaimana patofisiologi dari hipertiroidisme

    e. Mengetahui tanda dan gejala pada hipertiroidisme

    f. Mengetahui komplikasi dari hipertiroidisme

    g. Mengetahui bagaimana pemeriksaan dan penatalaksanaan medis dalam

    menangani kasus hipertiroidisme.

    h. Memahami asuhan keperawatan dengan diagnosa medis hipertiroidisme

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. PENGERTIAN Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid

    lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikosis merupakan istilah yang

    digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh

    distimulasi oleh peningkatan hormon tiroid. Angka kejadian pada hipertiroid

    lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40

    tahun (Black,2009)

    Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan.

    Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis, atau

    hipotalamus. (Elizabeth J.Corwin:296)

    Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan

    terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price &

    Wilson:337)

    Kesimpulan menurut kelompok, Hipertiroidisme merupakan suatu keadaan

    dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid yang ditemukan bila suatu jaringan

    memberikan hormon tiroid belebihan.

    B. ETIOLOGI Penyebab hipertiroid diantaranya:

    1. Adenoma hipofisis

    Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi

    2. Penyakit graves

    Penyakit graves atau toksik goiter diffuse merupakan penyakit yang

    disebabkan karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibodi yang

    disebut thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI) yang mendekati sel-sel

    tiroid. TSI meniru tindakan TSH dan merangsang tiroid untuk membuat

  • 4

    hormon tiroid terlalu banyak. Penyakit ini dicirikan adanya hipertiroidisme,

    pembesaran kelenjar tiroid (goiter) dan eksoftalmus (mata melotot).

    3. Nodul tiroid (Tiroiditis)

    Merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri

    seperti streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus, dan pneumococcus

    pneumonia. Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar

    tiroid, kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormon tiroid.

    Tiroiditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum,

    dan tiroiditis tersembunyi.

    1. Tiroiditis subakut

    Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya

    hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan .

    2. Tiroiditis postpartum

    Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan

    melahirkan. Penyebabnya diyakini autoimun. Seperti halnya dengan

    tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum sering mengalami hipotiroidisme

    sebelum kelenjar tiroid benar-benar sembuh.

    3. Tiroiditis tersembunyi

    Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak

    mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga trejadi pembesaran kelenjar.

    Tiroiditis tersembunyi dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.

    4. Konsumsi banyak yodium

    Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan

    sintesis hormon tiroid.

    5. Pengobatan hipotiroid

    Terapi hipotiroid, pemberian obat-obatan hipotiroid untuk menstimulasi

    sekresi hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan

    kelebihan jumlah hormon tiroid.

    6. Produksi TSH yang Abnormal

  • 5

    Produksi TSH kelenjarhipofisisdapatmemproduksi TSH berlebihan,

    sehinggamerangsangtiroidmengeluarkan T3 dan T4 yang banyak..

    C. KLASIFIKASI Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular

    toksik. (Price A,Sylvia, 1995).

    a. Penyakit Graves

    Penyakit Graves (goiter difusa toksika) dipercaya disebabkan oleh suatu

    antibodi yang merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid yang

    berlebihan.

    Penyakit Graves biasanya terjadi pada usia sekitar 30 sampai 40 tahun dan

    lebih sering ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki .Terdapat predisposisi

    familial pada penyakiti ini dan sering berkaitan dengan bentuk-bentuk

    endokrinopati atoimun lainnya.Pada penyakit graves terdapat dua kelompok

    gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tidak

    tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid, dan

    Hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Manifestasi

    ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas

    pada tungkai bawah. Oftalmopati yang ditemukan pada 50 % sampai 80 % pasien

    ditandai dengan mata melotot, fisura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid dag

    (keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata. Sylvia. A. Price,

    2006 )

    b. Goiter nodular toksika

    Goiter nodular toksika paling sering ditemukan pada pasien lanjut usia

    sebagai komplikasi goiter nodular kronik. Pada pasien ini hipertiroidisme timbul

    secara lambat dan manifestasi klinisnya lebih ringan dari pada penyakit graves.

    Pada goiter nodular toksika, satu atau beberapa nodul di dalam tiroid

    menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid dan berada di luar kendali TSH

    (thyroid stimulating hormone). Nodul tersebut benar-benar merupakan tumor

  • 6

    tiroid jinak dan tidak berhubungan dengan penonjolan mata serta gangguan kulit

    pada penyakit Graves.

    Hipertiroidisme sekunder bisa disebabkan oleh tumor hipofise yang

    menghasilkan terlalu banyak TSH, sehingga merangsang tiroid untuk

    menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan. Penyebab lainnya adalah

    perlawanan hipofise terhadap hormon tiroid, sehingga kelenjar hipofise

    menghasilkan terlalu banyak TSH. (Sylvia. A. Price, 2006)

    D. MANIFESTASI KLINIS 1. Sistem kardiovaskuler

    Meningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan

    kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten,

    tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi,

    disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.

    2. Sistem pernafasan

    Cepat dan dalam, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.

    3. Sistem perkemihan

    Retensi cairan, menurunnya output urin.

    4. Sistem gastrointestinal

    Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat

    badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan adipose dan protein,

    penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia,

    muntah dan kram abdomen.

    5. Sistem muskuloskeletal

    Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan, tremor.

    6. Sistem integumen

    Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah hangat, tidak toleran

    panas, keadaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan

    rambut.

    7. Sistem endokrin

    Biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.

  • 7

    8. Sistem saraf

    Meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup gelisah, emosi

    tidak stabil seperti kecemasan, curiga tegang dan emosional.

    9. Sistem reproduksi

    Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunnya libido, impoten.

    10. Eksoftalmus

    Yaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar.

    Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang

    menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata

    kedepan sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada

    keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna

    sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.

    Diagnosis hipertiroid dengan berdasarkan tanda dan gejala klinis dapat

    ditegakkan dengan penilaian Indeks Wayne.

    Gejala

    Subyektif

    Angka Gejala Obyektif Ada Tidak

    Dispneu

    deffort

    +1 Tiroid teraba +3 -3

    Palpitasi +2 Bruit pada tiroid +2 -2

    Mudah lelah +2 Eksoptalmus +2

    Suka panas -5 Retraksi

    palpebra

    +2

    Suka dingin +5 Palpebra

    terlambat

    +1

    Keringat

    banyak

    +3 Hiperkinesis +4 -2

    Gugup +2 Telapak tangan

    lembab

    +2 -2

  • 8

    Tangan basah +1 Nadi

    Tangan panas -1 < 80x/menit -3

    Nafsu makan

    >>

    +3 > 90x/menit +3

    Nafsu makan

    >

    -3

    Berat badan

    19 : hipertiroid

    Table 1. Indeks Wayne

    E. PATOFISIOLOGI Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter

    toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar

    dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia

    dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini

    lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar.

    Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada

    normal.Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada

    sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody

    immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin),

    yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut

    merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah

  • 9

    hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI

    meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada

    kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya

    berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh

    TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis

    anterior.Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon

    hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel

    sekretori kelenjar tiroid membesar. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan

    peningkatan metabolisme, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan

    metabolisme rate menyebabkan peningkatan produksi panas tubuh sehingga

    pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas.

    Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan

    metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena membakar

    cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan

    karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga

    berkurang.Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem

    kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adregenik,

    sehingga denyut nadi menjadi lebih cepat, peningkatan cardiac output, stroke

    volume, aliran darah perifer serta respon terhadap sekresi dan metabolisme

    hipothalamus, hipofisis dalam hormon gonad, sehingga pada individu yang

    belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan

    pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi

    tidak teratur. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,

    terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada

    kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari

    hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan

    frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan

    yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah

    satu efek hormone tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang

    terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan

    periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar

  • 10

    F. PATHWAY

    Tiroiditis Penyakit Graves (antibody reseptor TSH merangsang

    aktivitas tiroid)

    Nodul tiroid toksik

    Sekresi hormon tiroid yang berlebihan

    Hipertiroidisme

    Hipermetabolisme meningkat

    Aktifitas simpatik berlebihan

    Gerakan kelopak mata relative lambat terhadap bola

    mata

    Penurunan BB

    Ketidakseimbangan energi dengan kebutuhan tubuh

    Perubahan konduksi listrik jantung

    Infiltrasi Limfosit, sel mast ke jaringan orbital dan otot-otot

    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    Kelelelahan

    Beban kerja jantung menurun

    Aritmia, takikardia

    Resiko penurunan curah jantung

    Eksoftalmus

    Resiko kerusakan integritas jaringan

    Kurang informasi

    Kurang Pengetahuan

  • 11

    G. KOMPLIKASI 1. Eksoftalmus

    Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan

    karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.

    Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.

    2. Penyakit jantung

    Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung

    bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal

    (aritmia) dan syok.

    3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)

    Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat,

    derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan

    keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor

    presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme

    yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid,

    pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien

    dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid,

    menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon

    terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat

    kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid,

    dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk

    menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.

    4. Krisis tiroid (thyroid storm)

    Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang

    menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada

    pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan

    hormontiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan

    takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat

    menyebabkan kematian.

  • 12

    H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan laboratorium

    A. Serum T3, terjadi peningkatan (N: 70 250 ng/dl atau 1,2 3,4 SI unit)

    T3 serum mengukur kandungan T3 bebas dan terikat, atau total T3 total,

    dalam serum. Sekresinya terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH

    dan T4. Meskipun kadar T3 dan T4 serum umumnya meningkat atau

    menurun secara bersama-sama, namun kadar T4 tampaknya merupakan

    tanda yang akurat untuk menunjukan adanya hipertiroidisme, yang

    menyebabkan kenaikan kadar T4 lebih besar daripada kadar T3.

    B. Serum T4, terjadi peningkatan (N: 4 12 mcg/dl atau 51 154 SI unit)

    Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T4 serum dengan

    teknik radioimmunoassay atau peningkatan kompetitif. T4 terikat

    terutama dengan TBG dan prealbumin : T3 terikat lebih longgar. T4 normalnya terikat dengan protein. Setiap factor yang mengubah protein

    pangikat ini juga akan mengubah kadar T4.

    C. Indeks T4 bebas, meningkat (N: 0,8 2,4 ng/dl atau 10 31 SI unit)

    D. T3RU, meningkat (N: 24 34 %)

    2. TRH Stimulating test, menurun atau tidak ada respon TSH

    Tes Stimulasi TRH merupakan cara langsung untuk memeriksa cadangan

    TSH di hipofisis dan akan sangat berguna apabila hasil tes T3 dan T4 tidak

    dapat dianalisa. Pasien diminta berpuasa pada malam harinya. Tiga puluh

    menit sebelum dan sesudah penyuntikan TRH secara intravena, sampel

    darah diambil untuk mengukur kadar TSH. Sebelum tes dilakukan, kepada

    pasien harus diingatkan bahwa penyuntikan TRH secara intravena dapat

    menyebabkan kemerahan pasa wajah yang bersifat temporer, mual, atau

    keinginan untuk buang air kecil

    3. Tiroid antibodi antiglobulin antibodi, titer antiglobulin antibodi tinggi (N:

    titer < 1 : 100)

    4. Tirotropin reseptor antibodi (TSH-RAb), terjadi peningkatan pada penyakit

    graves

    5. Ambilan Iodium Radioaktif

  • 13

    Tes ambilan iodium radioaktif dilakukan untuk mengukur kecepatan

    pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid. Kepada pasien disuntikan atau

    radionuklida lainnya dengan dosis tracer, dan pengukuran pada tiroid

    dilakukan dengan alat pencacah skintilas (scintillation counter) yang akan

    mendeteksi serta menghitung sinar gamma yang dilepaskan dari hasil

    penguraian dalam kelenjar tiroid.

    Tes ini mengukur proporsi dosis iodium radioaktif yang diberikan yang

    terdapat dalam kelenjar tiroid pada waktu tertentu sesudah pemberiannya.

    Tes ambilan iodium-radioaktif merupakan pemeriksaan sederhana dan

    memberikan hasil yang dapat diandalkan.Penderita hipertiroidisme akan

    mengalami penumpukan dalam proporsi yang tinggi (mencapai 90% pada

    sebagian pasien).

    6. Test penunjang lainnya

    1. CT Scan tiroid, mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid.

    Iodine radioaktif (RAI) diberikan secara oral kemudian diukur

    pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid. Normalnya tiroid akan

    mengambil iodine 5 35 % dari dosis yang diberikan setelah 24 jam.

    Pada pasien hipertiroid akan meningkat.

    2. USG, untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid

    apakah massa atau nodule. Pemeriksaan ini dapat membantu

    membedakan kelainan kistik atau solid pada tiroid. Kelainan solid lebih

    sering disebabkan keganasan dibanding dengan kelainan kistik. Tetapi

    kelainan kistikpun dapat disebabkan keganasan meskipun

    kemungkinannya lebih kecil.

    7. EKG, untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardi, atrial

    fibrilasi dan perubahan gelombang

  • 14

    I. PENATALAKSANAAN 1. TERAPI UMUM

    a. Obat antitiroid

    Biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio

    urasil(PTU), karbimazol.- Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk

    pasien berumur 35 tahun/lebih atau pasien yanghipertiroidnya kambuh

    setelah operasi.

    Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak

    bisa disembuhkanhanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil

    (trimester kedua), dan untuk pasienyang alergi terhadap obat/yodium

    radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadipenyembuhan spontan

    dalam waktu 1 tahun.

    2. FARMAKOTERAPI

    Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:

    a. Carbimazole (karbimasol)

    Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula

    dosisnya bisa sampai 3-8tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup

    1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid.Efek

    sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih

    (agranulositosis)dan gangguan pada fungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis

    adalah sering sakit tenggorokan yangtidak sembuh-sembuh dan juga

    mudah terkena infeksi serta demam.Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi

    hati adalah rasa mual, muntah, dan sakit pada perutsebelah kanan, serta

    timbulnya warna kuning pada bagian putih mata, kuku, dan kulit.

    b. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)

    Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai

    obat anti peradangan.Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan

    peradangan di kelenjar tiroid (thyroiditis).

  • 15

    c. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)

    Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi

    gejala-gejalaparkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang

    gemetar dan sebagainya. Di dalampengobatan hipertiroid, obat ini

    dipakai untuk mengobati tangan gemetar dan denyut jantungyang

    meningkat. Namun penggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit

    hipertiroid harusberhati-hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada

    pasien dengan denyut jantung yangcepat (takikardia). Pada pasien yang

    denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120 kali permenit) dan tangan

    gemetar biasanya diberi obat lain yaitu propranolol, atenolol, ataupun

    verapamil.

    3. TERAPI LAIN

    Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah mengkonsumsi

    bekatul. Para ahlimenemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan

    vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan proses metabolisme

    di dalam tubuh kita.Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan

    untuk mengobatidiabetes melitus,hipertensi,asma, kolesterol dan

    gangguanaliran pembuluh darah jantung (coronair insufficiency), serta

    penyakit hati.Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan

    oksigen di dalam otak,menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi

    jaringan otot jantung.

  • 16

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    A. PENGKAJIAN Identitas

    1. Nama : -

    2. Usia : Peningkatan faktor resiko penyakit ini pada usia 30-40 tahun

    3. Jenis Kelamin : Resiko penyakit ini lebih banyak pada wanita, karena

    produksi hormon wanita yang lebih kompleks dibandingkan produksi

    hormon pria.

    4. Pekerjaan : -

    5. Pendidikan : Pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pasien kurang

    pengetahuan dalam menanggapi gejala yang dirasakan sebelumnya.

    6. Alamat :

    Riwayat Kesehatan

    1. Keluhan Utama

    Pasien biasa memiliki keluhan dada kiri terasa berdebar-debar, matanya

    tampak melotot. Serta tangan yang bergetar terus (tremor) dan sering

    berkeringat.

    2. Riwayat Kesehatan Sekarang

    Pasien biasa memiliki keluhan mata tampak melotot, tangan yang bergetar

    terus (tremor), sering berkeringat , tidak nafsu makan, berat badan turun,

    lemah , letih lesu, belakangan suka gelisah, flushing (kulit tampak

    kemerahan atau sedikit keungunan), pruritus (gatal-gatal), eksoftalamus,

    tidak tahan udara panas, belakangan suka gelisah, dan tidak bisa duduk

    diam.

    3. Riwayat Kesehatan Dahulu

    Biasanya pasien tidak mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.

    4. Riwayat Kesehatan Keluarga

  • 17

    Kelurga tidak ada yang mengalami penyakit serupa dan tidak ada penyakit

    yang diturunkan.

    PemeriksaanFisik

    1. Aktivitas/istirahatat

    Tanda dan gejala : insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah gangguan

    koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.

    2. Sirkulasi

    Tanda dan gejala : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur,

    peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat

    istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis palpitasi, nyeri dada

    (angina).

    3. Eliminasi

    Tanda dan gejala : urine dalam jumlah banyak, perdarahan dalam feses,

    diare.

    4. Integritas ego

    Tanda dan gejala : mengalami stress yang berat baik emosional maupun

    fisik, emosi labil, (euphoria sedang sampai delirium), depresi.

    5. Makanan dan cairan

    Tanda dan gejala : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan

    meningkat makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah,

    pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial

    6. Neurosensori

    Tanda : bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku

    seperti :bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis,

    stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan beberapa bagian

    tersentak-sentak, hiperaktif, reflex tendon dalam (RTD).

    7. Nyeri atau kenyamanan

    Gejala : nyeri orbital, fotofobia.

  • 18

    8. Pernafasan

    Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru

    (pada krisis tirotoksikosis).

    9. Keamanan

    Gejala: tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi

    terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan

    Tanda: suhu meningkat diatas 374oc, diaphoresis, kulit halus, hangat dan

    kemerahan, rambut tipis, mengkilap dan lurus, eksoftalmus retraksi, iritasi

    pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada

    pretibial) yang menjadi sangat parah.

    10. Seksualitas

    Tanda: penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.

    11. Penyuluhan/pembelajaran

    Gejala : adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat

    hipotiroidisme, terapi hormone tiroid/pengobatan antitiroid, dilakukan

    pembedahan tiroidektomi sebagian.

    Pemeriksaan Diagnostik

    1. Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter

    noduler, menurun pada tiroiditis.

    2. T4 dan T3 serum: meningkat

    3. T4 dan T3 bebas serum: meningkat

    4. TSH : tertekan dan tidak berespons pada TRH (tiroid relasing hormon)

    5. Tiroglobulin : meningkat

    6. Elektrolit : hiponatremia mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau

    efek dilusi terapi cairan pengganti hipokalemia terjadi dengan sendirinya

    pada kehilangan melalui gastrointestinal dan dieresis.

    7. Katekolamin serum : menurun

    8. Kreatinine urine : meningkat

    9. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardimegali.

    10. USG dan thorak foto

  • 19

    B. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Analisa data

    No Data fokus Masalah Etiologi

    1. DS :

    Pasien mengeluh :

    Porsi makan normal seperti

    biasa.

    BB turun

    Lemah

    Letih

    Lesu

    DO :

    Pasien tampak:

    Kurus

    Pertumbuhan pasien tidak

    sesuai usia

    Lemah

    Porsi makan tidak habis

    Pucat

    Perubahan

    nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    tubuh

    Intake nutrisi

    inadekuat.

    2. DS:

    Pasien mengeluh :

    Belakangan ini suka gelisah

    DO:

    Pasien tampak:

    Gelisah

    Tidak bisa duduk tenang

    Ansietas

    faktor

    fisiologis:status

    metabolik

    (stimulasi ssp),

    efek

    psudokatekolamin

    dari hormon tiroid

    3. DS :

    Pasien mengeluh :

    Gangguan

    integritas

    mekanisme perlindungan mata: eksothalamus

  • 20

    Sakit pada area mata

    kelopak mata susah digerakan

    atau gerakan lambat.

    Gatal pada area mata

    DO :

    Pasien tampak:

    Hasil pemeriksaan fisik ,kulit

    pasien terlihat flushing

    Tampak adanya ada pruritus

    Ekshothalamus ( +1 )

    jaringan

    4. DS :

    Pasien mengeluh :

    Tidak tahan udara panas

    Belakangan ini suka gelisah

    Tidak bisa duduk diam

    DO :

    Pasien tampak:

    Klientampakgelisah

    Kelelahan hipermetabolik

    dengan

    peningkatan

    kebutuhan energi

    5. DS :

    Pasien mengeluh : Pasien

    mengatakan tidak mengetahui

    tentang penyakit yang diderita.

    DO :

    Pasien tampak:

    kurang pemajanan, mengingat,

    kesalahan interpretasi informasi,

    tidak mengenal sumber informasi

    Kurang pengetahuan

    kurang pemajanan,

    mengingat,

    kesalahan

    interpretasi

    informasi, tidak

    mengenal sumber

    informasi

  • 21

    2. Diagnosa 1. Perubahan nutrisi berhubungan dengan intake yangtidak adekuat

    2. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status metabolik

    (stimulasi ssp), efek psudokatekolamin dari hormon tiroid

    3. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme

    perlindungan mata: eksoftalmus.

    4. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan

    kebutuhan energi.

    5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan,

    mengingat, kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber

    informasi

    3. Perencanaan No

    dx

    Tujuan/

    Kriteria hasil

    Intervensi Rasional

    1. Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan,

    diharapkan kebutuhan

    nutrisi pasien dapat

    terpenuhi kembali

    dengan kriteria hasil :

    A. Berat badan pasien

    meningkat

    B. Pasien menjadi lebih

    segar dan berenergi

    C. Pasien tidak lesu

    dan lemas

    D. pasien makan habis

    satu porsi

    1. Auskultasi bising

    usus

    2. Catat dan laporkan

    adanya anoreksia,

    kelemahan umum

    atau nyeri, nyeri

    abdomen,

    munculnya mual

    dan muntah

    1. Bising usus hiperaktif

    mencerminkan

    peningkatan motilitas

    lambung yang

    menurunkan atau

    mengubah fungsi

    absorbsi

    2. Peningkatan aktifitas

    adrenergik dapat

    menyebabkan gangguan

    sekresi insulin atau

    terjadi resisten yang

    mengakibatkan

    hiperglikemia,

    polidipsia, poliuria,

    perubahan kecepatan dan

  • 22

    3. Pantau masukan

    makanan setiap

    hari dan timbang

    berat badan setiap

    hari dan laporkan

    adanya penurunan

    4. Konsultasikan

    dengan ahli gizi

    untuk memberikan

    diet tinggi kalori,

    protein,

    karbohidrat dan

    protein

    5. Berikan obat

    sesuai indikasi :

    glukosa, vitamin B

    kompleks. Insulin

    (dengan dosis yang

    kecil).

    kedalaman pernafasan (

    tanda asidosis metabolik

    )

    3. Penurunan berat badan

    terus menerus dalam

    keadaan masukan kalori

    yang cukup merupakan

    indikasi kegagalan

    terhadap terapi anti tiroid

    4. Mungkin memerlukan

    bantuan untuk menjamin

    pemasukan zat zat

    makanan yang adekuat

    dan mengidentifikasikan

    makanan pengganti yang

    paling sesuai

    5. Diberikan untuk

    memenuhi kalori yang

    diperlukan dan

    mencegah atau

    mengobati hipoglikemia.

    Dilakukan dalam

    mengendalikan glukosa

    darah jika kemungkinan

    ada peningkatan.

    2 Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    diharapkan rasa cemas

    pasien dapat berkurang

    sampai dengan hilang,

    dengan kriteria hasil :

    1. Observasi tingkah

    laku yang

    menunjukan

    tingkat ansietas.

    1. ansietas ringan dapat

    ditunjukkan dengan peka

    rangsang dan insomnia.

    Ansietas berat yang

    berkembang kedalam

    keadaan panik dapat

  • 23

    1. Tidak gelisah

    2. Menunjukkan

    perilaku yang tenang

    3. Menunjukkan wajah

    yang rileks

    2. Pantau respons

    fisik, palpitasi,

    gerakan yang

    berulang-ulang,

    hiperventilasi,

    insomnia.

    3. Kurangi stimulasi

    dari luar:

    tempatkan pada

    ruangan yang

    tenang berikan

    kelembutan musik

    yang nyaman,

    kurangi lampu

    yang terlalu terang,

    kurangi jumlah

    orang yang

    berhubungan

    dengan pasien.

    menimbulkan perasaan

    terancam, teror,

    2. Ketidakmampuan untuk

    bicara dan bergerak,

    berteriak-teriak /

    bersumpah-sumpah

    peningkatan pengeluaran

    penyekat beta-adrenergik

    pada daerah reseptor

    bersamaan dengan efek-

    efek kelebihan hormon

    tiroid menimbulkan

    manifestasi klinin dari

    peristiwa kelebihan

    katekolamin ketika kadar

    epinefrin / norepinefrin

    dalam keadaan normal.

    3. Menciptakan lingkungan

    yang terapeutik

    menunjukan penerimaan

    bahwa aktivitas

    unit/personel dapat

    meningkatkan ansietas

    pasien.

  • 24

    4. Berikan obat

    ansietas

    (transquilizer,

    sedatif) dan pantau

    efeknya.

    5. Rujuk pada sistem

    penyokong sesuai

    dengan kebutuhan

    seperti konseling,

    ahli agama dan

    pelayanan sosial.

    4. bersamaan dengan

    pengobatan untuk

    menurunkan pengaruh

    dari sekresi hormon

    tiroid yang berlebihan.

    5. terapi penyokong yang

    terus menerus mungkin

    dimanfaatkan/dibutuhka

    n pasien atau orang

    terdekat jika krisis itu

    menimbulkan perubahan

    gaya hidup pada pasien

    itu sendiri

    3. Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan,

    diharapkan gangguan

    integritas jaringan dapat

    hilang dengan criteria

    hasil :

    1. Flushing (-)

    2. Tidak tampak adanya

    pruritus lagi

    1. Observasi

    periorbital ,

    gangguan penutup

    mata , lapang

    pandang ,

    penglihatan yang

    sempit ,air mata

    yang berlebihan.

    2. Catat adanya

    fotophobia , rasa

    adanya benda di

    luar mata dan nyeri

    pada mata

    3. Evaluasi ketajaman

    mata, laporkan

    adanya pandangan

    1. manifestasi umum dari

    stimulasi adrenergik

    yang berlebihan

    2. berhubungan dengan

    tirotoksikosis yang

    memerlukan intervensi

    pendukung sampai

    revolusi krisis dapat

    menghilangkan

    simpomatologis

    3. otfalmatopi infiltrat

    adalah akibat dari

    peningkatan jaringan

  • 25

    yang kabur atau

    pandangan ganda (

    diplopia )

    4. Anjurkan pasien

    menggunakan kaca

    mata gelap ketika

    terbangun dan

    tutup dengan

    penutup mata

    selama tidur sesuai

    kebutuhan

    5. Berikan obat

    sesuai indikasi :

    Obat tetes mata

    metilselulosa,

    ACTH, prednison.

    6. Berikan obat

    sesuai indikasi

    obat antitiroid

    retro-orbita, yang

    menciptakan

    eksoftalmus dan infiltrasi

    limfosit dari otot

    ekstarokuler yang

    menyebabkan kelelahan.

    4. melindungi kerusakan

    kornea jika pasien tidak

    dapat menutup mata

    dengan sempurna karena

    edema atau karena

    fibrosis bantalan lemak.

    5. sebagai lubrikasi mata ,

    diberikan untuk

    menurunkan radang yang

    berkembang dengan

    capat

    6. dapat menurunkan

    tanda/gejala atau

    mencegah keadaan yang

    semakin memburuk.

    4. Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    diharapkan pasien tidak

    merasa kelelahan lagi

    dengan kriteria hasil :

    1. Tidak menunjukkan

    kegelisahan

    2. Dapat melakukan

    1. Pantau tanda vital

    dan catat nadi baik

    saat istirahat

    maupun saat

    melakukan

    aktivitas

    2. Catat

    berkembangnya

    1. nadi secara luas

    meningkat dan bahkan

    saat istirahaat, takikardia

    ( diatas 160 x/ menit )

    mungkin akan

    ditemukan.

    2. kebutuhan dan konsumsi

    oksigen akan

  • 26

    aktivitas semampunya takipnea, dispnea ,

    pucat , dan sianosis

    3. Berikan/ciptakan

    lingkungan yang

    tenang, ruangan

    yang dingin ,

    turunkan stimulas

    sensori ,warna

    warna yang sejuk

    dan musik santai (t

    enang )

    4. Berikan obat

    sesuai indikasi :

    sedatif misal :

    phenobarbital (

    luminal ) ,

    tranquilizer misal :

    klordiazepoksida (

    librium )

    ditingkatkan pada

    keadaan hipermetabolik ,

    yang merupakan

    potensial akan terjadi

    hipoksia saat melakukan

    aktifitas

    3. menurunkan stimulasi

    yang kemungkinan besar

    dapat menimbulkan

    agitasi, hiperaktif dan

    insomnia

    4. untuk mengatasi keadaan

    (gugup) , hiperaktif dan

    insomnia

    5. Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    diharapkan

    pengetahuan pasien

    mengenai penyakit

    bertambah dengan

    kriteria hasil :

    1. Tinjau ulang

    proses penyakit

    dan harapan masa

    datang

    2. Berikan informasi

    yang tepat dengan

    1. memberikan

    pengetahuan dasar

    dimana pasien dapat

    menentukan pilihan

    berdasarkan informasi

    2. faktor psikogenik sering

    kali sangat penting

  • 27

    1. Dapat menjelaskan

    mengenai

    penyakitnya

    2. Dapat melakukan

    pendidikan kesehatan

    yang telah didapat

    keadaan individu.

    3. berikan informasi

    tanda dan gejala

    dari hipertiroid dan

    kebutuhan kan

    evaluasi

    secarateratur

    dalam memunculkan

    atau eksosabasi dari

    penyaakit ini

    3. pasien yang

    mendapatkan

    pengobatan hipertiroid

    besar kemungkinannya

    mengalami hipertiroid

    yang dapat terjadi segera

    setelah pengobatan atau

    selama 5 tahun

    kemudian

  • 28

    BAB IV

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif

    menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang

    beredar dalam darah. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar

    tiroid, hippofisis atau hipotalamus. Kelenjar tiroid sendiri diatur oleh kelenjar

    lain yang berlokasi di otak, disebut kelenjar hipofisis.Pada gilirannya,kelenjar

    hipofisis diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu

    efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar hipofisis) dan sebagian oleh

    kelenjar lain yang disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.

    Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang

    berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak

    jaringan tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).

    B. SARAN Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, menambah

    ilmu pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya bagi rekan-

    rekan mahasiswa Stikes Muhammadiyah lamongan, namun penulis menyadari

    makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan

    saran dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.

    Untuk pihak Stikes Muhammadiyah Lamongan kami mengharapkan agar

    makalah ini dapat disimpan di perpustakaan untuk bahan bacaan dan dijadikan

    literatur dalam pembuatan makalah selanjutnya.

    Untuk rekan-rekan mahasiswa S1 keperawatan Stikes Muhammadiyah

    Lamongan, kami berharap makalah kami ini dapat dijadikan bahan bacaan

    yang menambah wawasan

  • 29

    DAFTAR PUSTAKA

    Corwin,elizabeth, J.2001. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC

    Bare & Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2.

    Jakarta: EGC

    Alwi I, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. edisi 5. Jakarta :

    Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

    Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2011. Profesional Guide of Pathophysiology

    Dalam :

    Hartono A, editor. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC

    Guyton AC, Hall JE. 2007. Textbook of Medical Physiology. Dalam : Rachman

    LY, editor.

    Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta :EGC

    Sherwood L. 2001. Human Physiology : from cell to systems. Dalam : Santoso

    BI, editor.

    Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC