kajian puisi (kayo dan waka)
DESCRIPTION
kajian puisiTRANSCRIPT
![Page 1: Kajian Puisi (Kayo Dan Waka)](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082314/55cf8fd2550346703ba02be1/html5/thumbnails/1.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena Berkat Rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Kayo dan Waka” ini tepat pada
waktunya. Dalam mempelajari Kajian Puisi tentunya kita tak dapat terlepas dari puisi,
khususnya puisi Jepang. Karena itu dalam makalah ini kami memberikan penjelasan
tentang puisi Jepang khususnya tentang Kayo dan Waka. Kami berharap makalah ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, khususnya bagi kami yang menulis makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena itu kami sangat menerima saran dan kritikan yang membangun
agar di masa mendatang menjadi lebih baik.
Padang, 29 Agustus 2014
Penulis
![Page 2: Kajian Puisi (Kayo Dan Waka)](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082314/55cf8fd2550346703ba02be1/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu jenis karya sastra yaitu puisi. Puisi yang akan penulis bahas
adalah puisi jepang serta perjalanan dan sejarahnya. Pada makalah ini,
penulis membahas tentang kayo dan waka. Pada makalah ini, akan lebih
memperdalam pengetahuan tentang Kayo dan Waka.
1.2 RumusanMasalah
Menjelaskan tentang Kayo dan Waka.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini agar pembaca maupun
penulis dapat menambah pengetahuan tentang Kayo dan Waka.
BAB II
![Page 3: Kajian Puisi (Kayo Dan Waka)](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082314/55cf8fd2550346703ba02be1/html5/thumbnails/3.jpg)
PEMBAHASAN
A. KAYOOKayoo adalah nyanyian yang disampaikan dengan mulut dan dinikmati
melalui indra pendengaran. Kayoo zaman Joodai ini diceritakan dari mulut
ke mulut dan mempunyai hubungan yang erat dengan timbulnya kesusastraan
Jepang. Nyanyian kayoo ini yang 11, menjadi titik tolak terciptanya waka.
Kayoo yang masih ada sampai sekarang terdapat dalam Kojiki, Nihonshoki,
Fudoki, Shoku Nihongi, Kinkafu yang kira-kira terdapat 300 buah nyanyian.
Istana, terutama pada pesta minum sake adalah tempat yang mempunyai
kedudukan penting untuk menyanyikan Kayoo. Tetapi ada pula tempat
menyanyikan kayoo bagi rakyat biasa disebut Utagaki atau Kagai.
Isi nyanyian bertemakan nyanyian percintaan. Bentuk susunan kayoo
dimulai dari bait yang pendek diakhiri dengan bait panjang, atau kadang
sebaliknya. Bentu susunan keseluruhan yaitu:
- Kata uta 5.7.7
- Shiku taika 5.7.5.7 atau 7.5.7.5
- Tanka 5.7.5.7.7
- Sedoka 5.7.7.5.7.7
- Choka 5.7.5.7
- Butsusokusekikatai 5.7.5.7.7.7
Kayoo bermula dari gerak hati dan dirangkap dengan kata yang
sederhana, kayoo isinya beraneka ragam seperti binantang, tumbuh-
tumbuhan dan yang berhubungan erat dengan manusia,pada umumnya
ditampilakan pada waktu perayaan memuja dewa, istana dan pesta minum
sake adalah tempat penting untuk menyanyikan kayoo,dan rakyat biasapun
menyanyikan kayoo ini disaat mereka bekerja. Kayoo tidak begitu jelas siapa
pencetus awalnya, tapi dalam kojiki dan nihonshiki ,dalam kojiki kayoo
dibuat oleh Yamato Takerunomikato dan dalam nihonshiki dibuat oleh Keiko
Tenno.
Kayoo terdiri atas dua aspek yaitu kesusasteraan dan seni. Bentuk kayoo
![Page 4: Kajian Puisi (Kayo Dan Waka)](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082314/55cf8fd2550346703ba02be1/html5/thumbnails/4.jpg)
dapat dilihat dari:
Kojiki
Nihon shoki
Fudoki
Manyoshu
Kayo zaman heian
Kayoo pada Zaman heian ini sedikit mengalami perkembangan yang
dahulunya antar kayoo dan waka tidak ada pembagian,sekarang berkambang
masing-masing.Kayoo zaman heian jenis nya yaitu “Kagura Uta” disebut juga
nyanyian yang dipakai untuk tarian (kayoo ritual) dan sedangkan” Kami
Asobi” disebut juga tarian yang dipakai untuk mengadakan sembahyang untuk
dewa-dewa(Kayoo hiburan). Kayoo Zaman dahulu dibaca dengan suara
keras.tetapi sekarang diiringi dengan irama music. Pada akhir Zaman Heian
kayoo semakin popular.
Jenis kayoo yaitu:
Kagura uta (kami asobi)
Dipakai pada waktu sembahyang (kayoo ritual)
Saibara
Dari cina, tarian dan nyanyian di istana jepang (kayoo hiburan)
Azuma asobi no uta
Nyanyian rakyat bagian timur Tokyo (tohoku) mencerminkan
kehidupan masyarakat masa itu kayoo ritual
Fuuzoka uta
Nyanyian di kalangan masyarakat biasa.
B. WAKA
Waka (和歌) adalah salah satu bentuk puisi Jepang yang sudah ada sejak
zaman Asuka dan zaman Nara (akhir abad ke-6 hingga abad ke-8). Penyair
![Page 5: Kajian Puisi (Kayo Dan Waka)](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082314/55cf8fd2550346703ba02be1/html5/thumbnails/5.jpg)
waka disebut kajin (歌人 ). Istilah waka (arti harfiah: puisi Jepang) dipakai
untuk membedakannya dengan puisi Cina (漢詩 kanshi). Waka juga disebut
yamato uta (大和歌・倭歌) atau cukup sebagai uta. Pada zaman Nara, puisi
ini disebut waka (倭歌) atau washi (倭詩) yang juga berarti puisi Jepang.
Dalam pengertian sempit, waka sering hanya berarti tanka yang secara
keseluruhan terdiri dari 31 suku kata (aksara). Oleh karena itu, waka juga
disebut misohitomoji (arti harfiah: 31 aksara).
Seni puisi Jepang disebut kadō atau yakumo no michi. Dalam mitologi
Jepang, Susanoo dipercaya sebagai penyair waka yang pertama. Waka ini
dikenal dengan judul Yakumo, karena diawali dengan kata yakumo. Isinya
memuji keindahan alam Provinsi Izumo.
Jenis-jenis Waka :
a. Katauta (arti harfiah: sajak setengah)
Katauta terdiri dari 3 baris dengan pola mora: 5-7-7, dan merupakan
setengah bagian dari puisi dua bagian yang disebut sedōka.
b. Sedōka
Bentuk puisi dua bagian dengan pola mora 5-7-7 dan 5-7-7, atau dua
bagian katauta. Sebagian besar isinya mengenai tanya-jawab.
c. Chōka
Bentuk puisi dengan pola mora 5-7, 5-7, .., 5-7, dan 7. Bagian 5-7 diulang
lebih dari 3 kali, dan ditutup dengan 7 mora. DalamMan'yōshū terdapat
banyak sekali bentuk puisi seperti ini, namun sekarang tidak lagi ditulis
orang. Ketika dibacakan di muka umum, chōka sering disertai dengan
hanka.
d. Tanka
Bentuk puisi dengan pola mora 5-7-5-7-7. Di kemudian hari, tanka dibagi
![Page 6: Kajian Puisi (Kayo Dan Waka)](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082314/55cf8fd2550346703ba02be1/html5/thumbnails/6.jpg)
menjadi dua bagian: 5-7-5 dan 7-7, dan tercipta renga dan haikai.
e. Bussokusekika
Bentuk puisi dengan pola mora 5-7, 5-7, 7-7.
f. Imayō
Bentuk puisi dengan pola mora 7-5, 7-5, 7-5, 7-5, dan berasal dari
pertengahan zaman Heian.
g. Jinku (dodoitsu)
Bentuk puisi dengan pola mora 7-7, 7-5. Bentuk puisi ini berasal dari
zaman Edo, dan banyak digunakan sebagai lirik minyō di berbagai
tempat di Jepang. Ke dalam puisi ini sering dimasukkan ungkapan
kegembiraan (hayashi kotoba).
SEJARAH WAKA
Zaman nara
Waka pada zaman nara disebut jodai kayo (上代歌謡). Pada waktu
itu, waka belum terikat oleh penyusunan mora. Waka dibacakan sewaktu
ada matsuri dan melakukan pekerjaan secara bersama-sama. Pada zaman
itu, waka masih berupa bahasa lisan dan sebagian besar diantaranya sudah
tidak ada lagi. Hanya sekitar 300 buah waka yang tersisa dari zaman nara,
terutama waka dikumpulkan dalam kojiki, nihon shoki, fudoki,
man’yoshu, kogo shui dan kinkafu.
Kikikayo
Waka yang dikumpulkan kojiki dan nihon shoki disebut kikikayo (記
紀歌謡). Kikikayo bukan merupakan bentuk waka tersendiri, melainkan
ditulis untuk mendramatisasi buku sejarah kojiki dan nihon shoki. Pada
waktu itu, kikikayo sudah memiliki bentuk-bentuk tersendiri, seperti
katauta, sedoka, tanka dan choka.
Man’yoshu
Setelah kanshi (puisi china) masuk ke jeoang dan mempengaruhi
sastra jepang. Penyair jepang beramai-ramai mulai membuat puisi sendiri
![Page 7: Kajian Puisi (Kayo Dan Waka)](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082314/55cf8fd2550346703ba02be1/html5/thumbnails/7.jpg)
yang khas jepang. Puisi (waka) tersebut dikumpulkan dalam man’yoshu
yang terdiri dari 20 volume. Penyunting man’yoshu diperkirakan bernama
otomo no yakamochi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kayoo adalah nyanyian yang disampaikan dengan mulut dan dinikmati
melalui indra pendengaran, dan mempunyai hubunga yang erat dengan timbulnya
kesusasteraan Jepang. Kayou juga merupakan awal terbentuknya waka. Waka
meruakan puisi Jepang yang sudah ada sejak zaman Asuka dan zaman Nara.
Waka terdiri dari katauta, sedōka, chōka, tanka, bussokusekika, imayō, dan jinku
(dodoitsu).
Saran
Semoga makalah ini diharapkan dapat berguna bagi penulis maupun pembaca
dan dapat menambah wawasan pengetahuan kita mengenai puisi jepang. Semoga
makalah ini dapat menambah ilmu bagi penulis dan pembaca sehingga dapat
berguna dalam kehidupan. Apabila dalam penulisan makalah ini ada kesalahan,
Kami atas nama penulis memohon untuk memberikan kritik, dan masukannya
yang bersifat untuk membangun agar menuju kepada kesempurnaan.
![Page 8: Kajian Puisi (Kayo Dan Waka)](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082314/55cf8fd2550346703ba02be1/html5/thumbnails/8.jpg)
MAKALAH KAJIAN PUISI
“KAYO DAN WAKA”
Oleh:
KELOMPOK 1
1. Kiki Saputri 1210751001
2. Engki Putra Permana 1210751002
3. Faisal Tanjung 1210751007
4. Esa Yulia Sari 1210751006
![Page 9: Kajian Puisi (Kayo Dan Waka)](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082314/55cf8fd2550346703ba02be1/html5/thumbnails/9.jpg)
SASTRA JEPANG
FAKULTAAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
2014/2015
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki.waka (puisi)
diktat mata kuliah sastra jepang.pdf
http://catatanmia.wordpress.com/2013/04/11
sejarah kesusasteraan jepang