katarak dan glaucoma yang diinduksi penggunaan steroid pada pasien anak(1)
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 Katarak Dan Glaucoma Yang Diinduksi Penggunaan Steroid Pada Pasien Anak(1)
1/9
KATARAK DAN GLAUCOMA YANG DIINDUKSI
PENGGUNAAN STEROID PADA PASIEN ANAK-ANAK DENGAN
SINDROM NEFROTIK
ABSTRAK
Objektif
Studi ini menyelidiki tentang komplikasi okular, seperti katarak dan
glaukoma, yang timbul akibat terapi kortikosteroid yang berkepanjangan pada
anak-anak.
Metode
Sebuah studi cross sectional yang melibatkan pasien anak-anak dengan
sindrom nefrotik yang dilakukan di rumah sakit tersier. Penilaian oftalmik
komprehensif termasuk best-corrected visual acuity (!"#$, tekanan intraokular
(%io$, slitlamp dan pemeriksaan fundus. Standar otomatis perimetry (S#P$ juga
dilakukan pada pasien yang dicurigai memiliki glaukoma. &nformasi yang tercatat
pada setiap pasien dengan diagnosis ginjal histologis dan rejimen pengobatan.
'ata dianalisis secara statistik.
asil
%otal )) pasien dievaluasi. *sia rata-rata pada saat pemeriksaan adalah +,
tahun (kisaran, ) sampai tahun$. /ata-rata onset usia adalah tahun 0.+12.3. 'ua
belas dari )) pasien merupakan pasien relaps dengan rata-rata .40. 'urasi dari
penggunaan steroid adalah )41)4.+ bulan. Sebelas pasien (56$ diberikan terapi
kombinasi (prednisone dengan cyclosporine atau cyclophosphamide$ dan diberi prednisone oral secara tunggal. 'osis rata-rata penggunaan steroid pada
saat pemeriksaan adalah )1)0,) mg7m)7hari. #ntara )) pasien, 3 (3.06$
berkembang menjadi katarak subcapsular posterior. Satu pasien berkembang
menjadi glaukoma yang diinduksi steroid dengan scotoma mele8ati bidang visual
pusat 5 . #da hubungan yang signifikan antara durasi pemberian kortikosteroid
dan pembentukan katarak (p 9 5,52$, tetapi tidak ada hubungan yang signifikan
antara durasi terapi dan pembentukan glaukoma (p 9 5,2$.
1
-
8/15/2019 Katarak Dan Glaucoma Yang Diinduksi Penggunaan Steroid Pada Pasien Anak(1)
2/9
:esimpulan
Pembentukan katarak adalah komplikasi yang umum terjadi akibat
penggunaan kortikosteroid oral yang berkepanjangan dengan tingkat prevalensi
3.06. Pasien anak-anak dengan terapi steroid dalam durasi yang lebih lama
beresiko lebih besar terhadap pembentukan katarak. Oleh karena itu, dokter anak
disarankan untuk merujuk pasien ke dokter mata untuk evaluasi yang tepat.
:ata kunci; :atarak, glaukoma, sindrom nefrotik, terapi kortikosteroid, tekanan
intraocular.
Sindrom /O%&: adalah salah satu penyakit ginjal yang paling umum
terjadi pada anak-anak. :ortikosteroid dan restriksi natrium merupakan terapi
andalan. Meskipun pasien nefrotik pasien dapat pulih dengan cepat tanpa sisagejala utama, dokter harus tetap 8aspada untuk tanda-tanda dan gejala komplikasi
yang serius. 'engan mempertimbangkan konsekuensi dari pemberian steroid
dosis tinggi yang berkepanjangan, pasien perlu dirujuk ke dokter mata.
:atarak dan glaukoma adalah penyebab utama kebutaan di seluruh dunia.
:ortikosteroid yang diberikan baik secara oral, intravena atau topikal telah
dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya katarak dan glaukoma. %ercatat
bah8a katarak subcapsular posterior (PS!$ lebih sering pada orang-orang yangmenggunakan steroid. Steroid, terutama ketika digunakan dalam dosis tinggi,
memiliki beberapa efek pada mesh8ork trabecular (%M$, sehingga meningkatkan
risiko terjadinya glaucoma.
Penelitian telah menunjukkan bah8a penggunaan terapi steroid sistemik
merupakan faktor risiko untuk terjadinya katarak. PS!s telah melaporkan bah8a
), - 056 pasien menerima terapi kortikosteroid oral jangka panjang.)
Pengobatan kortikosteroid jangka panjang pada anak-anak terkait dengan pembentukan katarak. Perkembangan katarak ternyata berbanding dengan dosis
dan durasi penggunaan kortikosteroid. kerentanan &ndividu juga berperan dalam
pembentukan katarak.+
#da banyak upaya untuk mengkorelasikan penggunaan kortikosteroid
berkepanjangan dengan komplikasi okular, seperti pembentukan katarak dan
glaukoma. 'an hasilnya bertentangan.5-2
2
-
8/15/2019 Katarak Dan Glaucoma Yang Diinduksi Penggunaan Steroid Pada Pasien Anak(1)
3/9
Selama perjalanannya dapat mempengaruhi respon dari dinamika a?ueous.
Oppelt dan teman-temannya menemukan bah8a hidrokortison intravena
menghasilkan efek yang minimal terhadap pembentukan dan pengeluaran a?ueous
humor, sementara hidrokortison topikal atau deksametason memperlihatkan
penurunan outflo8 dari a?ueous humor. Penelitian lain menunjukkan bah8a
perjalanan kortikosteroid sistemik mungkin untuk menghasilkan peningkatan pada
produksi a?ueous.0-+ =fek biphasic dari kortikosteroid ini dapat menjelaskan
hasil yang bertentangan. Peningkatan sirkulasi kortikosteroid dapat menyebabkan
peningkatan produksi a?ueous, sementara steroid topikal dapat menghasilkan
penurunan dalam pengeluaran a?ueous.)5-)
#nak-anak dengan nefrotik yang menjalani terapi kortikosteroid harusmenjalani slitlamp biomicroscopy dan evaluasi fundus untuk mendeteksi setiap
pembentukan katarak dan bukti dari peningkatan tekanan intraokular (%io$. 'okter
mata harus memeriksa kontur dan 8arna disk optik, asimetri atau elongasi dari
cup, dan penipisan neuroretinal dan lapisan serabut saraf retinal pada serial foto
optik-disc. @ika memungkinkann, %io anak-anak ini harus diperiksa secara
berkala.
eberapa instrumen diagnostik telah dikembangkan untuk menentukankerusakan saraf optik, seperti standard achromatic perimetry (S#P$, yang paling
banyak digunakan untuk menentukan kerusakan fungsional pada glaucoma.
Penelitian ini menentukan prevalensi katarak dan glaukoma pada anak-anak
dengan sindrom nefrotik yang menjalani terapi kortikosteroid di rumah sakit
tersier dan mencari korelasi antara durasi terapi steroid dengan perkembangan
terjadinya katarak dan glaucoma.
METODOLOGI
&ni adalah studi cross sectional pada pasien dengan diagnosis nefrotik
sindrom dari klinik
-
8/15/2019 Katarak Dan Glaucoma Yang Diinduksi Penggunaan Steroid Pada Pasien Anak(1)
4/9
Penulis melakukan pemeriksaan oftalmik pada pasien, yang terdiri dari best-
corrected visual acuity (!"#$ menggunakan Snellen atau bagan buta huruf =
(untuk anak di ba8ah umur 2 tahun$, pengukuran %io dengan tonometer (aig-
=rlenbach am Main, ern, S8iss$, dan penilaian kornea dan bilik mata depan
dengan biomicroscope slitlamp (%opcon !orp, %okyo, @epang$. Aensa !rystalline
dan fundus diperiksa dengan membuat pupil berdilatasi dengan tetes mata ),6
phenylephrine (#lcon, %eBas, *S#$ dan 5,6 tropicamide (#lcon, elgia$. S#P
dilakukan pada pasien yang dapat mengikuti petunjuk.
'ata yang dikumpulkan akan diolah dengan analisis statistic menggunakan
SPSS ver. 2. %es #sosiasi dilakukan pada tingkat kepentingan 5,6.
asil'ari total )) pasien yang termasuk dalam studi, 026 dari mereka laki-laki
dan 30 6 8anita. *sia rata-rata pada saat pemeriksaan adalah +, tahun ( rentang
usia )- tahun$. /ata-rata usia a8al dari sindrom nephrotic adalah 0.+ 1 2.3
tahun. 'ua belas pasien merupakan pasien relapses dengan rata-rata sebesar ,40.
/ata-rata durasi penggunaan steroid adalah )4 1 )4.+ bulan.
iopsies ginjal dilakukan pada (). 6$ pasien, 3 dari mereka didiagnosis
dengan membranoproliferative glomerulonefritis dan ) dengan focal segmentalglomerulonefritis.
Sebelas (5 6$ pasien diberi terapi gabungan (prednisone dengan
cyclosporine atau cyclophosphamide $ dan hanya diberi prednisone oral. /ata-
rata dosis steroid pada saat pemeriksaan adalah ) 1 )0.) mg 7 m) 7 hari.
'elapan belas pasien (4)6$ berkembang menjadi bentuk cushingoid, tetapi
tidak ada yang hipertensi. Semua pasien menyangkal mengalami sakit mata, berair
atau silau. %iga (3.06$ menjadi katarak subcapsular posterior, ) di antaranya bilateral dan uniocular.
%ujuh pasien menjalani S#P, di antaranya memliki bidang visual yang
normal. Satu pasien mengalami pembesaran blind spot dan yang lainnya menjadi
glaukoma yang diinduksi steroid dengan scotomas yang mele8ati pusat bidang
visual 5 pada mata kiri. &a diberi obat antiglaucoma. :etujuh pasien memiliki
rasio cup-disc 5.) 5.0 dan %io mulai dari 5 sampai )5 mm g. Pasien yang
lainnya terlalu muda dan tidak kooperatif untuk menyelesaikan tes. Mereka
4
-
8/15/2019 Katarak Dan Glaucoma Yang Diinduksi Penggunaan Steroid Pada Pasien Anak(1)
5/9
memiliki rasio cup-disc yang berkisar antara 5,)-5,2 dengan %io dalam rentang
normal.
#nalisis data menunjukkan bah8a ada hubungan yang signifikan antara
durasi pengobatan kortikosteroid dan pembentukan katarak (p 9 5.530$, tetapi
tidak ada hubungan yang signifikan antara durasi terapi dan pembentukan
glaukoma (p 9 5,2$. 'an juga tidak ada hubungan yang signifikan antara onset
usia dan pembentukan katarak (p 9 5.)$ maupun pembentukan glaukoma (p 9
5,$. %erakhir, tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah kekambuhan
dan penyakit lainnya.
DISKUSI
Penelitian telah menunjukkan bah8a terapi steroid sistemik adalah faktor
risiko terjadinya pembentukan katarak pada manusia. insiden bervariasi dari 2
sampai 6.)-4 :isaran yang lebar ini mungkin dikaitkan dengan penggunaannya
secara klinis yang berbeda dimana terapi steroid ini dibenarkan. 'alam studi ini,
katarak terlihat pada 3 (3.06$ anak-anak yang menerima terapi oral
kortikosteroid untuk sindrom nefrotik. asilnya mirip dengan penelitian lain yang
menunjukkan korelasi yang signifikan antara durasi penggunaan steroid dengan pembentukan katarak.
-
8/15/2019 Katarak Dan Glaucoma Yang Diinduksi Penggunaan Steroid Pada Pasien Anak(1)
6/9
dengan banyak jenis sel yang berproliferasi, berdiferensiasi, berkurangnya
kerentanan terhadap apoptosis, perubahan transportasi transmembrane, dan
peningkatan aktivitas reaktif oksigen. #da keterlibatan migrasi sel epitel lensa
yang menyimpang yang diinduksi steroid PS!s. Clukokortikoid mungkin mampu
merangsang perubahan transkripsi gen sel epitel lensa yang terkait dengan banyak
proses selular. Secara tidak langsung, steroid dapat mempengaruhi lensa melalui
tanggapan dari sel-sel lain dalam kompartemen okular. al &ni dapat diatasi
melalui perubahan faktor pertumbuhan tingkat intraokular yang biasanya
mengatur perkembangan lensa dan menjaga homeostasis lensa.)3
Claukoma yang diinduksi steroid adalah jenis iatrogenik sekunder sudut
terbuka. 'alam sebuah studi oleh Sihota, menunjukkan bah8a %io yangmeningkat kemudian turun kembali setelah penggunaan steroid dihentikan.3
Mekanisme yang tepat adalah kortikosteroid menyebabkan peningkatan %io yang
tidak menentu. eberapa penulis percaya bah8aa ada penurunan pada outflo8,
sedangkan yang lainnya mengatakan adanyya peningkatan produksi a?ueous.
'ugaan lainnya adalah kemungkinan adanya fungsi abnormal dari sel-sel di
daerah mesh8ork trabecular yang mengarah ke pengendapan
mucopolysaccharides abnormal atau berlebihan. Secara histopatologi glaukomayang diinduksi steroid pada manusia telah menunjukkan deposit asam
mucopolysaccharide, atau glycosaminoglycan (C#C$ yang berlebihan di
trabeculum.2
Sebelas pasien menjalani terapi gabungan dengan steroid dan agen
imunosupresif.hal ini masih belum jelas apakah terapi gabungan ini
meningkatkan kejadian pembentukan katarak dan glaukoma pada pasien anak-
anak dengan sindrom nefrotik.Sebuah studi yang dilakukan oleh :aye dkk )) yang ditemukan adalah tidak
adanya hubungan antara terapi steroid dan okular hipertensi yang bertentangan
dengan studi yang dilakukan oleh Crossman et al.)3 anya ada satu pasien dalam
studi ini yang didiagnosis memiliki glaukoma yang diinduksi steroid.
Para penulis juga mencoba untuk mengkorelasikan jumlah kekambuhan
dengan insiden yang lebih tinggi terhadap pembentukan katarak dan glaukoma
dalam studi ini. :etika pasien anak dengan sindrom nefrotik mengalami
6
-
8/15/2019 Katarak Dan Glaucoma Yang Diinduksi Penggunaan Steroid Pada Pasien Anak(1)
7/9
kekambuhan, terapi steroid yang digunakan meningkat. >luktuasi terapi steroid
ini dapat menginduksi pembentukan katarak dan okular hipertensi.
-
8/15/2019 Katarak Dan Glaucoma Yang Diinduksi Penggunaan Steroid Pada Pasien Anak(1)
8/9
REFRENSI
. Aeske M!, !hylack @r A%, Du SE. %he lens opacities case-control study.
/isk factors for cataract. Arch Ophthalmol ++F 5+; )22G).). Dilliamson @, Paterson /D, McCavin '', et al. Posterior subcapsular
cataracts and glaucoma associated 8ith long-term oral corticosteroid therapy
in patients 8ith rheumatoid arthritis and related conditions. Br J
Ophthalmol +0+F 3; 30-3).3. *rban @r /!, !otlier =. !orticosteroid-induced cataracts. Surv Ophthalmol
+40F 3; 5)G5.2. artlett @'. Ophthalmic toBicity by systemic drugs. &n; Ceorge !.E. !hiou,
ed. Ophthalmic Toxicology, )nd edition. Philadelphia; %aylor and >rancis,+++F chap. ; )03.
. lack /A, Oglesby /, von Sallman A, unim @@. Posterior subcapsular
cataracts induced by corticosteroids in patients 8ith rheumatoid arthritis.
JAMA +05F 2;00-.0. Oglesby /, lack /A, von Sallman A, et al. !ataracts in patients 8ith
rheumatic diseases treated 8ith corticosteroids. Arch Ophthalmol +0F
2;0)-035.
. 'ikshit S:, #vasthi P
-
8/15/2019 Katarak Dan Glaucoma Yang Diinduksi Penggunaan Steroid Pada Pasien Anak(1)
9/9
. Oppelt DD, Dhite =' @r, alpert =S. %he effect of corticosteroids on
a?ueous humor formation rate and outflo8 facility. Invest Ophthalmol +0+F
4; 3-2.
0. Codel ", >eiler-Ofry ", Stein /. Systemic steroids and ocular fluiddynamics. &&. Systemic versus topical steroids. Acta Ophthalmol (:bh$
+)F 5; 002-00.. AinnHr =. #drenocortical hormones and glaucoma. Acta Ophthalmol (:bh$
+00F22; )++-35.4. 'iotallevi M, occi