kalsium dan hormon kalsitonin
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
1/15
I. PENDAHULUAN
Kalsium adalah elemen mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Dalam tubuh
terdapat kurang lebih 1200 gram (99%) terdapat di dalam tulang rangka sedangkan 1% terdapat
pada jaringan lain dan cairan tubuh yang secara luas didistribusikan ke seluruh tubuh. Jika
kekurangan kalsium tubuh akan mengambil cadangan dalam tulang. (Guyton; 2007 dan Widura;
2001)
Ion kalsium (Ca+) memiliki efek fisiologis penting di hampir semua jaringan tubuh.
Kalsium mempengaruhi permeabilitas membran terhadap air dan ion lain. Kalsium mengaitkan
rangsang eksitasi saraf dengan kontraksi otot di neuromuskular, merupakan kompenen penting
dalam jenjang pembekuan darah, berfungsi sebagai komponen kristal yang stabil di dalam
rangka sehingga memperkokoh penunjang struktural, dan ikut serta dalam mengaitkan sinyal
hormon dengan efek intrasel. (Gerard dan Derrickson; 2009)
Dalam dua dekade terakhir makin nyata bahwa perubahan konsentrasi kalsium ekstrasel
dapat mempengaruhi berbagai proses seluler, termasuk sekresi dan proliferasi sel, meskipun
demikian, kalsium intrasel mungkin lebih penting, bertindak sebagai bagian dari sistem
penghantaran signal yang menjembatani respons suatu sel terhadap rangsangan spesifik.
(Widura; 2001)
Usaha mempertahankan kadar kalsium dalam darah agar berada dalam keadaan normal
tergantung pada keseimbangan antara masukan dan pengeluaran kalsium dalam darah. Sumber
kalsium dalam darah diperoleh dari diet yang mengandung garam kalsium. Kalsium diabsorbsi
dari saluran cerna dan pengeluaran kalsium terjadi di saluran cerna, ginjal, dan tulang. Absorbsi
kalsium terutama terjadi di dalam usus halus yang kemudian ditingkatkan oleh kerja hormon
1
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
2/15
paratiroid yang sinergis dan metabolit aktif dari vitamin D. Namun demikian jika kadar kalsium
darah tinggi, hormone kalsitonin akan bekerja untuk mengembalikan pada keadaan tersebut
kembali normal. (Guyton; 2007 dan Stephanie, Blundell; 2011)
Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang kalsium yang meliputi fungsi kalsium,
metabolisme kalsium, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kalsium dalam darah dan hormon
kalsitonin serta peranannya dalam menjaga homeostasis kalsium.
2
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
3/15
II. ISI
A. KALSIUM
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia.
Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. 1%
kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang 1% ini, otot akan
mengalami gangguan kontraksi, darah akan sulit membeku, transmisi saraf terganggu, dan
sebagainya (Guyton,2007).
Ion kalsium mengatur sejumlah reaksi fisiologis dan biokimiawi yang penting.
Proses tersebut diantaranya mencakup eksitabilitas neuromuscular, koagulasi darah, proses
sekresi, integritas membran serta pengangkutan membran plasma, reaksi enzim, pelepasan
hormon serta neurotransmitter dan kerja intrasel sejumlah hormone. Selain itu konsentrasi
Ca2+ dalam periosteum serta cairan ekstrasel diperlukan untuk proses mineralisasi tulang.
Toleransi terhadap penyimpanan kadar Ca2+ dari kosaran normal 1,1-1,3 mmol/l sangat
kecil, sehingga diperlukan pengendalian yang kaku terutama dari banyak organ (hati, kulit,
tulang, usus, dan paratiroid), banyak sistem hormon (PTH, kalsitonin dan kalsitriol). Tubuh
manusia didalamya terdapat kurang lebih 1 kg kalsium dan jumlah itu 99% diantaranya
dalam bentuk Kristal hidroksi apatit bersama fosfat yang merupakan komponen anorganik
dan structural skeletal. Namun hanya 1% dari kalsium tulang yang dapat dipertukarkan
secara bebas. Kalsium plasma terdapat dalam tiga bentuk, yaitu bentuk senyawa kompleks
dengan senyawa organik, bentuk terikat protein, dan bentuk terionisasi. Bentuk yang
terionisasi ini merupakan bentuk biologis-aktif. (Gerard dan Derrickson; 2009)
3
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
4/15
Kemampuan absorpsi (penyerapan) kalsium lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan
menurun pada proses menua. Absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan
pada semua golongan usia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi absorbsi kalsium,
di antaranya kelarutan kalsium dalam air dan jenis makanan yang dimakan bersama dengan
kalsium. Kalsium yang tidak diabsorpsi akan dikeluarkan dari tubuh (Guyton,2007).
Absorbsi kalsium sebagian besar terjadi di duodenum dan jejunum bagian proksimal
karena keadaannya lebih bersifat asam daripada bagian usus yang lainnya. Absorbsi
kalsium dari lumen usus melibatkan 3 proses, yaitu transfer melalui membran mikrovili
dari sel-sel mukosa, transfer melalui sel dan keluar dari sel melewati membran basolateral
ke dalam cairan ekstraseluler dan dalam darah. Absorbsi kalsium di usus halus dikerjakan
dengan 2 mekanisme, yaitu dengan transpor aktif dan transpor pasif. (Gerard dan
Derrickson; 2009)
Mekanisme transpor aktif diatur oleh 1,25 - Dehidroxycholecalcferol (1,25-(OH)2D),
suatu bentuk vitamin D paling aktif yang diproduksi dalam ginjal. Transpor aktif diatur
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kalsium tubuh yang meningkat, misalnya pada
periode pertumbuhan, kehamilan, laktasi, atau pada saat diet rendah kalsium.
Dehidroxycholecalciferol (1,25-(OH)2D) menyebabkan terbentuknya protein pengikat
kalsium di sel-sel epitel usus. Protein tersebut berfungsi untuk mengangkut kalsium ke
dalam sitoplasma sel, selanjutnya kalsium bergerak melewati membran basolateral dengan
cara difusi terfasilitasi. Protein pengikat kalsium tetap di dalam sel plasma beberapa
minggu sesudah 1,25-(OH)2D) dikeluarkan dari tubuh sehingga memperpanjang waktu
absorbsi kalsium. Absorbsi kalsium dalam saluran pencernaan biasanya berkisar antara 30-
80% kalsium dari total asupan kalsium (Guyton; 2007).
4
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
5/15
Pada awal pertumbuhan 50-70% kalsium yang dicerna diabsorbsi, tetapi pada
individu dewasa hanya berkisar 10-40%. Absorbsi kalsium oleh usus akan meningkat
apabila kadar kalsium di usus meningkat. Kadar protein yang tinggi cenderung mengurangi
kalsium dalam urin, tetapi tidak mempengaruhi absorbsinya. Unsur fosfor berperan dalam
keseimbangan kadar kalsium dalam darah maupun laju penyimpanan kalsium dalam usus.
Pakan dengan fosfor berlebihan akan menurunkan absorbsi kalsium. Keadaan ini akan
menyebabkan terjadinya osteoporosis (Guyton,2007).
Sebagian besar kalsium yang dimakan tidak diserap tapi diekskresi dalam feses,
sehingga tidak ada hiperkalsemia. Ekskresi melalui ginjal (bl > 7mg/ml), lumen usus,
keringat. Kalsium urin konstan tetapi pada feses bervariasi sesuai konsumsi. Kadar dalam
plasma 9- 11mg/100ml, diatur oleh vitamin D, hormon paratiroid, kalsitonin. Dalam tulang
diendapkan dalam bentuk hidroksiapatit, Ca10(PO4)6(OH)2 (Murray,2009).
5
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
6/15
Gambar metabolisme kalsium (Murray, 2009).
Dijelaskan oleh Marks et al(2000), bahwa walaupun asupan kalsium dari hari ke
hari sangat bervariasi, konsentrasi kalsium di dalam cairan intrasel dan ekstrasel
sangatlah konstan. Dari komponen ionik CES (cairan ekstrasel), hanya natrium yang
diatur lebih ketat daripada kalsium. Namun, di dalam sel, konsentrasi kalsium dikontrol
lebih ketat daripada konsentrasi natrium. Misalnya, konsentrasi natrium di dalam CES
(cairan ekstrasel) 16-20 kali lebih besar daripada konsentrasi di dalam sitosol sel namun
konsentrasi kalsium diluar sel 10.000-20.000 kali lebih besar daripada konsentrasinya di
dalam sel. Ciri umum kematian sel, apapun sifat penyebabnya (misalnya hipoksia,
6
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
7/15
trauma, intoksikasi) adalah peningkatan kalsium intrasel melebihi konsentrasi kritis
tertentu.
Konsentrasi kritis kalsium intrasel serta konsentrasi kalsium di dalam CES diatur
oleh aktivitas terpadu dua hormon polipetida, hormon paratiroid (PTH) dan kalsitonin
(CT), dan oleh vitamin D3 berbentuk aktif (1,25-dihidroksikolekalsiferol; 1,25-(OH)2D3),
suatu hormon sterol. terdapat lengkung umpan balik antara konsentrasi Ca2+ bebas
(elemen, tidak terikat ke protein) di dalam darah dan sintesis serta sekresi hormone
kalsitropik ini. (Marks et al; 2000)
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR KALSIUM DALAM
DARAH
1. Faktor-faktor yang meningkatkan absorpsi kalsium
a. Tingkat kebutuhan tubuh terhadap kalsium.
Peningkatan kebutuhan terjadi pada pertumbuhan, masa kehamilan, menyusui,
defisiensi kalsium.
b. Vitamin D
Vitamin D merangsang absorpsi kalsium melalui langkah-langkah kompleks.
Vitamin D meningkatkan absorpsi pada mukosa usus dengan cara merangsang
produksi protein-pengikat kalsium. Vitamin D yang digunakan untuk meningkat
absorpsi kalsium dalam usus. Dalam hal ini vitamin D yang digunakan adalah dalam
bentuk aktif yaitu 1,25 dihidroksikolekalsiferol. 1,25-dihidroksikolekalsiferol
berfungsi untuk meningkatkan absorpsi kalsium oleh usus dengan cara meningkatkan
pembentukan protein pengikat kalsium di sel epitel usus. Protein pengikat kalsium ini
7
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
8/15
berfungsi di brush borderuntuk mengangkut kalsium ke dalam sitoplasma sel dan
selanjutnya kalsium bergerak melalui membran basolateral sel dengan cara difusi
terfasilitasi(Lauralee,2009).
Langkah pertama dalam aktivasi vitamin D adalah mengubah vitamin D
menjadi 25 hidroksikalsiferol dan proses in terjadi di hati. Den selanjutnya 25
hidroksikalsiferol akan diubah lagi menjadi bentuk aktif dari vitamin D yaitu 1,25
hidroksikalsiferol. Proses ini terjadi di tubulus proksimal ginjal dan juga mendapat
bantuan langsung dari PTH (Lauralee,2009).
c. Asam klorida
Asam klorida yang dikeluarkan oleh lambung membantu absorpsi
kalsium dengan cara menurunkan pH di bagian atas usus halus
(Lauralee,2009).
d. Makanan yang mengandung lemak (Lauralee,2009).
Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna,
dengan demikian memberikan waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium
(Lauralee,2009).
e. Hormon paratiroid dan kalsitriol
PTH berfungsi dalam mempertahankan kadar kalsium dalam darah, sedangkan
kalsitonin berfungsi untung meningkatkan penyerapan kalsium di usus. Hormon
Paratiroid (PTH) menyediakan mekanisme yang kuat untuk mengatur konsentrasi
kalsium lewat pengaturan reabsorbsi usus, ekskresi ginjal dan pertukaran ion-ion
antara CES dan tulang. Naiknya konsentrasi kalsium terutama kerana dua hal, yaitu
8
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
9/15
efek PTH yang meningkatkan absorbsi kalsum dan fosfast dari tulang dan efek yang
cepat dari PTH dalam mengurangi ekskresi kalsium oleh ginjal (Lauralee,2009).
PTH mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan absorpsi kalsium
dan phospat. Efek tersebut antara lain:
a. Tahap cepat
PTH dapat menyebabkan pemindahan garam-garam tulang dari dua tempat
dalam tulang, yaitu :
a) Dari matriks tulang disekitar osteosit yang terletak dalam
tulangnya sendiri
b) Disekitar osteoblas yang terletak disepanjang permukaan tulang.
Letak peran PTH dalam proses ini adalah pertama, membran sel osteoblas dan
osteosit memiliki protein reseptor untuk mengikat PTH. PTH nantinya akan
mengaktrifkan pompa kalsium dengan kuat sehinga menyebabkan perpindahan
garam-garam kalsium fosfat dengan cepat dari cristal tulang amorf yang
terletak dekat dengan sel. PTH diyakni merangsang pompa ini dengan
meningkatkan permeabilitas kalsium pada sisi cairan tulang dari membran
osteositik, sehingga mempermudah difusi ion kalsium ke dalam membran sel
cairan tulang. Selanjutnya pompa kalsium di sisi lain dari membran sel
memindahkan ion kalsium yang tersisa ke dalam CES (Lauralee,2009).
b. Tahap lambat
Salah satu pengatus absorbsi dan sekresi kalsium pada tulang adalah PTH. Bila
konsentrasi kalsium CES turun dibawah normal, kelenjar paratiroid langsung
dirangsang untuk meningkatkan produksi PTH. Hormon ini nantinya bekerja
9
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
10/15
langsung pada tulang untuk meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang
sehingga sejumlah besar kalsium dilepaskan dari tulang ke CES untuk
mempertahankan keseimbangan kalsium. Bila konsentrasi ion klasium pada
CES menurun, maka sekresi PTH akan diturunkan pula dan hampir tidak akan
terjadi resorbsi. Dan produksi kalsium yang berlebihan tadi nantinya akan
dideposit ke tulang dalam rangka pembentukan tulang yang baru
(Lauralee,2009).
Tulang sebernarnya tidak mempunyai persediaan kalsium yang banyak.
Dalam jangka panjang, asupan kalsium ini harus diimbangi dengan ekskresi
kalsium oleh traktus gastrointestinal dan ginjal. Pengaturan absorbsi kalsium
ini adalah PTH. Jadi PTH mengatur konsentrasi kalsium melalui 3 efek
(Lauralee,2009)
a. Dengan merangsang resorbsi tulang
b. Dengan merangsang aktifitas vitamin D, yang nantinya akan
meningkatkan reabsorbsi kalsium pada gastro intestinal
c. Dengan meningkatkan secara langsung reabsorbsi kalsium oleh tubulus
ginjal.
2. Faktor-faktor yang menghambat absorbsi kalsium (Guyton,2007).
a. Kekurangan vitamin D bentuk aktif.
b. Makanan yang mengandung asam oksalat seperti bayam dan sayuran lain.
c. Makanan tinggi serat karena mempercepat waktu transit makanan di dalam
saluran cerna.
10
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
11/15
d. Hormon kalsitonin, menurunkan kadar kalsium dalam darah, namun
meningkatkan kadar kalsium dalam tulang.
C. HORMON KALSITONIN
Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yg berefek hipokalsemik dan
hipofosfatemik. Kalsitonin disekresi oleh sel C yang ada di folikel sel kelenjar tiroid
sebagai respon dari tingginya kalsium dalam darah. Sebagian besar jenis sel dari kelenjar
tiroid adalah folikular sel, yang bertanggungjawab untuk sekresi hormon tiroid. Selain
itu, kalsitonin juga dijumpai di beberapa organ di dalam tubuh, termasuk thymus, usus
halus, kandung kemih, paru-paru dan hati. Kalsitonin adalah polipetida kecil, terdiri dari
32 asam amino dengan berat molekul 3410 Da. Kalsitonin adalah sebuah produk dari
keluarga gen kalsitonin, yang terdiri dari 5 gen. CALC I,II,III,IV dan V (Hossner, 2005).
Sekresi hormon kalsitonin dipengaruhi oleh adanya serum Ca2+ yang tinggi.
Target organ dari hormon ini adalah usus halus dan tulang. Hormon ini bekerja
menurunkan absorbsi Ca2+ di dalam usus dan menurunkan resorpsi Ca2+ di dalam tulang
11
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
12/15
sehingga serum Ca2+ yang semula tinggi menjadi turun. Hormon ini bekerja berkebalikan
dengan hormon paratiroid. Ca plasma yang melebihi normal, dapat menyebabkan
gangguan sistem saraf (refleks lamban, kontraksi otot lamban & lemah konstipasi &
nafsu makan). (Stephanie, Blundell; 2011)
D. PERAN HORMON KALSITONIN
Kalsium dalam darah memiliki kisaran minimal dan maksimal, yaitu minimal 8,4
mg/dl atau 2,1 mol/liter dan memiliki batas maksimum yaitu 10,4 mg/dl atau 2,7
mol/liter. Jika kadar kalsium dalam darah meningkat dan melampaui batas maksimum
maka akan terjadi hiperkalsimia dan kebalikannya jika kurang akan mengakibatkan
hipokalsimia atau rendahnya kadar kalsium dalam darah. Kalsitonin dapat mengurangi
kadar kalsium dalam aliran darah dengan menghambat aksi perombakan sel tulang oleh
osteoklas, sel-sel yang menghancurkan matrix ekstraseluler. Sekresi hormon kalsitonin
mengontrol umpan balik negatif. (Stephanie, Blundell; 2011)
Ketika kalsium dalam darah tinggi, kalsitonin menurunkan kalsium dan fosfat
dalam darah dengan menghambat resorbsi tulang (pemecahan/penghancuran matrix
extraseluler tulang) oleh osteoklas dan meningkatkan uptake kalsium dan fosfat ke dalam
matrix ekstraseluler tulang. Kalsitonin memiliki dua efek pada tulang, tetapi dalam hal ini
kedua efek menurunkan kadar kalsium plasma. Pertama dalam jangka pendek kalsitonin
menurunkan perpindahan kalsium dari tulang ke dalam plasma. Kedua, dalam jangka
panjang kalsitonin menurunkan resorpsi tulang menurunkan kadar fosfat serta
mengurangi konsentrasi kalsium plasma. (Stephanie, Blundell; 2011)
12
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
13/15
Namun, sebagian besar bukti mengisyaratkan bahwa peran kalsitonin tidak
banyak dalam kontrol normal metabolisme kalsium atau fosfat. Meskipun kalsitonin
melindungi tubuh dari hiperkalsimia namun kondisi ini jarang terjadi pada keadaan
normal. Selain itu, pengangkatan tiroid atau tumor penghasil kalsitonin tidak mengubah
kadar kalsium dan fosfat, hal ini menunjukkan bahwa peran hormon ini dalam keadaan
normal tidak esensial untuk mempertahankan homeostatis kalsium dan fosfat. Namun
kalsitonin mungkin berperan dalam melindungi integritas tulang ketika terjadi
peningkatan besar kebutuhan akan kalsium, misalnya sewaktu kehamilan dan menyusui.13
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
14/15
Selain itu, sebagian pakar berspekulasi bahwa kalsitonin mungkin mempercepat
penyimpanan kalsium yang baru diserap setelah makan. Hormon-hormon saluran cerna
yang disekresikan selama pencernaan terbukti merangsang pelepasan kalsitonin. (Guyton;
2007)
III. KESIMPULAN
14
-
7/22/2019 Kalsium Dan Hormon Kalsitonin
15/15
Kalsium adalah elemen mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, dimana 99%
terdapat di dalam tulang rangka sedangkan 1% terdapat pada jaringan lain dan cairan tubuh. Ion
kalsium (Ca+) memiliki efek fisiologis penting di hampir semua jaringan tubuh. Kalsium
mempengaruhi permeabilitas membran terhadap air dan ion lain. Fungsi lain kalsium yaitu
mengaitkan rangsang eksitasi saraf dengan kontraksi otot di neuromuskular, merupakan
kompenen penting dalam jenjang pembekuan darah, berfungsi sebagai komponen kristal yang
stabil di dalam rangka sehingga memperkokoh penunjang struktural, dan ikut serta dalam
mengaitkan sinyal hormon dengan efek intrasel.
Kalsitonin adalah hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar tiroid yang kerjanya
berlawanan dengan PTH (Paratiroid hormone), yaitu menurunkan konsentrasi kalsium plasma.
Adapun kerja kalsitonin di dalam tubuh adalah dengan memberikan efek pengurangan kerja
absorpsi osteoklas dan mungkin efek osteolitik dari membran osteositik di seluruh tulang,
sehingga dapat menggeser keseimbangan penimbunan kalsium sesuai dengan cepatnya
pertukaran garam-garam kalsium. Dan kalsitonin memberikan efek penurunan pembentukan
osteoklas yang baru.
15