journal reading (plantar fasciitis)
DESCRIPTION
dokter naryoTRANSCRIPT
JOURNAL READING
PLANTAR FASCIITIS
Pembimbing :
dr. H. Sunaryo, Sp.OT., SH, MH.Kes
Disusun Oleh:
Tatang Ade Permana
09310141
KEPANITRAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BAGIAN BEDAH RSUD TASIKMALAYA
TAHUN 2013
Seorang wanita 34 tahun mengeluh kedua tumitnya sakit terutama yang kanan, pasien seorang pegawai Bank yang hampir setiap hari naik turun tangga untuk bertemu bos nya. Sakit dirasakan terutama pada saat bangun tidur pada langkah pertama
Diagnosis : Plantar Fasciitis
Pembahasan :
1. Definisi
Plantar” adalah telapak kaki.
“Fascia” adalah jaringan pita yang sangat tebal (fibrosa) yang membentang dibawah kulit dan membentuk pembungkus bagi otot dan berbagai organ tubuh.1
“itis” adalah peradangan.
Plantar Fascitis adalah penyakit yang mengenai sistem muskulus skeletal dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 2
o Umuro Berat badano Aktivtas
Sedangkan bentuk manifestasinya adalah tumbuhnya tulang pada daerah calcaneus. 3
2. Anatomi3
Pada Kaki sendiri atau lebih dikenal dengan Regio Pedis susunan
tulang terbagi atas 3 tarsal,metatarsal,dan phalangeas. Pada os tarsal terdiri
atas beberapa osteo antara lain os calcaneus,os talus, os naviculare,os
cuneiform (medial, medium, lateral),dan oscuboideum.Sedangkan pada os
metatarsal terbagi atas os metatarsal 1- 5 begitu pula dengan osphalangeal 1-5
Sedangkan Persendian pada region Pedis umumnya terbagi atas 3
bagian besar yaitu persendian pada kaki bagian belakang (hindfoot) , kaki
bagian tengah (midfoot),dan kaki bagian depan(forefoot).
1. Kaki bagian belakang
Persendian yang masuk pada bagian ini adalah:
a. Talocrural joint (ankle joint)
Sendi ini merupakan modifikasi hinge joint. Dibentuk oleh ujung distal tibia, fibula
dantalus (trochlea tali).Ujung distal tibia dan fibula membentuk bangunan seperti garpu
yang diperkuat oleh ligamentum tibiofibularis anterior dan posterior. Tulang talus terletak
persis ditengah garpu tersebut. Malleolus lateralis lebih panjang dibandingkan dengan
malleolusmedialis.
Samping medial sendi ini diperkuat oleh ligamentum deltoid atau ligamentum
collateralemediale, yang terdiri dan empat buah ligamentum yaitu:
- lig. Tibionaviculare
- lig. tibiotalare posterior
- lig. tibiotalare anterior dan
- lig. tibiocalcaneare.
Samping lateral sendi ini diperkuat oleh ligamentum “T” yang terdiri dari:
- lig. talofibulare anterior
-lig. talofibulare posterior dan
-lig. Calcaneofibulare
Gerakan yang terjadi pada sendi ini yaitu dorsal flexi dan plantar flexi .Dalam
keadaannormal, plantar flexi ini bisa dilakukan sampai punggung kaki segaris dengan
permukaandepan tungkai bawah. Dengan demikian, ROM plantar flexi normal adalah 90
derajat.Dari jumlah tersebut sendi pergelangan kaki ini hanya memberi andil sejumlah
45°.Dorsal flexi mempunyai ROM ± 20° dari posisi netral. Posisi netral kaki adalah
apabila posisi kaki membentuk sudut 90° dengan tungkai bawah.
Gerakan plantar flexi dihambat oleh ligamentum-ligamentum yang berjalan dari
malleolus bagian depan ke punggung kaki yaitu ligamentum talofibulare anterior,
tibiotalare anterior dan lig. tibionaviculare.
Gerakan dorsal flexi terutama dihambat oleh tendon achilles. Disamping itu,
karenatrochlea tali bagian anterior lebih lebar dari pada bagian posterior sehingga pada saat
gerakan dorsal flexi, trochlea tali bagian anterior ini terjepit rapat diantara kedua malleolus
sehingga tidak memungkinkan untuk bergerak ke dorsal flexi lebih lanjut.
b. Subtalar (talocalcancan) joint
Sendi ini dibentuk oleh tulang-tulang talus dan calcaneus. Ligamentum yang menstabilisasi
sendi ini antara lain yaitu lig. talocalcanearis anterius dan posterius. Gerakan yang terjadi
adalah valgus dan varus.
2. Kaki bagian tengah
Persendian-persendian yang terdapat pada kaki bagian tengah ini secara keseluruhan
disebut dengan midtarsal joint, yang terdiri dan talonavicular joint, cuneonavicular
joint,cuboideonavicular joint, intercuneiform joint, cuneocuboid joint dan
calcaneocuboid joint.
Tulang-tulang tarsal satu sama lain saling dihubungkan oleh ligamentum-ligamentum.
Gerakan-gerakan pada midtarsal joint secara keseluruhan dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu:
- inversi (plantar flexi + supinasi + adduksi)
- Eversi (dorsal flexi + pronasi + abduksi)
3. Kaki bagian depan
Bangunan-bangunan kaki bagian belakang dan tengah digunakan terutama
untuk stabilitas dan menyangga beban, dan kaki bagian depan desainnya .sangat cocok
untuk gerakan terutama berjalan.
a. Tarsometatarsal joint
Dibentuk oleh tulang metatarsal dengan tulang tarsal.
Tulang metatarsal I – III bersendi dengan tulang cuneiform I – III, sedangkan
tulangmetatarsal IV dan V bersendi dengan cuboideum.
Gerakan yang utama adalah plantar flexi dan dorsal flexi
b. IntermetatarsaI Joint
Yaitu persendian antara tulang metatarsal yang satu dengan yang lain. Gerakan:
gerakangeser antara yang satu dengan yang lain.
c. Metatarsophalangeal( joint)
Persendian antara tulang metatarsal dengan phalang pertama.
Gerakan yang terjadi yaitu flexi-extensi, abduksi-adduksi dan rotasi. Tetapi karena sering
tidak digunakan maka gerakan yang berkembang biasanya hanya gerakan flexi-extensidan
sedikit abduksi-adduksi
d. Interphalangeal joint
e. Gerakan yang terjadi yaitu flexi-extensi. Persendian disini tersusun atas proksimal
interphalangeal dan distal inter phalangeal
3. Epidemiologi
Plantar Fascitis bisa terjadi pada semua usia terutama pada usia
pertengahan dan usia lanjut. Pada usia-usia ini lebih beresiko untuk terjadinya
Plantar Fascitis oleh karena faktor-faktor seperti pekerjaan atau aktivitas yang
lebih banyak berdiri atau berjalan, obesitas, kehamilan, diabetes militus,
aktivitas fisik yang berlebihan seperti pada atlit, penggunaan sepatu yang
kurang tepat.
Plantar Fascitis juga bisa tejadi pada pria maupun wanita, namun
frekwensi yang besar terjadi adalah pada wanita umur 40-60 tahun. Hal ini
disebabkan karena fakto-faktor seperti obesitas, hormon, dan kehamilan.1,4
4. Etiologi
Pada waktu kita berjalan, semua berat badan kita bertumpu pada tumit
yang kemudian tekanan ini akan disebarkan ke plantar fascia. Sehingga
ligamen plantar fascia tertarik ketika kaki melangkah. Apabila kaki berada
dalam posisi baik maka tegangan yang ada tidak menyebabkan masalah, tetapi
apabila kaki berada pada posisi yang salah atau adanya tekanan yang berlebih
maka plantar fascia akan tertarik secara berlebihan, menjadi tegang dan terasa
sakit ringan yang akhirnya inflamasi (plantar fascitis). Tegang yang berulang
juga dapat menyebabkan nyeri ringan dan inflamasi dalam ligamen.5
Kondisi atau aktivitas yang dapat menyebabkan plantar fascitis:
1. Faktor biomekanik seperti pronasi atau memutar telapak kaki sehingga
tidak normal, telapak kaki yang sangat melengkung, telapak kaki yang
datar, otot calf erat, tendon achilles erat. Pada kaki yang pronasi secara
berlebihan akan menarik plantar fascia. Telapak kaki yang sangat
melengkung mempunyai plantar fascia yang pendek dibanding normal.
Jika ada suatu tarikan atau tekanan yang berlebihan maka juga akan
menyebabkan plantar fascitis.5
2. Aktivitas atau tekanan pada kaki dapat menegangkan ligamen, seperti
aktivitas yang menuntut untuk berjalan, berdiri atau melompat diatas
permukaan yang keras dan dalam waktu yang cukup lama. 5
3. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat membuat tumit menahan
tekanan yang lebih besar dari berat badan ketika kita berjalan. Hal ini
menyebabkan plantar fascitis karena tumit mudah rusak. 5
4. Kehamilan dapat menambah berat badan dan merubah hormon yang dapat
menyebabkan jaringan ikat untuk relaksasi menjadi lemas sehingga dapat
memicu terjadinya plantar fascitis.5
5. Proses penuaan (usia lanjut) menyebabkan kelenturan plantar fascia
semakin berkurang. Diabetes Melitus juga salah satu faktor yang
menyebabkan kerusakan plantar fascia dan sakit tumit pada orang tua.
6. Penggunaan sepatu yang sempit atau kurang tepat.
7. Trauma kecelakaan pada kaki kadang menyebabkan plantar fascitis. 5
4. Diagnosis
a. Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan pada pagi hari sering merasakan nyeri
dibagian tumit setelah melangkah beberapa kali. Tetapi pada siang hari keluhan
ini dirasakan agak berkurang bahkan pada waktu malam hari keluhan ini tidak
dirasakan lagi. Tetapi keluhan ini terkadang kembali dirasakan apabila terlalu
banyak melakukan aktivitas berjalan atau berdiri.
Pemanasan atau peregangan otot terlebih dahulu sangat penting
dilakukan oleh para olahragawan atau pekerja berat, karena kurangnya
pemanasan atau peregangan otot bisa memicu timbulnya keluhan ini.
Bila pada pemeriksaan tidak ditemukan gejala-gejala seperti diatas,
pasien harus dicek lebih cermat lagi. Nyeri ini biasanya bisa timbul didepan
atau dibawah tumit. Tetapi bisa juga terdapat dibawah kaki dimana letak fascia
tersebut berada.
Rasa nyeri ini bisa berlangsung beberapa bulan atau bisa menjadi
permanen. Terkadang gejala ini bisa timbul dan hilang setelah beberapa bulan
atau beberapa tahun kemudian.
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Apabila plantar fascitis ini telah lanjut maka penderita cara
berjalannya berubah karena telapak kaki terjadi nyeri yang hebat,
sehingga beban tubuh hanya ditumpu pada ujung telapak kaki (jinjit)
Pada umumnya pasien mulai berjalan jinjit karena nyeri tumit
namun dengan berjalan (jinjit) atau dengan kaki bagian depan
menyebabkan ketegangan pada plantar fascia yang lebih menarik tumit
dan bisa membuat kondisi ini semakin memburuk (lihat pada gambar
diatas) 3
Palpasi
Penderita biasanya dapat menunjukkan letak rasa nyeri tersebut
dirasakan (seperti pada gambar diatas).
Pasien dengan posisi tidur dan rileks dengan kaki terlentang
kemudian tangan kiri kita menyanggah kaki penderita dan tangan kanan
melakukan palpasi dengan ibu jari menekan pada plantar fascianya. Jika
penderita mengalami sakit maka kemungkinan pasien ini menderita
plantar fascitis. 3
5. Pemeriksaan penunjang
a. Foto Rongten
Foto rotgen ini awalnya untuk memastikan ada tidaknya “Calcaneous spur”.
Pada penderita plantar fascitis dengan calcaneous sering tebal pada bagian
fascianya dua kali dari normal. 2
b. Bone scan
Pada pemerikasaan ini dapat dilihat adanya peningkatan aliran darah
pada perlekatan pada fascia dengan tumit.Terutama apabila penderita
merasakan nyeri yang sangat hebat. 2,3
Hasil positif Hasil negative
Stres fraktur saraf Kerusakan saraf
Infeksi luka bedah Plantar fasciitis
Pada penderita plantar fascitis tidak terjadi peningkatan aliran darah
pada perlekatan fascia dengan tumit. 3
6. Diagnosis banding
Calcaneous fracture ( stress atau traumanitis )
Tarsal turner syndrome
Ankylosing spandylitis
Plantar fascia rupture
Infeksi
Tumor
Dan kondisi lainnya yang dapat menyebabkan nyeri kulit. 5
7. Pengobatan
a. Obat
Apabila terapi kurang dapat memberikan hasil, untuk mengurangi rasa
nyeri, maka diberikan: 4
NSAID ( Non Steroid Anti Inflamation Drugs )
Ex. Ibuprofen ( advil, motrin )
Untuk menghambat reaksi peradangan dan nyeri dengan menurunkan
sintesa prostaglandin digunakan sebagai anti inflamasi dan analgesik,
diberikan per oral. Pengobatan ini cara yang paling baik dan aman. 4
Suntikan 25 mg Cortison acetat (IV)
Suntikan 25 mg cortison acetat (IV) di insersio paponeurosis plantaris
pada os. calcaneus atau tepat pada samping tubulus medial os. calcaneus. 4,5
Suntikan yang terlalu banyak dapat melemahkan serta merusak plantar
fascia serta menyusutkan bantalan lemak di sekeliling tumit.
Methylprednisolon topical
Menurunkan peradangan dengan menekan migrasi dari sel PMN dan
menurunkan permeabilitas kapiler. 4
Obat ini dapat menyebabkan ruptur dan atropi dari lapisan lemak dari
plantar fascia.
NSAID lain
Contohnya Aspirin. Menurunkan respon peradangan dan efek sistemik
yang mengawali terjadinya peradangan selanjutnya.
b. Fisioterapi
Terapi Panas
Dapat mengurangi kekakuan plantar fascia dan mengurangi nyeri
tumit6
Kompres Es
Tujuan utamanya adalah untuk menyembuhkan robekan dan
mengurangi peradangan sekaligus mencegah kambuh kembali. Kompres
dengan es dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga bisa
mempercepat penyembuhan dan memperbaiki aliran darah. Lakukan 20
menit 3 kali sehari setelah melakukan kegiatan. 4
Peregangan dan Pemanasan
Bertujuan untuk merenggangkan tendon achilles dengan plantar
fascia serta mengoreksi factor-faktor fungsional yang beresiko dengan
kekencangan dari kompleks gastrosoleus dan kelemahan dari otot-otot
intrinsik kaki. 4
Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT)
ESWT adalah gelombang suara yang dikirim kepada jaringan
yang meradang untuk memisahkan jaringan dari radang sehingga
merangsang jaringan ini untuk memperbaiki daerah yang luka dan
mengurangi rasa sakit. Terapi ini tidak boleh untuk anak-anak dan wanita
hamil. 5
Istirahat
c. Latihan
Wall Stretches.
Posisi tubuh menghadap dinding, berdiri sekitar dua tiga kaki dari
tembok, lakukan dorongan dengan tangan anda pada tembok. Dengan kaki
yang sakit di belakang dan kaki lainnya didepan. Dorong tembok, jadikan
kaki yang depan sebagai tumpuan, sementara meregangkan kaki yang
belakang, biarkan tumit kaki yang belakang menempel di lantai. Posisi ini
akan meregangkan tumit. Tahan posisi ini selama 10 detik. Ulangi
setidaknya 10 kali dan lakukan selama 3 kali sehari. 4,5
Peregangan dengan Counter Top.
Pasien menghadap depan dengan memegang counter top, letakkan
kaki terpisah dengan satu kaki didepan kaki yang lain. Kemudian tekuk lutut
sampai dalam posisi jongkok tahan. Posisi tumit tahan dilantai selama
mungkin. Tumit dan busur kaki akan meregang dan tahan posisi ini selama
10 detik. Rileks kemudian luruskan kembali, ulangi sampai 20 kali. 5
Towel Stretching dan Cross-friction Massage.
Latihan ini dilakukan sebelum turun dari tempat tidur, jadi saat bangun
tidur atau setelah istirahat lama. Hal ini dilakukan karena saat kita tidur
plantar fascia semakin mengencang5
Latihan-latihan tambahan.
Latihan-latihan ini dapat dilakukan saat pasien sedang beraktivitas dengan berdiri dalam jangka waktu lama (contohnya tempat kerja, dapur, dll).
8. Hal hal yang harus di hindari4,5
a. Penggunaan sepatu yang kurang tepat misalnya sepatu dengan sol tipis yang
kurang bisa mendukung bagian tengah telapak dan terlalu besar di bagian
tumit atau sudah tua.
b. Memakai sepatu bertumit tinggi (lebih dari 5cm) secara rutin dapat
memperpendek otot achilles dan mengencangkan otot betis. Namun Saat ini
kita menggantinya dengan sepatu tumit datar justru akan menambah
ketegangan pada tumit jadi sepatu yang paling tepat adalah sepatu bertumit
rendah.
c. Aktivitas yang berlebihan pada orang-orang yang sudah berusia lanjut.
d. Pada ibu yang hamil atau sedang menggendong bayinya dengan berdiri lebih
dari 20 jam sehari
e. Melakukan pronation yang berlebihan, dimana pronation adalah fase berjalan
dan berlari. Pronation dan peregangan yang berlebihan membuat jaringan
lunak meradang. Ini bisa membangun cairan dan sel-sel berakumulasi
disebuah area yang cedera. Ini menciptakan lingkunagn yang buruk untuk
penyembuhan.
f. Terlalu banyak melakukan aktivitas atau olah raga yang terlalu besar
memberikan beban pada tumit contohnya seperti berjalan, jogging, berlari
atau melompat
DAFTAR PUSTAKA
1. Sidharta Priguna, M.D.,Ph.D. 2001.Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum.Dian
Rakyat.Jakarta
2. Toomey EP. Plantar heel pain. Foot Ankle Clin. 2009
3. Singh D, Angel J, Bentley G, et al. Fortnightlyreview: plantar fasciitis. BMJ.1997
5. Chen, H. S., Chen, L. M, and Huang, T. W.2001.³Treatment of Painful
HeelSyndrome With Shock Waves´, Clinical Orthopaedics and Related
Research Number 387 (Section1 Symposium: Extracorporeal Shock Wave
Therapy in Orthopaedics)
6. WolginM, Cook C, Graham C, MauldinD. Conservative treatment of plantar heel
pain: long-term follow-up. FootAnkle Int.